validasi metode mb
Post on 15-Apr-2016
107 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENANGANAN CONTOH UJI SEBELUM DI ANALISis
1. Tujuan :
Untuk mengkondisikan contoh dengan lingkungan tempat proses amalisa.
2. Acuan :
3. Pelaksana :
Penyelia di Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan
4. Instruksi Kerja :
4.1. Contoh yang di terima dalam laboratorium diletakan di meja analisa
4.2. Tunggu hingga suhu pada botol tempat contoh sama dengan suhu kamar tempat
analisa (bila botol dipegang tidak terasa dingin)
4.3. Contoh telah siap untuk dikerjakan analisa pengujian sesuai parameter yang diminta
5. Dokumen Terkait :
- Buku Catatan Pengujian
- Buku Hasil Pengujian
PEMBUANGAN LIMBAH MEDIA BIOLOGI
1. Tujuan.
Untuk menjamin bahwa limbah yang dibuang dilakukan dengan benar dan tidak
mencemari lingkungan
2. Acuan.
3. Pelaksana.
Petugas pembuat media dan reagensia Laboratorium Biologi Lingkungan
4. Instruksi Kerja
4.1. Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus
4.2. Masukkan ke dalam autoclave dan lakukan sterilisasi dengan suhu 121˚C selama
15 menit
4.3 Setelah dingin lakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan limbah
yang telah disediakan
4.4 Lakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham kemudian keringkan dalam
satu tempat yang tersedia
5.Dokumen terkait. –
PENANGANAN SISA CONTOH UJI
1. Tujuan :
Untuk menjamin sisa contoh uji ditangani dengan benar dan aman
2. Acuan :
3. Pelaksana :
Petugas analisa di Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan
4. Instruksi Kerja :
4.1. Ambil contoh yang sudah selesai dianalisa, kemudian dibedakan menjadi tiga bagian4.1.1 Contoh habis
4.1.2 Contoh dibuang, karena sifatnya rutin dan tidak bersifat kasus
4.1.3 Contoh disimpan, karena bersifat kasus, yaitu ada segel contoh uji dan ada
keterangan kasus dari instansi pengirim. Contoh seperti ini diperlakukan
sebagaimana yang tercantum di dalam Instruksi Kerja Penyimpanan Contoh
Arsip.
4.2. Contoh yang habis dan contoh yang dibuang seperti yang tertera pada 4.1.1 dan
4.1.2 ditulis nomor kodenya pada buku agenda contoh dan diparaf oleh penyelia
4.3. Untuk sisa contoh uji kategori B3 infeksius, maka sisa contoh uji didesinfeksi
terlebih dulu atau disterilisasi dalam autoclave bersuhu 121º C selama 15 menit. Sisa
contoh uji non B3 bisa langsung dibuang.
5. Dokumen Terkait : -
PEMBUATAN LAPORAN HASIL PENGUJIAN
1. Tujuan :
Untuk menjamin data hasil pengujian
2. Acuan :
3. Pelaksana :
Bagian pengetikan Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan
4. Instruksi Kerja :
4.1. Ambil buku laporan hasil pengujian, cari nomor contoh uji yang telah selesai
pengujiannya
4.2. Buka file hasil, masukkan data yang terdapat pada buku laporan hasil pengujian
4.3. Simpan hasil tersebut di atas
4.4. Hasil yang sudah lengkap di file komputer dan sesuai dengan kodenya dicetak
rangkap empat (4)
4.5. Hasil pengetikan diletakkan di tempat khusus supaya mudah untuk dicari. Ambil 1
lembar hasil pengetikan dan simpan sebagai arsip
5. Dokumen Terkait :
- Buku Hasil Pengujian
- Format Laporan Hasil Pengujian Laboratorium Biologi Lingkungan
CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
1. Tujuan.
Untuk menjamin contoh yang diambil untuk diuji memenuhi syarat pengujian.
2. Acuan.
3. Pelaksana.
Petugas pengambil contoh uji.
4. Instruksi Kerja
Botol contoh pemeriksaan mikrobiologi harus bersih dan steril, sterilisasi dilakukan
dalam autoclave pada suhu 121˚C, tekanan 2 Atm selama 15 menit. Botol sebaiknya
mempunyai mulut lebar dan bertutup basah, botol yang tutupnya masuk kedalam leher,
harus diberi kertas pelindung. Kertas pelindung ditutupkan di atas tutup dan diikat
mengelilingi leher botol sebelum disterilkan. Volume botol yang telah berisi natrium
thio sulfat untuk menetralkan sisa klornya. Penambahan larutan natrium thio sulfat 10%
sebanyak 0.1 ml, cukup untuk menetralkan sisa klor 15 mg/l dalam contoh air.
Pemeriksaan sisa klor harus ditempat pengambilan.
4.1. Bahan dan peralatan yang diperlukan :
- Botol contoh
- Kertas Pembungkus
- Larutan Natrium thio sulfat 10%
- Kapas Ethanol 70%
- Krustang
- Lampu Bunsen
- pH meter dan alat uji klor
- Autoclave
CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
4.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil contoh
- Mulut botol contoh dan kapas sumbat botol harus dijaga steril ( jangan
terkontaminasi tangan )
- Pengambilan baik sebelum atau sesudah mengisikan contoh.
4.3 Cara pengambilan contoh air
4.3.1 Pengambilan Contoh air dari jaringan pipa dan sumur pompa tangan
- Kran dibuka penuh an dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu
yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil, kemudian ditutup
- Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala api dari lampu bunsen
- Kran dibuka 1-2 menit, kemudian penutup botol dilepas dengan tangan kiri dan
botol dipegang dengan tangan kanan
- Botol diisi sampai 2/3 bagian volume botol
- Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan dengan keterangan
sebagai berikut :
- Jenis sumber air
- Lokasi dan Waktu pengambilan
- Nama Petugas Pengambil contoh
Catatan :
- Air harus jelas berasal dari pipa persil yang dihubungkan langsung dengan pipa
induk.
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai
- Dihindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang dipasang
pada kran atau dari kran bocor
- Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh
CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
4.3.2 Pengambilan contoh sumur gali, resevoar, kolam renang dan mata air
- Contoh diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian bawahnya dan bertali +
20 m, yang diakui pada pertengahan botol. Sebelum disterilkan, botol dibungkus
dengan kertas. Sebaiknya mengambil contoh air tangan dibasuh dengan alkohol
70%. Urutan pengambilan contoh sebagai berikut :
- Botol dipegang bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak boleh menyentuh
botol
- Tali dilepas dan botol diturunkan pelan-pelan, sampai mulut botol masuk minimum
10 cm dari permukaan
- Setelah botol berisi penuh, botol diangkat dan isi dikurangi tinggal menjadi 2/3
bagian volume botol
- Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkus,
diikat pada lehernya, kemudian tempeli dengan keterangan
Catatan :
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding
- Botol pemeriksa sisa klor dan pH, contoh diambil dengan botol lain yang tidak diberi
natrium thio sulfat
4.3.3 Pengambilan air sungai, danau dan waduk
Botol contoh yang digunakan dipilih yang tidak mengandung natrium thio sulfat. Untuk
mengambil contoh air sungai, danau dan waduk. Botol contoh dipegang didekat
dasarnya dan lehernya diarahkan ke bawah permukaan air, botol selanjutnya diputar
sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol mengarah pada aliran. Bila tidak
terdapat aliran, seperti pengambilan contoh air waduk, perlu dibuat dengan cara
mendorong maju horisontal dengan arah menjauh dari tangan.
CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
Bila kita berada di perahu, pengambilan contoh air dilakukan pada tempat-tempat yang
dekat dengan perahu. Apabila tidak memungkinkan mengambil contoh air sebagaimana
seperti tersebut di atas, maka dapat dilakukan pengambilan contoh seperti sumur gali
Catatan :
- Contoh air sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat dengan
permukaan
- Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
- Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh dapat diambil dari tepi, tetapi pada jarak
paling sedikit 1 meter dari tepi sungai
- Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat
diambil botol pemberat
PENCUCIAN GLASS WARE LAB. BIOLOGI
I. TujuanUntuk menjamin alat – alat gelas siap dipakai untuk pengujian contoh dan menghindari
kesalahan pengujian yang disebabkan karena alat gelas yang kotor.
2. Ruang LingkupLingkup pembersihan meliputi cara pencucian dan pengeringan alat gelas di
Laboratorium Biologi lingkungan
3. Acuan
4. Pelaksana
Petugas analisa
5. Instruksi Kerja
5.1. Bahan gelas umumnya
5.1.1. Bahan gelas (botol contoh uji, gelas erlenmeyer dan pipet) dicuci dengan
menggunakan deterjen.
5.1.2. Bilas dengan air bersih
5.1.3. Keringkan
5.1.4. Bumgkus dengan kertas coklat dan siap disteril
5.1.5. Keringkan kembali
PENCUCIAN GLASS WARE LAB. BIOLOGI
5.2. Bahan gelas khusus (tabung reaksi dan petri dish)
5.2.1. Tabung reaksi dan petridish yang telah digunakan, disteril dengan
autoclave.
5.2.2. Setelah dingin buang kotoran yang tersisa.
5.2.3. Rendam dengan larutan disinfektan + 30 menit
5.2.4. Cuci dengan air sabun dan bilas dengan air sampai bersih.
6. Dokumen terkait : -
PEMERIKSAAN BAKTERI GOLONGAN KOLIFORM PD AIR
METODE 15 TABUNG (PENGENCERAN) UTK AIR BADAN AIR & AIR LIMBAH
Jika contoh uji diperkirakan telah terkontaminasi berat, maka 1 ml dari setiap langkah pengenceran ditanam ke dalam lima tabung yang mengandung 10 ml media Lauryl triptose broth single strength.
1. Uji Praduga ( Presumtif Test )
- Siapkan 15 tabung Lauryl triptose broth tripel strengh( isi @ 10 ml ), siapkan pula air
pengencer buffer phospat sebanyak 4 tabung ( isi @ 90 ml ).
- Kocok contoh uji hingga homogen.
- Ke dalam tabung pengencer ke I tambahkan 10 ml contoh, kocok sampai homogen
maka diperoleh pengenceran 10-1.
- Ke dalam tabung air pengencer ke II tambahkan 10 ml contoh dari pengenceran 10-1
kocok sampai homogen maka diperoleh pengenceran contoh uji 10-2
- Lakukan pengenceran pada contoh uji hingga didapat pengenceran 10-3 dan 10-4 atau
dibuat sesuai pengenceran yang dikehendaki.
PEMERIKSAAN BAKTERI GOLONGAN KOLIFORM PD AIR
- Ke dalam 5 tabung Lauryl triptose broth single strength masing- masing
inokulasikan dengan 1 ml contoh dari pengenceran 10-2 . Ke dalam 5 tabung Lauryl
triptose broth single strength masing- masing diinokulasi dengan 1 ml contoh dari
pengenceran 10-3 dan ke dalam 5 tabung Lauryl triptose broth single strength yang
- lain masing- masing diinokulasi dengan 1 ml contoh dari pengenceran 10-4.
- Semua tabung Lauryl triptose broth single strength Lauryl triptose broth diinkubasi
pada suhu 35ºC/37ºC selama 24- 48 jam.
2. Uji Penegasan ( Confirmasi Test )- Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positip pada uji presumtif, kocok dan
ambil masing – masing 1 ose
- Inokulasikan pada tabung BGLB. Tabung BGLB diinkubasi pada suhu 35ºC /37ºC
selama 24 – 48 jam.
- Jumlah tabung BGLB yang positip gas dicatat dan hasilnya dirujuk ke tabel MPN
Angka yang diperoleh dari tabel menunjukan MPN Coliform per 100 ml contoh uji
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL PD AIR
I. Prinsip :
Menaburkan sejumlah air yang mengandung kuman dalam media, koloni yang tumbuh
dihitung sebagai jumlah kuman.
2. Metode : Pour plate ( Penaburan )
3. Alat yang dipakai :
a. Alat laboratorium : timbangan, autoclave, incubator, coloni counter.
b. Alat gelas : pipet, tabung reaksi, petridisk, bekerglass, erlenmeyer, gelas
ukur
4. Media yang digunakan : - Plate Count Agar / Nutrient Agar
- Buffer phospat (pengencer)
5. Prosedur
5.1 Cawan petri dibalik dan bagian belakang dari tiap cawan petri diberi keterangan ;
nomer contoh . tanggal, pengenceran
5.2 Contoh air dalam botol dicampur supaya distribusi mikroorganisme merata .
5.3 Diambil 1 ml contoh dengan pipet steril dan dimasukkan tabung pengenceran I,
yang berisi 9 ml air pengencer. Dicampur merata hingga diperoleh pengenceran 10
kali.
5.4 Dari tabung pengencer I ( pengenceran 10 kali ), diambil 1 ml , dimasukkan ke
tabung pengencer II, yang berisi 9 ml air pengencer. Dicampur merata hingga
diperoleh pengemceran 100 kali .
5.5 Pengenceran diulangi sampai tabung yang terakhir , pengenceran tergantung dari
kualitas air yang akan diperiksa. Untuk air yang didesinfektan, tidak perlu diencerkan
. Sedang air sumur pengencerannya dapat sampai 100.000 kali.
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL PD AIR
5.6 Dari 2 tabung pengenceran terakhir, diambil masing – masing 1 ml, dimasukkan
dalam petri I dan II ( disesuaikan dengan tanda pada cawan petri ). Cawan petri III
diberi 1 ml air pengenceran untuk control
5.7 Dituangi agar yang mempunyai suhu 44 ° C – 46 ° C ke dalam ketiga cawan petri,
dicampur dengan menggoyang berputar setiap kali menuangkan agar.
5.8. Setelah agar mengeras , cawan petri dibalik dan diinkubasi pada suhu 35°C
VI. Skema Kerja :
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL PD AIR
9 ml air pengencer + 1 ml contoh uji …….. (P1)
9 ml air pengencer + 1 ml P1…..(P2)
Ambil 1 ml hasil pengenceran pertama (P1)Masukkan petri disk . Tuangkan media PCA
Ambil 1 ml hasil pengenceran kedua (P2)Masukkan petri disk . Tuangkan media PCA
Ambil 1 ml larutan pengencer masukkan petri disk dan tuangkan media PCA(sebagai kontrol)
Masukkan ketiga petri disk tersebut dalam inkubator 35ºCselama 2 x 24 jam
Baca jumlah koloni yang tumbuh
7. Cara Perhitungan :
7.1 Contoh air yang sudah dieramkan selama 48 jam diamati dan dihitung jumlah
koloni yang ada.
6.2 Apabila perhitungan tidak dapat dilakuakn pada akhir 48 jam, masih dapat
ditunda sampai 24 jam dengan syarat didinginkan 5°C - 10°C
6.3 Dihitung jumlah kuman ( koloni ) setelah 48 jam dari lempeng yang berisi
koloni 30 – 300 saja.
6.4 Bila jumlah koloni yang tumbuh pada lempeng berisi 1 ml contoh air kurang
dari 30 hasil tetap dipakai dengan mengabaikan ketentuan di atas.
6.5 Apabila jumlah koloni yang tumbuh pada lempeng semuanya melebihi 300
maka dipilih lempeng yang jumlah koloni mendekati 300.
6.6 Hasil ditulis dalam bilangan yang terdiri tidak lebih dari dua angka dibelakang
koma sebagai pembulatan
Contoh perhitungan :
Lempeng I Pengenceran 10 kali = p koloni
Lempeng II Pengenceran 100 kali = q koloni
Lempeng III Kontrol = r koloni
Jumlah koloni / ml = ( p – r ). 10 + ( q – r ). 100 2
PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA PD AIR
I. Metode : Membran filter
2. Prinsip :
Bakteri Salmonella yang terfilter, diinokulasikan pada media pengaya dan kemudian
diisolasi pada media selektif, dan dilakukan identifikasi terhadap koloni yang spesifik.
3. Alat yang dipakai :
a. Alat laboratorium : membran filter set, membran filter steril, pinset, lampu spiritus,
laminar flow, inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, oose
4. Media yang digunakan :
- Tetrathionate Broth - Triple Sugar Iron Agar
- Selenite Cystin Broth - Nutrient agar
- Mac Conkey Agar - Larutan natrium klorida 0,85 %
- Bismuth Sulfit Agar - Salmonella antisera polivalen O
- Lysine Iron Agar
5. Prosedur
Siapkan seperangkat penyaring membran steril. Setelah sampel dikocok homogen (25
kali) lakukan penyaringan aseptis sebanyak 1000 ml. Dengan menggunakan pinset dan
gunting steril, filter dibagi dua dan masing-masing dimasukkan ke dalam 100 ml SCB
dan 100 ml TB. Inkubasikan pada suhu 43º selama 18 – 24 jam.
5.1 Isolasi :
Biakan SCB dan TB masing-masing digoreskan pada media BGA dan BSA. Diinkubasi
pada suhu 37º selama 24 jam. Amati adanya koloni transparan pada BGA dan koloni
PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA PD AIR
Coklat hingga hitam yang kadang-kadang disertai kilap logam pada BSA.
5.2 Identifikasi :
Pilihlah dua atau lebih koloni tersangka pada BGA dan BSA , inokulasikan pada TSIA,
LIA dan NA dengan cara tusukan dan goresan. Inkubasikan pada suhu 37º selama 18 –
24 jam. Biakan diduga salmonella positif bila :
Pada TSIA : terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada
media di dasar tabung dengan atau tanpa pembentukan hidrogen sulfit.
Pada LIA : terlihat warna ungu. Bila permukaan LIA berwarna ungu
sedangkan bagian dasar berwarna ungu, dianggap negatif
5.3 Uji Serologi :
Ambil satu ose biakan dari NA miring dan suspensikan dengan satu tetes natrium
klorida 0,85 % pada kaca obyek. Jika terjadi aglutinasi spontan, teteskan antisera
salmonella polivalen O pada suspensi. Kemudian homogenkan dengan cara
menggoyangkan kaca obyek atau menggunakan ose.. Amati selama satu menit. Jika
terjadi aglutinasi berarti salmonella positif
PEMERIKSAAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
1. Metode : Tabung Ganda (Multiple tube)
2. Prinsip : Bakteri dalam asparagin akan berflouresensi (hijau) pada pembacaan
di lapangan gelap dengan sinar UV
3. Alat
4. Media : - Asparagine broth
- Acetamide broth
- Phenol Red
- NaOH 0,01 N
5. Prosedur :
5.1 Uji Pendugaan (Presumtive Test)
- Siapkan 5 tabung asparagine broth single strenght dan 10 tabung aspragine
double strenght dalam 3 kelompok tabung (555), untuk di inokulasikan contoh
uji sebanyak 10 ml, 1 ml & 0,1 ml
- Secara aseptis contoh uji diinokulasikan pada masing-masing tabung
- Di inkubasi pada suhu 35-37oC selama 24-48 jam’
- Pembacaan dilakukan di ruang gelap dengan sinar UV, dan hasil positif bila
terdapat flouresensi (hijau) pada tabung inoculan.
- Tabung yang positif di teruskan pada tes penegasan (Confirmed test)
PEMERIKSAAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
5.2 Uji Penegasan (Confifmed Test)
- Ingkubator 35/37oC- lampu spirtus & korek api- rak tabung- spidol- Pipet 1 & 10 ml
- Autoclave- ose- lampu UV- Filler
- Disiapkan 5 tabung acetamide broth sejumlah tabung yang positif pada tes
pendugaan
- Secara aseptis contoh uji di inokulasikan dari masing-masing tabung positif ke
asetamide broth dengan menggunakan ose
- Di ingkubasi pada suhu 35-37oC selama 24 - 48 jam
- Dilakukan pembacaan dan biakan dinyatakan positif bila terjadi perubahan
warna menjadi ungu.
- Jumlah tabung yang positif dikorelsikan dengan tabel MPN/JPT yang terhitung
dalam 100 ml contoh uji.
6. Perhitungan :
JPT Pseudomonas/ 100 ml = Tabel JPT x 10volume contoh yang terbesar diuji
PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS
I. Prinsip : Bakteri Staphylococcus yang terfilter, diinokulasikan pada media pemupuk
dan kemudian diisolasi pada media selektif, dan dilakukan identifikasi
terhadap koloni yang spesifik broth
2. Metode : Membran Filter
3. Peralatan yang dipakai :
a. Alat laboratorium : membran filter set, membran filter steril, pinset, lampu
spiritus, laminar flow, inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, ose
4. Media dan reagensia yang digunakan :
- NaCl Sugar Iron Agar - pewarnaan gram
- Mannitol Salt Agar
- Koagulase test
- Katalase test
- PZ steril
5. Prosedur
5.1 Siapkan seperangkat penyaring membran steril. Setelah sampel dikocok homogen (25 kali) lakukan penyaringan aseptis sebanyak 1000 ml. Dengan menggunakan pinset dimasukkan ke dalam 100 ml NaCl broth Inkubasikan pada suhu 37º C selama 18 – 24 jam.
5.3 Kemudian hasil penanaman dari NaCl broth ditanam pada Mannitol Salt Agar dalam cawab petri di strake dengan ose. Kemudian di inkubasi pada suhu 35-37oC selama 24 jam
5.4 Lakukan pengecatan gram pada sebagian koloni tersangka (koloni berwarna kuning, memecah manitol). Bila positif, tanam sisa koloni tersebut pada media NA slank. Inkubasi 35-37oC selama 24 jam.
5.5 Lakukan test katalase dan test koagulase
PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS
5.5.1 Test katalase1. Teteskan beberapa tetes larutan H2O2 pada obyek glass.2. Ambil satu ose bakeri,suspensikan pada obyek glas tersebut.3. Amati, hasil positif bila terjadi gelembung gas.
5.5.2 Test koagulaseMenggunakan staphaurex rapid test1. Kondisikan reagen pada suhu ruang, lalu homogenkan.2. Teteskan satu tetes reagen pada slide.3. Ambil satu koloni kuman dari media NA slank dengan lidi steril, homogenkan.4. Campur, dengan menggoyang slide secara memutar selama 20 detik.5. Amti,
Hasil positif bila terjadi gumpalan dengan latar belakang hitam yang jelas.Hasil negatif bila tidak terjadi gumpalan.
Hindari memutar slide terlalu lama (lebih dari 20 detik), karena dapat menghasilkan hasil positif palsu.
PEMERIKSAAN BAKTERI VIBRIO KHOLERA PD AIR
I. Prinsip
Bakteri Vibrio kholera yang terfilter, diinokulasikan pada media pemupuk dan
kemudian diisolasi pada media selektif, dan dilakukan identifikasi terhadap
koloni yang spesifik.
2. Metode : Membran filter
3. Peralatan :
a. Alat laboratorium : membran filter set, membran filter steril, pinset, lampu
spiritus, laminar flow, inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, oose
4. Media/Reagensia :
- Alkali Pepton Water
- TCBS Agar
- TSIA/KIA
- Biokimia reaksi
- Serum Aglutinasi Ogawa. Inaba
- PZ steril
5. Cara Kerja :
5.1 Siapkan seperangkat penyaring membran steril. Setelah sampel dikocok homogen
(25 kali) lakukan penyaringan aseptis sebanyak 1000 ml. Dengan menggunakan
pinset dan gunting steril, filter dibagi dua dan masing-masing dimasukkan ke dalam
100 ml APW dan Inkubasikan pada suhu 37º selama 6-8 jam.
5.2 Pindahkan kemedia TCBS dan Inkubasikan pada suhu 37º selama 24 jam.
PEMERIKSAAN BAKTERI VIBRIO KHOLERA PD AIR
5.3 Amati pertumbuhan yg terjadi, bila terdapat koloni warna kuning pindahkan ke
media TSIA/KIA dan Inkubasikan pada suhu 37º selama 24 jam.
5.4 Amati pertumbuhan yg terjadi, bila terjadi perubahan warna kuning pd dasar dan
lereng , pindahkan ke media biokimia reaksi (Mycrobact) dan sebagian di
reaksikan dengan antigen Inaba Atau Ogawa
- Vibrio cholera Positif bila hasil biokimia mengarah sesuai pada table dengna
didukung adanya aglutinasi pd konfirmasi dengan tes antigen Ogawa/ Inaba.
PEMERIKSAAN BENTHOS
I. Prinsip
Tanah/lumpur yang terambil disaring sampai mendapatkan biota yang dicari, kemudian di
hitung dan di identifikasi dengan membandingkan dengan standar.
2. Metode : Komparator (membandingkan dengan standart)
3. Peralatan :
- Pincet
- Grab sampler
- Saringan benthos
- Mikroskup/loop
4. Reagensia : Formalin 10%
5. Cara Kerja :
5.1 Tanah/lumpur yg sudah terambil dimasukkan dalam saringan
5.2 Guyur menggunakan air kran dg hati-hati sampai tanah/lumpur habis
5.3Ambil biota yg terisortir dari saringan dengna menggunakan pincet
5.3 Amati jenis biota yg ada dengan membandingkan pada standart
5.4 Kemudian hitung jumlah biota berdasar jenisnya
5.5 Pelaporan hasil uji dilaporkan dalam 3 katagori
(Jml taxon. Kelimpahan total & Indeks diversitas)
6. Perhitungan : 6.1 Jml taxon : Jumlah biota perjenis 6.2 Kelimpahan total : Jumlah seluruh biota dari keseluruhan jenis biota 6.3 Indeks diversitas : Jumlah/angka ke aneka ragaman dari tiap-tiap jenis biota
PEMERIKSAAN PLANKTON PADA AIR
I. Prinsip :
Air yang terambil disaring sampai mendapatkan biota yang dicari, kemudian di hitung dan
di identifikasi dengan membandingkan dengan standar.
2. Metode : Komparator (membandingkan dengan standart)
3. Peralatan :
- Botol/vial coklat 50 ml
- Pipet pastour
- Saringan plankton
- Mikroskup
- Sadwick rafter/ kamar hitung
4. Reagensia : Formalin 10%
5. Prosedur :
5.1 Air yang sudah terambil dimasukkan seluruhnya pada saringan plankton
5.2 Konsentrat tersebut, di pindahkan dalam botol/vial coklat (45 ml)
5.3 Ambil 1 ml konsentrat dengan menggunakan pipet pastour dan masukan dalam
sedwick rafter
5.4 Amati dibawah mikroskup jenis biota yg ada dengan membandingkan pada
standart
5.5 Kemudian hitung jumlah biota berdasar jenisnya
5.6 Pelaporan hasil uji dilaporkan dalam 3 katagori (Jml taxon. Kelimpahan total &
Indeks diversitas)
PEMERIKSAAN PLANKTON PADA AIR
6. Perhitungan : --6.1 Jml taxon : Jumlah biota perjenis6.2 Kelimpahan total : Jumlah seluruh biota dari keseluruhan jenis biota6.3 Indeks diversitas : Jumlah/angka ke aneka ragaman jenis biota
6.2.1 Σ Taxon :
Jumlah jenis biota yang di temukan
6.2.2 Kelimpahan Total :
Jumlah total keseluruhan dari semua jenis biota yang di temukan
N = [Σ n1] + [Σ n2] + ... + [Σ n...]
6.2.3 Indeks Diversitas :
Nilai / Angka yang menilai tingkat dan jumlah keragaman dari seluruh biota yang
ditemukan di dalam lokasi pengambilan contoh uji
ID : Indeks DiversitasΣ n1 : Kumlah biota perjenisN : Kelimpahan Total
ID = [Σ n1] x ln + [Σ n2] x ln + ... + [Σ n...]
N N N
PEMERIKSAAN BAKTERI GOLONGAN KOLIFORM PD SWAB
I. Metode : Tabung ganda
2. Prinsip : Bakteri yang berbentuk batang, bersifat aerob atau fakultatif aerob,tak
membentuk spora, bersifat gram negatif dan dapat meragikan
laktose serta membetuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu
35ºC /37 oC.
3. Alat yang dipakai :
3.1 Alat laboratorium : autoclave, inkubator 35ºC /37 oC, timbangan, kompor
listrik, lampu spirtus, dan rak tabung
3.2 Alat gelas : pipet, tabung reaksi, tabung durham, ose
4. Media yang digunakan :
4.1 Lauryl tryptose Broth
4.2 Air pengencer (buffer phosphat)
4.3 EC Broth
5. Prosedur
5.1 METODE 9 TABUNG
Contoh swab dalam vial yang berisi larutan buffer phosphate 10 ml diaduk dulu
kemudian dilakukan pengeceran dengan seri yang diperkirakan sesuai kuman
terlarut.
5.1.1. Uji Praduga ( Presumtif Test )
- Siapkan 9 tabung Lauryl triptose broth tripel strengh( isi @ 10 ml ), siapkan pula air
pengemcer buffer phospat sebanyak 4 tabung ( isi @ 9 ml ).
- Kocok contoh uji hingga homogen.
- Masukan @1 ml contoh kedalam 3 tabung pertama Lauryl triptose broth tripel
strenghsecara aseptis ( pengenceran 100 )
PEMERIKSAAN BAKTERI GOLONGAN KOLIFORM PD SWAB
- Ke dalam tabung pengencer ke I tambahkan 1ml contoh, kocok sampai homogen
masukan ke dalam 3 tabung kedua Lauryl triptose broth tripel strenghmaka
diperoleh pengenceran 10-1.
- Ke dalam tabung air pengencer ke II tambahkan 1ml contoh dari pengenceran 10 -1
kocok sampai homogen masukan ke dalam 3 tabung kedua Lauryl triptose broth
tripel strenghmaka diperoleh pengenceran contoh uji 10-2
- Lakukan pengenceran pada contoh uji hingga didapat pengenceran 10-3 dan 10-4
atau dibuat sesuai pengenceran yang dikehendaki.
- Kemudian ikat tiap 3 tabung tersebut dan ketiga ikatan digabung jadi satu lalu di
inkubasi 35ºC /37 oC selama 2 X 24 jam
5.1.2. Uji Penegasan ( Confirmasi Test )- Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positip pada uji presumtif ditandai
dengan adanya gas pada tabung durham, kocok dan ambil masing – masing 1 ose
- Inokulasikan pada tabung BGLB. Tabung BGLB diinkubasi pada suhu 35ºC /37ºC
selama 24 – 48 jam.
- Jumlah tabung BGLB yang positip gas dicatat dan hasilnya dirujuk ke tabel MPN 9
tabung. Angka yang diperoleh dari tabel menunjukan MPN Coliform per sentimeter
persegi contoh uji (...../cm2)
PEMERIKSAAN BAKTERI GOLONGAN KOLIFORM FECALPD SWAB
I. Metode : Tabung ganda
2. Prinsip : Bakteri yang berbentuk batang, bersifat aerob atau fakultatif aerob,
tak membentuk spora, bersifat gram negatif dan dapat meragikan
laktose serta membentuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu
44 + 0,5 oC.
3. Alat yang dipakai :
3.1. Alat laboratorium : autoclave, inkubator 44 oC, timbangan, kompor listrik, dan
lampu spirtus, rak tabung
3.2. Alat gelas : pipet, tabung reaksi, tabung durham, ose
4. Media yang digunakan :
4.1. Lauryl Triptose Broth
4.2. Air pengencer (buffer phosphat)
4.3. EC Broth
5. Prosedur
5.1. Di sini pelaksaaan uji meliputi pengujuan perkiraan dan pengujian penegasan yang
prosedurnya sama dengan uji bakteri golongan coliform. Hanya ada perbedaan pada
pengujian penegasan yaitu suhunya tidak 35ºC /37 ºC tetapi 44 ± 0,5ºC
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN PD SWAB
I. Prinsip :
Menaburkan sejumlah cairan dari pelarutan swab yang mengandung kuman dalam
media, koloni yang tumbuh dihitung sebagai jumlah kuman.
2. Metode : Plate Count ( Penaburan )
3. Alat yang dipakai :
3.1. Alat laboratorium : timbangan, autoclave, incubator, coloni counter.
3.2. Alat gelas : pipet, tabung reaksi, petridisk, bekerglass, erlenmeyer,
gelas ukur
4. Media yang digunakan :
4.1. Plate Count Agar / Nutrient Agar
Buffer phospat (pengencer)
5. Prosedur
Cawan petri dibalik dan bagian belakang dari tiap cawan petri diberi keterangan ;
nomer contoh . tanggal, pengenceran
5.2.1.1.1 Contoh swab yang terlarut buffer phosphate dalam botol vial dicampur supaya
distribusi mikroorganisme merata .
5.2.1.1.2 Diambil 1 ml contoh dengan pipet steril dan dimasukkan dalam cawan petri
akan diperoleh pengenceran 100.
5.2.1.1.3Diambil 1 ml contoh dengan pipet steril dan dimasukkan tabung pengenceran I,
yang berisi 9 ml air pengencer. Dicampur merata hingga diperoleh pengenceran 10
kali.
5.2.1.1.4Dari tabung pengencer I ( pengenceran 10 kali ), diambil 1 ml , dimasukkan ke
tabung pengencer II, yang berisi 9 ml air pengencer. Dicampur merata hingga
diperoleh pengemceran 100 kali .
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN PD SWAB
b. Pengenceran diulangi sampai tabung yang terakhir , pengenceran tergantung dari
kualitas air yang akan diperiksa. Untuk air yang didesinfektan, tidak perlu diencerkan
. Sedang air sumur pengencerannya dapat sampai 100.000 kali.
f. Dari 2 tabung pengenceran terakhir, diambil masing – masing 1 ml, dimasukkan
dalam petri I dan II ( disesuaikan dengan tanda pada cawan petri ). Cawan petri III
diberi 1 ml air pengenceran untuk control
g. Dituangi agar yang mempunyai suhu 44 ° C – 46 ° C ke dalam ketiga cawan petri,
dicampur dengan menggoyang berputar setiap kali menuangkan agar.
h. Setelah agar mengeras , cawan petri dibalik dan diinkubasi pada suhu 35°C
VI. Skema Kerja :
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN PD SWAB
VII. Cara Perhitungan :
9 ml air pengencer + 1 ml contoh uji …….. (P1)
9 ml air pengencer + 1 ml P1…..(P2)
Ambil 1 ml hasil pengenceran pertama (P1)Masukkan petri disk . Tuangkan media PCA
Ambil 1 ml hasil pengenceran kedua (P2)Masukkan petri disk . Tuangkan media PCA
Ambil 1 ml larutan pengencer masukkan petri disk dan tuangkan media PCA(sebagai kontrol)
Masukkan ketiga petri disk tersebut dalam inkubator 35ºC selama 2 x 24 jam
Baca jumlah koloni yang tumbuh
a. Contoh air yang sudah dieramkan selama 48 jam diamati dan dihitung jumlah
koloni yang ada.
b. Apabila perhitungan tidak dapat dilakuakn pada akhir 48 jam, masih dapat
ditunda sampai 24 jam dengan syarat didinginkan 5°C - 10°C
c. Dihitung jumlah kuman ( koloni ) setelah 48 jam dari lempeng yang berisi koloni
30 – 300 saja.
d. Bila jumlah koloni yang tumbuh pada lempeng berisi 1 ml contoh air kurang dari
30 hasil tetap dipakai dengan mengabaikan ketentuan di atas.
e. Apabila jumlah koloni yang tumbuh pada lempeng semuanya melebihi 300 maka
dipilih lempeng yang jumlah koloni mendekati 300.
f. Hasil ditulis dalam bilangan yang terdiri tidak lebih dari dua angka dibelakang
koma sebagai pembulatan
Contoh perhitungan :
Lempeng I Pengenceran 10 kali = p koloni
Lempeng II Pengenceran 100 kali = q koloni
Lempeng III Kontrol = r koloni
Jumlah koloni / ml = ( p – r ). 10 + ( q – r ). 100 2
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN PD UDARA RUANG
I. Prinsip :
Udara ruang yang diperkirakan mengandung kuman dihisap dengan alat air sampler
sebanyak volume tertentu secara langsung akan menaburkan kuman dalam media,
koloni yang tumbuh dihitung sebagai jumlah kuman per meter kubik udara.
II. Metode : Plate Count ( Penaburan ) dan membrane filter/ Absorbsi
III. Alat yang dipakai :
a. Alat laboratorium : Mikrobiologi Air Sampler (MAS) ,autoclave, incubator,
coloni counter.
b. Alat gelas : pipet, tabung reaksi, petridisk, bekerglass, erlenmeyer, gelas
ukur, Migjet Impinger
IV. Media yang digunakan : - Plate Count Agar / Nutrient Agar/Triptosa Soya Agar
V. Prosedur
5.2.1.2 Siapkan alat MAS dan Media lalu bagian belakang dari tiap cawan petri diberi
keterangan ; nomer contoh . tanggal, Volume pengambilan
b. Pasangkan media pada alat, posisikan titik pengambilan yg representative kemudian
seting kebutuhan volumenya lalu nyalaka alat
c. Contoh cawan petri hasil pengambilan udara ruang di inkubasi dalam inkubator
pada suhu 35-37 °Cselama 1 X 24 jam dalam kondisi terbalik .
d. Amati pertumbuhan yang terjadi dan di hitung semua koloni yg tumbuh
e. Hasil perhitungan koloni di kalikan volume ambil dalam liter
VI. Perhitungan:
Jumlah Koloni x ( 1000/vol ambil) = ....................CFU/liter
PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA PD UDARA RUANG
I. Metode : Absorbsi/ Membran Filter
II. Prinsip :
Udara ruang yang diperkirakan mengandung kuman Salmonella dihisap dengan alat air
sampler sebanyak volume tertentu secara langsung akan menaburkan kuman Salmonella
dalam media selektif, koloni yang tumbuh sesuai dengan cirri-ciri Salmonella di
identifikasi dan dinyatakan positif ada di udara ruang
III. Alat yang dipakai :
a. Alat laboratorium : membran filter set, membran filter steril, pinset, lampu spiritus,
laminar flow, inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, oose
IV. Media yang digunakan :
- Tetrathionate Broth - Triple Sugar Iron Agar
- Selenite Cystin Broth - Nutrient agar
- Mac Conkey Agar - Larutan natrium klorida 0,85 %
- Bismuth Sulfit Agar - Salmonella antisera polivalen O
- Lysine Iron Agar
V. Prosedur
Siapkan seperangkat air sampler. Usap bagian dalam dan luar tutup air sampler yang berfungsi sebagai filter dengan alkohol swab, diamkan hingga alkohol mengering. Pasang media XLD pada filter lalu tutup. Nyalakan alat, pastikan jumlah baterei dan volume udara yang diambil telah sesuai. Tekan start, tunggu hingga volume udara yang di ambil cukup, maka alat akan berhenti secara otomatis. Ambil media XLD tersebut,kirim ke laboratorium, inkubasi 370C selama 24 jam.
Ambil koloni tersangka (koloni warna hitam ). dibagi dua dan masing-masing dimasukkan ke dalam 100 ml SCB dan 100 ml TB. Inkubasikan pada suhu 43º selama 18 – 24 jam.
PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA PD UDARA RUANG
Isolasi :
Biakan SCB dan TB masing-masing digoreskan pada media BGA dan BSA. Diinkubasi
pada suhu 37º selama 24 jam. Amati adanya koloni transparan pada BGA dan koloni
Coklat hingga hitam yang kadang-kadang disertai kilap logam pada BSA.
Identifikasi :
Pilihlah dua atau lebih koloni tersangka pada BGA dan BSA , inokulasikan pada TSIA,
LIA dan NA dengan cara tusukan dan goresan. Inkubasikan pada suhu 37º selama 18 –
24 jam. Biakan diduga salmonella positif bila :
Pada TSIA : terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada
media di dasar tabung dengan atau tanpa pembentukan hidrogen sulfit.
Pada LIA : terlihat warna ungu. Bila permukaan LIA berwarna ungu
sedangkan bagian dasar berwarna ungu, dianggap negatif
Uji Serologi :
Ambil satu ose biakan dari NA miring dan suspensikan dengan satu tetes natrium
klorida 0,85 % pada kaca obyek. Jika terjadi aglutinasi spontan, teteskan antisera
salmonella polivalen O pada suspensi. Kemudian homogenkan dengan cara
menggoyangkan kaca obyek atau menggunakan ose. Amati selama satu menit. Jika
terjadi aglutinasi berarti dinyatakan salmonella positif
PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS PADA UDARA RUANG
I. Prinsip :
Udara ruang yang diperkirakan mengandung kuman Staphylococcus dihisap dengan
alat air sampler sebanyak volume tertentu secara langsung akan menaburkan kuman
Staphylococcus dalam media selektif, koloni yang tumbuh sesuai dengan cirri-ciri
Staphylococcus di identifikasi dan dinyatakan positif ada di udara ruang
II. Metode : Membran Filter dam kultur
III. Peralatan yang dipakai :
a. Alat laboratorium : air sampler set, alkohol swab 70%, media selectife,
inkubator.
b. Alat gelas : Petridish
IV. Media dan reagensia yang digunakan :
- Mannitol Salt Agar
- Pewarnaan gram
- Katalase test
- Koagulase test
- PZ steril
V. Prosedur
Siapkan seperangkat air sampler. Usap bagian dalam dan luar tutup air sampler yang berfungsi sebagai filter dengan alkohol swab, diamkan hingga alkohol mengering. Pasang media MSA pada filter lalu tutup. Nyalakan alat, pastikan jumlah baterei dan volume udara yang diambil telah sesuai. Tekan start, tunggu hingga volume udara yang di ambil cukup, maka alat akan berhenti secara otomatis. Ambil media MSA tersebut,kirim ke laboratorium, inkubasi 370C selama 24 jam.
Ambil koloni tersangka (koloni warna kuning yang memecah manitol). Ambil sebagian untuk di cat gram, bila hasil pengecatan menunjukkan hasil staphylococcus maka koloni yang tersisa di tanam pada media NA slank. Inkubasi 370C selama 24 jam.
PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS PADA UDARA RUANG
Test katalase
1. Teteskan beberapa tetes larutan H2O2 pada obyek glass.2. Ambil satu ose bakeri,suspensikan pada obyek glas tersebut.3. Amati, hasil positif bila terjadi gelembung gas.
Test koagulaseMenggunakan staphaurex rapid test1. Kondisikan reagen pada suhu ruang, lalu homogenkan.2. Teteskan satu tetes reagen pada slide.3. Ambil satu koloni kuman dari media NA slank dengan lidi steril, homogenkan.4. Campur, dengan menggoyang slide secara memutar selama 20 detik.5. Amti,
Hasil positif bila terjadi gumpalan dengan latar belakang hitam yang jelas.Hasil negatif bila tidak terjadi gumpalan.
Hindari memutar slide terlalu lama (lebih dari 20 detik), karena dapat menghasilkan hasil positif palsu.
PEMERIKSAAN E. coli PADA UDARA RUANG
I. Prinsip : Udara ruang yang diperkirakan mengandung kuman Eschirichia coli dihisap
dengan alat air sampler sebanyak volume tertentu secara langsung akan
menaburkan kuman Eschirichia coli dalam media selektif, koloni yang
tumbuh sesuai dengan cirri-ciri Salmonella di identifikasi dan dinyatakan
positif ada di udara ruang
II. Metode : Membran Filter
III. Peralatan yang dipakai :
a. Alat laboratorium : membran filter set, membran filter steril, pinset, lampu
spiritus, laminar flow, inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, oose
IV. Media dan reagensia yang digunakan :
- EMB agar
- TSIA
- Biokimia reaksi
- PZ steril
V. Prosedur
Siapkan seperangkat air sampler. Usap bagian dalam dan luar tutup air sampler yang berfungsi sebagai filter dengan alkohol swab, diamkan hingga alkohol mengering. Pasang media EMB pada filter lalu tutup. Nyalakan alat, pastikan jumlah baterei dan volume udara yang diambil telah sesuai. Tekan start, tunggu hingga volume udara yang di ambil cukup, maka alat akan berhenti secara otomatis.
Ambil media EMB tersebut,kirim ke laboratorium, inkubasi 370C selama 24 jam.
Ambil koloni tersangka (koloni hitam metalik ). dimasukkan ke dalam media TSIA Inkubasikan pada suhu 43º selama 18 – 24 jam.
PEMERIKSAAN E. coli PADA UDARA RUANG
Amati pertumbuhan koloni yang terjadi :
Lereng : Asam (warna kuning)
Dasar : Asam (warna kuning)
Gas : (+) positif
H2S : tidak ada
Bila terjadi jenis koloni tsb, maka di lanjutkan pada Biokimia reaksi (Microbatct)
PEMERIKSAAN JAMUR PADA UDARA RUANG
I. Prinsip : Udara ruang yang diperkirakan mengandung jamur dihisap dengan alat air
sampler sebanyak volume tertentu secara langsung akan menaburkan jamur
dalam media selektif, koloni yang tumbuh sesuai dengan cirri-ciri di
identifikasi dan dinyatakan positif ada di udara ruang
II. Metode : Membran Filter/absorbsI komparator
III. Peralatan yang dipakai :
a. Alat laboratorium : Mikroskop. pinset, lampu spiritus, laminar flow,
inkubator.
b. Alat gelas : pipet steril, oose, Obyek glass, cover glass
IV. Media dan reagensia yang digunakan :
- Saboroud Dextrosa Agar - pewarnaan KOH 10%
- PZ steril
V. Prosedur
5.3 Ambil media yang telah dilakukan pengambilan contoh dan
Inkubasikan pada suhu ruang selama 3 x 24 jam.
5.4 Selanjutnya diamati ada tidaknya pertumbuhan
5.5 Bila tidak ada pertumbuhan dinyatakan Negatif,
5.6 dan bila terjadi pertumbuhan maka dianggap positif
5.7 dan untuk konfirmasi koloni diambil dengan ose. Kemudian
di lihat dibawah mikroskup dengan menggunakan pewarna
koh 10% untuk dikonfirmasi dengan standart
PENGECEKAN KINERJA AUTOCLAVE
1.Tujuan : Untuk mengetahui baik tidaknya hasil kerja autoclave.2.Acuan : Prosedur Operasional .35
3. Pelaksana : Penyelia Media
4. Alat dan bahan :4.1. Autoclave
4.2. Beker Glass
4.3. Bioindikator yang berisi bakteri Sterothermopylus
5. Instruksi Kerja :
5.1. Siapkan 2 ampul bioindikator yang berisi bakteri Sterothermopylus, masing-masing
ditempatkan pada beker glass.
5.2. Letakan di bagian dasar dan tengah autoclave.
5.3. Tutup autoclave,dan lakukan sterilisasi 121o C selama 15 menit.
4.4. Dilihat perubahan warna yang terjadi pada bioindikator ;
- Bila warna yang terjadi merah – violet maka hasilnya steril, berarti kerja autoclave
baik.
- Bila warna yang terjadi kuning – keruh maka hasilnya tidak steril, berarti kerja
autoclave tidak baik.
5.5. Pengecekan ini dilakukan secara periodik tiap 3 bulan sekali
PENGECEKAN MEJA KERJA ANALISA
1.Tujuan :
Untuk memastikan bahwa kondisi meja kerja/analisa tidak berpengaruh buruk pada mutu
setiap hasil pemeriksaan
2.Acuan :
Prosedur Operasional .30
3. Pelaksana :
Pelaksana Analisa
4. Alat dan bahan :
Swab steril Lampu spirtus Pipet steril Cawan petri steril Plate Count Agar (PCA) Buffer phosfat
5. Instruksi Kerja
5.1. Bersihkan meja kerja/analisa dengan air hingga bersih,lalu ulangi dengan larutan desinfektan.
5.2. Siapkan swab steril, masukan dalam Buffer phosfat, kemudian lakukan pengusapan pada meja
kerja/analisa dan masukan hasil usapan dalam Buffer phosfat lagi (hal ini dilakukan secara
aseptis).
5.3. Kocok sampai homogen lalu buat seri pengenceran 10o & 101 .
5.4. Dari masing-masing pengenceran, diambil 1ml dan masukan pada cawan petri.
5.5. Tuangkan media Plate Count Agar ( suhu antara 44 – 46 oC) pada cawan petri dan biarkan
hingga beku.
5.6. Di inkubsi pada suhu 35 oC ± 0,5 selama 2 x 24 jam.
5.7. Hitung koloni yang tumbuh lalu di bagi luas pengambilan dalam Cm2
6. Perhitungan:
Jumlah kuman / Luas pengambilan = .........................CFU/Cm2
PENGECEKAN SANITASI RUANGAN
1.Tujuan :
Untuk memastikan bahwa kondisi ruangan kerja/analisa tidak berpengaruh buruk pada
mutu setiap hasil pemeriksaan
2.Acuan :
3. Pelaksana :
Pelaksana Analisa
4. Alat dan bahan :
Mikrobiologi Air Sampler (MAS) Media NA / TPC /TSA Ingkubator Coloni counter
5. Instruksi Kerja
5.1. Bersihkan ruangan kerja/analisa dengan air hingga bersih,
5.2.Siapkan media lalu masukan dalam MAS, (setting volume sebanyak 250 ml) kemudian
posisikan pada ruangan kerja/analisa yang dikehendaki dan nyalaka (hal ini dilakukan
secara aseptis).
5.3. Tinggalkan ruangan sampai alat berhenti secara automatis.
5.4. Ambil media dari dalam MAS, lalu di ingkubasi selama 24 jam pada suhu 37 pC
5.5. Baca dan hitung jumlah koloni yang tumbuh
Perhitungan :
Jumlah koloni x (1000/vol. Ambil) = .......................... CFU/liter
PEMBUATAN MEDIA EC BROTH
I. Prinsip :
Media EC Broth digunakan sebagai media selektif untuk pemeriksaan bakteri koli
FECALdengan inkubasi suhu 44º C.
2. Metode : –
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave, , timbangan, , kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : syringe pipet, tabung reaksi, tabung durham, beaker glass
4. Prosedur :
4.1. Komposisi :- Pepton from kasein 20 gr
- Lactose 5,0 gr
- Bile salt mixture 1,5 gr
- NaCl 5,0 gr
- K2HPO4 4,0 gr
- KH2PO4 1,5 gr
Catatan : Disimpan antara suhu 15º C hingga 25º C di tempat kering dan tertutup
rapat pada ruang gelap.
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Timbang dengan tepat 37 gram media EC Broth dalam beaker glass 100 ml.
4.2.2. Masukkan media yang telah ditimbang ke dalam beaker glass 2000 ml
4.2.3. Larutkan media dengan aquades 1000 ml ( bila perlu penambahan aquadest
dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk ).
4.2.4. Panaskan di atas penangan air (kompor listrik) sampai media terlihat jernih//larut
PEMBUATAN MEDIA EC BROTH
4.2.5. Setelah dingin atur pH 6,9 + 0,2 pada suhu 25º C dengan kertas pH universal.
4.2.6. Kemudian masukkan dalam tabung reaksi dengan volume sebesar 10 ml (masing-
masing tabung reaksi telah di isi dengan tabung durham dalam posisi terbalik )
4.2.7. Tutup tabung dengan kapas berlemak dan masukkan dalam autoclave untuk
disterilkan pada shu 121º C selama 15 menit
PEMBUATAN MEDIA LAURYL TRYPTOSE Broth (Triple strenght)
I. Prinsip :
Media lauryl tryptose broth / lauryl sulfat broth digunakan untuk pemeriksaan pendugaan bakteri Coliform dan Coli FECALdengan inkubasi 37 C
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1 . Alat laboratorium : autoclave, , timbangan, , kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : syringe pipet, beaker glass , tabung reaksi, tabung durham
4. Prosedur :
4.1. Komposisi per liter : Trypton 20 gr
Lactose 5,0 gr
NaCL 5,0 gr
Garam Na lauryl sulfat 0,1 gr
K2HPO4 2,75 gr
KH2PO4 2,75 gr
Catatan : Simpan medium kering pada 10-30°C dan gunakan sebelum tanggal kedaluwarsa yang tertera pada label. Simpan medium yang jadi pada suhu 2-8°C maksimal 4 minggu. Dibuat single dan double strength
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Timbang dengan tepat 106,2 gram lauryl tryptose broth/lauryl sulfat broth dalam
beaker glass 100 ml.
4.2.2. Masukkan media yang telah ditimbang ke dalam beaker glass 2000 ml
4.2.3. Larutkan media dengan aquades 1000 ml ( bila perlu penambahan aquadest
dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk ).
4.2.4. Panaskan di atas penangan air (kompor listrik) sampai media terlihat jernih//larut
PEMBUATAN MEDIA LAURYL TRYPTOSE Broth (Triple strenght)
4.2.5. Kemudian masukkan dalam tabung reaksi dengan volume sebesar 10 ml (masing-
masing tabung reaksi telah di isi dengan tabung durham dalam posisi terbalik )
4.2.6. Tutup tabung dengan kapas berlemak dan masukkan dalam autoclave untuk
disterilkan pada shu 121º C selama 15 menit
Catatan :
Untuk pembuatan media lauryl tryptose broth double strength, maka komposisi media di
atas ditimbang dua kali lipatnya.
PEMBUATAN MEDIA XLD
I. Prinsip : media xylose lysine desoxycholate (XLD) agar adalah media selektif bakteri
salmonella sp dalam makanan.
II. Metode : -
III. Peralatan :
a Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
b. Alat penunjang : sudip, petri dish, erlenmeyer (sudah steril)
IV. Komposisi per liter : yeast extract 3,0 gr
NaCl 5,0 gr
D(+)Xylose 3,75 gr
lactose 7,5 gr
Sacharose 7,5 gr
L(+)lysine 5,0 gr
Sodium deoxycholate 1,0 gr
Natrium thio sulfate 6,8 gr
Amm.iron(III) citrate 0,8 gr
phenol red 0,08 gr
agar-agar 14,5 gr
IV. Pembuatan :
Sterilkan semua peralatan yang dipakai untuk pembuatan medium. Larutkan 55 gr media
dalam 1 liter aquades steril. Panaskan pada waterbath pada suhu maksimal 60 ºC sampai
semua agar larut. Ukur pH larutan 7,4 ± 0,2 pada suhu 25 ºC. Masukkan larutan dalam
erlenmeyer steril atau langsung tuangkan pada petri dish steril.
PEMBUATAN MEDIA NUTRIENT AGAR (NA)
I. Prinsip :
Media Nutrient Agar di gunakan untuk pemeriksaan jumlah kuman.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave, , timbangan, kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : erlenmeyer , beaker glass
4. Prosedur :
4.1. Komposisi : Bacto Beef Extract 3 gram
Bacto Pepton 5 gram
Bacto Agar 15 gram
Aquadest 1000 ml
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Timbang dalam beaker glass 100 ml media Nurtient Agar sebesar 23 gram.
4.2.2. Masukkan ke dalam beaker glass 2000 ml dan tambahkan aquadest 1000 ml sedikit
demi sedikit sampai larut sempurna.
4.2.3. Panaskan di atas penangas air (kompor listrik) sampai larut (media tanpak jernih)
4.2.4. Setelah dingin ukur pH 7,0 ± 0,2 pada suhu 25 o C
4.2.5. Masukkan dalam erlenmeyer 250 ml atau 500 ml sesuai kebutuhan
4.2.6. Tutup Erlenmeyer dengan kapas,kemudian di steril dengan autoclave pada suhu
121 o C selama 15 menit.
PEMBUATAN PENGENCER BUFFER PHOSPHAT
I. Prinsip :
Buffer Phospat di gunakan sebagai pengencer pada pemeriksaan jumlah kuman, bakteri koliform dan koli tinja.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave, timbangan, kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : syringe pipet, beaker glass, tabung reaksi
4. Prosedur :
4.1. Komposisi : KH2 PO4 34 ‰ ( 34 gr / 1000 ml aquades )
Mg SO4 5 % ( 5 gr / 100 ml aquades )
Aquades 1000 ml
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Pipet 1.25 ml KH2 PO4 34 ‰ masukkan dalam beker glass 2000 ml
4.2.2. Larutkan dalam 1000 ml aquadest.
4.2.3. Kemudian tambahkan 5 ml Mg SO4 5 %.
4.2.4. Tuang dalam tabung masing-masing sebanyak 9 ml.
4.2.6. Tutup masing-masing tabung dengan kapas.
4.2.7. Steril dengan autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit.
PEMBUATAN MEDIA PEPTON SODIUM
I. Prinsip :
Pepton Sodium digunakan sebagai media pengencer pada pemeriksaan makanan, minuman dan swab.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave
3.2. Alat gelas : pipet, beaker glass, tabung reaksi
4. Prosedur :
4.1. Komposisi : Bacto Pepton 0,75 gram
NaCl 6,38 gram
Aquadest 750 ml
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Timbang 0.75 gr Pepton dan 6.38 gr Nacl
4.2.2. Larutkan dengan aquades 750 cc (dengan pamanasan)
4.2.3. Ukur pH sesuai ketentuan ( 6.9 s/d 7.2 )
4.2.4. Tuang dalam tabung , masing-masing 10 cc
4.2.5. Tutup tabung dengan kapas, dan disteril dengan autoclave 121o C 15 menit
I. Prinsip :
Mac Conkey digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif pada pemeriksaan air,udara
ruang dan swab.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
3.2. Alat gelas : pipet, erlenmeyer 2000 ml
4. Prosedur :
4.1. Komposisi : Pepton 17 gram Agar 13,5 gram
Protease Pepton 3 gram Neutral red 0,03 gram
Lactose 10 gram Crystal Violet 0,001gram
Bile Salts no. 3 1,5 gram Aquadest 1000 ml
Sodium Chlorid 5 gram
4.2. Pembuatan :
4.2.1.Timbang di atas kertas timbang Mac Conkey sebesar 40 gram.
4.2.2. Masukkan kedalam Erlenmeyer 2000 ml dan tambahkan aquadest 1000 ml
(bila perlu penambahan aquadest dilakukan sedikit demi sedikit untuk
membasahi media)
4.2.3. Panaskan di atas tangas air atau water bath sampai larut (media tanpak jernih)
4.2.4. Setelah dingin ukur pH 7,1 ± 0,2 pada suhu 25 o
4.2.5.Tutup Erlenmeyer dengan kapas, kemudian di steril dengan autoclave 121o C
selama 15 menit.
PEMBUATAN MEDIA BLOOD AGAR PLATE
I. Prinsip :
Blood Agar Plate digunakan untuk identifikasi bakteri gram positif Coccus pada
pemeriksaan air dan udara ruang.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
3.2. Alat gelas : pipet, erlenmeyer 2000 ml , petri dish
4. Prosedur :
4.1. Komposisi : Beef heart, Infusian from 500 gram
Bacto Triptose 10 gram
Sodium Chlorid 5 gram
Bacto agar 15 gram
Darah domba (bebas fibrinogen & steril) 50 ml
Aquades 1000 ml
4.2. Pembuatan :
4.2.1. Timbang di atas kertas timbang blood agar base sebesar 65 gram.
4.2.2. Masukkan kedalam Erlenmeyer 2000 ml dan tambahkan aquadest 1000 ml
(bila perlu penambahan aquadest dilalukan sedikit demi sedikit untuk
membasahi media)
4.2.3. Panaskan diatas tangas air atau water bath sampai larut (media tanpak jernih)
4.2.4. Setelah dingin ukur pH 6,5 ± 0,2 pada suhu 25 o C
4.2.5. Tutup Erlenmeyer dengan kapas,kemudian di steril dengan autoclave pada
suhu 121 o C selama 15 menit.
Tersedia dalam
bentuk dehidrat
( BLOOD AGAR
BASE)
PEMBUATAN MEDIA VIOLET RED BILE AGAR
1. Prinsip :
Violet red bile agar adalah media yang digunakan untuk analisa air minum dalam
kemasan. (SNI 01-3553-2006)
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
3.2. Alat gelas : pipet, petri dish, erlenmeyer
4. Komposisi :4.1.Komposisi per liter : Yeast extract 3 gr
Pepton 7 gr
Sodium chlorida 5 gr
Bile salts No. 3 1,5 gr
Laktose 10 gr
Neutral red 0,03 gr
Crystal violet 0,002 gr
agar 12 gr
5. Pembuatan :
5.1. Sterilkan semua peralatan yang dipakai untuk pembuatan medium.
5.2. Larutkan 38,5 gr media dalam 1 liter aquades steril. Panaskan pada waterbath pada
suhu 50 o C sampai semua agar larut.
5.3.Ukur pH larutan 7,4 ± 0,2 pada suhu 25o C.
5.4. Masukkan larutan dalam Erlenmeyer steril atau langsung tuangkan pada petri dish
steril.
PEMBUATAN MEDIA SELENITE-CYSTINE ENRICHMENT BROTH
I. Prinsip :
Selenite-cystine enrichment broth adalah media perbanyakan bakteri salmonella sp.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
3.2. Alat gelas : pipet, petri dish, erlenmeyer
4. Komposisi : 4.1. Komposisi per liter : Pepton dari kasein 5 gr
Cystine 0,01 gr
Buffer fosfat 10 gr
Sodium hydrogen selenite 4 gr
5. Pembuatan :
5.1. Sterilkan semua peralatan yang dipakai untuk pembuatan medium.
5.2. Larutkan 23 gr media dalam 1 liter aquades steril.
5.3. Panaskan pada waterbath pada suhu max 60 o C sampai semua agar larut.
5.4. Ukur pH larutan 7,0 ± 0,2 pada suhu 25o C.
5.5. Masukkan larutan dalam Erlenmeyer steril atau langsung tuangkan pada petri dish
steril.
PEMBUATAN MEDIA BISMUTH SULFIT AGAR (Modifikasi)
I. Prinsip :
Media Bismuth Sulfit Agar adalah media yang digunakan untuk pemeriksaan bakteri
Salmonella sp.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : pipet, petri dish, beaker glass
4. Komposisi : 4.1. Komposisi per liter : Pepton 5,0 gr
Lab lemco/beef extract 5,0 gr
D (+) glucose 5,0 gr
Na2HPO4 4,0 gr
FeSO4 0,3 gr
Bismuth sulfit indicator 8,0 gr
Brillian green 0,016 gr
Agar-agar 12,7 gr
5. Prosedur pembuatan :
5.1. Sterilkan semua peralatan yang dipakai untuk pembuatan medium.
5.2. Larutkan 20 gr media dalam 500 ml aquades steril.dalam erlenmeyer 1000 ml.
5.3. Panaskan perlahan-lahan sampai medium mulai mendidih perlahan + 30
detik untuk melarutkan agar.
PEMBUATAN MEDIA BISMUTH SULFIT AGAR (Modifikasi)
5.4. Dinginkan hingga suhu 50 – 55 ºC, campur dengan baik sampai merata,
5.5. Ukur pH larutan 7,6 ± 0,2 pada suhu 25o C .
5.6. Tuangkan agak tebal ke petri dish ( 25 ml medium tiap plate).
5.7. Diamkan medium hingga mengeras, bila perlu tutup dibuka dan dilakukan di ruang
laminar flow..
PEMBUATAN MEDIA LYSINE IRON AGAR
I. Prinsip :
Media Lysine Iron Agar adalah media yang digunakan untuk pemeriksaan isolasi bakteri
Salmonella sp.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
3.2. Alat gelas : beaker glass, tabung reaksi
4. Komposisi : 4.1.Komposisi per liter : Pepton from meat 5,0 gr
Yeast extract 2,0 gr
D (+) glucose 1,0 gr
L – lysine mono hidroklorida 10,0 gr
Sodium thiosulfat 0,04 gr
Amm. Iron (III) sitrat 0,5 gr
Brom cressol purple 0,02 gr
Agar-agar 12,5 gr
5. Prosedur pembuatan :
5.1. Larutkan 32 gram media dalam 1000 ml aquadest dengan pemanasan tidak langsung
(water bath/steam).
5.2. Bagikan dalam tabung dan sterilisasi di autoclave dengan suhu 121 ºC selama 15
menit, lalu buat agar miring, ukur pH 6,7 + 0,2 pada suhu 25 ºC
PEMBUATAN MEDIA TETRA THIONATE BROTH BASE
I. Prinsip :
Media Tetra Thionate Broth adalah media yang digunakan untuk pemeriksaan bakteri
Salmonella sp.
2. Metode : -
3. Peralatan :
3.1. Alat laboratorium : autoclave , timbangan, kompor listrik/pemanas
3.2. Alat gelas : beaker glass, tabung reaksi, syringe pipet
4. Komposisi : 4.1. Komposisi per liter : Pepton 4,5 gr
Lab lemco/beef extract 0,9 gr
Yeast extract 1,8 gr
NaCl 4,5 gr
CaCO3 25,0 gr
Natrium thiosulfat 40,7 gr
5. Prosedur pembuatan :
5.1. Larutkan 72 gram media dalam 1000 ml aquadest lalu panaskan sampai media larut. 5.2.
Dinginkan sampai di bawah suhu 45 ºC dan tambahkan 20 ml larutan yodium.
5.3. Campur dengan baik dan secara aseptis masukkan dalam tabung reaksi masing-masing
10 ml.
5.4. Simpan media ini pada suhu 2 – 8 ºC maksimal beberapa minggu, bila akan digunakan
5.5. tambahkan larutan yodium baru.
Komposisi larutan yodium : - Iodium 6 gram
- KI 5 gram
- Larutkan dalam 20 ml aquadest
PEMBUATAN MEDIA TRIPLE SUGAR IRON AGAR ( T.S.I.A )
I . Prinsip :
TSIA digunakan dalam identifikasi kuman yang memfermentasi gula-gula, pembentukan
gas dan H2S pada pemeriksaan air, makanan, minuman dan udara ruang.
II. Metode : -
III. Peralatan :
Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
b. Alat gelas : pipet, beaker glass 2000 ml, tabung reaksi
Prosedur :
Komposisi per liter : Peptone 20 gr
Sodium chlorida 5 gr
Lactose 10 gr
Sucrose 10 gr
Glucose 1 gr
Ferrous ammonium sulphate 0,2 gr
Sodium thiosulphate 0,2 gr
Phenolred 0,025 gr
A g a r 13 gr
Pembuatan :
- Peptone dan sodium chlorida dilarutkan dIm aquadest, kemudian tambahkan agar- Panaskan sampai agar larut sempurna.- pH dijadikan 7,6 kemudian tambahkan phenolred, sterilkan pada suhu 120 º C selama
20 menit (basal medium) - Kepada basal medium tambahkan: glucose, lactose, sachrarose dan H2S renpant
(ferrous ammonium sulphate dan.sodium thiosulphate).- Campur dengan baik dan bagikan ke tabung- tabung steril lalu masukkan autoclave
pada suhu 120 º C selama 10 menit dan tabung miringkan.0
PEMBUATAN MEDIA ASPARAGINE BROTH SINGLE STRENGHT
I. Prinsip : Media Asparagine digunakan untuk pemeriksaan bakteri
Pseudomonas aeruginosa
II. Alat :
III. Bahan : - Asparagine broth (dehidrat)
- Aquadest
IV. Prosedur :
Komposisi :
Pembuatan :1. Di timbang bahan sebanyak 4,5 gram dalam beker glass 100 ml2. Hasil penimbangan dipindahkan dalam beker glass 2000 ml3. Dilarutkan dengan 1000 ml aquadest sedikit demi sedikit sambil diaduk di atas kompor sampai larut sempurna4. Setelah dingin pH diatur sekitar 6,9 – 7,25. Kemudian dimasukan pada tabung reaksi masing-masing sebanyak 10 ml dan
ditutup dengan kapas6. Disteril dengan autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC.
- Rak tabung- Timbangan- Pipet 1 & 10 ml- Kompor- Glass pengaduk- pH meter
- Autoclave- Syringe pipet- Beker glass- Tabung reaksi- Sudip- Kapas
- Asparagine DL 3.0 gr- Anhidrous dipotasium hidrogen phospate, KH2PO4 1.0 gr
- Magnesium sulfate, MgSO4-7H2O 0.5 gr- Aquades 1000 liter
PEMBUATAN MEDIA ASPARAGINE BROTH DOUBLE STRENGHT
III. Prinsip : Media Asparagine digunakan untuk pemeriksaan bakteri
Pseudomonas aeruginosa
IV. Alat :
III. Bahan : - Asparagine broth (dehidrat)
- Aquadest
IV. Prosedur :
Komposisi :
Pembuatan :
1. Di timbang bahan sebanyak 9,0 gram dalam beker glass 100 ml2. Hasil penimbangan dipindahkan dalam beker glass 2000 ml3. Dilarutkan dengan 1000 ml aquadest sedikit demi sedikit sambil diaduk di atas kompor sampai larut sempurna4. Setelah dingin pH diatur sekitar 6,9 – 7,25. Kemudian dimasukan pada tabung reaksi masing-masing sebanyak 10 ml dan
ditutup dengan kapas6. Disteril dengan autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC.
- Rak tabung- Timbangan- Pipet 1 & 10 ml- Kompor- Glass pengaduk- pH meter
- Autoclave- Syringe pipet- Beker glass- Tabung reaksi- Sudip- Kapas
- Asparagine DL 3.0 gr- Anhidrous dipotasium hidrogen phospate, KH2PO4 1.0 gr
- Magnesium sulfate, MgSO4-7H2O 0.5 gr- Aquades 1000 liter
PEMBUATAN MEDIA PHENOL RED BROTH
I. Prinsip :
Phenol red broth adalah media dasar identifikasi reaksi biokimia terhadap sifat kuman pada
gula-gula sederhana
II. Metode : -
III. Peralatan :
Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
b. Alat gelas : pipet, beaker glass 2000 ml, tabung reaksi, tabung durham
Komposisi : Komposisi per liter : Pepton dari kasein 5 gr
Pepton dari daging 5 gr
Sodium klorida (NaCl) 5 gr
Phenol red 0,018 gr
Pembuatan :
Larutkan 15 gr media dalam 1 liter aquades. Tambahkan gula –gula sederhana 1%. Ukur pH
larutan 7,4 + 0,2 pada suhu 25º C. Masukkan larutan dalam tabung reaksi yang sudah terisi
tabung durham terbalik sebanyak 5 ml. Tutup dengan kapas yang diberi warna untuk
membedakan dan sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121º C selama 15 menit.
Gula – gula Warna tutup kapasGlukosa MerahLaktosa KuningMaltosa HijauMannit PutihSukrosa Biru
PEMBUATAN MEDIA XLD
I. Prinsip : media xylose lysine desoxycholate (XLD) agar adalah media selektif bakteri
salmonella sp dalam makanan.
II. Metode : straik
III. Peralatan :
Alat laboratorium : autoclave , timbangan, water bath
b. Alat penunjang : sudip, petri dish, erlenmeyer (sudah steril)
IV. Komposisi per liter : yeast extract 3,0 gr
NaCl 5,0 gr
D(+)Xylose 3,75 gr
lactose 7,5 gr
Sacharose 7,5 gr
L(+)lysine 5,0 gr
Sodium deoxycholate 1,0 gr
Natrium thio sulfate 6,8 gr
Amm.iron(III) citrate 0,8 gr
phenol red 0,08 gr
agar-agar 14,5 gr
IV. Pembuatan :
Sterilkan semua peralatan yang dipakai untuk pembuatan medium. Larutkan 55 gr media
dalam 1 liter aquades steril. Panaskan pada waterbath pada suhu maksimal 60 ºC sampai
semua agar larut. Ukur pH larutan 7,4 ± 0,2 pada suhu 25 ºC. Masukkan larutan dalam
erlenmeyer steril atau langsung tuangkan pada petri dish steril.
PELARUTAN KULTUR (STRAIN MURNI)
1. Prinsip :
Bakteri kering di inokulasikan pada media agar plate.
2. Tujuan :
Sebagai pembanding / control positif pada proses analisa
3. Acuan :
Quality Control Microorganisms
4. Alat :
- Inkubator
- Lampu Spiritus
- Ose
- Label
5. Bahan :
- LYFO DISK (Strain bakteri murni)
- Media plate agar
6. Instruksi Kerja1. Ambil botol penyimpan kultur padat dari lemari es suhu 2 - 8° C2. Dengan segera ambil sebutir menggunakan pinset steril dan kering kemudian
tutup kembali botol dan masukan kedalam lemari suhu 2 - 8° C3. Butir strain padat tadi masukan dalam 0,5 ml cairan sterl (aquades,pz,TSB
atau BHIB)4. Hancurkan butiran dengan swab steril hingga padatan menempel pada swab
dengan perbandingan sama antara cairan dan padatan5. Hapuskan swab yang mengandung kultur murni ke plate satu hingga tiga
dengan diputar-putar6. Gunakan ose steril ,straik untuk memisahkan pertumbuhan kuman7. Gunakan kotak biohazard untuk membuang dari bahan-bahan sisa pelarutan.8. Dengan segera hasil penanaman pada plate di inkubasi ke dalam incubator
121oC,24 jam9. Ambil hasil pertumbuhan dan lakukan tahap selanjutnya (IK. Bio,50)
PEMELIHARAAN KULTUR (STRAIN MURNI)I. Prinsip :
Strain bakteri murni diinokulasikan pada media khusus.
II. Tujuan :
Membuat strain bakteri selalu terjaga dalam kondisi yang baik
III. Acuan :
Quality Control Microorganisms
IV. Alat :
a. BSC/Inkubator
b. Lampu Spiritus
c. Ose
d. Lemari pendingin
e. Vial / Tabung
V. Bahan :a. Strain bakteri murni
b. BHI Medium + Gliserin 15 %
VI. Instruksi Kerja
1. Disiapkan Strain bakteri murni dan BHI Medium + Gliserin 15% sejumlah 12
Vial / tabung
2. Strain bakteri murni (Lyfo disk) diinokulasikan secara berurutan sebanyak 12 Vial
/ tabung pada BHI Medium + Gliserin 15%, hal ini dilakukan dengan aseptis
3. Di inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
4. Tabung - tabung tersebut diambil dan diberi kode pada masing-masing tabung
sesuai dengan bulan penggunaannya, kemudian disimpan di lemari
pendingin - 30oC, siap digunakan sesuai kebutuhan
CARA PENGAMBILAN CONTOH SWAB UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
1. Tujuan.
Untuk menjamin contoh yang diambil untuk diuji memenuhi syarat pengujian.
2. Acuan.
- SK Kepmenkes 1204/2004
3. Pelaksana.
Petugas pengambil contoh uji.
4. Instruksi Kerja
1. Pilih permukaan peralatan yang akan disampling.
2. Buka wadah swab yang steril.
3. Pegang ujung tangkai swab yang steril, dengan hati-hati jangan mrnyentuh bagian
manapun kemudian celupkan dalam vial .
4. Keluarkan swab secara aseptis tanpa menyentuhkan kapas pada ujung lainnya.
5. Buka botol vial berisi buffer phosphate ,lembabkan kapas swab dengan menekankan pada
dinding bagian dalam dengan gerakan memutar untuk mengeluarkan kelebihan larutan.
6. Pegang swab dan usapkan membentuk sudut 30° dengan permukaan.
7. Usapan swab dilakukan secara pelan-pelan dan memenuhi di atas kira-kira 50 cm2
permukaan ulangi tiga kali, dengan gerakan ke kiri memutar ke kanan.
8. Bilas kapas swab dengan mencelupkan dan aduk dalam larutan buffer phosphate
kemudian tekankan pada dinding dalam untuk mengeluarkan kelebihan cairan.
9. Lakukan pengusapan ke empat / lebih 50 cm2 daerah permukaan yang sama untuk
sampling seperti di atas,
10.Setelah proses penyamplingan swab ,masukan kapas swab kedalam botol berisi buffer
phosphate tadi dan patahkan tangkaimya dengan menekankan pada mulut botol.
CARA PENGAMBILAN CONTOH SWAB UNTUK UJI MIKROBIOLOGI
11Tutup kembali botol bersekrup secara aseptis
12.Beri tanda bagian luar dari botol tersebut dengan Nomor;Jumlah identifikasi contoh.
13.Ulangi langkah-langkah 1 hingga 12 untuk tiap-tiap contoh.
14.Tempatkan contoh ke dalam Coolbox biru berisi coolpack untuk fasilitas kondisi
pengamanan contoh selama pengangkutan ke laboratorium.
15. Contoh dianalisa kurabg dari 24 jam.
Catatan: Jika airdigunakan bahan es, pastikan bahwa bungkus contoh berlapis untuk
menghindari kontaminasi karena kebocoran
4.1. Bahan dan peralatan yang diperlukan :
Botol buffer phosphate steril
Swab steril
Lampu spiritus
Korek
Ketepatan Intermediate
Definisi :Ketepatan Intermediate/Antara menyatakan variasi dalam laboratorium ,seperti pada pengerjaan tanggal berbeda, atau dengan peralatan atau petugas berbeda di dalam laboratorium yang sama .
Kegunaan : uji penerapan analisa sesuai metoda ( kemampuan cocok dengan tujuan).
Prosedur:Kerjakan sedikitnya 15 penentuan pada jumlah berbeda dan hari berbeda dengan petugas
berbeda. RSD harus diperkirakan tingkatan perbedaan pada contoh di dalam daerah
penghitungan yang diwajibkan oleh metoda standar, sebagai contoh tingkat rendah, medium dan
tinggi.
Kemudian buat tabel seperti dibawah ini dan masukan data hasil uji yang diperoleh :Viable
Count Test
no.
Total Count Result (cfu/ml)
Plate ai Plate bi Log ai Log bi
Mean
xi
Difference
(log ai-log bi)
Diff / Mean
(log ai-logbi)/xi
Diff/Mn Sqrd
[(log ai-logbi)/xi]2
Petugas
1 A
2 B
3 C
4 A
5 B
6 C
7 A
8 B
9 C
10 A
… B
p C
VERIFIKASI METODE
Pengolahan data : Penghitungan Intermediate Precision RSD untuk Total Plate Count
Jumlah akhir, ∑ [ (log a1 – log b1)/xi ]2
Angka pengulangan, p
Angka tersebut masukan dalam persamaan Relative Standard Deviation berikut :
RSD =√ ∑ [ ( log ai – log bi ) / Xi ] 2
2p
Jadi Coefficient of Variation adalah :
Coefficient of Variation, CV % = 100 x RSD = %
VERIFIKASI METODE ALT
Personal repeatability RSD
Definisi :Personal repeatability RSD menyatakan variasi dalam laboratorium ,seperti pada
pengerjaan tanggal dan peralatan berbeda, dengan petugas dan dalam laboratorium yang sama .
Kegunaan : uji kemampuan petugas pelaksana
Prosedur:Kerjakan sedikitnya 15 penentuan pada jumlah berbeda dan hari berbeda dengan petugas
yang sama RSD harus diperkirakan tingkatan perbedaan pada contoh di dalam daerah
penghitungan yang diwajibkan oleh metoda standar, sebagai contoh tingkat rendah,
medium dan tinggi.
Kemudian buat tabel seperti dibawah ini dan masukan data hasil uji yang diperoleh :Viable
Count Test
no.
Total Count Result (cfu/ml)
Plate ai Plate bi Log ai Log bi
Mean xi Difference
(log ai-log
bi)
Diff / Mean
(log ai-logbi)/xi
Diff/Mn Sqrd
[(log ai-logbi)/xi]2
Petugas
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
p X
VERIFIKASI METODE ALT
Pengolahan data :
Penghitungan Personal repeatability RSD untuk petugas dengan contoh ALT
Jumlah akhir, ∑ [ (log a1 – log b1)/xi ]2
Angka pengulangan, p
Angka tersebut masukan dalam persamaan Relative Standard Deviation berikut :
RSD petugas = √ ∑ [ ( log ai – log bi ) / Xi ] 2
2p
Jadi Coefficient of Variation adalah :
Coefficient of Variation, CV % = 100 x RSD = %
Catatan: Relatif Standart Deviation lebih besar dari 0.1 ( lima hingga sepuluh kali RSD dari penghitungan kultur murni ) adalah suatu tanda berbagai kesulitan / permasalahan tertentu
VERIFIKASI METODE MPN TOTAL COLIFORM / COLI FECAL
I, Prinsip :
Melakukan beberapa pengujian dengan pengulangan antar personal lab.
2. Tujuan :
Untuk membuktian atau konfirmasi pengujian yang obyektif di laboratorium dan
bahwa metode itu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
3.Acuan :
Quality Control Microorganisms
4.Alat :
- Inkubator
- Lampu Spiritus
- Ose
- Label
5. Bahan :
- Media LTB, BGLB & EC Broth
- Strain murni
6.Instruksi Kerja
1. Siapkan 2 buah strain murni, masing-masing di kondisikan dalam High strain &
Low strain
2. Bagikan pada 3 personal untuk di periksa, masing-masing melakukan 3 kali
pengulangan dalam waktu yang bersamaan
3. Hasil pengujian dikimpulkan dan dilakukan perhitungan senstifitas, Spesifisitas,
false positif & false negatif
4. Hasil perhitungan dinyatakan memenuhi syarat bila sensitifitas & specifitas
> 95 % eror (false positif/false negatif) tidak lebih dari 5%.
VERIFIKASI METODE MPN TOTAL COLIFORM / COLI FECAL
Rumus Perhitungan :
Sensitifitas =
a
a + b
Spesifisitas =
d
c + d
Rasio Positif Palsu =
c
a + c
Rasio Negatif Palsu =
b
b + d
PEMBUATAN STRAIN E COLI UNTUK VERIFIKASI METODE MPN
TOTAL COLIFORM / COLI FECAL
I, Prinsip :
Melakukan pengkondisian strain untuk bahan pengujian (High strain & Low strain)
2. Tujuan :
Untuk membuktian atau konfirmasi pengujian yang obyektif di laboratorium dan
bahwa metode itu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
3.Acuan :
Quality Control Microorganisms
4.Alat :
- Inkubator
- Lampu Spiritus
- Ose / swab steril
- Biosavety Cabinet (BSC)
5. Bahan :
- Media Nutrient Agar (NA) plate
- Strain murni
- Buffer phosfat vol. 10 & 90 ml (Steril)
6.Instruksi Kerja
Siapkan strain murni dari fresher lalu larutkan secara mendadak dengan air panas
100oC pada tempat yang terpisah.
Ambil 1 ose / I usap strain murni dan masukkan dalam buffer phosfat vol. 10 ml
Homogenkan larutan di atas, lalu campurkan kedalam larutan buffer phosfat vol.
90 ml, hal ini dilakukan secara aseptis di dalam BSC
PEMBUATAN STRAIN E.COLI UNTUK VERIFIKASI METODE MPN
TOTAL COLIFORM / COLI FECAL
Ambil 2 ml larutan tersebut,1 ml masukkan dalam petridish ( untuk pengenceran
100 strain dengan kerapatan bakteri yang tinggi ) dan 1 ml campurkan dalam
buffer phosfat vol. 9 ml ( untuk membuat seri pengenceran 10-1 strain dengan
kerapatan bakteri rendah) kemudain ambil 1 ml dan masukkan dalam petridish.
Tambahkan NA yang telah di siapkan pada masing-masing petridish sebanyak 15
ml, lalu diamkan selama 15 – 30 menit (sampai padat) dan ingkubasi ke dalam
incubator 121oC,selama 24 jam
Baca hasil pertumbuhan dari masing-masing biakan dengan menggunakan coloni
counter, perbedaan tingkat kerapatan bakteri pada masing-masing biakan dicatat
dan hasil biakan dengan tingkat kerapatan tinggi di pakai sebagai High strain,
sedangkan untuk kerapatan yang lebih rendah dipakai sebagai Low strain.
PEMERIKSAAN ESCHERISIA COLI (PROPOSED)
I, Prinsip :
E coli memberikan warna merah pada media Tryptone water setelah ditambahkan
dengan reagen kovacs
2. Tujuan :
Untuk membuktian atau konfirmasi keberadaan E coli
3.Acuan :
SMP 9221.f.
4.Alat :
- Inkubator
- Lampu Spiritus
- Ose / swab steril
- Biosavety Cabinet (BSC)
5. Bahan :
- Media Tryptone Water
- Kovacs’ reagen
6.Instruksi Kerja
Siapkan tabung presumtif test yang terjadi pertumbuhan (positif) dari 1 pemeriksaan
Ambil 1 ose / I usap dan masukkan dalam media Tryptone water vol. 5 ml
Homogenkan lalu di ingkubasikan pada suhu 44,5oC selama 24 jam
Tambahkan 0,2 – 0,3 ml kovacs’ reagen ke dalam tabung tsb.
Hasil menunjukan positif bila pada permukaan tabung terdapat warna merah, hal ini
menunjukan aanya respon positif dari E coli.
Jumlah tabung yang positif di sesuaikan pada tabel MPN (9221 C)
top related