analisis pengaruh sektor perbankan syariah dan...

118
ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP FINANCIAL DEEPENING DI INDONESIA Oleh: AMI LATIFAH NIM: 109084000067 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: lynga

Post on 19-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN

PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP FINANCIAL DEEPENING DI

INDONESIA

Oleh:

AMI LATIFAH

NIM: 109084000067

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN

PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP FINANCIAL DEEPENING DI

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Ami Latifah

109084000067

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial
Page 4: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial
Page 5: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial
Page 6: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial
Page 7: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Ami Latifah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 28 Desember 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Papan Mas Kp.Kobak Rt 06/17 No 72 Tambun

Bekasi 17510

HP : 08111116671

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Formal

1996 – 1997 : TK Pemuda Bangsa

1997 – 2003 : SDI Al-Muslim

2003 – 2006 : MTs Darul Marhamah

2006 – 2009 : SMA Bani Saleh

2009 – 2016 : Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Page 8: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

ii

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors that affect financial deepening in

Indonesia. The variables used in this study is a Third Party Fund (TPF),

Financing, Sukuk Corporate, Sukuk to Financial Deepening in Indonesia.

Analyses were performed using monthly time series data published by Bank

Indonesia in the study period from January 2011 to December 2015.

The method used in this research is Ordinary Least Square (OLS) on a

program Eviews 7. The results of this study indicate Third Party Fund (TPF)

has amounted to 2.321977 t-test with a probability value of 0.0239, which

means partial positive effect and significant to Financial Deepening, while at

Financing obtained t-count of -1.848305 with a probability value of 0.0698,

which means partially no effect on Financial Deepening. In addition the results

of this study indicate Sukuk corporation has -3.994813 t-test with a probability

of 0.0002, which means partially negative and significant effect on the

Financial Deepening, and for Sukuk have amounted to 3.652038 t-test with a

probability value of 0 , 0006 which means partially positive and significant

impact on the Financial Deepening in Indonesia. The regression results show

the value of F-statistics with probability equal to 39.36614 0.000000 so that it

can be concluded that the variable Third Party Fund (DPK), Financing, Sukuk,

Sukuk Corporation together have an influence on Financial Deepening in

Indonesia during the period January 2011 until December 2015.

Keywords : Liquidity, ROA, NPF, Third Party Funds, SBIS

Page 9: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi financial deepening di Indonesia. Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan,

Sukuk Korporasi, Sukuk Negara terhadap Financial Deepening di Indonesia.

Analisis dilakukan dengan menggunakan data runtun waktu bulanan yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam penelitian periode Januari 2011

sampai dengan Desember 2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least

Square (OLS) pada program Eviews 7. Hasil dari penelitian ini menunjukan

Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki t-hitung sebesar 2,321977 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Financial Deepening, sedangkan pada Pembiayaan

diperoleh t-hitung sebesar -1,848305 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0698

yang berarti secara parsial tidak berpengaruh terhadap Financial Deepening.

Selain itu hasil penelitian ini menunjukan Sukuk Korporasi memiliki t-hitung -

3,994813 dengan probabilitas 0,0002 yang berarti secara parsial berpengaruh

negative dan signifikan terhadap Financial Deepening, dan untuk Sukuk Negara

memiliki t-hitung sebesar 3,652038 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0006

yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Financial Deepening di Indonesia. Hasil regresi ini menunjukan nilai F-Statistik

sebesar 39,36614 dengan probabilitas sebesar 0,000000 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan, Sukuk

Negara, Sukuk Korporasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

Financial Deepening di Indonesia selama periode Januari 2011 sampai dengan

Desember 2015.

Kata Kunci : Financial Deepening, DPK, Pembiayaan, Sukuk Korporasi, Sukuk

Negara.

Page 10: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah menurunkan Islam sebagai tuntunan kehidupan yang

membawa kepada kesejahteraan, keadilan, keberkahan, dan kesempurnaan dan

juga atas segala limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat

merasakan nikmat Islam, nikmat Iman, dan nikmat sehat wal’afiat. Shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,

pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat

manusia, serta para sahabat, keluarga dan orang-orang sholeh yang Allah

ridhoi.

Hanya karena rahmat, karunia, dan keridhaan-Nya lah penulis memiliki

kekuatan, kemauan, kelancaran, dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Sektor Perbankan Syariah Dan Pasar

Modal Syariah Terhadap Financial Deepening Di Indonesia” dengan tujuan

untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Ilmu Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, penulis berharap semoga skripsi

ini insya Allah dapat bermanfaat bagi banyak orang, Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini bukan merupakan

satu hasil dari usaha segelintir orang, karena manusia adalah makhluk sosial

Page 11: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

v

dimana keberhasilan manusia tidak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh

karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan masukan, semangat, dan

motivasi yang sangat berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas amal kebaikan dari semua

pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Untuk itu ucapan terima

kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada :

1. Terima kasih untuk my wonder woman Ibu siti hunaenah yang udah

luar biasa sabarnya, luar biasa kuatnya, luar bias cinta dan kasihnya,

terima kasih untuk doa-doanya yang tak henti-henti untuk anak-

anakmu. Terima kasih juga untuk almarhum Bapak Supriadi yang

semasa hidupnya memberikan banyak limpahan kasih sayang dan

dedikasinya untuk keluarga. I love you both and I miss youuu sooo.

Maafkan kalau belum bisa jadi anak yang diharapkan tapi selalu

berusaha untuk jadi anak yang diharapkan. Semoga Alloh

merahmati kalian dan kita bisa berkumpul disurgaNya nanti. aamiin

2. Untuk kaka-kaka ku Ida Farida, Ika Syarifah, Dani Imadudin,

Taofik Hidayat, Ali Zulfikar dan kaka-kaka iparku Uang Rendy,

Gege Sugita, ka Mia dan Mba Dian Solisa terima kasih untuk

dukungan moril maupun materil demi sibontot lulus. Maaf yaa telat

banget lulusnya. Semoga Alloh membalas kebaikan kalian dan

merahmati keluarga kita.

3. Terima kasih Bapak Dr. Arif Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Terima kasih Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Ketua Jurusan

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) yang telah

Page 12: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

vi

memberikan ilmu yang bermanfaat dan dukungan untuk IESP dan

seluruh mahasiswanya.

5. Terima kasih Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,

motivasi, semangat, saran, dan meluangkan waktu, pikiran, tenaga,

dan juga memberikan ilmu dalam membimbing penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga untuk

kesabaran bapak dalam membimbing saya. Semoga Alloh membalas

kebaikan bapak dan diberikan kesehatan dan juga merahmati bapak

dan keluarga.

6. Terima kasih Bapak Zuhairan Y. Yunan. S.E. M.Sc selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan support dan

ilmunya.

7. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah membantu selama perjalanan akademis ini dengan

memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan pelayanan yang baik

selama ini.

8. Teman - teman baik saya Lisa, Oteq, Nyenye, dan Nailah terima

kasih untuk kebersamaannya selama ini dan dukungannya baik di

kala senang maupun sedih. Terima kasih atas saran, semangat, dan

doanya. Dan juga seluruh teman-teman IESP angkatan 2009 yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga kita dapat menjadi

orang yang sukses, agen Islam yang baik, dan generasi penerus

bangsa Indonesia yang membanggakan.

9. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat saya team barabere nova

pecek, ka’sur-yating, alay guna, ncek krisna, abang ardi, betet adi

Page 13: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

vii

terima kasih untuk kebersamaan selama ini dan suportnya untuk

menyelesaikan skripsi ini, akhirnya yekan..alhamdulillah

10. Terima kasih untuk felix buka nama asli hehe terima kasih untuk

support dan semua kebaikan dan juga kesabarannya.

11. Untuk Lita Noviyanti sahabat hijrah yang perubahannya luar biasa

dari SMA dengan yang sekarang yang semakin jadi muslimah cantik

dimataNya terima kasih untuk kebaikannya, selalu support dan juga

selalu ingetin untuk menyelesaikan skripsi ini. Tetep istiqomah yaa

dan jangan bosen untuk ngingetin perihal akhirat. Buat umi makasih

juga dukungannya, sukses buat S2 nya ya dan impian ke Jepang

wish your dream come true.

12. Semua pihak yang belum disebutkan di atas, terima kasih atas segala

bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi, maupun analisanya sehingga penulis

sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

untuk penyempurnaan skripsi menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, 5 Juni 2016

Ami Latifah

Page 14: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II. KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8

A. Financial Deepening ........................................................................ 8

1. Pengertian Financial Deepening .................................................. 8

2. Jumlah Uang Beredar ................................................................ 12

3. Produk Domestik Bruto ............................................................. 16

B. Dana Pihak Ketiga ......................................................................... 18

1. Pengertian Dana Pihak Ketiga ................................................... 18

2. Sumber DPK Dari Segi Mata Uang........................................... 18

3. Prinsip Operasional DPK .......................................................... 19

Page 15: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

ix

4. Hubungan DPK Terhadap Financial Deepening ....................... 23

C. Pembiayaan .................................................................................... 24

1. Pengertian Pembiayaan ............................................................. 24

2. Pembiayaan Menurut Sifat Penggunanya .................................. 24

3. Regulasi Pembiayaan Bank Syariah .......................................... 26

4. Produk-Produk Pembiayaan Bank Syariah ............................... 31

5. Hubungan Pembiayaan Dengan Financial Deepening .............. 34

D. Sukuk ............................................................................................. 34

1. Pengertian Sukuk ....................................................................... 34

2. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk ............... 38

3. Jenis-Jenis Sukuk....................................................................... 39

4. Hubungan Sukuk Korporasi Dengan Financial

Deepening ................................................................................ 41

E. Sukuk Negara ................................................................................. 41

1. Pengertian Sukuk Negara .......................................................... 41

2. Hubungan Sukuk Negara Dengan Financial Deepening ........... 42

F. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43

G. Hipotesis ........................................................................................ 52

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 54

B. Metode Analisis Data ..................................................................... 54

1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 55

2. Uji Kebaikan ............................................................................ 60

3. Uji Parsial ................................................................................. 62

C. Operasional Variabel Penelitian..................................................... 63

1. Variabel Dependen (Y) ............................................................ 63

2. Variabel Independen (X) .......................................................... 63

Page 16: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

x

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 65

A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian ............................................... 65

B. Gambaran Objek Penelitian ........................................................... 69

1. Perkembangan Financial Deepening ........................................ 69

2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ........................................... 71

3. Perkembangan Pembiayaan ..................................................... 72

4. Perkembangan Sukuk Korporasi .............................................. 74

5. Perkembangan Sukuk Negara .................................................. 76

C. Hasil Analisis Dan Pembahasan .................................................... 78

1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi .................................. 80

2. Pengujian Hipotesis Statistik ................................................... 84

3. Analisis Ekonomis ................................................................... 88

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 91

A. Kesimpulan .............................................................................. 91

B. Saran ........................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93

LAMPIRAN ......................................................................................................... 95

Page 17: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

xi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1.1. Perkembangan DPK, Pembiayaan, Sukuk Korporasi, Sukuk Negara

Tahun 2011-2015 ........................................................................................... 3

2.1. Perbandingan Obligasi Konvensional dan Syariah ........................................ 37

2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 46

4.1. Hasil Uji Correlation Matrix ......................................................................... 80

4.2. Hasil Uji White Heterokedasticity Test .......................................................... 81

4.3. Hasil Uji Langrange Multiple Test (LM-Test) ............................................. 82

4.4. Hasil Uji Normalitas Jarque Bera ................................................................ 84

Page 18: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2.1. Skema Wadi’ah Yad adh Dhamamah ............................................................ 20

2.2. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 52

4.1. Perkembangan Financial Deepening di Indonesia dan Beberapa Negara

di Kawasan Asia ........................................................................................... 67

4.2. Perkembangan Financial Deepening ............................................................. 70

4.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ................................................................ 71

4.4. Perkembangan Pembiayaan ........................................................................... 73

4.5. Perkembangan Sukuk Korporasi ................................................................... 74

4.6. Perkembangan Sukuk Negara ....................................................................... 77

Page 19: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Data Penelitian Januari 2011 – Desember 2015 ........................................... 95

2. Uji Normalitas ............................................................................................... 97

3. Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 97

4. Uji Heterokedastisitas .................................................................................... 97

5. Uji Autokorelasi ............................................................................................ 98

6. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) .................................... 98

Page 20: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

perkembangan dalam sektor keuangannya. Hal ini karena pembangunan

dalam sektor keuangan melibatkan rencana dan implementasi dari

kebijakan untuk mengintensifkan tingkat moneterisasi perekonomian

melalui peningkatan akses terhadap institusi keuangan, transparansi, dan

efesiensi, serta mendorong rate of return yang rasional (Pradeep Agrawal,

2001:83).

Sektor jasa keuangan memainkan peranan yang signifikan dalam

menggerakan roda perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat ditinjau dari

perannya sebagai sumber pembiayaan, sarana bagi masyarakat dalam

melakukan investasi pada berbagai instrument keuangan, dan

penyelenggara industri jasa keuangan yang menyelenggarakan fungsi

intermediasi. Keseluruhan kegiatan intermediasi dan investasi tersebut

menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan

kerja, nilai tambah ekonomi, serta meningkatkan pendapatan masyarakat

Page 21: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

2

dan nilai aset lembaga-lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam

industri keuangan.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter yang tidak

berbeda jauh dengan negara berkembang lainnya. Tujuan utamanya yaitu

mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pendalaman sektor

keuangan secara tidak langsung akan meningkatkan akses individu dan

rumah tangga terhadap kebutuhan utama seperti kebutuhan primer,

kesehatan, dan pendidikan. Pendalaman sektor keuangan akan berlanjut

kepada turunnya angka kemiskinan. Terlebih lagi lembaga-lembaga

keuangan yang lebih kuat dan resiko yang semakin terdiversifikasi akan

dapat memperkuat ketahanan ekonomi sautu negara terhadap gejolak

ekonomi. Namun demikian, fleksibilitas, fungsi pengaturan yang lebih kuat

dan tata kelola perusahaan yang lebih baik tetap dibutuhkan untuk

mendorong inovasi dalam bidang keuangan.

Gregorio (1999) dan Alejandro (1985) mengemukakan bahwa

kedalaman sistem keuangan suatu negara akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi karena dapat mengalokasikan dana secara efektif ke sektor-sektor

yang potensial, meminimalkan resiko dengan diversifikasi produk

keuangan, meningkatkan jumlah faktor produksi atau meningkatkan

efesiensi dari penggunaan faktor produksi tersebut, dan meningkatkan

Page 22: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

3

tingkat investasi atau marginal produktifitas akumulasi modal dengan

penggunaan yang semakin efisien dari masyarakat yang memiliki dana

lebih ke masyarakat yang memiliki peluang-peluang investasi produktif

(Mishkin, 2008).

Tabel 1.1

Perkembangan DPK, Pembiayaan, Sukuk Korporasi, Sukuk Negara,

Financial Deepening Periode 2011-2015

Periode DPK Pembiayaan

Sukuk

Korporasi

Sukuk

Negara

Financial

Deepening

2011 115415 102655 7915 62771 1362281375

2012 147512 147505 9790 98818 1475788647

2013 183534 184122 11994 118707 170367094

2014 217858 199330 12956 143901 2181068453

2015 215339 203895 14483 195501 1616095002

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Peningkatan dalam beberapa indikator financial deepening yang

terlihat dari tabel 1.1 diharapkan akan memberikan potensi pertumbuhan

ekonomi di Indonesia dengan kondisi sistem keuangan yang ada, khususnya

disektor perbankan dan sektor keuangan non bank (pasar modal) yang dapat

Page 23: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

4

menjalankan fungsinya seoptimal mungkin. Pendalaman sektor keuangan

juga mengakibatkan peningkatan rasio uang beredar terhadap GDP.

Pertumbuhan nilai rata-rata jumlah dana pihak ketiga dan

pembiayaan dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 sebesar

115415 (Milyar Rupiah) untuk DPK dan untuk rata-rata nilai pembiayaan

sebesar 102655 (Milyar Rupiah).

Berdasarkan data di atas dengan adanya reformasi sektor keuangan

terjadi peningkatan kinerja di sektor keuangan sehingga menyebabkan

financial deepening. Financial Deepening merupakan sebuah terminologi

yang digunakan untuk menunjukan terjadinya kenaikan peranan dan

kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap ekonomi (Ika Akbarwati:2011).

Indikator financial deepening yaitu rasio M2 terhadap PDB, sebagai proksi

perkembangan atau kedalaman sektor keuangan suatu negara.

Perbankan menjalankan fungsinya sebagai financial intermediaries

dapat dengan: (1) Lebih fokus untuk mengalokasikan dana yang telah

dihimpun (DPK) dengan memberikan pembiayaan baik untuk investasi atau

kebutuhanlainnya. (2) Dapat juga dengan meningkatkan akses masyarakat

terhadap sekor perbankan itu sendiri, yakni dengan melakukan ekspansi

layanan kepada masyarakat luas seperti penambahan unit bank sehingga

Page 24: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

5

fungsi dari sektor perbankan itu sendiri dapat dirasakan oleh seluruh

masyarakat.

Sedangkan pasar modal menjalankan fungsinya sebagai financial

intermediaries ketika pasar modal tersebut dapat mempertemukan pihak-

pihak yang membutuhkan dana dengan pihak-pihak yang ingin

mengoptimalkan dananya. Misalnya perusahaan yang ingin melakukan

ekspansi bisnis atau pemerintah butuh dana untuk proyek pembangunan,

dimana kedua pelaku tersebut dapat mengatasinya salah satunya dengan

cara menerbitkan sukuk. Dan ketika pasar modal dapat secara efektif

mempertemukan pihak yang ingin mengoptimalkan excess fund dengan

pihak-pihak yang membutuhkan dana maka fungsi pasar modal sebagai

financial intermediaries terbentuk.

Dari uraian diatas maka yang paling penting adalah bagaimana kedua

sektor keuangan tersebut dapat menjalankan fungsinya secara optimal

sehingga akan terus menciptakan sisten keuangan yang semakin dalam dari

waktu ke waktu. Kedalam pasar keuangan (financial deepening) baik

disektor perbankan dan pasar modal dapat dimanfaatkan untuk

pertumbuhan sektor rill sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

Page 25: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

6

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

ingin meneliti dengan mengambil judul “Analisis pengaruh Perbankan

Syariah dan Pasar Modal Syariah Terhadap Financial Deepening di

Indonesia ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap

financial deepening di Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan pembiayaan terhadap financial

deepening di Indonesia.

3. Bagaimana pengaruh sukuk (Obligasi Syariah) korporasi terhadap

financial deepening di Indonesia.

4. Bagaimana pengaruh sukuk (Obligasi Syariah) negara terhadap

financial deepening di Indonesia.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagao berkut:

1. Untuk mengetahui pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap

financial deepening di Indonesia.

Page 26: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

7

2. Untuk mengetahui pertumbuhan pembiayaan terhadap financial

deepening di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pertumbuhan sukuk (Obligasi Syariah) korporasi

terhadap financial deepening di Indonesia.

4. Untuk mengetahui sukuk (Obligasi Syariah) negara terhadap financial

deepening di Indonesia.

5. Untuk mengetahui kedalaman sektor keuangan Indonesia selama

periode penelitian.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti ini diharapkan menghasilkan informasi yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkempentingan, diantaranya:

1. Secara teoritis, demi kepentingan akademis diharapkan dapat

memberikan sumbangan yang berharga terhadap perkembangan ilmu

ekonomi pembangunan.

2. Secara praktis, diharapkan dapat membantu pihak terkait yang

berkepentingan dengan penelitian ini.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang masalah

yang diteliti sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas

mengenai keselarasan antara fakta dengan dasar teori yang digunakan

didalam penelitian.

Page 27: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Financial Deepening

1. Pengertian Financial Deepening

Pendalaman keuangan (financial deepening) menurut Shaw

(1973) merupakan akumulasi dari aktiva-aktiva keuangan yang lebih

cepat dari pada akumulasi kekayaan yang bukan keuangan (Kitchen,

1988:14). Pendalaman keuangan ditunjukan oleh semakin besarnya

rasio antara jumlah beredar dengan PDB. Sebaliknya semakin kecil

rasio antar jumlah uang beredar dengan PDB menunjukan semakin

dangkal sektor keuangan suatu negara (Lynch, 1996:3).

Nasution (1990) dalam kaitannya dengan pendalaman

keuangan mengatakan bahwa ukuran pendalaman keuangan suatu

negara ditunjukan oleh rasio antara jumlah kekayaan yang dinyatakan

dengan uang (financial asset) dengan pendapatan nasional.

Pendalaman sektor keuangan (financial deepening) merupakan

sebuah termin yang digunakan untuk menunjukan terjadinya

peningkatan peranan dan kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap

ekonomi. Maksud dari terminologi ini juga mengarah kepada makin

beragamnya pilihan-pilihan jasa keuangan yang dapat diakses oleh

Page 28: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

9

masyarakat dengan cakupan yang semakin luas. Dengan pendalaman

sektor keuangan diharapkan dapat berfungsi untuk menurunkan resiko

dan kerentanan dari salah satu sub sektor keuangan.

Keberadaan sektor keuangan dapat dilihat dari berbagai indikator

dalam perkembangannya. Dalam hal ini terdapat beberapa pandangan

mengenai indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan

di suatu negara. Diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Lynch

(1996:3-33) yang menyatakan terdapat lima indikator untuk

mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu negara, yakni :

a. Ukuran kuantitatif (Quantity Measures)

Indikator kuantitatif bersifat moneter dan kredit, seperti rasio uang

dalam arti sempit terhadap PDB, rasio uang dala arti luas terhadap

PDB dan rasio kredit sektor swasta terhadap PDB. Indikator

kuantitatif ini untuk mengukur pembangunan dan kedalaman

sektor keuangan.

b. Ukuran struktural (Structural Measures)

Indikator stuktural menganalisa struktur sistem keuangan dan

menentukan pentingnya elemen-elemen yang berbeda-beda pada

sistem keuangan.

c. Harga Sektor Keuangan (Financial Price)

Page 29: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

10

Indikator ini dilihat dari tingkat bungaan kredit dan pinjaman

sektor riil.

d. Skala Produk (Product Range)

Indikator ini dilihat dari berbagai jenis-jenis instrument keuangan

yang terdapat dipasar keuangan.

e. Biaya Transaksi (Transaction Cost)

Indikator ini dilihat dari spread suku bunga.

Dan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi financial

deepening adalah sebagai berikut :

a. Nilai Tukar Mata Uang

Naik turunnya nilai tukar mata uang pada dasarnya dipengaruhi

oleh banyak faktor sesuai dengan sistem yang dianutnya. Dalam

sistem nilai tukar tetap, maka nilai kurs mata uang domestik

terhadap mata uang asing besar kecilnya ditentukan oleh kebijakan

pemerintah. Sedangkan dalam sistem nilai tukar mengambang,

maka nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

jumlah uang beredar, inflasi, tingkat bunga dan pendapatan

(Kuncoro, 1996:157)

Baik dalam sistem nilai tukar tetap maupun dalam sistem nilai

tukar mengambang fluktuasi nilai tukar mata uang dapat

berdampak pada perekonomian. Suatu apresiasi mata uang

Page 30: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

11

domestik terhadap mata uang asing dapat menyebabkan semakin

meningkankan permintaan masyarakat akan barang dan jasa. Bila

terjadi over demand, maka hal tersebut dapat mengakibatkan

inflasi yang tinggi. Sedangkan apabila mata uang domestik

mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, maka hal tersebut

mengakibatkan masyarakat akan terus memburu mata uang asing.

Kondisi ini dikarenakan masyarakat akan menyimpan sebagian

kekayaan dalam bentuk mata uang asing. Sehingga secara umum

depresiasi nilai tukar mata uang akan berdampak negatif terhadap

financial deepening.

b. Pendapatan Nasional

Dalam pengertian ekonomi mikro pendapatan merupakan intensif

yang diperoleh masyarakat dari kegiatan usahanya. Semakin tinggi

pendapatan menunjukan semakin besarnya insentif yang diterima

masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Pendapatan yang tinggi

tersebut pada akhirnya berdampak pada semakin tinggi pula

permintaan terhadap barang dan jasa dalam perekonomian.

Dalam kontek makro ekonomi pendapatan diartikan sebagai

keseluruhan barang dan jasa (output) yang dihasilkan oleh

perekonomian suatu negara pada suatu periode waktu tertentu.

Pendapatan yang tinggi menandakan bahwa output yang

Page 31: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

12

dihasilkan oleh perekonomian menjadi meningkat. Secara umum

semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan semakin

meningkatkan financial deepening.

c. Tingkat Suku Bunga

Berkaitan dengan peranan tingkat bunga terhadap pendalaman

keuangan (financial deepening), maka Mc Kinnon dan Shaw pada

tahun 1973 menguraikan suatu teori yang dijadikan dasar bagi

pengambilan kebijakan di sektor keuangan di negara sedang

berkembang pada tahun 1980-an. Pandangan Mc Kinonn dan

Shaw mengenai peranan suku bunga sangat terkait dengan adanya

kebijakan represi keuangan (financial repression) yang terjadi

dalam perekonomian suatu negara. Menurutnya represi keuangan

yang salah satunya adalah ditandai oleh adanya pembatasan dalam

tingkat bunga (suku bunga riil rendah) dalam perekonomian, justru

dapat menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk

menyimpan dananya di bank dan pada akhirnya suply dana

investasi akan berkurang.

2. Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar menunjukan sejumlah uang yang beredar

dimasyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi yang

dijalankannya. Besar kecilnya dalam jumlah uang beredar tersebut

Page 32: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

13

akan mencerminkan seberapa dalam dan seberapa dangkal sektor

keuangan suatu negara. Dalam hal ini ukuran financial deepening

merepresentasikan perkembangan sektor keuangan suatu negara.

Ukuran financial deepening tersebut dapat dilihat dari perkembangan

rasio jumlah uang beredar terhadap PDB.

Menurut Mankiw (2003:76) uang adalah persediaan aset yang

dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi. Pengertian uang

secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai

alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat

pembayaran hutang sebagai alat untuk melakukan pembelian barang

dan jasa. (Kasmir, 2002:156)

Sedangkan uang selalu didefinisikan sebagai benda-benda yang

disetujui oleh masyarakat sebagai alat pelantara untuk tukar menukar

atau perdagangan. Yang dimaksud dengan “disetujui” dalam definisi

ini adalah terdapat diantara anggota-anggota masyarakat untuk

menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam

kegiatan tukar menukar. Agar masyrakat menyetujui penggunaan

suatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhui syarat-syarat

sebagai berikut. (Sukirno, 2004:267) :

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

b. Mudah dibawa-bawa.

Page 33: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

14

c. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya.

d. Tahan lama.

e. Jumlahnya terbatas (tidak berlebihan).

Menurut Sukirno (2004:265) uang beredar adalah semua jenis

uang yang beredar di perekonomian yaitu, jumlah dari mata uang

dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.

Definisi jumlah uang beredar terbagi dua yaitu dalam arti sempit dan

luas.

a. Uang Dalam Arti Sempit (M1)

M1 diartikan sebagai uang tunai (uang kartal dan uang logam)

yang dipegang oleh masyarakat. Uang tersebut dikenal dengan uang

kartal. Kemudian ditambah uang yang berada dalam rekening giro

perbankan yang dapat langsung digunakan untuk menggunakan cek,

dan biasa disebut dengan uang giral sehingga bentuk persamaan M1

adalah:

M1=C+DD

Dimana :

M1 = Uang dalam arti sempit

C = Currency, uang kartal

DD = Demand deposit, uang kartal

Page 34: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

15

Pengertian uang giral (DD) di atas hanya mencakup saldo

rekening koran atau giro milik masyarakat umum yang disimpan di

bank dan belum digunakan pemiliknya untuk belanja atau membayar.

(Sukirno, 2004:265)

b. Uang Dalam Arti Luas (M2)

M2 merupakan perluasan dari definisi M1 dengan uang kuasi.

Uang kuasi adalah bentuk kekayaan yang sangat likuid yang terdiri

dari deposito berjangka atau rekening tabungan pada bank, sehingga

persamaan M2 sebagai berikut : (Sukirno, 2004:266)

M2 = M1 + TD + SD

Dimana :

M2 = Uang beredar dalam arti luas

M1 = Uang beredar dalam arti sempit

TB = Time deposit (deposito berjangka)

SD = Saving deposit (saldo tabungan)

Banyaknya uang beredar dalam masyarakat dapat digambarkan

sebagai proses pasar. Jumlah uang beredar juga mempunyai

keterkaitan dengan suku bunga deposit. Semakin banyak jumlah uang

Page 35: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

16

yang beredar dimasyarakat, investasi menjadi lebih menarik bila

dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk tabungan.

Kebijakan mengenai jumlah uang yang beredar ditentukan oleh

bank sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Namun jumlah

uang beredar tidak hanya ditentukan oleh bank sentral tetapi juga oleh

perilaku rumah tangga (yang memegang uang) dan bank (dimana uang

disimpan). (Mankiw, 2003:80)

3. Produk Domestik Bruto (PDB)

Selain jumlah uang beredar Produk Domestik Bruto (PDB)

merupakan salah satu indikator rasio yang digunakan untuk

mengetahui nilai financial deepening. Pendalaman keuangan

ditunjukan oleh semakin besarnya rasio antara jumlah uang beredar

dengan PDB.

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestc Product

(GDP) diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai

perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan

nasional ini mempunyai makro utama tentang kondisi suatu negara

(Mankiw, 2009:35)

PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan output semua barang

dan jasa yang diproduksi didalam wilayah Indonesia dalam jangka

waktu tertentu yang dihitung adalah semua barang dan jasa yang

Page 36: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

17

digunakan oleh pengguna akhir dan bukan yang digunakan untuk

proses produksi selanjutnya.

Beberapa definisi tentang PDB/GDP, meliputi (Blancard, 2000

dalam Hamid Ponco Wibowo, 2006:37):

a. GDP adalah nilai “barang dan jasa final” yang di

hasilkan dalam suatu ekonomi dalam periode tertentu.

b. GDP adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

suatu ekonomi dalam periode tertentu.

c. GDP adalah jumlah pendapatan dalam suatu ekonomi

pada periode tertentu.

Mankiw (2006) merumuskan persamaan identitas yang

menggambarkan komponen-komponen dari PDB. Persamaan tersebut

adalah sebagai berikut:

Y=C+I+G+NX

Keterangan :

Y = PDB

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Belanja Negara

Page 37: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

18

NX = Ekspor Neto

B. Dana Pihak Ketiga (DPK)

1. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana

dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dan sertifikat

deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dengan

prinsip syariah. (Arifin, 2006:98)

Modal yang dimiliki bank sebagian besar berasal dari dana pihak

ketiga (DPK) sesuai dengan salah satu fungsi bank yaitu menghimpun

dana dan menyalurkan kepada masyarakat. (Siamat, 2004)

Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat,

dalam arti masyarakat individu, perusahaan, pemerintah, rumah

tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah

maupum dalam mata uang asing. Pada sebagian besar atau setiap

bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang

dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana

dari masyarakat. (Rivai, dkk, 2007)

2. Sumber Dana Pihak Ketiga dari Segi Mata Uang

a. Sumber Dana Pihak Ketiga Rupiah

Page 38: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

19

yaitu kewajiban-kewajiban bank yang tercatat dalam rupiah

kepada pihak ketiga bukan bank baik kepada penduduk maupun bukan

penduduk. Komponen dana pihak ketiga ini terdiri dari giro, simpanan

berjangka (deposito dan sertifikat deposito), tabungan dan kewajiban-

kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat

dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang

diterima, setoran pinjaman, dan lainnya. Tidak termasuk dana yang

berasal dari Bank Sentral.

b. Sumber Dana Pihak Ketiga Valuta Asing

Yaitu kewajiban bank yang tercatat dalam valuta asing kepada

pihak ketiga, baik penduduk maupun bukan penduduk termasuk pada

Bank Indonesia, bank lain (pinjaman melalui pasar uang). Dana pihak

ketiga valuta asing terdiri dari giro, call money, deposit on call

(DOC), deposito berjangka, margin deposit, setoran pinjaman,

pinjaman yang diterima, dan kewajiban-kewajiban lainnya dalam

valuta asing. (Muhammad, 2002)

3. Prinsip Operasioal Dana Pihak Ketiga

Prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam

penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan

mudharabah. Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk

Page 39: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

20

giro, tabungan, dan deposito. Ketiga macam dana pihak ketiga

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut (Arifin, 2006:100):

a. Giro yang ada pada bank syariah disebut giro wadi’ah, dimana

bank tidak membayar apapun kepada pemegangnya, bahkan tidak

dikenakan biaya layanan (service charge),dana giro ini boleh

dipakai bank syariah dalam operasi bagi hasil (profit sharing).

Beberapa ulama memandang giro sebagai kepercayaan, dimana

dana diterima bank sebagai simpanan untuk keamanan (wadi’ah

yad al dhamanah). Sebagaimana tergambar dalam skema di bawah

ini:

Gambar 2.1

Sumber : Agustianto

Prinsip wadiah menurut Syari’i Antonio (2010:85) adalah titipan

dimana pihak pertama menitipkan dana atau benda kepada pihak

kedua selaku penerima titipan dengan konsekuensi titipan tersebut

Page 40: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

21

sewaktu-waktu dapat diambil kembali, dimana penitip dapat

dikenakan biaya penitipan. Berdasarkan kewenangan yang

diberikan maka wadiah dibedakan menjadi wadiah yadhamanah

yang berarti penerimaan titipan berhak mempergunakan dana atau

barang titipan untuk didaya gunakan tanpa ada kewajiban

penerimaan titipan untuk memberikan imbalan kepada penitip

dengan tetap pada kesepakatan dapat diambil setiap saat

diperlukan, sedangkan wadiah amanah tidak memberikan

kewenangan kepada penerima titipan untuk mendayagunakan

barang atau dana yang dititipkan.

b. Tabungan di bank konvensional berbeda dari giro dimana ada

beberapa restriksi seperti berapa dan kapan dapat ditarik.

Tabungan biasanya memperoleh hasil pasti (fixed return). Pada

bank bebas bunga, tabungan juga mempunyai sifat yang sama,

kecuali bahwa penabung tidak memperoleh hasil yang pasti.

Menurut para ulama, penabung boleh menerima hasil yang pasti.

Menurut para ulama, penabung boleh menerima hasil yang

berfluktuasi sesuai dengan hasil yang diperoleh bank, dan setuju

untuk berbagi resiko dengan bank menggunakan akad

mudharabah.

Page 41: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

22

Akad mudharabah yaitu akad perjanjian antara dua pihak dimana

pihak pertama sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan pihak

kedua sebagai pengelola dana (mudharib) untuk mengelola suatu

kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas

keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul

adalah resiko pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa

mudharib melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak amanah

berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib maka

mudharabah dibedakan menjadi mudharabah mutlaqah dimana

mudharib diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan

pilihan investasi yang dikehendaki, sedangkan jenis lain adalah

mudharabah muqayyanah dimana arahan investasi ditentukan oleh

pemilik dana sedangkan mudharib bertindak sebagai pelaksana

atau pengelola. (Syafi’I Antonio, 2001:95)

c. Deposito menerima jaminan pembayaran kembali atas simpanan

pokok dan hasil (bunga) yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada

bank dengan sistem bebas bunga, deposito diganti dengan

simpanan yang memperoleh bagian dari laba atau rugi bank. Oleh

karena itu, bank syariah menyebutnya rekening investasi atau

simpanan investasi. Rekening-rekening itu dapat mempunyai

tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda. Giro dan tabungan itu

Page 42: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

23

dikumpulkan (pooled) menjadi satu dengan rekening investasi oleh

bank syariah sebagai sumber dana utama bagi kegiatan

pembiayaan (financing). Deposito itu sendiri adalah titipan

berjangka yang pemilik rekening tidak mempunyai hak untuk

melakukan penarikan sebelum waktu yang telah ditentukan dan

biasanya berjangka satu tahun. Dalam perbankan syariah, skim

mudharabah dapat digunakan dalam kegiatan investasi.

4. Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Financial Deepening

Dengan adanya dana dari pihak ketiga dapat mempengaruhi

kinerja disektor keuangan khususnya sektor perbankan. Hal ini terjadi

karena kenaikan tingkat bunga akan dapat meningkatkan insentif yang

diterima masyarakat yang menyimpan dananya di bank. Menurut Mc

Kinnon dan Shaw (1973) liberalisasi sektor keuangan yang ditandai

dengan kenaikan tingkat bunga perbankan akan memberikan dampak

pada semakin banyaknya dana masyarakat yang disimpan di sektor

perbankan. Hal ini berarti bahwa dana pihak ketiga yang ada di bank

akan semakin meningkat dan hal tersebut pada akhirnya dapat

meningkatkan rasio keuangan (money supply) terhadap PDB.

Indikator financial deepening yang ditandai dengan semakin besarnya

rasio money supply (M2) terhadap PDB akan semakin meningkat

Page 43: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

24

sebagai konsekuensi dari kenaikan insentif yang diterima masyarakat

dalam bentuk kenaikan tingkat bunga perbankan.

C. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pemberian kredit pada bank konvensional dalam menjalankan

uang kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan

berupa bunga dan proporsi dengan cara membungakan uang yang

dipinjam tersebut.

Prinsip syariah menandakan transaksi semacam ini dan

mengubahnya menjadi pembiayaan. Bank tidak meminjamkan

sejumlah uang kepada nasabah, tetapi membiayai proyek keperluan

nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediasi uang

tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut sebagai

gantinya, pembiayaan uang nasabah tersebut dapat dilakukan dengan

cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah. Lalu bank menjual

kembali kepada nasabah atau dapat pula dengan cara bank

mengikutsertakan modal dalam usaha nasabah. (Rivai, 2007:470)

2. Pembiayaan menurut sifat penggunanya

Menurut sifat penggunanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi

dua hal berikut (Antonio, 2001:160):

Page 44: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

25

a. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi. Menurut keperluannya pembiayaan produksi dapat

dibagi menjadi:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif,

yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu

peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. Dan untuk

keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari

suatu barang.

2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan

barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas

yang erat kaitannya dengan barang-barang modal yang

diperlukan untuk pendirian proyek , rehabilitasi mesin,

modernisasi mesin, ekspansi penambahan mesin, relokasi

proyek.

b. Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang diperlukan oleh

pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan

habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan

konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau

Page 45: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

26

dasar) dan kebutuhan sekunder.Kebutuhan primer adalah

kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan,

minuman, pakaian dan temoat tinggal, maupun berupa jasa,

seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan kebutuhan

sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif

maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan

primer, baik berupa barang, seperti makanan dan minuman,

pakaian, perhiasan, kendaraan dan sebagainya, maupun berupa

jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata,

hiburan dan sebagainya.

3. Regulasi Pembiayaan Bank Syariah

Menurut Zubairi Hasan (2009:168) dorongan agar perbankan

syariah memperhatikan kualitas aktivanya antara lain, terdapat dalam

Pasal 36 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwa

dalam menyalurkan pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha

lainny, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menempuh

cara-cara yang tidak merugikan Bank Syariah dan UUS dan

kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya.

Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik

dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, surat

Page 46: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

27

berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal

sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening

administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (Pasal 1 Angka 3

PBI PBI No. 8/21/PBI/2006). Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk

pembiayaan dinilai berdasarkan:

a. Prospek usaha

Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

1) Potensi pertumbuhan usaha

2) Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan

3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja

4) Dukungan dari grup atau afiliasi

5) Upaya yang dilakukakn nasabah dalam rangka

memelihara lingkungan hidup (pasal 10 ayat 1 PBI

No.8/21/PBI/2006)

b. Kinerja (performance) nasabah

Penilaian terhadap kinerja nasabah meliputi penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

1) Perolehan laba

2) Struktur pemodalan

3) Arus kas

Page 47: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

28

4) Sensitivitas terhadap risiko pasar (Pasal 10 ayat 2 PBI

No. 8/21/PBI/2006)

c. Kemampuan membayar

Penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

1) Ketetapan pembayaran pokok dan marjin atau bagi

hasil atau fee

2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan

nasabah

3) Kelengkapan dokumentasi pembiayaan

4) Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan

5) Kesesuaian penggunaan dana

6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban (Pasal 10

ayat 3 PBI No. 8/21/PBI/2006)

Penetapan kualitas pembiayaan dilakukan dengan melakukan

analisis terhadap faktor penilaian dengan mempertimbangkan

komponen-komponen penilaian tentang prospek usaha, kinerja

nasabah, dan kemampuan membayar. Kemampuan kualitas

pembiayaan dilakukan dengan mempertimbangkan : a. signifikasi dan

materialitas dari setiap factor penilaian dan komponen; serta b.

Page 48: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

29

relevansi dari factor penilaian dan komponen terhadap nasabah yang

bersangkutan (Pasal 11 ayat 1-2 PBI No.8/21/PBI/2006).

Penilaian terhadap kulitas pembiayaan mudharabah dan

musyarakah yang dilakukan berdasarkan kemampuan membayar

mengacu pada ketetapan pembayaran angsuran pokok dan pencapaian

rasio antara Realisasi Pendapatan (RP) dengan Proyeksi Pendapatan

(PP) (Pasal 12 ayat 1 PBI No.8/21/PBI/2006).

Penilaian terhadap kualitas pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah yang dilakukan berdasarkan kemampuan membayar

mengacu pada ketepatan pembayaran angsuran pokok dan pencapaian

rasio antara Realisasi Pendapatan (RP) dengan Proyeksi Pendapatan

(PP) (Pasal 12 ayat 1 PBI No.8/21/PBI/2006). Penghitungan Realisasi

Pendapatan (RP) dan Proyeksi Pendapatan (PP) untuk penilaian

kualitas pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah per periode,

dihitung berdasarkan rata-rata akumulasi selama periode pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah yang telah berjalan (Pasal 12 ayat 2

PBI No. 8/21/PBI/2006). Proyeksi Pendapatan (PP) dihitung

berdasarkan analisis kelayakan usaha dan arus kas masuk nasabah

selama jangka waktu pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah.

Bank dapat merubah Proyeksi Pendapatan (PP) berdasarkan

kesepakatan dengan nasabah apabila terdapat perubahan atas kondisi

Page 49: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

30

ekonomi makro, pasar dan politik yang mempengaruhi usaha nasabah.

Bank wajib mencantumkan Proyeksi Pendapatan (PP) dan perubahan

Proyeksi Pendapatan (PP) dalam perjanjian pembiayaan Mudharabah

dan Musyarakah antara bank dengan nasabah dan harus

terdokumentasi secara lengkap (Pasal 12 ayat 3-5 PBI No.

8/21/PBI/2006). Bank dapat melakukan revisi Proyeksi Pendapatan

(PP) paling banyak :

a. satu kali untuk pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun.

b. Dua kali untuk pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah

dengan jangka waktu di atas satu tahun (Pasal 12 ayat 6

PBI No. 8/21/PBI/2006).

Pembayaran angsuran pokok pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah dapat diangsur selama jangka waktu pembiayaan sesuai

dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Apabila jangka waktu

pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah lebih dari satu tahun,

pembayaran angsuran pokok pembiayaan wajib diangsur secara

berkala sesuai dengan proyeksi arus kas masuk (cash inflow) usaha

nasabah. Pembayaran angsuran pokok wajib dicantumkan dalam

perjanjian pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah antara bank

Page 50: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

31

dengan nasabah dan harus terdokumentasi secara lengkap (Pasal 13

PBI No. 8/21/PBI/2006).

4. Produk-Produk Pembiayaan Bank Syariah

Menurut Karim (2008:97) bank syariah menawarkan produknya

yang dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu produk penyaluran

dana (financing), produk penghimpunan dana dan produk jasa. Produk

penyaluran dana bank syariah secara garis besar dibagi menjadi empat

kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

a. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli (Ba’i)

pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba’i) ditunjukan

untuk memiliki barang. Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan

dengan adanya perpindahan kepemilikan barang dan benda

(transfer of property). Transaksi jual beli dapat dibedakan

berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan

barangnya yaitu:

1) Pembiayaan Murabahah

Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah

transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungannya, bank bertindak sebagai penjual, sementara

nasabah sebagai pembeli.

Page 51: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

32

2) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjual belikan belum ada.Oleh karena itu, barang diserahkan

secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara

tunai.Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah

sebagai penjual.

3) Pembiayaan Istisna

Produk istisna menyerupai produk salam, tapi dalam istisna

pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam kali (termin)

pembayaran. Istisna dalam bank syariah umumnya

diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

b. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)

Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah) ditunjukan untuk

mendapatkan jasa. Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan

prinsip jual beli, tetapi perbedaannya terletak pada objek

transaksinya. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual

barang yang disewakan kepada nasabah.Karena itu dalam

perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa

yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan).Harga sewa dan

harga jual disepakati pada awal perjanjian.

Page 52: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

33

c. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang

ditunjukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.

Pembiayaan menggunakan prinsip syirkah yaitu:

1) Pembiayaan Musyarakah

Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan

para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai

aset yang memiliki secara bersama-sama. Semua bentuk

usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana

mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk

sumber dang melibatkan dua pihak atau lebih di mana

mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk

sumber daya baik yang berwujud maupun yang tidak

berwujud.

2) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah merupakan bentuk kerja sama antara

dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul mal)

mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola

(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam

Page 53: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

34

paduan kontribusi 100% modal kas dari shahibul maldan

keahlian dari mudharib.

d. Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap

pembiayaan dengan akad pelengkap tidak ditunjukan untuk

mencari keuntungan, tapi ditunjukan untuk mempermudah

pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditunjukan untuk

mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan

untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

melaksanakan akad ini. Akad pelengkap ini adalah akad-akad

tabarru (memberikan/meminjamkan sesuatu) yang meliputi

hiwalah, rahn, qaradh, wakalah dan kafala.

5. Hubungan Pembiayaan dengan Financial Deepening

Pembiayaan adalah salah satu aktiva produktif yang ada dalam

perbankan. Meningkatnya tingkat tabungan dalam perbankan ini dapat

dimanfaatkan oleh investor untuk membiayai proyeknya, sehingga

dapat meningkatkan kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi

pendalaman keuangan suatu negara.

D. Sukuk

1. Pengertian Sukuk

Menurut Nafik (2009:246) kata sukuk berasal dari bahasa Arab

shukuk, bentuk jamak dari shakk, yang dalam istilah ekonomi berarti

Page 54: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

35

legal instrument, deed, atau check. Secara istilah didefinisikan sebagai

surat berharga yang berisi kontrak (akad) pembiayaan yang

berdasarkan prinsip syariah. Sukuk secara umum dapat dipahami

sebagai obligasi yang sesuai dengan syariah. Sukuk pada prinsipnya

mirip dengan obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara

lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai

pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying

transaction) berupa sejumlah aset tertentu yang menjadi dasar

penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak

yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk

juga harus distruktur secara syariah agar instrument keuangan ini

aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.

Definisi sukuk atau sertifikat ialah sertifikat bernilai sama

dengan bagian atau seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk

mendapatkan hasil dan jasa didalam kepemilikan aset dan proyek

tertentu atau aktivitas investasi khusus, sertifikat ini berlaku setelah

menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo menerima dana sepenuhnya

sesuai dengan tujuan sukuk tertentu.

Sementara itu menerut fatwa Majelis Ulama Indonesia No

32/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

Page 55: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

36

pemegang obligasi syariah. Sukuk mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi

hasili margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat

jatuh tempo.

Menurut Rodoni (2009:109) obligasi syariah pada prinsipnya

adalah pendanaan jangka panjang yang berarti modal dari sukuk itu

harus kembali kepada para investor, disamping tambahan keuntungan

yang diharapkan. Praktek sukuk harus dilaksanakan secara hati-hati

karena berkaitan dengan kinerja unsur-unsur dari semua pihak yang

terlibat. Pada prinsipnya terdapat tiga pelaku pokok dalam sistem

sukuk, yaitu perusahaan yang memerlukan dana, investor yang

kelebihan dana menginginkan dananya produktif dan pihak yang

mengatur pelaksanaan sistem sukuk ini, yaitu mediator (Special

Purpose Vehicle/SPV) dan Lembaga Pasar Modal Syariah.

Menurut Huda dan Mustafa Edwin (2008:136) kata sukuk, sakk,

dan sakaik berasal dari bahasa Arab yang jika ditelusuri dalam

literature Islam sering digunakan untuk perdagangan Internasional di

wilayah muslim pada abad pertengahan, bersama kata hawalah

(menggambarkan transfer atau pengiriman uang) dan mudharabah

(kegiatan bisnis persekutuan). Akan tetapi sejumlah penulis barat

mengenai perdagangan Islam abad pertengahan memberikan

Page 56: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

37

kesimpulan bahwa kata sakk merupakan kata dari suara latin cheque

atau check yang biasanya digunakan pada perbankan konteporer.

Sukuk sebagai alternatif obligasi konvensional, hendaknya dapat

memenuhih fungsi utama obligasi konvensional tersebut dalam rangka

menyuntikan dana likuid pada sektor swasta dan pemerintah, dan

menyediakan pemasukan yang stabil bagi investor. Disamping itu,

sukuk juga diharapkan mempunyai daya kompetetif terhadap obligasi

konvensional dan berikut adalah perbandingan antara obligasi syariah

dan obligasi konvensional.

Tabel 2.1

Perbandingan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah

Obligasi

Konvensional

Obligasi

Syariah

Mudharabah

Obligasi

Syariah Ijarah

Akad Tidak Ada Mudharabah Ijarah (Sewa)

Jenis

Transaksi

- Uncertainly

Contract

Uncertainly

Contract

Sifat Surat Hutang Investasi Investasi

Harga

Penawaran

100% 100% 100%

Pokok

Obligasi saat

100% 100% 100%

Page 57: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

38

jatuh tempo

Kupon Bunga Pendapatan atau

Bagi Hasil

Imbalan atau

Fee

Return Float tetap Indikatif

berdasarkan

pendapatan

Ditentukan

sebelumnya

Fatwa DSN Tidak Ada No. 33/DSN-

MUI/IX/2002

No. 41/DSN-

MUI/III/2004

Sumber: Pramono Azis Setiawan (2008:8)

2. Pihak-pihak yang terlibat dalam peneribitan sukuk

a. Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran

imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan

jatuh tempo. Dalam hal ini sovereign sukuk, obligornya adalah

pemerintah.

b.Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang didirikan

khusus untuk menerbitkan sukuk dengan fungsi:

1) sebagai penerbit sukuk.

2) Menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan

aset.

3) Bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili

kepentingan investor

Page 58: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

39

c. Investor adalah pemegang skuk yang memiliki hak atas imbalan,

margin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

3. Jenis-Jenis Sukuk

Sukuk berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang

dikenal secara Internasional dan telah mendapatkan endorsement dari

The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions (AAOIFI) adalah:

a. Sukuk Ijarah

sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah,

dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya

menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain

berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti

perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.

b. Sukuk Mudharabah

sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (shahibul

maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib)

keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan

proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya.

Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak

Page 59: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

40

penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur

moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).

c. Sukuk Musyarakah

sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerja sama

menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan

usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung

bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing

pihak.

d. Sukuk Istisna

sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

istisna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka

pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu

penyerahan dan spesifikasi proyek atau barang ditentukam terlebih

dahulu berdasarkan kesepakatan.

d. Sukuk Salam

sukuk yang mengandung nilai sama yang diterbitkan untuk

mobilisasi modal dan barang yang akan diserahakan berdasarkan

akad salam adalah milik dari pemegang sukuk salam. Dalam

sukuk salam investor berharap bahwa komoditi salam akan

Page 60: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

41

mengalami kenaikan harga pada saat tanggal jatuh tempo, yang

akan menjadi keuntungan efek. Sukuk salam ini tidak dapat

diperdagangkan selama aset yang mendasarinya merupakan

hutang. Hutang tersebut hanya dapat diubah menjadi aset nyata

pada saat jatuh tempo ketika subjek salam diserahkan.

4. Hubungan anatara sukuk korporasi dengan financial deepening

Dengan penerbitan sukuk perusahaan, maka perusahaan tersebut

akan mendapat masukan dana dan dapat menjalankan rencananya

untuk ekspansi bisnis. Sehingga dapat dikatakan pasar modal syariah

dengan instrument sukuk korporasi telah menunjukan fungsinya

sebagai financial intermediaries dengan kedalaman sistem keuangan

(financial deepening) yang semakin baik, yakni mempertemukan

pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang ingin

mengoptimalkan dana yang dipunya.

E. Sukuk Negara

1. Pengertian Sukuk Negara

Sukuk yang akan dikeluarkan pemerintah disebut dengan Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk

Negara dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2008. Sukuk ini

merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Republik

Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan

menerbitkan SBSN ini adalah merupakan perusahaan yang secara

Page 61: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

42

khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special

purpose vehicle-SPV).

SBSN atau sukuk negara ini merupakan suatu instrumen utang

piautang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, dimana sukuk ini

diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip

syariah.Dalam aplikasinya SBSN ini merupakan alternatif pembiayaan

APBN melalui penerbitan SBN.

Sukuk Ritel Negara merupakan sukuk yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan ditunjukan bagi individu warga negara Indonesia.

Meski sukuk memiliki pengertian yang sama dengan obligasi

konvensional, tetapi sukuk memiliki perbedaan mendasar. Jika

obligasi konvensional tidak mengharuskan adanya aset yang

menjamin (underlying asset), sukuk harus memiliki underlying asset

yang jelas sebagai penjamin.

2. Hubungan Sukuk Negara dengan Financial Deepening

Salah satu tujuan pemerintah menerbitkan sukuk adalah untuk

menutupi deficit anggaran. Maka dapat disimpulkan bahwa dana yang

berhasil dihimpun pemerintah dengan adanya SBSN tersebut akan

digunakan untuk pembiayaan infrastruktur negara sehingga

pemerintah telah berkontribusi positif terhadap pendalaman dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Page 62: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

43

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas oleh

penulis karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian

sebelumnya. Meskipun ruang penelitian hampir sama namun objek,

periode waktu, dan alat analisis yang digunakan berbeda maka

terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan

referensi saling melengkapi.

Penelitian pertama oleh Azhari Nourman Jurusan Magister

Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi, Universitas

Indonesia (2010) “Analisis Pengaruh Financial Deepening Pada

Sektor Perbankan dan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia”. Variabel yang digunakan yaitu variabel dependen

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, sedangkan variabel independen

yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Kredit, Obligasi Pemerintah, Obligasi

Korporasi. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah

metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa pertumbuhan outstanding obligasi perusahaan,

pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan dan pertumbuhan dana

pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan berkolerasi positif dan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Page 63: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

44

Pada penelitian kedua yaitu jurnal yang dibuat oleh Dede

Ruslan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (2011) yang

berjudul “Analisis Financial Deepening di Indonesia” variabel yang

digunakan yaitu variabel dependen Financial Deepening dan variabel

independen yaitu menggunakan variabel Tingkat Bunga, Pendapatan

Nasional, dan Nilai Tukar. Teknik analisis yang digunakan yaitu

metode regresi linear berganda,. Dan hasil dari penelitian jurnal ini

menunjukan variabel independen mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap financial deepening.

Penelitian ketiga yaitu “Financial Deepening and Economic

Development of Nigeria” yang dibuat oleh Samuel Mbadike Nzotta

dan Emake .J. Okereke (2009). Dalam penelitian ini menyatakan

bahwa tingkat suku bunga kredit, rasio tabungan keuangan, GDP,

deposito bank memiliki hubungan yang signifikan terhadap financial

deepening.

Penelitian yang keempat oleh Eduardo Court, Emre Ozsoz, dan

Erick W. Rengifo dengan judul penelitian “Deposit Dollarization and

Its Impact on Financial Deepening in the Developing World” Fordham

University (2010). Dalam penelitian ini menunjukan bahwa dolarisasi

memiliki dampak negative pada financial deepening kecuali pada

keadaan ekonomi dengan inflasi yang tinggi.

Page 64: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

45

Penelitian kelima oleh Onwumera et al (2012) dalam

penelitiannya yang berjudul “The Impact of Financial Deepening on

Economic Growth : Evidence from Nigeria” bertujuan menganalisis

dampak financial deepening terhadap pertumbuhan ekonomi di

Negeria dengan menggunakan metode Multiple Regression Model

(MRM). Hasilnya menunjukan bahwa jumlah uang beredar (M2/GDP)

dan likuiditas pasar berhubungan positif (nilai total saham/GDP)

dengan pertumbuhan ekonomi di Nigeria, sementara untuk persediaan

uang (DD/M1), votalitas ekonomi (kredit swasta/GDP) dan kapitalis

pasar (nilai saham/GDP) berhubungan negatf dengan pertumbuhan

ekonomi. Kebijakan pemerintah karenanya harus diarahkan untuk

meningkatkan strategis uang beredar dan mempromosikan pasar

modal yang efisien yang akan meningkatkan efesiensi ekonomi secara

keseluruhan.

Penelitian keenam oleh Pradham, Prakash Rudra (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul “Financial Deepening, Foreign Direct

Investment and Economic Growth: Are The Cointegrated”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di India, penelitian yang

dilakukan yaitu melihat keseimbangan jangka panjang financial

deepening atara investasi langsug dan pertumbuhan ekonomi di India

selama 1970-2007. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedalaman

Page 65: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

46

sektor keuangan (financial deepening), investasi asing dan

pertumbuhan ekonomi keseimbangan berkelanjutan jangka panjang.

Error Correction Modl (ECM) lebih lanjut menegaskan adanya

kausalitas dua arah antara investasi langsung asing dan pertumbuhan

ekonomi dan kausalitas searah dari financial deepening untuk

investasi asing langsung.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Variabel Metode dan

Hasil

Penelitian

1 Azhari

Nourman

(2010)

Analisis

Pengaruh

Financial

Deepening Pada

Sektor Perbankan

dan Pasar Modal

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Indonesia

Dana Pihak

Ketiga,

Kredit,

Obligasi

Pemerintah,

Obligasi

Korporasi

pada

Pertumbuhan

Ekonomi

Indonesia

Peneliti

menggunakan

metode OLS

dan hasil

penelitian

menunjukan

pertumbuhan

outstanding

obligasi

perusahaan,

pertumbuhan

kredit yang

disalurkan

perbankan

dan dana

pihak ketiga

yang

dihimpun

Page 66: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

47

perbankan

berkolerasi

positif dan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

Indonesia.

2 Dede Ruslan

(2011)

Analisis

Financial

Deepening di

Indonesia

Tingkat

bunga,

pendapatan

nasional dan

nilai tukar

terhadap

financial

deepening

Menggunakan

metode

regresi linear

berganda.

Dan hasilnya

menunjukan

variabel

tingkat bunga

dan

pendapatan

nasional

memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap

financial

deepening

Indonesia

sedangkan

variabel kurs

nilai tukar

tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

financial

deepening

Indonesia

Page 67: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

48

3 Samuel

Mbadike

Nzotta dan

Emake J.

Okereke

(2009)

Financial

Deepening and

Economic

Development of

Nigeria

Perkembangan

ekonomi

Nigeria

terhadap

financial

deepening

Peneliti

menggunakan

metode

regresi

berganda dan

menghasilkan

hasil yang

signifikan

untuk

variabel

kredit suku

bunga, rasio

tabungan,

deposito

bank, pdb.

Sedangkan

kredit sektor

swasta, jub,

tingkat inflasi

dan nilai

tukar mata

uang luar

negeri tidak

signifikan.

4 Eduardo

Court, Emre

Ozsoz dan

Erick W.

Rengifo

(2010)

Deposit

Dollarization and

Its Impact on

Financial

Deepening in the

Developing

World

Penelitian ini

menggunakan

variabel dari

dolar dari 44

negara

terhadap

financial

deepening

Metode

penelitian

menggunakan

OLS dan

menunjukan

bahwa

dolarisasi

memiliki

dampak

negatif pada

financial

deepening .

5 Onwumere at The Impact of M2/GDP, Metode

Page 68: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

49

al (2012) Financial

Deepening on

Economic

Growth :

Evidence from

Nigeria

DD/M1, Kedit

swasta/GDP,

Nilai

saham/GDP,

Multiple

Regresiion

Model dan

hasil

menunjukan

bahwa JUB

(M2/GDP)

dan

Likuiditas

pasar

berhubungan

positif (nilai

total

saham/GDP)

dengan

pertumbuhan

ekonomi di

Negeria,

sementara

untuk

persediaan

uang

(DD/M1),

votalitas

ekonomi

(kredit

swasta/GDP)

dan

kapitalisasi

pasar (nilai

saham/GDP)

berhubungan

negatf dengan

pertumbuhan

ekonomi.

6 Pradhan,

Prakash Rudra

Financial

Deepening,

GDP, FDI,

ukuran

Metode

ECM, Hasil

Page 69: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

50

(2010) Foreign Direct

Investment and

Economic

Growth: Are The

Cointegrated

financial

deepening

(JUB/GDP)

menunjukan

bahwa

financial

deepening,

FDI, dan

pertumbuhan

ekonomi

menunjukan

hubungan

keseimbangan

jangka

panjang. Dan

ECM

menegskan

adanya

kausalias

antara dua

arah antara

FDI dan

pertumbuhan

ekonomi dan

kausalias

searah dari

financial

deepening

terhadap FDI.

Page 70: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

51

G. Kerangka Berfikir

Sektor perbankan syariah dan pasar modal syariah merupakan

dua sektor yang dianggap memiliki kontribusi besar terhadap

pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari kedalaman nilai financial

deepening. Di Indonesia sektor pasar modal memang bukan

merupakan bagian terbesar dari sektor keuangan. Sektor perbankanlah

yang merupakan bagian dominan dalam sektor keuangan Indonesia.

Namun baik pasar modal maupun perbankan keduanya mengalami

pertumbuhan yang berjalan beriringan.

Pemilihan variabel sebagai proksi financial deepening pada

sektor perbankan didasarkan pada aktivitas atau kegiatan utama

perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan kemudian menyalurkan

dana tersebut sebagai pembiayaan. Sedangkan instrument sukuk pada

sektor pasar modal syariah merupakan alternative pembiayaan jangka

panjang yang dapat digunakan tidak hanya oleh perusahaan, tetapi

juga oleh pemerintah.

Semakin meningkatnya peranan sektor perbankan dan pasar

modal melalui peningkatan kontribusi, dana pihak ketiga (DPK),

pembiayaan, sukuk korporasi, dan sukuk negara sehingga dapat

mempengaruhi nilai financial deepening suatu negara.

Page 71: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Sektor Keuangan

Bank

(Perbankan Syariah)

Dana Pihak Ketiga

Pembiayaan

Sektor Keuangan

Non Bank

(Pasar Modal

Syariah)

Sukuk Korporasi

Sukuk Negara

Financial Deepening

Page 72: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

52

H. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu konklusi yang sifatnya masi sementara

atau pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih

lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesa

merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan

kebenarannya melalui analisa data (Suharsimi Arikunto, 2002:68).

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. H0 : Diduga variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Financial Deepening.

H1 : Diduga variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh

terhadap secara signifikan terhadap Financial Deeping.

2. H0 : Diduga variabel Pembiayaan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Financial Deepening.

H1 : Diduga variabel Pembiayaan berpengaruh secara signifikan

terhadap financial Deepening.

3. H0 : Diduga variabel Sukuk Korporasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Financial Deepening.

H1 : Diduga variabel Sukuk Korporasi berpengaruh secara

signifikan terhadap Financial Deeepening.

Page 73: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

53

4. H0 : Diduga variabel Sukuk Negara tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Financial Deepening.

H1 : Diduga variabel Sukuk Negara berpengaruh secara signifikan

terhadap Financial Deepening

Page 74: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori kuantitatif dengan data time

series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan yang dinyatakan dalam

bentuk angka. Sedangkan time series adalah data tersebut dikumpulkan dari

waktu kewaktu dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan suatu

kegiatan dari waktu kewaktu. (Supranto, 2000:10)

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia

pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2008

sampai dengan Desember 2015 dengan skala bulanan.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan variable dependen yaitu

Financial Deepening. Dan variable independennya difokuskan pada Dana

Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan, Sukuk Korporasi, dan Sukuk Negara.

B. Metode Analisis Data

Ordinary Last Square merupakan motode estimasi yang sering

digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi

sampel (Ajija, 2011:23). Estimasi OLS membutuhkan syarat agar hasil

Page 75: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

55

estimasi mendapatkan yang terbaik atau Best Linear Unbiased Estimator

(BLUE).

Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien α

akan bernilai positif (+) jika menunjukan hubungan yang searah antara

variable independen dengan variable dependen. Artinya kenaikan variable

independen akan mengakibatkan kenaikan variable dependen, begitu pula

sebaliknya jika variable independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai α

akan negatif jika menunjukan hubungan yang berlawanan. Artinya kenaikan

variable independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen,

demikian pula sebaliknya. Model persamaan yang diperoleh dari pengolahan

data diupayakan tidak terjadi gejala multikolinieritas, heterokedastisitas, dan

autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala-gejala tersebut akan

dilakukan uji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, vareabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau

mendekati normal.

Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara formal

dapat didektesi dari metode yang dikembangkan oleh jarque-Bera (JB).

Deteksi dengan melihat Jarque Bera yang merupakan asimtotis (sampel besar

Page 76: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

56

dan didasarkan atas residual Ordinary Least Square). Uji ini dengan melihat

probabilitas Jarque Bera (JB) sebagai berikut: (Gujarati, 2006:165)

Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut:

Hipotesis Ho: Model berdistribusi normal

H1: Model tidak berdistribusi normal

Pengambilan keputusan dilakukan dengan criteria :

Bila probabilitas Obs*R2>0.05 = Signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2<0,05 = Tidak Signifikan, Ho ditolak

Artinya adalah apabila probabilitas Obs*R2

lebih besar dari 0.05 maka

model tersebut dikatakan normal. Apabila probabilitas Obs*R2

lebih kecil dari

0.05 maka model tersebut dikatakan tidak normal. (Winarmo, 2009:5.37)

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna dan

pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model

regresi. Ada atau tidakya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari

koefisien korelasi maasing-masing variabel bebas (Ajija, 2011:35). Dengan

kata lain, uji multokolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukannya korelasi antar variabelvariabel independen. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya

(Widarjono, 2005:133).

Page 77: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

57

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

multikolinieritas di dalammodel dengan melakukan korelasi antar variabel-

variabel independen. Ajija (2011:35) mengatakan jika koefisiensi korelasi di

atar masing-masing variabel bebas lebih dari besar 0,.8 maka terjadi

multikolinieritas.

Jadi multikolinieritas dapat didateksi dengan ketetuan sebagai berikut:

Bila r<0.8 (Model tidak terdapat multikolinearitas)

Bila r>0.8 (terdapat multikolinearitas)

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya multikolinearitas,

antara lain: melihat informasi sejenis yang ada, mengeluarkan variabel,

mencari data tambahan. (Nachrowi, 2006:104)

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang

muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama.

(Ajija, 2011:36)

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk meguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan

kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Himoskedasrtisitas dan jika varian tidak

konstan atau berubah-ubah maka disebut dengan heteroskedastisitas.

((Nachrowi, 2008:109)

Page 78: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

58

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan degan melihat pola residual dari

hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak konstan, maka tidak ada

heterokedastisitas. Akan tetapi, jika residual membentuk suatu pola tertentu,

maka hal tersebut mengindikasikan adanya heterokedastisitas. (Ajija,

2011:36)

Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam penelitian ini

digunakan uji White dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis :

H0 : model tidak terdapat heteroskedastisitas

H1 : model terdapat heteroskedastisitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Bila probabilitas Obs*R2 > 0,05 maka hasilnya Signifikan, H0

diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0,05 maka hasilnya Tidak

Signifikan, H0 ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2

lebih besar dari 0.05 maka

model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika

probabilitas Obs*R2

lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut

dipastikan terdapt heteroskedatisitas. Jika model tersebut terkena

heteroskedastisitas maka harus ditanggulangi melalui transformasi

Page 79: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

59

logaritma natural dengan car membagi persamaan regresi dengan

variabel independen yang mengandung heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat

banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata

data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah satunya

yaitu otokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat data

menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka

autokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode

transformasi data untuk membuat data yang tidak stasioner sama

dengan transformasi data untuk menghilangkan autokorelasi.

(Nachrowi, 2006:183)

Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga

digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut uji

Breusch-Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared

dengan α = 0.05 . Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

(Gujarati, 2006:147)

Hipotesis :

H0: model tidak terdapat autokorelasi

H1: terdapat autokorelasi

Pengambilan keputusan dilakukan dengan criteria :

Page 80: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

60

Bila probabilitas Obs*R2>0.05 = Signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2<0.05= Tidak signifikan, Ho ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model

tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih

kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokolerasi.

2. Uji Kebaikan (Kesesuaian Model)

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari varaiabel yang

akan diteliti.

a. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi

menerangkan variasi variabel terikat [proporsi (persen) variasi variabel terikat

yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas]. Nilai R2 atau (R

2 Adjusted)

berkisar anatara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik. (Ajija,

2011:34).

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R2

pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted

R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahakan ke

dalam model.

Dalam kenyatannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun

yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Widarjono (2005:38) nilai

adjusted R2

berada antara 0 sampai 1 dengan penjelasan sebagai berikut:

Page 81: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

61

Jika nilai adjusted R2 sama dengan 0, berarti tidak ada pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Jika nilai adjusted R2 sama dengan 1, berarti naik atau turunnya variabel

terikat (Y) 100% dipengaruhi oleh variabel bebas (X).

Jika nilai adjusted R2 berada diantara 0 dan 1 (0< R

2<1), maka besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat adalah

sesuai dengan nilai R2 itu sendiri dan sebaliknya berasal dari faktor-faktor

lain.

b. Uji F (Uji Statistik F)

Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh

variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%).

Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan

dengan uji-F dengan pengujian, yaitu (Nachrowi, 2006:16) :

Hipotesis :

H0 : βi = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : βi ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

Bila probabilitas > α 5% maka variabel bebas tidak signifikan atau

Page 82: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

62

tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 diterima, H1

ditolak).

Bila probabilitas < α 5% maka variabel bebas signifikan atau

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 ditolak, H1

diterima).

3. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t d igunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas

(Independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada

tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel bebas

bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu

dengan pengujian, yaitu: (Nachrowi, 2006:17)

Hipotesis:

H0 : βi = 0, artinya masing-masing variabel bebas tidak ada

pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

H1 : βi ≠ 0, artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh

yang signifikan dari variabel terikat.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Bila probabilitas > α 5% maka variabel bebas tidak signifikan atau tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 diterima, H1 ditolak).

Bila probabilitas < α 5% maka variabel bebas signifikan atau mempunyai

Page 83: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

63

pengaruh terhadap variabel terikat (H0 ditolak, H1 diterima).

C. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokan

sebagai berikut :

1. Variabel Dependen (Y)

Financial Deepening adalah rasio yang di hasilkan dari jumlah uang

beredar (M2) dan produk domestic bruto (PDB) untuk melihat kedalaman

sistem keuangan suatu negara.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1)

Dana pihak ketiga adalah penghimpunan dana di bank syariah yang di

peroleh dari masyarakat yang berbentuk giro, tabungan dan deposito. Data

operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yaitu statistic perbankan syariah

berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2008 – Desember

2015.

b. Pembiayaan (X2)

Pembiayaan adalah salah satu kegiatan perbankan dimana perbankan

memberikan dana kepada nasabah atau masyarakat untuk keperluan

proyek dengan hasil imbalan yang diberikan sesuai dengan kesepakatan

akad diawal. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

Page 84: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

64

diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yaitu statistic

perbankan syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari

2008 – Desember 2015.

c. Sukuk Korporasi (X3)

Surat berharga jangka panjang yang dikeluarkan perusahaan melalui

emiten berdasarkan prinsip syariah. Data operasional yang digunakan

dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan, berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2008 –

Desember 2015.

d. Sukuk Negara (X4)

Surat berharga jangka panjang yang dikeluarkan negara melalui

emiten berdasarkan prinsip syariah. Data operasional yang digunakan

dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan, berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2008 –

Desember 2015.

Page 85: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

65

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter yang tidak

berbeda jauh dengan negara berkembang lainnya. Tujuan utamanya yaitu

mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan tetapi dalam proses

pembangunannya dihadapkan pada permasalahan yaitu terbatasnya ruang

gerak sektor keuangan yang cenderung mengarahkan pembangunan ekonomi

ke sektor-sektor strategis yang disebut sebagai financial repression yang

menyebabkan shallow finance, yaitu tidak tersalurnya dana secara efisien,

sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat.

Oleh karena itu, sebagai upaya guna meningkatkan peran sektor

keuangan untuk mendukung pembangunan ekonomi, maka langkah yang telah

diambil oleh Indonesia berkenaan dengan adanya kebijakan deregulasi di

sektor keuangan dan moneter (reformasi sektor keuangan) pada tahun 1980-an

yaitu kebijakan paket Juni 1983 mencakup pembebasan kredit dan pagu kredit

bagi operasi bank-bank negara dan memperkenalkan instrument pengendalian

moneter baru yang berorientasi pasar, paket kebijakan Oktober 1988

mengarah pada pemberian peluang ekspansi, berupa pendirian bank baru,

cabang-cabang, dan kantor kas baru dengan tujuan agar bank dapat

menghimpun dana yang lebih besar dari masyarakat, paket kebijakan

Page 86: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

66

Desember1988 dan pakaet kebjakan Maret 1989 yang semua diarahkan pada

perbaikan kebijakan efesiensi sektor keuangan dan pengembangan pasar

modal melalui pembukaan hambatan arus modal masuk. Pada tahun 1990-an

muncul kebijakan baru yaitu kebijakan paket Juni 1990 bertujuan untuk

menyempurnakan sistem perkreditan perbankan, dengan tindakan

pengurangan secara bertahap Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)

kecuali kredit untuk pengadaan pangan, pengembangan koperasi, dan

peningkatan investasi, kemudian disusul dengan adanya regulasi baru yang

diumumkanpada tanggal 14 Maret 1991, ditujukan untuk memperkuat basis

permodalan bank-bank dan memperketat pengawasan terhadap lembaga-

lembaga keuangan, dan paket kebijakan Mei 1993 dimaksudkan untuk

mendorong pihak perbankan guna penyaluran kredit dengan tetap berpedoman

pada prinsip kehati-hatian, serta mendorong bank untuk mengatasi masalah

kredit macet secara konsepsional.

Reformasi yang dilakukan oleh para sektor keuangan dan perbankan

telah tumbuh dan berkembangnya inovasi produk-produk keuangan baru.

Dengan berkembangnya produk tabungan, deposito, ATM, maka dana pihak

ketiga yang terdapat diperbankan semakin meningkat. Selain itu, proses

sekuritisasi telah semakin berkembang dengan baik di sisi aktiva maupun

passive bank yang semakin memperluas berbagai media simpanan

sebagaimana layaknya diperankan oleh uang.

Agar sektor keuangan di Indonesia semakin berkembang maka pada

Page 87: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

67

akhir Desember 2011 sebagai upaya reformasi sektor keuangan pemerintah

dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat membentuk Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) yang melebur empt sektor keuangan menjadi satu payung,

yaitu sektor perbankan, pasar modal, asuransi dan lembaga keuangan non

bank. Menurut UU No 21 Tahun 2011 Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang dimaksud

dengan OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan

orang lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,

pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap sektor jasa keuangan.

OJK diharapkan bukan hanya di aspek regulasinya saja yang meningkat, tetapi

dapat terjadi peningkatan aliran investasi serta semakin baik fungsi

intermediasi lembaga keuangan dan perbankan sehingga dapat terjadi

financial deepening.

Tingkat kedalaman sektor keuangan di setiap negara berbeda-beda.

Perbedaan ini dapat dilihat dari adanya perbedaan struktur dan karakteristik

ekonomi di setiap negara. Berikut ini perkembangan sektor keuangan di

Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia.

Gambar : 4.1

Sumber : World Bank

Page 88: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

68

Berdasarkan data perkembangan rasio M2 terhadap PDB dapat dilihat

kedalaman sektor keuangan di Indonesia selama periode 1993-2011

mengalami fluktuasi. Kedalaman sektor keuangan terus menunjukan

penurunan sejak krisis 1997/1998. Krisis keuangan global pada tahun 2008

yang berpengaruh pada sektor keuangan domestic semakin menurunkan rasio

tersebut dan pada akhir tahun 2009 rasio M2/PDB Indonesia mencapai titik

terendah sebesar 38,20%. Akan tetapi awal tahun 2010-2011 Indonesia mulai

bisa bangkit dengan peningkatan rasio ini ditengah krisis keuangan Eropa

yang melanda.

Jika dibandingkan rasio M2/PDB antara Indonesia dengan beberapa

negara Asia lainnya selama periode 1993-2011, Indonesia masih jauh

tertinggal hanya 47,10% jauh dibawah Vietnam 60,47%, Thailand 107,46%,

Singapura 109,78%, Malaysia 126,93% dan China 140,58 % yang rata-rata

diatas 100%.

Perbedaan tingkat kedalaman sektor keuangan ini menyebabkan

transmisi kebijakan moneter yang berbeda. Kebijakan moneter sebagai alat

transmisi kebijakan yang dijalankan dalam sektor keuangan. Dengan

demikian, guncangan yang dialami sektor keuangan juga mempengaruhi

efektifitas kebijakan moneter. Akibatnya kausalitas antara variabel-variabel

moneter dan berbagai variabel di sektor riil menjadi semakin kompleks dan

sulit diprediksi. Fungsi permintaaan uang yang dipergunakan sebagai salah

satu alat manajemen moneter membutuhkan perhatian yang lebih serius

Page 89: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

69

dibandingkan yang lainnya. Hal ini dikarenakan jumlah uang beredar

memiliki respon yang lebih terlihat signifikan dengan peran yang sangat erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, uang sendiri memiliki fungsi sebagai

alat pembayaran dan transaksi, maka proses transaksi keuangan suatu negara

biasanya tidak terlepas dari uang, mulai dari kegiatan produksi, distribusi, dan

konsumsi erat kaitannya dengan uang. (Yuliana Muharofa, 2008:17)

B. Gambaran Objek Penelitian

1. Perkembangan Financial Deepening

Cheng (dalam kromtit dan Tsenkwo, 2004 : 1206) mendefinisikan

financial deepening dalam rangka membangun usaha negara untuk mencapai

pertumbuhan melalui intermediasi keuangan. Dalam hal ini, pendalaman

keuangan merupakan peningkatan jumlah pembiayaan produksi dan investasi

melalui pasar formal atau khusus. Dalam arti lain, dapat diartikan peningkatan

ukuran sistem moneter dan juga sebagai sarana mengintegrasikan pasar

informal ke dalam sistem keuangan formal untuk meningkatkan efesiensi

intermediasi, dan efektifitas kebijakan moneter. Financial deepening

dipandang sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan akumulasi

modal, dan meningkatkan aksesibilitas untuk membiayai yang jelas dalam

peningkatan aset keuanga, memyebabkan ekspansi ekonomi riil.

Page 90: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

70

Gambar : 4.2

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Keadaan financial deepening dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada

gambar 4.2. Dari tahun ke tahun nilai financial deepening mengalami

peningkatan tetapi akhir tahun 2014 hingga akhir tahun 2015 terjadi

penurunan. Rasio financial deepening merupakan hasil dari M2/PDB.

Sehingga nilai jumlah uang beredar dan PDB pada tahun 2015 mengalami

menurunan yang menyebabkan nilai financial deepening menurun. Turunnya

nilai jumlah uang beredar pada tahun 2015 di sebabkan dari komponen uang

kuasi yakni simpanan berjangka dan tabungan baik dalam rupiah maupun

valas mengalami perlambatan pertumbuhan. Begitu juga dengan nilai PDB

Indonesia pada tahun 2015 yang menurun karena pertumbuhan output riil

yang menurun dan lambat.

0

500000000

1E+09

1.5E+09

2E+09

2.5E+09

2011 2012 2013 2014 2015

Financial Deepening

Financial Deepening

Page 91: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

71

2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah dana yang dimiliki bank yang bersumber dari

pihak luar atau masyarakat yang bertujuan untuk menyimpan sebagian harta

atau uangnya di bank agar aman dan dapat ditarik bila dibutuhkan oleh

masyarakat yang bertindak sebagai nasabah. Nasabah disini adalah nasabah

masyarakat individu, perusahaan, instansi, lembaga, yayasan, dan lainnya yang

menyimpan atau menitipkan dananya dalam bentuk mata uang rupiah ataupun

valuta asing. Dana-dana tersebut kemudian dikelola oleh perbankan syariah,

kemudian dapat disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan

atau lain sebagainya. Berikut ini adalah gambar grafik perkembangan Dana

Pihak Ketiga (DPK) periode Januari 2011 samapai dengan 2015.

Gambar : 4.3

Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel 4.3 Dapat diketahui bahwa nilai dana pihak ketiga dari tahun

ketahun mengalami peningkatan. Jumlah nilai tertinggi peningkatan dana pihak

ketiga terjadi pada tahun 2013 dengan jumlah dana senilai Rp 36.022 miliyar.

0

50000

100000

150000

200000

250000

2011 2012 2013 2014 2015

Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga

Page 92: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

72

Sedangkan di tahun sebelum 2013 dan sesudahnya mengalami peningkatan

tetapi tidak sebanyak jumlah pada tahun 2013. Adanya peningkatan nilai dari

tahun ke tahun menunjukan adanya kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan untuk menyimpan dananya di bank.

Dana pihak ketiga relative sangat berpengaruh dalam penentuan

pembiayaan yang akan disalurkan perbankan tersebut, karena pembiayaan

perbankan sampai saat ini masih didominasi dari dana pihak ketiga yang

dihimpun perbankan. Semakin banyak dana yang dihimpun dari masyarakat

maka akan semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan sebagai dana

pinjaman yang dapat digunakan untuk investasi atau pembiayaan lainnya yang

bersifat produktif, sehingga akan mendorong meningkatnya pertumbuhan

ekonomi.

3. Perkembangan Pembiayaan

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain

untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang

dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan (Muhammad,

2005:17). Pembiayaan menurut M. syafi’I Antonio merupakan salah satu

tugas pokok perbankan yaitu memberikan fasilitas dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Sedangkan menurut UU

No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan menyatakan pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan

Page 93: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

73

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.

Perkembangan jumlah pembiayaan yang dilakukan oleh bank-bank

syariah di Indonesia periode 2011-2015.

Gambar : 4.4

Sumber : Bank Indonesia

Pada tabel diatas 4.4 dapat dilihat pertumbuhan pembiayaan dari tahun

2011 hingga 2015 mengalami peningkatan. Meski mengalami peningkatan

dari segi jumlah pembiayaan, semula Rp 184 miliar pada Desember 2013

menjadi Rp 199 miliar pada Desember 2014. Penurunan jumlah komposisi

pada tahun 2014 di sebabkan karena adanya perubahan komposisi akad yaitu

akad qard yang mengalami penurunan dikarenakan menurunnya aktifitas

0

50000

100000

150000

200000

250000

2011 2012 2013 2014 2015

Pembiayaan

Pembiayaan

Page 94: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

74

gadai emas di bank syariah. Dan pada sampai 2015 pembiayaan menggunakan

akad murabahah masih mendominasi bank syariah.

4. Perkembangan Sukuk Korporasi

Merajuk pada Fatwa DSN-MUI No.33/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi

syariah dapat didefinisikan sebagai suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang

obligasi syariah yang mewajibkan eimten untuk membayar pendapatan

kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Di Indonesia sukuk korporasi lebih dikenal dengan istilah obligasi

syariah. Pada tahun 2002, Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa

No.32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Obligasi Syariah. Sebagai tindak lanjut

atas fatwa di atas. Pada Oktober 2002 PT. Indosat Tbk mengeluarkan obligasi

syariah yang pertama kali di pasar modal Indonesia

Gambar : 4.5

Sumber : Otoritas Jasa Keungan (OJK)

Page 95: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

75

Berdasarkan gambar 4.5 tren sukuk menunjukan kenaikan disetiap

tahunnya. Pertumbuhan sukuk pada level tertinggi pada tahun 2015 sedangkan

terendah pada tahun 2011. Namun jika di analisis pada tingkat kenaikan pada

pertumbuhan sukuk korporasi dari tahun 2011 hingga tahun 2015 memiliki

pertumbuhan yang naik turun. Pertumbuhan sukuk korporasi pada level

tertinggi adalah pada tahun 2013 dengan kenaikan jumlah emisi 13 sukuk dari

tahun 2012 ke tahun 2013 dengan nilai sebesar Rp 2204 milyar. Dan kenaikan

jumlah emisi sukuk korporasi terendah adalah pada tahun 2011 yaitu sejumlah

1 emisi sebesar Rp 100 milyar dari tahun 2010 ke tahun 2011.

Walaupun sukuk koroporasi muncul lebih awal dari pada sukuk negara

tetapi pertumbuhannya cukup lambat dibandingkan sukuk negara. Bapepam

(2012) menjelaskan tentang beberapa faktor penyebab rendahnya penerbitan

sukuk tersebut diantaranya kondisi ekonomi secara umum, pehamanan

manajemen terhadap sukuk, proses penerbitan sukuk, dan aspek perpajakan

dalam penerbitan sukuk. Selain itu, terdapat faktor yang secara tidak langsung

terkait dengan likuiditas pasar sekunder sukuk, yaitu pertama; masih

terbatasnya penerbitan sukuk korporasi di Indonesia baik dari aspek jumlah,

variasi tenor maupun jenis akad. Kedua; masih kurangnya pemahaman

investor terhadap perdagangan sukuk korporasi di pasar sekunder. Ketiga;

penerbitan sukuk korporasi masih ditawarkan tidak secara retail kepada

masyarakat luas namun terbatas kepada investor institusi atau individu dengan

Page 96: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

76

nilai nominal yang relatif besar, walaupun beberapa regulasi yang telah ada

cukup memfasilitasi untuk dijadikan sebagai landasan dalam penerbitan sukuk

korporasi ritel. Keempat; mayoritas karakter investor sukuk korporasi

merupakan investor institusi lokal seperti perusahaan asuransi, dana pensiun

dan reksadana terstruktur yang memiliki kecenderungan membeli untuk

disimpan hingga jatuh tempo.

5. Perkembangan Sukuk Negara

Sukuk Negara adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

terhadap aset sukuk negara (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang

SBSN). Peran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara

sebagai salah satu instrument pembiayaa APBN semakin meningkat dari

waktu ke waktu. Sesuai dengan Undang-Undang No 19 Tahun 2008 tentang

SBSN, tujuan penerbitan SBSN yang utama adalah untuk membiayai defisit

APBN termasuk didalamnya untuk pembiayaan proyek-proyek pemerintah.

Peran SBSN sebagaimana tersebut dalam Undang-Undang SBSN semakin

dirasakan ketika pemerintah menerapkan kebijakan anggaran ekspensif untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pemerintah untuk

meningkatkan belanja tersebut, tentu bukan hanya didukung oleh penerimaan

pajak dan non pajak, tetapi juga harus didukung oleh instrument pembiayaan,

termasuk sukuk negara di dalamnya.

Page 97: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

77

Gambar : 4.6

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan dan DJPPR

Pada tabel 4.6 dapat dilihat perkembangan sukuk negara selama 5 tahun

terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah sukuk negara

sebesar Rp 62.771 Miliyar dan pada tahun 2015 jumlah sukuk negara sebesar

Rp 201.017 Milyar. Meningkatnya nilai sukuk dari tahun ke tahun terdapat

indikasi menguatnya peran sukuk negara dalam pembiayaan APBN

diantaranya dapat dilihat dari meningkatnya jumlah penerbitan sukuk negara

dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pengelolaan

Pembiayaan dan Resiko (DJPPR).

Sesuai strategi pembiayaan yang ditetapkan oleh pemerintah, penerbitan

sukuk negara saat ini lebih banyak dipergunakan untuk pembiayaan proyek

infrastruktur dibandingkan dengan pembiayaan defisit APBN secara umum.

Adanya sukuk negara sebagai instrument pembiayaan diharapkan dapat

0

50000

100000

150000

200000

250000

2011 2012 2013 2014 2015

Sukuk Negara

Sukuk Negara

Page 98: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

78

menambah kapasitas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

Seiring berkembanganya keuangan syariah di Indonesia, peran sukuk

negara sebagai pendorong pertumbuhan keuangan syariah juga semakin

penting. Saat ini sukuk negara bukan hanya bermanfaat sebagai acuan bagi

sektor swasta untuk menerbitkan sukuk dan instrument investasi bagi lembaga

keuangan yang memiliki ekstra likuiditas, tetapi juga dipergunakan oleh Bank

Indonesia sebagai instrument operasi pasar terbuka. Dengan demikian fungsi

sukuk negara saat ini bukan hanya pada sektor fiskal sebagai instrument

pembiayaan APBN, tetapi juga berperan pada sektor moneter sebagai

pengendali jumlah uang beredar. Dengan memperhatikan fakta-fakta bahwa

penerbitan sukuk negara mengambil peranan penting dalam keuangan negara

terutama pembiayaan APBN, maka pemerintah selalu berupaya agar dapat

menerbitkan sukuk negara sesuai dengan target APBN secara efisien.

C. Hasil Analisis dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupaka data sekunder

deret mulai Januari 2011 sampai dengan Desember 2015. Penelitian mengenai

Financial Deepening disini menggunakan data pada Bank Indonesia sebagai

variabel dependen (variabel tidak bebas). Sedangan variabel independen

(variabel bebas) terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan, Sukuk

Korporasi, dan Sukuk Negara. Keseluruhan data yang digunakan sebagai

bahan penelitian diperoleh dari laporan bulan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang

Page 99: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

79

digunakan peneliti sebagai alat analisis regresi berganda adalah Ordinary Least

Square (OLS). Model OLS merupakan model estimasi yang sering digunakan

untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel (Ajija,

2011:23). Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel

dependen dengan variabel independen. Pengolahan data dilakukan secara

elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Eviews 7.1 untuk

mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang

akan diteliti.

Tahapan-tahapan dalam penyajian penelitian ini adalah diawali dengan

pengujian untuk lebih menguatkan asumsi-asumsi melalui beberapa pengujian

dengan menggunakan pengujian asumsi klasik dan uji statistik.

Uji statistik dilakukan dengan menggunakan :

- Uji Multikolinearitas

- Uji Heterokedastisitas

- Uji Autokorelasi

- Uji F

- Adjusted R Square

- Uji t

Page 100: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

80

1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel

independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau

tidak, yaitu dengan emnguji koefisien korelasi antar variabel independen,

jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinieritas, dimana model

regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinieritas

menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Uji Correlation Matrix

LNDPK LNPBY LNSUKNEG LNSUKO

LDPK 1.000000 0.992319 0.964340 0.959064

LNPBY 0.992319 1.000000 0.957801 0.954056

LNSUKNEG 0.964340 0.957801 1.000000 0.957213

LNSUKO 0.959064 0.954056 0.957213 1.000000

Sumber : Bank Indonesia (data diolah kembali)

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat hasil analisis uji multikolinieritas

dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

independen antara LNDPK dan LNPBY maupun sebaliknya sebesar

Page 101: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

81

0.992319, antara LNDPK dengan LNSUKNEG maupun sebaliknya

sebesar 0,964340, antara LNDPK dan LNSUKO maupun sebaliknya

sebesar 0.959064.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance

tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heterokedastisitas.

Metode pertama yang digunakan untuk mendeteksi adanya

heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melihat pola

residualnya.

Model yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya adanya

heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan Uji

White.

Tabel 4.2

Hasil Uji White Heterokedasticity Test

Obs*R-squared Prob

12.88493 0.0119

Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai Obs*R Squared sebesar

12.88493 dan probabilitas sebesar 0.0119 yang mana lebih kecil dari nilai

α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5% maka

Page 102: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

82

dalam hal ini H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model

terdapat masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokolerasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadi korelasi antara residual

tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Uji autokorelasi

untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada korelasi antara

kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk mendeteksi masalah

autokorelasi digunakan uji Breuesch Godfrey atau lebih dikenal dengan

uji Langrange Multiplier (LM-Test) (Pengganda Langrange). Uji

autokorelasi dilihat dari nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih

besar dari tingkat signifikansi 5% maka tidak terdapat autokorelasi dan

sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari 5% maka terdapat

autokorelasi.

Tabel 4.3

Hasil Uji Langrange Multiple Test (LM-Test)

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Obs*R Squared sebesar

46.51541 dan nilai probabilitas 0.0000 yang lebih kecil dari nilai α

sebesar 0.05 , karena nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5% maka H0

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam model terdapat

Obs*R-squared Prob

46.51541 0.0000

Page 103: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

83

masalah autokorelasi.

d. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi

normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat nilai probability

yang nilainya lebih besar dari 5%. Dalam gambar 4.7 menunjukan bahwa

nilai probabilitas lebih besar dari α = 5% yaitu :

Gambar : 4.7

Jarque-Bera Probability

1.926239 0.381700

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Page 104: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

84

Berdasarkan gambar 4.7 terlihat nilai probability sebesar 0.381700,

lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0.05, artinya data terdistribusi

normal yang berarti H0 diterima.

2. Pengujian Hipotesis Statistik

a. Uji F

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (DPK, Pembiayaan, Sukuk Negara, Sukuk Korporasi) secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Financial Deepening

selama periode Januari 2011 – Desember 2015.

Tabel : 4.5

Berdasarkan tabel, diperoleh hasil F-Statistik sebesar 93.15079 dengan

nilai probabilitas (F-Statistik) sebesar 0,0000. Karena hasil probabilitas

(signifikansi) lebih kecil dari nilai α = 0,05 (0,00 < 0,05) berarti dapat

disimpulkan dari hasil uji F, (DPK, Pembiayaan, Sukuk Negara, Sukuk

Korporasi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Financial Deepening.

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 93.15079 Prob. F(2,54) 0.0000

Obs*R-squared 46.51541 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Page 105: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

85

b. Koefisen Determinasi

Koefisien determinasi R2 (R Square) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik. Hal tersebut dikarenakan variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.

Berdasarkan hasil regresi paada tabel dapat diketahui bahwa nilai

Adjusted R Squared sebesar 0.490911. Hal ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen Financial Deepening dapat dijelaskan oleh

variabel independen yang ada (DPK, Pembiayaan, Sukuk Negara, Sukuk

Korporasi) sebesar 49,09%, sedangkan sisanya 50,91 % dijelaskan oleh

faktor atau variabel lain diluar variabel yang diteliti.

c. Uji t

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen (DPK, Pembiayaan, Sukuk Korporasi, dan

Sukuk Negara) terhadap variabel dependen yaitu Financial Deepening.

Salah satu cara untuk melakukan uji t adalah dengan melihat nilai

probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai probabilitas lebih kecil

dari signifikansi α = 0.05 berarti variabel independen secar parsial

(individu) mempengaruhi variabel dependen.

Dari tabel 4.4, didapatkan hasil uji statistik t yang dilakukan yaitu

sebagai berikut:

Page 106: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

86

1) Pengaruh t-statistik untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

Financial Deepening

H0 : Dana Pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

H1 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

Berdasarkan pada tabel 4.4, diperoleh hasil t-hitung

sebesar

2,321977 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0239. Karena nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial DPK

berpengaruh signifikan terhadap Financial Deepening. Dengan

demikian H1 diterima.

2) Pengaruh t-statistik untuk Pembiayaan terhadap Financial Deepening

H0 : Pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

H1 : Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap financial deepening

di Indonesia.

Berdasarkan pada tabel 4.4, diperoleh hasil t-hitung

sebesar

-1,848305 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0696. Karena

probabilitas lebih besar dari 0.05 maka secara parsial pembiayaan

Page 107: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

87

tidak berpengaruh signifikan terhadap financial deepening. Dengan

demikian H0 diterima.

3) Pengaruh t-statistik untuk Sukuk Negara terhadap Financial Deepening

H0 : Sukuk Negara tidak berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

H1 : Sukuk Negara berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

Berdasarkan pada tabel, diperoleh hasil t-hitung sebesar 3,652038

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0006. Karena nilai probabilitas

lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial sukuk negara berpengaruh

positif dan signifikan terhadap financial deepening. Dengan demikian

H0 diterima.

4) Pengaruh t-statistik untuk Sukuk Korporasi terhadap Financial

Deepening

H0 : Dana Pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

H1 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap financial

deepening di Indonesia.

Berdasarkan pada tabel 4.5, diperoleh hasil t-hitung sebesar -3,994813

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0002. Karena nilai probabilitas

lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial sukuk korporasi berpengaruh

Page 108: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

88

negatif dan signifikan terhadap financial deepening. Dengan

demikian H1 diterima.

3. Analisi Ekonomi

Berdasarkan hasil regresi paada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai

Adjusted R Squared sebesar 0.490911. Hal ini menunjukkan bahwa variasi

variabel dependen Financial Deepening dapat dijelaskan oleh variabel

independen yang ada Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, Sukuk Negara, Sukuk

Korporasi sebesar 49.09 %, sedangkan sisanya 50.91 % dijelaskan oleh faktor

atau variabel lain diluar variabel yang diteliti. Selanjutnya hasil interpretasi

dari hasil regresi tersebut terhadap signifikansi masng-masing variabel yang

diteliti dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Financial Deepening

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam

bentuk giro, tabungan, simapanan berjangka, dan sertifikat deposito dan

atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dengan menggunakan

prinsip syariah. (Arifin, 2006:98).

Hasil regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Financial Deepening

menghasilkan nilai koefisien sebesar 1,552772 dengan tingkat probabilitas

sebesar 0.0239. Hal ini berarti Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Financial Deepening.

Page 109: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

89

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Azhari Norman (2010) yang menyatakan bahwa dana

pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial

deepening Indonesia. Semakin banyak dana yang dihimpun dari

masyarakat maka akan semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan

sebagai dana pinjaman yang dapat digunakan untuk investasi atau kredit

yang sifatnya produktif, sehingga akan mendorong meningkatnya

pertumbuhan ekonomi.

b. Pengaruh Pembiayaan Terhadap Financial Deepening

Hasil regresi Pembiayaan terhadap Financial Deepening menghasilkan

nilai koefisien sebesar -1,095894 dengan tingkat probabilitas sebesar

0.0698. Hal ini berarti pembiayaan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Financial Deepening.

Hasil yang di dapatkan oleh peneliti dimana pembiayaan tidak

memiliki pengaruh terhadap financial deepening dikarenakan industri

keuangan syariah pada pembiayaan masih relative kecil dan masih

terbatasnya akad yang dikeluarkan perbankan sehingga porsi pembiayaan

pada perbankan syariah masih sedikit dan tidak mempengaruhi sektor

keuangan pada financial deepening di Indonesia.

c. Pengaruh Sukuk Negara terhadap Financial Deepening

Hasil regresi sukuk negara terhadap financial deepening menghasilkan

nilai koefisien sebesar 0,698239 dengan tingkat probabilitas 0.0006. Hal

ini berarti sukuk negara memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

Page 110: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

90

terhadap financial deepening.

Hasil yang di dapat oleh peneliti dimana sukuk negara memiliki

pengaruh yang signifikan karena dengan memperhatikan fakta-fakta

bahwa penerbitan sukuk negara mengambil peranan penting dalam

keuangan negara terutama pembiayaan APBN, maka pemerintah selalu

berupaya agar dapat menerbitkan sukuk negara sesuai dengan target

APBN secara efisien.

d. Pengaruh Sukuk Korporasi Terhadap Financial Deepening

Hasil regresi sukuk negara terhadap financial deepening menghasilkan

nilai koefisien sebesar 0,698239 dengan tingkat probabilitas 0.0006. Hal

ini berarti sukuk negara memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap financial deepening.

Hasil yang didapat oleh peneliti dimana sukuk korporasi memiliki

pengaruh yang signifikan karena sukuk dapat bermanfaat bagi

perkembangan institusi perusahaan dan juga negara sehingga dapat

menambah instrument syariah yang bisa digunakan sebagai alternatif

pembiayaan dan investasi dalam pasar sehingga dapat mampu

menompang perkembangan pendalaman pada perekonomian Indonesia.

Page 111: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul

“Analisis Pengaruh Sektor Perbankan Syariah dan Pasar Modal Syariah

Terhadap Financial Deepening di Indonesia”, didapat beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengujian secara bersama-sama (Uji-F) nilai Probabilitas F-

statistik adalah 0.0000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α=5

persen atau 0,05) yang berarti bahwa variabel Dana Pihak Ketiga,

Pembiayaan, Sukuk Korporasi, dan Sukuk Negara bersama–sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Financial

Deepening pada periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2015.

2. Secara parsial variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Financial Deepening di Indonesia selama periode

Januari 2011 – Desember 2015.

3. Secara parsial variabel Pembiayaan tidak berpengaruh terhadap Financial

Deepening di Indonesia selama periode Januari 2011 – Desember 2014.

4. Secara parsial variabel Sukuk Negara memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Financial Deepening di Indonesia selama periode

Januari 2009 – Desember 2015.

5. Secara parsial variabel Sukuk Korporasi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Financial Deepening di Indonesia selama periode

Januari 2011 – Desember 2015.

Page 112: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

92

B. Saran

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan pada penelitian tentang analisis

pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, Sukuk Negara dan Sukuk

Korporasi terhadap Financial Deepening, maka dapat dapat diberikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang

dapat mendorong sektor perbankan syariah dan sektor pasar modal syariah

untuk lebih berkembang.

2. Bagi perbankan syariah di Indonesia diharapkan mampu membuat

program-program yang dapat menarik minat masyarakat untuk menyimpan

dananya di bank sehingga diharapkan mampu mendorong peningkatan

transaksi dan dapat memberikan pembiayaan pada sektor-sektor yang

menguntungkan dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian

Indonesia.

3. Bagi pasar modal syariah diharpakan dapat melakukan sosialisasi dan

edukasi lebih mendalam agar masyarakat dan korporasi dapat

memanfaatkan secara optimal khususnya dalam penggunaan instrument

sukuk.

4. Bagi dunia akademis untuk memberikan inspirasi ilmu bagi para pihak

akademisi dan menjadikan sumber informasi yang edukatif.

5. Bagi peneliti selanjutya dapat menambahkan variabel independen lain

yang dapat mempengaruhi financial deepening melihat masih terdapat

50% lebih factor yang mempengaruhi financial deepening berasal dari luar

variabel yang diteliti.

Page 113: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

93

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul Rohmatul. “Cara Cerdas Menguasi Eviews”, Salemba Empat,

Jakarta, 2011

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dan Teori ke Praktek”, Gema Insani,

Jakarta, 2001.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet, Jakarta,

2006.

Gujarati, Damadar. “Ekonometrika Dasar”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Karim, Adiwarman. “ Ekonomi Islam Edisi Kedua”, PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2008.

Kasmir, “Manajemen Perbankan”, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2002.

Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Keuangan Internasional Edisi Pertama”, BPEE,

Yogyakarta, 1996.

Mankiw, Gregory, N. “Makroekonomi Edisi Lima Harvard University”, Erlangga,

Jakarta, 2003.

Mckinnon, Ronald and Edward Shaw. “Money and Capital in Economic

Development”, Brooking Institution, Wahington DC, 1973.

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”, AMP YKPN, Yogyakarta, 2002.

Nafik, Muhammad. “Bursa Efek dan Investasi Syariah”, PT Serambi Ilmu Semesta,

Jakarta, 2009.

Page 114: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

94

Pradhan, Prakash Rudra. “Financial Deepening, Foreign Direct Investment and

Economic Growth: Are They Cointegrated”, Internasional Journal of

Financial Research Vol. 1, No. 1; Desember 2010

Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Ciputat,

2009.

Ruslan, Dede. “Analisis Financial Deepening di Indonesia”, Journalof Indonesian

Applied Economics, Universitas Negeri Medan, Medan, 2011

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Ketiga”, FEUI, Jakarta,

2001.

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Ekonomi Makro”, PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2004.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi

Kedua”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.

Widarjono, Agus. “ Ekonomi:Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis”,

Ekonisia, Yogyakarta, 2005.

Nachrowi, Hadius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktisi Ekonometrika Untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan”, FEUI, Jakarta, 2006.

Norman, Azhari. “Analisis Pengaruh Financial Deepening Pada Sektor Perbankan

dan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Universitas

Indonesia, Jakarta, 2010.

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.worldbank.org

Page 115: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

95

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data penelitian, Januari 2011 – Desember 2015

Tahun DPK Pembiayaan Sukuk Korporasi Sukuk Negara FD

2011-1 75814 69724 7815 38500 1.220747268

2011-2 75085 71449 7815 51481 1.206163407

2011-3 79651 74253 7815 54341 1.215354067

2011-4 79567 75726 7915 57341 1.200740821

2011-5 82861 78619 7915 57341 1.214578161

2011-6 87025 82616 7915 57341 1.246166238

2011-7 89786 84556 7915 57341 1.24550448

2011-8 92021 90540 7915 58981 1.266583238

2011-9 97756 92839 7915 58981 1.270710028

2011-10 101811 96805 7915 62771 1.280747561

2011-11 105330 99427 7915 62771 1.298907876

2011-12 115415 102655 7915 62771 1.362281375

2012-1 116518 101689 7915 62772 1.345974504

2012-2 114616 103713 7915 61287 1.336841834

2012-3 114318 104239 7915 81916 1.359175221

2012-4 114018 108767 7915 87716 1.359573974

2012-5 115206 112844 8165 92536 1.382790356

2012-6 119279 117592 9265 95991 1.402754241

2012-7 121018 120910 9390 96451 1.397926888

2012-8 123673 124946 9390 96991 1.406639246

2012-9 127678 130357 9390 97814 1.41633079

2012-10 134453 135581 9390 98818 1.425758736

2012-11 138671 140318 9590 98818 1.438317371

2012-12 147512 147505 9790 98818 1.475788647

2013-1 148731 149672 9790 98818 1.219674633

2013-2 150795 154072 10169 108303 1.237254702

2013-3 156964 161081 11294 109968 1.268378055

2013-4 158964 163407 11294 111638 1.300437229

2013-5 163858 167259 11294 109693 1.345633169

2013-6 163966 171227 11415 111283 1.362713387

2013-7 166453 174486 11415 116948 1.425285945

2013-8 170222 174537 11415 117788 1.451786329

2013-9 171701 177320 11415 119223 1.517681607

2013-10 174018 179284 11415 119407 1.550159485

2013-11 176292 180833 11415 119697 1.60704718

2013-12 183534 184122 11994 118707 1.70367094

2014-1 177930 181398 11994 117669 1.78292084

2014-2 178154 181772 11994 111687 1.765397803

Page 116: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

96

Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (Diolah)

2014-3 180945 184964 11994 132297 1.764831708

2014-4 185508 187885 11994 134437 1.789185707

2014-5 190783 189690 11994 135787 1.808368527

2014-6 191470 193136 12294 136862 1.746751183

2014-7 194299 194079 12294 138267 1.751494494

2014-8 195959 193136 12294 138816 1.742576211

2014-9 197141 196563 12294 144641 1.789293634

2014-10 207121 196491 12594 144706 2.124873415

2014-11 209644 198376 12727 144426 2.141490602

2014-12 217858 199330 12917 143901 2.181068453

2015-1 210761 197279 12956 152091 2.00855705

2015-2 210297 197543 12956 154196 1.953684937

2015-3 212988 200712 12956 178426 1.870956812

2015-4 213973 201526 13517 180556 1.875139132

2015-5 215339 203894 13579 185026 1.871988074

2015-6 213477 206056 14483 189406 1.904532366

2015-7 216083 204843 14483 195501 1.970375043

2015-8 216356 205874 14483 197876 1.812134566

2015-9 219313 208143 14483 185630 1.707034708

2015-10 219478 207768 14483 189110 1.535277593

2015-11 220635 209124 14483 199964 1.646776962

2015-12 231175 212996 14483 201017 1.616095002

Page 117: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

97

Lampiran 2 : Uji Normalitas

Lampiran 3 : Uji Multikolinearitas

LNDPK LNPBY LNSUKNEG LNSUKO

LDPK 1.000000 0.992319 0.964340 0.959064

LNPBY 0.992319 1.000000 0.957801 0.954056

LNSUKNEG 0.964340 0.957801 1.000000 0.957213

LNSUKO 0.959064 0.954056 0.957213 1.000000

Sumber : BI dan OJK (diolah)

Lampiran 4 : Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 3.760322 Prob. F(4,55) 0.0090

Obs*R-squared 12.88493 Prob. Chi-Square(4) 0.0119

Scaled explained SS 11.09442 Prob. Chi-Square(4) 0.0255

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Residuals

Sample 2011M01 2015M12

Observations 60

Mean -0.002029

Median -0.026667

Maximum 0.441639

Minimum -0.337795

Std. Dev. 0.191716

Skewness 0.402963

Kurtosis 2.652179

Jarque-Bera 1.926239

Probability 0.381700

Page 118: ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38624/1/AMI... · probabilitas sebesar 0,0239 yang berarti secara parsial

98

Lampiran 5 : Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 93.15079 Prob. F(2,54) 0.0000

Obs*R-squared 46.51541 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Lampiran 6 : Hasil Regresi Metode OLS

Dependent Variable: F_D

Method: Least Squares

Date: 05/01/16 Time: 21:56

Sample: 2011M01 2015M12

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LDPK 1.552772 0.668729 2.321977 0.0239

PBY -1.095894 0.592918 -1.848305 0.0698

SUKNEG 0.698239 0.191192 3.652038 0.0006

SUKO -1.295823 0.324376 -3.994813 0.0002 R-squared 0.516797 Mean dependent var 1.548781

Adjusted R-squared 0.490911 S.D. dependent var 0.275815

S.E. of regression 0.196795 Akaike info criterion -0.348964

Sum squared resid 2.168791 Schwarz criterion -0.209341

Log likelihood 14.46892 Hannan-Quinn criter. -0.294350

F-statistic 39.36614 Durbin-Watson stat 0.230979

Prob(F-statistic) 0.000000