analisis jadwal tanam tanaman semusim untuk...
TRANSCRIPT
ANALISIS JADWAL TANAM TANAMAN SEMUSIM
UNTUK MENDUKUNG KALENDER TANAM DAN
PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN 2018
Bimbingan Teknis Identifikasi Sumberdaya Air dan Pengelolaan Pola Tanam
Bogor, 20-22 Maret 2018
Aris Pramudia
BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGIBALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
CAKUPAN
Pengantar
Dari Informasi Prediksi Curah Hujan
menjadi Informasi Prediksi Katam
Mempelajari dan Memanfaatkan Kearifan
Lokal untuk Menyusun Jadwal Tanam
PENENTUAN JADWAL TANAM DAN PEMILIHAN KOMODITAS
Beberapa alternatif pendekatan:
Tolok Ukur Berbasis Sumberdaya Berbasis Model Kearifan Lokal
Sifat Analisis • Stokastik
• Mempelajari Pola
• Kualitatif Kuantitatif
• Subyektif
• Deterministik
• Pemodelan
• Detil – Sangat Detil/Rumit
• Kuantitatif Kualitatif
• Obyektif berdasarkan Data
• Mempelajari Pola
• Kualitatif
• Subyektif
Data Input • Data Iklim
• Data Statistik Pertanian
• Standing Crop
• Data Iklim
• Data Tanaman
• Data Tanah
• Kejadian alamiah
(hewan, tumbuhan,
lingkungan fisik) atau
Pola Sosial Tertentu
Perangkat
Pendukung
• Kepakaran ttg Pola
Tanam dan Jadwal
Tanam
• Pemodelan Neraca Air
• Pemodelan Tanaman
• Perangkat Komputasi yg
Memadai
• Kepakaran ttg
Fenomena Alam dan
Pola Sosial yang
Diamati
SI Katam Terpadusaat ini
SI Katam Terpadu mendatang
Algoritma Penyusunan Informasi Katam Terpadu
Database Kalender Tanam (Badan
Litbang Pertanian)
BIG,
BPS,
BMKG
SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU
Info Awal Musim.
Curah Hujan. Sifat
Hujan. Estimasi Waktu
Tanam. Potensi Luas.
dan Pola Tanam
Bencana
Pupuk
Varietas
Alsintan
Ternak
Ditjen TP,
BB Padi,
Balittanah,
BB Mektan,
Puslitbangnak
LAPAN
Peta-peta
Prediksi Iklim
Info Administrasi
CCTV
Standing
Crop
Observasi
PEMANTAUAN
KATAM:
DIAGRAM ALIR ANALISIS PREDIKSI KALENDER TANAM TERPADU MK 2018
Mulai
Data Prediksi CH 2018 berbasis
ZOM/Non-ZOM
1.Analisis Awal MH2.Analisis Rata2 CH
3.Analisis Sifat Hujan(Berbasis ZOM/Non-ZOM)
1.Informasi Awal MH2.Informasi Rata2 CH
3.Informasi Sifat Hujan(Berbasis ZOM/Non-ZOM)
Analisis KonversiBasis ZOM/Non-ZOM mjd Basis
Kecamatan
1.Informasi Awal MH(Berbasis kecamatan)
Data Historis Awal Tanampada Tahun Eksisting, Basah, Normal, Kering
Analisis Awal Tanam:1.Padi Sawah
2.Palawija
Informasi Awal Tanam:1.Padi Sawah
2.Palawija
Data Historis IP Padi MT-1, MT-2, MT-3 pada Tahun Eksisting,
Basah, Normal, Kering
Analisis Tanam Kedua:1.Padi Sawah
2.Palawija
Informasi Tanam Kedua:1.Padi Sawah
2.Palawija
2.Informasi Rata2 CH3.Informasi Sifat Hujan(Berbasis kecamatan)
Analisis LuasTanam:1.Padi Sawah
2.Jagung3.Kedelai
pada MT-1 atau MT-2
Informasi Potensi LuasTanam:
1.Padi Sawah2.Jagung3.Kedelai
pada MT-1 atau MT-2
Lanjut TahapBerikutnya
ANALISIS JADWAL TANAM, POLA TANAM DAN POTENSI LUAS TANAMDI LAHAN SAWAH
Pendekatan Waktu Tanam Mempertimbangkan Pola Curah Hujan (Monsunal, Ekuatorial,
Lokal, Moderate) Mempertimbangkan prediksi awal musim dari BMKG Awal Musin Hujan = Awal Tanam Pertama
Mempertimbangkan status standing crop dominan atau pertanaman sebelumnya Tidak ada tanam jika pertanaman pada musim sebelumnya belum panen
Pendekatan Pemilihan Komoditas Mempertimbangkan pola curah hujan dan prediksi jumlah curah
hujan Prediksi CH: >100 mm/bulan padi Prediksi CH: 75-100 mm/bulan, atau
Prediksi CH: 75-150 mm/bulan, jk IP Padi <100 Prediksi CH: 60-75 mm/bulan kedelai Prediksi CH: <60 mm/bulan bera
Pendekatan Potensi Luas Tanam Mempertimbangkan sifat hujan (Atas Normal, Normal, Bawah
Normal) Mempertimbangkan data historis Indeks Pertanaman Mempertimbangkan luas baku sawah
jagung/kedelai}
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-1 (Pidie, Bireueun, Aceh Utara – Aceh)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 100% Padi, 70%Padi, 97%
Padi, 98% Padi, 71%Padi, 91%
Padi, 98% Padi, 68%Padi, 93%
Jagung/Kedelai, 30%
Padi, 98% Padi, 71%Padi, 91% Padi, 70%
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-2 (Klaten, Sukoharjo, Wonogiri – Jateng)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 88% Padi, 23%Padi, 61%
Padi, 95% Padi, 27%Padi, 61%
Padi, 95% Padi, 27%Padi, 74%
Bera
Padi, 61%Padi, 88%
Jagung/Kedelai, 39%Jagung/Kedelai, 18%
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-3 (Buol, Parigi Moutong, Poso – Sulteng)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 60% Padi, 94%Bera
Padi, 58% Padi, 94%Bera
Padi, 59%Padi, 91% Bera
Padi, 58%Padi, 91%
Jagung/Kedelai, 42%Jagung/Kedelai, 9% Jagung/Kedelai, 100%
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-4 (Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara – Jateng)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 91% Padi, 24%Padi, 66%
Padi, 98% Padi, 26%Padi, 74%
Padi, 98% Padi, 26%Padi, 74%
Padi, 98% Padi, 24%Padi, 91%
Jagung/Kedelai, 2% Jagung/Kedelai, 36%Jagung/Kedelai, 9%
Kedelai, 40%
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-5 (Bulungan, Tana Tidung, Nunukan, Malinau – Kaltara)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 27%Padi, 91% Bera
Padi, 29%Padi, 91% Bera
Padi, 30% Padi, 91%Bera
Padi, 91% Padi, 29%Padi, 30%
ANALISIS POLA TANAM DI LAHAN SAWAH
POLA-6 (Flores Timur, Lembata, Alor – NTT)
Dat
abas
e K
atam
Normal
Tahun Basah
Tahun Kering
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Alternatif
Komoditas dan
Pola Tanam
Padi, 81% BeraPadi, 16%
Padi, 64% BeraPadi, 24%
Padi, 83% Bera
Padi, 64%
Jagung/Kedelai, 36%
Bera
ANALISIS JADWAL TANAM DAN POTENSI LUAS TANAMDI RAWA PASANG SURUT
Pendekatan Waktu Tanam Mempertimbangkan Pola Curah Hujan (Monsunal, Ekuatorial,
Lokal, Moderate) Mempertimbangkan prediksi awal musim dari BMKG Awal Musin Hujan = Awal Tanam Pertama
Mempertimbangkan status standing crop dominan atau pertanaman sebelumnya Tidak ada tanam jika pertanaman pada musim sebelumnya belum panen
Mempertimbangkan pola curah hujan dan prediksi jumlah curah hujan memanfaatkan periode basah (>100 mm/bulan), menghindari periode kering (<100 mm/bulan)
Prediksi CH: >100 mm/bulan potensial utk tanam padi Prediksi CH: 75-100 mm/bulan bera untuk padi, tapi mungkin
potensial utk tanam palawija Prediksi CH: <75 mm/bulan bera
Pendekatan Potensi Luas Tanam Mempertimbangkan sifat hujan (Atas Normal, Normal, Bawah
Normal) Mempertimbangkan luas sawah di lahan rawa
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA PASANG SURUT
POLA-7 (Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Lubuklinggau – Sumsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Bawah Normal Atas NormalNormal
Padi PadiPadi
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA PASANG SURUT
POLA-8 (Banyuasin, Musi Banyuasin, OKI – Sumsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Normal
Padi Padi
Bera/Kering
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA PASANG SURUT
POLA-9 (Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut – Kalsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Normal NormalBawah Normal
Padi Padi
Bera/Kering
ANALISIS JADWAL TANAM DAN POTENSI LUAS TANAMDI RAWA LEBAK
Pendekatan Waktu Tanam Mempertimbangkan Pola Curah Hujan (Monsunal, Ekuatorial,
Lokal, Moderate) Mempertimbangkan prediksi awal musim dari BMKG Awal Tanam = Awal Musin Kemarau
Mempertimbangkan status standing crop dominan atau pertanaman sebelumnya Tidak ada tanam jika pertanaman pada musim sebelumnya belum panen
Mempertimbangkan pola curah hujan dan prediksi jumlah curah hujan menghindari periode basah (>150 mm/bulan), memanfaatkan awal periode kering (<150 mm/bulan), menghindari akhir periode kering setelah satu musim tanam
Prediksi CH: <150 mm/bulan selama 4-6 bulan potensial utk tanam padi
Jika periode kering <=3 bulan tidak cukup untuk menanam padi, kecuali jika menggunakan padi dalam
Jika periode kering >6 bulan terlalu kering untuk ditanami bera
Pendekatan Potensi Luas Tanam Mempertimbangkan sifat hujan (Atas Normal, Normal, Bawah
Normal) Mempertimbangkan luas sawah di lahan rawa
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA LEBAK
POLA-10 (OKU Timur, OKI, Ogan Ilir – Kalsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Normal
PadiBera/Tergenang
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA LEBAK
POLA-11 (HS Selatan, HS Tengah, HS Utara – Kalsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Normal
PadiBera/Tergenang
ANALISIS POLA TANAM DI RAWA LEBAK
POLA-12 (Tabalong – Kalsel)
Musim MK 2017 MH 2017/2018 MK 2018 MH 2018/2019
Sifat Hujan
Alternatif Pola
Tanam
Normal NormalBawahNormal
Bera/Tergenang
Bera/MT TdkCukup
25
KEARIFAN LOKAL
Pengertian
Secara umum kearifan lokal (local wisdom) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh masyarakatnya. (A. Baedowi. 2015. Calak Edu 4: Esai-esai Pendidikan 2012-2014. Pustaka Alvabet. hlm. 61. Akses 20
Maret 2018. http://books.google.com/books?id=gDSLCwAAQBAJ&pg=PA61)
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat (Wikipedia, 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kearifan_lokal#cite_note-2)
Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya (Marzali, dalam Mumfangati, dkk., 2004).
26
KEARIFAN LOKAL
Implementasi kearifan lokal terhadap jadwal tanam pertanian
Beberapa informasi yang bersifat kearifan lokal, tidak langsung
menginformasikan tentang jadwal tanam.
Lebih banyak menggambarkan hubungan antara fenomena perilaku
tumbuhan natif, hewan liar atau fenomena alam lainnya dikaitkan
dengan perkembangan kondisi iklim atau musim.
Kearifan lokal merupakan hasil interaksi manusia dengan fenomena
alam tersebut yang kemudian membudaya dan dimanfaatkan untuk
perilaku pertanian yang diharapkan menjadi lebih baik.
Beberapa hal yang bisa dianggap sebagai indigenous knowledge,
misalnya:
Pranatamangsa, warige, tudang sipulung
Kearifan lokal di lahan lebak
Pengamatan awan, bintang, fenomena cuaca lainya
• Arti bahasa: ‘ketentuan musim’
• Semacam penanggalan yang dikaitkandengan kegiatan usaha pertanian,khususnya untuk kepentingan bercocoktanam atau penangkapan ikan.
• Diperkenalkan pada masa SunanPakubuwana VII (raja Surakarta), mulaidipakai sejak 22 Juni 1856
• Memuat berbagai aspek fenologi dangejala alam lainnya yang dimanfaatkansebagai pedoman dalam kegiatanusaha tani maupun persiapan dirimenghadapi bencana.
• Musim dikaitkan dengan perilakuhewan, perkembangan tumbuhan,situasi alam sekitar, dan sangatberkaitan dengan kultur agraris.
27
PRANATAMANGSA
28
PRANATAMANGSA
Tanda AKHIR MUSIM KERING dan implementasinya
Tanaman merambat menaiki lanjaran,
Rebung bambu bermunculan,
Mata air mulai terisi,
Kapuk randu mulai berbuah,
Burung-burung kecil mulai bersarang dan bertelur
Palawija mulai dipanen
Saat menggarap lahan untuk padi, terutama utk
padi gogo
Tanda AWAL MUSIM BASAH dan implementasinya
Mulai ada hujan besar,
Pohon asam jawa mulai menumbuhkan daun
muda,
Ulat mulai bermunculan, laron keluar dari liang,
Lempuyang dan temu kunci mulai bertunas
Selokan sawah diperbaiki,
Membuat tempat mengalir air di pinggir sawah,
Mulai sebar benih, terutama utk padi gogo
29
PRANATAMANGSA
Tanda AWAL MUSIM TANAM di Musim Hujan dan
implementasinya
Buah-buahan mulai bermunculan,
Belibis mulai kelihatan di tempat-tempat berair
Banyak hujan,
Air sungai cukup hingga melimpah
Menyebar benih padi sawah
Pindah bibit padi ke sawah (pindah tanam)
Tanda PERTENGAHAN MUSIM TANAM di Musim Hujan
dan implementasinya
Musim kucing kawin,
Uret mulai bermunculan di permukaan
jangkrik mulai muncul,
Tonggeret dan gangsir mulai bersuara,
Bunga glagah berguguran
Padi menghijau hingga berbunga;
30
PRANATAMANGSA
Tanda AKHIR MUSIM TANAM di Musim Hujan dan
implementasinya
Banyak hewan bunting,
Burung-burung kecil mulai menetas telurnya
Burung-burung memberi makan anaknya,
Buah kapuk randu merekah
Padi mulai menguning
Saat panen génjah (tanaman berumur pendek)
Tanda AWAL MUSIM KERING dan implementasinya
Suhu menurun dan terasa dingin (bediding)
Saatnya menanam palawija (kedelai), nila, kapas,
Saatnya menggarap tegalan untuk menanam
jagung
31
PRANATAMANGSA
Tanda MUSIM KERING dan implementasinya
Daun-daun berguguran, kayu mengering,
Belalang masuk ke dalam tanah
Tanah mengering dan retak-retak,
Pohon randu dan mangga mulai berbunga
Saatnya membakar jerami,
Mulai menanam palawija
32
KEARIFAN LOKAL RAWA LEBAK
Pertanda akan datangnya musim kering Ikan-ikan mulai meninggalkan kawasan lahan rawa lebak (turun) menuju
sungai Biasanya terjadi pada bulan April atau Mei. Apabila ketinggian air semakin menyusut tetapi masih ada ikan saluang
yang bertahan lahan rawa lebak masih tidak akan kekeringan. Biasanya masih akan ada air, baik sebagai akibat turunnya hujan di lahan
rawa lebak atau kiriman air di dataran tinggi. Burung putih (kuntul = sejenis bangau) mulai meletakkan telurnya di semak
padang parupukmerupakan tanda air akan menyurut (rintak).
Persiapan semaian.
Pertanda lainnya yang digunakan Bintang karantika (gugusan bintang membentuk segi enam) muncul di ufuk
barat pada senja hari hingga sesudah maghrib menandakan air di lahan rawa lebak akan mulai kering.
20 hari setelah kemunculan bintang karantina dianggap waktu yang ideal untuk melakukan penyemaian benih padi.
Apabila terlewat, petani akan terlambat memulai usahatani padi dan diperkirakan tidak akan mendapatkan waktu yang cukup untuk memperoleh air.
33
KEARIFAN LOKAL RAWA LEBAK
Pertanda lainnya yang digunakan Bintang baur bilah (berderet tiga membentuk garis lurus, di ufuk barat) yang
muncul 20 hari kemudian dijadikan pertanda bagi datangnya musim kering serta memperkirakan lama tidaknya musim kering.
Apabila bintang paling atas terlihat terang, terjadi musim kemarau panjang.Sebaliknya, apabila bintang paling bawah terlihat terang, kemarau hanya
sebentar.Apabila bintang paling kiri paling terang, terjadi panas terik pada awal
musim, Sebaliknya, apabila paling kanan terang, maka terik di akhir musim.
Tingginya air pasang yang datang secara bertahap juga menjadi ciri yang menentukan lamanya musim kering.
Apabila dalam tiga kali kedatangan air pasang (pasang-surut, pasang-surut, dan pasang kembali), ketinggian air pasang pada tahapan pasang surut yang ketiga lebih tinggi dari dua pasang sebelumnya akan terjadi musim kering yang panjang.
34
KEARIFAN LOKAL RAWA LEBAK
Pertanda lainnya yang digunakan Ada pula petani yang meramalkan kemarau dengan melihat gerakan asap
(mamanduk). Apabila asap terlihat agak tegak (cagat) agak lama berarti kemarau panjang
dan sebaliknya.
Apabila kumpai payung (papayungan) yang tumbuh di tanah yang agak tinggi mulai menguning dan rebah.
pertanda air akan dalam (basurung).
Tumbuhan pacar halang yang berbuah kecil seperti butir jagung. Apabila buahnya memerah (masak) dan mulai berjatuhan maka air sudah
mulai menggenangi lahan rawa lebak.
Keladi lumbu (gatal) digunakan sebagai indikator utk menentukan lama tidaknya musim basah.
Bila tanaman ini mulai berbunga berarti itulah saat pertengahan musim air dalam.
Apabila rumput pipisangan daunnya bercahaya agak kuning pertanda air akan lambat turun (batarik).
5.Apabila ikan-ikan yang masih bisa ditemukan di lahan lebak mulai bertelur pertanda air akan datang (layap).
• Cermin dari kondisi cuaca …
sebelum, saat, dan sesudah awan terbentuk
• Bentuk, warna dan susunan awan …
relatif konsisten pada musim tertentu.
Bentuk, warna dan susunan awan …
dapat dijadikan acuan utk menduga kondisi cuaca
beberapa saat ke depan
dapat memberikan gambaran kondisi umum pada
musim tertentu
BALITKLIMAT BOGOR
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Klasifikasi Awan
Menurut Ketinggian: Menurut Bentuk: Berasosiasi dgn hujan
• Awan Rendah Strato~(<2000 m)
• Awan Menengah Alto~(2000-6000 m)
• Awan Tinggi Cirro~(>6000 m)
• Bergulung-gulung Cumulo~(heap) ~cumulus
• Berlapis-lapis ~stratus(layer)
• Seperti serabut ~cirrus(curl)
• Mendatangkan hujan
Nimbo~ ~nimbus
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Awan-awan hujan antara lain …
Nimbostratus
• Gerimis sampai hujan lebat
• Kejadian hujan cukup lama
• Bisa terjadi pagi, siang, sore
maupun malam.
• Mendung berkepanjangan
Cumulonimbus• Hujan lebat disertai kilat dan petir• Kejadian hujan singkat, bisa juga
lama• Terjadi siang atau sore hari.• Setelah hujan langit cerah, tersisa
awan cirrus atau cirrostratus
BALITKLIMAT BOGOR
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Altocumulus
• Butiran air
• Tipis, menyebar
• Tidak menurunkan
hujan
Lenticularis• Butiran air• Memanjang• Tidak menurunkan
hujan• Akibat angin kencang
pada suatu hamparan
Cumulus fair weather• Butiran air• Menyebar, tidak tumbuh
menjadi awan tinggi• Tidak menurunkan hujan• Di atas dataran rendah
atau lautan
BALITKLIMAT BOGOR
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Awan-awan di Musim Kering antara lain …
Cirrocumulus dan
Altocumulus
• Kristal es
• menyebar
• Tidak menurunkan
hujan
Cirrostratus
• Kristal es
• Menyebar
• Tidak menurunkan
hujan
Cirrus
• Kristal es
• Tipis, menyebar
• Tidak menurunkan
hujan
BALITKLIMAT BOGOR
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Awan-awan di Musim Kering antara lain …
BALITKLIMAT BOGOR
MENDUGA MUSIM MELALUI PENGAMATAN AWAN
Awan-awan unik di Musim Kering antara lain …
Kabut• Stratus• Uap air terkondensasi,
berat• Suhu udara dingin• Tidak hujan• Melayang di dekat
permukaan• Umumnya terjadi sore
hari.
Kabut radiasi• Stratus• Udara menguap karena
radiasi matahari pagi, terjebak karena kondisiudara stabil.
• Melayang di dekatpermukaan di lembahatau hamparan luas
• Hilang menjelang siang
Halo• Cirrostratus• Butiran air dan kristal
es membiaskancahaya matahari ataubulan
• Ada hujan tapi tidaksampai ke permukaantanah (vigra)
RANGKUMAN1. Masih terdapat lahan sawah memiliki IP <100 atau antara 100-200.
Potensial menjadi lokasi kajian peningkatan IP.
2. SI Katam Terpadu MK 2018, menggunakan pendekatan berbasissumberdaya, memanfaatkan evaluasi curah hujan 2017 dan prediksicurah hujan 2018 dari BMKG, database waktu tanam dan IP, menghasilkan informasi waktu tanam dan potensi luas tanam padi, jagung, kedelai di lahan sawah.
3. SI Katam juga menghasilkan informasi waktu tanam dan potensi luastanam padi di lahan rawa pasang surut dan lahan rawa lebak. Analisismempertimbangkan pola dan intensitas curah hujan.
4. Beberapa informasi yang bersifat kearifan lokal, tidak langsungmenginformasikan tentang jadwal tanam. Melainkan lebihmenggambarkan hubungan antara fenomena perilaku tumbuhan natif, hewan liar atau fenomena alam lainnya dikaitkan dengan perkembangankondisi iklim atau musim. Beberapa contoh indigenous knowledge ataukearifan lokal, misalnya pranatamangsa, warige, tudang sipulung, kearifan lokal di lahan lebak, serta menduga datangnya musim melaluipengamatan awan, bintang, fenomena cuaca lainya.