anatomi dan fisiologi kulit

22
BAB I PENDAHULUAN Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1, 5 m 2 dengan berat kira- kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. 1 Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (kreatinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati) respirasi, dan pengaturan suhu tubuh, produsi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. 2 Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang tipis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala. 1,2 Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang 1

Upload: zul-achmad-fauzan-lubis

Post on 15-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

anatomi dan fisiologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1, 5 m2 dengan berat kira- kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.1

Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (kreatinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati) respirasi, dan pengaturan suhu tubuh, produsi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari.2

Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang tipis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala. 1,2Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.1BAB II

PEMBAHASANA. ANATOMI KULIT

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :11. Lapisan epidermis atau kutikel

2. Lapisan dermis ( korium, kutis vera, true skin )

3. Lapisan subkutis ( hipodermis)

1. Lapisan epidermis

Terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale.1 Stratum korneum, (lapisan tanduk ) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel - sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin ( zat tanduk ).1 Stratum lusidum, terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel- sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.1

Stratum granulosum, (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel - sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir - butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum garnulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan telapak kaki. 1 Stratum spinosum, (stratum Malphigi ) atau disebut pula prickle cell layer (lapisan akanta ) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda- beda karena adanya proses mitosis.1 Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah - tengah.2 Sel- sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel- sel stratum spinosum terdapat jembatan- jembatan antar sel ( intercelluler bridges ) yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan- jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel- sel spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel- sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.2 Stratum basale terdiri atas sel- sel berbentuk kubus ( kolumnar ) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo- epidermal berbaris seperti pagar (palisade).1 Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel- sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu : 2a. Sel- sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.2b. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel- sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).2Fungsi epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).1,3

MelanositWarna rambut disebabkan oleh aktivitas melanosit yang terdapat antara papilla dan sel-sel epitel akar rambut. Sel epitel akar rambut menghasilkan pigmen yang terdapat dalam sel-sel medulla dan korteks batang rambut. Melanosit menghasilkan dan memindahkan melanin ke sel-sel epitel.1Sel LangerhansSel berbentuk bintang ini terutama ditemukan di stratum spinosum epidermis dan mewakili 2-8% sel-sel epidermis. Sel langerhans merupakan makrofag turunan sumsum tulang yang mampu mengikat, mengolah, memresentasikan antigen kepada limfosit T dan sel Sel Langerhans berperan pada perangsangan sel limfosit T. Akibatnya sel Langerhans mempunyai peran yang berarti dalam reaksi imunologi kulit.1Sel MarkelSel Markel biasanya terdapat dalam kulit tebal telapak tangan dan kaki yang agak menyerupai sel epitel epidermis tetapi memiliki granula padat kecil di dalam sitoplasmanua. Sel ini dapat berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris meskipun ada bukti lain yang mengatakan bahwa sel ini juga memiliki fungsi yang berhubungan dengan system neuroendokrin difus.3Aktivitas Imunologi Dalam KulitKarena ukurannya yang besar, kulit memiliki jumlah limfosit dan sel penyaji-antigen (Sel Langerhans) yang sangat besar dan karena lokasinya, kulit berkontak langsung dengan banyak molekul antigen. Itulah sebabnya epidermis mempunyai peran penting untuk beberapa jenis respons imun. Kebanyakn limfosit yang ditemukan di kulit menetap di dalam epidermis.3

2. Lapisan dermis

Adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen- elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni : 2a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. 2b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut- serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. Dasar ( matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan ( bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembah serta lebih elastis.2

3. Lapisan subkutis

Adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel- sel lemak di dalamnya. Sel- sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.1Sel- sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel- sel lemak disebut penikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung- ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.1Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anatomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.2

B. VASKULARISASI KULITVaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis ( pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis ( pleksus profunda ). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anatomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, dibagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.1C. ADNEKSA KULIT

Adneksa kulit terdiri atas kelenjer- kelenjer kulit, rambut dan kuku.11. Kelenjer kulit

Terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :1a. Kelenjer keringat ( glandula sudirofera)

Ada dua macam kelenjer keringat, yaitu kelenjer ekrin yang kecil- kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjer apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.1Kelenjer ekrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kalenjer ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki, dahi dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas dan stres emosional.2Kelenjer apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia minora dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat dan glukosa. Biasanya pH sekitar 4- 6, 8.2b. Kelenjer palit ( glandula sebasea)

Terletak dis eluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjer palit disebut juga kelenjer holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjer ini berasal dari dekomposisi sel- sel kelenjer. Kelenjer palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut ( folikel rambut ). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak- anak jumlah kelenjer palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.1

2. Kuku

Adalah bagian terminal lapisan tanduk ( stratum korneum ) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku ( nail root ), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak pada ujung jari tersebut badan kuku ( nail plate ) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira- kira 1 mm perminggu.1Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove ). Kulit tipis yang menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut hiponikium.3

3. Rambut

Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit ( akar rambut ) dan bagian yang berada di luar kulit ( batang rambut ). Ada dua macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula dan terdapat pada orang dewasa.1Pada manusia dewasa selain rambut di kepala juga terdapat bulu mata, kumis dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormon seks ( androgen ).2 Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.Rambut tumbuh secara siklik, dibagi menjadi 3 fase :3a. Fase anagen ( pertumbuhan)

Sel- sel matriks melalui mitosis membentuk sel- sel baru mendorong sel- sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini berlangsung selama 2- 6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira- kira 0, 35 mm perhari.3b. Fase katagen ( peralihan)

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan di bagian bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada ( club ). Fase ini berlangsung selama 2- 3 minggu.3c. Fase telogen ( istirahat )

Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut akan mengalami kerontokan. 50- 100 lembar rambut rontok perharinya.3

Rambut normal dan sehat berkilat, elastis dan tidak mudah patah, dan dapat menyerap air. Kompisis rambut terdiri dari atas karbon 50- 60 %, hidrogen 6, 36 %, nitrogen 17, 14 %, sulfur 5 % dan oksigen 20, 8%. Rambut akan mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugusan disulfida misal dengan panas atau bahan kimia. 1D. FISIOLOGI KULITKulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit punmenyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indikator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu denga yang lain.1Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D dan keratinisasi.11. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat- zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam dan alkali kuat lainnya, gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan ultraviolet, gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri maupun jamur.1Hal di atas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut- serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap ganngguan fisis. 4Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat- zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5- 6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel- sel mati melepaskan diri secara teratur.52. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permebailitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel- sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjer, tetapi lebih banyak yang melalui sel epidermis daripada melalui muara kelenjer.13. Fungsi eksresi, kelenjer- kelenjer kulit mengeluarkan zat- zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabilosme tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan amonia. Kelenjer lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya yang memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseosa.1Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjer lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 5- 6,5.54. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung- ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan- badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan- badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil Meisnsner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Renvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf- saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.15. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (kontraksi otot) pembuluh darah kulit. Kulit kaya kana pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). 1Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa kerana lebih banyak megandung air dan Na.46. Fungsi pembentuk pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell.1Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. N ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh sel melanofag ( melanofor ). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.4,57. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang masih belum spenuhnya dimengerti. 1Matolsty berpendapat mungkin keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kira- kira 14- 21 hari, dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.48. Fungsi pembentukan Vit D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.1BAB III

PENUTUP

Demikian pembahasan dari Anatomi dan Fisiologi Kulit yang dibahas dalam tugas Refreshing ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pemaparan Laporan Refreshing kali ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dr. Bowo Wahyudi, SpKK yang telah memberikan masukan dalam pembuatan laporan Refreshing ini.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi,dkk. 2010. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta : badan penerbit FKUI. Hal: 3-8.2. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates. Hal: 2-7.3. Arnold HL, Odom RB, James WD. 1990. Andrews Disease of the Skin, Clinical Dermatology, 8th edition. Philadelphia : WB Saunders Company (hal. 34 - 46).4. Montagna, W. and Prakkal P.F. 1974. The Structure and Function Of Skin 3rd ed. New York : Academic Press.5. Tregear, R.T. 1966. : Physical Function of Skin. London : Academic Press.4