asbabul wurud - takhrij hadits
TRANSCRIPT
Cretead: Desni PurwantiEmail:
Twitter: @DesniPurwanti
Ibnu Kholdun Nawaji
Desni Purwanti
M. Choirul Imam
Ima Maliya
Ilmu Asbabul Wurud
Pengertian Asbabul Wurud
“Suatu ilmu pengetahuan yang
membicarakan tentang sebab-
sebab Nabi SAW menuturkan
sabdanya dan waktu beliau
menuturkan itu.”
“ilmu yang menjelaskan sebab-sebab
keluarnya Hadits, baik berupa peristiwa atau
keadaan yang terjadi, waktu maupun karena
ada pertanyaan. Sehingga dapat memahami
kejelasan hadits baik dari segi umum dan
khusus,mutlaq atau muqayyad, atau untuk
menentukan ada tidaknya naskh
(penghapusan) dalam suatu hadits”
Latar Belakang Munculnya Hadits
Asbab Wurud Al’Am
Asbab Wurud
Al-khas
Kegunaan Asbabul Wurud
Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
Membatasi pengertian hadits yang masih mutlak.
Men-tafshil (memerinci) hadits yang masih bersifat global
Menentukan ada tidaknya nashikh mansukh dalam suatu hadits.
Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum.
Menjelaskan maksud suatu hadits yang masih musykil (sulit dipahami atau janggal)
Untuk menolong, memahami, dan menafsirkan al-Hadits
Untuk mengetahui sebab-sebab lahirnya nash itu
Untuk mengetahui hikmah-hikmah ketetapan syari’at (hukum)
Faidah-faidah mengetahui Asbab Wurud al-Hadits
Kaidah yang dipakai oleh para mayoritas ulama dalam asbab wurud
Al-‘Ibrah bi ‘umum al-lafdzi la bi khusus al-sababi (yang menjadi patokan dalam memahami teks adalah keumuman lafad, bukan sebab khususnya).
Al-‘Ibrah bi khusus al-sababi la bi ‘umum al-lafdzi (yang menjadi patokan dalam memahami teks adalah sebab khusus, bukan keumuman lafad.
Macam-macam Asbabul wurud
Ada kalanya Rasulullah menetapkan suatu ketentuan
atas suatu masalah. Kemudian pada kesempatan lain,
menyangkut masalah yang sama, beliau menetapkan
pula suatu ketentuan yang tampaknya berbeda.
Akan tetapi, sebagian orang tidak mengetahui
peristiwa yang melatarinya dalam kesempatan
berbeda itu, sehingga mengesankan ada
ketidakkonsistensi atau bahkan pertentangan.
Padahal sebenarnya bukanlah demikian
Ada kalanya suatu hadist lahir karena Rasulullah
ditanya tentang sesuatu hal oleh para sahabat. Akan
tetapi, dalam periwayatan (transmisi)-nya, si
periwayat tidak menyampaikan hadis tersebut secara
sempurna
(misalkan, tidak menyebutkan pertanyaan yang
melahirkan jawaban tersebut).
Atau, hadist tersebut hanya diriwayatkan oleh orang
yang hanya mendengar atau mengetahui jawaban
Rasulullah tersebut. Namun ia tidak mengetahui
masalah atau latarbelakang yang melatari jawaban
Rasulullah pada hadist tersebut
Contoh Dari Kaidah
, ع3ن1 : م3ال7ك5 3ا ن 3ر3 ب خ13 أ ق3ال3 5و1س5ف1 ي 1ن7 ب Hه 1لل ا 1د5 ع3ب 3ا 3ن ح3د3ث
: H3ن أ 1ه5م3ا ع3ن Hه5 1لل ا ض7ي3 ر3 ع5م3ر1 1ن7 ب Hه7 1لل ا 1د7 ع3ب ع3ن1 3اف7ع7 ناء3 : ج3 7ذ3ا إ ق3ال3 Hم3 ل و3س3 1ه 3ي ع3ل Hه5 1لل ا ص3لHي Hه7 1لل ا ول3 س5 ر3
) ( . البخاري روه 3س7ل1 3غ1ت 1ي ف3ل 3لج5م1ع3ة3 ا 5م1 3ح3د5ك أ
“Sesungguhnya rasulallah SAW bersabda: “jika seseorang diantara kamu mendatangi shalat jum’at, maka hendaklah ia mandi” (H.R. Bukhari)
Cara Mengetahui TempatnyaAsbab Wurud
al-Hadits yang
tercantum di
dalam Hadits
itu sendiri
Asbabul wurud yang tidak tercantum dalam
rangkaian Hadits itu sendiri, tetapi diketahuinya dari Hadits yang terdapat
di lain tempat yang sanadnya juga berlainan
Namun ada pula matan hadits yang
timbul tanpa
Sabab al Wurud atau
timbul dengan
sendirinya
Asbab Wurud al-Hadits yang tercantum di dalam Hadits itu sendiri
• اء. 3ت3و3ض1 أ ل1م3 و3س3 ع3ل3ي=ه; =لل3ه. ا ل1ي ص3 =لل3ه; ا و=ل; س. ل;ر3 ي=ل3 ق; ;ن1ه. إ
, , م. ل3ح= و3 ي=ض. ال=خ3 ي=ه; ف; ح. ي.ط=ر3 Qب;ئ=ر و3ه;ي3 اع3ة3 ب.ض3 ب;ئ=ر; م;ن=
: Qء ي= ش3 ه. ي.ن3ج]س. ال3 Qو=ر ط3ه. اء. 3ل=م3 أ ال3 ق3 ف3 =لن1ت=ن; ا و3 ال=ك3ل=ب;
“Bahwa beliau pernah ditanyakan oleh seseorang
tentang perbuatan yang dilakukan Rasulullah s.a.w. :
“Apakah tuan mengambil air wudlu’ dari sumur Budla’ah,
yakni sumur yang dituangi darah, daging anjing dan
barang-barang busuk? Jawab Rasulullah: “Air itu suci,
tak ada sesuatu yang menjadikannya najis”.
Asbabul wurud yang tidak tercantum dalam rangkaian Hadits itu sendiri,
1ك7ح5ه3ا 3ن ي o3ة أ 1م1ر3 و7ا3 أ 5ه3ا 1ب 5ص7ي ي 3ا 1ي 7د5ن ل 5ه5 ت ه7ج1ر3 3ت1 3ان ك و3م3ن1
1ه7 3ي 7ل إ ه3اج3ر3 م3ا 7ل3ي إ 5ه5 ت ف3ه7ج1ر3
“ . . . . Barang siapa yang hijrahnya
karena untuk mendapatkan
keduniaan atau perempuan yang
bakal dikawininya, maka hijrahnya
itu hanya kepada apa yang
dihijrahkannya saja”.
Tapi diketahuinya dari Hadits yang terdapat di lain tempat yang sanadnya juga berlainan
• 3ن1 ) ( , أ 3ت1 ب ف3أ o1س ق3ي م5 5 أ 3ه3ا ل 5ق3ال5 ي ة} 7م1ر3 إ خ3ط3ب3 ج5ل~ ر3 3ا 3ن 1ن 3ي ب 3ان3 ك
( . , o1س ق3ي م5ه3اج7رأم� 1ه7 م�ي 5س3 ن Hا 5ن ك وHج3ه3ا 3ز3 ف3ت ف3ه3اج3ر3 5ه3اج7ر3 ي Hي ح3ت وHج3ه3ا 3ز3 3ت ي
“Konon pada jama’ah kami terdapat seorang laki-
laki yang melamar kepada seorang perempuan yang
bernama Ummu Qais. Tetapi perempuan itu menolak
untuk dikawininya, kalau laki-laki pelamar tersebut
enggan berhijrah ke Madinah. Maka ia lalu hijrah
dan kemudian mengawininya. Kami namai laki-laki
itu, Muhajir Ummi Qais”
hadits yang timbul tanpa Sabab al Wurud atau timbul dengan sendirinya
• ق3ال3 Hم3 ل و3س3 1ه7 3ي ع3ل الله5 ص3لHى الله7 و1ل3 س5 ر3 H3ن أ 1ه5 ع3ن الله5 ر3ض7ى 1ص3ار7ى 3ن 1أل ا oع3و1ف 1ن7 ب ع3م1رو ع3ن1
: 3ن1 أ ى 3خ1ش3 أ �ى 3ك7ن و3ل ، 5م1 1ك 3ي ع3ل ى 3خ1ش3 أ 1ف3ق1ر5 ال م3ا ف3و3الله7 ، 5م1 ك ر� 3س5 م3اي 5وا م�ـل3 و3أ وا ر5 1ش7 3ب أ o 3و1م ي 1ص3ار7ذ3ات3 3ن 7أل ل
3م3ا ك 5م1 5ك 7ك 5ه1ل ف3ت ، وه3ا اف3س5 ـ3 3ن ت 3م3ا ك وا اف3س5 ـ3 3ن ف3ت ، 5م1 3ك 1ل ق3ب 3ان3 ك م3ن1 ع3ل3ى 5س7ط3ت1 ب 3م3ا ك 5م1 1ك 3ي ع3ل ا ـ3 1ي الد�ن 1س3ط3 5ب ت
1ه7. ) 3ي ع3ل Hف3ق~ م5ت 1ه5م1 3ت 3ك ه1ل3 )أ
“Dari ‘Amru Bin ‘Auf Al Anshary, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada
orang-orang Anshar pada suatu hari: Bergembiralah kamu sekalian, niscaya kamu
akan mendapati apa yang kamu inginkan; Demi Allah, bukanlah kefakiran yang lebih
aku takuti (menimpa) kamu, tetapi aku takut (kalau) dunia ini dibentangkan keatas
kamu (diberi kekayaan dan dimurahkan rezeki) sebagaimana dia telah dibentangkan
keatas orang-orang sebelum kamu; maka kamupun berlomba-lomba (mencari) nya
dunia) sebagaimana mereka berlomba-lomba dengannya, lalu duniapun
memusnahkan kamu sebagaimana dia memusnahkan mereka.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Para Pakar Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits Dan Kitab-Kitabnya
• Perintis Ilmu Asbab Wurud al-Hadits ialah • Abu Hamid bin Kaznah Al-Jubary,
kemudian disusul oleh • Abu Hafsh Umar bin Muhammad bin
Raja’i Al-Ukbury (380-458 H). Ia adalah salah seorang guru Abu Yahya Muhammad bin Al-Husain Al-Farra’ Al-Hanbaly dan salah seorang murid dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.
Al-Muhaddits As-Sayyid Ibrahim bin Muhammad bin
Kamaluddin yang terkenal dengan kunyah Ibnu
Hamzah Al-Husainy (1054-1120) mengarang pula
kitab Asbabi- Wurudi’l-Hadits dengan diberi nama
‘’Al-Bayan wat Ta’rif fi Asbabi Wurudil-Haditsisy-
Syarif”. karya Ibn Hamzah Al-Husayni al-Dimasyqi
(w.1110 H) Kitab yang disusun secara alfabetis ini
dicetak pada tahun 1329 H. Di Halab dalam 2 juz
besar-besar
Asbab wurud al-hadits karya karya Abu
Hamid abdl jalil al jabari. Dan Asbabu wurud
al-hadits atau yang disebut juga al luma’ fi
asbab wurud alhadits karya al-Hafizh as-
Suyuthi rahimahullah (wafat tahun 911H),
dan urutan kitab ini berdasarkan bab-bab
dan dicetak dalam satu jilid dengan tahqiq
(diteliti) oleh Yahya Ismail Ahmad.