analisis pengendalian biaya dan varians anggaran...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANSANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN
PADA PT. VINAYAKA ABADI
Frankyy HusinJurusan Akuntansi
POLTEK PalComTech Palembang
Abstrak
PT Vinayaka Abadi Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidangmanufaktur atau perumahan. Perusahaan ini menyediakan berbagai type rumahsesuai dengan kebutuhan konsumen. Kaitannya dengan penganggaran, anggaranpenjualan merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu anggaran, karenaanggaran penjualan merupakan dasar dari pembuatan anggaran lainnya dan padaumumnya anggaran penjualan disusun terlebih dahulu selanjutnya barulahdisusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaranpenjualan akan mengakibatkan anggaran lain pun secara otomatis menjadi salah.Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada perusahaan, ini yang terlihat dalamlaporan anggaran penjualan dan laporan realisasi penjualan pada Tahun 2009sering terjadi kesalahan dalam jumlah yang relative besar. Anggaran perusahaandisusun oleh pimpinan tanpa keterlibatan karyawan (Top Down) denganmenggunakan metode sederhana yaitu perusahaan meningkatkan anggaranpenjualan dengan persentase tertentu dari realisasi penjulan tahun sebelumnya.Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun cenderungmeningkat walaupun anggaran yang ditetapkan pada tahun–tahun sebelumnyabelum tercapai, selain itu perusahaan ini tidak pernah menganalisis lebih lanjutmengenai selisih (varians) yang terjadi antara anggaran penjualan denganrealisasi penjualan.
Kata Kunci : Analisis, Anggaran, Pengendalian Biaya, Varians.
PENDAHULUAN
Sistem Anggaran memiliki fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, koordinasi,dan evaluasi (pengendalian). Terkait dengan fungsi manajerial maka antara satu komponenanggaran dengan komponen anggaran lain memiliki time sequence, efektivitas anggaran tidakhanya tergantung satu komponen saja tetapi keberhasilan anggaran dipengaruhi olehperpaduan antar komponen anggaran. Sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen,sistem anggaran meliputi; struktur pengendalian anggaran, prosedur, dan kebijakan anggaran,tercermin dalam tahapan revisi anggaran. Pada tahapan revisi anggaran akan diketahui bahwapelaksanaan anggaran antara satu divisi dengan yang lain dapat saling overlap serta tercapaiatau tidaknya sasaran yang ditentukan. Dalam prosedur revisi juga dapat diketahui apakahasumsi anggaran yang telah ditetapkan pada saat penyusunan anggaran tidak berubah karenafaktor internal maupun eksternal. Sedangkan fungsi anggaran sebagai alat pengendalianditunjukkan dalam tahapan evaluasi anggaran. Pengendalian merupakan suatu upaya yang
2
ditujukan agar pelaksanaan anggaran tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran yang telahditetapkan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik seperti mingguan dan bulanan merupakanbagian dari pengendalian karena evaluasi bulan ini merupakan pengendalian di bulanberikutnya. Berdasarkan pada kajian di atas seharusnya penting untuk meninjau hubunganantar komponen anggaran dalam konteks prosedur anggaran. Kesesuaian antar komponenanggaran dalam prosedur anggaran akan bermanfaat dalam penentuan kebijakan anggaranpada setiap tahapan anggaran. Anggaran perusahaan disusun oleh pimpinan tanpa keterlibatankaryawan (Top Down) dengan menggunakan metode sederhana yaitu perusahaanmeningkatkan anggaran penjualan dengan persentase tertentu dari realisasi penjulan tahunsebelumnya. Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun cenderungmeningkat walaupun anggaran yang ditetapkan pada tahun–tahun sebelumnya belum tercapai,selain itu perusahaan ini tidak pernah menganalisis lebih lanjut mengenai selisih (varians)yang terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan.
LANDASAN TEORI
Pengertian AnggaranMenurut Nafarin (2007;11) definisi anggaran adalah “Rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalamsatuan uang untuk jangka waktu tertentu, sedangkan menurut Adisaputro dan Marwan Sari(2008:02) mendevenisikan “Business Budget adalah suatu pendekatan yang formal dansistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaankoordinasi dan pengawasan”.
Dari semua definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa secara umum anggaranmerupakan suatu bentuk rencana aktivitas suatu kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakanselama periode mendatang yang secara umum dinyatakan secara kuantitatif berdasarkanangka-angka yang dibuat dengan pertimbangan yang komprehensif mencakup seluruhvariabel yang ada, baik variabel tetap maupun yang berubah.
Pengertian Kinerja KeuanganMenurut Munawir (2007:81), kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen keuangan. Olehkarena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis keuangan, yangselanjutnya dikatakan bahwa analisis kinerja perusahaan didasarkan pada data keuangan yangdipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai prinsip akuntansi.
Menurut Husnan (2007:68), kinerja keuangan adalah alat untuk menilai prestasi dankondisi keuangan suatu perusahaan, dimana seorang analisis keuangan memerlukan ukurantertentu. Ukuran yang seringkali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkanhubungan antara dua/lebih data keuangan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akanmemberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripadaanalisis yang hanya mengemukakan data laporan keuangan saja.
Pengertian Analisis VariansMenurut Ihsan (2007:203), Analisis Varians sering di aplikasikan dalam situasi
sebagai berikut:1. Penyelidikan varians antara hasil aktual periode yang berlaku dan hasil actual dari
periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap sebagai dasar.2. Penyelidikan varians antar hasil aktual dan biaya standar.Biaya standar dianggap
standar
3
3. Penyelidikan Varians antara hasil aktual dan sasaran yang di rencanakan atau yangdianggarkan yang tercermin dalam rencana laba. Sasaran yang direncanakan ataudianggarkan digunakan sebagai dasar.Menurut Shim dan Siegel (2008:217), salah satu cara mengukur materilitas ialah
membagi varians dengan biaya standar. Varians yang lebih kecil dari 5% dianggap tidakmaterial (immaterial). Varians sebesar 10% mungkin lebih dapat diterima untukperusahaan yang menerapkan standar yang ketat di banding kan dengan varians sebesar5%.
ANALISIS
1. Analisis Pengendalian Anggaran PenjuaalanSecara garis besarnya proses pembuatan anggaran dilakukan sebelum proyek
dikerjakan, dalam suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, salah satu nya adalah pengendalian biaya material agar pengendalian anggaranpenjualan dapat di lakukan. Material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utamadalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Pengendalian dilakukan dengan caramembandingkan hasil pekerjaan terhadap material yang sudah sesuai dengan yangdianggarkan dalam proyek. Pemakaian material merupakan bagian terpenting yangmempunyai persentase yang cukup besar dari total biaya proyek, dari beberapa penelitianmenyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70 % dari biaya proyek, biaya ini belumtermasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan teknik manajemen yangbaik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung materialkonstruksi menjadi sangat penting.
Pengendalian material sebagai salah satu cara untuk mengendalikan anggaranpenjualan dengan cara memastikan kualitas aktual dari beton yang ditempelkan di dindingbasement ruko atau rumah di lapangan dan pemeriksaan kualitas. Pemeriksaan ini dilakukanagar memastikan tidak ada penyelewangan material oleh pekerja dengan hanya memberiwewenang kepada satu pekerja dalam pengambilan material di gudang serta melakukanpembersihan dan perapian peralatan kerja setiap selesai kerja dan menghitung ulang kembalijumlah material yang tersisa, sehingga bila terjadi kelebihan kuantitas material dapatdiidentifikasi dan kelebihan tersebut bisa langsung dikembalikan ke gudang material, dari segipenyimpangan setelah proyek selesai dalam pelaporan, tampak beberapa penyimpangan darisegi satuan material. Penyimpangan yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan,dengan terkontrolnya pemakaian material di harapkan dapat membantu perusahaan dalammenentukan anggaran penjualan, sehingga persentase penyimpangan antara anggaran danrealisasinya tidak terlalu besar dan melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan perusahaan.
Setelah perusahaan melakukan pengendalian material untuk mengendalikan anggaranpenjualan, maka tahap selanjutnya perusahaan akan memproses penyusunan anggaran.Penyusunan anggaran memerlukan prosedur dan tahapan - tahapan yang cukup banyak. Tahappenyusunan anggaran tersebut melibatkan bagian - bagian terkait yang diikutsertakan dalamproses penyusunan anggaran. Bagian - bagian tersebut sangat berperan dalam melaksanakanprosedur penyusunan anggaran. Sebuah perusahaan, bagian penjualan membuat rancanganpenjualan, bagian produksi membuat rancangan anggaran persediaan produk dan bagian –bagian lainnya menjalankan prosedur yang telah ditetapkan dalam menyusun anggaran.Rancangan anggaran tersebut akan disesuikan dengan komite anggaran untuk diajukan kepadaDewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. Semua prosedur dan tahapan -tahapan itu dilakukan untuk pengoptimalan kinerja perusahaan yang memuaskan melaluipenyusunan anggaran yang komprehensif dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembangadalah sistem Top Down ( Otoriter ). Proses penyusunan anggaran penjualan dilakukan olehpimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan menyusun anggaran penjualan berdasarkan datadata penjualan tahun-tahun sebelumnya serta pertimbanganberdasarkan pada keyakinan dan kemampuan yang dimilikinya. Setelah anggaran penjualandisusun dan disahkan, anggaran tersebut kemudian diberikan kepada bagian penjualan untukdilaksanakan. Penyusunan anggaran yang bersifat otoriter, mengakibatkan perusahaan kurangmelibatkan bagian - bagian terkait di dalam perusahaan dalam penyusunan anggaran. Bagianpenjualan sangat penting untuk dilibatkan dalam masalah penentuan anggaran penjualakarena bagian ini merupakan bagian yang paling mengetahui mengenai keadaan penjualanperusahaan.
Mengikutsertakan partisipasi tersebut di dalam menyusun anggaran penjualan, akandapat membuat perincian yang lebih realistis, disamping itu dengan adanya pbagian yang terkait, komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan akan memiliki motivasi danrasa tanggung jawab untuk menyetujui, mendukung dan mencapai target anggaran yang telahditetapkan sebelumnya. Berdasarkan prosedur penyusunan anggaraPT Vinayaka Abadi Palembang, dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran yangditetapkan belum berjalan dengan baik karena proses penyusunan anggaran hanya melibatkanbeberapa orang tertentu saja sehingga sulit untuk menghasSelain itu, anggaran tersebut akan kurang mendapat dukungan karena penganggaran yangdibuat secara otoriter akan menimbulkan perasaan dipaksa bagi pihak yang menjalankan.
2. Analisis Varians Bahan BakuVarians harga bahan baku
berdasarkan standar diperkenankan.Rumus : ( Harga Bahan AktualVarians pemakaian Bahan Baku: selisih antara kuantitas aktproduksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yangbeli bahan baku standar.Rumus : (Kuantitas Bahan Aktual
Tabel 1. Tarif Bahan Baku Untuk
4
Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembang( Otoriter ). Proses penyusunan anggaran penjualan dilakukan oleh
pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan menyusun anggaran penjualan berdasarkan datatahun sebelumnya serta pertimbangan-pertimbangan lainnya
berdasarkan pada keyakinan dan kemampuan yang dimilikinya. Setelah anggaran penjualandisusun dan disahkan, anggaran tersebut kemudian diberikan kepada bagian penjualan untuk
anakan. Penyusunan anggaran yang bersifat otoriter, mengakibatkan perusahaan kurangbagian terkait di dalam perusahaan dalam penyusunan anggaran. Bagian
penjualan sangat penting untuk dilibatkan dalam masalah penentuan anggaran penjualakarena bagian ini merupakan bagian yang paling mengetahui mengenai keadaan penjualan
Mengikutsertakan partisipasi tersebut di dalam menyusun anggaran penjualan, akandapat membuat perincian yang lebih realistis, disamping itu dengan adanya pbagian yang terkait, komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan akan memiliki motivasi danrasa tanggung jawab untuk menyetujui, mendukung dan mencapai target anggaran yang telahditetapkan sebelumnya. Berdasarkan prosedur penyusunan anggaran yang dilaksanakan olehPT Vinayaka Abadi Palembang, dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran yangditetapkan belum berjalan dengan baik karena proses penyusunan anggaran hanya melibatkanbeberapa orang tertentu saja sehingga sulit untuk menghasilkan suatu anggaran yang realistis.Selain itu, anggaran tersebut akan kurang mendapat dukungan karena penganggaran yangdibuat secara otoriter akan menimbulkan perasaan dipaksa bagi pihak yang menjalankan.
Varians Bahan BakuVarians harga bahan baku : selisih harga bahan baku actual dengan harga
berdasarkan standar diperkenankan.( Harga Bahan Aktual – Harga Bahan Standard ) x Kuantitas Aktual
Varians pemakaian Bahan Baku: selisih antara kuantitas aktual yang digunakan untukproduksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan, menggunakan harga
(Kuantitas Bahan Aktual–Kuantitas Bahan Standar) x Harga Bahan
Tarif Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembang( Otoriter ). Proses penyusunan anggaran penjualan dilakukan oleh
pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan menyusun anggaran penjualan berdasarkan data-pertimbangan lainnya
berdasarkan pada keyakinan dan kemampuan yang dimilikinya. Setelah anggaran penjualandisusun dan disahkan, anggaran tersebut kemudian diberikan kepada bagian penjualan untuk
anakan. Penyusunan anggaran yang bersifat otoriter, mengakibatkan perusahaan kurangbagian terkait di dalam perusahaan dalam penyusunan anggaran. Bagian
penjualan sangat penting untuk dilibatkan dalam masalah penentuan anggaran penjualankarena bagian ini merupakan bagian yang paling mengetahui mengenai keadaan penjualan
Mengikutsertakan partisipasi tersebut di dalam menyusun anggaran penjualan, akandapat membuat perincian yang lebih realistis, disamping itu dengan adanya partisipasi daribagian yang terkait, komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan akan memiliki motivasi danrasa tanggung jawab untuk menyetujui, mendukung dan mencapai target anggaran yang telah
n yang dilaksanakan olehPT Vinayaka Abadi Palembang, dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran yangditetapkan belum berjalan dengan baik karena proses penyusunan anggaran hanya melibatkan
ilkan suatu anggaran yang realistis.Selain itu, anggaran tersebut akan kurang mendapat dukungan karena penganggaran yangdibuat secara otoriter akan menimbulkan perasaan dipaksa bagi pihak yang menjalankan.
selisih harga bahan baku actual dengan harga bahan baku
Harga Bahan Standard ) x Kuantitas Aktual Bahan)digunakan untuk
ditetapkan, menggunakan harga
Harga Bahan Standar)
Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007sebagai berikut :
Tabel 2. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007berikut :Tabel 3. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
5
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007 adalah
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007 adalah sebagai
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007
Tabel 4. Tarif Bahan Baku Type Ruko Tahun 2007
Perhitungan Varians Harga Bahanberikut :
Tabel 5. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagaiberikut :
6
Tarif Bahan Baku Type Ruko Tahun 2007
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai
Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai
Tabel 6. Perhitungan Varians
Tabel 7. Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2008
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah sebagaiberikut :
Tabel 8. Perhitungan Varians Harga Baku Bahan Baku untuk Type
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalahsebagai berikut :
7
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007
Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2008
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah sebagai
Perhitungan Varians Harga Baku Bahan Baku untuk TypeTahun 2008
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah
Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007
Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2008
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah sebagai
Perhitungan Varians Harga Baku Bahan Baku untuk Type Ruko
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah
Tabel 9. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko
Tabel 10. Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalahsebagai berikut :
8
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type RukoTahun 2008
Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko
Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah
Tabel 11. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalahsebagai berikut :
Tabel 12. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko
3. Analisis Varians Anggaran PenjualanPenyimpangan biaya merupakan hal biasa terjadi, penyimpangan ini
diakibatkan adanya perbedaan antara angkadimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran sehinggatergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran.bukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masihyang terjadi harus dianalisis untukharus menetapkan ukuran mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perludilakukan investigasi. Standard penentuan ini binvestigasi atas penyimpangan ini lebih besar daripada taksiran yang dihemat makadilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biayamaka harus dilakukan investigasyang sifatnya material atau berpotensi resiko besar maka kendatiharus menjadi bahan investigasi. Kegunaannya adalahkegiatan perusahaan di masa yang akan datang.Vinayaka Abadi Palembang, dapat di ketahui bahwa perusahaan tidak menganalisis lebihlanjut selisih yang terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi anggaran penjualan
9
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type RukoTahun 2009
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type RukoTahun 2009
Analisis Varians Anggaran PenjualanPenyimpangan biaya merupakan hal biasa terjadi, penyimpangan ini
adanya perbedaan antara angka budget dengan realisasinya. Haldimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran sehinggatergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran. Penyimpangan biaya dianggapbukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masih berada dalam batas wajar. Penyimpanganyang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya. Biasanya perusahaan
mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perluinvestigasi. Standard penentuan ini biasanya melihat benefit cost
investigasi atas penyimpangan ini lebih besar daripada taksiran yang dihemat makadilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biayamaka harus dilakukan investigasi penyebab penyimpangan tadi, kecuali dalam hal tertentuyang sifatnya material atau berpotensi resiko besar maka kendati pun ukurannya kecil namunharus menjadi bahan investigasi. Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk
i masa yang akan datang. Berdasarkan data yang di peroleh dari PTdapat di ketahui bahwa perusahaan tidak menganalisis lebih
terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi anggaran penjualan
Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko
Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah
Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko
Penyimpangan biaya merupakan hal biasa terjadi, penyimpangan ini terjadidengan realisasinya. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran sehingga kekuatannyaPenyimpangan biaya dianggapm batas wajar. Penyimpangan
sebab terjadinya. Biasanya perusahaanmana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu
benefit cost nya, jika biayainvestigasi atas penyimpangan ini lebih besar daripada taksiran yang dihemat maka harusdilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi
dalam hal tertentupun ukurannya kecil namun
agar menjadi bahan pelajaran untukBerdasarkan data yang di peroleh dari PT
dapat di ketahui bahwa perusahaan tidak menganalisis lebihterjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi anggaran penjualan
tersebut. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan anggaran, salahsatunya adalah membandingkan hasil nyata dengan seluruh yang direncanakan, dan telitiperbedaan ( selisih ), karena dengan membandingkan selisih tersebut dapat diketahuibesar tingkat penyimpangan yang terjadi, penyebab penyimpangan tersebut
Serta perusahaan dapat menentukan langkah apa yang harus diambil dalammenetapkan anggaran pada tahun berikutnya, agar anggaran tersebut dapat menjadi patokan.Penulis menggunakan analisistetapkan dan realisasi anggaran penjualan. Analisis terhadap penyimpangan anggaranpenjualan dilakukan dengan tujuan agar penyimpangan yang terjadi antara anggaran yangditetapkan dengan realisasi anggayang dimaksud adalah perbedaan yang terjadi antara realisasi penjualan yang dicapaiperusahaan dengan anggaran yang ditetapkan. Batas Toleransi penyimpangan yang masihdapat di toleransi berdasarkan keini akan disajikan perhitungan varians antara anggran penjualan dengan realisasinya padatahun 2007, 2008 dan 2009.
Tabel 13. Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2007
Dari Tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2007 telah terjadipenyimpangan sebesar 6,3 % yaitu di peroleh dari :
=Rp 2.604.000.000 x 100 %Rp 40.890.000.000
= 0,063 x 100 %= 6,3 %
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran= Rp 40.890.000.000= Rp 2.604.000.000
Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah
= Rp 38.286.000.000 x 100 %Rp 40.890.000.
= 0.93 x 100 %= 93,63 %
10
eberapa langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan anggaran, salahadalah membandingkan hasil nyata dengan seluruh yang direncanakan, dan teliti
perbedaan ( selisih ), karena dengan membandingkan selisih tersebut dapat diketahuigkat penyimpangan yang terjadi, penyebab penyimpangan tersebut.erta perusahaan dapat menentukan langkah apa yang harus diambil dalam
menetapkan anggaran pada tahun berikutnya, agar anggaran tersebut dapat menjadi patokan.Penulis menggunakan analisis varians yang membandingkan anggaran penjualan yang ditetapkan dan realisasi anggaran penjualan. Analisis terhadap penyimpangan anggaranpenjualan dilakukan dengan tujuan agar penyimpangan yang terjadi antara anggaran yangditetapkan dengan realisasi anggaran penjualan perusahaan dapat diketahui. Penyimpanganyang dimaksud adalah perbedaan yang terjadi antara realisasi penjualan yang dicapaiperusahaan dengan anggaran yang ditetapkan. Batas Toleransi penyimpangan yang masihdapat di toleransi berdasarkan kebijakan – kebijakan perusahaan adalah sebesar 5 %.ini akan disajikan perhitungan varians antara anggran penjualan dengan realisasinya pada
rians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2007
Tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2007 telah terjadipenyimpangan sebesar 6,3 % yaitu di peroleh dari :
=Rp 2.604.000.000 x 100 %Rp 40.890.000.000
= 0,063 x 100 %
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran – Total Realisasi= Rp 40.890.000.000 – Rp 38.286.000.000= Rp 2.604.000.000
Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut :
= Rp 38.286.000.000 x 100 %
eberapa langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan anggaran, salahadalah membandingkan hasil nyata dengan seluruh yang direncanakan, dan teliti
perbedaan ( selisih ), karena dengan membandingkan selisih tersebut dapat diketahui berapa
erta perusahaan dapat menentukan langkah apa yang harus diambil dalammenetapkan anggaran pada tahun berikutnya, agar anggaran tersebut dapat menjadi patokan.
varians yang membandingkan anggaran penjualan yang ditetapkan dan realisasi anggaran penjualan. Analisis terhadap penyimpangan anggaranpenjualan dilakukan dengan tujuan agar penyimpangan yang terjadi antara anggaran yang
ran penjualan perusahaan dapat diketahui. Penyimpanganyang dimaksud adalah perbedaan yang terjadi antara realisasi penjualan yang dicapaiperusahaan dengan anggaran yang ditetapkan. Batas Toleransi penyimpangan yang masih
kebijakan perusahaan adalah sebesar 5 %. Tabel 13ini akan disajikan perhitungan varians antara anggran penjualan dengan realisasinya pada
rians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2007
sebagai berikut :
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakmenguntungkan yaitu sebesar Rp 2.604.000.000,kecil daripada anggaran penjualan yang40.890.000.000,- sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 38.286.000.000,jika dihitung dalam persentase sebesar 6,3 %. Penyimpangan sebesar 6,3 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkanmencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 6,3 % dan realisasi terhadapanggaran yang ditetapkan sebesar 93,63 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan kurang berhasil karentoleransi yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan teori Shim dan Siegel (2001:307) yangmengemukakan bahwa varians lebih kecil dari 5 % bersifat immaterial, ini juga berdasarkankebijakan perusahaan yang menetapkaterjadi pada Tahun 2007 sebesar 6,3 % bersifat material dan memerlukan analisis lebih lanjutuntuk mengetahui penyebab terjadinya. Varians antara anggaran penjualan dan realisasi untuktahun 2008 dapat dijelaskan pada tab
Tabel 14. Varians Angg
Dari Tabel 14 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008 telah terjadi penyimpangan sebesar 3,3% yaitu di peroleh dari :Tahun 2008 = Total Varians x 100 %
Total Anggaran
= Rp 1.903.000.000 x 100 %Rp 57.050.000.000
= 0,033 x 100 %= 3,3 %
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari := Rp 57.050.000.000= Rp 1.903.000.000
Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah
Tahun 2008 = Total Realisasi Penjualan x 100 %Total Anggaran
= Rp 55.120.000.000 x 100 %Rp 57.050.000.000
= 0.96 x 100 %= 96,67 %
Dari analisis tersebut dapatmenguntungkan yaitu sebesar Rp 1.903.000.000,
11
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakmenguntungkan yaitu sebesar Rp 2.604.000.000,- karena realisasi anggaran penjualan lebihkecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp
sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 38.286.000.000,jika dihitung dalam persentase sebesar 6,3 %. Penyimpangan sebesar 6,3 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidakmencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 6,3 % dan realisasi terhadapanggaran yang ditetapkan sebesar 93,63 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan kurang berhasil karena penyimpangan yang terjadi melebihi batastoleransi yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan teori Shim dan Siegel (2001:307) yangmengemukakan bahwa varians lebih kecil dari 5 % bersifat immaterial, ini juga berdasarkankebijakan perusahaan yang menetapkan batas toleransi sebesar 5% sehingga varians yangterjadi pada Tahun 2007 sebesar 6,3 % bersifat material dan memerlukan analisis lebih lanjutuntuk mengetahui penyebab terjadinya. Varians antara anggaran penjualan dan realisasi untuk
elaskan pada tabel 14.
Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2008
Dari Tabel 14 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008 telah terjadi penyimpangan sebesar 3,3
Tahun 2008 = Total Varians x 100 %
= Rp 1.903.000.000 x 100 %Rp 57.050.000.000
= 0,033 x 100 %
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran – Total Realisasi= Rp 57.050.000.000 – Rp 55.120.000.000= Rp 1.903.000.000
Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut :
Tahun 2008 = Total Realisasi Penjualan x 100 %
= Rp 55.120.000.000 x 100 %Rp 57.050.000.000
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakmenguntungkan yaitu sebesar Rp 1.903.000.000,- karena realisasi anggaran penjualan lebih
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakkarena realisasi anggaran penjualan lebih
ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rpsedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 38.286.000.000,- atau
jika dihitung dalam persentase sebesar 6,3 %. Penyimpangan sebesar 6,3 % tersebutkarena merupakan selisih yang tidak
mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 6,3 % dan realisasi terhadapanggaran yang ditetapkan sebesar 93,63 % maka penerapan anggaran penjualan oleh
a penyimpangan yang terjadi melebihi batastoleransi yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan teori Shim dan Siegel (2001:307) yangmengemukakan bahwa varians lebih kecil dari 5 % bersifat immaterial, ini juga berdasarkan
n batas toleransi sebesar 5% sehingga varians yangterjadi pada Tahun 2007 sebesar 6,3 % bersifat material dan memerlukan analisis lebih lanjutuntuk mengetahui penyebab terjadinya. Varians antara anggaran penjualan dan realisasi untuk
Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2008
Dari Tabel 14 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008 telah terjadi penyimpangan sebesar 3,3
sebagai berikut :
kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakkarena realisasi anggaran penjualan lebih
kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp57.050.000.000,- sedangkan realisasi angjika dihitung dalam persentase sebesar 3,3 %. Penyimpangan sebesar 3,3 % tersebutmerupakan penyimpangan yangmencapai anggaran yang telah ditetapkan.anggaran yang ditetapkan sebesar 96,67 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batastoleransi yang ditetapkan perusahaantahun 2008 sebesar 3 % dari varians tahun 2007 yangkinerja perusahaan dari tahun sebelumnya.anggaran penjualan dan realisasi untuk tahun 2009.
Tabel 15. Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2009
Dari Tabel 15 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penyimpangan sebesar4,09 % yaitu di peroleh dari :
Tahun 2009 = Total Varians x 100 %Total Anggaran
= Rp 7.580.000.000 x 100 %Rp 184.950.000.000
= 0,040 x 100 %= 4,09
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran= Rp 184.950.000.000 –= Rp 7.580.000.000
Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut :
Tahun 2009 = Total Realisasi Penjualan x 100 %Total Anggaran
= Rp 177.370.000.000 x 100 %Rp 184.950.000.000
= 0.95 x 100 %= 95,90 %Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidak
menguntungkan yaitu sebesar Rp 7.580.000.000,kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp184.950.000.000,- sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 177.370.000.000,jika dihitung dalam persentase sebesar 4.09 %. Penyimpangan sebesar 4.09 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak
12
kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rpsedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 55.120.000.000,
jika dihitung dalam persentase sebesar 3,3 %. Penyimpangan sebesar 3,3 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak
telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 3,3 % dan realisasi terhadapditetapkan sebesar 96,67 % maka penerapan anggaran penjualan oleh
dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batastoleransi yang ditetapkan perusahaan. Selain itu terlihat juga bahwa adanya penurunan varianstahun 2008 sebesar 3 % dari varians tahun 2007 yang menunjukkan adanya peningkatankinerja perusahaan dari tahun sebelumnya. Tabel 15 menunjukkan perhitungan varians antara
alisasi untuk tahun 2009.Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2009
Dari Tabel 15 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penyimpangan sebesar
Tahun 2009 = Total Varians x 100 %
= Rp 7.580.000.000 x 100 %
Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran – Total Realisasi– Rp 177.370.000.000
si Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut :
Tahun 2009 = Total Realisasi Penjualan x 100 %
= Rp 177.370.000.000 x 100 %
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakmenguntungkan yaitu sebesar Rp 7.580.000.000,- karena realisasi anggaran penjualan lebihkecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp
sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 177.370.000.000,jika dihitung dalam persentase sebesar 4.09 %. Penyimpangan sebesar 4.09 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak
kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rpgaran penjualan sebesar Rp 55.120.000.000,- atau
jika dihitung dalam persentase sebesar 3,3 %. Penyimpangan sebesar 3,3 % tersebuttidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak
Penyimpangan sebesar 3,3 % dan realisasi terhadapditetapkan sebesar 96,67 % maka penerapan anggaran penjualan oleh
dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi bataspenurunan varians
danya peningkatanTabel 15 menunjukkan perhitungan varians antara
Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2009
Dari Tabel 15 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penyimpangan sebesar
si Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut :
Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidakkarena realisasi anggaran penjualan lebih
kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rpsedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 177.370.000.000,- atau
jika dihitung dalam persentase sebesar 4.09 %. Penyimpangan sebesar 4.09 % tersebutmerupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak
mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 4,09 % dan realisasiterhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 95,90 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batastoleransi yang ditetapkan perusahaan, tetapi selain itu terlihat juga bahwa adanya peningkatanvarians tahun 2009 sebesar 1.09 % dari varians tahun 2008 yangpenurunan kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya.
Tabel 16. Rekapitulasi Perhitu
Berdasarakan Tabel 16 dapat diketahui bahwa :1. Tahun 2007, terjadi selisih sebesar Rp 2.604.000.000,
%, yang bersifat tidak menguntungkan dan telah melewati batas toleransi yangditetapkan perusahaan yaitu sebesar 5 %.
2. Tahun 2008, terjadi selisih sebesar Rp 1.903.000.000,walaupun tidak melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, selisihsaja tidak menguntungkan bagi perusahaan.
3. Tahun 2009, terjadi selisih sebesar Rp 7.580.000.000,4.09 %, walaupun persentase selisih ini tidak melewati batas toleransitetapi pada tahun ini mengalami peningkatan selisih dari tahunmenunjukkan menurunnya kinerja perusahaan.
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan Penulis mengenai pengendaliananggaran penjualan pada PT Vinayaka Abadi Palembang, mengambarkanbaiknya pengendalian serta pelaksanaan anggaran penjualan yaperusahaan. Data tiga tahun terakhir yang diteliti antararealisasinya, khususnya pada tahun 2007 memilikitoleransi yang dianjurkan yaitu sebesar 5Siegel. Penyimpangan yang terjadi bersifat tidak menguntungkan perusahaan,perlu adanya analisis mengenai faktor penyebab adanyadiketahui penyebabnya, maka perusahaan damenentukan anggaran penjualan periode
Setelah penulis melakukan analisis terhadap varians anggaran penjualan pada PTVinayaka Abadi Palembang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :1. PT Vinayaka Abadi Palembang dalam pengendalian material untuk
anggaran penjualan menggunakan metodeanggaran beserta kelengkapannya disajikan setelahmanager yang kemudiansolvabilitas selama tiga tahun secara keseluruhan menunjukkantidak sehat karena rata-rata tingkat batas rasio tersebut belum berada diatas 120%. Hal inidisebabkan karena kurangnymodal perusahaan ditambah juga penerapan pada tingkat premi yang rendahmenyebabkan dampak yang berpengaruh besar karena pendapatan premi yang dihasilkantidak dirasakan manfaatnya bagi perusahaan.
13
anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 4,09 % dan realisasiterhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 95,90 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batas
leransi yang ditetapkan perusahaan, tetapi selain itu terlihat juga bahwa adanya peningkatanvarians tahun 2009 sebesar 1.09 % dari varians tahun 2008 yang menunjukkan adanyapenurunan kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya.
Rekapitulasi Perhitungan Varians Tahun 2007 Sampai Dengan 2008
Berdasarakan Tabel 16 dapat diketahui bahwa :Tahun 2007, terjadi selisih sebesar Rp 2.604.000.000,- dengan persentase sebesar 6,3%, yang bersifat tidak menguntungkan dan telah melewati batas toleransi yangditetapkan perusahaan yaitu sebesar 5 %.Tahun 2008, terjadi selisih sebesar Rp 1.903.000.000,- dengan persentase 3,3walaupun tidak melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, selisihsaja tidak menguntungkan bagi perusahaan.Tahun 2009, terjadi selisih sebesar Rp 7.580.000.000,- dengan persentase sebesar4.09 %, walaupun persentase selisih ini tidak melewati batas toleransitetapi pada tahun ini mengalami peningkatan selisih dari tahun
an menurunnya kinerja perusahaan.Berdasarkan analisis yang telah diuraikan Penulis mengenai pengendalian
anggaran penjualan pada PT Vinayaka Abadi Palembang, mengambarkanbaiknya pengendalian serta pelaksanaan anggaran penjualan yang disusun oleh pimpinanperusahaan. Data tiga tahun terakhir yang diteliti antara penetapan anggaran penjualan danrealisasinya, khususnya pada tahun 2007 memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi batastoleransi yang dianjurkan yaitu sebesar 5 % seperti yang telah dikemukakan oleh Shim dan
Penyimpangan yang terjadi bersifat tidak menguntungkan perusahaan,perlu adanya analisis mengenai faktor penyebab adanya penyimpangan tersebut. Setelahdiketahui penyebabnya, maka perusahaan dapat menentukan kebijakan yang terbaik dalammenentukan anggaran penjualan periode berikutnya.
PENUTUP
Setelah penulis melakukan analisis terhadap varians anggaran penjualan pada PTVinayaka Abadi Palembang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :
Vinayaka Abadi Palembang dalam pengendalian material untukanggaran penjualan menggunakan metode bottom up yaitu penyajian dan pelaporananggaran beserta kelengkapannya disajikan setelah mendapat persetujuan dari projectmanager yang kemudian diteruskan ke pimpinan perusahaan.Perhitungan rasiosolvabilitas selama tiga tahun secara keseluruhan menunjukkan kelompok yang termasuk
rata tingkat batas rasio tersebut belum berada diatas 120%. Hal inidisebabkan karena kurangnya pengalaman sumber daya manusia mengenai pemanfaatanmodal perusahaan ditambah juga penerapan pada tingkat premi yang rendahmenyebabkan dampak yang berpengaruh besar karena pendapatan premi yang dihasilkantidak dirasakan manfaatnya bagi perusahaan.
anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 4,09 % dan realisasiterhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 95,90 % maka penerapan anggaran penjualan olehperusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batas
leransi yang ditetapkan perusahaan, tetapi selain itu terlihat juga bahwa adanya peningkatanmenunjukkan adanya
ngan Varians Tahun 2007 Sampai Dengan 2008
dengan persentase sebesar 6,3%, yang bersifat tidak menguntungkan dan telah melewati batas toleransi yang telah
dengan persentase 3,3 %,walaupun tidak melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, selisih ini tetap
dengan persentase sebesar Rp4.09 %, walaupun persentase selisih ini tidak melewati batas toleransi perusahaan,
sebelumnya, ini
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan Penulis mengenai pengendalian dan variansanggaran penjualan pada PT Vinayaka Abadi Palembang, mengambarkan bahwa belum
disusun oleh pimpinanpenetapan anggaran penjualan dan
tingkat penyimpangan yang melebihi batasi yang telah dikemukakan oleh Shim dan
Penyimpangan yang terjadi bersifat tidak menguntungkan perusahaan, oleh karena itupenyimpangan tersebut. Setelah
menentukan kebijakan yang terbaik dalam
Setelah penulis melakukan analisis terhadap varians anggaran penjualan pada PT
Vinayaka Abadi Palembang dalam pengendalian material untuk mengendalikanpenyajian dan pelaporan
mendapat persetujuan dari projectPerhitungan rasio
kelompok yang termasukrata tingkat batas rasio tersebut belum berada diatas 120%. Hal ini
a pengalaman sumber daya manusia mengenai pemanfaatanmodal perusahaan ditambah juga penerapan pada tingkat premi yang rendahmenyebabkan dampak yang berpengaruh besar karena pendapatan premi yang dihasilkan
14
2. Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembangadalah system Top Down ( Otoritas ) dimana proses penganggaran penjualan dilakukanoleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan membuat anggaran penjualanberdasarkan data-data penjualan dari tahun-tahun sebelumnya serta pertimbangan-pertimbangan lainnya berdasarkan pada keyakinan, kemampuan yang dimilkinya. Setelahanggaran penjualan disusun dan disahkan, lalu anggaran tersebut diberikan kepada bagianpenjualan untuk dilaksanakan. Jadi, prosedur penyusunan anggaran yang diterapkanbelum berjalan dengan baik sehingga sulit untuk menghasilkan suatu anggaran yangrealistis.
3. Adanya varians yang cukup besar pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 2.604.000.000,-tetapi menurun pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.903.000.000,- dan terjadi peningkatanvarians pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 7.580.000.000,-. Penyimpangan yang terjadipada tahun 2007 telah melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, sedangkanpada tahun 2008 dan 2009 penyimpangan yang terjadi tidak melewati batas toleransiperusahaan, tetapi tetap saja penyimpangan ini tidak menguntungkan bagi perusahaan.Selain itu, perusahaan tidak melakukan analisis terhadap varians yang terjadi antaraanggaran dan realisasinya, serta penyebab timbulnya varians tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini, 2007, Anggaran Bisnis Analisis Perencanaandan Pengendalain Laba, Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2008, Anggaran Perusahaan, Buku I, BPFE,Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ihsan, Arfan, 2009, Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
K.Shim Jae. G.Siegel Joel, 2001, Budgeting Pedoman Lengkap Langkah – LangkahPenganggaran, diterjemahkan oleh Julius Mulyadi, Neneng Natalia, Erlangga.
Nafarin, M. 2007, Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Syafri, Sofyan, Harahap, 2001, Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap, CetakanKedua, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Welsch, Hilton, Gordon, 2000, Anggaran Perencanaan Laba, diterjemahkan olehPurwaningsih, Maudy Warouw, Edisi 5, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.