mrdaniels.files.wordpress.com · web viewsistem terbuka (open system) adalah sistem yang...
Post on 15-Apr-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LANDASAN TEORI
PEMODELAN SISTEM INFORMASIKonsep Dasar Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jika dalam suatu sistem terdapat elemen yang tidak
memberikan manfaat atau kontribusi terhadap tercapainya tujuan, maka elemen tersebut
bukanlah bagian dari sistem.
2.1.2 Elemen Sistem
Beberapa elemen yang membangun sebuah sistem, yaitu :
Tujuan
Masukan
Keluaran
Proses
Mekanisme Pengendalian
Umpan Balik
Selain itu sistem juga berinteraksi dengan lingkungan yang sedikit atau banyak ikut
mempengaruhi sistem tersebut. Antara sistem dan lingkungan dibatasi oleh batas sistem
(boundary). Gambar 3.1 memperlihatkan hubungan antar elemen dalam sistem dan hubungannya
dengan lingkungan.
Tujuan
Tujuan dari suatu sistem bisa hanya satu atau banyak. Tujuan inilah yang menjadi
motivator bagi sistem dan sekaligus mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem menjadi tak
terarah dan terkendali. Tujuan antara sistem satu dengan sistem yang lain berbeda-beda.
Masukan
Masukan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses.
Gambar 2.1 Sistem, elemen sistem dan lingkungan
Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transfromasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran memiliki nilai lebih (value
added) dari masukannya.
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) dapat diwujudkan dengan adanya umpan
balik (feed back) yang menganalisa keluaran apakah telah memenuhi tujuan. Hal ini digunakan
untuk mengendalikan baik masukan maupun proses agar menghasilkan keluaran yang sesuai
tujuan.
[ref 1]
2.1.2 Klasifikasi Sistem
a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak (Abstract System) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya
sistem teologi yang membahas tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik (Physical System) adlah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem
komputer.
b. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (Deterministic System) adalah suatu sistem yang operasinya dapat
diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.
Sistem probablistik (Probabilistic System) adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan
pasti karena mengandung unsure probabilitas, misalnya sistem persediaan.
c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (Closed System) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau
energi dengan lingkungan. Dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan.
Sistem terbuka (Open System) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan
dipengaruhi lingkungan.
d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah (Natural System) adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh
manusia), misalnya sistem tata surya.
Sistem buatan manusia (Human Made System) adalah sistem yang sengaja dibuat oleh
manusia, misalnya sistem komputer.
[ref 1]
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Data versus Informasi
Data
Nilai/value yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian
(event). Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar bagi
penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan diproses untuk
menghasilkan informasi. Sebagai contoh data adalah :
a. Laporan penjualan penjualan setiap salesman, yang berfungsi untuk memberikan
besarnya komisi dan bonus.
b. Laporan penjualan setiap daerah, yang berfungsi untuk pelaksanaan promosi dan
periklanan.
c. Laporan penjualan setiap jenis barang, yang berfungsi untuk mengontrol persediaan
barang dan untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku terjual.
Informasi
Merupakan hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimannya dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Pengolahan Data (Data Processing)
Adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data
menjadi informasi yang memiliki kegunaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah:
a. Data Input
1. Recording transaction data ke sebuah pengolahan data medium (contoh, punching
number ke dalam kalkulator).
2. Coding transaction data ke dalam bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin
female ke huruf F).
3. Storing data or information untuk pengambilan keputusan (potential information for
future).
b. Data Transformation
1. Calculating, operasi aritmatik terhadap data field.
2. Summarizing, proses akumulasi beberapa data (contoh, menjumlah jumlah jam kerja
setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja perminggu).
3. Classifying data group-group tertentu :
a) Categorizing data kedalam group berdasar karakteristrik tertentu (contoh,
pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif).
b) Sorting data kedalam bentuk yang berurutan (contoh, pengurutan nomor induk
karyawan secara ascending).
c) Merging untuk dua atau lebih set data berdasar kriteria tertentu (menggabungkan
data penjualan bulan Januari, Februari dan Maret kedalam group triwulanan).
d) Matching data berdasar keinginan pengguna terhadap group data (contoh,
memilih semua karyawan yang total pendapatannya lebih dari 15 juta pertahun).
c. Information Output
1. Displaying result, menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai
melalui monitor atau cetakan.
2. Reproducing, penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang
membutuhkan.
3. Telecommunicating, penyimpanan data secara elektronik melalui saluran
komunikasi.
Gambar 2.2 menggambarkan skema proses utama dan fungsi dari pengolahan data.
Gambar 2.2 Skema proses utama dan fungsi dari pengolahan data.
[ref http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi21]
2.2.2 Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI)
Suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang
fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Gambar 2.3 Definisi Sistem Informasi
[Ref. 4]
Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan 3 hal, yaitu :
1. Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk
tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-
musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan
akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan
2. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus
jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi
(data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli
tersebut. Komponen akurat :
Completeness (kelengkapan)
Berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang
baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara
keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah dengan baik.
Correctness (kebenaran)
Security (keamanan)
3. Tepat waktu (timeliness)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang
usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan.
Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
4. Ekonomis (Economy)
5. Efisien (Efficiency)
6. Dapat dipercaya (Reliability)
[ref http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi21]
2.3 Komponen Sistem Informasi
Dalam sistem informasi terdapat kompenen-komponen seperti :
Perangkat keras (Hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti computer, printer, dan peripheral.
Perangkat lunak (Software)
Sekumpulan instruksi yang memungkinkan piranti keras untuk melakukan pemrosesan
data.
Prosedur
Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan
keluaran yang dikehendaki.
Manusia
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
pemrosesan dan penggunaan sistem informasi.
Basis Data (Database)
Sekumpulan table, hubungan yang berhubungan dengan penyimpanan data.
Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau
diakses oleh sejumlah pemakai. [ref 1]
2.4 Sistem Design
2.4.1 IDEF0
IDEF0 (Integration DEFinition language 0) merupakan bahasa pemodelan yang
menggunakan gambar dengan disertai penjelasan yang komprehensif untuk menjelaskan
tahapan/ metodologi pengembangan dari suatu sistem. Sistem dimodelkan sebagai kumpulan
fungsi-fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk membentuk suatu fungsi utama.
Fungsi-fungsi tersebut menjelaskan apa yang dikerjakan oleh sistem, sehingga apa saja yang
mengontrol, memproses, diproses, dan dihasilkan oleh sistem tersebut dapat diketahui.
Building blocks adalah komponen penyusun system yang digambarkan dalam model.
Building blocks ada dua macam, yaitu:
a. Aktivitas, yaitu komponen suatu sistem yang menjalankan atau melakukan suatu
tindakan .
b. ICOM, yaitu komponen suatu sistem yang dipergunakan oleh suatu aktivitas.
ICOM terdiri dari :
1. Input : sesuatu yang ditransformasikan oleh suatu aktivitas.
2. Control : sesuatu yang menentukan bagaimana suatu aktivitas terjadi tetapi tidak
ditransformasikan olehnya.
3. Output : sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas
4. Mechanism : orang, fasilitas, mesin, atau lainnya yang menjalankan aktivitas.
IDEF0 memandang suatu sistem sebagai sesuatu yang terdiri dari kumpulan aktivitas
yang menggunakan ICOM – ICOM untuk mewujudkan tugas – tugasnya. Aktivitas dan ICOM
merupakan komponen penyusun sistem yang harus diidentifikasi dalam pembentukan model.
Dengan kata lain, model dari suatu sisten dengan menggunakan metode IDEF0 adalah
merupakan pengambaran aktivitas dan ICOM suatu sistem.
Secara keseluruhan aktivitas dan ICOM digambarkan dalam gambar 2.4
Gambar 2.4 Building Blocks dalam IDEF0
Gambar 2.5 Decomposition dalam IDEF0
Penggambaran model dalam IDEF0 dilakukan secara bertingkat (hirarkis) mulai dari
aktivitas umum sampai rinciannya.Pada tingkat tertinggi disebut Context Page yang berisi satu
aktivitas yang menunjukkan seluruh sistem sebagai satu aktivitas dan memperlihatkan pula
interface sistem dengan lingkungannya. Context Diagram juga biasa disebut Diagram A0 atau
Parent Diagram.
Pada tingkatan berikutnya dibuat Decomposition Page atau Child Diagram yang
merupakan rincian lebih jauh dari sistem. Setiap penjabaran dalam Decomposition Page
dinamakan Diagram A1,Diagram A2, Diagram A3, … Diagram A11, Diagram A22, dan
seterusnya. Setiap ICOM yang muncul pada suatu Parent Diagram akan dirinci pada child
diagram. Child Diagram akan terus dibentuk sampai tingkatan di mana proses berbentuk
algoritma pengerjaan aktivitas tersebut.
[ref materi mata kuliah SI]
2.4.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan
hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan
antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan
mengabaikan proses yang harus dilakukan.
ERD menggunakan sejumlah notasi dan symbol untuk menggambarkan struktur dan
hubungan antar data, ada 3 macam symbol yang digunakan, yaitu:
Entiti : adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai dalam
konteks sistem yang akan dibuat.
Atribut : Entiti memiliki elemen yang disebut dengan atribut, dan berfungsi
mendeskiripsikan karakter entiti.
Relationship : Hubungan ; seperti halnya entity maka dalam hubunganpun harus
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entity dengan isi dari hubungan
itu sendiri.
Jenis-jenis hubungan
Satu ke satu (1:1)
Contoh, diagram yang menunjukkan bahwa tiap pekerja memiliki satu kantor yang khas.
Satu ke banyak (1:B)
Contoh, seorang dokter yang menangani banyak pasien, tetapi tiap pasien hanya boleh
dirawat oleh satu dokter
Banyak ke Banyak (B:B)
Entitas memiliki hubungan yang banyak dalam satu atau dua arah. Contoh, murid dapat
mengikuti banyak jenis kursus dan kursus jug dapat diikuti oleh banyak murid.
Gambar 2.3 menggambar hubungan yang terjadi pada Entity Relationship Diagram.
Gambar 2.6 Hubungan antar Entitas
[ref 4]
2.5 Basis Data
Kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang
diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan dalam hardware
komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu.
Peran basis data dalam SI
Salah satu komponen dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam
menyediakan dalam informasi
Menentukan kualitas informasi: akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat
dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dinadingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya.
Mengurangi duplikasi data
Hubungan data dapat ditingkatkan
Mengurangi pemborosan tempat simpanan diluar/fisik
[Ref. 4]
2.4.1 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai membuat,
memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang efektif dan efisien. DBMS
juga dapat mengakomodir berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang
berbeda-beda. Administrator Basis Data (DBA atau Database Administrator) adalah orang yang
bertanggungjawab terhadap manajemen basis data.
[Ref 1]
Hubungan antara pemakai dengan database digambarkan seperti gambar 2.2 berikut.
Hubungan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Secara interaktif menggunakan bahasa pertanyaan (query language)
2. Dengan menggunakan program aplikasi yang telah dibuat.
[Ref 4]
Gambar 2.7 Data Base Management System
2.4.2. Arsitektur Basis Data
Arsitektur basis data dimaksudkan untuk membuat abstraksi terhadap basis data.
Tujuannya adalah agar DBMS dapat diakses secara efisien tanpa mengharuskan pemakai tahu
detail tentang cara data disimpan dan dipelihara. ANSI-SPARC (American National Standard
Institute – Standard Planning And Requirement Committee) mendefinisikan arsitektur tiga level
yaitu;
1. Level eksternal
2. Level konseptual
3. Level internal
Level eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan pemakai. Pemakai
hanya cukup mengetahui struktur data sederhana supaya dapat mengakses basis data tanpa harus
mengetahui detail tentang atribut data (misal, ukuran data, jenis data dll)
Level konseptual menjabarkan data apa yang disimpan dan basis data dan juga
menjabarkan hubungan-hubungan antar data. Level ini biasa dipakai oleh administrator basis
data.
Level internal adalah level yang berhubungan langsung dengan basis data. Dan
menjabarkan bagaimana data disimpan dalam sebuah basis data. Level ini berurusan dengan
dengan antara lain :
Alokasi ruang penyimpanan data dan indeks
Deskripsi rekaman dalam penyimpanan
Kompresi data dan teknik enkripsi
Contoh ketiga level tersebut terdapat dalam gambar 2.8
Level eksternal, pemakai melihat tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 berisi data: NIP, nama,
masakerja, dan gaji sedangkan tabel 2 berisi tentang data: NIP, nama, alamat, dan notelp. Pada
level konseptual dua buah tabel ini saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Pada level
eksternal data pada tabel-tabel tersebut disimpan dalam bentuk-bentuk yang lebih logis dan
berupa bentuk fisik. Sebagai contoh tabel 1 akan dibuat dan field-field yang berada didalamnya
ditentukan tipe datanya create table pegawai(NIP int[5], nama varchar[15], masakerja int[5], gaji
int[10]);
Gambar 2.8 Arsitektur Basisdata
Struktur Basis Data
Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data,
hubungan antardata dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi.
Struktur basisdata yang umum pada saat ini adalah:
1. Struktur basisdata hierarkis
2. Struktur basisdata jaringan
3. Struktur basisdata relasional
4. Strukutur basisdata berbasis objek
Struktur Basisdata Hierarkis
Seringkali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik. Dalam model ini dikenal adanya
orang tua dan anak. Terdapat suatu hubungan di mana setiap anak hanya boleh memiliki satu
orang tua, sedangkan orangtua dapat memiliki banyak anak. Struktur basisdata hierarkis dapat
dilihat pada gambar 2.9. Simpul tertinggi disebut sebagai akar tidak memiliki bapak. Masalah
utama struktur DBMS hierarkis terletak pada ketidakpraktisan dalam menyatakan hubungan
M:M (many to many) mengingat satu anak tidak boleh memiliki lebih dari satu bapak. Dapat
dilihat bahwa mahasiswa yang sama dan mengambil mata kuliah lain harus dituliskan lebih dari
satu kali.
Gambar 2.9 Struktur Basisdata Hierarkis
Struktur Basisdata Jaringan
Struktur data jaringan menyerupai struktur data hierarkis, tetapi ada perbedaan yaitu:
Tidak mengenal akar
Setiap anak boleh memiliki lebih dari satu orang tua
Gambar 2.10 memperlihatkan contoh struktur basisdata jaringan. Struktur data jaringan
mengatasi masalah hubungan M:M namun penanganannya jauh lebih kompleks untuk skala data
yang lebih besar lagi.
Gambar 2.10 Struktur Basisdata Jaringan
Struktur Basisdata Relasional
Model data ini menggunakan sekumpulan tabel bedimensi dua, dengan masing-masing
tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Kolom didefinisikan sebagai satu satuan data
terkecil dalam sebuah table yang mempunyai makna.
Setiap tabel dalam database relational memiliki kunci primer (primary key). Primary key
dapat tersusun dari sebuah field atau beberapa field dalam suatu tabel. Primary key berperan
sebagai identitas yang unik (tak kembar dari masing-masing baris data). Selain primary key,
terdapat juga kunci tamu (foreign key atau secondary index) yang berperan sebagai penghubung
primary key dalam tabel satu dengan tabel yang lain. Secara garis besar primary key berfungsi
untuk mencegah duplikasi record pada field yang sama, karena primary key digunakan sebagai
referensi dalam suatu tabel.
Sedangkan foreign key/secondary index digunakan untuk keperluan berikut :
Sebagai alternatif untuk mendapatkan untuk mendapatkan urutan dalam tabel.
Sebagai kunci penghubung dalam relasi data atau table lain dengan table tersebut
Mempercepat proses pencarian suatu data.
Logika dari proses pencarian data menggunakan secondary index adalah bahwa
sebenarnya ketika suatu index telah ditetapkan dalam suatu tabel maka seluruh data dalam field
tersebut telah disusun secara urut sesuai urutan index tersebut. Sehingga jika terjadi pencarian
suatu data maka harus menghubungi index tesebut terlebih dahulu sehingga pencarian dapat
dilakukan dengan urut sehingga menghasilkan proses pencarian yang lebih cepat.
Gambar 2.11 Struktur Basisdata Relational
Struktur Basis Data Berbasis Objek (Object Oriented Database)
Merupakan tanggapan terhadap perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek
yang menekankan pada objek, atribut dan metode. Berbeda dengan tiga struktur database yang
telah dibicarakan di depan, struktur data ini mengemas data dan fungsi untuk mengakses data
(metode) ke dalam bentuk objek. Saat ini telah dikembangkan metode baru yang
menggabungkan antara struktur data relational dengan object oriented database atau yang dikenal
dengan OORDBMS (Object Oriented Relational Database Management System)
[ref 1]
2.4.3 Bahasa Basis Data
DBMS memiliki tiga macam bahasa yang digunakan untuk mengelola,
mengorganisasikan dan memanipulasi data, yaitu :
1. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language atau DDL)
Adalah perintah-perintah yang digunakan untuk mendefinisikan jenis data yang akan
dibuat (dapat berupa angka atau huruf), cara relasi data, validasi data dan lain lain.
DDL terdiri dari pernyataan-pernyataan SQL untuk menciptakan (CREATE),
memodifikasi (ALTER) maupun menghapus (DROP) objek-objek basis data.
2. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation Language atau DML)
Data yang telah dibuat atau didefinisikan akan dilakukan beberapa pengerjaan seperti
disaring, dipilih untuk ditampilkan bahkan dimanipulasi. DML terdiri dari
pernyataan-pernyataan SQL untuk menambah (INSERT), menghapus (DELETE),
mengupdate (UPDATE) maupun untuk mendapatkan kembali (SELECT) data yang
tersimpan.
3. Bahasa Kontrol Data (Data Control Language)
Adalah perintah yang digunakan untuk mendefinisikan hak akses (privileges) yang
diberikan kepada pengguna basis data. DCL terdiri dari pernyataan-pernyataan SQL
untuk pemberian hak akses (GRANT) atau pencabutan hak akses (REVOKE).
[Ref 3]
2.4.2 Normalisasi
Merupakan sebuah teknik dalam logical design sebuah basis data, teknik
pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa
redundansi).
Tahap-tahap normalisasi adalah ;
1. 1 NF
Mendefinisikan atribut kunci
Tidak adanya group berulang
Semua atribut bukan kunci tergantung pada atribut kunci
2. 2 NF
Sudah memenuhi dalam bentuk normal kesatu
Sudah tidak ada ketergantungan parsial, di mana seluruh field hanya
tergantung pada sebagian field kunci
3. 3 NF
Sudah tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung
pada field bukan kunci)
Tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung pada
field bukan kunci lainnya)
[ref 4]
1. Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta 2002. Penerbit ANDI
Yogyakarta
2. Kendall, Keneth. System Analysis And Design versi Bahasa Indonesia. 2002.
Indeks Jakarta
3. Modul Praktikum Sistem Pendukung Keputusan. Laboratorium Sistem
Pendukung Keputusan. 2004. Program Studi Teknik Industri.
4. Irmansyah, Faried. Pengantar Database. 2003. http://www.ilmukomputer.com
TAMBAHAN2.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba
mendefinisikannya. Menurut hukum, sistem dipandang sebagai kumpulan aturan-aturan yang
membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun lingkungan di mana sistem itu berada,
untuk menjamin keserasian dan keadilan. Menurut rekayasa, sistem dipandang sebagai proses
masukan (input) yang ditransformasikan menjadi keluaran (output) tertentu. Menurut awam,
sistem dipandang sebagai cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan.
Secara garis besar sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. [Jogianto HM, 2001].
Selain definisi di atas, sistem juga dapat diartikan sebagai jalinan dari berbagai bagian
yang saling berinteraksi. Sistem ditandai dengan adanya masukan (input) dan keluaran (output).
[Mubiar P, 2000]
Dengan demikian sistem dapat berupa kesatuan yang terdiri atas jaringan kerja kausal
dari bagian-bagian yang saling bergantungan. Pilihan terhadap hubungan antara tiap-tiap bagian
ini akan ditentukan oleh tujuan spesifik dari sistem. Singkatnya, sistem adalah kumpulan objek-
objek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam
lingkungan yang kompleks. Objek yang dimaksudkan di sini adalah bagian-bagian dari sistem,
seperti input, proses, output, pengendalian umpan balik, dan batasan-batasan, dimana setiap
bagian ini memiliki beberapa nilai atau harga yang bersama-sama menggambarkan keadaan
sistem pada suatu saat tertentu. Interaksi ini menghasilkan suatu ikatan antar objek-objek dalam
proses sistem, antara sistem dan subsistem, sehingga dihasilkan suatu perilaku sistem tertentu.
Setiap perilaku mengarah pada suatu performansi (unjuk kerja) yang mengendalikan dan
mengarahkan sistem pada suatu tingkat prestasi tertentu. [Simatupang, 1995]
2.1.1 Unsur Utama Sistem
Semua definisi tentang sistem mencakup tujuh unsur utama yang terdapat dalam sistem,
yaitu :
1. Komponen Sistem (Components)
Komponen dari sistem tidak harus merupakan benda-benda fisik. Komponen tersebut
dapat berupa benda abstrak, seperti informasi, numerical variabel seperti biaya, dan
lainnya. Suatu komponen dikatakan memiliki arti jika terdapat satu atau lebih atribut
padanya pada saat tertentu. Komponen yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda
jika komponen tersebut ada pada sistem yang lain dan atau atribut yang lain padanya
yang turut diperhitungkan.
2. Hubungan Sistem (Relationship)
Setiap sistem memiliki hubungan baik satu atau beberapa sistem lainnya. Dalam arti
setiap sistem harus berinteraksi satu dengan lainnya. Biasanya penjelasan tentang sistem
dapat juga dibuat sampai kepada level-level yang lebih rinci, sehingga sistem sering
dijelaskan sebagai sistem yang mengandung subsistem-subsistem yang saling
berinteraksi. Subsistem-subsistem ini sendiri juga dipandang sebagai sistem-sistem yang
lebih rendah tingkatannya yang juga memiliki subsistem-subsistem sendiri yang juga
saling berinteraksi, dan demikian seterusnya.
3. Aktivitas Sistem (Activities or Transformation Process)
Aktivitas di sini merupakan aspek kepentingan primer dari sang analis. Kegiatan dari
sistem ini biasanya merupakan tranformasi dari input menjadi output. Aktivitas ini
merupakan sebuah proses yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan.
4. Lingkungan Sistem (Environment)
Merupakan berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi kegiatan sistem dan tidak
secara signifikan terpengaruh oleh sistem yang ada tersebut. Lingkungan sistem ini lebih
dilihat sebagai bagian di luar sistem, bukan sebagai bagian sistem itu sendiri. Unsur ini
memberikan input terhadap sistem yang ada dan menerima output dari sistem tersebut.
5. Masukan Sistem (Input)
Input adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh sistem untuk berfungsi yang diproduksi oleh
lingkungan sistem. Input ini dapat berupa bahan mentah, informasi, ataupun konstrain
yang menentukan standar kualitas suatu output.
6. Keluaran Sistem (Output)
Adalah hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran di sini tidak selalu berpengaruh secara signifikan terhadap
environment system yang ada, meskipun output ini dihasilkan oleh input sistem yang
berasal dari environment system. Interaksi-intrakasi yang terjadi di dalam suatu sistem
terkadang memungkinkan bahwa output dari beberapa subsistem dapat menjadi input
bagi subsistem-subsistem yang lain.
7. Sasaran Sistem (Special Interest of the Observer)
Setiap sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran. Sasaran sistem merupakan tujuan yang
hendak dicapai dengan adanya sistem tersebut.
[Simatupang, 1995]
2.2 Sistem Informasi
Pada hakekatnya manusia yang bekerja secara bersamaan dalam sebuah organisasi,
secara tidak langsung mereka bekerja sebagai sebuah sistem. Jenis apapun pekerjaan itu apakah
itu pembelian, penjualan, transportasi, pengiriman dan lain sebagainya. Secara alami sistem
informasi dihasilkan dari manusia yang bekerja dengan manusia.
Sistem informasi dapat diartikan sebagai berikut:
Sistem informasi merupakan kumpulan dari manusia, data, proses, tampilan informasi,
dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk perkembangan sebuah operasi dari hari
ke hari serta mendukung aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen maupun pengguna sistem tersebut. [Whitten, 2002]
Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data,
memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain, SI merupakan
kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk
menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan
melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan.
Pada saat ini, banyak organisasi menganggap sistem informasi dan teknologi informasi
sebagai bagian yang penting dalam persaingan. Kebanyakan organisasi bisnis menyadari bahwa
semua pekerjanya harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi itu sendiri.
2.3 Struktur Bangunan Sistem Informasi (Information System Building Blocks)
Dalam membangun sebuah sistem informasi, terdapat beberapa fokus utama yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah :
Fokus pada sumber daya manusia (people)
Fokus pada data
Fokus pada proses
Fokus pada interface
Fokus pada pembangunan sistem
Gambar 2.1 di bawah ini mendeskripsikan secara garis besar tentang bagaimana
membangun sebuah sistem informasi dan siapa saja yang dilibatkan pada pembangunan sistem
informasi.
Gambar 2. 1 System Infotmation Building Blocks
Sumber: Jeffery, L Whitten “System Analysis and Design Method 5th Edition”, 2002
2.3. Fokus Pada Manusia (Focus on People)
Secara garis besar arsitektur sistem informasi menyediakan pondasi bagi
pengorganisasian berbagai macam komponen dari sistem informasi yang akan dibangun. Kita
dapat memulainya dari perspektif sistem itu sendiri. Setiap orang memiliki perspektif yang
berbeda satu dengan yang lain mengenai sebuah sistem informasi. Manajer, pengguna (user), dan
spesialis teknik lainnya kita menyebutnya sebagai system stakeholder. Ada beberapa macam
system stakeholder yaitu:
1. Pemilik Sistem (System Owner)
Pemilik sistem melakukan pembayaran terhadap pembangunan dan pemeliharaan sistem,
menentukan prioritas dari sistem dan menentukan aturan-aturan yang akan digunakan pada
sistem tersebut. Pada beberapa kasus pemilik bisa saja sekaligus sebagai pengguna (user).
Seperti yang terlihat pada gambar 2.1, system owners cenderung tertarik pada bagaimana
nantinya sistem yang akan dibuat ini memberikan keuntungan pada bisnisnya. Apakah
tujuan dari sistem tersebut? Apakah sasaran dari sistem tersebut? Berapa biaya yang
dikeluarkan dalam pembuatan sistem itu? Berapa biaya yang dikeluarkan bila sistem itu
beroperasi? Apakah semua biaya yang dikeluarkan dapat mengimbangi keuntungan yang
didapat?
2. Pengguna Sistem (System Users)
Adalah orang yang biasanya mengoperasikan sistem tersebut untuk menyelesaikan
pekerjaan. Pengguna mendefinisikan spesifikasi kebutuhan dan ekspektasi performa dari
sistem yang akan dibangun. Tidak seperti system owners, system users tidak terlalu
memperhatikan biaya dan keuntungan dari sistem tersebut. Seperti pada gambar 2.1,
mereka lebih memperhatikan kemampuan dari sistem tersebut terhadap bisnis mereka.
Terdapat 3 jenis system users, yaitu:
a. Internal Users
b. External Users
c. Remote and Mobile Users
3. Desainer Sistem (System Designer)
Adalah spesialis teknik yang mendesain sistem agar sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan pengguna. Pada beberapa kasus desainer juga merupakan pembagun sistem.
Pada gambar 2.1, desainer sistem lebih tertarik pada pemilihan teknologi informasi yang
akan digunakan dan desain dari sistem itu sendiri dalam batasan teknologi yang telah
dipilih. Pada saat ini, desainer sistem lebih memfokuskan diri pada kemampuan teknikal
seperti basis data, network, user interface, ataupun perangkat lunak.
4. Pembangun Sistem (System Builder)
Adalah spesialis yang mentransfer sistem dalam sebuah operasi. Pembangun sistem ini
membangun sistem informasi yang berdasarkan spesifikasi desain yang telah dibuat oleh
desainer sistem. Biasanya pembangun sistem itu merupakan programmer, baik itu
application programmer, systems programmer, database programmer, network
administrators, dan microcomputer software specialist.
5. Analis Sistem (System Analysts)
Adalah fasilitator pembangunan sistem informasi dengan tetap menjembatani komunikasi
antara pemilik, pengguna, desainer dan pembangun sistem. Seperti yang terlihat pada
gambar 2.1, system analyst harus berinteraksi dengan semua system stakeholders karena
system analyst harus bisa menjembatani semua bagian dari system stakeholders. Terdapat
enam langkah yang harus dilakukan oleh analis sistem, antara lain:
a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada
b. Menganalisa dan mengerti permasalahan tersebut
c. Mengidentifikasi kebutuhan untuk mendapatkan solusi
d. Mengidentifikasi alternatif solusi dan menentukan langkah-langkah yang
diperlukan
e. Mendesain dan mengimplementasikan solusi yang terbaik
f. Mengevaluasi hasilnya.
6. Vendor dan Konsultan
Adalah fasilitator penjualan hardware, software dan pelayanan terhadap korporasi yang
bersangkutan. Vendor dan konsultan di sini bukan lagi hanya merupakan pemain di luar
sistem, tetapi juga telah menjadi partner bagi bisnis yang dijalankan. [Whitten, 2002]
2.3. Fokus Pada Data (Focus on Data)
Seperti halnya istilah sistem informasi dan sistem informasi manajemen, pemakaian
istilah data dan informasipun sering kali dibaurkan. Secara konseptual data dan informasi
mempunyai arti yang berbeda. Data merupakan kata jamak dari datum yang berarti gambaran
mengenai fakta, statistik dan lain sebagainya, yang belum memiliki “makna”. Sedangkan
informasi didefinisikan sebagai kumpulan dari fakta, statistik dan lain-lain yang memiliki
“makna”. Jadi yang membedakan data dari informasi adalah makna yang dikandungnya. Oleh
karena itu tidak heran kalau pemakaian kata data dan informasi sering kali dipertukarkan.
Untuk lebih memperjelas perbedaan data dan informasi kita lihat definisi sebagai berikut:
Data adalah fakta dasar tentang sebuah organisasi maupun transaksi bisnis. Kebanyakan data
memiliki makna yang terbatas dan hanya berguna untuk diri mereka sendiri. [Whitten, 2002]
Informasi adalah data yang dihasilkan dan diorganisasikan melalui suatu proses dan
mempunyai maksud tertentu bagi yang menggunakannya. [Whitten, 2002]
Setelah memahami perbedaan data dan informasi di atas, dalam membangun sebuah
sistem informasi sangat penting untuk mengetahui mengenai perancangan skema basis data
(database) yang di dalamnya terdapat beberapa pemahaman penting sebagai berikut:
1) Basis Data
Basis data merupakan komponen terpenting dalam pembangunan Sistem Informasi, karena
basis data merupakan tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang
ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam
berbagai bentuk. Basis data merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan.
Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu,
sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan
informasi.
2) Entitas
Sebuah entitas merupakan kumpulan atau satu kesatuan data yang memiliki karakteristik
yang sama. Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya)
dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada
dalam lingkup yang sama membentuk sebuah Himpunan Entitas (Entitas Set).
Sederhananya, entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang Himpunan Entitas
menunjuk pada rumpun (Family) dari individu tersebut. Seseorang memang dapat menjadi
sebuah entitas, tapi dapat berada pada Himpunan Entitas yang berbeda dengan seseorang
yang lain. Entitas bisa berupa nama orang, tempat, benda atau kejadian. Sebagai contoh
dalam bidang manufaktur, yang termasuk entitas adalah suplier, bahan baku, pengadaan
dan pengeluaran bahan baku. Sedang himpunan entitas contohnya suplier dan entitas
semua nama suplier, bahan baku dengan semua nama bahan baku dan sebagainya. Entitas
terkadang disebut tipe entitas atau kelas entitas, dapat menyatakan kejadian, atau objek.
[Abdul Kadir, 2001]
3) Atribut
Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari dari suatu entitas. Istilah lain dari atribut
adalah properti yang dimiliki oleh sebuah entitas. [Abdul Kadir, 2001]
4) Atribut Kunci (Primary Key)
Beberapa atribut mempunyai sifat, bahwa dengan mengetahui nilai yang diberikan oleh
sebagian atribut dari entitas tertentu, dapat diidentifikasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam atribut-atribut lain pada entitas yang sama. Elemen penentu di atas disebut sebagai
atribut kunci.
Dalam sebuah entitas, dimungkinkan adanya lebih dari satu atribut kunci, yang secara unik
dapat mengidentifikasikan sebuah entitas. Data atribut-atribut kunci ini merupakan suatu
calon (candidates key) untuk menjadi atribut kunci utama. Pemilihan elemen kata kunci ini
harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
5) Atribut Tamu (Foreign key)
Merupakan atribut yang berasal dari entitas lain yang berada di suatu entitas tertentu, atau
pointer record file yang berbeda dari sebuah database. Atribut tamu merupakan
penghubung antar entitas satu dengan entitas lainnya. [Whitten, 2002]
6) Relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal daris
himpunan entitas yang berbeda. [Abdul Kadir, 2001]
2.3. Fokus Pada Proses (Focus on Process)
Dalam perancangan sebuah sistem informasi terdapat beberapa alat pengembangan
sistem yang dapat digunakan untuk merancang sebuah skema aktivitas atau proses dalam sistem
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sebuah alat pengembangan sistem yang berorientasi pada
proses dalam merancang sebuah sistem informasi. Ada beberapa macam alat pengembangan
sistem yang berorientasi pada proses, diantaranya adalah seperti yang akan dijelaskan di bawah
ini.
a. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan
interaksi SI tersebut dengan lingkungan di mana sistem tersebut ditempatkan. serta untuk
menentukan jangkauan dari sistem.
Dalam penggambaran itu, sistem dianggap sebagai sebuah objek yang tidak dijelaskan secara
rinci karena yang ditekankan adalah interaksi sistem dengan lingkungan yang akan
mengaksesnya. [Budi Sutedjo, 2002].
Dalam pembentukan diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau eksternal perusahaan, dan departemen yang
terkait. Di mana sistem itu akan digunakan, harus diidentifikasi secara rinci dan jangan
sampai ada yang terlewatkan.
2. Kemungkinan kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan sistem harus
diidentifikasi secara lengkap.
3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat
memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang akan dibentuk.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pembuat sistem [Budi Sutedjo, 2002].
Dalam DFD terdapat beberapa komponen penting yaitu :
1. Proses, digambarkan dalam bentuk persegi panjang bersudut tumpul (bentuk Gane dan
Sarson) yang menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Pada umumnya,
proses didefinisikan dengan kata tunggal atau kalimat sederhana seperti dapat dilihat
pada gambar 2.2 berikut .
Proses InputBiodata Siswa
Gambar 2. 2 Contoh Proses
2. Agen Eksternal (external agent), digambarkan dengan persegi empat (bentuk Gane dan
Sarson) yang mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain,
yang berada di luar lingkup proyek itu tetapi berinteraksi dengan sistem. Gambar 2.3
berikut memperlihatkan contoh agen eksternal. [Whitten, 2002]
TU
Gambar 2. 3 Contoh Agen Eksternal
3. Aliran data, merupakan komunikasi antara proses dan lingkungan sistem. Komponen ini
digambarkan dengan menggunakan anak panah menuju ke/dari proses. Aliran data dari
data store ke proses mengindikasikan bahwa data tersebut akan di-”baca” untuk tujuan
tertentu. Sedangkan aliran data dari proses menuju data store mengindikasikan bahwa
data akan dibuat, dihilangkan, atau diperbarui. Gambar 2.4 berikut memperlihatkan
contoh aliran data. [Whitten, 2002]
Memasukkandata siswa
Perubahandata siswa
Melihatdata siswa
Menghapusdata siswa
Data siswa
data siswaInput Datasiswa baru
“buat”
Menghapusdata siswa
data siswa dihapus
“hapus”
“baca”
Melihatdata siswa
Data siswa yangingin dilihat
Perubahandata siswa
“perbarui”
Data siswa baru
Gambar 2. 4 Contoh Aliran data dari dan ke Data store
4. Data Store, sebagian besar sistem informasi mengcapture data untuk digunakan
kemudian. Data tersebut disimpan dalam data store, simbol akhir dalam diagram aliran
data. Simbol tersebut dinyatakan dengan kotak open-end (bentuk Gane dan Sarson). Data
store adalah “inventori” data. Sinonimnya antara lain file dan database. Gambar 2.5
berikut memperlihatkan contoh data store. [Whitten, 2002]
data siswa
Gambar 2. 5 Contoh Data Store
b. Use Case List atau Event Response
Use Case List atau Event Responsedisusun untuk mengidentifikasi dan menentukan response
yang harus disediakan oleh sistem bila terjadi sebuah event. Event adalah bagian dari unit
logical yang harus diselesaikan secara keseluruhan. Dalam arti event ini dipacu oleh sebuah
input yang kemudian baru akan berakhir bila sebuah proses sudah memberikan output. Pada
beberapa situasi, event juga disebut juga sebagai transaksi.
c. Hierarcy plus Input-Output-Prosess (HIPO)
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output) merupakan alat dokumentasi program yang
dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO juga telah banyak digunakan
sebagai alat bantu untuk merancang dan mendokumentasikan siklus pengembangan sistem.
HIPO telah dirancang dan dikembangkan untuk menggambarkan struktur bertingkat guna
memahami fungsi dari modul-modul suatu sistem. HIPO juga dirancang untuk
menggambarkan modul-modul yang harus diselesaikan oleh pemrogram. HIPO tidak dipakai
untuk menunjukkan instruksi-instruksi program yang akan digunakan, disamping itu HIPO
menyediakan penjelasan yang lengkap terhadap input yang akan digunakan, proses yang
akan dilakukan serta output yang diinginkan [Budi Sutedjo, 2002].
2.3. Fokus Pada Tampilan (Focus on Interface)
Sistem informasi harus dirancang sedemikian rupa dalam hal interface dengan tujuan
agar sistem tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna sistem dan pemakai
informasi. Selain itu sistem juga harus dirancang agar memiliki compatibility dengan sistem
lainnya yang diperlukan.
Dalam merancang interface pada sistem informasi terdapat beberapa aspek sudut
pandang dari stakeholder system yang dipertimbangkan antara lain:
Sudut pandang pemilik sistem
Kebanyakan pemilik sistem tidak tertarik mengenai bagai mana data mentah itu ada, tetapi
lebih tertarik pada bagai mana sebuah sistem informasi dapat menambahkan pengetahuan
yang baru (Bussiness Knowledge) yang didalamnya menyangkut akurasi dan informasi
yang relevan.
Sudut pandang pengguna sistem
Data yang merepresentasikan kebutuhan pengguna baik itu dalam hal enitas, atribut,
hubungan antar data dan aturan-aturan yang berlaku dalam sistem tersebut.
Sudut pandang desainer sistem
Setelah pengguna mengutarakan kebutuhannya akan data, selanjutnya desainer sistem
menerjemahkan data-data tersebut kedalam sebuah skema database.
Sudut pandang pembangun sistem
Mengaplikasikan skema database ke dalam bahasa pemrograman.
2.4 Normalisasi
Normalisasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemodelan basis data dari bentuk yang
hubungan datanya tidak terstruktur ke bentuk basis data yang lebih terstruktur dan jelas
hubungannya dengan data lainnya. Proses normalisasi dilakukan dengan memecah relasi menjadi
dua atau lebih relasi yang lebih kecil dengan jumlah atribut yang lebih kecil pula hingga menjadi
bentuk normal. [Abdul Kadir, 2001].
Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data
dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Beberapa level yang
biasa digunakan pada normalisasi adalah :
a. Bentuk Tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan di rekam, tidak ada keharusan mengikuti
format tertentu, sehingga terdapat kemungkinan data tersebut tidak lengkap atau terduplikasi.
Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat melakukan input.
b. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1-NF)
Langkah pertama dari proses normalisasi adalah mentransformasikan ke dalam bentuk
tabel dua dimensi. Perpotongan antara baris dan kolom hanya memuat satu nilai data, tidak boleh
ada pengulangan nilai pada perpotongan antara baris dan kolom.
Bentuk normal pertama mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file, data
dibentuk dalam satu demi satu record dan nilai dari field-field berupa ”atomic value” (bagian
yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya),
tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda, tiap field hanya memiliki satu
pengertian, bukan kumpulan data yang memiliki arti mendua, hanya satu arti saja dan juga
bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain.
c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2-NF)
Bentuk normal kedua memiliki syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk
normal pertama, atribut bukan kunci (atribut yang bukan merupakan bagian kunci primer)
haruslah bergantung sepenuhnya secara fungsi pada kunci primer (primary key). Sehingga untuk
membentuk normal kedua haruslah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan
dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
Setiap relasi bentuk normal kedua juga termasuk dalam bentuk normal pertama,
sebaliknya relasi dalam bentuk normal pertama belum tentu termasuk dalam bentuk normal
kedua.
d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3-NF)
Relasi dikatakan memiliki bentuk normal ketiga yaitu jika sudah berada dalam bentuk
normal kedua, dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci
primer [Abdul Kadir, 2001]
2.5 System Development Process
Menurut Jeffery, L Whitten dalam System Analysis and Design Methode 5th Edition,
System Development Process (2002) merupakan sekumpulan aktivitas, metode dan peralatan
yang dibutuhkan oleh stakeholder system dalam membangun dan memelihara sistem.
Adapun fasa aktivitas tersebut dibagi dalam tujuh langkah dasar yaitu:
1. Investigasi Awal (Preliminary Investigation)
Tujuan dari investigasi awal ada dua, yang pertama menjawab pertanyaan “Apakah
keuntungan yang didapat dari pembangunan sistem yang bersangkutan?” Untuk menjawab
pertanyaan ini harus mendefinisikan permasalahan secara jelas, peluang keberhasilan,
petunjuk yang menjadi pemicu adanya proyek. Kedua, fasa ini juga harus menghasilkan
Project Charter, yaitu berupa membangun perencanaan aktivitas, identifikasi awal
kebutuhan dan batasan pada sistem, pihak yang berpartisipasi dalam proyek, biaya yang
dibutuhkan dan jadwal.
2. Tahap Analisis Permasalahan (Problem Analysis)
Pada fasa ini diidentifikasi sistem yang telah ada sekarang, baik itu dari segi proses-proses
aliran informasi yang ada, entitas yang terlibat, dokumen-dokumen dari aliran informasi.
Pada tahap ini akan digambarkan secara garis besar sistem yang ada sekarang untuk
selanjutnya dianalisis permasalahan dan kelemahannya, lalu ditindaklanjuti dalam bagian
perancangan sebagai bagian yang akan diperbaiki. Di sini tim pembangun sistem
diharapkan mengetahui secara lebih detail mengenai apa yang menjadi penyebab
diadakannya pembangunan sistem dengan menjawab pertanyaan “Apakah keuntungan
perbaikan sistem ini akan melebihi biaya yang dibutuhkan dalam perbaikan sistem?”
3. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)
Sebelum melangkah lebih jauh pada tahap desain sistem, terlebih dahulu harus mengetahui
apa yang harus dilakukan oleh sistem yang akan dibangun, bukan bagaimana sistem
tersebut harus melakukan sesuatu. Dengan demikian akan dapat didefinisikan apa yang
dibutuhkan oleh sistem. Secara esensial, tujuan dari analisis kebutuhan sistem adalah untuk
mengidentifikasikan data, proses dan interface yang dibutuhkan dalam sistem yang akan
dibangun.
4. Tahap Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Pada tahapan sebelumya, yaitu tahap analisis kebutuhan mungkin saja terdapat banyak
alternatif untuk mendesain sistem infomasi yang akan dibangun. Untuk itu pada fasa ini
terdapat beberapa pertanyaan yaitu:
- Berapa banyak sistem yang harus terkomputerisasi?
- Haruskah kita membeli software atau membuat sendiri?
- Apakah sistem hanya terbatas pada jaringan internal, atau berbasis WEB?
- Apa jenis teknologi informasi yang tepat digunakan dalam aplikasi yang akan dibuat?
5. Tahap Perancangan Sistem
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mentransformasikan kebutuhan sistem ke dalam desain
sesuai spesifikasi yang dibutuhkan oleh tahap pembangunan sistem. Dengan kata lain tahap
ini mengalamatkan pada bagaimana teknologi yang akan diterapkan pada sistem yang baru.
Desain membutuhkan ide dan pendapat dari berbagai pihak, terutama stakeholder dari
sistem itu sendiri. Pada tahap ini desainer mengimplementasikan target sistem yang telah
ditetapkan pada tahapan sebelumnya.
6. Tahap Pembangunan (Construction)
Merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat ke dalam bahasa pemrograman.
Pada tahapan ini tim proyek harus menyusun database, aplikasi dan interface dari sistem
dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti Visual Basic, Java, C++, atau Delphi.
7. Tahap Implementasi
Merupakan tahap peralihan dari sistem lama ke sistem baru. Pada tahapan ini tim
pembangun sistem harus memastikan apakah sistem yang baru berjalan dengan baik.
Pada tahapan ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan, antara lain :
a. Pemrograman dan pengujian.
Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang
digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masing-
masing instruksi. setiap program menjalani pengujian secara individual untuk
memastikan bahwa program bebas dari kesalahan.
b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.
c. Konversi
Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam
rangka menggantikan sistem yang lama.
d. Pelatihan kepada pemakai.
e. Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi acuan
pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan implementasi, dokumentasi yang
dibuat dapat dibagi menjadi tiga jenis, pertama, dokumentasi operasi yang meliputi
jadwal pengoperasian, cara pengoperasian peralatan, faktor-faktor keamanan, dan masa
berlakunya suatu berkas. Kedua, dokumentasi pengembangan yang menjabarkan sistem
secara lengkap, mencakup deskripsi sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk
basis data, bagan alir program, dan hasil pengujian. Ketiga, dokumentasi pemakai yang
berisi petunjuk untuk menggunakan masing-masing program dan juga mencakup materi
pelatihan [Abdul kadir, 2001]
Budi Sutedjo, Dharma Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2002.
Jogiyanto, HM, Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.
Kadir, Abdul, Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.
Kadir, Abdul, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.
Purwasasmita, Mubiar, Konsep Teknologi, ITB, 2000.
Simatupang, Togar M., Teori Sistem, Suatu Perspektif Teknik Industri, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 1995.
Whitten, L Jeffery and Bently D Lonnnie, System Analist And Design Methode 5th Edition,
McGraw-Hill Education, 2002.
top related