analisis pemasaran jagung di desa rade kecamatan … · 2020. 2. 24. · abstrak sadiqin...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA RADE
KECAMATAN MADAPANGGA
KABUPATEN BIMA
SADIQIN MUFLIHUN
105960180114
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
-
ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA RADE
KECAMATAN MADAPANGGA
KABUPATEN BIMA
SADIQIN MUFLIHUN 1059601080114
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Stratara satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
-
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Pemasara Jagung di Desa Rade Keamatan Madapangga
Kabupaten Bima
Nama : SADIQIN MUFLIHUN
Stambuk : 105960180114
Konsentrasi : Sosial Ekonomi
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si Firmansyah, SP,.M.Si
NIDN : 0011115712 NIDN :
Diketahui:
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
H. Burhanuddin, S.Pi,.M.P Dr.Sri Mardiyati, S.P,.M.P
NIDN : 0912066901 NIDN: 0921037003
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
-
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skrripsi yang berjudul Analisis Pemasaran
Jagung Di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar, 10 Juli 2019
Sadiqin Muflihun
105960180114
-
ABSTRAK
SADIQIN MUFLIHUN.105960180114. Analisis pemasaran jagung di Desa
Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.Dibimbing oleh SYAFUDDIN
dan FIRANSYAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran, share margin, dan efisiensi pemasaran jagung di Desa Rade
Kecamatan Madapangga kabupaten Bima.
Penentuan Populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau
purpusive yaitu terhadap petani dan lembaga pemasaran jagung di desa
Rade.Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Sementara untuk penentuan
sampel lembaga pemasaran dilakukan dengan cara snowball sampling yakni
dengan menelusuri keseluruhan populasi di jadikan sampel yakni 25 orang yang
terlibat dalam saluran pemasaran. Analisis datayang digunakan yaitu analisis data
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran pada pemasaran
jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, menggunakan
tiga saluran pemasaran. Keuntung pemasaran tertinggi adalah produsen pada
saluran pemasaran I yakni sebesar Rp 3.650/Kg, dan keuntungan pemasaran
terendah terdapat pada saluran pemasaran I dan II yakni sebesar Rp 3.200/Kg. dan
lembaga pemasaran dengan nilai tinggat efisiensi terendah atau paling efisien
adalah saluran pemasaran I sebesar (6,62%) dan yang tertinggi atau tidak efisien
adalah saluran pemasaran II sebesar (7,54%).
Kata Kunci : Saluran pemasaran, Margin pemasaran, Share Margin, Efisiensi
pemasaran
-
RIWAYAT HIDUP
Sadiqin Muflihun Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 5 Juli 1996. Anak kedua
dari Dua bersaudara, putra dari Ayahanda Junaidi dan Ibunda Itam .Pendidikan
Formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pada Tahun 2002 Masuk Sekolah Dasar (SD) di SDN Rade dan Lulus Pada
Tahun 2008.
2. Pada Tahun 2007 Masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah
SMP Negeri 1 Madapangga dan Lulus Pada Tahun 2011.
3. Pada Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah SMA
Negeri 1 Madapangga dan Lulus pada Tahun 2014.
4. Pada Tahun 2014 diterima menjadi Mahasiswa di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi Agribisnis.
5. Pada Bulan Juli Agustus Tahun 2017 Melaksanakan Kuliah Kerja
Profesi (KKP) di Desa , Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
6. Pada Bulan Mei Tahun 2019 Melaksanakan Penelitian Skripsi dengan Judul
Skripsi “Analisis Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga,
Kabupaten Bima)”.
-
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Strata (S1) Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama penulisan Skripsi ini, penulis banyak menerima masukan, bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Teristimewa orang tua Ibunda Itam yang telah mengasuh dan membesarkan
penulis dengan rasa cinta, kasih sayang, dan ketulusan serta selalu
memberikan motivasi baik moril maupun materil.
2. Teristimewa Ibu Asuh Saya Ibunda Ramlah H. Sulaiman Nawas Yang
selalu dan tiada hentinya memberi semangat dan menyayangi saya kayaknya
anak kandung.
3. Teristimewa Kepada Saudara Kandung Saya Muhammad Ihsan S.Kom yang
telah membimbing dan mengajarkan saya arti sebuah Perjuangan Hidup,
Untuk Tetap Semangat dan Teguh dengan Prinsip “ Maja Labo Dahu”
(Moto Kab. Bima)
4. Teristimewa Ibu Angkat Saya (Mama Ayu dan Mama Eni ) dan Bapak
Angkat Saya (Bapak Umar dan Bapak Bachruddin) yang berada di
Makassar yang telah memberi suport dan pelajaran tentang arti sebuah
kehidupan
-
5. Terhormat Bapak Prof. Syafiuddin, M.Si. selaku Ketua Komisi
Pembimbing.
6. Terhormat Bapak Firmansyah, S.P., M.Si. selaku Anggota Pembimbing.
7. Terhormat Bapak Burhanuddin,S.Pi,.M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Terhormat Bapak Syatir Manawing, S.P., M.Si. selaku Dosen dan Senior
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Terhormat Ibu Dr. Sri Mardiyanti S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Prodi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
10. Keluarga dan Kerabat saya yang telah banyak memberikan masukan dan
motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan saya Agribisnis Angkatan 2014 yang selalu
memberikan kesan dan pesan yang sangat luar biasa terhadap penulis.
12. Team Kos Cicilan (Irfan Nrsl, Taslim, Rahmat Qalbi, Rahmat Hidayat dan
Ishak) yang selalu memberikan semangat serta bantuan kepada penulis.
13. Saudara Irfan dan saudara Muh. Taslim selaku Sahabat dan sahabat-sahabat
yang lain yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu memberi
dukungan, bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis serta yang
menjadi tempat curahan hati penulis setelah Allah SWT dan Keluarga.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua ini diserahkan. Keberhasilan
seseorang tidak akan berarti tanpa adanya proses dari kesalahan yang dibuatnya.
Karena manusia adalah tempatnya salah dan semua kebaikan merupakan
anugerah dari Allah SWT. Semoga masih ada kesempatan penulis untuk
-
membalas kebaikan dari pihak yang telah membantu dan semoga amal kebaikan
mereka diterima dan dibalas oleh Allah SWT. Amin.
-
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil„alamin, dengan segala kerendahan hati, penulis
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas izin, rahmat serta
hidayahNya, penulisan Proposal Usulan Penelitian yang berjudul “Analisi
Pemasaran Jagung Di Desa Rade Kecamatan Madapangga kabupaten Bima”
dapat diselesaikan.
Dalam penyajian Proposal Usulan Penelitian ini penulis menyadari masih
belum mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi
dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi
perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan.
Penulis sangat menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan Proposal Usulan
Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat
dan do‟a kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga sepatutnya pada
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Syafiuddin, M.Si selaku pembimbung I dan Bapak Firmansyah,.SP,.M.Si selaku
pembimbing II
Akhir kata semoga Proposal Usulan Penelitian ini dapat dimanfaatkan dan
dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi
penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan. Wasalamu‟alaikum Wr.Wb.
Makassar, Januari,2019
SADIQIN MUFLIHUN
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGENGESAHAN…………………………………………… ii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………… iii
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii
I. PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………….......................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian……………………………………………………. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 6
2.1 Tanaman Jagung………………………………………………………,, 6
2.2 Produksi Jagung………………………………………………………... 7
2.3 Pemasaran………………………………………………………………. 10
2.4 Biaya Pemasaran……………………………………………………….. 15
2.5 Margin Pemasaran………………………………………………............ 16
2.5 Efisiensi Pemasaran……………………………………………………... 18
2.7 Kerangka Pemikiran……………………………………………………. 20
III. METODE PENELITIAN…………………………………………………. 22
3.1 Penentuan Lokasi …………………………………………………….. 22
-
3.2 Metode Penentuan Sampel ………………………………………….. 22
3.3 Jenis dan Sumber Data ………….……………………………..….... 22
3.4 Metode Penelitian ………….………….……………………………. 23
3.5 Teknik Analisis Data………………………………………………… 23
3.6 Definisi dan Batasan Operasional……………………………………. 25
VI. DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN………………………….. 23
4.1 Kondisi Geografis ……………...…………………………………… 27
4.2 Kondisi Demografis ……………………………………………….. 28
4.3 Sarana dan Prasarana Umum………………………………………… 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………… 31
5.1 Hasil Penelitian ……….……………………………………………. 31
5.2 Pembahasan Penelitian ……………………………………………… 47
VI. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 50
6.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 50
6.2 Saran………………………………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 53
LAMPIRAN………………………………...………………………………. 55
-
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Rade Berdasarkan Jenis Kelamin……… …….28
Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Rade Bedasarkan Pekerjaan…………… …….29
Tabel 3 Sarana Dan Prasarana Desa Rade………………………………..……...30
Tabel 4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………..…………..31
Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia……………………………...……...…….32
Tabel 6 Responden Berdasarkan Pendidikan………………………...…………..32
Tabel 7 Responden Berdasarkan Luas lahan………………...…………………..33
Tabel 8 Responden Berdasarkan Pekerjaan……………………………………..34
Tabel 9 Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha tani………………………34
Table 10 Komposisi Saluran Pemasaran I……………………………………….35
Tabel 11 Komposisi Saluran Pemasaran II……………………………………....39
Tabel 12 Komposisi Saluran Pemasaran III……………………………………...42
Tabel 13 Share Margin Saluran pemasaran I…………………………………….46
Tabel 14 Share Margin Saluran Pemasaran II……………………………………46
Tabel 15 Share Margin saluran Pemasaran III…………………………………...47
Tabel 16 Efisiensi Pemasaran……………………………………………………48
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran……………………………………………21
2. Tipe Saluran Pemasaran I………………………………………………35
3. Tipe Saluran Pemasaran II……………………………………………...38
4. Tipe Saluran Pemasaran III…………………………………………….41
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian…………………………………………………….55
2. Karakteristik Responden………………………………………………..57
3. Karakteristik Pedagang Pengumpul Kecil………………………………58
4. Karakteristik Pedagang Pengumpul Besar……………………………..58
5. Analisis Biaya Pemasaran I……………………….…………………….59
6. Analisis Biaya Pemasaran II……………………………………………60
7. Analisis Biaya Pemasaran III………………………………………..….61
8. Analisis Margin Pemasaran I…………………………………………...62
9. Analisis Margin Pemasaran II…………………………………………. 64
10. Analisis Margin Pemasaran III…………………………………………64
11. Analisis Efisiensi Pemasaran……………………………………………65
-
1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Peranan sektor pertanian di Indonesia sangat penting dalam memberikan
kontribusi yang besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
petani. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan
pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja. Memberikan sumbangan
terhadap pendapatan nasional yang tinggi, dan memberikan devisa bagi negara.
Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani tergantung pada tingkat pendapatan
petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian
merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia
karena sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor
pertanian. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan
ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu
agribisnis dan agroindustri (Soeharjo, 2010).
Jagung merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi mengingat
fungsinya yang multiguna dan merupakan pangan penyumbang terbesar kedua terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah padi. Selain itu jagung menjadi penarik
bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir di dalam
sistem dan usaha agribisnis (Ditjentan, 2010).
Permintaan jagung di Indonesia terus meningkat, baik untuk pangan sebagai
sumber karbohidrat juga merupakan bahan baku industri pangan. Dewasa ini kebutuhan
jagung untuk pakan sudah lebih 50% kebutuhan nasional. Peningkatan kebutuhan
jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas.
-
Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua
kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor (Tamburian, 2010).
Di Nusa Tenggara Barat, jagung merupakan komoditas unggulan sehingga
perkembangannya terdapat pada semua kabupaten, namun yang sangat luas
perkembangannya, adalah kabupaten Bima hampir sepanjang tahun tanaman jagung
diusahakan baik pada lahan kering maupun lahan sawah. Pada lahan sawah tanaman
jagung ditanam setelah panen padi.
Daerah Bima memiliki area lahan kering yang sangat potensial untuk
mengembangkan berbagai jenis komoditi palawija. Salah satu yang memiliki prospek
adalah jagung. Hasil jagung masih sangat terbuka peluang pasarnya, terutama karena
terdapatnya pabrik pengolahan pakan ternak yang berbahan baku jagung. Areal produksi
jagung terdapat pada setiap kecamatan di Bima. Luas panen jagung pada tahun terakhir
mencapai 28.912 Ha dengan produksi 55.54 ton/tahun. Permasalahan dalam
pengembangan agribisnis dan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem
di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi
pertanian, pengolahan dan pemasaran (Soekartawi, 2000).
Proses pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan
sebuah usaha. Kualitas produk yang baik harus di dukung dengan strategi pemasaran
yang baik pula, agar konsumen mengetahui bahwa produk yang di tawarkan layak untuk
di konsumsi. Salah satu masalah dalam pemasaran hasil pertanian adalah kecilnya
persentase harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen.
Salah satu faktor dalam masalah tersebut adalah lemahnya posisi petani didalam pasar.
Hal ini sangat merugikan para petani dan juga masyarakat konsumen. Harga yang rendah
ditingkat petani akan menyebabkan menurunnya minat petani untuk meningkatkan
-
produksinya dan harga yang tinggi di tingkat konsumen menyebabkan konsumen akan
mengurangi konsumsi (Ginting, P. 2006).
Kelembagaan pemasaran yang berperan dalam memasarkan komoditas
pertanian hortikultura dapat mencakup petani, pedagang pengumpul, pedagang
perantara/grosir dan pedagang pengecer. Permasalahan yang timbul dalam sistem
pemasaran hortikultura antara lain : kegiatan pemasaran yang belum berjalan efisien
(Mubyarto, 1989), dalam artian belum mampu menyampaikan hasil pertanian dari
produsen kepada konsumen dengan biaya yang murah dan belum mampu mengadakan
pembagian balas jasa yang adil dari keseluruhan harga konsumen terakhir kepada semua
pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran komoditas pertanian
tersebut. Pembagian yang adil dalam konteks 3 tersebut adalah pembagian balas jasa
fungsi-fungsi pemasaran sesuai kontribusi masing-masing kelembagaan pemasaran yang
berperan.
Desa Rade merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Madapangga,
Kabupaten Bima. Permasalah yang sering dihadapi oleh petani jagung di Desa Rade
Kecamatan Madapannga adalah dalam proses pemasaran hasil produksi. Pada
umumnya pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapannga,Kabupaten Bima.
petani bekerjasama melalui lembaga pemasaran atau pedagang perantara untuk
memasarkan hasil produksi. Pada dasarnya tingginya biaya pemasaran menyebabkan
banyak petani yang bergantung pada lembaga pemasaran yang mampu memberikan
fasilitas seperti transportasi dan kebutuhan yang diperlukan petani dalam memasarkan
hasil. Hal ini juga terjadi di Kecamatan Madapangga dimana tingginya biaya transportasi
menyebabkan banyak petani yang bergantung kepada lembaga pemasaran hal ini
menyebabkan perbedaan marjin pemasaran antara petani dan lembaga-lembaga
-
pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil, dan masih belum jelas peran dari
masing-masing lembaga pemasaran serta bagaimana saluran pemasaran terjadi
didaerah penelitian, perbedaan share margin, dan efisiensi pemasaran yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pemasaran Jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan
Madapangga Kabupaten Bima?
2. Berapa besar biaya pemasaran, Margin, dan Efisiensi pemasaran jagung di Desa
Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima?
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk saluran pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan
Madapangga Kabupaten Bima.!
2. Mengetahui besar biaya pemasaran, margin, dan efisiensi pemasaran jagung di
desa rade kecamatan madapangga kabupaten bima.!
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai tambahan informasi yang dapat membantu para petani untuk
mengetahui seberapa efesien sistem pemasaran jagung.
-
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang
pemasaran jagung.
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaian
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai3m,
ada varietas yang dapat mencapaitinggi 6m. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan
tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan (Anonim, 2011).
Menurut Tjitrosoepomo, 1991 tanaman jagung dalam tata nama atau
sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan dalam bentuk pati umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau selutuh patinya merupakan
amilokpetin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih
berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung
-
amilokpetin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. untuk
ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
2.2ProduksiJagung
Produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya di pergunakan untuk
menghasilkan produksi. Faktor-faktor yang dikenal pula dengan input, dan jumlah
produksi disebut output. Dalam kaitannya dengan produksi merupakan esensi dari suatu
perekonomian.
(Sukirno 2000). untuk berproduksi diperlukan sejumlah input. Dimana umumnya
intput yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja, dan
teknologi.
Produksi juga merupakan satu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan
nmanfaaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari
beberapa macam misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta
kombinasi dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatas
pada pembuatan, tetapi sampai pada tahap distribusi. Namun komoditi bukan hanya
dalam bentuk output barang. Tetapi juga jasa.
Menurut (Salvatore 2001) Produksi adalah merujuk pada transformasi dari
berbagai input sumber daya menjadi output beberapa barang dan jasa.
Proses produksi untuk menghasilkan produksi yang di butuhkan faktor
produksi tertentu. Misalnya untuk menghasilkan produksi jagung di butuhkan
lahan, modal, benih, pupuk, tenaga kerja. Proses produksi menuntut seorang
petani untuk mampu menganalisis dan mengkombinasikan berbagai macam
-
faktor produksi untuk menghasilakan sejumlah produk tertentu seefisien
mungkin.
a. LahanPertanian
Lahan pertanian dapat dibedakan dengan tanah pertania. Lahan pertanian
banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani
misalnya sawah,legal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian tanah yang
belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara
tradisional perlu di pahami agar dapat di transformasi keukuran luas lahan yang
dinyatakan dengan hektar. Disamping luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga
di perhatikan (Soekartawi 2005
b. Modal Pertanian
Modal dalam artian luas adalah modal petani secara keseluruhan dengan
memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja
(Heady & Dillon 1990)
Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari
sejumlah faktor produksi kita anggap variable, sedangkan produksi
produksilainnya dianggap konstanta (Mubyarto 1994)
Dalam proses produksi pertanian modal dibedakan menjadi dua macam,
yaitu modal tidak bergerak (Modal tetap). Faktor produksi seperti tanah,
banguna, teknologi di masukkan dalam kategori modal tetap. Sebaliknya modal
tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis
dalam satu kali proses produksi. Misalnya biaya produksi benih, pupuk, obat-
obatan, dan biaya tenaga kerja (Soekartawi 2005)
c. Benih
-
Benih jagung secara teori dapat kita artikan sebagai biji tanaman jagung
yang digunakan untuk tujuan pertanaman jagung. Benih jagung secara umum
dibedakan menjadi dua macam yaitu, benih jagung unggulan dan benih jagung
lokal. Benih jagung unggulan adalah benih jagung mempunyai sifat-sifat yang
lebih atau unggul dari varietas jenisnya. Adapun jenis benih unggul yang berada
di Indonesia baru beberapa varietas seperti jagung hibridan yang beihnya
merupakan turunan pertama dari persilangan dua galut atau lebih yang sifat-
sifat individunya heterozigo tdan homogeny.
Sedangkan jenis benih local adalah jagung yang merupakan hasil pertama
spesifik lokasi seperti jagung kodok, jagung kretek, jagung manado kuning dan
jagung metro. Jagung jenis ini masih di budidayakan yang mempertahankan dan
ingin melestarikan keberadaan jagung lokal di Indonesia ini dan keberadaannya
masih muda kita temui di petani tradisional.
d. Pupuk
Pada dasarnya pupuk sangatlah bermanfaat dalam mempertahankan
kandungan unsur hara yang ada didalam tanah serta memperbaiki penyediaan
kandungan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan
dengan sifat fisik tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari pada menjadi
gembur.
Pemberian pupuk organic terutama dapat memperbaiki struktur tanah
dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain meyediakan
unsur hara pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang
cepat hilang seperti N,P,K yang mudah hilang oleh penguapan
-
e. Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu di
perhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan hanya
diliat dari tersedianya tenaga kerja tetapi kualitas perlu juga di perhatikan.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan pada faktor produksi tenaga kerja
(Soekartawi 2005)
2.3 Pemasaran
Pemasaran merupakan hal-hal yang sangat penting setelah selesainya produksi
pertanian. Kondisi pemasaran menghasilkan suatu siklus atau lingkungan pasar suatu
komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak memberikan harga yang layak bagi
petani, maka kondisi ini akan mempengaruhi motivasi petani, akibatnya penawaran akan
berkurang, kurangnya penawaran akan menaikkan harga. Setelah harga naik, motivasi
petani akan naik, mengakibatkan harga akan jatuh kembali (Ceteris paribus) (ginting,
2006).
Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan
hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan
oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi
pemasaran. ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran pertanian dikatakan
sebagai kegiatan produktif sebab pemasaran dapat meningkatkan guna waktu, guna
tempat, guna bentuk dan guna kepemilikan. (Sudiyono, 2004).
Menurut Kotler (2008) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa
pemasaran itu penting, yaitu:
1. Jumlah produk yang dijual menurun.
-
2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun.
3. Terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen.
4. Kompetensi yang semakin tajam.
5. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan.
Untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh lima
aspek seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2008) tersebut, yaitu:
1. Kebutuhan yang mendesak.
2. Tingkat komersialisasi produsen (petani).
3. Keadaan harga yang menguntungkan.
4. Karena peraturan
a.Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran adalah Saluran yang digunakan oleh Produsen untuk
Menyalurkan Produk dari Produsen sampai ke Konsumen atau Industri Pemakai.
Menurut panjang pendeknya, Saluran Pemasaran dapat dibagai menjadi 3 kelompok
yaitu :
a. Penyaluran Langsung Penyaluran.
Langsung merupakan saluran pemasaran yang paling pendek dimana
produk diantar dari produsen langsung ke konsumen. Contohnya, sayuran atau
buah-buahan yang baru dipetik dijual di pinggir jalan.
b. Penyaluran Semi-Langsung Penyaluran.
Semi-Langsung ialah saluran pemasaran yang melewati satu perantara baru
ke konsumen. Contohnya, hasil panen cabe yang dijual oleh petani kepada
-
pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual langsung
kekonsumen.
c. Penyaluran Tidak Langsung.
Penyaluran Tidak Langsung yaitu saluran pemasaran yang
menggunakan dua atau lebih perantara baru kemudian sampai ke konsumen.
Contohnya, buah-buahan yang dijual ke pedagang pengumpul kemudian diolah
menjadi minuman oleh pabrik baru kemudian dipasarkan oleh pengecer dan
dibeli oleh konsumen (Arfahmi, 2015).
Menurut Hanafiah dan Saefudin (dalam Arini 2012) menjelaskan panjang
pendeknya saluran pemasaran tergantung pada :
1. Jarak antara produsen dan konsumen.
Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen makin panjang saluran pemasaran yang
terjadi.
2. Skala produksi.
Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung panjang karenamemerlukan
pedagang perantara dalam penyalurannya.
3. Cepat tidaknya produk rusak.
Produk yang mudah rusak menghendaki saluran pemasaran yang pendek,karena harus
segera diterima konsumen.
4. Posisi keuangan pengusaha.
Pedagang yang posisi keuangannya kuat cenderung dapat melakukan lebih
banyak fungsi pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran.
-
b.Saluran pemasaran konsumen
1. Saluran tingkat satu (saluran pemasaran langsung) Terdiri dari produsen yang
menjual langsung ke pelanggan akhir.
2. Saluran tingkat dua mengandung dua perantara penjualan, seperti
pengumpul besar dan Pabrik.
3. Saluran tingkat tiga mengandung tiga perantara, dalam pasar konsumen
biasanya pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar pabrik.
Saluran Tingkat Pemasaran
Saluran I Saluran II Saluran III
Gamba 1. Saluran Tingkat Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah orang atau badan ataupun perusahaan yang
terlibat dalam proses pemasaran hasil pertanian. Ditingkat desa, kita lihat ada tengkulak
dan ada pedagang perantara serta pengecer. Ditingkat kecamatan juga ada perantara,
pengumpul dan pengecer. Keadaan ini juga terjadi ditingkat Kabupaten dan Provinsi.
Konsumen Konsumen Konsumen
Petani
Pengumpul Kecil
Petani Petani
Pabrik
Pengumpul Besar
Pengumpul Besar
Pabrik
Pengumpul Besar
Pabrik
Pengumpul Kecil
-
Masing masing lembaga tataniaga mengeluarkan biaya tataniaga dan akan memperoleh
keuntungan yang disebut bagian dari margin tataniaga (Daniel dalam
Nurhamidah,2014).
Lembaga pemasaran juga memegang peranan penting dan juga
menentukan saluran pemasaran. Fungsi lembaga ini berbeda satu sama lain, dicirikan
oleh aktivitas yang dilakukan dan skala usaha. Lembaga pemasaran ini melakukan
kegiatan fungsi pemasaran yang meliputi kegiatan: Pembelian, Sorting
atau grading (membedakan barang berdasarkan ukuran atau kualitasnya), Penyimpanan,
Pengangkutan, dan Processing (pengolahan). Masing-masing lembaga pemasaran, sesuai
dengan kemampuan dimiliki, akan melakukan fungsi pemasaran ini secara berbeda-
beda. Karena perbedaan kegiatan dan biaya yang dilakukan, maka tidak semua kegiatan
dalam fungsi kegiatan pemasaran dilakukan oleh lembaga Pemasaran. Karena
perbedaan inilah, maka biaya dan keuntungan pemasaran menjadi berbeda di tiap
tingkat lembaga pemasaran (Effendi, 2007).
1. Pedagang besar, lembaga yang melakukan proses konsentrasi (pengumpulan)
komoditi dari agen, melakukan distribusi ke pengecer.
2. Agen penjualan, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki pedagang
dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer
3. Pengecer, lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen.
2.4 Biaya pemasaran
Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya
dinyatakan dengan uang, yang termasuk biaya :
-
1. Sarana produksi yang habis terpakai seperti bibit, pupuk, pestisida, dan bahan
bakar,atau modal dalam penanaman lain.
2. Lahan seperti sewa baik berupa uang atau iuran, pajak , iuran pengairan, taksiran
biaya penggunaan jika digunakan tanah milik sendiri.
3. Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas
yang berupa penyusutan.
4. Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap
atau tenaga bergaji tetap
5. Biaya–biaya lain (Prawirokusumo, 2005).
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Dalam
menyampaikan barang dari produsen ke konsumen akan dibutuhkan biaya pemasaran.
Biaya pemasaran mencakup sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksi dan jumlah
pengeluaran oleh lembaga pemasaran serta keuntungan (profit) yang diterima lembaga
pemasaran.Biaya pemasaran komoditas pertanian merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan atau aktivitas usaha pemasaran komoditas pertanian. Biaya pemasaran
komoditas pertanian meliputi biaya transportasi atau biaya angkut, biaya pungutan
retribusi.
Biaya pemasaran sering kali dibatasi artinya sebagai biaya penjualan yaitu biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang ke pasar. Biaya pemasaran yang tinggi
dapat membuat sistem pemasaran kurang efisien. dalam arti luas, biaya pemasaran
tidak hanya biaya penjualan tetapi biaya penyimpanan, pengepakan, transportasi,
pengolahan dan biaya promosi.
-
2.5 Margin Pemasaran
Margin dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: pertama, margin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
diterima petani. Kedua, margin merupakan biaya dari jasa pemasaran yang dibutuhkan
sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Kelompok margin
pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk
melakukan fungsi-fungsi pemasaran atau disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional
dan keuntungan (Profit) lembaga pemasaran(Rita dalam reny 2017).
Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Margin ini akan diterima
oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut.
Makin panjang pemasaran (semakin banyak lembaga yang terlibat) maka
semakin besar margin pemasaran. Apabila margin dinyatakan dalam
persentase, maka didapat apa yang disebut persentase margin yang dihitung
atas dasar pokok penjualan atau dasar harga penjualan eceran suatu
komoditi. Istilah Spread digunakan untuk menyatakan perbedaan dua tingkat
harga dan menunjukan jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya
barang barang diantara dua tingkat pasar grosir dan pasar enceran
(Risafatiani,2011).
Margin pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk
melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga lembaga pemsaran. Setiap
lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsi–fungsinya yang berbeda sehingga
share margin diperoleh pada masing masing lembaga pemasaran yang
-
terlihat atau berbeda. apabila margin dinyatakan dalam persentase, maka didapat apa
yang disebut persentase margin (mark-up) yang dihitung atas dasar harga pokok
penjualan atau atas dasar harga penjualan eceran suatu komoditi. Istilah spread
digunakan untuk menyatakan perbedaan dua tingkat harga dan menunjukkan jumlah
uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang-barang di antara dua tingkat pasar
grosir dan pasar eceran (Asmarantaka, 2009).
Margin pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk
melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Setiap
lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsi-fungsinya yang berbeda sehingga
share margin diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat akan
berbeda (Sudiyono, 2004).
Margin pemasaran adalah perbedaan harga atau selisih harga yang
dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen. Margin
pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan
fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Lembaga-
Lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pemasaran akan menimbulkan
biaya. dalam saluran pemasaran yang melibatkan pedagang terdapat
perbedaan harga antara petani dengan harga di tingkat konsumen akhir.
Harga yang dibayar konsumen dialokasikan kepada share margin. Tinggi
rendahnya margin pemasaran akan mempengaruhi efisiensi pemasaran.
2.6 Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran berarti memaksimalisasi penggunaan input dan output,
berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen
-
dengan output barang dan jasa. Para pelaku pemasaran suatu komoditas harus
mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak. Efisiensi
pemasaran dibagi menjadi dua kategori yaitu efisiensi teknologi dan efisiensi ekonomi.
Efisiensi teknologi atau operasional meliputi pengolahan, pengemasan, pengangkutan
dan fungsi lain dari sistem pemasaran. Biaya akan lebih rendah dan output dari barang
dan jasa tidak berubah atau bahkan meningkat kualitasnya dengan adanya efisiensi
operasional tersebut. Efisiensi harga meliputi kegiatan pembelian pemasaran dan aspek
harga. Analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi operasional terdiri dari
analisis margin pemasaran, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya (Rosdiana
2009
Efisiensi pemasaran merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu
sistem pemasaran. Efisiensi pemasaran dapat terjadi jika sistem tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu produsen, konsumen
akhir, dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi perlu kiranya
pengaturan pemasaran dengan menerapkan prinsip efisiensi agar share margin petani
dan pedagang dapat memperoleh laba yang adil pada
tingkat harga yang terjangkau oleh konsumen.
Efisiensi pemasaran suatu komoditas dapat diteliti dengan menggunakan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis lembaga, saluran
dan fungsi pemasaran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis margin
pemasaran, distribusi margin dan farmer’share di setiap saluran pemasaran. Efisiensi
diperoleh berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi operasional (Feed dalam Susianti,
2012).
-
2.7 Kerangka Pemikiran
Pemasaran pertanian merupakan kegiatan menyampaikan produk pertanian dari
produsen hingga kepada konsumen. Produk tersebut akan melalui jalur pemasaran yang
dapat berbeda panjang pendeknya. Saluran pemasaran jagung dapat dimulai dari petani
sebagai produsen diteruskan ke pedagang pengumpul, pedagang pengecer hingga
kepada konsumen. Setiap saluran akan melakukan fungsi pemasaran untuk
menyampaikan jagung dari petani hingga konsumen akhir. Fungsi pemasaran tersebut
antara lain pembelian, penjualan, packing, transportasi, marketing loss, risk taking,
pembiayaan.
Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka bentuk berangka pikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
Secara skematis kerangka pemikiran dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN
JAGUNG
BIAYA PEMASARAN
EFISIEN TIDAK EFISIEN
PETANI JAGUNG
SALURAN PEMASARAN a. TipeSaluran I
b. TipeSaluran II
c. TipeSaluran III
SHARE MARGIN
EFISIENSI
-
3.1 Metode Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa
RadeKecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Desa ini dipilih karena merupakan salah
satu daerah yang memproduksi Jagung di Kabupaten
Bima.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sensus,
yaitu suatu cara pengambilan sampel dimana seluruh dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 orang petani jagung, maka
sampel dalam penelitan ini adalah sebanyak 20 orang, karena menurut sugiyono (2010),
apabila jumlah populasi dalam penelitian kurang dari 100, maka sebaik seluruh jumlah
populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani, pedagang
dan konsumen meliputi harga ditingkat petani dan masing-masing dari lembaga
pemasaran dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi terkait untuk melengkapi data yang
diperlukan dalam penelitia
3.4 Metode Penelitian
Metode ini menggunakan metode studi kasus (case Study) yaitu penelitian yang
digunakan dengan melihat langsung permasalahan yang timbul didaerah penelitian.
-
Studi kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu objek
tertentu pada selama kurun waktu, atau suatu fenomena yang ditentukan pada suatu
tempat yang belum tentu sama dengan daerah lain.
3.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan ini terlebih dahulu ditabulasikan kemudian
diolah secara manual, lalu dijabarkan dan dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk mengetahui share margin pada setiap saluran pemasaran yang terlibat digunakan
rumus :
a. Menghitung Persentase Margin (Share Margin)
Sm = Pp Pk
Keterangan
Sm= persentase Margin (Share Margin) dihitung dalam persen (%)
Pp = harga yang diterima produsen dan pedagang
Pk = harga yang dibayar oleh konsumen akhir
Menurut Roesmawaty (2011) Untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada
setiap saluran pemasaran yang terlibat digunakan rumus :
b. Mengitung efisiensi pemasaran
EP = TB % TNB
Keterangan
Ep = efesiensi pemasaran
TB = total biaya pemasaran (Rp)
-
TNB = total nilai produk (Kg) Kaidah keputusan pada efisiensi pemasaran ini adalah :
1. 0 – 33% = efisien
2. 34 – 67% = kurang efisien
3. 68 – 100% = tidak efisien
Menurut Widiastutidan Harisudin (2013) untuk menghitung marjin dari setiap
lembaga pemasaran digunakan rumus :
c. Margin Pemasaran
Mp = Pr – Pf
Keterangan:
Mp = Marjin pemasaran (Rp/kg)
Pr = Harga ditingkat konsumen (Rp/kg)
Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/kg)
3.6 Defenisi dan Batasan Operasiaonal
3.6.1 Defenisi
Untuk menghindari kerancuan dan kesalahan pemaham penegrtian dalam
penelitian ini, maka dirumuskan bebrapa batasana operasional sebagai berikut:
1. Pemasaran jagung adalah proses aliran komoditi jagung yang disertai
perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna
-
bentuk, yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu
atau lebih fungsi–fungsi pemasaran.
2. Petani adalah orang yang mengusahakan tanaman jagung dengan tujuan
ekonomis sebagai usahatani.
3. Saluran pemasaran/saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang
melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan
produksi jagung dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen .
4. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan ataupun perusahaan yang
terlibat dalam proses pamasaran hasil produksi jagung desa rade kecamatan
madapangga kabupaten bima
5. Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi jagung
6. Share margin adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani.
7. Efisiensi adalah usaha memaksimalisasikan penggunaan input dan output,
berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan
konsumen dengan output barang dan jasa.
8. Pedagang pengumpul kecil, lembaga yang melakukan proses konsentrasi
(pengumpulan) komoditi dari petani , melakukan distribusi ke pedagang
pengumpul besar.
9. Pedagang pengumpul besar, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki
pedagang pengumpul kecil dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif
murah
-
3.6.2 Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten
Bima.
2. Sampel petani adalah petani jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga,
Kabupaten Bima.
3. Sampel pedagang pengumpul adalah pedagang pengumpul yang terdapat di
Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.
-
IV. DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
4.1.1 Letak dan Luas Daerah
Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah
penelitian. Daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian haruslah memiliki
kondisi yang sesuai dengan variabel penelitian. Misalnya penelitian dengan fokus bidang
pertanian tidak relevan jika dilaksanakan di daerah kawasan industri, akan tetapi lebih
sesuai jika dilaksanakan di daerah pedesaan.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilaksanakan di Desa Rade.
Desa Rade merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Madapangga Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Penduduk Desa Rade
banyak yang berprofesi sebagai petani. Adapun batas-batas wilayah Desa
Rade antara lain:
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Bolo, Kecamatan Madapangga
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Dena, Kecamatan Madapannga
Sebelah Timur berbatasan dengan : So Tolo Kara (Persawahan Warga)
Sebelah Barat berbatasan denga : Doro Bolo (Pegunungan)
Jarak Desa Rade dengan ibu kota kecamatan adalah sejauh 1 Km, sedangkan
untuk jarak antara ibukota Kabupaten adalah sejauh 23 Km. Umumnya
tanah yang digunakan oleh masyarakat di Desa Rade adalah sebagian besar
digunakan untuk berladang. Total luas areal Desa Rade adalah 1.750 Ha, yang
terdiri dari lahan sawah 650 Ha, lahan kosong 345 Ha dan pekarangan 48 Ha.
-
4.2 Kondisi Demografis
4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Desa Rade berjumlah sebanyak 3.012 jiwa dengan jumlah
KK sebanyak 797. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk Desa Rade terdiri dari jumlah
laki-laki sebanyak 1479 jiwa dan perempuan sebanyak 1524 jiwa. Untuk lebih
jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%)
1 Laki-Laki 1.479 49,10%
2 Perempuan 1.533 50,89%
Jumlah 3.012 100%
Sumber: Data Kantor Desa Rade 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis
kelamin Perempuan lebih sedikit dibanding dengan jenis kelamin Laki-Laki, dengan
selisih persentase jumlah penduduk sebesar 0,38%.
4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Penduduk Desa Rade mayoritas bekerja sebagai Petani. Meskipun demikian
masih terdapat beberapa penduduk lainnya yang memiliki profesi berbeda. Untuk
lebih jelasnya jumlah penduduk dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
pekerjaannya, sebagai berikut.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Petani 1.246 41,36
2 PNS/TNI/Polri 80 2,65
-
3 Wiraswasta 124 4,11
4 Pedagang 25 0,83
5 Belum Bekerja 350 11,62
6 Pelajar 1.307 43,39
Jumlah 3012 100%
Sumber: Data Kantor Desa Rade 2019
4.3 Sarana dan Prasarana Umum
Setiap desa memiliki sarana dan prasarana yang berebeda-beda antara satu
sama lain. Sarana yang ada disesuaikan dengan kebutuhan topogafi setiap desa.
Tingkat perkembangan sebuah desa dapat diukur dengan kondisi sarana dan
prasarana yang ada. Karena keberadaan sarana dan prasaranan tersebut laju
petumbuhan sebuah desa, baik dari sektor perekonomian maupun sektor-sektor
lainnya.
Desa Rade memiliki beberapa sarana dan prasarana. Keadaan sarana dan
prasarana di Desa Rade akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat Desa Rade. Semakin baik sarana dan prasarana pendukung maka akan
mempercepat laju pembangunan Desa Rade baik di tingkat lokal maupun regional.
Keadaan sarana dan prasarana di Desa Rade dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Jenis Saran dan Prasarana Desa Jumlah (Unit)
1 Perumahan penduduk 1.580
Tempat Ibadah Mesjid Musollah Greja
3
4
-
-
3 Sarana Pendidikan PAUD TK SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat
3
2
4
-
-
4 Sarana Kesehatan Puskesmas Pembantu dan Posyandu
1
5 Sarana Umum Kantor Kepala Desa TPU
1
3
Sumber: Data Kantor kepala Desa Rade 2019
-
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Data dalampenelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode
yaitu observasi dan wawancara. Metode observasi digunakan oleh peneliti
untuk mengamati kondisi Desa Rade meliputi penduduk, pekerjaan dan
produksi pertanian yang di hasilkan petani Desa Rade serta lembaga
pemasaran yang ada di Desa Rade. Sedangkan metode wawancara digunakan
untuk memperoleh data dari responden mengenai karakteristik responden
dan alur pemasaran jagung di Desa Rade kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima.
Berkaitan dengan metode wawancara, peneliti memberikan
pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik responden dan alur
pemasaran jagung, terhadap sampel peneliti yang terpilih untuk mengetahui
pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
5.1.1 Krakteristik Responden
Responden merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah penelitian.
Karakteristik Responden harus sesuai dengan tujuan penulisan sebuah penelitian. Sesuai
dengan judul maka yang, menjadi responden dalam penelitian ini adalah para petani
jagung dengan jumlah 20 orang responden yang terdapat di Desa Rade, Kecamatan
Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dari keseluruhan responden yang
-
berjumlah 20 0rang ditentukan secara acak. Berdasarkan wawancara penulis dapat
diketahui bahwa luas lahan petani jagung dari keseluruhan sampel adalah 164 Ha.
Karakteristik sampel penelitian dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, Luas
Lahan, pendidikan dan pengalaman yang dipakai. Penulis akan menjabarkan keseluruhan
karakteristik sampel penelitian tersebut satu persatu.
1. Responden Petani
Pengertian petani dapat didefinisikan sebagai pekerja yang
memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi. Serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup
dengan menggunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Petani
responden merupakan produsen jagung yang menjual ke pedagang
pengumpul kecil atau pedagang pengumpul besar yang ada di Desa Rade.
Adapun informasi petani yang didapat oleh peneliti di Desa Rade kecamatan
Madapangga Kabupaten Bima dapat di lihat pada uaraian berikut.
a. Usia
Karakteristik sampel penelitian berdasarkan rentang usia dapat dibedakan
seperti yang terdapat pada tabel berikut
Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Usia di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Rentang Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 25-40 6 30%
2 41-56 12 60%
3 > 57 2 10%
Jumlah 20 100 %
Sumber: Data Primer setelah diolah 2019
-
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
sampel penelitian yang terbanyak berada pada rentang usia 41-56 tahun, yakni 12
orang atau 60% dari keseluruhan jumlah sampel.
b. Pendidikan
Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ditentukan
seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rade, Kecamatan
Madapangga, Kabupaten Bima
No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase %
1 SD/MI 5 25%
2 SMP/MTS 3 15%
3 SMA/SMK/MA 9 45%
4 S1 3 15%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Responden penelitian yang terbanyak berada pada Tingkat Pendidikan Sekolah
menengah atas (SMA), yakni 9 orang atau 45% dari keseluruhan jumlah sampel.
c. Luas Lahan
Karakteristik sampel berdasarkan Luas lahan yang dimiliki dapat dibedakan
seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 6. Sebaran Jumlah Luas lahan Responden di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 5 – 10 13 65%
2 11-16 4 20%
3 >17 3 15%
Jumlah 20 100% Sumber: Data Primer setelah diolah 2019
-
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Responden penelitian yang terbanyak memiliki Luas lahan 5-10 Ha, yakni 13 orang
atau 65% dari keseluruhan jumlah sampel.
d. Pekerjaan
Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki responden
seperti yang terdapat pada table berikut.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rade, Kecamatan
Madapangga, Kabupaten Bima
No Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 PNS/TNI/POLRI 8 40%
2 Karyawan Swasta 4 20%
3 Wiraswasta 6 30%
4 Lainnya 2 10%
Jumlah 20 100%
Sumber: DataPrimer setelah Diolah 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Responden penelitian yang terbanyak memiliki Pekerjaan Sebagai PNS/TNI/POLRI ,
yakni 8 orang atau 40% dari keseluruhan jumlah sampel.
e. Pengalaman
Karakteristik responden berdasarkan pengalaman usaha tani yang dimiliki
responden seperti yang terdapat pada table berikut.
Tabel 8. Senaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha tani di Desa Rade,
Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
NO Pengalaman Usahatani Jumlah
(Tahun)
Persentase (%)
1 0 – 10 6 30%
2 11 – 20 9 45%
3 21 – 30 5 25%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa jumlah Responden berdasarkan pengalaman yang terbanyak
-
berada pada Pengalaman Usahatani 11-20 tahun, yakni 9 orang atau 45%
dari keseluruhan jumlah sampel
2. Responden Lembaga Pemasaran
Kegiatan pendistribusian barang dari produsen ke konsumen
terdapat pedagang perantara atau disebut juga sebagai lembaga
pemasaran. Lembaga ini mempunyai peran yang penting dalam kegiatan
pemasaran , lembaga pemasaran mendistribusikan hasil baik secara
langsung kepada konsumen atau pun pedagang luar mau pun dalam
kota.
Pedagang atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten
Bima adalah pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar. Adapun
identitas pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar jagung di
Desa Rade dapat di lihat pada Tabel Berikut:
Tabel 9. Sebaran Karakteristik Pengumpul kecil di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Nama Usia Pendidikan Pengalaman Jumlah pembelian
(Kg/musim)
1 H. Nurdin 53 SMA 15 15.000
2 Haris 42 SMA 11 8.500
3 Junaidin 38 S1 8 6.000
Jumlah 133 34 29.500
Rata-Rata 44 11,33333 9,8333
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa umur responden pedagan
pengumpul kecil dalam usia produktif yaitu 38 tahun da nada juga yang berumur
-
lebih dari 50 tahun. Pada usia produktif pedagang mampu bekerja lebih maksimal
didukung dengan kekuatan fisik serta mental yang kuat dalam melaksanakan peran
sebagai penyalur pemasaran jagung ke konsumen.
Tingkat pendidikan responden pedagang pengumpul kecil pada
pemasaran jagung yang paling tinggi adalah jenjang S1 dan paling rendah
adalah SMA. Dalam hal ini tingkat pendidikan pula sangat mempengaruhi
pengatahuan pedagang dalam mendapatkan infomasi serta mekanisme
pemasaran jagung. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang
pengumpul semakin baik pula saluran pemasaran yang dijalankannya
dan akan memudahkan pedagang meningkatkan pendapatannya.
Pengalaman dalam bidang pemasaran pun akan mempengaruhi
pedagang dalam memasarkan jagung. Lama pengalaman pedagang
pengumpul kecil yaitu paling tinggi 11 tahun dan paling rendah 8 tahun.
Semakin lama pengalaman pedagang semaki mudah mereka
memasarkan jagung . hal ini disebabkan pengalaman meraka dalam
memasarkan jagung dan dikenal oleh konsumen. Serta seudah memiliki
konsumen tetap.
Tabel 10. Sebaran Karakteristik pengumpul Besar di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Nama Usia Pendidikan Pengalaman JumlahPembelian
(Kg/musim)
1 H. Abdullah Ali
53 SMA 20 40.000
2 Usman 46 S1 15 25.000
Jumlah 99 35 45.000
Rata-Rata 49 17 22,500
Sumber: Data Primer setelah diolah 2019
Pedagang besar di Desa Rade yaitu pedagang yang membeli jagung
dengan volume yang relative banyak dan memiliki modal yang cukup
-
besar. Biasanya pedagang pengumpul besar membeli jagung dari
pedagang pengumpul kecil dan petani di dalam dan di luar Desa Rade.
Valume pembelian jagung oleh pedagang pengumpul besar dengan
jumlah rata-rata pembelian 22.500 ton/musim. Pedagang besar menjual
jagung ke pabrik pembuatan pakan ternak yang berada di Desa Bolo
Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima ataupun Pabrik yang berada
diluar daerah seperti di Pulau Sumbawa dan Pulau Jawa.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa umur pedagang
pengumpul besar rata-rata 49 tahun, dalam usia ini pedangan tergolong
usia produktif.
Tingkat pendidikan pedagang besar S1 dan SMA. Dalam hal ini
semakin Tingkat pendidikan pedagang akan mempermudah pedagang
dalam menyalurkan jagung, dengan tingkat pendidikan yang semakin
tinggi akan membantu pedagang dalam mendapatkan informasi di
bidang pemasarang khususnya pemasaran jagung dan akan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan pedagang.
Pengalaman dalam bidang pemasaran pun akan mempengaruhi
pedagang dalam memasarkan jagung. Lama pengalaman pedagang
pengumpul kecil yaitu paling tinggi 20 tahun dan paling rendah 15 tahun.
Semakin lama pengalaman pedagang semaki mudah mereka
memasarkan jagung . hal ini disebabkan pengalaman meraka dalam
memasarkan jagung dan dikenal oleh konsumen. Serta seudah memiliki
konsumen tetap.
5.1.2 Saluran Pemasaran
-
Sistem saluran pemasaran (marketing channel system) merupakan
sekelompok saluran pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan
dan keputusan tentang sistem ini merupakan salah satu keputusan terpenting yang
dihadapi manajemen. Peran utama saluran pemasaran adalah mengubah pembeli
potensial menjadi pelanggan yang menguntungkan, tidak hanya melayani pasar
namun harus membentuk pasar.
Saluran pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan
kegiatan atau fungsi pemasaran yang saling berkaitan, dengan maksud barang-
barang bergerak atau berpindah dari produsen sampai ke konsumen. Proses
pemasaran jagung di Desa Rade dapat di lihat pada gambar berikut:
(I) (II)
(III)
petani
Pengumpul besar
Pabrik
Konsumen
Pengumpul besar Pengumpul besar
Pengumpul kecil
Pabrik Pabrik
Konsumen
Pengumpul kecil
Konsumen
-
Gambar 3 . bentuk saluran pemasaran jagung
Pada gambar diatas bahwa saluran pemasaran yang ada di Desa
Rade kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Terdapat 3 saluran, yaitu:
1. Petani – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen
2. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen
3. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Pasar Umum –
Konsumen
Gambar 2 menunjukkan terbentuknya beberapa saluran pemasaran di
Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Berikut ini
merupakan uraian lebih rincih mengenai saluran – saluran pemasaran
yang terbentuk berdasarkan alur pemasaran jagung di Desa Rade
Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
a. Saluran I
Saluran pertama terbentuk oleh jumlah produksi jagung yang
cukup banyak oleh petani, dimana petani menjual ke pengumpul besar
kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian jual ke konsumen
(Peternak Ayam)
b. Saluran II
Saluran kedua ini merupakan saluran yang cukup banyak di minati oleh
petani, dimana petani menjual ke pengumpul kecil kemudian dijual ke pengumpul
besar kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian ke konsumen (Peternak Ayam)
c. Saluran III
-
Saluran ketiga ini merupakan saluran cukup bayak diminati oleh petani,
dimana petani menjual ke pengumpul kecil kemudian dijual ke pengumpul besar
kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian kepasara umum dan selanjutnya ke
konsumen (Peternak Ayam).
Adapun jumlah petani berdasarkan saluran pemasaran yang
digunakan dalam mendistribusikan jagung, dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 11. Jumlah Petani pada Setiap Saluran Pemasaran di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Saluran Pemasaran Jumlah Petani Persentase (%)
1 Saluran I 9 45%
2 Saluran II 5 25%
3 Saluran III 6 30%
Total 20 100%
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa saluran pemasaran
I merupakan saluran yang banyak di gunakan oleh petani yaitu sebesar
45% atau 9 orang petani jagung. Saluran ini banyak diminati oleh
pengumpul besar dikarenakan jumlah produksi yang cukup besar dan
adanya hubungan kekeluargaan sehingga petani menjual ke pengumpul
besar.
Saluran pemasaran II merupakan saluran yang digunakan petani
sebesar 25% atau 5 orang petani jagung. Hal ini disebabkan oleh jarak
yang cukup dekat, petani yang di modali oleh pengumpul kecil dan
hubungan kekeluargaan.
Saluran pemasaran III merupakan saluran yang digunakan petani
sebesar 30% atau 6 orang petani jagung. Hal ini disebabkan oleh
-
kedekatan, hubungan keluarga serta modal yang di biayai oleh
pengumpul kecil.
5.1.3 Margin Pemasaran
Margin dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: pertama, margin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
diterima petani. Kedua, margin merupakan biaya dari jasa pemasaran yang dibutuhkan
sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Kelompok margin
pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk
melakukan fungsi-fungsi pemasaran atau disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional
dan keuntungan (Profit) lembaga pemasaran(Rita dalam Reny 2017).
Tabel 12. Margin Pemasaran pada Saluran Pemsaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
Saluran Pemasaran Harga Beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Margin (Rp/Kg)
Saluran I 1.850
a. Petani 3.650
b. Pengumpul besar
3.650 4.000
c. Pabrik 4.000 5.500
d. Konsumen 5.500
Saluran II
a. petani 3.200 2.300
b. Pengumpul kecil
3.200 3.650
c. Pengumpul besar
3.650 4.000
d. Pabrik 4.000 5.500
-
e. Konsumen 5.500
Saluran III
a. Petani 3.200 2.800
b. Pengumpul kecil
3.200 3.650
c. Pengumpul besar
3.650 4.000
d. Pabrik 4.000 5.500
e. Pasar Umum 5.500 6.000
f. Konsumen 6.000
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Pada table diatas memperlihatkan total margin yang diperoleh pada setiap
lembaga pemasaran tertinggi berada pada saluran pemasaran III yaitu sebesar Rp
2.800/Kg margin saluran pemasaran terendah terdapat pada saluran pemasaran I yaitu
sebesar Rp 1.850/Kg. dan Margin saluran pemasaran II sebesar Rp 2.300/Kg pada
saluran pemasaran III memiliki margin pemasaran paling besar itu disebabkan oleh
panjangnya saluran pemasaran yang di lewati untuk sampai ke konsumen. Dan margin
pada saluran I dan II memiliki margin lebih rendah karna sedikitnya lembaga pemasaran
yang terlibat. Semakin banyak perantara yang terlibat dalam pemasaran maka margin
pemasaran semakin besar (Daniel, 2002)
Margin pemasaran dapat diketahui dari perhitungan biaya yang dikeluarkan dan
keuntungan lembaga pemasaran yang ikut berperan dalam proses pemasaran. Proses
pemasaran dari produsen ke konsumen memerlukan suatu biaya, dengan adanya biaya
pemasaran maka suatu produk akan mengalami peningkatan harga . untuk mengetahui
besarnya biaya, keuntungan dan margin pemasaran ditingkat lembaga pemasaran pada
ketiga saluran pemasaran jagung.
Tabel 13. Biaya dan Keuntungan Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
Saluran Pemasaran Biaya Pemasaran (Rp/Kg)
Margin (Rp/Kg)
Keuntungan (Rp/Kg)
Saluran I
-
a. Petani 150
115
350
1.500
200
1.385
b. Pengumpul besar
c. Pabrik
d. Konsumen
Total 265 1.850 1.585
Saluran II
a. Petani 150
150
115
450
350
1.500
300
200
1.385
b. Pengumpul kecil
c. Pengumpul besar
d. Pabrik
e. Konsumen
Total 415 2.300 1885
Saluran III
a. Petani 150
150
115 20
450
350
1.500 500
300
200
1.385 480
b. Pengumpul kecil
c. Pengumpul besar
d. Pabrik
e. Pasar umum
f. Konsumen
Total 435 2.800 2.365
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa biaya pemasaran paling kecil yang
dikeluarkan oleh saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp 265 yang meliputi biaya
transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja, karung yang di hitung dalam satuan
kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp 3.650/Kg dan kemudian pengumpul
Besar didistribusikan ke pabrik dengan harga Rp 4.000/Kg
Harga beli jagung dari petani sebesar Rp 3.200/Kg dan dijual ke pedagang pengumpul
besar dengan harga Rp 3.650/Kg kemudian pedagang besar. Total keuntungan
pengumpul besar sebesar Rp 200/Kg, Pabrik sebesar Rp 1.385/Kg. jadi margi pemasaran
yang diperoleh pada saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp 1.585/Kg.
-
Selanjutnya biaya pemasaran kedua sebesar Rp 415 yang dikeluarkan pada
saluran pemasaran II yang meliputi biaya transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja,
karung Yang dihitung dalam satuan kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp
3.200/Kg kemudian menjual kepada pengumpul besar dengan harga Rp3.650/Kg lalu
pengumpul besar mendistribusikan jagung ke pabrik di kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima sebesar Rp 4.000/Kg dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 5.500/Kg
. total biaya dan keuntungan ditingkat pedagang pengumpul kecil sebesar Rp 300,
pengumpul besar sebesar Rp 200/Kg dan pabrik sebesar Rp 1.385/Kg. jadi margin
pemasaran yang diperoleh saluran pemasaran II sebesar Rp Rp 200/Kg. jadi margin
pemasaran yang di peroleh saluran II sebesar Rp 2.300/Kg. Margin Pemasaran diperoleh
dari penjumlahan total biaya pemasaran dengan total keuntungan pasar.
Biaya pemasaran paling besar dikeluarkan pada saaluran pemsaran III yaitu
sebesar Rp 435/Kg, yang meliputi biaya transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja,
karung yang dihitung dalam satuan kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp
3.200/Kg kemudian menjual kepada pengumpul besar dengan harga Rp3.650/Kg lalu
pengumpul besar mendistribusikan jagung ke pabrik di kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima sebesar Rp 4.000/Kg dan disalurkan ke pasar umum dengan harga Rp
5.500/Kg kemudian dijual ke konsumen dengan Harga Rp 6.000/Kg. total biaya dan
keuntungan ditingkat pedagang pengumpul kecil sebesar Rp 300, pengumpul besar
sebesar Rp 200/Kg dan pabrik sebesar Rp 1.385/Kg dan pasar umum sebesar Rp 500/Kg.
jadi margin pemasaran yang di peroleh saluran III sebesar Rp 2.800/Kg. Margin
Pemasaran diperoleh dari penjumlahan total biaya pemasaran dengan total keuntungan
pasar.
-
5.1.4 Efisiensi Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan aspek yang penting dari penelitian ini apabila
aspek ini berjalan cukup baik, maka seluruh pihak akan sama-sama di untungkan.
Artinya pemasaran yang baik akan membawa dampak positif terhadap petani,
pedagang dan konsumen. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran jagung di
daerah penelitian maka dapat kita lihat pada table dibawah ini.
Tabel 14. Efisiensi Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
No Saluran
Pemasaran
Biaya Pemasaran
(Rp/Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg)
Efisiensi
Pemasaran
1 Saluran I 265 4.000 6,62
2 Saluran II 415 5.500 7,54
3 Saluran III 435 6.000 7,25
Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019
Pada table diatas nilai efisiensi saluran pemasaran I sebsar 6,62% < 33%
artinya saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang efisien. Nilai
efisiensi saluran pemasaran II sebesar 7,54% < 33%, dan Nilai Efisiensi Pemasaran III
Sebesar 7,25%. artinya saluran pemasaran II dan III merupakan saluran pemasaran
yang kurang efisien. Dari tabel diatas dapat disimpulkan nilai pemasaran yang paling
efisien adalah saluran pemasaran I, hal ini disebakan karena pada tipe saluran
pemasaran I, pemasaran jagung tidak banyak melalui lembaga-lembaga pemasaran
sehingga biaya pemasaran jagung tidak terlalu besar. Dari ketiga tipe saluran
pemasaran jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, margin pemasaran yang
paling kecil terdapat pada tipe saluran pemasaran I yaitu margin pemasaran nya Rp
1.850. hal ini disebabkan karena pada tipe pemasaran 1 pemasaran jagung tidak
banyak melalui lembaga pemasaran yang lain.
-
Perbedaan saluran pemasaran I, saluran pemasaran II dan saluran pemasaran
III adalah pada saluran pemasaran I dalam proses pemasaran hasil usahatani jagung
hingga sampai ke Konsumen hanya melalui 2 lembaga pemasaran yaitu pengumpul
besar dan Pabrik, sedangkan saluran pemasa ran II dalam proses pemasaran jagung
melalui 3 lembaga pemasaran yaitu pengumpul kecil, pengumpul Besar, dan Pabrik,
dan pada saluran pemasaran II proses pemasarannya melalui 4 lembaga pemasaran
yaitu pengumpul kecil, pengumpul bsar, pabrik, dan pasar umum. Pada tipe saluran
pemasaran I harga jual petani lebih tinggi dibandingkan pada saluran pemasaran II
dan III.
5.2 Pembahasan Penelitian
5.2.1 Saluran Pemasaran
Pemasaran pada prinsipnya merupakan proses penyampaian barang dari
produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam siklus
produksi. Produksi yang baik akan sia-sia harga pasar yang rendah oleh karena itu,
tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang tinggi tanpa disertai
dengan pemasaran yang baik.
Dalam memasarkan jagung memerlukan keberadaan lembaga pemasaran yang
membantu menyalurkan barang. Dengan adanya lembaga pemasaran, petani dapat
menjual hasil produksinya ke konsumen lembaga pemasaran, petani dapat menjual hasil
produksinya dan konsumen bias mendapatkan kebutuhannya melalui lembaga
pemasaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan lembaga pemasaran sangat
penting.
-
Saluran pemasaran yang terdapat di Desa Rade kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima terdiri dari beberapa lembaga pemasaran yang terlibat daam proses
pemasaran jagung yang meliputi petani, pengumpul kecil, pengumpul besar, pabrik,
pasar umum, hingga akhirnya sampai ke konsumen, adapun saluran pemasaran yang di
gunakan petani jagung yaitu:
1. Petani - pengumpul besar – pabrik - konsumen
2. Petani – pengumpul kecil – pengumpul besar – pabrik – konsumen
3. Petani – pengumpul kecil – pengumpul besar – pabrik – pasar umum –
konsumen
5.2.2 Margin pemasaran dan Efisiensi Pemasaran
Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayar penjual
pertaman (Produsen) dan harga yang di bayar oleh pembeli terakhir
(konsumen) margin pemasaran dapat diketahui perhitungan biaya yang
dikeluarkan dan keuntungan lembaga pemasaran yang ikut berperan dalam
proses pemasaran.
Biaya yang dikeluarkan petani dan setiap lembaga pemasaran berbeda-
bedapada proses pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima. Besarnya biaya pemasaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan
petani dan lembaga pemasaran. Saluran pemasaran I mengeluarkan total biaya sebesar
Rp 265/Kg, dengan total keuntungan Rp 1.585/Kg, margin pemasaran saluran I paling
rendah karena kurangnya lembaga pemsaran yang berperan didalamnya sehingga
keuntungan lebih besar didapatkan oleh petani jagung. Saluran pemasaran II
mengeluarkan total biaya Rp 415/Kg, dengan total keuntungan Rp 1.885/Kg, total
-
margin Rp 2.300/Kg. sedangkan saluran pemasaran III mengeluarkan total biaya sebesar
Rp 435/Kg, Total margin Rp 2.800/Kg dan total keuntungan sebesar Rp 2.365/Kg
Saluran Pemasaran II dan III membeli jagung dari petani dengan harga yang lebih
rendah dari saluran I, selain hanya ingin untung para pengumpul kecil juga
mengeluarkan biaya–biaya dalam proses pemasaran jagung yang terjadi hingga sampai
ke konsumen.
Adapun biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul kecil dan pengumpul
besar adalah biaya transportasi, biaya pengeringan, tali, tenaga kerja, dan karung. Ini
adalah biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk membeli jagung dari petani.
Efisiensi pemasaran merupakan tolak ukur produksivitas pemasaran dengan
membandingkan sumberdaya yang digunakan terhadap pengeluaran yang dihasilkan
selama berlangsung proses pemasaran. Efisiensi pemasaran yang efisien jika biaya
pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya
pemasaran dari nilai produk yang di pasarkan maka semakin efisien melaksanakan
pemasaran.
Saluran pemasaran jagung yang paling efisiean yaitu saluran pemasaran I
dengan nilai efisiensi sebesar 6,62% sedangkan saluran pemasaran yang memiliki nilai
effisien paling tinggi terdapatpada saluran pemasaran II dengan nilai efisiensi sebesar
7,54% dan saluran pemasaran yang kurang efisien yaitu padasaluran pemasaran III
dengan nilai efisien sebesar 7,25% .
Meskipun demikian, ketiga saluran pemasaran tersebut dinilai efisien seperti
yang dikatakan Roesmawati (2011), bahwa untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada
setiap saluran saluran pemasaran yang terlibat ditentukan dengan rkaidah keputusan
-
pada efisiensi pemsaran:1. 0% – 33% = Efisien , 2. 34% – 67% = kurang efisien , 3. 68% -
100% = tidak efisien
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Peamsaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bimaterdapat 3 saluran pemasaran yang digunakan oleh petani, yaitu:
a. Petani – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen
b. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen
c. Petani – Pengumpul kecil – Pengumpul besar – Pabrik – Pasar umum –
Konsumen
2. Margin pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran III yaitu
sebesar Rp 2.800/Kg, saluran pemasaran III memiliki margi pemasaran paling
tinggi disebabkan jumlah lembaga pemasaran yangterlibat didalamnya
sehingga biaya yang dikeluarkan semakin besar. Sedangkan margin
pemasaran paling kecil terdapat pada saluran pemsaran I yaitu sebesar Rp
1.850/Kg, saluran ini memiliki margin pemasaran paling kecil dikarenakan
sedikitnya jumlah lembaga pemasaran yang terlibat pada pemasarannya,
-
sedangkan saluran pemasaran II memiliki margin pemasaran sebesar Rp
2.300/Kg saluran ini memiliki 3 lembaga pemasaran yang terlibathingga
sampi ke konsumen.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, adapun saran yang ingin
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada petani untuk memilih saluran pemasaran I karna
sedikitnya perantara yang terlibat dalam proses pemasaran, karena saluran
pemasaran tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
petani jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
2. Petani harus berusaha agar terlepas jeratan modal dan tidak menajdikan
modal dari pedagang sebagai alasan untuk berusahatani jagung
3. Petani disarankan agar lebih aktif dalam kelompok tani agar mudah
mendapatkan informasi dan mudah memasarkan hasil produksi jagungnya.
4. Kepada lembaga pemasaran harus teliti dalam menentukan harga terhadap
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran.
5. diharapkan kepada petani jagung di daerah penelitian agar menggunakan
input produksisecara optimal agar meningkatkan produksi dari usahatani
jagung.
-
6. Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan baik berupa
modal maupun pengetahuan tentang budidaya jagung kepada petani. Dan
lebih meningkatkan peran penyuluhan terhadap sosialisasi tentang
teknologi terbaru dibidang budidaya jagung.
-
DAFTAR PUSTAKA
Arini Prihatin,2012. Analisis tataniaga kubis . Departemen agribisnis fakultas ekonomi dan manajemen institut pertanian bogor. Skripsi bogor
Asmarantaka, Ratna W. 2009. Pemasaran Produk-produk Pertanian. IPB Press, Bogor.
Effendi. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana prenada Group. Jakarta.
Ginting, Paham. 2006. Pemasaran Produk Pertanian. USU Press. Medan Kotler,
Philip. 20018. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat Jakarta.
Darmawati, 2005. Analisis pemasaran Mendong Di Kabupaten Sleman. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persad.Jakarta.
Winardi. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Perss. Jakarta
Nurhamidah, 2014.Analisi Pemasaran Kue Bawang Magrove Jurusan Agribisnis Fakultas Pertania.Universitas sumatera utara. Medan.
PrawiroKoesuma.2005.UnsurBiayaUsahaTani//http/diptan.www.litbang.go.id./un sur-biaya-usahtani-html//diakses pada tanggal 10 januari 2017.
Rahmanta, 2009.Analisis Pemasaran Jagung Di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Skripsi,Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. (Sugiyono, 2010.
Reny, 2017. Pemasaran Jeruk Kasturi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera utara. Skripsi. Medan.
Risafatiani, 2011. http//risafatiani.wordpress.com/2011/01/20/usaha-tani-buahnaga.
Roesmawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal agrobisnis.
Rosdiana S. 2009. Analisis Pemasaran Sayuran Organik di PT Agro Lestari Ciawi Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Soeharjo. 2010. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
-
Soekartawi, 2000. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.110 Hlm.
Sugiyono 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Balfabeta. Bandung.
Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press, Malang. Susianti Br Sinukaban ,2012. Analisis Profil Peternak terhadap Pendapatan dan
Efisiensi Pemasaran Usaha Sapi Potong. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi Medan.
Widiastuti, N. 2013. Tataniaga Jagung di Kabupaten Grobogan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas MaretSurakarta. Tidak dipublikasikan
Tamburian, Yenny 2010. Kajian Usahatani Jagung Di Lahan Sawah Setelah Padi Melalui Pendekatan PTT Di Kabupaten Bolmong Sulawesi Utara. Jurnal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.
Zubaidi, 2008. Teori Analisis Margin Pemasaran Menurut Para Ahli Pemasaran. https://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.html. Diakes 29 Spril 2019
https://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.htmlhttps://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.html
-
LAMPIRAN
LAMPIRAN
-
DAFTAR KUESIONER
(SADIQIN MUFLIHUN NIM : 105960180114)
Kode/No.Sampel:…………………...Tanggal wawancara:………………………... Dusun/RT/RW :………………………….. Desa :……………………………….. A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :�