analisis peran gender dalam pengolahan tanaman …
TRANSCRIPT
ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI
KECAMATAN NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR
AZKIANI FAUZIAH
105 9500 583 15
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI
KECAMATAN NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR
AZKIANI FAUZIAH
105 9500 583 15
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur.
Nama : Azkiani Fauziah
Stambuk : 105950058315
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Makassar, Desember 2019
Telah diperiksa dan disetujui oleh :Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si., IPM. Ir. M. Daud, S.Hut., M.Si., IPM.NIDN: 0909073602 NIDN : 0929118502
Diketahui Oleh,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Kehutanan
Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPMNIDN: 0912066901 NIDN : 0011077101
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur.
Nama : Azkiani Fauziah
Stambuk : 105950058315
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr. Ir. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si., IPM (..................)Ketua Sidang
2. Ir. M. Daud, S.Hut, M.Si., IPM (..................)Sekertaris
3. Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM (..................)Anggota
4. Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut., M.Hut., IPM (..................)Anggota
Tanggal Lulus : 21 Desember 2019
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI KECAMATAN NUHAKABUPATEN LUWU TIMUR
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka dibagian akhir sktripsi.
Makassar, 2019
Azkiani Fauziah105 9500 483 15
Hak Cipta Unismuh Makassar, Tahun 2019
@ Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyususnan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar.
ABSTRAK
Azkiani Fauziah (105950058315). Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan Di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Dibawah bimbingan HUSNAH LATIFAH dan M.DAUD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan serta pengambilan keputusan dalam pengolahan tanaman obat pada kelompok tani hutan di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Objek penelitian ini adalah kelompok tani hutan yang ada di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus, wawancara, quisioner, dan studi literatur kemudian dianalisa dengan metoda analisis model Harvard yang dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development yang didasarkan pada pendekatan defisiensi Women In Development(WID). Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan produktif, reproduktif,dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian kerja laki-laki dan perempuan di dalam pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur pada kegiatan produktif yang terdiri dari kegiatan penanaman, pemanena, pengolahan, dan penjualan perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki begitu pula pada kegiatan reproduktif. Pada pengambilan keputusan kegiatan produktif perempuan lebih dominan daripadalaki-laki sedangkan pengambilan keputusan pada kegiatan reproduktif (pengambilan keputusan mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga danmasalah domestik) dilakukan secara bersama-sama antara laki-laki dan perempuan.
Kata kunci : Analisis Gender, Tanaman Obat, Pengambilan Keputusan, Analisis
Model Harvard.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya akhir
zaman, aamiin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul yang Penulis ajukan adalah
“Analisi Peran Gender dalm Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok
Tani Hutan Di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur”.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
tercinta Parsun dan Ibunda yang kusayangi Sukinem Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat
atas budi baik yang telah diberikan kepada Penulis.
Penghargaan dan terima kasih Penulis berikan kepada Ibunda Dr.Ir.
Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si.,IPM selaku pembimbing I dan Ayahanda Ir. M.
Daud, S.Hut.,M.Si.,IPM selaku pembimbing II yang telah membantu penulisan
skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada:Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar – besarnya kepada :
1. Kepada kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan
selama proses pengerjaan skripsi sehingga dapat terselesaikan.
2. Ayahanda Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibunda Dr. Ir. Hikmah. S.Hut.,M.Si. IPM selaku Ketua Prodi Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Ir. Husnah Latifah.,S.Hut.,M.Si.,IPM dan Ir. M. Daud.,S.Hut.,M.Si.,IPM
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan pengetahuan dan
motivasi.
5. Bapak dan Ibu dosen serta staff tata usaha Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membeikan ilmu selama dibangku
perkuliahan.
6. Terima kasih kepada seluruh warga Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu
Timur, Sulawesi Selatan yang telah memberikan arahan dan izin penelitian
kepada penulis.
7. Terima kasih kepada Bapak Julianto Rizky Yan Syah dan Ibu Herawati
Zainuddin yang telah membantu dan mendampingi selama mengumpulkan
data yang diperlukan oleh penulis.
8. Terima kasih buat saudara-sauudaraku di Lembaga Pers Mahasiswa Corong,
terkhusus REDAKTUR XI yang selalu menghibur dan memberi semangat
dalam mengerjakan skripsi.
9. Terima kasih buat saudara-saudaraku Forester 2015, teman-teman magang
dan KKP, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusnan lapiran
magang.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila
ada yang tidak tersebutkan mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi
yang ditulis oleh Penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan
umumnya bagi pembaca. Akhir kata, semoga Allah Swt memberikan rahmat dan
hidayahnya yang banyak ataspenuulisan laporan ini dan menjadikan kita hamba-
Nya yang pandai bersykur, Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, 2019
Azkiani Fauziah105 9500 583 15
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv
HAK CIPTA .............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiv
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah…......………...................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4
1.4.Manfaat Penelitian…………………………………………………. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Obat..…........................................................................... 5
2.2.Prospek Tanaman Obat…………………………………………..... 5
2.3.Pengolahan Tanaman Obat……………………………………....... 7
2.4.Pengertian Gender…………………………………………………. 7
2.5.Kerangka Pikir……………………………………………………... 9
III. METODE PENELITIAN
3.1.Waktu dan Tempat........................................................................... 11
3.2.Alat dan Bahan………………………………………………………. 11
3.3.Objek Penelitian…………………………………………………….. 11
3.4.Jenis Data……………………………………………………………. 12
3.5.Metode Pengumpulan Data………………………………………….. 12
3.6.Metode Pengambilan Contoh Responden…………………………… 13
3.7.Analisis Data………………………………………………………… 13
3.8.Definisi Oprasional………………………………………………….. 14
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur…………………………. 17
4.1.1 Kondisi Geografis……………………………………………… 174.1.2 Administrasi……………………………………………………. 184.1.3 Topografi………………………………………………………. 194.1.4 Geologi………………………………………………………… 214.1.5 Klimatologi……………………………………………………. 22
4.2 Gambaran Umum Kecamatan Nuha………………………………… 24
4.2.1 Keadaan Geografis…………………………………………….. 244.2.2 Administrasi…………………………………………………… 25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat……………………………....... 27
5.1.1 Kegiatan Produktif……………………………………………... 285.1.2 Kegiatan Reproduktif…………………………………………... 37
5.2 Pengambilan Keputusan…………………………………………….... 41
5.2.1 Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif………………….. 415.2.2 Pengambilan Keputusan Kegiatan Reproduktif………………. 43
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 46
6.2 Saran………………………………………………………………… 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………... 10
2. Bagan Pengolahan Tanaman Obat…………………………………. 27
3. Bibit Siap Tanam…………………………………………………… 29
4. Pemanenan Tanaman Obat…………………………………………. 31
5. Pengolahan Tanaman Obat…………………………………………. 33
6. Penjualan Produk Tanaman Obat…………………………………… 34
7. Diagram Kegiatan Produktif Pengolahan Tanaman Obat………….. 35
8. Diagram Kegiatan Reproduktif……………………………………… 40
DAFTAR TABEL
No. Teks Halalam
1. Nama Anggota Kelompok Dan Jenis Tanaman…………………….. 11
2. Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Desa/Kelurahan…. 19
3. Luas Desa/Kelurahan Per Kecamatan Nuha………………………… 26
4. Kegiatan Penanaman Tanaman Obat…………………………………. 28
5. Kegiatan Pemanenan Tanaman Obat…………………………………. 30
6. Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat…………………………………. 32
7. Kegiatan Penjualan Tanaman Obat…………………………………… 33
8. Kegiatan Memasak…………………………………………………… 37
9. Kegiatan Mencuci Pakaian…………………………………………… 38
10. Kegiatan Membersihkan Rumah…………………………………….. 38
11. Kegiatan Mengasuh Anak…………………………………………… 39
12. Kegiatan Berbelanja…………………………………………………. 39
13. Kegiatan Mencuci Piring……………………………………………. 40
14. Pengambilan Keputusan Pada Kegiatan Produktif…………………. 42
15. Pengambilan Keputusan Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga.. 43
16. Pengambilan Keputusan Dalam Masalah Domestik………………… 45
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Kuisioner……………………………………………………. 49
2. Tabulasi Hasil Penelitian…………………………………… 51
3. Dokumentasi……………………………………………….. 57
4. Daftar Tanaman Obat……………………………………… 60
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan keanekaragaman hayati masyarakat di Indonesia berdasarkan
atas keberagaman sistem pengetahuan tradisional telah berkembang sejak lama.
Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan
dalam penanggulangan masalah kesehatan, jauh sebelum adanya pelayanan
kesehatan modern dikenal masyarakat. Pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat
obat merupakan warisan budaya berdasarkan pengalaman yang diwariskan dari
generasi ke generasi, dan sampai kini masih digunakan sebagian masyarakat
dalam pengobatan, perawatan kesehatan serta kecantikan.
Kecenderungan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pangan dan
produk yang aman ‘back to nature’ karena semakin banyaknya masyarakat yang
percaya akan keunggulan dan manfaat obat bahan alam. Pengembangan obat
bahan alam khas Indonesia “jamu“, dimana tanaman obat menjadi bahan
utamanya, memiliki arti strategis dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat dalam kemandirian Indonesia dibidang kesehatan dan dapat
mendorong pertumbuhan industri tanaman obat tradisional di Indonesia. Hal ini
sangat menguntungkan, mengingat Indonesia kaya akan pengetahuan pengobatan
tradisional, tumbuhan obat, dan rempah-rempah yang harus diolah dengan teknik
pengolahan yang baik (Tilaar,M, Dkk. 2011).
Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari produk
tanaman yang diperoleh dalam pengolahan tanaman obat. Jika penanganan
2
ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang
berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.
Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortir, pencucian,
penjemuran/penirisan, pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi
berbagai produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi
simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet, dan
minuman (sirup, instant, permen). Pengolahan tanaman obat melibatkan keluarga
baik laki-laki maupun perempuan.
Pada era emansipasi ini kaum perempuan juga dapat terlibat dalam
kegiatan ini demi tercapainya kesetaraan gender. Berbagai macam perbedaan ini
menghasilkan perbedaan gender yang seringkali menghasilkan ketidakadilan
antara laki-laki dan perempuan. Ketidakadilan gender sering terjadi dalam
pengelolaan sumberdaya hutan, biasanya terjadi dalam hal pembagian kerja yang
tidak berimbang.
Ketidakadilan gender itu dapat terbagi menjadi banyak bentuknya, yaitu:
peminggiran ekonomi, penomorduaan, beban kerja berlebih, dan kekerasan.
Biasanya dampak dari ketidakadilan gender sangat dirasakan oleh para kaum
perempuan, karena kaum perempuan masih dianggap sebagai kaum yang lemah
dan masih bergantung pada laki-laki.
Beberapa penelitian tentang peran gender dalam pengolahan sumber daya
hutan diantaranya telah diteliti oleh Ratnapuri, (2011) dengan judul Analisis
Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Studi Kasus di Kawasan PLN
Pangalengan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan
3
dalam pengelolaan agroforestri lebih rendah daripada peran laki-laki. Ditujukan
dengan rendahnya curahan waktu perempuan pada kegiatan produktif yang hanya
sebesar 41,9%, sedangkan laki-laki mencapai 80%. Namun berbanding terbalik
pada hasil penelitian di curahan waktu kegiatan reproduktif. Perempuan lebih
mendominasi laki-laki. Pengambilan keputusan di bidang pengelolaan
Agroforestri lebih didominasi oleh suami. Sedangkan masalah keuangan dan
masalah yang menyangkut kepentingan bersama diambil secara bersama-sama
antara suami dan istri. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Suardi,
(2010) dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat
dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus
Hutan Rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat), petani mencurahkan sebagian besar waktu kerjanya pada kegiatan
pengelolaan hutan rakyat, yaitu curahan waktu kerja laki-laki sebesar 17,30
HOK/bulan atau 56,63% dan perempuan sebesar 15,49 HOK/bulan atau 35,37%,
sehingga laki-laki lebih berperan dalam pengelolaan hutan rakyat. Pengambilan
keputusan dalam pengelolaan hutan rakyat, masalah keuangan, dan aktivitas
sosial didominasi oleh laki-laki atau suami. Sedangkan masalah menyangkut
kepentingan bersama dilakukan pengambilan keputusan secara bersama sesuai
dengan kesepakatan antara suami dan istri
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang Peran
Gender dalam Pengolahan Tanaman Obat yang ada di Kecamatan Nuha
Kabupaten Luwu Timur yang dimana sebagian masyarakatnya tergabung dalam
kelompok tani hutan sebagai produsen pengembangan produk tanaman obat.
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana pembagian kerja atau peran perempuan dan laki-laki (peran
gender) dalam kegiatan produktif dan reproduktif pada pengolahan
tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur ?
2. Bagaimana pengambilan keputusan pada kegiatan produktif dan
reproduktif pada pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha,
Kabupaten Luwu Timur ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pembagian kerja atau peran perempuan dan laki-laki (peran
gender) dalam kegiatan produktif dan reproduktif pada pengelolaan
tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
2. Mengetahui pengambilan keputusan pada pengelolaan tanaman obat di
Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran peranan anggota
rumah tangga baik laki-laki dan perempuan, serta pengambilan keputusan
dalam kegiatan pengelolaan tanaman obat di Kecamatan Nuha Kabupaten
Luwu Timur.
2. Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Obat
Sandra dan Kemala, (1994) mengartikan tanaman obat sebagai semua
tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan
yang dapat digunakan obat. Sedangkan Zuhud et all, (1994) menyatakan bahwa
tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan
dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tersebut dikelompokan
menjadi :
1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan
dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat
tradisonal.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung
senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara
ilmiah-medis atau penggunaannya sebagai bahan tradisional sulit ditelusuri.
2.2 Prospek Tanaman Obat
Tanaman obat yang beranekaragam spesies, habitus dan khasiatnya
mempunyai peluang besar serta memberi kontribusi bagi pembangunan dan
pengembangan hutan. Karakteristik berbagai tumbuhan obat yang menghasilkan
produk berguna bagi masyarakat memberi peluang untuk dibangun dan
dikembangkan bersama dalam hutan di daerah tertentu. Berbagai keuntungan
6
yang dihasilkan dengan berperannya tumbuhan obat dalam hutan adalah
pendapatan, kesejahteraan, konservasi berbagai sumberdaya, pendidikan
nonformal, keberlanjutan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta keamanan
nasional. Di Indonesia, pemanfaatan dan pemasaran bahan tumbuhan obat dapat
digolongkan menjadi bentuk jamu gendong, jamu kemasan modern dan
fitofarmaka (Sangat, 2000).
Sangat, (2000) mengatakan bahwa pengembangan jamu dimulai dari
keberadaan usaha jamu gendong, yaitu jamu yang diramu dan dipasarkan dalam
gendongan yang merupakan warisan jaman kuno yang sampai saat ini masih
digemari masyarakat Indonesia, terutama orang Jawa. Jamu kemasan modern
merupakan dampak terhadap perubahan citra jamu gendong dengan pemberian
kemasan yang baik dalam bentuk serbuk, kapsul maupun pil. Jamu kemasan
modern telah memunculkan adanya industri-industri jamu, baik dalam skala kecil
maupun besar.
Industri jamu berkembang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan
tanaman obat. Adanya industri tersebut, menuntut keberadaan bahan baku secara
kontinyu. Begitu pula dalam proses pembuatannya yang memerlukan tenaga ahli
dan tenaga kerja. Peningkatan kualitas sumberdaya produsen, yaitu petani
produsen tanaman obat harus mengikuti perkembangan IPTEK, seperti
penggunaan bibit yang unggul. Cara pembudidayaan yang sesuai untuk tanaman
obat adalah cara pembudidayaan secara organik tanpa menggunakan pestisida,
mengingat banyaknya tanaman obat yang langsung dikonsumsi tanpa diolah
terlebih dahulu (Hoesen, 2000).
7
2.3 Pengolahan Tanaman Obat
Teknologi pengolahan tanaman obat terdiri dari beberapa tahapan yaitu
sortasi, pencucian, penirisan atau pengeringan, penyimpanan dan pengolahan.
Sortasi dilakukan setelah panen pada komiditi tanaman obat. Tanaman obat yang
diambil daun, rimpang atau umbi dibersihkan dari kotoran. Bagian tanaman yang
sudah dipanen lalu dipisahkan dari bagian yang busuk, tanah, pasir maupun gulma
yang menempel harus dibersihkan. Ada beberapa tanaman yang dihasilkan
melalui umbi seperti jahe, kunyit, kencur dan keladi tikus. ( Zuhud, 2012 )
Menurut Farhatul, (2012) cara pengolahan bagian daun lebih mudah,
dibandingkan dengan bagian lain dari tumbuhan. Setiap jenis tanaman memiliki
cara pengolahan dan kegunaan masing-masing.. Cara pengolahan yakni direbus,
dipanggang, diuapkan, ditumbuk, direndam dan digoreng. Ada jenis tanaman
yang cara penggunaannya tunggal dan ada yang diramu dengan tanaman lainnya.
Ramuan obat yang dihasilkan dapat digunakan dengan cara dioles, ditempel,
diminum, dikumur, dipakai berkeramas,dipakai mandi dan diikat. Cara
pengolahan yang terbanyak dipakai adalah direbus,dan yang cara yang sedikit
dipakai adalah cara diuapkan.
2.4 Pengertian Gender
Gender adalah perbedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh
sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Gender berbeda dengan jenis
kelamin (sex). Gender adalah bentukan manusia bukan kodrat, yang artinya dapat
berubah setiap saat. Sedangkan gender menurut Inpres No.9 tahun 2000 dalam
kelompok kerja, Convention Watch adalah konsep yang mengacu pada peran-
8
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan
dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. Pengarusutamaan
Gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi
satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. Kesetaraan
Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut
(Simatauw et all, 2001).
Analisis gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk
mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan,
akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam
proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara
laki-laki dan perempuan yang timpang, yang di dalam pelaksanaannya
memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa.
Dalam semua strata, terindikasi bahwa peran dan status wanita dalam mengurus
keberlangsungan rumah tangga lebih tinggi dibanding pria (kepala keluarga).
Dominasi peran dan status tersebut menunjukkan tingginya potensi wanita untuk
mengendalikan dan mengarahkan rumah tangganya, ke arah lebih baik atau
menjadi semakin buruk (Puspitawati, 2007).
Hal tersebut diperkuat bahwa pada kenyataannya lebih 50 persen dari total
penduduk Indonesia adalah wanita (BPS 1990-2006) Kesetaraan dan Keadilan
9
Gender (KKG) adalah suatu kondisi yang setara dan seimbang antara laki-laki dan
perempuan dalam memperoleh peluang/ kesempatan, partisipasi, kontrol dan
manfaat pembangunan pendidikan untuk mewujudkan secara penuh hak-hak
hambatan-hambatan berperan baik bagi perempuan maupun laki-laki
(Puspitawati,2007).
2.5 Kerangka Pikir
. Tanaman obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui
dan dipercaya mempunyai khasiat obat. Tanaman obat yang beranekaragam
spesies, habitus dan khasiatnya mempunyai peluang besar serta memberi
kontribusi bagi pembangunan dan pengembangan hutan. Faktor yang mendukung
pengembangan tanaman obat tersebut diantaranya besarnya potensi kekayaan
sumber daya alam Indonesia sebagai sumber bahan baku yang dapat diolah
menjadi obat tradisional.
Oleh karena itu, diperlukan penentuan alternative strategi dalam
pengembangan usaha dengan menggunakan metode analisis Harvard, dimana
didalam analisis didasarkan pada pendekatan efisiensi Woman In Development
(WID) yang merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender yang
paling awal. Didasarkan pada konsep pembagian kerja dengan data terpilih
berdasarkan jenis kelamin. Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan
produktif, reproduktif, dan pengambilan keputusan. Untuk mempermudah
pemahaman kerangka pikir penelitian, berikut disajikan skema kerangka pikir
pada Gambar 1.
10
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tanaman Obat
Pengolahan Tanaman Obat
Kegiatan produktifKegiatan Reproduktif
Analisi Peran Gender Dalam Pengelolaan Tanaman Obat Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur
Pengambilan Keputusan
11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan
dari bulan Juli - Agustus 2019, yang bertempat di Kecamatan Nuha, Kabupaten
Luwu Timur.
3.2 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini alat dan bahan alat tulis menulis, digunakan untuk
mencatat informasi dari para responden.
1. Kamera, digunakan untuk dokumentasi kegiatan.
2. Kuesioner.
3.3 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kelompok tani hutan yang mengolah
tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur dengan jumlah
kelompok tani hutan yang mengolah tanaman obat adalah 3 kelompok tani hutan.
Adapun nama kelompok dan jenis tanaman disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama Anggota Kelompok Dan Jenis TanamanNo. Nama anggota kelompok Jenis tanaman1. Kelompok Herbal Sorowako
a. Hj. Sukiaki Ahmadb. Hasmawatic. Hj. Dhamiatyd. Hj. Hajrahe. Herawati Zainuddin
1. Pegagan 7. Bangle 2. Kenikir 8. Binahong 3. Daun wungu 9. Brotowali 4. Sambiloto 10. Jahe merah5. Dauun encok 11. Bawang dayak6. Meniran
2. Kelompok Herbal Moahi Laloa. Hj. Sahraenib. Hasnirac. Hajemad. Asrinae. Nurmaida Siara
1. Jahe 7. Kunyit putih2. Jarak pagar 8. Patah tulang3. Kelor 9. Sirih 4. Kemangi 10. Sedaguri 5. Kunyit 11. Bawang dayak6. Lengkuas
3. Kelompok Herbal Rhombifolia 1. Temulawak 9. Senggani
12
a. Mimi Rositab. Sumarnic. Hj. Ernid. Hj.Hapsah Kamarudine. Saniemf. H. Nasir Santawig. Sutrisno
2. Ginseng 11. Bawang dayak 3. Sambung nyawa 10. Temu hitam4. Tempuyung5. Temu manga6. Jarak7. Serai8. Daun sirsak
3.4 Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis data, yaitu data
primer dan data sekunder yang terdiri dari:
1. Data Primer: Data identitas responden, yaitu: nama, umur, pendidikan, jenis
kelamin dan pekerjaan. Data tentang pengambilan keputusan dalam kegiatan
pengolahan tanaman obat. Data tentang peran dan aktivitas kerja yang
meliputi: pembagian kerja dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan.
2. Data Sekunder meliputi tentang kondisi umum tentang tempat penelitian
(letak, luas, topografi dan iklim) data sosial ekonomi masyarakat yang
meliputi: jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, serta potensi
lokasi penelitian.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Studi literatur untuk menambah kelengkapan data yang diperoleh. Studi
literatur dilakukan dengan cara mempelajari, mengutip buku dan laporan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
2. Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan
responden dan pihak-pihak yang terkait.
13
3.6 Metode Pengambilan Contoh Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh adalah metode sensus.
Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki
satu persatu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengelolahan sensus
disebut sebagai data yang sebenarnya (true value ), atau sering juga disebut
parameter. Populasi penelitian ini adalah kelompok tani hutan pengolah tanaman
obat yang terdiri atas 3 kelompok tani hutan. Jumlah keseluruhan anggota
kelompok tani hutan dari 3 kelompok tersebut adalah 17 orang.
3.7 Analisis Data
Analisis data ini menggunakan analisis Model Harvard yang
dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development ini
didasarkan pada pendekatan efisiensi Women In Development (WID) yang
merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender yang paling awal.
Kerangka Harvard yang mengumpulkan data pada tingkat mikro (masyarakat dan
rumah tangga). Didasarkan pada konsep pembagian kerja dengan data terpilih
berdasarkan jenis kelamin. Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan
produktif, reproduktif dan juga pengambilan keputusan (Handayani dan Sugiarti,
2002).
Kegiatan produktif yaitu kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam
rangka mencari nafkah. Kegiatan ini disebut juga kegiatan ekonomi karena
kegiatan ini menghasilkan uang secara langsung. Kegiatan reproduktif yaitu
kegiatan yang berhubungan erat dengan pemeliharaan dan pengembangan serta
menjamin kelangsungan sumberdaya manusia dan biasanya dilakukan dalam
14
keluarga, kegiatan ini tidak menghasilkan uang secara langsung dan biasanya
dilakukan bersamaan. Menurut Handayani dan Sugiarti (2002), pengambilan
keputusan di bagi dalam tiga komponenan meliputi: pengambilan keputusan
berdasarkan masalah produktif, pengambilan keputusan berdasarkan masalah
keuangan dan pengambilan keputusan berdasarkan domestik. Dalam penelitian
ini, pengambilan keputusan berdasarkan masalah keuangan dan pengambilan
keputusan berdasarkan domestik secara umum digolongkan pengambilan
keputusan reproduktif.
3.8 Definisi Operasional
1. Gender adalah pembedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh
sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Gender berbeda dengan jenis
kelamin (sex).
2. Analisis gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk
mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan
perempuan,akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan,
partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola
hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang di dalam
pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras,
dan suku bangsa.
3. Kegiatan produktif adalah kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam
rangka mencari nafkah dan menghasilkan uang secara langsung dalam hal ini
adalah kegiatan pemanenan, pengolahan, dan penjualan tanaman obat.
15
4. Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat
tidak menghasilkan uang dan biasanya dilakukan di dalam rumah dalam hal
ini adalah memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak,
dan berbelanja.
5. Pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih cara atau tindakan dari
berbagai pilihan agar mencapai suatu tujuan.
6. Pengambil keputusan pada kegiatan produktif adalah pengambilan keputusan
dalam kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam rangka mencari
nafkah dan menghasilkan uang secara langsung dalam hal ini adalah kegiatan
pengambilan keputusan dalam pengelolaan tanaman obat, mulai dari
penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan.
7. Pengambil keputusan pada kegiatan reproduktif adalah pengambilan
keputusan dalam kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat tidak
menghasilkan uang dan biasanya dalam hal ini adalah pengambilan keputusan
mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga dan masalah domestik.
8. Pengambilan keputusan mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga
adalah pengambilan keputusan dalam merencanakan biaya usaha dalam
pengolahan tanaman obat, merencanakan uang dalam rumah tangga,
mengelola uang dalam rumah tangga, memutuskan untuk berbelanja dalam
rumah tangga dan meminjam uang untuk keperluan rumah tangga.
9. Pengambilan keputusan mengenai masalah domestik adalah pengambilan
keputusan dalam menetukan jumlah keturunan dan memecahkan masalah
keuangan dalam keluarga.
16
10. Pengambilan keputusan hanya oleh istri saja adalah proses mengambil
tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang istri sendiri.
11. Pengambilan keputusan hanya oleh suami saja adalah proses mengambil
tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang suami sendiri.
12. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh
istri adalah proses mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan namun
tindakan yang diambil lebih berdasarkan pemikiran pada istri.
13. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh
suami adalah proses mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan
namun tindakan yang diambil lebih berdasarkan pemikiran pada suami.
14. Pengambilan keputusan secara bersama dan setara adalah proses mengambil
tindakan yang diambil secara bersamaan dengan pemikiran yang saling
melengkapi tanpa da yang lebih dominan.
17
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Gambaran Umuum Kabupaten Luwu Timur
4.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada koordinat antara 20
15’ 00’’ – 30 Lintang Selatan dan 1200 30’ 00’’ sampai 1210 30’00’’ Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Luwu Timur adalah 694.488 ha atau 6.944,88 km2.
Secara fisik geografis wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi
Tengah
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi
Sulawesi Selatan.
Di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah
Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan
Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan
panjang 15 km. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau.
Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau
Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43
km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha
sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.
18
Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan
yang cukup tinggi. Selama tahun 2011, tercatat rata-rata curah hujan mencapai
258 mm, dengan rata-rata jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yakni 393 mm dengan jumlah hari
hujan sebanyak 23 hari. Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling
timur di Propinsi Sulawesi Selatan.
4.1.2 Administrasi
Secara administrasi, Kabupaten Luwu Timur terdiri atas 11 (sebelas)
kecamatan yaitu Burau, Wotu, Tomoni, Angkona, Malili, Towuti, Nuha,
Mangkutana, Kalaena, Tomoni Timur, dan Wasuponda dengan jumlah
keseluruhan 124 desa, 3 kelurahan, dan 2 UPT.
Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah hasil pemekaran dari
Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur yang beribukota
di Malili terbentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 7 Tahun 2003 dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 3 Maret 2003.
Sebaran desa di setiap kecamatan adalah Kecamatan Burau (18 desa),
Wotu (16 desa), Tomoni (12 desa dan 1 kelurahan), Angkona (10 desa), Malili (14
desa, 1 kelurahan dan 2 UPT ), Towuti (18 desa), Nuha (4 desa dan 1 kelurahan),
Mangkutana (11 desa), Kalaena (7 desa), Tomoni Timur (8 desa) dan Wasuponda
(6 desa).
19
Tabel 2. Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah Desa/Kelurahan
Nama
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Ha)(%) thd
total(Ha)
(%) thd
total
Burau 18 25.623 3.69 534.336 12.99
Wotu 16 13.052 1.88 449.526 10.93
Tomoni 13 23.009 3.31 404.184 9.82
Tomoni Timur 8 4.391 0.63 224.928 5.47
Angkona 10 14.724 2.12 391.974 9.53
Malili 21 92.120 13.26 463.122 11.26
Towuti 18 182.048 26.21 413.49 10.05
Nuha 5 80.827 11.64 354.882 8.63
Wasuponda 6 124.400 17.91 276.342 6.72
Mangkutana 11 130.096 18.73 421.74 10.52
Kalaena 7 4.198 0.60 179.652 4.37
Sumber: Luwu Timur dalam angka 2013
4.1.3 Topografi
Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya berada pada
kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah yang bertopografi pegunungan.
Namun di beberapa tempat merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa.
Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat sedangkan
wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat. Kondisi datar sampai landai
terdapat pada semua wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan
Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana. Sedangkan kondisi
bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha, Mangkutana dan
Towuti.
20
Hasil analisis kelerengan serta analisis peta topografi menunjukkan bahwa
Kabupaten Luwu Timur dapat dibagi menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau.
Penggolongan tersebut adalah pegunungan (>40%), perbukitan (15 – 40%),
bergelombang (8 – 15%) dan pedataran (0 – 8%). Luas wilayah dengan
kemiringan >40% mencapai 459.946,81 ha (69,20%), kemiringan 0-8% mencapai
105.653 ha, kemiringan 8-15% mencapai 11.846,62 ha, kemiringan 15-40%
mencapai 11.446,05 ha dan danau mencapai luas 74.875,50 ha.
Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten dengan luas
lahan hutan yang terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan. Luas lahan hutan alam
dan hutan bakau mencapai 474.373 Ha atau mencapai 68,30%. Disektor
pertambangan khususnya di bidang tambang Nikel memegang peranan penting di
wilayah ini, luas lahan yang dikelola sebagai pertambangan mencapai 4,24% atau
setara dengan 28.444,86 Ha dari luas lahan yang ada. Pola penggunaan lahan yang
ada di Kabupaten Luwu Timur seperti yang digambarkan sebagai berikut:
1. Hutan : 464.758,00 Ha (66,92 %)
2. Hutan Bakau : 9.615,00 Ha (1,38 %)
3. Pasar Pantai : 279 Ha (0,04 %)
4. Perkebunan : 44.231,15 Ha (6,37 %)
5. Permukiman : 10.059,44 Ha (1,45%)
6. Sawah irigasi : 14.562,00 Ha (2,10 %)
7. Sawah Tadah Hujan : 831 Ha (0,12 %)
8. Semak Belukar : 12.391,00 Ha (1,78 %)
9. Tanah Ladang : 2.710,00 Ha (0,39 %)
21
10. Konsevasi Perairan : 78.367,55 Ha (11,29 %)
11. Tegalan : 27.248,55 Ha (3,92 %)
12. Tambang : 29.444,86 Ha (4,24 %)
4.1.4 Geologi
Kondisi geologi wilayah Luwu Timur diuraikan berdasarkan tinjauan
morfologi, stratigrafi dan struktur geologi. Morfologi daerah ini dapat dibagi atas
4 satuan : Daerah Pegunungan, Daerah Perbukitan, Daerah Kars dan Daerah
Pedataran.
a. Daerah Pegunungan menempati bagian barat dan tenggara pada lembar
Buyu Baliase, Salindu, Lawangke, Pendolo, Mangkutana dan Rauta,
Ballawai, Ledu ledu dan Tapara Masapi. Pada bagian tenggara lembar peta
terdapat Pegunungan Verbeck dengan ketinggian 800-1346 m di atas
permukaan laut, dibentuk oleh batuan ultramafik dan batugamping
meliputi lembar Ledu-Ledu, Tara Masapi, Malili, Tolala dan Rauta.
Puncak-puncaknya antara lain G. Tambake (1838 m), bulu Nowinokel
(1700 m), G. Kaungabu (1760 m), Bulu Taipa (1346 m), Bulu ladu (1274
m), Bulu Burangga (1032 m) dan Bulu Lingke (1209 m). Sungai-sungai
yang mengalir di daerah ini yaitu S. Kalaena, S. Pincara, S. Larona dan S.
Malili merupakan sungai utama. Pola aliran sungai umumnya dendritik.
b. Daerah perbukitan menempati bagian meliputi lembar Bone-Bone,
Mangkutana, Wotu sebagian lembar Malili, dengan ketinggian antara 200-
700 m di atas permukaan laut dan merupakan perbukitan yang agak landai
yang terletak di antara daerah pegunungan dan daerah pedataran.
22
Perbukitan ini dibentuk oleh batuan vulkanik, ultramafik dan batupasir.
Puncak-puncak bukit yang terdapat di daerah ini diantaranya Bulu Tiruan
(630 m), Bulu Tambunana (477 m) dan Bulu Bukila (645 m).
c. Daerah Kras menempati bagian timurlaut pada peta lembar Matano dengan
ketinggian antara 800-1700 m dari permukaan laut dan dibentuk oleh
batugamping. Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, “sinkhole” dan
sungai bawah permukaan. Puncak yang tinggi di daerah ini di antaranya
Bulu Empenai (1185 m).
d. Daerah pedataran menempati daerah selatan semua lembar peta, melampar
mulai dari utara Bone-bone, Wotu dan Malili. Daerah ini mempunyai
ketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan laut dan dibentuk oleh
endapan aluvium. Pada umumnya merupakan daerah pemukiman dan
pertanian yang baik. Sungai yang mengalir di daerah ini di antaranya S.
Salonoa, S. Angkona dan S. Malili, menunjukkan proses berkelok.
Sungai-sungai yang bersumber di daerah pegunungan mengalir melewati
daerah ini terus ke daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Pola alirannya
dendrit. Terdapatnya pola aliran subdendritit dengan air terjun di beberapa tempat,
terutama di daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta dengan
memperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan peta dan adanya
perkelokan sungai utama, semuanya menunjukkan morfologi dewasa.
4.1.5 Klimatologi
Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan
yang cukup tinggi. Selama tahun 2012, rata-rata curah hujan per bulan dari 7
23
stasiun pengamatan selalu di atas 150 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada
bulan Maret, mencapai 393 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 24 hari.
Temperatur udara rata-rata bulanan berkisar pada 24,0-26,1 oC.
Temperatur tertinggi tercatat pada bulan November, sedangkan temperatur
terendah pada bulan Juli. Temperatur rata-rata bulanan cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Kelembaban Udara (relatif) bulanan rata-rata berkisar pada 88,4-
93,8%. Kelembaban relatif tertinggi terjadi pada hampir semua bulan (100%)
terutama pada bulan Juli, dan terendah pada bulan September (80,8%). Variasi
kelembaban relative rata-rata bulanan diperlihatkan pada gambar berikut.
Penguapan yang terjadi cukup tinggi dengan nilai rata-rata bulanan sekitar
2,7-4,3 mm, walaupun demikian diimbangi oleh curah hujan harian yang tinggi
pula. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (4,3 mm/hari), sedang
penguapan terendah teramati pada Bulan Juni (2,7 mm/hari). Periode dengan
tingkat penguapan tinggi terjadi mulai bulan Agustus sampai April ( 3 mm/hari),
sedangkan periode dengan penguapan rendah mulai bulan Mei sampai dengan
bulan Juli (3 mm/hari).
Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990 sampai 2001 berkisar di
antara 111,3-409.7 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Mei dan terendah
pada bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap bulan antara 12-25 hari.
Periode dengan tingkat curah hujan tinggi terjadi mulai bulan Maret sampai Mei
( 300 mm), sedangkan periode dengan curah hujan rendah mulai bulan Agustus
sampai dengan bulan Oktober ( 200 mm). Periode dengan tingkat curah hujan
sedang terjadi dari bulan November sampai Februari (200 – 300 mm). Angin.
24
Dalam penelitian ini data kecepatan dan arah angin setiap jam selama 7 tahun
terakhir diperoleh dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK. Data angin selama 7
tahun terakhir menunjukkan bahwa antara pukul 07.00 sampai 18.00 (siang) arah
angin dominan dari arah tenggara (24,8 %) dan dari utara (24,13 %), sedangkan
antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam) arah angin dominan dari arah utara
(36,8 %) dan dari arah tenggara (19,1 %). Kecepatan angin selama 7 tahun
terakhir antara pukul 07.00 sampai 18.00 sebagian besar berkisar 0 sampai 2 m/s
(69,1 %), sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 besar berkisar 0 sampai 2
m/s (73.16 %).
4.2 Gambaran Umum Kecamatan Nuha
4.2.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Nuha merupakan kecamatan yang terletak di sebelah
utara ibukota Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan ini terbentuk jauh
sebelum Kabupaten Luwu Timur terbentuk pada tahun 2003. Kecamatan
Nuha terdiri dari tiga kecamatan yakni Wasuponda, Towuti dan Nuha
sendiri.
Letak Astronomis Kecamatan Nuha berada pada posisi2 18’ 00” -
2 39’ 00” Lintang Selatan dan 121 3’ 00” - 121 34’ 30” Bujur Timur
dengan luas wilayah 808,27 km2. Kecamatan Nuha menempati urutan
kelima kecamatan terluas di Kabupaten Luwu Timur dengan persentase
sebesar 11,64 persen. Kecamatan Nuha berbatasan dengan
Kecamatan/Provinsi sebagaiberikut :
25
a. Sebelah Timur : Kecamatan Towuti
b. Sebelah Barat : Kecamatan Wasuponda
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Towuti
d. Sebelah Utara : Propinsi Sulawesi Tengah.
Topografi wilayah Kecamatan Nuha sebagian besar berupa
perbukitan. Ada dua sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai
Landangi dan Sungai Angka’uno yang keduanya melintas di Desa Matano
dan Parumpanai (Kecamatan Wasuponda). Danau terdalam se-Asia
tenggara berada di Kecamatan Nuha yaitu Danau Matano yang menjadi
salah satu ciri khas Kabupaten Luwu Timur. Terbentuknya danau ini
diperkirakan memakan waktu empat juta tahun dengan volume air
mencapai 43 kilometer kubik dan daerah aliran sungai seluas 448
kilometer persegi.
Luas Danau Matano 16.408 hektar dengan sumbu memanjang 28
km pada arah timur barat. Sedangkan kedalamannya mencapai 589 meter.
Posisi dasar danau ini sangat khas karena letaknya lebih rendah dari
permukaan laut. Air yang mengalir dari Danau Matano mengalir ke Danau
Mahalona kemudian ke Danau Towuti dan selanjutnya mengalir ke Sungai
Larona hingga akhirnya bermuara di Teluk Bone.
4.2.2 Administrasi
Kecamatan Nuha terdiri dari empat desa (Sorowako, Nikkel,
Matano, Nuha) dengan satu kelurahan (Kelurahan Magani). Status Desa
Magani berubah menjadi kelurahan tepatnya terjadi pada tahun 2012. Desa
26
yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Matano
dengan luas 242 km2 atau 29,94 persen dari luas kecamatan, sedangkan
desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Nuha dengan luas wilayah 86
km2 atau 10,64 persen dari luas kecamatan.
Wilayah administrasi Kecamatan Nuha terdiri dari
Desa/Kelurahan, Dusun/Lingkungan, dan Rukun Tetangga sebagai tingkat
terkecil, sampai dengan tahun 2016.
Tabel 3. Luas Desa/Kelurahan Per Kecamatan NuhaNo. Desa/Kelurahan Luas (Ha)
1. Sorowako 178,00
2. Nikkel 96,02
3. Magani 242,00
4. Nuha 86,00
Jumlah 808,27
Sumber: BPS Kabupaten Luwu Timur
27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat
Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan
tanaman obat dapat dilihat dari dua kegiatan, yaitu kegiatan produktif dan
reproduktif. Secara umum dalam pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha
melibatkan peran perempuan dan laki-laki, yang masing-masing mempunyai
peran yang berbeda. Adapun berbagai kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan
tanaman obat pada Kecamatan Nuha,Kabupaten Luwu Timur dapat disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2 . Bagan Pengolahan Tanaman Obat
Pada Gambar 2, dapat dilihat proses produktif pada pengolahan tanaman
obat yang diawali dengan proses penanaman, pada proses penanaman
dilaksanakan stelah lahan sudah siap, selanjutnya proses pemanenan dilakukan
saat tanaman sudah mencapai pada usia panen yaitu sekitar 3 – 12 bulan,
kemudian proses pengolahan, dimana bahan-bahan yang telah dipanen diolah
sesuai kebutuhan,dan terakhir proses penjualan yang dilakukan di rumah maupun
dipasar sekitar.
Penanaman Pemanenan Pengolahan Penjualan
28
5.1.1 Kegiatan Produktif
a. Kegiatan Produktif pada Proses Penanaman
Kegiatan produktif pada proses penanaman pada tanaman obat
biasa dilakukan secara tumpangsari pada lahan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Pada penanaman tanaman obat dibuatkan bedengan-bedengan
agar tidak tergenang air saat hujan dan tidak bercampur antara tanaman
yang satu dengan yang lainnya.
Bibit yang ditanam pada lahan merupakan bibit yang telah
disemaikan terlebih dahulu di polybag maupun pot-pot kecil. Pada
kegiatan penanaman peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Kegiatan Penanaman tanaman obat
No. GenderJumlah Responden
Presentase (%)
1. Laki-Laki 6 35,3
2. Perempuan 11 64,7
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa perempuan lebih berperan
karena pada proses penanaman tidak memerlukan kekuatan fisik yang
besar sehingga perempuan dapat mengerjakannya.
Hasil wawancara yang dilakukan mengenai proses penanaman
tanaman obat yang dilakukan Pak Sutrisno (56 Tahun) mengatakan bahwa:
“ Iye laku bali mattanang apa la garage bedengan Ibu, massiara ake mesa mesari dikka, supaya madommi duka selesai jama jamanna “.
29
Menurut Pak Sutrisno, iya saya bantu menanam karena perlu buat
bedengan, kasian juga kalau Ibu sendiri, supaya cepat selesai
pekerjaannya.
Gambar 3. Bibit Siap Tanam
Pada Gambar 3, dapat dilihat bibit tanaman bawang dayak yang
siap ditanam pada lahan yang telah disiapkan.
b. Kegiatan Produktif Pada Proses Pemanenan
Kegiatan produktif pada proses pemanenan tanaman obat biasanya
dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 12 bulan, tergantung pada jenis
tanamannya. Untuk mengetahui tanaman obat yang sudah tua, misal pada
tanaman jahe memiliki ciri-ciri daun berubah warna menjadi kuning dan
batang sudah mengering.
Pada kegiatan pemanenan peran laki-laki dan perempuan dapat
dilihat pada Tabel 5.
30
Tabel 5. Kegiatan Pemanenan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah Responden Presentase (%)
1. Laki-laki 6 35,3
2. Perempuan 11 64,7
Jumlah 17 100
Sumber :Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 5, pada proses pemanenan pada penelitian ini
perempuan lebih dominan daripada laki-laki dengan persentase sebanyak
perempuan 64,7% dan laki-laki 35,3%. Perempuan lebih dominan karena
pekerjaan pemanenan tidak memerlukan tenaga yang besar sehingga
perempuan mampu mengerjakannya dan laki-laki tidak dominan karena
memiliki pekerjaan yang lain.
Hasil wawancara yang dilakukan mengenai proses pemanenan
tanaman obat yang dilakukan oleh Pak Nasir Santawi (67 Tahun)
mengatakan bahwa:
“ Ake paneng i, ya dibali i, appa la di cangkul i duka”
Menurut Pak Nasir Santawi kalau panen saya bantu, karena harus
mencakul juga.
31
Gambar 4. Pemanenan Tanaman Obat
Pada Gambar 4, terlihat proses pemanenan tanaman obat yang
sudah mencapai umur panen dan siap diolah. Dalam satu kali panen
biasanya menghasilkan 1- 3 Kg tanaman obat.
c. Kegiatan Produktif Pada Proses Pengolahan
Kegiatan produktif pada proses pengolahan tanaman obat dibagi
menjadi dua bagian yakni dalam bentuk minuman (jamu) dan simplisia.
Pengolahan dalam bentuk minuman (jamu) bahan-bahan yang telah
disiapkan direbus secara bersamaan dalam satu wadah sesuai takaran yang
diinginkan, sedangkan pengolahan dalam bentuk simplisia bahan yang
digunakan yaitu bawang dayak. Bawang dayak yang telah dipanen
kemudian diiris tipis-tipis menggunakan pisau (catter) khusus untuk
memotong bawang dayak, selanjutnya diangin-angin dalam ruangan dan
ditutup menggunakan kain tipis agar tidak terkontaminasi kotoran. Setelah
diangin-anginkan kurang lebih 2-3 jam bawang dayak dioven sekitar 15-20
menit, selanjutnya bawang dayak didinginkan dalam suhu ruangan agar
32
tidak panas saat dikemas, dan terakhir pengemasan bawang dayak sesuai
dengan takaran. Pada kegiatan pengolahan tanaman obat peran laki-laki
dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kegiatan Pengolahan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki 3 17,6
2. Perempuan 14 82,4
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 6, pada kegiatan pengolahan tanaman obat pada
penelitian ini peran perempuan lebih dominan daripada laki-laki dengan
persentase sebanyak perempuan 82,4% dan laki-laki 17,6%. Pada proses
pengolahan perempuan lebih dominan karena pada proses ini diperlukan
ketelitian dan kesabaran seperti pada proses pemotongan bahan dan
memasak bahan.
Hasil wawancara yang dilakukan pada proses pengolahan tanaman
obat yang dilakukan Ibu Dhamiaty (60 Tahun) mengatakan bahwa:
“ Ake mengolah Ibu bammi, bapak ma’bantu ri sola mampasadia parewanan ”
Menurut Ibu Dhamiaty kalau mengolah Ibu saja, Bapak hanya
bantu membersihkan dan mempersiapkan peralatan”
33
Gambar 5. Pengolahan Tanaman Obat
Pada Gambar 5, merupakan proses pengolahan tanaman obat sesuai
dengan kebutuhan produksi.
d. Kegiatan Produktif Pada Proses Penjualan
Kegiatan produktif pada proses penjualan biasa dilakukan dirumah
masing-masing produsen, dipasar sekitar tempat tinggal, gedung unit
kegiatan masyarakat dan dipasarkan melalui sosial media. Pada kegiatan
penjualan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari Tabel 7.
Tabel 7. Kegiatan Penjualan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah Responden Presentase (%)
1. Laki-laki 1 5,9
2. Perempuan 16 94,1
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 7, pada proses penjualan menunjukkan bahwa
dari 17 responden yang melakukan penjualan lebih dominan perempuan
34
daripada laki-laki dengan persentase sebanyak perempuan 94,1% dan laki-
laki 5,9%. Pada proses penjualan perempuan lebih dominan karena
perempuan memiliki kemampuan lebih dalam meyakinkan dan
menawarkan barang kepada pembeli.
Hasil wawancara yang dilakukan pada proses penjual produk
tanaman obat yang dilakukan oleh Ibu Saniem (46 Tahun) mengatakan
bahwa:
“ Ma’balu jio banua, atau bawa bammi ke gedung UKM, sola biasa duka dibawa lako toko yato jio pasa’, jadi Bapak tidak ma’bantu “
Untuk menjual hanya dirumah saja, atau dibawa ke gedung UKM,
biasa juga dibawa ke toko yang ada dipasar, jadi Bapak tidak membantu.
Gambar 6. Penjualan Produk Tanaman Obat
Pada Gambar 6, merupakan produk yang telah siap untuk dijual
dipasar sekitar tempat tinggal maupun dirumah masing-masing produsen.
Peran gender pada kegiatan produktif yang terdiri dari penanaman,
pemanenan, pengolahan, dan penjualan dapat dilihat pada Gambar 7.
35
Gambar 7 . Diagram Kegiatan Produktif Pengolahan Tanaman Obat
Kegiatan produktif pada pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha
presentase keterlibatan laki-laki dan perempuan dapat diuraikan pada kegiatan
penanaman dimana perempuan lebih dominan daripada laki-laki karena pada
kegiatan penanaman tidak memerlukan tenaga yang besar dan juga tidak
merupakan pekerjaan berat sehingga perempuan lebih dominan pada kegiatan
penanaman begitupula pada kegiatan pemanenan, pengolahan dan penjualan
perempuan lebih dominan daripada laki-laki karena pekerjaan ini termasuk dalam
pekerjaan yang ringan walaupun ada beberapa laki-laki yang terlibat dalam
pekerjaan ini. Namun, terdapat kendala dalam hal pemasaran yang belum meluas
sehingga masih sedikit saja orang yang tahu bahwa di daerah tersebut ada produk
hasil pengolahan tanaman herbal. Sedangkan pada pengelolaan agroforestri di
Kecamatan Nuha masyarakat belum terlibat karena belum adanya pengembangan
agroforestri, sehingga masyarakat masih berfokus pada tanaman obat. Sedangkan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Penanaman Pemanenan Pengolahan Penjualan
Laki-laki
Perempuan
Pers
enta
se %
36
penelitian yang dilakukan Ratnapuri (2011) di Bogor, pengelolaan agroforestri
laki-laki lebih berperan sepenuhnya mulai dari persiapan lahan hingga pasca
panen. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai tanggung jawab dalam mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain itu masyarakat masih
menganggap pekerjaan yang berat dan mengeluarkan banyak tenaga perempuan
hanya dilibatkan dalam kegiatan yang ringan seperti mengurus rumah tangga.
Peran perempuan di dalam pengelolaan agroforestri di lahan agroforestri lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki. Bila di lihat secara keseluruhan petani laki-
laki dalam pengelolaan agroforestri dalam kegiatan produktif sebesar 80%,
sedangkan pada perempuan hanya 41,9%.
Waktu yang digunakan oleh kaum perempuan lebih banyak pada kegiatan
domestik, sedangkan kaum lelaki hanya meluangkan waktunya sedikit saja untuk
kegiatan domestik. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan agroforestri
dominan dilakukan oleh kaum lelaki atau suami. Pada pengambilan keputusan
masalah keuangan dan masalah yang menyangkut kepentingan bersama dilakukan
secara bersama-sama antara suami dan istri. Sedangkan pada kegiatan reproduktif
seperti penentuan menu makanan para istri atau perempuan lebih dipercaya untuk
mengambil keputusan. Dengan adanya peran dan pembagian kerja antara suami
istriyang baik maka terlihat bahwa pada petani agroforestri kesetaraan gender
terjalin dengan baik. (Ratnapuri, 2011).
37
5.1.2 Kegiatan Reproduktif
Kegiatan reproduktif, kegiatan yang dilakukannya didalam rumah tangga
seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak,
berbelanja, mencuci piring dan mencari kayu bakar.
a. Kegiatan Memasak
Pada kegiatan memasak peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari
Tabel 8.
Tabel 8. Kegiatan MemasakNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki - -
2. Perempuan 17 100
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 8, pada kegiatan memasak dari 17 responden pada
penelitian ini yang melakuukan kegiatan memasak laki-laki 0% dan perempuan
100%.
b. Kegiatan Mencuci Pakaian
Pada kegiatan mencuci pakaian peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat
pada Tabel 9.
38
Tabel 9. Kegiatan Mencuci PakaianNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki 2 11,8
2. Perempuan 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber: Data primer setelah diolah 2109
Berdasarkan Tabel 9, pada kegiatan mencuci baju dalam penelitian ini
memiliki persentase sebanyak laki-laki11,8% dan perempuan 88,2%.
c. Kegiatan Membersihkan Rumah
Pada kegiatan membersihkan rumah peran laki-laki dan perempuan dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kegiatan Membersihkan RumahNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki 2 11,8
2. Perempuan 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber: Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 10, pada kegiatan membersihkan rumah pada penelitian ini
laki-laki 11,8% dan perempuan 88,2%.
d. Kegiatan Mengasuh Anak
Pada kegiatan mengasuh anak peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari
Tabel 11.
39
Tabel 11.Kegiatan Mengasuh AnakNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki 3 17,6
2. Perempuan 14 82,4
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah
Berdasarkan Tabel 11, pada kegiatan mengasuh anak dari 17 responden pada
penelitian ini laki-laki 17,6% dan perempuan 82,4%.
e. Kegiatan Berbelanja
Pada kegiatan berbelanja peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari
Tabel 12.
Tabel 12. Kegiatan BerbelanjaNo. Gender Jumlah Responden Presentase(%)
1. Laki-laki 2 11,8
2. Perempuan 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 12, pada kegiatan berbelanja pada penelitian ini persentase
laki-laki 11,8% dan perempuan 88,2%.
f. Kegiatan Mencuci Piring
Pada kegiatan mencuci piring peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari
Tabel 13.
40
Tabel 13. Kegiatan Mencuci PiringNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)
1. Laki-laki 2 11,8
2. Perempuan 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 13, pada penelitian ini kegiatan mencuci piring memiliki
persentase sebanyak laki-laki 11,2% dan perempuan 88,2%.
Peran gender pada kegiatan reproduktif yang terdiri dari mencuci piring,
memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, berbelanja, dan mengasuh
anak dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram Kegiatan Reproduktif
Berdasarkan persentase diatas dapat dilihat kegiatan reproduktif dominan
dilakukan oleh perempuan, karena pada umumnya kegiatan reproduktif
merupakan kegiatan Ibu Rumah Tangga (IRT). Kegiatan yang lazim dilakukan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6
Laki-laki
Perempuan
Per
sent
ase
Ket
erli
bata
n(%
)
1. Memasak2. Mencuci baju3. Membersihkan rumah4. Mengasuh anak5. Berbelanja6. Mencuci piring
Kegiatan Reproduktif
41
adalah memasak, mencuci pakaian, mencuci piring, berbelanja, mengasuh anak,
dan membersihkan rumah. Walaupun pekerjaan reproduktif sangat melekat pada
pencitraan dan suatu kewajiban seorang perempuan atau istri, namun kaum lelaki
saat ini sudah ada yang mau melakukan kegiatan reproduktif karena didukung
dengan adanya kemajuan teknologi sehingga mempermudah pekerjaan dan
membantu mengurangi beban kerja perempuan, walaupun masih sangat sedikit
peran laki-laki didalamnya. Namun, berbeda dengan laki-laki pada kelompok tani
hutan dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), laki-laki
sama sekali tidak meluangkan waktunya dalam mengurus rumah tangga.
(Pintakami,Dkk 2013).
5.2 Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam rumah tangga terdiri dari keputusan pada
kegiatan repoduktif dan tidak produktif. Seperti yang diungkapkan oleh Simatauw
et all (2001), perempuan memiliki banyak sekali beban pekerjaan yang
dilimpahkan kepada mereka, namun dalam beberapa kasus yang terjadi di
Indonesia perempuan tetap tidak memiliki peluang dalam pengambilan keputusan.
5.2.1 Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif
Pengambilan keputusan pada kegiatan produktif pada pengolahan tanaman
obat, mulai dari penanaman, pemanenan,pengolahan dan penjualan. Peran laki-
laki dan perempuan pada kegiatan produktif pengolahan tanaman obat terlihat
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kerjasama dalam mengolah tanaman
obat, dapat dilihat pada Tabel 14.
42
Tabel 14. Pengambilan Keputusan Kegiatan ProduktifPengambilan keputusan
KegiatanIST SDI SUA SDIS SDII TOTAL
N % N % N % N % N % N %
Penanaman 11 64,7 - - 6 35,3 - - - - 17 100
Pemanenan 11 64,7 - - 6 35,3 - - - - 17 100
Pengolahan 14 82,4 3 17,6 - - - - - - 17 100
Penjualan 16 94,1 1 5,9 - - - - - - 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Keterangan:
IST =Istri seorang diri,
SDI = Suami dan Istri,
SUA =Suami seorang diri,
SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami,
SDII =Suami dan Istri Dominan Istri
Menurut Tabel 14, pengambilan keputusan pada kegiatan produktif
pengolahan tanaman obat pada kegiatan penanaman dan pemanenan memiliki
persentase yang sama sebanyak istri 64,7% dan suami 35,3%. Sedangkan pada
proses pengolahan memiliki persentase sebesar 82,4% istri dan 17,6% suami, dan
pada proses penjualan persentase istri 94,1% dan suami 5,9%.
43
5.2.2 Pengambilan Keputusan Dalam Kegiatan Reproduktif
a. Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga
Pengambilan keputusan masalah keuangan merupakan hal yang harus
diperhatikan. Pengambilan keputusan dalam masalah keuangan terbagi
menjadi dua, yaitu masalah keuangan dalam hal pengolahan tanaman obat
seperti mengelola uang untuk usaha dan merencanakan biaya usaha. Selain itu
masalah uang dalam keluarga yaitu, merencanakan dan mengelola uang
keluarga, memutuskan untuk membelanjakan uang dalam rumah tangga, serta
meminjam dan mencari pemecahan dalam masalah keluarga, dapat dilihat
pada Tabel 15.
Tabel 15. Pengambilan Keputusan Masalah Keuangan dalam Rumah TanggaPengambilan keputusan
No.IST SDI SUA SDIS SDII TOTAL
N % N % N % N % N % N %
1. 13 76,5 4 23,5 - - - - - - 17 100
2. 8 47,1 9 52,9 - - - - - - 17 100
3. 8 47,1 9 52,9 - - - - - - 17 100
4. 13 76,5 4 23,5 - - - - - - 17 100
5. 3 17,6 14 82,4 - - - - - - 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019Keterangan:IST =Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA =Suami seorang diriSDIS =Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan IstriKeterangan nomor pada Tabel 15 :
44
1. Merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman obat2. Merencanakan uang dalam rumah tangga3. Mengelola uang dalam rumah tangga4. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga5. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga
Menurut Tabel 15, persentase pengambilan keputusan masalah
keuangan dalam bidang pengolahan tanaman obat, yang diambil berdasarkan
hasil keputusan dalam merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman
obat dan berbelanja dalam rumah tangga memiliki persentase yang sama yaitu
istri seorang diri 76,5%, suami dan istri 23,5%. Sedangkan merencanakan
uang dalam rumah tangga dan mengelola uang dalam rumah tangga memiliki
persentase yang sama yaitu suami dan istri 52,9%, istri seorang diri 47,1%.
Dan untuk meminjam uang untuk keperluan rumah tangga pengambilan
keputusan lebih dominan dilakukan suami dan istri 82,4%. Terlihat dalam
setiap pengambilan keputusan dalam rumah tangga peran antara laki-laki dan
perempuan saling melibatkan satu sama lain.
b. Pengambilan Keputusan dalam Masalah Domestik
Setiap rumah tangga biasanya mengalami banyak permasalahan
domestik seperti, menentukan jumlah keturunan, dan memutuskan untuk
keperluan rumah tangga. Karena itu peran gender sangat diperlukan dan
penting dalam rumah tangga, sehingga setiap anggota keluarga memiliki
tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama, dapat
dilihat pada Tabel 16.
45
Tabel 16. Pengambilan Keputusan dalam Masalah DomestikPengambilan keputusan
No.IST SDI SUA SDIS SDII TOTAL
N % N % N % N % N % N %
1. 3 17,6 12 70,6 - - 1 5,9 1 5,9 17 100
2. 3 17,6 14 82,3 - - - - - - 17 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Keterangan:IST =Istri seorang diri.SDI = Suami dan Istri.SUA =Suami seorang diri.SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami.SDII = Suami dan Istri Dominan Istri.Keterangan nomor pada Tabel 16 :
1. Menetukan jumlah keturunan.2. Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga
Berdasarkan Tabel 16, dalam menentukan jumlah keturunan
melibatkan peran antara laki-laki dan perempuan dengan persentase 70,6%
dan untuk memecahkan masalah keuangan keluarga juga saling melibatkan
satu dengan yang lainnya dengan persentase sebanyak 82,3%.
46
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja atau peran laki-laki dan perempuan didalam pengolahan
tanaman obat di Kecamatan Nuha pada kegiatan produktif yang terdiri dari
kegiatan penanaman,pemanenan, pengolahan, dan penjualan perempuan
lebih dominan dibandingkan laki-laki, begitu pula pada kegiatan
reproduktif.
2. Pada pengambilan keputusan pada kegiatan produktif perempuan lebih
dominan dalam mengambil keputusan. Sedangkan pada pengambilan
keputusan pada kegiatan reproduktif ( pengambilan keputusan dalam
masalah keuangan rumah tangga dan masalah domestik ) dilakukan
bersama-sama antara laki-laki dan perempuan.
6.2 Saran
1. Perlu ditingkatkan partisipasi laki-laki pada kegiatan pengolahan tanaman
obat agar beban kerja tidak terlimpah kepada perempuan sepenuhnya.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang kontribusi laki-laki terhadap
pengambilan keputusan dalam kegiatan pengolahan tanaman obat di
Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
3. Perlu adanya kerja sama antara Dina Pertanian dan Dinas Kehutan untuk
mengembankan kelompok herbal yang ada di Sorowako.
4. Perlu ditingkatkannya pemasaran produk tanaman herbal agar dapat
dikenal lebih luas.
47
DAFTAR PUSTAKA
Farhatul. 2012. Potensi Tumbuhan Obat di Area kampus II UIN Alaudin Samata Gowa. Makasar.
Hafizianor,et all (2015). Analisis Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Dukuh Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Kertak Empat Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Handayani,T dan Sugiarti.2002.Konsep dan Teknik Penelitian Gender.Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Hoesen DSH. 2000. Apotik Hidup: Peranan dan Tantangan. Di dalam : SutarnoH,Atmowidjojo S, penyunting. Meningkatkan Usaha Apotik HidupDengan Prinsip Bersih Lingkungan. Bogor: Prosea Indonesia-YayasanProsea.
Pintakami, Dkk. 2013. Keterlibatan Perempuan Tani Pada Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Rangka Mencapai Kesejahteraan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya.
Puspitawati. 2007. Pengarustamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan dalam Menyongsong Era Globalisasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ratnapuri. 2011. Analisis Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Studi Kasus di Kawasan PLN Pangalengan Bandung.[Skripsi].Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sandra E, Kemala S. 1994. Tinjauan Permintaan Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. PelestarianPemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan TropikaIndonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 71117.
Sangat HM. 2000. Pemanfaatan dan Pemasaran Bahan Tanaman Obat. Di dalam: Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan Tanaman Obat. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea.
48
Simatauw M, L Simanjuntak dan PT Kuswardono.2001. Gender dan Pengelolaan Sumber daya Alam: Sebuah Panduan Analisis. Kupang: Yayasan Penguatan Institusi dan Kapasitas lokal (PIKUL).
Suardi, M. 2010. Analisis Gender dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus Hutan Rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tilaar, M.,Dkk. (2011). Pioneers in Green Science (Beberapa Model PenerapanKonsep Ramah Lingkungan di Indonesia).Jakarta: Dian Rakyat.
Zuhud, E. A. M. 2012. Buku Acuan Khusus Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IX. Dian Rakyat. Jakarta.
Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 1-15.
49
Lampiran
Lampiran 1. Kuisioner
A. IDENTITAS RESPONDEN/ MASYARAKAT
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Tingkat Pendidikan :
Kegiatan Produktif Pelaku
Pengelolaan Tanaman Obat Suami Istri
1. Pemanenan
2. Pengolahan
3. Penjualan
Petani
1. Petani agroforestri
2. Petani tanaman semusim
Petani Non Kehutanan
1. Berternak
Non Pertanian
1. Pedagang
2. Wiraswata3. PNS
50
Pengambilan keputusan
PeranKeputusan Produktif
Keputusan ReproduktifMasalah Keuangan Dalam
Rumah TanggaMasalah Domestik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11ISTSDISUASDISSDII
Keterangan:1. Penanaman2. Pemanenan 3. Pengolahan4. Penjualan5. Merencanakan biaya usaha dalam pengeloaan tanaman obat6. Merencanakan uang dalam rumah tangga7. Mengelola uang dalam rumah tangga8. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga9. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga10. Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga11. Menetukan jumlah keturunanIST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS = Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan Istri
Kegiatan ReproduktifPelaku
Istri Suami1. Memasak2. Mencuci Piring3. Mencuci Baju4. Membersihkan Rumah5. Berbelanja6. Mengurus Anak
51
Lampiran 2. Tabulasi Hasil Penelitian
Tabel 16. Identitas Responden
No.Nama Responden
(Gender)Pekerjan
Umur
(Tahun)
Tingkat Pendidikan
1. Mimi Rosita / Sutrisno Wiraswasta/Pensiunan 51/56 SMA/STM
2. Sumarni / Sudirman IRt/ Wiraswasta 41/43 SMP/SMP
3. Erni / Nasir Santawi IRT / Pensiunan 65/67 SMA/SMA
4. Hapsah Kamarudin / Tahir Wiraswasta/Wiraswasta 47/49 S1/S1
5. Saniem / Yuyus Priatna IRT/Pegawai Swasta 46/53 SMP/SMA
6. Yulius / Sukiaki Ahmad Wiraswasta/Wiraswasta 64/50 STM/S1
7. Musjahidin / Hasmawati IRT/Pegawai Swasta 49/46 SMA/SMA
8. Sirajuddin / Dhamiaty Pensiunan/IRT 69/60 SMA/SMP
9. Djoko Sungkono / Hajrah Pensiunan/Wiraswasta 55/53 SMA/SMP
10. Herawati Zainuddin PNS 39 S1
11. Nasir Santawi / Erni IRT / Pensiunan 67/65 SMA/SMA
12. Basar Jalali / Sahraeni Kepala Desa/IRT 58/52 SMA/SMA
13. Darman / Hasnira Pensiunan/IRT 59/51 SMP/SMP
14. Hajema IRT 44 SMP
15. Ahmad Suhaimi / Asrina Kepala Dusun / Pegawai Swasta
39/40 S1/SMA
16. Nurmaida Siara IRT 50 SMA
17. Sutrisno/ Mimi Rosita Wiraswasta/Pensiunan 56/51 SMA/STM
52
Tabel 17. Kegiatan Produktif
Respondenkegiatan produktif
Penanaman Pemanenan Pengolahan PenjualanSuami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri
1 √ √ √ √2 √ √ √ √3 √ √ √ √4 √ √ √ √5 √ √ √ √6 √ √ √ √7 √ √ √ √8 √ √ √ √9 √ √ √ √
10 √ √ √ √11 √ √ √ √12 √ √ √ √13 √ √ √14 √ √ √ √15 √ √ √ √16 √ √ √ √17 √ √ √ √
Jumlah 6 11 6 11 3 `4 1 16
53
Tabel 18. Kegiatan Reproduktif
Kegiatan Reproduktif
No Memasak Mencuci Baju
Mencuci Piring
Berbelanja Membersihkan rumah
Mengasuh Anak
Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri1 √ √ √ √ √ √2 √ √ √ √ √ √3 √ √ √ √ √ √4 √ √ √ √ √ √5 √ √ √ √ √ √6 √ √ √ √ √ √7 √ √ √ √ √ √8 √ √ √ √ √ √9 √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √11 √ √ √ √ √ √ √12 √ √ √ √ √ √13 √ √ √ √ √ √14 √ √ √ √ √ √15 √ √ √ √ √ √16 √ √ √ √ √ √17 √ √ √ √ √ √
17 2 15 2 15 2 15 2 15 3 14
54
Tabel 19. Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif
Keterangan:1.Penanaman2.Pemanenan3.Pengolahan4.Penjualan
IST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS =Suami dan Istri Dominan SuamiSDII =Suami dan Istri Dominan IstriHasil Tabulasi Kegiatan Produktif
1 2 3 4IST 11 11 14 16SDISUA 6 6 3 1SDISSDII
No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2 3 4
1 SUA SUA IST IST2 IST IST IST IST3 SUA SUA IST IST4 IST IST IST IST5 IST IST IST IST6 IST IST IST IST7 IST IST IST IST8 IST IST IST IST9 SUA SUA SUA IST
10 IST IST IST IST11 SUA SUA SUA IST12 IST IST IST SUA13 SUA SUA IST IST14 IST IST IST IST15 IST IST IST IST16 IST IST IST IST17 SUA SUA SUA IST
55
Table 20. Pengambilan Keputusan Reproduktif (Masalah Keuangan)
Keterangan:1. Merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman obat2. Merencanakan uang dalam rumah tangga3. Mengelola uang dalam rumah tangga4. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga5. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga
IST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS = Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan IstriHasil Tabulasi Masalah Keungan
1 2 3 4 5
IST 13 8 8 13 3
SDI 4 9 9 4 14
SUA
SDIS
SDII
No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2 3 4 5
1 SDI SDI SDI SDI SDI2 IST IST IST IST SDI3 SDI SDI SDI SDI SDI4 IST IST IST IST SDI5 IST SDI SDI IST SDI6 IST SDI SDI IST SDI7 IST IST IST IST SDI8 IST IST IST IST SDI9 IST SDI SDI IST SDI
10 IST IST IST IST IST11 IST SDI SDI SDI SDI12 IST SDI SDI IST IST13 SDI SDI SDI IST SDI14 IST IST IST IST IST15 IST IST IST IST SDI16 IST IST IST IST IST17 SDI SDI SDI SDI SDIS
56
Table 21. Pengambilan Keputusan Reproduktif (Masalah Domestik)
Keterangan:1.Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga2.Menentukan jumlah keturunanIST = Istri seorang diri, SDI = Suami dan Istri, SUA = Suami seorang diri, SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami, SDII = Suami dan Istri Dominan Istri, Hasil Tabulasi Masalah Domestik
1 2IST 3 3SDI 12 14SUASDIS 1SDII 1
No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2
1 SDI SDI2 SDIS SDI3 SDI SDI4 SDI SDI5 SDI SDI6 SDI SDI7 SDII SDI8 SDI SDI9 SDI SDI
10 IST IST11 SDI SDI12 SDI SDI13 SDI SDI14 IST IST15 SDI SDI16 IST IST17 SDI SDI
57
Lampiran 3. Dokumentasi
Gambar 1. Tanaman Obat
58
Gambar 2. Wawancara Responden
Gambar 3. Proses pemanenan
59
Gambar 4. Proses Pengolahan
Gambar 5. Penjualan
60
Lampiran 4. Daftar Jenis Tanaman Obat
No Nama Indonesia
Nama Latin Khasiat
1 Andong Cordyline Fruticosa
TBC dan batuk berdarah, Radang gusi, Nyeri lambung dan ulu hati, Air kemih, Disentri, Haid berlebihan, dan wasir berdarah
2 Anting-anting Acalypha australis Linn.
Disentri, Diare, Mimisan, Muntah darah, Berak darah, Kencing darah, dan Malaria
3 Bandotan Ageratum conyzoides L.
Radang Telinga, Luka berdarah, Bisul, Eksim, Sakit Tenggorok, termasuk Diphteri, Bisul, Borok, Bengkak, Tumor Rahim, Pendarahan Rahim, Sariawan, Bisul, Bengkak2, Malaria, Influenza.
4 Bangle Zingiber Purpureum Roxb
Demam, masuk angin, Perut mulas, Sakit kuning, Mengecilkan perut setelah melahirkan, Cacingan, Kegemukan, sakit kepala, Batuk, Rematik
5 Bawang dayak Eleutherine americana Merr.
Kanker, Kista, Diabetes Melitus, Penyakit jantung Koroner, Hipertensi, Hepatitis, TBC, Bronkhitis, Sinusitis, Radang Rektum, Penyakit asam Urat, Rematik, Nefrolithiasis, Infeksi saluran kencing, Radang Prostat, Penyakit gondok, Maag, Perut kembung, Ambeyen, Obesiots,Nyeri haid, Bisul
6 Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Batuk/muntah darah, Paru-paru/bolong, Kencing manis, Sesak nafas, Borok akut(menahun), Patah tulang, Darah rendah, Radang ginjal , Gegar otak ringan/berat, Disentri/buang air besar, Ambeyen berdarah, Hidung mimisan, Habis bedah/operasi, Luka bakar, Penghangat badan, Jerawat, Usus bengkak, Gusi berdarah, Kurang nafsu makan, Kelancaran haid, Habis bersalin/melahirkan, Menjaga stamina tubuh, Lemah syahwat, kecelakaan/benda tajam
7 Boroco Celosia Argantea L
Radang mata, Keputihan, Keratitis, Hipertensi, Muntah Darah, Keputihan, Infeksi luar & dalam mata, Disentri, Infeksi saluran kencing
8 Brotowali Tinospora Crispa Rematik, Demam & demam kuning, Kencing manis, Kudis, Luka, Badan gatal-gatal, Menambah nafsu makan
9 Daun Gedi Abelmoschus manihot L.
Penurun Panas, Mencegah Pengkroposan Tulang, Mengatasi kejang diabetes, depresi dan penyakit ginjal, menurunkan resiko penyakit jantung, maag
61
10 Daun dewa Gynura Segetum Merr
Luka terpukul, Pendarahan pada wanita, Batuk darah, Muntah darah, Mimisan, Infeksi kerongkongan, Telat haid, Pembekuan darah, Digigit ular, digigit binatang lain, Tumor, Kutil, uci-uci, Batu kandung kemih
11 Daun sendok Plantago Mayor Gangguan saluran air kemih, Air kemih berdarah, Keputihan, Disentri panas, Diare, Kencing manis, Bisul
12 Iler Coleus Scutellarioides
Wasir, Bisul, borok, Radang telinga, Terlambat haid, Cacing gelang, Keputihan
13 Jahe merah Zingiber officinale Linn
Batuk kering, Luka lecet, Gigitan ular, Kolera, Obat kuat
14 Jarak pagar Jathropa Curcas L
Bengkak, terkilir, Gatal-gatal, Lepra, Borok yang tidak sembuh, Penyubur rambut, Rematik
15 Kelor Moringa Oliefera, Lamk.
Lever, Reumatik, rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/Biduran, Cacingan, dan Luka bernanah, Beri-beri, Kurap, herfes, Abortivum, Sariawan, Histeri, Epilepsy.
16 Kemangi Ocinum bassilicum ferina citratum
Bau badan & bau keringat, Bau mulut, Panas & sariawan, Peluruh gas perut, Ejakulasi premature
17 Kembang pukul empat
Miralibis jalapa L
Acute arthritis, Bisul, Radang amandel, Infeksi saluran kencing, Kencing manis
18 Kenikir Cosmos caudatus Meningkatkan nafsu makan, mengatasi lemah jantung, mencegah bpenuaan dini, menghilangkan bau mulut, anti kanker
19 Ketumpang air Gynura Procumbeus
Gangguan kesehatan mata, Masalah pencernaan, Batuk, Gangguan kandung kemih, Sakit sendi, Reumatik, dan Sakit perut
20 Kersen Muntingia calabura L
Asam urat, Diabetes, Flu, Kejang pada saluran pencernaan, antiseptic, Hipertensi, Kolesterol, Infeksi, Anti tumor, Sakit kepala, Batuk, dan Radang.
21 Ki tolod Isotoma longiflora Presl
Sakit gigi, Asma, bronchitis, radang tenggorokan, Luka, Obat kanker, Tetes mata
22 Krokot Portulaca oleracea L.
Radang akut usus buntu, Luka digigit lipan, Borok eksem radang kulit, disentri, Wasir berdarah, Sakit Kuning, Radang gusi, Gugup gelisah, jantung berdebar, Bisul, Demam, Kencing darah, Radang payudara, Badan sakit dan pegal, Gangguan sistem saluran kencing
23 Kumis kucing Orthosiphon aristatus
Infeksi kandung kemih, Sakit kencing batu, Batu kantung empedu, Encok, asam urat, Menghilangkan panas
24 Kunyit Curcuma longa Linn
Demam, Perut kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan, Eksim, Keputihan, Gatal akibat
62
cacar air, Radang Amandel, Tekanan darah tinggi
25 Kunyit putih Kaempferia rotunda L
Peluruh kentut, nyeri perut, Badan lemah, nafsu makan berkurang, Panas dalam, Buang air besar terlalu banyak
26 Lengkuas Alpinia galangaLinn., Willd
Rematik, sakit limpa, gairah seks, nafsu makan, bronchitis, morbili, panu
27 Lidah buaya Aloe vera L Kencing manis, Batuk rejan, Shypilis, Cacingan, Wasir, sembelit, Kencing darah
28 Lidah mertua Sansevieria trifaseiata Prain
Obat Batuk, Mengobati luka gigitan ular, Menghilangkan bau tidak sedap dalam ruangan, Darah tinggi, Diabetes, Menyerap racun/polusi udara
29 Meniran Phyllantus urinia Linn
Radang ginjal, Susah kencing, Nyeri buang air kecil, Batu ginjal, Disentri, Hepatitis, Antibiotik
30 Nanas kerang Rheo discolor Bronchitis, batuk rajan, batuk berdahak, flu, TBC kelenjar, mimisan, Muntah darah, Berak darah
31 Ophiopogon Ophiopogon japonicus
Batuk kering, abses paru, Muntah darah, Kerongkongan kering, Susah buang air besar, Melancarkan kencing
32 Pacing Costus Speciosus Nepharatic endema, air kemih sedikit, Mencegah kehamilan, Digigit ular, Bengkakkarena ginjal, Radang mata
33 Patah tulang Eupharbia tirucalli L.
Sakit lambung, rhematik, sifilis, nyeri saraf, penyakit kulit, kusta, wasir, tulang patah, sakit gigi, tahi lalat membesar dan gatal, kutik, tertusuk benda tajam (kaca), kapalan/penebalan kulit, keseleo
34 Patikan kebo Euphorbia hirta L Disentri, Melancarkan kencing, Abses paru, Abses payudara, Thypus, Asma
35 Pegagan Centella asiatica Infeksi batu saluran kencing, Susah kencing, Pembengkakan hati, Campakbisul, Lepra, Batuk kering & dahak
36 Sambiloto Andrographis paniculata
Thypus abdominalis, Disentri basiler, Flu, sakit kepala, Influenza, radang paru, Radang saluran pernapasan, TBC paru
37 Selasih Ocinum basillicum
Demam, pencernaan terganggu, Mematangkan abses, Sering gugup, TBC, Sakit kepala, Rhinitis, lemah ingatan, kelelahan mental
38 Sidaguri Sida rhombifolia Rematik, Asam urat tinggi, Bisul, kudis, bengkak karena tulang patah, Eksema, Kulit gatal, kurap
39 Sirih Piper betle L Batuk, bronchitis, Menghilangkan bau badan, Luka bakar, Mimisan, Mata gatal-gatal dan
63
merah, Koreng40 Sirih merah Piper crocatum Membantu mengobati penyakit kanker,
Menyembuhkan batu ginjal.Menurunkan kadar kolesterol yang berlebihan, Mengobati asam urat, Mengatasi dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung,Menyembuhkan masuk angin,Meredakan nyeri sendi,Mengobati radang prostat.
41 Somjawa Talinum paniculatum
Aphrodisiak, ASI sedikit, Bisul, Batuk berdarah
42 Tapak dara Catharanthus roseus
Kanker, Hipertensi, Kencing manis, Leukemia, Pendarahan akibat penurunan trombosit
43 Temulawak Curcuma Xanthorrizha, Roxb.
Sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, masuk angin, maag, sakit perut, produksi ASI, Nafsu makan, Sembelit, Sakit Cangkrang, Cacar air, Sariawan, dan Jerawat
44 Ginseng Talinum paniculatum
Aphrodisiak, ASI sedikit, Bisul, Batuk berdarah
45 Rumput mutiara
Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.
Tersiram air panas, Memar, pyodermi, gigitan ular, tulang patah, terkilir, Penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, Hepatitis, cholecystitis, Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan, Radang usus buntu dan peritonitis lokal yang ringan, Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis), Kanker : kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, lymphosarcoma, Ca-lambung, Ca-cervix, Ca-nasopharynx
46 Keji Beling Hedyotis corymbosa (L.)Lamk.
Tersiram air panas, Memar, pyodermi, gigitan ular, tulang patah, terkilir, Penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, Hepatitis, cholecystitis, Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan, Radang usus buntu dan peritonitis lokal yang ringan, Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis), Kanker : kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, lymphosarcoma, Ca-lambung, Ca-cervix, Ca-nasopharynx
47 Ki pahit Titonia Diversifolia
Gatal-gatal, Kudis, Eksim, Diabetes,antioksidan, infeksi kandung kemih, memperkuat organ hati
48 Pecut Kuda Strachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.
Infeksi dan batu saluran kencing, rematik, sakit tenggorokan, pembersih darah, haid tidak teratur, keputihan, hepatitis A
49 Ciplukan Physallis Diabetes mellitus, Sakit paru-paru, Influenza,
64
peruviana Sakit tenggorokan, Gondongan, Bisul,Borok, Ayan
50 Sawi tanah Nasturtium Montanum Wall
Radang saluran nafas, Influenza, Campak, panas, Rheumatic, sendi, Sakit lambung, Sakit kuning
51 Sawi langit Vernonia Cinerea Less
Demam, Panas batuk, Disentri, Hepatitis, Lelah, Susah tidur
52 Sosor Bebek Kalanchoe pinnata
Nyeri lambung, diare, Muntah darah, Sendi-sendi sakit, Wasir, Radang amandel, Radang telinga luar
53 Pulutan Urena lobata Linn.
Panas, Influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, reumatik, keputihan, bengkak, muntsh darah, sukar melahirkan, bisul, luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular
54 Sembung Blumea balsamifera L.
Reumatik, Nyeri haid, Influenza, Kembung, Diare, Sakit Tulang
55 Beluntas Pluchea indica (L.) Less.
Gangguan pencernaan pada anak-anak, TBC kelenjar leher, Nyeri rematik, Menghilangkan bau badan, Menambah nafsu makan, Menurunkan panas
56 Sambung Nyawa
Gynura procumbens Back
Tekanan darah Tinggi, Radang Pita tenggorokkan, Tumor, Diabetes, Lever, Ambien, Maag
57 Komprey Symphytum Officinale L
Tekanan darah tinggi, Tekanan darah rendah, Kolesterol tinggi, Leukemia, Diabetes, Susah punya anak
58 Tempuyung sonchus arvensis L
Mastitis, Bisul, Kandung kencing dan empeduberbatu, Darah tinggi, Kencing batu
59 Daun Jinten Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.
Asma, Batuk, Bayi Muntah, Bronkhitis, Demam, Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih, sariawan perut, sakit kepala
60 Daun Salam Syzygium Polyanthum
Diare, Kencing manis, Maag, Mabuk akibat alcohol, Kudis, gatal
61 Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Roxb
Rambut rontok, lemah Syaraf, Tidak nafsu makan, Rematik, Pegal Linu, Ketombe
62 Takokak Solanum torvum Swartz
Pinggang kaku, Sakit lambung, tidak datang haid, Batuk kronis, Bisul & koreng, Jantung berdebar
63 Alpukat Persea Americana M
Sariawan,Kencing batu, Darah tinggi, sakit kepala, Sakit gigi berlubang, Kencing manis, Bengkak karena peradangan, Nyeri lambung, haid tidak teratur
64 Temu mangga Curcuma mangga Val. Van Zip
Meningkatkan nafsu makan, meningkatkan gairah seksual, mengatasi gatal-gatal kulit, sesak
65
nafas, Bronkhitis, sembelit, antioksidan yang baik bagi tubuh, membantu mengecilkan rahim setelah melahirkan, menguatkan otot-otot intim wanita, mengurangi jumlah lemak perut, masuk angin, kanker, demam, anti racun, melancarkan BAB
65 Kembang Coklat
Zephyrantes Candida Herb
Gangguan fungsi hati, Epilepsy, Kejang pada anak
66 Bunga Pagoda Clerodendrum japonicum (Thub.) Sweet
Radang usus buntu, influenza, sembelit, berak darah, pegal linu, reumatik, dada terasa panas dan sesak, radang kandung kemih, campak, cacar air, putting susu pecah-pecah, radang selaput mata
67 Daun Mint Mentha cordifolia Penambah aroma makan, meningkatkan nafsu makan, aromaterapi,mengatasi nyeri, baik untuk pencernaan, mengatasi demam, anti radikal bebas, merawat kesehatan gigi dan mulut, mengurangi stress, mengobati batuk dan gatal tenggorokan, melegakan pernapasan, meningkatkan sistem imunitas, kesehatan mata, mengurangi resiko kanker, menjaga kesehatan kulit, mengatasi alergi
68 Lavender Lavandula afficinalis syn. L. Angustifolia
Insomnia, kerontokan rambut, kecemasan, depresi, kelelahan, stres, bau mulut, nyeri pasca operasi, antibacteri, antivirus, obat penenang ringan, mengendorkan dan melemaskan sistem kerja otot-otot yang tegang
69 Gendola Basella Rubra Linn
Radang usus buntu, Influenza, Sembelit, Kencing bernanah, Berak darah, Dada terasa panas atau sesak
70 Asoka Sarca indica Pendarahan internal, wasir, disentri hemoragik, haid tidak teratur, kram betis, luka pukul/memar
71 Daun Kirinyuh Chromolaena odorata
Meyembuhkan luka, mengobati malaria, ganguan maag dan mata
72 Jarak Cina Jatropha multifida Linn.
Luka berdarah, mencegah dan mengobati kerusakan gigi, bengkak terpukul, terkilir, dan tulang patah
73 Jambu Batu Psidium guajava Menurunkan kadar kolesterol, mengobati demam berdarah, meyembuhkan diare, obat sariawan, meyembuhkan luka, mengatasi ambient, mengatasi sering buang air kecil, mengobati sakit kuning, mengatasi kembung, melancarkan saluran pencernaan, menjaga funsi otak dan syaraf, penangkal radikal bebas
74 Bayam merah Amaranthus gangeticus
Meningkatkan kerja ginjal, melancarkan pencernaan, disentri, diabetes, kolesterol, darah
66
tinggi75 Jengger Ayam Celosia arntea L. Asma Bronchial, Buang air kecil tidak lancar,
panas anak, Disentri, Bronchitis kronis76 Kecubung Datura metel Pegal,Batuk menahun, asma reumatik, sakit
pinggang, pegal linu, bisul, eksem77 Tapak Liman Elephantophus
scaber LHepatitis, Biri-biri, Perut kembung, influenza, Dysentri, diare, Pelembut kaki, peluruh dahak
78 Rosela Hibiscus sabdariffa
Antioksidan, influenza, mengobati kanker, hipertensi, kanker darah/leukemia.
79 Belimbing Pasir Oxalis corniculata
Sariawan, Panas dalam, anti inflamasi, peluruh air seni, anti biotic, menetralisir racun, peluruh dahak, sakit kuning, batu empedu, batu di saluran kencing, amandel, radang tengorokan, infeksi telinga tengah, peluruh haid, mengobati luka digigit serangga, influenza, demam, hipertensi
80 Seledri Apium graveolens Menurunkan tekanan darah tinggi, menjaga fungsi ginjal, mengatasi sembelit, mengembalikan nafsu maka, penguat rambut
81 Landik Barleria Lupulina Lindl
Digigt ular berbisa, Bengkak, Bisul, luka berdarah, Rematik
82 Cincau Cylea barbata, Miers.
Mengobati sakit perut (diare), sariawan, Tekanan darah tinggi, Demam,
83 Barucina Artemisia Vulgaris L
Badan lemas setelah melahirkan, Lemah syahwat, Ayan, Disentri, Menstruasi berlebihan, Sakit haid, Keputihan, Susah punya anak, Muntah darah, mimisan, Memperlancar persalinan, dan Pendarahan usus
84 Sambang Darah Excoecaria cochinchinensis Lour
Disentri, Muntah darah, Pendarahan haid, Pendarahan setelah bersalin, Eksim kronis
85 Gandarusa Justicia Gendarussa Burm f
Tulang patah, bisul, Rematik, Memar, keseleo
86 Serai Cympogon nardus
Meyembuhkan rasa nyeri, batuk, lelah, aromaterapi, mengurangi rasa gatal, mencegah dan mengobati jerawat, menghilangkan ketombe, menghilangkan bau badan
87 Ubi Ungu Ipomea batatas Menaikan trombosit, DBD, cuci darah, melancarkan BAB
88 Markisa Passiflora edulis Kaya serat dan antioksidan, asma, mengatasi susah tidur, mengatasi batuk, anti alergi, hipertensi, melancarkan ASI, menurunkan kolesterol, menjaga kecantikan wajah, melancarkan peredaran darah, anti peradangan, menurunkan panas, analgesic, antiseptic,
67
89 Ekor Kucing Acalipha hispida Burm. F
Muntah darah, kusta, Disentri, radang usus, cacingan
90 Ketepeng Cina Cassia alata L. Panu, kurap, sembelit, sariawan, cacing kremi, eksim
91 Daun Mangkokan
Nothopanax scutellarium Merr.
Radang payudara, rambuk rontok, sukar kencing, bau badan, luka, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI
92 Melati Poncosudo
Jasminum multiflorum.
Radang usus, radang ginjal
93 Jarak Wulung Jatropha Gossypipella L.
Radang usus buntu, typus, Difteri, Diabetes, kanker, Kusta, Batuk rejan, Kencing batu, Siplis, Luka pada kulit, Disentri
94 Kembang Sepatu Sungsang
Hibiscus schizopetalus(Marst.)Hook.f.
Abses, bisul
95 Bunga tasbih Canna indica L. Demam, hipertensi, disentri kronis, wasir, keputihan, radang hati akut disertai kuning
96 Daun Sirsak Annona muricata, Linn.
Ambient, sakit kandung air seni, bayi mencret, anyang-anyangan, sakit pinggang, bisul
97 Saga Rambat Abrus Precatorius L.
Tracoma, panas dalam, Sariawan, Batuk, Batuk anak, Bronchitis, Bercak putih dikulit, serak, amandel, sakit tenggorokan, Hepatitis, infeksi jamur, scarbies, radang kulit bernanah, eksim
98 Pinang Areca catechu L. Aprodisiak, menguatkan gigi dan gusi, mengatasi mulut kering, obat cacing, mengobati kulit luka,
99 Gendola Merah Basella Rubra Linn
Radang usus buntu, Influenza, Sembelit, Kencing bernanah, Berak darah, Dada terasa panas atau sesak
100 Daun Wungu Grathophyllum Pictum Griff
Wasir, Bengkak terpukul, Bisul payudara, Melancarkan haid, Sembelit
101 Kariango /Dlingo
Acorus calamus Obat penenang, obat lambung, obat limpa, bahan baku kosmetika
102 Waru Hibiscus tiliaceus Mengobati TBC dan sakit paru-paru, mengobati penyakit batuk, mengobati amandel dan bengkak, meyembuhkan radang usus, mengatasi buang air berdarah, mengobati muntah darah, menghentikan pendarahan, mengatasi rambut rontok, meyuburkan rambut, mengobati bisul
103 Temu hitam Curcuma aeruginosa Roxb.
Mengatasi perut mulas dan masuk angin, mengobati ambient, menambah nafsu makan, membersihkan darah usai persalinan, mengobati penyakit gonorrhea meredakan bengkak pada anggota tubuh dan menetralkan racun, menurunkan kolesterol, mengobati malaria, mencegah penyakit ditularkan ke bayi
68
saat meyusui.104 Cabe jawa Piper
RetrofractumKejang perut, Muntah, Disentri, Diare, Susah buang air besar, Sakit kepala, Sakit gigi, Demam, Hidung berlendir, Sukar melahirkan, Darah rendah, Rahim dingin, membersihkanrahim, Rasa lemah, Masuk angina, Obat kuat, Obat kumur, Pereda kejang perut, dan Stroke
105 Bunga Tai kotok
Tagetes erecta L. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata, bronchitis, sariawan, radang tengorokan, sakit gigi, kejang panas pada anak-anak, batuk seratus hari
106 Pacar air Impatiens balsamina Linn.
Peluruh haid, kanker pencernaan, bengkak, reumatik, bisul, digigit ular, radang kulit, keputihan, tulang patah, nyeri, anti implamasi, tertusuk bendan asing di kerongkongan
107 Bunga kenop Gomphrena Globosa L
Asthma bronchial, Buang air kecil tidal lancar, Panas pada anak, Dysentri, Bronchitis crhonis, Batuk, Radang mata, Sakit Kepala,
108 Senggani Melastoma candidum D. Don
Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, Keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan, wasir darah, Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong,Radang dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis)
109 Jali Coix Iachyrma-jobi L.
Infeksi saluran kencing, bengkak, beri-beri, telat haid, keputihan, sakit kuning, cacingan, abses paru, usus buntu, radang usus, reumatik, kanker lambung, kutil, radang paru, demam , batuk