artikel ilmiah uji performansi alat pengering tipe rak ...eprints.unram.ac.id/7474/1/artikel ilmiah...
TRANSCRIPT
ARTIKEL ILMIAH
Uji Performansi Alat Pengering Tipe Rak (Tray Dryer) Dengan Sistem Konveksi
Paksa Pada Manisan Pepaya ( Carica Papaya L.)
OLEH
LALU AHMAD JAELANI
C1J 011 044
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROIDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
Uji Performansi Alat Pengering Tipe Rak (Tray Dryer) Dengan Sistem Konveksi Paksa Pada
Manisan Pepaya (Carica Papaya L.)
Performance Test Of Forced Convection System Tray Dryer On Candied Papaya (Carica Papaya L.)
Lalu Ahmad Jaelani1), Murad2), Sirajuddin H Abdullah2)
1)Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,
Universitas Mataram 2)Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji performansi dan mempelajari kebutuhan energi dan efisiensi alat pengering listrik tipe rak (Tray Drayer) dengan sistem konveksi
paksa pada manisan pepaya (Carica Papaya L.). Bahan dan alat penelitian adalah pepaya,
termodigital, termometer bola basah dan bola kering, termokopel, blower, anemometer, regulator, clam meter, heater dan stopwatch. Metode yang digunakan adalah metode
eksprimental. Parameter penelitian meliputi suhu, relatif humidity (RH), dan kecepatan aliran udara. Analisis data yang diterapkan adalah analisa kadar air, laju pengeringan, kebutuhan
energi, kehilangan panas, efisiensi alat pengering dan efisiensi pengeringan manisan pepaya
dengan 3 perlakuan yaitu 3,43 m/detik; 3,65 m/detik; dan 4,55 m/detik. Penelitian ini menunjukkan perubahan suhu pada pengujian tanpa bahan dan dengan bahan pada
perlakuan kecepatan 3,43m/detik, 3,65 m/detik dan 4,55 m/detik. Hasil pengujian pengeringan manisan pepaya dari 3 perlakuan kecepatan aliran udara didapat suhu ruang
pengering 45-65°C dan Relatif Humidity 45-55% untuk menurunkan kadar air bahan 23-25% selama 7 jam. Energi listrik yang diberikan sebesar 28224 kJ. Efisiensi pengeringan manisan
pepaya 29 %, 26,45 % dan 18,44 % dan efisiensi alat pengering 12 %, 12% dan 12,88%
untuk setiap perlakuan kecepatan.
Kata kunci: alat pengering tipe rak, blower, heater, konveksi paksa, manisan pepaya
ABSTRACT
Aims of this research were to conducted performance test and to studied energy
requirement and efficiency of forced convection system electric tray dryer on candied papaya (Carica Papaya L.). Material and equipment used in this research were papaya, digital thermometer, wet and dry bulb thermometer, thermocouple, blower, anemometer, regulator, clam meter, heater and stopwatch. Method used in this research was experimental that used parameters consist of temperature, relatif humidity (RH), and air flow rate. Data analysis used in this research were water content, drying rate, energy requirement, heatloss, efficiency of the dryer and efficiency of candid papaya drying process using 3 different treatments, i.e. 3.43 m/s; 3.65 m/s; and 4.55 m/s. Result showed that temperature change exist on performance test without the material and using the material on various conducted flowrate treatment. Furthermore, drying chamber temperature and relative humidity of candied papaya drying process using various flowrate were 45-65°C and 45-55% respectively to decreased water content of material to 23-25% during 7 hours. Moreover, electric energy supplied was 28224 kJ, candied papaya drying efficiency were 29 %, 26,45 % and 18,44 %; and tray dryer efficiency were 12 %, 12% dan 12.88% for each flowrate. Keywords: tray dryer, blower, heater, forced convection, candied papaya
PENDAHULUAN
Pepaya atau betik yang dalam
bahasa latinnya Carica papaya L adalah
tumbuhan yang berasal dari Meksiko
bagian selatan dan bagian utara
dari Amerika Selatan, dan kini menyebar
luas dan banyak ditanam di seluruh
daerah tropis untuk diambil buahnya.
Pepaya (Carica papaya, L), mengandung
gizi yang cukup tinggi dan tidak kalah bila
dibandingkan dengan buah-buahan yang
lain seperti nanas, pisang, apel, jeruk,
apokat dan sebagainya. Buah pepaya
sangat disukai masyarakat karena rasanya
manis, banyak mengadung vitamin A dan
C.
Manisan buah adalah buah yang
diawetkan dengan gula. Pemberian gula
dilakukan dengan kadar yang tinggi, selain
untuk memberikan rasa manis juga
bertujuan sebagai pengawet alami untuk
mencegah tumbuhnya mikroorganisme
yang menyebabkan buah cepat
membusuk. Dalam proses pembuatan
manisan buah ini juga biasa
menggunakan air garam dan air kapur
untuk mempertahankan bentuk atau
tekstur buah serta menghilangkan rasa
gatal atau getir.
Pengeringan merupakan pengawetan
secara fisik dengan cara menurunkan
aktivitas air (Aw) melalui pengurangan
kadar air pada makanan sampai pada
kadar tertentu dimana tidak terjadi
aktivitas mikroorganisme perusak pangan.
Proses pengeringan dapat menggunakan
sinar matahari maupun menggunakan
mesin-mesin pengering. . Pemanfaatan
mesin pengering banyak digunakan dalam
skala industri maupun laboratorium,
kelebihannya yaitu tidak tergantung cuaca
dan prosesnya lebih bisa dikontrol. Akan
tetapi energi yang dibutuhkan untuk
proses pengeringan sangat besar.
Sehingga perlu dilakukan suatu
penanganan alternatif yaitu dengan
menggunakan alat pengering mekanis
menggunakan heater sebagai sumber
energi panas untuk memanaskan bahan
dan menguapkan air pada bahan dengan
alat pengering tipe rak dengan sistem
konveksi paksa. Salah satu aplikasi tenaga
listrik pada proses pengeringan bahan
hasil pertanian, maka dari itu
dirancanglah alat pengering buatan
dengan energi listrik yang menjadi sumber
energinya. Alat pengering tipe rak yang
dirancang tersebut sangat perlu diuji
kinerjanya sehingga nantinya akan
mampu dipasarkan ke masyarakat secara
umum dengan memanfaatkan suhu dan
kelembaban udara serta kecepatan udara
untuk proses pengeringan bahan hasil
pertanian.
Mengetahui kebutuhan energi yang
dibutuhkan oleh alat pengering listrik tipe
rak dengan sistem konveksi paksa pada
Manisan Pepaya ( Carica Papaya L.),
sebaran suhu pada ruang pengering tanpa
bahan dan dengan ada bahan. efisiensi
pengeringan dan efisiensi alat pengering
listrik tipe rak menggunakan sistem
konveksi paksa pada manisan pepaya
Dengan memperhatikan hal tersebut
peneliti bermaksud untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Uji Performansi
Alat Pengering Tipe Rak (Tray Drayer)
dengan Sistem Konveksi Paksa Pada
Manisan Pepaya ( Carica Papaya L.)”.
METODE PENELITIAN
Bahan dan metode
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pepaya setengah matang
dengan efisiensi dan ketebalan 0,5 cm
alat yang digunakan alat pengering tipe
rak, anemometer, regulator, termokopel
dan termodigital dan dalam dalam
penelitian ini energi listrik yang digunakan
bersumber PLN
Sedangkan alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat pengering
listrik tipe rak dengan system konveksi
paksa dengan perlakuan kecepatan
aliran udara rata-rata yaitu 3,43 m/detik/
3,65 m/detik dan 4,55 m/detik. Dengan
rancangan tanpa bahan dan dengan ada
bahan data diamati suhu ruang pengering,
RH, kecepatan aliran udara menuju ruang
pengering
1. Suhu dan sebarannya tanpa bahan dan
dengan bahan
Pengukuran suhu menggunakan
thermokopel yang diletakkan dalam alat
pada tiap rak yaitu rak atas, rak tengah,
rak bawah, pipa inlet dan suhu heater,
suhu lingkungan, dan diamati setiap
jamnya
2. Kelembaban relative (RH)
Kelembaban relatif udara
berpengaruh terhadap pemindahan cairan
/ uap dari dalam ke permukaan bahan
serta menentukan besarnya tingkat
kemampuan udara pengering dalam
menampung uap air disekitar permukaan
bahan. Semakin rendah RH udara
pengering maka semakin tinggi
kemampuannya dalam menyerap uap air
dipermukaan bahan, sehingga laju
pengeringan semakin cepat.
3. Kadar air
Di mana: Kabk adalah kadar air basis
kering (%), Wa adalah berat air dalam
bahan (gram), Wk adalah berat kering
mutlak bahan (gram), Wt adalah berat
total (g) = Wa + Wk (Maulana,2014)
4. Lama pengeringan
Lama pengeringan adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengeringkan
manisan pepaya,pada saat listrik
dihidupkan hingga kadar air manisan
pepaya yang diinginkan tercapai, yaitu
19% - 24 % basis basah.
5. Laju pengeringan
Laju pengeringan membutuhkan
data hasil pengukuran kadar air awal,
kadar air akhir dan selang
waktu(Irfan,2008).
Keterangan :
dM/dt = laju pengeringan ( % bk/jam)
Mt = kadar air pada waktu t (% bk)
Mt+Δt = kadar air pada waktu t + Δt (%
bk)
Δt = selang waktu (jam)
Analisis data
6. Debit aliran udara menuju ruang
pengering
Debit aliran udara sangat
dipengaruhi oleh kecepatan udara dan
luas penampang. Kecepatan udara
dapat diukur dengan menggunakan
sebuah anemometer. Sedangkan cara
menghitung debit aliran udara adalah
sebagai berikut (Dewi, 2012):
Q (m3/s) = V x A
dimana :
Q = Debit aliran (m3/detik)
V = Kecepatan udara (m/deti)
A = Luas penampang (m3)
7. Kebutuhan energi listrik yang
digunakan.
Energi listrik yang digunakan sebagai daya
untuk blower dan heater.
3.3.4. Efisiensi Pengeringan
Menurut Taufiq (2004) efisiensi
pengeringan adalah hasil perbandingan
antara panas yang secarateoritis
dibutuhkan dengan penggunaan panas
yang sebenarnya dalam pengeringan.
Jumlah energi panas yang
dibutuhkan untuk pengeringan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :Q = Q1 + Q2 + Q3
Q1 (jumlah panas yang digunakan
untuk memanaskan bahan) didapat
dari:
Q1 = mk .cp . (Tp – T~)
Q2 (Panas sensibel air) yaitu panas
yang digunakan untuk menaikkan
suhu air didalam bahan yang didapat
dari rumus :
Q2 = ma.ca.(Tp – T~)
Q3 (Panas laten penguapan air) yaitu
jumlah panas yang digunakan
untukmenguapkan air bahan yang
didapat dari :
Q3 = mw .hfg
keterangan:
Hfg = panas Laten (kJ/kg)
T = suhu bahan (oC)
Untuk menentukan banyaknya kalor
(panas) yang diberikan oleh udara panas
pada bahan yang dikeringkan digunakan
rumus sebagai berikut:
q = ρ.V .cu (T1 – T2)
m = massa bahan yang dikeringkan (kg)
Cp = panas jenis bahan yang dikeringkan
(kJ/kg oC)
ΔT = kenaikan suhu bahan (oC)
V= volume udara
Untuk menentukan efisiensi pengeringan
dan efisiensi alat pengering dapat
digunakan rumus :
η = x 100 %
Eff = efisiensi pengeringan(%)
Q adalah panas yang digunakan (J), q
adalah energy panas yang diberikan alat
pengering (kJ) selama waktu pemakaian
listrik (jam)( Taufiq, 2004).
8. Kehilangan energi melalui ventilasi
ruang pengering
)
Dimana,
Q = Debit udara ventilasi, m3/detik
cpw = Panas jenis udara basah (kkal/m3 oC)
Td = Temperatur rata-rata pengering
(oC)
Ta = Temperatur kadar air awal (oC)
N = Lama pengeringan ( jam)
HASIL PENGAMATAN
Alat pengering tipe rak (tray
drayer) dengan system konveksi paksa.
Pengujan alat tanpa bahan
Sebaran suhu ruang pengering pada
kecepatan aliran udara 3,43 m/detik, 3,65
m/detik dan 4,55 m/detik
Pengujian alat dengan bahan
Sebaran suhu Kecepatan aliran udara 3,43
m/detik
Sebaran suhu Kecepatan aliran udara 3,65
m/detik
Sebaran suhu pada kecepatan aliran
udara 4,55 m/detik
Bedasarkan 3 kecepatan aliran
udara yang digunakan dalam pengujian
alat pengering tipe rak tersebut sebaran
suhu rata-rata yang dihasilkan ruang
pengering yaitu pada kecepatan 3,43
m/detik 56 °C, pada kecepatan 3,65
m/detik sebesar 58°C dan pada kecepatan
4,55 m/detik sebesar 59 °C. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar
kecepatan aliran udara menuju ruang
pengering, tetapi pada suhu tanpa bahan
tsebaran udaranya kurang baik sehingga
suhu pada rak atas terlalu rendah
daripada rak bagian tengah dan bawah.
Hal ini dikarenakan kurang baiknya dalam
penyebarn suhu deidalam ruang
pengering. maka semakin meningkat suhu
di dalam ruang pengering. Sehingga
kemampuan untuk mengeringkan bahan
manisan pepaya semakin meningkat.
Sebaran RH (%) tiap-tiap kecepatan aliran
udara
Hasil RH pada ruang pengering dari
tiga kecepatan aliran udara yaitu 3,43
m/detik, 3,65 m/detik dan 4,55 m/detik
menghasilkan RH ruang pengering
0
20
40
60
80
9:10 11:10 13:10 15:10
Su
hu r
uan
g p
enger
ing (
C)
Waktu (Jam)
suhu (°C) RTsuhu (°C) RBsuhu lingkungansuhu outlet (°C)
0
20
40
60
80
9:00 11:00 13:00 15:00
Suh
u r
uan
g p
en
geri
ng
(°C
)
Waktu (Jam)
suhu (°C) RAsuhu (°C) RTsuhu (°C) RBsuhu lingkungansuhu outlet (°C)
0
20
40
60
80
8:45 10:45 12:45 14:45
Su
hu
ru
an
g p
en
ge
rin
g
(C
)
Waktu (Jam)
suhu (°C) RA
suhu (°C) RT
suhu (°C) RB
suhu lingkungan
0
20
40
60
80
100
9:10 11:10 13:10 15:10
RH
Ru
ang P
enger
ing (
%)
Waktu (Jam)
v 3,43 m/detik ruang
v 3,43 m/detik lingk.
v 3,65 m/detik ruang
v 3,65 m/detik lingk.
v 4,55 m/detik ruang
v 4,55 m/detik lingk.
mengalami penurunan pada tiap-tiap
kecepatan aliran udaratiap interval 1 jam
yaitu 49%, 46%, 50%. Hal ini
menujukkan bahwa RH ruang pengering
tipe rak tersebut menghasilkan RH rata-
rata 45%-50%. Maka dapat dinyatakan
bahwa alat pengering tipe rak dengan
sistem konveksi paksa ini dapat
mengeringkan manisan pepaya karena
alat pengering ini dengan kecepatan aliran
udara 3,43 %,3,65% dan 4,55%
menghasilkan RH sebesar 45-50%. Sesuai
dengan pernyataan tanggasari (2014)
bahwa semakin tinggi suhu udara maka
RH akan semakin rendah sehingga
kemampuan udara menampung uap air
semakin tinggi
Pengujian alat pengering tipe rak
dengan bahan
Suhu dan sebarannya pada setiap
kecepatan aliran udara yaitu 3,43 m/detik,
3,65 m/detik dan 4,55 m/detik senbagai
berikut
Sebaran suhu pada kecepatan 3,43
m/detik
Sebaran suhu pada kecepatan 3,65
m/detik
Sebaran suhu pada kecepatan 4,55
m/detik
Bedasarkan 3 kecepatan aliran udara
yangvdigunakan dalam pengujian alat
pengering tipe rak tersebut sebaran suhu
rata-rata yang dihasilkan ruang pengering
yaitu pada kecepatan 3,43 m/detik 58 °C,
pada kecepatan 3,65 m/detik sebesar
59°C dan pada kecepatan 4,55 m/detik
sebesar 65 °C. hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar kecepatan aliran
udara menuju ruang pengering maka
semakin meningkat suhu di dalam ruang
pengering. Sehingga kemampuan untuk
0
20
40
60
80
8:52 10:52 12:52 14:52
Su
hu (
C)
Waktu (jam)
Suhu ruang (◦C) RA
Suhu ruang (◦C) RT
Suhu ruang (◦C) RB
suhu outlet (◦C)
suhu lingkungan.
0
20
40
60
80
8:25 10:25 12:25 14:25
Su
hu
ru
ang p
enger
ing (
C)
Waktu (Jam)
Suhu ruang (◦C) RA
Suhu ruang (◦C) RT
Suhu ruang (◦C) RB
Suhu Lingkungan
Suhu. outlet (◦C)
0
20
40
60
80
8:25 10:25 12:25 14:25
Su
hu
ru
ang p
enger
ing (
C)
Waktu (Jam)
Suhu ruang (◦C) RA
Suhu ruang (◦C) RT
Suhu ruang (◦C) RB
Suhu Lingkungan
Suhu. outlet (◦C)
mengeringkan bahan manisan pepaya
semakin meningkat.
Sebaran RH terhadap waktu pengeringan
Hasil RH pada ruang pengering dari tiga
kecepatan aliran udara yaitu 3,43 m/detik,
3,65 m/detik dan 4,55 m/detik
menghasilkan RH ruang pengering
mengalami penurunan pada tiap-tiap
kecepatan aliran udaratiap interval 1 jam.
Hal ini menujukkan bahwa RH ruang
pengering tipe rak tersebut menghasilkan
RH rata-rata 45%-50%. Maka dapat
dinyatakan bahwa alat pengering tipe rak
dengan sistem konveksi paksa ini dapat
mengeringkan manisan pepaya karena
alat pengering ini dengan kecepatan aliran
udara 3,43 %,3,65% dan 4,55%
menghasilkan RH sebesar 45-50%. Sesuai
dengan pernyataan tanggasari (2014)
bahwa semakin tinggi suhu udara maka
RH akan semakin rendah sehingga
kemampuan udara menampung uap air
semakin tinggi.
Kadar air pengeringan dan laju
pengeringan.
Kadar air pengeringan terhadap waktu
pengeringan
Profil penurunan kadar air bahan
terhadap waktu pengeringan. Pada
kecepatan aliran udara 3,43 m/detik
terlihat penurunan kadar air awal 90,42 %
sampai mencapai kadar air akhir 24,19%
selama 7 jam proses pengeringan, pada
kecepatan aliran udara 3,65 m/detik
terlihat penurunan kadar air awal 90,78 %
sampai mencapai peurunan kadar air akhir
24,03% selama 7 jam proses pengeringan
dan pada kecepatan 4,55 % dengan kadar
air awal 94,00% sampai penurunan kadar
air bahan mencapai 24,43 % selama 7
jam proses pengeringan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama proses
pengeringan dan kecepatan aliran udara
yang lebih besar maka penurunan kadar
air bahan semakin cepat.
Laju pengringan terhadap waktu
pengeringan
0
20
40
60
80
100
8:13 10:13 12:13 14:13
RH
ru
ang p
enger
ing (
%)
Waktu ( Jam)
v 3,43 m/detik ruangv 3,43 m/detik lingk.v 3,65 m/detik ruangv 3,65 m/detik lingk.v 4,55 m/detik ruangv 4,55 m/detik lingk.
0
20
40
60
80
100
8:13 10:13 12:13 14:13
Kad
ar a
ir p
ada
wak
tu t
, M
t (%
)
Waktu (Jam)
v 3,43 m/detik
v 3,65 m/detik
v 4,55 m/detik
Laju pengeringan terhadap waktu
Debit aliran udara terhadap waktu
pengeringa
Debit aliran udara terhadap waktu
pengeringan.
Pada kecepatan aliran udara
blower 3,43 m/detik menghasilkan debit
udara 0,017 m3/detik, pada kecepatan
aliran udara blower 3,65 m/detik
menghasilkan debit aliran udara sebesar
0,0183 m3/detik, dan pada kecepatan
blower 4,55 m/detik menghasilkan debit
aliran udara sebesar 0,0228 m3/detik.
Berdasarkan hasil debit aliran udara pada
kecepatan aliran udara blower yang
berbeda-beda menunjukan bahwa debit
aliran udara yang rendah pada kecepatan
blower 3,43 m/detik. Sedangkan debit
aliran udara yang tertinggi yaitu pada
kecepatan blower 4,55 m/detik. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar
kecepatan udara dari blower menuju
ruang pengering maka debit aliran
udaranya semakin meningkat. Proses
transfer massa pada proses pengeringan
dipengaruhi oleh transfer momentum
yaitu laju aliran udara pengering.
Kehilangan panas melalui ventilasi
Kehilangan panas melaui ventilasi
Kehilangan energy panas melalui
ventilasi dengan kecepatan yang
bervariasi. Dimana kecepatan 3,43
m/detik memiliki kehilangan energy panas
sebesar 0,0041 kJ, kecepatan 3,65
m/detik memiliki kehilangan energy panas
sebesar 0,0044 kJ dan kecepatan 4,55
m/detik memiliki kehilangan energy panas
sebesar 0,3481 kkal/jam. Hal ini
menunjukkan semakin besar kecepatan
aliran udara ruang pengering maka
semakin banak kehilangan energi panas
melalui ventilasi ruang pengering, begitu
juga dengan sebaliknya semakin kecil
kecepatan aliran udara menuju ruang
pengering maka semakin kecil kehilangan
energi panas melalui ventilasi ruang
pengering.
Efisiensi pengeringan dan efisiensi alat
pengering
0.0000
0.0010
0.0020
0.0030
0.0040
0.0050
8:13 10:13 12:13 14:13
Laj
u p
enger
ingan
(d
M/d
t)
Waktu (Jam)
v 3,43 m/detik
v 3,65 m/detik
v 4,55 m/detik
y = 0.005x - 0.000R² = 0.999
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
3 3.5 4 4.5 5
Deb
it U
dar
a(m
³/d
etik
)
Kec. aliran udara m/detik
Debit udara (m³/s)Linear (Debit udara (m³/s))
y = 0.003x - 0.006R² = 0.989
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0.007
0.008
0 2 4 6K
ehil
an
gan e
ner
gi
mel
alui
ven
tila
si (
kJ)
Kec.aliran udara (m/detik)
Kehilangan energi panas melalui ventilasi (kJ)
Hasil perhitungan efisiensi pengeringan
manisan pepaya menggunakan alat
pengering tipe rak (Tray Drayer) pada
waktu pengujian selama 7 jam dengan
interval waktu 1 jam menunjukkan pada
kecepatan aliran udara 3,43 m/detik
efisiensi pengeringan manisan pepaya
sebesar 29 %, pada kecepatan aliran
udara 3,65 m/detik efisiensi pengeringan
manisan pepaya sebesar 26,45 % dan
pada kecepatan aliran udara 4,55 m/detik
efisiensi pengeringan manisan pepaya
sebesar 18,44 %. Efisensi pengeringan
manisan pepaya yang tertinggi pada
kecepatan aliran udara 3,43 m/detik yaitu
29 % dan efisiensi pengeringan manisan
pepaya yang terendah pada kecepatan
aliran udara 4,55 m/detik yaitu 18,44 %.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar kecepatan aliran udara menuju
ruang pengering maka efisiensi
pengeringan manisan pepaya semakin
rendah. Karena semakin besar aliran
udara ruang pengering maka semakin
banyak energi panas yang terbuang
menyebabkan kemampuan untuk
menguapkan air dalam bahan semakin
berkurang.
Efisiensi alat pengering tipe rak
dengan sistem konveksi paksa bersumber
energy listrik. Energi listrik yang
bersumber dari PLN ysang dipakai Blower
dan Heater sebesar Sehingga panas yang
diberikan udara selama 420 menit adalah
7,84 Kw, tegangan blower sebesar 220
volt dengan daya 370 watt dan tegangan
heater sebesar 220 volt dengan daya 750
watt, sehingga energi listrik yang
digunakan alat pengering tipe rak ( Tray
Drayer) tersebut sebesar 28224 kJ
(lampiran 17 ) dan energi yang
dimanfaatkan pada kecepatan aliran udara
3,43 m/detik sebesar 3393,5 kJ, pada
kecepatan aliran udara pengering 3,65
m/detik sebesar 3417,21 kJ dan
kecepatan aliran udara 4,55 m/detik
sebesar 3636,25 kJ. Pada pengujian
performansi alat pengering tipe rak
dengan kecepatan aliran udara 3,43
m/detik ,3,65 m/detik dan 4,55 m/detik
memiliki efisiensi alat pengering tipe rak
sebesar 12 %, 12 % dan 12,88 %. Hal ini
menunjukkan Semakin tinggi efisiensi,
maka akan semakin kecil energi yang
yang dibutuhkan untuk mengeringkan tiap
kg bahan. Efisiensi ini menunjukkan baik
tidaknya performansi alat untuk
pengeringan atau efektif tidaknya energi
panas yang termanfaatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kebutuhan energi listrik yang diberikan
alat pengering tipe rak (Tray Drayer)
selama 7 jam sebesar 28224 kJ
2. Kecepatan aliran udara semakin cepat
maka suhu di dalam ruang pengering
tipe rak tersebut meningkat yaitu
sebaran suhu tanpa bahan pada
keceptan 3,43 m/detik,3.65 m/detik
dan 4,55 m/detik, suhu rata-ruang
pengering sebesar 56 °C, 58°C dan
59°C. Sebaran suhu dengan bahan
pada keceptan 3,43 m/detik,3.65
m/detik dan 4,55 m/detik, suhu rata-
ruang pengering sebesar 58 °C, 58°C
dan 65°C.
3. Semakin besar kecepatan aliran udara
ruang pengering maka efisiensi
pengeringan manisan pepaya semakin
rendah.
4. Efisiensi pengering manisan pepaya
pada alat pengering tipe rak ( tray
drayer) yaitu pada kecepatan aliran
udara 3,43 m/detik efisiensi
pengeringannya 29%, kecepatan 3,65
m/detik efisiensinya pengeringannya
26,45 % dan kecepatan aliran udara
4,55 m/detik efisiensinya 18,69 %
5. Efisiensi alat pengering tipe rak (Tray
Drayer) yaitu pada kecepatan aliran
udara 3,43 m/detik efisiensi alat
pengering 12%, kecepatan 3,65
m/detik efisiensi alat pengering 12 %
dan kecepatan aliran udara 4,55
m/detik efisiensi alat pengering
12,88 %
Saran
1. Pelu perbaikan pada ruang
pengering, pipa inlet dan ventilasi
alat pengering tipe rak (Tray Drayer)
tersebut untuk mendapatkan
efisiensi alat yang lebih baik lagi.
2. Perlu melakukan uji performanisi alat
tipe rak tersebut menggunakan
berbagai jenis bahan hasil pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuliani, A., 2012. Pengaruh Tebal
Tumpukan Terhadap Mutu
Benih Padi (Oryza sativa) Hasil
Pengeringan dengan Box
Dryer. Keteknikan Pertanian.
Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Dina.,2012. Analisa Kadar Air.
http://mizuc.blogspot.com/2012/1
1/analisis-kadar-air.html. (diakses
20 Januari 2015).
Dewi, F., 2012 Pengaruh Kecepatan Dan
Arah Aliran Udara Terhadap
Kondisi Udara Dalam Ruangan
Pada Sisitemm Ventilasi Alamiah.
Jurusan Teknik Mesin Universitas
Brawijaya. Malang
Dwika, R., Trisna, C dan Setia, B.2012.
Pengaruh Suhu Dan Laju Aliran
Udara Pengering Pada
Pengeringan Karaginan
Menggunakan Spray
Drayer.UNDIP. Semarang.
Farel, H. N. dan Yuda P. A., 2011.
Perancangan dan Pengujian Alat
Pengering Jagung dengan Tipe
Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9
Kg Per-Siklus. Jurnal Dinamis Vol.
II. No. 8. Hal. 33-35. Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik.
Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Galuh, F.R., 2010. Uji Performansi Model
Pengering Efek Rumahkaca (Erk)-
Hybrid Tipe Rak Berputar Pada
Pengeringan Jamur Tiram Putih
(Pleurotus Ostreatus). IPB. Bogor
Irfan. M., 2008. Uji Kinerja Pengeringan
Surya Efek Rumah Kaca Tipe
Sirkulasi Pada Pengeringan
Jagung Pipilan. IPB. Bogor
Jannah,M., 2011. Pengeringan Osmotik
pada Irisan Buah Mangga
Arumanis (Mangifera indica L.)
dengan Pelapisan Kitosan.
http:// www. Miftahul
Jannah_F14070128.pdf (diakses
20 Januari 2015).
Mahadi, 2007. Model Sistem dan Analisa
Pengering Produk Makanan.
Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Nugroho, W.,2002. Uji Performansi Alat
Pengering Cengkeh (Eugenia
Aromatic) Tipe Efek Rumah Kaca.
Fakultas Teknik Pertanian. IPB.
Bogor
Novary, E. W., 1997. Penanganan dan
Pengolahan Sayuran Segar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Prasetyo, T., Kamaruddin A., I Made K.D.,
Armansyah H.T., dan Leopold N.,
2008. Pengaruh Waktu
Pengeringan dan Temperatur
Terhadap Mutu Beras pada
Pengeringan Gabah Lapisan Tipis.
Jurnal Ilmiah Semeste Teknika.
Vol. 11. No. 1. Hal. 30. Institut
Pertanian Bogor. Bagor.
Puntanata, S., 2008. Pengeringan pada
Produk Hasil Pertanian. Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
Jakarta.
Sofia, L. 2010. Pengeringan Biji Kakao
Menggunakan Alat Pengering
Hybrid Tipe Rak. Skripsi. UNILA.
Lampung.
Tanggasari, D.,2014. Sifat Teknik Dan
Karateristik Pengeringan Biji
Jagung ( (Zea Mays L) Pada Alat
Pengering Fluidized Beds.
Universitas Mataram. Mataram
Taufiq. M., 2004. Pengaruh Temperatur
Terhadap Laju Pengeringan
Jagung Pada Pengeringan
Konvensional Dan Fluidized Bed.
Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Widodo, P. Dan A. Hendriadi, 2004.
Perbandingan Kinerja Mesin
Pengering Jagung Tipe Bak Datar
Model Segiempat dan Silinder.
Jurnal Teknik Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Vol. II. No. 1.
Utari, P.,2013. Uji Performansi Pengering
Efek Rumah Kaca (Erk)-Hybrid
Tipe Rak Berputar Untuk
Pengeringan Sawut Ubi Jalar
(Ipomoea Batatas L.). IPB.
Bogor