analisis semiotika makna ghibah dalam film pendek …
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA GHIBAH
DALAM FILM PENDEK TILIK DI YOUTUBE RAVACANA FILMS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Tika Destiana
NIM : 11170510000065
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2020 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tika Destiana
NIM : 11170510000065
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS
SEMIOTIKA MAKNA GHIBAH DALAM FILM PENDEK TILIK DI
YOUTUEB RAVACANA FILMS adalah benar merupakan karya sendiri
dan tidak melakukan melakukan kegiatan plagiat dalam penyusunannya.
Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan
sumber kutpannya dalam skripsi saya. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata
skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Tangerang Selatan, 19 Juli 2021
Tika Destiana
NIM. 11170510000065
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA GHIBAH DALAM FILM PENDEK TILIK DI YOUTUBE RAVACANA FILMS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Pe
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Tika Destiana
NIM. 11170510000065
Di Bawah Bimbingan
Drs. Masran, M.Ag.
NIP. 19601202 1995503 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN P
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442H/ 2021 M
ii
R PERSETUJUAN PEMBIMBING
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA GHIBAH DALAM FILM PENDEK DI YOUTUBE RAVACANA FILMS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
jana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Tika Destiana
NIM. 11170510000065
ah Bimbingan
Drs. Masran, M.Ag.
NIP. 19601202 1995503 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
AH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442H/ 2021 M
iii
iv
ABSTRAK
Tika Destiana, Analisis Semiotika Makna Ghibah Dalam Film Pendek Tilik Di Youtube Ravacana Films
Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju pada saat ini, film menjadi salah satu media komunikasi massa yang paling efektif. Film sebagai media komunikasi juga berfungsi sebagai media untuk berdakwah. Film pendek yang berjudul Tilik, sempat viral pada Agustus 2020 diberbagai media sosial. Selain mendapat pujian, film ini juga tentu banyak sekali mendapat berbagai kritikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuI makna ghibah yang ada dalam film Tilik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan menggunakan analisis semiotika Rolland Barthes yaitu mencari scene-scene yang mengandung ghibah yang terdapat pada film tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat adegan-adegan film yang terdapat dialog ghibah serta menganalisis data kemudian mencari makna denotasi, konotasi dan mitos sebagai acuan penelitian, kemudian penulis menarik kesimpulan dari hasil informasi yang relevan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pada film pendek Tilik, menemukan temuan-temuan sebagai berikut: (1). Makna denotasi yang menjelaskan tentang potongan-potongan gambar yang menggambarkan tentang kepercayaan atau budaya yang berlaku di masyarakat, khususnya daerah pedesaan. (2). Makna konotasi yang menjelaskan tentang pandangan Islam mengenai kepercayaan atau budaya yang berlaku di masyarakat yang berkaitan dengan agama Islam dan juga tentang stereotip masyarakat, hal ini nampak jelas dibeberapa scene seperti masyarakat khususnya dipedesaan yang menganggap abha perempuan yang sering keluar masuk mall bersama laki-laki dianggap mempunyai pekerjaan yang tidak benar. (3). Makna mitos yang menjelaskan tentang mitos secara bahasa dan teori mengenai kepercayaan yang bersifat kultural yang bersumber dari budaya yang berlaku di masyrakat setempat khususnya di pedesaan.
Kata Kunci: Analisis Semiotika, Film Pendek, Tilik.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahhirohmannirohim
Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat Allah SWT.,
yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan, kesabaran, keberkahan dan
ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang
berjudul “Analisis Semiotika Makna Ghibah Dalam Film Pendek Tilik Di
Youtube Ravacana Films”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., kepada para sahabat, keluarga dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam proses menyelesaikan skripsi ini tentu tidak luput dari
berbagai macam kesulitan beragam yang penulis lalui baik itu dari segi
internal maupun eksternal, dan juga dari segi materi maupun non materi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini
masih jauh dari kata sempurna. Semua ini tentu tidak akan menjadi sebuah
kenyataan tanpa usaha, doa, dan semangat dari semua pihak yang
berkontribusi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Maka penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, sebagai
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Sihabbudin Noor, M.Ag sebagai Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Cecep Sastraijaya, MA
sebagai Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan.
vi
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. H Edi Amin, M.A selaku
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Masran, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, arahan, serta kritik terkait penulisan skripsi
ini sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik.
5. Drs. S. Hamdani, M.Ag., selaku Dosen Penasehat Akademik yang
telah membantu penulis dalam memberikan saran-saran terbaik
untuk perkulihan dan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta pengalamannya kepada
penulis. Dengan harapan ilmu yang telah diberikan dapat
bermanfaat bagi penulis dan mayarakat luas.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan pelayanannya dengan baik sehingg
apenulis dapat menyelesaikan sidang dengan lancar.
8. Seluruh Crew Film Tilik, khususnya kepada Script Writer yaitu
Bagus Sumartono yang senantiasa diberikan kesehatan dan
keberkahan yang melimpah.
9. Keluarga yang penulis cintai, Ayahanda Mukhtar Murad dan
Ibunda Hamidah atas segala kasih sayang dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan
pendidikan diperguruan tinggi ini serta bisa menyelesaikan tugas
akhir ini. Untuk abang tercinta Febri Setiawan yang senantiasa
vii
memberi dukungan dan semangat untuk mendapatkan gelar
sarjana.
10. Teman-teman semasa kuliah Lela, Vain, Kiki, Desvi, Diva, Ai,
Fauziah, dan Tyas yang menjadi penyemangat penulis dan selalu
bersama penulis baik dalam kondisi susah maupun senang semasa
kuliah.
11. Teman-teman satu pengabdian Desvi, Karin, Waya, Ade, Arie,
Nailul, Rifqi, Reza, Imam, dan Iib yang selalu membersamai demi
sebuah proses dan menemani dikala susah dan senang.
12. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-
persatu. Terimakasih untuk semuanya atas motivasi yang telah
diberikan kepada penulis.
13. Last but not least, I wanna thank me, for believing in me, for
doing all of this hard work, for having no days off, for never
quitting, for just being me at all times.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iii
ABSTRAK .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................ 7
C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................ 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 8
E. Metodologi Penelitian ......................................... 9
F. Teknik Analisis Data ............................................ 13
G. Tinjauan Pustaka ................................................ 14
H. Sistematika Penulisan ......................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 19
A. Tinjauan Tentang Semiotika ............................... 19
B. Tinjauan Tentang Ghibah ................................... 24
ix
C. Tinjauan Tentang Film ........................................ 29
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................ 38
A. Penulis Skenario ................................................... 38
B. Sinopsis Tilik ......................................................... 40
C. Tim Produksi Film Tilik ..................................... 41
D. Productoin House ................................................. 43
E. Pemeran Film Tilik .............................................. 45
F. Youtube ................................................................ 53
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA....................................... 55
1. Scene 1 .......................................................... 55
2. Scene 2 .......................................................... 56
3. Scene 3 .......................................................... 58
4. Scene 4 .......................................................... 60
5. Scene 5 .......................................................... 63
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 65
A. Analisis Semiotika Denotasi Makna Ghibah dalam
Film Pendek Tilik ................................................ 65
B. Analisis Semiotika Konotasi Makna Ghibah dalam
Film Pendek Tilik ................................................ 70
C. Analisis Semiotika Mitos Makna Ghibah dalam Film
Pendek
Tilik ........................................................................ 78
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 82
x
A. Kesimpulan ........................................................... 82
B. Saran ...................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 84
LAMPIRAN ............................................................................... 89
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 scene 1 ..................................................................................... 55
Tabel 4.2 scene 2 ..................................................................................... 56
Tabel 4.3 scene 3 ..................................................................................... 58
Tabel 4.4 scene 4 ..................................................................................... 60
Tabel 4.5 scene 5 ..................................................................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Semiotika Rollan Barthes ........................................ 21
Gambar 3.1 Cover Tilik .......................................................................... 40
Gambar 3.2 Tokoh Bu Tejo .................................................................... 45
Gambar 3.3 Tokoh Yu Ning .................................................................... 46
Gambar 3.4 Tokoh Dian .......................................................................... 48
Gambar 3.5 Tokoh Bu Tri ....................................................................... 48
Gambar 3.6 Tokoh Yu Sam ..................................................................... 49
Gambar 3.7 Tokoh Fikri .......................................................................... 50
Gambar 3.8 Tokoh Minto (Ayah Fikri) ................................................... 50
Gambar 3.9 Tokoh Gotrek ...................................................................... 51
Gambar 3.10 Tokoh Yati ......................................................................... 52
Gambar 3.12 Tokoh Polisi ...................................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju dengan pesat, membuat
media komunikasi semakin berkembang, begitupun dengan media dan
strategi berdakwah yang mengalami kemajuan. Agama Islam
merupakan salah satu agama yang mengikuti perkembangan zaman
tanpa meninggalkan esensi aslinya. Maka dari itu, tidak akan sulit kita
jumpai media-media online yang menyampaikan ajaran Agama Islam.
Fenomena ini dinamakan mediatisasi agama, dimana media dijadikan
sebagai alat untuk menyampaikan ajaran agama khususnya Agama
Islam. 1
Berdakwah tidak hanya dilakukan melalui tatap muka, atau
dengan menghadiri majelis taklim. Dakwah di era yang sekarang,
dikemas dengan berbagai sarana, agar dakwah menjadi lebih efektif
dan tidak ketinggalan zaman. Banyak sekali media yang dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dakwah. Bisa melalui
media massa, televisi, radio dan juga bisa melalui media cetak atau
pers, seperti koran, majalah dan buku.
Untuk saat ini film sangat penting dalam menyajikan sisi
pendidikan dan sisi dakwah. Karena ilmu tidak hanya dapat diterima
melalui pendidikan di sekolah saja, tetapi juga bisa kita dapatkan
melalui menonton film. Karena di era yang sekarang, film menjadi
media yang baik untuk menyampaikan dakwah. Sebagai media 1 Efa Rubawati, “Media Baru : Tantangan dan Peluang Dakwah” , Jurnal Studi Komunikasi, vol. 2:1 (2018), h.128
2
dakwah, film juga merupakan salah satu penunjang suksesnya
penyampaian pesan dakwah, karena dakwah melalui film lebih
komunikatif dan tidak terkesan menggurui.
Menonton film merupakan salah satu hobi masyarakat
kebanyakan. Karena dengan menonotn film, kita akan mendapatkan
hiburan tersendiri bahkan tidak hanya itu, dari menonton film kita
akan mendapat banyak informasi serta motivasi yang baru.
Fenomena yang terjadi dalam perfilman merupakan tontonan yang
menghibur dan dengan sedikit kreatif kita bisa memasukkan pesan-
pesan dakwah pada tontonan tersebut. Dengan adanya dakwah
melalui media massa terutama film, diharapkan perfilman Indonesia
bisa semakin berkembang dan film-film Indonesia banyak
mengandung nilai dan pesan dakwah yang tentunya dapat mendidik
juga.
Perkembangan film di Indonesia cukup baik. Bisa kita lihat ada
beberapa genre dan judul film yang semakin menarik untuk di tonton.
Semakin banyak film yang diproduksi, maka semakin banyak pula
genre dan tema film yang ditawarkan seperti horor, drama romantis,
komedi, drama keluarga yang bertema edukasi dan lain sebagainya.
Keharusan umat manusia untuk tetap melakukan dan
menyebarluaskan ajaran Islam ditengah-tengah masyarakat, adalah
tugas sebagai umat muslim karena dakwah menjadi sebuah
tanggungjawab seluruh umat Nabi Muhammad SAW, sebagaimana
3
firman Allah SWT yang tercantum dalam Qur’an Surah Ali Imran
ayat 104 :2
و تكونوا كال�ذين تفر� قوا واختلفوا من بعد ما جاءھم
ٮك لھم عذاب عظيم نت واول البي-
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung”
Dari Firman Allah diatas, maka kita dapat sama-sama menarik
kesimpulan bahwa setelah kita memperbaiki diri sendiri, kita tidak
boleh lupa atau acuh dengan nasib orang lain. Oleh karena itu, Allah
perintahkan kepada kita untuk senantiasa menyerukan kebaikan dan
menjauhi segala kemunkaran yang Allah tidak sukai.
Dakwah juga merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dengan luas dan diterima
oleh manusia. Dalam kehidupan masyarakat, dakwah berfungi
sebagai alat yang bisa menata kehidupan yang agamis agar bisa
mewujudkan masyarakat yang harmonis dan bahagia.
Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamat
manusia dari kehancuran.3
2 Kementrian Agama, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”
4
Tujuan utama dakwah yakni untuk mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang di ridhai oleh Allah
SWT. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada
umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan maupun
perbuatan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, tentu saja ikut mempengaruhi
cara kita dalam berdakwah yang bisa dilakukan melalui sosial media
seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube dan lain sebagainya.
Akan tetapi, banyak dari mereka yang menggunakan sosial media
tidak lagi mengindahkan apa yang dilarang agama, menulis sesuatu
tanpa bukti dan hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Salah satu
bahaya tulisan yang sedang merebak atau heboh pada saat ini yang
juga kebanyakan digemari oleh kaum hawa yakni tentang ghibah.
Padahal sudah sangat jelas dalam Al-Qur’an dan hadits yang
menjelaskan tentang larangan dan dosa akibat berghibah.
Karena media sosial tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat
di era sekarang ini, oleh karena itu sangat memungkinkan sekali untuk
menjadikan sosial media sebagai sarana untuk berdakwah.
Objek utama dakwah adalah manusia. Semua pernyataan,
larangan dan perintah yang ada di dalamnya berisikan pesan dakwah
yang ditujukan kepada seluruh manusia, yang dalam fitrahnya
3 Muhamad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.37
5
memiliki potensi yang dapat diarahkan dan diwujudkan dalam
tindakan nyata.4
Menurut Toto Tasmara yang dikutip oleh Onong Uchjana, pesan
dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber, amanat yang harus
dilakukan atau disampaiakn oleh komunikator, atau juga bisa berupa
lambang. Lambang yang dimaksudkan adalah bahasa, isyarat,
gambar, warna dan lain-lainnya, yang secara langsung dapat
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi
karena memang sudah jelas bahasalah yang paling mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.5
Pesan yang dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan adalah hal yang paling penting dalam komunikasi. Oleh
karena itu, pesan yang baik tidak boleh sembarangan dikemas hanya
agar informasi bisa tersampaikan, namun dikaji menggunakan sebuah
proses produksi pesan agar pesan terkemas dengan baik, menarik, dan
mudah dipahami.
Belum lama ini, jagat dunia maya dihebohkan dengan keramaian
netizen yang memperbincangkan tentang film pendek yang berjudul
Tilik. Film pendek Tilik dirilis pada kanal Youtube Ravacana Films
yang sukses ditonton lebih dari 25juta kali.6
4 Murtadha Mutahhari, Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.123 5 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h.18 6 Youtube Ravacana Films, “Tilik ”, https://www.youtube.com/watch?v=GAyvgz8_zV8 , dikases pada
23 Mei 2021
6
Film ini merupakan hasil produksi dari Ravacana Films yang
bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). Film ini menjadi viral karena kisahnya yang dianggap relate
dengan kehidupan saat ini.
Film Tilik menceritakan tentang ibu-ibu yang sedang dalam
perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Bu Lurah. Dalam
perjalanan, salah satu tokoh yang dominan yaitu Bu Tejo, sedang
asyik membicarakan tentang Dian, yang merupakan kembang desa di
desa tersebut. Merujuk dari informasi yang didapatkan Bu Tejo dari
Facebook, ia menyebut Dian sebagai perempuan tidak benar. Karena
parasnya yang cantik, tidak sedikit laki-laki yang mendekatinya dan
juga banyak para suami di desa tersebut yang selalu memandanginya.
Bahkan Bu Tejo menyebut Dian menggunakan pelet dan juga susuk.
Film yang berdurasi 34 menit 37 detik ini berhasil meraih
penghargaan sebagai pemenang untuk Kategori Film Pendek Terpilih
pada Piala Maya 2018. Selain itu, film garapan sutradara Wahyu
Agung Prasetyo ini juga menjadi Official SelectioJogja-Netpac Asian
Film Festival (JAFF) 2018 dan Official Selection World Cinema
Amsterdam 2019.7
Hadirnya film ini tentunya menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat. Pihak yang pro berpendapat bahwa film ini mengandung
nilai edukasi dan pesan moral bagi masyarakat, yaitu menjadi pribadi
yang tidak mudah percaya dan terbakar isu, dapat mencerna informasi
7 Akuratnews.com, “Menilik Film Tilik : Ghibah Yang Mengandung Fitnah”, https://akuratnews.com/menilik-film-tilik-ghibah-yang-mengandung-fitnah/ diakses pada 27 September 2020 pukul 17.11
7
yang didapatkan serta tidak membahasnya sebelum melakukan
kroscek tentang kebenarannya, dan juga jangan gemar menebar fitnah
serta aib sesama. Sedangkan bagi pihak yang kontra, menganggap
bahwa film ini justru memperlihatkan sosok perempuan yang
direndahkan atas nama kearifan lokal.
Dari hasil pengkajian awal serta melihat adanya indikasi menarik
terkait Film Pendek yang berjudul Tilik. Film ini menarik untuk
dibahas karena banyaknya masyarakat yang menonton film ini hingga
mencapai 25juta viewers.
Film pendek Tilik memang tidak terdapat unsur dakwah
didalamnya. Akan tetapi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
apakah terdapat unsur dakwah dalam film pendek tersebut, dan
mengkaji isi dakwah pada film pendek ini dengan judul Analisis
Semiotika Makna Ghibah Dalam Film Pendek Tilik di Youtube
Ravacana Films.
B. Identifikasi Masalah
Ada beberapa masalah yang terdapat di dalam film pendek
Tilik, seperti masalah ghibah, berita bohong, menyebarkan fitnah,
kontroversi di masyarakat dan lain sebagainya.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan, maka
peneliti membatasi masalah yang ingin diteliti yaitu hanya pada
adegan atau scene yang mengandung ghibah. Dan masalah ini
akan dikaji menggunakan teori Semiotika Rolland Barthes.
8
2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini sebagai
berikut :
a. Bagaimana makna denotasi tentang ghibah dalam film pendek
Tilik?
b. Bagaimana makna konotasi tentang ghibah dalam film pendek
Tilik?
c. Bagaimana makna mitos tentang ghibah dalam film pendek
Tilik?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui makna denotasi tentang ghibah dalam Film
Pendek Tilik.
b. Untuk mengetahui makna konotasi tentang ghibah dalam Film
Pendek Tilik.
c. Untuk mengetahu makna mitos tentang ghibah dalam film
Pendek Tilik.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah
dapat berguna secara akademis yaitu untuk menambah
wawasan keilmuan dakwah, khususnya tentang aktivitas
dakwah untuk menambah ilmu pengetahuan, terutama
dibidang dakwah dan komunikasi bagi civitas akademika
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9
b. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam perkembangan studi tentang
komunikasi dan juga tentang ilmu dakwah terhadap anak.
Khususnya bagi peneliti dan akademisi serta umumnya bagi
masyarakat luas.
Dan penelitian ini juga bisa menjadi referensi untuk
mengembangkan kreatifitas agar dakwah yang disampaikan
dapat dikemas dengan menarik, sehingga dakwah dapat
diterima oleh masyarakat.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang
dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu
disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, dan kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah dalam
penelitan. 8
Dalam penelitian ini paradigama yang digunakan yaitu
paradigma konstruktivisme. Paradigma ini memandang realitas
sosial yang kebenarannya bersifat relatif dan dilihat sebagai hasil
dari konstruksi sosial yang dipandang bagaimana memaknai suatu 8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada media Group, 2005), cet.II, h.38
10
peristiwa yang terjadi dibuat sehingga akan terlihat nilai yang ada
dalam sebuah realitas sosial.9
Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis terhadap socially meaningful action melalui
pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang
bersangkutan menciptakan dan emmelihara atau mengelola dunia
sosial mereka (Hidayat, 2003:3)
2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan seperangkat cara yang
sistematik, logis dan rasional yang digunakan oleh peneliti ketika
merencanakan mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data
untuk menarik sebuah kesimpulan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif.
Menurut Gogdan dan Guba pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.10
Kriyanto menyatakan bahwa, “riset kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya.”
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan
analisis isi media kualitatif yang bersifat deskriftif. Format
deskriptif yang memiliki tujuan menjelaskan, meringkas berbagai 9 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), h.5 10 Imam Supryogo, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 6
11
kondisi, situasi atau variabel yang timbul di masyarakat menjadi
objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.11 Data yang
diperoleh dari hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, dan catatan lapangan.
Dengan kata lain, pendekatan analisis deskriptif mengambil
masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah
sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan. Kemudian hasil
penelitian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.
Ciri-ciri dari jenis penelitian deskriptif yang dikemukakan
oleh Nasution (2003) adalah sebagai berikut :
a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah
yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah yang
aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan
dan kemudian dianalisa, oleh karena itu, jenis penelitian
ini sering disebut jenis penelitian analisa.
c.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek penelitian merupakan sumber atau tempat
memperoleh data. Dan dalam penelitian ini subjek yang akan
diteliti adalah film pendek Tilik. Dan objek penelitiannya yaitu
makna ghibah dalam tayangan film pendek Tilik.
11 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada media Group, 2005), cet.II, h. 44
12
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Dengan melakukan pengumpulan informasi sebagai data
teoritis dari berbagai literatur keilmuan yang bersangkutan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengkaji dan
menganalisis literatur yang diperoleh sehingga dapat
memberikan pencerahan berupa informasi, inspirasi, dan data-
data untuk penulisan penelitian ini.
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengataman yang dilakukan
dari hasil melihat, menyaksikan aktivitas yang dilakukan oleh
responden atau mendengarkan apa yang dilakukan para
responden.
Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti
yaitu menonton dan melakukan pengamatan dengan teliti
terhadap adegan atau scene yang mengandung ghibah.
Pengamatan langsung terhadap film pendek Tilik yang
berdurasi 34 menit 37 detik, berarti peneliti harus menyortir
adegan-adegan yang mungkin tidak dibutuhkan.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono, dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar atau karya
menumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
13
Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh
dokumen.12
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi
berupa screenshot scene yaitu potongan-potongan adegan
yang mengandung ghibah yang bersumber langsung dari film
pendek Tilik, dan buku atau internet mengenai data yang
diperlukan tentunya yang sesuai dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data, penulis menggunakan metode analisis isi
kualitatif. Teknik analisis isi kualitatif ini peneliti gunakan dengan
tujuan untuk menemukan, mengidentfikasi, mengolah dan
menganalisis scene yang mengandung makna ghibah yang
terdapat pada film pendek Tilik, untuk mengetahui dan
memahami makna ghibah yang terdapat pada tiap adegan dalam
film pendek Tilik.
Menurut Miles dan Huberman (1992) mengemukakan tiga
tahapan dalam melakukan analisis data di antaranya :13
a. Reduksi data, merupakan kegiatan merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting
dan mencari tema dan polanya.
b. Paparan data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun
dan memungkinkan penarikan kesimpulan serta
pengambilan tindakan.
12 Imam Suprayoga dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung: Remaja rosdakarya, 2003), h.191 13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 210
14
c. Verifikasi/penarikan kesimpulan, merupakan hasil
penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan
hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian
penelitian.
7. Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian, maka
peneliti menggunakan teknik Triangulasi. Dimana dalam
pengertiannya, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
(Moloeng, 2004:330).
Denzin (dalam Moloeng, 2004) membedakan empat
triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam penelitian ini,
validitas data akan dilakukan setelah proses analisis data. Artinya
setelah semua data telah dianalisis, peneliti kemudian akan
melakukan validitas teori.
8. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di channel Youtube Ravacana Films.
Dan waktu penelitian akan dilaksanakan di bulan September
2020.
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelusuran dan telaah terhadap berbagai hasil
kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
15
1. Skripsi dengan judul “Representasi Konflik Sosial Dalam Film
Pendek Tilik” Oleh Alfiyah (UIN Sunan Ampel Surabaya 2021).
Persamaan penelitian, sama-sama menggunakan analisis
semiotika dan metode yang digunakan yaitu kualitatif.
Perbedaannya terletak pada objek penelitian, yaitu fokus
penelitian ini berfokus pada representasi konflik sosial yang
digambarkan dalam film Tilik, sedangkan saya hanya
menggunakan berfokus pada makna ghibah
2. Thesis dengan judul “Feminisme Dalam Film Tilik” Oleh Ela
Indah Dwi (IAIN Ponorogo). Persamaannya menggunakan teori
yang sama yaitu semiotika.. Perbedaannya terdapat pada objek
penelitiannya. Penelitiannya berfokus bagaimana penggambaran
ideologi feminisme sedangkan saya tentang akna ghibah.
3. Skripsi dengan judul “Representasi Fenomena Kontrol Sosial
Gosip Dalam Film Pendek Tilik” Oleh Achmad Hufad
(Universitas Pendidikan Indonesia 2021). Persamaan dalam
penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metodologi
kualitatif dan subjek penelitian yitu Tilik. Perbedaan dalam
peneltian ini yaitu terletak pada objek penelitian dan teori yang
digunakan. Pada penelitian ini, objek penelitiannya yaitu dialog-
dialog dari pemeran yang mencerminkan salah satu kontrol sosial
non formal yaitu desas desus atau gosip dan menggunkaan
analisis sosiologi sastra untuk menghubungkan isi dari film
dengan realitas fenomena masyarakat yang ada. Sedangkan pada
penelitian saya mengambil objek penelitian mengenai makna
ghibah dan menggunakan teori analisis semiotika dari Rolland
Barthes.
16
4. Skripsi dengan judul “Pesan Dakwah Dalam Film Pendek Tilik”
Oleh Fransiska Nilapravitasari (IAIN Salatiga 2021). Persamaan
dalam penelitian ini terdapat pada objek penelitiannya yaitu
tentang film pendek Tilik dan menggunakan metodologi kualitatif.
Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada teori yang
digunakan. Dalam peneltian ini menggunakan teori semiotika
Charles Sanders Pierce.
17
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi nantinya diperlukan adanya uraian
mengenai susunan penulisan yang dibuat agar pembahasan teratur dan
terarah pada pokok permasalahan yang sedang dibahas. Adapun
teknik penulisan yang digunakan mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh Surat Keputusan Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.
Dengan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini peneliti akan mencoba memaparkan tentang tinjauan
semiotika, tinjauan tentang ghibah dan tinjauan tentang Film.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas tentang penulis skenario, sinopsis Tilik, tim
produksi film Tilik, Production House, pemeran film Tilik dan
youtube.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil temuan analisis data yang
terjadi selama peneliti melakukan observasi, dan analisis semiotika
makna “ghibah” dalam film pendek Tilik.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang analisis semiotika
makna konotasi, denotasi, dan mitos tentang ghibah dalm film pendek
Tilik.
18
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang kesimpulan makna
ghibah dalam film pendek Tilik dan juga saran untuk peneliti.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Semiotika
1. Analisis Semiotika (Semiotical Analysis)
Semiotika merupakan studi ilmu atau metode analisis
untuk mengkaji tanda-tanda, seperti tanda-tanda dalam kehidupan
sehari-hari. Secara etimologis, Semiotika berasal dari kata
Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial
yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu
yang lain.
Secara terminologis, semiotika didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,
seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda (sign). Suatu tanda menandakan dirinya sendiri
dan makna (meaning) yaitu berhubungan antara suatu objek atau
ide suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat
teori yang sangat luas, berurusan dengan simbol, bahasa, wacana
dan bentu-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan
bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana
tanda disusun.1
Preminger mengemukakan tentang batasan yang lebih jelas,
dikatan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini
1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), h. 15-16
20
menganggap baha fenomena-fenomena sosial/masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.
Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-atuaran,
konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti.2
Semiotika sebagai model dari ilmu pengetahuan sosial yang
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit
dasar yang disebut dengan tanda. Oleh karena itu, semiotika
mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Tanda
adalah basis dari komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-
tanda bisa melakukan komunikasi dengan sesamanya.
2. Semiotika Rolland Barthes
Dalam istilah Barthes, ia menggunakan ”orders of
signification”. First order sginification adalah denotasi,
sedangkan konotasi adalah second order of signification. Melalui
model ini, Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama
merupakan hubungan antara sebuah tanda terhadap realitas
eksternal. Itulah yang disebut Barthes sebagai denotasi yaitu
makna yang paling nyata dari tanda (sign).3
2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, h. 96 3 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi,(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 21
21
Gambar 2.1
Sumber: https://www.harjasaputra.com/teori/pengertian-dan-metode-
semiotika/
Dari peta Barthes diatas dapat kita lihat bahwa tanda denotatif
(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat
yang bersamaan, tanda denotatif (3) adalah penanda konotatif (4)
lalu digabungkan dengan petanda konotatif (5) yang
menghasilkan tanda konotatif (6). Dengan demikian, hal tersebut
merupakan unsur materil. Dalam konsep Barthes, tanda konotatif
tidak sekedar memiliki makna tambahan yang melandasi
keberadaannya. Dan ini merupakan pengetahuan yang sangat
penting bagi penyempurnaan semiologi saussure, yang berhenti
pada penandaan dalam tataran denotatif.4
Dalam penelitian ini, menggunakan teori Semiotika dari
Rolland Barthes. Yang terdiri dari dua sistem pemaknaan, yaitu
denotasi dan konotasi. Detonasi adalah makna sebenarnya,
sedangkan konotasi makna ganda yang lahir dari personal dan
kultural.
4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69
22
Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dipahami sebagai
makna harfiah atau makna yang sebenarnya. Bahkan kadang di
rancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang
secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu
pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang
terucap.5
Sedangkan konotasi adalah istilah yang digunakan oleh
Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari
pembaca atau penonton serta nilai-nilai kebudayaannya. Konotasi
mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif.
Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan oleh
tanda terhadap suatu objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana
cara menggambarkannya.6
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos”
yang menandai suatu masyarakat. Dengan kata lain, pada
signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda
bekerja melalui mitos (myth). Mitos (myth) merupakan rujukan
bersifat kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang
digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk
dengan lambang-lambang. Kata mitos berasal dari bahasa Yunani
yang mempunyai arti “kata” atau “ujaran”.7
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas dan gejala alam.
5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69 6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 70 7 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 167
23
Dengan kata lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari lambang
yang kemudian menghadirkan makna tertentu dengan berpijak
pada nilai-nilai sejarah dan budaya yang ada di masyarakat.8
Semiotika dalam perfilman digunakan untuk mengkaji tanda
dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film
menjadi sesuatu yang dapat dimaknai. Memaknai berarti bahwa
obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, dalam hal ini
obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda yang digunakan dalm
film tersebut.
8 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis, 2008), h. 164
24
B. Tinjauan Tentang Ghibah
1. Pengertian Ghibah
Ghibah atau yang biasa kita sebut dengan bergosip atau
bergunjing, adalah satu aktivitas yang saat ini lumrah dilakukan
oleh banyak orang. Kebiasaan ini sudah menjadi suatu hal yang
sangat melekat bagi sebagian banyak orang, lebih khususnya di
Indonesia.
Secara etimologi, ghibah berasal dari kata ghaabaha yaghiibu
ghaiban yang berarti ghaib, tidak hadir.9 Asal kata ini memberikan
pemahaman unsur “ketidakhadiran seseorang” dalam ghibah
yakni orang yang menjadi objek pembicaraan.
Yusuf Al Qardhawi mendefinisikan ghibah sebagai suatu
keinginan untuk menghancurkan orang, suatu keinginan untuk
menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedang
mereka itu tidak ada dihadapannya.10
Kata ghibah dalam bahasa Indonesia mengandung arti sebagai
umpatan, yang diartikan sebagai perkataan yang memburuk-
burukan atau menjelek-jelekkan orang.11
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ghibah diartikan
sebagai membicarakan aib atau keburukan orang lain. Dari segi
bahasa, ghibah artinya membicarakan mengenail hal negatif atau
positif tentang orang lain yang kehadirannya tidak ada diantara
yang berbicara. Dari segi istilah, ghibah berarti pembicaraan antar
9 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1998), hal. 304
10 Yusuf al Qardhawi, Al Halal a al Haram Fi al Islam (Kairo: Maktabah abbah, 1993), hal.
305 11
W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), ha. 1336
25
sesama muslim tentang muslim lainnya dalam hal yang bersifat
kejelekan, keburukan atau yang tidak disukai.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda :
ثنا ثنا يحيى بن أي3وب، وقتيبة، وابن، حجر قالوا حد� حد�
إسماعيل، عن الع9ء، عن أبيه، عن أبي ھريرة، أن�
صلى = عليه وسلم قال أتدرون ما الغيبة " رسول =�
ورسول ". ذكرك أخاك بما يكره " قال . ه أعلم قالوا =�
إن كان فيه "قيل أفرأيت إن كان في أخي ما أقول قال "
بھت�هما تقول فقد اغتبته وإن لم يكن فيه فقد
Artinya :
‘Tahukah kalian, apakah itu ghibah? Para sahabat menjawab,
‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah SAW
bersabda, ‘engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam
diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah
seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana
pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri
saudaraku? Rasulullah SAW menjawab, jika yang kau bicarakan
ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah
mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak
26
terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah
mendustakannya.” (H. R. Muslim)12
Berdasarkan hadist diatas, ghibah diartikan menyatakan
tentang sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim disaat ia
tidak berada ditempat dan apa yang dibicarakan memang ada pada
orang tersebut, tetapi ia tidak suka hal yang tersebut dibicarakan.
Jika apa yang dibicarakan tidak ada pada dirinya, maka hal
tersebut bisa dikatakan sebagai fitnah. Namun jika kita
membicarakan orang lain didepannya langsung itu berarti disebut
dengan namimah. Namimah ada perbuatan mengutip suatu
perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara seseorang
dengan pihak lain.
Setelah memahami hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa
ghibah yaitu menyebutkan sesuatu yang sebenarnya tentang
seseorang, baik tentang agamanya, akhlaknya, ataupun tentang
yang lainnya, disaat orang tersebut tidak hadir ditempat tersebut
atau tidak mendengarnya secara langsung, dan jika ia tau ia tidak
menyukainya.
Sebagaimana Imam Al-Qurthubi ungkapkan dalam kitab Al
Jami’ li Ahkam Al Qur’an, bahwasanya ghibah itu sebanding
dengan dosa zina, pembunuhan, dan dosa besar lainnya.
Sedangkan menurut Hasan Al Bashri, perbuatan bergunjing lebih
cepat merusak agama dibandingkan dengan penyakit yang
menggerogoti tubuh.13
12
Muslim, Shahih Muslim (Beirut: Dar-al Kitab Araby, 2004), h. 128 13
Al-Qurthubi, “al Jami al Ahkam il Qur’an Juz XVI” (Beirut: Darul al Ilmiyah, 1993), h. 219
27
Ghibah sendiri membahayakan baik bagi orang yang
dibicarakan, diri sendiri, bahkan masyarakat. Ghibah bisa memicu
terjadinya pertikaian dan perpecahan, amal ibadah ditolak oleh
Allah SWT, bahkan bisa mendapat murka Allah SWT.
Ghibah adalah perkara yang diharamkan sebagaimana firman
Allah SWT :
يا أيھا الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن
سوا و' يغتب بعضكم بعض الظن إثم و' تجس
بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا
اب رحيم تو إن الله فكرھتموه واتقوا اللهArtinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka.
Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu
mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian
menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan
merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
dan Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)14
Sebagaimana yang telah dijelaskan, haram hukumnya dan
mendapatkan dosa besar bagi orang yang gemar bergunjing
tentang hidup orang lain. Dan larangannya pun sudah tertulis pula
14
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
28
dalam dalil yang sudah Allah SWT jelaskan dan peringkatkan
dalam Al-Quran, agar manusia tidak berlarut dalam dosa besar
tersebut.
Hukum ghibah adalah haram, namun dihalalkan atau
dibolehkan pada kasus tertentu sebagai pengecualian.
Muhammad bin ‘Alan dalam kitab Dalil Dalil al-Falihin, Syarah
kitab Hadits Riyadhush Shalihin, menyebutkan ada enam macam
ghibah yang dibolehkan karena tidak ada jalan lain yang bisa
dilakukan kecuali dengan ghibah tersebut. Keenam hal tersebut
adalah sebagai berikut :15
1. At-Tazhallum (Terzalimi) yaitu seseorang yang dizalimi oleh
orang lain boleh menceritakan atau memberitahukan
kezaliman orang yang menzaliminya kepada penguasa.
2. Taghyir al-Munkar (Membasmi Kemungkaran) yaitu untuk
mencegah dan menghentikan terjadinya kemungkaran dan
kemaksiatan, maka seseorang boleh menceritkan (melaporkan
keburukan yang dilakukan orang lain kepada pihak berajib
agar dapat dicegah. Misal kita memberitahu orangtua dari
teman kita baha anaknya telah berbuat yang tidak baik, lalu
kita meminta tolong kepada orangtuanya untuk
memperingkatkan anaknya agar tidak melakukan perbuatan
tersebut.
3. Al-Istifa’ (Minta Nasihat) yaitu untuk memperoleh dalam
menghadapi suatu masalah, maka seseorang diperbolehkan
15
Muhammad bin ‘Alan “Dalil Dalil al-Falihin, Syarah kitab Hadits Riyadhush Shalihin” bab 256
29
ghibah (menceritakan aib orang lain kepada orang yang
dipandang mampu memberikan solusi).
4. Tahdzir al-Muslimin min al-Syarr (Menyelamatkan orang lain)
dari kemungkinan tertipu atau terjerumus kedalam kejahatan.
Misal ada teman kita yang ingin menikah dengan seorang laki-
laki yang dikenalnya, dan boleh kita mengatakan “tidak baik
kamu menikah denganya” atau menjelaskan secara jelas
mengenai keburukan calon suaminya tersebut.
5. Al-Mujahir bifisqih (Orang yang secara terang-terangan
menampakkan keburukan dirinya). Misal orang-orang yang
minum kahmr secara terang-terangan, boleh kita menyebutkan
perbuatannya itu kepada orang lain.
6. Al-Ta’rif (Identifikasi diri) yaitu seseorang yang sudah
populer dengan suatu sebutan karena cacat pada dirinya, maka
tidak ada jaln lain untuk mengidentifikasi kecuali ghibah.
Misal kita mempunyai teman yang dikenal dengan nama “si
buta” “si tuli” atau sebagainya, maka kita boleh menyebut
nama-nama itu dengan niat untuk memperkenalkan bukan
untuk menjelek-jelekkan.
C. Tinjauan Tentang Film
1. Film
Film yang sering kita dengar sebagai movie, gambar
hidup, film teater atau foto bergerak, merupakan serangkaian
gambar diam yang ketika ditampilkan pada layar akan
menciptakan ilustrasi gambar bergerak karena efek dari
fenomena sinematographi. Ilusi optik ini memaksa penonton
untuk melihat gerakan berkelanjutan antar objek yang
30
berbeda secara cepat dan berturut-turut.16 Dalam proses
pembuatan film menggabungkan seni dan industri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat
diartikan dalam dua pengertian. Pertama, film merupakan
selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar
positif (yang akan dimainkan di bioskop). Yang kedua, film di
artika sebagai lakon (cerita) gambar hidup.
Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada
akhir abad ke-19. Film adalah alat komunikasi yang truang
lingkungnya tidak terbatas dimana didalamnya menjadi ruang
ekspersi yang bebas dalam sebuah pembelajaran massa.
Film sebagai salah satu bentuk karya seni, sangat banyak
sekali maksud dan tujuan yang terkandung dalam proses
pembuatannya. Hal ini dipengaruhi juga oleh pesan yang ingin
disampaikan oleh si pembuat film tersebut. Meskipun cara
pendekatanya berbeda-beda, tetapi setiap film mempunyai
satu sasaran yang sama yaitu menarik perhatian khalayak
terhadap masalah-masalah yang terkandung dalam film
tersebut.
Karena film merupakan transformasi dari kehidupan
manusia, dimana nilai yang ada di dalam masyarakat
seringkali dijadikan bahan utama dalam pembuatan film.
Seiring dengan bertambahnya seniman film, kini bnyak film
16 Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, “Film”, https://id.wikipedia.org/wiki/Film , diakses pada tanggal 25 Desembehttps://id.wikipedia.org/wiki/Film 2020 pukul 21.21
31
yang menjadi suatu narasi dan kekuatan besar dalm
membentuk klise massa. film juga dapat digunakan sebagai
sarana propaganda yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
untuk menarik perhatian masyarakat dan membangun emosi
ketika dipertontonkan. Seperti tentang kekerasan, anti sosial,
mempengaruhi atau memprovokasi orang lain, dan
sebagainya. Kecemasan ini muncul berasal dari keyakinan
kalau isi pesan mempunyai efek moral, psikologis dan
masalah sosial yang merugikan.
Misi perfilman nasional Indonesia menurut Effendy dalam
bukunya, mengemukakan bhaa selain sebagai media hiburan,
film juga dapat digunakan sebagai media edukasi untuk
pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character
building. Fungsi edukasi dapat dicapai apabila memproduksi
film-film dokumenter dan film yag diangkat dari kehidupan
sehari-hari secara berimbang.17
Film dibentuk oleh dua unsur pembentuk yaitu unsur
naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk
membuat sebuah film. Masing-masing unsur tidak dapat
membuat film jika berdiri sendiri-sendiri. Karena bisa
dikatakan jika unusr naratif adalah bahan atau materi yang
akan diolah, dan unsur sinematik adalah cara dan gaya untuk
mengolahnya.18
17 Effendi dan Erdianto, Komunikasi Massa, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hal.1360 18 Pratista Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 1
32
Film dapat dipecah menjadi beberapa unsur, yaitu shot,
adegan dan sekuen. Pemahaman tentang shot, adegan dan
sekuan akan menjadi sangat berguna untuk membagi urutan-
urutan (segmentasi) plot sebuah film secara sistematik.
Segmentasi plot akan banyak membantu kita untuk melihat
perkembangan plot sebuah film secara menyeluruh dari awal
sampai akhir.19
Mise-en-scene: adalah segala hal yang terletak didepan
kamera yang akan diambil gambarnya dalam proses produksi
film, berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti “putting in
the scene”. Hampir dari semua gmabar yang kita lihat adalah
bagian dari mise-en-scene. Mise-en-scene memiliki empat
aspek utama yaitu setting atau latar, kostum, make up, lighting
atau pencahayaan, serta pemain dan pergerakannya.
2. Jenis-Jenis Film
Menurut Effendy, terdapat beberapa ajenis film berdasarkan
sifanya, yaitu sebagai berikut:
a. Film Cerita (Story Film)
Adalah film yang mengandung suatu cerita yang lazim
dipertunjukkan di bioskop dengan para bintang filmnya.
Biasanya film ini berdurasi panjang minimal 1 jam. Sebagai
cerita, film ini harus bisa menyentuh perasaan manusia atau
membangun emosi manusia. Film bersifat audio visual,
yang mana dapat disajikan kepada public dalam bentuk
gambar yang bisa dilihat dan suara yang bisa didengar.
b. Film Pendek 19 Pratista Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 29
33
Film pendek merupakan sebuah karya yang juga
berbetuk audio visual yang mana biasanya berdurasi kurang
dari 60 menit. Film pendek merupakan salah satu bentuk film
yang paling simple dan paling kompleks. Secara teknik, film
pendek adalah film yang mmepunyai durasi kurang dari 50
menit.
Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan
kebebasan bagi para pembuat film dan penontonnya, sehingga
bentuknya menjadi sangat variasi. Film pendek juga bisa
berdurasi 60 detik, yang terpenting adalah ide pemanfaatan
media komunikasinya dapat berlangsung secara efektif.
Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan
reduksi dari film dengan cerita yang panjang. Tapi film
pendek mempunyai karakteristik atau ciri tersenidri yang
membedakan dengan film cerita panjang. Bukan karena
pemaknaan yang sempit atau pembuatannya yang lebih
mudah dan juga anggaran yang minim, tapi karena film
pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih
leluasa atau lebih bebas untuk para pemainnya.
c. Film Berita
Film ini biasanya berisi tentang fakta atau peristiwa
yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film
yang disajikan harus mengandung nilai berita (newsvalue).
Dengan adanya TV yang mempunyai sifat audio visual
seperti film, maka berita yang difilkan bisa di tayangkan di
TV agar bisa ditonton oleh publik.
d. Film Dokumenter
34
Adalah film yang mendokumentasikan kenyataan,
sesuatu yang nyata atau film yang menyajikan hasil
rekaman realitas dari peristiwa. Titik terberat dari film
dokumenter adalah mengenai fakta atau peristiwa yang
terjadi. Seringkali film dokumenter berkisar pada hal-hal
yang merupakan perpaduan manusia dan alam.
e. Film Kartun
Kartun adalah gambar atau animasi dengan tampilan
yang lucu yang mempresentasikan suatu kejadian.20 Titik
berat dalam proses pembuatan kartun adalah pada seni
lukisnya. Ditemukannya sinematografi telah menimbulkan
gagasan kepada para pelukis untuk menghidupkan
lukisannya. Lukisan-lukisan yang hidup inilah yang dapat
menimbulkan kesan lucu dan menarik, karena dapat
memainkan peranan yang mungkin diperankan oleh
manusia.
Tokoh dalam kartun pun bisa dibuat ajaib, atau seolah
bisa terbang, menghilang, menjadi besar dan bisa mengecil
secara tiba-tiba. Biasanya kartun banyak disenangi oleh-
oleh anak.
20 Wikipedia, Kartun, https://id.wikipedia.org/wiki/Kartun diakses pada 10 Februari 2021, pukul 19:33
35
3. Teknik Pengambilan Gambar
Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam mengambil
gambar dalam kaidah jurnalistik televisi menurut Baskin,
yaitu :21
a. Camera Angle yaitu sudut pengambilan gambar dimana
posisi kamera pada saat pengambilan gambar. Masing-
masing angle mempunyai makna tertentu. Camera angle
terbagi menjadi lima bagian sudut pengambilan gambar,
yaitu sebagai berikut :
1) Bird Eye View, yaitu teknik pengambilan gambar yang
dilakukan oleh juru kamera dengan posisi kamera
berada diatas ketinggian objek yang direkam.
Tujuannya adalah untuk memperlihatkan objek-objek
yang lemah dan seakan tak berdaya.
2) High Angle, yaitu pengambilan gambar dari atas objek.
Selama kamera diatas objek maka hal ini sudah
dianggap high angle. Kesan yang dtimbulkan dari
pengambilan gambar menggunakan high angle yaitu
kesan ‘lemah’. ‘tak berdaya’, ‘kesendirian’ dan kesan
lain yang mengandung konotasi ‘dilemahkan’.
3) Low Angle, yaitu teknik sudut pengambilan gambar
dari arah bawah objek. Teknik ini meggambarkan
kesan seseorang yang berwibawa atau berkuasa.
Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan
gambar ini akan mempunyai kesan yang dominan.
21 Askurifai Baskin, Jurnalistik Telvisi: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 120-137
36
4) Eye Level, adalah teknik pengambilan gambar dimana
posisi kamera sejajar dengan objek. Hasil dari teknik
ini yaitu memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang yang berdiri sejajar atau untuk seseorang
yang mempunyai ukuran tubuh yang sama dengan
objek. Dan teknik ini bisa dikatakan tidak mengandung
kesan tertentu.
5) Frog Eye, yaitu teknik pengambilan gambar yang
dilakukan dengan ketinggian kamera sejajar dengan
dasar atau alas kedudukan objek. Teknik ini
menghasilkan kesan yang dramatis, gunanya yaitu
untuk memperlihatkan suatu pemandangan yang aneh,
ganjil bahkan mengerikan dan penuh misteri.
b. Frame Size (ukuran gambar), yaitu ukuran shot untuk
memperlihatkan situasi objek yang bersangkutan. Terdapat
dua belas bagian dalam frame size, yaitu sebagai berikut :
1) Close-up, yaitu teknik pengambilan gambar dengan
jarak dari batas kepala hingga bagian bawah leher.
Fungsi dari pengambilan gambar menggunakan teknik
ini yaitu untuk memberi gambaran objek secara jelas.
2) Medium close-up (MCU), yaitu teknik pengambilan
gambar dengan jarak dari batas kepala hingga bagian
atas dada. Teknik ini memiliki fungsi untuk
menegaskan profil seseorang.
3) Big Close-Up (BCU), pengambilan gambar dengan
jarak dari batas kepala hingga dagu objek. Teknik ini
37
berfungsi untuk menonjolkan objek sehingga
menimbulkan kesan atau ekspresi tertentu.
4) Extreme Close-up (ECU), pengambilan gambar yang
ukurannya dari jarak yang sangat dekat sekali.
Fungsinya untuk menunjukkan detail suatu objek.
5) Mid Shot, pengambilan gambar dengan jarak dari atas
kepala hingga perut bagian bawah. Fungsinya untuk
memperlihatkan seseorang dengan sosoknya.
6) Knee Shot, yaitu pengambilan gambar dari batas kepala
hingga lutut. Fungsinya untuk memperlihatkan sosok
objek.
7) Full Shot, pengambilan gambar dari batas kepala
hingga kaki. Fungsinya untuk memperlihatkan objek
dengan lingkan sekitarnya.
8) Long Shot, pengambilan gambar secara keseluruhan
objek penuh dengan latar belakangnya. Fungsinya
untuk memperlihatkan objek dengan latar belakangnya.
9) One Shot, teknik pengambilan gambar dengan satu
objek. Fungsinya untuk memperlihatkan seseorang
dalam frame.
10) Two Shot,. Teknik pengambilan gambar dengan dua
objek. Fungsinya untuk menampilkan dua objek yang
sedang berinteraksi
11) Three Shot, teknik pengambilan gambar tiga objek.
Fungsinya untuk menunjukkan tiga orang yang sedang
berinteraksi
38
12) Group Shot, teknik pengambilan gambar dengan
memperlihakan objek yang terdiri dari 3 orang atau
lebih.
c. Gerakan Kamera, yaitu posisi kamera diam, sementara objek
bidikannya bergerak. Dalam hal ini, terdapat tiga jenis
gerakan kamera, antara lain :
1) Zoom and zoom out (yaitu gerakan mendekat dan
menjauh)
2) Tilting/till up and till down (yaitu gerakan dari bawah
keatas dan dari atas ke bawah)
3) Panning right and panning left (yaitu gerakan kamera
dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri)
d. Gerakan Objek, yaitu posisi kamera diam, sementara objek
bidikannya bergerak. Terdapat tiga gerakan objek, antara
lain yaitu :
1) Objek sejajar dengan kamera
2) Walk in? walk away (gerakan objek menjauh dan
mendekat)
3) Framing (masuknya objek ke dalam frame film yang
sebelumnya kosong)
e. Komposisi, yaitu seni menempatkan gambar pada posisi
yang baik dan enak untuk diliat. Ada tiga faktor yang
menentukan komposisi dalam sebuah frame, yaitu :
1) Headroom, yaitu teknik pengaturan frame di bagian atas
hingga bagian bawah kepala objek.
2) Noseroom, yaitu jarak pandang seseorang terhadap objek
lainnya baik ke kiri maupun ke kanan.
39
3) Looking space, yaitu bagian ruangan depan atau
belakang objek.
38
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Penulis Skenario
Bagus Sumartono adalah seorang penulis naskah kelahiran 5
Maret 1977, di Yogyakarta. Merupakan lulusan S1 Manajemen,
Universitas Gadjah Mada. Ia juga merupakan Staff Akademik FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pria yang akrab disapa Bacep ini memulai karir sebagai
Desain Grafis pada tahun 1998, ia juga pernah menjadi Penata
Artistik pada tahun 2003, dan sampai sekarang menjadi penulis lepas
sekaligus Content Creator.1
Tak hanya menjadi seorang penulis naskah, tetapi juga pernah
menjadi Director di film Indonesia River Restoration Movement yang
mana ia juga sekaligus sebagai Penulis Naskah dalam film tersebut.
Prestasi
a. 2005 - Juara 1 Lomba Penulisan Naskah Panggung yang
diadakan oleh Taman Budaya Yogyakarta.
b. 2007 - Film Pendek Terbaik Kompetisi Nasional Film Pendek
untuk film: “Jalan Sepanjang Kenangan”, Fourcolours Film
sebagai Penulis Naskah.
c. 2016 - Film Dokumenter Terbaik di “Okayama Award” untuk
film: “Indonesia River Restoration Movement” sebagai
Director dan Penulis Naskah.
1 Wawancara langsung via Whatsapp pada 14 Juli 2021
39
d. 2018 - Film Pendek Terbaik di Piala Maya untuk film: “Tilik”
sebagai Penulis Naskah.
40
B. Sinopsis Tilik
Gambar 3.1
Tilik yang mempunyai arti yaitu menjenguk adalah sebuah
film pendek berbahasa Jawa yang diproduksi oleh Ravacana Films.
Tilik merupakan salah satu film pendek yang lolos kurasi pada dana
istimewa Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada 2018. Film yang di sutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan
berdasarkan pada sebuah skenario buatan Bagus Sumartono tersebut
dirilis pada September 2018.2
Ravacana Films merilis Tilik di kanal youtube secara gratis
untuk khalayak umum. Tilik menceritakan tentang serombongan ibu-
ibu yang pergi menggunakan truk untuk menjenguk Bu Lurah yang
sedang dirawat di rumah sakit. Di sepanjang perjalanan menuju
rumah sakit, diisi oleh ocehan Bu Tejo yang tidak henti mengumbar
gosip tentang Dian, kembang desa yang cantik dan mandiri. Dengan
luwesnya Bu Tejo membeberkan berbagai hal yang dianggap fakta
2 "Kisah di Balik Viralnya Film Tilik, Buah Penantian 2 Tahun". Radar Jogja. 22 Agustus 2020. https://radarjogja.jawapos.com/2020/08/22/kisah-di-balik-viralnya-film-tilik-buah-penantian-2-tahun/ Diakses tanggal 30 September 2020
41
bahwa Dian yang merupakan calon menantu Bu Lurah itu adalah
perempuan tidak benar, dan meresahkan warga terutama keutuhan
rumah tangga karena dicurigai sering menggoda laki-laki terutama
yang sudah berkeluarga.
Bu Tejo membicarakan hal-hal yang kurang baik tersebut
karena ia melihat berita-berita yang ada di media sosial Facebook
yang memuat tentang Dian. Namun tidak semua yang disampaikan
oleh Bu Tejo diterima begitu saja, karena ada yang mengingatkannya
yaitu Yu Ning, untuk tidak menelan informasi mentah-mentah tanpa
mengetahui keakuratan sumbernya.
Tetapi di akhir cerita, digambarkan Dian memasuki sebuah
mobil sedan yang di dalamnya ada seorang lelaki paruh baya yang
dipanggil dengan sapaan “Mas”. Kepada lelaki tersebut Dian
menumpahkan kegelisahannya dan mengungkapkan kalau ia
sebenaranya tidak sanggup lagi untuk menjalani hubungan sembunyi-
sembunyi dan ingin segera menikah. Dia juga khawatir tentang Fikri,
apakah Fikri bisa menerima kenyataan bila mengetahui ayahnya akan
menikah dengannya
C. Tim Produksi Film Tilik
Sutradara : Wahyu Agung Prasetyo
Produser : Elena Rosmeisara
Penulis : Bagus Sumartono
Musik : Redy Afrians
Sinematografi : Satria Kurnianto
Penyunting : Indra Sukmana
Helmi Nur rasyid
42
Egha Harismina
Rumah Produksi : Ravacana Films
Tahun rilis : 2018 (Indonesia)
2020 (Youtube)
Durasi : 32 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Jawa
Pemeran :
Siti Fauziah sebagai Bu Tejo
Briliana desy sebagai Yu Ning
Angelina rizky sebagai Bu Tri
Dyah Mulani sebagai Yu Sam
Lully Syahkisrani sebagai Dian
Hardiansyah Yoga Pratama sebagai Fikri
Tri Sudarsono sebagai Minto (Ayah Fikri)
Tri Widodo sebagai Gotrek
Ratna Indviastuti sebagai Yati
Stephanus Wahyu Gumilar sebagai Polisi
43
D. Production House
Film pendek Tilik di produksi oleh sebuah Production House
yang berdomisili di Yogyakarta yang bernama Ravacana Films dan
terbentuk sejak 2015. Ravacana Films lahir atas asas kolektif oleh
beberapa orang yang memiliki visi yang sama utuk menggali potensi
kolektif di bidang perfilman.3 Ravacana Films hadir atas semangat
anak muda untuk mengehadirkan karya-karya film maupun video
yang dapat bersaing di kancah nasional masupun internasional.
Dalam proses pengkaryaan, Ravacana Films selalu melibatkan
orang-orang yang memilki ketertarikan di bidang film, baik dari
klanagan profesional maupun pemula. Hingga kini, Ravacana Films
telah memproduksi lebih dari sepuluh karya audio visual yang
meliputi film pendek, serial film dan iklan.
Adapun film pendek yang telah di produksi oleh Ravacana
Films yaitu Nilep, Singsot, Kodhok, Anak Lanang, Tamasya Mencari
Senja, Tilik, Rooftop & Afternoon Talks, Setengah Hari Kurang
Sedikit, Sebuah Sinag Dan Perdebatan Dalam Lingkaran, Lamun
Sumelang, Geladiresik, dan Ubag-Ubag. Kemudian ada juga series
atau serial yang berjudul Truly Manly.
Tidak hanya memproduksi film pendek ataupun serial film,
Ravacana Films juga banyak sekali memproduksi iklan layanan
masyarakat, yaitu Pocongan, Jogja Berhati Nyaman, Guyub,
Tertindas Identitas, Hompimpa, Dialogue, Jihad, Hala Indonesia dan
Legenda Rompi Baru. Selain itu, Ravacana Films juga memproduksi
musik video yang berjudul A Story of The Sun & The Moon.
3 Deskripsi Ravacana Films, https://ravacanafilms.com/history/ , diakses pada 19 Januari 2021 pukul 20.05
44
Sebagai Production House, Ravacana Films tentu saja
memiliki program acara4, diantaranya yaitu PMR (Program Magang
Ravacana) merupakan program berbagi pengalaman bersama teman-
teman yang memiliki ketertarikan pada dunia films. Dan program ini
dilaksanakan dua kali setiap tahunnya, dengan satu periode PMR
selama tiga-empat bulan. Selain itu ada juga Radiasi (Ravacana
Edukasi) yaitu program yang membahas tentang sisi teknis dalam
pembuatan sebuah film. Baik dari sisi visual atau hal-hal yang
berkaitan dengannya. Dalam program Radiasi biasanya menyuguhkan
informasi secara lugas dan informatif.
Kemudian ada Brochill (Ngobrol sambil Chill) adalah
program yang berisi obrolan ringan bersama para sineas dan pelaku
seni Yogyakarya. Brochill biasanya menyajikan cerita-cerita di balik
layar, proses penggarapan karya, dan perjalanan sineas pilihan
pemirsa. Selanjutnya ada Spoiler, program yang membahas tentang
film dan hal-hal yang ada disekitarnya. Diinisiasi atas dasar pelepasan
penat, dan spoiler menjadi tempat untuk diskusi bersama. Dalam
program Spoiler, biasanya menyuguhkan ulasan film dan berita-berita
terbaru mengenai dunia perfilman.
Program selanjutnya yaitu Drakor (Drama Komedia
Ravacana) adalah program yang menyajikan sketsa komedia seputar
kehidupan yang lucu dan menghibur. Program Drakor memuat konten
tematik yang dapat menyegarkan di akhir pekan. Dan program yang
terakhir yaitu Collab (Program Kolaborasi) adalah salah satu upaya
4 Ravacana Film, “Program Acara” https://ravacanafilms.com/programs/ diakses pada 26
Juni 2021 pukul 14.40
45
Ravacana Films dalam menjaga produktivitas berkarya. Program
kolaborasi hadir dalam bentuk grafis visual.
E. Pemeran Film Tilik
Pada sub bab ini peneliti hanya akan memaparkan tokoh utama dari
Film Tilik, yaitu sebagai berikut :
1. Siti Fauziah
Gambar 3.2 Tokoh Bu Tejo
Siti Fauziah yang memainkan peran sebagai Bu Tejo, sosok yang
berperan besar sepanjang film, lahir di Blitar pada 19 Desemebr
1988. Ia akrab di sapa Ozie. Sebelum mengambil peran sebagai
Bu Tejo, ia sudah beberapa kali terlibat di film layar lebar, yaitu
film Mencari Hilal, Talak 3, Sultan Agung, Bumi Mnausia dan
Mekkah I’m Coming.5
Siti Fauziah pernah mengenyam bangku kuliah di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dan aktif di UKM Teater kampus. Ia
juga sempat mendapatkan beasiswa workshop keaktoran dari
Teater Garasi pada tahun 2008. Ia menjalani debut perdana di film 5 Profil Siti Fauziah, Pemeran Bu Tejo Di Film Tilik. Kumparan.com, 25 Agustus 2020 https://kumparan.com/profil-artis/profil-siti-fauziah-pemeran-bu-tejo-di-film-tilik-1u4PyXgJfAI#:~:text=Siti%20Fauziah%20lahir%20di%20Blitar,dan%20Mekkah%20I'm%20Coming. Di akses pada 17 Januari 2021 pukul 14.00
46
layar lebar dengan bermain dalam film Mencari hilal yang di rilis
pada 2015. Mengenai kehidupan pribadinya, Siti Fauziah
diketahui sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
Mendapatkan peran sebagai Bu Tejo yang dominan dan arogan, ia
mengaku kaget karena mendadak viral. Karena film pendek,
jarang dilirik oleh masyarakat. Ia pun mengatakan viralnya
karakter Bu Tejo yang ia perankan menjadi jembatan untuknya
berkarier di industri hiburan Tanah Air.
Siti Fauziah sempat mengaku pernah menangis akibat bully-an
para netijen yang menyinggung soal perannya sebagai Bu Tejo.
Netijen sering kali menyangkutpautkan kehidupan sehari-harinya
dengan perannya sebagai Bu Tejo yang suka nyinyir atau ghibah.
2. Brilliana Desy
Gambar 3.3 Tokoh Yu Ning
Brilliana Desy Arfira merupakan perempuan asli berdarah Jawa
yaitu Yogyakarta yang berperan sebagai tokoh protagonis
bernama Yu Ning. Dalam perannya, Brilli menjadi sosok ibu yang
menjadi rival Bu Tejo yang kerap melempar pembicaraan bernada
47
nyinyir. Yu Ning merupakan tokoh yang berusaha untuk tidak
termakan begitu saja dengan informais yang di sampaikan oleh Bu
Tejo.
Brilliana Desy lahir di Yogyakarta pada 27 Desember 1974 dan
ternyata sudah 11 tahun berada di dunia akting sebagai pelakon
teater. 6
Brilliana sudah sering membintangi belasan judul FTV, puluhan
judul film dan sinetron. Ia terlibat dalam penggarapan judul-judul
populer seperti Surga yang Tak di rindukan (sebagai suster), Dilan
1991 (sebagai Bu Atmo), Perburuan (sebagai Istri Lurah
Kaliangan), dan Mekkah I’m Coming yang berperan sebagai
penjahit.
Namun ternyata Brilli baru tenar setelah sukses memerankan okoh
Yu Ning dalam film Tilik. Akan tetapi ia masih enggan jika di
panggil sebagai artis, karena ia lebh suka dikenal sebagai seniman
atau justru dengan istilah kuli peran.
Brilli mengatakan, proses yang ia lalui saat mendapatkan perna
sebagai Yu Ning dalam Film Tilik berlangsung seperti perekrutan
pemain fil pada umumnya, yaitu melalui proses kasting. Ia juga
sempat menjalani test untuk memerankandua karakter utama
yakni Yu Ning dan Bu Tejo. Dan sutradara memutuskan
memilihnya untuk memerankan tokoh Yu Ning yang merupakan
karakter protagonis.
6 Profil Brilliana Desy, Pemeran Yu Ning Film Tilik. Tagar.id, 27 Agustus 2020 https://www.tagar.id/profil-brilliana-desy-pemeran-yu-ning-film-tilik di akses pada 17 Januari 2021 pukul 14.25
48
3. Lully Syahkisrani
Gambar 3.4 Tokoh Dian
Lully Syahkisrani yang memerankan tokoh Dian yaitu seorang
kembang desa dalam film Tilik. Dian memiliki karakter yang
sopan dan juga penuh kepedulian karena dirinya ada di rumah
sakit untuk menjaga Bu Lurah.
Dalam perannya menjadi Dian, ia dikisahkan ponakan dari Yu
Ning sekaligus sebagai perempuan perebut laki orang alias
pelakor.
4. Angeline Rizky
Gambar 3.5 Tokoh Bu Tri
49
Angelina Rizky yang lebih dikenal sebagai Putri Manjo. Dalam
film Tilik, ia memerankan Bu Tri yang mana ia adalah ibu-ibu
pedesaan yang dikisahkan sebagai rekan julid Bu Tejo. Dalam
perannya, Angeline selalu mendukung informasi yang
disampaikan oleh Bu Tejo. Bu Tri juga selalu menjadi kompor
dalam perbincangan Bu Tejo dan Yu Ning.
5. Dyah Mulani
Gambar 3.6 Tokoh Yu Sam
Dyah Mulani yang berperan sebagai Yu Sam dalam film Tilik. Yu
Sam adalah seorang ibu-ibu yang mudah di ombang-ambing
informasi terkini versi Bu Tejo.
Yu Sam bisa dibilang sebagai tokoh yang netral, karena dalam
perannya ia hanya menimpali saja dan tidak berpihak kepada
siapapun.
50
6. Hardiansyah Yoga Pratama
Gambar 3.7 Tokoh Fikri
Hardiansyah Yoga Pratama berperan sebagai Fikri. Fikri
merupakan anak tunggal Bu Lurah. Fikri digosipkan oleh Bu Tejo
menjalin hubungan dengan Dian. Tapi ternyata yang menjalin
hubungan dengan Dian adalah ayahnya sendiri dan Fikri belum
bisa menerima kenyataan kalau ayahnya akan menikah lagi
dengan Dian.
7. Tri Sudarsono
Gambar 3.8 Tokoh Minto
51
Tri Sudarsono berperan sebagai Minto (Ayah Fikri). Minto
merupakan ayah Fikri yang menjalin hubungan dengan Dian. Di
saat Dian mengungkapkan kekhawatiran perihal hubungan
mereka, Minto bersikap dewasa dan bijak dengan menenangkan
Dian dan menyuruhnya untuk percaya padanya.
8. Tri Widodo
Gambar 3.9 Tokoh Gotrek
Tri Widodo berperan sebagai Gotrek. Gotrek merupakan seorang
supir truk. Ia membaa rombongan ibu-ibu yang pergi menjenguk
Bu Lurah ke rumah sakit menggunakan truknya. Ia adalah supir
truk yang jujur seperti saat Bu Tejo memberikannya uang dan Yu
Ning mengatakan uang itu sebagai uang sogokan, Gotrek berniat
mengembaalikannya.
52
9. Ratna Indriastuti
Gambar 3.11 Tokoh Yati
Ratna Indriastuti berperan sebagai Yati. Yati adalah istri Gotrek.
Ia merupakan sosok istri yang cemburuan dan tidak suka
suaminya melirik perempuan lain.
10. Stephanus Wahyu Gumilar
Gambar 3.12 Tokoh Polisi
53
Stephanus Wahyu Gumilar berperan sebagai tokoh polisi. Ia
merupakan polisi yang tidak tegas karena akhirnya ia tidak jadi
menilang truk Gotrek karena diserbu oleh rombongan ibu-ibu.
F. Youtube
Youtube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi
video) yang populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton
dan berbagi klip video secara gratis. Melayani lebih dari dua miliar
video perhari, telah menjadi pemimpin yang jelas dalam berbagi video
online. Youtube terutama memperolah pendapatan dengan menjual
iklan pada halaman homepage dan pencarian hasil-hasilnya, dan juga
dalam videonya.
Youtube berdiri pada bulan februari 2005 oleh Steve Chen
(CTO mantan) dan Chad Hurley (mantan CEO), dan perusahaannya
berkantor pusat di San Bruno California. Pada November 2006,
Youtube, LLC dibeli oleh Google dengan nilai US$1,65 miliar dan
resmi beroperasi sebagai anak perusahaan Google.
Konten video di Youtube adalah buatan pengguna/kreator,
termasuk klip film, klip TV, dan video musik. Selain itu, konten
amatir seperti blog video, video orisinal pendek, dan video
pendidikan juga ada dalam situs ini. Kebanyakan konten di YouTube
diunggah oleh individu, meskipun perusahaan-perusahaan media
seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu, dan organisasi lain sudah
mengunggah material mereka ke situs ini sebagai bagian dari program
kemitraan YouTube.7
7 Weber, Tim ,"BBC strikes Google-YouTube deal", (BBC: 2007) Diakses tanggal 7 Oktober 2020
54
Berbicara tentang manfaat dari youtube sendiri bisa kita lohat
dari sisi pengunggah dan penontonnya. Kedua belah pihak bisa saling
diuntungkan disini.
a. Sumber Informasi
Youtube bisa menjadi sumber informasi bagi kebanyakan orang.
Disini bisa kita temukan banyak sekali informasi-informasi
tentang berbagai hal. Misalnya review sebuah barang, berita yang
terlewat, infotaiment, informasi tempat wisata dan masih banyak
lagi. Dengan semakin banyaknya pengguna internet sekarang bisa
menjadi sumber informasi yang akurat.
b. Media Promosi
Ini salah satu manfaat youtube yang sangat baik. Youtube bisa
menjadi sebuah media promosi bagi anda yang mempunyai
produk yang ingin dipromosikan. Anda bisa mempromosikan apa
saja disini, mulai dari jasa, produk, tempat wisata dan sebagainya.
c. Sumber Penghasilan
Seperti yang dikatakan diatas bahwa kedua belah pihak pasti
mendapatkan manfaat. Si pengunggah video akan mendapatkan
penghasilan dari video yang dibuatnya dengan cara mendaftarkan
Chanel youtubenya ke Google Adsense. Setelah didaftarkan nanti
video youtube akan tampil banner-banner iklan didalam video.
Banner tersebut akan menghasilkan uang jika dilihat oleh banyak
penonton. Jadi video hasil karya si pengunggah tidak akan sia-sia.
Apalagi mereka yang memang mengedit videonya dengan sangat
baik.
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti akan me
penelitian. Temuan-temuan
dialog dalam film Tilik yang mengandung ghibah
Peneliti telah menemukan 5
Tilik. Dimana scene-scene
yang mengandung ghibah.
dialog yang dikatakan oleh Bu Tejo. Dimana dialog tersebut berisi
tentang perkataan yang mengarah kepada ghibah.
1. Scene 1
Detik 0:41-1:00
Visual
55
BAB IV
AN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan hasil temuan selama
temuan tersebut di dapat dari adegan atau
g dalam film Tilik yang mengandung ghibah.
eneliti telah menemukan 5 scene yang terdapat pada film
scene tersebut adalah adegan atau dialog
yang mengandung ghibah. dalam 5 scene tersebut terdapat 10
dialog yang dikatakan oleh Bu Tejo. Dimana dialog tersebut berisi
tentang perkataan yang mengarah kepada ghibah.
Tabel 4.1
Dialog Type of Shot
Yu Sam:“Fikri
karo Dian iki
opo bener
sasambungan
to bu? Aku ki
yo krungu-
krungu, Fikri
ket mau
mangkat nang
rumah sakit
nganterke bu
Eye level yaitu
teknik
pengambilan
gambar
dimana posisi
kamera sejajar
dengan objek.
Dan untuk
frame size
mengg unakan
teknik close-
56
Lurah, iku
karo Dian”
Bu Tejo: “iyo
po?”
Bu Tri:
“tenanan loh
Yu Sam, iku
kabar seko
sopo?”
up, yaitu
teknik
pengambilan
gambar
dengan jarak
dari batas
kepala hingga
bagian bawah
leher atau
dada.
Dalam scene yang terdapat pada detik 0:41-1:00 terlihat Yu
Sam memulai obrolan dengan Bu Tejo. Dalam perjalanan
tersebut, Yu Sam tampak asyik membicarakan seorang
gadis yang dikenal sebagai kembang desa di kampung
mereka yaitu Dian. Obrolan tersebut dimulai Yu Sam
bertanya kepada Bu Tejo mengenai hubungan Dian dan
Fikri, kemudian diikuti oleh Bu Tri yang ikut bertanya
mengenai apakah berita tersebut benar atau tidak.
2. Scene 2 Tabel 4.2
Menit 1:22 – 1:55
Visual Dialog Type of Shot
Bu Tejo: “Dian ki
gaweaan ne opo yo?
Kok jare enek sing
Eye level yaitu
teknik
pengambilan
tau ngomong yen
ga
genah ngono ku
lho, kan mesa’e Bu
Lu
mantu sing ga
ne
ku
Ono sing tau
ngomong yen
ga
mlebu mleb
ngono ku
ter
wong lanang. Iku
ga
Yu Ning : “Siapa tau
ngante
to bu”
Pada menit 1:22-1:55 Bu Tejo mulai mempe
pekerjaan Dian yang sangat se
bersama laki-laki. Kemudian ditanggapi oleh Yu Ning
beropini kalau Dian kelua
laki untuk mengantarkan sesuatu yang be
pekerjaannya.
57
tau ngomong yen
gawean ne iki ra
genah ngono kuwi
lho, kan mesa’e Bu
Lurah to, nduwe
mantu sing gawean
ne ra genah ngono
kuwi lho Yu hehehe.
Ono sing tau
ngomong yen
gawean ne Dian iki
mlebu mlebu hotel
ngono kuwi lho,
rus ning mall karo
ong lanang. Iku
gawean ne opo yo?”
Yu Ning : “Siapa tau
nganterke gawean no
to bu”
gambar dimana
posisi kamera
sejajar dengan
objek.
Dan untuk frame
size
menggunakan
teknik close-up,
yaitu teknik
pengambilan
gambar dengan
jarak dari batas
kepala hingga
bagian bawah
leher atau dada
1:55 Bu Tejo mulai mempertanyakan tentang
jaan Dian yang sangat sering keluar masuk hotel dan mall
laki. Kemudian ditanggapi oleh Yu Ning yang
opini kalau Dian keluar masuk hotel dan mall bersama laki-
kan sesuatu yang berhubungan dengan
3. Scene 3
Menit 2:08 - 2:30
Visual
58
Tabel 4.3
Dialog Type of Shot
Bu Tejo:
“coba ndelok
ki”
Yu Sam dan
ibu-ibu
lainnya :
“moso
nempel-
nempel koyo
ngono to”
Bu Tejo:
“makane,
ndue hp ku
ora di gong
gawe gaya
tok, ning go
golek
informasi
ngono lho”
Eye level yaitu
teknik
pengambilan
gambar dimana
posisi kamera
sejajar dengan
objek.
Dan untuk frame
size menggunakan
teknik close-up,
yaitu teknik
pengambilan
gambar dengan
jarak dari batas
kepala hingga
bagian bawah leher
atau dada
Juga Mid Shot,
pengambilan
gambar dengan
59
Ibu-ibu
lainnya: “aku
kok liat
fotone Dian ki
merinding
kabeh lho yo
bu”
jarak dari atas
kepala hingga
perut bagian
bawah. Fungsinya
untuk
memperlihatkan
seseorang dengan
sosoknya.
Pada menit ke 2:08-2:30, Bu Tejo mulai memperlihatkan
sesuatu yang ada di handphonenya kepada rekan-rekannya yang
berada di dalam truk. Dia menunjukkan foto Dian yang ia
dapatkan dari sosial media yaitu Facebook. Yang ditanggapi
oleh salah satu ibu-ibu kemudian mengatakan kalau ia
merinding saat melihat foto tersebut.
4. Scene 4
Menit 5:58 - 7:18
Visual
60
Tabel 4.4
Dialog Type of Shot
Bu Tejo: “aku ki jadi
kelingan to. Aku ki
pernah nyonangi Dian
muntah-muntah pas iki
wayah bengi”
Bu Tri: “tenan loh Bu
Tejo?’
Bu Tejo; “heh tenan.
Pas kui aku ki balik
soko pengajian, neng
cedak omah e mbah
Dar iku lho. Ono wong
muntah-muntah soko
nduwur montor.
Barang tak condai lha
kok Dian. Bukane aro-
aro ambek aku, malah
minggati cobo. Ku iku
Eye level
yaitu teknik
pengambilan
gambar
dimana posisi
kamera
sejajar
dengan objek.
Dan untuk
frame size
menggunakan
teknik close-
up, yaitu
teknik
pengambilan
gambar
dengan jarak
dari batas
kepala hingga
61
nek mergo muntah
meteng, ngopo kok
ndak condai aku
cobo?”
Yu Sam; “Bu Tejo, iku
muntah-muntah
meteng po? Lha iki
buktine Yu Nah
muntah-muntah masuk
angin” (sambil
menunjuk kepada
rekan sebelahnya)
Bu Tejo: “lha Yu Sam
Yu Sam, koyo aku ki
ra tau meteng wae. Yo
jelas beda to Yu, wong
muntah mergo meteng
karo wong muntah
masuk angin ki. Bedo
banget kui”
Bu Tri: “iya lho Bu
Tejo, bedo tenan.
Muntah meteng kui
koyo opo yo, hmm ra
bagian bawah
leher atau
dada
62
ono isi ne”
Bu Tejo: “lha yo kui
mangkane, aku dadi
kelingan”
Pada menit 5:58-7:18, Bu Tejo mengatakan kalau ia ingat
pernah bertemu dengan seorang perempuan yaitu Dian yang
baru saja turun dari motor dalam keadaan muntah-muntah, dan
Bu Tejo langsung menyimpulkan kalau Dian sedang hamil.
Perkataan tersebut langsung ditanggapi oleh Yu Sam yang
sepertinya tidak percaya kalau muntah-muntahnya Dian itu
hamil, karena ia melihat rekan satu truknya yang juga muntah-
muntah karena masuk angin. Namun kalimat tersebut langsung
ditanggapi oleh Bu Tri yang mengatakan kalau muntahnya
orang hamil dengan masuk angin itu berbeda.
5. Scene 5
Menit 15:36 – 16:55
Visual
Bu Tejo: “aki ki
fitnah, aku cuman
jogo
kui sak jane
edok o
godani bojo
de
Bu
kui iso jadi bene
Bu. Aku ki tau lho,
ce
De’e ce
Dian mlaku
neng mall ka
om”
Bu Tejo: “eh Yu Sam,
ki
ki si Dian nganggo
63
Tabel 4.5
Dialog Type of Shot
Bu Tejo: “aki ki ra
fitnah, aku cuman
jogo-jogo yen Dian
kui sak jane wong
edok ora genah. Goda-
godani bojo-bojo ne
dewe”
Bu Tri: “La yen ngono
kui iso jadi bener lho
Bu. Aku ki tau lho,
ceritane karo Panjul.
De’e cerita karo aku,
Dian mlaku-mlaku
neng mall karo om-
om”
Bu Tejo: “eh Yu Sam,
kiro-kiro menurutmu
ki si Dian nganggo
Long Shot,
pengambilan
gambar secara
keseluruhan
objek penuh
dengan latar
belakangnya.
Fungsinya untuk
memperlihatkan
objek dengan
latar
belakangnya.
64
susuk po ra?
Yu Sam: “iso
mungkin iso ora to.
Kan si Dian bocah e
emang ayu. Kan akeh
sing seneng to”
Bu Tejo: “nek modal
ayu ki ra cukup. wong
lanang kabeh jadi
senengi yo mesti
nganggo susuk
mbarang”
Pada menit 15:36-16:55, Bu Tejo semakin berkata yang tidak-
tidak tentang Dian. Ia bahkan tidak segan-segan mengatakan
kalau Dian menggunakan susuk agar terlihat semakin cantik,
dan bisa menarik perhatian laki-laki dan para suami yang ada
di desa mereka.
65
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisis dengan cara menonton, mengamati
dan melakukan analisis terhadap hasil dokumentasi berupa
screenshot scene-scene yang mengandung ghibah, peneliti telah
menemukan 5 scene yang mengandung ghibah dalam film pendek
Tilik, dan di analisis menggunakan analisis semiotika Rolland
Barthes yang didalamnya terdapat denotasi, konotasi dan mitos.
Siginfikasi tahap pertama yaitu tentang hubungan antara
signifier dan signified didalam sebuah tanda realitas. Rolland
Barthes menyebutnya dengan denotasi yaitu makna sebenarnya
atau yang paling nyata. Kemudian signifikasi tahap kedua Roland
Barthes menyebutnya dengan konotasi, dimana konotasi
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan kenyataan atau emosi penonton. Selanjutnya ada mitos
sebagai deformasi dari lambang yang kemudian menghadirkan
makna tertentu dengan berpijak pada nilai-nilai sejarah dan
budaya yang ada di masyarakat.
Berikut adalah analisis semiotika makna denotasi, konotasi
dan mitos tentang ghibah dalam film pendek Tilik di Youtube
Ravacana Films.
D. Analisis Semiotika Makna Denotasi Tentang Ghibah dalam
Film Pendek Tilik
1. Scene 1
Pengambilan gambar pada adegan yang terdapat dalam
scene tersebut menggunakan teknik Eye Level dan untuk
66
frame size menggunakan teknik Close-Up. Dari
penggambaran diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat
rombongan ibu-ibu yang sedang menaiki sebuah truk sedang
dalam perjalanan. Pada detik 0:40, terlihat dua orang ibu-ibu
berjilbab merah marun yaitu Yu Sam yang tengah asik
menceritakan tentang hubungan salah seorang gadis di desa
mereka kepada Bu Tejo.
Yu Sam: “apa bener ya bu kalau Fikri dan Dian sedang ada
hubungan lebih dari teman? Soalnya kemarin saya lihat Dian
ikut mengantarkan Bu Lurah ke rumah sakit”
Bu Tejo: “hmm apa iya?”
Berdasarkan dialog tersebut, makna denotasi tentang
ghibah pada scene 1 menunjukkan tentang gosip yang masih
abu-abu, yang belum tentu benar atau tidaknya kalau Dian
dan Fikri mempunyai hubungan yang lebih dari teman.
2. Scene 2
Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan
teknik Eye Level yaitu teknik pengambilan gambar dimana
posisi kamera sejajar dengan objek. Dan untuk frame size nya
menggunkana teknik Close-Up yaitu teknik pengambilan
gambar dengan jarak dari batas kepala hingga bagian bawah
leher atau dada.
Dalam scene ini terlihat Bu Tejo yang sedang asyik
mengobrol dengan Yu Sam. Pada menit 1:22 Bu Tejo mulai
menanyakan tentang pekerjaan Dian selama ini. Dalam scene
67
ini terdapat dialog Bu Tejo yang mengatakan bahwa Dian
mempunyai pekerjaan yang tidak baik atau tidak benar.
Bu Tejo: “Dian ini pekerjaannya apa ya? Kok kayaknya
kerjaannya ga baik. Soalnya ada yang ngomong kalau
pekerjaan Dian keluar masuk mall dengan laki-laki”.
Namun Yu Sam tampak terlihat kurang antusias, dia
hanya mendengarkan saja apa yang disampaikan oleh Bu Tejo
tanpa memberi tanggapan sama sekali. Ibu-ibu yang lain juga
hanya asyik dengan rekannya masing-masing.
3. Scene 3
Pada scene ini, pengambilan gambar menggunakan
teknik Eye Level yaitu teknik pengambilan gambar dimana
posisi kamera sejajar dengan objek. Untuk frame size
menggunakan teknik Close-Up dan Mid Shot. Teknik Close-
Up yaitu teknik pengambilan gambar dengan jarak dari batas
kepala hingga bagian bawah leher atau dada. Sedangkan Mid
Shot yaitu teknik pengambilan gambar dengan jarak dari atas
kepala hingga perut bagian bawah.
Dalam scene ini terdapat percakapan Bu Tejo dengan
Yu Sam dan beberapa ibu-ibu lainnya.
Bu Tejo: “coba lihat ini” (sambil memperlihatkan foto Dian
sedang bersama laki-laki)
Yu Sam dan ibu-ibu lainnya: “sampai nempel-nempel gitu loh
Bu Tejo: “makanya kalau punya hp jangan digunakan untuk
gaya saja, gunain untuk nyari informasi lah”
68
Ibu-ibu lainnya: “Aku kok ngeliat foto Dian jadi merinding
semua badan ku bu”
Dari dialog diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
ibu-ibu kalau sedang berkumpul memang senang bergosip
atau ghibah. Hal ini tampak jelas saat Bu Tejo mulai
mengeluarkan handphone dari dalam tasnya kemudian
menunjukkan foto Dian kepada ibu-ibu disekitarnya. Adegan
tersebut memperlihatkan awal mula berlangsungnya sebuah
ghibah.
4. Scene 4
Pengambilan gambar dalam scene ini masih
menggunakan teknik Eye Level yaitu teknik pengambilan
gambar dimana posisi kamera sejajar dengan objek. Dan
untuk frame size menggunakan teknik Close-Up yaitu teknik
pengambilan gambar dengan jarak dari batas kepala hingga
bagian bawah leher atau dada.
Pada menit 5:58 - 7:18 terdapat percakapan Bu Tejo,
Yu Sam dan Bu Tri, yang mengatakn kalau Dian sedang
hamil.
Bu Tejo: “aku jadi ingat waktu itu ngeliat Dian turun dari
motor muntah-muntah, itu kalau bukan muntah karena hamil,
karena apa lagi coba”
Yu Sam: “Bu Tejo ni loh, emangnya kalau muntah-muntah
udah pasti hamil apa?”
Bu Tejo: “Yu Sam ini kayak gatau aja loh, udah pasti beda
muntahnya orang hamil dan masuk angin”
69
Bu Tri: “iya bener itu, kalau muntahnya orang hamil tuh
gaada yang keluar”
Bu Tejo: “nah iya itu makanya”
Dari dialog diatas, dapat kita lihat bahwa pernyataan
yang dikatakan oleh Bu Tejo sama halnya dengan memfitnah.
Apalagi ia mengatakan hal tersebut pada saat status Dian
yang masih belum menikah. Pernyataan tersebut diperkuat
juga oleh Bu Tri yang ikut mengiyakan kalau Dian sedang
hamil, padahal ia sendiri tidak sedang berada di lokasi yang
sama dengan Bu Tejo saat melihat Dian muntah-muntah.
5. Scene 5
Pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan
teknik Long Shot yaitu pengambilan gambar secara
keseluruhan objek beserta dengan latar belakangnya.
Fungsinya untuk memperlihatkan objek dengan latar
belakangnya.
Pada menit 15:36 – 16:55 terdapat dialog antara Bu
Tejo, Yu Sam dan Bu Tri.
Bu Tejo: “aku ini enggak fitnah loh, Cuma jaga-jaga aja kalau
Dian ini perempuan yang ga bener, suka gangguin suami
orang”
Bu Tri: “iya kalau gitu bisa jadi, soalnya aku juga pernah
denger cerita dari Panjul. Katanya Dian sering keluar masuk
mall sama om-om”
Bu Tejo: “eh Yu Sam, kira-kira menurut mu Dian ini pake
susuk apa engga hayo?”
70
Yu Sam: “bisa jadi bisa engga, soalnya kan Dian memang
cantik. Jadi ga heran kalau banyak yang suka”
Bu Tejo: “Modal cantik doang mah ga cukup. Laki-laki
banyak yang suka udah pasti dia pakai susuk”
Dari dialog diatas, bisa kita pahami yaitu tentang
perempuan yang banyak di sukai oleh laki-laki berarti
menggunakan susuk. Karena susuk dipercaya bisa digunakan
untuk memikat lawan jenis.
E. Analisis Semiotika Makna Konotasi Tentang Ghibah dalam Film
Pendek Tilik
1. Scene 1
Gosip, isu dan rumor memiliki pengertian yang identik
yaitu menyebarkan informasi yang mengandung dua
kemungkinan antara benar dan salah atau dengan kata lain
adalah asal-usulnya yang tidak jelas dan diragukan
kebenarannya.1
Gosip tidak bisa disamakan dengan berita kerena berita
adalah informasi yang diyakini kebenarannya melalui fakta,
data, ataupun konfirmasi langsung dari para narasumber.2
Gosip atau ghibah yaitu menceritakan keburukan
seseorang pada orang lain yang benar-benar ada (seseuai
kenyataan) pada orang tersebut. Sedangkan menceritakan
1 Badudu and Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 469 2 Badudu and Sultan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia
71
tentang keburukan seseorang yang tidak sesuai dengan
kenyataan merupakan sebuah kebohongan.3
Makna konotasi yang terdapat pada scene ini yaitu
menunjukkan sebuah ke-iri-an yang ditunjukkan oleh Yu
Sam. Apalagi saat ia mengatakan atau menyinggung perihal
hubungan orang lain. hal tersebutlah yang menunjukkan kalau
ia seperti tidak suka dengan hal tersebut.
Seperti firman Allah SWT yang terdapat dalam surah
At-Taubah 125:
رض فزادتھم ا الذين في قلوبھم م وام
رجسا الى رجسھم وماتوا وھم كفرون Artinya: “Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya
ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah
kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati
dalam keadaan kafir” ( QS. At-Taubah 125)4
Setiap manusia memang tidak pernah luput dari
penyakit hati. Tapi, mereka bisa belajar untuk menghilangkan
penyakit hati karena setiap manusia pun memiliki iman.
2. Scene 2
Pada scene 2 terdapat dialog Bu Tejo yang
mengatakan bahwa Dian mempunyai pekerjaan yang tidak
3 Ilyas, Ghibah Perspektif Sunnah, h. 157 4 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
72
baik atau tidak benar. Padahal keluar masuk mall bukan
berarti mempunyai pekerjaan yang kurang baik.
Dalam Islam sendiri sudah dijelaskan bahwasanya
mencela atau menghina dan menjelek-jelekkan orang lain
merupakan perbuatan atau tabiat yang tidak terpuji. Perbuatan
ini tentu saja diharamkan dalam agama Islam. Hal ini sudah
jelas tercantum dalam Q.S Al-Hujurat (49:11) :
يا أيھا الذين آمنوا ' يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا
منھم و' نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منھن
Artinya : ““Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: (49) : 11)5
Kemudian dalam hadits shahih juga dijelaskan perihal
larangan menjelekkan sesama manusia. Imam Ibn Katsir
dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim berkata bahwa ayat di
atas berisi larangan melecehkan dan meremehkan orang lain.
Sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori
sombong. Ia mengutip salah satu sabda Rasul SAW,
الكبر بطر الحق- وغمط الن�اس
5 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
73
Artinya: “Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan
meremehkan manusia.” (HR. Muslim No. 91)6
Dari ayat Al-Qur’an dan hadits shahih yang ada diatas,
dapat kita pahami bahwasannya Allah SWT memberikan
petunjuk kepada kita dalam berakhlak yang baik, terutama
tentang sikap mencela, meremehkan dan menjelek-jelekkan
pekerjaan orang lain. Maka kita sebagai umat beragama
sebaiknya menghindari perbuatan dan perkataan mencela
atau merendahkan orang lain.
3. Scene 3
Ada satu perbuatan dosa yang sering sekali kita
lakukan tanpa kita sadari, yaitu ghibah. Ghibah adalah
perbuatan dimana kita membicarakan aib atau keburukan
orang lain. Ghibah adalah salah satu perbuatan yang dilarang
oleh Allah SWT dan termasuk ke dalam dosa besar.
Meskipun hal yang dibicarakan sesuai kenyataan, ghibah
tetaplah perbuatan yang dzalim.
Ghibah sering sekali atau identiknya dilakukan oleh
perempuan, namun jangan salah, laki-laki juga terkadang
tidak bisa mneghindari perbuatan ghibah. Seperti firman
Allah SWT berikut ini :
ن الظن ان بعض الظن يايھا الذين امنوا اجتنبوا كثيرا م
سوا و' يغتب بعضكم بعضا ايحب احدكم ان ' تجس اثم و
6 Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim, 6: 714.
74
اب تو ا ن الله يأكل لحم اخيه ميتا فكرھتموه واتقوا الله
حيم ر
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah
banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang” (Q.S Al-
Hujurat (49) 12)7
Dari firman Allah SWT diatas, dapat kita simpulkan,
meskipun ghibah sangat sulit untuk dihindari, tapi kita harus
tetap mencoba untuk menghindari perbuatan dosa tersebut.
Karena Allah SWT sendiri mengibaratkan pelaku ghibah
seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.
4. Scene 4
Pada scene ini terdapat dialog Bu Tejo yang
mengatakan kalau Dian hamil, karena pernah melihat Dian
yang saat itu turun dari motor dengan keadaan muntah-
muntah. Kemudian Bu Tejo dan Bu Tri langsung
menyimpulkan kalau muntah-muntahnya Dian karena sedang
hamil.
7 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
75
Kejadian ini sama halnya dengan menuduh. Dan
menuduh orang tanpa bukti yang jelas sama halnya seperti
fitnah. Fitnah adalah suatu hal yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok dengan tujuan untuk menjatuhkan orang lain
atau untuk tujuan buruk lainnya. Dan fitnah dilakukan dimana
orang yang di tuduh tidak melakukan perbuatan tersebut.
Fitnah dalam Islam adalah satu perbuatan yang sangat
tercela karena dengan melakukan fitnah, maka kita dapat
mencemarkan nama baik, menurunkan harga diri orang yang
di fitnah dan juga akan banyak timbul masalah untuk orang
yang di fitnah. Oleh karena itu muncullah pepatah yang
mengatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan.
Seperti firman Allah SWT yang tercantum dalam surah Al-
Baqarah ayat 193 :
فان R ين يكون الد ى ' تكون فتنة و وقتلوھم حت
لمين انتھوا فT عدوان ا' على الظ
Artinya: “Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi
fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka
berhenti, maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap
orang-orang zalim” (QS. Al-Baqarah 193)8
Dari ayat dan penjelasan diatas, dapat kita simpulkan
bahwa Allah SWT sangat melarang kita untuk melakukan
perbuatan tercela apalagi itu fitnah. Karena fitnah merupakan 8 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
76
suatu perbuatan yang lebih kejam dari pada pembunuhan.
Dampak yang ditimbulkan oleh fitnah juga banyak. Selain
merugikan orang yang di fitnah, juga bisa merugikan kita
yang memfitnah. Selain itu dampak yang ditimbulkan akibat
fitnah juga antara lain munculnya penyakit hati seperti syirik,
angkuh, kikir dan juga dapat menyebabkan kesengsaraan.9
5. Scene 5
Ditengah masyarakat Indonesia, terdapat sebagian
masyarakat yang menggunakan susuk. Susuk menurut
Wikipedia adalah sebuah benda asing yang ghaib kemudian
diletakkan ke tubuh atau bagian tertentu seseorang. Umumnya
benda tersebut berukuran kecil dan berbentuk seperti logam,
jarum, emas tetapi sudah diberi mantra-mantra khusus.
Tujuan dari menggunakan susuk adalah antara lain
untuk menarik lawan jenis, penambah daya pikat, penambah
daya stamina, atau apapun yang disugestikan oleh
pemakainya. Dan biasanya susuk ditempatkan dibagian mata,
pipi dan dagu.10
Dalam Islam sendiri, susuk sudah terkenal sejak zaman
Nabi Muhammad SAW. Susuk pada zaman itu disebut
dengan ‘At-tiwalah’. Dan sejak zaman itu pula memakai
susuk dinyatakan sebagai perbuatan syirik.
9 Dalamislam.com, “Larangan Fitnah Dalam Islam dan Dalilnya” https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-fitnah-dalam-islam diakses pada 20 Maret 2021 pukul 21:19 10 DalamIslam.com, “Hukum Memakai Susuk Dalam Islam dan Dalilnya” https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-memakai-susuk-dalam-islam diakses pada 20 Maret 2021 pukul 22:54
77
Dari Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, menjelaskan
tentang definisi “Tiwalah” yang dihukumi sebagai perbuatan
syirik oleh Nabi, diungkapkan seperti: “Sesuatu (susuk) yang
dipasang pada wanita untuk mendatangkan cinta suaminya
dan ini merupakan bagian dari sihir.”11
Kemudian dijelaskna juga dalam Al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 7 yang membahas tentang azab Allah, bagi siapa
saja yang tidak bersyukur :
وإذ تأذ ن ربكم لئن شكرتم Wزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي
لشديد
Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih" (QS. Ibrahim(14): 7)12
Dari ayat dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai perilaku syirik dan
orang-orang yang tidak bersyukur atas apa yang Allah beri.
Oleh karena itu, kita sebagai umat beragama haruslah
menjauhi perilaku syirik tersebut. Selain mendatangkan dosa
11 DalamIslam.com, “Hukum Memakai Susuk Dalam Islam dan Dalilnya” https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-memakai-susuk-dalam-islam diakses pada 20 Maret 2021 pukul 23:08 12 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Karya Agung, 2006)
78
yang berkali-kali lipat, susuk lebih banyak mendatangkan
mudharat dibandingkan manfaat.
F. Analisis Semiotika Makna Mitos Tentang Ghibah dalam Film
Pendek Tilik
1. Scene 1 Menurut KBBI, iri hati yang disebut juga dengan
dengki atau hasad adalah suatu emosi yang timbul ketika
seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan seperti
prestasi atau lainnya yang dimilikinya, atau juga berharap
orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki
atau rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan
cenderung berusaha untuk menyainginya. Atau dengan kata
lain, iri adalah sifat tidak senang melihat orang lain bahagia
dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini
sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan
orang yang memiliki sifat seperti ini.
2. Scene 2
Mencela yang dalam KBBI diartikan sebagai
menghina secara terang-terangan tentang perilaku seseorang.
Sebagai umat manusia, sangat tidak dibolehkan jika kita
mencela, meremehkan, atau menjelek-jelekkan apapun yang
berkaitan dengan seseorang, misal tentang pekerjaannya.
Karena sesungguhnya, tidak ada satu orangpun yang suka
diremehkan.
79
Kita pun percaya bahwasannya ada pepatah yang
mengatakan diatas langit masih ada langit, dan juga mengenai
hukum karma. Yang artinya, ketika kita merasa hebat atau
lebih baik dari orang lain, kita tidak boleh lupa baha masih
ada orang lain yang lebih hebat dan lebih baik daripada kita.
Hal ini mengajarkan kita untuk tetap bersikap rendah hati dan
tidak menyombongkan diri.
Perihal hukum karma, kita mempercayai bahwasannya
jika kita mengatakan sesuatu yang jelek tentang seseorang,
biasanya kejelekan tersebut akan berbalik kepada diri kita.
3. Scene 3
Mencela yang dalam KBBI diartikan sebagai
menghina secara terang-terangan tentang perilaku seseorang.
Sebagai umat manusia, sangat tidak dibolehkan jika kita
mencela, meremehkan, atau menjelek-jelekkan apapun yang
berkaitan dengan seseorang, misal tentang pekerjaannya.
Karena sesungguhnya, tidak ada satu orangpun yang suka
diremehkan.
Kita pun percaya bahwasannya ada pepatah yang
mengatakan diatas langit masih ada langit, dan juga
mengenai hukum karma. Yang artinya, ketika kita merasa
hebat atau lebih baik dari orang lain, kita tidak boleh lupa
baha masih ada orang lain yang lebih hebat dan lebih baik
daripada kita. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap bersikap
rendah hati dan tidak menyombongkan diri.
80
Perihal hukum karma, kita mempercayai bahwasannya
jika kita mengatakan sesuatu yang jelek tentang seseorang,
biasanya kejelekan tersebut akan berbalik kepada diri kita.
4. Scene 4
Siapa dari kita yang belum mengetahui tentang fitnah?
Hampir setiap hari kita mendengar kata tersebut. Umumnya
masyarakat mengenal dan memahami fitnah sebagai segala
perbuatan atau penyebaran berita yang tidak sesuai dengan
fakta atau menyebarluaskan berita bohong. Dalam bahasa
Indonesia, fitnah memang diartikan sebagai berita bohong
atau desas-desus tentang seseorang yang dilatarbelakangi
maksud-maksud atau tujuan yang jahat.
Secara garis besar, fitnah diartikan sebagai murtad atau
keluar dari Islam, perang suadara, kekejaman, kekacauan,
ujian dan cobaan serta perkataan jelek. Fitnah dalam
pengertian murtad terdapat dalam QS Al-Baqarah 193. Orang
murtad merupakan fitnah karena dapat menimbulkan
keresahan sosial-keagamaan di kalangan masyarakat Islam.
Kemudian tentang “fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan”, mengapa fitnah dikatakan sebagai perbuatan
yang lebih kejam daripada pembunuhan? Jika dikaitkan
dengan makna fitnah sebagai perbuatan yang dapat
menimbulkan kekacauan, maka tidak heran jika fitnah
dianggap lebih kejam daripada pembunuhan.
81
Oleh karena itu, sebagai umat beragama yang taat akan
perintah Allah SWT, ajib bagi kita untuk menghindari hal-hal
atau perbuatan yang dibenci oleh Allah, agar kita senantiasa
berada dijalan-Nya dalam menjaga, memelihara dan
menghindari kekacauan.
5. Scene 5
Susuk, satu hal yang sering menjadi bincang-bincang
mistis karena misteri yang dikandungnya. Karena beberapa
orang memanfaatkan susuk untuk kepentingan pribadinya,
melalui ritual-ritual tertentu.
Susuk dipercaya bisa membuat aura seseorang menjadi
lebih bersinar, sehingga apa yang tadi menjauh dan kita
ingingkan akan kembali. Misal, kita menyukai seseorang
namun orang tesrebut tidak menyukai kita, dengan
menggunakan susuk kita bisa secara pasti menarik perhatian
orang tersebut. Ada juga yang menggunakan susuk untuk
meringankan rejeki yang diperoleh. Susuk juga dipercaya
sangat manjur untuk membuat hidup semakin populer, enteng
jodoh, rejeki semakin bertambah dan sebagainya.
Mitosnya, seseorang yang memakai susuk ketika
difoto, fotonya akan terlihat lebih bersinar keemasan atau
putih bening. Memakai susuk juga ternyata ada
pantangannya, seperti tidak boleh makan sate dari tusuknya
atau tidak boleh melewati daerah khusus yang dilarang.
82
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan analisis temuan pada bab
sebelumnya, kesimpulan dari hasil penelitian pada skripsi ini yang
mengacu pada rumusan dan batasan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan berdasakan teori dan implementasinya pada objek
penelitian. Peneliti telah menemukan 5 scene yang mengandung
ghibah pada film pendek Tilik yang disampaikan melalui dialog atau
percakapan antara tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut.
Maka dari itu, peneliti telah menemukan kesimpulan dari
penelitian ini,
di antaranya:
1. Makna denotasi yang telah ditemukan dalam ke-lima scene
tersebut yaitu tentang penjelasan mengenai potongan-potogan
gambar yang menggambarkan tentang kepercayaan atau
budaya yang berlaku di masyarakat, khususnya didaerah
pedesaan dan mengenai pandangan Islam tentang ghibah.
2. Makna konotasi yang terdapat dalam film pendek Tilik yaitu
menjelaskan tentang pandangan Islam mengenai kepercayaan
atau budaya yang berlaku di masyarakat yang berkaitan
dengan agama Islam dan juga tentang stereotip masyarakat.
Stereotip ini nampak jelas di beberapa scene dalam film
tersebut. Salah satunya yaitu stereotip masyarakat khususnya
di pedesaan yang menganggap bahwa perempuan yang sering
83
keluar masuk mall bersama laki-laki, dianggap mempunyai
pekerjaan yang tidak benar.
3. Makna mitos yang terdapat dalam film pendek Tilik yaitu
menjelaskan tentang mitos secara bahasa dan teori mengenai
kepercayaan yang bersifat kultural yang bersumber dari
budaya yang berlaku di masyarakat setempat khususnya
masyarakat di pedesaan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian melakukan analisis terhadap film
pendek Tilik, peneliti memberikan saran yang semoga dapat
bermanfaat untuk semua pihak, antara lain:
1. Untuk para pembuat film Indonesia, agar bisa terus berupaya
meningkatkan kreativitas sehingga menghasilkan film-film yang
berkualitas, mengandung pesan-pesan yang mendidik dan
membawa nilai positif bagi masyarakat Indonesia.
2. Untuk masyarakat dan penikmat film yang menonton film Tilik,
diharapkan dapat mengambil dan melihat sisi positifnya sehingga
dapat membantu merubah pola pikir kita ke arah yang lebih baik.
Terutama dalam hal menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan
syirik yang dibenci Allah SWT.
3. Untuk peneliti selanjutnya, semoga mampu mengembangkan
penelitian ini dari sisi lainnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aziz, muhamad Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Shaleh, Abd Rosyad. 1987. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
Brilianto, Ricky. 2007. Panduan Praktis Internet Plus. Jakarta: Puspa Swara.
Mutahhari, Murtadha. 2002. Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan
Agama. Bandung: CV Pustaka Setia.
Efendi, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin . 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Jumroni dan Suhaimi. 2006. Metode-metode Penelitian Komunikasi. cet. 1;
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press.
Nasution, Zulkarnaen. 1993. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Seojono dan Abraham. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rhieneka
Cipta.
Kriyanto, Rachmat. 2010. Teknik Praktif Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Persada Media Grup.
85
Krippendorf, Klaus. 1993. Content Analysis : Introduction Tolts Theory And
Methodology, terjemahan Farid Wajidi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Cangara, Hafied. 1998. Pengertian Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Tasmoro ,Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Astrid, Susanto. 1997. Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek. Bandung:
Bina Cipta.
Efendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Amin , Samsul Munir. 2008. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta:
Mazah.
Radi’udi dan Maman Abdul Djaliel. 2001. Prinsip dan Strategi Dakwah.
Bandung: Pustaka Setia.
Amin, Samsul Munir. 2008. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta:
Mazah.
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-
Ikhlas.
Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers.
86
Saleh, E. Hassan . 2000. Studi Islam di Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ
dan Pengembangan Wawasan. Jakarta: Penerbit ISTN.
Ismail. 2000. Menjelajah Atas Dunia Islam. Bandung: Mizan.
Al-Qaradhawi, Yusuf. 2007. Fiqih Maqashid Syariah. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
A Mustofa. 1999. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Pustaka Setia.
Poejawijatna. 1984. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: Bumi Aksara.
Rizaldy, Alex. 2016. Kartunku Kartunmu. Yogyakarta:Media Group Yogya.
Fernandes, Ibiz. 2002. Macromedia Flash Animation & Cartooning: A
Creative Guide. California.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada
media Group.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
ALFABETA.
Imam Suprayoga dan Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial dan
Agama. Bandung: Remaja rosdakarya.
Bachtiar, Wardi. 1997. Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
Eriyanto. 2011. Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:Kencana.
Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Kencana Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media
Massa. Jakarta: Kencana
Supryogo, Imam. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja
Rosdakarya
87
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Departemen agama rI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya:
Karya Agung.
Badudu dan Sutan Mohammad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Askurifai Baskin. 2006. Jurnalistik Telvisi: Teori dan Praktik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Effendi dan Erdianto. 2004. Komunikasi Massa. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Pratista Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Muhammad, Alan. Dalil Dalil al-Falihin, Syarah kitab Hadits Riyadhush
Shalihin
Jurnal
Efa Rubawati. 2018. “ Media Baru : Tantangan dan Peluang Dakwah” , Jurnal Studi Komunikasi
Internet
"Kisah di Balik Viralnya Film Tilik, Buah Penantian 2 Tahun". Radar Jogja.
22 Agustus 2020. https://radarjogja.jawapos.com/2020/08/22/kisah-di-
balik-viralnya-film-tilik-buah-penantian-2-tahun/ Diakses tanggal 30
September 2020
Kustin Ayuwurangi, Youtube Jadi Aplikasi Media Paling Populer di
Indonesia. CNNIndonesia.com, 2018
88
Weber, Tim ,"BBC strikes Google-YouTube deal", (BBC: 2007) Diakses
tanggal 7 Oktober 2020
Ravacana Films, Showreel 2019, https://www.youtube.com/watch?v=b0L-
JYOcd_0 diakses pada 7 Oktober 2020 pukul 22.06
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, “Film”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Film diakses pada tanggal 25
Desembehttps://id.wikipedia.org/wiki/Film 2020 pukul 21.21
Profil Siti Fauziah, Pemeran Bu Tejo Di Film Tilik. Kumparan.com, 25
Agustus 2020 https://kumparan.com/profil-artis/profil-siti-fauziah-
pemeran-bu-tejo-di-film-tilik-
1u4PyXgJfAI#:~:text=Siti%20Fauziah%20lahir%20di%20Blitar,dan%
20Mekkah%20I'm%20Coming Di akses pada 17 Januari 2021 pukul
14.00
Deskripsi Ravacana Films, https://ravacanafilms.com/history/ , diakses pada
19 Januari 2021 pukul 20.05
Ravacana Film, “Program Acara” https://ravacanafilms.com/programs/
diakses pada 26 Juni 2021 pukul 14.40
Wikipedia, Kartun, https://id.wikipedia.org/wiki/Kartun diakses pada 10
Februari 2021, pukul 19:33
89
LAMPIRAN
90
91