analisa performa motor diesel berbahan bakar komposisi
TRANSCRIPT
YUSUF ISNAINI FEBRIYONO (4209100077)
Analisa performa motor diesel berbahan bakar komposisi minyak tuak dengan
minyak diesel
OUTLET
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan
Metodologi
Pembuatan Minyak Tuak
Blending Minyak Tuak Dengan Minyak Diesel
Uji Peforma Motor Diesel
Uji Emisi Nox
Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Minyak diesel merupakan jenis bahan bakar
yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat baik untuk keperluan transportasi
maupun industri. khususnya didunia maritim
Dari tahun ke tahun cadangan minyak bumi
semakin menipis
Minyak diesel juga mengeluarkan gas-gas yang
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana menggunakan komposisi
campuran antara minyak tuak dengan minyak
diesel sebagai penggerak motor diesel.
Bagaimana performa motor diesel dengan
menggunakan bahan bakar komposisi
campuran antara minyak tuak dengan minyak
diesel.
Berapa berat nilai NOx.
BATASAN MASALAH
Untuk mengecilkan ruang lingkup penelitian
dan memfokuskan untuk permasalahan yang
akan dianalisa dalam tugas akhir ini. Maka
permasalahan akan dibatasi dengan komposisi
minyak tuak dengan minyak diesel sudah
ditetapkan yaitu 10% : 90%. yang dicari hanya
komposisi dari surfaktannya.
TUJUAN
Mengetahui komposisi campuran antara minyak
tuak dengan minyak diesel sebagai bahan bakar
penggerak motor diesel.
Mengetahui hasil peforma mesin diesel
menggunakan bahan bakar komposisi campuran
antara minyak tuak dengan minyak diesel.
Mengetahui berapa berat nilai NOx yang berasal
dari bahan bakar komposisi campuran antara
minyak tuak dengan minyak diesel.
METODOLOGI PENGERJAAN
Perumusan
masalah
Studi
literatur
Blending
minyak tuak
dengan
minyak diesel
Pembuatan
minyak tuak
Handbook
Internet
Asistensi
dll
Proses
Destilasi Emulsion
Pra
eksperimen
Pengambilan
data
Analisa
data
Pengambilan
kesimpulan
Pembuatan
laporan Peforma motor
diesel & uji emisi Engine set up
PEMBUATAN MINYAK TUAK
Langkah-langkah dalam pembuatan minyak
tuak
PEMBUATAN MINYAK TUAK
Proses pengukuran kadar minyak dari tuak.
Pengukuran dilakukan
menggunakan alkohol meter.
Kapasitas ukur alkohol meter
yaitu 100 ml
Kandungan minyak tuak
didalam tuak 5%
PEMBUATAN MINYAK TUAK
Proses Destilasi Mempertahankan suhu
78 derajat celcius karena
pada suhu tersebut
minyak tuak akan
menguap
Diperlukan destilasi 2
liter tuak untuk
mendapatkan 10 ml
minyak tuak. Untuk
proses pengukuran
kadar minyak tuak yang
dapat diambil
PEMBUATAN MINYAK TUAK
Pengukuran kembali kadar minyak tuak setelah
melalui proses destilasi.
Dari tahap pengukuran ini
didapatkan kandungan
minyak tuak sebesar 71 %
Hasil ini tidak dapat
digunakan untuk
campuran bahan bakar
Solusinya menggantinya
dengan etanol berkadar
lebih dari 99.65%
PEMBUATAN MINYAK TUAK
Hasil yang diperoleh
Tuak
Proses Distilasi
Minyak Tuak
BLENDING MINYAK TUAK DENGAN MINYAK
DIESEL
Pada tahap ini tercatat proses blending minyak tuak dengan minyak diesel dengan cara mengemulsikan (menambahkan surfaktannya). Eksperimen yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
a. mencari surfaktan beserta komposisi yang tepat sehingga minyak tuak dengan minyak diesel dapat teremulsi dengan sempurna dan tidak terjadi separasi.
b. mencari nilai ekonomis dari komposisi surfaktannya.
BLENDING MINYAK TUAK DENGAN MINYAK
DIESEL
Hasil eksperimen untuk mencari surfaktan
yang sesuai.
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] [i]
BLENDING MINYAK TUAK DENGAN MINYAK
DIESEL
Hasil eksperimen untuk mencari nilai ekonomis
dari surfaktan
[a] [b] [c] [d]
BLENDING MINYAK TUAK DENGAN MINYAK
DIESEL
Hasil yang diperoleh dalam proses ini.
+ Emulsi
Minyak tuak Minyak diesel Emulsi 10%
minyak tuak
UJI PEFORMA MOTOR DIESEL
Dari proses ini diperoleh data-data hasil uji peforma baik dengan menggunakan bahan bakar emulsi 10% minyak tuak maupun menggunakan bio solar.
Setelah data-data tersebut diperoleh maka langkah selanjutnya yaitu membuat grafik seperti :
- Daya Vs SFOC
- RPM Vs Torsi maksimum dengan beban full load
- RPM Vs Daya maksimum dengan beban full load
UJI PEFORMA MOTOR DIESEL Daya Vs SFOC pada putaran 3300 rpm
Pada putaran 3300 rpm titik
optimum konsumsi bahan
bakar pada daya 1.782 kw
dan sfoc 479.4 gr/kWh
Bahan Bakar Emulsi
10% Minyak Tuak
Bahan Bakar Bio
Solar
Pada putaran 3300 rpm titik
optimum konsumsi bahan
bakar pada daya 1.748 kw
dan sfoc 525.2 gr/kWh
UJI PEFORMA MOTOR DIESEL
RPM Vs Torsi maksimum dengan beban full load
Bahan Bakar Emulsi
10% Minyak Tuak
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load torsi
yang dihasilkan 6.348 kNm
Bahan Bakar Bio
Solar
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load torsi
yang dihasilkan 6.146 kNm
UJI PEFORMA MOTOR DIESEL
RPM vs Daya maksimum dengan beban full load
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load daya
yang dihasilkan 2.192 Kw
Bahan Bakar Emulsi
10% Minyak Tuak
Bahan Bakar Bio
Solar
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load daya
yang dihasilkan 2.123 Kw
UJI EMISI
Dalam melakukan pengujian emisi NOx data awal yang di butuhkan adalah variasi rpm (2900, 3100 dan 3300). Setelah hasil uji emisi NOx didapatkan, langkah selanjutnya yaitu membuat rpm vs NOx menggunakan bio solar dan bahan bahan bakar emulsi 10% minyak tuak dan sesuaikan dengan standart yang diatur IMO yang tertera dalam MARPOL Annex VI Regulasi 13, apakah kedua bahan bakar ini masuk dalam batasan standart tersebut atau tidak.
UJI EMISI Rpm vs Nox dengan beban full load
Bahan Bakar Emulsi
10% Minyak Tuak
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load berat
Nox yang dihasilkan 3.68
gr/kWh
Pada putaran 3300 rpm
dengan beban full load berat
Nox yang dihasilkan 0.95
gr/kWh
Bahan Bakar Bio
Solar
UJI EMISI
Standart IMO
MARPOL Annex VI Regulasi 13 mengatakan, untuk mesin dengan putaran diatas 2000 rpm batasan berat NOx nya adalah kurang dari 7.7 gr/kWh. Hasil dari uji emisi yang dilakukan dalam penelitian ini, untuk bahan bakar bio solar berat NOx tertinggi yaitu 7.52 gr/kWh, sedangkan untuk bahan bakar emulsi 10% minyak tuak yaitu 7.68 gr/kWh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua bahan bakar ini masih memenuhi standart dari IMO
KESIMPULAN 1.Dari eksperimen yang telah dilakukan dalam pembuatan
bahan bakar komposisi campuran antara minyak tuak
dengan minyak diesel (bahan bakar emulsi 10% minyak
tuak), diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Surfaktan yang digunakan dalam pengemulsian
minyak dengan minyak diesel adalah surfaktan
jenis tween 80 dan span 80.
Komposisi yang tepat dalam mengemulsikan
minyak dengan minyak diesel adalah 90% minyak
diesel dan 10% etanol dengan menambahkan
surfaktannya 2% (1% tween dan 1% span)
KESIMPULAN
2. - Bahan bakar emulsi 10% minyak tuak menghasilkan SFOC (specific fuel oil consumption) yang lebih rendah dibandingkan bio solar dengan penurunan SFOC sebesar 8.7% dan peningkatan daya sebesar 1.9% pada putaran 3300 rpm.
- Torsi yang dihasilkan bahan bakar emulsi 10% minyak tuak pada pengujian beban penuh motor diesel mengalami kenaikan torsi sebesar 3.3% pada putaran 3300 rpm dibandingkan dengan bio solar.
- Bahan bakar emulsi 10% minyak tuak menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan bio solar pada percobaan beban penuh motor diesel dan putaran 3300 rpm dengan kenaikan daya sebesar 3.25%.
KESIMPULAN
3.Dalam pengujian emisi NOx pada variasi rpm
dengan beban tetap dan variasi beban pada rpm
tetap, bahan bakar emulsi 10% minyak tuak
memiliki kadar NOx yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan bakar bio solar.
SELESAI &
TERIMAKASIH