analisa percobaan isolasi asam lemak dan penetapan angka penyabunan

5
Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak dan Penetapan Angka Penyabunan a. Isolasi asam lemak Prinsip percobaan dari isolasi asam lemak adalah reaksi hidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat berdasarkan persamaan reaksi berikut. CH 3 (CH 2 ) 16 COONa + HCl CH 3 (CH 2 ) 16 COOH + NaCl Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sabun mandi “Lifebuoy” yang merupakan sabun natrium dan sabun batang “telepon”. Sabun ini digunakan karena mengandung garam dari asam lemak yang berantai panjang dan jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak. Langkah pertama yang dilakukan adalah sabun mandi dan sabun batang diiris-iris kecil menggunakan spatula yang bertujuan untuk memudahkan proses pelarutan sabun dalam akuades. Sabun mandi berwarna biru muda dan sabun batang berwarna hijau. Kemudian masing-masing sabun ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 600 mL yang berbeda. Lalu masing-masing sabun dilarutkan ke dalam 200 mL akuades dan diaduk hingga larutan jenuh. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil yang maksimal. Langkah selanjutnya adalah masing-masing larutan sabun ditambahkan ± 3 mL HCl pekat yang berfungsi sebagai reagen penghidrolisis garam Natrium Stearat yang terkandung di dalam sabun. Hasil reaksi yang

Upload: noviapradaristi

Post on 09-Jul-2016

73 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak Dan Penetapan Angka Penyabunan

Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak dan Penetapan Angka Penyabunan

a. Isolasi asam lemak

Prinsip percobaan dari isolasi asam lemak adalah reaksi hidrolisis dalam

suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat berdasarkan persamaan

reaksi berikut.

CH3(CH2)16COONa + HCl → CH3(CH2)16COOH + NaCl

Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sabun mandi

“Lifebuoy” yang merupakan sabun natrium dan sabun batang “telepon”. Sabun ini

digunakan karena mengandung garam dari asam lemak yang berantai panjang dan

jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak. Langkah pertama yang dilakukan

adalah sabun mandi dan sabun batang diiris-iris kecil menggunakan spatula yang

bertujuan untuk memudahkan proses pelarutan sabun dalam akuades. Sabun

mandi berwarna biru muda dan sabun batang berwarna hijau. Kemudian masing-

masing sabun ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia

600 mL yang berbeda. Lalu masing-masing sabun dilarutkan ke dalam 200 mL

akuades dan diaduk hingga larutan jenuh. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil

yang maksimal.

Langkah selanjutnya adalah masing-masing larutan sabun ditambahkan ± 3

mL HCl pekat yang berfungsi sebagai reagen penghidrolisis garam Natrium

Stearat yang terkandung di dalam sabun. Hasil reaksi yang diharapkan adalah

terbentuknya Asam stearat (Asam Lemak) dan garam NaCl. Setelah itu, dilakukan

pemanasan hingga terbentuk gumpalan minyak di permukaan sabun. Pemanasan

ini bertujuan untuk mempercepat laju reaksi hidrolisis sabun. Kemudian,

didinginkan dengan bantuan es batu agar asam lemak yang terbentuk menggumpal

sempurna dan menjadi padatan. Padatan asam lemak ini kemudian dipisahkan dari

pelarutnya dan dikeringkan selama 1 hari. Hasil asam lemak ini kemudian

ditimbang dan didapatkan massa asam lemak dari sabun mandi adalah 17,98 gram

dengan kadar asam lemak sebesar 71,92% sedangkan asam lemak dari sabun

batang adalah ………. Dengan kadar asam lemak adalah ………….

Berdasarkan literatur, standart jumlah asam lemak dalam sabun mandi yang

mengacu pada SNI(1994) adalah minimal 70%. Oleh karena itu, sabun mandi

yang digunakan sebagai sampel telah memenuhi standart kelayakan dalam hal

kandungan asam lemaknya.

Page 2: Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak Dan Penetapan Angka Penyabunan

b. Penetapan angka penyabunan

Penyabunan adalah suatu proses hidrolisis lemak/minyak dengan alkali

yang mengakibatkan putusnya ikatan ester dan menghasilkan gliserol dan garam

alkali asam lemak. Prinsip kerja angka penyabunan ini adalah sampel minyak

direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya

sehingga menghasilkan gliserol dan sabun.

Pada percobaan ini minyak makan 1,5 mL ditambahkan dengan 50 mL

KOH 1,5 M ke dalam labu alas bulat.Apabila minyak disbunkan dengan KOH

berlebih maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu 3 molekul KOH

bereaksi dengan satu molekul minyak. Berdasarkan literatur seharusnya KOH

yang digunakan adalah KOH alkoholis yang berfungsi untu melarutkan asam

lemak hasil hidrolisis dan mempermudah reaksi denan basa dalam pembentukan

sabun.

Campuran minyak dan KOH direfluks selama 30 menit dengan menggunakan hot

plate. Proses penyabunan terjadi selama refluks berlangsung. kemudian hasil

refluks dibiarkan beberapa menit hingga suhunya turun dan pada saat titrasi tidak

terlalu panas. 5 mL hasil refluks diambil dan dititrasi dengan HCl 0,5 N

menggunakan indikator PP 1%. Titasi dilakukan sebanyak 2 kali dan volume HCl

0,5 N yang terpakai untuk titrasi pertama dan kedua sebanyak 19,5.

Langkah selanjutnya adalah pembuatan blanko dengan cara merefluks larutan

KOH 1,5 M sebanyak 25 mL selama 30 menit. Hasil refluks didinginkan

beberapa menit hingga suhunya turun. Kemudian 5 mL hasil refluks di ambil dan

dititrasi dengan HCl 0,5 N menggunakan indikator PP 1%. Titrasi dilakukan

sebanyak 2 kali dan volume HCl 0,5 N yang terpakai untuk titrasi pertama dan

kedua berturut-turut adalah 17,7 mL dan 17,4 mL.

Volume HCl yang terpakai untuk mentitrasi cuplikan dan blanko digunakan untuk

perhitungan bilangan penyabunan. Berdasarkan hasil yang di dapat bilangan

penyabunan dalam cuplikan minyak makan adalah sebesar -21,84. Nilai ini tidak

akurat di karenakan KOH yang digunakan bukan merupakan KOH alkoholis..

Berdasarkan literatur standar mutu minyak goreng berdasarkan SNI, angka

penyabunan minyak goreng berkisar antara 196-206.

Page 3: Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak Dan Penetapan Angka Penyabunan
Page 4: Analisa Percobaan Isolasi Asam Lemak Dan Penetapan Angka Penyabunan