aroma terapi

20
Konsep Penggunaan Minyak Essensial sebagai Aromaterapi Pendahuluan 1. Definisi aromaterapi: Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi. 10 2. Sejarah pemakaian aromaterapi Tumbuhan aromatik dan ekstraknya telah digunakan pada kosmetik dan parfum serta untuk keperluan religius selama ribuan tahun, meskipun hanya sedikit kaitannya dengan penggunaan terapeutik minyak- minyak atsiri (minyak essensial). Dasar- dasar aromaterapi berkaitan dengan Rene- Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia pembuat parfum dari Perancis, yang pertama kali menggunakan istilah aromaterapi pada tahun 1928 (Vickers 1996). Gattefosse terbakar tangannya ketika sedang bekerja di laboratorium dan menemukan bahwa minyak lavender membantu luka bakarnya menjadi cepat sembuh dengan hanya sedikit bekas luka. Jean Valnet mengembangkan gagasan Gattefosse tentang manfaat minyak atsiri dalam menyembuhkan luka, dan menggunakan minyak atsiri lebih luas untuk gangguan medis tertentu.

Upload: sutana-gde

Post on 27-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

definisi dan manfaat aroma terapi

TRANSCRIPT

Page 1: aroma terapi

Konsep Penggunaan Minyak Essensial sebagai Aromaterapi

Pendahuluan

1. Definisi aromaterapi:

Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan

menggunakan/memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan

cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif

disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari

tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang/ranting, buah biji dll)

yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi.10

2. Sejarah pemakaian aromaterapi

Tumbuhan aromatik dan ekstraknya telah digunakan pada kosmetik dan parfum serta

untuk keperluan religius selama ribuan tahun, meskipun hanya sedikit kaitannya dengan

penggunaan terapeutik minyak- minyak atsiri (minyak essensial). Dasar- dasar

aromaterapi berkaitan dengan Rene- Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia pembuat

parfum dari Perancis, yang pertama kali menggunakan istilah aromaterapi pada tahun

1928 (Vickers 1996). Gattefosse terbakar tangannya ketika sedang bekerja di laboratorium

dan menemukan bahwa minyak lavender membantu luka bakarnya menjadi cepat sembuh

dengan hanya sedikit bekas luka. Jean Valnet mengembangkan gagasan Gattefosse tentang

manfaat minyak atsiri dalam menyembuhkan luka, dan menggunakan minyak atsiri lebih

luas untuk gangguan medis tertentu. Marguerite Maury mempopulerkan penggunaan kuno

minyak atsiri untuk kesehatan, kecantikan, dan kesejahteraan, juga berperan dalam

kebangkitan kembali aromaterapi modern.1

Penggunaan minyak essensial/ minyak atsiri sebagai aromaterapi

Beberapa aspek penting untuk penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi dijelaskan

berikut ini:1

1. Aromaterapis meyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya untuk

pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood, emosi dan

rasa sehat.

2. Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik; dalam hal ini, aromaterapis

memilih suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri, disesuaikan dengan gejala,

Page 2: aroma terapi

kepribadian, dan keadaan emosi masing- masing klien. Pengobatan dapat berubah

pada kunjungan pasien berikutnya.

3. Minyak atsiri dijelaskan tidak hanya dengan rujukan terhadap reputasi sifat- sifat

farmakologisnya ( misalnya antibakteri, antiradang ), tetapi juga melelui hal- hal yang

tidak dikenali pada obat- obat konvensional ( misalnya ‘keseimbangan’, ‘memberi

energi’ ). Ada sedikit kesepahaman diantara para aromaterapis mengenai ‘sifat’

minyak atsiri tertentu.

4. Aromaterapis meyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinasi minyak,

bekerja secara sinergistis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi terjadinya

efek- efek merugikan (disebutkan sebagai ‘pemadaman’) yang terkait dengan

kandungan kimia tertentu (misalnya iritan).

Persyaratan :10

a) Minyak Atsiri

Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal berkualitas dan atau berlabel

“Therapeutical grade” dan “Natural”.

b) Bentuk produk minyak atsiri (essential oil) yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel

“Pure plant essential oil”.

c) Minyak atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan “Parfume oil”

sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.

d) Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara pengolahan

dan konsentrasi minyak esensial atau untuk produk import tercantum peraturan CIHP2

tahun 1994 (Chemical Hazard Information and Packaging for Supply) dengan memuat

nama dan lokasi supplier, identifikasi produk, komposisi

kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat negatif bahaya penggunaan bahan

kimia.

e) Tidak dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil sulingan (steam

distilasi) dan hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak ini khusus untuk

produk minyak wangi), berhubung minyak atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi

unsur aslinya di laboratorium guna penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan

dan wewangian

f) Wadah minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat

dan mempunyai pipet.

Page 3: aroma terapi

g) Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar

matahari langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk stock/persediaan harus

terisi penuh dan tertutup rapat.

h) Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri.

Tidak menggunakan plastik atau logam sebab minyak atsiri dapat melarutkan plastik dan

menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari gabus (dengan sil).

Manfaat Penggunaan minyak essensial/ minyak atsiri sebagai aromaterapi

Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk meredakan stres,

dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai ‘perelaksasi’.1 Banyak faedah minyak atsiri

sehingga membuatnya menjadi terkenal. Minyak atsiri terbukti dapat menenangkan jiwa.

Menurut Dra. Koensoemardiyah Apt, SU, ahli terapiaroma di Fakultas Farmasi UGM,

senyawa pada minyak atsiri itu masuk ke dalam tubuh dan mempengaruhi sistem limbik

alias pengatur emosi. Molekul- molekul senyawa atsiri sangat halus dan berukuran kecil

atau nano partikel. Ketika aroma minyak atsiri tercium oleh hidung, molekul itu akan

berikatan dengan reseptor- reseptor penangkap aroma yang terdapat dalam hidung.

Selanjutnya reseptor itu aakan mengirim sinyal- sinyal kimiawi melalui jalur syaraf ke

sistem limbik di otak. Sistem itulah yang mengatur keadaan emosi seseorang. Dengan

membangkitkan semangat, tubuh terdorong untuk menyembuhkan diri sendiri.3

Menurut Dr. Erliza Hambali, produsen minyak atsiri di Bogor, Jawa Barat,

aromaterapi juga menenangkan. Apalagi jika dikombinasi dengan pijatan yang berefek

relaksasi. Pijatan berguna untuk melenturkan otot dan kemudian sistem sirkulasi

mendistribusikan molekul- molekul itu ke seluruh tubuh. Pantas bila banyak klinik dan

salon kecantikan memanfaatkan minyak hasil ekstraksinya.3

Page 4: aroma terapi

Pada sebuah penelitian diperoleh hasil bahwa memori jangka pendek akan lebih

mudah terbentuk dengan menggunakan stimulus (Coller, L &Logan, G.2002). Baddeley

(dalam Ismoyo, 2006) mengatakan pada proses memori, khususnya memori jangka

pendek ada faktor yang mempengaruhi proses masuknya suatu informasi ke dalam otak.

Faktor tersebut yaitu adanya stimulus. Pada sebuah proses memunculkan kembali

informasi yang telah tersimpan di dalam memori kita terdapat suatu istilah yang disebut

mood–congruent memory. Ketika kita akan memunculkan suatu informasi yang telah kita

simpan semua itu tergantung pada bagaimana suasana hati kita saat itu dan bagaimana

kondisi dan bagaimana suasana lingkungan. Ketika suasana nyaman maka hati kita akan

senang, pastinya sangatlah mudah untuk memunculkan kembali informasi. Begitu pula

ketika suasana ruang bau tidak enak dan suasana hati kita sedang sedih, akan sangat sulit

untuk memunculkan suatu informasi yang tersimpan apalagi informasi tersebut

merupakan informasi yang kurang menyenangkan. Sedangkan Solso (dalam

Ismoyo,2006) menerangkan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan memori

jangka pendek adalah suasana lingkungan tempat menghapal.5

Menurut (Chu & Downes, 2000) bau merupakan stimulan ingatan yang sangat kuat,

yang secara spontan memberikan tanda emosi dan data autobiographical. Karena

keunikan dari system penciuman dengan kontak langsungnya dengan system limbic dan

emosi kita. Annett ( 1996) mengemukakan stimulus adalah proses pada level bawah

sadar nonverbal yang menghubungkan masa lalu dan masa sekarang dalam cara yang

sangat berbeda dari indra lainya .5

Page 5: aroma terapi

Hutasoit (2002) mengemukakan aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan

Essential Oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga

kesehatan, membangkitkan semangat, meningkatkan daya ingat, meningkatkan gairah

seksual, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan.

Aromaterapi dipercaya memiliki banyak keunggulan khususnya bagi seseorang berupa

pengembangan intelektualitas, motorik, dan kemampuan serta keterampilan sosial.

Aromaterapi yang dipakai bisa berupa pengharum ruangan, dupa (incense stick),

cologne/parfum, minyak esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau

bentuk-bentuk yang lainnya. Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal

menyenangkan agar membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa relaks dan bebas. 5

Aromaterapi digunakan untuk rileksasi dan pengobatan. Bahkan pada Perang Dunia II

minyak esensial untuk aromaterapi ini digunakan untuk pengobatan karena pada zaman

itu sulit memperoleh antibiotika. Minyak tersebut mengandung bahan kimia asli dari

tumbuhan tersebut berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul

lain. Khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum. Selain

itu Hutasoit (2002) mengungkapkan cara kerja aromaterapi yaitu ketika hidung

menghirup wangi minyak essensial yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi.

Minyak yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung. Dari sini minyak yang

mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat

memori, suasana hati, dan intelektualitas berada.5

Dr. Alan Huck (dalam Hutasoit, 2002) mengemukakan bau berpengaruh langsung

terhadap otak manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan

untuk membedakan lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita dan itu

terjadi tanpa kita sadari.5

Fenomena yang ada dilapangan saat ini orang–orang mulai menggunakan wangi–

wangian atau Essential Oil sebagai media bantu mereka untuk merilekskan pikiran yang

sedang kacau. Selain itu saat ini telah banyak diperkenalkan terapi wangi–wangian atau

aromaterapi dengan keanekaragaman aromanya dan keanekaragaman manfaatnya.5

Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa

tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan Jangsung merangsang pada sistem

ol/aclory. kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah

kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum

ataufragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat

mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).2

Page 6: aroma terapi

Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan

aktivitas listrik yang disebabkan oJeh perubahan permeabelitas membran pascasinaptik

dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada sistem syarafpusat

(Gilman,1991).2

Penelitian minyak atsiri yang mempengaruhi aktivitas lokomotor diawali oleh Kovar

et at. (1987) yang melaporkan bahwa senyawa I.B-cineole yang diisolasi dari minyak

alsiri bunga rosemary menurunkan aktivitas lokomotor tikus, setelah tikus tersebut

diinduksi dengan senyawa stirn ulan kafein. Pengujian klinis efek sedatif dari minyak

lavender dimulai oleh Buchbauer (1993) yang telah membuktikan bahwa wangi minyak

alsiri bunga lavender dapat menurunkan aktivitas lokomotor pada manusia (Buchbauer,

1991). Penelitian aktivitas aromaterapi secara ilmiah masih sedikit di Indonesia, Ka,jian

etnofarmakologi secara empirik tentang tumbuhan aromaterapi menunjukan bahwa

Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dad 22 jenis suku, 12 jenis di anlaranya

digunakan secara empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan

menyegarkan tubuh (Sangat, 1996), Belum adanya laporan penemuan senyawa yang

dapal menekan aktivitas lokomotor atau disebut juga hipnotiksedatif yang berasal dari

tumbuhan aromatik asal Indonesia merupakan alasan yang kuat untuk melakukan

penelitian ini, Tumbuhan aromatik dalam rangkaian penelitian ini yang digunakan adalah

Kemangi (Ocim!lm basilicum L.), kayu putih (Me/ale!lca leucadendron L.), biji pala

(Myristica fragrans Hout), ~ bunga kenanga (Cananga odora/um), rimpang laja gowah

(Alpinia malaccensis Roxb.), kulit batang ki lemo (Lilcea cubeba L) dan serai dapur

(Cymbopogon citratus) (Sangat, 1996).2

Banyak aromaterapis juga mengklaim bahwa minyak atsiri digunakan dalam

pengobatan berbagai kondisi. Banyak sifat dan indikasi yang berbeda sering dicantumkan

untuk masing- masing minyak atsiri, dan rentang kondisinya mulai dari yang cukup

ringan sampai yang dianggap serius. Sebagai contoh, idikasi untuk minyak daun

peppermint (Menta x piperita) yang dicantumkan dalam salah satu teks meliputi

kembung, kurap, tinea, sistisis, gangguan pencernaan, mual, gastritis, dan skiatika, juga

migrain, hepatitis, ikterus, sirosis, asma bronkial, dan impotensi (Price & Price 1995).

Banyak pengguna menggunakan sendiri minyak atsiri untuk perawatan kecantikan,

membantu relaksasi, atau mengobati penyakit ringan tertentu, banyak diantaranya tidak

cocok untuk pengobatan sendiri. Aromaterapi juga banyak digunakan dalam berbagai

pelayanan kesehatan konvensional, seperti dalam perawatan paliatif, unit perawatan

Page 7: aroma terapi

intensif, unit kesehatan jiwa, dan pada unit- unit khusus yang merawat pasien HIV/ AIDS,

cacat fisik, dan kertidakmampuan belajar yang parah.1

Cara Penggunaan :10

a) Produk minyak atsiri campuran, hanya boleh digunakan selama 3 bulan

b) Untuk penghirupan tidak boleh menggunakan minyak atsiri yang dapat mengiritasi

lapisan mukosa (seperti : kamfer, adas, uregano, penny royal, timi (thyme),

kemangi (basil) dll.

c) Minyak atsiri tidak boleh digunakan tanpa diencerkan

Pengencerannya harus sesuai dosis yang tepat.

d) Tidak semua minyak atsiri dapat digunakan pada ibu hamil dan ada dosis tertentu

dalam penggunaannya.

e) Dosis dan jenis minyak atsiri harus diperhatikan untuk bayi, anak, ibu menyusui,

dan manula.

f) Gunakan minyak atsiri alam yang berasal dari tumbuhantumbuhan dan perhatikan

sifat serta efeknya.

g) Penggunaan minyak atsiri harus dilakukan uji kepekaan kulit terlebih dulu.

h) Untuk mencegah efek samping dan mendapatkan efek yang diharapkan,

penggunaan minyak atsiri harus bervariasi (tidak boleh satu jenis terus menerus),

untuk menghindarkan kejenuhan. Satu jenis minyak atsiri hanya boleh digunakan

maksimal selama 2 minggu berturut-turut.

i) Perhatikan reaksi tubuh yang muncul (efek samping seperti rasa mual, pening,

iritasi ruam kulit, gangguan emosional, atau perasaan tidak nyaman).

j) Penggunaan minyak atsiri yang mengenai mata dinetralisir dengan minyak nabati

dan jangan menggunakan air.

k) Tidak boleh menggunakan minyak mineral yang terbuat dari bahan sintetis (seperti

baby oil) sebagai minyak karier karena bersifat toksis. Ukuran molekulnya besar

sehingga menyumbat pori kulit dan mengakibatkan alergi serta iritasi kulit.

l) Jika minyak atsiri tumpah, harus segera dibersihkan dengan air/lap basah, tisue.

Pada pertama dan sebelum mengobati seorang pasien, seorang aromaterapis

akan melakukan riwayat kasus, termasuk mengumpulkan rincian tentang riwayat

kesehatan, gaya hidup, makanan, dan mood/ emosi klien. Informasi yang

dikumpulkan selama konsultasi digunakan untuk memilih minyak atsiri yang

dianggap cocok untuk klien tersebut. Metode paling lazim yang digunakan oleh

Page 8: aroma terapi

aromaterapis untuk penggunaan minyak atsiri adalah dengan pemijatan, yaitu tetesan

(biasanya) dua sampai tiga minyak atsiri diencerkan dalam pembawa (atau basis)

berupa minyak sayur, seperti minyak biji anggur, minyak jojoba, minyak wheatgerm,

minyak badam manis, atau minyak wijen. Hasil ‘campurannya’ kemudian digunakan

baik selama pemijatan pada tempat tertentu.

Berikut ini beberapa cara pemakaian minyak essensial sesuai dengan indikasi:6

Kondisi Minyak essensial yang

dapat membantu

Cara Penggunaan

Alergi Lemon balm Hirup uap airnya

Rasa cemas Bergamot Pijat

Arthritis Arnica Losion kulit

Asma Frnkincense Vaporizer

Athlete’s Foot Eucalyptus, pohon teh Llitosion ku

Kebotakan Grapefruit, patchouli Losion kulit

Cold sore Bergamot Losion kulit

Pilek/ flu Sweet marjoram Hirup uap airnya

Depresi Ylang- ylang Di air mandi

Demam Eucalyptus Kompres

Encok kaki Rosemary Di air mandi

Sakit kepala Spearmint Losion kulit

Gigitan serangga Pohon teh Losion kulit

Insomnia Lemon verbena Di air mandi

Kram otot Menthol Losion kulit

Rasa sakit di syaraf Geranium Losion kulit

PMS Orange blossom Pijat

Psoriasis German chamomile Lotion kulit

Sinusitis Peppermint Hirup uap airnya

Tenggorokan gatal Hyssop Vaporizer

Tanda bekas melahirkan Lavender Losion kulit

Kutil Daun kayu manis Losion kulit

Beberapa praktisi menganjurkan penggunaan minyak atsiri secara oral, yang disebut

‘aromatologi’. Namun, minyak atsiri tidak boleh digunakan untuk pemakaian internal

Page 9: aroma terapi

tanpa pengawasan medis. Beberapa aromaterapis juga menyatakan bahwa minyak atsiri

dapat diberikan melalui vagina (misalnya, melalui tampon atau douche) atau secara

rektal, tetapi pemberian melalui rute- rute ini dapat menyebabkan iritasi membran dan

tidak dianjurkan.1

Minyakatsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan, Minyak atsiri

memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu, Saat

ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahantam bahan makanan

dan obat (Buchbauer, 1991).2

Industri memanfaatkan minyak atsiri sebagai campuran parfum. Peran minyak atsiri

dalam campuran bukan hanya memberi keharuman, tetapi juga sebagai pengikat bau atau

fixative parfume. Minyak atsiri juga mampu membawa nutrisi ke seluruh dinding sel.

Minyak atsiri sebagai katalis alami memang efektif mengangkut nutrisi ke sel. Salah satu

penyebab munculnya penyakit adalah ketidakmampuan nutrisi menerobos sel. Tidak

adanya zat yang membantu mengangkut nutrisi, mengakibatkan sel kekurangan nutrisi.

Dampaknya memicu sel bermutasi dan menjadi tuan rumah bagi organisme penyebab

penyakit.3

Molekul oksigen yang terikat pada minyak atsiri, membantu tubuh menerima dan

mengasimilasikan nutrisi untuk kesehatan tubuh. Meski demikian mesti hati- hati

menggunakannya. Bila hendak memanfaatkan minyak atsiri secara langsung pada kulit,

campurkan dengan minyak pengencer, seperti minyak almond. Minyak pengencer

berfungsi mencegah iritasi, menahan penguapan, dan meningkatkan kelembapan kulit.

Namun sebelum digunakan sebaiknya dicoba dulu karena sensitivitas kulit tiap orang

berbeda.3 Beberapa orang mungkin mengalami efek samping saat menggosokkan minyak

atsiri pada kulit. Iritasi kulit atau alergi mungkin akan muncul, terutama ketika minyak

Page 10: aroma terapi

dipakai di sekitar mulut, mata, hidung, atau dekat selaput lendir. Area- area ini harus

terhindar dari penerapan minyak aromatik. 7,8,9 Sebelum memakai minyak atsiri/ minyak

essensial dilakukan tes alergi terlebih dahulu (patch test), untuk keamanan, mengingat

banyaknya kasus alergi akibat pemakaian minyak essensial.7

Biasanya, minyak atsiri mengandung sekitar 100 atau lebih kandungan kimia,

kebanyakan terdapat pada konsentrasi di bawah 1%, meskipun beberapa kandungan

terdapat pada konsentrasi yang jauh lebih rendah. Beberapa minyak atsiri mengandung

satu atau dua kandungan utama, serta sifat- sifat terapeutik dan toksikologis minyak

tersebut sebagian besar dimiliki oleh kandungan kimia tersebut. Namun kandungan-

kandungan lain yang terdapat pada konsentrasi rendah mungkin penting. Komposisi

suatu minyak atsiri akan bervariasi tergantung pada lingkungan dan kondisi pertumbuhan

tumbuhan tersebut, bagian tumbuhan yang digunakan, serta pada metode panen,

ekstraksi, dan penyimpanan. Kandungan kimia utama suatu minyak atsiri juga dapat

bervariasi dalam jenis senyawa kimia yang berbeda pada spesies tumbuhan yang sama.

Kandungan minyak atsiri sebagian besar berupa senyawa volatil yang peka terhadap efek

cahaya, panas, udara, dan kelembaban sehingga harus disimpan di tempat sejuk dalam

botol gelap tertutup rapat. Meskipun botol tersebut disimpan dengan benar, komposisi

minyak atsiri dapat berubah selama penyimpanan sehingga analisis kualitatif dan

kuantitatif hanya berkaitan dengan komposisi minyak tersebut pada waktu pengujian.

Selain itu, ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan kontaminasi selama pengolahan.

Pemalsuan yang mencolok dapat dideteksi dengan menggunakan teknik- teknik analisis

tertentu seperti kromatografi gas- spektrometri massa (KG-SM).1

Minyak- minyak atsiri harus merujuk pada nama binomial latin spesies tumbuhan

yang menghasilkan minyak tersebut. Bagian tumbuhan yang digunakan harus dinyatakan

secara khusus, dan kadang- kadang spesifikasi lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan

jenis senyawa kimia dalam suatu tumbuhan tertentu; misalnya, Thymus vulgaris CT timol

sebagai kandungan kimia utamanya (Clarke 2002)1.

Efikasi dan Keamanan:

Minyak atsiri diyakini bekerja dengan cara memberikan efek- efek farmakologis

setelah absorpsi ke dalam peredaran darah dan melalui efek aromanya terhadap sistem

olfaktori. Terdapat bukti bahwa minyak atsiri diabsorpsi ke dalam darah setelah

penggunaan secara topikal (yaitu pemijatan) dan setelah dihirup, meskipun jumlah yang

memasuki peredaran darah kemungkinan sangat kecil (Vickers 1996)1. Minyak atsiri

Page 11: aroma terapi

tertentu telah terbukti memiliki efek farmakologis pada model- model hewan dan pada

penelitian in vitro tetapi ada penelitian klinis berskala kecil yang bermutu baik yang

menyelidiki efek- efek minyak atsiri dan aromaterapi yang dipraktikkan oleh

aromaterapis. Kebanyakan uji klinis yang telah dilakukan tidak menunjukkan bahwa

pemijatan dengan minyak atsiri jauh lebih baik dari pada pemijatan dengan

minyakpembawanya saja (Barnes 1998b)1. Terdapat bukti bahwa minyak tea tree yang

secara topikal efektif dalam pengobatan infeksi- infeksi kulit tertentu, tetapi penelitian-

penelitian ini belum menguji aromaterapi yang dipraktikkan oleh aromaterapis.1

Hanya ada sedikit data mengenai keamanan minyak atsiri yang digunakan pada

aromaterapi. Sedikit efek merugikan yang berkaitan dengan pengobatan aromaterapi

telah dilaporkan; sebagian besar laporan berkaitan dengan kasus- kasus dermatitis kontak

pada pasien atau aromaterapis. Efek merugikan sementara yang bersifat ringan, seperti

mengantuk, mual, sakit kepala, dapat terjadi setelah pengobatan aromaterapi.

Peningkatan penggunaan minyak atsiri selama kehamilan dan persalinan menjadi

perhatian. Karena ketidakpastian mengenai keamanan minyak atsiri selama periode ini,

secara umum disarankan untuk menghindari penggunaan minyak atsiri selama

kehamilan, terutama selama trimester pertama. Penggunaan minyak atsiri tertentu juga

harus dihindari oleh pasien epilepsi.1

Page 12: aroma terapi

Daftar Pustaka

1. Heinrich, Michael., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, E. M., 2005. Farmakognosi

dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

2. Muchtadiri,_ Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan

Potensinya sebagai Produk Sediaan Farmasi. J Tek. Ind Perl, Vol. 17(3),80-88

3. Anonim, 2009. Minyak Atsiri. Trubus Info Kit. Penerbit PT Trubus Swadana. Depok

4. Green, James. 2005. Terapi Herbal; Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Prestasi

Pustaka. Jakarta.

5. Pujiwati, Dini. 2009. Perbedaan Memori jangka Pendek Siswa Ditinjau dari

Pemberian Aromaterapi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

6. Cohen, Suzy., 2011. The 24-Hour Pharmacist. Penerbit Qanita. Jakarta.

7. Uter,W., Schmidt,E., Geier,J., Lessman,H.,Schnuch,A.,Frosch,P.,2010. Contact

allergy to essential oils; current patch test result (2000-2008) from the information

Network of Department of Dermatology. 63(5):277-83

8. http://www.essential-of-aromatherapy.com/essential_oil_safety.html

9. http://doktermu.com/Aromaterapi/bahaya-aromaterapi.html

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004. Tentang Pedoman

Persyaratan kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA)

Page 13: aroma terapi

Tugas KHI

Konsep Pemakaian Minyak Essensial dalam

Aromaterapi

Oleh

Esthi Candra Damayanti

1106027762