askep keluarga binaan komunitas dwi kristina
DESCRIPTION
ASKEP KELUARGA BINAAN KOMUNITASTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, RESUME,
DAN TELAAH JURNAL
PROGRAM PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG
Disusun Oleh:
Dwi Yuni Kristina 105070200111005
JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2015
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK) : Ny. S
2. Alamat dan telepon : Desa Mulyoagung RW 4 RT 1 Kec. Dau,
Kab. Malang.
3. Pekerjaan kepala keluarga :
a. PNS/BUMN/TNI/Polri
b. Karyawan Swasta
c. Petani
d. Buruh
e. Wiraswasta
4. Pendidikan kepala keluarga :
a. SD tidak tamat
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Akademi/PT
5. Komposisi keluarga dan genogram
No NamaJenis
kelaminHub dg
KKUmur Pendidikan
1
2
Ny. S
Tn. R
Perempuan
Laki-laki
Ibu
Anak
56
28
SMA
SMA
Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = garis keturunan
= klien/keluarga binaan
= perempuan
= tinggal serumah = meninggal
6. Tipe keluarga :
a. Inti (nuclear)
b. Besar (extended)
c. Campuran (Blended)
d. Ayah/Ibu + anak (single parent)
e. Dewasa sendiri (single adult)
f. Lansia
g. Lain-lain, sebutkan ...........................
7. Suku bangsa :
a. Sunda
b. Jawa
c. lain-lain, sebutkan .............................
8. Agama :
a. Islam
b. Protestan
c. Katholik
d. Hindu
e. Budha
9. Status sosial ekonomi keluarga :
a. Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS)
b. KS I
c. KS II
d. KS III
e. KS III Plus
Keterangan : anggota keluarga yang mencari nafkah : ibu. Sedangkan
penghasilan keluarga dalam sebulan tidak tetap, antara 500-600
ribu/bulan. Ibu bekerja wiraswasta. Harta benda di rumah yang dimiliki
adalah 1 sepeda motor, 1 TV, 1 kulkas, 2 lemari, 2 bed tidur , dan 1
magic com. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah kebutuhan
pangan bulanan, dan listrik.
10. Aktifitas rekreasi keluarga : klien mengatakan keluarganya akan
menonton tv bersama jika ada waktu senggang.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Keluarga pemula
b. Keluarga mengasuh anak
c. Keluarga dengan anak usia prasekolah
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
e. Keluarga dengan anak remaja
f. Keluarga dengan anak dewasa
g. Keluarga usia pertengahan
h. Keluarga usia lanjut
Keterangan : keluarga dengan satu anak usia dewasa.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tahap perkembangan keluarga adalah orang tua belum dapat memenuhi
kebutuhan anak untuk berkeluarga sendiri.
13. Riwayat keluarga inti :
Keluarga mengatakan bahwa pernikahan dengan almarhum suaminya
adalah yang pertama. Almarhum suami Ny. S menikah ketika usia 25 dan
Ny.S ketika usia 22 tahun. Riwayat pernikahan ayah dan ibu sebelum
menikah adalah single.
14. Riwayat kesehatan keluarga
Saat ini : Keluhan dari Ny.S yaitu terkadang masih dirasa linu di
persendian kaki. Nyeri di sekitar lutut hingga betis. Klien juga mengatakan
terkadang pusing berputar. Ny. S mengaku menderita hipertensi dan
kadang mengkonsumsi obat antihipertensi yang dibelikan anaknya untuk
diminum saat pusing terasa sangat hebat.
Sebelumnya :
Ny. S mengatakan bahwa dirinya pernah menderita Chikungunya 2 bulan
yang lalu dan sembuh dari gejala chikungunya >2 bulan, serta sembuh
dengan sendirinya dan minum obat dari warung.
15. Riwayat keluarga sebelumnya :
Almarhum Ny. S meninggal karena hipertensi ±3 tahun yang lalu.
III. Pengkajian lingkungan
16. Karakteristik rumah
- Luas rumah 5x4 m2
- Tipe rumah : lantai berkeramik
- Kepemilikan : milik sendiri
- Jumlah dan rasio kamar/rungan: terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang tamu.
- Ventilasi/jendela: terdapat 2 jendela besar di kamar, namun tertutup
- Septic tank: ada
- Sumber air minum: air sumur
- Kamar madi/WC: MCK di kamar mandi sendiri
- Sampah : diambil rutin oleh petugas kebersihan desa
- Kebersihan lingkungan: cukup bersih di bagian ruang tamu, namun
cahaya tidak begitu masuk karena kepadatan area sekitar
Denah :
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Warga di RT 1 ini termasuk warga yang kurang aktif di kegiatan PKK di
dasawisma maupun kegiatan pengajian rutin desa.
18. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal selama 25 tahun terkahir.
Selama ini jika bepergian keluarga menggunakan sepeda motor atau
angkutan umum.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Ny. S sesekali hadir pada acara pengajian desa dan juga tidak
pernah ikut PKK.
IV. Struktur keluarga
20. Sistim pendukung keluarga :
Apabila ada masalah yang terjadi dengan keluarga, Ny. S memilih
menyelesaikan dengan berdiskusi dan meminta pertimbangan dari
anaknya.
21. Pola komunikasi keluarga :
Pola komunikasi dengan keluarga adalah terbuka dan masing-masing
keluarga dapat menyampaikan pendapatnya dengan terbuka namun
tetap sopan.
K.MandiDapurSumur
R. Keluarga
K. Tidur
K. Tidur
R. Tamu
22. Struktur kekuatan keluarga :
Ibu adalah pemegang kendali dalam keluarga dan pengambil keputusan
adalah ibu dibantu anak. Terkadang jika memerlukan keputusan
mendadak anak akan memegang alih pengambil keputusan.
23. Struktur peran :
Ibu berperan sebagai pencari nafkah. Sedangkan anaknya berperan
sebagai membantu mencari nafkah tambahan. Selain berperan mencari
nafkah, ibu juga berperan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga
seperti memasak, mencuci pakaian, dan bersih-bersih.
24. Nilai atau norma keluarga :
Nilai dan norma dalam kelaurga yang dianut disesuaikan dengan nilai
dan norma yang dianut oleh masyarakat sekitarnya. Nilai dan norma
terkait kesehatan adalah keluarga akan memeriksakan diri ke tenaga
kesehatan ketika merasa sakit parah saja. Jika menderita sakit ringan
keluarga membeli obat di apotek/warung sekitar.
V. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif :
Orang tua mengajarkan agar sesama anggota keluarga harus saling
menghargai dan menghormati serta bersikap santun dan ramah. Ajaran
ini juga berlaku kepada anggota keluarga yang lainnya.
26. Fungsi sosialisasi :
- Terkadang ada konflik kecil dalam keluarga antara anak pertama
dengan orang tua. Kondisi tersebut diakibatkan karena kurangnya
komunikasi antara kedua belah pihak.
- Pengambil keputusan yang paling dominan adalah ibu
- Kegiatan di waktu senggang: nonton tv
- Partisipasi dalam kegiatan sosial : Hampir tidak ada
27. Fungsi perawatan kesehatan :
- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarga: kurangnya pengetahuan keluarga berkaitan
dengan pentingnya pengobatan rutin dan aktivitas rutin seperti
olahraga dan pola diet serta pencegahan penyakit chikungunya
maupun DBD
- Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan: jika ada anggota
keluarga yang muncul gejala kesehatan yang tidak nyaman akan
coba dibelikan obat warung kemudian akan dibawa ke pelayanan
kesehatan jika dirasa tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
warung.
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: ketika
sebelumnya keluarga menderita sakit chikungunya sekeluarga,
keluarga akan meminta bantuan dari anggota keluarga besar lainnya
seperti ipar, kakak untuk merawatanya di RS.
- Kemampuan keluarga untuk memelihara rumah yang sehat: selama
ini yang menjaga kebersihan rumah adalah ibu. Ibu rutin untuk
mencuci baju, memasak, menyapu, dan membuang sampah,
sedangkan anak bertugas untuk mengepel dan membersihkan
kendaraan. Anak bertuigas untuk menguras dan menggosok kamar
madi setiap 1-2 minggu sekali.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat : keluarga sudah mendaftarkan diri menggunakan BPJS.
28. Fungsi reproduksi :
Ny. S mengatakan dirinya sudah cukup dengan 3 anak. Sebelum
menopouse ini sudah memakai KB pil selama 10 tahun.
29. Fungsi ekonomi :
Keluarga mengatakan selama ini kondisi ekonominya hanya cukup
untuk makan sehari-hari dan transportasi. Oleh karena itu, pemanfaatan
keuangan seefisien mungkin dan seminimal mungkin.
VI. Stress dan koping keluarga
30. Stressor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka panjang : membiayai pernikahan anak terakhir.
Stresor jangka pendek: masalah keuangan keluarga dengan
penghasilan yang tidak menentu.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga mengatakan akan bermusyawarah jika ada pertengakaran
maupun perselisihan dan berusaha untuk menyelesaikannya dengan
cara kekeluargaan dan memilih jalan tengah suatu masalah.
32. Strategi koping yang digunakan :
Ny.S dan Tn. R akan saling membuka diri dan bercerita, bila tidak dapat
teratasi maka akan meminta saran dari keluarga kandung.
33. Strategi adaptasi disfungsional :
Tidak ada
VII. Pemeriksaan fisik
Nama Tgl Hasil Pemeriksaan FisikNy. S 15-01-15 1. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini: Terkadang linu linu di
persendian. Di kaki lutut hingga betis.
2. Riwayat Penyakit sebelumnya: Pernah menderita
chikungunya sekitar 2 bulan yang lalu, jarang memeriksakan
diri ke tenaga kesehatan
3. Tanda-tanda vital :
- TD : 150/90 mmHg
- N : 82x/mnt
- S : 36,0 °C
- RR : 20 x/menit
4. Kepala: penyebaran rambut merata, bentuk normo cephal,
rambut beruban
- Mata : bentuk simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik
- Hidung : lesi (-), bentuk simetris, nyeri tekan (-),
secret (-)
- Bibir : mukosa lembab, warna kecoklatan, lesi (-)
- Telinga : simetris, fungsi pendengaran baik
5. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-),pembesaran tyroid (-),
massa (-), nyeri telan (-)
6. Dada
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisik Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : Rhonchi (-), Wheezing (-),
Vesikular (+)
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V
midklavikula sinistra
Perkusi: Dullness
Auskultasi: S1 S2 tunggal
7. Abdomen:
Inspeksi : Flat
Auskultasi: Bising Usus : 10x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), Asites (-)
8. Ekstremitas atas dan bawah:
Kekuatan otot: 5 5
5 5 Pergerakan sendi : bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),
edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)9. Neurologi: GCS 456, kesadaran compos mentis
10. Kulit : akral hangat, lesi (-), kemerahan (-), turgor kulit:
elastis
11. Kuku: CRT < 2 detik, clubbing finger (-)
Tn. R 15-01-15 1. Keluhan/ Riwayat Penyakit saat ini: saat malam terkadang
masih merasa lemas dan linu linu di kdua kaki.
2. Riwayat Penyakit sebelumnya: pernah menderita
chikungunya sekitar 3 bulan lalu.
3. Tanda-tanda vital :
- TD : 120/90 mmHg
- N : 80x/mnt
- S : 36,2 °C
- RR : 20 x/ menit
4. Kepala : penyebaran rambut hitam merata, rambut
Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisikberwarna hitam, pendek, tidak kotor, bentuk normo cephal
- Mata: bentuk simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik
- Hidung : lesi (-), bentuk simetris, nyeri tekan (-)
- Bibir : mukosa lembab, warna merah muda, lesi (-)
- Telinga: simetris, fungsi pendengaran baik
5. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-),pembesaran tyroid (-),
massa (-), nyeri telan (-)
6. Dada
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : Rhonchi (-), Wheezing (-),
Vesikular (+)
Jantung
- Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V
midklavikula sinistra
- Perkusi: Dullness
- Auskultasi: S1 S2 tunggal
7. Abdomen:
- Inspeksi : Bentuk flat
- Auskultasi : Bising Usus : 10x/menit
- Perkusi : Timpany
- Palpasi : Nyeri tekan (-)
8. Ekstremitas atas dan bawah:
Kekuatan otot: 5 5 5 5 Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),edema (-),nyeri tekan (-), deformitas (-)9. Neurologi: GCS 456, kesadaran compos mentis
10. Kulit : akral hangat, lesi (-), kemerahan (-), turgor kulit:
elastis
11. Kuku: CRT < 2 detik, clubbing finger (-)
Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisik12.
VIII. Harapan keluarga
Keluarga mengatakan ingin sekali adanya partisipasi petugas kesehatan
dalam hal penyuluhan kesehatan dan pembagian informasi kesehatan
pada keluarganya
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DATA SUBJEKTIF:
- Ny. S mengatakan jarang berobat
ke RS atau puskesmas dan lebih
memiilih minum obat yang
dibelikan anaknya di warung atau
apotek.
- Tn. R tidak tahu kenapa bisa nyeri
sendi, tidur tidak memakai selambu
maupun lotion anti nyamuk
- Ny. S tidak mengeahui penyebab
sakitnya, jika sakit beranggapan
beli obat di warung saja sudah
cukup, kalau ke dokter biayanya
mahal
- Klien dan keluarga tidak tahu
tempat perkembangbiakan nyamuk
DATA OBJEKTIF :
Ny. S:
- TD : 150/90 mmHg
- N : 82x/mnt
- S : 36,0 °C
- RR : 20 x/menit
Tn. R:
- TD : 120/90 mmHg
Kurangnya pengetahuan keluarga
tentang pengobatan pasien
↓
Ketidaktahuan pentingnya pengobatan
rutin, olahraga rutin dan penggunaan
alas kaki saat diluar rumah
↓
Kurangnya menjaga kebersihan
rumah, tidak tahu tempat
perkembangbiakan jentik nyamuk, jika
sakit beli obat di warung, riwayat DM
dan 2 bulan tidak kontrol
↓
Ketidakefektifan dan ketidaktepatan
fungsi perawatan kesehatan keluarga
↓
ketidakefektifan manajemen terapeutik
keluarga
Ketidakefektifan
manajemen
terapeutik
keluarga
- N : 80x/mnt
- S : 36,2 °C
RR : 20 x/ menit
- Lingkungan rumah padat penduduk
- Baju di gantung di balik pintu
- Tidak ada selambu anti nyamuk
- Bila tidur tidak pakai lotion anti
nyamuk maupun obat nyamuk
DATA SUBJEKTIF:
Ny. S mengatakan belum pernah
diberikan penyuluhan terkait
penyakit Chikungunya sebelumnya
Ny. S mengatakan saat sakit cukup
beli obat di warung saja
Tn.Y juga mengatakan bahwa
keluarganya jarang berolahraga
rutin karena kesibukan masing-
masing
DATA OBJEKTIF: Ny.S sering menanyakan selama
pengkajian apakah yang
dideritanya juga bisa dikatakan
Chikungunya
Ny. S dan Tn. R mendengarkan
dengan baik saat diberikan
penjelasan oleh perawat
Tidak terdapat jarak antar rumah,
lingkungan rumah merupakan
hunian padat dengan jalan yang
sempit
Bagian dalam rumah tampak
kurang cahaya dan kurang ventilasi
Kondisi lingkungan, dan rumah yang kurang baik
(pemukiman padat, tidak terdapat jarak antar tetangga, cenderung gelap dan
kurang ventilasi)
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan menjaga kesehatan
tubuh dengan olahraga rutin dan makan makanan sehat
Upaya mencari pelayanan kesehatan
setelah pengobatan ke tenaga kesehatan mendapat informasi yang
kurang tepat
Kegagalan melanjutkan antisipasi pencegahan kekambuhan dan manajemen lingkungan untuk
mencegah Chikungunya
Pernyataan keluarga untuk sepakat dan memodifikasi lingkungan agar
tidak ada nyamuk yang suka tinggal dalam rumah karena suasana yang
gelap dan kurang ventilasi
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan diri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
No Tanggal
Muncul
Diagnosa Keperawatan Tanggal
Teratasi
Tanda
Tangan
1 15-1-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
2 15-1-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
RENCANA KEPERAWATAN
No Tgl Diagnosis keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Standar Evaluasi Intervensi
1 16/12015
Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidakefektifan fungsi perawatan kesehatan keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 kali kunjungan klien(penderita) dan keluarga mampu dalam melakukan manajemen pengobatan lebih baik pada pasien Hipertensi
Pasien mampu dan keluarga memahami penyakit Hipertensi dan pengobatannya, yaitu:- Mampu menjelaskan
kembali pengertian Hipertensi
- Mampu menyebutkan penyebab Hipertensi
- Mampu menyebutkan gejala Hipertensi
- Mampu menjelaskan pengobatan Hipertensi
- Mampu menjelaskan pola hidup sehat untuk Hipertensi
- Pasien dan keluarga menyatakan komitmen kesanggupan menjaga pola hidup sehat
Penjelasan kembali pengertian, penyebab, gejala, pengobatan sesuai dengan garis besar secara umum Hipertensi
Kesepakatan bersama anggota keluarga lain menginatkan sebagi pemantau obat dan pemantau kepatuhan pola makan dan pola aktivitas dan istirahat tidur
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit Hipertensi termasuk penyebabnya dan pengobatannya
2. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang tanda gejala yang mungkin muncul pada penyakit Hipertensi
3. Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang perjalanan penyakit Hipertensi
4. Diskusikan aktivitas sehat yang penting dilakukan bagi penderita Hipertensi
5. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pengobatan Hipertensi, jelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya terapi rutin bagi Hipertensi
6. Lakukan monitoring secara langsung tentang kepatuhan minum obat setiap kali kunjungan
7. Diskusikan dengan klien tentang pentingnya Diet yang tepat bagi penderita Hipertensi. Ajarkan tentang pola makan.
8. Diskusikan pengambilan komitmen bersama tentang kepatuhan minum obat dan aktivitas sehat bagi penderita Hipertensi.
2 16/12015
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5 kali kunjungan klien dan keluarga telah menentukan pilihan pola hidup sehat yang tepat
Keluarga mampu memilih pola hidup sehat untuk mencegah terjangkitnya Chikungnya yaitu: Mengetahui Deskripsi
umum Chikungunya dan penularannya
Mengetahui tempat perkembangbiakan nyamuk Chikungunya
Memiliki kesamaan persepsi dengan perawat tentang pentingnya memotong siklus hidup nyamuk Chikungunya
Menentukan modifikasi lingkungan rumah agar nyamuk tidak suka berada di lingkungan rumah
Menentukan cara pencegahan Chikungunya
Keluarga mampu menjelasakan kembali tentang: Deskripsi
Chikungunya dan penularannya
Tempat perkembangbiakan dan habitat nyamuk
Menjelaskan kembali pentingnya memotong siklus hidup nyamuk
Keluarga mempunyai pilihan modifikasi lingkungan rumah agar tidak berisiko menjadi habitat nyamuk
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang Chkungunya, cara penularan dan habitat perkembangan nyamuk
2. Diskusikan dengan keluarga mengenai pentingnya memotong siklus hidup nyamuk untuk mencegah penularan
3. Diskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan rumah untuk meminimalisir risiko nyamuk berhabitat di dalam rumah. Modifikasi lingkungan rumah seperti:- Meningkatkan pencahayaan dalam
rumah dengan menambah genting kaca
- Meningkatkan ventilasi dalam rumah dengan mengaktifkan kembali candela yang biasanya ditutup
- Mengganti rutin air minum burung- Mengurangi tumpukan-tumpukan
barang yang tidak berguna dalam rumah
- Membuat ovitrap untuk menjebak telur nyamuk
- Melakukan survey Jentik berkala
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 1)
Tgl Dx Jam Implementasi TTD
16-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
15.30 1. Mengkaji ulang (reassessment) pemahaman klien dan keluarga tentang Penyebab dan Pengobatan untuk Hipertensi
2. Menanyakan kembali terkait gejala dan proses penyakit yang dirasakan klien dan pemahaman klien tanda gejala secara umum
3. Menanyakan persepsi dan pendapat klien mengenai aktivitas olahraga atau aktivitas yg penting bagi pasien Hipertensi
4. Menanyakan kembali materi terkait Hipertensi yang ingin diketahui klien dan kontrak waktu pertemuan selanjurnya
16-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
15.30 1. Menanyakan kembali apakah keluarga memahami Penyebab dan cara penularan Chikungunya2. Menanyakan kembali mengenai siklus hidup nyamuk dan tentang habitat Chikungunya3. Menanyakan kembali tentang mencegah agar tidak terkena Chikungunya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 2)
Tgl Dx Jam Implementasi TTD
19-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
14.30 1. Memberikan penjelasan mengenai Penyebab, Gejala dan Proses Penyakit Hipertensi
2. Memberikan penjelasan mengenai pengobatan Hipertensi dan jadwal aktvitas dan istirahat tidur
untuk penderita Hipertensi
3. Mengobservasi kepatuhan minum obat
4. Mendiskusikan dan mengambil kesepakatan bersama tentang observasi dari mahasiswa perawat
terkait kepatuhan minum obat selama 4x kunjungan berikutnya
5. Mendiskusikan dan mengambil kesepakatan bersama mengenai aktivitas sehat yang akan
dilakukan setiap harinya
19-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen
14.30 1. Mengadakan penyuluhan terarah dengan metode tanya jawab pada keluarga binaan mengenai chikungunya dengan materi host, agen dan vektor penyebab chikungunya.
2. Mengevaluasi proses diskusi dengan cara menanyakan topik kepada peserta yang dapat
kesehatan diri menjawab dengan tepat3. Membagikan leaflet chikungunya kepada anggota keluarga binaan yang hadir pada saat
penyuluhan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 3)
Tgl Dx Jam Implementasi TTD
22-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
11.00 1. Menanyakan kembali pada klien dengan meminta menyebutkan kembali tentang penyebab Hipertensi, penjalanan penyakit dan tanda gejala serta pengobatan Hipertensi
2. Mendiskusikan untuk menyepakati bersama peran keluarga dalam mengingatkan jadwal dan kepatuhan minum obat kesehariannya
3. Mengevaluasi kembali pelaksanaan aktivitas sehat yang penting bagi penderita Hipertensi22-01-2015 Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan diri
11.00 Melaksanakan Konseling I Menyampaikan tujuan konseling Mengkaji persepsi klien yang salah tentang penyakit chikungunya (agen-vektor-host, tanda
gejala, cara pencegahan, respon pengobatan yang tepat) Menetapkan kontrak konseling Memberikan konseling Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam Melakukan reassessment (penilaian kembali) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara Mengevaluasi persepsi klien Membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling bersama dengan klien Menetapkan kontrak untuk pertemuan konseling
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 4)
Tgl Dx Jam Implementasi TTD
27-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
15.00 Menanyakan pada Tn. R tentang aktivitas harian Ny. S yang sudah disepakati dengan Ny. S. Mengobservasi kepatuhan minum obat dan obat yang diminum
27-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen
15.00 Mengadakan penyuluhan terarah dengan metode tanya jawab pada keluarga binaan mengenai chikungunya dengan materi tanda gejala, pengobatan dan pencegahan terjadinya chikungunya.
Mengevaluasi proses diskusi
kesehatan diri Membagikan leaflet chikungunya kepada anggota keluarga binaan yang hadir pada saat penyuluhan
Melaksanakan Konseling II Menyampaikan tujuan konseling Menetapkan kontrak konseling : pembuatan ovitrap dan pemantauan jentik Memberikan konseling tentang manfaat ovitrap dan pemantauan jentik Memperagakan cara pembuatan ovitrap dan cara pemantauan jentik Membuat komitmen untuk penerapan ovitrap dan pemantauan jentik dirumah Mengevaluasi sikap klien (setuju/tidak setuju) untuk membuat ovitrap dan memantau jentik
post konseling Membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling bersama dengan klien
Menetapkan kontrak untuk pertemuan konseling berikutnya: sudah mengaplikasikan ovitrap dan memantau jentik di rumah dan manfaat apa yang dirasakan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 5)
Tgl Dx Jam Implementasi TTD
02-02-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
15.00 Menanyakan pada Tn. R tentang aktivitas harian Ny. S yang sudah disepakati dengan Ny. S. Mengobservasi kepatuhan minum obat dan obat yang diminum
02-02-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
16.00 1. Mengevaluasi pengetahuan klien dengan meminta klien menjelaskan kembali pemahaman mereka tentang Chikungunya mulai dari penyebab hingga terapinya2. Melaksanakan Konseling III
Menyampaikan tujuan konseling Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien Mendiskusikan penerapan ovitrap dan pemantauan jentik di rumah yang telah dilakukan Mendiskusikan manfaat/hambatan yang dirasakan untuk menerapkan ovitrap dan
pemantauan jentik Mengevaluasi penerapan ovitrap dan pemantauan jentik di rumah yang telah dilakukan
Memberikan kesimpulan akhir terhadap keseluruhan tindakan konseling yang telah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal Dx S O A P
1 16-01-2015(Pertemuan 1)
1 Ny. S mengatakan:- “Penyebab Hipertensi bisa
dari gaya hidup terutama makanan-makanan asin dan olahraga yang kurang. Gejalanya adalah pusing hebat, mual, lemas.
- Aktivitas pentingnya yaitu Olahraga, saya ingin mendapat penjelasan kembali mengenai Hipertensi.
Klien dapat menjawab pertanyaan namun hanya memahami sebagian kecil tentang Hipertensi.
Klien tampak menjaga konsentrasi saat Tanya jawab
Klien menyepakati dan ingin mendapatkan penyuhan kembali terkait Hipertensi, dari pengobatan hingga terapinya pada pertemuan pada hari Senin depan tanggal 19 sebelum jam 3.
Masalah belum teratasi
Lanjutkan intervensi dengan penyuluhan pada pertemuan berikutnya
16-1-2015(Pertemuan 1)
2 Tn. R mengatakan:- “Penyebab Chikungunya ya
nyamuk dan menular juga melalui nyamuk”
- “Nyamuk senang hinggap di tempat lembab dan bertelur di tempat genangan air”
- “Cara Mencegahnya ya dengan apaki obat nyamuk atau autan mas”
Keluarga belum memahami tentang Chikungunya dengan benar mulai dari penyebab hingga pencegahannya
Keluarga menjaga konsentrasi saat proses interaksi
Masalah belum teratasi
Lanjutkan intervensi dengan penjelasan dan diskusi mengenai Chikungunya
2 19-01-15(Pertemuan 2)
1 Tn. R mengatakan:- “Mungkin penyebab
Hipertensi ibu saya karena pola makan dan kurang olahraga mbak”
- “Gejala yang ibu alami dulu sama dengan yang mbak jelaskan”
Klien tampak menjaga konsentrasi saat diberikan penjelasan
Klien menerima kondisi sakitnya dan antusias menerima informasi
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan aktivitas harian sesuai anjuran perawat
19-01-15(Pertemuan
2 Klien mengatakan:- Sudah memahami tentang
Klien mampu menjelaskan kembala cara penularan Chikungunya dan
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan konseling pada pertemuan berikutnya
2) proses penularan chikungunya dan penyebab Chikungunya itu sendiri
vector perantara dan penyebab utamanya
3 22-01-15(Pertemuan 3)
1 Tn. R mengatakan:- “Saya akan mengingatkan
ibu untuk olahraga kemudian baru ke pasar”
Klien menerima kondisi sakitnya dan antusias menerima informasi
Tn. R tampak senang dapat berperan mengingatkan ibunya untuk meningkakan aktivitas olahraga sehari-hari
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan obnservasi aktivitas harian sesuai anjuran perawat
22-01-15(Pertemuan 3)
2 Ny.S mengatakan:- “menurut saya mbak, cara
pencegahannya ini dengan menggunakan lotion anti nyamuk sehingga tidak digigit nyamuk, menggunakan baju panjang terutama saat pagi dan sore”
- “kalau saya selama bisa diobati di rumah ya tidak usah dibawa ke puskesmas/dokter”
Klien mampu mengikuti proses konseling
Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan Penjelasan kembali cara pencegahan yang benar dan tepat serta menjelaskan pentingnya dibawa ke pelayanan kesehatan
4 27-01-15(Pertemuan 4)
1 Tn. R mengatakan:- “Tadi pagi ibu belum
olahraga mas, namun bangun pagi dan beraktivitas bersih-bersih lingkungan sekitar rumah”
Anak klien mau menjelaskan aktivitas yang dilakukan ibunya sesuai kesepakatan
Anak klien tampak senang dengan kunjungan perawat
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan obnservasi aktivitas harian sesuai anjuran perawat
27-01-15(Pertemuan 4)
2 Ny. S mengatakan:
- “Saya belum tahu mbak sebelumnya tentang ovitrap dan saya juga tahunya cara mencegah chikungunya ya cuman menggunakan obat nyamuk”
Klien mampu mengikuti proses konseling
Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien dan sesuai materi penyuluhan
Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi dengan observasi tempat peletakkan dan upaya pencegahan lainnya
5 02-02-15(Pertemuan 5)
1 Tn. R mengatakan:- “Tadi pagi ibu sudah
beraktivitas sesuai anjuran dan sudah olahraga”
- “Ibu sekarang teratur mbak minum obat hipertensinya”
Anak klien mau menjelaskan aktivitas yang dilakukan ibunya sesuai kesepakatan
Anak klien tampak senang dengan kunjungan perawat
Masalah Teratasi Hentikan intervensi dan berikan KIE untuk menjalankan pola hidup sehat dan mengatur pola makan bagi penderita DM
02-02-15(Pertemuan 5)
2 Ny. S mengatakan:- “Ovitrap bisa sangat
bermanfaat mbak, ini saya sudah menemukan jentik di Ovitrap yang saya taruh dalam kamar”
- “Pemantauan Jentik juga menurut saya sangat penting untuk menghentikan siklus hidup nyamuk”
Klien mampu mengikuti proses konseling
Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien dan sesuai materi penyuluhan
Masalah teratasi Hentikan Intervensi
EVALUASI
No Tanggal Diagnosa Evaluasi (SOAP)
1 02-02-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga
S: Ny. S mengatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan saran perawat, saat ini dia terbantu dengan peran ibu dan anaknya yang mengingatkan minum obat dan jam-jam aktivitas olahraga untuknya”O: Selama intervensi klien tidak pernah lupa atau kelewatan untuk minum obat serta menjalani aktivitas latihan yang sesuai kesepakatan dan anjuran perawatA: masalah teratasiP: hentikan intervensi
2 02-02-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
S: Ny.S mengatakan bahwa dengan penjelasan dari perawat tentang Chikungunya sekarang dirinya dan kelaurganya mengetahui secara utuh konsep Chikungnya dan menggetahui tips pencegahan dengan pemantauan jentik dan ovitrap serta lingkungan dalam rumahnya menjadi lebih nyaman”O: Keluarga tampak sudah menerapkan anjuran perawat dengan pemasangan ovitrap, pemasangan genting kaca untuk menambah cahaya masuk, pemantaun jentik dll.A: masalah teratasiP: hentikan intervensi
LAMPIRAN MATERI INTERVENSI PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYEBAB, PENULARAN CHIKUNGUNYA DAN PENCEGAHANNYA
1. Tema : Penyakit Menular
2. Bahasan : Chikungunya
3. Sub Pokok Bahasan:
1) Penyebab Chikungunya, yaitu Arbovirus
2) Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya
3) Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya
(Vulnerable Host)
4) Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis
5) Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya
6) Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk
4. Tujuan:
a. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan selama 20 menit peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang
rantai chikungunya dan pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan, pasiendan keluarga dapat menyebutkan:
1) Penyebab Chikungunya, yaitu Arbovirus
2) Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya
3) Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya
(Vulnerable Host)
4) Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis
5) Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya
6) Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk
5. Sasaran: Keluarga binaan
6. Waktu dan Tempat :
Waktu :
Tempat : Rumah Keluarga Binaan Desa Mulyoagung RW 4 RT 1 Kec. Dau, Kab. Malang
7. Metode: Ceramah dan diskusi
8. Media :
- PPT
- Laptop
- Leaflet
9. Pengajar: Dwi Yuni Kristina
10. Materi: terlampir
11. Tahap kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode
1 Pendahuluan 3 menit - Mengucapakan salam
pembuka
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan kesehatan
- Menyebutkan
materi/pokok bahasan
- Menanyakan tentang
pengetahuan peserta
tentang materi
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
memperhatikan
penyampaian materi
yang akan disuluh
Ceramah
2 Pelaksanaan 10 menit - Menggali pengetahuan
peserta mengenai
materi terkait
- Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur :
1. Virus Chikungunya
2. Vector Chikungunya
3. Host Chikungunya
dan vulnerable group
4. Perjalanan penyakit
hingga menimbulakn
tanda gan gejala
5. Upaya perawatan dan
respon tindakan bila
terjangkit
Chikungunya
6. Upaya pencegahan
Chikungunya
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Merespon
pertanyaan pemateri
Presentasi
dan diskusi
3 Evaluasi 5 menit - Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
- Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
Aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan
Diskusi
46 Penutup 2 menit - Menyimpulkan materi Menjawab salam Ceramah
yang
telah disampaikan
- Menyampaikan terima
kasih atas perhatian
dan waktu yang telah
diberikan
- Mengucapkan salam
12. SUMBER PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Limgkungan. 2012. Pedoman
Pengendalian Demam Chikungunya. Kemenkes RI
13. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
- Kegiatan terlaksana sesuai dengan jadwal
- Adanya koordinasi dan kerjasama antara keluarga binaan dan mahasiswa praktikan
- Media dan materi penyuluhan selesai tepat waktu dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
b. Evaluasi Proses
- Seluruh keluarga hadir dalam kegiatan penyuluhan
- Keluarga aktif menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi
- Keluarga aktif mengajukan pertanyaan saat proses tanya jawab dibuka
- Tidak ada distraksi selama pemaparan materi penyuluhan
- Keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
- Keluarga dapat menjawab 3 pertanyaan yang diajukan oleh pemateri dengan benar
LAMPIRAN MATERI SAP CHIKUNGUNYA
A. Penyebab Chikungunya
Arbovirus atau arthropod-borne viruses adalah virus-virus yang hidup bertahan di alam melalui
kontak biologis antara inang-inang vertebrata yang peka dan arthropoda yang hidup dengan mengisap
darah seperti nyamuk, kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain. Infeksi pada invertebrata terjadi bila arthropoda
yang telah terinfeksi mengisap darah. Jenis-jenis arbovirus ini dalam keadaan terbungkus dan
merupakan virus RNA.
Sebagian besar dari virus ini memerlukan binatang untuk siklus hidupnya. Manusia tidak begitu
penting dalam siklus kehidupan mereka, infeksi pada manusia biasanya terjadi karena kebetulan yaitu
pada saat vektor serangga menghisap darah manusia. Hanya dalam beberapa kasus diketahui bahwa
manusia berperan sebagai sumber utama perkembang biakan virus dan penularan kepada vektor,
seperti dengue dan demam kuning. Sebagian besar virus ini ditularkan oleh nyamuk, sementara sisanya
oleh kutu, lalat pasir atau gigitan sejenis lalat kecil.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus atau arthropod-borne viruses :
a) Demam berdarah dengue (DBD)
b) Cikungunya
c) Demam kuning
d) Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE)
e) Meningitis
B. Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya
Nyamuk yang menjadi vektor penular Chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Aedes aegypti yang paling berperan utama (primary vector) dalam penularan Chikungunya
karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga banyak kontak
dengan manusia. Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang hidup di dataran rendah beriklim tropis
sampai sub tropis.
Nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nyamuk
lain. Ukuran badan 3 – 4 mm, berwarna hitam dengan hiasan bintik-bintik putih di badannya dan pada
kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit
manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit yang diperlukan untuk membuat telur.
Telur nyamuk Aedes aegypti diletakkan induknya menyebar berbeda dengan telur nyamuk lain yang
dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa beberapa minggu. Nyamuk
Aedes aegypti bila terbang hampir tidak berbunyi sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui
kehadirannya, menyerang dari bawah atau dari belakang dan terbang sangat cepat. Telur nyamuk
Aedes aegypti dapat bertahan lama dalam kekeringan. Nyamuk Aedes aegypti dapat tahan dalam suhu
panas dan kelembaban tinggi.
Habitat perkembangbiakan Aedes sp. ialah tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam,
di luar atau sekitar rumah serta tempat-tempat umum. Habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegyptidapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir,
tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas
bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas/dispenser,
barang-barang bekas (contoh : ban, kaleng, botol, plastik, dll).
Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung
kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat/karet, dll.
Aktivitas menggigit nyamuk Aedes sp biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak
aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegyptimempunyai kebiasaan mengisap
darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan
demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.
Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam
atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya. Pada tempat tersebut nyamuk
menunggu proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,
nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat
pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya. Pada umumnya telur akan menetas menjadi
jentik/larva dalam waktu ±2 hari. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak
±100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan ±6 bulan, jika tempat-tempat
tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.
C. Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya
(Vulnerable Host)
Pada manusia, virus ini tidak memiliki pengaruh khusus terhadap usia atau jenis kelamin tetapi
tampak bahwa anak-anak, orang tua dan keadaan immunocompromise merupakan yang paling mudah
terpengaruh. Para Ae spesies. albopictus berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, seperti
sekam kelapa, buah kakao, tunggul bambu, lubang pohon dan kolam batu, contoh lain seperti ban
kendaraan dan piring di bawah pot-pot tanaman. Habitat Nyamuk Ae. albopictus juga di daerah
pedesaan serta pinggiran kota dan taman kota teduh. Nyamuk Ae. aegypti lebih erat hubungannya
dengan tempat tinggal manusia karena nyamuk-nyamuk tersebut berkembang biak pada tempat-tempat
disekitar ruangan , seperti vas bunga, tempat penyimpanan air dan bak kamar mandi, demikian juga
dengan nyamuk Ae. albopictus.
Nyamuk-nyamuk yang mengandung virus chikungunya akan dapat menularkan penyakit dengan
menggigit orang, baik pada waktu siang maupun malam hari. Apabila salah seorang anggota keluarga
terkena penyakit chikungunya, kemungkinan besar anggota keluarga yang lain yang ada di
sekitar/tetangga akan dapat tertular juga. Akibatnya, wabah penyakit ini gampang berkembang disatu
daerah dengan cakupan yang luas, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia
yang sedang mengalami viremia yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul
kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembangbiak dalam waktu 8 –10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum menimbulkan penyakit (Depkes, 2001).
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu:
manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab timbulnya KLB demam Chikungunya
adalah:
• Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi
• Sanitasi lingkungan yang buruk.
• Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan yang buruk)
D. Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis
Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes SPP Nyamuk
lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes
tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian
virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation
period)sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh
manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period)sebelum
menimbulkan penyakit.
Penularan Chikungunya dapat terjadi bila penderita yang mengandung virus Chikungunya
digigit nyamuk penular maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk dalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk didalam
kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita (extrinsic incubation period),
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh
nyamuk sepanjang hidupnya sehingga selain menjadi vektor juga menjadi reservoir dari virus
Chikungunya (Depkes, 2001).
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum nyamuk
menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis) agar darah
yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Chikungunya dipindahkan dari nyamuk ke
orang lain. Seseorang yang telah terinfeksi oleh virus Chikungunya melalui gigitan nyamuk akan
mengalami masa inkubasi selama 2 –12 hari tetapi umumnya 3 –7 hari, selama masa inkubasi ini
virus berada di dalam darah yang disebut dengan fase akut/viremia (5 –7 hari). Penderita yang
dalam masa viremia inilah yang dapat menularkan Chikungunya ke orang lain selama terdapat
vektor penular penyakit (Depkes, 2001).
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam penularan infeksi virus Chikungunya yaitu
manusia, vektor perantara dan lingkungan. Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegyptidan Aedes albopictus, nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai
vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut
dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul kemudian virus yang
berada di kelenjar liur berkembangbiak dalam waktu 8 –10 hari (extrinsic incubation period)
sebelum menimbulkan penyakit (Depkes, 2001).
E. Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya
Tidak ada pengobatan spesifik bagi penderita demam Chikungunya, cukup minum obat penurun
panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di toko obat, apotik bahkan di warung-warung. Berikan
waktu istirahat yang cukup, minum dan makanan bergizi. Selain itu masyarakat dapat berperan dalam
penanganan kasus demam Chikungunya yakni dengan melaporkan kepada Puskesmas/Dinas
Kesehatan setempat. Isolasi/hindari penderita dari kemungkinan digigit nyamuk, agar tidak
menyebarkan ke orang lain.
1. Terapi
Chikungunya merupakan self limiting disease, sampai saat ini penyakit ini belum ada obat ataupun
vaksinnya, pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif.
a. Simtomatis
Antipiretik : Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan demam
Analgetik : Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid (AINS) lainnya (untuk
meredakan nyeri persendian/ athralgia/arthritis.
Catatan: Aspirin (Asam Asetil Salisilat) tidak dianjurkan karena adanya resiko perdarahan
pada sejumlah penderita dan resiko timbulnya Reye’s syndromepada anak-anak dibawah 12
tahun.
2. Suportif
Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan
Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan tubuh akibat muntah, keringat dan lain-
lain.
Fisioterapi
3. Pencegahan penularan
Penggunaan kelambu selama masa viremia sejak timbul gejala (onset of illness)
sampai 7 hari. Chikungunya pada dasarnya bersifat self limiting diseaseartinya penyakit yang dapat
sembuh dengan sendirinya. Hingga saat ini, belum ada vaksin maupun obat khusus untuk
Chikungunya, oleh karenanya pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang mengganggu
(simtomatis). Obat-obatan yang dapat digunakan adalah obat antipiretik, analgetik (non-aspirin
analgetik; non steroid anti inflamasi drug parasetamol, antalgin, natrium diklofenak, piroksikam,
ibuprofen, obat anti mual dan muntah adalah dimenhidramin atau metoklopramid). Aspirin dan
steroid harus dihindari. Terapi lain disesuaikan dengan gejala yang dirasakan (Soedarto, 2007).
Bagi penderita dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat terutama
protein serta minum sebanyak mungkin. Memperbanyak konsumsi buah-buahan segar, sebaiknya
minum jus buah segar. Vitamin peningkat daya tahan tubuh dapat bermanfaat untuk menghadapi
penyakit ini. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga
meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dan istirahat cukup bisa membuat
rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Disarankan juga minum banyak air putih untuk
menghilangkan gejala demam (Anies, 2006).
F. Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk
Pengendalian Vektor yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan
melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan melalui upaya Pemberantasan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN dalam bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini harus dilakukan secara serempak dan terus
menerus/berkesinambungan. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang sangat beragam sering
menghambat suksesnya gerakan ini. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat/individu untuk melakukan
kegiatan ini secara rutin serta penguatan peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus
menerusmenggerakkan masyarakat harus dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan di
media masa, serta reward bagi yang berhasil melaksanakannya.
Sasaran: Semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular penyakit demam Chikungunya :
- Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari
- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA)
- Tempat penampungan air alamiah
PSN dilakukan dengan cara “3M Plus”, 3M yang dimaksud yaitu :
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum, dan lain-
lain seminggu sekali (M1)
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2)
Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3)
Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu
sekali
Memperbaiki saluran talang air yang tidak lancar/rusak
Menutup lubang-lubang pada potongan bamboo/pohon, dan lain-lain (dengan tanah dan yang
lainnya)
Menaburkan bubuk larvasida misalnya di tempat yang sulit dikuras atau daerah yang sulit air
Memeliharan ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan
Memasang kawat kasa
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
Menggunakan kelambu
Memakau obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
LAMPIRAN MATERI INTERVENSI PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI
Topik : Hipertensi
Pokok Bahasan : Hipertensi dan pengobatannya
Sasaran : Klien dan keluarga
Tempat : RW 4 RT 1 Kec. Dau Malang
Hari/Tanggal :
Waktu : 35 menit
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Leaflet
A. Tujuan Intruksional Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mampu memahami tentang
penyakit hipertensi dan penanganannya
B. Tujuan Intruksional Khusus:
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan klien mampu untuk:
Memahami pengertian hipertensi dan klasifikasinya.
Mengenal tanda – tanda dan gejala hipertensi
Mengetahui penyebab hipertensi
Mengetahui komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan
Memahami pencegahannya dan diet pada hipertensi
C. Materi pengajaran
Pengertian hipertensi dan klasifikasinya
Tanda – tanda dan gejala hipertensi
Penyebab hipertensi
Komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan
Pencegahannya dan diet pada hipertensi
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan pembelajaran: terlampir
G. Materi evaluasi
Setelah penyampaian materi, klien diharapkan bisa menjelaskan kembali tentang:
Pengertian hipertensi dan klasifikasinya
Tanda – tanda dan gejala hipertensi
Penyebab hipertensi
Komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan
Pencegahannya dan diet pada hipertensi
Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyaji Metode Media
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembuka
Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan.
Memberi pertanyaan perihal yang
akan disampaikan
Ceramah dan tanya
jawab
---
Penyajian
(15 menit )
Menyampaikan materi :
Menjelaskan pengertian hipertensi
Menyebutkan klasifikasi hipertensi
Menjelaskan penyebab dari
hipertensi
Menjelaskan tanda – tanda dan
gejala hipertensi
Menjelaskan komplikasi dan
bahaya yang dapat ditimbulkan
Menjelaskan pencegahan dari
penyakit hipertensi
Menjelaskan diet bagi penderita
hipertensi
Ceramah dan
membagikan leafleat
Leaflet
Tanya jawab
( 5 menit)
Memberikan kesempatan bagi
klien untuk bertanya tentang
penjelasan materi
Tanya jawab ---
Evaluasi (5 menit) Menanyakan kembali kepada
klien tentang materi yang telah
disampaikan
Tanya jawab ---
Terminasi (5 menit) Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup
Ceramah ---
Lampiran Materi Hipertensi
MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolik yang tidak normal. Batas sistolik
140 – 190 mmhg dan diastolik 90 – 95 mmhg yang merupakan garis batas hipertensi (Silvia A.
price. 2000)
2. Klasifikasi
Menurut WHO :
Sistolik Diastolik
Normal < 140 mmHg < 90 mmHg
Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg
Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg
3. Penyebab Hipertensi :
a. Tidak diketahui :
Keluarga dengan riwayat hipertensi
Pemasukan sodium yang berlebihan
Konsumsi kalori yang berlebihan
Kurangnya aktifitas fisik
Pemasukan alkohol yang berlebihan
Kurangnya potasium
b. Diketahui
Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal
Primary aldosteron
Chusing sindrome
Tumor otak
Encephalitis
Gangguan psikiatrik
Kehamilan obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.
Merokok.
4. Tanda Dan Gejala Hipertensi
Kelelahan
Confusion
Mual
Muntah
Ansietas
Keringat berlebihan
Muscle tremor
Chest pain
Pandangan kabur
Telinga berdengin ( trinitus )
5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi
Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol
dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata
kabur.
Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak.
Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun mentbabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.
Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak ( Stroke )
6. Pencegahan Pada Penyakit Hipertensi
pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress serta sedih
berkepanjangan
olahraga sesuai kemampuan dan teratur
istirahat yang cukup
hindari merokok
mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.
Banyak makan buah dan sayuran
Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah tinggi
Periksalah sedini mungkin darah tinggi
7. Makanan Apakah Yang Diperbolehkan
Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;
Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.
Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang merah, kacang
tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.
Minyak goreng, margarin tanpa garam.
Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam
Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur.
8. Makanan Yang Tidak Diperbolehkan
Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;
Roti, biskuit, kraker, cale dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging asap, ikan asin, telur pindang, sarden, ebi,
udang kering, telur asin, telur pindang.
Keju, keju kacang tanah.
Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur.
Garam dapur, vetsin soda kue, kecap maggi, terasi, saos tomat, petis, taoco.
Coklat.
Minuman berkafein, kopi, teh, dan bercarbon atau mengandung soda
DAFTAR PUSTAKA
Ignatisius. Donna. 1995. Medical Surgical Nursing Philadephia. Sender Company.
Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
FKUI/ 1996. Buku Ajar Kardiologi. Gaya Baru. Jakarta.