analisis perbandingan kinerja pptp dan l2tp pada layanan ......analisis perbandingan kinerja pptp...

18
Analisis Perbandingan Kinerja PPTP dan L2TP Pada Layanan Voice Over IP (VoIP) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Niko Edi Pamungkas (672015263) Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Analisis Perbandingan Kinerja PPTP dan L2TP Pada Layanan

    Voice Over IP (VoIP)

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Peneliti:

    Niko Edi Pamungkas (672015263)

    Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    2019

  • Pendahuluan

    Pada saat ini internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat

    yang menginginkan informasi yang cepat, akurat, dan mendukung berbagai jenis

    layanan komunikasi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, maka banyak dikembangkan

    protokol-protokol jaringan komunikasi. SIP merupakan protokol standar multimedia

    yang merupakan produk dari Internet Engineering Task Force (IETF) dan telah

    digunakan menjadi suatu standar penggunaan VoIP [1].

    Untuk menjalankan protokol SIP itu menggunakan Voice over IP (VoIP), yang

    merupakan teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media

    internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang

    mengirimkan paket-paket data. Didalam VoIP terdapat VoIP client dan VoIP server,

    dimana VoIP server dapat digunakan dengan akses publik (berbayar), dan private

    (dikelola sendiri menggunakan jaringan lokal). Jika ingin menggunakan private

    (jaringan lokal) pun dibutuhkan proses tunneling untuk melewati paket jaringan lokal

    melalui jaringan publik.

    Proses tunneling itu dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN). VPN

    merupakan sebuah terowongan Virtual (Virtual Tunnel) dari jaringan satu ke jaringan

    lain yang terenkripsi. VPN disebut Private Network karena VPN bersifat privat artinya

    hanya orang tertentu saja yang dapat mengaksesnya [2]. Pada VPN terdapat beberapa

    protokol didalamnya yaitu PPTP dan L2TP.

    PPTP merupakan protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan transfer data

    dari remote client ke server pribadi dengan membuat sebuah VPN melalui TCP/IP [3].

    Sedangkan L2TP adalah protokol tunneling yang memadukan dua buah protokol

    tunneling, yaitu L2F (Layer 2 Forwarding) dan PPTP [4].

    Permasalahan yang muncul saat ini adalah apakah dengan dilakukannya tunneling

    menggunakan PPTP ataupun L2TP akan mempengaruhi kualitas dari panggilan VoIP

    dan protokol manakah yang lebih baik untuk digunakan pada layanan VoIP.

    Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini adalah

    untuk menganalisa dan merancang VPN berbasis tunneling dengan menggunakan

    protokol PPTP dan L2TP di router Mikrotik yang dimulai dari tahapan penginstalan,

    konfigurasi, hingga proses uji coba.

    1. Tinjauan Pustaka

    Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan antara lain

    penelitian yang dilakukan oleh Syariful Ikhwan, et all. Dengan judul “Analisis Jaringan

    VPN Menggunakan PPTP dan L2TP (Studi Kasus : Dinhubkominfo Kabupaten

    Banyumas)” pada penelitian ini difokuskan pada pertukaran layanan FTP dan

    dibandingkan dengan penggunaan dua teknologi VPN yang berbeda, yaitu antara PPTP

  • dan L2TP, dimana parameter QoS yang digunakan adalah throughput, delay, jitter, dan

    packet loss [4].

    Penelitian selanjutnya dengan judul “Remote Site Mikrotik VPN Dengan Point To

    Point Tunneling Protocol (PPTP) Studi Kasus Pada Yayasan Teratai Global Jakarta”

    penelitian ini bertujuan, dengan teknologi VPN memungkinkan setiap orang agar bisa

    mengakses jaringan lokal dari luar. Melalui VPN, maka seseorang dapat mengakses

    sumber daya yang berada dalam jaringan lokal mendapatkan hak dan pengaturan yang

    sama, seperti secara fisik berada di tempat dimana jaringan lokal itu berada. Keamanan

    data dan ketertutupan transmisi data dari akses yang tidak berhak dalam transmisinya

    pada internet menjadi standar utama dalam VPN, sehingga dalam VPN selalu

    disertakan akan fitur utama yaitu enkripsi dan tunneling [5].

    Pada penelitian lainnya dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Jaringan VPN

    Berbasis Mikrotik Menggunakan Protokol PPTP Dan L2TP Sebagai Media Transfer

    Data” berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari skripsi ini adalah

    untuk menganalisis dan merancang VPN berbasis PPTP dengan MikroTik Router

    Operating System. Mengimplementasikan teknologi VPN di Mikrotik OS yang dimulai

    dari penginstalan, konfigurasi, hingga proses uji coba [6].

    Pada penelitian sebelumnya banyak yang sudah membahas dan menggunakan

    jaringan VPN sebagai metode penelitian dengan menggunakan tunneling pada protokol

    PPTP maupun L2TP. Pada kasus sebelumnya juga sudah banyak yang menggunakan

    metode tersebut tetapi dengan layanan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya

    pengujiannya ada yang menggunakan layanan FTP, dan video streaming, tapi intinya

    sama-sama menggunakan jaringan VPN dan pada kasus kali ini peneliti bertujuan

    untuk melakukan pengujian dengan menggunakan layanan VoIP. Dengan

    menggunakan tunneling dari protokol PPTP dan L2TP.

    PPTP merupakan salah satu protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan

    transfer data melalui remote client (client yang berada jauh dari server) ke server

    pribadi perusahaan dengan membuat VPN melalui TCP/IP. PPTP merupakan protokol

    jaringan yang dapat merubah paket PPP menjadi IP datagram agar dapat ditransmisikan

    melalui internet. Protokol ini dikembangkan oleh Microsoft dan Cisco. Teknologi

    tunneling PPTP merupakan pengembangan dari remote access Point-to-Point protokol

    yang dikeluarkan oleh Internet Engineer Task Force (IETF) [3].

    L2TP merupakan hasil pengembangan dari protokol PPTP ditambah dengan L2F.

    Network Security Protocol dan enkripsi yang digunakan untuk autentikasi sama seperti

    dengan PPTP. Akan tetapi untuk melakukan panggilan/komunikasi, L2TP

    menggunakan UDP port 1701. L2TP sering digunakan untuk membuat sebuah Virtual

    Private Network (VPN) yang terdapat didalam sebuah jaringan publik, seperti internet.

    Karena merupakan standar IETF, protokol ini menawarkan interoperabilitas yang

    sangat tinggi antar vendor komputer dan jaringan komputer yang bahkan tidak dimiliki

    oleh protokol lainnya seperti halnya protokol Point-to-Point tunneling protokol dari

  • Microsoft dan Layer 2 Forwarding (L2F) dari Cisco System, meskipun L2TP hanyalah

    penggabungan dari dua jenis protokol tersebut dan merupakan ekstensi dari dua

    protokol yang sudah ada terlebih dahulu [4].

    VoIP merupakan teknologi yang menggunakan Internet Protocol untuk

    menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time. Cara kerja dari VoIP

    adalah dengan mengkonversi data analog menjadi data digital kemudian dikirimkan

    melalui jaringan internet.

    Teknologi VoIP menyediakan 4 fungsi utama untuk penggunaannya. Fungsi

    tersebut adalah sebagai berikut: 1) Signalling – berfungsi untuk menangkap jaringan

    yang dituju, sehingga dapat melakukan inisialisasi (penyampaian) pesan/percakapan.

    2) Database Service – Merupakan salah satu fungsi dari VoIP untuk mencari tujuan

    akhir/endpoint yang harus dituju, dan juga sebagai penerjemah alamat yang biasanya

    digunakan dalam dua jaringan yang berbeda. 3) Call Connect/Disconnect (Bearer

    Control) – Bearer Control memungkinkan agar si penerima panggilan dapat

    memutuskan panggilan/menerima panggilan. 4) Codecs Operations – Berguna sebagai

    coder ataupun decoder dalam pengubahan/transmited suara menjadi sinyal

    digital/paket data ataupun sebaliknya.

    Salah satu tujuan implementasi VoIP adalah untuk menekan biaya operasional

    perusahaan maupun individu dalam melakukan komunikasi satu sama lain. Penekanan

    biaya itu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah tersedia.

    Sehingga apabila ingin membangun jaringan telekomunikasi VoIP, tidak perlu

    membangun infrastruktur baru yang mengeluarkan biaya yang sangat besar [7].

    Signaling Media Utility

    Application Layer

    Transport Layer

    Internet Layer

    Gambar 1 Internet Multimedia Protocol Stack.

    SDP Media Coding

    H 323 SIP RTP DNS DHCP

    UDP TCP

    IP

  • Pada Gambar 1 protokol yang berwarna abu-abu merupakan protokol yang

    digunakan untuk VoIP berbasis SIP dan dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa

    TCP dan UDP sebagai transport layer.

    Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur dalam bps (bit

    per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses, yang

    diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu

    tersebut. Kategori throughput diperlihatkan pada Tabel 1 [8].

    Tabel 1 Kategori Throughput

    Kategori Throughput (bps) Indeks

    Sangat Bagus 76 – 100 4

    Bagus 51 – 75 3

    Sedang 26 - 50 2

    Buruk < 25 1

    Persamaan perhitungan throughput :

    𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚

    𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

    Packet Loss merupakan kondisi yang menunjukkan total paket yang hilang karena

    collision dan congestion pada jaringan. Dapat diartikan gagalnya transmisi IP mencapai

    tujuannya. Kategori Packet Loss diperlihatkan pada Tabel 2 [8].

    Tabel 2 Kategori Packet Loss

    Kategori Packet Loss Indeks

    Sangat Bagus 0 % -2.9 % 4

    Bagus 3 % – 14.9 % 3

    Sedang 15 % -24.9% 2

    Buruk >25 % 1

    Persamaan Perhitungan Packet Loss :

  • 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =Data yang dikirim − Paket data yang diterima

    Paket Data yang dikirim 𝑥100%

    Delay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke

    tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, Congesti atau waktu proses

    yang lama. Kategori Delay diperlihatkan pada Tabel 3 [8].

    Tabel 3 Kategori Delay

    Kategori Delay Indeks

    Sangat Bagus < 150 ms 4

    Bagus 150 ms s/d 300 ms 3

    Sedang 300 ms s/d 450 ms 2

    Buruk > 450 ms 1

    Persamaan perhitungan Delay :

    𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = Waktu paket diterima – Waktu paket dikirim

    Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu

    pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir

    perjalanan jitter. Jitter biasa disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency,

    yang menunjukan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Kategori

    Delay diperlihatkan pada Tabel 4 [8].

    Tabel 4 Kategori Jitter

    Kategori Delay Indeks

    Sangat Bagus 0 ms 4

    Bagus 0 ms s/d 75 ms 3

    Sedang 75 ms s/d 125 ms 2

    Buruk 125 ms s/d 225 ms 1

    Persamaan perhitungan Jitter :

    𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =Total variasi Delay

    Total paket yang diterima

  • 2. Metode Penelitian

    Pada penelitian ini dilakukan sebuah perancangan untuk pengujian performa

    menggunakan parameter QoS. Parameter yang digunakan yaitu delay, jitter,

    throughput, dan packet loss. Metode yang digunakan adalah metode PPDIOO yang

    dikembangkan oleh CISCO, metode ini mampu memberikan langkah-langkah kunci

    dalam keberhasilan perencanaan jaringan, baik itu dalam tahapan desain, implementasi

    dan operasional. Fase-fase yang ada dalam metode PPDIOO ini adalah Plan, Prepare,

    Design, Implement, Operate,Optimize. Gambar 2 menunjukan fase-fase dari metode

    PPDIOO [9].

    Gambar 2 Tahapan Penelitian

    Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Prepare merupakan tahap yang membahas kebutuhan dalam penelitian dan strategi

    yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan

    identifikasi masalah dimulai dengan membuat skenario untuk merancang sebuah

    tahapan untuk menganalisa protokol PPTP dan L2TP pada layanan VOIP.

    Plan adalah tahap dilakukannya perencanaan terhadap topologi jaringan yang akan

    dirancang dalam penelitian, pengalamatan IP, dan skenario pelaksanaan pengujian.

    Kemudian untuk prosesnya menggunakan sebuah aplikasi virtual yaitu GNS3 dan

    VMware Workstation dimana pada aplikasi tersebut sudah mencakup seluruh

    kebutuhan yang dibutuhkan untuk proses penelitian

    Pada tahap model/design akan membuat gambar desain topologi jaringan

    interkoneksi yang akan dibangun. Signaling protokol yang digunakan adalah SIP,

    sedangkan pada lapisan transport menggunakan UDP. Voice akan dipecah menjadi

    paket-paket IP yang kemudian akan dikirimkan pada jaringan internet menggunakan

    protokol RTP. Topologi jaringannya dapat dilihat pada Gambar 3.

  • Gambar 3 Topologi Analisis Protokol PPTP dan L2TP

    Pada Gambar 3 terdapat tiga jaringan privat, jaringan privat pertama terdapat pada

    R1 dengan diberikan satu alamat IP privat dan terdapat server Asterisk didalam

    jaringan privat R1 tersebut. Kemudian jaringan privat kedua terdapat pada R2, R2 juga

    diberikan satu alamat IP privat yang didalamnya terdapat sebuah PC dimana

    didalamnya telah terdapat software SIP Xlite yang berfungsi sebagai client dari server

    VoIP Asterisk. Dan kemudian pada jaringan privat yang ketiga terdapat pada R3

    dimana didalamnya juga sama seperti R1 dan R2 telah diberikan satu alamat IP privat

    dengan sebuah PC yang didalamnya juga sudah terdapat software SIP Zoiper. Pada tiga

    jaringan tersebut telah diberikan konfigurasi NAT pada R2 dan R3, dan juga diberikan

    konfigurasi tunnel PPTP maupun L2TP agar terjadinya terowongan virtual dari

    jaringan satu ke jaringan lain yang terenkripsi.

    Kemudian implement dengan melakukan instalasi perangkat jaringan pada aplikasi

    virtual GNS3, penginstalan system operasi seperti server Asterisk, Windows 7 dan

    Windows 10 serta konfigurasi perangkat yang mencakup IP address, dan routing

    protokol.

    Pada tahap operate dilakukan percobaan terhadap topologi yang sudah dirancang.

    Proses pengiriman data dari source ke destination dilakukan dan hasil akan direkam

    menggunakan tool yang ada pada Wireshark. Kemudian dilakukan pengujian

    menggunakan dua tunneling yaitu PPTP dan L2TP. Untuk pengujian itu terdapat client

    dan server. Client yang digunakan terdiri dari dua system operasi, client pertama

    menggunakan system operasi Windows 7 dimana didalamya telah diinstal software

    Xlite sebagai sarana untuk menggunakan layanan dari VoIP, dan client kedua

    menggunakan system operasi Windows 10 dimana didalamnya juga sudah diinstal

    software Zoiper.

  • Gambar 4 Diagram alur penggunaan SIP pada Xlite dan Zoiper.

    Pada Gambar 4 server SIP yang digunakan dibangun diatas platform opensource

    Linux Ubuntu. Untuk server memanfaatkan program Asterisk versi 2.1.14 yang juga

    bersifat opensource dan dapat diinstall pada platform Linux apapun. Asterisk

    merupakan perangkat lunak yang telah digunakan secara luas oleh para pengembang

    VoIP. Selain memiliki kemampuan untuk membuat sebuah sesi komunikasi voice,

    Asterisk juga dapat melakukan komunikasi video call dengan memanfaatkan SDP.

    Asterisk mendukung beberapa protocol seperti H323, iAX, dan SIP. Pada penelitian

    ini hanya fokus pada SIP.

    Optimize Merupakan tahapan dari PPDIOO yang digunakan untuk merancang dan

    mengkonfigurasikan kembali desain jaringan yang sudah dibuat ketika terjadi

    kesalahan sehingga mendapatkan kesimpulan yang akurat dalam penelitian.

    3. Hasil dan Pembahasan Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan jaringan sederhana pada setiap

    konfigurasi jaringan yang diujikan. Untuk melakukan uji coba terhadap dua protokol

    VPN menggunakan topologi jaringan yang sama, yaitu menggunakan dua buah PC

    sebagai Client, tiga Mikrotik Router CHR versi 6.41.4, tiga Switch, dan sebuah PC

    sebagai server. PC Server terhubung langsung ke Switch, sedangkan Switch terhubung

    langsung dengan Router Mikrotik. Pengambilan data diambil pada saat PC Client

    terkoneksi dengan VPN dengan menggunakan PPTP maupun L2TP yang terhubung

    dengan server Asterisk. Kemudian untuk mengetahui hasil dari penelitian ini terlihat

    pada Gambar 5 dan Gambar 6, dimana hasil yang didapatkan berasal dari tool yang ada

    pada Wireshark.

  • Gambar 5 Hasil Pengukuran PPTP menggunakan tool Wireshark.

    Gambar 6 Hasil Pengukuran L2TP menggunakan tool Wireshark.

  • Pada Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan hasil pengukuran QoS dari pengujian

    tunneling menggunakan protokol PPTP dan L2TP dengan menggunakan tool yang ada

    pada Wireshark. Terlihat pada gambar tersebut hasil dari masing-masing parameter

    QoS, dimana sudah terdapat hasil keseluruhan dari delay, jitter, dan packet loss

    sedangkan hanya throughput yang belum ada total dari hasil keseluruhan yang didapat,

    dan maka dari itu hanya throughput yang hasilnya dihitung manual menggunakan

    rumus persamaan dari throughput dan hasil perhitungannya didapatkan sebagai

    berikut:

    𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑃𝑇𝑃 =40.00 𝑏

    5.87 𝑠= 6.814 𝑏𝑝𝑠

    𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝐿2𝑇𝑃 =62.40 𝑏

    4.43 𝑠= 14.085 𝑏𝑝𝑠

    Hasil throughput didapatkan berdasarkan dari jumlah data yang dikirim, yang

    terdapat pada kolom bandwidth kemudian dibagi dari durasi waktu yang telah

    dilakukan dari protokol PPTP dan L2TP. Kemudian untuk mengetahui kualitas dari

    hasil analisa dan pengujian yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan mengacu

    berdasarkan tabel pengukuran QoS pada masing-masing protokol dan hasilnya

    dimasukan dalam sebuah Tabel 5 yang berisi hasil analisa dan pengujian dari protokol

    PPTP dan L2TP.

    Tabel 5 Hasil QoS Throughput, Packet Loss, Delay, dan Jitter.

    Parameter Protokol Hasil Kualitas Indeks

    Throughput PPTP 6.814 bps Buruk 1

    L2TP 14.085 bps Buruk 1

    Packet Loss PPTP 0,54 % Sangat Bagus 4

    L2TP 0,65 % Sangat Bagus 4

    Delay PPTP 367,05 ms Sedang 2

    L2TP 478,97 ms Buruk 1

    Jitter PPTP 44,03 ms Bagus 3

    L2TP 41,97 ms Bagus 3

  • Gambar 7 Hasil Tunnel PPTP dan L2TP

    Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada jaringan VPN

    menggunakan tunnel PPTP dan L2TP mendapatkan hasil berupa packet loss yang

    merupakan banyaknya paket yang gagal mencapai tujuan paket tersebut dikirim. Ketika

    packet loss besar maka dapat diketahui bahwa jaringan tersebut sedang sibuk atau

    terjadi overload. Packet loss mempengaruhi kinerja jaringan secara langsung. Dan

    hasil analisa packet loss yang didapatkan berada pada nilai indeks yang sangat bagus

    dengan hasil rata-rata 0%. Packet loss sangat kecil terjadi karena pada saat pengujian

    hanya mendapatkan beban dari panggilan VoIP saja dan tidak dibebani dengan

    penggunaan layanan lainnya.

    Kemudian delay pada protokol PPTP lebih baik dibandingkan dengan protokol

    L2TP, dengan hasil mencapai 367,05 ms pada protokol PPTP dan 478,97 ms pada

    protokol L2TP. Hal itu terjadi karena L2TP merupakan protokol hasil pengembangan

    dari L2F ditambah PPTP maka delay yang dilakukan pun terjadi dua kali dikarenakan

    L2TP merupakan hasil perpaduan dari PPTP dan L2F jadi sama saja dengan melakukan

    delay pertama pada PPTP dan delay kedua pada L2F. Sedangkan PPTP hanya sekali

    maka hasil yang didapatkan pun lebih kecil bila dibandingkan dengan L2TP.

    Dengan delay yang mendapatkan hasil sebesar itu juga dipengaruhi dari hasil

    throughput yang mendapatkan hasil 6.814 bps pada PPTP dan 14.085 bps pada L2TP. Dengan hasil yang sekecil itu, throughput tidak mampu memenuhi kualitas dari codec

    g711 yaitu 65.536 bps, maka mengakibatkan pengulangan terjadi pada throughput dan

    mengakibatkan delay yang sangat besar dan menyebabkan komunikasi terputus-putus

    dan mengganggu jalannya panggilan VoIP.

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    Throughput Delay Packet Loss Jitter

    Hasil Tunnel PPTP dan L2TP

    PPTP L2TP

  • Sedangkan pada jitter yaitu karena jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan

    besarnya tumpukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan. Pengaruh jitter

    pada kinerja jaringan harus dilihat bersama delay. Ketika jitter besar namun delay nya

    kecil maka kinerja jaringan tidak bisa dikatakan jelek karena besarnya jitter dapat

    dikompensasi dengan nilai delay yang kecil. Jitter akan menurunkan kinerja jaringan

    ketika nilainya besar dan juga nilai delay-nya juga besar. Dan hasil dari analisa

    penelitian ini jitter mendapatkan nilai kecil dan delay-nya mendapatkan nilai besar, dan

    dapat dikatakan delay pada penelitian ini termasuk buruk karena dengan nilai delay

    yang sebesar itu dapat mengganggu jalannya panggilan VoIP.

    4. Simpulan

    Berdasarkan Analisis Perbandingan Kinerja PPTP dan L2TP Pada Layanan Voice

    Over IP (VoIP), dapat disimpulkan bahwa tunneling dengan menggunakan protokol

    PPTP dan L2TP tidak layak untuk layanan VoIP, karena dengan delay yang mencapai

    angka 367,05ms pada protokol PPTP, dan 478,97ms pada L2TP itu termasuk kualitas

    yang sangat buruk. Jika dilakukannya panggilan tetapi dengan delay yang sebesar itu

    maka akan mempengaruhi kualitas dari panggilan VoIP dan mengakibatkan

    komunikasi yang terputus-putus pada saat melakukan panggilan, dan tentunya akan

    sangat menganggu dalam komunikasi tersebut.

    5. Saran

    Adapun saran yang terdapat pada penelitian ini, diantaranya yaitu, walaupun hasil

    dari kedua protokol tersebut tidak cocok untuk digunakan pada layanan VoIP, tapi lebih

    baik PPTP dibandingkan dengan L2TP. Kalaupun ada yang tertarik ingin melanjutkan

    penelitian ini, peneliti menyarankan untuk menggunakan protokol tunneling lainnya.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Cahyadi, Seto Ayom, et all, 2013, Analisis Quality Of Service (QoS) Pada

    Jaringan Lokal Session Initiation Protocol (SIP) Menggunakan GNS3, Jurnal

    Transient, Vol. 2 No. 3.

    [2] Farly, Kaseger Arthur, et all, 2017, Perancangan dan Implementasi VPN Server

    dengan menggunakan Protokol SSTP (Secure Socket Tunneling Protocol) Studi Kasus Kampus Universitas Sam Ratulangi, Jurnal Teknik Informatika,Vol. 11 No.1.

    [3] Putra, Jordy Lasmana, et all, 2018, Penerapan Sistem Keamanan Jaringan

    Menggunakan VPN Dengan Metode PPTP Pada PT. Asri Pancawarna, Jurnal

    IJCIT, Vol. 3 No. 2.

    [4] Ikhwan, Syariful, et all, 2017, Analisis Jaringan VPN Menggunakan PPTP dan

    L2TP, Jurnal Infotel, Vol.9 No.3.

  • [5] Mufida, Elly, et all, 2017, Remote Site Mikrotik VPN Dengan Point To Point

    Tunneling Protocol (PPTP), Jurnal Matrik, VOL. 16. No. 2.

    [6] Triyono, Joko, et all, 2014, Analisis Perbandingan Kinerja Jaringan VPN

    Berbasis Mikrotik Menggunakan Protokol PPTP Dan L2TP Sebagai Media

    Transfer Data, Jurnal JARKOM, Vol. 1 No. 2.

    [7] Perdana, Herda Theo, et all, 2016, Analisis Performansi VoIP Pada Vanet

    Dengan Menggunakan Codec Suara G.711, G.729, Dan GSM, Vol. 3. No. 3.

    [8] TIPHON. (1999). Telecommunications and Internet Protocol Harmonization

    Over Networks (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS).

    California: TIPHON.

    [9] Latubessy, Anastasya, et all, 2013, Analisis Delay Voice Over Internet Protocol

    Pada Wide Area Network Menggunakan Single Area Open Shortest Path First

    Routing Protocol, Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 4 No. 2.