analisis hubungan tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergantungan penduduk...

91
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 1981 2018 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Mala Hayati 11140840000043 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE 1981 – 2018

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Mala Hayati

11140840000043

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE 1981 – 2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mala Hayati

NIM. 11140840000043

Di bawah Bimbingan:

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 11 April 2018 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas

nama mahasiswi:

1. Nama : Mala Hayati

2. NIM : 11140840000043

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : “Analisis Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

dan Rasio Ketergantungan Penduduk Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1981 –

2018”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiwi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 April 2018

1.

Muhammad Irfan, SE., M.Si

NIP.

Penguji I

2.

Najwa Khairina, S.E., M.A.

NIP: 198711132018012001

Penguji II

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari Senin, 18 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama

2. NM

3. Jurusan

4. Judul Skripsi

: Mala Hayati

: 11140840000043

: Ekonomi Pembangunan

: Analisis Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Dan

Rasio Ketergantungan Penduduk Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Indonesia Periode 1981 – 2018

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mala Hayati

NIM : 11140840000043

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidaklakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Mala Hayati

Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 22 Desember 1995

Alamat : Jl. Kembang GG. Sri Rejeki

RT.002 RW.019. NO. 28 Depok

Telepon : 082124532494 - 083874211995

Email : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Zulkifli Rani

Tempat, Tanggal Lahir : Aceh, 12 Juni 1959

Ibu : Surati

Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 28 Januari 1966

III. PENDIDIKAN

1. TK Aisyiah 4 Bustanul Atfal : 2001-2002

2. SDN Anyelir 1 : 2002-2008

3. MTs. Al-Hamidiyah : 2009-2011

4. MA. Al-Hamidiyah : 2011-2014

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014-2019

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2015 Anggota Divisi Pendidikan HMJ Ekonomi Pembangunan

2. 2016 Sekretaris Koordinator Divisi Eksternah HMJ Ekonomi

Pembangunan

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

vii

ABSTRACT

The aims of this research is to analyse the influence of Labor Force

Participation Rate and Dependency Ratio to Economic Growth in Indonesia. This

research uses economic growth as dependent varibel, while Labor Force

Participation Rate and Dependency Ratio as independent varibels. This research

uses time series data from 1981 to 2018 and Ordinary Least Square (OLS) as an

analysis method. The results show that all independent varibels simultaneously

influenced the economic growth in Indonesia. Partially, Labor Force Participation

Rate has a positive and significant effect on economic growth in Indonesia and

Dependency Ratio has a negative and significant effect on economic growth in

Indonesia.

Key Words: Labor Force Participation Rate, Dependency Ratio, Economic

Growth, OLS

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat partisipasi

angkatan kerja dan rasio ketergantungan penduduk terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. adapun variabel dependen pada penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel independen Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) dan rasio ketergantungan penduduk. Penelitian ini

menggunakan data deret waktu dari tahun 1981 hingga 2018 dan menggunakan

Ordinary Least Square (OLS) sebagai metodenya. Hasil penelitian menunjukan

bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, Tingkat Partisipasi angkatan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

dan rasio ketergantungan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Kata Kunci: Tinngkat Partisipasi Angkatan Kerja, Rasio Ketergantungan

Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, OLS

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke

zaman terang benderang. Penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Fertilitas,

Mortalitas, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Periode 1981 – 2018 ditujukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini juga tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya

keterlibatan orang lain. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih atas semua bentuk bantuan, dukungan hingga

semangat dan doa yang telah diberikan selama proses studi penulis di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berlangsung. Secara khusus, penulis ingin berterima kasih

kepada:

1. Allah SWT, tanpa nikamat, karunia, dan juga rahmat yang begitu melimpah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.AK., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP, selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta.

4. Bapak Fahmi Wibawa M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, pemikiran dan ilmu yang

berharga, serta solusi kepada penulis sehingga penulis dapat menselesaikan

skripsi dengan baik. Semoga segala amal kebaikan dan juga ketulusan yang

bapak berikan menjadi amal sholeh, dan dibalas soleh Allah SWT.

5. Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, pemikiran dan ilmu yang

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

x

berharga, serta solusi kepada penulis sehingga penulis dapat menselesaikan

skripsi dengan baik. Semoga segala amal kebaikan dan juga ketulusan yang ibu

berikan menjadi amal sholeh, dan dibalas soleh Allah SWT.

6. Bapak Aizirman Djusan M.Sc.Ecom selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama menjalani perkuliahan.

7. Seluruh dosen, staf, dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bayak ilmu

dan juga pengalaman.

8. Orang tua tercinta, Ayahanda Zulkifli Rani dan Ibunda Surati, yang tidak

pernah berhenti memberikan cinta, kasih sayang, do’a dan juga semangat yang

begitu besar untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skirpsi ini.

9. Abang tercinta Fadhrul Rahman, yang telah memberikan kasih sayang dan

pembelajaran, serta dukungan moral yang begitu besar kepada penulis hingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

10. Terimakasih kepada sahabat seperjuangan, Nurul Istiqomah dan M. Malik

Ibrahim. Terimakasih sudah menjadi sahabat penulis, yang selalu menemani

baik saat susah dan senang. Terimakasih sudah menjadi mentor belajar yang

sangat sabar dan pemberi semangat yang sangat berharga kepada penulis.

11. Terimakasi kepada sahabat sepermainan satu dekade, Azzahra jasmine, Almira

Putri, Rizka Nurjannah, dan Eggy Nuraprilidhia, yang telah menjadi teman

berbagi sejak labil hingga menuju stabil, dan selalu memberikan masukan-

masukan berharga kepada penulis.

12. Terimaksih kepada Hana Qonita, Fuzia Ikramina, Lulu ulma’rufah, dan

Geanida yang selalu memberikan masukan serta semangat kepada penulis.

13. Terimkasih kepada genk griya hijau Alida Zia, Syavira Nadya, dan Christina

yang sudah menjadi teman berkumpul saat kuliah.

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xi

14. Terimakasih kepada sahabat seperjuangan KKN Maisa Firas dan Umdatul

Banat yang selalu memberikan semgat serta waktu untuk terus mendukung

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

15. Terima kasih kepada teman-teman ekonomi pembangunan 2014 yang sudah

menjadi teman seperjuangan selama perkuliahan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan akibat terbatasnya pengalaman dan sumber daya penulis. Oleh

karena itu, penulis sangat mengapresiasi segala bentuk kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini. Penulis juga

memohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan yang menyinggung pihak

tertentu. Pada akhirnya, penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi para

pembaca.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Jakarta, Oktober 2019

Mala hayati

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

ABSTRACT....................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

LAMPIRAN .................................................................................................. xviii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

E. Manfaat penelitian ......................................................................................... 11

BAB II .............................................................................................................. 12

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 12

A. Ilmu Kependudukan dan Demografi .............................................................. 12

B. Transisi Demografi ........................................................................................ 13

C. Bonus demografi ........................................................................................... 15

D. Rasio Ketergantungan Penduduk ................................................................... 16

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xiii

E. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .................................................. 18

F. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................. 19

1. Perhitungan Pendapatan Nasional ......................................................... 20

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi .................. 22

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 25

G. Penelitian Terdahulu...................................................................................... 31

H. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 37

I. Hiotesis penelitian ......................................................................................... 38

BAB III ............................................................................................................. 39

METODELOGI PENELITIAN ...................................................................... 39

A. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 39

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 39

D. Metode Analisis Data .................................................................................... 40

1. Pengujian Asumsi Klasik...................................................................... 41

a. Uji Mulitkolinearitas ..................................................................... 41

b. Uji Autokorelasi ............................................................................ 42

c. Uji Heterokadastisitas .................................................................... 43

d. Uji Linearitas................................................................................. 43

e. Uji Normalitas ............................................................................... 43

2. Pengujian Statistik ................................................................................ 44

a. Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 44

b. Uji F (Uji Simultan) ...................................................................... 44

c. Uji T (Uji Parsial) .......................................................................... 45

BAB IV ............................................................................................................. 47

PEMBAHASAN ............................................................................................... 47

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 47

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xiv

B. Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Rasio

Ketergantungan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ......... 52

a. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 52

1. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 53

2. Uji Autokorelasi ............................................................................ 53

3. Uji Heterokadastisitas .................................................................... 54

4. Uji Linearitas................................................................................. 55

5. Uji Normalitas ............................................................................... 56

b. Pengujian Statistik ................................................................................ 57

1. Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 58

2. Uji Simultan (Uji F) ...................................................................... 59

3. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................... 59

BAB V ............................................................................................................... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 63

A. Kesimpulan ................................................................................................... 63

B. Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan PDB Perkapita di Indonesia Tahun 2000 –

2018 (persen)............................................................................. 2

Grafik 1.2 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000 – 2018 (Juta

Jiwa).......................................................................................... 3

Grafik 1.3 Jumlah Penduduk Usia Produktif (15 – 64 Tahun) dan

Angkatan Kerja di Indonesia Tahun 2000-2018 (juta

jiwa)...........................................................................................

5

Grafik 1.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia

Tahun 2000-2018 (persen)....................................................... 6

Grafik 1.5 Persentase Rasio Ketergantungan Penduduk di Indonesia

Tahun 2000-2018....................................................................... 9

Grafik 4.1 Gross Domestic Product (GDP) Percapita Indonesia Tahun

1981-2018 (US Dollar).............................................................. 49

Grafik 4.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia

Periode 1981-2018 (persen)....................................................... 51

Grafik 4.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Total di Indonesia Periode

1981-2018 (persen).................................................................... 52

Grafik 4.4 Hasil Uji Normalitas.................................................................. 57

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Piramida Penduduk Indonesia Menurut Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 1971, 2010, dan 2018......................................

7

Gambar 2.1 Model Tahapan Transisi Demografi........................................ 14

Gambar 2.2 Kerangka berfikir Analisis TPAK dan Rasio Ketergantungan

Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Tahun 1981-2018......................................................................

38

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Tahun 1970-2018

(persen)............................................................................... 4

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu........................................................... 34

Tabel 3.1 Variabel-Variabel Yang Digunakan Pada Penelitian.......... 40

Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................. 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi........................................................ 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokadastisitas................................................ 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas............................................................. 56

Tabel 4.5 Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS)...................... 58

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

xviii

LAMPIRAN

Lampiran I : Hasil Estimasi VECM

A. Hasil Uji Multikolinearitas

B. Hasil Uji Autokorelasi

C. Hasil Uji Heterokadastisitas

D. Hasil Uji Linearitas

E. Hasil Uji Normalitas

Lampiran II : Data Penelitian

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara di dunia hakikatnya berdiri untuk melakukan satu tujuan

yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Kesejahteraan

tersebut dapat dilihat dari kehidupan sosial dan ekonomi yang berkualitas.

Untuk mewujudkan penduduk yang sejahtera tersebut maka negara berusaha

menciptakan proses pembangunan yang baik. Pembangunan sendiri

merupakan suatu proses multidimensional yang saling berkaitan (Syamsuddin,

2013: 74). Salah satu indikator dari proses pembangunan yang baik dapat

dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

Boediono (1981:1) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu

proses jangka panjang dari kenaikan output perkapita pada suatu negara. Untuk

melihat apakah perekonomian suatu negara mengalami pertumbuhan dapat

dilihat melalui meningkatnya pendapatan riil masyarakat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Boediono juga berpendapat pertumbuhan yang tinggi dan

stabil dari tahun ketahun menandakan bahwa terjadinya peningkatan tingkat

kesejahteraan ekonomi pada suatu negara, dan juga sebaliknya apabila

pertumbuhan ekonomi menurun menandakan bahwa terjadi penurunan tingkat

kesejahteraan ekonomi pada suatu negara. Dengan demikian dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa kesejahteraan ekonomi dari suatu masyarakat dapat dilihat

melalui meningkat atau menurunnya laju pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari data Produk

Domestik Bruto (PDB). Terdapat dua cara untuk melihat PDB suatu negara

yaitu, PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang dalam suatu

perekonomian dan PDB sebagai pengeluaran total atas total output barang dan

jasa pada suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi biasanya dinyatakan

dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional. Adapun

pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat pada Grafik 1.1.

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

2

Grafik 1.1

Laju Pertumbuhan PDB Perkapita di Indonesia Tahun 2000 – 2018

(persen)

Sumber: World Bank 2018 (data diolah)

Grafik 1.1 menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

memiliki perkembangan yang berfluktuatif. Adapun tahun 2000-2010

pertumbuhannya cenderung meningkat sebagai hasil dari pemulihan dan

percepatan ekonomi pasca krisis keuangan Asia akhir tahun 1990an. Namun

tahun 2011-2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan,

penurunan tersebut dikarenakan krisis keuangan Asia. Selanjutnya

pertumbuhan ekonomi mulai membaik pada tahun 2018 yaitu menjadi 5,17

persen.

Perkembangan dari pertumbuhan ekonomi tersebut tentu tidak terlepas

dari peran penduduk terhadap kegiatan ekonomi. Menurut Adam Smith, jumlah

penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi selain faktor lainnya, yaitu jumlah pesediaan barang-barang modal,

luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan

(Budiono, 1981:7).

Berdasarkan data World Bank (2018), Indonesia menduduki peringkat

ke empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Dunia setelah

Republik Rakyat Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia

juga menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara

4.92 4.78

5.696.01

6.22

5.56

4.885.17

0

1

2

3

4

5

6

7

2000 2003 2005 2008 2010 2013 2015 2018

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

3

dengan total jumlah penduduk adalah sebesar 262 juta pada tahun 2018.

Adapun jumlah penduduk di Indonesia dapat dilihat lebih jelas pada Grafik 1.2

Grafik 1.2

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000 – 2018 (Juta Jiwa)

Sumber: World Bank, 2018 (data diolah)

Berdasarkan Grafik 1.2 terlihat bahwa selama periode tahun 2000-

2018, jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan dari 212 juta

penduduk ditahun 2000 menjadi 262 juta penduduk di tahun 2018. Adapun

populasi yang tinggi tersebut dapat menjadi suatu peluang maupun masalah

bagi suatu negara. Dalam melihat pengaruh jumlah penduduk terhadap suatu

negara tersebut, maka terdapat dua aliran yang saling bertolak belakang yaitu,

aliran pesimis dan alisan optimis.

Aliran pesimis yang dikemukakan oleh Malthus berpendapat bahwa

pertumbuhan penduduk hanya akan menjadi masalah bagi suatu negara karena

nantinya jumlah penduduk akan mengalahkan jumlah pasokan makanan yang

tersedia (Rusli, 2012:4). Sedangkan aliran optimis yang dikemukakan oleh

Herman Khan berpendapat apabila manusia dapat melipat gandakan produksi

pertanian dan bahan pangan lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu

pengetahuan yang dimilikinya.

BPS (2012: 4) berpendapat aspek terpenting yang perlu diperhatikan

dalam melihat pengaruh jumlah penduduk terhadap suatu negara adalah

berdasarkan struktur umur penduduk. Ketika penduduk usia produktif

0

50

100

150

200

250

300

2000 2003 2005 2008 2010 2013 2015 2018

212 221 227 236 243 252 258 262

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

4

menempati porsi terbesar dalam struktur umur penduduk, maka lebih banyak

penduduk yang berkualitas dan berperan aktif dalam kegiatan ekonomi

sehingga berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi negara. Menurut

Julian Simon seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka akan

meningkat pula masyarakat cerdas dan produktif yang akan memanfaatkan

sumber daya alam secara lebih optimal serta mengembangkan teknologi

sehingga output perekonomian meningkat. Oleh karena itu, jumlah penduduk

yang tinggi belum tentu menjadi masalah apabila struktur umur penduduk

didominasi oleh penduduk usia produktif.

Dominasi penduduk produktif dalam struktur umur penduduk

disebabkan oleh perubahan demografi atau biasa disebut dengan transisi

demografi yang mulai terjadi sejak 1980an, sebagai hasil dari keberhasilan

Program keluarga Berencana (KB) yang diresmikan pada tahun 1971 (World

Bank, 2011: 18). Siregar (1992: 4) mendefinisikan transisi demografi sebagai

suatu proses perubahan kematian dan kelahiran yang berlangsung dari

tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang lebih rendah dalam satu kurun waktu

tertentu dan masyarakat tertentu. Berdasarkan definisi tersebut maka transisi

demografi ditandai dengan terjadinya penurunan pada tingkat kematian dan

tingkat kelahiran (lihat Tabel 1.1).

Tabel 1.1

Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Tahun 1970-2018 (persen)

Tahun Fertilitas Mortalitas

1970 5.4 13.3

1980 4.4 9.8

1990 3.1 7.9

2000 2.5 7.3

2010 2.4 7.1

2018 2.1 7.0

Sumber: World Bank (2018)

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa terjadi penurunan pada tingkat

fertilitas dan mortalitas di Indonesia. Pada tahun 1970, tingkat kelahiran di

Indonesia adalah sebesar 5.4 persen yang mana terus menurun hingga tahun

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

5

2018 menjadi 2.1 persen, di mana disebabkan atas keberhasilan Program KB

yang dilaksanakan pada tahun 1971 dan dampaknya masih kita rasakan hingga

saat ini. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat mortalitas di Indonesia, terlihat

pada tahun 1970 tingkat kematian di Indonesia adalah sebesar 13.3 persen yang

juga terus menurun hingga menjadi 7.0 persen pada tahun 2018. Penurunan

tingkat fertilitas dan mortalitas akhirnya berdampak pada meningkatnya

angkatan kerja di Indoensia. Hal tersebut dikarenakan bayi-bayi yang lahir dari

periode kelahiran tinggi mulai beranjak dewasa dan memasuki kelompok usia

kerja. Adapun pertumbuhan angkatan kerja dapat dilihat Grafik 1.3.

Grafik 1.3

Jumlah Penduduk Usia Produktif (15 – 64 Tahun) dan Angkatan Kerja

di Indonesia Tahun 2000-2018 (juta jiwa)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2018 (data diolah)

Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif maka jumlah

angkatan kerja juga akan ikut meningkat. Ketersediaan angkatan kerja yang

melimpah tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk menyerap

sebanyak-banyaknya angkatan kerja demi meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Lembaga Demografi FEUI (2010: 200) mengatakan, bahwa besaran

jumlah angkatan berdasarkan demografis dapat terlihat dari Tingkat Partisipasi

Angkatan kerja (TPAK). TPAK menunjukan berapa persen angakatan kerja

144 151 158 166 172 179 186 194

95 102 105 111 116 120 122131

0

50

100

150

200

250

2000 2003 2005 2008 2010 2013 2015 2018

Penduduk Usia Produktif Angkatan Kerja

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

6

dari total tenaga kerja yang tersedia. Mankiw mendefinisikan TPAK sebagai

persenan dari banyaknya total penduduk produktif yang dapat menghasilkan

output produksi (Sari, 2018: 33).

Menurut BPS peningkatan yang terjadi pada persentase TPAK

mencerminkan semakin meningkatnya jumlah ketersediaan tenaga kerja yang

berguna untuk memproduksi output dalam perekonomian. Bapenas juga

berpendapat bahwa TPAK dapat jadikan suatu indikator yang digunakan untuk

melihat seberapa lapangan kerja yang tersedia mampu menyerap angkatan

kerja yang ada. Dapat disimpulkan bahwa TPAK yang terus meningkat dapat

mencerminkan ketersediaan kesempatan kerja yang semakin meluas. Adapun

persentase TPAK di Indonesia terlihat pada Grafik 1.4.

Grafik 1.4

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia

Periode 2000-2018 (persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2018)

Dari Grafik 1.4 terlihat bahwa Tingkat Partsipasi Angkatan Kerja

(TPAK) terus mengalami kenaikan, pada tahun 2000 persentase TPAK di

Indonesia adalah sebesar 67,76 persen yang terus meningkat hingga 2018

menjadi 69,50 persen walapun persentase tersebut sempat menurun

sebelumya pada tahun 2008, yang dikarenakan oleh kurangnya lapangan

pekerjaan untuk menyerap seluruh angkatan kerja yang tersedia akan tetapi

persentase tersebut kembali meningkat pada periode setelahnya.

67.76 67.8668.02

67.33

67.83

69.15 69.2069.50

66.00

66.50

67.00

67.50

68.00

68.50

69.00

69.50

70.00

2000 2003 2005 2008 2010 2013 2015 2018

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

7

Sebagaimana sebelumnya disebutkan diawal bahwa perubahan

demografi atau transisi demografi menyebabkan perubahan struktur umur

penduduk di Indonesia, perubahan tersebut dapat terlihat jelas pada bentuk

piramida penduduk Indonesia tahun 1971, 2010, dan 2018 sebagai berikut.

Gambar 1.1

Piramida Penduduk Indonesia Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun

1971, 2010, dan 2018

(Tahun 1971) (Tahun 2010)

(Tahun 2018)

Sumber: Lembaga Demografi FE UI (2010)

Berdasarkan gambar piramida di atas terlihat bahwa terjadi perubahan

struktur penduduk menurut umur sejak tahun 1971 hingga 2018. Terlihat bahwa

pada tahun 1971, mayoritas penduduk dari total populasi indonesia masih

ditempati oleh penduduk belum produktif yaitu usia 0 sampai 14 tahun.

Kemudian pada tahun yang sama pemerintah menggalakkan program nasional

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

8

yaitu Keluarga Berencana atau biasa disebut Program KB yang dimaksudkan

untuk menurunkan pertumbuha penduduk yang lajunya sangat tingg ketika itu.

Setelah 10 tahun pasca program tersebut dikeluarkan, terlihat bahwa Program

KB berhasil menekan angka pertumbuhan penduduk saat itu melalui penurunan

angka kelahiran, yang terasa hingga kini dampaknya. Alhasil, perubahan

demografi di Indonesia membuat mayoritas proporsi penduduk Indonesia di

tempati oleh penduduk usia kerja, seperti terlihat pada piramida penduduk tahun

2010 dan 2018. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada jangka panjang

transisi demografi dapat menghasilkan ledakan jumlah penduduk usia kerja

yaitu usia 15 sampai 64 tahun sehingga jumlah tersebut lebih banyak

dibandingkan dengan penduduk usia belum produktif yaitu 0 sampai 14 tahun,

sehingga berimplikasi terhadap penurunan persentase rasio ketergantungan.

United Nation mendefinisikan rasio beban ketergantugan penduduk

sebagai jumlah penduduk yang belum produktif yaitu usia 0 sampai 14 tahun

dan tidak produktif yaitu usia di atas 65 tahun dibandingkan dengan jumlah

penduduk produktif yaitu usia 15 sampai 64 tahun (BPS, 2012: 15). Mantra

(2004) berpendapat bahwa rasio ketergantungan yang tinggi dapat menjadi

salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Hal tersebut

dikarenakan pendapatan yang dihasilkan oleh penduduk produktif sebagain

besar harus digunakan untuk membeli kebutuhan dari penduduk yang belum

dan tidak lagi produktif.

Negara yang mempunyai persentase rasio ketergantugan yang tinggi

biasanya ialah negara berkembang yang mempunyai tingkat fertilitas yang

tinggi, yang disebabkan oleh banyaknya penduduk yang belum produktif usia

0-14 tahun. Mantra dalam Aditia (2008: 35) mengatakan semakin rendah

tingkat persentase rasio ketergantungan pada suatu wilayah maka menadakan

bahwa ekonomi suatu wilayah tersebut juga semakin baik. Adapun persentase

rasio ketergantungan di Indonesia dapat terlihat pada Grafik 1.5.

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

9

Grafik 1.5

Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia Tahun 2000-2018 (persen)

Sumber: World Bank, 2018 (data diolah)

Terlihat pada Grafik 1.5 bahwa terjadi penurunan rasio ketergantungan

setiap tahunnya di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2018. Penurunan

persentase rasio ketergantungan masih akan berlanjut hingga tahun 2020 hingga

2030 sebagai fase titik terendahnya. Adapun rasio ketergantungan yang terus

menurun akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan untuk

penduduk melalui penurunan biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan

penduduk yang belum dan tidak lagi produktif. Ketika rasio ketergantungan

berada pada titik terendahnya maka terbukalah jendala peluang (window of

opportunity). Peluang inilah yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin,

menurut world bank ketika suatu negara dapat meraih window of opportunity

maka mereka sudah berhasil melewati bonus demografi dengan baik.

54.7

53.753

51.551

49.748.8

47.9

44

46

48

50

52

54

56

2000 2003 2005 2008 2010 2013 2015 2018

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

10

B. Rumusan Masalah

Jumlah penduduk terus meningkat saat ini di Indonesia, peningkatan

tersebut selalu dikaitkan dengan beban yang dapat menurunkan performa

pertumbuhan ekonomi. Bahkan sejak dulu malthus telah mengatakan bahwa

pertumbuhan penduduk hanya akan menjadi masalah bagi suatu negara karena

nantinya jumlah penduduk akan mengalahkan jumlah pasokan makanan yang

tersedia (Rusli, 2012:4). Akan tetapi populasi penduduk Indonesia saat ini di

dominasi oleh penduduk produktif sehingga meningkatkan jumlah pekerja di

Indonesia, sebagai akibat dari perubahan demografi yang sedang terjadi di

Indonesia. Perubahan tersebut mengakibatkan tidak hanya peningkatan tenaga

kerja hingga dua kali lipat tetapi juga penurunan rasio ketergantungan hingga

titik terendahnya yang biasa disebut dengan bonus demografi.

Akan tatapi bonus demografi tersebut dapat tidak selamanya menjadi

sebuah bonus bagi suatu negara, ketika peningkatan jumlah tenaga kerja

tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas lapangan

pekerjaan yang memadai maka bonus tersebut akan menjadi petaka bagi

Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa penting untuk

dilakukan penelitian terkait dengan peningkatan tingkat partisipasi angkatan

kerja dan penurunan rasio ketergantungan peduduk di Indonesia, hal tersebut

dilakukan untuk melihat apakah fenomena-fenomena tersebut dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau hanya akan menjadi beban

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan demikian, maka dapat dijabarkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 1981-2018?

2. Seberapa besar pengaruh rasio ketergantungan penduduk terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 1981-2018?

3. Seberapa besar pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan

rasio ketergantungan secara besama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi

di Indonesia pada periode 1981-2018?

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

11

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Didapatkan tingkat pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 1981-2018.

2. Didapatkan tingkat pengaruh rasio ketergantungan penduduk terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 1981-2018.

3. Didapatkan tingkat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan rasio

ketergantungan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada periode 1981-2018.

E. Manfaat penelitian

1. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi semua pihak yang

akan melakukan analisis mengenai hubungan fertilitas, mortalitas, tingkat

partisipasi angkatan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Sebagai salah satu pertimbangan bagi pemerintah untuk menyusun

perencanaan dan strategi pembangunan dalam upaya peningkatan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan mengoptimalkan perubahan

demografi.

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ilmu Kependudukan dan Demografi

Rusli (2012: 1) berpendapat bahwa ilmu kependudukan atau studi

kependudukan adalah sebuah istilah lain darin ilmu kependudukan yang

bertujuan untuk, satu mendapatkan informasi dasar mengenai karakteristi,

distribusi, dan perubahan penduduk. Dua, menjelakan penyebab perubahan

yang terjadi pada aspek-aspek tersebut. Ketiga, menelaah kemungkinan yang

mungkin akan terjadi pada masa depan sebagai dampak peruabahan tersebut.

Menurut Rusli, (2012: 1) ilmu kependudukan digunakan dengan

maksud memberikan arti demografi yang lebih luas, hal tersebut dikarenakan

para ahli meurujuk demografi formal dengan istilah demografi. Guillard

meruapakan tokoh yang pertama kali meggunakan kata demografi sebagai

sinonim population study.

J. Bogue mendefinisikan demografi dalam bukunya yang berjudul

Principles of Demography, sebagai suatu ilmu yang mempelajari fenomena-

fenomena demografi seperti distribusi, besaran komposisi, dan perubahan

penduduk melalui komponen dasar demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan

migrasi, mobilitas sosial, dan perkawinan secara statisitik dan matematik.

Dalam perkembangannya demografi dibedakan menjadi dua yaitu Demografi

Murni (Pure Demography) atau Demografi Formal dan Ilmu Kependudukan

yang diusulkan oleh Adolphe Laundry pada kongres masalah kependudukan di

Paris tahun 1937 (Lembaga Demografi FE UI, 2004: 1).

Terdapat pemisah antara analisis demografi dan ilmu kependudukan.

Analisis demografi ialah cabang ilmu yang menganalisis hubungan antar

variable demografi, baik digunakan sebagai variable dependen maupun

variable independen. Sedangakn ilmu kependudukan merupakan cabang ilmu

yang mempersoalkan hubungan antar variable demografi dan variable non

demografi, bisa varibel demografi sebagai variebel independen dan variable

non demografi sebagai variable dependen dan bisa juga kebalikannya.

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

13

B. Transisi Demografi

Transisi demografi adalah sebuah ungkapan atau istilah yang mengacu

kepada transisi atau perubahan pada tingkat kematian dan tingkat kelahiran

yang pada awalnya tinggi ke tingkat kematian dan kelahiran yang lebih rendah.

Adapun pengertian transisi demografi menurut Kemal dan Agus (1992: 1)

adalah proses perubahan kematian dan kelahiran yang berlangsung dari

tingkatan yang tinggi ke tingkatan rendah dalam satu kurun waktu tertentu dan

juga masyarakat tertentu yang terjadi karena karena hubungan timbal balik

perubahan sosio - ekonomi dengan kesehatan. Warren Thampson

mendefinisikan transisi demografi sebagai model atau teori yang menjelaskan

perubahan populasi dari waktu ke waktu. Penekanan tentang konsep transisi

demografi adalah terletak pada aspek pertumbuhan penduduk, yang dipengaruhi

oleh penurunan fertilitas dan mortalitas. Dengan demikian pembicaraan konsep

proses demografi umumnya difokuskan pada perubahan jumlah, struktur, dan

komposisi penduduk yang mengalami perubahan selama proses transisi

berlangsung (Wilopo, 1995: 21).

Warren Thompson merupakan tokoh yang pertama kali memperkenalkan

dan juga mengembangkan model transisi demografi pada tahun 1929. Model

pemikiran tersebut merupakan bentuk refleksi dari data beberapa negara yang

berada pada periode 1908-1927. Thompson menemukan 3 pola pertumbuhan

penduduk ketika itu di negara-negara tesebut, yaitu (Junaidi, 2009: 13):

1. Kelompok A, adalah negara-negara yang mengalami penurunan

pertumbuhan penduduk yang awalnya tinggi ke pertumbuhan penduduk

yang rendah.

2. Kelompok B, adalah negara-negara yang sedang mengalami penurunan

tangkat kelahiran yang lebih lambat dibandingkan tingkat kematiannya.

3. Kelompok C, adalah negara-negara yang tingkat kelahiran dan kematiannya

belum mengalami perubahan sama sekali. Maksudnya angka kelahiran dan

angka kematiannya masih sangat tinggi.

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

14

Selanjutnya pada tahun 1945, Frank Noteisten memberikan penjelasan

tentang ketiga pola yang ditemukan oleh Thompson tersebut dan

menjelaskannya sebagai suatu proses dari penurunan mortalitas dan fertilitas

penduduk suatu daerah dari tingkat yang tinggi (high growth potential) menuju

ketingkat yang rendah (incipient decline) yaitu transisi demografi. Noteisten

juga membagi transisi demografi menjadi tiga tahap sebagai berikut (Lembaga

Demografi FEUI, 2010: 8).

Gambar 2.1

Model Tahapan Transisi Demografi

Sumber: Junaidi (2009: 14)

1. Hight Growth Potential (Tahap 1)

Tahap hight growth potential ditandai dengan masih tingginya tingkat

fertilitas dan mortalitas. Tingkat kematian pada tahap ini juga masih sangat

bervariasi bisa dibilang cenderung tinggi, karena pada tahap ini masih

marak terjadi perang, bencana kelaparan, dan beberapa factor lainnya.

Adapun tingkat pertumbuhan penduduk alami negara-negara yang masuk

ke dalam fase ini masihlah rendah bahkan terkadang negatif. Tahap ini juga

disebut dengan tahap Malthusian Stage, atau biasa disebut pre-industrial

stage, hal tersebut dikarenakan masyarakat pada fase ini masih berada pada

kondisi perekonomian (pra-industri economy).

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

15

2. Transitional Growth (Tahap 2)

Tahap transitional growth merupakan tahap yang ditandai dengan

tingkat mortalitas yang menurun lebih cepat dibandingkan dengan tingkat

fertilitas. Oleh karena itu tahap ini juga disebut dengan tahap transisi

(trantitional stage) atau celah demografi (demographic gap). Adapun

Negara-negara yang masih memiliki perekonomian pada tahap berkembang

biasanya masuk ke dalam tahap ini.

3. Incipient Decline (Tahap 3)

Tahap incipient decline ditandai dengan tingkat fertilitas dan

mortalitas yang kembali rendah, yang juga menyebabkan rendahnya

pertumbuhan penduduk. Namun, rendahnya pertumbuhan penduduk pada

tahap ini berbeda dengan tahap satu yaitu rendahnya pertumbuhan

penduduk disebabkan oleh tingginya angka fertilitas dan mortalitas yang

terjadi pada saat itu. Sedangkan pada tahap tiga ini rendahnya pertumbuhan

penduduk disebabkan oleh rendahnya angka fertilitas dan mortalitas.

C. Bonus demografi

Bonus demografi merupakan suatu kondisi sebagai hasil dari poroses

transisi demografi dikarenakan penurunan angka kelahiran dan kematian jangka

panjang yang akhirnya merubah struktur umur penduduk. Penurunan angka

kematian tersebut menyebabkan penduduk yang berumur di bawah 15 tahun

menurun jumlahnya, yang diikuti oleh meningkatnya penduduk produktif usia

15-64 tahun sebagai akibat dari tingginya kelahiran di masa lalu. Sementara itu

penduduk lansia akan semakin meningkat dikarenakan perbaikan tingkat

kesehatan, dan meningkatnya harapan hidup.

Menurut BPS (2012: 16) definisi bonus demografi merujuk pada

keuntungan ekonomis bagi perekonomian yang dikarenakan penambahan

jumlah penduduk usia kerja. Chadrasekhar mendefinisikan bonus demografi

sebagai karena meningkatnya penduduk usia kerja yang walaupun diiringi

dengan peningkatan penduduk secara total sehingga menghasilkan keuntungan

ekonomis yang tidak terelakan (BPS, 2012; 16). Tidak banyak berbeda dengan

Chadrasekhar, Adioetomo (2007 dalam BPS 2012: 16) mengartikan bonus

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

16

demografi sebagai penurunan angka kematian bayi dan fertilitas jangka panjang

yang berdampak pada keuntungan ekonomis. Adapun istilah keuntungan pada

bonus demografi, ialah mengacu pada penurunan rasio ketergantungan yang

merupakan konsep dasar demografi. Menrurut Adioetomo bonus demografi

hanya akan terjadi satu kali untuk setiap penduduk pada suati wilayah atau

negara yang puncaknya dapat disebut dengan Window of Opportunity, sehingga

nagara harus memanfaatkan periode tersebut dengan sebaik-baiknya.

D. Rasio Ketergantungan Penduduk

United Nation mendefinisikan rasio beban ketergantungan penduduk

sebagai suatu perbandingan antara jumlah penduduk usia 0 sampai 14 tahun

dan penduduk usia di atas 65 tahun terhadap penduduk (produktif) usia 15

sampai 64 tahun BPS, 2012: 15. Mantra dalam Aditia (2010:35) juga

mengatakan semakin rendah tingkat persentase rasio ketergantungan pada

suatu wilayah maka menadakan bahwa semakin baik pula perekonomian suatu

wilayah tersebut.

Secara kasar keadaan perekonomian suatu negara dapat ditunjukan oleh

indikator rasio ketergantungan penduduk, guna melihat apakah negar tersebut

tergolong negara maju atau sedang berkembang. Mantra (2004) berpendapat

bahwa rasio ketergantungan yang tinggi dapat menjadi salah satu benalu yang

dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Hal tersebut

dikarenakan pendapatan yang dihasilkan oleh penduduk produktif sebagain

besar harus digunakan untuk membeli kebutuhan dari penduduk yang belum

dan tidak lagi produktif. Negara-negra yang biasanya mempunyai persentase

rasio ketergantugan yang tinggi adalah negara-negara berkembang.

Ketika suatu negara sedang mengalami perubahan struktur umur

penduduk, rasio ketergantungan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

dampak dari pergeseran struktur penduduk menurut umur terhadap kondisi

sosial dan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut dikarenakan persentase rasio

ketergantungan menjadi penghubung untuk kelompok yang tidak dan belum

produktif terhadap penduduk yang produk secara ekonomi. Rasio

ketergantungan yang tinggi mengindikasikan bahwa penduduk yang aktif

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

17

secara ekonomi mempunyai beban yang lebih besar untuk mendukung dan

menyediakan pelayanan sosial yang dibutuhkan oleh anak-anak (penduduk

belum produktif) dan penduduk usia lanjut (penduduk yang tidak lagi produktif)

yang bergantung kepada mereka secara ekonomi.

Rasio ketergantungan penduduk cenderung peka terhadap peruabahn

yang terjadi pada angka kelahiran. Hal tersebut dikarenakan pada saat angka

kelahiran menurun akan berdampak pada menurunya rasio ketergantungan

penduduk dikarenakan penduduk muda usia 0 sampai 14 tahun menurun

sedangkan penduduk usia tenaga kerja mengalami kenaikan. Adapun fase di

mana rasio ketergantungan penduduk berada pada titik terendahnya maka

terbukalah jendela peluang (window of oppoetunity) sehingga negara

kemungkinan dapat meraih bonus demografi (demographic dividend). Akan

tetapi setelah semua proses itu berakhir rasio ketergantungan akan kembali

meningkat, hal itu dikarenakan penduduk yang tadi berada pada kelompok usia

kerja akan bergeser dan semakin menurun jumlahnya dan masuk ke dalam

penduduk usia tua, sehingga penduduk usia meningkat tajam.

Adapun rasio ketergantungan pada suatu negara dapat dilihat melalui

tiga cara yaitu rasio ketergantungan total, rasio ketergantungan penduduk usia

muda, dan rasio ketergantungan penduduk usia tua. Dimana rumusnya adalah

sebagai berikut (World Bank):

1. Rasio Ketergantungan Penduduk Total

RKP total =P(0 − 14) + P(65+)

P(15 − 64)× 100

2. Rasio Ketergantungan Penduduk Muda

RKP muda =P(0 − 14)

P(15 − 64)× 100

3. Rasio Ketergantungan Penduduk Tua

RKP tua =P(65+)

P(15 − 64)× 100

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

18

Keterangan:

RKP : Rasio Ketergantungan Penduduk

P(0-14) : Penduduk usia belum produktif

P(65+) : Penduduk usia sudah tidak produktif

P(15-64) : Penduduk usia produktif

E. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut International Lobour Organization (ILO), tenaga kerja

merupakan penduduk yang sudah memaski usia kerja yaitu 15 tahun keatas.

Adapun seluruh penduduk yang ada pada suatu negara yang sudah dapat

menghasilkan atau memproduksi barang dan jasa jika terdapat permintaan

terhadap tenaga mereka, dan juga apabila mereka ingin berpartisipasi dalam

aktivitas tersebut juga termasuk kedalam golongan tenaga kerja. Menurut Rusli

(2012: 116) angkatan kerja merupakan economically active population, mereka

adalah pencari nafkah atau penerima pendapatan atau yang berusaha kearah itu.

Secara demografis besarnya angkatan kerja tergantung dari tingkat partisipasi

angkatan kerja (labor force participation rate) yaitu berapa persen dari tenaga

kerja yang berpartisipasi menjadi angkatan kerja (Lembaga demograi FEUI,

2004: 206).

Menurut Lembaga Demogafi FEUI (2004: 198) pertumbuhan

angakatan kerja diakibatkan tren perubahan demografi dimasa lalu yang

merupakan respon dari kondisi perekonomian pada masanya. TPAK

merupakan cerminan dari total angkatan kerja yang berada pada kelompok

umur tertentu dengan membandingkan jumlah angkatan kerja total atau pada

kelompok umur tertentu dengan jumlah tenaga kerja.

Lewis berpendapat bahwa kelebihan tenaga kerja adalah sebuah

kesempatan bagi suatu negara. Tenaga kerja yang berlebih pada suatu sektor

akan menjadi penyedia pekerjaan untuk sektor lain sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan output. Menurut Lewis terdapat dua sektor dalam

perekonomian negara berkembang, yaitu sektor tradisional daan modern.

Adapun sektor informal disini bukan hanya sektor pertanian tetapi juga sektor

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

19

informal yang berada di perkotaan. Ketika terjadi kelebihan tenaga kerja

selama berlangsungnya tahap insutrialisasi maka, akan diserap oleh sektor

informal. Oleh karena itu sektor informal sering disebut sebagai katub

pengaman ketenagakerjaan, hal ini juga menyebabkan peningkatan tingkat

upah di pedesaan suatu saat nanti, peningkatan upah inilah yang mengurangi

perbedaan tingkat pendapatan antar pedesaan dan perkotaan. Sehingga

peningkatan tenaga kerja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(Novrantyo, 2016: 32).

Todaro menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk pada nantinya

akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang besar

akan meningkatkan jumlah tenaga kerja produktif. Adapun dampak positif

atau negatif dari pertambahaan penduduk dan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi tergantung kepada kemampuan sistem perekonomian

yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan

tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun rumus yang digunakan dalam

menghitung TPAK ialah sebagai berikut (tingkat aktivitas umum).

TPAK =Angkatan Keja

Tenaga Kerja× 100

F. Pertumbuhan Ekonomi

Boediono (1981:1) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu

proses jangka panjang dari kenaikan total pendapatan perkapita pada suatu

negara. Untuk melihat apakah perekonomian suatu negara mengalami

pertumbuhan dapat dilihat melalui meningkatnya pendapatan riil masyarakat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Boediono juga berpendapat

pertumbuhan yang tinggi dan stabil dari tahun ketahun menandakan bahwa

terjadinya peningkatan tingkat kesejahteraan ekonomi pada suatu negara, dan

juga sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi menurun menandakan bahwa

terjadi penurunan tingkat kesejahteraan ekonomi pada suatu negara. Dengan

demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kesejahteraan ekonomi dari

suatu masyarakat dapat dilihat melalui meningkat atau menurunnya laju

pertumbuhan ekonomi.

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

20

Pertumbuhan ekonomi juga menjadi suatu indikator yang sangat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksakan suatu negara atau

daerah. Menurut Novrantyo (2016: 2) laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi

haruslah diiringi dengan distribusi pendapatan dan distribusi hasil-hasil

pembangunan secara merata untuk menghindari terjadinya ketimpangan

pendapatan yang terjadi di masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari data Produk

Domestik Bruto (PDB). Terdapat dua cara untuk melihat PDB suatu negara

yaitu, PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang dalam suatu

perekonomian dan PDB sebagai pengeluaran total atas total output barang dan

jasa pada suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi biasanya dinyatakan

dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional.

1. Perhitungan Pendapatan Nasional

Menurut Pratomo (2006: 11) pendapatan nasional dapat dihitung

melalui tiga pendekatan. Adapun ketiga pendekatan tersebut ialah

pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, danjuga

pendekatanpengeluaran yang akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Pendekatan produksi (production approach)

Dalam pendekatan ini pendapatan nasional akan dihitung

berdasarkan perhitungan dari jumlah nilai akhir barang dan jasa yang

dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu perekonomian pada periode

waktu tertentu. Adapun nilai barang yang dimaksud ialah nilai akhir

barang dan jasa atau nilai tambah barang.

Nilai akhir adalah nilai barang yang siap dikonsep dan tidak lagi

digunakan dalam proses produksi berikutnya. Sedangkan nilai tambah

adalah selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan

untuk proses produksi termasuk nilai bahan baku yang digunakan.

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

21

Pendapatanan nasional akan dihitung dengan menghitung nilai barang

akhir atau menjumlah kan semua nilai tambah.

b. Pendekatan pendapatan (income approach)

Pada pendekatan ini pendapatan nasional akan dihitung dengan cara

menghitung seluruh total pendapatan dari masing-masing faktor produksi

yaitu pendapatan dari tanah, modal, tenaga kerja, dan juga kewirausahaan.

Adapun pendapatannya ialah berupa sewa, bunga, upah, dan profit.

Dengan menghitung keempat pendapatan tersebut maka kita akan

mendapatkan pendaptan nasional dari pendekatan pendapatan. Adapun

secara matematis pendekatan pendapatan dapata diformulasikan sebagai

persamaan berikut.

GDP = R + W + I + P

Di mana:

R : rent atau sewa

W : upah

I : bunga

P : profit

c. Pendekatan pengeluran (expenditure approach)

Pada pendekatan ini pendapatan nasional akan dihitung dengan

cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh

pelaku ekonomi baik itu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan

juga sector luar negeri. Adapun pengeluaran dari rumah tangga itu

sendiri ialah konsumsi rumah tangaa, lalu pengeluaran perusahaan ialah

investasi, sedangkan pengeluaran pemerintah ialah seluruh belanja

pemerintah, dan pengeluran luar negeri ialah ekspor netto atau selisih

dari ekspor dan impor. Adapun secara matematis pendekatanpengeluran

dapat diformulasikan sebagai persamaan berikut.

GDP = C + I + G + (X – M)

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

22

Di mana:

C : konsumsi rumah tangga

I : inevestasi

G : pengeluaran pemerintah

X : ekspor

M : impor

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut (Jighan, 2014: 67) terdapat dua macam faktor yang dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi yaitu, faktor ekonomi dan

faktor non-ekonomi. Adapun yang masuk kedalam faktor ekonomi

diantaranya ialah sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan

teknologi. Sedangkan yang masuk ke dalam non-ekonomi ialah adanya

peran lembaga sosial, nilai moral, sikap budaya, dan juga kondisi politik dan

kelembaga. Hal tersebut juga sejalan dengan pemikiran Bauer dia

menunjukan bahwasanya kecakapan dan kualitas, bakat, sikap, adat-

istiadat, nilai tujuan, motivasi, serta struktur politik dan kelembagaan

merupakan penentu utama pertumbuhan ekonomi (Jighan, 2014: 67).

Berikut adalah penjabaran faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi

pertumbuhan ekonomi.

a. Faktor Ekonomi

1. Sumber Daya Alam

Adapun sumber daya alam merupakan salah satu faktor utama yang

dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan perekonomian

suatu negara. Dalam ilmu ekonomi, seumber daya alam mencakup

kesuburan tanah, letak dan susunannya, mineral, kekayaan hutan,

mineral, iklim, sumber lautan, sumber air, dan sebagainya. Adapun

tersedanya sumber daya alam yang melimpah merupakan hal yang

penting untuk pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi terkadang dalam

pertumbuhan ekonomi sumber daya yang melimpah saja belum cukup,

karena yang terpenting ialah pemanfaatan yang tepat dengan teknologi

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

23

yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber daya dapat

digunakan dalam jangka waktu yang lama (Jhinghan, 2014: 67).

2. Akumulasi Modal

Faktor ekonomi selanjutnya ialah akumulasi modal. Adapun modal

merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat

diproduksi kembali. Akumulasi modal itu sendiri ialah investasi dalam

bentuk barang yang berguna untuk meningkatkan stok modal, outout

nasional, dan juga pendapatan nasional. Dalam pertumbuhan ekonomi,

akumalasi modal merupakan salah satu kunci penting. Adapun

investasi di bidang barang modal tidak hanya akan meningkat produksi

tetapi juga kepada kesempatan kerja. Selanjutnya pembentukan modal

yang terjadi ini juga akan mengarah pada kemajuan teknologi, yang

kemudian kemajuan dari teknologi tersebut akan mangarah pada

spesialisasi dan juga penghematan produksi dalam skala yang luas

(Jhinghan, 2014: 69).

3. Organisasi

Salah satu bagian peting dari suatu proses pertumbuhan ialah

organisasi. Karena orgnisasi berkaitan dengan penggunaan factor

produksi pada kegiatan ekonomi. organisasi bersifat melengkapi

modal, buruh dan membantu meningkatkan produktivitasnya. Dalam

pertumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan tampil sebagai

organisator dan pengambil resiko diantara ketidakpastian. Menurut

Schumpeter, fungsi utama wiraswastawan ialah melakukan

pembahuruan (inovasi) (Jhinghan, 2014: 70).

4. Kemajuan teknologi

Adapun keterkaitan antara perkembangan teknoogi dalam

pertumbuhan ekonomi ialah dalam perubahan metode produksi.

Perubahan yang terjadi pada tekonologi dapat meningkatkan

produktivitas buruh, modal dan juga faktor produksi lainnya

(Jhinghan, 2014: 72).

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

24

5. Spesialisasi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan

produktivitas. Keduanya dapat membawa kearah ekonomi produksi

skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri. Smith

menekankan arti penting pembagian kerja bagi perkembangan

ekonomi. pembangian kerja dapat menghasilkan perbaikan

kemampuan produksi buruh, dan setiap buruh bisa menjadi lebih

efisien dari pada sebelumnya (Jhinghan, 2014: 72).

b. Faktor Non-Ekonomi

1. Faktor Sosial

Pertumbuhan ekononomi juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan

budaya. Adapun hal inilah yang menghasilkan pandangan, harapan

struktur, dan juga nilai-nilai sosial. Penduduk yang modrn dan terdidik

akan sangat mendukung terlaksananya pembangunan hal tersebut

dikarenakan mereka mempunyai sifat terbuka terhadap perubahan dan

sikpa positif dalam pembangunan. Namun sebaliknya masyarakat

yang masih tradisional dan tidak terdidik akan bersika apatis terhadap

perubahan. Hal tersebut dikarenakan mereka cenderung tidak

menyukai perubahan sehingga akan sulit memanfaatkan teknologi

yang nantunya hanya akan menghambat pembangunan.

2. Faktor Manusia

Adapun dalam pertumbuhan ekonomi manusia merupakan salah satu

faktor penting. Pertumbuhan yang terjadi serta merta tergantung pada

kuantitas akan tetapi efesiensi sumber daya mnusianya. Para ekonom

meyakini bahwa kualitas tenaga kerja seperti keterampilan,

pengetahuan, dan disiplin dari agkatan kerja merupakan unsur

terpenting dalam pertumbuhan angkatan kerja. Hal tersebut

dikarenakan tanpa tenaga kerja yang terlatih dan terampil, maka

barang modal ynag tersedia tidak akan dapat digunakan secara efektif.

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

25

3. Faktor Politik dan Admistratif

Faktor politik dan admistartif merupakan juga menjadi salah satu

faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, hal ini dikarenakan

dengan lemahnya struktur politik dan administratfif merupakan

sebuah penghambat besar dalam pertumbuhan ekonomi. Lewis

mengatakan bahwa pemerintah memiliki pemerintah mempunyai

peran penting dalam memaikan perannya guna merangsang ataupun

mendorong kegiatan ekonomi. Pemerintahan yang baik akan

menetapakan kebijakan fiscal dan moneter, yang akan dapat

menunjang terjadinya pertumbuhan ekonomi.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Adam Smith

Adam Smith (1723-1790) merupakan salah satu ekonom klasik

yang yang pemikirannya sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu

ekonomi. Smith adalah ekonom yang pertam kali menjabarkan secara

sistematis pertumbuhan jangka panjang. Dia membagi pertumbuhan

ekonomi menjadi lima tahap yaitu, tahap perburuan, tahap ternak, tahap

bercocok tanam, tahap berdagang, dan terakhir tahap perindutrian.

Smith berpendapat bahwa masyarakat tradisional ke masyaralat modern

yang kapitalis (Budiono, 1981: 7).

Menurut Smith untuk memacu pertumbuhan ekonomi dapat

menggunakan sistem pembagian kerja. Adapun pembagain kerja

tersebut meruapakan inti dari teori ini, yang berguna untuk

meningkatkan produktivitas. Adapun spesialisasi yang terjadi pada

pelaku ekonomi didorong oleh faktor-faktor seperti peningkatan

keterampilan pekerja, dan juga penemuan mesin-mesin penghemat

tenaga. Ketika tahap pembangunan ekonomi sudah menuju ke sistem

perekonomian yang kapitalistik maka spesialisasi akan dengan

sendirinya terjadi. Hal ini dikarenakan aktivitas eknomi akan semakin

kompleks, dan juga pola produksi yang terus meningkat yang juga

disertai oleh peningkatan yang terjadi pada peningkatan kebutuhan

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

26

dimasyarakat akan mengharuskan masyarakat untuk tidak lagi

memenuhi semua kebutuhan mereka seorang diri akan tetepi lebih

ditekankan kepada keahlian tertentu yang mereka miliki untuk mereka

geluti.

Secara garis besar pemikiran Smith bertumpu pada peningkatan

sistem produksi suatu negara yang terdiri dari tiga unsur utama, yaitu

(Budiono, 1981: 7).

1. Sumber-sumber alam yang tersedia (faktor produksi tanah)

2. Sumber daya manusia (jumlah penduduk)

3. Stok barang capital yang ada

Unsur pokok pertama ialah sumber alam yang tersedia, menurut

Smith unsur ini merupakan unsur yang paling dasar dari ketiga kegiatan

produksi suatu masyarakat. Pertumbuhan perekonomian suatu negara

akan dibatasi oleh sumber-sumber alam yang dimilikinya. Artinya,

apabila seluruh sumber ini belum dimanfaatkan sepenuhnya maka

pertumbuhan ekonomi masih bisa ditingkatkan, dan yang nantinya akan

memegang peran penting pertumbuhan ini adalah tenaga kerja dan stok

capital. Namun apabila sumber-sumber alam sudah sigunakan

seluruhnya maka batas daya dukung sumber alam akan menemui batas

maksimalnya dan pertumbuhan ekonomi akan terhenti (Budiono, 1981:

8).

Adapun unsur kedua ialah sumber daya manusia atau jumlah

penduduk. unsur penduduk ini dianggap mempunyai peranan pasif

dalam proses pertumbuhan output. Hal ini memiliki arti bahwa jumlah

penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Sebagai

contoh apabila stok capital membutuhkan pekerja sebesar 1 juta orang,

akan tetapi jumlah tenaga kerja yang tersedia hanya 900 orang, maka

jumlah penduduk akan cenderung meningkat sehingga tenaga kerja akan

menacapai 1 juta orang untuk menepati pekerjaan tersebut (Budiono,

1981: 8).

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

27

Unsur yang terakhir ialah stok capital. Stok capital merupakan

unsur yang secara aktif menetukan output. Dalam proses pertumbuhan

output, smith memberikan peranan sentral kepada stok capital dan

akumulasi capital, apa yang nantinya terjadi pada tingkat output akan

tergantung pada laju pertumbuhan stok capital. Adapun pertumbuhan

tersebut akan terus berlanjut hingga pada saatnya akan dibatasi oleh

ketersediaan sumber daya alam dan dukungan sumber manusia yang

terampil. Peranan sentral modal dalam teori smith biasanya

terakumulasi melalui tabungan. Menurut Smith akumulasi modal tidak

dapat terlepas dari perluasan pasar, hal ini dikarenakan pasar merupakan

tempat yang digunakan untuk mendistribusikan hasil produksi. Semakin

besar cangkupan pasar guna pemasaran hasil produksi makan semakin

besar pula perolehan laba, yang berarti semakin besar pula akumulasi

kapitalnya.

Berdasarkan besarnya arti pasar untuk proses akumulasi capital,

Smith secara khusus menunjuka bahwasanya potensi pasar akan

mencapai titik maksmalnya apabila setiap warga diberikan kebebasan

yang seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dalam kegiatan

ekonominya (Budiono, 1981: 9). Atau dengan kata lain peran atau

intervensi pemerintah harus diminimalisir. Karena menurut Smith

semakin pemeritah memrikan intervensi yang terlalu besar maka

cenderung hanya akan menghambat pertumbuhan pasar.

b. Teori Jebakan kependudukan Malthus

Robert Malthus (1766-1834) merupakan salah satu pelopor ilmu

kependudukan (population studies) pertama kali. Tulisan

monumentalnya prinsip kependudukan atau The Principle of Population

yang pertama kali terbit pada tahun 1798. Walaupun saat itu Malthus

mendapatkan banyak kritikan, akan tetapi pada dasarnya mendapatkan

banyak pengakuan yang luas dikalangan pada ahli. Malthus

menerangkan bahwasanya pangan dibutuhkan untuk hidup manusia, dan

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

28

kebutuhan manusia akan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap

sifatnya sepajang masa (Rusli, 2012: 4).

Dalam sebuah bukunya yang berjudul Essay on the Principle of

Population terbitan tahun 1798, Thomas Malthus merumuskan sebuah

konsep tentang pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing

returns). Malthus menyatakan bahwa umumnya penduduk suatu negara

mempunyai kecenderungan untuk bertambah menurut suatu deret ukur

yang berlipat ganda tiap 30 sampai dengan 40 tahun, kecuali jika terjadi

bencana kelaparan. Pada saat yang sama karena adanya ketentuan

pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu factor-faktor

produksi yang jumlahnya tetap (tanah sumber daya alam) maka

persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung.

Oleh karena itu pertumbuhan pangan tidak akan bisa berpacu

dengan pesatnya pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita

(dalam masyarakat agraris, pendapatan perkapita diartikan sebagai

produksi pangan perkapita) cenderung terus mengalami penurunan

sampai sedemikian rendahnya sehingga segenap populasi harus

bertahan pada kondisi sedikit di atas tingkat subsisten (semua

penghasilan hanya cukup untuk mengganjal perut), itu pun hanya untuk

jumlah populasi tertentu. Hal tersebut dikarenakan dalam kenyataanya,

setiap anggota masyarakat hanya akan memiliki tanah yang sedikit,

maka kontribusi marginal atau produksi pangan akan terus menurun.

Sehingga lebih dari jumlah itu maka ada sebagian penduduk yang tidak

mendapat bahan pangan sama sekali (Athifah, 2018: 23).

Selanjutnya, Malthus menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk

mengatasi masalah rendahnya taraf hidup yang kronis absolut tersebut

adalah dengan “penanaman kesadaran moral” (moral restraint) di

kalangan segenap penduduk dan kesediaan untuk membatasi jumlah

kelahiran. Dengan perumusan konsep akan pentingnya pembatasan

kelahiran dan jumlah penduduk tersebut, Malthus dapat kita sebut

sebagai “bapak” atau pelopor gerakan modern pengendalian kelahiran.

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

29

Menurut pendukung aliran pemikiran neo-Malthus, bangsa-bangsa yang

miskin tidak akan pernah berhasil mencapai tingkat pendapatan

perkapita yang jauh lebih tinggi dari pada tingkat subsisten, kecuali

mereka mengadakan pengendalian preventif awal (preventive checks)

terhadap pertumbuhan populasi mereka, atau dengan penerapan

pengendalian kelahiran (Athifah, 2018: 23).

Akan tetapi teori Malthus juga tidak luput dari kritik yang juga

sering dipandang sebagai kelamahan dari teorinya tersebut yang salah

satunya ialah, Malthus kurang memperhitungkan bahwa penemuan

teknologi baru yang unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek

yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup. Dan, menurut

Malthus pengontrolan kelahiran merupakan sesuatu tindakan yang tidak

bermoral, dan dia juga memprediksi bahwa penggunaan alat kontrasepsi

tersebut tidak akan meluas (Rusli, 2012: 4).

c. Teori Optimis Pertambahan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi

Adapun pada aliran perspektif melihat bahwa terdapat korelasi

positif antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurut aliran optimis keduanya dapat disatukan untuk menggerakan

pengembangan ekonomi. Dengan jumlah penduduk yang kian

bertambah justru dapat dimanfaatkan menjadi pangsa besar dalam

perekonomian, baik dalam produksi ataupun konsumsi. Adapun dari sisi

produksi ialah akan terjadi penambahan jumlah tenaga kerja guna

mendukung proses produksi tersebut. Dampak dari penambahan jumlah

tenaga kerja tersebut ialah meningkatnya jumlah buruh yang dapat

dibayar dengan redah, sehingga dapat menghemat biaya produksi.

Selanjutnya dengan penambahan angakatan kerja tersebut, jumlah buruh

terdidik juga akan terus ikut meningkat, hal tersebut dikarenakan

semakin tinggi kesadaran masyarakan modern terhadap tingkat

pendidikan yang tinggi (Bloom 2003 dalam Jati, 2015: 8).

Sedangkan dari segi konsumsi, jumlah penduduk yang besar

dapat dijadikan pangsa ekonomi yang besar bagi komoditas industri.

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

30

Naiknya pendapatan percapita yang diiringi dengan maraknya investasi

membuat perekonomian nasional semakin membaik. Hal tersebutlah

yang akan memicu terjadinya permintaan barang secara besar-besaran

terhadap komoditas barang. Sehingga keterbatasan yang dianggap

sebagai factor resistan antara pertambahan penduduk dengan

pertumbuhan ekonomi oleh pandangan teori pesimis dianggap tidak

berlaku oleh teori pandangan optimis. Karena, pada dewasa ini

keterbatasan sudah dapat diatasi dengan adanya kemajuan teknologi dan

informatika yang mampu menyediakan semua kebutuhan manusia.

Perspektif optimis pada dasarnya juga mengakui bahwa suber daya alam

dalam bentuk ekonomi kian menipis, akan tetapi semua itu dapat

disiasati dengan teknologi (Jati, 2015: 8).

Adapun dasar dari pemikiran opstimis hadir berdasarkan dari

pemikiran Amartya Sen mengenai pembangunan manusia.

Pembanguann ekonomi yang awalnya hanya diorientasikan untuk

mencari laba, sementara tidak ada timbal balik dengan manusianya, hal

inilah yang akan menimbulkan bencana ekonomi manusia seperti

bencana ketimpangan, kemiskinan, dan juga kelaparan. Karena hal

tersebutlah kemudian memicu terjadinya orientasi dalam pembangunan

yang awalnya adalah ekonomi, menjadi manusia. Peningkatan asupan

gizi, perbaikan fasilitas kesehatan, terjangkaunya fasilitas pendidikan,

maupun redistribusi pendapatan, digencarkan karena merupakan kunci

untuk menaikan optimalisasi potensi penduduk menjadi potensi

ekonomi. Dengan meningkatnya kuantitas penduduk yang diiringi

dengan kualitas penduduk itulah yang akan menjadi kunci untuk negara

dapat menaikan pertumbuhan ekonomi berbasis investasi sumber daya

manusia (Jati, 2015: 8).

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

31

G. Penelitian Terdahulu

Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berperan sangat

penting dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian

terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Muh Mahdi Kharis melakukan penelitin yang berjudul “Pengaruh Faktor-

Faktor Kependudukan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Pemalang” pada tahun 2011. Penelitian tersebut menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS) dengan data time series periode tahun 1993-

2009. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

pertumbuhan penduduk, tenaga kerja, dan rasio ketergantungan penduduk

sebagai variabel independen, serta pertumbuhan ekonomi sebagai variabel

dependen. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel

pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pemalang, kemudian variabel tenaga

kerja berpengaruh positif tetapi tidak signfikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Pemalang, dan variabel rasio ketergantungan

penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Pemalang.

2. Minh Quang Dao melakukan penelitan yang berjudul “Populatian and

Economic Growth in Developing Countries” pada tahun 2012. Penelitian

ini menggunakan metode regresi mulitivariat dengan data panel periode

tahun 1990-2008. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, tingkat kematian

sebagai variabel independen dan pertumbuhan GDP perkapita sebagai

variabel dependen. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel

pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan GDP perkapita di 43 negara berkembang, rasio

ketergantungan berpengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan

GDP perkapita di 43 negara berkembang, dan tingkat kematian juga

berpengaruh negative dan sinfikan terhadap pertumbuhan GDP perkapita di

43 negara berkembang.

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

32

3. Sijia Song melakukan penelitian yang berjudul “Demographic Changes and

Economic Growth: Empirical Evidence from Asia” pada tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan metode Pooled Square Regressions (PLS)

dengan data panel periode tahun 1965-2009. Variabel yang digunakan

adalah tingkat partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan

populasi penduduk muda sebagai independen variabel, serta pertumbuhan

ekonomi sebagai variabel dependen. Adapun hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh

positif dan signifkan terhadap pertumbuuhan ekonomi pada negara

berkembang di Asia, kemudian variabel pertumbuhan penduduk

berpengaruh negative signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada

negara berkembang di Asia. Serta populasi penduduk muda juga

berpengaruh nagatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada

negara berkembang di Asia.

4. H. Syamsuddin. MH melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Faktor Kependudukan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jambi” pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode

regresi linear berganda periode tahun 2000-2012. Variabel yang digunakan

pada penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk, angkatan kerja, dan rasio

ketergantungan penduduk sebagai variabel independen serta variabel

pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen. Adapun hasil penelitian

ini menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, kemudian

variabel rasio ketergantungan penduduk juga berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, sedangkan

variabel angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuahan ekonomi

Provinsi Jambi.

5. Vivi Ningtia Sari melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pertumbuhan Penduduk, Tenaga Kerja, dan Rasio Beban Ketergantungan

Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung” pada tahun

2016. Penelitian menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS)

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

33

periode tahun 1994-2014. Variabel yang digunakan pada penelitian ini

adalah pertumbuhan penduduk, rasio beban ketergantungan, dan tenaga

kerja sebagai variabel independen serta variabel pertumbuhan ekonomi

sebagai variabel dependen. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung, begitu juga dengan rasio beban

ketegantungan penduduk yang juga berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung, sedangkan tenaga

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Lampung.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Variabel dan Metode Hasil

1. Muh Mahdi Kharis

(2011)

Judul

Pengaruh Faktor-

Faktor

Kependudukan

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Kabupaten Pemalang

Pertumbuhan

Penduduk, Tenaga

Kerja, dan Rasio

Ketergantungan

Penduduk

Pertumbuhan

Ekonomi

Metode

Ordinary Least

Square (OLS)

Variabel pertumbuhan

penduduk dan variabel

rasio ketergantungan

penduduk berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten

Pemalang, variabel

tenaga kerja

berpengaruh positif

tetapi tidak signfikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten

Pemalang.

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

34

No. Nama dan Judul Variabel dan Metode Hasil

2. Minh Quang Dao

(2012)

Judul

Population and

Economic Growth in

Developing

Countries

Pertumbuhan

Penduduk, Rasio

Ketergantungan

Penduduk, Tingkat

Kematian,

Pertumbuhan GDP

Perkapita

Metode

Pooled Least Square

(PLS)

Variabel pertumbuhan

penduduk berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

GDP perkapita di 43

negara berkembang,

rasio ketergantungan

berpengaruh negative

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

GDP perkapita di 43

negara berkembang,

dan tingkat kematian

juga berpengaruh

negative dan sinfikan

terhadap pertumbuhan

GDP perkapita di 43

negara berkembang.

3. Sijia Song

(2013)

Judul

Demographic

Changes and

Economic Growth:

Empirical Evidence

from Asia

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

(TPAK),

Pertumbuhan

Penduduk, Populasi

Penduduk Muda,

Pertumbuhan

Ekonomi

Metode

Pooled Square

Regressions (PLS)

Tingkat partisipasi

angkatan kerja

berpengaruh positif

dan signifkan terhadap

pertumbuuhan

ekonomi pada negara

berkembang di Asia,

kemudian variabel

pertumbuhan

penduduk berpengaruh

negative signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi pada negara

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

35

No. Nama dan Judul Variabel dan Metode Hasil

berkembang di Asia.

Serta populasi

penduduk muda juga

berpengaruh nagatif

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi pada negara

berkembang di Asia.

4. H. Syamsuddin. MH

(2013)

Judul

Analisis Pengaruh

Faktor

Kependudukan

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi

Jambi

Pertumbuhan

Penduduk, Angkatan

Kerja, dan Rasio

Ketergantungan

Penduduk

Pertumbuhan

Ekonomi

Metode

regresi linear

berganda

Variabel pertumbuhan

penduduk berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi

Jambi, kemudian

variabel rasio

ketergantungan

penduduk juga

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi

Jambi, sedangkan

variabel angkatan

kerja tidak

berpengaruh terhadap

pertumbuahan

ekonomi Provinsi

Jambi.

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

36

No. Nama dan Judul Variabel dan Metode Hasil

5. Vivi Ningtia Sari

(2016)

Judul

Pengaruh

Pertumbuhan

Penduduk, Tenaga

Kerja, dan Rasio

Beban

Ketergantungan

Penduduk Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi

Lampung

Pertumbuhan

Penduduk, Rasio

Beban

Ketergantungan,

Tenaga Kerja,

Pertumbuhan

Ekonomi

Metode

Ordinary Least

Square (OLS)

Pertumbuhan

penduduk berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi

Lampung, begitu juga

dengan rasio beban

ketegantungan

penduduk yang juga

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi

Lampung, sedangkan

tenaga kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi

Lampung.

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

37

H. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makroekonomi

yang menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara, tak

terkecuali Indonesia. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi pusat perhatian

yang digunakan untuk melihat bagaimana keadaan perekonomia negara

tersebut. Pada dasarnya terdapat berbagi macam faktor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi terkait dengan fenomena

transisi demografi dan bonus demografi yang saat ini sedang dilalui oleh

Indonesia, maka peneliti memilih variabel yang terkena dampak dari fenomena

tersebut untuk di analisis pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia, yaitu tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergangungan

penduduk. Metode yang akan digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS)

untuk mengatahui pengaruh secara parsial dan juga secara simultan antara

tingkat partisipasi angakatan kerja dan rasio ketergantungan penduduk

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-2018.

Gambar 2.2

Kerangka berfikir Analisis TPAK dan Rasio Ketergantungan Penduduk

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Tahun 1981-2018

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

(TPAK)

(X1)

Rasio

Ketergantungan

Penduduk

(X2)

Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

(Y)

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

38

I. Hiotesis penelitian

Adapun hipotesis adalah jawaban sementara yang pada suatu

penelitian. Maka bedasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka maka

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja

(TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-

2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja

(TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-

2018.

2. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh Rasio Ketergantungan Penduduk

(RKP) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-

2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP)

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-2018.

3. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja

(TPAK) dan Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP) terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja

(TPAK) dan Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP) terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1981-2018.

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

39

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Adapun secara umum penelitian ini mencakup Negara Indonesia. Data

sekunder pada penelitian ini di dapatkan dari web resmi World Bank dan Badan

Pusat Statistik Indonesia. Data yang dikumpulkan berupa data tingkat

partisipasi angkatan kerja, rasio ketergantungan pendududuk, dan

pertumbuhan ekonomin, jenis data yang digunakan data berdasarkan deret

waktu (time serie) periode tahun 1981 sampai dengan 2018. Adapun sumber

lain yang digunakan adalah buku bacaan sebagai referensi dan juga media

informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 3.1

Variabel-Variabel yang digunakan Pada Penelitian

Variabel Sumber Simbol

Pertumbuhan Ekonomi Perkapita

Atas Dasar Harga Konstan 2010 World Bank GDPKAP

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Badan Pusat

Statistik (BPS)

Indonesia

TPAK

Rasio Ketergantungan Penduduk

Total World Bank RKP

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian menggunakan dua

cara yaitu:

1. Data sekunder

Seluruh data sekunder yag digunakan pada penelitian ini bersumber dari

website resmi serta publikasi yang dikeluarkan oleh World Bank dan Badan

Pusat Statistik Indonesia.

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

40

2. Studi kepustakaan

Seluruh data kepustakan yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari,

jurnal-jurnal terpublikasi, laporan dari studi terdahulu, serta beberapa

sumber lainnya yang peneliti anggap mempunyai kaitan dnegan

permasalahan yang diangkat oelh peneliti.

D. Metode Analisis Data

Model yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah

didapatkan oleh peneliti ialah mode regresi linear berganda. Regresi linear

berganda didefinisikan sebagai alat analisis statisitik yang dapat digunakan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variable independen terhadap

varibel dependennya. Regresi linera disebut berganda apabila variable

independen yang digunakan adalah lebih dari dua, sedangkan apabila variable

independen yang digunakan kurang dari dua atau hany satu maka akan disebut

dengan regresi linear sederhana.

Kemudiaan peneliti menetapkan Ordinary Least Square (OLS) sebagai

metode yang akan diguanakan pada penelitian ini. Adapun tokoh yang pertama

kali memperkenalkan Ordinary Least Square (OLS) adalah Carl Fredrich

Gausss yang merupakan seorang ahli matematik dari Jerman. OLS sendiri

menurut Kuncoro (2003: 4) merupakan sebuah metode yang meminimalkan

juamlah kuadrat kesalahan guna mengestimasi satu garis regresinya. OLS juga

mempunyai varianas paling sedikit dibandingkan dengan estimator-estimator

Menurut Gujarati terdapat beberapa asumsi yang harus di penuhi oleh

setiap estimator OLS yaitu:

a. Semua penaksiran tak bias linear.

b. Memenuhi asumsi homokedastisitas

c. Tidak terdapat hubungan antar obeservasi yang digunakan berdasarkan

deret waktu.

d. Tidak terdapat hubungan antar variable independen yang digunakan.

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

41

Menurut Gujarati (1993: 47), pada umumnya model regresi linear

berganda dituliskan seperti berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +……+ βn Xn + ε

Keterangan:

Y : Variabel endogen atau variabel tak bebas

β0 : Intersep atau nilai Y ketika X = 0

X1 , X2 , X3 , Xn : Variabel eksogen atau variabel bebas

β1 , β2 , β3 , βn : Parameter dari variabel X1 , X2 , X3 , Xn

ε : Error term atau derejat kesalahan

Sedangkan pada penelitian ini model regresi yang akan digunakan

berdasarkan model regresi yang sudah di rumuskan oleh Gujarati sebelumnya

adalah sebagai berikut:

GDPKAP = β0 + β1 TPAK + β2 RKP + ε

Keterangan:

GDPKAP : Pertumbuhan Ekonomi Perkapita

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

RKP : Rasio Ketergantungan Penduduk

ε : Error term atau derejat kesalahan

1. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mengatahui model regresi yang digunakan sudah merupakan

model terbaik maka, di haruskan untuk terlebih dahulu untuk di uji

menggunakan uji asumsi klasik. Ketika model sudah lulus uji asumsi

klasik otomatis model sudah terlepas dari masalah masalah-masalah

seperti multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokadastisitas, sehingga

data bersifar BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

a. Uji Mulitkolinearitas

Suatu hubungan linear yang terjadi antar variable independen

disebut dengan hubungan multikolinearitas (Gujarati, 1999). Adapun

untuk mengetahui hubungan tersebut ialah dengan cara meguji model

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

42

menggunakan uji multikolinearitas. Hal itu dikarenakan, model

regresi terbaik tidak diperbolehkan mempunnyai hubungan antar

variable independennya.

Untuk mengetahuinya menurut Gujarati (1993) dapat dengan

cara melihat nilai probabilistas t statistik dari estimasi output regresi.

Apabila terdapat banyak koefisien yang tidak signifikan maka hal ini

bisa menjadi indikasi awal bahwa terdapat multikolinearitas pada

model yang digunakan. Sedangkan model regresi terbaik haruslah

terbebas dari hubungan tersebut. Oleh karena itu untuk mendeteksi

apakah terdapat hubungan multikolinearitas, dapat dilakukan dengan

menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Apabila nilai VIF >

10 atau tolarence value di bawah 0,10 maka terjadi terjadi korelasi

antar peubah bebas. Akan tatapia apabila nilai VIF di bawah nilai 10

atau tolerance value di atas 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa

model terbebas dari masalah multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Ketika observasi berurutan yang digunakan mempunyai

hubungan antar obeservasinya, maka dikatakan model tersebut

mempunyai masalah autokorelasi (Gujarati, 1993). Adapun

autokorelasi merupakan masalah yang kerap terjadi pada data time

series, namun tidak jarang masalah ini juga muncul pada data lintas

ruang (cross section). Ketidak tepatan fungsi yang dibentuk dan

terjadinya interpolasi data juga bisa menjadi penyebab terjadinya

masalah autokorelasi pada model regresi linear berganda.

Adapun untuk mengetahui hubungan teresebt dapat dilakukan

dengan menggunakan uji autokorelasi pada model. Uji autokorelasi

dapat dilakukan dengan beberapa cara, akan tetapi pada penelitian ini

nantinya peneliti akan menggunakan Breuch Godfrey Serial

Corelation Lagrange LM test atau biasa disebut dengan LM tes.

Apabila hasil menunjukan abhwa terjadi masalah autokorelasi pada

model, maka peneliti dapat melihat variable mana yang sebenarnya

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

43

tidak berpengaruh terhadap variable dependen dan kemudian

membuangnya, atau dapat dnegan mentransformasi model.

c. Uji Heterokadastisitas

Heterokadastisitas disebabkan oleh nilai residual yang memiliki

hubungan atau pola yang sama. Pola tersebut tidak hanya dibatasi oleh

hubungan linear tapi juga bisa dengan pola yang berbeda. Penaksiran

OLS akan tetapi tidak bias walaupun terdapat hubungan

heterokadastisitas, akan tetapi penaksiran yang dihasilkan sudah tidak

lagi efisien.

Adapun untuk melihat heterokadastitas dapat dilakukan melalui

beberapa cara, akan tetapi uji heterokadastisitas yang nantinya akan

digunakan oleh peneliti ialah melalui uji Breusch-Pagan-Godfrey.

Apabila niliaidari hasil Probabilitas F-stastistic lebih besar dari alpha

yaitu sebesar 0,05 (5%) maka dapat ditarik kesimpulan model sudah

terbebas dari masalah heterokadastisitas.

d. Uji Linearitas

Untuk mengetahui hubungan antara varibel terikat dengan

varibel sudah bebas bersifat linear dapat dilakukan dengan

menggunakan uji linearitas. Adapun Uji linearaitas apda penelitian ini

akan dilakukan denga menggunakan uji Ramsey Reset. Data sudah

bersifat linaer apabila nilai dari hasil probabilitas F hitumg sudah lebih

besar dibandingkan nilai alpha yang digunakan yaitu, 0,05.

e. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan sudah berdistribusi normal atau belum. Pada OLS Uji t dan

Uji F mengansumsikan, bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal, apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak

berlaku (Imam Ghazali dalam Kharis, 2011: 44).

Adapun untuk mengetahuinya apakah residual sudah

berdistribusi normal dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

44

Jarque-Bera (J-B). Data sudah berdistribusi normal ketika hasil dari

J-B hitung lebih besar dari nilai alpha yang digunakan yaitu sebesar

0,05. Kebalikannya data dikatakan tidak berdistibusi normal apabila

nilai dari hasil J-B hitung lebih kecil daripada alpha yang digunakan

yaitu sebesar 0,05.

2. Pengujian Statistik

Selain melakukan pengujian asumsi klasik, perlu dilakukan juga

pengujan statistic yang bertujuan untuk memastiakan apakah terdapat

pengaruh secara parsial dan juga simultan antara variable indepen terhadap

variable dependen. Adapun pengujian yang dimaksudkan adalah pengujian

simultan yang dilihat berdasarkan nilai signifikansi nilai F pada alpha 0,05

(5%), kemudian pengujian parsial yang dilihat berdasarkan signfikansi nilai

t pada alpha 0,05 (5%) serta determinasi dari nilai adjusted R2 untuk

mengetahui sebesarapa besar kemampuan variable independen mampu

menjelaskan variable dependen.

a. Uji Koefisien Determinasi

Untuk melihat pengaruh dari variasi variable-variabel independen

terhadap variabel dependen dapat dilakukan dengan cara melihat nilai

koefisien determinasinya. Untuk melihat koefeisen determinasi dengan

cara mengukur nilai Adjusted R-squared. Ketika varibel independen

yang digunakan pada penelitian adalah satu maka nilai yang digunakan

untuk mengukur kemampuan suatu model menerangkan varibel

depennya adalah nilai dari R2 namun, apabila varibel indepeden yang

digunakan lebih dari satu maka digunakan nilai adjusted R2 untuk

melihat seberapa besar kemampuan suatu model menerangkan varibel

depennya.

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan atau

bersama –sama terdapat pengaruh antara seluruh variable independen.

Variable-variabel independen akan dikatakan berepengaruh secara

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

45

bersama-sama terhadap variable dependennya ketika nilai dari hasil

probabilitas F hitung lebih kecil dibandingkan dengan alpha yang

digunkan yaitu sebesar 0,05. Dan bisa juga dikatakan bahwa model

telah layak untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada variable

dependen. Adapun hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

H0 = β1 , β2 > 0,05 Variable-variabel independen yang

digunakan tidak berpengaruh secara simultan

atau bersama-sama terhadap variable

dependen.

H1 = β1 , β2 < 0,05 Variable-variabel independen yang

digunakan berpengaruh secara simultan atau

bersama-sama terhadap variable dependen.

c. Uji T (Uji Parsial)

Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel

dependennya. Variable-variabel independen akan dikatakan

berepengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variable

dependennya ketika nilai dari hasil probabilitas t hitung lebih kecil

dibandingkan dengan alpha yang digunkan yaitu sebesar 0,05. Adapun

hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikiut.

1. H0 = β1 > 0,05

Variable independen yang digunakan

(TPAK) tidak berpengaruh secara parsial

atau sendiri- sendiri terhadap variable

dependen (GDPKAP)

H1 = β1 < 0,05

Variable independen yang digunakan

(TPAK) berpengaruh secara parsial atau

sendiri- sendiri terhadap variable dependen

(GDPKAP)

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

46

2. H0 = β1 > 0,05 Variable independen yang digunakan (RKP)

tidak berpengaruh secara parsial atau sendiri-

sendiri terhadap variable dependen

(GDPKAP)

H1 = β1 < 0,05

Variable independen yang digunakan (RKP)

tberpengaruh secara parsial atau sendiri-

sendiri terhadap variable dependen

(GDPKAP)

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

47

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang sudah terkumpul,

yaitu diantaranya data tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio

ketergantungan penduduk sebagai varibel independen, dan pertumbuhan

ekonomi perkapita sebagai variabel dependen. Berikut akan dijelaskan

mengenai perkembangan dari variabel-variabel yang sudah disebutkan di atas:

1. Perkembangan Pertumbuahan Ekonomi Perkapita di Indonesai

Periode 1981-2018

Untuk mengetahui sebuah perekonomian sudah berjalan dengan

baik, terdapat satu indikator yang dapat dijadikan cerminan keaadan

perekonomian tersebut yaitu pendapatan nasional yang dapat diketahui

dari nilai Gross Domestic Product (GDP). GDP dijadikan indikator

dikarenakan menurut Sukirno (2005: 35) GPD dapat mengukur

pendapatan seluruh masyarakat yang berada pada perekonomian secara

total, serta mengukur pembelian barang dan jasa hasil dari perekonomian

sebagai total pembelanjaan negara, secara bersamaan.

GDP didefinisikan nilai dari total seluruh output yang berhasil di

produksi oleh suatu suatu negara dalam period waktu tertentu. Akan tetapi

terdapat hal-hal yang tidak disertakan dalam GDP seperti nilai dari seluruh

kegiata yang terjadi pada perekonomian di luar pasar yaitu, distribusi

pendapatam, dan kondisi lingkungan. Sehingga untuk menjadi alternative

yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada rata-

rata penduduk serta standar dari kehidupan masyarakat, dapat diketahui

melalui GDP perkapita. GDP perkapita adalah besaran GDP yang

dibandingkan dengan total populasi yang ada pada suatu negara. Adapun

GDP perkapita di Indonesia terlihat pada Grafik 4.1.

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

48

Grafik 4.1

Gross Domestic Product (GDP) Percapita Indonesia Tahun 1981-2018

(ribu Dolar Amerika)

Sumber: World Bank, 2018

Dari grafik 4.1 terlihat bahwa GDP perkapita di Indonesia terus

mengalami peningkatan setiap periodenya. Terlihat pada tahun1981 laju

pertumbuhan GDP per kapita di Indonesia adalah sebesar 1298 ribu Dolar

Amerika dan terus meningkat hingga menjadi 4285 ribu Dolar Amerika pada

tahun 2018. Peningkatan yang terus terjadi pada pendapatan perkapita ini

dapat juga dijadikan satu cerminan keadaan perekonomian yang terus

berkembaang menuju kearah yang lebih baik.

Seperti yang telah dikemukan oleh Boediono bahwa suatu

perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila

pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung terus mengalami

peningkatan yang sudah tercermin pada GDP per kapita Indonesia di atas.

Akan tetapi bukan berarti pendapatan tersebut harus terus meningkat, sebagai

contoh ketika suatu negara mengalami penurunan ketika terjadi musibah

seperti bencana alam dan polemik dalam ranah politik di negara tersebut yang

bersifat sementara. Selain dikarenakan perekonomian yang kian membaik,

peningkatan GDP perkapita di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya

TPAK yang diiringi dengan penurunan rasio ketergantungan sebagai akibat

dari perubahan demografi di Indonesia.

1298 1387 1708

2220 2144

2524

3122

3824

4285

1 9 8 1 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 2 0 1 0 2 0 1 5 2 0 1 8

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

49

2. Perkembangan Tigkat Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia

Periode 1981-2018

Salah satu indikator ketenagakerjaan yang digunakan untuk

mencerminkan besaran dari persentase penduduk produktif yang secara

ekonomi sudah mendapat pekerjaan dan berkeja atau yang belum dan

sedang mencari pekerjaan disebut dengan Tingkat partispasi angkatan

kerja atau TPAK. Menurut BPS peningkatan yang terjadi pada persentase

TPAK mencerminkan semakin meningkatnya jumlah ketersediaan tenaga

kerja yang berguna untuk memproduksi output dalam perekonomian.

Bapenas juga berpendapat bahwa TPAK dapat jadikan suatu indikator

yang digunakan untuk melihat seberapa lapangan kerja yang tersedia

mampu menyerap angkatan kerja yang ada. Dapat disimpulkan bahwa

TPAK yang terus meningkat dapat mencerminkan ketersediaan

kesempatan kerja yang semakin meluas.

Indonesia saat ini sedang mengalami fenomena perubahan

demografi yang mengakibatkan berubahnya proporsi penduduk menurut

umur. Hal tersebut menyebabkan penduduk produktif menjadi mayoritas

penduduk di Indonesia. Dengan menigkatnya penduduk produktif

menyebabkan TPAK di Indonesia juga ikut meningkat. Adapun Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia dapat dilihat pada Grafik

4.2.

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

50

Grafik 4.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia

Periode 1981-2018 (persen)

Sumber: Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia (2018)

Berdasarkan Grafik 4.2 terlihat bahwa tingkat partisipasi angkatan

kerja di Indonesia terus meningkat setiap periodenya. Pada tahun 1981

TPAK di Indonesia adalah sebesar 64,37 persen yang terus meningkat

hingga tahun 2018 menjadi 69,20 persen. Menurut BAPENAS tenaga

kerja di Indonesia akan mencapai proporsi terbesarnya pada periode 2020

sampai dengan 2030 yang akan berdampak langsung pada meningkatnya

TPAK di Indonesia. Peningkatan yang terjadi pada TPAK di Indonesia

berkaitan langsung dengan perubahan demografi yang sudah terjadi sejak

tahun 1980an hingga saat ini.

Semakin besar TPAK maka semakin besar pula potensi yang

dimiliki oleh Indonesia untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut pemerintah perlu menambah

kembali lapangan-lapangan pekerjaan guna menyerap seluruh tenaga kerja

yang tersedia saat ini, untuk memaksimalkan potensi yang tersedia saat ini.

64.37

65.73

66.33

67.89 67.76 67.83 68.02

69.2069.5

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

1981 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2018

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

51

3. Perkembangan Tigkat Rasio Ketergantungan penduduk Periode

1981-2018

United Nation mendefinisikan rasio beban ketergantungan

penduduk sebagai suatu perbandingan antara jumlah penduduk usia 0

sampai 14 tahun dan penduduk usia di atas 65 tahun terhadap penduduk

(produktif) usia 15 sampai 64 tahun BPS, 2012: 15. Mantra dalam Aditia

(2010:35) juga mengatakan semakin rendah tingkat persentase rasio

ketergantungan pada suatu wilayah maka menadakan bahwa semakin baik

pula perekonomian suatu wilayah tersebut. Secara jelas perubahan

persentase rasio ketergantungan penduduk di Indonesia terlihat pada grafik

4.3.

Grafik 4.3

Rasio Ketergantungan Penduduk Total di Indonesia

Periode 1981-2018 (persen)

Sumber: World Bank, 2018

Berdasarkan Grafik 4.3 terlihat bahwa persentase rasio

ketergantungan penduduk Indonesia selalu mengalami penurunnya setiap

periodenya. Pada tahun 1981 persentase rasio ketergantungan di Indonesia

adalah sebesar 79,69 persen, yang berarti setiap 100 orang yang bekerja

mempunyai tanggungan sebanyak 79 orang yang belum dan tidak lagi

produktif. Persentase tersebut terus mengalami penurunan hingga tahun

2018 menjadi 47,95 persen yang berarti setiap 100 orang yang bekerja

79.6974.46

67.2960.82

54.78 53.10 51.04 48.89 47.95

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

1981 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2018

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

52

sekarang hanya menanggung sebanyak 48 penduduk yang belum dan tidak

lagi produktif.

Penurunan yang terjadi pada persentase rasio ketergantungan di

Indonesia disebabkan oleh perubahan demografi sebagai hasil dari tren

penurunaan kelahiran di Indonesia. Menurut BPS (2012: 6) rasio

ketergantungan penduduk cenderung sensitif terhadap angka kelahiran,

sehingga semakin tinggi angka kelahiran pada suatu wilayah atau negara

juga akan berpengaruh positif terhadap rasio ketergantungan penduduk,

dan juga sebaliknya semakin rendah angka kelahiran pada suatu negara

atau wilayah maka hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan rasio

ketergantungan penduduk, seperti halnya yang terjadi di Indonesia saat ini.

Adapun rasio ketergantungan penduduk Indonesia diramalkan akan berada

pada titik terendahnya pada periode 2020 sampai dengan 2030, hal ini juga

menandakan masuknya Indonesia pada periode puncak bonus demografi

yang disebut dengan window of opportunity.

B. Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Rasio

Ketergantungan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Guna mengetahui pengaruh parsial dan juga simultan antara tingkat

partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergantungan penduduk terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Digunakanlah Ordinary Least Square

(OLS) sebagai metode untuk mengetahui pengaruh tersebut

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi terbaik dan bersifat BLUE, maka

peneliti akan melakukan uji asumi klasik terhadap model persamaan regresi

terlebih dahulu. Apabila saat melakukan pengujian model hasil regegresi

terdapat pelanggaran asumsi maka penelit akan melakukan perbaikan model

sesuai dengan pelanggaran asumi yang terjadi. Adapun uji asumsi klasik

tersebut terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji normalitas, uji

linearitas, dan uji heterokadastisitas sebagai berikut

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

53

1. Uji Multikolinearitas

Sebelum masuk ke dalam estimasi model, haruslah diketahui

bahwa variable independen yang digunakan pada penelitian ini tidak

berhubungan satu sama lain. Untuk mengetahuinya dapat dilakuka

dengan menggunakan uji multikolinearitas. Model dapat dikatakan

sudag terbebas dari hubungan internal antar variable dependen ketika

hasil dari nilai Variance Inflation Factors (VIF) yang lebih besar dari

10.

Tabel 4.1

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Coefficient

Variance

Uncerterred

VIF

Certerred

VIF

C 5.41E+32 558.2485 NA

TPAK 1.04E+21 553.9624 3.238454

RKP 3.27E+34 122.5278 3.238454

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa nilai dari hasil Variance

Inflation Factors (VIF) yaitu 3.238454, lebih besar dari pada 10 (nilai

(VIF > 10). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

hubugan antar variable independen yang digunakan pada penelitian ini,

dan model terbebas dari masalah mulitikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

obeservasi beruntun sepanjang waktu yang berkaitan satu sam lain. Pada

Penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji LM

atau lengkapnya Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

54

Tabel 4.2

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation Lm Test

F Statistik 1.880078 Prob. F (2,33) 0.1686

Obs*R Squared 3886978 Prob. Chi Square (2) 0.1432

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Dari tababel 4.2. dapat silihat bahwasanya nilai dari hasil

probabilitas F statistic yaitu 0,1686 sudah lebih besar dari pada nilai

alpha yang sebesar 0,05 (0,1686 > 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model yang digunakan pada panelitian ini sudah

terbebas dari masalah autokorelasi.

3. Uji Heterokadastisitas

Uji asumsu klasik memiliki asumsi dasar mengenai standar

error, yaitu variance dari error haruslah bersifat konstan. Untuk

mengetahuinya dapat dilakukan dengan menggunakan uji

heterokadsatisitas. Pada penelitian ini uji heterokadastisitas akan

dilakukan dengan menggunakan Heteroskedasticity Test: Breusch-

Pagan-Godfrey. Varians error dapat dikatakan bersifat konstan apabila

hasil dari nilai probabilitas F statistic lebih besar dibandingkan dengan

nilai alpha yang digunakan yaitu, 0,05. Dan kebalikannya varians error

dikatakan belum bersifat konstan apabila hasil dari nilai probabilitas F

statistic lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan

yaitu, 0,05.

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

55

Tabel 4.3

Hasil Uji Heterokadastisitas

Heterokedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfey

J. Statistik 0.585570 Prob. F(2,35) 0.5622

Obs* R-Squared 1.230354 Prob. Chi-Square(2) 0.5405

Scaled Explained SS 4.325608 Prob. Chi-Square(2) 0.1150

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa variance error pada model

sudah bersifat konstan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas

F statistic yaitu 0,5622 yang sudah lebih besar dibandingkan dengan

nilai alphanya yaitu 0,05 atau (0,5622 > 0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model yang digunakan sudah terbebas dari

heterokadastisitas.

4. Uji Linearitas

Variable-variabel independen yang digunakan haruslah bersifat

linear. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Linearitas. Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan

menggunakan Ramsey Reset Test. variable – variable independen sudah

bersifat linear apabila hasil dari nilai probabilitas F statistic sudah lebih

besar dari pada alpha yang digunakan yaitu, 0,05. Dan kebalikannya

variable-variabel belum berhubungan linear apabila hasil dari nilai

probabilitas F statistic masih lebih kecil dari pada alpha yang digunakan

yaitu, 0,05.

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

56

Tabel 4.4

Hasil Uji Linearitas

Ramsey RESET Test

Value df Probability

t-statistic 0.522384 34 0.6048

F-statistic 0.272885 (1, 34) 0.6048

Likelihood ratio 0.303772 1 0.5815

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Berdasarkn hasil uji linearitas melalui Ramsey RESET Test (lihat

tabel 4.4) terlihat bahwa nilai Prob F hitung lebih besar dari pada alpha

(0.6048 > 0,05). Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa model

regresi yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi asumsi

linearitas.

5. Uji Normalitas

Data yang digunakan pada penelituan perlu harus lah berdistrisi

nomal, untuk mengetahuinya maka dapat dilakukan uji normalitas. Hal

tersebut dikarenakan Uji t dan Uji F pada OLS mempunyai asumsi

bahwa, nilai residual mengikuti distribusi normal, uji statistic akan

menjadi tidak berlaku ketika asumsi ini dilanggar (Imam Ghazali dalam

Kharis, 2011: 44). Pada penelitian uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan Jarque-Bera (J-B) Test. Apabila J-B hitung > nilai alpha

0,05 (5%) maka hal tersebut menunjukan bahwa data sudah berdistribusi

normal, dan juga sebaliknya apabila hasil J-B hitung < nilai alpha 0,05

(5%), maka hal tersebut menunjukan bahwa data belum berdistribusi

normal.

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

57

Grafik 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 1000

Series: ResidualsSample 1981 2018Observations 38

Mean -3.53e-13Median -33.26294Maximum 906.5600Minimum -729.9246Std. Dev. 393.5476Skewness 0.422160Kurtosis 2.921674

Jarque-Bera 1.138436Probability 0.565968

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Berdasarkan Grafik 4.1 terihat bahwa nilai dari probabilitas dari

J-B hitung adalah sebesar 0.56596, dibandingkan dengan alpha nilai J-

B hitung lebih besar (0,05 < 0.565968). Dengan demikian dapat ditarik

keisimpulan jika data dalam penelitian ini sudah berdistribusi normal

sehingga Uji t dan juga Uji F akan menghasilkan hasil yang falid.

b. Pengujian Statistik

Model terbaik suatu regresi akan dihasilkan setelah pengujian dasar

asumsi klasik. Peneliti menggunkan analisis ordinary least square untuk

megetahui apakah terdapat pengaruh antara Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) dan perubahan rasio ketergantungan penduduk terhadap

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia. peneliti menggunakan Eviews. 9

sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun hasil dari

analisis ordinary least square ialah sebegai berikut.

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

58

Tabel 4.5

Hasil Regresi Liear Berganda

Dependent Varibel: GDPKAP

Method: Least Squares

Date: 12/15/19 Time: 11:12

Sample: 1 38

Included observations: 38

Varibel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.99E+16 2.33E+16 -2.144940 0.0390

TPAK 7.02E+10 3.23E+10 2.174102 0.0365

RKP -4.25E+12 1.81E+12 -2.352965 0.0244

R-squared 0.634592 Mean dependent var 2.31E+14

Adjusted R-squared 0.613712 S.D. dependent var 9.76E+13

S.E. of regression 6.07E+13 Akaike info criterion 66.38698

Sum squared resid 1.29E+29 Schwarz criterion 66.51627

Log likelihood -1258.353 Hannan-Quinn criter. 66.43298

F-statistic 30.39170 Durbin-Watson stat 1.311209

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data sekunder diolah (2019)

Berdasarkan hasil di atas, terdapat hal - hal yang dapat

diinterpretasikan sebagai berikut.

1. Uji Koefisien Determinasi

Untuk melihat pengaruh dari variasi variable-variabel

independen terhadap varibael dependen dapat dilakukan dengan cara

melihat nilai koefisien determinasinya. Untuk melihat koefeisen

determinasi dengan cara mengukur nilai Adjusted R-squared

berdasarkan tabel 4.5. terlihat bahwa Adjusted R-squared mempunyai

nilai sebesar 0.61371. Dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa variable independen yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) dan Rasio Ketergantungan Peduduk (RKP) dapat menjelaskan

variable dependenya yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 61,37 persen.

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

59

Artinya tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergantungan

penduduk dapat menjelaskan variable dependenya yaitu pertumbuhan

ekonomi sebesar 61,37 persen. pertumbuhan ekonomi di Indonesia

adalah sebesar 61,37% sedangkan sisanya 38,63% dijelaskan variabel

lain yang tidak terdapat di dalam model regresi.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan atau

bersama –sama terdapat pengaruh antara seluruh variable independen

yaitu TPAK dan RKP terhadap variable dependen GDPKAP.

Berdasarkan Table 4.5 dapat dilihat bahwa Probabilitas F hitung

memiliki nilai sebesar 0.000000 yang mana lebih kecil dibandingkan

dengan nilai alpha 0,05 (0.000000 < 0,05). Dengan hasil tersebut maka

H0 ditolak. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel

independen yakni Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan

Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP) berpengaruh secara bersama-

sama atau simultan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan

ekonomi (GDPKAP).

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara

parsial atau sendiri-sendiri antara variabel independen Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Rasio Ketergantungan

Penduduk (RPK) terhadap variable dependen pertumbuhan ekonomi

(GDPKAP) di Indonesia. Uji t dapat dilakasanakan dengan

membandingkan hasil nilai dari masing-masing t statisitiknya dengan t

tabel nya, yang dapat dijadikan landasan untuk meneriman ataupun

menolak hipotesis. Adapun nilai t tabel penelitian ini adalah sebesar

2.02619 pada tingkat kepercayaan 0,05.

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

60

1. Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai t statisitik TPAK

adalah sebesar 2.174102 dengan nilai probabilitas adalah sebesar

0.0365 atau dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar

dibandingkan dengan t-tabel (2.174102 > 2.02619) yang berarti H0

ditolak. Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa Tingkat

Partisipasi Angaktan Kerja (TPAK) berpengaruh signfikan dan

berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

(GDPKAP). Dengan nilai koefisien sebesar 7.02E+10, maka setiap

kenaikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 1

persen akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi

(GDPKAP) sebesar 7.02E+10 Dolar Amerika Hasil ini sejalan

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siji Song

tahun 2013.

Tenaga kerja merupakan salah satu komponen penggerak

ekonomi yang paling berpengaruh disuatu negara. Menurut adam

Smith tenaga kerja yang terus meningkat akan semakin memacu

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indonesia saat ini sedang

mengalami transisi demografi yang menyebabkan peningkat

terhadap jumlah penduduk usia kerja, peningkatan yang terjadi pada

usia kerja berdampak langsung pada peningkatan tingkat partisipasi

angkatan kerja. Semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja

maka menunjukan semakin besar pula pasokan tenaga kerja (labor

supply) yang tersedia untuk bekerja dalam suatu perekonomian

(BPS, 2018). Dengan semakin besarnya tingkat partisipasi angkatan

kerja, maka semakin kecil angka pengangguran, hal tersebut akan

berdampak pada semakin besar nilai investasi dalam bentuk

tabungan, yang akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak

(seperti pajak penghasilan). Sehingga dengan terjadinya peningkatan

pada tingkat partisipasi angkatan kerja akan menyebabkan kenaikan

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

61

pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Smith dalam Budiono,

1981).

2. Pengaruh Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan Tabel 4.5. terlihat bahwa nilai t statisitik variabel

RKP adalah sebesar -2.352965 dengan nilai probabilitas adalah

sebesar 0.0244 yang dapat disimpulkan bahwa t statistik lebih besar

dibandingkan dengan t tabel nya (-2.352965 > 2.02619) yang berarti

H0 ditolak. Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa Rasio

Ketergantungan Penduduk (RKP) berpengaruh signfikan dan

berhubugan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

(GDPKAP). Dengan nilai koefisien sebesar -4.25E+12, maka setiap

penurunan persentase Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP)

sebesar 1 persen akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan

ekonomi (GDPKAP) sebesar 4.25E+12 Dolar Amerika. Hasil ini

sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Minh

Quang Dao tahun 2012.

Perubahan demografi yang diakibatkan tren penurunan angka

kelahiran membuat proporsi setiap kelompok umur ikut berubah.

pada awalnya mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh

penduduk belum produktif (penduduk usia 0-14 tahun) namun

seiring terjadinya transisi demografi di Indonesia menyebabkan

bergesernya mayoritas jumlah penduduk menjadi penduduk

produktif. Dengan mayoritasnya jumlah penduduk produktif dan

menurunya trend kelahiran menyebabkan menurunnya persentase

rasio ketergangungan penduduk di Indonesia. Dengan menurunya

persentase tersebut maka akan meringankan beban yang harus

ditanggung oleh penduduk produktif untuk membiayai penduduk

yang belum dan tidak lagi produktif. Kemudian dengan semakin

rendah rasio ketergantungan pada suatu wiliyah akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara, hal tersebut dikarenakan

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

62

dengan menurunya beban yang harus ditanggung oleh penduduk

produktif maka akan mengangkat potensi pertumbuhan ekonomi dan

meningkatkan kegiatan ekonomi melalui tabungan dan investasi

yang lebih tinggi dalam modal fisik (seperti infrastruktur, dan

produksi) dan juga manusia (seperti pencapaian pendidikan yang

lebih tinggi dan pelatihan bagi setiap pekerja muda (Quang Minh

Dao, 2012). Mantra dalam Aditia (2010:35) mengatakan juga

semakin rendah tingkat persentase rasio ketergantungan pada suatu

wilayah maka menadakan bahwa ekonomi suatu wilayah tersebut

semakin baik.

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) dan Rasio Ketergantungan Penduduk (RKP) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode tahun 1981 sampai dengan 2018.

Berikut merupakan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan.

1. Tingkat partisipasi angkatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, yang terlihat berdasarkan nilai prob. t

hitung dari variabel bebas TPAK sebesar 0.0365 yang lebih kecil dari pada

alpha 0,05 (0.0365 < 0,05) dengan nilai koefisien sebesar 7.02E+10. Hal

ini berari kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 1 persen akan

meningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 7.02E+10 Dolar Amerika.

2. Rasio ketergantungan penduduk secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, yang terlihat berdasarkan niai prob. t

hitung variabel bebas RKP adalah sebesar 0.0244 yang juga lebih kecil

dari alpha 0,05 (0.0244 < 0,05) dengan nilai koefisien sebesar -4.25E+12.

Hal ini menunjukan bahwa penurunan yang terjadi pada rasio

ketergantungan penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 4.25E+12 Dolar Amerika.

3. Tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergantungan secara

bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

yang terlihat dari nilia prob F hitung sebesar 0.000000 yang lebih kecil

dibandingkan dengan alpha (0.000000 < 0,05).

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

64

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis

hubungan antara tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio ketergantungan

terhadap pertumbuha n ekonomi di Indonesia, maka terdapat beberapa saran

yang direkomendasikan.

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukan progres yang

terus meningkat sehingga memberikan pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Akan tetapi terkadang masih

terdapat beberapa periode dimana TPAK mengalami penurunan. Hal

tersebut menandakan bahwa masih terjadi kekurangan lapangan kerja

untuk menampung jumlah angakatan kerja yang tersedia. Oleh karena

itu pemerintah dan lembaga terkait diharapkan untuk dapat membuka

lapangan pekerjaan lebih banyak lagi, untuk menampung angkatan kerja

yang tersedia. Pemerintah disarankan untuk memperbanyak balai-balai

pelatihan ataupun seminar-seminar kewirausahaan, dan bantuan

pinjaman modal usaha untuk para entrepreneur muda yang ingin

membuka usaha sendiri sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan

baru dan membantu menyerap angkatan kerja yang tersedia.

2. Dengan rasio ketergantungan yang terus menurun, maka semakin

meningkatkan potensi yang dimilki oleh Indonesia untuk terus

meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Guna memaksimalkan

penurunan rasio ketergantungan tersebut maka di harapkan pemerintah

lembaga terkait diharapkan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan,

meningkatkan investasi di bidang pendidikan dengan cara menambah

sekolah menengah kejurusan, pendidikan vokasi, sarana-sarana lab

baru, program intership, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, dan

memberikan beasiswa untuk murid berprestasi, terlebih lagi untuk murid

yang kurang mampu agar tetap melanjutkan jenjang pendidikannya.

Selain itu, fasilitas dibidang kesehatan juga harus lebih ditingkatkan

kembali, seperti meningkatkan jumlah dan kualitas dari rumah sakit,

puskesmas, dan posyandu, menambah jumlah tenaga mendis dan

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

65

spesialis, meningkatkan kualitas lab kesehatan, serta memperbanyak

loket BPJS disetiap rumah sakit. Hal tersebut dibutuhkan agar Indonesia

dapat memaksimalkan window of opportunity dengan para SDM yang

produktif dan berkualitas.

3. Sebagai negara dengan total penduduk yang begitu besar, ditambah

dengan penduduk produktif yang mendominasi peneliti menyarakan

untuk pemerintah menggunakan strategi berupa pembangunan manusia

yang berbasis individu atau kapabilitas, untuk memfungsikan potensi

yang ada pada setiap manusia agar berkembang secara maksimal,

sehingga mereka dapat mencapai pencapaian tertinggi dalam hidupnya.

Dengan cara peningkatan layanan kesehatan seperti menambah rumah

sakit dan puskesmas, mempermudah akses untuk layanan kesehatan,

memberikan pendidikan yang sesuai dengan minat siswa, dan

menambah jurusan-jurusan keahlian (vokasi) baru yang mendukung

minat siswa, serta jaminan sosial khususnya bagi warga miskin, dan

memberikan beasiswa untuk murid-murid yang berpretasi. Terkahir,

memberikan dukungan penuh untuk setiap anak dapat meraih cita-

citanya tanpa harus selalu berorientasi kepada profit. Selanjutnya, ketika

dia mencapai capaian tertinggi dalam hidupnya, mereka bisa menjadi

SDM yang lebih kreatif dan produktif yang nantinya akan memberikan

dampak lebih besar kepada perekonomian. Karena pembangunan

manusia mempunyai hubungan simultan yang saling mempengaruhi

terhadap pertumbuhan ekonomi (Amartya Sen dalam Remi, 2017: 18).

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

66

DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, Sri moertiningsih dan Samosir Omas Bulan. (2004). Dasar-Dasar

Demografi. Salemba Empat, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Adioetomo, Sri moertiningsih dan Samosir Omas Bulan. (2010). Dasar-Dasar

Demografi Edisi 2. Salemba Empat, Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Aditia, Amy Purwa. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Demografi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008. [Skripisi]. Semarang: Universitas Diponogoro.

Agus, Andi Nurul Adiana Reksi. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bonus

Demografi di Indonesia Periode 2010-2014. [Skripsi]. Makasar:

Universitas Hasanudiin.

Athifah, Ayu. (2018). Pengaruh Variebel-Variabel Demografi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa. [Skripsi]. Jakarta: Universitas

UIN Syarif Hidayatullah.

Badan Pusat Statistik. (2012). “Bonus Demografi dan Pertumbuhan Ekonomi”.

BPS: Analisis statistik sosial.

Boediono. (1981). Teori pertumbuhan ekonomi. Yogyakarta, BPE UGM.

Boediono. (1992). Teori pertumbuhan ekonomi. Yogyakarta, BPE UGM.

Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometri dasar. Jakarta: Erlangga.

Hardiani, Junaidi. (2009). Dasar-Dasar Teori Ekonomi Kependudukan. Hamada

Prima.

Jati, Wasisto Raharjo. (2015). Bonus Demografi Sebagai Mesin Pertumbuhan

Ekonomi: Jendela Peluang atau Jendela Bencana di Indonesia?.

Populasi Volume 23 No. 1.

Jighan. (2014). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

67

Junaidi, Hardiani. (2009). Dasar-Dasar Teori Ekonomi Kependudukan. Hamada

Prima.

Kharis, Muh Mahdi. (2011). Pengaruh Faktor-Faktor Kependudukan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pemalang. [Skripsi]. Semarang:

Universitas Diponogoro.

Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Mankiw N, Gregory. (2006). Makro Ekonomi. Jakarta: erlangga.

Mantra, Ida Bagoes. (2004). Demografi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Minh Quang Dao. (2012). Population and Economic Growth in Developing

Countries. International Journal of Academic Research in Business and

Social Sciences.

Novrantyo, Bilal. (2016). Pengaruh Faktor Demografi dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur. [Skripsi]. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Rahardja, Pratama. (2004). Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Remi, Sutyastie Soemitro. (2017). Strategi Optimalisasi Bonus Demografi Jawa

Barat. Program Academic Leadership Grant 1-1-6. Bandung:

Universitas Padjajaran.

Rosyetti. (2009). Studi Keterkaitan Pertumbuhan Penduduk dengan Pembangunan

Ekonomi di Kabupaten Kuantan Singing. Jurnal Ekonomi Vol.17 No.

Rusli, Said. (2012). “Pengantar Ilmu Kependudukan”. LP3ES.

Sari, Vivi Ningtia. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Tenaga Kerja, dan

Rasio Beban Tanggungan Penduduk Terhadap Pertumbuahn Ekonomi

Provinsi Lampung. [Skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

68

Siregar, Kemal N. dan Agus Suwando. (1992). Transisi Demografi di Indonesia;

Seabad?. Media Libangkes Vol. II No. 01/1992.

Song, Sijia. (2013). Demographic Changes and Economic Growth: Empirical

Evidence from Asia. Honors Projects. Paper 121.

Sukirno, Sadono. (2006).

Suliastiana, Ineu dkk. (2017). Model Vector Auto Regretion (VAR) and Vector

Error Correction Model (VECM) Approach for Inflation Relation

Analysis, Gross Regional Domestic Product (GDP), World Tin Price,

Bi Rate and Rupiah Exchange Rate. IJBE: Integrated Journal of

Busneess and Econoemics.

Syamsuddin, H. (2013). Analisis Pengaruh Faktor Kependudukan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika

Vol. 1 No. 7.

Todaro, Michael P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Wilopo, Siswanto Agus. (1995). Transisi demografi dan Pembangunan

Bekelanjutan. Populasi, 6(1) ISSN: 0853-0262.

Page 87: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

69

LAMPIRAN

A. Lampiran I: Hasil Estimasi Ordinary Least Square (OLS)

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil uji multikolinearitas

Variance Inflation Factors

Date: 12/15/19 Time: 11:12

Sample: 1 38

Included observations: 38 Coefficient Uncentered Centered

Varibel Variance VIF VIF C 5.41E+32 5582485. NA

TPAK 1.04E+21 5539624. 3.238454

RKP 3.27E+24 122.5278 3.238454

b. Hasil uji autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.880078 Prob. F(2,33) 0.1686

Obs*R-squared 3.886978 Prob. Chi-Square(2) 0.1432

Test Equation:

Dependent Varibel: RESID

Method: Least Squares

Date: 12/15/19 Time: 11:13

Sample: 1 38

Included observations: 38

Presample missing value lagged residuals set to zero. Varibel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.22E+16 2.36E+16 -0.517321 0.6084

TPAK 1.70E+10 3.28E+10 0.517715 0.6081

RKP 6.46E+11 1.81E+12 0.357474 0.7230

RESID(-1) 0.312602 0.183525 1.703322 0.0979

RESID(-2) 0.088754 0.182241 0.487015 0.6295 R-squared 0.102289 Mean dependent var 7.521382

Adjusted R-squared -0.006525 S.D. dependent var 5.90E+13

S.E. of regression 5.92E+13 Akaike info criterion 66.38434

Sum squared resid 1.16E+29 Schwarz criterion 66.59981

Log likelihood -1256.302 Hannan-Quinn criter. 66.46100

F-statistic 0.940039 Durbin-Watson stat 1.938094

Prob(F-statistic) 0.453049

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

70

c. Hasil uji heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 0.585570 Prob. F(2,35) 0.5622

Obs*R-squared 1.230354 Prob. Chi-Square(2) 0.5405

Scaled explained SS 4.325608 Prob. Chi-Square(2) 0.1150

Test Equation:

Dependent Varibel: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 12/15/19 Time: 11:20

Sample: 1 38

Included observations: 38 Varibel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.58E+30 3.84E+30 0.672842 0.5055

RKP -3.07E+26 2.98E+26 -1.029194 0.3104

TPAK -3.56E+24 5.32E+24 -0.669777 0.5074 R-squared 0.032378 Mean dependent var 3.39E+27

Adjusted R-squared -0.022915 S.D. dependent var 9.90E+27

S.E. of regression 1.00E+28 Akaike info criterion 131.8602

Sum squared resid 3.51E+57 Schwarz criterion 131.9894

Log likelihood -2502.343 Hannan-Quinn criter. 131.9062

F-statistic 0.585570 Durbin-Watson stat 2.029030

Prob(F-statistic) 0.562150

d. Hasil uji linearitas

Ramsey RESET Test

Equation: UNTITLED

Specification: GDPCAP C TPAK RKP

Omitted Varibels: Squares of fitted values Value df Probability

t-statistic 0.522384 34 0.6048

F-statistic 0.272885 (1, 34) 0.6048

Likelihood ratio 0.303772 1 0.5815 F-test summary:

Sum of Sq. df Mean

Squares

Test SSR 0.080555 1 0.080555

Restricted SSR 10.11726 35 0.289064

Unrestricted SSR 10.03670 34 0.295197 LR test summary:

Value df

Restricted LogL -28.77613 35

Unrestricted LogL -28.62425 34

Unrestricted Test Equation:

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

71

Dependent Varibel: GDPCAP

Method: Least Squares

Date: 12/15/19 Time: 11:18

Sample: 1 38

Included observations: 38 Varibel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3336.217 6641.676 0.502316 0.6187

TPAK -0.005182 0.010367 -0.499863 0.6204

RKP 0.595747 1.192360 0.499637 0.6205

FITTED^2 0.352153 0.674125 0.522384 0.6048 R-squared 0.353873 Mean dependent var 32.93503

Adjusted R-squared 0.296861 S.D. dependent var 0.647941

S.E. of regression 0.543320 Akaike info criterion 1.717066

Sum squared resid 10.03670 Schwarz criterion 1.889443

Log likelihood -28.62425 Hannan-Quinn criter. 1.778396

F-statistic 6.207071 Durbin-Watson stat 2.022745

Prob(F-statistic) 0.001768

e. Hasil uji normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 1000

Series: ResidualsSample 1981 2018Observations 38

Mean -3.53e-13Median -33.26294Maximum 906.5600Minimum -729.9246Std. Dev. 393.5476Skewness 0.422160Kurtosis 2.921674

Jarque-Bera 1.138436Probability 0.565968

Page 90: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

72

2. Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda (output OLS)

Dependent Varibel: GDPKAP

Method: Least Squares

Date: 12/15/19 Time: 11:12

Sample: 1 38

Included observations: 38 Varibel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.99E+16 2.33E+16 -2.144940 0.0390

TPAK 7.02E+10 3.23E+10 2.174102 0.0365

RKP -4.25E+12 1.81E+12 -2.352965 0.0244 R-squared 0.634592 Mean dependent var 2.31E+14

Adjusted R-squared 0.613712 S.D. dependent var 9.76E+13

S.E. of regression 6.07E+13 Akaike info criterion 66.38698

Sum squared resid 1.29E+29 Schwarz criterion 66.51627

Log likelihood -1258.353 Hannan-Quinn criter. 66.43298

F-statistic 30.39170 Durbin-Watson stat 1.311209

Prob(F-statistic) 0.000000

B. Lampiran II: Data Penelitian

TAHUN GDPKAP TPAK RKP

1981 1298.06599 63,37 79.69

1982 1296.895792 64,93 78.54

1983 1320.9919 65,21 77.29

1984 1382.393834 65,36 75.92

1985 1386.732772 65,73 74.46

1986 1438.627538 66,43 73.22

1987 1480.2316 66,68 71.80

1988 1536.505766 66,89 70.28

1989 1621.121658 66,04 68.76

1990 1707.818355 66,33 67.29

1991 1794.422812 65,92 65.93

1992 1878.973044 66,29 64.68

1993 1968.416471 65,6 63.46

1994 2083.362417 66,75 62.18

1995 2220.07695 67,89 60.82

1996 2358.119807 66,85 59.66

1997 2433.340736 66,32 58.39

1998 2084.142881 66,91 57.07

1999 2071.524683 67,22 55.84

Page 91: ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49970... · 2020. 2. 4. · PERTUMBUHAN

73

TAHUN GDPKAP TPAK RKP

2000 2143.659504 67,76 54.78

2001 2191.574177 68,6 54.35

2002 2259.307704 67,76 54.01

2003 2335.594045 67,86 53.71

2004 2420.397182 67,55 53.42

2005 2524.222424 68,02 53.10

2006 2627.905245 66,74 52.41

2007 2757.89367 66,6 51.89

2008 2885.309275 67,33 51.51

2009 2979.004714 67,6 51.24

2010 3122.362815 67,83 51.04

2011 3270.61949 70,01 50.53

2012 3421.27352 69,59 50.13

2013 3563.299864 69,15 49.77

2014 3692.973446 69,17 49.36

2015 3824.274885 69,5 48.89

2016 3968.055911 68,06 48.71

2017 4120.428561 69,02 48.36

2018 4284.652535 69,20 47.95