askep jiwa gerontik pada ny. a
TRANSCRIPT
Makalah : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny Y
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangJumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan fisik dan
mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk lansia di seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh jumlah penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut (lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit metabolik yang harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara lain adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis (17 %), dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).
Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar 28,6%. Insiden hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia 50-60 tahun, dan 50% pada usia 80 tahun. Insiden ini lebih tinggi pada propinsi lain, dan meningkat pada mereka yang menderita diabetes melitus atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).
Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis yang membahas tentang keperawatan gerontik.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. Y ?
C. Tujuan1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. Y.
2. Tujuan KhususAdapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang:
a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada klien Ny. Yb. Diagnosa keperawatan pada klien Ny. Yc. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada klien Ny. Yd. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien Ny. Ye. Pelaksanaan evaluasi pada klien Ny. Y
D. Manfaat1. Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan gerontik.
2. Manfaat Praktisa. Bagi Penulis
Laporan ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klien Tn Y.
b. Bagi KeperawatanKarya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada klien.
BAB IITINJAUAN KASUS
A Identitias Klien Nama : Ny. YUmur : 74 tahunJenis kelamin : PerempuanPendidikan : Tidak sekolahSuku : SundaAgama : IslamStatus perkawinan : JandaTanggal Pengkajian : 29 Oktober 2010Alamat : RT 02 RW 01 Dusun Sukamulya
Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar
B Status Kesehatan Saat iniKlien mengatakan ± 1 minggu yang lalu sakit kepala dan disertai dengan influenza, klien mengatakan tidak berobat ke dokter maupun ke mantri hanya membeli obat warung saja, menurut klien dengan minum obat warung keluhan yang dirasakan klien berkurang. Pada saat pengkajian klien mengeluh sakit kepala dan juga masih disertai dengan influenza. Nyeri bertambah saat bangun dari perubahan posisi yaitu dari jongkok ke berdiri, bila berjalan klien dibantu oleh buyutnya karena sudah 2 tahun klien tidak bisa melihat (katarak), Tekanan darah : 170/90 mmHg, Nadi : 88 x / menit, Pernapasan : 22 x / menit, suhu : 36,5 ºC.
C Riwayat Kesehatan DahuluKeluarga klien mengatakan klien ± 3 tahun yang lalu pernah menderita penyakit campak pada waktu itu klien di bawa berobat ke dokter yang berada di Banjar. Kemudian ± 2 tahun yang lalu klien tidak bisa melihat sama sekali tetapi sebelumnya klien bisa melihat walaupun remang-remang, klien pernah di bawa ke dokter spesialis mata dan dokter mendiagnosa bahwa klien menderita katarak dan harus di operasi. Tetapi klien tidak mau di operasi dan hanya pasrah saja dengan keadaannya sekarang. Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi ,tekanan darahnya selalu tinggi kadang mencapai 200 mmHg.
D Riwayat Kesehatan KeluargaMenurut penuturan keluarga, ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi yaitu anak klien.
E Pemeriksaan Fisik 1. Keadaaan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Penampilan : Bersih, klien tampak di bantu dalam berjalanTTV : TD : 170 / 90 mmHg. N : 86 x / menit, P : 22 x/menit
S : 36,5 ºC.
2. IntegumenKeadaan kulit sudah mulai keriput di daerah tangan, kaki, muka dan hampir seluruh tubuh, kekeyalan berkurang, keadaan permukaan kulit agak kasar, kebersihan kulit baik. Kulit tampak kering, di muka tampak ada hiperpigmentasi kecoklatan.
3. Sistem HemopoitikTidak ada perdarahan pada baik dari hidung, mulut maupun adanya tanda-tanda lembam.
4. KepalaBentuk kepala simetris, rambut tampak beruban cukup banyak, rambut mulai rontok, keadaan kebersihan rambut bersih tidak ada ketombe dan kutu. klien melakukan cuci rambut seminggu 2 kali dan masih dilakukannya sendiri.
5. MataKeadaan mata klien pada saat inspeksi terdapat adanya katarak, penglihatan sama sekali tidak bisa melihat, konjungtiva tidak pucat, sklera berwarna agak kekuningan disebabkan karena sudah lansia., reaksi pupil pada saat terang (miosis) dan reaksi saat gelap (midrasis), kedua mata simetris.
6. TelingaLetak telinga seimetris kanan dan kiri, serumen tidak ada, fungsi pendengaran klien masih bagus, klien masih dapat mendengar bisiskan, dapat mendengar pembicaraan keras dari jarak 10 M. Kebersihan telinga baik tidak ada kotoran yang menghalangi pendengarannya, klien masih rutin membersihkan telinganya sendiri.
7. Mulut dan TenggorokanMukosa mulut tampak lembab, bentuk mulut simetris, kebersihan mulut baik, gigi geligi mulai ompong yaitu gigi graham, pada saat menguyah makanan pasien belum merasa terganggu . Menelan masih bisa dan mampu tenggorokan tidak sakit tidak ada benjolan di mulut, tidak ada stomatitis, warna lidah kemerahan, tidak terdapat pembesaran tonsil.
8. LeherTidak ada pembesaran KGB, peningkatan JVP dan pembesaran tyroid tidak ada, pulsasi karotis kuat dan teratur
9. PayudaraLetak simetris, elasistas menurun serta memanjang kebawah, putting menonjol, tidak terdapat benjolan atau lesi di payudara, tidak ada keluhan yang dirasakan.
10. Sistem PernapasanPergerakan dada simetris, Bunyi napas vesikuler kiri dan kanan, tidak ada sesak, ronki (-), Wheezing (-), Frekwensi napas 22 x/ menit. Pada perkusi dada suara sonor.
11. Sistem KardiovaskulerSuara Bunyi jantung reguler S1 dan S2 normal tidak terdapat suara-suara tambahan yang abnormal, tekanan darah 170/90 mmHg, nadi : 88 x / menit, tidak ada sianosis pada bibir, CRT < 3 detik.
12. Sistem GastrointestinalPerut tampak datar dan lembut, hepar dan lien tidak teraba, bunyi usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas.
13. Sistem PerkemihanTidak teraba perbesaran pada ginjal, nyeri tekan pada daerah baladder tidak ada. BAK dalam sehari ± 8 kali.
14. Sistem ReproduksiTidak dapat terkaji karena klien menyatakan malu
15. Sistem Muskuloskeletala. otot-otot ekstremitas kadang mengalami tremor bila di angkat lama.
b. kekuatan otot pada ekstremitas 5 5
5 5
16. Sistem Saraf Pusata. N I : klien masih mampu membedakan bau, merasakan baub. N II : penglihatan klien masih baik c. N III, VI : masih dapat menggerakan bola matad. N V, VII : wajah simetrise. N IX, X : kemampuan menelan baikf. N XII : kekuatan lidah baik
17. Sistem EndokrinTidak ada gangguan sistem endokrin, tidak ada benjolan disekitar leher ( tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid)
F. Analisa DataNo Data Etiologi Masalah1 DS :
Keluarga klien mengatakan sudah ± 2 tahun klien tidak bisa melihat dikarenakan Proses penuan
Resiko tinggi injuri
katarak, klien mengatakan pernah berobat ke dokter spesialis mata dan harus di operasi tapi klien tidak mau.
Klien mempunyai riwayat hipertensi.
Klien mengatakan tidak bisa melihat semuanya gelap.DO :
Klien tampak dituntun ketika berjalan
Usia klien 74 tahun Tidak mampu melihat
yang ditunjukan pengkaji
Mata klien tidak ada reaksi meskipun disorot oleh cahaya.
Dalam pengkajian keseimbangan klien mempunyai resiko jatuh tinggi
Peningkatan kandungan lipid dalam darah
Penipisan membaran
sclera
Penumpukan lemak diarea sclera mata
Degenerasi
mukular
Penurunan fungsi mata/ketajaman penglihatan
Ggn persepsi sensori peglihatan
Resiko Tinggi
injuri
2. DS : Keluarga klien
mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
Klien mengatakan sering sakit kepala
DO : Usia klien 74 tahun TD 170 / 90 mmHg
Proses menua
Umur yamg bertambah
Arteriosklerosis
Tahanan perifer meningkat
Hipertensi
Resiko
terjadinya ggn serebro vaskuler
Resiko terjadinya ggn serebro vaskuler
Gangguan Nyaman nyeri
Sakit kepala Ggn nyaman nyeri
3. DS: Keluarga mengatakan
klien mengalami susah tidur kadang klien tidur pukul 20 00 WIB dan kadang terbangun pukul 0100 WIB
Bila sudah bangun klien susuh tidur lagi.
Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur siang paling 1 jam dari pukul 12 00-13 00 WIB. DO :
Klien tampak cemas. Identifikasi masalah
emosional positif
Memikirkan penyakit yang dideritanya Emosional klien
labil
Gelisah
Ggn istirahat
tidur
Gangguan istirahat tidur
G. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2 ke otak berkurang akibat
hipertensi ditandai dengan :DS :
Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Klien mengatakan sering sakit kepala
DO : Usia klien 74 tahun TD 170 / 90 mmHg
2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labilDS:
Keluarga mengatakan klien mengalami susah tidur kadang klien tidur pukul 20 00 WIB dan kadang terbangun pukul 0100 WIB
Bila sudah bangun klien susuh tidur lagi. Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur siang paling 1 jam dari pukul 12 00-13 00 WIB.
DO : Klien tampak cemas. Identifikasi masalah emosional positif
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).DS :
Keluarga klien mengatakan sudah ± 2 tahun klien tidak bisa melihat dikarenakan katarak, klien mengatakan pernah berobat ke dokter spesialis mata dan harus di operasi tapi klien tidak mau.
Klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien mengatakan tidak bisa melihat semuanya gelap.
DO : Klien tampak dituntun ketika berjalan Usia klien 74 tahun Tidak mampu melihat yang ditunjukan pengkaji Mata klien tidak ada reaksi meskipun disorot oleh cahaya. Dalam pengkajian keseimbangan klien mempunyai resiko jatuh tinggi
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.DS :
Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Klien mengatakan sering sakit kepala
DO : Usia klien 74 tahun TD 170 / 90 mmHg
L. Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
PerencanaanTujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2
ke otak berkurang akibat hipertensi
Tujuan Umum :Dalam jangka waktu 2 hari Rasa nyaman terpenuhi, klien tidak mengeluh nyeri.Tujuan Khusus :
Klien tidak mengeluhkan nyeri atau mengatakan nyeri berkurang.
Klien mengetahui cara mendistraksi nyeri
18. Jelaskan pada klien mengenai kondisi penyakit yang dideritanya dengan bahasa yang dapat dimengerti klien dan beritahukan dengan klien alternatif terapi dan asuhan keperawatan.
19. Berikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan perawatan hipertensi.
20. Ajarkan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri dengan mengajarkan nafas dalam.
21. Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi
1. Menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama klien dalam proses terapi dan rencana perawatan.
2. Dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi diharapkan pengetahuan keluarga meningkat.
3. Meningkatkan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
4. Obat anti hipertensi dapat menurunkan tekanan darah
2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan
Tujuan Umum :Dalam jangka waktu 2 hari
Dorong klien untuk mau mengungkapkan perasaannya.
1. Mengungkapkan perasaan dapat mengurani beban
dengan emosional klien terganggu / labil
Emosional klien stabilTujuan Khusus :
Klien dapat tidur dengan nyenyak sesuai kebiasaan klien
Klien dapat mengungkapkan perasaannya
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya secara terbuka pada keluarga atau orang yang dipercaya oleh klien.
Berikan motivasi untuk sembuh berdasarkan kepercayaan yang klien anut.
Anjurkan klien untuk memperbanyak aktifitas pada siang hari.
Anjurkan klien untuk segera tidur bila mengantuk pada malam hari
pikiran dan meningkatkan trust.
2. Mengungkapkan perasaan dapat mengurani beban pikiran dan meningkatkan trust.
3. Meningkatkan kerja sama dan rasa tenang.
4. mendistraksikan beban pikiran dan agar klien merasa cape sehingga mudah tidur.
5. Meningkatnya tercapainya kondisi yang optimal dari tisur.
3. Resiko tinggi terjadinya cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan persepsi sensori (katarak)
Tujuan Umum :Dalam jangka waktu 3 hari Klien terbebas dari cedera dan mampu untuk melakukan aktifitas secara optimal berdasarkan kemampuan yang dimiliki
Tujuan Khusus : Tidak terjadi cedera,
kriteria:klien berorientasi terhadap rungan, klien mengenal lingkungan
Tidak terjadi penurunan fungsi pada otot yang sehat.
Ruangan termodifikasi sehingga mengurangi resiko jatuh.
Klien terorientasikan terhadap ruangan.
Antisipasi dan perkirakan kebutuhan klien dalam memenuhi kebutuhan untuk toileting, makan atau minum.
Jelaskan kepada klien, dengan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti klien mengenai keterbatasan pergerakan dan gangguan sensori yang dimilikinya tentang penyebab, rencana tindakan yang harus dilakukan.
Orientasikan klien terhadap ruangan dan lingkungan tempat klien tinggal, termasuk orang yang dapat klien hubungi atau panggil bila klien membutuhkan bantuan
Bersama – sama klien, lakukan pengaturan peralatan atau dekatkan alat-alat yang klien butuhkan terutama dalam hal makan, minum, toileting, dan
Memperkirakan resiko klien untuk jatuh sehingga dapat diprediksikan bantuan yang harus diberikan.
Meningkatkan pemahaman tentang kondisi tubuhnya, diharapkan meningkatkan kerjasama dalam rencana perawatan
Mengurangi kebingungan dan antisipasi terhadap resiko jatuh.
Agar pemenuhan dapat dipenuhi dengan cepat, aman dan diharapkan klien lebih mandiri.
Alat bantu berjalan
bicarakan dengan klien posisi masing-masing alat untuk penempatannya sehingga mudah dijangkau oleh klien.
Fasilitasi alat – alat yang dapat klien gunakan untuk membantu mobilisasi seperti tongkat atau side walker di dinding ruangan.
Modifikasi ruangan bersama keluarga untuk mengurangi resiko jatuh atau cedera (Lingkungan yang aman bagi lansia) menghindari ruangan yang tidak teratur, seperti penempatan kursi yang mudah di jangkau atau tidak menghalangi jalan, pencahayaan ruangan, menyediakan keset di depan pintu toilet.
diperlukan untuk membantu menopang beban tubuh klien, sehingga titik tumpu beban yang terlalu berat pada punggung akan lebih tereliminir.
Ruangan yang teratur, penempatan peralatan furniture yang tidak tepat dan pencahayaan yang kurang baik akan meningkatkan resiko jatuh dikarenakan pada lansia telah terjadi penurunan koordinasi gerak dan kemampuan.
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi
Tujuan Umum :Dalam jangka waktu 1 minggu Keluarga dan klien dapat merawat diri secara mandiri..Tujuan Khusus :
Gangguan serebrovaskuler tidak terjadi dengan kriteria :TD dalam batas normal.
Pengetahuan perawatan klien bertambah mengenai perawatan hipertensi.
1. Lakukan pengontrolan pengukuran tekanan darah secara berkala 2 x / minggu atau jika klien merasakan ada keluhan seperti pusing, nyeri di bahu dan gejala krisis hipertensi lainnya.
2. Anjurkan klien untuk mau mengatakan keluhannya secara jujur dan anjurkan klien untuk segera menghubungi keluarga jika keluhan tersebut muncul.
3. Berikan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan kondisi hipertensi dan bahaya hipertensi
Menghindari makanan berlemak, kandungan asam urat tinggi dan kandungan
Pengukuran secara berkala dapat mengetahu secara dini penyimpangan yang muncul
Deteksi dini pada kasus krisis hipertensi penting agar klien tidak jatuh dalam kondisi yang lebih buruk
Meningkatkan pengetahuan klien sehingga terbentuk perilaku poisitf
Makanan adalah salah satu yang meningkatkan resiko
garam tinggi
Ajarkan klien latihan ringan yang dapat dilakukan di tempat tidur atau sambil duduk.
Kaji pengtahuan klien tentang pengobatan tradisional untuk kondisi hipertensi dan anjurkan klien untuk menggunakannya bila klien mengetahui. Lakukan penyuluhan/ beritahukan klien tentang ramuan lainnya.
Kaji pengetahuan tentang bahaya hipertensi yaitu stroke dari pengertian , penyebab, tanda dan gejala, perawatan.
meningkatnya tekanan darah.
Latihan yang teratur dapat meningkatkan kecepatan sirkulasi
Oabat-obat tradisional dapat berguna untuk pencegahan sehingga kondisi TD klien dapat stabil
Salah satu bahaya hipertensi yaitu terjadinya stroke yang bisa memperparah kondisi klien.
BAB IIIKESIMPULAN
Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Ny Y maka penulis akan
menggambarkan kesimpulan dari kasus tersebut yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2 ke otak berkurang akibat
hipertensi
2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy. 2001. Pengantar Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hartini. 2004. Pengantar Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sulistio. 2003. Pengantar Proses Keperawatan. http://www.google.com. Diakses pada tanggal 29 Juni
2009.
http://www.webstatschecker.com/stats/keyword/contoh_kasus_komunikasi_terapeutik_pda_klien_lansia