analisis terhadap pelanggaran kode etik notaris …

24
TASYA ANINDITA |1 ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM DI KOTA MEDAN TASYA ANINDITA ABSTRACT Every professional organization has its own code of ethics as the guideline for its members’ behavior. Ethics is a critical, methodical, and systematic reflection of human behavior concerning human good and bad norms and behavior. Article 1, figure 2 of Notarial Code of Ethics of the INI (Indonesian Notarial Association) deals with the moral principle determined by and based on the Decision of the Congress of the INI. As a public official who serves people, he can have personal and occupational errors. The imposition of sanction on the violation against the code of ethics is adjusted to the quantity and quality of the violation. By viewing the Notarial Act and the Notarial Code of Ethics, we can see how fat the upholding of law in violation of the code of ethics done by a Notary as the public official in Medan. Keywords: Notary, Code of Ethics, Notarial Honorary Council ABSTRAK Setiap organisasi profesi memiliki kode etik yang diperlukan untuk pedoman anggotanya dalam berprilaku. Etika adalah refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma atau tentang tingkah laku manusia dari sudut baik dan buruk. Pada Pasal 1 angka 2 Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia, yang dimaksud Kode Etik Notaris adalah kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan keputusan Kongres Ikatan Notaris Indonesia. Sebagai pejabat umum yang menjalankan pelayanan umum dibidang pelayanan jasa, terhadap kesalahan Notaris perlu dibedakan antara kesalahan yang bersifat pribadi dan kesalahan di dalam menjalankan tugas. Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang melanggar kode etik notaris disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut. Dengan melihat Undang- Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, akan dapat meilhat sejauh mana penegakan terkait pelanggaran Kode Etik yang dilakukan notaris sebagai pejabat umum di kota Medan. Kata Kunci: Notaris, Kode Etik, Dewan Kehormatan Notaris

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |1

ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS

SEBAGAI PEJABAT UMUM DI KOTA MEDAN

TASYA ANINDITA

ABSTRACT

Every professional organization has its own code of ethics as the guideline

for its members’ behavior. Ethics is a critical, methodical, and systematic

reflection of human behavior concerning human good and bad norms and

behavior. Article 1, figure 2 of Notarial Code of Ethics of the INI (Indonesian

Notarial Association) deals with the moral principle determined by and based on

the Decision of the Congress of the INI. As a public official who serves people, he

can have personal and occupational errors. The imposition of sanction on the

violation against the code of ethics is adjusted to the quantity and quality of the

violation. By viewing the Notarial Act and the Notarial Code of Ethics, we can see

how fat the upholding of law in violation of the code of ethics done by a Notary as

the public official in Medan.

Keywords: Notary, Code of Ethics, Notarial Honorary Council

ABSTRAK

Setiap organisasi profesi memiliki kode etik yang diperlukan untuk pedoman

anggotanya dalam berprilaku. Etika adalah refleksi kritis, metodis, dan sistematis

tentang tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma atau tentang

tingkah laku manusia dari sudut baik dan buruk. Pada Pasal 1 angka 2 Kode Etik

Notaris Ikatan Notaris Indonesia, yang dimaksud Kode Etik Notaris adalah kaidah

moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan

keputusan Kongres Ikatan Notaris Indonesia. Sebagai pejabat umum yang

menjalankan pelayanan umum dibidang pelayanan jasa, terhadap kesalahan

Notaris perlu dibedakan antara kesalahan yang bersifat pribadi dan kesalahan di

dalam menjalankan tugas. Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap

anggota yang melanggar kode etik notaris disesuaikan dengan kuantitas dan

kualitas pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut. Dengan melihat Undang-

Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, akan dapat meilhat sejauh mana

penegakan terkait pelanggaran Kode Etik yang dilakukan notaris sebagai pejabat

umum di kota Medan.

Kata Kunci: Notaris, Kode Etik, Dewan Kehormatan Notaris

Page 2: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |2

I. PENDAHULUAN

Setiap organisasi profesi memiliki kode etik yang diperlukan untuk

pedoman anggotanya dalam berprilaku. Etik berasal dari kata etika atau “Ethos”

dalam bahasa Yunani yang berarti memiiiki watak kesusilaan atau beradat.1 Etika

adalah refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang tingkah laku manusia sejauh

berkaitan dengan norma-norma atau tentang tingkah laku manusia dari sudut baik

dan buruk.2

Pada Pasal 1 angka 2 Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia, yang

dimaksud Kode Etik Notaris adalah kaidah moral yang ditentukan oleh

perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan keputusan Kongres Ikatan

Notaris Indonesia dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta

wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Ikatan Notaris Indonesia dan semua

orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya pars

Pejabat sementara Notaris, Notaris Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus.

Sedangkan berdasarkan Perubahan Kode Etik Notaris Kongres Luar Biasa

Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015, yang dimaksud Kode Etik

Notaris adalah kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris

Indonesia berdasarkan keputusan Kongres Ikatan Notaris Indonesia dan/atau yang

ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua

anggota Ikatan Notaris Indonesia dan semua orang yang menjalankan tugas

jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya pars Pejabat Sementara Notaris,

Notaris Pengganti pada saat menjalankan Jabatan.

Ruang lingkup kode etik notaris berdasarkan perubahan kode etik notaris

kongres luar biasa ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015, yaitu

berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan maupun orang lain (selama yang

1

Ignatius Ridwan Widyadharma, Etika Profesi Hukum, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang, 1996, h. 7 2 E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum; Sebuah Pendekatan Religius, Storia Grafika, Jakarta,

2001, h. 11

Page 3: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |3

bersangkutan menjalankan Jabatan Notaris), baik dalam pelaksanaan jabatan

maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Pelanggaran dalam jabatan notaris, dapat dikualifikasikan atas, pelanggaran

terhadap Kode Etik Profesi dan pelanggaran terhadap Undang-undang dan

pertanggung jawaban tersebut bisanya secara perdata, yaitu ganti rugi, secara

pidana yaitu penjara dan denda, dan secara administrasi adalah pemberhentian

dari jabatannya. Setiap perbuatan melawan hukum yang merugikan orang lain,

haruslah dipertanggungjawakan orang yang merugikan tersebut. Dalam teori

kesalahan, hukum pidana mengenal dua bagian dari kesalahan, yaitu sengaja dan

lalai, selain itu perbuatan yang merugikan orang lain secara tidak patut, dan

melawan undang-undang adalah perbuatan melawan hukum.

Peran dan kewenangan notaris sangat penting dan strategis bagi lalu lintas

hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat, maka pemahaman peran dan

kewenangan notaris dapat dipahami oleh dan antara sub sistem peradilan pidana.

Notaris sebelum menjalankan jabatannya harus mengucapkan sumpah (Pasal 4

Ayat (1) UUJN). Selain pejabat umum, juga dikenal pejabat negara.3 Notaris,

sebagai pejabat umum, diberi kewenangan untuk membuat akta otentik dari

semua perbuatan, perjanjian dan penetapan, dimana peraturan umum

menghendakinya atau atas kemauan para pihak. Dalam rangka penegakan hukum,

kewenangan polisi dibatasi KUHAP.4

Sebagai pejabat umum yang menjalankan pelayanan umum dibidang

pelayanan jasa, terhadap kesalahan Notaris perlu dibedakan antara kesalahan yang

bersifat pribadi dan kesalahan di dalam menjalankan tugas.5 Terhadap kesalahan

yang bersifat pribadi, maka Notaris adalah sama seperti warga masyarakat biasa

(equality before the law). Akan tetapi terhadap kesalahan yang berkaitan dengan

tugas pekerjaannya atau hasil pekerjaannya, maka otentisitas akta tetap dijamin.

Berdasarkan pasal 6 Perubahan Kode Etik Notaris Kongres Luar Biasa

Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015, sanksi yang dikenakan

terhadap anggota yang melakukan pelangaran kode etik notaris dapat berupa:

3 Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

PT. Refika Aditama, Bandung, 2009, h. 15-16 4 Kunarto. Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 1997, h, 111.

5 Paulus Effendi Lotulung, Perlindungan Hukum Bagi Notaris Selaku Pejabat Umum Dalam

Menjalankan Tugasnya, Majalah triwulan, h, 42.

Page 4: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |4

1. Teguran;

2. Peringatan;

3. Pemberhentian sementara dari keanggotaan perkumpulan;

4. Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan perkumpulan;

5. Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan perkumpulan;

Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang

melanggar kode etik notaris disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas

pelaggaranyang dilakukan anggota tersebut.

Salah satu usur dalam susunan dan alat perlengkapan organisasi I.N.I

sebagaimana tersebut di dalam Bab III Pasal 11 Perubahan Anggaran Dasar I.N.I

Hasil Rapat Pleno Pengurus Pusat yang di Perluas, Banten, 30 Mei 2015 adalah Dewan

Kehormatan yang terdiri atas :

1. Dewan Kehormatan Pusat

2. Dewan Kehormatan Wilayah

3. Dewan Kehormatan Daerah.

Kemudian pada Pasal 59 Perubahan Anggaran Dasar I.N.I hasil rapat Pleno

Pengurus Pusat yang di Perluas, Banten, 30 Mei 2015, tentang Dewan Kehormatan

Notaris Daerah. Pada angka 1 (satu), dijelaskan bahwa Perkumpulan mempunyai

Dewan Kehormatan Daerah pada setiap kepengurusan Pengurus Daerah Daerah.

Kemudian pada angka 6 (enam) dijelaskan terkait tugas dan kewajiban Dewan

Kehormatan Daerah yaitu untuk memberikan bimbingan dan melakukan

pengawasan dalam pelaksanaan serta pentaatan Kode Etik Notaris oleh para

anggota perkumpulan di daerah masing-masing. Kemudian pada angka 7 (tujuh)

dijelaskan terkait tanggungjawab Dewan Kehormatan Daerah yaitu memberikan

laporan Pertanggungjawaban kepada Konferensi Daerah atas pelaksanaan tugas

dan kewajibannya.

Dari hasil Penelitian ini, bahwa di Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan

terdapat beberapa laporan terkait pelanggaran Kode etik Notaris. Terdapat laporan

dari masyarakat, laporan dari sesama Notaris dan temuan internal Dewan

Kehormatan Notaris berkaitan dengan pelanggaran kode etik yang dilakukan

Notaris di kota Medan. Berikut penulis tampilkan data laporan terkait pelnggaran

Kode Etik yang dilakukan notaris di kota Medan :

Page 5: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |5

Tabel I.1 Jumlah laporan masyarakat terkait kode etik notaris di kota Medan

No Tahun Jumlah Laporan

1 2013 4

2 2014 2

3 2015 1

4 2016 3

5 2017 5

Sumber : Dewan Kehormatan Daerah kota Medan

Tabel I.2 Jenis sanksi/putusan tahun 2013 sampai awal tahun 2017

No Jenis Sanksi Jumlah

1 Teguran 4

2 Peringatan 8

3 Tidak Melanggar Ketentuan 3

Sumber : Dewan Kehormatan Daerah kota Medan

Berdasarkan masih adanya laporan dan pelanggaran yang dilakukan oleh

notaris khususnya di kota Medan, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis

terhadap pelaporan dan pelanggaran terhadap kode etik serta sanksi yang

diberikan oleh Dewan Kehormatan Daerah, oleh karena itu penulis melakukan

penelitian dalam bentuk tesis dengan judul analisis terhadap pelanggaran Kode

Etik Notaris sebagai pejabat umum di kota Medan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang

menjadi pokok permasalahannya adalah :

1. Bagaimanakah pelanggaran Kode Etik yang dilakukan notaris Sebagai

Pejabat Umum di kota Medan?

2. Bagaimanakah penerapan sanksi bagi notaris terhadap pelanggaran Kode

Etik Notaris yang diberikan Dewan Kehormatan Daerah di kota Medan?

3. Bagaimanakah peran Dewan Kehormatan Daerah dalam melakukan

pengawasan dan pembinaan anggota dalam menjunjung tinggi Kode Etik

notaris di KotaMedan?

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelanggaran Kode Etik yang dilakukan notaris sebagai

pejabat umum di kota Medan.

Page 6: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |6

2. Untuk mengetahui penerapan sanksi bagi notaris terhadap pelanggaran

Kode Etik Notaris yang diberikan Dewan Kehormatan Daerah di kota

Medan.

3. Untuk mengetahui peran Dewan Kehormatan Daerah dalam melakukan

pengawasan dan pembinaan anggota dalam menjunjung tinggi Kode Etik

notaris di kota Medan.

II. METODE PENELITIAN

Ditinjau dari sudut metode yang dipakai maka penelitian ini dapat

digolongkan dalam jenis penelitian hukum sosiologis (empiris), yaitu sebagai

usaha melihat pengaruh berlakunya hukum positif terhadap kehidupan masyarakat,

karena dalam penelitian ini penulis langsung melakukan penelitian pada lokasi

atau tempat yang diteliti guna memberikan gambaran secara lengkap dan jelas

tentang permasalahan yang sedang diteliti. Selain itu dalam penelitian hukum

sosiologis melihat korelasi antara hukum dengan masyarakat, sehingga mampu

mengungkap efektifitas berlakunya hukum dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto6

penelitian hukum sosiologis (empiris)

mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian

terhadap efektifitas hukum. Penelitian hukum sosiologis atau empiris hendak

mengadakan pengukuran terhadap peraturan perundang-undangan tertentu

mengenai efektivitasnya, maka definis-definisi operasionil dapat diambil dari

peraturan perundang-undangan tersebut.

Bersifat deskriptif analitis maksudnya adalah untuk menggambarkan,

menjelaskan, dan menganalisis permasalahan dari setiap temuan data baik primer

maupun sekunder, langsung diolah dan dianalisis untuk memperjelas data secara

kategoris, penyusunan secara sistematis, dan dikaji secara logis.7

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang

dikumpulkan melalui studi terhadap bahan kepustakaan. Data sekunder dalam

penelitian ini mencakup :

6 Mukti fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, h. 153

7 Muslan Abdurrahman.. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. UMM Press, Malang,

2009, h. 91.

Page 7: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |7

a. Bahan hukum primer merupakan norma kaidah dasar ataupunbahan-bahan

hukum yang memiliki kekuatan mengikat.8Bahan hukum primer yang

digunakan penulis yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia

(INI) Tahun 2015,serta peraturan perundang-undangan dan putusan

pengadilan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

dalam penelitian ini.

b. Bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai sumber primer.9 Terkait dengan tesis ini, bahan

hukum sekunder meliputi buku-buku, jurnal hukum, serta karangan ilmiah

yang relevan dengan permasalahan penelitian.

c. Bahan hukum tersier merupakan bahan yang memberikan penjelasan lebih

lanjut terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.10

Bahan

hukum tersier yang digunakan penulis yaitu kamus yang memberikan

definisi-definisi dalam batasan masalah yang akan diteliti, seperti Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELANGGARAN KODE ETIK YANG DILAKUKAN NOTARIS

SEBAGAI PEJABAT UMUM DI KOTA MEDAN

1. Tinjauan Umum Jabatan Notaris

Jabatan Notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum

dengan maksud untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan

alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa atau

perbuatan hukum, secara substantif akta notaris dapat berupa:11

8Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan

Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, h. 13.

9Ibid.

10Ibid.

11 Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

Op.Cit, h. 32

Page 8: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |8

a. Suatu keadaaan, peristiwa atau perbuatan hukum yang dikehendaki oleh

para pihak agar dituangkan dalam bentuk akta otentik untuk dijadikan

sebagai alat bukti;

b. Berdasarkan peraturan perundang-undangan bahwa tindakan hukum

tertentu wajib dibuat dalam bentuk akta otentik.

Dibentuknya Notaris adalah untuk membantu masyarakat dalam

memberikan keterangan-keterangan yang dapat dipercaya, dengan tandatangan

dan cap yang dapat memberikan jaminan dan bukti yang kuat, dan yang terlebih

lagi sifatnya yang independent atau tidak memihak salah satu pihak dalam akta.

Notaris diberikan wewenang oleh Pemerintah dan tidak sedikit perbuatan hukum

harus dilaksanakan menggunakan jasa seorang Notaris untuk mengesahkan atau

dikatakan dengan akta otentik.12

Profesi Notaris adalah salah satu profesi yang menuntut keseimbangan

ketiga bentuk kecerdasan manusia (Intelektual, Emosi dan Spiritual). Seorang

Notaris sebagai pemberi legal advice kepada masyarakat tidak mungkin bisa

menjalankan tugasnya jika tidak memiliki pengetahuan hukum yang kuat

(kecerdasan intelektual).13

Kehadiran Notaris untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang

memerlukan dokumen hukum (akta) otentik dalam bidang hukum perdata,

sehingga Notaris mempunyai tanggung jawab untuk melayani masyarakat

menggugat secara perdata Notaris, dan menuntut biaya, ganti rugi dan bungajika

ternyata akta tersebut dapat dibuktikan dibuat tidak sesuai dengan aturan hukum

yang berlaku, hal ini merupakan bentuk akuntabilitas Notaris kepada

masyarakat.14

Wewenang yang diperoleh suatu Jabatan mempunyai sumber asalnya.

Dalam Hukum Administrasi wewenang bisa diperoleh secara Atribusi, Delegasi

atau Mandat. Wewenang secara Atribusi adalah pemberian wewenang yang baru

kepada suatu jabatan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau

12

Ibid 13

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia, 100 Tahun Ikatan Notaris Indonesia Jati Diri

Notaris Indonesia Dulu, Sekarang, dan Di Masa Datang, cet. 2, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta,

2009, h. 143 14

Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan), cet. 1, CV.

Mandar Maju, Bandung, 2009, h. 27-28

Page 9: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |9

aturan hukum. Wewenang secara Delegasi merupakan pemindahan/pengalihan

wewenang yang ada berddasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau

aturan hukum. Dan mandat sebenarnya bukan pengalihan atau pemindahan

wewenang, tapi karena yang berkompeten berhalangan.15

2. Tinjauan Kode Etik Notaris Sebagai Pejabat Umum

Keberadaan kode etik profesi notaris diatur oleh organisasi profesi notaris

dalam hal ini Ikatan Notaris Indonesia (INI) sebagai wadah tunggal tempat

berhimpunnya Notaris Indonesia. Ditunjuknya INI sebagai wadah tunggal

organisasi profesi notaris Indonesia diatur dalam Undang-undang Jabatan Notaris.

Hal ini berbeda dengan keadaan sebelum berlakunya Undang-undang Jabatan

Notaris yang memungkinnya notaris berhimpun dalam berbagai wadah organisasi

notaris, yang tentunya akan membawa konsekuensi terdapatnya berbagai kode

etik yang berlaku bagi masing-masing anggotanya. Keberadaan INI sebagai satu-

satunya organisasi profesi notaris semakin mantap setelah melewati judicial

review di Mahkamah Konstitusi.

Seorang notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, meskipun telah

memiliki keterampilan profesi di bidang hukum, akan tetapi apabila tidak

dilandasi oleh tangungjawab dan moral yang tinggi serta tanpa adanya

penghayatan terhadap keluhuran dari martabat dan tugas jabatannya maupun nilai-

nilai dan ukuran etika, tidak dapat diharapkan untuk dapat menjalankan tugas

jabatannya, sebagaimana yang dituntut oleh hukum dan kepentingan masyarakat.

Notaris dalam melaksanakan Jabatan Notaris harus dikontrol dengan kode

etik notaris, karena: 16

a. Notaris adalah pejabat publik yang bertugas untuk melaksanakan jabatan

publik sebagai Notaris

b. Notaris dalam menjalankan tugas tidak dibenarkan mencemarkan nama

baik dari korps pengemban profesi hukum.

c. Notaris dalam menjalankan tugas tidak mencemarkan nama baik dari

lembaga Notaris.

15

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, op.cit., h. 77-78 16

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan Bapak

Husni Nasution SH, Spn, M.Kn Pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di Sekretariat Dewan

Kehormatan Daerah Kota Medan.

Page 10: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |10

d. Karena Notaris bekerja dengan menerapkan hukum di dalam produk

hukumnya, kode etik ini diharapkan senantiasa mengingat untuk

menjunjung tinggi kode etik dari tugas dan martabat jabatannya, sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pelanggaran Kode Etik Yang Dilakukan Notaris Sebagai Pejabat

Umum Di Kota Medan

a. Pelanggaran Kode Etik Notaris Yang di Laporkan oleh Sesama

Notaris

Untuk melaksanakan jabatannya, seorang notaris sebagai pejabat umum

yang telah disahkan untuk mengabdi dan taat pada hukum diwujudkan lewat

kepatuhan pada norma dan etika. Seorang Notaris harus memiliki kemampuan

profesional tinggi dengan memperhatikan norma hukum yang dilandasi dengan

integritas moral, keluhuran martabat dan etika profesi sehingga kepercayaan

terhadap jabatan notaris tetap terjaga. Sudah sewajarnya bila dari masyarakat

muncul harapan dan tuntutan bahwa pengembanan dan pelaksanaan profesi

notaris selalu dijalankan dan taat pada norma hukum dan etika profesi. Tuntutan

ini menjadi faktor penentu untuk mempertahankan citranya sebagai pejabat umum.

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Dewan Kehormatan Daerah kota

medan Bapak Husni Nasution SH, Spn, M.Kn,17

dapat dijelaskan bahwa salah

satu Pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris adalah adanya pelaporan dari

sesama Notaris terhadap notaris lain karena adanya pelanggaran terkai kode etik

yang dilakukan oleh Notaris. Seharusnya perbuatan melanggar etika seperti

perbuatan dan tindakan sesama notaris yang kurang sopan, sindir-menyindir,

saling menjatuhkan dan mengeluarkan kata kasar baik secara langsung maupun

melalui media sosial. Notaris sebagai suatu profesi harus dapat menjunjung tinggi

martabat Profesinya.

Berdasarkan Wawancara dengan Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kota

Medan, Bapak Husni Nasution SH, Spn, M.Kn, 18

menyatakan bahwa sikap

Menghormati dalam suasana kekeluargaan itu artinya notaris tidak saling

mengkritik, menyalahkan akta-akta yang dibuat rekan notaris lainnya dihadapan

klien atau masyarakat. Notaris tidak membiarkan rekannya berbuat salah dalam

17

Ibid 18

Ibid

Page 11: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |11

jabatannya dan seharusnya memberitahukan kesalahan rekannya dan menolong

memperbaikinya dan notaris yang ditolong tidak perlu saling curiga.

b. Pelanggaran Kode Etik Notaris Yang di Laporkan oleh Masyarakat

Etika pada umumnya merupakan usaha-usaha manusia di dalam mencari

mana yang baik dan buruk.19

Maka makna yang ada di dalamnya, bahwa etika

memiliki hubungan yang erat dengan nilai, dalam hal etika mengandung dua nilai

yaitu baik dan bena,r buruk dan salah. Sesuatu yang dianggap baik dan buruk

dalam kehidupan bermasyarakat harus senantiasa ditaaati oleh semua orang di

dalamnya dan nilai-nilai tersebut akan mempunyai kekuatan mengikat karena

akan memberikan petunjuk bagi perilaku kehidupan manusia.

Dari hasil Penelitian ini di Dewan Kehormatan Daerah terdapat beberapa

laporan. Ada laporan dari masyarakat berkaitan dengan kode etik yang dilakukan

Notaris di Kota Medan. Berikut penulis tampilkan data laporan masyarakat terkait

Kode Etik yang dilakukan Notaris di Kota Medan :

Tabel II.1 Jumlah Laporan masyarakat terkait Kode Etik Notaris di Kota

Medan

No Tahun Jumlah Laporan

1 2013 4

2 2014 2

3 2015 1

4 2016 3

5 2017 5

Sumber : Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan

c. Pelanggaran Kode Etik Notaris yang di temukan oleh Dewan

Kehormatan Daerah

Etika dengan profesi hukum sangat berkaitan erat karena dengan etika inilah

para profesional dapat melaksanakan tugas pengabdian profesinya dengan baik

untuk menciptakan kehormatan terhadap martabat manusia yang pada akhirnya

akan melahirkan keadilan ditengah-tengah masyarakat. Etika berkaitan erat

19

Ignatius Ridwan Widyadharma, Hukum Profesi Tentang Profesi Hukum, CV. Wahyu

Pratama, Semarang, 1988, h. 36

Page 12: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |12

dengan moral, integritas dan perilaku yang tercermin dari hati nurani seseorang.20

Hati Nurani merupakan kesadaran yang diucapkan dalam menjawab pertanyaan

apakah sesuatu yang dilakukan seseorang, baik atau tidak baik, etis atau tidak etis.

Nilai adalah suatu fenomena, yang tiap kali mewujudkan diri dalam kaitannya

dengan apa yang “baik” dan “benar”.21

Nilai ada banyak ragam dan macamnya

dan nilai-nilai tersebut diramu dan kegiatan meramu tersebut disebut budaya.

Moralitas merupakan kualitas perbuatan manusiawi dalam arti perbuatan baik dan

buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut yang ditentukan oleh tiga faktor

yaitu motivasi, lingkungan perbuatan, tujuan akhir yang didasarkan pada budaya

atau nilai-nilai yang telah “diramu”sedangkan moral adalah (ajaran) mengenai

baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan

sebagainya.22

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Dewan Kehormatan Daerah kota

medan Bapak Husni Nasution SH, Spn, M.Kn,23

dijelaskan bahwa Jenis

Pelanggaran oleh Notaris berdasarkan temuan dari Dewan Kehormatan Daerah,

terdapat notaris yang mengiklankan jabatannya, bahwa pemasangan papan nama

di depan atau di lingkungan kantor notaris yang tidak sesuai aturan. terdapat

Notaris yang membuat papan nama melebihi ukuran yang telah ditentukan,

kemudian Sesama notaris, saling melakukan tindakan yang kurang sopan, seperti

melakukan sindir-menyindir, Saling menjatuhkan antara notaris yang satu dengan

yang lain dan mengeluarkan kata kasar baik secara langsung maupun melalui

media sosial.

Pelanggaan terkait kode etik, seharusnya tidak terjadi, setiap notaris harus

menjunjung tinggi profesi dan bertanggung jawab terkait pekerjaannya. Dalam

melaksanakan jabatannya, seorang notaris sebagai pejabat umum yang telah

disahkan untuk mengabdi dan taat pada hukum diwujudkan lewat kepatuhan pada

norma dan etika. Seorang Notaris harus memiliki kemampuan profesional tinggi

20

Frans Hendra Winata, Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Hukum di Indonesia, rajawali

perss, 2003, h. 4 21

Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum Perjanjian

berlandasakan Asas-asas Wigati Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, h. 83 22

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan

Nasional, Balai Pustaka, Jakarta 2005, h.754 23

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan Bapak

Husni Nasution SH, Spn, M.Kn Pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di Sekretariat Dewan

Kehormatan Daerah Kota Medan

Page 13: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |13

dengan memperhatikan norma hukum yang dilandasi dengan integritas moral,

keluhuran martabat dan etika profesi sehingga kepercayaan terhadap jabatan

notaris tetap terjaga.

B. PENERAPAN SANKSI BAGI NOTARIS TERHADAP

PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS YANG DIBERIKAN

DEWAN KEHORMATAN DAERAH DI KOTA MEDAN

1. Tinjauan umum Dewan Kehormatan Notaris

Sebagai Salah satu alat perlengkapan orgaisasi Ikatan Notaris Indonesia

berdasarkan Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei

2015, Dewan kehormatan yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu di tingkat pusat,

wilayah (Provinsi), dan daerah (Kota/Kabupaten). Anggota Dewan Kehormatan di

setiap tingkat tersebut berjumlah 5 (lima) orang yang terpilih dalam rapat anggota

berupa Kongres di tingkat Pusat, Konfrensi Wilayah di tingkat Propinsi dan

Konfrensi Daerah di tingkat Kota/Kabupaten. Keberadaan Lembaga Dewan

Kehormatan diatur dalam Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia. Adapun

tugas dari dewan Kehormatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 ayat (3)

Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan anggota

dalam menjunjung tinggi kode etik;

b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran

ketentuan kode etik yang bersifat internal atau tidak mempunyai kaitan

dengan kepentingan masyarakat secara langsung;

c. Memberikan saran dan pendapat kepada majelis Pengawas atas dugaan

pelanggaran Kode Etik dan Jabatan Notaris.

2. Sanksi Bagi Notaris Terhadap Pelanggaran Kode Etik Notaris

Adanya hubungan antara kode etik dan Undang-undang Jabatan Notaris

memberikan arti terhadap profesi notaris itu sendiri. Undang-undang Jabatan

Notaris dan kode etik notaris menghendaki agar notaris dalam menjalankan tugas

jabatannya sebagai pejabat umum, selain harus tunduk pada Undang-Undang

Jabatan Notaris juga harus taat pada kode etik profesi serta harus bertanggung

jawab kepada masyarakat yang dilayaninya, organisasi profesi yaitu Ikatan

Notaris Indonesia maupun terhadap negara. Dengan adanya hubungan ini, maka

terhadap notaris yang mengabaikan keluruhan dari martabat jabatannya selain

Page 14: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |14

dapat dikenai sanksi moril, ditegur atau dipecat dari keanggotaan profesinya juga

dapat dipecat dari jabatannya sebagai notaris. bahwa notaris dalam menjalankan

tugas jabatannya:

1. Notaris dituntut melakukan pembuatan akta dengan baik dan benar.

Artinya akta yang dibuat itu memenuhi kehendak hukum dan permintaan

pihak-pihak yang berkepentingan karena jabatannya.

2. Notaris dituntut menghasilkan akta yang bermutu. Artinya, akta yang

dibuatnya itu sesuai dengan aturan hukum dan kehendak pihak-pihak

yang berkepentingan dalam arti yang sebenarnya, bukan mengada-ada.

Notaris harus menjelaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

akan kebenaran isi dan produk akta yang dibuatnya itu.

3. Berdampak positif, artinya siapapun akan mengakui akta notaris itu

mempunyai kekuatan bukti sempurna.24

Berdasarkan Wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota

Medan, Ibu Ika Azniga Lokman, SH,25

menyatakan bahwa penerapan sanksi bagi

notaris terhadap pelanggaran Kode Etik adalah :

a. Jika pelanggaran tidak terlalu berat maka melalui surat teguran

b. Diklasifikasikan apakah pelanggaran tersebut termasuk perdata atau

pidana

c. Jika perdata maka diselesaikan melalui pengadilan

d. Jika pidana maka dilimpahkan dahulu untuk diperiksa oleh Majelis

Kehormatan Notaris

Jika pelanggaran tersebut melibatkan antara sesama anggota notaris,

diusahaka untuk diselesaikan secara mufakat dan perdamaian.

3. Penerapan sanksi bagi notaris terhadap pelanggaran kode etik notaris

yang diberikan dewan kehormatan daerah di kota Medan

a. Sanksi bagi notaris terhadap pelanggaran kode etik notaris

24

Dewi, Santi dan Diradja, R.M Fauwas. Panduan Teori dan Praktik Notaris. Pustaka

Yustisia, Yogyakarta, 2011, h. 65-66 25

Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota Medan, Ibu Ika

Azniga Lokman, SH, Pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di Sekretariat Dewan Kehormatan

Daerah Kota Medan

Page 15: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |15

Pada dasarnya tugas utama Dewan Kehormatan adalah melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik notaris yang telah ditentukan oleh

organisasi meliputi kewajiban, larangan dan pengecualian yang harus dilakukan

oleh para anggota organisasi.

Dewan kehormatan dalam melaksanakan tugasnya tersebut dapat melakukan

pemeriksaan terhadap anggota organisasi yang diduga melakukan pelanggaran

atas kode etik notaris dan bila dinyatakan bersalah maka Dewan Kehormatan pun

berhak menjatuhkan sanksi organisasi sebagaimana tercantum dalam Pasal 6

Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia berupa teguran, peringatan, pemberhentian

sementara, pemecatan dan pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan

perkumpulan

b. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran kode etik notaris yang

diberikan Dewan Kehormatan Daerah di kota Medan

Berdasarkan Wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota

Medan, Ibu Ika Azniga Lokman, SH, menyatakan bahwa penerapan sanksi bagi notaris

terhadap pelanggaran kode etik notaris yang diberikan Dewan Kehormatan

Daerah di kota Medan, yaitu :26

1) Untuk pelanggaran yang tidak terlalu berat maka akan diberikan sanksi

berupa surat teguran

2) Kemudian Dewan Kehormatan Daerah mengklasifikasikan apakah

pelanggaran yang terjadi merupakan perbuatan pidana atau Perdata,

apabila terdapat pelanggaran perdata maka akan diselesaikan melalui

pengadilan, sedangkan apabila terjadi pelanggaran pidana akan

dilimpahkan dan diperiksa dahulu oleh Majelis Kehormatan Notaris

C. PERAN DEWAN KEHORMATAN DAERAH DALAM MELAKUKAN

PENGAWASAN ANGGOTA DALAM MENJUNJUNG TINGGI KODE

ETIK NOTARIS DI KOTA MEDAN

1. Pengaturan Kode etik di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014

dan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

26

Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota Medan, Ibu Ika

Azniga Lokman, SH, Pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di Sekretariat Dewan Kehormatan

Daerah kota Medan.

Page 16: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |16

Kode Etik Notaris adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh

Perkumpulan lkatan Notaris Indonesia yang selanjutnya akan disebut

"Perkumpulan" berdasarkan keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang

ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua

anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai

Notaris, termasuk didalamnya pars Pejabat Sementara Notaris, Notaris Pengganti

dan Notaris Pengganti Khusus.

Saat ini pengaturan terkait Jabatan Notaris diatur di dalam Undang-undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Undang-undang Nomor 2

Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Di dalam undang-undang Jabatan notaris tersebut juga diatur terkait Kode Etik

Notaris.

Pada pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris yang menyatakan bahwa salah satu isi Sumpah/janji Notaris

berbunyi “bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan

menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan,

martabat, dan tanggung jawab saya sebagai notaris”.

Pasal Pasal 70 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris terkait Majelis Pengawas Daerah dinyatakan berwenang, huruf a

menyelenggarakan sidang untuk. memeriksa adanya dugaan pelanggaran Kode

Etik Notaris atau pelanggaran pelaksanaan jabatan Notaris, dan huruf g menerima

laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris

atau pelanggaran ketentuan dalam Undang-undang ini.

Pada Pasal 83 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris terkait dinyatakan organisasi notaris menetapkan dan menegakkan

Kode Etik Notaris.

2. Dewan Kehormatan merupakan organ dari Organisasi I.N.I

Dewan Kehormatan dibentuk sebagai alat perlengkapan organisasi Ikatan

Notaris Indonesia, Dari kewenangannya, Dewan Kehormatan berwenang untuk

melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pelanggaran kode etik organisasi

yang tidak berkaitan secara langsung dengan masyarakat atau hanya bersifat

Page 17: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |17

internal organisasi saja, sebagai lembaga internal notaris, Dewan Kehormatan

berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaaan terhadap pelaksanaan dan

pelanggaran kode etik notaris.

Pada dasarnya tugas utama Dewan Kehormatan adalah melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik notaris yang telah ditentukan oleh

organisasi meliputi kewajiban, larangan dan pengecualian yang harus dilakukan

oleh para anggota organisasi. Dewan kehormatan dalam melaksanakan tugasnya

tersebut dapat melakukan pemeriksaan terhadap anggota organisasi yang diduga

melakukan pelanggaran atas kode etik notaris dan bila dinyatakan bersalah maka

Dewan Kehormatan pun berhak menjatuhkan sanksi organisasi sebagaimana

tercantum dalam Pasal 6 Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia berupa teguran,

peringatan, pemberhentian sementara, pemecatan dan pemberhentian dengan tidak

hormat dari keanggotaan perkumpulan. Wewenang Dewan Kehormatan tersebut

adalah terhadap pelanggaran kode etik organisasi yang dampaknya tidak berkaitan

dengan masyarakat secara langsung atau tidak ada orang-orang yang dirugikan

dengan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh anggota organisasi, atau

dengan kata lain wewenang Dewan Kehormatan bersifat internal organisasi.

3. Pengawasan oleh Dewan Kehormatan Daerah

Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,

pengawasan pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap notaris dilakukan oleh

badan peradilan yang ada pada waktu itu, sebagaimana diatur dalam :

a. Pasal 14 Reglement op de Rechtelijke Organisatie en Het Der Justitie

(Stbl.1847 no.23);

b. Pasal 96 Reglement Buitengewesten;

c. Pasal 3 Ordonantie Buitengerechtelijke Verrichtingen, Lembaran Negara

tahun 1946 Nomor 135; dan

d. Pasal 50 Peraturan Jabatan Notaris.27

Pengawasan terhadap notaris dilakukan oleh Peradilan Umum dan

Mahkamah Agung sebagaimana diatur dalam pasal 32 dan pasal 54 Undang-

27

Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

Op.Cit, h. 27

Page 18: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |18

Undang Nomor 13 Tahun 1965 tentang Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan

Umum dan Mahkamah Agung, kemudian dibuat pula Surat Edaran Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1984 tentang Tata Cara Pengawasan

terhadap Notaris, Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Menteri

Kehakiman Nomor KMA/006/SKB/VII/1987 tentang Tata Cara Pengawasan,

Penindakan dan Pembelaan Diri Notaris, dan terakhir dalam Pasal 54 Undang-

Undang Nomor 8 tahun 2004. Dalam kaitan tersebut, meski Notaris diangkat

Pemerintah (dahulu Menteri Kehakiman, sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia), namun pengawasannya dilakukan oleh Badan

Peradilan.

Sejak kehadiran institusi Notaris di Indonesia, pengawasan terhadap Notaris

selalu dilakukan oleh lembaga peradilan dan pemerintah, bahwa tujuan dari

pengawasan agar para Notaris ketika menjalankan tugas jabatannya memenuhi

semua persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan Notaris, demi

untuk pengamanan kepentingan masyarakat, karena Notaris diangkat oleh

pemerintah, bukan untuk kepentingan diri Notaris sendiri melainkan untuk

kepentingan masyarakat yang dilayaninya.

4. Faktor-Faktor yang Menjadi Alasan dilakukannya pemeriksan

Notaris oleh Dewan Kehormatan Daerah dalam kaitannya dengan

Pengawasan dan Pembinaan

Notaris adalah satu-satunya Pejabat Umum yang berhak membuat akta

otentik sebagai alat pembuktian yang paling sempurna. Notaris adalah

perpanjangantangan negara dimana ia menunaikan sebagian tugas negara di

bidang hukum perdata, sehingga ketika menjalankan tugasnya wajib diposisikan

sebagai Pejabat Umum yang mengemban tugas layaknya seperti Hakim, Jaksa,

Bupati dan lain sebagainya.28

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah terhadap

notaris, bertujuan untuk menegakkan kode etik notaris. Dalam pengawasan yang

dilakukan Dewan Kehormatan Daerah terdapat Faktor-Faktor yang menjadi alasan

28

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia, Jati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang dan

Di Masa Datang, , Gramedia Pustaka, Jakarta, 2008, h. 229

Page 19: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |19

dilakukannya pemeriksan notaris oleh Dewan Kehormatan Daerah baik itu faktor

Internal ataupun faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Berdasarkan pasal 6 Perubahan Kode Etik Notaris Kongres Luar Biasa

Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015, sanksi yang dikenakan

terhadap anggota yang melakukan pelangaran Kode Etik Notaris dapat berupa:

1) Teguran;

2) Peringatan;

3) Pemberhentian sementara dari keanggotaan perkumpulan;

4) Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan;

5) Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan.

Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang

melanggar Kode Etik Notaris disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas

pelaggaranyang dilakukan anggota tersebut.

Berdasarkan Wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah

Kota Medan, Ibu Ika Azniga Lokman, SH, menyatakan bahwa yang menjadi

faktor internal Alasan dilakukannya pemeriksan Notaris oleh Dewan Kehormatan

Daerah antara lain karena ditemukannya pelanggaran kode etik oleh Dewan

Kehormatan Daerah.29

Contohnya seperti adanya temuan dari Dewan Kehormatan

Daerah kota Medan terkait notaris-notaris yang mengiklankan jabatannya.

b. Faktor Eksternal

Melaksanakan tugas jabatannya seorang notaris harus berpegang teguh

kepada Kode Etik jabatan Notaris. Kode etik adalah tuntunan, bimbingan,

pedoman moral atau kesusilaan untuk suatu profesi tertentu atau merupakan daftar

kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh anggota profesi itu

sendiri dan mengikat mereka dalam mempraktekkannya. Dengan demikian Kode

etik notaris adalah tuntunan, bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan notaris

baik selaku pribadi maupun pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah dalam

29

Wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota Medan, Ibu Ika Azniga

Lokman, SH, Pada hari senin, 10 April 2018 di Sekretariat Dewan Kehormatan Daerah D kota

Medan

Page 20: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |20

rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat umum khususnya dalam

bidang pembuatan akta.30

Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota

Medan,31

dijelaskan bahwa Jenis Pelanggaran oleh Notaris, yaitu adanya

pelaporan dari masyarakat, seperti tidak menjalankan tugasnya sesuai pekerjaan

dan tupoksi tugasnya dan Pembuatan akta yang tidak sesuai dengan Peraturan

perundang-undangan

Berdasarkan Wawancara dengan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Daerah

Kota Medan, Bapak Dr. Rudy Haposan Siahaan SH., M.Kn,32

menyatakan bahwa

yang menjadi faktor eksternal alasan dilakukannya pemeriksan notaris oleh

Dewan Kehormatan Daerah antara lain karena adanya perselisihan atau gesekan

sesama notaris serta karena adanya laporan dari masyarakat terkait sikap dan

pelanggaran terhadap kode etik notaris, contohnya seperti kasus adanya laporan

dari masyarakat bahwa notaris tidak menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya.

Contoh lainnya sesama notaris saling melakukan tindakan tidak sopan didepan

umum sehingga menyebabkan buruknya citra notaris di mata masyarakat.

5. Peran Dewan Kehormatan Daerah dalam melakukan pengawasan

dan pembinaan anggota untuk menjunjung tinggi Kode Etik Notaris

di kota Medan

Berdasarkan Wawancara dengan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Daerah

Kota Medan, Dr. Rudy Haposan Siahaan SH., M.Kn33

, menyatakan bahwa

Pengawasan atas pelaksaanaan kode etik dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pada tingkat pertama oleh Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan Kehormatan Daerah

30

Liliana Tedjosaputro, ElikaProfesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana, Bigraf

Publishing, Yogyakarta, 1995, h. 29 31

Wawancaran Penulis dengan Sekretaris Dewan Kehormatan Daerah kota Medan, Ibu Ika

Azniga Lokman, SH Pada hari Kamis Tanggal 5 April 2018, bertempat di Sekretariat Dewan

Kehormatan Daerah kota Medan. 32

Wawancaran Penulis dengan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Daerah kota Medan, Bapak

Dr. Rudy Haposan Siahaan SH., M.Kn Pada hari Kamis Tanggal 5 April 2018, bertempat di

Sekretariat Dewan Kehormatan Daerah kota Medan. 33

Wawancara dengan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan, Dr. Rudy

Haposan Siahaan SH., M.Kn, Pada hari senin, 10 April 2018 di Sekretariat Dewan Kehormatan

Daerah Kota Medan

Page 21: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |21

b. Pada tingkat banding oleh Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan Kehormatan Wilayah

c. Pada tingkat terakhir oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan Kehormatan Pusat.34

Dalam setiap organisasi terutama organisasi pemerintahan fungsi

pengawasan adalah sangat penting, karena pengawasan adalah suatu usaha untuk

menjamin adanya kearsipan antara penyelenggara tugas pemerintahan oleh

daerah-daerah dan untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan

secara berdaya guna dan berhasil guna.35

Tugas pokok pengawasan adalah agar segala hak dan kewenangan maupun

kewajiban yang diberikan kepada notaris dalam menjalankan tugasnya

sebagaimana yang diberikan oleh peraturan perundangan yang bersangkutan,

senantiasa dilakukan di atas jalur yang telah ditentukan bukan saja jalur hukum

tetapi juga atas dasar moral dan etika profesi demi terjaminnya perlindungan

hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.36

Bentuk pengawasan dan pembinaan sebelum menjadi notaris yaitu :

a. Notaris wajib mengikuti ujian ALB

b. Notaris wajib mengikuti Ujian Kode etik

Bentuk Pengawasan dan Perlindungan sesudah menjadi notaris yaitu

a. Upgrading setiap 6 bulan sekali

b. Kongres I.N.I setiap 4 tahun sekali untuk memperbaharui peraturan Kode

Etik.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pelanggaran Kode Etik di kota Medan masih terjadi. Pelanggaran tersebut

dapat diketahui berdasarkan laporan dari masyarakat, anggota/rekan

notaris dan hasil temuan oleh Dewan Kehormatan Daerah kota Medan

sendiri. Dari hasil pemeriksaan oleh Dewan Kehormatan Daerah kota

Medan ada yang di kategorikan pelanggaran dan ada yang bukan

34

Keputusan Kongres Ikatan Indonesia (I.N.I) tentang Kode Etik 35

Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1993, Hukum Administrasi

Pemerintahan Di Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, h. 233 36

Ibid

Page 22: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |22

pelanggaran. Yang dikategorikan pelanggaran merupakan pelanggaran

Kode Etik, sedangkan yang bukan pelanggaran berarti bukan pelanggaran

Kode Etik (seperti urusan pekerjaan dll), maka Dewan Kehormatan kota

Medan tidak berwenang memeriksanya.

2. Sanksi Pelanggaran Kode Etik berupa teguran, peringatan, pemberhentian

sementara (Schorsing) dari keanggotaan perkumpulan, Pemecatan

(onzeting) dan pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan

perkumpulan. Sanksi yang diberikan oleh Dewan Kehormatan Daerah kota

Medan pada umumnya dengan memberikan teguran karena pelanggaran

pelanggaran tersebut banyak yang tidak dilakukan oleh anggota notaris

tetapi oleh pihak ketiga seperti kasus pemasangan iklan dan ucapan

selamat/papan bunga)

3. Peran organisasi Ikatan Notaris Indonesia bersama Dewan Kehormatan

Daerah dalam menjunjung tinggi Kode Etik dengan melakukan pembinaan

terhadap calon notaris melalui pembinaan dan ujian Kode Etik Notaris,

pembinaan dan ujian pengangkatan Notaris yang diselenggarakan oleh

Kementerian Hukum dan HAM bekerja sama dengan Ikatan Notaris

Indonesia. Disamping itu bagi anggota notaris dilakukan penyegaran ilmu

pengetahuan kenotariatan dan Kode Etik Notaris melalui Upgrading dan

refreshing course yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

sekali diselenggarakan ditingkat Pengurus Daerah Ikatan Notaris

Indonesia, Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia, dan Pengurus

Pusat Ikatan Notaris Indonesia.

B. Saran

1. Diharapkan diadakan perubahan, pembaharuan penyesuaian Kode Etik

Notaris secara berkala. Dilakukan bersama Dewan Kehormatan Daerah,

Wilayah dan pusat Berkumpul, dengan memperhatikan kasus-kasus yang

pernah terjadi dan diselesaikan oleh Dewan Kehormatan.

2. Diharapkan Pelaksanaan tugas dan Jabatan Notaris harus selalu dilandasi

dengan integritas dan kejujuran yang tinggi, pelaksanaan tugas dan jabatan

Notaris harus juga didukung oleh suatu itikad moral yang dapat

dipertanggungjawabkan. Kemudian diharapkan adanya pembaharuan

Page 23: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |23

terhadap sanksi yang lebih tegas oleh Dewan Kehormatan Daerah dapat

menimbulkan efek jera. Dilakukan juga reformasi dibidang persidangan

kode etik, agar persidangan tersebut bersifat formal dalam rangka

penegakan kode etik oleh notaris.

3. Diharapakan dalam melaksanakan pengawasannya, Dewan Kehormatan

Daerah mengawasi notaris dengan meliputi perilaku dan pelaksanaan

jabatan notaris tersebut. Oleh karena itu dalam rangka pengawasan notaris,

Dewan Kehormatan Daerah diikutsertakan menjadi salah seorang anggota

Majelis Pengawas Daerah yang melakukan pemeriksaan rutin dalam 1

(satu) tahun sekali.

.

V. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Abdurrahman, Muslan. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. UMM Press,

Malang, 2009

Adjie, Habib, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai

Pejabat Publik, cet. 1, PT. Refika Aditama, Bandung, 2008

__________, Sekilas Dunia Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan), cet.

1, CV. Mandar Maju, Bandung, 2009

Budiono, Herlien, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum

Perjanjian berlandasakan Asas-asas Wigati Indonesia, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2006

Effendi, Paulus Lotulung, Perlindungan Hukum Bagi Notaris Selaku Pejabat

Umum Dalam Menjalankan Tugasnya, Majalah triwulan

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010

Hendra, Frans Winata, Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Hukum di

Indonesia, rajawali perss, 2003

Kanter, E.Y., Etika Profesi Hukum; Sebuah Pendekatan Religius, Storia Grafika,

Jakarta, 2001

Page 24: ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS …

TASYA ANINDITA |24

Pusat, Pengurus Ikatan Notaris Indonesia, 100 Tahun Ikatan Notaris Indonesia

Jati Diri Notaris Indonesia Dulu, Sekarang, dan Di Masa Datang, cet. 2, PT.

Gramedia Pustaka, Jakarta, 2009

Ridwan, Ignatius Widyadharma, Etika Profesi Hukum, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang, 1996

____________________________, Hukum Profesi Tentang Profesi Hukum, CV.

Wahyu Pratama, Semarang, 1988

Santi, Dewi, dan Diradja, R.M Fauwas. Panduan Teori dan Praktik Notaris.

Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011

Situmorang, Viktor M. dan Cormentyna Sitanggang, 1993, Hukum Administrasi

Pemerintahan Di Daerah, Sinar Grafika, Jakarta

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu

Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006

Tedjosaputro, Liliana, ElikaProfesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana,

Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1995

B. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Atas Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2016 tentang Majelis Kehormatan Notaris

Kode Etik Notaris Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30

Mei 2015

C. Jurnal/Kamus/Makalah/Putusan Pengadilan

Departemen Pendidikan Nasional, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Pusat

Bahasa (Edisi Keempat), PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Departemen

Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta 2005