analisis penerapan akad mudharabah pada simpanan...
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH
PADA SIMPANAN DIRHAM BAROKAH DI KSPPS
BMT ANDA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH:
CINDY AJENG NOVITASARI
64010-15-0019
PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO
Agama tanpa ilmu adalah buta, ilmu tanpa agama adalah lumpuh.
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku,
Kakakku, semua saudaraku,
Para Dosenku,
Sahabat-sahabat seperjuanganku,
dan Teman Spesialku yang selalu setia menunggu dan membantuku.
-
vi
ABSTRAK
Novitasari, Cindy Ajeng. 2018. Analisis Penerapan Akad Mudharabah
Pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga. Tugas Akhir,
Jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,
M.SI.
Penelitian ini di latar belakangi oleh perkembangan industri keuangan
syariah di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat, Implikasi positif dari
perkembangan tersebut adalah banyak berdirinya lembaga-lembaga keuangan
syariah yang berupa lembaga keuangan bank dan non bank. BMT merupakan
salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua fungsi utama yaitu baitul maal dan
baitul tamwil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah, apakah sudah
sesuai dengan akad yang digunakan atau belum. Objek penelitian ini dilakukan di
KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berlokasi di Jl. Merak No. 90 Mangunsari,
Sidomukti, Salatiga.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Menggunakan data sekunder berupa hasil wawancara dengan manajer, laporan
keuangan dan perkembangan anggota Simpanan Dirham Barokah dari Tahun
2015 sampai dengan Tahun 2017.
Hasil dari penelitian adalah Simpanan Dirham Barokah merupakan
simpanan untuk mempersiapkan anggota dalam merencanakan masa depan
ataupun usahannya. Simpanan Dirham Barokah ini berlaku selama jangka waktu
24 Bulan atau 2 Tahun dengan setoran Rp. 200.000 setiap bulannya. Produk ini
merupakan modifikasi antara simpanan dengan deposito mudharabah. Dirham
Barokah sudah sesuai dengan teori akad mudharabah, dimana adanya perjanjian
akad antara pihak anggota dengan pihak BMT dengan menentukan besarnya
nisbah bagi hasil, jangka waktu simpanan serta ketentuan dalam simpanan Dirham
Barokah dengan tujuan kerja sama. Perhitungan bagi hasil menggunakan teknik
revenue sharing.
Kata Kunci: Mudharabah, Simpanan Dirham, KSPPS BMT ANDA.
-
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis memanjatkan puji syukur
kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan semua kegiatan penelitian yang digunakan untuk menulis Tugas
Akhir ini.
Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh jenjang Ahli Madya Jurusan Perbankan
Syariah. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki masih menjadi kendala sehingga masih jauh dari sempurna.
Dengan ini penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk
menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan.
Setiap mahasiswa semester 6 di IAIN Salatiga diwajibkan untuk
melakukan kegiatan magang dan melakukan penelitian untuk membuat Tugas
Akhir selama beberapa bulan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah, lebih
tepatnya di BMT yang telah ditentukan tempatnya oleh mahasiswa itu sendiri,
karena magang ini merupakan program kurikulum sebagai syarat untuk membuat
Tugas Akhir di IAIN Salatiga.
Pada kesempatan ini penulis memilih lokasi untuk magang sekaligus untuk
melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berkedudukan di Jl.
Merak No. 90 Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Dengan lama pelaksanaan 2
bulan terhitung mulai tanggal 05 Maret 2018 sampai dengan 23 April 2018.
-
viii
Adapun judul Tugas Akhir yang penulis ajukan adalah “Analisis
Penerapan Akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS
BMT ANDA Salatiga”. Dimana isi pembahasannya merupakan hasil pengamatan
dan analisa penulis mengenai prosedur akad Mudharabah pada Simpanan Dirham
Barokah, dengan menggunakan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi selama melakukan magang dan penelitian.
Selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, khususnya kedua Orang Tua yang memberikan semangat
dukungan dan doa dengan penuh kesabaran dan pengorbanan memberikan
dukungan moral maupun materi kepada penulis selama ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Ari Setiawan, S.Pd,.M.M. selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI. selaku dosen pembimbing yang
selaku memberikan bimbingan, masukan, arahan dalam menyusun tugas akhir
ini.
4. Kepada Ibu dan Ayah yang selalu memberikan dukungan moral dan materi
serta kasih sayang yang melimpah sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Teman terbaikku yang telah banyak membantu dan menemaniku selama
pembuatan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Ibu dosen dan karyawan IAIN Salatiga.
-
ix
7. Segenap karyawan KSPPS BMT ANDA Salatiga yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk mengenal dunia koperasi yang sesungguhnya,
serta mengenalkan penulis pada lembaga-lembaga keuangan terkait dengan
koperasi dalam kerjasama mereka
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 jurusan D3 Perbankan Syariah
yang berjuang bersama penulis dalam penulisan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai bahan masukan bagi penulis yang mungkin berguna
dimasa yang akan mendatang.
Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan
mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT.Dan semoga Tugas Akhir
ini dapat memberikan sumbangan ilmu bagi lingkungan akademisi.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Salatiga, 31 Juli 2018
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah. ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian. ........................................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
E. Metode Penelitian......................................................................................... 7
-
xi
F. Sistematika Penulisan. ................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 10
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 10
B. Kerangka Teori........................................................................................... 17
1. BMT ....................................................................................................... 17
2. Prosedur .................................................................................................. 21
3. Prinsip Akad. .......................................................................................... 21
4. Prinsip Mudharabah ............................................................................... 26
5. Konsep bagi hasil ................................................................................... 37
BAB III ................................................................................................................. 42
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN .................................................................. 42
A. Sejarah singkat KSPPS BMT ANDA Salatiga .......................................... 42
B. Informasi umum koperasi .......................................................................... 45
C. Visi dan Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga ............................................. 46
D. Struktur Organisasi Pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga ................... 47
E. Deskripsi tugas masing-masing bagian. ..................................................... 47
F. Wilayah kantor ........................................................................................... 50
G. Produk-Produk ........................................................................................... 51
-
xii
BAB IV ................................................................................................................. 61
ANALISIS DATA ................................................................................................ 61
A. Sejarah dan Prosedur Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA
Salatiga. ...................................................................................................... 61
B. Keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan Akad
Mudharabah .............................................................................................. 68
C. Perhitungan Sistem bagi hasil sesuai akad Mudharabah pada produk
simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga .................... 71
BAB V ................................................................................................................... 77
PENUTUP ............................................................................................................. 77
A. Kesimpulan ................................................................................................ 77
B. Saran ........................................................................................................... 78
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... 83
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Fungsi BMT ..................................................................................... 20
Gambar 2.2. Skema akad mudharabah ................................................................. 32
Gambar 2.3. Skema Deposito mudharabah .......................................................... 36
Gambar 3.1. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga....................................... 47
Gambar 4.1. Skema Dirham Barokah ................................................................... 68
Gambar 4.2. Dana Anggota BMT ANDA Salatiga............................................... 72
Gambar 4.3. Simpanan Harian BMT ANDA Salatiga .......................................... 73
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu.............................................................................. 14
Tabel 3.1. Wilayah Kantor Cabang BMT ANDA................................................. 50
Tabel 3.2. Nisbah Bagi Hasil Simpanan Berjangka .............................................. 55
Tabel 4.1. Perkembangan Anggota Dirham Barokah ........................................... 67
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing.................................................................. 85
Lampiran 2. Satuan Kredit kegiatan...................................................................... 88
Lampiran 3. Surat Pernyataan Keanggotaan Dirham Barokah ............................. 89
Lampiran 4. Surat Keterangan Magang ................................................................ 90
Lampiran 5. Buku Setoran Dirham Barokah......................................................... 91
Lampiran 6. Lembar Konsultasi ............................................................................ 92
Lampiran 7. Permohonan Pembukaan Simpanan ................................................. 93
Lampiran 8. Permohonan Menjadi Anggota ......................................................... 94
Lampiran 9. Tanda Bukti Pengambilan Simpanan ............................................... 95
Lampiran 10. Tanda Bukti Setoran Simpanan ...................................................... 95
Lampiran 11. Surat Bukti Wawancara .................................................................. 96
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami
kemajuan pesat. Perkembangan industri keuangan syariah diawali dengan
terbitnya Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-
Undang No 7 tahun 1992, dan terbitnya Undang-Undang No 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia. Perkembangan selanjutnya yaitu keluarnya fatwa
tentang haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI pada tahun 2003,
keluarnya fatwa ini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri
perbankan syariah. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang
mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima
tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (Januari 2010),
jumlah unit kantor cabang syariah di Jawa Tengah mengalami peningkatan
yang cukup pesat, yaitu mencapai 815 kantor cabang bank umum syariah dan
268 kantor cabang bank konvensional yang membuka unit usaha syariah.
Implikasi positif dari kebijakan pemerintah diatas adalah banyak
berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Dalam perkembangannya
sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga
keuangan syariah yang berupa bank dan non bank. Lembaga keuangan
-
2
syariah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) sedangkan lembaga keuangan syariah non bank antara
lain berupa Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwill (BMT), Unit
Simpan Pinjam Syariah (USPS). Fungsi dasar dari lembaga keuangan syariah
yaitu sebagai lembaga perantara atau intermediasi yang menghubungkan
antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan
dana. (Kholim, 2004: 122-126)
BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di
Indonesia yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua
fungsi utama yaitu baitul maal dan baitul tamwil (Soemitra, 2009: 47). BMT
menjadi salah satu lembaga keungan syariah yang melindungi masyarakat
menengah kebawah dari sistem bunga yang diterapkan oleh lembaga
konvensional serta dari rentenir yang mematok bunga tinggi pada
nasabahnya. BMT berbeda dengan lembaga keuangan lain yang memberikan
pembiayaan konsumtif sehingga perekonomian masyarakat cenderung
konsumtif. BMT cenderung memberikan pembiayaan berupa modal kerja
kepada masyarakat yang mempunyai usaha mikro agar masyarakat di dorong
untuk lebih kreatif dan produktif. Sehingga dapat mengangkat perekonomian
masayarakat menengah kebawah.
Perkembangan BMT di Jawa Tengah sungguh sangat signifikan.
Menurut PINBUK Jawa Tengah jumlah BMT tahun 2003 adalah 262 unit dan
data tahun 2011 sebanyak 513 unit atau mengalami kenaikan sebesar 95,8 %.
Kenaikan jumlah BMT tersebut ternyata tidak diimbangi dengan eksistensi
-
3
operasional BMT. Menurut penelitian dari Kholim bahwa ketidak eksistensi
BMT dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu Prinsip – prinsip syariah belum
sepenuhnya dipahami sumber daya manusianya dalam hal ini adalah
personalia / pegawai dalam BMT, Sampai sekarang masih kesulitan mencari
figur yang tepat untuk menduduki Dewan Pengawas Syariah, Sistem
perbakan syariah dan proses pengelolaan yang dianut BMT belum banyak
dipelajari oleh masyarakat, BMT dan lembaga keuangan syariah belum
banyak dikenal masyarakat Islam sendiri, Dibutuhkan proses panjang
mengenalkan kepada masyarakat mengenai system bagi hasil, Implementasi
prinsip-prinsip syariah dalam operasional BMT hingga sekarang masih
dihadapkan pada kendala teknis seperti konsep pengerahan, dan penyaluran
dana yang perlu disempurnakan, Masih banyak pengelola BMT yang
berorientasi pada profit oriented, Kedudukan BMT di mata tata hokum
perbankan masih sangat lemah. (Kholim, 2004: 122-126)
Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahannya pada
sektor keuangan keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha
perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah)
serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan
menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk
mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan
lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT
bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.
-
4
Fungsi Baitul Maal wat tamwil yang sebenarnya dalam konsepsi Islam
merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah (Yunus, 2009:7) yang
memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di
mana denyut nadi perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini
yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi
lainnya.Dalam hal perkembangan selanjutnya di Indonesia, didorong oleh
rasa keprihatinan yang mendalam terhadap banyaknya masyarakat miskin
(rata-rata beragama Islam) yang terjerat oleh rentenir dan juga dalam rangka
usaha memberikan alternatif bagi mereka yang ingin mengembangkan
usahanya, namun tidak dapat berhubungan secara langsung dengan perbankan
Islam (baik BMI maupun BPRS) dikarenakan usaha nya tergolong kecil dan
mikro.
Pada akad mudharabah yaitu dimana BMT sebagai pemilik dana
(shahibul maal) melakukan kerjasama dengan pihak nasabah (mudharib)
yang memiliki keahlian untuk mengelola usaha yang produktif dan halal dan
pembagian hasil keuntungan dari usaha dilakukan sesuai nisbah yang
disepakati bersama, biasanya bentuk wanprestasi yang dilakukan nasabah
dalam pembiayaan mudharabah dapat berupa penerima pembiayaan
menggunakan pembiayaan di luar tujuan semula sebagaimana disebutkan
dalam akad pembiayaan, penerima pembiayaan lalai memenuhi atau tidak
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan lain dalam akad pembiayaan (dan atau
suatu penambahan, perubahan, pembaharuan, atau penggantinya) dan atau
-
5
terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera
dalam perjanjian agunan yang dibuat berkenaan dengan akad pembiayaan.
Berdasarkan uraian diatas kemudian penulis tertarik untuk lebih lanjut
melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga untuk menjadi sebuah
karya ilmiah yang berjudul “Analisis Penerapan Akad Mudharabah pada
Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham Barokah di
KSPPS BMT ANDA Salatiga?
2. Bagaimana keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan
Akad Mudharabah?
3. Bagaimana perhitungan sistem bagi hasil sesuai akad Mudharabah pada
produk simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga?
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham
Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga.
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah
dengan Akad Mudharabah
3. Untuk mengetahui perhitungan bagi hasil produk simpanan Dirham
Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga.
-
6
D. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis.
a) Sebagai syarat kelulusan program studi D3 Perbankan Syariah untuk
mendapat gelar Amd.
b) Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang
Simpanan Dirham Barokah yang menggunakan akad Mudharabah di
BMT.
c) Mempraktikkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan.
2. Bagi BMT
a) Sebagai bahan informasi bagi BMT dalam mengambil keputusan dan
kebijakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Simpanan
Dirham Barokah.
b) Untuk menjaga citra baik sebuah BMT.
c) Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan antar sesama BMT.
3. Bagi IAIN Salatiga
Sebagai referensi ilmiah bagi penulisan lebih lanjut padamasalah
yang berkaitan dengan Produk Simpanan dengan akad Mudharabah di
BMT, serta memperkaya literatur kepustakaan.
-
7
E. Metode Penelitian.
1. Jenis Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian dengan
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
2. Jenis Data.
a) Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan
secara langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh
melalui wawancara dengan pegawai BMT, dokumentasi di BMT,
dan hasil observasi pegawai BMT.
b) Sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara
mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen
publikasi tertentu, jurnal, majalah maupun akses data lewat internet
maupun informasi-informasi lain yang dapat digunakan sebagai
acuan untuk mendukung penelitian mengenai kualitas pelayanan
pada BMT. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumen yang berkaitan dengan simpanan di BMT, buku dan
jurnal yang berkaitan dengan simpanan Mudharabah.
-
8
3. Teknik pengambilan data.
a) Wawancara.
Wawancara sendiri adalah cara pengumpulan data atau
informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab
lisan pula. Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data
informasi. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
yang diajukan kepada pegawai dan pimpinan di BMT untuk
menjawab pertanyaan secara lisan.
b) Dokumentasi.
Mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku,
surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya. Metode ini penulis
gunakan untuk menambah data yang konkrit tentang apa yang
diperoleh dari catatan dokumentasi BMT.
c) Observasi.
Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap obyek yang diteliti sekaligus mencatat secara sistematis,
dengan demikian dapat mengetahui tentang data pada obyek
penelitian. Penelitian yang diobservasi adalah tentang simpanan
Mudharabah pada Dirham Barokah BMT.
F. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang
akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar hasil penelitian
-
9
memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan dalam laporan. Sistem
penulisan laporan adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan materi
yang akan dibahas dalam laporan Tugas Akhir ini, dengan sumber dan
referensi dari berbagai literatur.
BAB III: GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat perkembangan BMT
ANDA Salatiga, visi dan misi, tujuan pendirian BMT ANDA, struktur
organisasi dan jenis produk.
BAB IV: ANALISIS DATA
Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian, di dalamnya memberikan
suatu analisis data dari data-data yang telah diteliti.
BABV: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran yang diberikan oleh penulis.
-
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Terkait dengan Tugas Akhir yang akan diteliti oleh penulis, ada
beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
maupun pembeda bagi penelitian ini, yaitu:
Suripto, (2012) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Perlakuan
Akuntansi Simpanan Berjangka Mudharabah Berdasarkan PSAK No. 105
pada KJKS/BMT Di Kabupaten Pemalang” menyimpulkan bahwa perlakuan
saat pembukaan simpanan berjangka mudharabah telah sesuai dengan esensi
akad mudharabah seperti yang tercantum dalam PSAK No 15 tentang
Akuntansi Mudharabah. Pencatatan akuntansi pada saat pembukaan simpanan
berjangka mudharabah, pengakuan bagi hasil simpanan mudharabah serta
pada saat penutupan simpanan mudharabah telah sesuai dengan PSAK No
105. Perhitungan bagi hasil terhadap simpanan berjangka mudharabah yang
ditarik sebelum jatuh tempo dengan cara konversi. Peneliti menemukan
kekurangan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya pencatatan terhadap
simpanan berjangka mudharabah yang telah jatuh tempo dan belum diambil.
Lasimun, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Implementasi
Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah dan Pembiayaan Mudharabah
Mutlaqoh Pada BMT Ta’awun Cipulir“ menyimpulkan bahwa aplikasi
pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Ta’awun adalah dengan menerapkan
-
11
pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa dan
Investasi khusus yang mana pembiayaan dengan sumber dana khusus, di luar
dana nasabah penyimpan biasa, yang digunakan untuk proyek-proyek yang
telah ditetapkan oleh nasabah investor (shahibul maal). Melakukan sosialisasi
produk-produk BMT kepada masyarakat khususnya pembiayaan mudharabah
hal ini dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang
mudharabah masih sangat rendah dan juga masih banyak yang belum
mengerti dan salah faham tentang lembaga keuangan syariah dan
menggangapnya sama saja dengan lembaga keuangan konvensional.
Farizi, (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Likuiditas, Dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah”
menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah, tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah, likuiditas diproksikan dengan Finance to
Deposit Ratio (FDR). Rasio ini menunjukan seberapa besar kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini akan turut
mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun dananya.
Hasil penelitian menunjukkan Finance to Deposit Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Hal ini berarti
-
12
sebagian besar dana pihak ketiga digunakan untuk pembiayaan, sehingga
dapat dikatakan bahwa likuiditas bank syariah rendah. Namun ternyata
pertumbuhan dana deposito mudharabah terlihat naik. Likuiditas Bank
Rakyat Indonesia Syariah yang relatif rendah, tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah karena dana titipan
nasabah tersebut terlihat semakin mengalami kenaikan, dan tingkat bagi hasil
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.
Rachman, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh bagi hasil,
bunga, ukuran bank dan jumlah cabang terhadap simpanan mudharabah”
menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, ukuran bank
syariah dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap
simpanan mudharabah di bank umum syariah. Tingkat bagi hasil secara
parsial berpengaruh positif signifikan terhadap simpanan mudharabah di
bank umum syariah, Tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh negatif
signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah, Ukuran
bank syariah secara parsial tidak berpengaruh terhadap simpanan
mudharabah di bank umum syariah, Jumlah kantor cabang secara parsial
berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah.
Aghnia, (2015) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2006-
2013” menyimpulkan bahwa Berdasarkan analisis regresi berganda dapat
disimpulkan bahwa variabel bagi hasil tabungan mudharabah, bagi hasil
deposito mudharabah, suku bunga tabungan bank konvensional, suku bunga
-
13
deposito 1 bulan bank konvensional dan inflasi secara parsial maupun
bersama-sama berpengaruh terhadap simpanan mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa bagi hasil tabungan mudharabah bagi hasil deposito
mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap 150 simpanan
mudharabah, variabel suku bunga tabungan dan suku bunga deposito bank
konvensional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap simpanan
mudharabah, variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
simpanan mudharabah Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013.
Mawaddah (2011) dalam jurnal yang berjudul “Rancang Bangun Sistem
Informasi Simpan Pinjam Mudharabah pada Koperasi Baitul Maal Wat
Tamwil Ar-Rum” menyimpulkan bahwa dengan sistem informasi simpan
pinjam mudharabah yang dikembangkan dapat mengelola data simpanan,
data pinjaman dan data angsuran, data rekening tabungan sehingga membantu
dalam peningkatan kinerja dalam memberikan pelayanan simpan pinjam yang
baik kepada masyarakat atau anggota. Laporan-laporan yang diperlukan
pihak KBMT, sudah dapat dicetak berdasarkan periode tertentu agar
memudahkan dan mempercepat dalam mengambil keputusan. Beban tenaga
yang ada menjadi lebih ringan karena pengarsipan dan pengolahan data yang
masuk lebih cepat dan akurat.
Natalia (2014) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh tingkat bagi hasil
deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum terhadap jumlah
simpanan deposito mudharabah (studi pada PT. Bank Syariah Mandiri
-
14
periode 2009-2012)” menyimpulkan bahwa Variabel tingkat bagi hasil
deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum berpengaruh
secara simultan terhadap simpanan deposito mudharabah di Bank Syariah
Mandiri. Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah secara statistik
berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.
Variabel suku bunga deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh
signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu
No Variabel Peneliti Hasil
1 Variabel:
Simpanan
Berjangka
mudharabah,
PSAK No.15
Suripto (2012) Analisis
Perlakuan Akuntansi Simpanan
Berjangka Mudharabah
Berdasarkan PSAK No. 105
pada KJKS/BMT Di Kabupaten
Pemalang
Perlakuan saat pembukaan
simpanan berjangka
mudharabah, pengakuan
bagi hasil telah sesuai
dengan PSAK N0.15
2 Variabel:
mudharabah
muqayyadah,
mudharabah
muthlaqoh
Lasimun (2013) Implementasi
Pembiayaan Mudharabah
Muqayyadah dan Pembiayaan
Mudharabah Mutlaqoh Pada
BMT Ta’awun Cipulir
Aplikasi yang digunakan
adalah penyaluran modal
kerja, serta melakukan
sosialisasi pembiayaan
mudharabah kepada
masyarakat karena
minimnya pengetahuan
masyarakat.
3 Variabel
independen:
inflasi, suku
Farizi (2016) Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, Likuiditas, Dan
Bagi Hasil Terhadap Deposito
Inflasi tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah,
-
15
bunga, likuiditas,
bagi hasil
Variabel
dependen:
deposito
mudharabah
Mudharabah tingkat suku bunga
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah,
Finance to Deposit Ratio
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan deposito
mudharabah
4 Variabel
independen: bagi
hasil, bunga,
ukuran bank,
jumlah cabang
Variabel
dependen:
simpanan
mudharabah
Rachman (2013) Pengaruh bagi
hasil, bunga, ukuran bank dan
jumlah cabang terhadap
simpanan mudharabah
Tingkat bagi hasil, tingkat
suku bunga, ukuran bank
syariah dan jumlah kantor
cabang berpengaruh
secara simultan terhadap
simpanan mudharabah di
bank umum syariah
5 Variabel:
Simpanan
Mudharabah
Aghnia (2015) Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Simpanan Mudharabah Bank
Syariah Mandiri 2006-2013
Variabel bagi hasil
tabungan mudharabah,
bagi hasil deposito
mudharabah, suku bunga
tabungan bank
konvensional, suku bunga
-
16
deposito 1 bulan bank
konvensional dan inflasi
secara parsial maupun
bersama-sama
berpengaruh terhadap
simpanan mudharabah
6 Variabel: Simpan
Pinjam
mudharabah
Mawaddah (2011) Rancang
Bangun Sistem Informasi
Simpan Pinjam Mudharabah
pada Koperasi Baitul Maal Wat
Tamwil Ar-Rum
sistem informasi simpan
pinjam mudharabah yang
dikembangkan dapat
mengelola data simpanan,
data pinjaman dan data
angsuran, data rekening
tabungan sehingga
membantu dalam
peningkatan kinerja dalam
memberikan pelayanan
simpan pinjam yang baik
kepada anggota.
7 Variabel
independen: bagi
hasil deposito,
suku bunga
deposito
Variabel
dependen:
simpanan
Natalia (2014) Pengaruh tingkat
bagi hasil deposito bank syariah
dan suku bunga deposito bank
umum terhadap jumlah
simpanan deposito mudharabah
(studi pada PT. Bank Syariah
Mandiri periode 2009-2012)
Variabel tingkat bagi hasil
deposito bank syariah
secara statistik
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
simpanan deposito
mudharabah. Variabel
suku bunga deposito bank
umum secara statistik
-
17
deposito
mudharabah
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
simpanan deposito
mudharabah.
Sumber: Suripto (2012), Drs.Lasimun (2013), Fauzan Al Farizi
(2016), Rizki Aulia Rachman (2013), Miftakhul Aghnia (2015), Anggi
Mawaddah (2011), Evi Natalia (2014).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu
yang digunakan untuk melakukan penelitian, objek penelitian, masalah yang
akan dilakukan penelitian, pada penelitian ini lebih menekankan pada aspek
bagi hasil dari Simpanan Dirham Barokah, serta jenis penelitian yang
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
B. Kerangka Teori
1. BMT
BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip
syari’ah islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan,
kemandirian, dan profesionalisme. Dengan demikian keberdaan BMT
menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah,
BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan
menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang.
Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di
dunia dan di akhirat. Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk
mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti
BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada uluran tangan
-
18
pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi
anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya harus professional.
Ciri-ciri utama BMT, yaitu: Berorientasi bisnis, mencari laba
bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk
anggota dan lingkungannya. Bukan lembaga sosial tetapi dapat
memanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan
sedekah bagi kesejahteraan orang banyak. Ditumbuhkan dari bawah
berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya. Milik bersama
masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik
orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. (Ridwan, 2004: 129-
132)
Lembaga ini merupakan lembaga keuangan mikro yang berdasarkan
prinsip syariah dan berlandaskan ajaran Islam. Secara etimologis Baitul
Maal wat Tamwil terdiri dari dua arti yakni Baitul Maal yang berarti
“rumah uang” dan Baitul Tamwil dengan pengertian “rumah pembiayaan”.
Rumah uang dalam artian ini adalah pengumpulan dana yang berasal dari
infaq, zakat, ataupun shodaqah, dan pembiayaan yang dilakukan adalah
berdasarkan prinsip bagi hasil, yang berbeda dengan sistem perbankan
konvensional yang mendasarkan pada sistem bunga.
Secara operasional BMT dijalankan dengan organisasi seperti
koperasi. Keanggotaan awal minimal 20 orang anggota. Baitul Maal
memiliki prinsip sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat, infaq dan
shadaqah, dalam arti bahwa Baitul Maal hanya bersifat “menunggu”
-
19
kesadaran umat untuk menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqahnya
saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk melakukan pengambilan ataupun
pemungutan secara langsung kepada mereka yang sudah memenuhi
kewajiban tersebut. Selain sumber dana tersebut BMT juga menerima dana
berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta sumber -sumber dana yang
bersifat sosial.
a) Fungsi, Tujuan, Visi, Misi, dan Pengelolaan Usaha BMT.
Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi (Huda, 2016: 37-
39) , yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Berikut ini penjelasannya:
1) Baitul Maal (bait = rumah, al-maal = harta) menerima titipan dana
ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah) serta mengoptimalkan
ditribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak
(ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima.
2) Baitut Tamwil ( bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta)
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro
dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
\
-
20
Gambar 2.1. Fungsi BMT
BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan
masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Selain
fungsi dan tujuan diatas, BMT juga memiliki visi dan misi. Visi BMT
adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat,
damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha
BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju
berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-
hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMA dan BMT
yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan
berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar
BMT yang selamat, damai, dan sejahtera. (Huda: 2016: 37-39)
BMT
Baitul Maal Baitut Tamwil
Fungsi Sosial
Zakat, Infaq, Sedekah,
dan Wakaf Tunai
Fungsi Bisnis
Bagi Hasil, Jual Beli, Jasa,
dan Sektor Riil
-
21
Untuk mencapai tujuan, visi dan misi BMT, ada beberapa upaya
yang harus dilakukan, yaitu:
1) Mengembangkan kegiatan simpan pinjam dengan prinsip bagi
hasil/syariah.
2) Mengembangkan lembaga dan bisnis POKUSMA, yaitu
kelompok simpan pinjam yang khas binaan BMT.
3) Jika BMT telah berkembang cukup mapan, memprakarsai
pengembangan Badan Usaha Sektor Riil (BUSRIL) dari sejumlah
POKUSMA sebagai badan usaha pendamping.
2. Prosedur
Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun
secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus
diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. (Puspitawati,
2011: 23)
Pendapat lain mengatakan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau
lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang. (Mulyadi, 2010: 5)
3. Prinsip Akad.
a) Pengertian Akad.
Kata akad berasal dari al-a’qd, yang berarti mengikat,
menyambung atau menghubungkan (ar-rabt). Sebagaimana menurut
-
22
segi etimologi lain, akad berarti ikatan antara dua perkara, baik ikatan
secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun
dari dua segi.
Beberapa definisi yang diberikan untuk akad, di antaranya adalah:
1. Menurut Pasal 262 Mursyd al-Hairan, akad merupakan pertemuan
ijab yang diajukan oleh salah satu pihak dengan qabul dari pihak
lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad.
2. Adapun pengertian lain, akad adalah pertemuan ijab dan qabul
sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk
melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya. (Anwar, 2010)
Dalam dunia perbankan syariah, akad yang dilakukan memiliki
konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan itu
berdasarkan Hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar
kesepakatan atau perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu
berdasarkan hukum positif saja. Tetapi tidak demikiandalam Islam,
perjanjian tersebut memiliki pertanggung jawaban hingga yaumil
qiyāmah. (Antonio, 2001: 29-30)
b) Rukun dan Syarat Akad.
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang,
pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi
ketentuan akad, sebagaimana dalam hal:
1. Rukun, yang mencakup: penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-
qabul.
-
23
2. Syarat, yang meliputi:
a. Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang
dan jasayang haram menjadi batal demi adanya hukum Islam.
b. Harga barang dan jasa harus jelas.
c. Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan
berdampak pada biaya transportasi.
d. Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam
kepemilikan.Tidak boleh menjual sesuatu yang belum
dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi pada transaksi
short sale dalam pasar modal. (Antonio, 2001: 29-30)
c) Objek Akad
Dalam hukum perjanjian Islam obyek akad di maksudkan sebagai
suatu hal yang karenanya akad dibuat dan berlaku akibat-akibat
hukum akad. Obyek akad dapat berupa benda, manfaat benda, jasa
atau pekerjaan, atau sesuatu yang lain yang tidak berkenaan dengan
syariah. Benda meliputi benda bergerak dan tidak bergerak maupun
benda berbadan dan benda tidak berbadan.
Para ahli Hukum Islam mensyaratkan beberapa syarat pada
obyek akad (Anwar, 2010: 191) , diantaranya adalah:
1) Obyek akad dapat diserahkan atau dapat dilaksanakan.
Obyek akad disyaratkan harus dapat diserahkan apabila
obyek tersebut berupa barang seperti dalam akad jual beli, atau
dapat dinikmati maupun dapat diambil manfaatnya apabila obyek
-
24
itu berupa manfaat benda seperti dalam sewa menyewa benda
(ijārah almanāfi’). Apabila obyek akad berupa sesuatu perbuatan
seperti mengajar, melukis, mengerjakan suatu pekerjaan, maka
pekerjaan itu harus mungkin dan dapat dilaksanakan.
2) Obyek akad harus tertentu atau dapat ditentukan.
Obyek tersebut tertentu dan dapat ditentukan. Dasar
ketentuan ini adalah bahwa Nabi SAW melarang jual beli kerikil.
Dengan jual beli kerikil dimaksudkan jual beli dengan cara
melemparkan batu kerikil pada obyek jual beli, dimana obyek
yang terkena batu kerikil tersebut itulah jual beli yang terjadi. Hal
ini hampir mirip dengan judi dimana seseorang memasang
sejumlah uang, kemudian menggulirkan sebuah bola kecil,
kemudian roda atau bola kecil tersebut berhenti atau masuk
lobang, maka itulah obyek yang dia menangkan. Disini terjadi
ketidak tentuan atau ketidak jelasan obyek. Dari larangan ini di
abstraksikan ketentuan umum bahwa suatu obyek akad harus
tertentu atau dapat ditentukan.
Obyek akad itu tertentu artinya di ketahui dengan jelas oleh
para pihak sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
sengketa. Apabila obyek tidak jelas secara mencolok sehingga
dapat menimbulkan persengketaan, maka akadnya tidak sah.
Ketidak jelasan kecil (sedikit) yang tidak membawa kepada
persengketaan tidak membatalkan akad. Ahli-ahli hukum Hanafi
-
25
menjadikan akad kebiasaan dalam masyarakat sebagai
menentukan mencolok atau tidaknya suatu ketidak jelasan.
3) Obyek akad dapat di transaksikan menurut syara’
Suatu obyek dapat di transaksikan dalam hukum Islam
apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut:
a) Tujuan obyek tersebut tidak bertentangan dengan transaksi,
dengan kata lain sesuatu tidak dapat di transaksikan apabila
transaksi tersebut bertentangan dengan tujuan yang di
tentukan untuk sesuatu tersebut. Dalam hukum Islam, ada
tiga jenis pemilikan dilihat dari segi pemiliknya, yaitu: (1)
milik pribadi/individual. (2) milik negara, misalnya: gedung
atau kendaraan, dianggap tidak dapat dijual kecuali setelah
dicabut dari daftar millik negara. (3) milik umum/
masyarakat, yakni barang yang tidak dimiliki oleh
masyarakat atau biasanya dalam kitab fiqih disebut sebagai
milik Allah.
b) Sifat atau hakikat dari obyek itu tidak bertentangan dengan
transaksi, dengan kata lain sesuatu tidak dapat ditransaksikan
apabila sifat atau hakikat sesuatu itu tidak memungkinkan
transaksi. Yakni, sesuatu juga tidak dapat di transaksikan
apabila sifat atau hakikat sesuatu itu memang tidak dapat
menerima transaksi atau tidak dapat menerima akibat hukum
akad. Untuk dapat di transaksikan dan dapat menerima akibat
-
26
hukum akad, suatu obyek, apabila berupa benda, harus
merupakan benda bernilai dalam pandangan syariat Islam dan
benda yang dimiliki.
c) Obyek akad tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
Obyek yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum
lebih tertuju kepada obyek yang berupa melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Adapun obyek berupa benda yang
bertentangan dengan ketertiban umum syar’i seperti narkoba
atau VCD porno dimasukkan dalam kategori benda yang
tidak bernilai pada pandangan syari’at Islam
4. Prinsip Mudharabah
a) Definisi Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharab, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak di mana pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan
atau kelailaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas
-
27
kerugian tersebut. (Antonio, 2001: 95). Sedangkan secara singkat
mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang
kepada orang yang berniagan sehingga ia mendapatkan presentase
keuntungan (Ascarya, 2007: 60-61).
Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan
modal sebesar 100% yang disebut sebagai Shahibul Maal, dan pihak
lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan Mudharib. Bagi hasil
yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati
antara pihak-pihak yang bekerja sama. (Ismail, 2011: 83)
Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul
maal dalam manajemen proyek.Sebagai orang kepercayaan,mudharib
harus bertindak hatihati dan bertanggung jawab atas kerugian yang
terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha
halal.Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal
dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.
Mudharabah adalah akad yang telah oleh umat muslim sejak
Zaman Nabi, bahkan telah dipraktikan oleh bangsa Arab sebelum
turunya Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai
pedagang, ia melakukan akad mudharabah dengan Khodijah.Dengan
demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka praktik mudharabah
ini diperbolehkan, baik menurut Al-Quran, Sunnah, maupun Ijma’.
Dalam praktik Mudharabah antara Khodijah dengan Nabi, saat itu
-
28
Khodijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi
Muhammad SAW, ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khodijah berperan
sebagai pemilik modal (Shohibul Maal) sedangkan Nabi Muhammad
Saw, berperan sebagai pelaksana usaha (Mudhorib), dengan begitu
bentuk kontrak antar dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai
pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk
dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan
untuk mendapatkan untung disebut akad Mudharabah.
Mudharabah mempunyai 2 jenis yaitu, pertama, Mudharabah
Muthlaqah, merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu
shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan
sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk
mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Shahibul maal
tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi
pemasarannya, serta wilayah bisnis yang diperlukan. Kedua,
Mudharabah Muqayyadah, merupakan akad kerjasama usaha antara
dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (Shahibul
Maal ) dan pihak kedua sebagai pengelola dana (Mudharib). Shahibul
maal menginvestasikan dananya kepada mudharib, dan memberi
batasan atas penggunaan dana yang diinvestasikan. Batasannya antara
lain mencakup tempat dan cara investasi, jenis investasi, objek
investasi, jangka waktu. (Ismail, 2011: 84)
-
29
Nisbah keuntungan harus dibagi untuk kedua pihak. Salah satu
pihak tidak diperkenankan mengambil seluruh keuntungan tanpa
membagi kepada pihak yang lain, selain itu proporsi keuntungan
masing- masing pihak harus diketahui pada waktu akad dan proporsi
tersebut harus dari keuntungan.
b) Rukun Mudharabah
Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah
adalah:
1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab qabul)
4. Nisbah keuntungan. (Karim, 2011: 205)
c) Dasar hukum Mudharabah
Dasar hukum Mudharabah berasal dari Q.S. Al-Muzammil:20
Artinya: .....sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka
bumi mencari sebagian dari karunia Allah, (QS. Al Muzammil:20)
Hadis Rasulullah SAW:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abbas Bin Abdul Muthalib
jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,
menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-
paru basah. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah
-
30
syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun
memperbolehkannya.” (HR.Thabrani)
d) Jenis-jenis Mudharabah
Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqah merupakan akad perjanjian antara
dua pihak yaitu Shahibul Maal dan Mudharib, yang mana
shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang
diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelola usahanya sesuai
dengan prinsip syariah. Shahibul maal tidak memberikan batasan
jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi pemasarannya, serta
wilayah bisnis yang dilakukan. Shahibul maal memberikan
kewenangan yang sangat besar kepada mudharib untuk
menjalankan aktivitas usahanya asalkan sesuai dengan prinsip
syariah islam.
2) Mudharabah Muqayyadah.
Mudharabah Muqayyadah merupakan akad perjanjian
antara dua pihak yaitu Shahibul Maal atau pemilik dana dan
Mudharib atau pengelola dana. Shahibul maal menginvestasikan
dananya kepada mudharib dan memberi batasan atas penggunaan
dana yang diinvestasikannya. Batasannya antara lain berkaitan
dengan tempat, cara investasi, jenis investasi, objek investasi, dan
jangka waktu investasi.
-
31
e) Manfaat akad Mudharabah.
Manfaat akad mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Lembaga keuangan akan menikmati peningkatan bagi hasil pada
saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
2) Lembaga keuangan akan lebih selektif dan hati-hati mencari
usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena
keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan
dibagikan.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Prinsip bagi hasil dalam akad mudharabah ini berbeda dengan
prinsip bunga tetap dimana lembaga keuangan akan menagih
penerima pembiayaan satu jumlah bunga tetap berapapun
keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan
terjadi krisis ekonomi. (Muhammad, 2002: 104)
-
32
f) Skema akad Mudharabah.
Gambar 2.2. Skema akad mudharabah
Keterangan:
1) Mudharib dan shahibul maal melaksanakan kerja sama usaha.
Bagi hasil ditetapkan sesuai dengan presentase nisbah yang telah
diperjanjikan antara Mudharib dan shahibul maal.
2) Shahibul maal menyerahkan modal 100%, artinya semua usaha
akan dibiayai oleh modal milik shahibul maal.
3) Mudharib sebagai pengusaha atas dasar keahliannya akan
mengelola dana investasi dalam sebuah proyek atau dalam sebuah
usaha riil.
-
33
4) Pendapatan akan hasil usaha proyek tersebut akan dibagi sesuai
dengan nisbah yang telah diperjanjikan.
5) Pada saat jatuh tempo perjanjian,maka modal yang telah
diinvestasikan oleh shahibul maal akan dikembalikan semuanya
(100%) oleh mudharib dan akad mudharabah telah berakhir.
g) Simpanan atau TabunganMudharabah.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk
Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Tabungan atau Simpanan Mudharabah
merupakan produk penghimpunan dana oleh lembaga keuangan
syariah yang menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Lembaga
keuangan syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai
shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan
mudharabah secara mutlak kepada mudharib, tidak ada batasan baik
dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan
tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam. (Ismail, 2011:
89).
Investasi Mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh
pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk
melakukan suatu usaha. Hasil usaha yang dilaksanakan oleh pengelola
dana atau pengguna dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan
pembagian sesuai kesepakatan di antaranya.
-
34
Lembaga keuangan akan membayar bagi hasil kepada nasabah
setiap akhir bulan, sebesar sesuai dengan nisbah yang telah
diperjanjikan pada saat pembukaan rekening tabungan mudharabah.
Bagi hasil yang akan diterima nasabah akan selalu berubah pada akhir
bulan.perubahan bagi hasil ini disebabkan akrena adanya fluktuasi
pendapatan lembaga keuangan dan fluktuasi tabungan nasabah.
Bagi hasil tabungan mudharabah sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain:
1) Pendapatan lembaga keuangan
2) Total investasi mudharabah muthlaqah.
3) Total investasi tabungan mudharabah.
4) Rata rata saldo tabungan mudharabah.
5) Nisbah tabungan mudharabah yang ditetapkan sesuai dengan
perjanjian.
6) Metode penghitungan bagi hasil yang diberlakukan.
7) Total pembiayaan lembaga keuangan. (Ismail, 2011: 89)
h) Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,
sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan
nasabah investor. (Ismail, 2011: 91)
-
35
Deposito, mudah di prediksi ketersediaan dananya karena
terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat deposito yaitu
penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya sehingga
pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang
diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan
mudharabah.
Deposito merupakan dana yang dapat diambil sesuai dengan
perjanjian berdasarkan jangka waktu yang disepakati. Penarikan
deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, misalnya
deposito diperjanjikan jangka waktunya satu bulan, maka deposito
dapat dicairkan setelah satu bulan jatuh tempo.
-
36
Gambar 2.3. Skema Deposito mudharabah
Keterangan:
1. Nasabah investor menempatkan dananya dalam bentuk deposito
mudharabah
2. Bank syariah menyalurkan dana nasabah investor kedalam bentuk
pembiayaan.
3. Bank syariah memperoleh pendapatan atas penempatan dananya
dalam bentuk pembiayaan.
-
37
4. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue
sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan
sebelum dikurangi biaya.
5. Pada tanggal valuta, yaitu tanggal penempatan deposito, nasabah
akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah
diperjanjikan.
6. Pada saat jatuh tempo maka dana nasabah akan dikembalikan
seluruhnya.
5. Konsep bagi hasil
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan
oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan
pihak bank syariah. Dalam hal ini terdapat dua pihak yang melakukan
perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak
atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing
pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam
perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu
persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam menentukan bagi hasil
atas usaha yang dikerjasamakan. (Ismail, 2011: 93)
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil
1) Investment Rate
Merupakan persentase dana yang diinvestasikan kembali oleh
bank syariah baik kedalam pembiayaan maupun penyaluran dana
lainnya. Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari Bank
-
38
Indonesia, bahwa sejumlah persentase tertentu atas dana yang
dihimpun dari masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi
harus ditempatkan dalam giro wajib minimum untuk menjaga
likuiditas bank syariah. Giro Wajib Minimum (GWM) merupakan
dana yang wajib dicadangkan oleh setiap bank untuk mendukung
likuiditas bank. (Ismail, 2011: 94)
Misalnya giro wajib minimum sebesar 8% maka total dana
yang dapat diinvestasikan oleh bank syariah maksimum sebesar
92%. Hal ini akan mempengaruhi terhadap bagi hasil yang
diterima oleh nasabah investor.
2) Total dana investasi
Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan
mempengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor.
Total dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung
dengan menggunakan saldo minimal bulanan atau saldo harian.
Saldo minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah
mengendap dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan
sebagai dasar perhitungan bagi hasil. Saldo harian merupakan
saldo rata-rata pengendapan yang dihitung secara harian,
kemudian nominal saldo harian digunakan sebagai dasar
perhitungan bagi hasil.
-
39
3) Jenis dana
Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat
ditawarkan dalam beberapa jenis yaitu tabungan mudharabah,
deposito mudharabah, dan Sertifikat Investasi mudharabah
antarbank syariah (SIMA). Setiap jenis dana investasi memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga akan berpengaruh pada
besarnya bagi hasil.
4) Nisbah
Nisbah merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam
akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarokah) yang telah
disepakati antara bank dan nasabah investor. Karakteristik nisbah
akan berbeda-beda dilihat dari beberapa segi antara lain:
a. Persentase nisbah antarbank syariah akan berbeda, hal ini
tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.
b. Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang
dihimpun. Misalnya, nisbah antara tabungan dan deposito akan
berbeda.
c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada
besarnya persentase nisbah bagi hasil. Misalnya nisbah untuk
deposito berjangka dengan jangka waktu satu bulan akan
berbeda denagn deposito berjangka dengan jangka waktu tiga
bulan dan seterusnya.
-
40
5) Metode perhitungan bagi hasil
Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan
bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan mengunakan
konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan
profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue sharing
dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya.
Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan
persentase nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.
6) Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi akan berpengaruh pada besarnya bagi
hasil. Beberapa kebijakan akuntansi yang akan mempengaruhi
bagi hasil antara lain penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh
pada laba usaha bank. Bila bagi hasil menggunakan metode
profit/loss sharing maka penyusutan akan berpengaruh pada bagi
hasil, akan tetapi bila menggunakan revenue sharing maka
penyusutan tidak mempengaruhi bagi hasil.
b) Metode perhitungan bagi hasil
1) Bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue
sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas
penjualan dan/atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi
dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan
-
41
mengalikan nisbah yang telah ditentukan dengan pendapatan
bruto.
Contoh berikut untuk mempermudahkan penjelasan:
Nisbah yang telah ditetapkan adalah 10% untuk bank dan
90% untuk nasabah. Dalam hal bank sebagai mudharib dan
nasabah sebagai shahibul maal bila bank syariah mendapatkan
pendapatan Rp. 10.000.000,- maka bagi hasil yang diterima oleh
bank adalah 10% X Rp. 10.000.000,- = Rp. 1.000.000,- dan bagi
hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp. 9.000.000,-
Pada umumnya bagi hasil terhadap investasi dana dari
masyarakat mengunakan revenue sharing.
2) Bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing.
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss
sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha.
Kedua pihak, bank syariah maupun nasabah akan memperoleh
keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung
kerugian bila usahanya mengalami kerugian.
Dalam contoh tersebut, misalnya total biaya Rp. 9.000.000,-
maka:
a. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah adalah 90% X (Rp.
10.000.000 - Rp.9.000.000) = Rp. 900.000,-
b. Bagi hasil untuk bank syariah sebesar 10% X (Rp. 10.000.000
- Rp.9.000.000) = Rp. 100.000,-
-
42
BAB III
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah singkat KSPPS BMT ANDA Salatiga
Amanah, Nikmat, Dunia Akhirat menjadi landasan pendirian Koperasi
Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA agar bisa melayani seluruh
lapisan masyarakat dalam pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah. Berawal dari komitmen para pendiri.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA untuk tetap
konsisten memegang amanah dalam mengelola keuangan para Anggota
Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA, mampu bangkit dan
berkembang menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah terdepan dalam
melayani segenap lapisan masyarakat.
Dengan menjunjung tinggi profesionalisme dalam penerapan prinsip-
prinsip Syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA siap
menjadi mitra bisnis terpercaya dalam pengelolaan keuangan.
KSPPS BMT ANDA bergerak di bidang pengelolaan keuangan berbasis
Syariah dengan kegiatan pengumpulan dana yang ada pada anggota yang
berbentuk simpanan berbasis syariah, melakukan pembiayaan barang
konsumtif dan pembiayaan pengembangan usaha anggota koperasi.
Koperasi Serba Usaha ANDA sebagai koperasi yang berdiri sejaktahun
1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telahdisahkan oleh
Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor:
-
43
004/BH/kwk.1132/X1998. Kemudian pada tahun 2003 disempurnakan ke
Badan Hukum tingkat Propinsi dengan SK Nomor
:07/BH/PAD/KDK.II/IV/2003 dan pada tahun 2012 diadakan perubahan
Anggaran dasar menjadi KSPPS BMT ANDA dengan Nomor:
35/PAD/XIV/X/2012.
Pada awal perkembangan KSPPS BMT ANDA baru memiliki kantor
secara kontrak ditahun 1998. Kemudian pada tahun 2002 KSPPS BMT ANDA
membuka kantor cabang karanggede di Jl.Prawirodigdoyo dan kantor cabang
di pasar Ampel.
Pada tahun 2008 terdapat peningkatan terhadap KSPPS BMT ANDA,
yakni dari kantor dengan status Hak Milik (HM) yakni di Jl. Ahmad Yani
Salatiga. Tahun 2010 KSPPS BMT ANDA merambah kepada pelayanan lain
diluar produk simpanan dan pembiayaan, yakni PPOB (Payment Point On Line
Bank) adalah pelayanan BMT melalui pembayaran Rekening Listrik dan
Rekening Telepon secara online.
Tahun 2011 KSPPS BMT ANDA meresmikan kantor baru, yakni pada
Kantor Pusat KSPPS BMT ANDA di Salatiga dan kantor cabang KSPPS BMT
ANDA berpindah lokasi dari Jl. Ahmad Yani ke Jl.Merak, dengan
pertimbangan bahwa pada lokasi sebelumnya, kantor yang tidak terlalu luas.
Dan pada kantor cabang ampel berpindah dari wilayah Pasar Ampel ke Jl.
Raya Ampel 100M Utara Pasar Ampel Boyolali.
Sampai dengan tahun 2012, usaha yang dijalankan oleh KSPPS BMT
ANDA tidak hanya sektor simpan pinjam dengan menggunakan pola syariah,
-
44
namun juga pada sektor-sektor yang lain, seperti pengelolaan arisan motor, jasa
tempat pembayaran rekening listrik dan telepon, kerjasama dengan biro
perjalanan haji dan umroh. Hal ini dilakukan agar koperasimempermudah
anggota dalam mendapatkan motor dan pembayaran listrikdan telepon,
melaksanakan ibadah haji dan umroh, serta meningkatkanpendapatan koperasi
terutama pendapatan diluar simpan pinjam.
Karena legalitas maka KSPPS BMT ANDA berubah nama menjadi
KSPPS BMT ANDA Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan syariah, nama
tersebut berubah pada tanggal 1 juni 2016. Meski berubah nama akan tetapi
ketentuan-ketentuan sebelumnya masih tetap sama, yang membedakan BMT
dibawah naungan OJK sedangkan KSPPS dibawah naungan Koperasi.
Tujuan dari KSPPS BMT ANDA adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan
lingkungan kerja pada umumnya.
2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota
dengan prinsip syariah.
3. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan.
4. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota.
5. Memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan
komunikasi antar anggota.
-
45
B. Informasi umum koperasi
Nama : Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Amanah Nikmat Dunia Akhirat (ANDA)
Akta pendirian : Departemen Koperasi Pengusaha Kecil & Menengah RI
Kantor Wilayah Jawa Tengah, Kepala Kantor
Departemen Kotamadya Salatiga. Nomor
:004/BH/KWK 11.32/X tertanggal 20 oktober 1998
Akta perubahan AD : No 01 Notaris Sari Nurhidayati, S.H.,M.Kn. tertanggal
05 Maret 2016
Pengesahan AD : Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia Nomor: 033/PAD/XIV/III/2016,
tertanggal 28 maret 2016
SIUP : Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor : 518.21/TD-SISPK/XIV/IX/2016,
tertanggal 01 September 2016
NPWP : 1.648.406.5-505
TDP : Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kotamadya Salatiga No
11.13.2.64.00048 tertanggal 08 agustus 2017
Alamat : Jalan Merak Nomor 90 Cabean Mangunsari Sidomukti
Salatiga Jawa Tengah
Telp. : (0298) 314345
Asosiasi Profesi : Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil Indonesia
-
46
(PBMTI) Ikatan Koperasi Syariah Indonesia
(IKOSINDO)
e-mail : [email protected]
Penialian kesehatan : Cukup sehat (2016)
Audit : KAP Tarmidzi Achmad
C. Visi dan Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga
1. Visi KSPPS BMT ANDA Salatiga
Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Maju, Professional Dan
Mensejahterakan Anggota.
2. Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga
a) Menjalankan operasional Koperasi sesuai standar koperasi yang sehat.
b) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
c) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan system syariah.
d) Memberikan pembiayaan pada anggota untuk tujuan produktif.
e) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara
intensif kepada anggota.
f) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja.
g) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syariah.
h) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. Merekrut dan
mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan kerja yang
sehat.
mailto:[email protected]
-
47
D. Struktur Organisasi Pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga
Gambar 3.1. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga
Struktur organisasi pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga:
Kepala Cabang : Bambang Sulistya D, S.Sos., M.M
Customer Service : Maftukhatul Khanifah, A.Md
Teller : Ika Apriastuti, S.Hum
Marketing : Muhammad Yazid
Indira Vika Zelly
Nurul Indrawati
Ahmad Dumyati
E. Deskripsi tugas masing-masing bagian.
1. Manajer.
a) Manajer mempunyai tugas mengelola kantor cabang,
bertanggungjawab terhadap operasional BMT.
-
48
b) Manajer berfungsi merumuskan strategi dan taktik operasional dalam
rangka melaksanakan keputusan pengurus atau keputusan
musyawarah tahunan.
c) Dapat juga mengusulkan pemberhentian dan pengangkatan karyawan.
d) Melakukan fungsi kontrol atau pengawasan terhadap kinerja
karyawan.
e) Manajer melaporkan kinerjanya kepada pengurus dalam periode
waktu tertentu, minimal enam bulan sekali.
2. Customer Service (CS)
a) Melayani nasabah memberikan informasi produk dan layanan serta
melaksanakan transaksi operasional sesuai dengan kewenangannya,
berdasarkan instruksi nasabah dan kebijakan serta aturan yang telah
ditetapkan.
b) Sebagai petugas yang menerima dan menangani keluhan nasabah serta
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
penyelesaiannya.
c) Memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan kerja terutama
tempat kerja, tempat tunggu nasabah, tempat brosur, dan area banking
hall.
d) Menyimpan dan mengelola peralatan kerja dengan baik dan rapi.
e) Memahami produk dan layanan yang diberikan terkait dengan
operasional layanan.
-
49
3. Kasir/Teller.
a) Bagian ini merupakan bagian yang berkaitan langsung dengan
masalah keuangan.
b) Pada setiap hari, kasir harus melakukan pembukuan dan penutupan
kas.
c) Bagian ini bertugas membuat, merencanakan kebutuhan kas harian,
mencatat semua transaksi kas serta merekapnya dalam catatan uang
keluar dan masuk.
4. Pemasaran
a) Bagian ini menjadi ujung tombak BMT dalam merebut pasar.
b) Berfungsi dalam merencanakan sistem dan strategi pemasaran;
meliputi: segmentasi pasar, taktis operasional, sampai pada
pendampingan anggota/nasabah.
c) Menarik kembali pinjaman yang sudah digulirkan
d) Menjemput simpanan dan tabungan anggota
e) Dalam keadaan tertentu (pada tahap awal dan modal masih terbatas),
fungsi marketing dapat dirangkap oleh manajer /direktur
f) Bagi organisasi yang sudah berkembang, bagian marketing dapat
dibagi menjadi bagian funding atau penghimpunan dana dan financing
atau pembiayaan. Selanjutnya pada bagian funding dapat terdiri dari
funding officer-funding officer dan pada bagian financing dapat terdiri
dari account officer-account officer. Kedua bagian ini dikepalai oleh
kepala bagian marketing.
-
50
F. Wilayah kantor
KSPPS BMT ANDA memiliki beberapa kantor diberbagai daerah sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Wilayah Kantor Cabang BMT ANDA
No. Nama Cabang Alamat Tahun Berdiri
1. Pusat Salatiga Jl. Merak No. 90
Mangunsari,
Sidomukti, Salatiga.
2002
2. Cabang Ampel Jl. Raya Ampel-
Salatiga KM. 0,5
Ampel Boyolali. Telp.
085641968290.
2002
3. Cabang Ambarawa Jl. Pemuda No. 157-A
Pojoksari Ambarawa.
Telp 085747480583
2004
4. Cabang Sunggingan Kompleks Pasar
Sunggingan Boyolali.
Telp. (085641968290).
2002
5. Cabang Juwangi Jl. Juwangi-Godong
KM. 1. Telp.
085712227175.
6. Cabang Karanggede Jl. Prawiro Digdoyo
Pasar Karnggede,
Boyoali. Telp
(0298)601505.
2002
-
51
Lokasi perusahaan tersebut dipilih sebagai tempat yang strategis karena:
1. Terletak di tepi jalan raya yang memudahkan arus transportasi.
2. Dekat dengan para nasabah sehingga mempermudah nasabah untuk
menabung dan mengambil uang.
3. Dekat dengan sumber tenaga kerja, sehingga memudahkan mencari tenaga
kerja baru.
4. Mempunyai fasilitas penunjang seperti telepon, listrik dan komputer.
5. Terletak di tengah kawasan pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi.
G. Produk-Produk
1. Produk Simpanan
a) Si Berkah(Simpanan Berkala Mudharabah)
1) Si Qurban (Simpanan Qurban)
2) Si Munik (Simpanan Nikah)
3) Si Wali (Simpanan Walimah)
4) Si Pendi (Simpanan Pendidikan)
5) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri)
Keunggulan Produk Simpanan:
1) Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan
dengan jenis simpanan masing-masing dengan jangka waktu yang
disepakati bersama
2) Setoran minimal Rp. 25.000,- setiap bulannya
3) Nisbah bagi hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung
menambah saldo simpanan
-
52
4) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT ANDA
atau dilayani di rumah/ tempat usaha
b) Si Haji (Simpanan Haji/Umroh)
Adalah simpanan untuk melaksanakan ibadah haji/umroh
Fasilitas:
1) Menggunakan Akad Wadiah Yad Dhamanah (dimana si penerima
titipan (KJKS BMT ANDA) dapat memanfaatkan barang titipan
tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk
mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat, saat si
pemilik menghendakinya.
2) Jangka waktu fleksibel yang bisa dipilih antara 36 bulan, 48
bulan, dan 60 bulan sesuai dengan jadwal keberangkatan Ibadah
Umroh
3) Free Update informasi harga Paket Umroh starting daerah
keberangkatan by SMS
4) Pengurusan dokumen keberangkatan
5) Memperoleh buku Simpanan Haji/Umroh dari KJKS BMT
ANDA
Persyaratan dan Ketentuan Pembukaan Produk Simpanan Umroh
Mabrur:
1) Minimal Saldo pembukaan Rp.400.000,-
2) Tidak dapat diambil kembali kecuali untuk pembayaran Paket
Umroh yang telah ditentukan besaran harganya.
-
53
3) Perorangan
a. Mengisi formulir permohonan
b. Menyerahkan fotokopi identitas KTP/SIM yang masih
berlaku
4) Lembaga/Instansi/Perusahaan
a. Mengisi formulir permohonan
b. Fotokopi KTP/Paspor/SIM dari Pengurus Badan Usaha atau
yang dikuasakannya
c. Fotokopi Akta Pendirian/Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga beserta perubahannya (jika ada),
d. NPWP
e. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
f. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
g. Surat Kuasa Asli untuk Pembukaan Rekening Simpanan
Berjangka yang ditandatangani oleh Pemberi Kuasa dan
Pemegang Kuasa ditandatangani diatas materai.
h. Materai 2 buah @Rp.6000,-
c) Simpanan Berjangka Syariah
Salah satu produk unggulan KJKS BMT ANDA adalah Simpanan
Berjangka Syariah yaitu investasi yang dikelola dalam jangka waktu
tertentu dengan system bagi hasil kompetitif. Diperuntukkan bagi
Anggota Koperasi Perorangan maupun Lembaga dan atau Perusahaan
dimana Pihak Pemilik Dana (Shohibul Maal) memberikan keleluasaan
-
54
penuh dengan pihak Pengelola Dana (Mudharib) untuk mengelola
dana secara profesional yang dianggap baik dan menguntungkan
sesuai prinsip-prinsip Syariah dalam jangka waktu yang ditentukan
bersama dengan keuntungan dan kerugian disepakati di muka.
Fasilitas Simpanan Berjangka Syariah:
1) Akad Mudharabah Mutlaqah yaitu kerjasama antara dua pihak
dimana shahibul maal (pemilik dana) menyediakan modal dan
memberikan kewenangan penuh kepada mudharib (pengelola
dana) dalam menentukan jenis investasi, sedangkan keuntungan
dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.
2) Jangka waktu fleksibel yang bisa dipilih antara 3 bulan, 4 bulan, 6
bulan, 12 bulan dan 24 bulan.
3) Automatic Roll Over (Perpanjangan Secara Otomatis) apabila
pada waktu jatuh tempo belum dicairkan
4) Bisa dijadikan sebagai Agunan Pembiayaan
5) Bagi Hasil Simpanan Berjangka Syariah bisa ditransfer ke
Rekening Simpanan Harian
6) Nisbah Simpanan Berjangka Syariah lebih tinggi dari Simpanan
Harian Mudharobah
7) Setoran dan penarikan simpanan bisa langsung dilakukan di
kantor layanan KJKS BMT ANDA, di rumah maupun di tempat
usaha.
Nisbah bagi hasil sebagai berikut:
-
55
Tabel 3.2. Nisbah Bagi Hasil Simpanan Berjangka
No. Jangka Waktu Nisbah
1. 1 bulan 35%
2. 3 bulan 40%
3. 4 bulan 42,5%
4. 6 bulan 45%
5. 12 bulan 48%
6. 24 bulan 60%
Persyaratan dan Ketentuan Pembukaan Simpanan Berjangka Syariah
1) Minimal Saldo pembukaan Rp.1.000.000,-
2) Setoran dan penarikan simpanan bisa langsung dilakukan di
kantor layanan KJKS BMT ANDA, di rumah maupun di tempat
usaha.
3) Perorangan
a. Mengisi formulir permohonan
b. Menyerahkan fotokopi identitas KTP/SIM yang masih
berlaku
4) Lembaga/Instansi/Perusahaan
a. Mengisi formulir permohonan
b. Fotokopi KTP/Paspor/SIM dari Pengurus Badan Usaha atau
yang dikuasakannya
c. Fotokopi Akta Pendirian/Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga beserta perubahannya (jika ada),
d. NPWP
e. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
-
56
f. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
g. Surat Kuasa Asli untuk Pembukaan Rekening Simpanan
Berjangka yang ditandatangani oleh Pemberi Kuasa dan
Pemegang Kuasa ditandatangani diatas materai.
h. Materai 2 buah @ Rp.6000,-
d) Simpanan Dirham Barokah
Simpanan Dirham Barokah adalah simpanan yang digunakan untuk
mempersiapkan masa depan atau usaha para anggota.
Persyaratan:
1) Fotokopi KTP
2) Materai Rp. 6.000,-
3) Mengisi formulir pendaftaran
4) Peserta simpanan dirham minimal 90 orang
5) Setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan
6) Simpanan hanya dapat diambil satu bulan setelah akhir periode
atau setoran terakhir
7) Disediakan Door prize menarik untuk seluruh peserta yang diundi
setiap 8 bulan sekali
8) Grand prize satu buah sepeda motor di akhir periode
e) Simpanan Pensiun
Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan untuk
mensejahterakan karyawan atau anggota pada saat setelah pensiun.
1) Untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun
-
57
2) Setoran minimal Rp. 25.000,- per bulan
3) Pengambilan minimal 5 tahun
4) Nisbah bagi hasil 60% diberikan setiap bulan langsung
menambah saldo.
f) TAMARA (Simpanan Masa Depan Sejahtera)
Adalah simpanan untuk mempersiapkan masa anggota.
Ketentuan dari TAMARA adalah:
1) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor atau dilayani
dirubah/tempat usaha.
2) Setoran pertama minimal Rp. 10.000,
3) Saldo minimal/saldo mengendap Rp.10.000,
4) Nisbah bagi hasil 35 % dan diberikan setiap bulan langsung
menambah saldo simpanan.
2. Produk Pembiayaan
a) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah suatu