analisis pengaruh struktur modal terhadap ...repository.akuntansiukipaulus.com/9/1/skripsi_bernardus...

96
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 - 2018)SKRIPSI Disusun Oleh: BERNARDUS SUHARTAWAN 6160301160029 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • “ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP

    KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

    (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR

    MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

    INDONESIA TAHUN 2014 - 2018)”

    SKRIPSI

    Disusun Oleh:

    BERNARDUS SUHARTAWAN

    6160301160029

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

    MAKASSAR

    2020

  • vii

  • viii

  • ix

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    “Lakukan Atau Tidak Melakukan

    Sama Sekali, Tidak Ada Kata

    Mencoba”

    “ Berjaga-jagalah! Berdirilah

    dengan teguh dalam iman!

    Berikaplah sebagai laki-laki! Dan

    tetap kuat!” (1 Korintus 16:13)

    Skripsi Ini Kupersembahkan untuk:

    Ibu dan Ayahku tercinta.

  • vi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

    senantiasa memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap

    Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

    Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

    2014-2018)”. Adapun penulisan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk

    menyelesaikan studi program S1 pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar. Dalam penulisan skripsi

    ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan,

    motivasi maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karenanya

    dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada

    yang terhormat :

    1. Bapak Dr. Agus Salim, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Kristen

    Indonesia Paulus Makassar.

    2. Bapak Drs. Luther Palembangan Tangdialla, M.M., selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

    3. Ibu Erna Pasanda,S.E.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

    4. Ibu Maria Yessica Halik, S.E.,M.Acc., selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

    5. Bapak Dr. Oktavianus Pasoloran, SE.,M.Si,Ak,CA selaku Dosen Pembimbing

    I atas segala saran dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini

    6. Bapak Drs. Luther Palembangan Tangdialla, M.M. selaku Dosen Pembimbing

    II , atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi,

    dan saran kepada peneliti.

    7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada

    penulis serta pengalaman yang sangat menginspirasi.

    8. Kedua Orang Tua tercinta yang senantiasa mendukung dari segi moril dan

    materil serta mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima

  • viii

    kasih atas segala pengorbanan, cinta, kasih sayang, doa dan dukungan yang

    tiada henti dari kalian

    9. Keluarga besar AGIO angkatan 2016 dan teman-teman Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis yang telah memberikan banyak cerita, pengalaman serta pelajaran

    sebagai mahasiswa kepada penulis.

    10. Sahabat seperjuangan dan teman kelompok KKNP paling kece, Ayustika dan

    Thyanenni, terima kasih atas kerja sama dan kebersamaannya selama ini, I’ll

    see you on top!

    11. Teman-temanku, Rana, Nutor, Jefri dan teman-teman lainnya yang secara

    langsung maupun tidak langsung yang membantu dalam kelancaran proses

    pembuatan skripsi ini.

    Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain mendoakan semoga

    bantuan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis dapat bernilai dan

    dibalas dengan beribu kebaikan oleh Yang Maha Kuasa. Akhir kata, penulis

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang

    berkepentingan.

    Makassar, 20 Januari 2020

    Bernardus Suhartawan

    Penulis

  • ix

    ABSTRAK

    Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

    (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufatur Subsektor Makanan Dan

    Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 - 2018)

    BERNARDUS SUHARTAWAN

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari struktur modal terhadap

    kinerja keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan untuk mengukur struktur modal adalah Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-term Debt Equity

    Ratio, dan Long-term Debt Equity Asset. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yakni rasio profitabilitas Return On Equity. Metode sampling yakni metode purposive sampling. Penelitian ini

    menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DAR dan LDER) tidak berpengaruh

    signifikan terhadap ROE. Sedangkan variabel struktur modal (DER dan LDAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE.

    Kata kunci: Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long-term Debt Equity Ratio (LDER), and Long-term Debt Asset Ratio (LDAR), Return On

    Equity (ROE).

  • x

    ABSTRACT

    Analysis Of The Effect Of Capital Structure On Company’s Financial

    Perfomance

    (Empirical Study In Food and Beverage Company That Listed at Indonesia

    Stock Exchange 2014-2018)

    BERNARDUS SUHARTAWAN

    The purpose of this study is to analyze the effect of capital structure of financial performance. Variables that are used to measure the capital structure are Debt to

    Asset Ratio , Debt to Equity Ratio, Long-term Debt Equity Ratio, and Long-term Debt Equity Asset. While variable used to measure company’s financial

    performance is profitability ratio, Return On Equity. Sampling method is purposive sampling. Analysis method is Multiple linear regression. The result proves that Capital structuer variables (DAR and LDER) have no significant

    effect on ROE. While capital structure variables (DER and LDER) have negative and significant effect on ROE.

    Keyword: Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long-term Debt Equity Ratio (LDER), and Long-term Debt Asset Ratio (LDAR), Return On

    Equity (ROE).

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................ii

    PERSETUJUAN PENGUJI ...................................................................................iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................v

    SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................vi

    KATA PENGANTAR .............................................................................................vii

    ABSTRAK ................................................................................................................ix

    DAFTAR ISI.............................................................................................................xi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

    1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

    1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................6

    1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................7

    2.1 Landasan Teori..........................................................................................7

    2.1.1 Struktur Modal ............................................................................7

    2.1.1.1 Komponen Struktur Modal..............................................8

    2.1.1.2 Teori Struktur Modal .......................................................12

    2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ......16

    2.1.2 Kinerja Keuangan........................................................................18

    2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................21

    2.3 Kerangka Penelitian ..................................................................................23

    2.4 Pengembangan Hipotesis..........................................................................23

    2.4.1 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On

    Equity (ROE) ..............................................................................24

    2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On

    Equity (ROE) ..............................................................................24

  • xii

    2.4.3 Pengaruh Long Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Return

    On Equity (ROE).........................................................................25

    2.4.4 Pengaruh Long Debt to Asset Ratio (LDAR) terhadap Return

    On Equity (ROE).........................................................................26

    BAB III METODE PENLITIAN ...........................................................................28

    3.1 Rancangan Penelitian................................................................................28

    3.2 Waktu Dan Tempat ...................................................................................28

    3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................29

    3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................32

    3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...........................................32

    3.5.1 Variabel Penelitian ......................................................................32

    3.5.2 Definisi Operasional ....................................................................33

    3.6 Metode Analisis Data ...............................................................................35

    3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda...............................................35

    3.6.2 Statistik deskriptif .......................................................................37

    3.6.3 Uji asumsi klasik .........................................................................37

    3.6.4 Pengujian Hipotesis .....................................................................39

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................41

    4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................41

    4.1.1 Analisis Deskriptif.......................................................................41

    4.1.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................42

    4.1.3 Pengujian Hipotesis .....................................................................46

    4.2 Pembahasan ..............................................................................................51

    4.2.1 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On

    Equity (ROE) ..............................................................................51

    4.2.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On

    Equity (ROE) ..............................................................................52

    4.2.3 Pengaruh Long Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Return

    On Equity (ROE).........................................................................53

    4.2.4 Pengaruh long Debt to Asset Ratio (LDAR) terhadap Return

    On Equity (ROE).........................................................................54

  • xiii

    BAB V PENUTUP ...................................................................................................56

    5.1 Kesimpulan ...............................................................................................56

    5.2 Saran .........................................................................................................57

    5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................57

    DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................60

    LAMPIRAN .............................................................................................................63

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada kondisi ekonomi modern pertumbuhan dari satu perusahaan semakin

    pesat, perusahaan berbagai jenisnya yang asalnya dari dalam ataupun juga luar

    negeri bermunculan dimana saja, akibatnya persaingan timbul antara tiap

    perusahaan. Tiap perusahaan menanggapi hal itu dengan saling berlomba demi

    meningkatnya kinerja keuangannya serta demi tercapainya target yang nantinya

    mau digapai pimpinan perusahaan harus mampu mengatur, merencanakan,

    mengarahkan, serta membuat perubahan yang baik serta dinamis agar keseluruan

    aktivitas dan juga sasaran dari suatu perusahaan bisa dijalankan secara baik dan

    tidak tersisih dalam persaingan usaha (Maryono, 2014). Perusahaan punyai

    bermacam sasaran yakni untuk memaksimalkan penjualan, meningkatkan laba

    yang didapat, serta meningkatkan kinerja keuangan dari perusahaan.

    Dalam pengelolaan usaha pimpinan perlu satu pedoman dan rencana untuk

    mengetahui serta mengontrol apakah perusahaan sudah selaras dengan rencana

    serta tujuan perusahaan. Manajer dapat mengevaluasi perusahaan dengan

    menggunakan kalkulasi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan

    perusahaan yakni kondisi finansial satu perusahaan di kurun waktu tertentu yang

    berkaitan dengan tingkatan entitas untuk mendapatkan return, ataupun dalam

    pemenuhan0segala0kewajibannya0yang0ada0pada0perusahaan0(Fahmi,02012).

  • 2

    Informasi terinci tentang kondisi finansial perusahaan tersebut dilampirkan

    melalui bentuk laporan finansial berperiodik yang akan dipakai manajer

    perusahaan pada penentuan keputusan untuk melakukan aktivitas investasi

    maupun dalam operasional.

    Pimpinan perusahaan mempunyai tugas pokok untuk menjaga kestabilan

    komposisi struktur modal pada perusahaan. Manajer mengevaluasi serta

    menentukan apakah dibutuhkan penambahan dana untuk perusahaan, yang

    asalnya dari penambahan pemilik ataupun dari luar perusahaan serta mengecek

    apakah dana yang terpakai telah memenuhi serta optimal dalam memenuhi

    kegiatan operasi serta terjamin agar mampu terus berjalan (Masfufah, 2016). Hal

    ini dilakukan dengan tujuan dalam menjalankan operasinal dari perusahaan dalam

    menghasilkan dan juga melakukan penawaran barang dan jasa dapat terus

    berlangsung tanpa ada hambatan pada keuangan.

    Manajer“perusahaan diharuskan agar dapat mengalokasikan modal

    perusahaan secara efisien supaya rencana dari perusahaan bisa terwujud dengan

    baik, menambah laba serta pendapatan, untuk pelunasan utang-utang perusahaan

    secara tepat waktu, serta mengurangi resiko yang berkaitan pada finansial

    perusahaan. Apabila hal tersebut tidak dilakukan dengan benar dapat

    mengakibatkan kerugian kedepannya. Struktur modal menjadi komponen yang

    punya pengaruh cukup besar pada perusahaan (Maryono, 2014).

    Struktur modal yakni penggabungan dari modal sendiri serta modal dari

    luar perusahaan atau utang (Halim, 2015). Modal ini merupakan sumber

    ekonomik perusahaan untuk menjalankan produksi serta operasionalnya kemudian

  • 3

    juga untuk menambah pendapatan perusahaan. Perusahaan yang mampu

    melakukan pengelolaan struktur modal secara baik”akan menjadikan perusahaan

    jadi lebih optimal kinerjanya.

    Untuk topik penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap kinerja

    keuangan perusahaan menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Dalam berbagai

    karya tulis untuk bidang akuntansi topik ini telah mengeluarkan berbagai teori

    serta hasil yang berbeda diantara satu teori dengan yang lainnya mengenai adanya

    hubungan dari struktur modal pada kinerja keuangan perusahaan.

    Berdasarkan“kepada perbedaan hasil serta teori menyangkut hubungan

    diantara struktur modal pada kinerja keuangan perusahaan yang telah diutrakan di

    penelitian-penelitian yang dilaksanakan terdahulu menjadi minat serta ketertarikan

    tersendiri kepada peneliti dalam membuat penelitian ini memakai dasar topik ini.

    Penelitian ini akan dilaksanakan dengan memakai subsektor dari perusahaan

    manufaktur menjadi objek penelitian, yaitu perusahaan makanan minuman yang

    telah bergabung pada BEI tahun 2014 sampai dengan 2018 dan juga melakukan

    penambahan variabel utang jangka panjang terhadap total aset (LDAR) untuk

    memproyeksikan struktur modal. Perusahaan manufaktur subsektor makanan

    minuman dijadikan objek penelitian dikarenakan subsektor bersangkutan di

    dalamnya rata-rata terbangun dengan struktur modal yang cukup kuat dan optimal

    dibanding dengan subsektor yang lainnya.

    Hal ini menjadikan subsektor ini memegang sebutan industri andalan

    nasional dalam rangka mengembangkan ekonomi nasional. Subsektor ini daya

    tahannya cukup bagus terhadap keadaan ekonomik yang selalu naik turun jika

  • 4

    dibandingkan subsektor lainnya. Hal ini sebab subsektor makanan minuman

    mempunyai struktur modal yang cukup baik yang disokong dari investasi

    bersumberkan dari investasi yang dilakukan asing maupun domestik (dalam

    negeri). Subsektor menjadi unggulan kepada para pihak yang berkeinginan untuk

    melakukan investasi.

    Berdasarkan data yang dicatat oleh Kemenperin dari tahun 2014

    penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun serta naik menjadi Rp222,3

    triliun di 2018 (Kemenperin, 2018). Diluar hal itu juga prospek dari subsektor

    makanan minuman bisa dikatakan sangat baik serta diproyeksikan kedepannya

    akan terus berkembang dikarenakan makanan minuman merupakan kebutuhan

    utama/primer sehingga perusahaan makanan minuman perusahaan ini dapat terus

    Going concern kedepannya.

    Subsektor subsektor makanan minuman juga mempunyai ukuran kinerja

    keuangan yang cukup optimal dibanding subsektor lain. Perusahaan makanan

    minuman menjadi perusahaan pemberi masukan Produk Domestik Bruto paling

    besar dibandingkan subsektor lain. Berdasarkan data yang dicatat oleh

    Kemenperin di tahun 2017 industri makanan minuman menyumbang PDB sebesar

    34,33 %, pertumbuhan industri Makanan minuman pada tahun 2017 sebesar 9,23

    %, dan mengalami pertambahan dari tahun 2016 yakni 8,46% dan terus meningkat

    setiap tahunnya (Kemenperin, 2018).

    Beberapa perusahaan nasional bahkan telah bisa mengekspor ke luar

    negeri Hal ini membuat sektor ini menjadi sektor yang bisa menjadi andalan

    dalam rencana pembangunan pemerintah yang dicanangkan oleh Kementrian

  • 5

    Perindustrian. Hal menarik untuk diteliti apakah pada sektor makanan minuman

    tersebut struktur modal yang digunakan di dalamnya mempunyai pengaruh kepada

    tingkatan kinerja keuangannya.

    Berdasarkan latar belakang yang diutarakan diatas, penulis tertarik untuk

    meneliti mengenai pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan

    perusahaan. Yang akan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) ,Debt to Assets

    Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER), dan variabel Long Term

    Debt to Assets Ratio (LDAR) sebagai variabel dalam merefleksikan struktur

    modal serta menggunakan Return On Equity (ROE) sebagai variabel dalam

    merefleksikan kinerja perusahaan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas,maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah terdapat penggaruh Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap kinerja

    keuangan perusahaan (ROE)

    2. Apakah terdapat penggaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kinerja

    keuangan perusahaan (ROE)

    3. Apakah terdapat penggaruh Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap

    kinerja keuangan perusahaan (ROE)

    4. Apakah terdapat penggaruh Long Term Debt to Assets Ratio (LDAR)

    terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE)

  • 6

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Untuk menganalisis penggaruh Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap kinerja

    keuangan perusahaan (ROE).

    2. Untuk menganalisis penggaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kinerja

    keuangan perusahaan (ROE).

    3. Untuk menganalisis penggaruh Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

    terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE).

    4. Untuk menganalisis penggaruh Long Term Debt to Assets Ratio (LDAR)

    terhadap kinerja keuangan perusahaan”(ROE).

    1.4 “Manfaat Penelitian

    1. Bagi akademisi, diharapkan Penelitian ini bisa menjadi dasar dan juga sumber

    referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan topik tentang struktur

    modal.

    2. Bagi perusahaan, diharapkan hasil dari penelitian ini bisa menjadi informasi

    untuk evaluasi dalam mengelola perusahaan serta penentuan keputusan

    mengenai strategi yang akan ditempuh dalam rangka peningkatan struktur

    modal perusahaan dan juga kinerja keuangan.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Struktur Modal

    Struktur modal menjadi hal yang cukup signifikan bagi suatu perusahaan

    sebab keadaan struktur modal perushaan berpengaruh langsung pada keadaan

    eknonomi perusahaan dan dapat memberikan pengaruh pada nilai perusahaan

    (Gunawan, 2016). Apabila perusahaan mengalokasikan struktur modal dengan

    tepat maka hal ini akan berdampak signifikan pada eknonomi perusahaan,

    biasanya jika perusahaan mempunyai utang yang banyak, akan berdampak beban

    tetap perusahaan yang semakin banyak juga. Tentu jika terjadi akan menambah

    risiko finansial perusahaan, perusahaan akan kewalahan dalam memenuhi utang-

    utangnya. Maka dari itu perusahaan harus dapat mengatur alokasi struktur modal

    dengan tepat.

    Kebutuhan akan modal tentunya sangat dibutuhkan suatu entitas dalam

    mendanai aktivitas operasional entitas agar keberlangsungan dari perushaan bisa

    terjamin dengan baik. Pengalokasian porsi modal yang diperlukan perusahaan

    wajib hukumnya untuk dilakukan dengan tepat dan efisien (Gunawan, 2016).

    Modal terdiri atas ekuitas (modal pemilik) dan Utang (debt). perbandingan

    dari utang dan ekuitas pemilik di perusahaan dikenal juga dengan sebutan struktur

    modal. Struktur Modal didefiniskian juga sebagai gabungan dari ekuitas pemilik

    dan modal eksternal perusahaan atau utang.”

  • 8

    Berdasarkan Copeland (2010) menyatakan jika“Struktur modal yakni

    golongan pembiayaan perusahaan yang mana memiliki karakteristik tetap

    (permanen) yang asalnya dari utang jangka panjang, modal pemilik, serta saham

    preferen.”

    Kemudian pendapat Halim (2015),“Struktur modal yaitu perpadanan dari

    jangka panjang serta utang jangka pendek, kemudian saham biasa dan saham

    preferen.”

    Berdasar pada definisi yang diutarakan para ahli diatas tentang struktur

    modal, bisa ditentukan sebuah kesimpulan yaitu, Struktur modal yakni gabungan

    komposisi dari modal perusahaan dengan pendanaan ekternal (Utang) dan

    pendanaan internal (ekuitas pemilik), dan juga mempertimbangkan kondisi yang

    sekarang suapaya bisa memilih komposisi paling baik bagi perusahaan.

    2.1.1.1 Komponen Struktur Modal

    Struktur modal yang ada pada perusahaan umunya terdiri dari beberapa

    komponen,antara lain :

    A. Utang

    “Utang yakni berkurangnya nilai ekonomik yang dapat terjadi nantinya

    yang timbul dari kewajiban pada masa sekarang perusahaan dalam rangka

    memberikan aset ke entitas lain akibat dari transaksi yang telah”terjadi (Kieso,

    2011). Utang terdiri dari utang lancar dan utang tidak lancar. utang lancar adalah

    kewajiban yang wajib untuk dipenuhi dalam jatuh tempo yang pendek, pada

    umumnya 1 tahun.

  • 9

    Husnan (2010)“mengelompokkan dana berkarakteristik jangka pendek

    menjadi 2 golongan, yakni pendanaan spontan serta tidak spontan. Pendanaan

    Spontan yakni Sumber dana yang berubah mengikuti aktivitas perusahaan,

    Pendanaan Tidak Spontan yaitu Pendanaan yang perlu negosiasi lebih dulu agar

    dapat ditambah atau dikurangi dari yang akan dipakai perusahaan. contohnya

    kredit jangka pendek bank.”

    “Utang jangka panjang atau modal asing yakni utang yang berjangka

    waktu panjang, biasa jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Utang berjangka

    panjang dinilai cukup aman dikarenakan jatuh temponya lebih dari 1 tahun serta

    sumber dana untuk membayarnya bukan dari golongan aset likuid”(Riyanto,

    2010).“Semakin banyak waktunya akan semakin mudah persyaratannya dalam

    mengembalikan dana itu, dan juga akan memudahkan juga perusahaan untuk

    pemanfaatan sumber dana untuk operasional dan lain-lain.

    Utang milik perusahaan wajib untuk dipenuhi atau dibayarkan balik di

    waktu yang ditentukan sebelumnya serta disertai dengan bunganya yang sudah

    dihitung sebelumnya. jika perusahaan tidak bisa memenuhi utang yang dipunyai

    perusahaan yang tersebut bisa menjual aset yang dijadikan jaminan untuk

    memenihi utangnya.

    Semakin meningkat ukuran dari kewajiban perusahaan di struktur modal,

    maka dapat timbul biaya yang harus terpenuhi oleh perusahaan di setiap periode

    perusahaan (Riyanto, 2010).. Kemudian akan menyebabkan makin bertambahnya

    risiko perusahaan berkemungkinan tidak sanggup untuk melakukan pembayaran

    dari kewajiban dan bunga di tanggal jatuh temponya. serupa dengan kreditur yang

  • 10

    memberi pinjaman modal kepada perusahaan maka akan bertambah besar resiko

    yang ditanggung jika tingkat rugi yang dialaminya makin banyak.

    Permasalahan dalam pembayaran kewajiban akan berakibat cukup besar

    pada entitas perusahaan serta para stakeholder karena perusahaan bisa saja hilang

    kendali pada sebagian maupun seluruh modal yang dialokasikan oleh perusahaan.

    Para kreditur pun akan masuk pada kondisi yang serupa jika perusahaan

    dipertemukan dengan risiko untuk terjadi kerugian. Adapun berbagai jenis dari

    modal asing/ utang berjangka panjang menurut Riyanto (2010) yakni :

    1. Utang Hipotik

    “Utang jenis ini satu rupa dari kewajiban yang berjangka panjang yang

    memiliki jaminan aset tetap (gedung atau tanah) yang mana kreditur diberikan hak

    hipotik pada aset tetap itu artinya apabila ketika perusahaan tidak sanggup

    melakukan pembayaran kewajibannyanya maka aset itu yang berperan sebagai

    jaminan akan dipakai untuk utang tersebut.

    2. Obligasi

    Obligasi yakni surat berharga perusahaan yang dijualbelikan dimana isinya

    kontrak berjangka panjang dari pihak yang memberi pinjaman serta pihak yang

    diberikan pinjaman. Adapun suatu kontrak yang mengikat pihak yang meminjam

    dana untuk memenuhi pinjaman serta bunga pada tanggal jatuh tempo yang

    ditentukan kepada pemegang obligasi. obligasi teridiri dari :

    a). Obligasi biasa

    b). Obligasi pendapatan

    c). Obligasi yang dapat”ditukarkan

  • 11

    B. “Modal sendiri

    Modal sendiri yakni golongan jenis modal yang bersumber dari pemilik

    serta terletak di perusahaan tanpa memiliki batasan dalam hal waktu (Riyanto,

    2010). Modal sendiri yakni modal yang mempunyai resiko cukup signifikan

    contohnya yaitu terjadi kerugian dari operasionalnya. Maka itu alokasi modal

    dengan tepat diperlukan dalam menjaga perusahaan serta memberi perlindungan

    perusahaan dari pailit. adapun jenis-jenisnya menurut Riyanto (2010) antara lain:

    1. Modal Saham

    Modal saham yakni modal yang didapat dengan proses menerbitkan serta

    penjualan saham dalam pasar modal. Pihak yang melakukan pembelian saham

    perusahaan itu disebut juga investor. Kepemilikan pada perusahaan mengikuti

    ukuran persentase saham pada perusahaan tersebut. Jenis-jenisnya antara lain:

    a) Saham Biasa (Common Stock)

    saham biasa yaitu bukti dari kepemilikan dalam suatu perusahaan serta

    dimiliki seseorang yang menginvestasikan modalnya di perusahaan itu. Pemegang

    saham punya hak pengendalian pada proses pengelolaan perusahaan. Pemegang

    saham juga mempunyai hak untuk mendapat bagian dari laba yang perusahaan

    peroleh serta bersedia untuk menerima risiko risiko kerugian perusahaan itu.

    b) Saham Preferen (Preferred Stock)

    Saham preferen ialah saham yang mana pemegang sahamnya memperoleh

    hak lebih dibandingkan dengan hak yang dipunyai saham biasa. Pemegang saham

    preferen mendapatkan pembagian dividen lebih duluan dibandingkan dari yang

  • 12

    memegang saham biasa serta mempunyai hak”suara yang lebih ketika pemilihan

    direksi di perusahaan. Total dividen selalu tetap tiap periode.

    2. Laba Ditahan

    Laba ditahan merupakan jenis laba yang dimasukan kembali pada

    perusahaan. seluruhnya yang didapat ketika operasionalnya dijalankan di suatu

    perusahaan hanya sebagian saja yang menjadi dividen kepada stockholder, sisanya

    akan disimpan serta ditanamkan lagi untuk pembiayaan operasional.

    2.1.1.2 Teori Struktur Modal

    A. Teori Modigliani - Miller

    “Dalam teori ini mempunyai pandangan jika struktur modal kepada nilai

    perusahaan tak mempunyai pengaruh. Penelitian ini yang dibuat dengan asumsi

    jika kondisi pasar modal yang sempurna (Myers, 2010). Pasar modal yang

    sempurna yakni kondisi pasar modal yang seperti berikut ini:

    1) Tidak terdapat pajak,

    2) Memiliki tingkat kompetisi yang kuat,

    3) Tidak terdapat biaya transaksi,Semua aset dikuasai oleh perusahaan,

    4) Tidak adanya pailit atau bangkrut pada perusahaan

    5) Perusahaan melakukan peminjaman ataupun meminjamkan pada tingkat

    bunga bebas risiko,

    6) dan investor memiliki ekspektasi yang sama terhadap keuntungan dan kerugian

    perusahaan yang akan terjadi.

  • 13

    Tidak adanya pengaruh signifikan dari struktur modal pada cost of capital

    yang artinya walaupun komposisi struktur modalnya berubah. nilai perusahaan

    tidak terpengaruhi. Dikarenakan teori Modigliani-Miller dilihat kurang sesuai

    dengan keadaan nyata pada akhirnya kemudian ditambahakn faktor pajak. Utang

    menjadi alat dalam penghematan pajak memakai bunga sebagai pengurang dari

    pajak tersebut (Myers, 2010). Teori Modigliani-Miller juga mengeluarkan dua

    presposisi ,yakni :

    1. Preposisi ke-1

    Nilai perusahaan punya jumlah utang sama dengan perusahaan tanpa

    utang, ditotalkan dengan tax shield karena bunga dari kewajiban. Utang sangat

    bagus digunakan pada modal”perusahaan, teori ini mendefinisikan struktur

    modal”teroptimal jika memiliki persentase utang untuk seluruh komposisinya.

    2. Preposisi ke-2

    Biaya“modal saham di suatu perusahaan semakin meningkat selaras

    peningkatan pada utang. Tetapi tax shields akan meningkat juga berbanding

    dengan degradasi nilai karena meingkatnya biaya saham. Teori ini mengutarakan

    jika utang yang lebih banyak mengakibatkan biaya modal utang lebih sedikit

    dibandingkan dengan biaya modal saham serta mengurangi cost of capital. Teori

    ini berlawanan dengan realita dikarenakan menganjurkan pendanaan dengan utang

    sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan biaya kebangkrutan, selain itu jika utang

    perusahaan semakin tinggi maka resiko kebangrutan”makin besar.

  • 14

    B. Teori Pecking Order

    “Teori Pecking Order menyatakan bahwa dalam teori ini, perusahaan

    dengan tingkatan pendapatan tinggi rasio utangnya relatif rendah, hal ini

    dikarenakan perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi memiliki sumber

    dana internal yang tercukupi (Brigham, 2011).

    Dalam teori ini menggambarkan jika perusahaan akan condong ketika

    memilih sumber dana yang bersumber dari dalam perusahaan sendiri dibanding

    luar perusahaan. Baik ketika melakukan investasi serta pembiayaan dan

    pengembangan perusahaan. Teori ini menggambarkan bahwa perusahaan yang

    punya kemampuan menghasilkan pendapatan yang tinggi umunmya memiliki

    utang yang kecil.

    Dana internal perusahaan yang nantinya dipakai sebagai sumber ekonomik

    diperoleh dari laba yg tidak dibagi yang memiliki sember dari operasionalnya.

    Bila dalam suatu keadaan perusahaan buth pendaan dari luar, maka itu perusahaan

    nantinya memakai pembiayaan dana yang resikonya agak kecil contohnya saham

    dan obligasi. keputusan yang ditentukan dalam pembagian dividen kepada

    pemegang saham seperti penetapan total dividen tetap dengan tidak

    memperhatikan perusahaan yang laba ataupun dalam keadaan”rugi (Brigham,

    2011).

    C. Teori Trade-off

    Berdasarkan teori utang “berada di tingkatan yang optimal bila

    penghematan pada pajak mempunyai jumlah maksimal kepada biaya kesulitan

    keuangan (costs of financial distress). perusahaan memilih dana dengan memakai

  • 15

    utang hingga berada pada kondisi tax shields dari tambahan utang memiliki

    jumlah yang sama dengan kesulitan keuangan (costs of financial distress)

    (Brigham, 2011).

    Teori ini juga menyebutka jika perusahaan melakukan pertukaran manfaat

    pajak dari pendanaan yang asalnya dari utang dengan masalah muncul oleh

    potensi dari kebangkrutan (Brigham, 2011).

    Teori ini menyatakan apabila struktur modal yang maksimal diperoleh dari

    seimbangnya keuntungan dari tax shield akibat utang serta kesulitan keuangan

    dan juga biaya keagenan supaya laba dan biaya utang bisa trade-off satu sama

    lain. Teori Trade-off mendefinisikan pemimpin suatu perusahaan akan berpikir

    dengan cara trade-off yaitu memperhatikan tax shields serta costs of financial

    distress saat penetuan komposisi struktur modal. Perusahaan-perusahaan yang

    memiliki tingkatan pendapatan tinggi akan mengurangi pajaknya dengan

    meningkatkan rasio utangnya.

    Namun kondisi sbenarnya seorang pimpinan jarang untuk berpikir dengan

    cara seperti itu. Perusahaan dengan tingkatan pendapatan yang tinggi condong

    untuk memiliki rasio utang lebih sedikit. Hal ini menjadikan trade-off theory tak

    sesuai dengan kondisi yang sebenarnya”di perusahaan.

  • 16

    2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

    Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal dari

    perusahaan menurut Brigham (2011), diantaranya :

    1. Ukuran Perusahan

    Hal ini menjadi penggambaran kondisi finansial dari suatu entitas pada

    satu periode. Semakin meningkat ukuran perusahaan, maka tingkat risiko bagi

    pihak yang ingin berinvestasi pada suatu perusahaan akan semakin rendah, apabila

    suatu perusahaan punya sebuah potensi keuangan cukup kuat, maka akan lebih

    mampu dalam melakukan pemenuhan utang-utangnya serta memberi lebih banyak

    hasil kepada pihak yang berinvestasi.

    Kemampuan finansial dari perusahaan diperhatikan lewat bermacam sisi,

    satu diantaranya yakni melalui penjualan netto serta total aktiva yang

    dipunyainya. Makin meningkat ukuran perusahaan, kegiatan operasional serta

    stabilnya arus kas. Dengan stabilnya arus kas perusahaan tentunya dapat menjadi

    jaminan penggunaan dana melalui utang dikarenakan melunasi utangnya bisa

    dilaksanakan tanpa terkendala. Ukuran perusahaan juga ambil peran untuk

    menambahkan rasa percaya investor kepada perusahaan mampu dalam memenuhi

    kewajibannya.

    2. Tingkat Risiko

    Tingkat“risiko yakni tingkatan dari risiko aktivitas operasional perusahaan

    bila perusahaan tak memakai utang. Selaras dengan rasio ROE perusahaan.

    Semakin meningkatnya rasio tersebut maka risiko bisnis perusahaan akan semakin

    rendah. Investor agak sukar ketika melihat pendapatan yang nantinya didapat

  • 17

    perusahaan kedepanya, akibatnya ketika akan memberikan pinjaman maka

    investor akan meningkatkan”nilai dari cost of debt.

    3. Tingkat Return

    Perusahaan “dengan tingkatan return yang lumayan tinggi nantinya dapat

    memiliki sumber pendanaan internal yang baik. Tingkatan pendapatan besar

    mampu menyangga perusahaan pada proses pembiayaan kegiatan operasionalnya

    menggunakan dana dari pemilik. Jika tingkat pendapatan perusahaan makin tinggi

    maka akan semakin rendah kebutuhan akan utang, oleh karena itu struktur

    modalnya menjadi semakin rendah. Perusahaan condong untuk mendahulukan

    dana internal jika dibanding dari luar perusahaan contohnya utang atau saham.

    Brigham dan Houston (2011) berteori jika suatu perusahaan mempunyai

    tingkatanan pendapatan tinggi condong tingkat investasinya yang memakai utang

    yang relatif sedikit ataupun rendah. Pendpatan yang baik membantu suatu

    perusahaan untuk mendanai porsi besar pada modalnya memakai dana dari dalam

    perusahaan sendiri. Semakin tinggi pendpaatan maka utang yang dimiliki suatu

    perusahaan semakin”rendah.

    4. Pertumbuhan

    Pertumbuhan penjualan menjadi salah satu karakteristik yang bisa

    mendeskripsikan kondisi kedepannya dari entitas perusahaan. Pertumbuhan

    penjualan merupakan komponen pertimbangan dari kreditor dalam penentuan

    untuk memberikan sejumlah pinjaman pada perusahaan. Jika perusahaan sudah

    mencapai rasio pertumbuhan penjualan sesuai dengan yang dibutuhkan maka

  • 18

    kesempatan perusahaan tersebut menjadi semakin baik untuk memperoleh

    pinjaman dari kreditor.

    5. Struktur Aktiva

    “Struktur aktiva menjadi gambaran perbandingan antara aset tetap dengan

    jumlah asetnya. Rasio ini dihitung dari aset ini dibutuhkan dalam melihat total

    aset tetap yang dapat menjadi komponen jaminan dari kewajiban yang dipunyai

    perusahaan tersebut. Perusahaan biasanya yang mempunyai modal besar yang

    disimpan dalam wujud aset tetap memprioritaskan membiayai segala kebutuhan

    dari dana yang memiliki sifat permanen yaitu menggunakan modal pemilik.

    Perusahaan dengan rasio aset jangka pendek terhadap total aset perusahaan

    yang lebih tinggi akan condong prioritas penggunaan dananya berbentuk utang.

    Keadaan itu mendeskripsikan jika adanya pengaruh antara struktur aset dengann

    struktur modal pada perusahaan. struktur aset mendeskripsikan teknik atau cara

    perusahaan mengalokasikan dana pada kegiatan operasionalnya serta dalam

    kegiatan investasinya. Meningkatnya aset, aset yang memiliki sifat likuid serta

    aktiva yang berjangka panjang dua-duanya memerlukan dana, baik dalam bentuk

    pendanaan internal dan eksternal. Jika perusahaan berinvestasi melewati retained

    earningnya hal ini mengakibatkan adanya pertambahan total”utang.

    2.1.2 Kinerja Keuangan

    Kinerja“keuangan adalah analisis yang mempunyai sasaran untuk melihat

    sudahkan perusahaan menerapkan aturan pelaksanaan keuangan dengan

    seharusnya. Umumnya Kinerja keuangan dituangakan ke dalam bentuk laporan

    keuangan, dimana laporan keuangan tersebut wajib mengikuti prinsip akuntansi

  • 19

    berterima umum. Kinerja keuangan juga bisa diartikan sebagai capaian kinerja

    dari perusahaan.(Fahmi, 2012).

    Return terhadap investasi modal menjadi faktor penting bagi kekuatan

    perusahaan untuk jangka waktu yang panjang. Kinerja perusahaan yang selalu

    penarik perhatian tersendiri bagi pihak investor. Kinerja perusahaan yang baik

    menunjukan jika perusahaan akan punya masa depan serta potensi cukup terjamin

    serta kondisi finansial mapan. Terdapat 2 faktor yang mempunyai pengaruh pada

    kinerja keuangan dari suatu perusahaan, yakni faktor eksternal serta internal.

    Faktor internal berisi hal-hal yang ada dalam lingkungan perusahaan itu sendiri

    (manajemen, pegawai, pemasaran, serta produksi) sedangkan faktor eksternal

    yakni faktor dari lingup luar perusahaan (kondisi ekonomi, politik,sosial, budaya)

    (Fahmi, 2012).

    Pengukuran kinerja dibutuhkan agar bisa melakukan evaluasi kepada lini

    yang perlu diperbaiki ataupun diberhentikan agar sumber eknomik perusahaan

    bisa dengan efektif dialokasikan. Informasi kinerja perusahaan juga dibtuhkan

    bagi investor yang dipakai menjadi sarana pembantu ketika penentuan keputusan

    dalam aktivitas penanaman modal di satu perusahaan. Dalam menilai dapat

    dilakukan dengan menggnakan rasio-rasio keuangan, diantaranya: rasio leverage ,

    rasio profitabilitas ,rasio likuiditas, dan rasio aktivitas. Pembahasan mengenai

    rasio-rasio yang dipergunakan dalam melakukan perefleksian terhadap kinerja

    perusahaan menurut Fahmi (2012) yakni :

  • 20

    1. Rasio Profabilitas

    Rasio Profabilitasa yakni rasio yang mendsekripsikan kemampuan

    keuangan perusahaan untuk mendapat keuntungan. Rasio profabilitas sering

    menjadi acuan investor dalam berinvestasi, untuk menanamkan atau berinvestasi

    modal di dalam suatu perusahaan. Rasio Profabilitas biasa digunakan pada

    umunya adalah; return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan return on

    investment (ROI), net profit margin, gross profit margin.

    2. Rasio Likuiditas

    Rasio likuditas yakni rasio yang menggambarkann perusahaan untuk

    melakukan pemenuhan seluruh utang lancarnya. Perusahaan dengan rasio

    likuiditas cukup baik dikenal dengan sebutan perusahaan likuid. Rasio likuiditas

    yang biasa dipakai secara umum terdiri dari quick ratio, cash ratio, dan current

    ratio.

    3. Rasio Solvabilitas (Leverage)

    Rasio Solvabilitas (Leverage) yaitu rasio yang mendeskripsikan potensi

    perusahaan dalam melakukan pemenuhan pada utangnya yang berjangka panajng

    maupun berjangka pendek. Perusahaan yang dapat memenuhi total utang yang

    dimilikinya dikenal dengan perusahaan solvable. Rasio Leverage yang biasa

    digunakan pada umunya terdiri dari : debt to total asset ratio, long term debt to

    equity ratio ,dan total debt to equity asset ratio.

    4. Rasio Aktivitas

    Rasio Aktivitas atau rasio efisiensi yakni rasio yang mendeskripsikan

    aktivitas atau perputaran dari aset perusahaan pada suatu kegiatan tertentu. Rasio

  • 21

    ini juga berguna untuk melihat tingkatan dari efisiensi suatu aset untuk mendapat

    keuntungan. Perusahaan dengan efisiensi yang tinggi nantinya dapat lebih lancart

    dalam mengonversi aset menjadi pendapatan. Rasio Aktivitas yang dipergunakan

    biasanya yakni: rasio perputaran kas, perputaran piutang, rasio perputaran total

    aktiva, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran”aktiva tetap.

    2.2 Penelitian terdahulu

    Topik mengenai ada atau tidaknya pengaruh dari struktur modal yang

    terhadap kinerja keuangan telah tercurahkan pada beberapa karya tulis untuk

    bidang akuntansi. Berdasarkan penelitian yang dibuat sebelum penlitian ini

    terdapat berbagai dasar, variabel, serta hipotesis yang dipergunakan yang bisa

    menjadi pedoman yang bermanfaat bagi penelitian yang dilakukan ini.

    Adapun penelitian yang menjadi bahan atau pedoman dalam pembuatan

    penelitian ini. Berikut Ringkasan mengenai penelitian terdahulu dengan topik

    mengenai pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan yang disajikan pada

    tabel 2.2

    Tabel 2.2

    Ringkasan Penelitian Terdahulu

    No. Nama (Tahun Penelitian) Hasil

    1. “Edith Theresa Stein (2012) “DER memiliki pengaruh yang

    siginifikan negatif secara parsial

    terhadap ROE.”

  • 22

    2. “Bony Feryanto Maryono (2014) “Debt to Equity Ratio (DER) memiliki

    pengaruh terhadap semua variabel

    yang digunakan untuk mengukur

    kinerja keuangan yaitu

    ROA,ROE,begitu pula LDR dengan

    tingkat signifikansi untuk tiap variabel

    lebih kecil dari 5%.”

    3. Vudha Wisnala (2014) DAR dan LDER berprngaruh psotif

    signifikan terhadap ROE, DER dan

    LDAR berpengaruh negatif terhadap

    ROE.

    4. Jihan Salim (2015) DAR tidak memiliki pengaruh pada

    ROE, DER dan TIER berpengaruh

    positif terhadap ROE.

    5. Yunika Rosa Dewika (2017) “Hasil dari penelitain tersebut

    mendefinisikan DER memiliki

    pengaruh signifikan positif terhadap

    ROE. Kemudian variabel DAR tidak

    terdapatnya pengaruh yang signifikan

    kepada ROE, dan LDER yang

    mempunyai pengaruh siginifikan

    positif.”

  • 23

    2.3 Kerangka Penelitian

    “Berdasarkan uraian yang dituliskan di latar belakang dan tinjauan pustaka

    yang telah didefinisikan diatas. Maka dapat dibuat suatu kerangka penelitian yang

    dipergunakan ketika melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan

    Debt to Equity Ratio (DER) ,Debt to Assets Ratio (DAR), Long Term Debt to

    Equity Ratio (LDER),dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDAR) sebagai

    variabel untuk mengukur struktur modal dan menggunakan Return On Equity

    (ROE) sebagai variabel untuk mengukur kinerja perusahaan. Kerangka penelitian

    akan digambarkan dengan bagan berikut ini.”

    2.4 Pengembangan Hipotesis

    “Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang diutarakan

    sebelumnya adapun beberapa hipotesis yang ditetapkan di penelitian ini. Antara

    lain sebagai berikut ini :

  • 24

    2.4.1 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Equity

    (ROE)

    Rasio DAR menjadi refleksi untuk struktur modal yang dipunyai suatu

    entitas perusahaan, komparasi antara jumlah keajiban dan jumlah aktiva satu

    perusahaan. Apabila Debt to Total Asset Rasio (DAR) perusahaan meningkat,

    nantinya dukungan dana untuk perusahaan memakai utang semakin banyak,

    perusahaan nantinya semakin sukar untuk memperoleh dana pinajaman

    dikarenakan tidak cukup mampu melunasi utangnya memakai aset-aset yang

    dipunyai oleh perusahaan.

    Teori Pecking order menggambarkan jika perusahaan dominan lebih

    tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya dari internal

    sendiri ddibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih

    mengalokasikan pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta

    pembiayaan untuk mengambangkan perusahaannya dibanding pada penggunaan

    dana yang sumbernya dari eksternal. Teori ini menggambarkan jika perusahaan

    yang punya kemampuan menghasilkan laba cukup tinggi memiliki kewajiban

    ataupun pendanaan eksternalnya yang lebih rendah.

    Berdasar pada ulasan rinci yang dijelaskan diatas dapat ditentukan sebuah

    hipotesis:

    H1 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan negatif terhadap

    Kinerja Keuangan (ROE)

    2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity

    (ROE)”

  • 25

    “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang dipergunakan dalam melihat

    perbandingan pada kewajiban dan modal dengan melakukan perbandingan dari

    total kewajiban terhadap total ekuitas perusahaan.(Kasmir,2014). Bagi satu

    perusahaan makin meningkatnya rasio DER justru akan makin bagus disebabkan

    rasio DER rendah mendeskripsikan jika dana yang dipakai dalam menjadi

    jaminan semakin besar juga disertai pengamanan kepada debitor yang besar juga.

    Bersesuaian dengan teori Pecking order menggambarkan jika perusahaan

    dominan lebih tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya

    dari internal sendiri ddibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih

    mengalokasikan pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta

    pembiayaan untuk mengambangkan perusahaannya dibanding pada penggunaan

    dana yang sumbernya dari eksternal. Teori ini menggambarkan jika perusahaan

    yang punya kemampuan menghasilkan laba cukup tinggi memiliki kewajiban

    ataupun pendanaan eksternalnya yang lebih rendah.

    Berdasar pada ulasan rinci yang dijelaskan diatas dapat ditentutakan

    sebuah hipotesis:

    H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap

    Kinerja Keuangan (ROE)

    2.4.3 Pengaruh Long Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Return On

    Equity (ROE)”

    “Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) yakni perbandingan dari utang

    yang berjangka panjang terhadap ekuitas pemilik.(Kasmir,2014), LDER

    memperlihatkan potensi eknonomik dari perusahaan untuk pemenuhan

  • 26

    keseluruhan utangnya yang mempunyai karateristik berjangka panjang memakai

    modal bersumber dari perusahaan sendiri. Rasio LDER juga bisa menggambarkan

    komparasi dari utang berjangka panjang serta total ekuitas yang ada di

    perusahaan.

    Dalam teori ini Teori Pecking order menggambarkan jika perusahaan

    dominan lebih tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya

    dari internal sendiri ddibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih

    mengalokasikan pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta

    pembiayaan untuk mengambangkan perusahaannya dibanding pada penggunaan

    dana yang sumbernya dari eksternal. Teori ini menggambarkan jika perusahaan

    yang punya kemampuan menghasilkan laba cukup tinggi memiliki kewajiban

    ataupun pendanaan eksternalnya yang lebih rendah.

    Berdasar pada ulasan rinci yang dijelaskan diatas dapat ditentutakan

    sebuah hipotesis:

    H3 : Long Term to Debt Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan negatif

    terhadap Kinerja Keuangan (ROE)

    2.4.4 Pengaruh Long Debt to Asset Ratio (LDAR) terhadap Return On

    Equity (ROE)”

    “Long Term Debt to Assets Ratio (LDAR) yaitu rasio untuk menunjukan

    komparasi dari kewajiban berjangka panjang terhadap total aktiva perusahaan,

    rasio ini juga menggambarkan besarnya utang jangka panjang yang dipakai untuk

    pendanaan aset dari perusahaan.

  • 27

    Teori Pecking order menggambarkan jika perusahaan dominan lebih

    tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya dari internal

    sendiri ddibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih

    mengalokasikan pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta

    pembiayaan untuk mengambangkan perusahaannya dibanding pada penggunaan

    dana yang sumbernya dari eksternal.

    Teori ini menggambarkan jika perusahaan yang punya kemampuan

    menghasilkan laba cukup tinggi memiliki kewajiban ataupun pendanaan

    eksternalnya yang lebih rendah.

    Berdasar pada ulasan rinci yang dijelaskan diatas dapat ditentukan sebuah

    hipotesis:

    H4 : Long Term to Debt Assets Ratio (LDAR) berpengaruh signifikan negatif

    terhadap Kinerja Keuangan (ROE).”

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian

    Pada penelitian“ini adalah penelitian dengan tipe penelitain kuantitatif.

    Yang mana penelitian menganalisa data ataupun informasi yang bentuknya

    merupakan angka. Penelitian ini juga punyai tujuan untuk melakuakn pengujiani

    besarnya signifikansi dari hubungan diantara struktur modal perusahaan makanan

    minuman pada kinerja keuangannya. Penelitian ini memakai data berjenis

    sekunder berbentuk data yang sumbernya dari laporan keuangan perusahaan

    makanan dan minuman.

    Data yang telah terkumpul nantinya data itu akan diolah memakai bantuan

    Microsoft Excel dan dianalisis memakai metode regresi linear berganda berbantu

    aplikasi IBM SPSS 23 dalam melihat kualitas dari data penelitian serta dalam

    melihat hubungan di antara variabel.

    3.2 Waktu Dan Tempat

    Penelitian ini yakni jenis penelitian time series. Waktu penelitian rentang

    tahun 2014 - 2018. Dalam Penelitian yang dilakukan ini berlokasi di Bursa Efek

    Indonesia (BEI). Pada penelitian ini digunakan data sekunder, data yang

    bentuknya laporan keuangan perusahaan untuk perusahaan makanan dan

    minuman yang diperoleh pada website BEI serta website alternatif lain untuk

    mendapat laporan keuangan yang diperlukan.

  • 29

    3.3 Populasi dan Sampel

    Populasi pada penelitian ini yakni perusahaan makanan dan minuman ter

    gabung pada BEI rentang tahun dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018

    subsektor ini dipilih menjadi objek penelitain ditalatarbelakangi dari faktor

    struktur modalnya yang mencukupi atau bisa disebut optimal serta kuat dibanding

    subsektor lainnya.

    Selain itu juga subsektor ini mempunyai kinerja dari segi finansial serta

    perkembangan kedepanya yang lumayan baik, bahkan sudah menjadi industri

    andalan di skala nasional untuk rencana mengembangkan ekonomi nasional

    dengan PDB paling besar dibandingkan industri yang lain.”Berikut ini perusahaan

    makanan dan minuman BEI untuk periode 2014 - 2018.

    Tabel 3.3.1 Daftar populasi perusahaan manufaktur subesktor makanan dan minuman

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2014 - 2018

    No. Kode saham Nama perusahaan emiten Tanggal IPO

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 11 Juni 1997

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 10 Juli 2012

    3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk 19 Desember 2017

    4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 9 Juli 1996

    5 CLEO Sariguna Primatirta Tbk 5 Mei 2017

    6 DLTA Delta Djakarta Tbk 12 Februari 1984

    7 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk 10 Oktober 2018

    8 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 22 Juni 2017

    9 ICBP Indofood CBP Sukses Tbk 7 Oktober 2010

    10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994

    11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 17 Januari 1994

    12 MYOR Mayora Indah Tbk 4 Juli 1990

    13 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk 18 September 2018

    14 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk 29 Desember 2017

    15 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 18 Oktober 1994

  • 30

    16 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 28 Juni 2010

    17 SKBM Sekar Bumi Tbk 28 September 2012

    18 SKLT Sekar Laut Tbk 8 September 1993

    19 STTP Siantar Top Tbk 16 Desember 1996

    20 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk

    2 Juli 1990

    “Dalam proses pemilihan sampel perushaan yang akan dijadikan sampel

    dalam penelitian ini, digunakan metode purposive sampling. Purposive sampling

    yakni teknik penetuan sampel dengan persyaratan atau pertimbangan yang telah

    ditentukan sebelumnya (Sugiyono,2014). Pertimbangan yang ditentukan oleh

    dalam melakukan penentuan sampel yang akan dipakai dalam penelitian adalah

    antara lain :

    1. Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI dan tidak delisting

    pada periode tahun 2014-2018.

    2. Perusahaan makanan dan minuman yang telah menerbitkan laporan keuangan

    untuk periode tahun 2014-2018.

    3. Perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di BEI dan memiliki

    data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan variabel diperlukan dalam

    penelitian ini.”

  • 31

    Tabel 3.3.2 Teknik Purposive Sampling

    No. Kriteria Penentuan Sampel Total Perusahaan

    1. Perusahaan makanan dan minuman yang listing di

    BEI periode 2014-2018

    20

    2. Perusahaan makanan dan minuman yang laporan

    keuangannya tidak lengkap ataupun tidak sesuai di

    periode 2014-2018.

    7

    Sampel Penelitian 13

    Berdasarkan purposive sampling Method yang telah dirincikan pada tabel

    diatas yang dipilih sebagai perushaan sampel yakni sebagai berikut:

    Tabel 3.3.1 Hasil Sampling pada perusahaan manufaktur subesktor makanan dan

    minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2014 sampai 2018

    No. Kode saham Nama perusahaan emiten Tanggal IPO

    1 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 10 Juli 2012

    2 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 9 Juli 1996

    3 DLTA Delta Djakarta Tbk 12 Februari 1984

    4 ICBP Indofood CBP Sukses Tbk 7 Oktober 2010

    5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994

    6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 17 Januari 1994

    7 MYOR Mayora Indah Tbk 4 Juli 1990

    8 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 18 Oktober 1994

    9 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 28 Juni 2010

    10 SKBM Sekar Bumi Tbk 28 September 2012

    11 SKLT Sekar Laut Tbk 8 September 1993

    12 STTP Siantar Top Tbk 16 Desember 1996

    13 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk

    2 Juli 1990

  • 32

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    “Teknik yang dipakai dalam menghimpun yang diperlukan pada penelitian

    ini yakni dengan metode dokumentasi, dimana data sekunder berbentuk laporan

    keuangan serta ringkasan dari kinerja perusahaan yang asalnya dari web BEI

    (www.idx.co.id), yang kemudian disatukan menjadi kumpulan data yang akan

    dianalisis untuk melihat perbandingan dari komponen finansial yang ada di dalam

    perusahaan manufaktur makananan minuman yang berada di BEI.

    3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    3.5.1 Variabel Penelitian

    Variabel penelitian yaitu sesuatu yang bentuknya beragam yang telah

    ditetapkan sebelumnya untuk kemudian dianalisis hingga diperoleh informasi

    berhubungan hal itu, lalu ditetapkan satu konklusinya (Sugiyono, 2014). Variabel-

    variabel yang di penelitian ini berjumlah 4 variabel yang terbagi menjadi dua

    golongan yaitu variabel terikat dan juga variabel”bebas.

    3.5.2 “Definisi Operasional

    Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini digunakan untuk

    mengkalkulasi struktur modal dan kinerja keuangan yang akan dijelaskan sebagai

    berikut :

    A. Variabel Dependen ( variabel tidak bebas)

    Variabel dependen atau disebut variabel tidak bebas adalah varibel yang

    mempunyai sifat terikat. Variabel terikat yakni variabel yang dipengaruhi variabel

  • 33

    bebas (Sugiyono, 2014). Variabel dependen yang dipergunakan pada penelitian ini

    yakni :

    1. ROE (Return on equity)

    Return on equity (ROE) yakni rasio yang dipergunakan untuk

    mengkalkulasi pada kemampuan perusahaan dalam mendapat keuntungan yang

    akan disisihkan pada stockholder (Sartono, 2012). Return on equity mengikuti

    pada kecil atau besarnya modal yang dipunyai suatu perusahaan, karena jika

    perusahaan punya jumlah modal yang besar maka ROE yang diperoleh juga besar

    begitu juga yang terjadi sebaliknya. Persamaan untuk mengukur return on equity

    (ROE) dari suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

    B. Variabel Independen (variabel bebas)

    Variabel bebas yaitu jenis variabel yang memiliki pengaruh atau

    mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2014). Variabel terikat pada penelitian

    ini”yakni :

    1. Debt To Assets Ratio(DAR)

    “Rasio ini menjadi refleksi untuk struktur modal yang dipunyai suatu

    entitas perusahaan, komparasi antara jumlah keajiban dan jumlah aktiva satu

    perusahaan (Kasmir, 2014). Apabila Debt to Total Asset Rasio (DAR) perusahaan

    meningkat, nantinya dukungan dana untuk perusahaan memakai utang semakin

    banyak, perusahaan nantinya semakin sukar untuk memperoleh dana pinajaman

    dikarenakan tidak cukup mampu melunasi utangnya memakai aset-aset yang

  • 34

    dipunyai oleh perusahaan. Persamaan untuk Debt to Total Asset Rasio (DAR)

    adalah:

    2. Debt To Equity Ratio(DER)

    Rasio ini yang dipergunakan dalam melihat perbandingan pada kewajiban

    dan modal dengan melakukan perbandingan dari total kewajiban terhadap total

    ekuitas perusahaan.(Kasmir,02014). Bagi satu perusahaan makin meningkatnya

    rasio DER justru akan makin bagus disebabkan rasio DER rendah

    mendeskripsikan jika dana yang dipakai dalam menjadi jaminan semakin besar

    juga disertai pengamanan kepada debitor yang besar juga. Persamaan untuk

    mencari debt to equity ratio(DER) ada antara lain :”

    3. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

    “Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) yakni perbandingan dari utang

    yang berjangka panjang terhadap ekuitas pemilik.(Kasmir,02014), LDER

    memperlihatkan potensi eknonomik dari perusahaan untuk pemenuhan

    keseluruhan utangnya yang mempunyai karateristik berjangka panjang memakai

    modal bersumber dari perusahaan sendiri. Rasio LDER juga bisa menggambarkan

    komparasi dari utang berjangka panjang serta total ekuitas yang ada di

  • 35

    perusahaan. Dalam mengkur Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) adapun

    persamaan yang digunakan yakni :

    4. Long Term Debt to Equity Ratio(LDAR)

    Rasio ini untuk menunjukan komparasi dari kewajiban berjangka panjang

    terhadap total aktiva perusahaan, rasio ini juga menggambarkan besarnya utang

    jangka panjang yang dipakai untuk pendanaan aset perusahaan.(Joni dan Lina,

    2010). Dalam mengkur Long Term Debt to Assets Ratio (LDAR) terdapat

    persamaan yang digunakan adalah :”

    3.6 Metode Analisis Data

    3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda

    Metode yang dipakai dalam menganalisis data yakni memakai metode

    kuantitatif. Informasi berbentuk angka yang dikelompokan memakai tabel lebih

    dahulu lalu nantinya di lakukan penganalisisan dengan regresi linear berganda

  • 36

    dengan bantuan IBM SPSS 23. Dalam merefleksikan hubungan antara variabel x

    serta variabel y digunakan model sebagai berikut:

    Ket. :

    Y = Struktur Modal

    α = Konstanta

    βi = Koefisien Regresi (i=1,2,3,4)

    x1 = DER (Debt Equity Ratio)

    x2 = DAR (Debt Asset Ratio)

    x3 = LDER (Long Debt EquityRatio)

    x4 = LDAR (Long Debt Asset Ratio)

    e = Tingkat Kesalahan (Standart Error)

  • 37

    3.6.2 Statistik deskriptif

    Menurut Ferdinand (2013)“statistik deskriptif dipergunakan untuk

    memberi proyeksi data yang terpakai di penelitian. Pada penelitian ini, statistik

    deskriptif diperlihatkan memakai maksimum, minimum, rata-rata, serta juga

    standar deviasi untuk”menganalisa mean serta perbandingan dari variabel dari

    struktur modal serta kinerja keuangan dari perusahaan. Statistik deskriptif dipakai

    dalam analisa informasi dari data pada model penelitian, seperti : nilai maksimum

    minumimum, rata-rata, dan juga simpangan baku.

    3.6.3 Uji Asumsi Klasik

    “Uji ini salah satu syarat data statistik yang harus dilalui untuk melajutkan

    ke analisis regresi linear berganda (Ghozali, 2011). Menurut Gujarati (2010) pada

    model regresi linear berganda, pengujian hipotesis wajib melewati uji ini dari

    kemungkinan adanya penyimpangan asumsi klasik dari data penlitian.

    karakteristik penting yang wajib dimiliki data-data dalam penelitian yaitu:

    1. Data telah berdistribusi normal,

    2. Antar variabel tidak adanya masalah Multikolinieritas,

    3. Antar variabel tidak adanya masalah Heteroskedastisitas,

    4. Antar variabel tidak adanya masalah Autokorelasi.”

    A. Uji Normalitas

    “Uji ini dilakukan dalam melihat apakah data statistik yang telah dihimpun

    pada penelitian ini sudah terdistribusi scecara normal. Model regresi yang benar

    yakni yang mempunyai distribusi yang normal atau nilainya mendekati normal.

  • 38

    Dengan ketentuan syarat pada pengambilan keputusan diantaranya (Ghozali,

    2011) :

    1. Data berdistribusi normal apabila nilai signifkansi > 0,05.

    2. Data belum berdistribusi dengan normal jika nilai signifikansi < 0,05.”

    B. Uji heteroskedatisitas

    “Uji heteroskedatisitas diperlukan untuk melihat ada tidaknya masalah

    heteroskedatisitas antara variabel independen yang ada pada model penelitian.

    Heteroskedestisitas yakni kondisi ketika model regresi memiliki perbedaan untuk

    varian residual di satu penelitian ke lainnya (Sugiyono, 2016). Ketentuan jika

    grafik yang dihasilan tidak berbentuk suatu pola maka bisa disimpulkan data

    ppada penlitian ini tidak terdapat gejala heteroskedatisitas dan begitupun

    sebaliknya jika ada suatu pola terbentuk maka data pada penlitian ini memiliki

    gejala heteroskedatisitas.

    C. Uji Autokorelasi

    Uji ini dipakai dalam melakukan analisa apakah terdapat gejala

    autokorelasi diantara variabel independen pada model penelitian ini. Dengan

    syarat apabila nilai dari Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka ada gejala

    autokorelasi pada model penelitian, dan begitupun sebaliknya jika Asymp. Sig (2-

    tailed) lebih besar dibanding 0,05 maka data pada model penelitian tidak terdapat

    masalah autokorelasi (Ghozali, 2011). Metode uji yang dipakai yaitu uji runs test.

    D. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas diapakai untuk mengecek jika model regresi

    didalamnya ada korelasi diantara variabel bebas. Nilai yang biasa dipakai dalam

  • 39

    mendefinisikan tidak terdapatnya masalah multikolinearitas yakni nilai dari

    tolerance diatas 0,1 serta VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2011).”

    2.4.1 Pengujian Hipotesis

    Dalam melakukan pengujian hipotesis pada model penelitian ini yakni

    memakai metode regresi linear berganda. Uji hipotesis pada penelitian terdiri dari

    Uji t,uji F, kemudian uji koefisien determinasi (R square).

    A. Uji t

    “Uji t melakukan pengujian regresi parsial, pada uji ini dibuat dengan

    sasaran dalam melihat signifikansi dari peran dari variabel independen terhadap

    variabel dependen memakai asumsi jika variabel independen lain dinilai sebagai

    konstan” (sugiyono,2010). Dengan ketentuan apabila nilai (Sig.) signifikansi

    kurang dari 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial kepada

    variabel dependen begitupun sebaliknya.

    B. Uji F

    “Uji F atau uji koefisien regresi bersamaan dipergunakan untuk melihat

    jika keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan kepada variabel

    terikat” (Priyatno, 2012). Dengan ketentuan apabila nilai Sig. (signifikansi) dari

    dari uji F < 0,05 maka keseluruhn variabel independen secara simultan punya

    pengaruh signifikan kepada variabel dependen begitupun sebaliknya.

    C. Uji Koefisien Determinasi

    “Uji koefisien determinasi mempunyai fungsi dominan dalam menganalisa

    seberapa jauh perngaruh suatu model dalam menerapkan variasi kepada variabel

    dependen .Uji ini digunakan untuk menganalisis persentase pengaruh bersamaan

  • 40

    seluruh variabel bebas pada variabel terikat” (Ghozali, 2011). Dalam uji ini nilai

    dari R Square selalu diantara 0-1, yang menggambarkan persentase pengaruh dari

    variabel independen terhadap variabel dependen, makin beser persentase itu maka

    akan semakin baik. Uji ini dilakukan dengan menggunakan batuan aplikasi IBM

    SPSS”23.

  • 41

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL PENELITIAN

    4.1.1 Analisis Deskriptif

    Statistik deskriptif dipergunakan dalam melihat informasi data yang

    dipergunakan pada model penelitian , yakni : nilai minimum maksimum ,rata-rata,

    serta simpangan baku. Pada penelitian ini, statistik deskriptif diperlihatkan

    memakai maksimum, minimum, rata-rata, serta standar deviasi untuk menganalisa

    rataan serta perbandingan dari variabel penelitian yang tersaji melalui tabel

    berikut:

    Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

    Tabel 4.1.1

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

    DAR 65 .146 .752 .45565 .018834 .151844

    DER 65 .171 3.029 .97928 .068013 .548338

    LDER 65 .038 1.436 .34829 .039731 .320321

    LDAR 65 .020 .607 .16478 .016501 .133038

    ROE 65 -.057 .527 .09509 .013399 .108029

    Valid N

    (listwise) 65

  • 42

    Berdasar pada tabel 4.1.1 diatas dapat dijelaskan jika :

    1. Jumlah dari data yang dipakai adalah 65.

    2. Untuk variabel DAR mempunyai nilai maksimum 0,752 serta nilai minimum

    0,146, nilai mean 0,45565 dan standar deviasi 0,151844.

    3. Untuk variabel DER mempunyai nilai maksimum 3029 serta nilai minimum

    0,171, nilai mean 0,97928 dan standar deviasi 0,548338.

    4. Untuk variabel LDER mempunyai nilai maksimum 1436 serta nilai minimum

    0,038, nilai mean 0,34829 dan standar deviasi 0,320321.

    5. Untuk variabel LDAR mempunyai nilai maksimum 0,607 serta nilai minimum

    0,020, nilai mean 0,16478 dan standar deviasi 0,133038.

    6. Untuk variabel ROE mempunyai nilai maksimum 0,527 serta nilai minimum

    -0,058, nilai mean 0,09509 dan standar deviasi 0,108029.

    4.1.2 Uji Asumsi Klasik

    A. Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas)

    “Uji ini dilakukan dalam melihat apakah data statistik yang telah dihimpun

    pada penelitian ini sudah terdistribusi scecara normal. Model regresi yang benar

    yakni yang mempunyai distribusi yang normal atau nilainya mendekati normal.

    Dengan ketentuan syarat pada pengambilan keputusan diantaranya”(Ghozali,

    2011) : 1) Data terdistribusi normal bila nilai signifkansi > 0,05. Dan 2) Data

    belum terdistribusi normal jika nilai signifikansi < 0,05. Berikut ini hasil dari uji

    normalitas memakai SPSS Versi 23 yang tersaji pada tabel 4.1.2.

  • 43

    Tabel 4.1.2

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized

    Residual

    N 65

    Normal Parametersa,b Mean .0000000

    Std. Deviation .14125543

    Most Extreme Differences Absolute .100

    Positive .087

    Negative -.100

    Test Statistic .100

    Asymp. Sig. (2-tailed) .175c

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    c. Lilliefors Significance Correction.

    Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

    Berdasar pada tabel 4.2 nilai siginifikansi dari Asymp. Sig. (2-tailed)

    yakni 0,175 nilai itu lebih tinggi jika dibanding 0,05, maka itu bisa di tentukan

    sebuah kesimpulan jika data yang di pakai penelitian ini sudah terdistribusi

    dengan normal.

    B. Uji Multikoleniaritas

    “Uji multikolinearitas diapakai untuk mengecek jika korelasi diantara

    variabel independen.”Syarat dalam uji ini yakni nilai tolerance wajib diatas 0,1

    serta nilai VIF kurang dari 10. Berikut ini hasil dari uji multikolinearitas memakai

    SPSS Versi 23 yang tersaji pada tabel 4.1.3.

  • 44

    Berdasar pada tabel 4.3 nilai tolerance dari variabel DAR,DER,LDER,

    serta LDAR yakni 0,309 , 0,298, 0,442, dan 0,419 semua nilai itu lebih tinggi jika

    dibanding 0,1, dan juga untuk nilai dari VIF variabel DAR,DER,LDER, serta

    LDAR yakni 3240 , 3357, 2265, dan 2385 semua nilai itu kurang dari 10 maka itu

    bisa di tentukan sebuah kesimpulan jika data yang di pakai penelitian ini tidak

    punya masalah multikolinearitas.

    C. Uji heteroskedatisitas

    “Uji heteroskedatisitas diperlukan untuk melihat ada tidaknya masalah

    heteroskedatisitas antara variabel independen yang ada pada model penelitian.

    Heteroskedestisitas yakni kondisi ketika model regresi memiliki perbedaan untuk

    varian residual di satu penelitian ke lainnya” (Sugiyono, 2016). Ketentuan jika

    grafik yang dihasilan tidak berbentuk suatu pola maka bisa disimpulkan data

    ppada penlitian ini tidak terdapat gejala heteroskedatisitas dan begitupun

    sebaliknya jika ada suatu pola terbentuk maka data pada penlitian ini memiliki

    Tabel 4.1.3

    Coefficientsa

    Model

    Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1 (Constant)

    DAR .309 3.240

    DER .298 3.357

    LDER .442 2.265

    LDAR .419 2.385

    a. Dependent Variable: ROE

    Sumber : Data Diolah SPSS Versi 23

  • 45

    gejala heteroskedatisitas. Berikut ini hasil dari uji heteroskedatisitas memakai

    SPSS Versi 23 yang tersaji pada gambar 4.1.

    Gambar 4.1

    Berdasar pada gambar 4.1 menggambarkan jika titik tersebar merata di

    atas serta di bawah 0, dan juga tidak membentuk suatu pola tertentu, maka itu bisa

    di tentukan sebuah kesimpulan jika data pada penelitian ini tidak punya masalah

    heteroskedatisitas.

    D. Uji Autokorelasi

    Uji ini dipakai dalam melakukan analisa apakah terdapat gejala

    autokorelasi diantara variabel independen yang berada di model penelitian.

    Dengan syarat nilai dari Asymp. Sig (2-tailed) harus lebih dari 0,05 agar dapat

  • 46

    disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model penelitian. Berikut ini hasil dari

    uji autokorelasi memakai SPSS Versi 23 yang tersaji pada tabel 4.1.4.

    Tabel 4.1.4

    Runs Test

    Unstandardized

    Residual

    Test Valuea .01992

    Cases < Test Value 32

    Cases >= Test Value 33

    Total Cases 65

    Number of Runs 37

    Z .877

    Asymp. Sig. (2-tailed) .380

    a. Median

    Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

    Berdasar pada tabel 4.4 nilai siginifikansi dari Asymp. Sig. (2-tailed)

    yakni 0,380 nilai itu lebih tinggi jika dibanding 0,05, maka itu bisa di tentukan

    sebuah kesimpulan jika data yang di pakai penelitian ini tidak punya masalah

    autokorelasi

    4.1.3 Pengujian Hipotesis

    A. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

    “Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh parsial dari variabel

    independen terhadap varibel dependen. Jika (Sig.) signifikansi kurang dari 0,05

    maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial kepada variabel dependen.

    Berikut ini hasil dari uji t memakai SPSS Versi 23 yang tersaji pada tabel 4.5.

  • 47

    Adapun model regresi yang dipakai dalam menguji hipotesis dalam

    peneltian ini :

    ROE = 0,331 + 0,320 DAR – 0,159 DER + 0,083 LDER – 0,556 LDAR

    Berdasar pada tabel 4.5 serta persamaan regresi diatas berikut adalah hasil

    pengujian hipotesis yang dilakukan :

    1. H1 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan negatif terhadap

    Kinerja Keuangan (ROE)

    Variabel Koefisien Regresi t Sig.

    DAR 0,320 1,480 0,144

    Variabel DAR mempunyai nilai koefisien regresi 0,320 hal ini

    menggambarkan DAR berpengaruh positif terhadap ROE tiap bertambahnya DAR

    sebesar 1 akan menambah ROE sebesar 0,320 dan nilai signifikasi 0,144 nilai ini

    Tabel 4.1.5

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) .331 .061 5.411 .000

    DAR .320 .216 .297 1.480 .144

    DER -.159 .068 -.475 -2.327 .023

    LDER .083 .102 .136 .810 .421

    LDAR -.556 .233 -.411 -2.384 .020

    a. Dependent Variable: ROE

    Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

  • 48

    lebih tinggi dibanding 0,05 serta menggambarkan tidak adanya pengaruh yang

    signifikan pada kinerja keunagan (ROE). Maka itu bisa ditarik kesimpulan H1

    Ditolak serta H0 Diterima.

    2. H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap

    Kinerja Keuangan (ROE)

    Variabel Koefisien Regresi t Sig.

    DER -0,159 -2,327

    0,023

    Variabel DER memiliki nilai koefisien regresi -0,159 menggambarkan jika

    DER mempunyai pengaruh negatif pada kinerja keuangan (ROE). Tiap

    bertambahnya DER sebesar 1 akan mengurangi ROE sebesar 0,159. DER juga

    mempunyai nilai signifikasi 0,023 nilai ini lebih rendah dibanding 0,05 serta

    menggambarkan DER memiliki pengaruh signifikan pada kinerja keuangan

    (ROE). Maka itu Ha Diterima. Variabel LDER mempunyai nilai signifikasi 0,421

    nilai ini lebih tinggi dibanding 0,05 serta menggambarkan tidak memiliki

    pengaruh yang signifikan pada kinerja keunagan (ROE). Maka itu bisa ditarik

    kesimpulan H2 Diterima.

    3. H3 : Long Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan negatif

    terhadap Kinerja Keuangan (ROE)

    Variabel Koefisien Regresi t Sig.

    LDER 0,083 0,810 0,421

  • 49

    Variabel LDER mempunyai nilai koefisien regresi 0,320 hal ini

    menggambarkan LDER berpengaruh positif terhadap ROE tiap bertambahnya

    LDER sebesar 1 akan menambah ROE sebesar 0,083 dan nilai signifikasi 0,421

    nilai ini lebih tinggi dibanding 0,05 serta menggambarkan tidak adanya pengaruh

    yang signifikan pada kinerja keunagan (ROE). Maka itu bisa ditarik kesimpulan

    H3 Ditolak serta H0 Diterima.

    4. H4 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap

    Kinerja Keuangan (ROE)

    Variabel Koefisien Regresi t Sig.

    LDAR -0,556 -2,384

    0,020

    Variabel LDAR memiliki nilai koefisien regresi -0,556 menggambarkan

    jika LDAR mempunyai pengaruh negatif pada kinerja keuangan (ROE). Tiap

    bertambahnya LDAR sebesar 1 akan mengurangi ROE sebesar 0,556. LDAR juga

    mempunyai nilai signifikasi 0,020 nilai ini lebih rendah dibanding 0,05 serta

    menggambarkan LDAR memiliki pengaruh signifikan pada kinerja keuangan

    (ROE). Maka itu dapat ditentukan sebuah kesimpulan H4 Diterima.

    B. Uji Hipotesis Simultan (UJI F)

    “Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh secara simultan dari variabel

    independen terhdapa variabel dependen. Jika nilai Sig. (signifikansi) kurang dari

    0,05 maka keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan

  • 50

    kepada variabel dependen.”Berikut ini hasil dari uji F memakai SPSS Versi 23

    yang tersaji pada tabel 4.1.6.

    Tabel 4.1.6

    ANOVAa

    Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression .434 4 .108 5.093 .001b

    Residual 1.277 60 .021

    Total 1.711 64 a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), DAR, DER, LDER, LDAR Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

    Berdasar pada tabel 4.6 nilai siginifikansi yakni 0,001 nilai itu lebih

    rendah jika dibanding 0,05, maka itu bisa di tentukan sebuah kesimpulan jika

    varibael DAR, DER, LDER, serta LDAR, secara simultan atau bersama

    mempunyai pengaruh signifikan kepada kinerja keuangan (ROE).

    C. Uji Koefisien Determinasi

    “Uji ini dilakukan untuk mengetahui besar persentase variabel independen

    mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Semakin besar

    nilai dari R Square makan akan semakin baik. Nilai dari R Square selalu berkisar

    dari 0-1.”Berikut ini hasil dari uji R Square memakai SPSS Versi 23 yang tersaji

    pada tabel 4.1.7.

    Tabel 4.1.7

    Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 .503a .253 .204 .14589

    a. Predictors: (Constant), DAR, DER, LDER, LDAR

    Sumber : Olahan Data SPSS Versi 23

  • 51

    Berdasar pada tabel 4.7 nilai R Sqaure yakni 0,253 maka itu bisa di

    tentukan sebuah kesimpulan jika varibael DAR, DER, LDER, serta LDAR,

    mempengaruhi kinerja keuangan (ROE) sebanyak 25,3% sedangkan 74,7%

    sisanya dari variabel lain.

    4.2 PEMBAHASAN

    4.2.1 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Equity

    (ROE)

    Rasio“DAR menjadi refleksi untuk struktur modal yang dipunyai suatu

    entitas perusahaan, komparasi antara jumlah keajiban dan jumlah aktiva satu

    perusahaan. Apabila rasio DAR perusahaan meningkat, nantinya dukungan dana

    untuk perusahaan memakai utang akan bertambah, perusahaan nantinya semakin

    sukar untuk memperoleh dana pinajaman dikarenakan tidak cukup mampu

    melunasi utangnya memakai aset-aset yang dipunyai oleh perusahaan.

    Berdasar pada teori Pecking Order perusahaan dengan tingkatan

    pendapatan tinggi mempunyai rasio utang yang rendah, hal ini dikarenakan

    perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi memiliki dana internal

    perusahaan yang telah mencukupi. Hasil pada penelitian ini menjelaskan Variabel

    DAR mempunyai nilai signifikasi 0,144 nilai ini lebih tinggi dibanding 0,05 serta

    menggambarkan DAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja

    keunagan (ROE). Hal ini disebabkan karena suatu entitas yang mempunyai

    kinerja cukup baik nantinya lebih condong untuk menentukan pendanaan yang

    asalnya dari perusahaan sendiri karena modal internalnya telah tercukupi

  • 52

    akibatnya struktur modal perusahaan tersebut tidak terlalu memiliki

    pengaruh”signifikan bagi kinerja perusahaan.

    Serupa“dengan penelitian yang dibuat oleh Yunika Rosa Dewika (2017)

    dan Jihan Salim (2015) penelitian yang menyatakan jika DAR tidak mempunyai

    pengaruh yang signifikan”ke ROE.

    4.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity

    (ROE)

    Debt to Equity Ratio“adalah rasio yang dipergunakan dalam melihat

    perbandingan pada kewajiban dan modal dengan melakukan perbandingan dari

    total kewajiban terhadap total ekuitas perusahaan. Bagi satu perusahaan makin

    meningkatnya rasio DER justru akan makin bagus disebabkan rasio DER rendah

    mendeskripsikan jika dana yang dipakai dalam menjadi jaminan semakin besar

    juga disertai pengamanan kepada debitor yang besar juga. rasio ini menunjukan

    keadaan dari finansial perusahaan ketika pelunasan utang yang dipunyainya

    memakai ekuitas. Rasio ini semakin besar akan berakibat pada risiko dari

    perusahaan juga akan semakin tinggi pula.

    Berdasar pada teori Pecking Order menggambarkan jika perusahaan

    dominan lebih tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya

    dari internal sendiri dibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih

    mengalokasikan pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta

    pembiayaan untuk mengambangkan perusahaannya dibanding memakai dana dari

    luar perusahaan. Teori ini menggambarkan jika perusahaan yang punya

    penghasilan tinggi memiliki kewajiban atau utang yang lebih rendah.

  • 53

    Hasil penelitian ini menjelaskan variabel DER mempunyai nilai

    signifikasi 0,023 nilai ini lebih rendah dibanding 0,05 serta menggambarkan DER

    memiliki pengaruh signifikan pada kinerja keuangan (ROE). DER juga memiliki

    pengaruh negatif pada kinerja keuangan (ROE). Tiap bertambahnya DER sebesar

    1 akan mengurangi ROE sebesar 0,159. Hal ini membuktikan bila Perusahaan

    yang mempunyai kemampuan mendapat untung yang tinggi mempunyai utang

    atau pendanaan luar perusahaan yang rendah, dan juga condong penggunaan dana

    internal lebih banyak dalam melakukan investasi dan”pengembangan.

    Serupa pada penelitain Edith Theresa Stein (2012) dan Vudha wisnala

    (2011) “yang mengutarakan bahwa DER mempunyai pengaruh yang siginifikan

    negatif secara parsial terhadap ROE.”

    4.2.3 Pengaruh Long Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Return On

    Equity (ROE)

    “Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) yakni perbandingan dari utang

    yang berjangka panjang terhadap ekuitas pemilik, LDER memperlihatkan potensi

    eknonomik dari perusahaan untuk pemenuhan keseluruhan utangnya yang

    mempunyai karateristik berjangka panjang memakai modal bersumber dari

    perusahaan sendiri. Rasio LDER juga bisa menggambarkan komparasi dari utang

    berjangka panjang serta total ekuitas yang ada di perusahaan.

    Apabila rasio LDER semakin meningkat maka mendeskripsikan struktur

    modal yang mana utang berjangka panjang yang dipakai perusaahaan pula

    semakin meningkat dalam aktivitas pendanaan ekuitas perusahaan. Dari sudut

    pandang kreditor bila rasio ini semakin meningkat maka risiko nantinya diterima

  • 54

    dari perusahaan juga makin meningkat. Kreditor melihat makin rendah rasio

    LDER justru lebih baik.

    Berdasar pada teori Pecking Order megutarakan dalam teori ini,

    perusahaan dengan tingkat return tinggi memiliki tingkatan utang yang relatif

    rendah, namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian ini.

    Hal itu menggambarkan jika perusahaan dengan tingkat laba tinggi tidak

    selamanya memiliki tingkat utang yang rendah Hal ini juga serupa dengan hasil

    penelitian ini yakni Variabel LDER mempunyai koefisien regresi bernilai positif

    yang menunjukan jika bertambahnya utang jangka panjang dapat meningkatkan

    kinerja keuangan namun tidak terlalu signifikan pengaruhnya dilihat dari nilai

    signifikasi 0,421 nilai ini lebih tinggi dibanding 0,05 yang menggambarkan LDER

    tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan”(ROE). Hasil ini didukung

    oleh penelitain yang dilakukan oleh Yunika Rosa Dewika (2017) dan Vudha

    Wisnala (2014) yang menyatakan jika LDER memiliki pengaruh positif kepada

    ROE.

    4.2.4 Pengaruh Long Debt to Asset Ratio (LDAR) terhadap Return On

    Equity (ROE)

    “Long Term Debt to Assets Ratio (LDAR) yaitu rasio untuk menunjukan

    komparasi dari kewajiban berjangka panjang terhadap total aktiva perusahaan,

    rasio ini juga menggambarkan besarnya utang jangka panjang yang dipakai untuk

    pendanaan aset dari perusahaan.

    Teori Pecking order menggambarkan jika perusahaan dominan lebih

    tertarik untuk aktivitas pengalokasian sumber dana yang asalnya dari internal

  • 55

    sendiri dibanding dari luar perusahaan. Perusahaan condong lebih mengalokasikan

    pemakaian dana dari dalam perushaan dalam berinvestasi serta pembiayaan untuk

    mengambangkan perusahaannya dibanding dana yang sumbernya dari luar

    perusahaan. Hal tersebut menggambarkan jika perusahaan yang punya

    penghasilan cukup tinggi memiliki tingkat utang yang”rendah.

    Hasil penelitian ini pun menunjukan Variabel L