asuhan keperawatan pada klien cedera kepala
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CEDERA KEPALA Selasa, 06 Mei 2008
http://maidun-gleekapay.blogspot.com/2008/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-cedera.html
13:26 | Diposkan oleh maidun-gleekapay | Edit Entri
Pengertian
Suatu gangguan traumatic dari fungsi otak yang disertai / tanpa
disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak, tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas jaringan otak
Penyebab : Trauma
- Akselerasi : terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur
kepala yang diam
- Deselerasi : terjadi jika kepala membentur obyek yang diam
- Kompresi atau penekanan
Akibat :
1. Cedera local
Hanya pada jaringan fibrosa padat di atas tengkorak
(galeaapponeurotika) yang menyerap kekuatan eksternal
2. Cedera otak (kerusakan kup dan kontra kup)
Klasifikasi cedera kepala
A. Berdasar mekanisme :
1. Tertutup.
2. Penetrans.
B. Berdasar beratnya menurut The Traumatic Coma Data Bank :
1. Skor Skala Koma Glasgow (GCS).
b Ringan
- GCS 13 – 15
- Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia (kurang dari 30
menit)
- Tidak ada fraktur tengkorak
- Tidak ada kontusio serebral dan hematoma
c Sedang
- GCS 9 – 12
- Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tapi
kurang dari 24 jam
- Dapat mengalami fraktur tengkorak
d Berat
- GCS 3 – 8
- Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam
- Juga meliputi kontusio serebral, laserasi atau hematoma
intracranial
C. Berdasar morfologi :
1. Fraktura tengkorak.
a. Kalvaria
1. Linier atau stelata.
2. Depressed atau non depressed.
b. Basiler
1. Anterior
2. Media
3. Posterior
2. Lesi intracranial (Fokal dan difus).
a. Fokal
1. Perdarahan Meningeal
§ Epidural.
Hematoma epidural
Berasal dari perdarahan di arteri yang terletak diantara
meningens dan tulang tengkorak.
Terjadi karena patah tulang tengkorak telah merobek
arteri. Darah di dalam arteri memiliki tekanan lebih tinggi
sehingga lebih cepat memancar.
Gejala berupa sakit kepala hebat bisa segera timbul
tetapi bisa juga baru muncul beberapa jam kemudian.
Sakit kepala kadang menghilang, tetapi beberapa jam
kemudian muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya.
selanjutnya bisa terjadi peningkatan kebingungan, rasa
ngantuk, kelumpuhan, pingsan dan koma
Diagnosis dini sangat penting dan biasanya tergantung
kepada ct scan darurat.
Hematoma epidural diatasi sesegera mungkin dengan
membuat lubang di dalam tulang tengkorak untuk
mengalirkan kelebihan darah, juga dilakukan pencarian
dan penyumbatan sumber perdarahan.
§ Subdural.
Hematoma subdural
· Berasal dari perdarahan pada vena di sekeliling otak.
· Perdarahan bisa terjadi segera setelah terjadinya cedera
kepala berat atau beberapa saat kemudian setelah
terjadinya cedera kepala yang lebih ringan.
· Hematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan
paling sering terjadi pada usia lanjut (karena venanya
rapuh) dan pada alkoholik.
· Hematoma subdural pada bayi bisa menyebabkan kepala
bertambah besar karena tulang tengkoraknya masih
lembut dan lunak.
· Hematoma subdural yang kecil pada dewasa seringkali
diserap secara spontan. Hematoma subdural yang
besar, yang menyebabkan gejala-gejala intracranial
biasanya dikeluarkan melalui pembedahan.
§ Sub-arakhnoid.
Perdarahan sub arachnoid
Perdarahan pada ruang sub arachnoid
2. Perdarahan dan laserasi otak :
§ Perdarahan intraserebral dan atau kontusi.
Pengumpulan darah > 25 ml pada parenkimotak
Akibat infressi fraktur, gerakanakselerasi, deselarasi tiba-tiba dan
lanjutan kontusio serebri
b. Difusa :
1. Konkusi ringan.
2. Konkusi klasik.
3. Cedera aksonal difusa
KOMPLIKASI
1. Edema pulmonal
2. Bocornya LCS
3. Gangguan mobilisasi
4. Hipovolemia
5. Kejang
6. Hiperthermia
7. Infeksi
8. SIADH
PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan utama : Cederakepala denganpenurunan kesadaran
3. Riwayat kesehatan
a. Sakit kepala
b. Pusing
c. Kehilangan memori
d. Bingung
e. Kelelahan
f. Kehilangan visual
g. Kehilangan sensasi
h. Muntah proyektil
i. GCS menurun
j. Tanda rangsangan meningeal
4. Pemeriksaan fisik
a. Bingung / disorientasi
b. Penurunan kesadaran
c. Perubahan status mental
d. Gelisah
e. Perubahan motorik (hemiplegi)
f. Kejang
g. Dilatasi pupil
Disebabkan oleh penekanan pada syaraf cranial III
(okulomotorius)
Edema papil
Bila TIK meningkat, CSS didesak sepanjang selaput sub
arahnoid saraf optic, tekanan ini dihantarkan pada vena sentral
retina yang menyilang pada rongga sub arahnoid. Edema head
saraf terjadi dan vena retina menjadi terbendung
Bila trejadi fraktur basis cranii :
h. Otorea
i. Rinorea
j. Racoon eye
k. Batle sign
l. Penurunan nadi tetapi tekanan sistolik meningkat (Peningkatan
ICP)
Disebabkan oleh distorsi atau iskemik batang otak dan tidak
berhubungan dengan tingkat tertentu dari peninggian TIK. Ini
biasanya lambat terjadi dan merupakan tanda berbahaya
dalam perjalanan dan perluasan lesi desak ruang.
m. Peningkatan tekanan darah
n. Perubahan frekuensi, kedalaman dan irama nafas
Beberapa lokasi pada hemisfer serebral mengatur control
volunteer terhadap otot yang digunakan pada pernafasan, pada
sinkronisasi dan koordinasi serebelum pada upaya otot.
Serebrum juga mempunyai beberapa control pada frekuensi
dan irama pernafasan. Nucleus pada pons dan area otak
tengah dari batang otak mengatur automatisasi dari
pernafasan.
o. Cheyne’s stoke
Adalah pernafasan periodic dimana setiap pernafasan
meningkat sampai puncak dan kemudian menurun sampai
keadaan apneu. Fase hiperpneu biasanya lebih panjang dari
fase apneu. Pola nafas ini terjadi pada lesi bilateral yang
terletak pada hemisfer serebral.
p. suara nafas melemah atau hilang
q. Tanda rangsangan meningeal
r. Refleks patologis
s. Gangguan nervus cranialis
t. Gangguan sirkulasi
u. Gangguan respirasi
v. Gangguan eliminasi
5. Istirahat/ aktivitas
6. makanan / cairan
7. Psikologis, integritas ego
8. Interaksi social
9. Pemeriksaan penunjang / Pemeriksaan Diagnostik
Ø Foto Rontgen à mendeteksi adanya perubahan struktur tulang
(fraktur), pergeseran struktur dari garis tengah (karena
perdarahan, edema), adanya fragmen tulang.
Ø CT Scan à mengidentifikasi adanya SOL, haemoragi, menentukan
ukuran ventrikel, pergeseran jaringan otak.
Ø MRI (penjelasan sama dengan CT Scan)
Ø EEG à untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya
gelombang patologis
Ø PET (Positron Emission Tomografi) à menunjukkan perubahan
aktivitas metabolisme pada otak.
Ø Pungsi Lumbal, CSS à dapat menduga kemungkinan adanya
perdarahan sub arachnoid
MASALAH KEPERAWATAN :
1. Nyeri kepala
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Perubahan perfusi serebral
4. Resiko terjadinya peningkatan TIK
5. Pola nafas tidak efektif
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang darikebutuhan
8. Gangguan mobilitas fisik
9. dll
PRIORITAS TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pernafasan
a. Menjaga kepatenan jalan nafas
b. Pengisapan secret (dibatasi bila peningkatan TIK)
c. Pemberian O2
d. Monitoring tanda vital, AGD dan distress pernafasan
e. Perawatan trakeostomi
2. Kardiovaskuler dan respirasi
a. Monitoring tanda vital
b. Monitoring status hemodinamik
c. Monitoring frekwensi dan kualitas denyut jantung
d. Monitoring EKG
3. Memaksimalkan fungsiserebral / perfusi
a. Pengaturan posisi anatomis
b. Mengatasi demam
c. Meningkatkan sirkulasi serebral
d. Pembatasn aktivitas
e. Mengurangi stimulasi eksternal
f. Mencegah peningkatan TIK (muntah, batuk, mengedan dan
bersin)
4. Meminimalkan komplikasi
5. Mengoptimalkan fungsi otak
6. Menyokong proses pemulihan dan koping
Courtesy by : Ns. Hendri Budi, S.Kep