analisis pemilihan moda dari mobil pribadi ke bus …digilib.unila.ac.id/54351/3/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS PEMILIHAN MODA DARI MOBIL PRIBADI KE BUS
TRANS LAMPUNG DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II
LAMPUNG
TESIS
OLEH :
FEBY ARISTIA PUTRI
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS PEMILIHAN MODA DARI MOBIL PRIBADI KE BUSTRANSS LAMPUNG DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II LAMPUNG
Oleh
FEBY ARISTIA PUTRI
Pada perencanaan transsportasi, pemilihan moda adalah tahap terpenting, karena modatranssportasi umum mengkontribusi yang cukup penting dalam berbagai kebijakan transsportasi.Tidak seorangpun yang tidak setuju bahwa moda transsportasi umum menggunakan ruang jalanyang lebih efisien daripada moda transsportasi pribadi. Pemilihan moda merupakan salah satumodel yang digunakan dalam perencanaan transsportasi, hal ini dikarenakan angkutan umumberperan penting dalam upaya meningkatkan kinerja dan pelayanan dari moda transsportasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor- faktor yang berpengaruh terhadappemilihan moda dari mobil pribadi ke Bus Transs Lampung serta Menganalisis model pemilihandan dapat menjelaskan probabilitas pemilihan moda dari mobil pribadi ke Bus Transs Lampung,dengan menggunakan teknik random sampel. Pengumpulan data di dapat melalui hasil pengisinquisioner dengan metode logit biner dan analisis PSPP.
Berdasarkan hasil uji korelasi antara variabel dependent dan variabel independent, AlatTranssportasi Yang Digunakan Untuk Menuju Bandara (X6), Alat Transsportasi Yang DigunakanUntuk Meninggalkan Bandara (X7) dan Pertimbangan Kenyamanan Bus transs Lampung (X8)mempunyai signifikansi masing – masing sebesar 0,000; 0,000 dan 0,041. Signifikansi tersebutmempunyai nilai kurang dari 0,05 yang artinya berkorelasi terhadap variabel dependent. Untukmengetahui perbedaan kecendruangan dari setiap variabel yang berkorelasi di dapat persamaanregresi linier berganda Y = - 2,23 + 15,46 X6 + 13,48 X7 + 11,52 X8. Berdasarkan hasil ujiprobabilitas dari 3 variabel yang saling berkorelasi menghasilkan skenario 1 probabilitas mobilpribadi sebesar 9,7% dan probabilitas Bus Transs Lampung sebesar 90,3%. Skenario 2menghasilkan probabilitas mobil pribadi sebesar 99% dan probabilitas bus Transs Lampungsebesar 1%. Skenario 3 menghasilkan probabilitas mobil pribadi sebesar 8% dan probabilitas busTrans Lampung sebesar 92%.
Kata Kunci : pemilihan moda, regresi logistik, probabilitas, PSPP.
ABSTRACT
ANALYSIS OF MODA SELECTION FROM PRIVATE CAR TO TRANSSLAMPUNG BUS AT RADIN INTEN II AIRPORT LAMPUNG
by
FEBY ARISTIA PUTRI
In transsportation planning, modal selection is the most important stage, because publictranssportation modes contribute quite important in various transsportation policies. No one doesnot agree that the mode of public transsportation uses more efficient road space than privatemodes of transsportation. The choice of mode is one of the models used in transsportationplanning, this is because public transsport plays an important role in efforts to improve theperformance and services of transsportation modes.
The purpose of this study is to identify factors that influence the choice of mode from private carsto Transs Lampung Buses and to analyze the selection model and can explain the probability ofmodal choice from private cars to Transs Lampung Buses, using random sampling techniques.The data was obtained through the results of the quisioner filler with binary logit method andPSPP analysis.
Based on the results of the correlation test between the dependent variable and the independentvariable, the Transsportation Tool Used to Go to the Airport (X6), the Transsportation Tool Usedto Leave the Airport (X7) and the Transs Lampung Bus Leisure Consideration (X8) have asignificance of 0,000; 0,000 and 0,041. This significance has a value of less than 0.05 whichmeans that it correlates with the dependent variable. To find out the differences in the tendency ofeach variable that correlates can multiple linear regression equation Y = - 2.23 + 15.46 X6 +13.48 X7 + 11.52 X8. Based on the probability test results of the 3 correlating variables producescenario 1 the probability of a private car is 9.7% and the probability of Transs Lampung Bus is90.3%. Scenario 2 generates 99% probability of private cars and the probability of TranssLampung buses is 1%. Scenario 3 generates the probability of a private car of 8% and theprobability of a Trans Lampung bus of 92%
Keywords : mode selection, logistic regression, probability, PSPP.
ANALISIS PEMILIHAN MODA DARI MOBIL PRIBADI KE BUS TRANS LAMPUNG DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II
LAMPUNG
Oleh
FEBY ARISTIA PUTRI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER TEKNIK
Pada
Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 1 Februari
1994. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Iskandar S.Sos. dan Ibu Ardah S.E.
M.AP.
Dengan rahmat Allah SWT penulis menyelesaikan
pendidikan di Taman Kanak- Kanak (TK) Pertiwi, Metro pada tahun 2000, SD
Teladan Metro pada tahun 2006, SMP N 1 Metro pada tahun 2009, dan SMAN 1
Metro pada tahun 2012.
Penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung pada tahun 2012 dan lulus pada bulan oktober di tahun
2016. Setelah Lulus Penulis bekerja sebagai Staff Engineer di PT. Suci Karya
Badinusa selama kurang lebih 2 tahun. Pada tahun 2016 penulis kembali
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan tercatat sebagai
mahasiswa Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Persembahan
Sebuah karya kecil buah pemikiran dan kerja keras untuk
kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan
mendidikku dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan hati,
Papaku tercinta Iskandar S.Sos.
Mamaku tercinta Ardah S.E. M.AP.
Adik-adikku tersayang Agung Ikhssani dan Isda Khairunnisa,
Keluarga besarku yang telah memberikan dukungan doa demi
keberhasilanku kelak.
Teman-teman angkatan 2016 Magister Teknik Sipil
Universitas Lampung.
MOTTO
“Learn from yesterday, do your best today, plan for a bettertomorrow”
“Karna yang tersulit dalam hidup bukanlah memilih, tetapibertahan pada pilihan”
“Life is a game, sometimes you win and sometimes youlearn”
“Hidup adalah perjalanan mencari kebahagiaan sekaliguskehilangan kebahagiaan yang lainnya”
“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalahbenar”
(QS. Gaafir : 77)
“New Era, same spirit. The real life starts here. Let’s do this”
“ DREAM ON. DREAM ON. DREAN UNTIL YOURDREAM COMES TRUE. “ – AEROSMITH
“Have no fear of perfection. You’ll never reach it.” –Salvador Dali
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Analisis Pemilihan Moda Dari Mobil Pribadi Ke Bus Trans Lampung
di Bandar Udara Radin Inten II Lampung”. Tesis ini disusun sebagai salah satu
syarat akademis untuk mendapatkan gelar Magister Teknik Sipil pada Fakultas
Teknik Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung
2. Ibu Dr. Dyah Indriana Kusumastuti,S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung sekaligus
sebagai penguji kedua, terima kasih atas kebaikan selama ini serta saran dan
kritik yang membangun.
3. Bapak Dr. Endro P. Wahono, S.T., M.Sc., selaku Sekertaris Program Studi
Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Terima kasih atas
ilmu, nasihat dan masukan-masukan yang berarti bagi penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, M.T. selaku Dosen Pembimbing Pertama.
Terima kasih banyak atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ilmu,
petunjuk, nasihat, saran, kritik yang membangun dalam proses penyelesaian
tesis ini.
5. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Kedua.
Terima kasih banyak atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ilmu,
petunjuk, nasihat, saran, kritik yang membangun dalam proses penyelesaian
tesis ini.
6. Bapak Muhammad Karami, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk
menyempurnakan tesis ini.
7. Ibu Dr. Ir. C. Niken DWSBU, M.T., selaku Pembimbing Akademik (PA),
terimakasih atas saran, masukan, dan motivasinya kepada penulis selama
penulis menjadi Mahasiswa Magister Teknik Sipil.
8. Seluruh Dosen Jurusan Magister Teknik Sipil yang telah mengajar dan
memberikan ilmu yang bermanfaat.
9. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Teknik Sipil Universitas Lampung yang
telah membantu memberikan informasi dan kelancaran administrasi selama
penulis menyelesaikan pendidikan.
10. Seluruh rekan-rekan pada instansi pemerintah atas kesediaannya membantu
dalam proses terkumpulnya data penelitian.
11 Papaku Iskandar S.Sos. dan Mamaku Ardah S.E M.AP. tercinta, yang sangat
sabar dan pengertian dalam memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan perkuliahan ini baik secara moral dan material terimakasih
untuk doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, dan pengajaran yang telah
diberikan sejak aku kecil hingga saat ini, yang begitu berharga.
12. Kedua adikku tersayang, Agung Ikhssani dan Isda Khairunnisa yang selalu
memberikan semangat serta kebahagiaan selama ini terimakasih untuk
dukungan, kasih sayang, perhatian, dan canda tawa yang kalian hadirkan yang
membuatku menjadi lebih semangat.
13. Keluarga besarku yang selalu berdoa untukku serta dukungan dan
motivasinya, terimakasih untuk semuanya.
14. Teman–teman Mahasiswa Magister Teknik Sipil Angkatan 2016, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu terimakasih untuk bantuan, kebersamaan, dan
canda tawa selama keseruan mengerjakan tugas dan kekompakkannya. Tetap
saling support sampai kapanpun, bersyukur bisa bertemu kalian semua.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pada penyusunan tesis ini,
maka penulis menerima saran, masukan, dan kritik dari pembaca sebagai
perbaikan tesis ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, September 2018
Penulis,
Feby Aristia Putri
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4D. Batasan Penelitian .................................................................................... 4E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Transportasi ................................................................................... 61. Pengertian ............................................................................................. 62. Konsep Perencanaan Transportasi........................................................ 9
B. Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models) .................. 111. Pengertian ............................................................................................. 112. Bentuk Alat (Moda) Transportasi/Jenis Pelayanan Transportasi ......... 123. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda......................... 134. Pendekatan Model Pemilihan Moda..................................................... 15
C. Moda Transportasi Bus Trans Lampung .................................................. 17D. Analisis Regresi Logistik ......................................................................... 19E. Koefisien Korelasi .................................................................................... 22F. Metode Penarikan Sampel ........................................................................ 23G. Studi Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Tesis ....................................... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 32B. Umum ....................................................................................................... 32C. Persiapan Penelitian ................................................................................. 33
ii
D. Pengambilan Data .................................................................................... 36E. Pengelolahan Data .................................................................................... 38F. Analisa Data ............................................................................................. 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Survey ..................................................................................42B. Data Sekunder ..........................................................................................42
1. Jadwal Rute Perjalanan Bus Trans Lampung ......................................432. Daftar Tarif Bus Trans Lampung ........................................................433. Data Jumlah Penumpang Bus Trans Lampung ...................................444. Data Jumlah Armada Bus Trans Lampung ..........................................445. Jadwal Penerbangan dan kedatangan Pesawat Terbang ......................44
C. Data Primer ..............................................................................................471. Data Hasil Kuisioner ............................................................................482. Uji Korelasi .........................................................................................583. Analisis Regresi Logistik (Logit Binner) ............................................62
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................77B. Saran..........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Jenis Moda Transportasi Darat .......................................................... 9
Tabel 4.1. Jadwal Rute Bus Trans Lampung ....................................................... 43
Tabel 4.2. Jadwal Penerbangan Garuda Indonesia .............................................. 45
Tabel 4.3. Jadwal Penerbangan Sriwijaya Group ................................................ 45
Tabel 4.4. Jadwal Penerbangan Lion Group ....................................................... 46
Tabel 4.5. Data Pengisian Kuisioner ................................................................... 47
Tabel 4.6. Data Hasil Pengisian Kuisioner........................................................... 58
Tabel 4.7. Data Hasil Uji Korelasi Output program PSPP .................................. 60
Tabel 4.8. Data Hasil Dependent Variabel Encoding ......................................... 62
Tabel 4.9. Data Hasil Case Processing Summary ................................................ 63
Tabel 4.10. Data Hasil Classification Table ........................................................ 64
Tabel 4.11. Data Hasil Variables in the Equation ............................................... 65
Tabel 4.12.a Skenario 1 Pemilihan Moda ........................................................... 69
Tabel 4.12.b Skenario 2 Pemilihan Moda ........................................................... 70
Tabel 4.12.c Skenario 3 Pemilihan Moda ........................................................... 71
Tabel 4.12.d Skenario 1 Pemilihan Moda ........................................................... 72
Tabel 4.12.e Skenario 1 Pemilihan Moda ........................................................... 73
Tabel 4.12.f Skenario 1 Pemilihan Moda ............................................................ 74
iv
Tabel 4.12.g Skenario 1 Pemilihan Moda ........................................................... 75
Tabel 4.12.h Skenario 1 Pemilihan Moda ........................................................... 76
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bus Trans Lampung ................................................................... 17
Gambar 3.1. Bandar Udara Radin Inten II Lampung ...................................... 32
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian ............................................................. 41
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bandar Udara Raden Inten II Lampung adalah sarana pokok sektor transportasi
udara di Lampung sebagai pintu gerbang pulau Sumatra. Selain itu Bandar
Udara Raden Inten II Lampung merupakan satu-satunya bandar udara yang
melayani penerbangan nasional di Provinsi Lampung. Saat ini terjadi
pertambahan jumlah penumpang dan penerbangan dari tahun ke tahun,
terutama perkembangan ekonomi global yang telah berkembangan pesat. Hal
ini menjadikan batas-batas antar daerah sudah tidak lagi menjadi kendala untuk
melakukan perjalanan bisnis. Dengan adanya persaingan low cost carrier dari
beberapa maskapai yang beroperasi di Bandara sehingga tiket pesawat tidak
lagi menjadi hal yang mahal bagi masyarakat yang ingin berpergian baik bagi
pelaku ekonomi juga bagi masyarakat biasa.
Pada perencanaan transportasi, pemilihan moda adalah tahap terpenting,
karena moda transportasi umum mengkontribusi yang cukup penting dalam
berbagai kebijakan transportasi. Tidak seorangpun yang tidak setuju bahwa
moda transportasi umum menggunakan ruang jalan yang lebih efisien daripada
moda transportasi pribadi (Tamin, 2008).
Untuk memenuhi perannya, Bandar Udara Raden Inten II Lampung perlu
ditunjang dengan fasilitas dan pelayanan yang baik. Khusus untuk transportasi,
2
Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan selaku
pengelola Bandar Udara Raden Inten II telah menyediakan angkutan umum
bandara berupa Bus Trans Lampung yang dapat digunakan oleh pelaku
perjalanan untuk akses baik dari maupun ke bandara. Namun banyak pelaku
perjalanan yang tidak memanfaatkan fasilitas ini, dikarenakan Bus Trans
Lampung yang bersifat massal dengan harga tiket yang lebih murah tetapi
berangkat pada jam-jam tertentu dan hanya melalui rute tertentu, oleh
karena itu masih sedikit peminatnya. Pelaku perjalanan ataupun hanya sekedar
mengantar lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, sehingga mobil
pribadi merupakan kendaraan yang paling dominan digunakan penumpang
baik dari maupun ke Bandar Udara Raden Inten II Lampung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung,
penumpang pesawat udara yang berangkat dari Bandara Raden Inten II
Lampung pada Desember 2017 sebanyak 128.098 penumpang naik sebesar
14,46% jika dibandingkan pada November 2017 sebesar 111.915 penumpang.
Sementara itu penumpang pesawat udara yang datang di Bandar Udara Radin
Inten II pada Desember 2017 sebanyak 123.610 penumpang juga mengalami
kenaik sebesar 16,69% jika dibandingkan pada November 2017 sebesar
105.929 penumpang, (BPS Prov. Lampung, 2017).
Semakin pesatnya pertumbuhan penumpang pesawat yang terjadi pada setiap
bulannya, maka akan berdampak pula pada peningkatan jumlah penumpang
mobil pribadi di Bandar Udara Raden Inten II, sehingga kemungkinan besar
akan terjadi kepadatan volume lalu lintas, terutama pada saat peak hour, baik
dari maupun ke Bandar Udara Raden Inten II Lampung yang dapat
3
menyebabkan waktu tempuh dan biaya operasional mobil pribadi semakin
bertambah.
Berdasarkan pada uraian diatas maka, dalam penelitian ini akan menganalisis
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan para penumpang lebih memilih
kendaraan pribadi dibandingkan Bus Trans Lampung di Bandar Udara Raden
Inten II Lampung serta seberapa besar peluang penumpang mobil pribadi
yang bersedia untuk berpindah moda ke Bus Trans Lampung di Bandar Udara
Raden Inten II Lampung.
B. Rumusan Masalah
Pemilihan moda merupakan proses perencanaan angkutan yang bertugas untuk
mengetahui jumlah orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih
berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan
tertentu, dan untuk beberapa maksud perjalanan tertentu. Rumusan masalah
dari penelitian ini adalah, dalam menentukan pemilihian jenis moda
transportasi antara mobil pribadi dan Bus Trans Lampung di Bandar Udara
Radin Inten II Lampung maka dapat mempertimbangkan beberapa faktor
seperti, jenis Kelamin Responden, Pendidikan Terakhir Responden, Pekerjaan
Responden, Maksud Perjalanan Responden, Pendapatan/Penghasilan
Responden, Alat Transportasi Yang Digunakan Untuk Menuju Bandara, Alat
Transportasi Yang Digunakan Untuk Meninggalkan Bandara, Pertimbangan
Waktu Tempuh, Pertimbangan kenyamanan dan Pertimbangan biaya. Dari
hasil pertimbangan faktor-faktor di atas maka akan didapatkan karakteristik
para penumpang di Bandar Udara Radin Inten II Lampung serta akan di
4
dapatkan model dalam memilih moda antara mobil pribadi dan Bus Trans
Lampung.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan moda
dari mobil pribadi ke Bus Trans Lampung pada rute Tanjung Karang –
Bandara Radin Inten II Lampung.
b. Menganalisis model pemilihan moda dari mobil pribadi ke Bus Trans
Lampung serta dapat menjelaskan probabilitas pemilihan moda dari mobil
pribadi ke Bus Trans Lampung pada rute Tanjung Karang – Bandara Radin
Inten II Lampung Selatan.
D. Batasan Penelitian
Untuk mempermudah dalam menganalisis permasalahan agar tidak
menyimpang dari pokok permasalahan sesuai dengan judul penelitian, maka
diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan pada rute Tanjung Karang – Bandara Radin Inten
II Lampung Selatan dan Bandara Radin Inten II Lampung Selatan – Tanjung
Karang.
b. Responden dalam penelitian ini hanya berasal dari Kota Bandar Lampung.
c. Hanya meninjau dua moda yaitu mobil pribadi dan bus trans lampung.
5
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan kontribusi pada masyarakat/pemerintah mengenai
perencanaan transportasi umum ke Bandara Radin Inten II Lampung
Selatan.
b. Memberikan data-data dasar yang diperlukan dalam bidang ilmu
perencanaan transportasi untuk pemilihan moda dan sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan pemilihan moda.
c. Meningkatkan pelayanan agar lebih efisien dalam tarif, jarak tempuh dan
lama perjalanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Transportasi
1. Pengertian
Menurut (Morlok, 1978), transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain.
Menurut (Bowersox, 1981), transportasi adalah perpindahan barang atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana produk dipindahkan ke
tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara umum transportasi adalah suatu
kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ atau barang) dari suatu tempat
ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Sedangkan pengertian
transportasi menurut (Steenbrink, 1974), transportasi adalah perpindahan
orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke
tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal menuju tempat
tujuan. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari,
misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan
olahraga. Dalam melakukan pergerakan dalam memenuhi kebutuhan
7
tersebut, manusia mempunyai dua pilihan yaitu bergerak dengan moda
transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa
moda transportasi (misal berjalan kaki) biasanya berjarak pendek (1-2 km),
sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.
Menurut (Ofyar Z Tamin, 1997) tujuan transportasi yaitu:
1. Mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur.
2. Memadukan dengan transportasi lainnya dalam suatu kesatuan sistem
transportasi nasional.
3. Menjangkau seluruh pedalaman wilayah daratan guna menunjang
pemerataan perturnbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dalam
pembangunan nasional.
Pada umumnya sistem transportasi di perkotaan terdiri dari sistem angkutan
penumpang dan sistem angkutan barang. Sistem angkutan penumpang dapat
diklasifikasikan menurut cara penggunaan dan pengoperasiannya (Vuchic,
1981) yaitu:
a. Angkutan Pribadi adalah angkutan yang dimiliki dan dioperasikan untuk
keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum.
b. Angkutan umum adalah angkutan yang dimiliki oleh pengusaha angkutan
(operator) yang bisa digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem transportasi adalah beberapa
komponen atau objek yang saling berkaitan dalam suatu usaha memindahkan,
8
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat
ke tempat lain, dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau
dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal menuju tempat
tujuan. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari,
misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan
olahraga. Dalam melakukan pergerakan dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, manusia mempunyai dua pilihan yaitu bergerak dengan moda
transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa
moda transportasi (misal berjalan kaki) biasanya berjarak pendek (1-2 km),
sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.
Penyediaan fasilitas yang mendukung pergerakan yang cepat, aman, nyaman
dan sesuai kebutuhan akan kapasitas angkut dengan menyesuaikan dengan
jenis moda yang digunakan. Jenis moda transportasi yang digunakan dalam
melakukan pergerakan sangatlah beragam, seperti mobil pribadi, taksi, bus,
kereta api, sepeda motor, pesawat terbang dan kapal laut. Semua moda
transportasi tersebut memerlukan tempat bergerak sepert jalan raya, jalan rel,
bandar udara dan pelabuhan yang disebut sistem prasarana transportasi.
Adapun jenis moda angkutan umum penumpang yang ada dalam transportasi
darat, yaitu :
9
Tabel 2.1. Jenis Moda Transportasi Darat
JenisAngkutan
Badan / BodyTenaga
PenggerakCara Bergerak
SistemKontrol
Penumpanga. Sedan Cabin untuk pengemudi
(4 - 5 orang)Mesin Bensin / Menggunakan
Roda KaretPengemudi
Diesel
b. Mini Bus Cabin untuk pengemudi(6 - 8 orang)
Mesin Bensin / MenggunakanRoda Karet
PengemudiDiesel
c. Bus Cabin untuk pengemudi(40 orang)
Diesel MenggunakanRoda Karet
Pengemudi
d. Kereta Cabin untuk pengemudi(50 orang)
Diesel Menggunakanroda karet besidi atas rel
Signal
Gerbong tertutupListrik Menggunakan
roda karet besidi atas rel
Signal
Listrik induksilinier
Tolak menolakgaya magnet
Signal
Sumber : Sistem Transportasi, 1997
2. Konsep Perencanaan Transportasi
Beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai
saat ini dan yang paling populer adalah “Model Perencanaan Transportasi
Empat Tahap (Four Step Models).” Model perencanaan ini merupakan
gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing dilakukan
terpisah dan berurutan.
1. Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)
2. Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)
3. Pemilihan moda (Modal choice/modal split)
4. Pembebanan lalu lintas (Trip assignment)
10
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Step Models) tersebut
adalah (Tamin, 2000):
1. Model Bangkitan Pergerakan (Trip Generation Models), yaitu
pemodelan transportasi yang berfungsi untuk memperkirakan dan
meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal
(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah
(banyaknya) perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu
zona/kawasan/petak lahan pada masa yang akan datang (tahun rencana)
per satuan waktu.
2. Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution Models), yaitu pemodelan
yang memperlihatkan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang bemula dari
suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya
jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona
tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3. Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models), yaitu
pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi
untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam
arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih
berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-
tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.
4. Model Pemilihan Rute (Trip Assignment Models), yaitu pemodelan yang
memperlihatkan dan memprediksi pelaku perjalanan yang memilih
berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan jaringan transportasi
tersebut.
11
Dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai model pemilihan moda
transportasi (mode choice model).
B. Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models)
1. Pengertian
Pemilihan moda merupakan model terpenting dalam perencanaan
transportasi. Hal ini dikarenakan peran kunci dari angkutan umum dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem pergerakan dalam suatu sistem
transportasi (Tamin, 2000). Hasil analisis pemilihan moda ini sangat
bermanfaat sebagai masukan dan bahan pertimbangan penyedia jasa
transportasi dan para pengambil kebijakan di dalam mengambil pertimbangan
dan keputusan ke depannya.
Model pemilihan moda perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
(Tamin,2000) :
1. Biaya
Terapat dua jenis biaya dalam model pemilihan moda yaitu biaya
perkiraan dengan biaya aktual. Biaya perkiraan adalah biaya yang
dipikirkan oleh pengguna jalan sebagai dasar pengambilan keputusan,
sedangkan biaya aktual yaitu biaya yang sebenarnya digunakan setelah
proses pemilihan moda dilakukan.
2. Angkutan umum captive
Dalam pemodelan pemilihan moda, tahap berikutnya adalah
mengidentifikasi pemakai angkutan umum captive. Orang seperti ini
didefenisikan sebagai orang yang berangkat dari rumah. Orang tersebut
12
tidak mempunyai atau menggunakan kendaraan pribadi (tidak ada pilihan
lain kecuali angkutan umum). Diasumsikan bahwa orang tersebut pasti
menggunakan angkutan umum.
3. Lebih dari dua moda
Beberapa prosedur pemilihan moda memodel pergerakan dengan hanya
dua buah moda transportasi: angkutan umum dan angkutan pribadi. Di
beberapa negara Barat terdapat beberapa pilihan lebih dari dua moda;
misalnya, London mempunyai kereta api bawah tanah, kereta api, bus dan
mobil.
2. Bentuk Alat (Moda) Transportasi/Jenis Pelayanan Transportasi
Moda adalah jenis-jenis sarana yang tersedia untuk melakukan perjalanan
atau pergerakan seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya baik yang
menggunakan kendaraan bermotor maupun tidak serta para pejalan kaki yang
sedang menggunakan jalan.
Ada dua kelompok besar moda transportasi, yaitu:
1) Kendaraan pribadi (private transportation)
Moda transportasi yang dikhususkan untuk pribadi seseorang dan
seseorang itu bebas menggunakannya kemana saja, kapan saja, dan
dimana saja yang diinginkan atau tidak menggunakannya sama sekali
(mobilnya disimpan di garasi). Keuntungan yang didapat adalah
perjalanan menjadi lebih cepat, bebas tidak tergantung waktu, dapat
membawa barang dan anak-anak dengan lebih aman, bebas memilih
rute sesuai keinginan pengemudi (Warpani, 1990).
13
2) Kendaraaan umum (public transportation)
Moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak),
kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah
dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang
sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para pelaku
perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan
tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih. Moda
angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien daripada
moda angkutan pribadi (Tamin, 2000).
3. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk
mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui
peubah bebas (atribut) yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut. Setelah
dilakukan proses kalibrasi, model dapat digunakan untuk meramalkan
pemilihan moda dengan menggunakan nilai peubah bebas (atribut) untuk
masa mendatang (Ofyar Tamin, 1997).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat
dikelompokkan menjadi tiga, sebagaimana dijelaskan berikut ini (Ofyar Z
Tamin, 1997):
1. Ciri pengguna jalan, beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat
mempengaruhi pemilihan moda:
14
a. ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi
pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan
pada angkutan umum;
b. pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
c. struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak,
pensiun, bujangan, dan lain-lain);
d. pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang
menggunakan kendaraan pribadi;
e. faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat
bekerja dan keperluan mengantar anak sekolah.
2. Ciri pergerakan, pemilihan moda juga akan sangat dipengaruhi oleh :
a. Tujuan pergerakan, sebagai contoh pergerakan ke tempat kerja di
negara maju biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum
karena ketepatan waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan
ongkosnya relatif lebih murah dibandingkan dengan angkutan pribadi
(mobil). Akan tetapi, hal yang sebaliknya terjadi di negara sedang
berkembang; orang masih tetap menggunakan mobil pribadi ke
tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena ketepatan waktu,
kenyamanan, dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh angkutan
umum.
b. Waktu terjadinya pergerakan, jika kita ingin bergerak pada malam
hari kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat itu
angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.
15
c. Jarak perjalanan, semakin jauh perjalanan akan semakin cenderung
memilih angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.
Contohnya, untuk bepergian dari Jakarta ke Surabaya; meskipun
mempunyai mobil pribadi, kita cenderung menggunakan angkutan
umum (pesawat, kereta api, atau bus) karena jaraknya yang sangat
jauh.
3. Ciri fasilitas moda transportasi, hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori.
Pertama, faktor yang bersifat kuantitatif seperti :
a. waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat pemberhentian bus,
waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama
bergerak, dan lain-lain;
b. biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain);
c. ketersediaan ruang dan tarif parkir.
Kedua, faktor yang bersifat kualitatif seperti :
a. Kenyamanan dan keamanan
b. Keandalan dan keteraturan
c. Dan lain – lain.
4. Ciri kota atau zona, beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan
moda adalah jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk.
4. Pendekatan Model Pemilihan Moda
Analisis pemilihan moda dapat dilakukan pada tahap yang berbeda-beda
dalam proses perencanaan dan pemodelan transportasi. Pendekatan model
pemilihan moda sangat bervariasi, tergantung pada tujuan perencanaan
16
transportasi. Salah satu pendekatan mengatakan bahwa proses pemilihan
moda dilakukan pada tahapan menghitung bangkitan pergerakan; di sini
pergerakan angkutan umum langsung dipisahkan dengan angkutan pribadi.
Kemudian, setiap moda dianalisis secara terpisah selama tahapan proses
pemodelan.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peubah sosio-ekonomi sangat
mempengaruhi proses pemilihan moda (Tamin, 2000).
Dalam model pemilihan moda ini ada beberapa hipotesis yang diajukan yaitu
bahwa pelaku perjalanan selalu memilih moda yang salah satu atau kombinasi
dari beberapa atribut berikut yaitu: tercepat, termurah, dan ternyaman. Oleh
karena itu, untuk memodelkan pemilihan moda tersebut (Tamin, 2000)
merekomendasikan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Pelaku perjalanan yang rasional selalu memaksimumkan kepuasan yang
diperolehnya.
2. Dalam pemanfaatan sumber kepuasan tersebut, pelaku perjalanan
mempunyai batasan-batasan seperti pendataan dan sebagainya.
3. Pelaku perjalanan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
karakteristik masing-masing alternatif moda yang akan dipilihnya.
4. Jatuhnya pilihan pada salah satu moda menunjukkan bahwa dia
mempertimbangkan karakteristik moda tersebut sesuai dengan
karakteristik perjalanannya.
5. Pelaku perjalanan konsisten sepanjang waktu terhadap pilihannya selama
tidak terdapat peubah pada karakteristik pribadinya.
17
Untuk menyatakan daya tarik suatu alternatif, digunakan konsep utilitas.
Utilitas didefinisikan sebagai sesuatu yang dimaksimumkan oleh setiap
individu (Tamin, 1997).
C. Moda Transportasi Bus Trans Lampung
Dalam penelitian ini akan membahas salah satu angkutan umum massa yaitu Bus
Trans Lampung, sehingga perlu dibicarakan secara tersendiri dan jelas. Bus
Trans Lampung adalah tipe alat transportasi darat yang berperan untuk
membawa penumpang dalam jumlah banyak. Ukuran serta berat kendaraan bus
ini semakin besar daripada mobil penumpang umum. Arti bus sendiri datang dari
bahasa Latin, yakni omni bus, yang bermakna kendaraan yang berhenti disemua
perhentian.
Adapun transportasi darat Trans Lampung adalah kendaraan berjenis Bus Rapid
Transit (BRT) di Bandar Lampung, Indonesia. Trans Lampung di bawah
pengelolaan BUMD Lampung, yaitu PT Lampung Jasa Utama. BUMD ini
berada di bawah koordinasi Dinas Perhubungan Provinsi Lampung. Sistem
transportasi Trans Lampung ini menghubungkan wilayah kota dalam jarak yang
cukup jauh.
Gambar 2.1. Bus Trans Lampung
18
Keberadaan Bus Trans Lampung juga diharapkan dapat meningkatkan
koneksi antara Tanjung Karang dengan Bandara Radin Inten II agar lebih
mudah dijangkau oleh masyarakat menggunakan angkutan umum yang aman,
nyaman, bersih, dan hemat tentunya. Bus Trans Lampung sebagai suatu
sistem juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari sistem Bus Trans Lampung adalah:
1. Tarif ongkos murah dengan keamanan dan keselamatan lebih terjamin,
selain itu juga ada petugas jaga di depan pintu untuk mengingatkan rute-
rute perjalanan yang akan dituju serta membantu penumpang yang mau
keluar dan masuk ke dalam bus
2. Dibangun untuk masyarakat umum, semua orang baik yang ekonomi
bawah, menengah dan atas dapat menikmati jasa transportasi ini karena
ini memang dikhususkan untuk umum
3. Mendapatkan kenyamanan selama di dalam bus, di dalam Bus Trans
Lampung para penumpang merasa nyaman karena di dalam bus dilengkapi
dengan "air conditioner" sehingga penumpang tidak merasa kepanasan
selama berada di dalam bus. Selain itu susunan tempat duduk penumpang
didalam bus tidak berdekatan satu sama lain atau memiliki jarak yang
cukup jauh, sehingga membuat penumpang duduk dengan nyaman tanpa
merasa terganggu dengan penumpang lain.
4. Bus Trans Lampung menurunkan penumpang tepat di pintu kedatangan,
sehingga membuat pengguna moda ini tidak jalan terlalu jauh untuk masuk
ke bandara.
Sedangkan kekurangan dari sistem Bus Trans Lampung adalah:
19
1. Dengan tarif ongkos murah menyebabkan bus Trans Lampung menjadi
angkutan massal.
2. Frekuensi waktu menunggu cukup lama, disaat menunggu bus tiba
di halte bisa memakan waktu berkisar antara 15 - 30 menit.
3. Armadanya perlu diperbanyak, karena dengan waktu menunggu lama
maka penumpang enggan menggunakan bus, jika tepat waktu dan banyak
armada bus akan sangat berguna bagi para penumpang.
4. Hanya beberapa rute yang dilalui bus trans sehingga tidak dapat mencakup
seluruh daerah di kota bandar lampung.
D. Analisis Regresi Logistik
Regresi logistik adalah sebuah pendekatan untuk membuat model prediksi
seperti halnya regresi linear atau yang biasa disebut dengan istilah Ordinary
Least Squares (OLS) regression. Perbedaannya adalah pada regresi logistik,
peneliti memprediksi variabel terikat yang berskala dikotomi. Skala dikotomi
yang dimaksud adalah skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya
dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah.
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk
menghitung model pemilihan moda dengan mengetahui peubah bebas (atribut)
yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan
sebagai prediktor terjadinya pemilihan moda pada penumpang di Bandar Udara
Radin Inten II. Variabel yang diteliti adalah Jenis Kelamin Responden,
20
Pendidikan Terakhir Responden, Pekerjaan Responden, Maksud Perjalanan
Responden, Pendapatan/Penghasilan Responden, Alat Transportasi Yang
Digunakan Untuk Menuju Bandara, Alat Transportasi Yang Digunakan Untuk
Meninggalkan Bandara, Pertimbangan Waktu Tempuh, Pertimbangan
kenyamanan, Pertimbangan biaya. Pada penelitian ini digunakan analisis regresi
binary logistik bentuk persamaan linear.
Dalam studi ini perilaku pemilihan moda angkutan yang diteliti adalah antara
moda angkutan pribadi dan angkutan umum, dengan dua alternatif moda yang
dipertimbangkan. Sehingga persamaan yang digunakan adalah persamaan yang
disebut dengan model regresi binary logistik. Model regresi binary logistik ini
hanya dapat digunakan untuk mencari probabilitas dua pilihan moda transportasi
(Miro, 2005:132). Sehingga untuk mencari probabilitas masing-masing moda,
maka dapat ditulis persamaan:
P(i) =( )( ) (1)
P(j) = ( ) (2)
dimana:
P(i) = Peluang moda ke i (angkutan pribadi) untuk dipilih.
P(j) = Peluang moda ke j (angkutan umum) untuk dipilih.
y = Nilai dari model regresi logistik binary.
e = Eksponensial.
Probabilitas individu dalam memilih moda ke i merupakan fungsi yang
mengandung perbedaan utilitas antara kedua moda (Miro, 2005:129). Fungsi
21
utilitas diasumsikan linier, sehingga nilai utilitas ini dapat dihitung melalui
persamaan regresi linear berganda seperti:
Y = a+b1X1+ . . . +bnXn (3)
dengan:
Y = Variabel Dependen
a = Konstanta
b1 s/d bn = Koefisien variabel independen
X1 s/d Xn = Variabel independen
Pada analisis regresi terdapat dua jenis variabel, yaitu: variabel bebas (sebagai
variabel predictor) dan variabel terikat. Variabel bebas sering dinotasikan
dengan X1, X2, X3, X4…, dan seterusnya. Sedangkan variabel terikat
(dependent) dinotasikan dengan Y.
Berdasarkan rumus regresi, koefisien (b) dinamakan koefisien arah regresi linier
yang fungsinya menyatakan perubahan rata-rata variabel (Y) untuk setiap
perubahan variabel (X) sebesar satu satuan. Perubahan tersebut merupakan
pertambahan apabila nilai (b) bertanda positif (+) dan pengurangan jika nilai (b)
bertanda negatif (-).
Dalam bahasa yang lebih sederhana, koefisien (b) regresi linier adalah nilai dari
variabel (X) yang bisa bermakna positif atau negatif, yang fungsinya
mempengaruhi variabel (Y). Jika nilai variabel X positif maka akan berpengaruh
naik terhadap variabel Y, akan tetapi jika nilai variabel X ternyata negatif justru
akan berpengaruh turun terhadap variabel Y. Makna positif (+) atau negatif (-)
22
tersebut diinterpretasikan dalam besaran satuan. Jika positif maka naik sebesar
satu satuan, jika negatif maka turun sebesar satu satuan.
E. Koefisien Korelasi
Salah satu tahapan terpenting di dalam menggunakan metode analisis regresi
adalah penentuan hubungan antara variabelnya baik antara sesama variabel
bebas maupun antara variable bebas dengan variable tidak bebas.
Untuk menentukan apakah suatu variabel mempunyai tingkat korelasi dengan
permasalahan ataupun dengan variabel yang lainnya dapat digunakan dengan
suatu teori korelasi. Apabila X dan Y menyatakan dua variabel yang sedang
diamati maka diagram pencar menggambarkan titik lokasi (X,Y) menurut
system koordinat. Apabila semua titik di dalam diagram pencar nampak
berbentuk sebuah garis, maka korelasi tersebut disebut linier.
Apabila Y cenderung meningkat dan X meningkat, maka korelasi tersebut
disebut korelasi positif atau korelasi langsung. Sebaliknya apabila Y cenderung
menurun sedangkan X meningkat ,maka korelasi disebut korelasi negatif atau
korelasi terbalik. Apabila tidak terlihat adanya hubungan antara variabel, maka
dikatakan tidak terdapat korelasi antara kedua variabel.
Korelasi antara variabel tersebut dapat dinyatakan dengan suatu koefisien
korelasi(r). Nilai r berkisar antara –1 dan +1. Tanda (+) dan tanda (-) dipakai
untuk korelasi positif dan korelasi negatif. Dalam penelitian ini tahapan analisis
korelasi merupakan tahapan terpenting di dalam menentukan hubungan antar
faktor yang berpengaruh pada pemilihan moda transportasi.
23
F. Metode Penarikan Sampel
Teknik Sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel acak berdasar
area (Cluster Random Sampling). Cluster Random Sampling ,salah satu jenis
metode pengambilan sample pada probability sampling, yaitu pengambilan
sample jenis ini dilakukan berdasar kelompok/ area tertentu pada bagian- bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi. Pada perhitungan jumlah sample
dilakukan secara metematis, besarnya sampel dari suatu populasi yang
terdapat pada suatu kawasan dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:
2eN1
Nn
Dimana:
n = Prakiraan besar sampel
N = Prakiraan besar populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
G. Studi Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Tesis
Beberapa studi terdahulu yang juga membahas tentang pemilihan moda
transportasi yaitu sebagai berikut:
1. Studi lainnya yang membahas tentang moda choice yaitu taksi dan mobil
pribadi ke bus damri (“Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil
Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya”: Devina dan Hera,
ITS).
Dalam studinya menggunakan metode "logit-biner" dimana utilitas pemilihan
taksi dan mobil pribadi ke bus damri dikembangkan dengan memanfaatkan
data "logit-biner". Analisa data yang meliputi analisa perpindahan moda
24
berdasarkan karakteristik. Karakteristik penumpang diperoleh dari hasil
survey kuisioner di lapangan. Karakteristik penumpang meliputi jenis
kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan, asal/tujuan, dan maksud perjalanan.
Selain analisa perpindahan moda berdasarkan karakteristik, juga
dilakukan analisa berdasarkan tarif dan waktu tempuh. Keduanya dianalisa
menggunakan regresi logistik biner. Setelah diperoleh data dari hasil
survey, dilakukan analisa deskripsi sehingga diperoleh karakteristik
penumpang taksi dan mobil pribadi. Analisa perpindahan moda berdasarkan
karakteristik dilakukan pengujian secara multivariate dimana semua
variabel dimasukan secara bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara variabel tersebut, yang meliputi jenis
kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan, asal tujuan dan maksud perjalanan.
Dalam regresi logistik, uji secara parsial dapat disebut juga dengan uji wald
digunakan untuk menguji model logistik secara parsial atau menguji
variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji signifikan
variabel pada uji wald adalah jika nilai sig < 0,1. Hasil analisa, terlihat bahwa
penumpang dengan penghasilan Rp. 2 juta – Rp. 5 juta dan berasal tujuan dari
kota luar Surabaya lebih dominan menggunakan mobil pribadi daripada
taksi. Probabilitas perpindahan moda dari taksi ke bus Damri adalah 22%.
2. Penelitian dari Reviline Sijabat pada tahun 2010 tentang “ Studi Karakteristik
dan Model Pemilihan Moda Angkutan Mahasiswa Menuju Kampus (Sepeda
Motor) ” mengemukakan tentang model pemilihan moda sepeda motor dan
angkutan umum di kecamatan Sayung dengan kesimpulan yang dapat diambil
yaitu :
25
1. Karakteristik pengguna adalah sebagai berikut :
Responden yang memiliki prosentase terbesar dalam melakukan
perjalanan menuju kampus adalah mahasiswa dengan :
Jenis kelamin laki-laki, Sekitar 70% responden adalah mahasiswa
dengan jenis kelamin laki-laki. Penelitian ini hanya melihat
mahasiswa yang menggunakan sepeda motor atau angkutan
umum menuju kampusnya, sehingga sebenarnya masih banyak
mahasiswa lain yang menggunakan moda selain yang disebut
diatas ( berjalan kaki atau menggunakan mobil ). Jadi angka 70%
bagi mahasiswa berkelamin laki-laki dan 30% untuk perempuan
relatif terhadap moda sepeda motor dan angkutan umum.
Berusia antara 20 - 22 tahun, Usia 20 – 22 tahun merupakan masa
dimana mahasiswa menjalani setengah dari masa studinya, maka
wajar jika jumlahnya mayoritas yaitu 53% dari keseluruhan
responden.
Uang saku perbulan antara Rp. 100.000,00 – Rp.
250.000,00.Sekitar 35% mahasiswa memiliki uang saku antara
Rp. 100.000,00 – Rp. 250.000,00. Angka tersebut bukanlah
mayoritas mutlak, dimana ada sekitar 33% mahasiswa memiliki
uang saku perbulannya antara Rp. 250.000,00 – Rp. 500.000,00.
Keadaan ekonomi keluarga sangat berpengaruh dalam besaran
uang saku diterima mahasiswa perbulannya. Jumlah uang saku
yang disebut diatas juga dapat menunjukkan bahwa biaya hidup
di Kota Malang tidak terlalu tinggi.
26
Mempunyai SIM C, Kepemilikan SIM C pada mahasiswa
mencapai 60% dari responden. Adanya SIM C memberi peluang
lebih besar bagi mahasiswa untuk menggunakan sepeda motor
menuju kampus, sebab pengguna lebih merasa nyaman dijalan
karena tidak melanggar hokum. Namun masih ada 4,29%
mahasiswa yang tidak memiliki SIM C dan 1,88% mahasiswa
yang hanya memiliki SIM A menggunakan sepeda motor menuju
kampus. Dapat dilihat masih adanya mahasiswa yang kesadaran
hukumnya masih kurang.
Menggunakan sepeda motor dalam perjalanan menuju kampus.
77% mahasiswa memiliki sepeda motor dan menggunakannya
menuju kampus. Dari prosentase tersebut dapat disimpulkan
bahwa sepeda motor lebih banyak dipilih oleh mahasiswa sebagai
moda dalam melukukan perjalanan menuju kampus.
2. Karakteristik Pergerakan adalah sebagai berikut : Saat melakukan
perjalanan menuju kampus, mayoritas mahasiswa:
Menempuh jarak antara 1 - 3 km dari rumah menuju kampusnya,
Mahasiswa yang berkuliah di Kota Malang banyak yang
merupakan pendatang dari kota lain, sehingga mereka memilih
untuk tinggal di rumah kos atau mengontrak rumah. Tentunya
dalam memilih tempat kos, mahasiswa akan memiliki
pertimbangan tertentu dan yang paling utama adalah berada dekat
dengan kampus mereka. Sehingga sangatlah masuk akal ada 42%
mahasiswa bertempat tinggal 1 – 3 Km dari kampus mereka.
27
Lama perjalanan menuju kampus kurang dari 15 menit, Jarak
rumah yang berdekatan dengan kampus ( 42% berjarak 1 – 3 km
), memberi peluang waktu tempuh yang singkat untuk sampai
dikampus. 54% mahasiswa membutuhkan waktu kurang dari 15
menit untuk mencapai kampus mereka. Aksesibilitas antara
rumah dengan kampus yang baik juga dapat mempersingkat lama
perjalanan menuju kampus.
Biaya perjalanan rata-rata yang dikeluarkan mahasiswa dalam
sehari berkisar antara Rp. 3000,00 – Rp. 4500,00. 31%
mahasiswa mengeluarkan biaya perjalanan rata –rata antara Rp.
3000,00 – Rp. 4500,00 sehari. Dalam interval tersebut terdapat
biaya sekali pulang pergi menggunakan angkutan umum, Rp.
4000,00. Kebanyakan pengguna angkutan umum, 19%, hanya
melakukan sekali perjalanan pulang pergi dalam sehari, yaitu dari
rumah kekampus dan dari kampus kembali kerumah. Sehingga
dapat dikatakan mereka mengeluarkan biaya ± Rp. 4000,00
(biaya satu kali naik angkutan umum di Kota Malang Rp.
2000,00).
3. Karakteristik fasilitas transportasi
Dalam menggunakan moda yang digunakan sekarang menuju kampus,
mahasiswa mempertimbangkan :
Waktu perjalanan,
28,15% mahasiswa memilih waktu perjalanan sebagai
pertimbangan utama dalam memilih moda yang mereka gunakan
28
menuju kampus. Jadwal kuliah yang telah ditentukan membuat
mahasiswa ingin datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
ada. Sehingga waktu perjalanan menjadi hal yang penting bagi
mahasiswa agar dapat datang tepat waktu.
Nyaman dan cocok,
Selain dikarenakan waktu, kenyamanan serta kecocokan
terhadap moda juga mempengaruhi pemilihan moda mahasiswa.
25,2% mahasiswa lebih memilih kenyamanan dan kecocokan
sebagai pertimbangan utama dalam memilih moda. Sebagai
ilustrasi, seseorang yang memiliki sepeda motor namun tidak
dapat menggunakannya, maka dia akan lebih nyaman dan cocok
menggunakan angkutan umum menuju kampus. Ataupun
sebaliknya, mahasiswa yang merasa kenyamanan menggunakan
angkutan umum di Kota Malang sangatlah kurang, maka dia
akan memilih menggunakan sepeda motor atau moda lain jika
memilikinya. Lain halnya dengan mahasiswa yang tidak
memiliki kendaraan pribadi, maka mereka akan captive dan pasti
menggunakan angkutan umum.
Ketersediaan angkutan,
Terdapat 22,25% mahasiswa memilih ketersediaan angkutan
sebagai pertimbangan utama dalam memilih moda. Seperti yang
telah dijelaskan diatas, mahasiswa yang captive pasti akan
memilih angkutan umum.
Biaya perjalanan,
29
Terdapat 14,48% mahasiswa memilih biaya perjalanan sebagai
pertimbangan utama dalam memilih moda.
Aman,
Terdapat 5,09% mahasiswa memilih aman sebagai pertimbangan
utama dalam memilih moda.
Jarak berjalan ke tempat henti, Hanya 2,41% mahasiswa memilih
jarak berjalan ketempat henti sebagai pertimbangan utama dalam
memilih moda. Pertimbangan tersebut lebih ditujukan kepada
pengguna angkutan umum sedangkan dari hasil survey sebagian
besar mahasiswa menggunakan sepeda motor.
Dapat dipercaya dan teratur. Seperti pada pertimbangan jarak
berjalan ketempat henti, dapat dipercaya dan teratur juga
mendapat prosentase 2,41%. Dari 2, 41% tersebut, seluruhnya
menggunakan sepeda motor atau dapat disimpulkan bahwa
angkutan umum di Kota Malang belum dapat dipercaya dan
tidak teratur.
3. Penelitian dari Reviline Sijabat pada tahun 2013 tentang “ Model Pemilihan
Moda Pergerakan Komuter di Kecamatan Sayung” mengemukakan tentang
model pemilihan moda sepeda motor dan angkutan umum di kecamatan
Sayung dengan kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
Model Pemilihan Moda sepeda Motor
Pemilihan moda transportasi pengguna sepeda motor dibentuk dalam suatu
model pemilhan moda transportasi sebagai berikut:
Y1 = 2,559 + 0,185 X1 + 0, 177 X2 + 0,202 X4 - 0,021 X5 + 0,003 X6
30
Y1 = 2,559 + 0,185 (Jumlah Keluarga) + 0,177 (Pendapatan) + 0,202 (Waktu
tempuh) – 0,021 (Biaya Operasional) + 0,003 (Usia)
Nilai konstanta yang diperoleh dari model pemilihan moda sepeda motor
sebesar 2,559. Angka ini menunjukkan bahwa dalam pemilihan moda
kendaraan pribadi sepeda motor tidak hanya dipengaruhi oleh biaya, tetapi
juga oleh faktor-faktor lain seperti faktor sosial (Kepemilikan SIM).
Model Pemilihan Moda Angkutan Umum
Model pemilihan moda transportasi pengguna angkutan umum yang
terbentuk adalah sebagai berikut:
Y2 = - 2,010 + 0,009 X1 – 0,652 X2 + 1,146 X4 + 0,13 X6
Y2 = - 2,010 + 0,009 (Jumlah Keluarga) – 0,652 (Pendapatan) + 1,146 (Waktu
Tempuh) + 0,13 (Usia).
Nilai konstanta dari model yang terbentuk bernilai (-) 2,010. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan angkutan umum kemungkinan akan
semakin menurun. Jika waktu tempuh menggunakan angkutan umum
semakin lama, maka penggunaan angkutan umum semakin sedikit. Jika
pendapatan komuter semakin kecil, hal ini memungkinkan angkutan umum
menjadi pemilihan moda transportasi untuk melakukan pergerakan.
4. Penelitian dari Dapot Adiatma Sihombing pada tahun 2010 tentang “ Analisa
pemilihan moda kereta api dan bus (studi kasus: medan – pematang siantar)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna moda,
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pemilihan moda, serta
memperoleh model pemilihan moda yang dapat menjelaskan perilaku pelaku
perjalanan dalam memilih moda, khususnya pengguna moda Kereta Api
31
Siantar Ekspress dan Bus Intra dalam melakukan perjalanan dari Medan
menuju Pematang Siantar dengan kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa atribut biaya perjalanan (X1),
waktu tempuh (X2), jadwal keberangkatan (X3), pelayanan (X4), lama waktu
menuju stasiun keberangkatan (X5), lama waktu dari stasiun tujuan menuju
tempat tujuan (X6), biaya menuju stasiun keberangkatan (X7), dan biaya yang
diperlukan dari stasiun tujuan menuju tempat tujuan (X8) secara signifikan
mempengaruhi responden dalam memilih moda transportasi yang digunakan.
Persamaan fungsi utilitas binomial logit selisih yang diperoleh adalah:
UBus-UKA = 0,453 – 0,000261X1 – 1,427X2 – 0,195X3 + 0,038X4 –
0,040X5 – 0,039X6 - 0,000270X7 –0,000272X8.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Bandar Udara Radin Inten II Lampung, yaitu Jl.
Alamsyah Ratu Prawiranegara Branti Raya, Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, Lampung.
Gambar 3.1. Bandar Udara Radin Inten II Lampung
B. Umum
Metode yang digunakan meliputi identifikasi masalah, studi kondisi awal
lapangan, pengumpulan data primer dan data sekunder, kemudian menganalisa
data dan yang terakhir adalah kesimpulan.
33
Identifikasi masalah bertujuan untuk mempermudah pembahasan agar tidak
menyimpang jauh, maka diberikan batasan studi permasalahan. Studi kondisi
awal lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal lapangan, sehingga
dapat mempersiapkan keperluan saat pengambilan data primer. Data primer
diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang melibatkan sejumlah
responden sebagai sampel. Sedangkan data sekunder berupa pengolahan data
jumlah penumpang yang diperoleh dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara,
Kementrian Perhubungan sebagai pengelolah Bandar Udara Radin Inten II
Lampung dan PT Lampung Jasa Utama sebagai pengelolah Bus Trans
Lampung. Setelah itu dilakukan analisa data yang meliputi analisa perpindahan
moda berdasarkan karakteristik. Karakteristik penumpang diperoleh dari hasil
survey kuisioner di lapangan. Karakteristik penumpang meliputi jenis
kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan, asal/tujuan, dan maksud perjalanan.
Selain analisa perpindahan moda berdasarkan karakteristik, juga dilakukan
analisa berdasarkan pertimbangan biaya, pertimbangan kenyamanan dan
pertimbangan waktu tempuh. Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran
kuisioner lalu dianalisa menggunakan pemerograman PSPP, regresi binary
logistik.
C. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian adalah tahapan yang dilakukan sebelum peneliti
melakukan penelitian langsung kelapangan. Persiapan penelitian terdiri dari:
34
1. Studi Literatur
Mengadakan studi literatur, baik pada buku-buku yang membahas tentang
transportasi maupun pada jurnal dan penelitian tentang transportasi yang
telah dilakukan, guna memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Melakukan Survey Pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan
survey pendahuluan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian. Survey pedahuluan dilakukan secara random pada skala
populasi yang kecil.
Adapun tujuan dilakukannya survey pendahuluan, yaitu:
a. Menentukan lokasi pengamatan pada saat survey sebenarnya.
b. Mengamati kondisi operasi di lapangan untuk menentukan metode
survey yang harus dilakukan.
c. Meneliti apakah jumlah sampel telah memadai jumlahnya.
d. Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survey yang akan diterapkan.
e. Meneliti kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan
digunakan.
3. Penetapan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bandara Radin Inten II Lampung.
35
4. Pembuatan Kuisioner
Untuk mendapatkan data berupa karakteristik pelayanan Bus trans
Lampung, maka diperlukan panduan untuk melaksanakan survey yang
akan diambil sebagai sampel pada penelitian ini. Panduan tersebut adalah
dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner dibuat dengan mencantumkan
data-data yang diperlukan antara lain identitas responden dan daftar
pertanyaan. Pertanyaan harus dibuat seringkas mungkin tanpa
meninggalkan kejelasan sasaran dari pertanyaan tersebut sehingga
jawaban dari satu pertanyaan tidak tumpang tindih dengan jawaban dari
pertanyaan lain. Selain itu, sebaiknya pertanyaan tidak membingungkan
responden agar tidak terjadi salah penafsiran atas pertanyaan tersebut.
5. Penentuan Jumlah Sampel
Jumlah populasi dalam studi ini diambil dari jumlah rata-rata perhari baik
keberangkatan maupun kedatangan penumpang pesawat terbang di
Bandara Radin Inten II Lampung. Berdasarkan laporan harian bagian tata
usaha Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan
selaku pengelola Bandar Udara Radin Inten II Lampung, didapat rata-rata
penumpang dalam satu hari sebanyak 3.500 penumpang.
Berdasarkan data di atas besarnya jumlah sampel dapat ditentukan dengan
rumus slovin sebagai berikut:
2eN1
Nn
Jumlah penumpang (N) = 3.500 orang
36
Tingkat akurasi yang diinginkan adalah 90%, sehingga batas toleransi
kesalahan (e) = 10%
n =.( , ) = 97,2222 sampel.
Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel minimum
sebanyak 97 sampel. Dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi
dalam pemilihan sampel yang dapat digunakan maka penulis menetapkan
jumlah sampel sebanyak 170 sampel untuk meminimalisir faktor yang
akan berpengaruh terhadap pemilihan sampel agar jumlah sampel yang
akan di analisis dapat lebih besar dari jumlah sampel minimum.
6. Survey
Pada penelitian ini dilakukan survey terhadap penumpang yang akan
menggunakan moda angkutan umum pesawat terbang di Bandara Radin
Inten II Lampung.
D. Pengambilan Data
1. Data primer
Yaitu data yang diambil secara langsung di Bandara Radin Inten II
Lampung dengan cara survey. Data yang diambil adalah berupa
Karakteristik penumpang meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan,
penghasilan, asal/tujuan, dan maksud perjalanan. Selain analisa
perpindahan moda berdasarkan karakteristik, juga dilakukan analisa
berdasarkan pertimbangan biaya, pertimbangan kenyamanan dan
37
pertimbangan waktu tempuh. Data diperoleh dengan cara menyebarkan
kuisioner kepada calon penumpang pesawat terbang.
Pelaksanaan survey dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan survey dilakukan di Bandara Radin Inten II Lampung
yaitu ruang tunggu bandara.
b. Pengamatan dilakukan pada hari kerja dan hari libur.
c. Waktu pelaksanaan survey mengikuti jam operasi Bandara Radin
Inten II.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Direktorat Jendral
Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan sebagai pengelolah Bandar
Udara Radin Inten II Lampung dan PT. Lampung Jasa Utama sebagai
pengelolah Bus Trans Lampung rute Bandar Udara Radin Inten II
Lampung, berupa:
a. Data rangkaian Bus Trans Lampung rute Bandar lampung – Bandara
Radin Inten II Lampung.
b. Data jumlah penumpang Bus Trans Lampung,
c. Daftar tarif Bus Trans Lampung,
d. Frekuensi layanan Bus Trans Lampung,
e. Data jumlah penumpang pesawat terbang di Bandara Radin Inten II
Lampung,
38
f. Jadwal kedatangan dan penerbangan pesawat di Bandara Radin
Inten II Lampung.
E. Pengolahan Data
Dari kuisioner yang diberikan kepada penumpang pesawat terbang di Bandar
Udara Radin Inten II Lampung akan diperoleh data karakteristik penumpang
dan minat penumpang terhadap moda transportasi umum. Data-data tersebut
kemudian akan dibagi menjadi dua kelompok data sebagai berikut :
1. Perhitungan Persentase Penumpang
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penumpang pesawat
terbang yang berasal Kota Bandar Lampung. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
2. Analisa Minat Penumpang
Data yang diperlukan untuk analisa ini diperoleh dari hasil penyebaran
kuisioner yang telah diisi oleh responden. Dari data tersebut dapat
diperkirakan potensi ketertarikan penumpang terhadap moda transportasi
umum, Bus Trans Lampung.
F. Analisa Data
1. Analisa Karakteristik Penumpang
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penumpang yang tertarik
menggunakan moda transportasi umum. Beberapa data yang akan
disajikan dalam analisa ini adalah sebagai berikut:
39
a. Persentase penumpang pesawat terbang yang berasal dari Kota
Bandar Lampung,
b. Persentase penumpang yang mungkin beralih ke moda transportasi
umum.
Data yang diperoleh dari kuisioner masih dalam bentuk respon individu
berupa pilihan terhadap poin rating yang disajikan dalam skala semantik.
Untuk menganalisa data yang diperoleh maka penulis menggunakan
analisa regresi binary logistik.
2. Analisa Regresi Binary Logistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi binary logistik dengan menggunakan program PSPP. Analisis
regresi binary logistik dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh
secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap
kejadian lainnya (variabel Y). Dalam penelitian ini analisis regresi binary
logistik berperan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk menguji
ada tidaknya pengaruh faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan penumpang di Bnadar Udara Radin Inten II dalam pemilihan
moda transportasi antara mobil pribadi dan bus Trans Lampung. Analisa
ini dilakukan untuk memodel pemilihan moda yang terdiri dari dua
alternatif moda saja. Pada penelitian ini pula, analisis binery logistik sangat
berpengaruh dalam hasil analisis pinat penumpang tersebut yang nantinya
akan di skenariokan agar di dapat kesimpulan dari regresi tersebut.
40
3. Diagram Alir Penelitian
Untuk dapat melaksanakan penelitian secara efektif dan efisien, maka kita
perlu mengetahui dan membuat sebuah bagan atau alur dari tahapan
penelitian dalam hal ini kita sebut dengan kerangka metodologi penelitian.
Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini tertera pada diagram
alir berikut.
41
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian
Identifikasi Masalah
Studi Kondisi Awal Lapangan
Data Sekunder
- Frekuensi Layanan- Tarif dan Jadwal
Keberangkatan Angkutan
Data Primer
- Survey quisioner penumpang BusTrans Lampung dan mobil pribadi
- Karakteristik Penumpang
Dapat di tentukan probabilitas jumlah penumpang mobilpribadi yang akan berpindah ke Bus Trans Lampung di
Bandar Udara Radin Inten II Lampung.
Hasil dan Pembahasan
Selesai
Analisis Data
- Analisis Karakteristik penumpang- Mmenentukan jumlah sampel yang akan digunakan- Analisa Minat Penumpang menggunakan regresi logit binner
pada program PSPP- Membuat skenario minat penumpang sesuai dengan hasil
analisa menggunakan PSPP
Pengumpulan Data
Mulai
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pemilihan moda di Bandar Udara Radin Inten II
Lampung, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Faktor – faktor yang berkorelasi serta mempengaruhi pemilihan moda di
Bandar Udara Radin Inten II diantaranya Alat Transportasi Yang
Digunakan Untuk Menuju Bandar Udara Radin Inten II (X6), Alat
Transportasi Yang Digunakan Untuk Meninggalkan Bandar Udara Radin
Inten II (X7), dan Pertimbangan Kenyamanan pada Bus trans Lampung
(X8).
b. Model pemilihan moda dari mobil pribadi ke bus Trans Lampung di Bandar
Udara Radin Inten II Lampung didapatkan sebagai berikut :
Y = -2,23 + 15,46 X6 + 13,48 X7 + 11,52 X8
c. Probabilitas dari mobil pribadi ke Bus Trans Lampung menghasilkan 3
skenario yang sangat signifikan perbedaannya sebagai berikut :
Skenario 1 jika variabel, Alat Transportasi Menuju Bandara (X6)
dengan kode 0 (Bus Tran Lampung) yang artinya semua
penumpang memilih Bus Trans Lampung untuk menuju Bandara,
Alat Transportasi Meninggalkan Bandara (X7) dengan kode 0 (Bus
78
Tran Lampung) yang artinya semua penumpang memilih Bus Trans
Lampung untuk menuju Bandara dan Pertimbangan Kenyamanan
(X8) dengan kode 0 (Hingga cukup) yang artinya pertimbangan
kenyamanan bukan pilihan utama. Pada skenario ini probabilitas
Bus Trans Lampung lebih tinggi dari pada Mobil Pribadi di
karenakan semua asumsi di skenario 1 memilih Bus Trans Lampung
meski tidak menjadikan pertimbangan kenyamanan menjadi alasan
utama.
Skenario 2 jika variabel, Alat Transportasi Menuju Bandara (X6)
dengan kode 1 (Mobil Pribadi) yang artinya semua penumpang
memilih mobil pribadi untuk menuju Bandara, Alat Transportasi
Meninggalkan Bandara (X7) dengan kode 1 (Mobil Pribadi) yang
artinya semua penumpang memilih mobil pribadi untuk menuju
Bandara dan Pertimbangan Kenyamanan (X8) dengan kode 1
(Lebih dari cukup) yang artinya pertimbangan kenyamanan
merupakan pilihan utama. Pada skenario ini probabilitas mobil
pribadi lebih tinggi dari pada Bus Trans Lampung di karenakan
semua asumsi di skenario 2 memilih mobil pribadi serta menjadikan
pertimbangan kenyamanan menjadi alasan utama.
Skenario 3 jika variabel , Alat Transportasi Menuju Bandara (X6)
dengan kode 0 (Bus Tran Lampung) yang artinya semua
penumpang memilih Bus Trans Lampung untuk menuju Bandara,
Alat Transportasi Meninggalkan Bandara (X7) dengan kode 0 (Bus
Tran Lampung) yang artinya semua penumpang memilih Bus Trans
79
Lampung untuk menuju Bandara dan Pertimbangan Kenyamanan
(X8) dengan kode 1 (Lebih dari cukup) yang artinya pertimbangan
kenyamanan merupakan pilihan utama. Pada skenario ini
probabilitas Bus Trans Lampung lebih tinggi dari pada mobil
pribadi di karenakan semua asumsi di skenario 7 memilih Bus Trans
Lampung serta menjadikan pertimbangan kenyamanan menjadi
alasan utama.
B. Saran
a. Menertibkan sistem ganjil genap pada setiap kendaraan yang akan
memasuki Bandar Udara Radin Inten II pada hari tertentu.
b. Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan selaku
pengelola Bandar Udara Radin Inten II Lampung mewajibkan seluruh
karyawan untuk menggunakan Bus Trans Lampung saat akan menuju dan
meninggalkan Bandar Udara Radin Inten II Lampung.
c. Menghapuskan kebijakan parkir menginap pada mobil pribadi di Bandar
Udara Radin Inten II Lampung.
d. Menaikkan tarif parkir di Bandar Udara Radin Inten II Lampung.
e. Diharapkan penelitian selanjutnya yang mungkin sejenis dengan penelitian
ini sebaiknya melakukan survey yang lebih spesifik terhadap data yang
dibutuhkan dalam perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Fithra, Herman. 2014. Analisa Probabilitas Pemilihan Moda Transportasi AntaraSepeda Motor dengan Angkutan Umum di Kota Lhokseumawe.Lhokseumawe: Teras Jurnal, Vol.4, No.1.
Hidayat, Erwin. 2017. Permodelan pemilihan moda transportasi penumpang padaakses jalan bandara internasional kulon progo yogyakarta. Tesis. Tidakditerbitkan. Fakultas Teknik. Institut Teknologi Sepuluh Nopember:Surabaya.
Indriastuti, Amelia Kusuma. 2010. Studi karakteristik dan model pemilihan modaangkutan mahasiswa menuju kampus (sepeda motor atau angkutanumum) di kota Malang. Malang: Jurnal Rekayasa Sipil. Volume 4, No.1–2010. ISSN 1978 – 5658.
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Morlok, Edward K. 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, EdisiKedua. Terjemah Ir. Johan Kelana Putra Hanim. Penerbit Erlangga :Jakarta.
Primasari, Dyaning Wahyu. 2013. Pemilihan moda transportasi ke kampus olehmahasiswa Universitas Brawijaya. Surabaya: Indonesian GreenTechnology Journal Vol. 2 No. 2, 2013
Saputra, Andre Yusi. 2015. Alternatif pemilihan moda transportasi umum (studikasus: bus dsn kereta api trayek kota padangkota pariaman). Pekanbaru:Annual Civil Engineering Seminar
Sijabat, Reviline. 2013. Model Pemilihan Moda Pergerakan Komuter diKecamatan Sayung. Semarang: Jurnal Teknik PWK. Vol. 2. No. 4.
Tamin, O.Z. (2008). Perencanaan, Pemodelan, & Rekayasa Transportasi.Bandung: Penerbit ITB.
Toar, Jurike Ireyne. 2015. Analisa Pemilihan Moda Angkutan Kota Manado-KotaGorontalo. Manado: Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1.
Universitas Lampung. 2017. Format Penulisan Karya Ilmiah. UniversitasLampung: Bandar Lampung..
Widiarta, Ida Bagus Putu. 2010. Analisis pemilihan moda transportasi perjalanankerja. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas Teknik. Universitas Udayana:Denpasar.