analisis pemasaran jagung di desa rade kecamatan … · 2020. 2. 24. · abstrak sadiqin...

74
ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA RADE KECAMATAN MADAPANGGA KABUPATEN BIMA SADIQIN MUFLIHUN 105960180114 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA RADE

    KECAMATAN MADAPANGGA

    KABUPATEN BIMA

    SADIQIN MUFLIHUN

    105960180114

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2019

  • ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA RADE

    KECAMATAN MADAPANGGA

    KABUPATEN BIMA

    SADIQIN MUFLIHUN 1059601080114

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

    Stratara satu (S-1)

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2019

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Judul : Analisis Pemasara Jagung di Desa Rade Keamatan Madapangga

    Kabupaten Bima

    Nama : SADIQIN MUFLIHUN

    Stambuk : 105960180114

    Konsentrasi : Sosial Ekonomi

    Program Studi : Agribisnis

    Fakultas : Pertanian

    Disetujui :

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si Firmansyah, SP,.M.Si

    NIDN : 0011115712 NIDN :

    Diketahui:

    Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

    H. Burhanuddin, S.Pi,.M.P Dr.Sri Mardiyati, S.P,.M.P

    NIDN : 0912066901 NIDN: 0921037003

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

  • DAN SUMBER INFORMASI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skrripsi yang berjudul Analisis Pemasaran

    Jagung Di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima adalah benar

    merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

    perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

    dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

    disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

    skripsi ini.

    Makassar, 10 Juli 2019

    Sadiqin Muflihun

    105960180114

  • ABSTRAK

    SADIQIN MUFLIHUN.105960180114. Analisis pemasaran jagung di Desa

    Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.Dibimbing oleh SYAFUDDIN

    dan FIRANSYAH

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran, share margin, dan efisiensi pemasaran jagung di Desa Rade

    Kecamatan Madapangga kabupaten Bima.

    Penentuan Populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau

    purpusive yaitu terhadap petani dan lembaga pemasaran jagung di desa

    Rade.Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Sementara untuk penentuan

    sampel lembaga pemasaran dilakukan dengan cara snowball sampling yakni

    dengan menelusuri keseluruhan populasi di jadikan sampel yakni 25 orang yang

    terlibat dalam saluran pemasaran. Analisis datayang digunakan yaitu analisis data

    deskriptif.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran pada pemasaran

    jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, menggunakan

    tiga saluran pemasaran. Keuntung pemasaran tertinggi adalah produsen pada

    saluran pemasaran I yakni sebesar Rp 3.650/Kg, dan keuntungan pemasaran

    terendah terdapat pada saluran pemasaran I dan II yakni sebesar Rp 3.200/Kg. dan

    lembaga pemasaran dengan nilai tinggat efisiensi terendah atau paling efisien

    adalah saluran pemasaran I sebesar (6,62%) dan yang tertinggi atau tidak efisien

    adalah saluran pemasaran II sebesar (7,54%).

    Kata Kunci : Saluran pemasaran, Margin pemasaran, Share Margin, Efisiensi

    pemasaran

  • RIWAYAT HIDUP

    Sadiqin Muflihun Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 5 Juli 1996. Anak kedua

    dari Dua bersaudara, putra dari Ayahanda Junaidi dan Ibunda Itam .Pendidikan

    Formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

    1. Pada Tahun 2002 Masuk Sekolah Dasar (SD) di SDN Rade dan Lulus Pada

    Tahun 2008.

    2. Pada Tahun 2007 Masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah

    SMP Negeri 1 Madapangga dan Lulus Pada Tahun 2011.

    3. Pada Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah SMA

    Negeri 1 Madapangga dan Lulus pada Tahun 2014.

    4. Pada Tahun 2014 diterima menjadi Mahasiswa di Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi Agribisnis.

    5. Pada Bulan Juli Agustus Tahun 2017 Melaksanakan Kuliah Kerja

    Profesi (KKP) di Desa , Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

    6. Pada Bulan Mei Tahun 2019 Melaksanakan Penelitian Skripsi dengan Judul

    Skripsi “Analisis Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga,

    Kabupaten Bima)”.

  • UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

    Skripsi ini merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap

    mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Strata (S1) Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Selama penulisan Skripsi ini, penulis banyak menerima masukan, bantuan

    dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Teristimewa orang tua Ibunda Itam yang telah mengasuh dan membesarkan

    penulis dengan rasa cinta, kasih sayang, dan ketulusan serta selalu

    memberikan motivasi baik moril maupun materil.

    2. Teristimewa Ibu Asuh Saya Ibunda Ramlah H. Sulaiman Nawas Yang

    selalu dan tiada hentinya memberi semangat dan menyayangi saya kayaknya

    anak kandung.

    3. Teristimewa Kepada Saudara Kandung Saya Muhammad Ihsan S.Kom yang

    telah membimbing dan mengajarkan saya arti sebuah Perjuangan Hidup,

    Untuk Tetap Semangat dan Teguh dengan Prinsip “ Maja Labo Dahu”

    (Moto Kab. Bima)

    4. Teristimewa Ibu Angkat Saya (Mama Ayu dan Mama Eni ) dan Bapak

    Angkat Saya (Bapak Umar dan Bapak Bachruddin) yang berada di

    Makassar yang telah memberi suport dan pelajaran tentang arti sebuah

    kehidupan

  • 5. Terhormat Bapak Prof. Syafiuddin, M.Si. selaku Ketua Komisi

    Pembimbing.

    6. Terhormat Bapak Firmansyah, S.P., M.Si. selaku Anggota Pembimbing.

    7. Terhormat Bapak Burhanuddin,S.Pi,.M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    8. Terhormat Bapak Syatir Manawing, S.P., M.Si. selaku Dosen dan Senior

    Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

    9. Terhormat Ibu Dr. Sri Mardiyanti S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Prodi

    Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

    10. Keluarga dan Kerabat saya yang telah banyak memberikan masukan dan

    motivasi kepada penulis.

    11. Teman-teman seperjuangan saya Agribisnis Angkatan 2014 yang selalu

    memberikan kesan dan pesan yang sangat luar biasa terhadap penulis.

    12. Team Kos Cicilan (Irfan Nrsl, Taslim, Rahmat Qalbi, Rahmat Hidayat dan

    Ishak) yang selalu memberikan semangat serta bantuan kepada penulis.

    13. Saudara Irfan dan saudara Muh. Taslim selaku Sahabat dan sahabat-sahabat

    yang lain yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu memberi

    dukungan, bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis serta yang

    menjadi tempat curahan hati penulis setelah Allah SWT dan Keluarga.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua ini diserahkan. Keberhasilan

    seseorang tidak akan berarti tanpa adanya proses dari kesalahan yang dibuatnya.

    Karena manusia adalah tempatnya salah dan semua kebaikan merupakan

    anugerah dari Allah SWT. Semoga masih ada kesempatan penulis untuk

  • membalas kebaikan dari pihak yang telah membantu dan semoga amal kebaikan

    mereka diterima dan dibalas oleh Allah SWT. Amin.

  • KATA PENGANTAR

    Assalamu‟alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillahi rabbil„alamin, dengan segala kerendahan hati, penulis

    panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas izin, rahmat serta

    hidayahNya, penulisan Proposal Usulan Penelitian yang berjudul “Analisi

    Pemasaran Jagung Di Desa Rade Kecamatan Madapangga kabupaten Bima”

    dapat diselesaikan.

    Dalam penyajian Proposal Usulan Penelitian ini penulis menyadari masih

    belum mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi

    dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi

    perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan.

    Penulis sangat menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan Proposal Usulan

    Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat

    dan do‟a kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga sepatutnya pada

    kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

    Syafiuddin, M.Si selaku pembimbung I dan Bapak Firmansyah,.SP,.M.Si selaku

    pembimbing II

    Akhir kata semoga Proposal Usulan Penelitian ini dapat dimanfaatkan dan

    dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi

    penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan. Wasalamu‟alaikum Wr.Wb.

    Makassar, Januari,2019

    SADIQIN MUFLIHUN

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i

    HALAMAN PENGENGESAHAN…………………………………………… ii

    RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………… iii

    UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………. iv

    KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii

    I. PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

    1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1

    1.2 Rumusan masalah………………………………………………………. 4

    1.3 Tujuan Penelitian……………………………………….......................... 5

    1.4 Kegunaan Penelitian……………………………………………………. 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 6

    2.1 Tanaman Jagung………………………………………………………,, 6

    2.2 Produksi Jagung………………………………………………………... 7

    2.3 Pemasaran………………………………………………………………. 10

    2.4 Biaya Pemasaran……………………………………………………….. 15

    2.5 Margin Pemasaran………………………………………………............ 16

    2.5 Efisiensi Pemasaran……………………………………………………... 18

    2.7 Kerangka Pemikiran……………………………………………………. 20

    III. METODE PENELITIAN…………………………………………………. 22

    3.1 Penentuan Lokasi …………………………………………………….. 22

  • 3.2 Metode Penentuan Sampel ………………………………………….. 22

    3.3 Jenis dan Sumber Data ………….……………………………..….... 22

    3.4 Metode Penelitian ………….………….……………………………. 23

    3.5 Teknik Analisis Data………………………………………………… 23

    3.6 Definisi dan Batasan Operasional……………………………………. 25

    VI. DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN………………………….. 23

    4.1 Kondisi Geografis ……………...…………………………………… 27

    4.2 Kondisi Demografis ……………………………………………….. 28

    4.3 Sarana dan Prasarana Umum………………………………………… 29

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………… 31

    5.1 Hasil Penelitian ……….……………………………………………. 31

    5.2 Pembahasan Penelitian ……………………………………………… 47

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 50

    6.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 50

    6.2 Saran………………………………………………………………… 51

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 53

    LAMPIRAN………………………………...………………………………. 55

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Rade Berdasarkan Jenis Kelamin……… …….28

    Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Rade Bedasarkan Pekerjaan…………… …….29

    Tabel 3 Sarana Dan Prasarana Desa Rade………………………………..……...30

    Tabel 4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………..…………..31

    Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia……………………………...……...…….32

    Tabel 6 Responden Berdasarkan Pendidikan………………………...…………..32

    Tabel 7 Responden Berdasarkan Luas lahan………………...…………………..33

    Tabel 8 Responden Berdasarkan Pekerjaan……………………………………..34

    Tabel 9 Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha tani………………………34

    Table 10 Komposisi Saluran Pemasaran I……………………………………….35

    Tabel 11 Komposisi Saluran Pemasaran II……………………………………....39

    Tabel 12 Komposisi Saluran Pemasaran III……………………………………...42

    Tabel 13 Share Margin Saluran pemasaran I…………………………………….46

    Tabel 14 Share Margin Saluran Pemasaran II……………………………………46

    Tabel 15 Share Margin saluran Pemasaran III…………………………………...47

    Tabel 16 Efisiensi Pemasaran……………………………………………………48

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    1. Skema Kerangka Pemikiran……………………………………………21

    2. Tipe Saluran Pemasaran I………………………………………………35

    3. Tipe Saluran Pemasaran II……………………………………………...38

    4. Tipe Saluran Pemasaran III…………………………………………….41

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    1. Kuesioner Penelitian…………………………………………………….55

    2. Karakteristik Responden………………………………………………..57

    3. Karakteristik Pedagang Pengumpul Kecil………………………………58

    4. Karakteristik Pedagang Pengumpul Besar……………………………..58

    5. Analisis Biaya Pemasaran I……………………….…………………….59

    6. Analisis Biaya Pemasaran II……………………………………………60

    7. Analisis Biaya Pemasaran III………………………………………..….61

    8. Analisis Margin Pemasaran I…………………………………………...62

    9. Analisis Margin Pemasaran II…………………………………………. 64

    10. Analisis Margin Pemasaran III…………………………………………64

    11. Analisis Efisiensi Pemasaran……………………………………………65

  • 1. PENDAHULUAN

    1.1 LatarBelakang

    Peranan sektor pertanian di Indonesia sangat penting dalam memberikan

    kontribusi yang besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

    petani. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan

    pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja. Memberikan sumbangan

    terhadap pendapatan nasional yang tinggi, dan memberikan devisa bagi negara.

    Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani tergantung pada tingkat pendapatan

    petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian

    merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia

    karena sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor

    pertanian. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan

    ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu

    agribisnis dan agroindustri (Soeharjo, 2010).

    Jagung merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi mengingat

    fungsinya yang multiguna dan merupakan pangan penyumbang terbesar kedua terhadap

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah padi. Selain itu jagung menjadi penarik

    bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir di dalam

    sistem dan usaha agribisnis (Ditjentan, 2010).

    Permintaan jagung di Indonesia terus meningkat, baik untuk pangan sebagai

    sumber karbohidrat juga merupakan bahan baku industri pangan. Dewasa ini kebutuhan

    jagung untuk pakan sudah lebih 50% kebutuhan nasional. Peningkatan kebutuhan

    jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas.

  • Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua

    kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor (Tamburian, 2010).

    Di Nusa Tenggara Barat, jagung merupakan komoditas unggulan sehingga

    perkembangannya terdapat pada semua kabupaten, namun yang sangat luas

    perkembangannya, adalah kabupaten Bima hampir sepanjang tahun tanaman jagung

    diusahakan baik pada lahan kering maupun lahan sawah. Pada lahan sawah tanaman

    jagung ditanam setelah panen padi.

    Daerah Bima memiliki area lahan kering yang sangat potensial untuk

    mengembangkan berbagai jenis komoditi palawija. Salah satu yang memiliki prospek

    adalah jagung. Hasil jagung masih sangat terbuka peluang pasarnya, terutama karena

    terdapatnya pabrik pengolahan pakan ternak yang berbahan baku jagung. Areal produksi

    jagung terdapat pada setiap kecamatan di Bima. Luas panen jagung pada tahun terakhir

    mencapai 28.912 Ha dengan produksi 55.54 ton/tahun. Permasalahan dalam

    pengembangan agribisnis dan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem

    di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi

    pertanian, pengolahan dan pemasaran (Soekartawi, 2000).

    Proses pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan

    sebuah usaha. Kualitas produk yang baik harus di dukung dengan strategi pemasaran

    yang baik pula, agar konsumen mengetahui bahwa produk yang di tawarkan layak untuk

    di konsumsi. Salah satu masalah dalam pemasaran hasil pertanian adalah kecilnya

    persentase harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen.

    Salah satu faktor dalam masalah tersebut adalah lemahnya posisi petani didalam pasar.

    Hal ini sangat merugikan para petani dan juga masyarakat konsumen. Harga yang rendah

    ditingkat petani akan menyebabkan menurunnya minat petani untuk meningkatkan

  • produksinya dan harga yang tinggi di tingkat konsumen menyebabkan konsumen akan

    mengurangi konsumsi (Ginting, P. 2006).

    Kelembagaan pemasaran yang berperan dalam memasarkan komoditas

    pertanian hortikultura dapat mencakup petani, pedagang pengumpul, pedagang

    perantara/grosir dan pedagang pengecer. Permasalahan yang timbul dalam sistem

    pemasaran hortikultura antara lain : kegiatan pemasaran yang belum berjalan efisien

    (Mubyarto, 1989), dalam artian belum mampu menyampaikan hasil pertanian dari

    produsen kepada konsumen dengan biaya yang murah dan belum mampu mengadakan

    pembagian balas jasa yang adil dari keseluruhan harga konsumen terakhir kepada semua

    pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran komoditas pertanian

    tersebut. Pembagian yang adil dalam konteks 3 tersebut adalah pembagian balas jasa

    fungsi-fungsi pemasaran sesuai kontribusi masing-masing kelembagaan pemasaran yang

    berperan.

    Desa Rade merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Madapangga,

    Kabupaten Bima. Permasalah yang sering dihadapi oleh petani jagung di Desa Rade

    Kecamatan Madapannga adalah dalam proses pemasaran hasil produksi. Pada

    umumnya pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapannga,Kabupaten Bima.

    petani bekerjasama melalui lembaga pemasaran atau pedagang perantara untuk

    memasarkan hasil produksi. Pada dasarnya tingginya biaya pemasaran menyebabkan

    banyak petani yang bergantung pada lembaga pemasaran yang mampu memberikan

    fasilitas seperti transportasi dan kebutuhan yang diperlukan petani dalam memasarkan

    hasil. Hal ini juga terjadi di Kecamatan Madapangga dimana tingginya biaya transportasi

    menyebabkan banyak petani yang bergantung kepada lembaga pemasaran hal ini

    menyebabkan perbedaan marjin pemasaran antara petani dan lembaga-lembaga

  • pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil, dan masih belum jelas peran dari

    masing-masing lembaga pemasaran serta bagaimana saluran pemasaran terjadi

    didaerah penelitian, perbedaan share margin, dan efisiensi pemasaran yang ada.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul “Analisis Pemasaran Jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima”.

    1.2 Perumusan Masalah

    1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan

    Madapangga Kabupaten Bima?

    2. Berapa besar biaya pemasaran, Margin, dan Efisiensi pemasaran jagung di Desa

    Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima?

    1.2 Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui bentuk saluran pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan

    Madapangga Kabupaten Bima.!

    2. Mengetahui besar biaya pemasaran, margin, dan efisiensi pemasaran jagung di

    desa rade kecamatan madapangga kabupaten bima.!

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1. Sebagai tambahan informasi yang dapat membantu para petani untuk

    mengetahui seberapa efesien sistem pemasaran jagung.

  • 2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat.

    3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang

    pemasaran jagung.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tanaman Jagung

    Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaian

    dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif

    dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat

    bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai3m,

    ada varietas yang dapat mencapaitinggi 6m. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan

    tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan (Anonim, 2011).

    Menurut Tjitrosoepomo, 1991 tanaman jagung dalam tata nama atau

    sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Filum : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledoneae

    Ordo : Poales

    Famili : Poaceae

    Genus : Zea

    Spesies : Zea mays L.

    Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.

    Kandungan dalam bentuk pati umumnya berupa campuran

    amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau selutuh patinya merupakan

    amilokpetin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih

    berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung

  • amilokpetin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. untuk

    ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

    2.2ProduksiJagung

    Produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya di pergunakan untuk

    menghasilkan produksi. Faktor-faktor yang dikenal pula dengan input, dan jumlah

    produksi disebut output. Dalam kaitannya dengan produksi merupakan esensi dari suatu

    perekonomian.

    (Sukirno 2000). untuk berproduksi diperlukan sejumlah input. Dimana umumnya

    intput yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja, dan

    teknologi.

    Produksi juga merupakan satu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan

    nmanfaaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari

    beberapa macam misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta

    kombinasi dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatas

    pada pembuatan, tetapi sampai pada tahap distribusi. Namun komoditi bukan hanya

    dalam bentuk output barang. Tetapi juga jasa.

    Menurut (Salvatore 2001) Produksi adalah merujuk pada transformasi dari

    berbagai input sumber daya menjadi output beberapa barang dan jasa.

    Proses produksi untuk menghasilkan produksi yang di butuhkan faktor

    produksi tertentu. Misalnya untuk menghasilkan produksi jagung di butuhkan

    lahan, modal, benih, pupuk, tenaga kerja. Proses produksi menuntut seorang

    petani untuk mampu menganalisis dan mengkombinasikan berbagai macam

  • faktor produksi untuk menghasilakan sejumlah produk tertentu seefisien

    mungkin.

    a. LahanPertanian

    Lahan pertanian dapat dibedakan dengan tanah pertania. Lahan pertanian

    banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani

    misalnya sawah,legal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian tanah yang

    belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara

    tradisional perlu di pahami agar dapat di transformasi keukuran luas lahan yang

    dinyatakan dengan hektar. Disamping luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga

    di perhatikan (Soekartawi 2005

    b. Modal Pertanian

    Modal dalam artian luas adalah modal petani secara keseluruhan dengan

    memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja

    (Heady & Dillon 1990)

    Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari

    sejumlah faktor produksi kita anggap variable, sedangkan produksi

    produksilainnya dianggap konstanta (Mubyarto 1994)

    Dalam proses produksi pertanian modal dibedakan menjadi dua macam,

    yaitu modal tidak bergerak (Modal tetap). Faktor produksi seperti tanah,

    banguna, teknologi di masukkan dalam kategori modal tetap. Sebaliknya modal

    tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis

    dalam satu kali proses produksi. Misalnya biaya produksi benih, pupuk, obat-

    obatan, dan biaya tenaga kerja (Soekartawi 2005)

    c. Benih

  • Benih jagung secara teori dapat kita artikan sebagai biji tanaman jagung

    yang digunakan untuk tujuan pertanaman jagung. Benih jagung secara umum

    dibedakan menjadi dua macam yaitu, benih jagung unggulan dan benih jagung

    lokal. Benih jagung unggulan adalah benih jagung mempunyai sifat-sifat yang

    lebih atau unggul dari varietas jenisnya. Adapun jenis benih unggul yang berada

    di Indonesia baru beberapa varietas seperti jagung hibridan yang beihnya

    merupakan turunan pertama dari persilangan dua galut atau lebih yang sifat-

    sifat individunya heterozigo tdan homogeny.

    Sedangkan jenis benih local adalah jagung yang merupakan hasil pertama

    spesifik lokasi seperti jagung kodok, jagung kretek, jagung manado kuning dan

    jagung metro. Jagung jenis ini masih di budidayakan yang mempertahankan dan

    ingin melestarikan keberadaan jagung lokal di Indonesia ini dan keberadaannya

    masih muda kita temui di petani tradisional.

    d. Pupuk

    Pada dasarnya pupuk sangatlah bermanfaat dalam mempertahankan

    kandungan unsur hara yang ada didalam tanah serta memperbaiki penyediaan

    kandungan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk

    mendukung pertumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan

    dengan sifat fisik tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari pada menjadi

    gembur.

    Pemberian pupuk organic terutama dapat memperbaiki struktur tanah

    dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain meyediakan

    unsur hara pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang

    cepat hilang seperti N,P,K yang mudah hilang oleh penguapan

  • e. Tenaga Kerja

    Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu di

    perhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan hanya

    diliat dari tersedianya tenaga kerja tetapi kualitas perlu juga di perhatikan.

    Beberapa hal yang perlu di perhatikan pada faktor produksi tenaga kerja

    (Soekartawi 2005)

    2.3 Pemasaran

    Pemasaran merupakan hal-hal yang sangat penting setelah selesainya produksi

    pertanian. Kondisi pemasaran menghasilkan suatu siklus atau lingkungan pasar suatu

    komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak memberikan harga yang layak bagi

    petani, maka kondisi ini akan mempengaruhi motivasi petani, akibatnya penawaran akan

    berkurang, kurangnya penawaran akan menaikkan harga. Setelah harga naik, motivasi

    petani akan naik, mengakibatkan harga akan jatuh kembali (Ceteris paribus) (ginting,

    2006).

    Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan

    hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan

    oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi

    pemasaran. ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran pertanian dikatakan

    sebagai kegiatan produktif sebab pemasaran dapat meningkatkan guna waktu, guna

    tempat, guna bentuk dan guna kepemilikan. (Sudiyono, 2004).

    Menurut Kotler (2008) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa

    pemasaran itu penting, yaitu:

    1. Jumlah produk yang dijual menurun.

  • 2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun.

    3. Terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen.

    4. Kompetensi yang semakin tajam.

    5. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan.

    Untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh lima

    aspek seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2008) tersebut, yaitu:

    1. Kebutuhan yang mendesak.

    2. Tingkat komersialisasi produsen (petani).

    3. Keadaan harga yang menguntungkan.

    4. Karena peraturan

    a.Saluran Pemasaran

    Saluran Pemasaran adalah Saluran yang digunakan oleh Produsen untuk

    Menyalurkan Produk dari Produsen sampai ke Konsumen atau Industri Pemakai.

    Menurut panjang pendeknya, Saluran Pemasaran dapat dibagai menjadi 3 kelompok

    yaitu :

    a. Penyaluran Langsung Penyaluran.

    Langsung merupakan saluran pemasaran yang paling pendek dimana

    produk diantar dari produsen langsung ke konsumen. Contohnya, sayuran atau

    buah-buahan yang baru dipetik dijual di pinggir jalan.

    b. Penyaluran Semi-Langsung Penyaluran.

    Semi-Langsung ialah saluran pemasaran yang melewati satu perantara baru

    ke konsumen. Contohnya, hasil panen cabe yang dijual oleh petani kepada

  • pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual langsung

    kekonsumen.

    c. Penyaluran Tidak Langsung.

    Penyaluran Tidak Langsung yaitu saluran pemasaran yang

    menggunakan dua atau lebih perantara baru kemudian sampai ke konsumen.

    Contohnya, buah-buahan yang dijual ke pedagang pengumpul kemudian diolah

    menjadi minuman oleh pabrik baru kemudian dipasarkan oleh pengecer dan

    dibeli oleh konsumen (Arfahmi, 2015).

    Menurut Hanafiah dan Saefudin (dalam Arini 2012) menjelaskan panjang

    pendeknya saluran pemasaran tergantung pada :

    1. Jarak antara produsen dan konsumen.

    Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen makin panjang saluran pemasaran yang

    terjadi.

    2. Skala produksi.

    Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung panjang karenamemerlukan

    pedagang perantara dalam penyalurannya.

    3. Cepat tidaknya produk rusak.

    Produk yang mudah rusak menghendaki saluran pemasaran yang pendek,karena harus

    segera diterima konsumen.

    4. Posisi keuangan pengusaha.

    Pedagang yang posisi keuangannya kuat cenderung dapat melakukan lebih

    banyak fungsi pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran.

  • b.Saluran pemasaran konsumen

    1. Saluran tingkat satu (saluran pemasaran langsung) Terdiri dari produsen yang

    menjual langsung ke pelanggan akhir.

    2. Saluran tingkat dua mengandung dua perantara penjualan, seperti

    pengumpul besar dan Pabrik.

    3. Saluran tingkat tiga mengandung tiga perantara, dalam pasar konsumen

    biasanya pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar pabrik.

    Saluran Tingkat Pemasaran

    Saluran I Saluran II Saluran III

    Gamba 1. Saluran Tingkat Pemasaran

    Lembaga pemasaran adalah orang atau badan ataupun perusahaan yang

    terlibat dalam proses pemasaran hasil pertanian. Ditingkat desa, kita lihat ada tengkulak

    dan ada pedagang perantara serta pengecer. Ditingkat kecamatan juga ada perantara,

    pengumpul dan pengecer. Keadaan ini juga terjadi ditingkat Kabupaten dan Provinsi.

    Konsumen Konsumen Konsumen

    Petani

    Pengumpul Kecil

    Petani Petani

    Pabrik

    Pengumpul Besar

    Pengumpul Besar

    Pabrik

    Pengumpul Besar

    Pabrik

    Pengumpul Kecil

  • Masing masing lembaga tataniaga mengeluarkan biaya tataniaga dan akan memperoleh

    keuntungan yang disebut bagian dari margin tataniaga (Daniel dalam

    Nurhamidah,2014).

    Lembaga pemasaran juga memegang peranan penting dan juga

    menentukan saluran pemasaran. Fungsi lembaga ini berbeda satu sama lain, dicirikan

    oleh aktivitas yang dilakukan dan skala usaha. Lembaga pemasaran ini melakukan

    kegiatan fungsi pemasaran yang meliputi kegiatan: Pembelian, Sorting

    atau grading (membedakan barang berdasarkan ukuran atau kualitasnya), Penyimpanan,

    Pengangkutan, dan Processing (pengolahan). Masing-masing lembaga pemasaran, sesuai

    dengan kemampuan dimiliki, akan melakukan fungsi pemasaran ini secara berbeda-

    beda. Karena perbedaan kegiatan dan biaya yang dilakukan, maka tidak semua kegiatan

    dalam fungsi kegiatan pemasaran dilakukan oleh lembaga Pemasaran. Karena

    perbedaan inilah, maka biaya dan keuntungan pemasaran menjadi berbeda di tiap

    tingkat lembaga pemasaran (Effendi, 2007).

    1. Pedagang besar, lembaga yang melakukan proses konsentrasi (pengumpulan)

    komoditi dari agen, melakukan distribusi ke pengecer.

    2. Agen penjualan, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki pedagang

    dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer

    3. Pengecer, lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen.

    2.4 Biaya pemasaran

    Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang

    diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya

    dinyatakan dengan uang, yang termasuk biaya :

  • 1. Sarana produksi yang habis terpakai seperti bibit, pupuk, pestisida, dan bahan

    bakar,atau modal dalam penanaman lain.

    2. Lahan seperti sewa baik berupa uang atau iuran, pajak , iuran pengairan, taksiran

    biaya penggunaan jika digunakan tanah milik sendiri.

    3. Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas

    yang berupa penyusutan.

    4. Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap

    atau tenaga bergaji tetap

    5. Biaya–biaya lain (Prawirokusumo, 2005).

    Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Dalam

    menyampaikan barang dari produsen ke konsumen akan dibutuhkan biaya pemasaran.

    Biaya pemasaran mencakup sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan

    pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksi dan jumlah

    pengeluaran oleh lembaga pemasaran serta keuntungan (profit) yang diterima lembaga

    pemasaran.Biaya pemasaran komoditas pertanian merupakan biaya yang dikeluarkan

    untuk kegiatan atau aktivitas usaha pemasaran komoditas pertanian. Biaya pemasaran

    komoditas pertanian meliputi biaya transportasi atau biaya angkut, biaya pungutan

    retribusi.

    Biaya pemasaran sering kali dibatasi artinya sebagai biaya penjualan yaitu biaya-

    biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang ke pasar. Biaya pemasaran yang tinggi

    dapat membuat sistem pemasaran kurang efisien. dalam arti luas, biaya pemasaran

    tidak hanya biaya penjualan tetapi biaya penyimpanan, pengepakan, transportasi,

    pengolahan dan biaya promosi.

  • 2.5 Margin Pemasaran

    Margin dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: pertama, margin pemasaran

    merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang

    diterima petani. Kedua, margin merupakan biaya dari jasa pemasaran yang dibutuhkan

    sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Kelompok margin

    pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk

    melakukan fungsi-fungsi pemasaran atau disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional

    dan keuntungan (Profit) lembaga pemasaran(Rita dalam reny 2017).

    Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh

    konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Margin ini akan diterima

    oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut.

    Makin panjang pemasaran (semakin banyak lembaga yang terlibat) maka

    semakin besar margin pemasaran. Apabila margin dinyatakan dalam

    persentase, maka didapat apa yang disebut persentase margin yang dihitung

    atas dasar pokok penjualan atau dasar harga penjualan eceran suatu

    komoditi. Istilah Spread digunakan untuk menyatakan perbedaan dua tingkat

    harga dan menunjukan jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya

    barang barang diantara dua tingkat pasar grosir dan pasar enceran

    (Risafatiani,2011).

    Margin pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk

    melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga lembaga pemsaran. Setiap

    lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsi–fungsinya yang berbeda sehingga

    share margin diperoleh pada masing masing lembaga pemasaran yang

  • terlihat atau berbeda. apabila margin dinyatakan dalam persentase, maka didapat apa

    yang disebut persentase margin (mark-up) yang dihitung atas dasar harga pokok

    penjualan atau atas dasar harga penjualan eceran suatu komoditi. Istilah spread

    digunakan untuk menyatakan perbedaan dua tingkat harga dan menunjukkan jumlah

    uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang-barang di antara dua tingkat pasar

    grosir dan pasar eceran (Asmarantaka, 2009).

    Margin pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk

    melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Setiap

    lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsi-fungsinya yang berbeda sehingga

    share margin diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat akan

    berbeda (Sudiyono, 2004).

    Margin pemasaran adalah perbedaan harga atau selisih harga yang

    dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen. Margin

    pemasaran atau marketing margin terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan

    fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Lembaga-

    Lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pemasaran akan menimbulkan

    biaya. dalam saluran pemasaran yang melibatkan pedagang terdapat

    perbedaan harga antara petani dengan harga di tingkat konsumen akhir.

    Harga yang dibayar konsumen dialokasikan kepada share margin. Tinggi

    rendahnya margin pemasaran akan mempengaruhi efisiensi pemasaran.

    2.6 Efisiensi Pemasaran

    Efisiensi pemasaran berarti memaksimalisasi penggunaan input dan output,

    berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen

  • dengan output barang dan jasa. Para pelaku pemasaran suatu komoditas harus

    mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak. Efisiensi

    pemasaran dibagi menjadi dua kategori yaitu efisiensi teknologi dan efisiensi ekonomi.

    Efisiensi teknologi atau operasional meliputi pengolahan, pengemasan, pengangkutan

    dan fungsi lain dari sistem pemasaran. Biaya akan lebih rendah dan output dari barang

    dan jasa tidak berubah atau bahkan meningkat kualitasnya dengan adanya efisiensi

    operasional tersebut. Efisiensi harga meliputi kegiatan pembelian pemasaran dan aspek

    harga. Analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi operasional terdiri dari

    analisis margin pemasaran, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya (Rosdiana

    2009

    Efisiensi pemasaran merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu

    sistem pemasaran. Efisiensi pemasaran dapat terjadi jika sistem tersebut dapat

    memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu produsen, konsumen

    akhir, dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi perlu kiranya

    pengaturan pemasaran dengan menerapkan prinsip efisiensi agar share margin petani

    dan pedagang dapat memperoleh laba yang adil pada

    tingkat harga yang terjangkau oleh konsumen.

    Efisiensi pemasaran suatu komoditas dapat diteliti dengan menggunakan

    analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis lembaga, saluran

    dan fungsi pemasaran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis margin

    pemasaran, distribusi margin dan farmer’share di setiap saluran pemasaran. Efisiensi

    diperoleh berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi operasional (Feed dalam Susianti,

    2012).

  • 2.7 Kerangka Pemikiran

    Pemasaran pertanian merupakan kegiatan menyampaikan produk pertanian dari

    produsen hingga kepada konsumen. Produk tersebut akan melalui jalur pemasaran yang

    dapat berbeda panjang pendeknya. Saluran pemasaran jagung dapat dimulai dari petani

    sebagai produsen diteruskan ke pedagang pengumpul, pedagang pengecer hingga

    kepada konsumen. Setiap saluran akan melakukan fungsi pemasaran untuk

    menyampaikan jagung dari petani hingga konsumen akhir. Fungsi pemasaran tersebut

    antara lain pembelian, penjualan, packing, transportasi, marketing loss, risk taking,

    pembiayaan.

    Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka bentuk berangka pikir dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • Secara skematis kerangka pemikiran dapat di gambarkan sebagai berikut:

    Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

    III. METODE PENELITIAN

    JAGUNG

    BIAYA PEMASARAN

    EFISIEN TIDAK EFISIEN

    PETANI JAGUNG

    SALURAN PEMASARAN a. TipeSaluran I

    b. TipeSaluran II

    c. TipeSaluran III

    SHARE MARGIN

    EFISIENSI

  • 3.1 Metode Penentuan Lokasi

    Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa

    RadeKecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Desa ini dipilih karena merupakan salah

    satu daerah yang memproduksi Jagung di Kabupaten

    Bima.

    3.2 Metode Penentuan Sampel

    Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sensus,

    yaitu suatu cara pengambilan sampel dimana seluruh dijadikan sebagai sampel dalam

    penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 orang petani jagung, maka

    sampel dalam penelitan ini adalah sebanyak 20 orang, karena menurut sugiyono (2010),

    apabila jumlah populasi dalam penelitian kurang dari 100, maka sebaik seluruh jumlah

    populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani, pedagang

    dan konsumen meliputi harga ditingkat petani dan masing-masing dari lembaga

    pemasaran dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan

    data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi terkait untuk melengkapi data yang

    diperlukan dalam penelitia

    3.4 Metode Penelitian

    Metode ini menggunakan metode studi kasus (case Study) yaitu penelitian yang

    digunakan dengan melihat langsung permasalahan yang timbul didaerah penelitian.

  • Studi kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu objek

    tertentu pada selama kurun waktu, atau suatu fenomena yang ditentukan pada suatu

    tempat yang belum tentu sama dengan daerah lain.

    3.5 Metode Analisis Data

    Data yang diperoleh dari lapangan ini terlebih dahulu ditabulasikan kemudian

    diolah secara manual, lalu dijabarkan dan dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

    Untuk mengetahui share margin pada setiap saluran pemasaran yang terlibat digunakan

    rumus :

    a. Menghitung Persentase Margin (Share Margin)

    Sm = Pp Pk

    Keterangan

    Sm= persentase Margin (Share Margin) dihitung dalam persen (%)

    Pp = harga yang diterima produsen dan pedagang

    Pk = harga yang dibayar oleh konsumen akhir

    Menurut Roesmawaty (2011) Untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada

    setiap saluran pemasaran yang terlibat digunakan rumus :

    b. Mengitung efisiensi pemasaran

    EP = TB % TNB

    Keterangan

    Ep = efesiensi pemasaran

    TB = total biaya pemasaran (Rp)

  • TNB = total nilai produk (Kg) Kaidah keputusan pada efisiensi pemasaran ini adalah :

    1. 0 – 33% = efisien

    2. 34 – 67% = kurang efisien

    3. 68 – 100% = tidak efisien

    Menurut Widiastutidan Harisudin (2013) untuk menghitung marjin dari setiap

    lembaga pemasaran digunakan rumus :

    c. Margin Pemasaran

    Mp = Pr – Pf

    Keterangan:

    Mp = Marjin pemasaran (Rp/kg)

    Pr = Harga ditingkat konsumen (Rp/kg)

    Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/kg)

    3.6 Defenisi dan Batasan Operasiaonal

    3.6.1 Defenisi

    Untuk menghindari kerancuan dan kesalahan pemaham penegrtian dalam

    penelitian ini, maka dirumuskan bebrapa batasana operasional sebagai berikut:

    1. Pemasaran jagung adalah proses aliran komoditi jagung yang disertai

    perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna

  • bentuk, yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu

    atau lebih fungsi–fungsi pemasaran.

    2. Petani adalah orang yang mengusahakan tanaman jagung dengan tujuan

    ekonomis sebagai usahatani.

    3. Saluran pemasaran/saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang

    melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan

    produksi jagung dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen .

    4. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan ataupun perusahaan yang

    terlibat dalam proses pamasaran hasil produksi jagung desa rade kecamatan

    madapangga kabupaten bima

    5. Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan

    untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi jagung

    6. Share margin adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen

    dengan harga yang diterima petani.

    7. Efisiensi adalah usaha memaksimalisasikan penggunaan input dan output,

    berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan

    konsumen dengan output barang dan jasa.

    8. Pedagang pengumpul kecil, lembaga yang melakukan proses konsentrasi

    (pengumpulan) komoditi dari petani , melakukan distribusi ke pedagang

    pengumpul besar.

    9. Pedagang pengumpul besar, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki

    pedagang pengumpul kecil dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif

    murah

  • 3.6.2 Batasan Operasional

    1. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten

    Bima.

    2. Sampel petani adalah petani jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga,

    Kabupaten Bima.

    3. Sampel pedagang pengumpul adalah pedagang pengumpul yang terdapat di

    Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.

  • IV. DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

    4.1 Kondisi Geografis

    4.1.1 Letak dan Luas Daerah

    Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah

    penelitian. Daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian haruslah memiliki

    kondisi yang sesuai dengan variabel penelitian. Misalnya penelitian dengan fokus bidang

    pertanian tidak relevan jika dilaksanakan di daerah kawasan industri, akan tetapi lebih

    sesuai jika dilaksanakan di daerah pedesaan.

    Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilaksanakan di Desa Rade.

    Desa Rade merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

    Madapangga Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Penduduk Desa Rade

    banyak yang berprofesi sebagai petani. Adapun batas-batas wilayah Desa

    Rade antara lain:

    Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Bolo, Kecamatan Madapangga

    Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Dena, Kecamatan Madapannga

    Sebelah Timur berbatasan dengan : So Tolo Kara (Persawahan Warga)

    Sebelah Barat berbatasan denga : Doro Bolo (Pegunungan)

    Jarak Desa Rade dengan ibu kota kecamatan adalah sejauh 1 Km, sedangkan

    untuk jarak antara ibukota Kabupaten adalah sejauh 23 Km. Umumnya

    tanah yang digunakan oleh masyarakat di Desa Rade adalah sebagian besar

    digunakan untuk berladang. Total luas areal Desa Rade adalah 1.750 Ha, yang

    terdiri dari lahan sawah 650 Ha, lahan kosong 345 Ha dan pekarangan 48 Ha.

  • 4.2 Kondisi Demografis

    4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

    Penduduk Desa Rade berjumlah sebanyak 3.012 jiwa dengan jumlah

    KK sebanyak 797. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk Desa Rade terdiri dari jumlah

    laki-laki sebanyak 1479 jiwa dan perempuan sebanyak 1524 jiwa. Untuk lebih

    jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%)

    1 Laki-Laki 1.479 49,10%

    2 Perempuan 1.533 50,89%

    Jumlah 3.012 100%

    Sumber: Data Kantor Desa Rade 2019

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis

    kelamin Perempuan lebih sedikit dibanding dengan jenis kelamin Laki-Laki, dengan

    selisih persentase jumlah penduduk sebesar 0,38%.

    4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Penduduk Desa Rade mayoritas bekerja sebagai Petani. Meskipun demikian

    masih terdapat beberapa penduduk lainnya yang memiliki profesi berbeda. Untuk

    lebih jelasnya jumlah penduduk dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis

    pekerjaannya, sebagai berikut.

    Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

    1 Petani 1.246 41,36

    2 PNS/TNI/Polri 80 2,65

  • 3 Wiraswasta 124 4,11

    4 Pedagang 25 0,83

    5 Belum Bekerja 350 11,62

    6 Pelajar 1.307 43,39

    Jumlah 3012 100%

    Sumber: Data Kantor Desa Rade 2019

    4.3 Sarana dan Prasarana Umum

    Setiap desa memiliki sarana dan prasarana yang berebeda-beda antara satu

    sama lain. Sarana yang ada disesuaikan dengan kebutuhan topogafi setiap desa.

    Tingkat perkembangan sebuah desa dapat diukur dengan kondisi sarana dan

    prasarana yang ada. Karena keberadaan sarana dan prasaranan tersebut laju

    petumbuhan sebuah desa, baik dari sektor perekonomian maupun sektor-sektor

    lainnya.

    Desa Rade memiliki beberapa sarana dan prasarana. Keadaan sarana dan

    prasarana di Desa Rade akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan

    masyarakat Desa Rade. Semakin baik sarana dan prasarana pendukung maka akan

    mempercepat laju pembangunan Desa Rade baik di tingkat lokal maupun regional.

    Keadaan sarana dan prasarana di Desa Rade dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3. Sarana dan Prasarana Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Jenis Saran dan Prasarana Desa Jumlah (Unit)

    1 Perumahan penduduk 1.580

    Tempat Ibadah Mesjid Musollah Greja

    3

    4

    -

  • 3 Sarana Pendidikan PAUD TK SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat

    3

    2

    4

    -

    -

    4 Sarana Kesehatan Puskesmas Pembantu dan Posyandu

    1

    5 Sarana Umum Kantor Kepala Desa TPU

    1

    3

    Sumber: Data Kantor kepala Desa Rade 2019

  • V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian

    Data dalampenelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode

    yaitu observasi dan wawancara. Metode observasi digunakan oleh peneliti

    untuk mengamati kondisi Desa Rade meliputi penduduk, pekerjaan dan

    produksi pertanian yang di hasilkan petani Desa Rade serta lembaga

    pemasaran yang ada di Desa Rade. Sedangkan metode wawancara digunakan

    untuk memperoleh data dari responden mengenai karakteristik responden

    dan alur pemasaran jagung di Desa Rade kecamatan Madapangga Kabupaten

    Bima.

    Berkaitan dengan metode wawancara, peneliti memberikan

    pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik responden dan alur

    pemasaran jagung, terhadap sampel peneliti yang terpilih untuk mengetahui

    pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

    5.1.1 Krakteristik Responden

    Responden merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah penelitian.

    Karakteristik Responden harus sesuai dengan tujuan penulisan sebuah penelitian. Sesuai

    dengan judul maka yang, menjadi responden dalam penelitian ini adalah para petani

    jagung dengan jumlah 20 orang responden yang terdapat di Desa Rade, Kecamatan

    Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dari keseluruhan responden yang

  • berjumlah 20 0rang ditentukan secara acak. Berdasarkan wawancara penulis dapat

    diketahui bahwa luas lahan petani jagung dari keseluruhan sampel adalah 164 Ha.

    Karakteristik sampel penelitian dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, Luas

    Lahan, pendidikan dan pengalaman yang dipakai. Penulis akan menjabarkan keseluruhan

    karakteristik sampel penelitian tersebut satu persatu.

    1. Responden Petani

    Pengertian petani dapat didefinisikan sebagai pekerja yang

    memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk

    menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi. Serta

    untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup

    dengan menggunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Petani

    responden merupakan produsen jagung yang menjual ke pedagang

    pengumpul kecil atau pedagang pengumpul besar yang ada di Desa Rade.

    Adapun informasi petani yang didapat oleh peneliti di Desa Rade kecamatan

    Madapangga Kabupaten Bima dapat di lihat pada uaraian berikut.

    a. Usia

    Karakteristik sampel penelitian berdasarkan rentang usia dapat dibedakan

    seperti yang terdapat pada tabel berikut

    Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Usia di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Rentang Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

    1 25-40 6 30%

    2 41-56 12 60%

    3 > 57 2 10%

    Jumlah 20 100 %

    Sumber: Data Primer setelah diolah 2019

  • Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    sampel penelitian yang terbanyak berada pada rentang usia 41-56 tahun, yakni 12

    orang atau 60% dari keseluruhan jumlah sampel.

    b. Pendidikan

    Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ditentukan

    seperti yang terdapat pada tabel berikut.

    Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rade, Kecamatan

    Madapangga, Kabupaten Bima

    No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase %

    1 SD/MI 5 25%

    2 SMP/MTS 3 15%

    3 SMA/SMK/MA 9 45%

    4 S1 3 15%

    Jumlah 20 100%

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    Responden penelitian yang terbanyak berada pada Tingkat Pendidikan Sekolah

    menengah atas (SMA), yakni 9 orang atau 45% dari keseluruhan jumlah sampel.

    c. Luas Lahan

    Karakteristik sampel berdasarkan Luas lahan yang dimiliki dapat dibedakan

    seperti yang terdapat pada tabel berikut.

    Tabel 6. Sebaran Jumlah Luas lahan Responden di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

    1 5 – 10 13 65%

    2 11-16 4 20%

    3 >17 3 15%

    Jumlah 20 100% Sumber: Data Primer setelah diolah 2019

  • Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    Responden penelitian yang terbanyak memiliki Luas lahan 5-10 Ha, yakni 13 orang

    atau 65% dari keseluruhan jumlah sampel.

    d. Pekerjaan

    Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki responden

    seperti yang terdapat pada table berikut.

    Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rade, Kecamatan

    Madapangga, Kabupaten Bima

    No Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

    1 PNS/TNI/POLRI 8 40%

    2 Karyawan Swasta 4 20%

    3 Wiraswasta 6 30%

    4 Lainnya 2 10%

    Jumlah 20 100%

    Sumber: DataPrimer setelah Diolah 2019

    Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    Responden penelitian yang terbanyak memiliki Pekerjaan Sebagai PNS/TNI/POLRI ,

    yakni 8 orang atau 40% dari keseluruhan jumlah sampel.

    e. Pengalaman

    Karakteristik responden berdasarkan pengalaman usaha tani yang dimiliki

    responden seperti yang terdapat pada table berikut.

    Tabel 8. Senaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha tani di Desa Rade,

    Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    NO Pengalaman Usahatani Jumlah

    (Tahun)

    Persentase (%)

    1 0 – 10 6 30%

    2 11 – 20 9 45%

    3 21 – 30 5 25%

    Jumlah 20 100%

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui

    bahwa jumlah Responden berdasarkan pengalaman yang terbanyak

  • berada pada Pengalaman Usahatani 11-20 tahun, yakni 9 orang atau 45%

    dari keseluruhan jumlah sampel

    2. Responden Lembaga Pemasaran

    Kegiatan pendistribusian barang dari produsen ke konsumen

    terdapat pedagang perantara atau disebut juga sebagai lembaga

    pemasaran. Lembaga ini mempunyai peran yang penting dalam kegiatan

    pemasaran , lembaga pemasaran mendistribusikan hasil baik secara

    langsung kepada konsumen atau pun pedagang luar mau pun dalam

    kota.

    Pedagang atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam

    pemasaran jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten

    Bima adalah pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar. Adapun

    identitas pedagang pengumpul kecil dan pengumpul besar jagung di

    Desa Rade dapat di lihat pada Tabel Berikut:

    Tabel 9. Sebaran Karakteristik Pengumpul kecil di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Nama Usia Pendidikan Pengalaman Jumlah pembelian

    (Kg/musim)

    1 H. Nurdin 53 SMA 15 15.000

    2 Haris 42 SMA 11 8.500

    3 Junaidin 38 S1 8 6.000

    Jumlah 133 34 29.500

    Rata-Rata 44 11,33333 9,8333

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa umur responden pedagan

    pengumpul kecil dalam usia produktif yaitu 38 tahun da nada juga yang berumur

  • lebih dari 50 tahun. Pada usia produktif pedagang mampu bekerja lebih maksimal

    didukung dengan kekuatan fisik serta mental yang kuat dalam melaksanakan peran

    sebagai penyalur pemasaran jagung ke konsumen.

    Tingkat pendidikan responden pedagang pengumpul kecil pada

    pemasaran jagung yang paling tinggi adalah jenjang S1 dan paling rendah

    adalah SMA. Dalam hal ini tingkat pendidikan pula sangat mempengaruhi

    pengatahuan pedagang dalam mendapatkan infomasi serta mekanisme

    pemasaran jagung. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang

    pengumpul semakin baik pula saluran pemasaran yang dijalankannya

    dan akan memudahkan pedagang meningkatkan pendapatannya.

    Pengalaman dalam bidang pemasaran pun akan mempengaruhi

    pedagang dalam memasarkan jagung. Lama pengalaman pedagang

    pengumpul kecil yaitu paling tinggi 11 tahun dan paling rendah 8 tahun.

    Semakin lama pengalaman pedagang semaki mudah mereka

    memasarkan jagung . hal ini disebabkan pengalaman meraka dalam

    memasarkan jagung dan dikenal oleh konsumen. Serta seudah memiliki

    konsumen tetap.

    Tabel 10. Sebaran Karakteristik pengumpul Besar di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Nama Usia Pendidikan Pengalaman JumlahPembelian

    (Kg/musim)

    1 H. Abdullah Ali

    53 SMA 20 40.000

    2 Usman 46 S1 15 25.000

    Jumlah 99 35 45.000

    Rata-Rata 49 17 22,500

    Sumber: Data Primer setelah diolah 2019

    Pedagang besar di Desa Rade yaitu pedagang yang membeli jagung

    dengan volume yang relative banyak dan memiliki modal yang cukup

  • besar. Biasanya pedagang pengumpul besar membeli jagung dari

    pedagang pengumpul kecil dan petani di dalam dan di luar Desa Rade.

    Valume pembelian jagung oleh pedagang pengumpul besar dengan

    jumlah rata-rata pembelian 22.500 ton/musim. Pedagang besar menjual

    jagung ke pabrik pembuatan pakan ternak yang berada di Desa Bolo

    Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima ataupun Pabrik yang berada

    diluar daerah seperti di Pulau Sumbawa dan Pulau Jawa.

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa umur pedagang

    pengumpul besar rata-rata 49 tahun, dalam usia ini pedangan tergolong

    usia produktif.

    Tingkat pendidikan pedagang besar S1 dan SMA. Dalam hal ini

    semakin Tingkat pendidikan pedagang akan mempermudah pedagang

    dalam menyalurkan jagung, dengan tingkat pendidikan yang semakin

    tinggi akan membantu pedagang dalam mendapatkan informasi di

    bidang pemasarang khususnya pemasaran jagung dan akan

    meningkatkan pendapatan atau keuntungan pedagang.

    Pengalaman dalam bidang pemasaran pun akan mempengaruhi

    pedagang dalam memasarkan jagung. Lama pengalaman pedagang

    pengumpul kecil yaitu paling tinggi 20 tahun dan paling rendah 15 tahun.

    Semakin lama pengalaman pedagang semaki mudah mereka

    memasarkan jagung . hal ini disebabkan pengalaman meraka dalam

    memasarkan jagung dan dikenal oleh konsumen. Serta seudah memiliki

    konsumen tetap.

    5.1.2 Saluran Pemasaran

  • Sistem saluran pemasaran (marketing channel system) merupakan

    sekelompok saluran pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan

    dan keputusan tentang sistem ini merupakan salah satu keputusan terpenting yang

    dihadapi manajemen. Peran utama saluran pemasaran adalah mengubah pembeli

    potensial menjadi pelanggan yang menguntungkan, tidak hanya melayani pasar

    namun harus membentuk pasar.

    Saluran pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan

    kegiatan atau fungsi pemasaran yang saling berkaitan, dengan maksud barang-

    barang bergerak atau berpindah dari produsen sampai ke konsumen. Proses

    pemasaran jagung di Desa Rade dapat di lihat pada gambar berikut:

    (I) (II)

    (III)

    petani

    Pengumpul besar

    Pabrik

    Konsumen

    Pengumpul besar Pengumpul besar

    Pengumpul kecil

    Pabrik Pabrik

    Konsumen

    Pengumpul kecil

    Konsumen

  • Gambar 3 . bentuk saluran pemasaran jagung

    Pada gambar diatas bahwa saluran pemasaran yang ada di Desa

    Rade kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Terdapat 3 saluran, yaitu:

    1. Petani – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen

    2. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen

    3. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Pasar Umum –

    Konsumen

    Gambar 2 menunjukkan terbentuknya beberapa saluran pemasaran di

    Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Berikut ini

    merupakan uraian lebih rincih mengenai saluran – saluran pemasaran

    yang terbentuk berdasarkan alur pemasaran jagung di Desa Rade

    Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

    a. Saluran I

    Saluran pertama terbentuk oleh jumlah produksi jagung yang

    cukup banyak oleh petani, dimana petani menjual ke pengumpul besar

    kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian jual ke konsumen

    (Peternak Ayam)

    b. Saluran II

    Saluran kedua ini merupakan saluran yang cukup banyak di minati oleh

    petani, dimana petani menjual ke pengumpul kecil kemudian dijual ke pengumpul

    besar kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian ke konsumen (Peternak Ayam)

    c. Saluran III

  • Saluran ketiga ini merupakan saluran cukup bayak diminati oleh petani,

    dimana petani menjual ke pengumpul kecil kemudian dijual ke pengumpul besar

    kemudian didistribusikan ke pabrik kemudian kepasara umum dan selanjutnya ke

    konsumen (Peternak Ayam).

    Adapun jumlah petani berdasarkan saluran pemasaran yang

    digunakan dalam mendistribusikan jagung, dapat dilihat pada table

    berikut:

    Tabel 11. Jumlah Petani pada Setiap Saluran Pemasaran di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Saluran Pemasaran Jumlah Petani Persentase (%)

    1 Saluran I 9 45%

    2 Saluran II 5 25%

    3 Saluran III 6 30%

    Total 20 100%

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa saluran pemasaran

    I merupakan saluran yang banyak di gunakan oleh petani yaitu sebesar

    45% atau 9 orang petani jagung. Saluran ini banyak diminati oleh

    pengumpul besar dikarenakan jumlah produksi yang cukup besar dan

    adanya hubungan kekeluargaan sehingga petani menjual ke pengumpul

    besar.

    Saluran pemasaran II merupakan saluran yang digunakan petani

    sebesar 25% atau 5 orang petani jagung. Hal ini disebabkan oleh jarak

    yang cukup dekat, petani yang di modali oleh pengumpul kecil dan

    hubungan kekeluargaan.

    Saluran pemasaran III merupakan saluran yang digunakan petani

    sebesar 30% atau 6 orang petani jagung. Hal ini disebabkan oleh

  • kedekatan, hubungan keluarga serta modal yang di biayai oleh

    pengumpul kecil.

    5.1.3 Margin Pemasaran

    Margin dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: pertama, margin pemasaran

    merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang

    diterima petani. Kedua, margin merupakan biaya dari jasa pemasaran yang dibutuhkan

    sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Kelompok margin

    pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk

    melakukan fungsi-fungsi pemasaran atau disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional

    dan keuntungan (Profit) lembaga pemasaran(Rita dalam Reny 2017).

    Tabel 12. Margin Pemasaran pada Saluran Pemsaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    Saluran Pemasaran Harga Beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Margin (Rp/Kg)

    Saluran I 1.850

    a. Petani 3.650

    b. Pengumpul besar

    3.650 4.000

    c. Pabrik 4.000 5.500

    d. Konsumen 5.500

    Saluran II

    a. petani 3.200 2.300

    b. Pengumpul kecil

    3.200 3.650

    c. Pengumpul besar

    3.650 4.000

    d. Pabrik 4.000 5.500

  • e. Konsumen 5.500

    Saluran III

    a. Petani 3.200 2.800

    b. Pengumpul kecil

    3.200 3.650

    c. Pengumpul besar

    3.650 4.000

    d. Pabrik 4.000 5.500

    e. Pasar Umum 5.500 6.000

    f. Konsumen 6.000

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Pada table diatas memperlihatkan total margin yang diperoleh pada setiap

    lembaga pemasaran tertinggi berada pada saluran pemasaran III yaitu sebesar Rp

    2.800/Kg margin saluran pemasaran terendah terdapat pada saluran pemasaran I yaitu

    sebesar Rp 1.850/Kg. dan Margin saluran pemasaran II sebesar Rp 2.300/Kg pada

    saluran pemasaran III memiliki margin pemasaran paling besar itu disebabkan oleh

    panjangnya saluran pemasaran yang di lewati untuk sampai ke konsumen. Dan margin

    pada saluran I dan II memiliki margin lebih rendah karna sedikitnya lembaga pemasaran

    yang terlibat. Semakin banyak perantara yang terlibat dalam pemasaran maka margin

    pemasaran semakin besar (Daniel, 2002)

    Margin pemasaran dapat diketahui dari perhitungan biaya yang dikeluarkan dan

    keuntungan lembaga pemasaran yang ikut berperan dalam proses pemasaran. Proses

    pemasaran dari produsen ke konsumen memerlukan suatu biaya, dengan adanya biaya

    pemasaran maka suatu produk akan mengalami peningkatan harga . untuk mengetahui

    besarnya biaya, keuntungan dan margin pemasaran ditingkat lembaga pemasaran pada

    ketiga saluran pemasaran jagung.

    Tabel 13. Biaya dan Keuntungan Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    Saluran Pemasaran Biaya Pemasaran (Rp/Kg)

    Margin (Rp/Kg)

    Keuntungan (Rp/Kg)

    Saluran I

  • a. Petani 150

    115

    350

    1.500

    200

    1.385

    b. Pengumpul besar

    c. Pabrik

    d. Konsumen

    Total 265 1.850 1.585

    Saluran II

    a. Petani 150

    150

    115

    450

    350

    1.500

    300

    200

    1.385

    b. Pengumpul kecil

    c. Pengumpul besar

    d. Pabrik

    e. Konsumen

    Total 415 2.300 1885

    Saluran III

    a. Petani 150

    150

    115 20

    450

    350

    1.500 500

    300

    200

    1.385 480

    b. Pengumpul kecil

    c. Pengumpul besar

    d. Pabrik

    e. Pasar umum

    f. Konsumen

    Total 435 2.800 2.365

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Pada tabel diatas menunjukkan bahwa biaya pemasaran paling kecil yang

    dikeluarkan oleh saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp 265 yang meliputi biaya

    transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja, karung yang di hitung dalam satuan

    kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp 3.650/Kg dan kemudian pengumpul

    Besar didistribusikan ke pabrik dengan harga Rp 4.000/Kg

    Harga beli jagung dari petani sebesar Rp 3.200/Kg dan dijual ke pedagang pengumpul

    besar dengan harga Rp 3.650/Kg kemudian pedagang besar. Total keuntungan

    pengumpul besar sebesar Rp 200/Kg, Pabrik sebesar Rp 1.385/Kg. jadi margi pemasaran

    yang diperoleh pada saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp 1.585/Kg.

  • Selanjutnya biaya pemasaran kedua sebesar Rp 415 yang dikeluarkan pada

    saluran pemasaran II yang meliputi biaya transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja,

    karung Yang dihitung dalam satuan kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp

    3.200/Kg kemudian menjual kepada pengumpul besar dengan harga Rp3.650/Kg lalu

    pengumpul besar mendistribusikan jagung ke pabrik di kecamatan Madapangga

    Kabupaten Bima sebesar Rp 4.000/Kg dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 5.500/Kg

    . total biaya dan keuntungan ditingkat pedagang pengumpul kecil sebesar Rp 300,

    pengumpul besar sebesar Rp 200/Kg dan pabrik sebesar Rp 1.385/Kg. jadi margin

    pemasaran yang diperoleh saluran pemasaran II sebesar Rp Rp 200/Kg. jadi margin

    pemasaran yang di peroleh saluran II sebesar Rp 2.300/Kg. Margin Pemasaran diperoleh

    dari penjumlahan total biaya pemasaran dengan total keuntungan pasar.

    Biaya pemasaran paling besar dikeluarkan pada saaluran pemsaran III yaitu

    sebesar Rp 435/Kg, yang meliputi biaya transportasi, pengeringan, tali, tenaga kerja,

    karung yang dihitung dalam satuan kilogram. Harga beli jagung dari petani sebesar Rp

    3.200/Kg kemudian menjual kepada pengumpul besar dengan harga Rp3.650/Kg lalu

    pengumpul besar mendistribusikan jagung ke pabrik di kecamatan Madapangga

    Kabupaten Bima sebesar Rp 4.000/Kg dan disalurkan ke pasar umum dengan harga Rp

    5.500/Kg kemudian dijual ke konsumen dengan Harga Rp 6.000/Kg. total biaya dan

    keuntungan ditingkat pedagang pengumpul kecil sebesar Rp 300, pengumpul besar

    sebesar Rp 200/Kg dan pabrik sebesar Rp 1.385/Kg dan pasar umum sebesar Rp 500/Kg.

    jadi margin pemasaran yang di peroleh saluran III sebesar Rp 2.800/Kg. Margin

    Pemasaran diperoleh dari penjumlahan total biaya pemasaran dengan total keuntungan

    pasar.

  • 5.1.4 Efisiensi Pemasaran

    Aspek pemasaran merupakan aspek yang penting dari penelitian ini apabila

    aspek ini berjalan cukup baik, maka seluruh pihak akan sama-sama di untungkan.

    Artinya pemasaran yang baik akan membawa dampak positif terhadap petani,

    pedagang dan konsumen. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran jagung di

    daerah penelitian maka dapat kita lihat pada table dibawah ini.

    Tabel 14. Efisiensi Pemasaran Jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima

    No Saluran

    Pemasaran

    Biaya Pemasaran

    (Rp/Kg)

    Harga Jual

    (Rp/Kg)

    Efisiensi

    Pemasaran

    1 Saluran I 265 4.000 6,62

    2 Saluran II 415 5.500 7,54

    3 Saluran III 435 6.000 7,25

    Sumber: Data Primer setelah Diolah 2019

    Pada table diatas nilai efisiensi saluran pemasaran I sebsar 6,62% < 33%

    artinya saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang efisien. Nilai

    efisiensi saluran pemasaran II sebesar 7,54% < 33%, dan Nilai Efisiensi Pemasaran III

    Sebesar 7,25%. artinya saluran pemasaran II dan III merupakan saluran pemasaran

    yang kurang efisien. Dari tabel diatas dapat disimpulkan nilai pemasaran yang paling

    efisien adalah saluran pemasaran I, hal ini disebakan karena pada tipe saluran

    pemasaran I, pemasaran jagung tidak banyak melalui lembaga-lembaga pemasaran

    sehingga biaya pemasaran jagung tidak terlalu besar. Dari ketiga tipe saluran

    pemasaran jagung di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, margin pemasaran yang

    paling kecil terdapat pada tipe saluran pemasaran I yaitu margin pemasaran nya Rp

    1.850. hal ini disebabkan karena pada tipe pemasaran 1 pemasaran jagung tidak

    banyak melalui lembaga pemasaran yang lain.

  • Perbedaan saluran pemasaran I, saluran pemasaran II dan saluran pemasaran

    III adalah pada saluran pemasaran I dalam proses pemasaran hasil usahatani jagung

    hingga sampai ke Konsumen hanya melalui 2 lembaga pemasaran yaitu pengumpul

    besar dan Pabrik, sedangkan saluran pemasa ran II dalam proses pemasaran jagung

    melalui 3 lembaga pemasaran yaitu pengumpul kecil, pengumpul Besar, dan Pabrik,

    dan pada saluran pemasaran II proses pemasarannya melalui 4 lembaga pemasaran

    yaitu pengumpul kecil, pengumpul bsar, pabrik, dan pasar umum. Pada tipe saluran

    pemasaran I harga jual petani lebih tinggi dibandingkan pada saluran pemasaran II

    dan III.

    5.2 Pembahasan Penelitian

    5.2.1 Saluran Pemasaran

    Pemasaran pada prinsipnya merupakan proses penyampaian barang dari

    produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam siklus

    produksi. Produksi yang baik akan sia-sia harga pasar yang rendah oleh karena itu,

    tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang tinggi tanpa disertai

    dengan pemasaran yang baik.

    Dalam memasarkan jagung memerlukan keberadaan lembaga pemasaran yang

    membantu menyalurkan barang. Dengan adanya lembaga pemasaran, petani dapat

    menjual hasil produksinya ke konsumen lembaga pemasaran, petani dapat menjual hasil

    produksinya dan konsumen bias mendapatkan kebutuhannya melalui lembaga

    pemasaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan lembaga pemasaran sangat

    penting.

  • Saluran pemasaran yang terdapat di Desa Rade kecamatan Madapangga

    Kabupaten Bima terdiri dari beberapa lembaga pemasaran yang terlibat daam proses

    pemasaran jagung yang meliputi petani, pengumpul kecil, pengumpul besar, pabrik,

    pasar umum, hingga akhirnya sampai ke konsumen, adapun saluran pemasaran yang di

    gunakan petani jagung yaitu:

    1. Petani - pengumpul besar – pabrik - konsumen

    2. Petani – pengumpul kecil – pengumpul besar – pabrik – konsumen

    3. Petani – pengumpul kecil – pengumpul besar – pabrik – pasar umum –

    konsumen

    5.2.2 Margin pemasaran dan Efisiensi Pemasaran

    Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayar penjual

    pertaman (Produsen) dan harga yang di bayar oleh pembeli terakhir

    (konsumen) margin pemasaran dapat diketahui perhitungan biaya yang

    dikeluarkan dan keuntungan lembaga pemasaran yang ikut berperan dalam

    proses pemasaran.

    Biaya yang dikeluarkan petani dan setiap lembaga pemasaran berbeda-

    bedapada proses pemasaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten

    Bima. Besarnya biaya pemasaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan

    petani dan lembaga pemasaran. Saluran pemasaran I mengeluarkan total biaya sebesar

    Rp 265/Kg, dengan total keuntungan Rp 1.585/Kg, margin pemasaran saluran I paling

    rendah karena kurangnya lembaga pemsaran yang berperan didalamnya sehingga

    keuntungan lebih besar didapatkan oleh petani jagung. Saluran pemasaran II

    mengeluarkan total biaya Rp 415/Kg, dengan total keuntungan Rp 1.885/Kg, total

  • margin Rp 2.300/Kg. sedangkan saluran pemasaran III mengeluarkan total biaya sebesar

    Rp 435/Kg, Total margin Rp 2.800/Kg dan total keuntungan sebesar Rp 2.365/Kg

    Saluran Pemasaran II dan III membeli jagung dari petani dengan harga yang lebih

    rendah dari saluran I, selain hanya ingin untung para pengumpul kecil juga

    mengeluarkan biaya–biaya dalam proses pemasaran jagung yang terjadi hingga sampai

    ke konsumen.

    Adapun biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul kecil dan pengumpul

    besar adalah biaya transportasi, biaya pengeringan, tali, tenaga kerja, dan karung. Ini

    adalah biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk membeli jagung dari petani.

    Efisiensi pemasaran merupakan tolak ukur produksivitas pemasaran dengan

    membandingkan sumberdaya yang digunakan terhadap pengeluaran yang dihasilkan

    selama berlangsung proses pemasaran. Efisiensi pemasaran yang efisien jika biaya

    pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya

    pemasaran dari nilai produk yang di pasarkan maka semakin efisien melaksanakan

    pemasaran.

    Saluran pemasaran jagung yang paling efisiean yaitu saluran pemasaran I

    dengan nilai efisiensi sebesar 6,62% sedangkan saluran pemasaran yang memiliki nilai

    effisien paling tinggi terdapatpada saluran pemasaran II dengan nilai efisiensi sebesar

    7,54% dan saluran pemasaran yang kurang efisien yaitu padasaluran pemasaran III

    dengan nilai efisien sebesar 7,25% .

    Meskipun demikian, ketiga saluran pemasaran tersebut dinilai efisien seperti

    yang dikatakan Roesmawati (2011), bahwa untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada

    setiap saluran saluran pemasaran yang terlibat ditentukan dengan rkaidah keputusan

  • pada efisiensi pemsaran:1. 0% – 33% = Efisien , 2. 34% – 67% = kurang efisien , 3. 68% -

    100% = tidak efisien

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan diatas,

    maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Peamsaran jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten

    Bimaterdapat 3 saluran pemasaran yang digunakan oleh petani, yaitu:

    a. Petani – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen

    b. Petani – Pengumpul Kecil – Pengumpul Besar – Pabrik – Konsumen

    c. Petani – Pengumpul kecil – Pengumpul besar – Pabrik – Pasar umum –

    Konsumen

    2. Margin pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran III yaitu

    sebesar Rp 2.800/Kg, saluran pemasaran III memiliki margi pemasaran paling

    tinggi disebabkan jumlah lembaga pemasaran yangterlibat didalamnya

    sehingga biaya yang dikeluarkan semakin besar. Sedangkan margin

    pemasaran paling kecil terdapat pada saluran pemsaran I yaitu sebesar Rp

    1.850/Kg, saluran ini memiliki margin pemasaran paling kecil dikarenakan

    sedikitnya jumlah lembaga pemasaran yang terlibat pada pemasarannya,

  • sedangkan saluran pemasaran II memiliki margin pemasaran sebesar Rp

    2.300/Kg saluran ini memiliki 3 lembaga pemasaran yang terlibathingga

    sampi ke konsumen.

    6.2 Saran

    Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, adapun saran yang ingin

    disampaikan adalah sebagai berikut:

    1. Disarankan kepada petani untuk memilih saluran pemasaran I karna

    sedikitnya perantara yang terlibat dalam proses pemasaran, karena saluran

    pemasaran tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi

    petani jagung di Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

    2. Petani harus berusaha agar terlepas jeratan modal dan tidak menajdikan

    modal dari pedagang sebagai alasan untuk berusahatani jagung

    3. Petani disarankan agar lebih aktif dalam kelompok tani agar mudah

    mendapatkan informasi dan mudah memasarkan hasil produksi jagungnya.

    4. Kepada lembaga pemasaran harus teliti dalam menentukan harga terhadap

    biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran.

    5. diharapkan kepada petani jagung di daerah penelitian agar menggunakan

    input produksisecara optimal agar meningkatkan produksi dari usahatani

    jagung.

  • 6. Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan baik berupa

    modal maupun pengetahuan tentang budidaya jagung kepada petani. Dan

    lebih meningkatkan peran penyuluhan terhadap sosialisasi tentang

    teknologi terbaru dibidang budidaya jagung.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arini Prihatin,2012. Analisis tataniaga kubis . Departemen agribisnis fakultas ekonomi dan manajemen institut pertanian bogor. Skripsi bogor

    Asmarantaka, Ratna W. 2009. Pemasaran Produk-produk Pertanian. IPB Press, Bogor.

    Effendi. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana prenada Group. Jakarta.

    Ginting, Paham. 2006. Pemasaran Produk Pertanian. USU Press. Medan Kotler,

    Philip. 20018. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat Jakarta.

    Darmawati, 2005. Analisis pemasaran Mendong Di Kabupaten Sleman. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Surakarta

    Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persad.Jakarta.

    Winardi. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Perss. Jakarta

    Nurhamidah, 2014.Analisi Pemasaran Kue Bawang Magrove Jurusan Agribisnis Fakultas Pertania.Universitas sumatera utara. Medan.

    PrawiroKoesuma.2005.UnsurBiayaUsahaTani//http/diptan.www.litbang.go.id./un sur-biaya-usahtani-html//diakses pada tanggal 10 januari 2017.

    Rahmanta, 2009.Analisis Pemasaran Jagung Di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Skripsi,Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. (Sugiyono, 2010.

    Reny, 2017. Pemasaran Jeruk Kasturi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera utara. Skripsi. Medan.

    Risafatiani, 2011. http//risafatiani.wordpress.com/2011/01/20/usaha-tani-buahnaga.

    Roesmawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal agrobisnis.

    Rosdiana S. 2009. Analisis Pemasaran Sayuran Organik di PT Agro Lestari Ciawi Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

    Soeharjo. 2010. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  • Soekartawi, 2000. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.110 Hlm.

    Sugiyono 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Balfabeta. Bandung.

    Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press, Malang. Susianti Br Sinukaban ,2012. Analisis Profil Peternak terhadap Pendapatan dan

    Efisiensi Pemasaran Usaha Sapi Potong. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi Medan.

    Widiastuti, N. 2013. Tataniaga Jagung di Kabupaten Grobogan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas MaretSurakarta. Tidak dipublikasikan

    Tamburian, Yenny 2010. Kajian Usahatani Jagung Di Lahan Sawah Setelah Padi Melalui Pendekatan PTT Di Kabupaten Bolmong Sulawesi Utara. Jurnal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.

    Zubaidi, 2008. Teori Analisis Margin Pemasaran Menurut Para Ahli Pemasaran. https://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.html. Diakes 29 Spril 2019

    https://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.htmlhttps://www.galinesia.com/2017/11/teori-analisis-margin-pemasaran-menurut.html

  • LAMPIRAN

    LAMPIRAN

  • DAFTAR KUESIONER

    (SADIQIN MUFLIHUN NIM : 105960180114)

    Kode/No.Sampel:…………………...Tanggal wawancara:………………………... Dusun/RT/RW :………………………….. Desa :……………………………….. A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden :�