askep cystectomy
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANPRE – INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. R. DENGAN CISTOMA OVARIIPOST OP CYSTECTOMY
DI OK GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO SURABAYATANGGAL 23 JULI 2002
PENGKAJIAN
A. PRA OPERASI
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2002 pada pukul 07.30 WIB.
1. Identitas
B. Nama : Ny. R Tgl MRS : 22-7- 2002
C. Umur : 28 tahun Register : 17779735
Jenis kelamin : Perempuan Diagnose : Cystoma Ovarii Pro Cystectomy
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat : Sidotopo sekolahan / 17 Surabaya
Keluhan utama : nyeri pada perut
sebelumnya :
Sejak lebih kurang 1 tahun yang lalu, pasien merasakan ada benjolan diperut. Klien
datang kepoli 10 A dengan abortus iminent dan kistoma ovarii. Direncanakan untuk
kistektomi pada usia kehamilan lebih dari 16 minggu. Akan tetapi tiga hari kemudian
klien datang dengan fluxus dan didiagnosa abortus incomplet dan dilakukan curretage.
2. Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya
:
2.2 Riwayat penyakit sekarang
:
Dm dan riwayat HT disangkal.
Sejak lebih kurang 1 tahun yang lalu, pasien
merasakan ada benjolan diperut. Klien datang
kepoli 10 A dengan abortus iminent dan kistoma
ovarii. Direncanakan untuk kistektomi pada usia
kehamilan lebih dari 16 minggu. Akan tetapi tiga
hari kemudian klien datang dengan fluxus dan
didiagnosa abortus incomplet dan dilakukan
2.3 Riwayat kesehatan keluarga
:
2.4 Keadaan kesehatan
lingkungan:
2.5 Alat bantu yang dipakai
:
curretage.
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-) .
Tidak terkaji
Gigi palsu : tidak memakai gigi palsu
Kaca mata : Tidak mamakai kaca mata
Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Kesasadaran CM, terbaring di brancart dengan terpasang infus
RL.
b. Tanda vital :S: 36,8 0C, N: 98 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/mnt.
c. Body System
1) Pernafasan
Hidung : Simetris dan tidak ada kelainan.
Trachea : Simetris, tidak ada peradangan.
Dada :
- Bentuk : simetris
- Gerakan : simetris, nyeri dada tidak ada.
Suara nafas : vesikuler +/+, tidak ada suara napas tambahan
Jenis nafas : hidung
Batuk : klien tidak batuk
Cyanosis : tidak ada cyanosis
Frekwensi nafas : 20 x/mnt
2) Kardiovaskuler
Nyeri dada : tidak ada
Pusing : tidak ada
Kram kaki : tidak ada
Sakit kepala : tidak ada
Palpitasi : tidak ada
Clubing finger : tidak ada
Suara jantung : S1 S2 tunggal.
Edema : tidak ada
Kapilari refill : 2 dtk.
3) Persarafan
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6
Kepala dan wajah : tidak didapatkan kelainan
Mata : anemis tidak ada, tidak sianosis .
Sklera : putih
Konjunctiva : merah muda.
Pupil : isokor
Leher : DVJ (-).
Reflek fisiologis : dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman : dbn
Pengecapan : dbn
Penglihatan : dbn
Perabaan : dbn
4) Perkemihan –Eliminasi Urine
Produksi urine : tidak dapat dikaji.
Warna urine : Kuning jernih
Gangguan saat kencing : taa
5) Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Tenggorokan : sakit menelan tidak ada.
Abdomen : distensi tidak ada, peristaltik usus baik, massa kistik diameter
10 cm mobile.
Rectum : tidak ada perdarahan dan tidak ada hemorrhoid
Bab : 1-2 hari sekali dengan konsistensi lembek
Obat pencahar: tidak ada
Lavement : dilakukan lavement sebelum masuk OK GBPT
6) Tulang – Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi: Tidak ada kontraktur pada persendian
Extremitas :
- Atas : pergerakan baik, kekuatan otot baik (5).
- Bawah : pergerakan baik, kekuatan otot baik (5).
- Tulang belakang : dbn
Kulit:
- Warna kulit : sawo matang.
- Akral : hangat, oedem tidak ada
- Turgor : baik
7) Sistem Endokrin
Terapi hormon: tidak mendapatkan terapi hormon
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik: tidak ada kelainan
8) Sistem Hematopoietik
Type darah: O
9) Reproduksi Perempuan: Klien menarche usia 12 tahun, nyeri haid jarang,
riwayat persalinan 1 kali, spontan, di bidan.
Pemeriksaan alat genetalia: vulva tidak ada fluxus, flaur tidak ada; portio licin,
tertutup, nyeri goyang tidak ada; corpus uteri anteflexi terdorong kekiri; AP
kanan massa kistik dengan diameter 10 cm mobile, nyeri; cavum douglas tak
menonjol; inspekulo fluxus ada dan tidak ada flour.
4. Psikososial: Klien menyatakan cemas akan menjalani operasi ini
Citra diri:
- Tanggapan tentang tubuh: taa
- Bagian tubuh yang disukai: taa
- Bagian tubuh yang tidak disukai: taa
- Persepsi thd kehilangan bagian tubuh: taa
Identitas:
- Status klien dalam keluarga: istri, ibu rumah tangga
- Kepuasan klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
- Kepuasan klien thd jenis kelamin: puas
- Lainnya, sebutkan: taa
Peran:
- tanggapan klien thd perannya: cukup puas.
- Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup melaksanakan
peran.
- Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/harapan:
- harapan klien thd:
= Tubuh: suapaya cepat sembuh.
= Posisi (dlm pekerjaan): taa
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan:taa.
- Harapan klien thd lingkungan: taa
- Harapan klien thd penyakit yg diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Harga diri:
- Tanggapan klien thd harga dirinya: taa
- Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
- Hubungan dengan klien: suami.
- Dukungan keluarga: baik
- Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik
- Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas.
- Konflik yang terjadi: tidak ada
5. Spiritual:
b. Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah SWT.
c. Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta
dukungan keluarga.
d. Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan
baik (selama dirawat klien sholat di TT).
e. Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg
diharapkan saat ini: taa
f. Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: tidak ada
g. Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi
sakit saat ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.
h. Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
i. Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu.
Pemeriksaan penunjang:Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
22-7-2001 Laboratorium. Alb: 4,2PTT: 5,3APTT: 3,6UL: ery –SK: 0,8SGPT: 14SGOT: 22GDP: 97GD 2j PP: 159
Tidak ada.
USG Uterus AF membesarPada adnexa kanan terdapat massa kistik berbatas tegas septa 9x6x6 cm papil
Foto thoraks Cor: bentuk dan besar normal.Pulmo: tidak ada kelainan, kedua sinus phrenicocostalis tajam.Kesimpulan: cor dan pulmo dalam batas normal.
23-7-2002 PA jaringan post kistektomi: Jernih
Terapi:Tanggal 22 Juli 2002:Infus D5% : RL = 3 : 2 Ampicillin 4x1 gram, vit C 3x1 ampul, Alinamin F 3x1 amp, Analgetik 3x1ANALISA DATA:
Data Etiologi MasalahS: Pasien mengatakan takut
dengan operasi yang akan dilakukan.
O: Pasien banyak bertanya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalur-ngidul
Kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek
pembedahan
Kurang dapat memahami tujuan pembedahan
Gelisah, cemas, takut
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pembedahan.
Data penunjang:
S: Pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan dilakukan.
O: Pasien banyak bertanya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalur-
ngidul,
RENCANA TINDAKAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI:
Diagnosa Keperawatan
Rencana Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Intervensi Rasional
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pembedahan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit, ansietas berkurang.Kriteria Standar:- Klien merasa te-
nang- Menyatakan pe-
mahaman ten-tang prosedur pembedahan
Kaji tingkat ansietas pasien.
Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi, termasuk obat-obatan pra operasi, tinggal di ruang pemulihan dan program pasca operasi. Ajarkan dan usahakan pasien untuk:- nafas dalam- berbalik- turun dari tempat tidur.- Membebat bagian yang
dibedah ketika batuk.Biarkan pasien mengung-kapkan perasaan tentang pengalaman ketika pembe-dahan sebelumnya. Perbaiki jika ada kekeliruan konsep.
Lengkapi daftar aktifitas pa-da daftar cek pra operasi.
Tegaskan penjelasan dari dokter.
Membantu menentukan intervensi keperawatan untuk mengatasi ansietas.Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membnatu mengura-ngi ansietas dan meningkatkan kerjasama pasien selama pemu-lihan.
Mendorong keterlibatan pasien dalam perawatan diri pasca operasi.
Dengan mengungkapkan perasa-an membnatu memecahkan ma-salah dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang dapat menjadi sumber ketakutan.Daftar cek memastikan semua aktifitas yang diperlukan sudah lengkap. Aktifitas tersebut di-rancang untuk membantu pasien siap secara fisiologis untuk pem-bedahan, sehingga mengurangi resiko lamanya penyembuhan.Pengulangan tersebut meningkat-kan pemahaman pasien.
07.00 Mengkaji tingkat pemahaman pasein tentang prosedur operasi yang akan dilakukan.
07.05 Menjelaskan prosedur operasi yang akan dilakukan secara sederhana.
07.10 Mengajarkan pasien nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
07.15 Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
Pasien tenang, pasien mengatakan mengerti dnegan penjelasan yang diberikan mengenai prosedur dan tujuan operasi dilakukan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
23-7-200207.40
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pem-bedahan.Data penunjang:S:Pasien mengatakan
takut dengan operasi yang akan dilakukan.
O:Pasien banyak berta-nya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalur-ngidul,
S; Pasien mengatakan rasa takutnya agak berkurang, pasien mengatakan sudah pasrah dan mem-percayakan kepada dokter dan perawat dalam operasinya nanti, pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tujuan dilakukan operasi yang kedua.
O: Pasien tenang, bicara agak berkurang, pasien memejamkan matanya.
A: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan.
ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI
ANALISA DATAData Etiologi Masalah
S: --O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, GA dg Ether , hidrasi cairan 700 cc, urine 350 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 100 cc.
Penggunaan ether
Vasodilatasi
Cardiac output menurun
Volume cairan dalam sirkulasi turun
Resiko kekurangan volume cairan.
S:--O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, GA dg ether, hidrasi cairan 700 cc, urine 350 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 100 cc, lama pembedahan 50 menit
Pembedahan lama
Terpajan suhu ruangan dingin lebih lama dan penggunaan
obat anestesi
Rangsangan terhadap hipotalamus
Regulasi suhu tubuh terganggu
Hipotermi
Resiko hipotermi
Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
2. Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang
banyak.
Diagnosa Keperawatan Rencana Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Intervensi Rasional
Resiko kekurangan volu-me cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anes-tesi, perdarahan durante operasi.
Setelah diberikan asuhan kepe-rawatan selama operasi berlang-sung, kekuranagn volume cairan tu-buh tidak terjadi.Kriteria Standar:- TD: 110-
130/70-90- N: 80-100
x/mnt- RR: 12-20
x/mnt- S: 36-37 C- Akral hangat- Capillary
refill < 2 detik
Pantau:- tanda vital setiap 5
menit..- Masukan dan
haluaran durante operasi.
Berikan cairan pengganti sesuai dengan haluaran dari urine, penguapan, perdara-han serta kebutuhan cairan maintenance.
Kaji refill time.
Mengidentifikasi indikasi kema-juan atau adanya penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Mengganti kehilangan/haluaran cairan sesuai dengan jumlah haluaran yang terjadi untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh.
Mengidentifikasikan adanay gang-guan perfusi jaringan akibat penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anestesi.
08.30 Mengukur vital sign.08.40 Melakukan hidrasi
cairan 500 cc.08.50 Memasang dower ca-
theter (urine 350 cc)09.30 Mengobservasi balan-
ce cairan.10.00 Mengukur vital sign
(TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
10.30 Mngukur balance cairan: urine: 350 cc, penguapan: 150 cc, perdarhan 100 cc cairan masuk: (700 cc).
TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt; RR: 20 x/mnt; S: 36,50C, HR: 88 x/mnt,Output dan input seimbang, refill time 1-3 detik.
Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang banyak.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama operasi berlangsung, hipotermi tidak terjadi.Kriteria standar:- TD: 110-
130/70-90- N: 80-100
x/mnt- RR: 12-20
Catat suhu pra operasi.
Pantau:- Vital sign.- Keseimbangan cairan
durante operasi.- Kestabilan suhu
ruangan operasi.Kaji suhu lingkungan dan modifikasi sesuai kebutu-han.
Sebagai dasar untuk memantau suhu intra operasi. Elevasi suhu pra operasi adalah indikasi dari proses penyakit.Mengidentifikasi adanya penyim-pangan dari criteria yang di harapkan. Kehilangan cairan du-rante operasi dapat meningkatkan suhu tubuh.
Membantu mempertahankan suhu pasien.
08.30 Membaringkan pasien di atas meja operasi, memberi alas meja operasi dengan kain bersih.
09.00 Mempersempit lapang operasi denagn doek steril.
09.10 memantau vital sign: TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt; HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,40C, refill time 3 dtk,
TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt, HR: 88 x/mnt, RR: 20 x/mnt; S: 36,50C, akral hangat dan kering.
x/mnt- S: 36-37 C- Akral hangat
Lindungi area kulit diluar wilayah operasi.
Sediakan selimut pengha-ngat pada saat-saat darurat untuk anestesi.
Kehilangan panas dapat trejadi waktu kulit dipajankan dengan suhu dingin.
Anestesi dapat menekan hipo-talamus dan menegakibatkan gangguan regulasi suhu tubuh.
suhu ruang operasi: 200C.
10.30 Mengukur vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi23-7-2002 Resiko kekurangan volume cairan b/d
penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anestesi, per-darahan durante operasi.
S: --O: vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92
x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 350 cc, penguapan: 150 cc, perdarhan 100 cc, cairan masuk: (700 cc).
A: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan.
23-7-2002 Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang banyak.
S: --O: vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92
x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 1500 cc, penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc (1700 cc), cairan masuk: (2500 cc).
A: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan.
PASCA OPERASIANALISA DATA
Data Etiologi MasalahS; Pasien mengeluh luka
operasi mulai terasa nyeri, kaki masih dirasa berat.
O; (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; skala nyeri 4, pasien tenang.
Pembedahan
Pemutusan nosiseptor
Menghantarkan rangsang nyeri
Diterima sebagai respon nyeri
Nyeri
S; Pasien mengeluh haus.O; vital sign (TD: 100/70
mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 350 cc, penguapan: 150 cc, perdarahan 100 cc , cairan masuk: (700 cc).
efek anestesi ether masih ada sampai 2 jam pertama.
Penggunaan ether
Vasodilatasi
Cardiac output menurun
Volume cairan dalam sirkulasi turun
Resiko kekurangan volume cairan
S; Pasien mengeluh kaki masih terasa berat.
O; Efek anestesi masih ada sampai 2 jam pertama, anestesi dg ether.
Penggunaan ether
Efek 2 jam pertama berbaring telentang (miki/mika)
Mobilitas fisik terbatas skunder.
Perawatan diri kurang
Kurang perawatan diri
Diagnosa keperawatan1. Nyeri b/d pembedahan.2. Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi terhadap penurunan cardiac
output, perdarahan intra operasi.3. Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
Diagnosa Keperawatan Rencana Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Intervensi Rasional
.Nyeri b/d pembedahan.
Setelah diberi-kan asuhan ke-perawatan sela-ma 1 x 24 jam, nyeri operasi berkurang.Kriteria standar:- menyatakan
nyeri berku-rang /hilang
- tampak te-nang
- tidur cukup
Pantau:- Tekanan darah, nadi
dan pernafasan setiap 15 menit.- Intensitas nyeri
dengan skala 1-10.- Tingkat kesadaran.Jika diresepkan analgetik, aturlah analgesic secara ru-tin selama 24 jam pertama, tanpa menunggu pasien memintanya.Beritahu dokter jika anal-gesic tidak dapat meng-hilangkan sakit.
Latih teknik distraksi seperti nafas dalam.
Mengenal indikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Mempertahankan kadar darah yang konsisten dari analgesic merupakan pengendali yang terbaik.
Mengindikasikan perlunya untuk mengubah dosis, jarak, atau jenis analgesic. Juga mengindikasikan adanya komplikasi, seperti per-darahan ke bagian yang dioperasi.Teknik distraksi seperti nafas dalam dapat meningkatkan relak-sasi pasien dan membantu me-ngontrol nyeri.
10.05 emindahkan pasien ke RR
10.10 Mengukur vital sign (TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/mnt; N: 88 x/mnt), pasien sadar CM, ke-luhan nyeri mulai dirasa pada luka operasi, kaki masih dirasa berat.
11.30 Mengukur vital sign (TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20 x/mnt), pasien tidur.
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20 x/mnt; pasien te-nang.
Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi. Data penunjang:
Setelah diberi-kan asuhan ke-perawatan sela-ma operasi ber-langsung, keku-rangan volume cairan tubuh ti-dak terjadi.Kriteria Standar:- TD: 110-
Pantau:- tanda vital setiap 5
menit..- Masukan dan
haluaran durante operasi.Berikan cairan pengganti sesuai dengan haluaran dari urine, penguapan, perdara-han serta kebutuhan cairan maintenance.Kaji refill time.
Mengidentifikasi indikasi kemaju-an atau adanya penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Mengganti kehilangan/haluaran cairan sesuai dengan jumlah haluaran yang terjadi untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh.Mengidentifikasikan adanay gang-guan perfusi jaringan akibat
10.45 Mengukur vital sign.11.00 Mengobservasi balan-
ce cairan (RL Post op: 500 cc, urine: 200 cc).
11.30 Mengukur vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt; RR: 20 x/mnt; S: 36,50C, HR: 88 x/mnt,Output dan input seimbang, refill time 1-3 detik.
130/70-90- N: 80-100
x/mnt- RR: 12-20
x/mnt- S: 36-37 C- Akral
hangatCapillary refill < 2 detik
penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anestesi.
Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
Setelah diberi-kan asuhan ke-perawatan se-lama 2x24 jam, pasien dapat memenuhi AKS secara mandiri (makan, minum, berpakaian, mandi, ke kamar mandi)
Tentukan tingkat bantuan yang diperlukan. Berikan bantuan AKS sesuai keeper-luan. Membiarkan pasien melakukan sebanyak mung-kin aktifitas untuk dirinya se-batas yang diperbolehkan.Berikan waktu yang cukup bagi pasien untuk melaku-kan aktifitas.Jelaskan prosedur pasca operasi yang harus ditaati pasien:- Berbaring telentang
selama waktu anestesi masih berpengaruh.- Larangan makan
minum sampai peristaltic usus baik pada anestesi dengan inhalasi.- Boleh miki/mika tapi
tidak boleh duduk.- Boleh minum sedikit
bila sudah sadar baik.
Mendorong kemandirian pasien.
Membebani pasien dengan akti-fitas akan menimbulkan frustasi.
Pengetahuan dapat meningkatkan kerjasama pasien sehingga mem-bantu pasien mentaati prosedur pasca operasi.
11.55 menjelaskan pada pasien pentingnya tidur telentang selama 24 jam boleh miki/mika asal jangan duduk, tidak boleh minum sampai benar-benar sadar.
12.00 membantu pasien miring kiri.
Pasien dapat me-menuhi kebutuhan AKS secara mandir, seperti makan, man-di, berpakaian, ke akmar mandi. Pu-sing (-).
CATATAN PERKEMBANGANTanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
23-7-2002 .Nyeri b/d pembedahan. S: Pasien mengeluh nyeri masih terasa bahkan mulai terasa keras, pasien mengatakan kaki masih terasa berat.
O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20x/mnt, pasien tenang.
A: Masalah belum teratasi.P: Intervensi dilanjutkan seluruhnya.
23-7-2002 Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi.
S: Pasien mengleuh haus, mual (-), pusing (-).O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20
x/mnt, CM: 500 cc, urine: 200 cc, perdarahan (-).
A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan seluruh intervensi.
23-7-2002 Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
S: Pasien mengatakan kaki masih terasa berat, pusing (-)
O: Efek anestesi masih ada sampai 24 jam pertama, miki/mika masih dibantu
A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi seluruhnya.