analisis usaha penyulingan minyak nilam (patchouli oil filedengan judul “analisis usaha...

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Agribisnis Oleh : HERI PUJIANTO H 0808059 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lexuyen

Post on 14-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil)

CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG

KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis

Oleh :

HERI PUJIANTO

H 0808059

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil)

CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG

KABUPATEN BREBES

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Heri Pujianto

H0808059

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal: 21 September 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Minar Ferichani, MP Umi Barokah, SP, MP Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP NIP. 196703311993032001 NIP. 197301292006042001 NIP. 19780715 200112 2 001

Surakarta, September 2012

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

Page 3: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam

Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes”, sebagai salah satu

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc, selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan,

dukungan, semangat, kritik, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Ibu Dr. Ir. Minar Ferichani, MP, selaku Pembimbing Utama skripsi yang telah

memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Umi Barokah, SP, MP, selaku Pembimbing Pendamping dalam skripsi ini,

terimaksih atas diskusi, bimbingan serta arahan kepada penulis.

7. Ibu Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP selaku Dosen Penguji yang memberikan

masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Ir. Sri Marwanti, MS selaku pengganti Pembimbing Akademik atas

bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas

bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama kegiatan studi di Fakultas

Pertanian Universitas Surakarta.

Page 4: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

10. BPS Kabupaten Brebes dan Dinas Pertanian Kecamatan Bantarkawung, atas

bantuan kepada penulis selama penelitian.

11. Keluarga pemilik (Ua Nurdin, Ua Martini, Kang Edi, Kang Epung dan Farida)

serta seluruh karyawan CV. Nilam Kencana Jaya yang telah bersedia menjadi

responden dan memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

12. Bapak Trimo yang telah mempersiapkan nafkah bagi keluarga, pengorbanan,

dukungan, amanat-amanat, serta menjadi motivator bagi penulis. Mohon maaf

apabila penulis belum bisa menjadi anak yang seperti Bapak inginkan.

13. Ibu Oom Komariah yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan, do’a yang

luar biasa, pengorbanan, serta dukungan dan semangat bagi penulis. Mohon maaf

apabila penulis belum bisa membalas dan membahagiakan Ibu.

14. Adeku tercinta Lugas yang selalu menjadi motivator penulis, semoga kau

mempunyai masa depan yang lebih baik dari penulis. Mba Ika, Mba Dwi

terimakasih atas dukungannya.

15. Keluarga besarku Bani Maksudin dan Bani Djoyodikromo terimakasih atas

dukungan dan petuah-petuah yang telah diberikan kepada penulis. Ua Ipin dan

Kang Dodi terimakasih atas dukungannya.

16. Sahabat kos Pondok “Ragil” dan tim Futsal “FUSABI’08” (Hendro, Dika, Udin,

Bayu, Agung, Arya, Heru, Lilik, Nova, Rendi, Nanda, Kiki, Budi, Ari dan

Adnan) atas kesediaan tempat dan kebersamaan kalian selama ini.

17. Seluruh teman-teman Agribisnis 2008, 2009, 2010 dan 2011 yang telah bersama-

sama berjuang dalam kegiatan studi di Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

18. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penyusunan skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya

selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan

skripsi ini. Namun penulis berharap semoga sumbangan pemikiran ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Amiin.

Surakarta, September 2012

Penulis

Page 5: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... ix

RINGKASAN..................................................................................................... x

SUMMARY......................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 7 B. Landasan Teori ......................................................................................... 10

1. Budidaya Tanaman Nilam ................................................................... 10 2. Penyulingan Minyak Nilam ................................................................ 13 3. Analisis Usaha ..................................................................................... 16

a. Biaya ................................................................................................ 17 b. Penerimaan ...................................................................................... 17 c. Keuntungan ...................................................................................... 17 d. Profitabilitas .................................................................................... 18 e. Efisiensi Usaha ................................................................................ 18 f. Resiko Usaha .................................................................................... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ....................................................... 19 D. Hipotesis.................................................................................................... 22 E. Asumsi-Asumsi ......................................................................................... 23 F. Pembatasan Masalah ................................................................................. 23 G. Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran Variabel .......................... 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ........................................................................... 26 B. Metode Penentuan Responden .................................................................. 26 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 26

Page 6: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 27 E. Metode Analisis Data ............................................................................... 27

1. Biaya .................................................................................................... 27 2. Penerimaan .......................................................................................... 28 3. Keuntungan ......................................................................................... 28 4. Profitabilitas ........................................................................................ 28 5. Efisiensi Usaha .................................................................................... 29 6. Resiko Usaha ....................................................................................... 29

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis .................................................................................... 32 B. Keadaan Penduduk ................................................................................... 33

1. Komposisis Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................................. 33 2. Komposisis Penduduk Menurut Umur ................................................ 34 3. Komposisis Penduduk Berdasar Mata Pencaharian ............................ 34

C. Keadaan Sumber Daya Ekonomi .............................................................. 36

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 37

1. Identitas Pemilik Usaha ....................................................................... 37 2. Sejarah Usaha CV. Nilam Kencana Jaya ............................................ 37 3. Bahan Baku ......................................................................................... 39 4. Tenaga Kerja ....................................................................................... 40 5. Peralatan .............................................................................................. 40 6. Proses Penyulingan Minyak Nilam ..................................................... 42 7. Pemasaran ........................................................................................... 43 8. Analisis Usaha ..................................................................................... 44

a. Biaya ................................................................................................ 45 b. Penerimaan ...................................................................................... 46 c. Keuntungan ...................................................................................... 48 d. Profitabilitas .................................................................................... 48 e. Efisiensi Usaha ................................................................................ 49 f. Resiko Usaha .................................................................................... 50

B. Permbahasan 1.Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya .. 51 2.Permasalahan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana

Jaya ......................................................................................................... 56 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 57 B. Saran ......................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 7: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Data Luas dan Produksi Nilam di Kabupaten Brebes Tahun 2010........................................................................................... 3

2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan yang Diadakan... 9

3. Komposisi Penduduk Kecamatan Bantarkawung Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011.......................................................... 33

4. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011......................................................... 34

5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011......................................................... 35

6. Jumlah Usaha Menurut Jenis Usaha di Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011......................................................... 36

7. Identitas Pemilik Usaha CV. Nilam Kencana Jaya..................... 37

8. Biaya Tetap Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 44

9. Biaya Variabel Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 45

10. Biaya Total Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 46

11. Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Per Bulan di Kabupaten Brebes Tahun 2011....... 47

12. Keuntungan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 48

13. Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 49

14. Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 49

15. Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011........................ 50

Page 8: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam................... 14

2. Kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.................................................................... 22

3. Skema Penyulingan Minyak Nilam......................................... 43

Page 9: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman Lampiran 1 Penyusutan dan Biaya Bunga Modal Sendiri Usaha

Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011.................

61 Lampiran 2 Produktivitas dan Rendemen Hasil Penyulingan

Minyak Nilam Tahun 2011......................................

62 Lampiran 3 Biaya Bahan Baku Penyulingan Minyak Nilam

Tahun 2011..............................................................

63 Lampiran 4 Biaya Bahan Bakar Usaha Penyulingan Minyak

Nilam Tahun 2011....................................................

64 Lampiran 5 Biaya Listrik, Transportasi dan Lain-lain Usaha

Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011.................

65 Lampiran 6 Biaya Tenaga Kerja Keluarga Usaha Penyulingan

Minyak Nilam Tahun 2011……..............................

66 Lampiran 7 Biaya Tenaga Kerja Luar Usaha Penyulingan

Minyak Nilam Tahun 2011……..............................

67 Lampiran 8 Total Biaya Tenaga Kerja Usaha Penyulingan

Minyak Nilam Tahun 2011.....................................

68 Lampiran 9 Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam

Tahun 2011..............................................................

69 Lampiran 10 Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam

Tahun 2011...............................................................

69 Lampiran 11 Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun

2011..............................................................

70 Lampiran 12 Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun

2011..........................................................................

70 Lampiran 13 Daftar Pertanyaan Penelitian.................................... 73 Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian............................................ 79 Lampiran 15 Peta Kabupaten Brebes............................................. 81 Lampiran 16 Peta Kecamatan Bantarkawung................................ 82

Page 10: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

RINGKASAN

Heri Pujianto. H0808059. 2012. “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes”. Skripsi dengan pembimbing Dr. Ir. Minar Ferichani, MP dan Umi Barokah, SP, MP. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, tingkat efisiensi dan tingkat risiko usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

Metode penelitian yang digunakan adalah analytical descriptive. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kasus. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan Bantakawung, Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989. Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya untuk satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan sebesar Rp 2.359.672.735,5 yang terbagi menjadi biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-. Sedangkan penerimaan sebesar Rp 3.159.822.000,-. Sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5 dan profitabilitas dari usaha ini sebesar 33,90 % selama satu tahun yaitu tahun 2011.

Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya. yang dijalankan selama ini nilai efisiensi sebesar 1,34 berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan oleh pengusaha akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai koefisien variasi 1,03651 dan batas bawah keuntungan Rp -71.548.098,89. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat peluang kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar CV. Nilam Kencana Jaya mulai menerapkan teknologi yang lebih modern dalam proses produksi agar diperoleh rendemen minyak yang lebih tinggi. Selain itu juga lebih meningkatkan penerimaan dengan cara memanfaatkan limbah dari nilam bekas penyulingan untuk dibuat menjadi pupuk dan memanfaatkan pasar ekspor minyak nilam dengan memasarkan minyak nilamnya langsung ke luar negeri.

Page 11: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SUMMARY

Heri Pujianto. H0808059. 2012. “Business Analysis of Patchouli Oil Refining (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya In Bantakawung District Brebes Regency”. Thesis with supervisor Dr. Ir. Ir. Minar Ferichani, MP dan Umi Barokah, SP, MP. Ferichani Minar, MP and Umi Barokah, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta.

The purpose of this study was to determine the cost, revenue, profit, profitability, efficiency and level of business risk patchouli oil refining CV. Nilam Kencana Jaya in Bantakawung District Brebes Regency.

The research method used was analytical descriptive. While the techniques used in this research is a case study technique. Determining the location of a deliberate (purposive) that CV. Nilam Kencana Jaya Bantakawung district, Brebes considering the site has started to commercialize patchouli oil refining business since 1989. Furthermore the site can survive up to now and the only one capable of patchouli oil refining business grew to become a Commanditaire Vennootschop (CV) in Bantarkawung District. The data used are primary and secondary data.

The results showed that the total cost incurred in patchouli oil refining business CV. Nilam Kencana Jaya patchouli for a year ie in 2011 the refining process of Rp 23.596.727.355 which is divided into a fixed fee of Rp 59.620.735,5 and the variable cost of Rp 2.300.052.000,-. While revenue of Rp 3.159.822.000,-. So obtain a profit of Rp 800.149.264,5 and the profitability of the business by 33,90% during the year, namely the year 2011.

Patchouli oil refining businesses CV. Nilam Kencana Jaya this long-run efficiency value of 1,34 means that each Rp 1,00 issued by produsen know will get 1,34 times the revenue of the costs incurred. The value of the coefficient of variation of 1,03651 and the lower profit of Rp -71.548.098,89. This may imply that there is a chance that the loss should be borne by the business owner refining CV. Nilam Kencana Jaya which amounted to Rp 71.548.098,89 during the year 2011. Based on the results of this study suggested that the CV. Nilam Kencana Jaya began to apply more modern technology in the production process in order to obtain a higher yield of oil. It also further enhances revenue by utilizing the waste from the former refinery patchouli to be made into fertilizer and take advantage of export markets to sell oil patchouli oil directly patchouli abroad.

Page 12: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilam yang sering juga disebut Pogostemon cablin Benth merupakan

tanaman yang belum begitu dikenal secara meluas oleh masyarakat. Tanaman

nilam sendiri merupakan tanaman yang berbentuk perdu, tak begitu tinggi,

paling tinggi 120 cm, tumbuh berumpun dan warna daunnya hijau kemerahan

(Daud, 1991). Hasil yang diperoleh dari tanaman nilam adalah berupa

minyak, yaitu minyak nilam. Minyak nilam diperoleh dengan proses

penyulingan daun, batang atau cabang tanaman nilam (Anonim, 2009).

Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki

prospek ekonomi yang cerah dalam merebut pasar lokal maupun global.

Minyak nilam digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fiksatif

(pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, farmasi dan kosmetik

(Mustika dan Nuryani, 2006). Minyak nilam merupakan bahan baku utama

yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh minyak yang lain dalam industri

parfum.

Komoditi minyak nilam dalam istilah perdagangan internasional

dikenal dengan nama Patchouli Oil (Essential Oil Of Patchouli). Bahkan

negara Indonesia telah mendapat sebutan produsen Patchouli Sumatra, karena

dahulu sebagian besar tanaman nilam diusahakan oleh petani di Aceh,

Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sejak sebelum Perang Dunia II,

walaupun daunnya saat itu belum dapat diolah sendiri tapi tanaman ini telah

menjadi barang dagangan yang menarik. Barulah pada awal tahun 1920

penyulingan minyak nilam dapat dilakukan sendiri (Santoso, 1990).

Penyulingan minyak nilam merupakan salah satu usaha potensial

untuk dikembangkan sebab Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk

ditanami tanaman nilam. Penyulingan minyak nilam merupakan usaha yang

mampu memanfaatkan sumber daya lokal dan berorientasi pada pasar ekspor.

Penyulingan minyak nilam juga tidak hanya menguntungkan secara

1

Page 13: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ekonomis, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus

menunjang produktivitas sektor perkebunan. Meskipun demikian belum

banyak ditemui pengusaha penyulingan minyak nilam di Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu produsen minyak nilam terbesar di

dunia dengan kontribusinya sekitar 90 %. Negara tujuan ekspor minyak nilam

adalah Jepang, Singapura, Ameraika dan Perancis (Manurung, 2010). Sebagai

komoditas ekspor, harga nilam di dalam negeri tergantung dari harga

internasional. Perkembangan pasar internasional pada hakekatnya menurut

Budiarto dan Widodo (2005) merupakan interaksi antara penawaran berlebih

(excces supply) dan permintaan berlebih (excces demand). Apabila penawaran

berlebih dan permintaan tetap, maka akan terjadi penurunan harga

(Kindleberger dan Lindert, 1991). Begitu sebaliknya apabila penawaran tetap

dan permintaan bertambah, maka harga akan meningkat kembali. Hukum

tersebut berlaku pula pada komoditas nilam.

Walaupun demikian keberadaan nilam di Indonesia mengalami

banyak kendala. Beberapa kendala umum yang ditemui adalah a) rendahnya

rendemen minyak nilam yang diperoleh, b) mutu minyak rendah dan

beragam, c) penyediaan produk tidak kontinyu dan d) harga yang terjadi

berfluktuasi (Yuhono dan Suhirman, 2006). Permasalahan-permasalahan di

atas erat kaitannya satu dengan yang lainnya sehingga diperlukan inovasi baru

yang saling dapat menghilangkan permasalahan tersebut. Inovasi seperti

perbaikan dalam teknologi budidaya, penanganan pasca panen yang lebih

baik, penggunaan alat dan metode penyulingan yang lebih modern serta

kebijakan pemerintah di bidang sosial ekonomi.

Akan tetapi, mengusahakan nilam juga mampu memberikan

keuntungan. Menurut Santoso (1991), dua keuntungan yang dapat dipetik dari

mengusahakan nilam, yaitu: a) bagi pemerintah, mampu menunjang program

peningkatan ekspor non migas, sehingga menambah devisa negara, dan b)

bagi petani nilam maupun pengusaha penyulingan minyak nilam, mampu

meningkatkan pendapatannya, karena harga minyak nilam yang relative lebih

tinggi dibandingkan tanaman lainnya.

Page 14: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kabupaten Brebes merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah

yang mempunyai potensi besar untuk usaha nilam karena keadaan alamnya

sangat mendukung terhadap keberhasilan budidaya tanaman nilam. Berikut

ini data luas dan produksi nilam di Kabupaten Brebes tahun 2010 :

Tabel 1. Data Luas dan Produksi Nilam di Kabupaten Brebes Tahun 2010

Kecamatan

Luas Areal (Ha) Produksi TBM TM T/R Jumlah Produksi

(kg) Rata-rata (kg/Ha)

01. Salem 02. Bantarkawung 03. Bumiayu 04. Paguyangan 05. Sirampog 06. Tonjong 07. Larangan 08. Ketanggungan 09. Banjarharjo 10. Losari 11. Tanjung 12. Kersana 13. Bulakamba 14. Wanasari 15. Songgom 16. Jatibarang 17. Brebes

121 76 13 15

- - - - - - - - - - - - -

45 33 9 5 - - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - - - -

157 109 22 20 - - - - - - - - - - - - -

156.960 79.380 18.910 9.040 - - - - - - - - - - - - -

3.488 2.405 2.101 1.808

- - - - - - - - - - - - -

Jumlah 216 92 - 308 264.290 9.802 2009 2008

7 5,2

146,5 76,65

- -

153,5 81,85

208,5 316.790

1.434 4.132,94

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Brebes

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Brebes

tahun 2010, rata-rata produksi nilam sempat mengalami penurunan dari tahun

2008 hingga tahun 2009. Akan tetapi, mengalami peningkatan kembali dari

1.434 kg/Ha pada tahun 2009 menjadi 9.802 kg/ha pada tahun 2010.

Peningkatan rata-rata produksi nilam dapat disebabkan karena adanya

peningkatan permintaan minyak nilam oleh industri-industri parfum,

kosmetika, dan farmasi, peningkatan tren mode, serta belum berkembangnya

materi subsitusi minyak nilam di dalam industri parfum maupun kosmetik.

Seiring dengan peningkatan tersebut, maka prospek agribisnis dan

agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar.

Page 15: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Selama ini pengusahaan nilam di Kabupaten Brebes masih dalam

bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal tanam yang relatif kecil. Selain

itu, penyulingan nilam yang dilakukan juga masih tradisional yaitu dengan

menggunakan mesin yang sederhana. Salah satu daerah yang banyak ditanami

tanaman nilam dan mengusahakan pengolahan minyak nilam di Kabupaten

Brebes adalah Kecamatan Bantarkawung. Meskipun luas areal dan jumlah

produksi tanaman nilam Kecamatan Bantarkawung menempati posisi kedua

setelah Kecamatan Salem namun di Kecamatan Salem belum terdapat usaha

penyulingan minyak nilam.

Melihat prospek minyak nilam yang cerah dan potensi yang ada di

Kecamatan Bantarkawung, penyulingan minyak nilam merupakan salah satu

usaha yang patut untuk terus dikembangkan. Salah satu usaha yang bergerak

dalam pengolahan nilam adalah usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya yang berada di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes

Jawa Tengah. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti mengadakan suatu

penelitian mengenai analisis usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

B. Perumusan Masalah

Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai

tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan

memaksimumkan pendapatan, meminimumkan biaya dan memaksimumkan

penjualan (Soeparmoko, 2001). Hal ini berlaku juga untuk CV. Nilam

Kencana Jaya. CV. Nilam Kencana Jaya merupakan salah satu usaha

penyulingan minyak nilam yang ada di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten

Brebes Jawa Tengah. Usaha penyulingan minyak nilam ini sangat cocok

berada di Kecamatan Bantarkawung karena di daerah tersebut banyak

terdapat tanaman nilam sehingga bahan baku mudah diperoleh. CV. Nilam

Kencana Jaya tergolong usaha yang berskala menengah. Sistem produksi

yang dilakukan menggunakan sistem kukus, dengan menggunakan alat

Page 16: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

produksi yang sederhana dan dikerjakan oleh tenaga manusia sehingga tenaga

kerjanya tidak perlu melalui sekolah-sekolah khusus.

Kegiatan pokok usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana

Jaya adalah mengolah tanaman nilam menjadi minyak nilam. Minyak nilam

yang dihasilkan tersebut masih memerlukan proses yang lebih lanjut sebagai

bahan pembuatan parfum, kosmetik, obat-obatan, sabun dan lain-lain. Jadi,

usaha minyak nilam ini hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Bahan baku yang digunakan adalah nilam kering, sedangkan

bahan bakarnya barupa ban bekas dan kayu bakar.

Saat ini permintaan minyak nilam yang dihasilkan CV. Nilam

Kencana Jaya berasal dari Garut dan Purwokerto. Daerah tersebut bersedia

menampung semua minyak nilam yang dihasilkan, berapapun jumlahnya,

sehingga ada jaminan pemasaran. Berdasarkan hal tersebut di atas maka usaha

penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan

Bantarkawung Kabupaten Brebes perlu terus mendapat perhatian untuk

dikembangkan.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan

usaha adalah melakukan analisis usaha. Berdasarkan hasil analisis ini akan

diketahui kondisi usaha penyulingan minyak nilam yang sebenarnya, apakah

menguntungkan. Meskipun usaha tersebut menghasilkan keuntungan akan

tetapi usaha tersebut tetap mempunyai kemungkinan adanya kerugian dan

juga untuk mengetahui beberapa aspek sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes pada masa selanjutnya.

Berkaitan dengan uraian diatas untuk itu permasalahan yang akan

diteliti dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan tingkat

efisiensi usaha dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana

Jaya di Kabupaten Brebes ?

2. Berapa tingkat risiko usaha dari penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes ?

Page 17: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, dan

tingkat efisiensi usaha dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes.

2. Mengetahui tingkat risiko usaha dari penyulingan minyak nilam CV.

Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti terkait

dengan bahan yang dikaji dan merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan

pengembangan di bidang usaha penyulingan minyak nilam.

3. Bagi pengusaha penyulingan minyak nilam, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha pengembangan

dan peningkatan usaha.

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi

dan pengetahuan.

Page 18: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Yuhono dan Suhirman (2006) yang berjudul Strategi

Peningkatan Rendemen dan Mutu Minyak Nilam dalam Agribisnis Nilam

menunjukkan bahwa beberapa upaya untuk meningkatkan rendemen dan mutu

minyak nilam telah diperoleh antara lain melalui perbaikan teknologi

budidaya, penanganan pasca panen, penggunaan alat dan metode penyulingan

serta kebijakan di bidang sosial ekonomi.

Hasil penelitian Haryanto (2008) yang berjudul Peranan Usaha Kecil

Penyulingan Minyak Nilam Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan

Bantarkawung Kabupaten Brebes Tahun 2008 menunjukkan bahwa usaha kecil

penyulingan minyak nilam di Kecamatan Bantarkawung merupakan usaha

kecil pedesaan yang masih bersifat tradisional dan mempunyai peluang besar

untuk menjadi usaha yang lebih besar. Sistem produksi yang dilakukan yaitu

menggunakan sistem kukus, dengan menggunakan alat produksi yang

sederhana dan dikerjakan oleh tenaga manusia. Pemasaran hasil produksi

dilakukan melalui pedagang perantara/agen. Usaha kecil penyulingan minyak

nilam di Kecamatan Bantarkawung memiliki kemampuan untuk menyerap

tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan memiliki

keterampilan terbatas. Hal ini dapat diketahui dari tingkat pendidikan para

pekerja yang sebagian besar adalah tamatan sekolah dasar (SD). Dari

keseluruhan jumlah tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang atau

sebesar 0,86 % dari seluruh angkatan kerja yang ada di Kecamatan

Bantarkawung.

Hasil penelitian Siregar (2009) yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha

Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) PT Perkasa Primatama Mandiri

Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara menunjukkan bahwa bedasarkan

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial

ekonomi lingkungan usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh

7

Page 19: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan. Hasil analisis

kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam

yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan

pada tingkat diskonto 33,3 persen, yang diambil berdasarkan tingkat dividen

yang diterima oleh masing-masing investor dari keuntungan yang diperoleh

perusahaan. Hasil NPV sebesar Rp 563.632.417 menunjukkan bahwa

keuntungan yang diperoleh perusahaan selama umur proyek adalah sebesar Rp

563.632.417. Net B/C sebesar 2,93 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran Rp

1 akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2,93 dan IRR sebesar 119,64

persen menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan akan

bernilai nol pada tingkat suku bunga atau diskonto 119,64 persen. Periode

pengembalian investasi akan diperoleh setelah 1 tahun 11 bulan 26 hari.

Karena periode pengembalian investasi yang diperoleh kurang dari umur

proyek yang ditentukan yaitu 10 tahun, maka investasi pada usaha penyulingan

minyak nilam ini layak untuk dijalankan.

Page 20: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan yang Diadakan

Peneliti Judul Tahun Hasil Akhir

J.T. Yuhono dan Sintha Suhirman

Strategi Peningkatan Rendemen Dan

Mutu Minyak Dalam Agribisnis Nilam

2006 Diketahui bahwa beberapa upaya

untuk meningkatkan rendemen dan

mutu minyak nilam antara lain melalui

perbaikan teknologi budidaya,

penanganan pasca panen, penggunaan

alat dan metode penyulingan serta

kebijakan di bidang sosial ekonomi.

Dodi Haryanto

Peranan Usaha Kecil Penyulingan

Minyak Nilam Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Di Kecamatan

Bantarkawung Kabupaten Brebes

Tahun 2008

2008 Diketahui bahwa usaha kecil

penyulingan minyak nilamdi

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten

Brebes memiliki kemampuan untuk

menyerap tenaga kerja dan memilki

peluang besar untuk menjadi usaha

yang lebih besar.

Lysti Fatimah Siregar

Analisis Kelayakan Usaha

Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli

Oil) PT Perkasa Primatama Mandiri

Kabupaten Mandailing Natal Sumatera

Utara

2009 Diketahui bahwa Usaha Penyulingan

Minyak Nilam (Patchouli Oil) PT

Perkasa Primatama Mandiri

Kabupaten Mandailing Natal

Sumatera Utara secara financial

maupun non finansial layak untuk

dijalankan.

Berdasarkan hasil penelitan tersebut dapat diketahui bahwa penyulingan

minyak nilam merupakan usaha yang memiliki potensi yang besar dan layak

untuk diusahakan. Disamping itu, usaha penyulingan minyak nilam tersebut

menunjukkan pengelolaan usaha yang memilki keuntungan dalam segi

finansialnya. Berpedoman dari ketiga hasil penelitian tersebut, peneliti

mencoba untuk menerapkan pada usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, guna

menganalisis biaya, penerimaaan, keuntungan, profitabilitas, dan risiko

usahanya.

Page 21: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Landasan Teori

1. Budidaya tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan tumbuhan daerah tropik. Tanaman ini

termasuk family Labiatae dan merupakan tumbuhan semak dengan

ketinggian sekitar 0,3-1,3 meter. Di alam bebas tumbuhan menggeliat-

geliat tidak teratur dan cenderung mengarah ke datangnya sinar matahari,

namun di kebun pertanaman nilam tumbuhnya dapat tegak ke atas atau

merumpun pendek bila diberi penegak bambu (Santoso, 1990)

Nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah suatu semak tropis

penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama yaitu minyak nilam.

Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak

patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena

minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal “berat” dan

“kuat” dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum).

Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan

dengan minyak atsiri lainnya. Klasifikasi ilmiah penghasil sejenis minyak

atsiri yang dinamakan tanaman nilam :

Kingdom : Plantae

Devision : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Pogostemon

Spesies : Pogostemon cablin

Nama binomial : Pogostemon cablin Benth

(Anonima, 2009)

Syarat tumbuh nilam secara agroklimat antara lain yaitu tanaman

nilam tumbuh baik di pada daerah dengan ketinggian 100 – 400 m dpl.

Menghendaki tanah yang subur, cukup humus, tidak tergenag air, dan pH

6-7, tanah yang mengandung bahan organis memberikan hasil yang paling

baik. Memerlukan penyinaran matahari yang cukup dan curah hujan yang

Page 22: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dikehendaki berkisar 2.300 – 3.000 mm/tahun, dengan suhu 18 -27º C

(Santoso, 1990).

Cara bercocok tanam tanaman nilam pada umumya dikembangkan

secara vegetatif. Tanaman nilam hampir tidak pernah berbunga sehingga

kemungkinan perbanyakan secara generatif sangat kecil. Berikut ini adalah

teknis budidaya tanaman nilam.

a. Pembibitan

1. Stek cabang, pada stek ini harus ada 3 mata tunas atau 3 helai daun

dan stek batang, harus ada 3-5 mata tunas.

2. Bahan stek terpilh terlebih dahulu disemai dalam bedengan dengan

jarak 10 X 10 cm atau 5 X 5 cm dan ditanam miring 45º kedalam

tanah yang telah disiapkan dengan perbandingan 1 : 2. Setelah 3-4

minggu stek mulai tumbuh, kemudian dipindahkan ke kebun yang

telah disiapkan.

3. Bahan stek terpilih dapat juga langsung disemaikan di dalam

Polybag yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang.

b. Persiapan lahan

1. Persiapan lahan dilakukan dalam bentuk pengolahan tanah. Tanah

harus bersih dari rumput, kemudian dicangkul/ dibajak dan dibuat

parit-parit pembuangan dengan lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 50

cm.

2. Pada areal dengan kemiringan 20º-30º dilakukan menurut arah

melintang lereng (countour), dibuat teras tangga.

3. Pada areal bergelombang dibuat teras berdasarkan lebarnya dan

diberi pohon pelindung.

c. Jarak tanam

Menurut Santoso (1993), jarak tanam tanaman nilam

bervariasi yaitu jarak tanam antar lubang antara 40 x 40 cm, 40 x 50

cm, 50 x 50 cm.

Page 23: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d. Penanaman

Dilakukan pada awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam

terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan tugal atau mencangkul

lubang dengan kedalaman 10 cm dengan memperhatikan agar bibit

berdiri dengan sempurna.

e. Pemeliharaan

1. Penyulaman

Dilakukan pada tanaman yang mati atau tertekan

pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam.

2. Penyiangan

Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman akan mencapai

20 -30 cm dan telah bercabang. Pada saat ini perlu dilakukan

penyiangan. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara periodik

yaitu setelah 3 bulan sekali.

3. Pemangkasan

Setelah tanaman berumur 3 bulan, tanaman nilam tumbuh

dengan sempurna telah membentuk perdu yang rimbun dan cabang-

cabang telah mencapai panjang 30 cm yang menyebabkan setiap

cabang saling bertautan dan menutupi. Dalam keadaan demikian

dilakukan pemangkasan dan penjarangan. Pemangkasan dilakukan

pada cabang dari tingkat 3 keatas.

(Anonimb, 2012)

Pada dasarnya seluruh bagian tanaman nilam seperti akar, batang,

tangkai atau cabang maupun daunnya mengandung minyak atsiri, namun

kandungan minyak terbesar terdapat pada daun nilam. Oleh karena itu

berhasil tidaknya usahatani nilam tergantung dari mutu daunnya. Menurut

Santoso (1990), waktu umur dan cara pemanenan daun nilam sangat

berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.

a. Waktu Panen

Umur nilam yang tepat untuk dipanen 6 – 9 bulan setelah tanam.

Panen dapat dilakukan berulang-ulang tergantung pada keadaan

Page 24: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tanaman dan kesuburan tanah. Panen selanjutnya dapat dilakukan

setelah 3 – 4 bulan setelah panen pertama.

Waktu pemanenan nilam harus dilakukan pagi atau sore hari,

sebab pemanenan nilam pada siang hari akan menyebabkan (a)

terjadinya proses transpirasi daun yang lebih cepat (b) kondisi daun

tidak elastis sehingga midah robek. Kesemuanya itu akan membuat

jumlah minyak yang dihasilkan akan berkurang.

b. Cara Panen

Pada panen pertama bagian yang boleh dipangkas adalah

cabang-cabang dari tingkat dua keatas, cabang tingkat pertama

ditinggalkan. Cabang tingkat pertama (cabang yang dekat dengan tanah)

dibumbun/ditimbun dengan tanah pada setiap tunasnya. Hal ini

dilakukan untuk memperbanyak anakan tanaman sehingga membentuk

satu rumpun yang padat. Tiga bulan kemudian (umur tanaman sembilan

bulan) akan didapat rumpun-rumpun baru dimana pada bekas pangkasan

akan tumbuh cabang-cabang baru dan pada setiap pada mata tunas yang

dibumbun akan tumbuh anakan. Pada keadaan demikian dapat

dilakukan panen kedua dengan memangkas cabang dan ranting dari

tngkat kedua keatas. 3 bulan kemudian dapat dilakukan panen

selanjutnya.

2. Penyulingan Minyak Nilam

Menurut Manoi (2007), pengolahan minyak nilam dilakukan dengan

proses penyulingan. Proses penyulingan adalah suatu proses perubahan

minyak yang terikat di dalam perenchym cortex daun, batang dan cabang

tanaman nilam menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berubah

kembali menjadi zat cair yaitu minyak nilam.

Page 25: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Daun + batang + cabang nilam

Tanpa dijemur Dengan dijemur (4 jam)

Pengeringan di dalam ruangan (6 hari)

Penyulingan (8 jam)

Pemisahan minyak

Pengemasan

Minyak nilam siap dipasarkan

Gambar 1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam

Menurut Santoso (1990), cara penyulingan terbagi menjadi tiga

macam, yakni :

a. Penyulingan Air

Penyulingan dengan air termasuk cara yang paling sederhana

dibandingkan dengan cara penyulingan lain. Bahkan, bahan ketel yang

digunakan oleh penyuling berasal dari bekas drum aspal atau oli.

Pengolahan dilakukan dengan memasak daun kering dalam air hingga

mendidih dalam satu tangki atau ketel penyuling. Komposisi air dan

daun nilam dibuat hampir berimbang, tergantung kapasitas muat ketel

tersebut. Uap perebusan mengalami proses kondensasi hingga menjadi

air dan minyak. Air dan minyak kemudian ditampung pada bak pemisah

melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan tabung pendingin untuk

memilah antara minyak dan air. Proses penyulingan dengan cara ini

sangat membutuhkan waktu lama karena bahan yang disuling tercampur

menjadi satu dengan air sehingga proses pergerakan bahan menjadi uap

air juga bergerak lambat. Cara ini kurang disukai karena minyak yang

dihasilkan kurang banyak dan mutunya kurang baik.

b. Penyulingan Uap Langsung (Uap dan Air)

Penyulingan dengan uap langsung banyak digunakan oleh para

petani penyuling dan tersebar hampir di seluruh wilayah yang memiliki

Page 26: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

lahan nilam, baik Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Proses

pengolahan dengan cara ini mudahdan sangat sederhana. Prinsip dasar

dari cara penyulingan sistem ini yaitu menggunakan tekanan uap

rendah. Adapun mekanisme pengolahannya yaitu bahan yang akan

disuling dikukus/disteam dengan tekanan rendah dalam satu ketel atau

tabung. Namun penempatan air dan daun yang disuling dilakukan secara

terpisah atau tidak berhubungan langsung dengan air. Selanjutnya,

kandungan minyak dalam daun akan terbawa bersama uap air melalui

pipa dan selanjutnya masuk ke ketel pendingin.

Penggunaan cara penyulingan dengan sistem ini mempunyai

kelebihan tersendiri yaitu uap air yang dihasilkan selalu dalam kondisi

jernih. Selain itu, suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas sehingga

tingkat kegosongan minyak lebih terkendali. Tingkat kegosongan

rendah karena bahan baku diletakkan di atas saringan, sehingga tidak

berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Namun, dibalik

kelebihannya terdapat suatu kelemahan, yaitu tekanan uap yang

dihasilkan relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak

dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang

banyak serta tingkat persentase patchouli alkohol tinggi diperlukan

waktu cukup panjang, yaitu lebih dari 8 jam dalam setiap sekali suling.

c. Penyulingan Uap Tidak Langsung

Prinsip dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung

adalah penggunaan uap bertekanan tinggi. Tabung pendidih dipisahkan

dari tabung penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung

tempat bahan yang disuling juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat

ditempatkan beberapa buah secara terpisah, sesuai kapasitas dari

ketel/tabung air dengan kapasitas ketel tempat bahan atau daun kering.

Metode ini menghasilkan minyak berkualitas dengan rendemen tinggi.

Selain itu, proses penyulingan berjalan relatif lebih cepat. Untuk

menghasilkan jumlah minyak lebih banyak, pembuatan mesin suling

Page 27: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan beberapa tabung bahan

dengan kapasitas yang sesuai dengan kemampuan tabung atau ketel uap.

3. Analisis Usaha

Menurut Hernanto (1993), secara menyeluruh tiga unsur utama

yang berkaitan dengan analisis usaha secara keseluruhan merupakan

pertelaan keuangan (financial statement) adalah arus biaya dan penerimaan

(cash flow), neraca (balance sheet), dan pertelaan pendapatan (income

statement).

Menurut Suratiyah (2008), untuk menghitung biaya dan

pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga macam pendekatan yaitu

pendekatan nominal (nominal approach), pendekatan nilai yang akan

datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (present

value approach).

a. Biaya

Menurut Gasperz (1999), biaya terbagi menjadi dua macam, yakni:

1) Biaya tetap (fixed cost), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

pembayaran input-input tetap (fixed inputs) dalam proses produksi

jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input tetap tidak

tergantung pada kuantitas output yang diproduksi. Dalam jangka

pendek, yang termasuk dalam biaya tetap adalah : biaya untuk mesin

dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk karyawan, dan lain-lain.

2) Biaya variabel (variabel cost), merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk pembayaran input-input variabel (variabel inputs) dalam

proses produksi jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan

input variabel tergantung pada kuantitas output yang diproduksi,

dimana semakin besar kuantitas output yang diproduksi, pada

umumnya semakin besar pula input variabel yang digunakan. Dalam

jangka pendek, yang termasuk biaya variabel adalah : biaya atau

upah tenaga kerja langsung, biaya material, dan lain-lain.

Page 28: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Biaya total (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap total

(TFC) dan biaya variabel total (TVC). Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut :

TVCTFCTC +=

Keterangan :

TC = Total biaya

TFC = Total biaya tetap

TVC = Total biayavariabel

b. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya

produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun

ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut :

TR = PQx Q

Keterangan :

TR = Penarimaan Total (Rupiah)

Q = Kuantitas (Unit)

PQ = Harga (Rupiah)

c. Keuntungan

Lipsey, et. al. (1990) mendefinisikan laba sebagai kelebihan

penerimaan (revenue) atas biaya-biaya yang dikeluarkan. Definisi lain

masih menurut Lipsey et. al. laba adalah selisih antara pendapatan yang

diterima dari penjualan dengan biaya kesempatan dari sumber daya

yang digunakan.

Keuntungan atau laba pengusaha adalah penghasilan bersih

yang diterima oleh pengusaha, sesudahnya dikurangi dengan biaya-

biaya produksi (Tohir, 1983). Menurut Gasperz (1999) keuntungan

adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya. Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

TCTR -=p

Page 29: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Keterangan :

π = Keuntungan usaha

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba/profit. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas

merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa

digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja

perusahaan (Downey dan Steven, 1992).

Menurut Riyanto (1994), profitabilitas dimaksud untuk

mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya

laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Profitabilitas

merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kinerja

usaha. Dengankata lain, profitabilitas merupakan perbandingan antara

keuntungan dari penjualan dengan biaya total yang dinyatakan dengan

prosentase. Adapun profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Profitabilitas = %100TC

´p

Keterangan: p = Keuntungan usaha

TC = Biaya total

e. Efisiensi Usaha

Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya produksi

persatuan produk yang bermaksud untuk memperoleh keuntungan yang

optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah

memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan produksi

yang telah dicapai atau memperbesar produksi tanpa meningkatkan

biaya keseluruhan (Rahardi, 1999).

Efisiensi usaha adalah perbandingan besarnya penerimaan dan

biaya yang digunakan dalam berproduksi yaitu dengan menggunakan

R/C Rasio. R/C Rasio adalah singkatan Return Cost Ratio atau dikenal

Page 30: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya. Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut :

R/C ratio = Biaya

Penerimaan

Keterangan :

R = Penerimaan usaha

C = Biaya total usaha

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah :

R/C ratio < 1 : Usaha yang dijalankan tidak efisien (merugi)

R/C ratio = 1 : Usaha yang dijalankan baru mencapai kondisi impas

(belum efisien)

R/C ratio > 1 : Usaha yang dijalankan sudah efisien

(Soekartawi, 1995)

f. Risiko Usaha

Setiap proses produksi, produsen harus selalu

mempertimbangkan risiko yang ditanggungnya dibandingkan dengan

keuntungan yang akan diperoleh. Salah satu risiko yang sering dihadapi

produsen adalah adanya ketidakpastian harga jual, yang ditentukan oleh

permintaan dan penawaran di pasar (Hernanto, 1993).

Secara umum, arti risiko dikaitkan dengan kemungkinan

(probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan. Bila investor

menanamkan modal untuk mendirikan usaha, tujuannya adalah untuk

memperoleh keuntungan di masa depan, tetapi pada waktu yang sama

juga memahami risiko kurang dari yang diharapkan, makin besar

kemungkinan rendahnya keuntungan atau bahkan rugi, dikatakan

makin besar risiko usaha tersebut (Soeharto, 1997).

Ukuran dispersi, range atau variance, deviasi standard dan

sebagainya, dapat digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya risiko.

Semakin tinggi nilai statistik dispersinya, semakin tinggi risiko yang

terkandung di dalamnya (Suparmoko, 1992).

Page 31: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai

tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan

memaksimumkan pendapatan, meminimumkan biaya dan memaksimumkan

penjualan (Soeparmoko, 2001). Begitu pula dengan usaha penyulingan minyak

nilam CV. Nilam Kencana Jaya mempunyai tujuan memperoleh kuntungan

yang sebesar-besarnya dengan proses produksi yang efisien. Oleh karenanya,

analisis biaya sangat penting dilakukan oleh seorang dalam kaitannya dengan

pengambilan keputusan.

Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh pengusaha

untuk membiayai kegiatan produksi (Supardi, 2000). Biaya pengeluaran dapat

dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan variabel (Sarwono dan Saragih,

2001). Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan

oleh produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh tingat

output (Supardi, 2000). Adapun biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha

penyulingan minyak nilam terdiri dari biaya penyusutan alat, biaya bunga

modal investasi. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh

kuantitas produksi, sehingga biaya ini besarnya berubah-ubah dengan

berubahnya jumlah barang yang dihasilkan (Gasprz, 1999). Usaha penyulingan

minyak nilam yang termasuk dalam biaya variabel yaitu bahan baku, bahan

bakar, perawatan, transportasi, tenaga kerja, listrik dan lain-lain. Menurut

Gasperz (1999) biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi

yang dikeluarkan, yaitu penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya

variabel.

Proses produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang atau jasa

yang disebut input diubah menjadi barang lain atau output. Proses produksi

yang dimaksud yaitu sebuah proses mengolah nilam kering menjadi minyak

nilam. Kegiatan produksi ini akan menghasilkan penerimaan. Menurut

Soekartawi (1995) penerimaan adalah perkalian antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual yaitu dengan mengalikan total produksi (Q)

dengan harga produk (P).

Page 32: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut Gasperz (1999) keuntungan merupakan selisih antara

penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan. Adapun profitabilitas adalah

perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan biaya total yang

dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 1994). Sedangkan efisiensi usaha

adalah perbandingan besarnya penerimaan dan biaya yang digunakan dalam

berproduksi. Suatu usaha untuk mencapai keuntungan, pengusaha akan

menghadapi risiko atas kegiatan usaha tersebut. Secara statistik risiko dapat

dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan

baku (standart deviation).

Hubungan antara simpangan baku dengan keuntungan rata-rata diukur

dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien

variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung

pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan

sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi (CV=V/E). Semakin

besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung

oleh pengusaha semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Batas bawah

keuntungan (L) menunjukkan nilai normal yang terendah yang mungkin

diterima oleh pengusaha. Apabila nilai (L) ini sama dengan atau lebih dari nol,

maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilai L

kurang dari nol maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses produksi

ada peluang kerugian yang akan dialami pengusaha. Hubungan antara

koefisien variasi (CV) dengan batas bawah keuntungan adalah apabila nilai CV

≤ 0,5 dan nilai L> 0 pengusaha akan selalu untung atau impas. Sebaliknya

apabila nilai CV ≥ 0,5 dan nilai L < 0 pengusaha akan mengalami kerugian

(Hernanto, 1993).

Page 33: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Kerangka berfikir pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Kabupaten Brebes

D. Hipotesis

1. Diduga usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes menguntungkan, memiliki

profitabilitas dan sudah efisien.

Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Kencana Jaya di Kabupaten Brebes

Masukan (bahan baku)

Proses Produksi Keluaran (minyak nilam)

Biaya tetap : 1. Penyusutan alat 2. Biaya bunga

modal investasi Biaya variabel : 1. Bahan baku 2. Bahan bakar 3. Perawatan 4. Transportasi 5. Tenaga kerja 6. Listrik 7. Lain-lain

Biaya Total

Analisis Usaha : 1. Keuntungan 2. Profitabilitas 3. Efisiensi 4. Risiko

Penerimaan

Page 34: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Diduga usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes menanggung risiko usaha.

E. Asumsi

1. Produksi minyak nilam dianggap terjual seluruhnya.

2. Teknologi selama penelitian dianggap tetap.

3. Bahan baku berupa nilam tercukupi dan memilki mutu yang sama.

F. Pembatasan Masalah

1. Analisis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada biaya,

penerimaan, dan keuntungan usaha penyulingan minyak nilam di CV.

Nilam Kencana Jaya.

2. Analisis usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya

menggunakan data jumlah produksi satu tahun yaitu tahun 2011.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Minyak nilam adalah minyak yang dihasilkan dari penyulingan nilam

kering.

2. Usaha penyulingan minyak nilam adalah kegiatan penyulingan nilam

kering sampai menjadi minyak nilam yang siap jual. Satu kali sulingan

isinya 400 kg nilam kering diperoleh minyak nilam 6 kg.

3. Responden adalah pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya.

4. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha penyulingan

minyak nilam, baik yang benar-benar dikeluarkan atau tidak yang terbagi

menjadi biaya tetap dan biaya variabel, dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

5. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas minyak nilam yang dihasilkan,

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya yang tergolong biaya tetap

meliputi :

Page 35: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Biaya penyusutan

Menurut Suratiyah (2008) perhitungan besarnya biaya penyusutan

peralatan dengan menggunakan metode garis lurus dengan rumus

sebagai berikut :

Biaya penyusutan peralatan = Nilai Awal – Nilai Akhir

Umur (tahun)

b. Biaya bunga modal investasi

Perhitungan biaya bunga modal investasi menggunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

B = bunga modal

M = nilai investasi awal (Rp)

R = nilai investasi akhir (Rp)

N = umur ekonomis (tahun)

i = suku bunga rata-rata selama tahun 2011 (6%).

6. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap kuantitas minyak

nilam yang dihasilkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya yang

tergolong biaya variabel meliputi :

a. Upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar

upah tenaga kerja dalam usaha penyulingan minyak nilam.

b. Biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk perawatan alat

dan ketel penyulingan minyak nilam.

c. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

bahan baku berupa nilam kering dan nilam basah.

d. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk distribusi

minyak nilam ke agen penampung minyak nilam.

Page 36: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

e. Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

bahan bakar berupa kayu bakar dan ban bekas yang digunakan untuk

proses produksi penyulingan minyak nilam.

f. Biaya listrik adalah biaya ayang dikeluarkan untuk membayar pajak

listrik yang digunakan untuk penerangan di pabrik.

g. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli makan

dan minum bagi tenaga kerja.

7. Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah minyak nilam yang

dihasilkan dengan harga minyak nilam per satuan kg, dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp).

8. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total,

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

9. Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh

dengan biaya total yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak

nilam, dinyatakan dalam persen (%).

10. Efisiensi usaha adalah perbandingan antara jumlah total penerimaan

penjualan minyak nilam yang diperoleh dengan jumlah total biaya yang

dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam.

11. Risiko usaha adalah fluktuasi keuntungan yang akan diterima oleh

pengusaha atau kemungkinan kerugian yang akan diterima oleh pengusaha

penyulingan minyak nilam.

Page 37: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analytical descriptive. Metode deskrptif yakni metode yang memusatkan

perhatian pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan

pada masalah-masalah yang aktual. Sedangkan analitik dilakukan dengan cara

data-data yang telah terkumpul mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian

dijelaskan (Surakhmad, 1994). Sedangkan teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik studi kasus (Singarimbun dan Efendi, 1995).

B. Metode Pengambilan Responden

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara

pengambilan daerah penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan

berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Efendi, 1995). Lokasi

penelitian yang dipilih adalah CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan

Bantakawung Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut

telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989.

Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya

usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi

sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan

informan dan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data primer

diperoleh dari pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya dan pegawai. Data dalam penelitian ini meliputi jumlah

produksi dan biaya produksi selama satu tahun yaitu tahun 2011.

26

Page 38: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mengutip data

laporan dan dokumen dari instansi atau lembaga yang berhubungan dengan

penelitian ini. Instansi yang berkaitan dalam penelitian ini dan berupa

sumber tertulis. Dokumen dalam penelitian ini adalah profil perusahaan,

jumlah penduduk menurut mata pencaharian, luas daerah penelitian, luas

dan areal tanaman nilam yang diperoleh dari kantor Kecamatan setempat.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung

pada obyek penelitian.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui

wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan

yantelah dipersiapkan terlebih dahulu.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu

metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan darin segala

sumber yang berkaitan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas

a. Biaya total (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan

biaya variabel total (TVC) (Soekartawi, 1995). Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

TVCTFCTC += ……………………...………..…………(1)

Keterangan :

TC = Total biaya dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TFC = Total biaya tetap dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TVC = Total biaya variabel dari usaha penyulingan minyak nilam

(Rupiah)

Page 39: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Total penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual (Soekartawi, 1995). Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut :

QPQTR ´= ………………………………………......….(2)

Keterangan :

TR = Total penerimaan dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Q = Total produk yang terjual dari usaha penyulingan minyak nilam

(Kg)

QP = Harga produkdari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

c. Keuntungan usaha adalah selisih antara total penerimaan dan total

biaya(Gasperz, 1999). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TCTR -=p …………………………………………….(3)

Keterangan :

π = Keuntungan usaha dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TR = Total penerimaan dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TC = Total biaya dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Q = Total produk yang terjual dari usaha penyulingan minyak nilam

(Kg)

PQ= Harga produk dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

FC = Biaya tetap dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

VC = Biaya variabel dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

d. Nilai profitabilitas usaha merupakan profitabilitas usaha yang

dinyatakan dalam persen (Riyanto, 1994). Secara matematis dapat

ditulis sebagai berikut :

Profitabilitas = %100TC

´p

………………………...….(4)

Keterangan :

p = Keuntungan usaha dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TC = Total biaya dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Page 40: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan analisis R/C rasio

yaitu dengan membandingkan antara besarnya penerimaan total dengan

biaya total (Soekartawi, 1995). Secara sistematis dirumuskan sebagai

berikut :

R/C ratio = Biaya

Penerimaan

............................... (5)

Keterangan :

R = Penerimaan usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

C = Biaya total usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah :

R/C ratio < 1 : Usaha penyulingan minyak nilam tidak efisien (merugi)

R/C ratio = 1 : Usaha penyulingan minyak nilam break even point atau

baru mencapai kondisi impas (belum efisien)

R/C ratio>1 : Usaha penyulingan minyak nilam efisien

(menguntungkan).

2. Aspek pertimbangan usaha

a. Risiko usaha

Menurt Hernanto (1993) mengukur risiko usaha secara

statistik, dipakai ukuran ragam (variance) atau simpangan baku

(standard deviation). Rumus ragam adalah :

)1n(

)EE(V

n

1i

2i

2

-

-=å= ……………........…………….(6)

Keterangan : 2V = ragam

n = jumlah periode pengamatan

E = keuntungan rata-rata usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Ei = keuntungan usaha penyulinganminyak nilam pada periode i

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata usaha penyulingan

minyak nilam selanjutnya mencari simpangan baku dengan

Page 41: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menggunakan metode analisis ragam, karena simpangan baku

merupakan akar dari ragam, yaitu :

2VV = ………….……………………........….(7)

Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang

harus ditanggung pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan

diperoleh, dirumuskan sebagai berikut :

EV

CV = ……………………………...…….…..….(8)

Keterangan :

CV = koefisien variasi usaha penyulingan minyak nilam

V = simpangan baku keuntungan usaha penyulingan minyak nilam

(Rupiah)

E = keuntungan rata-rata usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Sebelum mengukur koefisien variasi, harus mencari

keuntungan rata-rata dan simpangan baku, dimana dirumuskan sebagai

berikut :

n

EE

n

1iiå

== ………………………………........……(9)

Keterangan :

E = keuntungan rata-rata usaha penyulinganminyak nilam (Rupiah)

Ei = keuntungan usaha penyulinganminyak nilam pada periode i

n = jumlah periode pengamatan

Setelah itu untuk mengetahui batas bawah keuntungan

digunakan rumus :

V2EL -= ……………………………………......(10)

Keterangan : L = Batas bawah keuntungan

E = Keuntungan rata-rata

V = simpangan baku

Berdasarkan persamaan 8 dan persamaan 10 di atas, dapat

diperoleh suatu hubungan antara nilai batas bawah keuntungan dengan

Page 42: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

nilai koefisien variasi. Apabila nilai 5,0CV £ atau 0L ³ , menyatakan

bahwa pengusaha akan selalu terhindar dari kerugian dan nilai CV >

0,5 atau L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diderita oleh

pengusaha.

Page 43: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kecamatan Bantarkawung adalah salah satu Kecamatan yang berada di

wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Terlatak kurang lebih 75 km di

sebelah selatan ibu kota Kabupaten Brebes dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Larangan dan Ketanggungan

Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat : Kecamatan Salem dan Kabupaten Cilacap

Sebelah Timur : Kecamatan Bumiayau dan Tonjong

Banyaknya desa/kelurahan di Kecamatan Bantarkawung yang secara

administratif terbagi dalam 18 desa/kelurahan yaitu: Desa Cinanas, Desa

Banjarsari, Desa Cibentang, Desa Telaga, Desa Karangpari, Desa Waru, Desa

Pangebatan, Desa Ciomas, Desa Tambakserang, Desa Legok, Desa Terlaya,

Desa Jipang, Desa Bantarkawung, Desa Bangbayang, Desa Bantarwaru, Desa

Sindangwangi, Desa Pangerasan, Desa Kebandungan. Dari delapan belas

Kecamatan yang ada, usaha penyulingan minyak nilam hanya ada di dua

Kecamatan, yaitu Desa Legok dan Desa Terlaya.

Kecamatan Bantarkawung memiliki suhu udara berkisar antara 23°C

sampai 30°C. Curah hujan yang turun mencapai 2.606 mm per tahun.

Ketinggian daerah berkisar antara 62 m dpl sampai 575 m dpl. Sesuai dengan

pernyataan Santoso (1993) daerah tersebut masuk dalam kriteria syarat tumbuh

untuk ditanami tanaman nilam. Desa-desa yang terdapat usaha penyulingan

minyak nilam adalah Desa Legok dan Desa Terlaya. Kedua Desa tersebut

terletak dalam satu kawasan yang saling berdekatan, sehingga mempermudah

pemerintah dalam membina dan mengembangkan usaha tersebut. Hal ini akan

dapat mendorong usaha penyulingan minyak nilam untuk semakin

meningkatkan usahanya. Khususnya CV. Nilam Kencana Jaya yang terletak di

Desa Legok.

32

Page 44: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Monografi Kecamatan Bantarkawung tahun

2011. Jumlah penduduk di Kecamatan Bantarkawung mencapai 91.125

jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu daerah, yaitu

angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan. Komposisi penduduk di Kecamatan Bantarkawung menurut

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Komposisi Penduduk Kecamatan Bantarkawung Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

Sex Ratio

1. Laki-laki 45.427 49,85 2. Perempuan 45.698 50,15

Jumlah 91.125 100 99

Sumber: Laporan Monografi Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kecamatan Bantarkawung sebanyak 91.125 jiwa. Jumlah penduduk

perempuan sebanyak 45.698 jiwa (50,15%) dan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 45.427 jiwa (49,85%). Jumlah penduduk perempuan lebih banyak

daripada jumlah penduduk laki-laki dari keseluruhan jumlah penduduk di

Kecamatan Bantarkawung.

Berdasarkan data tersebut dapat dihitung nilai sex ratio, sebagai

berikut :

Sex Ratio = 100xuanudukperempJumlahpend

lakiuduklakiJumlahpend -

= 100698.45427.45

x

= 99,40 (dibulatkan menjadi 99)

Angka sex ratio sebesar 99 artinya pada setiap 100 orang perempuan

terdapat 99 orang laki-laki. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk

perempuan di Kecamatan Bantarkawung pada tahun 2011 lebih banyak

Page 45: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

daripada penduduk laki-laki. Meskipun demikian, kondisi ini tidak banyak

berpengaruh tehadap tenaga kerja penyulingan minyak nilam karena jumlah

total tenaga kerja penyulingan jauh lebih kecil dibandingkan dengan total

jumlah penduduk di Kecamatan Bantarkawung.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur bagi suatu daerah dapat

digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif dan non

produktif. Komposisi penduduk Kecamatan Bantarkawung menurut umur

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

No. Umur Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

0-9 tahun 10-19 tahun 20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun 60 tahun ke atas

19.238 18.453 15.336 13.372 9.387 7.553 7.795

21,11 20,25 16,82 14,67 10,30

8,28 8,57

Jumlah 91.125 100,00

Sumber: Laporan Monografi Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk

Kecamatan Bantarkawung paling besar berada pada umur 25-34 tahun

sebesar 18,16%. Namun apabila dilihat secara keseluruhan dapat diketahui

bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Bantarkawung merupakan

penduduk dalam usia produktif yaitu penduduk yang berusia antara 15-64

tahun. Sebagian besar penduduk yang berusia produktif di Kecamatan

Bantarkawung ini dapat memberikan gambaran mengenai keadaan tenaga

kerja penyulingan minyak nilam, yaitu bahwa tenaga kerjanya berada pada

usia produktif. Hal ini sangat efektif karena pada penyulingan minyak nilam

sangat tergantung pada faktor tenaga kerja.

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat

menggambarkan kesejahteraan suatu penduduk. Komposisi mata

Page 46: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pencaharian penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh keadaan alam dan

sumber daya yang tersedia, serta keadaaan sosial ekonomi masyarakat

seperti keterampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan,

dan modal yang tersedia. Komposisi penduduk berdasarkan mata

pencaharian di Kecamatan Bantarkawung ditunjukkan pada Tabel 5 berikut

ini.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1. Petani 17.920 30,6 2. Peternak 5.040 8,6 3. Buruh Tani 20.437 34,9 4. Pengusaha 827 1,46 5. Buruh Industri 1.672 2,85 6. Buruh Bangunan 5.284 9 7. Pedagang 2.681 4,58 8. Sopir Angkutan 1.164 1,99 9. 10. 11.

PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lain-lain

969 442 2.105

1,65 0,78 3,59

Jumlah 58.545 100,00

Sumber : Laporan Monografi Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan

Bantarkawung paling besar bermata pencaharian di sektor pertanian

sebanyak 38.357 jiwa dengan prosentase 65,5%. Dengan adanya jumlah

penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 38.357 orang yaitu

akan mendorong usaha industri untuk semakin meningkat, terutama usaha

industri yang berbahan baku dari hasil–hasil pertanian. Hal ini karena bahan

baku yang digunakan untuk usahanya akan mudah untuk didapatkan.

Sehingga tidak akan ada masalah dengan ketersediaan bahan baku

usahanya. Salah satu usaha industri yang berbahan baku dari hasil pertanian

adalah usaha penyulingan minyak nilam.

Hal ini akan menjadi masukan bagi pemerintah untuk meningkatkan

perhatian terhadap sektor pertanian yang nantinya akan berpengaruh

terhadap pembangunan di Kecamatan Bantarkawung khususnya pada

Page 47: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bidang industri yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian seperti

usaha penyulingan minyak nilam di Kecamatan Bantarkawung.

C. Keadaan Sumber Daya Ekonomi

Kecamatan Bantarkawung merupakan Kecamatan yang memilki jenis

usaha yang cukup beragam. Salah satunya yaitu usaha penyulingan minyak

nilam. Selain itu juga bisa dijumpai berbagai macam usaha di Kecamatan

Bantarkawung yang dapat mendukung perekonomian masyarakat. Banyaknya

usaha di Kecamatan Bantarkawung dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Jumlah Usaha Menurut Jenis Usaha di Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

No. Jenis Usaha Jumlah Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Penyulingan Minyak Nilam Peternakan Sapi Jamur Tiram Telur Asin Keripik Jagung Gula Aren Pembuatan Tempe Peternakan Ayam Ras

2 2 2 2 3 2 4 23

Jumlah 40

Sumber : Laporan Monografi Kecamatan Bantarkawung Tahun 2011

Berdasarkan pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa usaha penyulingan

minyak nilam merupakan cabang industri hasil pertanian yaitu sebanyak 2 unit

usaha. Meskipun Kecamatan Bantarkawung memiliki potensi tanaman nilam

yang cukup banyak namun usaha penyulingan minyak nilam belum begitu

banyak. Hal tersebut disebabkan usaha penyulingan minyak nilam

membutuhkan modal usaha yang kuat. Sehingga jumlah usaha penyulingan

minyak nilam menempati posisi keempat setelah usaha peternakan ayam yaitu

sebanyak 24 unit, usaha pembuatan tempe yaitu sebanyak 4 unit dan usaha

keripik jagung yaitu sebanyak 3.

Page 48: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identitas Pemilik Usaha

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha penyulingan

minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung,

Kabupaten Brebes yang sampai periode penelitian masih berproduksi.

Tabel 7. Identitas Pemilik Usaha CV. Nilam Kencana Jaya

No Uraian Responden 1. Nama Nurdin 2. Umur (th) 55 3. Pendidikan SMP 4. Jumlah anggota keluarga (orang) 5 5.

Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam Produksi

3

6. 7.

Lama mengusahakan Alasan usaha

20 Memperoleh keuntungan

Sumber : Diadopsi dan Diolah dari Data Primer

Pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya

bernama bapak Nurdin berumur 55 tahun dan sudah berkeluarga. Jenjang

pendidikan yang ditempuh tidak tinggi yaitu tamat SMP namun ini berarti

bahwa pendidikan dasar sembilan tahun sudah ditempuh. Jumlah anggota

keluarga bapak Nurdin berjumlah 5 orang, sedangkan jumlah anggota

keluarga yang aktif berjumlah 3 orang. Lama usaha adalah 20 tahun, hal ini

menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam ini sudah lama

diusahakan sehingga pemilik usaha memiliki pengalaman dalam

memproduksi minyak nilam.

2. Sejarah Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya

Usaha penyulingan minyak nilam pertama kali diusahakan di Desa

Legok pada tahun 1989. Salah seorang warga Desa Legok yaitu Bapak Nurdin

membawa benih nilam dari daerah Purwokerto sebanyak 3 kg. Lalu Bapak

Nurdin mencoba menanam dan membudidayakannya di Desa Legok. Setelah

37

Page 49: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

beberapa tahun, nilam tersebut berkembang dan banyak petani lain yang

mengembangbiakannya, sehingga seluruh petani di Desa Legok menanam

nilam tersebut dan akhirnya Desa Legok menjadi sentra perkebunan tanaman

nilam. Karena tanaman nilam mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi,

maka para petani terus membudidayakan nilam di kebun mereka masing-

masing. Setelah berhasil membudidayakan dalam jumlah yang cukup banyak,

Bapak Nurdin mendirikan sebuah pabrik penyulingan minyak nilam di Dukuh

Mayana Desa Legok dengan diberi nama “Nilam Sari” pada tahun 1991.

Mulai awal berdiri sampai sekarang, usaha ini banyak mengalami

kemajuan, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Semula hanya memilki tiga

unit penyulingan dan kini telah memiliki hingga lima unit penyulingan. Usaha

penyulingan ini pun pada tahun 2010 berubah menjadi sebuah CV dan

berubah nama menjadi “Nilam Kencana Jaya”, sehingga kini usaha tersebut

lebih dikenal dengan nama “CV. Nilam Kencana Jaya”.

Usaha penyulingan ini termasuk usaha berskala menengah namun

masih bersifat tradisional, karena dalam melakukan proses produksinya masih

bersifat sederhana dan semua kegiatannya dikerjakan oleh tenaga manusia.

Modal usaha yang digunakan untuk melaksanakan operasional perusahaan

berasal dari pengusaha sendiri atau bekerjasama dengan pengusaha/agen

penampung yang membeli minyak nilam hasil produksi. Tenaga kerja yang

digunakan seluruhnya berasal dari Kecamatan Bantarkawung, yaitu dari desa

setempat dan tetangga desa yang masih menganggur.

Usaha penyulingan minyak nilam ini semula dikenal dari pembicaraan

penduduk bahwa usaha penyulingan ini memberikan hasil yang

menguntungkan. Hal tersebut mendorong penduduk lain untuk mendirikan

usaha yang sama, sehingga usaha tersebut mulai berkembang di desa lain

yaitu Desa Terlaya, Pangebatan, Tambak Serang, Bojong Neros, dan Dukuh

Gempol. Dalam perkembangannya, pabrik-pabrik yang telah berdiri itu tidak

mampu beroperasi dengan baik dan akhirnya gulung tikar. Pabrik yang semula

banyak berdiri di beberapa tempat di Kecamatan Bantarkawung kini hanya

terdapat dua pabrik yang mampu bertahan, yaitu di Desa Legok dan Desa

Page 50: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Terlaya. Salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya usaha ini dalam

berkembang, yaitu adanya keterbatasan modal dan ketergantungan kepada

alam dalam pengeringan nilam. Modal usaha penyulingan minyak nilam di

CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari modal sendiri, yaitu modal yang

digunakan berasal dari uang yang disisihkan dari hasil penerimaan

sebelumnya. Namun, jika keadaan mendesak CV. Nilam Kencana Jaya

memperoleh modal dari hasil pinjaman dari agen penampung yang berada di

Garut.

3. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak nilam

di CV. Nilam Kencana Jaya adalah nilam kering. Nilam tersebut dibeli dari

petani / pengepul nilam yang mengantarkan sendiri nilamnya ke CV. Nilam

Kencana Jaya, sehingga pengusaha cukup di rumah / pabrik saja karena

penjual yang akan mendatangi mereka. Petani nilam berasal dari daerah di

Kecamatan Bantarkawung sendiri atau berasal dari luar yaitu dari Kecamatan

lain seperti Kecamatan Salem. Nilam yang dibeli terdiri dari dua macam, yaitu

nilam kering dan nilam basah. Harga nilam basah setiap kg sebesar Rp 1.000,-

. Sedangkan nilam kering dibeli dengan harga seriap kg sebesar Rp 3.000,-.

Harga tersebut akan berbeda ketika musim panen tiba, harga nilam basah

setiap kg sebesar Rp 500,-. Sedangkan nilam kering dibeli dengan harga setiap

kg sebesar Rp 2.500,-. Nilam basah perlu melalui proses pengeringan terlebih

dahulu. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur nilam basah di bawah

bangunan yang atapnya terbuat dari seng atau viber karena akan memiliki

kandungan minyak nilam yang lebih tinggi. Pengeringan nilam nilam basah

tidak dilakukan dengan menjemur daun dibawah sinar matahari langsung agar

minyak nilam yang terkandung di dalam daun tidak mudah menguap.

Penjemuran nilam basah biasanya membutuhkan waktu sektar 4 hari hingga

menjadi nilam kering.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di usaha penyulingan minyak nilam CV.

Nilam Kencana Jaya berasal dari tetangga pemilik usaha dalam satu desa.

Page 51: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dimana tenaga kerja dibedakan menjadi empat yaitu tenaga kerja keluarga,

tenaga penyuling, operasional dan biasa. Tenaga kerja keluarga adalah tenaga

kerja yang berasal dari anggota keluarga pemilik usaha yang aktif dalam

usaha penyulingan miyak nilam. Tenaga penyuling adalah tenaga kerja yang

bekerja khusus sebagai penyuling dalam proses produksi penyulingan minyak

nilam. Tenaga kerja operasional adalah tenaga kerja yang bertugas sebagai

pembantu umum yang bekerja di pabrik, bentuk kerjanya biasanya mereka

bertugas dalam kebersihan lingungan pabrik, selain itu menimbang dan

mencatat bahan baku nilam yang datang dari pengiriman petani nilam.

Penentuan upah didasarkan dari pembagian kerja dalam usaha penyulingan

minyak nilam. Tenaga kerja biasa adalah tenaga kerja yang bertugas di dalam

menjemur nilam basah dan bertugas dalam pembuatan bibit berupa stek nilam

yang nantinya bibit tersebut akan dibudidayakan oleh para petani nilam.

Jumlah dari tenaga kerja yang ada di CV. Nilam Kencana Jaya ini

bersifat tidak tetap karena pada saat musim biasa atau tidak panen jumlah

tenaga kerja yang dibutuhkan hanya sekitar 20 orang saja dan proses produksi

pun hanya menggunakan 2 buah ketel. Setiap satu ketel untuk satu kali proses

penyulingaan minyak nilam dibutuhkan 2 orang tenaga penyuling. Sedangkan

ketika musim panen tiba tenaga kerja yang dibutuhkan akan bertambah,

karena pada saat itu proses produksi mulai menggunakan seluruh ketel yang

dimiliki yaitu berjumlah 5 buah ketel. Selain itu dalam proses penjemuran

daun nilam basah juga dibutuhkan tenaga kerja biasa yang lebih banyak.

5. Peralatan

Peralatan yang diperlukan dalam proses penyulingan minyak nilam di

CV. Nilam Kencana Jaya adalah tungku, ketel, pipa penyalur, kolam

pendingin, wadah penampung, gayung, corong, kain monel, kran, ganco,

timbangan, skop, drum 250 liter dan jerigen 20 liter. Adapun fungsi dari

masing-masing peralatan tersebut antar lain :

1. Tungku berfungsi untuk menopang ketel dan tempat untuk pembakaran

bahan bakar.

Page 52: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Ketel berfungsi untuk menampung bahan baku nilam kering dan air.

Kemudian untuk dimasak di atas tungku.

3. Pipa Penyalur berfungsi untuk menyalurkan uap ke kolam pendingin dan

kemudian untuk disalurkan ke wadah penampung.

4. Kolam Pendingin berfungsi untuk mendinginkan pipa penyalur, sehingga

uap yang lewat melalui pipa penyalur akan terjadi proses pengembunan

yaitu perubahan bentuk uap menjadi air dan minyak nilam. Air dan

minyak nilam tersebut seterusnya akan mengalir dan ditampung pada

wadah penampung.

5. Wadah Penampung berfungsi untuk menampung minyak sulingan melalui

pipa penyalur hasil dari pemasakan proses penyulingan minyak nilam.

6. Gayung dan Corong berfungsi untuk mengambil minyak nilam hasil

sulingan dari wadah penampung untuk dimasukkan ke dalam jerigen

menggunakan corong.

7. Kain Monel berfungsi untuk menyaring antara minyak nilam dengan air,

sehingga akan diperoleh minyak nilam murni.

8. Kran berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air yang digunakan

pada saat pengisian air ke dalam ketel.

9. Ganco berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan nilam dari dalam

ketel.

10. Timbangan berfungsi untuk menimbang nilam dari petani dan sekaligus

dipisah menjadi 50 kg per ikatan. Hal tersebut bertujuan untuk

memudahkan pada saat akan melalukan proses pemasakan sehingga tidak

perlu melakukan penimbangan lagi.

11. Skop berfungsi untuk membuang abu sisa pembakaran proses

penyulingan minyak nilam.

12. Drum 250 liter dan Jerigen 20 liter berfungsi untuk mengemas minyak

nilam yang akan dikirim ke agen penampung di Garut atau Purwokerto.

Pada tempat penyulingan minyak nilam harus didirikan bangunan

seperti rumah untuk naungan dan dibutuhkan pula satu unit mobil sebagai

sarana transportasi. Mobil digunakan untuk memasarkan atau mengirim hasil

Page 53: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

produksi minyak nilam ke agen penampung yang ada di daerah Garut atau

Purwokerto.

6. Proses Penyulingan Minyak Nilam

Mula-mula nilam kering ditimbang terlebih dahulu, yaitu kurang lebih

seberat 400 kg. Daun-daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ketel

pengolah yang sudah berisi air sehingga posisi daun berada di atas air karena

antara keduanya dipisahkan oleh sebuah plat berpori. Dengan cara seperti ini

daun tidak bercampur menjadi satu dengan air dan daun tidak menjadi gosong.

Jika semuanya sudah siap kemudian di lakukan pembakaran di dalam tungku

sebagai awal dimulainya proses penyulingan. Bahan bakar yang digunakan

adalah karet / ban bekas atau kayu bakar.

Pembakaran ini akan menguapkan air sehingga uap air naik dengan

membawa minyak yang dikandung dalam nilam di atasnya. Uap campuran

antara air dan minyak tersebut dialirkan melalui pipa penyalur ke dalam

wadah penampung yang terbuat dari bahan stainless steel dengan melewati

kolam pendingin. Kolam pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap

sehingga terjadi pengembunan dan yang keluar tidak hanya berupa uap saja.

Tetes-tetes embun yang terbentuk akan mengalir ke dalam ember penampung.

Jadi ember penampung berisi campuran air dan minyak nilam tetapi bukan

berupa larutan, karena minyak nilam tidak bisa larut dalam air. Perbedaan

bobot jenis antara kedua cairan tersebut menyebabkan keduanya terpisah

dengan posisi minyak nilam di atas air, karena minyak nilam mempunyai

bobot jenis yang lebih ringan.

Selanjutnya minyak nilam dari ember penampung diambil

menggunakan gayung untuk dipindahkan ke dalam jerigen. Proses pemisahan

dilakukan menggunakan kain monel. Kain monel digunakan untuk

memisahkan minyak nilam dengan air yang masih terbawa ketika

pemindahan, sehingga akan diperoleh minyak nilam secara murni. Proses

tersebut akan tuntas diambil minyaknya dalam jangka waktu 12 jam. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 54: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 3. Skema Penyulingan Minyak Nilam

7. Pemasaran

Minyak nilam yang dihasilkan dari proses penyulingan nilam memilki

konsumen yang potensial di luar negeri. Hal ini karena Indonesia belum

memilki teknologi untuk mengolah minyak nilam menjadi barang jadi, seperti

parfum, komestika, dan sabun. Minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya ini

dibeli oleh agen penampung minyak nilam yang berasal dari Garut dan

Puewokerto. Daerah tersebut bersedia menampung semua minyak nilam yang

dihasilkan, berapapun jumlahnya, sehingga ada jaminan pemasaran. Minyak

nilam yang dihasilkan CV. Nilam Kencana Jaya dijual dengan cara minyak

nilam dikirim menggunakan mobil ke dareah-daerah tersebut. Dimana

nantinya minyak yang telah dibeli tersebut akan dijual pada eksportir atau

akan langsung diekspor sendiri ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor

minyak nilam adalah Jepang, Singapura, Ameraika dan Perancis.

Bak Penampungan Air

Air Mendidih

Minyak Nilam

Pipa Penyalur

Kolam Pendingin

Plat BeRpori

Air

Tungku

Daun Nilam

Kunci

Nilam

Pipa Air Masuk

Pipa Air keluar

Page 55: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

8. Analisis Usaha

a. Biaya

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan dalam proses

produksi. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk proses produksi penyulingan minyak nilam, baik biaya yang benar-

benar dikeluarkan atau tidak benar-benar dikeluarkan. Biaya tersebut terdiri

dari biaya tetap dan biaya variabel.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam usaha

penyulingan minyak nilam yang besarnya tidak dipengaruhi oleh

jumlah produk minyak nilam yang dihasilkan. Besar biaya tetap dapat

dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%) 1. Penyusutan alat 35.722.350 59,92 2. Bunga modal investasi 23.898.385,5 40,08

Jumlah Biaya Tetap 59.620.735,5 100

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa biaya tetap terdiri dari

penyusutan dan biaya bunga modal investasi. Biaya yang terbesar

adalah biaya penyusutan yakni Rp 35.722.350,- yang terdiri dari

penyusutan ketel pengolah, jerigen 32 kg, drum 120 kg, pipa penyalur,

kolam pndingin, timbangan, tungku, ember penampung, skop, gancu,

gayung, corong, kain monel dan mobil.

Biaya bunga modal investasi sebesar Rp 23.898.385,5. Biaya

ini merupakan biaya yang dikorbankan karena memilih usaha

penyulingan minyak nilam daripada disimpan di bank. Saat penelitian

berlangsung (tahun 2011) suku riil di bank yang berlaku adalah 6 %

per tahun. Biaya bunga modal investasi diperhitungkan dengan

mengalikan suku bunga bank yang berlaku dengan sejumlah modal

yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan tersebut.

Page 56: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses

penyulingan minyak nilam yang besarnya berubah-ubah secara

proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan. Biaya variabel

usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya dapat

dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%)

1. Biaya Perawatan 4.280.000 0,17 2. Biaya Bahan Baku :

a. Nilam Kering b. Nilam Basah

1.134.350.000

801.400.000

49,31 34,83

3. Biaya Bahan Bakar : a. Kayu Bakar b. Karet

95.590.000 86.900.000

4,15 3,76

4. 5. 6. 7.

Biaya Tenaga Kerja Biaya Listrik Biaya Transportasi Biaya Lain-lain

179.025.000 657.000

16.000.000 9.150.000

7,78 0,02 0.69 0.39

Total Biaya Variabel 2.300.052.000 100

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 3, 4, 5, dan 8

Berdasarkan Tabel 9 di atas diketahui besarnya biaya variabel

yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk pembelian bahan

baku penyulingan berupa nilam. Satu kali proses penyulingan rata-rata

dibutuhkan nilam kering sebanyak 400 kg per unit penyulingan dengan

pengeluaran sebesar Rp 1.908.450.000,- selama tahun 2011.

Bahan bakar merupakan biaya terbesar kedua yang harus

dikeluarkan yaitu sebesar Rp 182.490.000,-. Biaya bahan bakar yang

dikeluarkan adalah pembelian kayu bakar dan karet / ban bekas. Upah

tenaga kerja merupakan biaya terbesar ketiga yang harus dikeluarkan.

Tenaga kerja yang ada meliputi tenaga kerja keluarga,

pemasak/penyuling, tenaga kerja operasional, dan tenaga kerja biasa.

Dibutuhkan biaya sebesar Rp 179.025.000,- selama tahun 2011.

Page 57: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Transportasi untuk distribusi pengiriman minyak nilam ke agen

penampung minyak nilam Rp 16.000.000,-

Biaya lain-lain adalah biaya makan dan minum bagi tenaga

kerja. Selama satu tahun proses penyulingan dikeluarkan sebesar

Rp 9.150.000,- Biaya variabel lain yang relatif kecil dikeluarkan

adalah biaya perawatan ketel, pipa penyalur dan kolam pendingin yaitu

sebesar Rp 4.280.000,- serta biaya listrik untuk penerangan yaitu

sebesar Rp 657.000,- selama satu tahun yaitu tahun 2011.

3. Biaya Total

Biaya total adalah hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap

dan biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi. Besarnya

biaya total untuk proses produksi usaha penyulingan minyak nilam

CV. Nilam Kencana Jaya selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel

10 berikut.

Tabel 10. Biaya Total Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%) 1 Biaya Tetap 59.620.735,5 2,72 2 Biaya Variabel 2.300.052.000 97,28 Total Biaya 2.359.672.735,5 100

Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1, 3, 4, 5 dan 8

Berdasarkan Tabel 10, biaya usaha penyulingan minyak nilam

sebesar Rp 2.359.672.735,5 selama tahun 2011. Biaya tersebut terdiri

dari biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar

Rp 2.300.052.000,-.

b. Penerimaan

Penerimaan usaha penyulingan minyak nilam merupakan perkalian

antara total produk yang terjual dengan harga per kg. Penerimaan dari

usaha penyulingan minyak nilam hanya berasal dari minyak nilam yang

dihasilkan. Berikut ini adalah tabel penerimaan usaha penyulingan minyak

nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya per bulan pada tahun 2011.

Page 58: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 11. Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Per Bulan di Kabupaten Brebes Tahun 2011

Bulan ∑

Ketel

Frek. Produk

si

∑ Bahan Baku (kg)

∑ Produk

si Minyak

(kg)

Harga/ kg (Rp)

Penerimaan (Rupiah)

Januari 2 108 43.200 648 305.500 197.964.000 Februari 2 96 38.400 576 310.000 178.560.000 Maret 2 108 43.200 648 305.500 197.964.000 April 2 100 40.000 600 295.000 177.000.000 Mei 5 240 96.000 1.440 300.000 432.000.000 Juni 5 260 104.000 1.560 300.000 468.000.000 Juli 5 260 104.000 1.560 310.000 483.600.000 Agustus 5 120 48.000 720 300.500 216.360.000 September 2 138 55.200 828 295.500 244.674.000 Oktober 2 104 41.600 624 302.500 188.760.000 November 2 100 40.000 600 302.500 181.500.000 Desember 2 104 41.600 624 310.000 193.440.000 Jumlah

10.428 3.159.822.000

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 3 dan 9

Berdasarkan Tabel 11 di atas, diketahui bahwa penerimaan selama

satu tahun yaitu tahun 2011 sebesar Rp 3.159.822.000,-. Adapun dalam

satu kali proses penyulingan rata-rata dihasilkan 6 kg minyak nilam,

dengan harga pada tahun 2011 bervariasi yaitu antara Rp 295.000,- sampai

Rp 310.000,- per kilogram. Harga tersebut tergantung dari permintaan dan

penawaran minyak di luar negeri.

Penerimaan terbesar berturut-turut diperoleh pada bulan Mei, Juni,

Juli dan Agustus. Hal tersebut disebabkan karena pada keempat bulan

tersebut merupakan bulan panen nilam. Akan tetapi pada bulan Agustus

CV. Nilam Kencana Jaya hanya melakukan produksi penyulingan minyak

nilam satu kali dalam sehari dikarenakan bertepatan dengan bulan puasa.

Bulan panen biasanya dimulai pada bulan Mei, selain itu juga pada bulan

Mei merupakan bulan kemarau/tidak turun hujan. Sehingga para petani

nilam mudah didalam melakukan penjemuran nilam. Hal tersebut akan

Page 59: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

memudahkan CV. Nilam Kencana Jaya dalam memperoleh persediaan

bahan baku. CV. Nilam Kencana Jaya pada bulan panen yaitu bulan Mei

hingga Agustus mulai menggunakan seluruh ketel yang ada yaitu sejumlah

5 ketel untuk digunakan seluruhnya dalam produksi penyulingan minyak

nilam. Selain bulan penen tersebut CV. Nilam kencana Jaya hanya

menggunakan 2 ketel dalam melakukan produksi penyulingan minyak

nilam.

c. Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari penerimaan usaha penyulingan

minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya merupakan selisih

antara penerimaan dengan biaya total. Untuk mengetahui keuntungan

penerimaan usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes dapat dilihat dari Tabel 12 di bawah

ini.

Tabel 12. Keuntungan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata 1. 2.

Penerimaan dari penjualan minyak nilam(Rp) Biaya total (Rp)

3.159.822.000 2.359.672.735,5

Keuntungan (Rp) 800.149.264,5

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1, 3, 4, 5, 8 dan 9

Berdasarkan Tabel 12 di atas, diketahui penerimaan selama satu

tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan adalah Rp 3.159.822.000,-

dengan biaya total sebesar Rp 2.359.672.735,5 maka keuntungan yang

diperoleh sebesar Rp 800.149.264,5.

d. Profitabilitas

Berdasarkan keuntungan yang diperoleh, maka dapat diketahui

profitabilitas atau tingkat keuntungan dari usaha penyulingan minyak

nilam. Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha dengan

biaya total yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya

Page 60: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

profitabilitas dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana

Jaya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata 1. 2.

Biaya total (Rp) Keuntungan (Rp)

2.359.672.735,5 800.149.264,5

Profitabilitas 33,90

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 10

Berdasarkan Tabel 13 profitabilitas yang diperoleh dari usaha

penyulingan minyak nilam adalah sebesar 33,90%. Usaha penyulingan

minyak nilam ini termasuk dalam kriteria profitabel, karena memiliki nilai

profitabilitas lebih dari nol.

e. Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan R/C rasio,

yaitu perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Besar

efisiensi usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dapat

dilihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata 1. 2.

Penerimaan dari penjualan minyak nilam(Rp) Biaya total (Rp)

3.159.822.000 2.359.672.735,5

Efisiensi usaha (R/C ratio) 1,34

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 11

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio sebesar

1,34 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan dalam usaha

penyulingan minyak nilam akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari

biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam.

Usaha penyulingan minyak nilam ini termasuk dalam kriteria efisien,

karena memiliki nilai efisiensi lebih dari satu.

Page 61: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

f. Risiko Usaha

Hubungan antara risiko dan keuntungan dapat diukur dengan

koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi

merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung dengan

jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal

yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien

variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar

dibanding dengan keuntungannya. Sedangkan batas bawah keutungan (L)

menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima

oleh pengusaha (Hernanto, 1993). Untuk mengetahui besarnya risiko usaha

dari usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana

Jaya di Kabupaten Brebes dapat dilihat dari Tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15. Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata 1. 2. 3. 4.

Keuntungan (Rp) Simpangan baku Risiko usaha/Coevisien Variasi Batas bawah keuntungan (Rp)

800.149.264,5 69.113.608,72

1,03651 -71.548.098,89

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 12

Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa keuntungan yang

diterima usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya selama

satu tahun adalah sebesar Rp 800.149.264,5. Berdasarkan perhitungan

keuntungan tersebut, maka dapat diketahui besarnya simpangan baku usaha

penyulingan minyak nilam, yaitu sebesar Rp 69.113.608,72,-. Simpangan

baku merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang diperoleh, sehingga

dapat dikatakan bahwa fluktuasi keuntungan usaha usaha penyulingan

minyak nilam berkisar Rp 69.113.608,72,-. Koefisien variasi dapat dihitung

dengan cara membandingkan antara besarnya simpangan baku terhadap

keuntungan rata-rata yang diperoleh. Koefisien variasi dari usaha

penyulingan minyak nilam sebesar 1,03651. Hal ini menujukkan bahwa

usaha penyulingan minyak nilam tesebut berisiko, karena nilai koefisien

Page 62: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

variasi yang diperoleh lebih besar dari standar koefisien variasi 0,5. Batas

bawah keuntungan usaha ini sebesar minus Rp 71.548.098,89 berarti ada

peluang kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan

CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun

2011.

B. Pembahasan

1. Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya

Penelitian mengenai usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes menggunakan konsep keuntungan,

dimana semua biaya diperhitungkan baik biaya yang benar-benar

dikeluarkan maupun biaya yang sebenarnya tidak dikeluarkan oleh

pengusaha. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak

nilam ini adalah biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya bunga

modal investasi. Biaya penyusutan peralatan merupakan biaya yang

dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan peralatan. Biaya penyusutan

peralatan dihitung dengan metode garis lurus yaitu nilai awal dikurangi

dengan nilai sisa dari alat tersebut kemudian dibagi umur ekonomis alat

tersebut. Besarnya biaya penyusutan adalah Rp 35.722.350,-. Sedangkan

biaya bunga modal investasi merupakan nilai bunga atas modal yang

dimiliki oleh pengusaha, walaupun modal tersebut adalah modal sendiri.

Biaya bunga modal investasi dihitung dengan mengalikan modal untuk

pembelian peralatan dengan nilai suku bunga yang diperoleh dari data

Bank Indonesia yaitu sebesar 6%. Besarnya biaya bunga modal investasi

adalah Rp 23.898.385,5. Sehingga biaya tetap dalam usaha penyulingan

minyak nilam sebesar Rp 59.620.735,5 pada tahun 2011. Kedua biaya

tersebut sebenarnya tidak dikeluarkan oleh pengusaha, tetapi karena

menggunakan konsep keuntungan, maka kedua biaya di atas tetap

diperhitungkan agar diperoleh keuntungan bersih dari usaha penyulingan

ini.

Page 63: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Biaya variabel meliputi biaya perawatan, biaya bahan baku, biaya

bahan bakar, biaya listrik, biaya transportasi, biaya tenaga kerja dan biaya

lain-lain. Biaya bahan baku merupakan biaya variabel terbesar yang

dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam yaitu sebesar Rp

1.908.450.000,- yang digunakan untuk membeli nilam kering maupun

nilam basah. Besarnya kontribusi biaya bahan baku dikarenakan bahan

baku harus dibeli melalui pedagang pengumpul dan pengusaha tidak

membudidayakannya sendiri tanaman nilam.

Biaya terbesar kedua adalah biaya bahan bakar yaitu sebesar Rp

182.490.000,- digunakan untuk membeli kayu dan karet (ban bekas). Kayu

dibeli dengan harga sebesar Rp 70.000,-/kubik. Sedangkan karet dibeli

dengan harga Rp 1.000,-/kg. Jumlah kebutuhan bahan bakar penyulingan

minyak nilam selama tahun 2011 yaitu berupa kayu sejumlah 347.600 kg,

sedangkan untuk karet membutuhkan sejumlah 86.900 kg. Dalam proses

produksi penyulingan minyak nilam menggunakan tungku api sedangkan

kebutuhan bahan bakar untuk satu kali proses penyulingan minyak nilam

membutuhkan kayu sejumlah 200 kg dan karet sejumlah 50 kg.

Biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 179.025.000 dalam satu tahu

yaitu tahun 2011. Tenaga kerja CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari

tetangga pemilik usaha dalam satu desa. Dimana tenaga kerja dibedakan

menjadi empat yaitu tenaga kerja keluarga, tenaga penyuling, operasional

dan biasa. Penentuan upah didasarkan dari pembagian kerja dalam usaha

penyulingan minyak nilam. Besarnya upah masing-masing tenaga kerja

adalah untuk tenaga kerja keluarga dalam sehari (24 jam) mendapatkan

upah sebesar Rp 35.000,-. Tenaga kerja penyuling untuk satu kali

penyulingan mendapat upah sebesar Rp 35.000,-/orang selama 12 jam.

Tenaga kerja operasional dalam sehari mendapatkan upah sebesar Rp

20.000,-. Sedangkan untuk tenaga kerja biasa dalam satu hari memperoleh

upah sebesar Rp 10.000,-.

Biaya transportasi sebesar Rp 16.000.000,- digunakan untuk

melakukan pengiriman hasil produksi berupa minyak nilam ke agen

Page 64: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

penampung yang ada di Garut atau Purwokerto. Biaya perawatan sebesar

Rp 4.280.000,- digunakan untuk perawatan alat penyulingan minyak nilam

berupa ketel, kolam pendingin dan pipa penyalur. Biaya listrik sebesar Rp

657.000,- digunakan untuk penerangan di pabrik penyulingan minyak

nilam. Biaya lain-lain sebesar Rp 9.150.000,- digunakan untuk membeli

makan dan minum bagi tenaga kerja. Makan dan minum biasanya berupa

mie instan dan kopi sachet. Jumlah besarnya biaya variabel yang

dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam sebesar Rp

2.300.052.000,-, sehingga biaya total yang dikeluarkan dalam usaha

penyulingan minyak nilam adalah sebesar Rp 2.359.672.735,5.

Penerimaan dalam usaha penyulingan minyak nilam hanya berupa

hasil penjualan minyak nilam. Besarnya penerimaan yang diperoleh dari

usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dalam satu

tahun yaitu tahun 2011 adalah Rp 3.159.822.000,-. Penerimaan tersebut

diperoleh dari hasil perkalian jumlah minyak nilam minyak yang

dihasilkan dengan harga minyak nilam per kilogram. Jumlah minyak nilam

yang dihasilkan selama tahun 2011 yaitu sebesar 10.428 kg, sedangkan

harga minyak nilam rata-rata setiap kilogram sebesar Rp 302.500,-.

Analisis usaha penyulingan minyak nilam menggunakan konsep

keuntungan, sehingga biaya bunga modal investasi, biaya penyusutan dan

biaya tenaga kerja keluarga yang merupakan biaya yang tidak benar-benar

dikeluarkan juga diperhitungkan. Keuntungan yang diterima oleh

pengusaha penyulingan minyak nilam dipengaruhi oleh perbedaan jumlah

minyak nilam yang dijual dan biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis

diperoleh bahwa usaha penyulingan minyak nilam selama satu tahun yaitu

tahun 2011 memberikan keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5. Ini berarti

pernyataan hipotesis yang menduga bahwa usaha penyulingan minyak

nilam CV. Nilam kencana Jaya yang diusahakan menguntungkan telah

terbukti. Selain itu produsen juga merasa bahwa hasil dari usaha

penyulingan minyak nilam telah mampu menjadi sumber penghasilan.

Page 65: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Profitabilitas dalam usaha penyulingan minyak nilam dapat

diketahui dengan membandingkan antar keuntungan dengan biaya total.

Profitabilitas dari CV. Nilam Kencana Jaya yang diperoleh dari usaha

penyulingan minyak nilam adalah sebesar 33,90%. Hal ini berarti setiap

modal sebesar Rp 100,00 yang diinvestasikan akan diperoleh keuntungan

Rp 33,90. Misalnya saja, awalnya pengusaha penyulingan minyak nilam

mengeluarkan modal sebesar Rp 100.000,00 maka pengusaha akan

memperoleh keuntungan sebesar Rp 33.900,-. Usaha penyulingan minyak

nilam ini termasuk dalam kriteria menguntungkan, karena memiliki nilai

profitabilitas lebih dari nol.

Angka profitabilitas 33,90% tersebut dapat dikatakan bahwa usaha

penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya cukup baik, oleh

karena masih di atas rata-rata prosentase suku bunga kredit investasi Bank

Indonesia (BI) pada tahun 2011 sebesar 12,8%. Hasil analisis tersebut

sesuai dengan hipotesis yang diambil bahwa usaha penyulingan minyak

nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes menguntungkan dan

profitabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suryanto (2004), yang

menyebutkan bahwa usaha yang memilki nilai profitabilitas di atas nilai

suku bunga kredit bank maka usaha tersebut layak untuk terus

dikembangkan karena menguntungkan atau profitabel.

Efisiensi usaha atau R/C rasio merupakan perbandingan antara

penerimaan usaha penyulingan minyak nilam dengan biaya total yang

dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam. Dari hasil analisis

nilai R/C rasio sebesar 1,34 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang

dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam akan didapatkan

penerimaan 1,34 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha

penyulingan minyak nilam. Sebagai contohnya, dalam awal kegiatan

pengusaha penyulingan minyak nilam mengeluarkan biaya Rp 100.000,-

maka pengusaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 134.000,-.

Semakin besar R/C rasio maka akan semakin besar pula penerimaan yang

akan diperoleh pengusaha. Nilai R/C rasio usaha penyulingan minyak

Page 66: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

nilam lebih dari 1 sehingga berdasarkan kriteria usaha penyulingan minyak

nilam sudah efisien. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis yang

diambil bahwa usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya

di Kabupaten Brebes sudah efisien.

Nilai R/C rasio usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam

Kencana Jaya sudah efisien. Hal tersebut disebabkan pengusaha sudah

menggunakan faktor produksi dengan efisien, yaitu menggunakan nilam

yang berkualitas tinggi sehingga diperoleh rendemen yang lebih besar.

Pengusaha penyulingan minyak nilam tersebut masih bisa

meningkatkan efisiensi usahanya apabila CV. Nilam Kencana Jaya mampu

mulai menggunakan teknologi yang lebih modern, karena selama ini

penyulingan minyak nilam yang berjalan masih bersifat tradisional.

Penggunaan teknologi yang modern juga akan menghasilkan rendemen

minyak yang lebih tinggi. Rendemen yang besar akan mempengaruhi

produk minyak nilam yang dihasilkan yaitu lebih banyak dan akhirnya

penerimaan meningkat. Semakin tinggi penerimaan yang diperoleh dan

semakin rendah biaya total yang dikeluarkan maka efisiensi dari usaha juga

akan semakin besar.

2. Permasalahan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana

Jaya

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengusaha CV. Nilam

Kencana Jaya dalam melakukan usaha penyulingan minyak nilam adalah

harga minyak nilam berfluktuatif, hal ini disebabkan karena dipengaruhi

oleh permintaan dan penawaran minyak nilam luar negeri. Hal tersebut

akan menyulitkan CV. Nilam Kencana Jaya dalam melakukan perkiraan

analisis finansialnya. Upaya yang dilakukan CV. Nilam Kencana Jaya

ketika memperoleh keuntungan harga yang tinggi akan disisihkan untuk

membantu keuangan ketika harga sedang turun.

Page 67: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. CV. Nilam Kencana Jaya merupakan salah satu usaha penyulingan minyak

nilam di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. Proses produksi

yang dilakukan yaitu mengolah nilam kering menjadi minyak nilam.

2. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam CV.

Nilam Kencana Jaya untuk satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan

sebesar Rp 2.359.672.735,5 yang terbagi menjadi biaya tetap sebesar

Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-. Dengan

penerimaan sebesar Rp 3.159.822.000,- diperoleh keuntungan sebesar

Rp 800.149.264,5 sehingga profitabilitas dari usaha ini sebesar 33,90 %.

3. Aspek pertimbangan usaha meliputi risiko usaha dan efisiensi usaha.

a. Koefisien variasi 1,03651 (>0,5) dan batas bawah keuntungan minus

Rp 71.548.098,89 (<0), berarti ada peluang kerugian yang harus

ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya

yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011.

b. Usaha penyulingan ini dikatakan efisien karena mempunyai nilai R/C

ratio 1,34.

B. SARAN

1. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan

mulai menerapkan teknologi yang lebih modern dalam proses produksi

sehingga usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan akan lebih

efisien. Penggunaan teknologi yang modern akan diperoleh rendemen

minyak yang lebih tinggi. Rendemen yang tinggi akan mempengaruhi

produk minyak nilam yang dihasilkan yaitu lebih banyak dan akhirnya

efisiensi dan penerimaan meningkat. Semakin tinggi penerimaan yang

diperoleh dan semakin rendah biaya total yang dikeluarkan.

56

Page 68: ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil filedengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan

mampu memanfaatkan limbah dari nilam bekas penyulingan yang ada.

Selama ini limbah hanya dibakar saja. Limbah tersebut dapat diolah dan

digunakan sebagai pupuk. Pembuatan pupuk dari limbah tersebut

diharapkan dapat meningkatkan penerimaan CV. Nilam Kencana Jaya.

3. Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya diharapkan

mampu memanfaatkan pasar ekspor minyak nilam. Caranya dengan

memasarkan hasil minyak nilamnya langsung ke luar negeri. Karena harga

jual di luar negeri lebih tinggi dibandingkan harga jual yang biasa CV.

Nilam Kencana Jaya dapat dari agen penampung yang berada di daerah

Garut dan Purwokerto.