analisis tingkat kepuasan pasien terhadap …eprints.ums.ac.id/62662/10/naskah...
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT
PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Farmasi Fakultas Farmasi
Oleh:
DEWI KHOIRIYAH
K100140052
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT
PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017
Abstrak
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan, serta mempunyai peran yang penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pasien.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental
dengan metode deskriptif. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan cara menyebar
kuesioner yang diisi langsung oleh pasien atau keluarga pasien yang menebus resep di kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara tahun 2017 sebanyak 200 responden di 5 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Jepara, yaitu Puskesmas Kalinyamatan, Puskesmas Nalumsari, Puskesmas Batealit,
Puskesmas Tahunan, dan Puskesmas Jepara. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November
2017. Terdapat lima dimensi yang diukur yaitu keandalan, ketanggapan, jamian, empti, bukti fisik.
Berdasarkan hasil kategori tingkat kepuasan dan harapan dapat diinterprestasikan yaitu sebesar
0,83. Nilai ini termasuk dalam kategori nilai 0,81 s/d 1,00 dengan interprestasi tinggi dan tingkat
kepuasan dinyatakan sangat puas. Nilai indeks kepuasan pasien keseluruhan sebesar 83% termasuk
dalam kriteria sangat puas. Berdasarkan hasil tersebut, hendaknya pihak kamar obat Puskesmas
dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas pelayanan sehingga konsumen dapat
merasa sangat puas terhadap pelayanan kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara.
Kata Kunci: kepuasan, pelayanan, puskesmas
Abstract
Pharmacaetical service at Community health Center is inseparable activity of the health effort and
having a main role to improve the people’s quality service. Health quality service is a health
service that satisfy every service users based on the average of satisfaction level. The research’s
purpose is to analyse the patients’s satisfaction level to medicine’s room service at Jepara
Regency’s Community Health Center in 2017. This is non experimental research with a descriptive
method. The data collection used by survey and questioannaire which has been fufilled directly by
the patients or their relatives at the medicine’s room at Jepara Regency’s Community Health
Center in 2017 with 200 respondent at 5 Community Health Center in Jepara, they are
Kalinyamatan Community Health Center, Nalumsari Community Health Center, Batealit
Community Health Center, Tahunan Community Health Center, and Jepara Community Health
Center. The research conducted on August-November 2017. There are five measured dimension,
they are reliability, responsiveness, assurance, emphaty, and tangibles. Based on the category of
satisfaction level it can be interpreted as 0,83. This value includes value of 0,81 to 1,00 interpreted
high and the satisfaction level stated very satisfied. The total satisfaction index value is 83% stated
high satisfied. Based on the result above, the server of medicine’s room in Community Health
Center should maintain and improve the quality service so that the consumer will be satisfied with
the medicine’s room service at Jepara Regency’s Community Health Center.
Keywords: Satisfaction, Service, Community Health Center
2
1. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) di strata pertama pelayanan kesehatan. Puskesmas merupakan sarana
pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat dan sangat menentukan kinerja
Kabupaten/ Kota untuk mewujudkan masyarakat yang sehat di wilayahnya. Prinsip yang seharusnya
diterapkan di Puskesmas agar kinerja Puskesmas lebih optimal yaitu prinsip penyelenggaraan upaya
kesehatan yang menyeluruh, terpadu, terjangkau serta bermutu (Depkes RI., 2006). Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya
kesehatan, dan memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat (Kemenkes RI, 2014).
Dimensi yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen menurut Parasuraman, et al
(Tjiptono, 2008) yaitu reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan),
emphaty (empati), tangible (bukti fisik). Metode yang dapat digunakan dalam mengukur kepuasan
pelanggan menurut Kotler, et al (Tjiptono, 2008) yaitu complaint and suggestion system (sistem
saran dan keluhan), costumer satisfaction surveys (survei kepuasan pelanggan), ghost shopping
(belanja hantu), lost costumer analysis (analisis kehilangan pelanggan)
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode deskriptif dan pengambilan
data menggunakan metode survei dengan cara menyebar kuesioner kepada responden. Metode
deskriptif merupakan metode yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu
peristiwa, keadaan, serta objek yang dapat dijelaskan dengan angka-angka maupun dengan kata-
kata (Punaji, 2010). Kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini berisi daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden yang sesuai dengan kriteria. Kuesioner tersebut diisi langsung oleh
responden. Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap sesuai
dengan penelitian. Penelitian dilakukan selama 3 bulan (Agustus – November) pada tahun 2017.
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kamar
obat di Puskesmas Kabupaten Jepara tahun 2017.
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pasien atau keluarga pasien yang
menebus resep di Puskesmas Kabupaten Jepara. Pengambilan jumlah populasi ini menggunakan
metode cluster sampling yang digunakan untuk menentukan sampel jika obyek atau sumber yang
akan diteliti sangat luas (Sugiyono, 2011). Di Kabupaten Jepara terdapat 21 Puskesmas sebagai
populasi. Sehingga pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 5 Puskesmas
3
saja dengan pemilihan secara random (acak). Rata-rata pasien yang menebus resep di kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara setiap harinya yaitu 50 pasien tiap satu Puskesmas.
Sehingga, jumlah pasien yang menebus resep pada lima Puskesmas di Kabupaten Jepara
sebanyak 250 pasien setiap hari dan selama satu tahun sebanyak 75.000 pasien yang dihasilkan dari
perhitungan jumlah pasien setiap hari x hari kerja 1 bulan x 12 bulan yaitu 250 x 25 x 12 = 75.000
pasien selama satu tahun.
Sampel yang diambil pada penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:
1) Pasien atau keluarga pasien yang menebus resep di kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara
2) Pasien atau keluarga pasien yang berusia 18-65 tahun
3) Pasien atau keluarga pasien yang bersedia mengisi kuesioner
Untuk menilai layak tidaknya suatu kuesioner, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
terlebih dahulu kepada 30 responden. Item kuesioner yang digunakan yakni dimensi kepuasan dan
harapan terhadap pelayanan kamar obat. Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan
tabel product moment. Untuk melakukan pengujian validitas ini menggunakan program SPSS 16.0
dengan kriteria r hitung > r tabel. Jika r hitung > r tabel maka item valid, jika r hitung < r tabel
maka item tidak valid. Untuk melakukan pengujian reliabilitas menggunakan tes Alpha Cronbach.
Suatu instrument dinyatakan reliable jika memiliki nilai alpha >0,6. Pada penelitian ini nilai alpha
dari instrument untuk masing-masing variabel >0,6 sehingga instrument dinyatakan reliabel.
2.1 Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan menggunakan metode survei dengan cara
menyebar kuesioner dan menggunakan teknik accidental sampling. Accidental sampling adalah
teknik pengambilan sampel secara langsung tanpa direncanakan terlebih dahulu dan responden
bersedia untuk dijadikan subyek penelitian.
2.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden dengan
meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner tersebut. Adapun penilaian kriteria dalam
pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk mendapatkan data-data penilaian
pasien tentang kepuasan yang telah dirasakannya. Kuesioner diberikan dan diambil kembali pada
saat itu juga. Kuesioner terdiri dari 2 bagian:
1) Bagian ke I berisi daftar pertanyaan mengenai karakteristik responden meliputi: nama, jenis
kelamin, usia.
4
2) Bagian ke II berisi penilaian dengan daftar pertanyaan mengenai kepuasan dan harapan
responden terhadap pelayanan kamar obat Puskesmas, meliputi kehandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty), bukti fisik (tangible).
Hasil dari analisis kepuasan dan harapan kemudian diinterpretasikan dalam kategori tingkat
kepuasan (Harianto et al., 2005). Selanjutnya digunakan rumus untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pasien dengan diagram kartesius (Supranto, 2001).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil karakteristik responden yang menebus resep di kamar obat Puskesmas
Kabupaten Jepara dilihat dari jenis kelamin dan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden Frekuensi
Persentase (%)
(N=200)
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
169
31
84.5
15.5
Usia (Depkes, 2009)
18-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
62
83
46
8
1
31
41.5
23
4
0.5
Berdasarkan hasil pada tabel diatas diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak
31 responden dengan persentase sebesar 15.5% dan perempuan sebanyak 169 responden dengan
persentase sebesar 84.5%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa perbandingan
jumlah responden laki-laki dan jumlah responden perempuan menunjukkan perbedaan yang terlalu
besar dan usia yang mendominasi adalah usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 83 responden dengan
persentase sebesar 41.5%, kemudian usia 18-25 tahun sebanyak 62 responden dengan persentase
sebesar 31%, usia 36-45 tahun sebanyak 46 responden dengan persentase sebesar 23%, usia 46-55
tahun sebanyak 8 responden dengan persentase sebesar 4% dan yang paling rendah usia 56-65 tahun
sebesar 1 responden dengan persentase sebesar 0.5%.
3.2 Analisis Data
Berdasarkan data nilai mutu pelayanan dan harapan responden kamar obat di Puskesmas
Kabupaten Jepara semua pelanggan menyatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
pihak kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara. Analisis data kepuasan ini dilakukan dengan
membandingkan persepsi harapan terhadap pelayanan di kamar obat Puskesmas. Untuk mengetahui
5
kualitas pelayanan, maka dilakukan pengukuran kepuasan dan harapan. Berikut ini disajikan data
kepuasan dan harapan yang ada di Puskesmas Kabupaten Jepara.
Tabel 2. Data Nilai Pelayanan dan Harapan Responden Kamar Obat di Puskesmas Kabupaten Jepara
Data yang dihasilkan dianalisis dengan rumus analisis kepuasan pasien:
YX= pasienKepuasan
Dimana :X : skor rata-rata tingkat kepuasan
Y : skor rata-rata tingkat harapan
83,020,63
72,52pasienKepuasan ==
Indikator Mutu Rerata Skor
Kepuasan
Rerata Skor
Harapan
Dimensi Keandalan
Petugas memberi informasi cara meminum obat 4,00 4,62
Petugas menjelaskan efek samping obat 3,47 4,51
Petugas memberi informasi tentang makanan atau
minuman yang harus dihindari selama konsumsi
obat
3,60 4,51
Petugas memberi informasi lama penyiapan obat 3,51 4,53
Rata-rata 3,64 4,54
Dimensi Daya Tanggap
Petugas bersedia menjawab pertanyaan Anda 3,85 4,47
Petugas bersedia memberi kesempatan kepada
Anda tentang masalah obat yang Anda kurang
ketahui
3,56 4,45
Petugas menjelaskan dengan baik tentang obat
yang Anda dapatkan
3,78 4,52
Rata-rata 3,73 4,48
Dimensi Jaminan
Petugas menjamin mutu obat 3,58 4,47
Petugas memastikan kebenaran penerima obat 3,68 4,52
Petugas berkomunikasi dengan pasien di kamar
obat (ruang khusus)
3,65 4,52
Rata-rata 3,63 4,50
Dimensi Empati
Petugas memberikan pelayanan dengan ramah 4,06 4,53
Petugas menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
3,97 4,45
Rata-rata 4,01 4,49
Dimensi Bukti Fisik
Terdapat papan nama kamar obat 3,89 4,60
Obat yang diberikan terbungkus baik 4,16 4,54
Rata-rata 4,03 4,57
Total 52,72 63,20
6
Hasil dari analisis kepuasan dan harapan kemudian diinterpretasikan dalam kategori tingkat
kepuasan. Kategori tingkat kepuasan dimodifikasi dari jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh
(Harianto et al., 2005) sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori Tingkat Kepuasan
Nilai Interpretasi Tingkat kepuasan
0,81 s/d 1,00 Tinggi Sangat puas
0,61 s/d 0,80 Cukup Cukup Puas
0,41 s/d 0,60 Agak rendah Puas
0,21 s/d 0,40 Rendah Tidak puas
0,00 s/d 0,20 Sangat rendah Sangat tidak puas
Hasil diatas, kemudian diinterpretasikan dan memperoleh hasil nilai indeks kepuasan 0,83
yang termasuk dalam kategori interpretasi tinggi dengan tingkat kepuasan sangat puas, maka pihak
Puskesmas Kabupaten Jepara perlu untuk mempertahankan dan perlu meningkatkan kepuasan
konsumennya karena nilai indeksnya <100%. Tingkat kepuasan diperoleh dari hasil perbandingan
antara rerata skor kinerja dengan rerata skor harapan (Harianto et al., 2005). Analisis terhadap
kepuasan pasien dapat dilihat dari hasil pertanyaan yang meliputi 5 dimensi, yaitu dimensi
kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien dalam pelayanan di kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara dibagi menjadi 5 dimensi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Pengelompokan Item Hasil Analisis Kinerja di Kamar Obat Puskesmas Kabupaten Jepara
pada Pasien dalam Berbagai Dimensi
Indikator Mutu Rerata Rerata Total
Dimensi Kehandalan
Petugas memberi informasi cara meminum obat 0,87
Petugas menjelaskan efek samping obat 0,77
Petugas memberi informasi tentang makanan atau
minuman yang harus dihindari selama konsumsi
obat
0,80
Petugas memberi informasi lama penyiapan obat 0,77
Rata-rata pelayanan dimensi kehandalan 0,80
Dimensi Daya Tanggap
Petugas bersedia menjawab pertanyaan Anda 0,86
Petugas bersedia memberi kesempatan kepada
Anda tentang masalah obat yang Anda kurang
ketahui
0,80
Petugas menjelaskan dengan baik tentang obat
yang Anda dapatkan
0,84
Rata-rata pelayanan dimensi daya tanggap 0,83
Dimensi Jaminan
Petugas menjamin mutu obat 0,80
7
Petugas memastikan kebenaran penerima obat 0,81
Petugas berkomunikasi dengan pasien di kamar
obat (ruang khusus)
0,81
Rata-rata pelayanan dimensi jaminan 0,81
Dimensi Empati
Petugas memberikan pelayanan dengan ramah 0,90
Petugas menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
0,89
Rata-rata pelayanan dimensi empati 0,89
Dimensi Bukti Fisik
Terdapat papan nama kamar obat 0,85
Obat yang diberikan terbungkus baik 0,92
Rata-rata pelayanan dimensi bukti fisik 0,88
Rata-rata total dimensi 0,84
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi tiap dimensi adalah 0,89 yaitu
dimensi empati, sehingga pada dimensi ini perlu dipertahankan. Sedangkan nilai rata-rata terendah
sebesar 0,80 pada dimensi jaminan kehandalan, sehingga pada dimensi ini perlu ditingkatkan lagi.
Pada Tabel 4 didapatkan rerata terendah tiap item sebesar 0,77 yaitu mengenai petugas
memberi informasi tentang efek samping obat dan lama penyiapan obat. Hal ini harus diperbaiki
oleh petugas kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara supaya pasien mengetahui efek samping obat
yang dikonsumsi dan mengetahui lama penyiapan obat. Sedangkan rerata tertinggi tiap item sebesar
0,92 yaitu tentang obat yang terbungkus dengan baik.
Pelayanan yang harus ditingkatkan dari kinerja kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara
dilihat dari tiap-tiap item pelayanan yaitu membuat pasien paham informasi tentang efek samping
obat dan lama penyiapan obat mempunyai nilai (0,77), informasi tentang makanan/ minuman yag
dihindari selama konsumsi obat, petugas bersedia memberi kesempatan terkait masalah obat yang
kurang diketahui oleh pasien, dan jaminan mutu obat mempunyai nilai (0,80), kepastian penerima
obat dan komunikasi di ruang khusus mempunyai nilai (0,81). Hasil nilai tersebut masih dibawah
nilai rata-rata total dimensi sehingga perlu adanya evaluasi dari pihak kamar obat Puskesmas untuk
meningkatkan pelayanannya sehingga pasien akan lebih puas terhadap kinerja dari kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara.
Pelayanan yang harus dipertahankan dari kinerja petugas kamar obat dilihat dari tiap-tiap
item pelayanan yaitu penjelasan dengan baik tentang obat yang diperoleh mempunyai nilai (0,84),
terdapat papan nama kamar obat mempunyai nilai (0,85), menjawab pertanyaan mempunyai nilai
(0,86), informasi cara meminum obat mempunyai nilai (0,87), menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti mempunyai nilai (0,89), obat yang diberikan terbungkus baik mempunyai nilai (0,92).
Hasil nilai tersebut berada diatas nilai rata-rata total dimensi sehingga pihak kamar obat Puskesmas
harus mempertahankan kinerjanya supaya pasien tetap kembali ke Puskesmas tersebut.
8
3.3 Diagram Kartesius
Hasil pengukuran berdasarkan harapan dan kinerja memungkinkan pihak kamar obat
Puskesmas Kabupaten Jepara untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan supaya lebih
baik lagi. Titik pada diagram kartesius diperoleh dari rata-rata kinerja dan harapan . Hasil dari rata-
rata kinerja dan harapan pada Tabel 5:
Tabel 5. Perbandingan antara Kinerja dan Harapan di Kamar Obat Puskesmas Kabupaten Jepara
Dimensi Kinerja Harapan
Kehandalan 3,64 4,54
Daya Tanggap 3,73 4,48
Jaminan 3,63 4,50
Empati 4,01 4,49
Bukti Fisik 4,03 4,57
Rata-rata 3,81 4,52
Hasil perhitungan pada Tabel 5 didapatkan rata-rata dari rata-rata kinerja dan harapan sebesar
3,81 dan 4,52. Hasil tersebut kemudian diplotkan pada diagram kartesius yang ditunjukkan pada
Gambar 1:
Gambar 1. Kuadran Kartesius Penilaian Responden Terhadap Kepuasan dan Harapan
Berdasarkan gambar diatas kuadran kartesius penilaian responden terhadap indikator
masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda. Pemetaan berdasarkan tingkat
kepentingan dan kepuasan serta harapan ini memungkinkan pihak kamar obat Puskesmas
Kabupaten Jepara untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan pada atribut yang dianggap penting
Empati
Bukti Fisik
Kehandalan
Jaminan
Daya Tanggap
Kuadran A Kuadran B
Kuadran C Kuadran D
9
konsumen dalam jangka waktu yang relatif dekat. Berdasarkan hasil pada gambar diatas, dimensi
kehandalan masuk dalam kuadran A, dimensi bukti fisik masuk dalam kuadran B, dimensi jaminan
dan daya tanggap masuk dalam kuadran C, dimensi empati masuk dalam kuadran D. Setiap kuadran
tersebut dapat dijelaskan dengan interpretasi sebagai berikut:
3.3.1 Prioritas Utama (Kuadran A)
Pada diagram kartesius terdapat indikator yang masuk dalam kuadran ini, yaitu dimensi
kehandalan. Makna dari kuadran ini adalah menunjukkan faktor-faktor sangat penting namun
pelaksanaannya belum sesuai harapan. Sehingga pihak kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara
harus meningkatkan kinerjanya.
3.3.2 Pertahankan Prestasi (Kuadran B)
Pada diagram kartesius terdapat indikator yang masuk dalam kuadran ini, yaitu dimensi
bukti fisik. Kuadran B merupakan strategi mempertahankan prestasi adalah posisi yang
menunjukkan tingkat kepuasan yang sudah sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen, sehingga
pihak kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara sekarang hendaknya tetap mempertahankan
prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dinilai memiliki tingkat kepentingan tinggi dan
kepuasan juga tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, pihak kamar obat Puskesmas Kabupaten
Jepara harus dapat mempertahankan prestasinya, kemudian meningkatkan kualitas pelayanan
supaya kepuasan pasien tetap terjaga.
3.3.3 Prioritas Rendah (Kuadran C)
Pada diagram kartesius terdapat indikator yang masuk dalam kuadran ini, yaitu dimensi
jaminan dan daya tanggap. Kuadran C terdiri dari atribut yang dianggap memiliki tingkat
kepentingan rendah oleh responden sehingga perbaikannya menjadi prioritas rendah karena
memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan tingkat kinerja yang rendah. Indikator yang berada
pada kuadran C ini tidak terlalu masalah apabila tidak diperbaiki oleh pihak perusahaan dalam
waktu dekat karena indikator tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh responden.
3.3.4 Berlebihan (Kuadran D)
Pada diagram kartesius terdapat indikator yang masuk dalam kuadran ini, yaitu dimensi
empati. Kuadran D berarti menunjukkan faktor yang dianggap tidak penting namun pelaksanaannya
dinilai berlebihan. Pihak kamar obat Puskesmas Kabupaten Jepara harus tetap mempertahankan
pada dimensi ini.
10
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pelayanan kamar obat di Puskesmas Kabupaten Jepara menunjukkan
interpretasi tinggi dan tingkat kepuasan dinyatakan sangat puas dengan nilai kepuasan 0,83.
4.2 Saran
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menganalisis per indikator dari 5 dimensi
(tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty).
2) Perlunya mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kamar obat di Puskesmas
Kabupaten Jepara terhadap kepuasan pasien agar kualitas tetap terjaga serta mempengarui
minat untuk kembali ke Puskesmas yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., 2006, Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
Puskesmas,
Harianto H., Khasanah N., Supardi S., Harianto H., Khasanah N. and Supardi S., 2005, Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Resep Di Apotek Kopkar Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta,
Pharmaceutical Sciences and Research, 2 (1),12–21.Terdapat di:
http://psr.ui.ac.id/index.php/journal/article/view/3380.
Kemenkes RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Punaji S., 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana, Jakarta.
Sugiyono, 2011, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Supranto J., 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta.
Tjiptono F., 2008, Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.