tinjauan hukum islam mengenai fenomena ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8946/1/amir...
Post on 16-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA
SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO-FOOD
(Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2020
ii
iii
TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA
SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO-FOOD
(Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2020
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
LEMBAR PENGESAHAN
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vii
MOTTO
من يزرع يحصد
(Barang Siapa Yang Menanam Pasti Akan Memetik)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku kepada:
1. Kedua orangtua tercinta dan tersayang Bapak Sabar dan Ibu Darmi yang telah
membesarkan, mendidik dan motivator terbesar dalam hidupku yang tak
pernah jenuh mendo’akan setiap langkah yang saya lalui.
2. Adik kandung saya satu-satunya yaitu dek Rafikha Ayyatul Khusana
Rahmawati yang saya sayangi dan cintai.
3. Keluarga besar yang selalu mendo’akan, menyemangati, memotivasi demi
kelancaran semua urusan.
4. Para dosen, dosen pembimbing akademik Prof. Dr. MUH. Zuhri, M.A. serta
dosen pembimbing skripsi Bapak Muhammad Taufiq Zam-Zami, M.A. yang
telah tulus membimbing dan memberi ilmu yang bermanfaat bagi saya dalam
menyelesaikan pendidikan ini.
5. Sahabat perjuangan di KAMMI yang selalu mendukung, menyemangati,
mendo’akan serta patner berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat ngaji saya di Pondok Pesantren An-Nida yang selalu mengajak dalam
kebaikan dan menyemangati.
7. Teman-teman HES angkatan 20116, KKL, PPL dan KKN yang mengajarkan
arti kebersamaan dan kekeluargaan.
8. Teman-teman mahasiswa pejuang skripsi IAIN Salatiga serta keluarga besar
HES terkhusus angkatan 2016 yang saling menyemangati.
ix
9. Saya persembahkan kepada pembaca, semoga tulisan yang masih banyak
kekurangan ini sedikit memberi manfaat.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur sentasiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Mengenai Fenomena
Selisih Harga Pada Layanan Go-Food, ini sebagai tugas dan syarat yang wajib
dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Hukum Ekonomi Syariah (HES)
IAIN Salatiga.
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir. Rasa
syukur penulis sampaikan dengan terselesainya skripsi ini. Bagi penulis,
penyusunan skripsi ini merupakan syarat kelulusan dalam jenjang strata 1. Penulis
menyadari bahwa masih banyak hambatan selama proses penyusunan skripsi ini,
hal tersebut karena keterbatasan kemampuan penulis. Hingga pada akhirnya
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan bantuan dan bimbingan beberapa
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaiakan ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah rela memberikan waktu, bantuan serta
bimbingannya terkhusus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku Ketua Progam Studi S1 Hukum
Ekonomi SyariahInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
xi
4. Bapak Prof. Dr. MUH. Zuhri, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah senantiasa memberikan semangat dan bimbingannya bagi penulis.
5. Bapak Muhammad Taufiq Zam-Zami, M.A. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memotivasi, memberikan arahan, nasehat, bimbingan serta
keikhlasan untuk membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
6. Bapak dan ibu serta staff IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, dan
layanan terbaik serta bantuan kepada penulis.
7. Mas Tony selaku pemilik Singkong Keju Argotelo yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdo’a
semoga amal mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Dalam ini, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sebagai penyempurna skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta memberikan
konstribusi bagi negara.
Salatiga, 20 Maret 2020
Penulis,
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
xii
ABSTRAK
Amirudin, Choirul. 2020. Tinjauan Hukum Islam Mengenai Selisih Harga Pada
Layanan Go-Food (Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga).
Skripsi. Salatiga: Progam Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muhammad Taufiq
Zam-Zami, M.A.
Kata Kunci: Jual Beli Salam, ijarah, Qardh, wakalah Bil Ujrah, Multi Akad,
Selisih Harga, Go-Food.
Go-Jek merupakan suatu perusahaan yang menggunakan media elektronik.
PT Go-Jek pertama kali didirikan oleh Nadiem Makariem pada tahun 2011. Pada
awal pendiriannya hanya mencakup beberapa kota saja namun saat ini hampir
seluruh kota dan kabupaten di Indonesia sudah ada Go-Jek. Aplikasi Go-Jek
memiliki banyak fitur layanan, salah satunya adalah Go-Food. Go-Food adalah
suatu mekanisme untuk melayani pemesanan makanan atau minuman yang
menggunakan jasa driver Go-Jek. Setelah driver Go-Jek membelikan makanan
atau minuma lalu mengantarkan kepada pihak konsumen, kemudian driver Go-Jek
akan mendapatkan ujrah (upah) sebagai ganti jasa sesuai jarak yang ditempuh,
dalam hal ini Go-Jek bermitra dengan driver Go-Jek dan pihak merchant (pelaku
usaha). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana praktik akad pada
layanan go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga? Mengapa terjadi selisih
harga pada layanan go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga? Bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap selisih harga pada layanan go-food di Singkong
Keju Argotelo Salatiga?
Jenis penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya menekankan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut
yang berarti data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hasil wawancara, bukan
angka-angka.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, praktik akad pada
layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo adalah multi akad mujtami’ah
dengan menggabungkan akad jual beli salam, ijarah , qardh danwakalah bil
ujrah. Jika ditinjau berdasarkan rukun dan syarat, maka akad tersebut telah
memenuhi syarat. Terkait multi akad mujtami’ah, sebagian ulama Hanafiyah,
Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanbaliyah berpendapat bahwa multi akad
diperbolehkan dalam hukum Islam. Kedua, adanya kesepakatan antara PT Go-Jek
dan pihak merchant terkait besarnya selisih harga sudah sah menurut hukum
Islam. Adanya selisih harga tersebut agar pihak merchant tidak rugi karena
diharuskan membayar biaya menaruh lapak di fitur Go-Food pada aplikasi Go-
Jek. Akad yang digunakan antara PT Go-Jek dan pihak merchant ialah ijarah.
Adanya selisih harga yang dterapkan oleh pihak merchant untuk ujrah atas sewa
lapak yang telah disediakan PT Go-Jek.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii
SAMPUL ............................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ vi
MOTTO............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
G. Metode Penelitian.................................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan .............................................................................. 19
BAB II MULTI AKAD, JUAL BELI ONLINE, dan RIBA ................................ 21
xiv
A. Multi Akad .............................................................................................. 21
1. Pengertian Multi Akad ......................................................................... 21
2. Dasar Hukum Multi Akad .................................................................... 22
3. Macam-Macam Multi Akad ................................................................. 25
4. Macam-Macam Akad........................................................................... 26
B. Jual Beli Online ....................................................................................... 34
1. Pengertian Jual Beli ............................................................................. 34
2. Pengertian Jual Beli Online .................................................................. 35
C. Riba ........................................................................................................ 38
1. Pengertian Riba ................................................................................... 38
2. Macam-Macam Riba ............................................................................ 40
3. Hikmah dari Pengharaman Riba ........................................................... 41
BAB III LAYANAN GO-FOOD DI SINGKONG KEJU ARGOTELO
SALATIGA ....................................................................................................... 43
A. Gambaran Umum Singkong Keju Argotelo ............................................. 43
B. Gambaran Umum Perusahaan Go-Jek ..................................................... 44
1. Sejarah Singkat Perusahan ................................................................... 44
2. Visi dan Misi ....................................................................................... 47
3. Struktur Organisasi .............................................................................. 48
C. Macam-Macam Produk Layanan PT Go-Jek Indonesia............................ 53
D. Gambaran Umum Go-Food ..................................................................... 55
E. Cara Pemesanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo............................. 58
F. Penetapan Selisih Harga Pada Pelaku Usaha di Go-Food ......................... 63
BAB IV PRAKTIK AKAD DAN FENOMENA SELISIH HARGA PADA
LAYANAN GO-FOOD DI SINGKONG KEJU ARGOTELO SALATIGA
DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM. ........................................................... 69
xv
A. Praktik Akad Pada Layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo ........... 69
B. Selisih Harga Pada Layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo Dalam
Tinjauan Hukum Islam ................................................................................... 82
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 87
A. Kesimpulan ............................................................................................. 87
B. Saran ....................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 95
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi PT Go-Jek Indonesia ....................................... 49
Gambar 3. 2 Halaman Utama Aplikasi Go-Jek ................................................... 59
Gambar 3. 3 Tampilan Pencarian Resto.............................................................. 60
Gambar 3. 4 Tampilan Menu Resto .................................................................... 61
Gambar 3. 5 Cara Memasukan Alamat Pengiriman ............................................ 61
Gambar 3. 6 Rincian Pembayaran ...................................................................... 62
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penunjukan Pembimbing ..................................................................... I
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................................II
Lampiran 3 Dokumentasi Skripsi ...................................................................................III
Lampiran 4 Surat Pernjanjian Singkong Keju Argotelo dengan PT Go-Jek ..................... X
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................XI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat perkembangan zaman yang semakin maju, muamalahpun
juga mengalami kemajuan dalam praktiknya. Jika dulu praktik muamalah
dilakukan dengan secara lagsung. Dalam era millenial praktik muamalah
bisa dilakukan tidak secara langsung karena ada perkembangan teknologi
berbasis intenet. Hal tersebut memudahkan dalam berinteraksi, bertukar
informasi dalam berbagai aktivitasnya dan menambah trend perkembangan
teknologi dengan segala bentuk kreativitas manusia. Seiring dengan
kemajuan teknologi tersebut maka manusia semakin mudah dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat transaksi
muamalah menjadi lebih mudah melalui transaksi online (e-commers).
Dalam hal ini Perusahaan Go-Jek membuat aplikasi, yaitu aplikasi yang
menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistsik,
layanan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnya. 1
PT. Go-Jek Indonesia adalah perusahaan berjiwa social yang
memimpin revolusi industry transportasi ojek yang didirikan oleh Nadiem
Makarim (Founder and CEO Go-Jek Indonesia). Go-Jek menjadi solusi
utama dalam pengiriman, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan
1 Admin, “Tentang Go-jek” dalam www.go-jek.com/about/ di akses pada tanggal 10
Oktober 2019 pukul 16.30 WIB
2
kota. Terdapat empat jasa layanan yang disediakan yaitu instan courier,
transport, go-food dan shopping.2
Go-Food adalah salah satu fitur layanan yang memberikan
kemudahan pada langganan dalam layanan pesan antar makanan. Terdapat
15.000 data restoran/tempat makan yang mempunyai dapat diakses melalui
aplikasi Go-Jek. Didalam layanan Go-Food terdapat tiga fitur tambahan
near me, add note dan suggest a restoran/warung. Near me adalah Fitur
untuk menemukan restoran yang posisinya paling dekat dengan pelanggan
tersebut. Add note adalah untuk memperjelas pesanan, apabila pelanggan
mempunyai keinginan khusus pada makanan yang dipesan dapat melalui
fitur ini. Sementara suggest a restorant: Apabila restoran favorit dari
pelanggan tidak ada dalam daftar, pelanggan yang bersangkutan dapat
menyarankan restoran yang diinginkan dengan menuliskan nama restoran
tersebut.3
Restoran yang dapat dipesan makanan melalui fitur Go-Food
dipastikan telah mendaftarkan ke Perusahaan Go-Jek, dalam hal ini restoran
kerjasama dengan perusahaan Go-Jek dalam fitur Go-Food, pihak restoran
diklaim sebagai sewa jasa lapak dan fasilitas pemasaran dengan
imbalan/upah.4 Setelah diverifikasi oleh Perusahaan Go-Jek, restoran sudah
dapat menerima pesanan melalui fitur Go-Food. Konsumen memesan
makanan direstoran melalui fitur Go-Food yang telah terdaftar dalam
2 Gerrizeta Febrian, Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Jasa Layanan
Go-nesia (Tugas akhir Universitas Telkom, Bandung: 2018) hlm.3 3 Go-Jek, “Layanan Go-Food”,dalam https:// diakses pada 17 Oktober 2019 pukul 17.00
WIB 4 Gerrizeta, Febrian. Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Jasa Layanan
Go-Jek PT. Gojek Indonesia. (Tugas akhir Universitas Telkom, Bandung 2018), hlm.12
3
aplikasi Go-Jek, setelah memesan makanan secara otomatis akun driver
yang terdekat dengan restoran mendapat notifikasi pesanan konsumen.
Driver membelikan makanan di restoran sesuai pesanan aplikasi dan
mengantarkan makanan ke konsumen, konsumen menerima pesanan dan
membayar makanan yang sesuai dengan nota/ struk yang tertera sekaligus
membayar ongkos kirim/ upah sewa jasa. Driver mendapatkan point dari
pihak Go-Jek yang bisa ditukarkan menjadi uang tunai. Point tersebut
didapat ketika mengantarkan pesanan Go-Food. Mengenai jumlah point
tergantung jarak yang ditempuh driver dalam mengantarkan pesanan Go-
Food.
Dalam aplikasi tersebut juga disuguhkan harga-harga sesuai dengan
kebutuhan kita, mulai dari harga yang murah sampai harga yang mahal.
Namun harga dalam apilaksi tersebut bisa berubah sewaktu-waktu sesuai
dengan pihak restoran yang bersangkutan.
Biasanya pihak restoran merubah harga karena pihak restoran
belum memasukkan biaya service fee yang sudah menjadi ketentuan pihak
Go-Jek dan biaya pajak yang belum dimasukkan dalam aplikasi tersebut.
Seperti di Singkong Keju Argotelo untuk 1 porsi Singkong Keju yang
semula harganya 20.000 menjadi 24.000 per porsi di luar biaya ongkos
kirim, karena biaya ongkos kirim sudah ditetapkan di awal dan tidak bisa
berubah.
Dalam uraian pemesanan makanan melalui fitur Go-Food
konsumen tidak harus membayar melalui go-pay, karena dalam fitur Go-
4
Food konsumen dapat memilih melakukan pembayaran makanan sekaligus
ongkos kirimnya melalui go-pay atau cash.
Berikut pola transaksi di Go-Food:
1. Konsumen pesan makanan melaui Go-Food
2. Go-Food mewakilkan ke driver
3. Driver membelikan pesanan konsumen
4. Driver mengantar pesanan langsung ke konsumen, konsumen
membayar pesanan dan ongkos kirim.
Berdasarkan skema pesan beli makanan melalui fitur Go-Food
terdapat beberapa akad dalam satu transaksi. Dalam Hadis Nabi
disebutkan:
ودب نعامرقالون ض بوالأوث ناحسن حد عب دحد اروأس ساكعن عن ث ناشريك
عودرر ح نب نعب داللال أبيهقالنىرسولاللصل ىضياللعن هب نمس ماعن
ص عن وسل م قتينفصاللعليه ف ساك قال شريك قال ود أس قال واحدة قة ف
دار جليبيعالبيعف ي قولهوبنساءبكذاوكذال 5بكذاوكذاوهوبن ق
“Telah menceritakan kepada kami Hasan dan Abu Nadlr dan Aswad bin
Amir mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Syarik dari Simak
dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhuma dari
ayahnya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua
5 Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal,
Juz 6 (Beirut: Muassasah Ar-Risalah, 2001), hlm. 324, hadist nomor 667, Bab Abdullah bin
Mas’ud, Hadis Shahih Lighairihi.
5
transaksi dalam satu akad. Aswad berkata; Syarik berkata; Simak berkata;
Seorang laki-laki menjual barang jualan seraya mengatakan; Ia dengan
kredit sekian dan sekian dan dengan tunai sekian dan sekian.” (H.R
Ahmad).
Beberapa akad dalam pesan beli makanan melalui fitur Go-Food
yaitu sebagai berikut. Pertama, akad antara konsumen dan restoran adalah
akad jual beli salam. Yakni, restoran sebagai penjual menjual makanan dan
konsumen sebagai pembeli membeli makanan dengan cara pesanan. Jual
beli salam adalah jual beli dengan sistem pesanan, pembayaran dimuka
sementara barang diserahkan di waktu kemudian.6 Menurut KHES pasal 20
ayat 34 salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli yang
pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pemesanan barang. 7
Dalam jual beli, Islam telah menetapkan aturan-aturan hukumnya
seperti yang telah dianjurkan oleh Rasulullah saw, baik mengenai rukun,
syarat maupun bentuk jual beli yang diperbolehkan ataupun yang tidak
diperbolehkan. Dalam lapangan, jual beli yang semakin berkembang
tentunya antara si penjual dengan si pembeli harus lebih hati-hati dalam
melakukan transaksi jual beli. Nabi menghimbau agar akad jual beli
penetapan harga disesuaikan dengan harga yang berlaku di pasaran secara
umum. Unsur pokok dalam akad jual beli, adanya ijab dari pihak penjual
dan qabul dari pihak pembeli. Dalam Islam jual beli yang dilakukan harus
6 Imam Mustofa, Fiqh Mu’amalah Kotemporer (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2015),
Hlm. 71 7Komplinasi Hukum Ekonomi Syariah Buku II Bab 1 pasal 20 ayat 34
6
dijauhkan dari subhat, gharar ataupun riba.8 Seperti yang telah
difirmaankan oleh Allah Swt. dalam Alquran di bawah ini:
ٱلب يعوحر مٱلر ب وا وأحل ٱلل
Artinya : Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba
(Q.S Al-Baqarah : 275)9
Oleh karena itu, nilai-nilai syariah mengajak seorang muslim untuk
menerapkan konsep penetapan harga dalam kehidupan ekonomi,
menetapkan harga sesuai dengan nilai yang terkandung dalam barang
tersebut. Dengan adanya penetapan harga, maka akan menghilangkan
praktik penipuan, serta memungkinkan ekonomi dapat berjalan sebagai
mestinya dan penuh kerelaan hati.10
Dalam jual beli terdapat syarat dan rukun yang harus dipenuhi oleh
kedua belah pihak. Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu syarat
terjadinya akad, syarat sahnya akad, syarat terlaksananya akad dan syarat
lujum. Tujuan adanya syarat tersebut antara lain untuk menghindari
pertentangan di antara manusia, menjaga kemaslahatan orang yang sedang
akad, untuk menghindari jual beli gharar (terdapat unsur penipuan), dan
lain-lain.11
Kedua, antara konsumen – driver terdapat akad ijarah. Setelah
membelikan makanan driver mengantar makanan ke konsumen, dalam hal
8 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslim. Terj. Salafudin Abu Sayyid. (Solo: Pustaka Arafah,
2016), Hlm. 564 9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara 1993), hlm. 69. 10 Ika Rahayu Halimatus Sadiyah. “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli
Makanan dan Aplikasi Goi-Food” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya
2019), hlm. 23 11 Sulaiman Rasjid , Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2017) hlm.279
7
ini konsumen langsung membayar makanan sekaligus membayar ongkos
kirim/ upah. Akad ijarah adalah akad atas manfaat dengan imbalan,
menurut Wahbah Az-Zuhaili ijarah adalah tranksaksi pemindahan hak
guna atas barang atau jasa dalam batasan waktu tertentu melalui upah sewa
tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang.12
Ketiga, antara konsumen-driver terdapat akad qardh. Ketika
membelikan pesanan pihak konsumen driver Go-jek menalangi dulu
pembelian tersebut. Setelah pesanan itu sampai ke pihak konsumen, maka
pihak konsumen akan mengganti tersebut sesuai dengan yang ditalangi oleh
driver Go-Jek.
Keempat, antara konsumen dan go-food – driver adalah
akadwakalah. Karena konsumen mewakilkan ke pihak go-food untuk
membelikan makanan, kemudian pihak go-food mewakilkan lagi ke pihak
driver untuk membelikan makanan. Akadwakalah menurut etimologis
adalah pelimpahan atau penyerahan. Sedangkan menurut
terminologiwakalah adalah pelimpahan seseorang kepada orang lain atas
urusan yang boleh ia lakukan sendiri dan boleh diambil alih orang lain
(niyabah) agar dilakukan ketika ia masih hidup.
Menurut Abu Bakr Jabir al-Jazairi, wakalah adalah meminta orang
lain sebagai wakil dalam menjalankan suatu urusan yang boleh diwakilkan,
seperti jual beli, perselihan, dan yang lainnya.13
12 Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh, jilid V cet. ke-8 (Bairut: Dar al-
Fikr, 2005), hlm. 3800 13 Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhajul al-Muslim, cet. ke-6 (Madinah: al-‘Ulum wa al-
Ḥikam, 2019), hlm. 278
8
Dari semua akad di atas harus terjadi kesepakatan semua pihak.
Setiap pelaku akad boleh menyepakati syarat tertentu dalam transaksi
selama tidak bertentangan dengan target akad. Para ulama berbeda
pendapat tentang syarat dalam transkasi. Pendapat pertama menurut ulama
Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah berkesimpulan bahwa setiap syarat itu
diperkenankan selama tidak bertentangan dengan target bertransaksi.
Target bertransaksi adalah terjadi perpindahan kepemilikan, penjual
mendapatkan keuntungan dan pembeli mendapatkan barang.
Pendapat kedua adalah pendapat Ulama Hanabilah (termasuk Ibnu
Qoyim dan Ibnu Taimiyah) yang berpendapat lebih longgar daripada
pendapat pertama, bahwa apapun syaratnya itu dibolehkan walaupun
bertentangan dengan target akad selama itu memberikan maslahat kepada
kedua belah pihak. Oleh karena itu, jual beli dengan syarat objek jual dijual
kembali kepada yang bersangkutan itu dibolehkan.14
Sementara mekanisme antara pihak merchant (pelaku usaha)
dengan Go-Jek ialah bagi hasil. Setiap penjualan yang terjadi melalui Go-
Food maka pihak Go-Jek akan mendapatkan bagi hasil tersebut tergantung
kesepakatan kedua belah pihak. Oleh karenya adanya selisih harga antara
membeli secara online dengan membeli secara offline. Padahal pihak Go-
Jek tidak melakukan pekerjaan apapun terhadap makanan yang ditawakan
pihak merchant. Pihak Go-Jek hanya menampilkan usaha pihak merchant
dalam tampilan aplikasi Go-Food.
14 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm. 103
9
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam transaksi Go-Food
terdapat akad-akad dalam fiqih muamalah, yaitu akad jual beli salam, akad
ijarah dan akad qardh, akad wakalah bil ujrah. Selanjutnya, bagaimana
pandangan Hukum Islam mengenai transakasi Go-Food, dalam satu
transaksi tersebut terdapat akad lebih dari satu, yaitu menghimpun akad-
akad (multi akad) dalam satu transaksi. Kemudian bagaimana pandangan
Islam terkait selisih harga yang diterapkan pihak merchant untuk bagi hasil
dengan pihak Go-Jek. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin
menulis penelitian skripsi dengan judul ”TINJAUAN HUKUM ISLAM
MENGENAI FENOMENA SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO
FOOD” (Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik akad pada layanan go-food di Singkong Keju
Argotelo Salatiga?
2. Mengapa terjadi selisih harga dalam transaksi pada layanan go-food di
Singkong Keju Argotelo Salatiga?
3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap selisih harga pada layanan
go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui praktik akad pada layanan go-food di Singkong
Keju Argotelo Salatiga
2. Untuk mengetahui sebab terjadinya selisih harga dalam transaksi
layanan go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga
10
3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam selisih harga pada layanan
go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga
D. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperkaya
wacana keilmuan khususnya dalam bidang Hukum Islam dan
menambahkan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
2. Secara Praktis
a. Masyarkat mengetahui tinjauan hukum Islam dalam transaksi go-
food khusus di Kota Salatiga.
b. Untuk Fakultas Syariah, sebagai tambahan referensi dan bahan
kajian serta memperkaya wawasan dalam bidang muamalah di era
teknonologi.
E. Penegasan Istilah
1. Tinjauan Hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan
berdasarkan wahyu Allah dan sunah Rosul tentang tingkah laku
mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui
dan diyakini berlaku mengikat bagi semua pemeluk agama Islam .15
Dalam penelitian ini hukum Islam yang digunakan untuk menganalisis
adalah fiqih muamalah.
15 Zainuddin Ali, Hukum Islam “Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), hlm. 3
11
2. Fenomena adalah berbagai hal yang dapat disaksikan dengan panca
indera serta dapat diterangkan dan dinilai secara ilmiah.16
3. Selisish harga adalah selisih yang berasal dari perubahan harga produk
atau tenaga kerja.17
4. Layanan adalah tindakan seseorang untuk cara melayani sesuatu.18
5. Go-Food adalah salah satu fitur layanan yang memberikan kemudahan
pada langganan dalam layanan pesan antar makanan. Terdapat 15.000
data restoran/tempat makan yang mempunyai dapat diakses melalui
aplikasi Go-Jek.19
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validasi penelitian
yang telah dibuat. Penelitian terdahulu dapat menjadi suatu pijakan
penulis agar penelitiannya berbeda dengan yang terdahulu. Adapun
beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Skripsi Ahmad Bashori yang berjudul “Analisis Hukum Islam
Terhadap Akad Jual Beli Melalui Aplikasi Go Food Di Kota
Surbaya”, mahasiswa Fakutas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2019.
Penulis menerangkan dalam tulisannya secara garis besar
bagaimana analisis hukum Islam terhadap akad Jual Beli Melalui
16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet ke-4
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 315 17 Ibid., hlm. 1022 18 Ibid., hlm. 646 19 Go-Jek, “Layanan Go-Food”,dalam https:// www.go-jek.com diakses pada 20
November 2019 pukul 08.20 WIB
12
Aplikasi Go Food. Perbedaan antara analisis tersebut dengan yang
akan diteliti adalah pembahasannya tidak terlalu luas karena hanya
membahas tentang jual beli saja. Penulis tersebut hanya menganalisis
akad jual beli dalam go-food menurut hukum Islam diperbolehkan
atau tidak. Sedangkan yang akan diteliti membahas lebih luas, yaitu
menganalisis akad apa saja yang terjadi pada layanan Go-Food dan
bagaimana menurut hukum Islam terhadap akad tersebut. Selain itu,
peneliti juga akan menjelaskan adanya selisih harga pada layanan go-
food. Adapun persamaan dengan yang akan peneliti analisis adalah
akad dalam layanan Go Food.
2. Skripsi Theo Yudistiro yang berjudul “Tinjauan Yuridis Perjanjian
Pengangkutan Makanan Melalui Layanan Go-Food Dalam Hal
Terjadi Selisih Harga Yang Disepakati Pada Aplikasi Go-Jek”,
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,
Tahun 2018.
Penulis menerangkan dalam tulisannya secara garis besar
bagaimana analisis tentang Selisih harga pada layanan Go-Food pada
Aplikasi Go-Jek dalam tinjaun Yuridis. Perbedaan antara analisis
tersebut dengan yang diteliti adalah pembahasannya tersebut ditinjau
berdasarkan hukum positif. Penulis menjelaskan tentang kesepakatan
selisih harga antara kedua belak pihak, yaitu pihak Go-Jek dan warung
tersebut. Sedangkan peneliti akan menggunakan analisi hukum Islam
terkait perbedaan layanan Go-food. Selain itu, peneliti juga akan
menjelaskan akad apa saja yang digunakan dalam layanan Go-Food.
13
3. Skripsi Azizah yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Praktik Tambahan Biaya di Luar Ongkos Kirim Pada Layanan Titip
Beli Oleh Pesan Antar Bangkalan”, mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2019.Penulis
skripsi tersebut menerangkan dalam tulisannya secara garis besar
bagaimana analisis tenntang praktik tambahan biaya diluar ongkos
kirim pada layanan titip beli oleh pesan antar Bangkalan.
Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan
penelitian yang telah dilakukan sebagaimana di atas ialah, berkaitan
dengan objek penelitiannya berupa layanan titip beli dan antar
makanan ( deliveryfood ). Sedangkan perbedaannya ialah, penelitian di
atas terkait permasalahan tentang biaya tambahan di luar ongkos kirim
pada layanan titip beli oleh pesan antar Bangkalan, sedangkan penulis
membahas permasalahan terkait tinjauan akad pada layanan go-food
dalam tinjauan hukum Islam . Selain itu, peneliti juga akan
menjelaskan tentang selisih harga pada layanan go-food.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis
sosiologis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana transaksi pada
layanan go-food. Yang dimaksud dengan pendekatan sosiologis adalah
melakukan penyelidikan dengan cara melihat fenomena masyarakat atau
14
peristiwa sosial, politik dan budaya untuk memahami hukum yang berlaku
di masyarakat.20
Sedangkan dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian field research (penelitian lapangan) yaitu peneliti terjun
langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian apa objek yang
dibahas yaitu tentang bagaimana transaksi pada layanan go-food. Selain
itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh melalui
pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perlilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.
Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.21
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian secara langsung
dan secara online. Penulis langsung terjun kelapangan untuk meminta data
ke subjek penelitian. Waktu penelitian sedang berjalan ada musibah virus
covid-19. Penulis dan subjek penelitian membuat kesepakatan untuk
mengumpulkan data secara online melalui media WhatsApp.
3. Lokasi Penelitian
20 Soerjono Soekanto, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Ui-Press, 1986), hlm. 23 21 Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 6
15
Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga. Objek yang sudah diteliti
adalah driver Go-Jek dan para konsumen. Selain itu penelitian juga
dilakukan di Singkong Keju Argotelo yang beralamat di Jl. Argowiyoto
No.4, Ledok, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga.
4. Sumber Data
Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang
diteliti. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain (sumber
data tertulis, dan foto).22 Data yang penulis gunakan dalam penulisan
skripsi ini meliputi:
a. Data primer, adalah data yang didapatkan langsung dari subjek
penelitian dengan mengambil langsung dari sumber informasi.23
Sumber data ini terkait Go-Jek, Go-Food. perjanjian antara
Singkong Keju Argotelo dan PT Go-Jek Indonesia, proses
pemesanan makanan atau minuman oleh pihak konsumen serta
terkait driver Go-Jek.
b. Data Sekunder, adalah data atau informasi yang diperoleh secara
tidak langsung dari sumber-sumber lain selain data primer.
Datanya berupa buku-buku berkaitan dengan muamalah, mengenai
Go-Jek yang diakses di halaman resminya, majalah atau jurnal
ilmiah, dokumen pRibadi.
5. Prosedur Pengumpulan Data
22 Ibid., hlm.7
23Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bina
Aksara, 1992), hlm.13
16
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakam metode-metode
sebagai berikut:
a. Metode Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Dalam metode ini penulis menggunakan teknik interview guide
yaitu cara pengumpulan data dengan menyampaikan secara langsung
daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya guna memperoleh
jawaban yang langsung dari responden. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah
tertentu dengan cara bertanya pada informan yang sudah dipilih untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara yang
digunakan ini dilakukan secara tidak terstruktur, peneliti tidak
melakukan wawancara dengan struktur yang ketat kepada informan
agar informasi yang diperoleh memiliki kapasitas yang cukup tentang
berbagai aspek dalam penelitian ini.24 Terkait hal ini pihak-pihak yang
diwawancarai antara lain: Tony sebagai pemilik Singkong Keju
Argotelo, Musbihin sebagai driver Go-Jek, Nurdiansyah sebagai driver
Go-Jek, Syihab sebagai driver Go-Jek, Oky sebagai pihak konsumen
dan Arif sebagai pihak konsumen.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
cara membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada dan
24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bina Aksara,
1992), hlm. 13
17
dipandang relevan.25 Dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti tempat jualan, daftar
harga, nota harga, surat perjanjian antara pihak Go-Jek dengan pihak
merchant dan toko Singkong Keju Argotelo.
c. Metode Observasi atau Pengamatan
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung kepada objek penelitian. Metode ini digunakan
untuk mengetahui penjualan di lingkungan Singkong Keju Argotelo
Salatiga menggunakan layanan Go-Food.
d. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu cara penanganan terhadap
objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian
yang satu dengan yag lain untuk mendapatkan pengertian yang baru..26
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah bersifat
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh dari PT
Go-Jek, Singkong Keju Agotelo, driver Go-Jek dan pihak konsumen,
selanjutnya dianalisis menggunakan teori dan akad dalam fiqih
muamalah sehingga menjadi jawaban terhadap suatu masalah..
6. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan
25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bina
Aksara, 1992), hlm. 13
26 Kristina Daymond, Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Publik Relation Dan
Marketing Communication (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2008), hlm. 369
18
pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin
validitas data akan dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.27
Pengecekan keabsahan data ini dilakukan dengan cara membandingkan
berbagai dokumen, observasi, dan mencari informasi dari berbagai pihak
apakah sudah sesuai dengan yang dilapangan apa belum.
7. Tahap-Tahap Penelitian
a. Penelitian pendahuluan Penulis mengkaji buku-buku yang
berkaitan dengan akad dalam Islam.
b. Pengembangan Desain setelah penulis mengetahui berbagai hal
tentang akad, penulis melakukan observasi ke objek penelitian
untuk melihat secara langsung maupun secara online praktik
terhadap pihak kosumen, driver Go-Jek dan Singkong Keju
Argotelo Salatiga.
c. Penelitian dilakukan penulis dengan cara terjun langsung ke lokasi
penelitian dan secara online untuk meneliti secara lebih mendalam
tentang kasus yang sebenarnya terjadi mengenai layanan Go-Food
di Singkong Keju Argotelo Salatiga.
27 Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 7
19
H. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi ke dalam beberapa
bab dan masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi
sebagai berikut:
1. BAB I merupakan pendahuluan yang menjelaskan: Latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, dan metode penelitian yang terdiri dari: pendekatan
dan jenis penelitian, waktu penelitian/kehadiran peneliti, tempat/lokasi
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, metode analisis
data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, yang terakhir
sistematika penulisan.
2. BAB II kajian pustaka menjelaskan mengenai pengertian multiakad,
dasar hukum multi akad, macam-macam multi akad dan macam-
macam akad dalam hukum Islam. Serta menjelaskan tentang jual beli
online dan pengertian riba, unsur-unsur riba, riba menurut hukum
Islam .
3. BAB III Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum Singkong
Keju Argotelo, gambaran umum Perusahaan Go-Jek yang meliputi
sejarah singkat Go-Jek, visi dan misi Go-Jek, struktur organisasi,
mekanisme pembelian melalui Go-Food, perjanjian kemitraan pihak
Go-Jek dengan pelaku usaha, dan penetapan selisih harga di fitur Go-
Food ketika membeli dengan cara online dan offline.
4. BAB IV Berisi analisis mengenai: Praktik akad pada layanann Go-
Food di Singkong Keju Argotelo, Selisih harga dalam transaksi pada
20
layanan Go-Food dan Selisih harga pada layanan Go-Food di
Singkong Keju Argotelo dalam tinjauan Hukum Islam.
5. BAB V Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari
penyusunan skripsi yang penulis susun. Dalam bab ini penulis
mengemukakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran
ataupun rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan
tentang hukum-hukum Islam khususnya hukum bermuamalah.
21
BAB II
MULTI AKAD, JUAL BELI ONLINE, dan RIBA
A. Multi Akad
1. Pengertian Multi Akad
Multi dalam bahasa Indonesia berarti: banyak, lebih dari satu, lebih
dari dua, berlipat ganda. Dengan demikian, multiakad dalam bahasa
Indonesia berarti akad berganda atau akad yang banyak, lebih dari satu.
Sedangkan menurut istilah fiqih, kata multiakad merupakan terjemahan
dari kata Arab yaitu al-’uqud al-murakkabah yang berarti akad ganda
(rangkap). Al-’uqud al-murakkabah terdiri atas dua kata al-’uqud (bentuk
jamak dari ‘aqd) dan al-murakkabah. Kata al-murakkabah (murakkab)
secara etimologi berarti al-jam’u, yakni mengumpulkan atau menghimpun.
Kata murakkab sendiri berasal dari kata rakkaba-yurakkibu-tarkiban yang
mengandung arti meletakkan sesuatu pada sesuatu yang lain sehingga
menumpuk, ada yang di atas dan yang di bawah. Sedangkan murakkab
menurut pengertian para ulama fiqih adalah: Pertama, himpunan beberapa
hal sehingga disebut dengan satu nama. Seseorang menjadikan beberapa
hal menjadi satu hal (satu nama) dikatakan sebagai melakukan
penggabungan (tarkîb). Kedua, sesuatu yang dibuat dari dua atau beberapa
bagian, sebagai kebalikan dari sesuatu yang sederhana (tunggal/ basîth)
yang tidak memiliki bagian-bagian. Ketiga, meletakkan sesuatu di atas
sesuatu lain atau menggabungkan sesuatu dengan yang lainnya.
22
Berdasarkan pemahaman tentang makna akad dan multi
(murakkab) maka multi akad adalah kesepakatan dua pihak untuk
melaksanakan suatu akad yang mengandung dua akad atau lebih seperti
jual beli dengan sewa menyewa, hibah, wakalah, qardh, muzara’ah, sahraf
(penukaran mata uang), syirkah, mudharabah dan seterusnya. Sehingga
semua akibat hukum akad-akad yang terhimpun tersebut, serta semua hak
dan kewajiban yang ditimbulkannya dipandang sebagai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan, sebagaimana akibat hukum dari satu akad.28
Jadi multi akad adalah himpunan beberapa akad kebendaan yang
dikandung oleh sebuah akad baik secara gabungan maupun secara timbal
balik sehingga seluruh hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dipandang
sebagai akibat hukum dari satu akad.
2. Dasar Hukum Multi Akad
Mayoritas ulama Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah,
ulama Syafi‟iyah, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum multi akad
(hybrid contract) adalah sah dan diperbolehkan menurut syariat Islam,29
berlandaskan pada firman Allah SWT, sebagai berikut:
ود ق ل ع واب ف و واأ ن آم ين اال ذ يأي ه
28 Hasanudin Maulana, “Multiakad Dalam Transaksi Syariah Kotemporer Pada Lembaga
Keuangan Syariah Di Indonesia,” Jurnal Al-Iqtishad, Vol. 3:1, No.1 (Januari 2011), hlm. 65. 29 Yosi Aryanti, “Multiakad (al-uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah Perspektif
Fiqh Muamalah,” Jurnal Syari’ah, Vol. 15:2 (Juli 2016), hlm. 63.
23
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”
(Q.S Al-Maidah:1)30
Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa Allah memerintahkan agar
orang yang beriman memenuhi akad antar mereka. Artinya, secara prinsip
semua akad diperbolehkan oleh Allah dan orang mukmin wajib memenuhi
akad itu. Rosulullah Saw pernah bersabda:
روب نحد ثنعم ث نااي وبحد اعيلب نإب راهيمحد ث ناإس ثنأبعن شعيبحد
روقال:قالرسولاللأبيهقالذكر ل مليل صل ىاللعليهوسعب داللب نعم
عن دك31 ولبيعمالي س من وبيع ولشر طانفبيعولرب عمال يض سلف
“Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan
kepada kami Ayyub telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Syu’aib dari
bapaknya dari kakeknya, dia berkata; Abdullah bin ‘Amru menyebutkan
bahwa Rosulullah Saw. bersabda, : Tidak halal menjual dengan jalan
meminjam, dua persyaratan dalam satu transaksi, mengambil keuntungan
dari barang yang tidak bisa dijamin (keberadaannya), dan dari menjual
sesuatu yang tidak ada di tempatmu. (H.R Ahmad)
Aada kaidah fiqih yang berbunyi:
بحة إلا أن يدلا دليل على تريها الصل ف المعاملت ال
30 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 156. 31 Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal,
Juz 11 (Beirut: Muassasah Ar-Risalah, 2001), hlm. 253, hadist nomor 6671, Bab Abdullah bin
‘Amru bin Al- ‘Ash, Hadist Hasan.
24
“Hukum asal muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang
menunjukkan keharamannya.”32
Ulama yang membolehkan beralasan bahwa hukum asal dari akad
adalah boleh dan sah, tidak diharamkan dan dibatalkan selama tidak ada
dalil hukum yang mengharamkan atau membatalkannya. Kecuali
menggabungkan dua akad yang menimbulkan Riba atau menyerupai Riba,
seperti menggabungkan qardh dengan akad yang lain, karena adanya
larangan hadist menggabungkan jual beli dan qardh. Demikian pula
menggabungkan jual beli cicilan dan jual beli tunai (cash) dalam satu
transaksi.33
Jika ada produk/akad terdiri dari dua akad yang saling berkaitan,
yang jika akad kedua batal, maka akad pertama batal, maka akad tersebut
menjadi tidak sah karena ada ta’alluq (saling bergantung).
Misalnya, si A meminjam uang 10 juta dari si B dengan syarat si B
bisa menggunakan kendaraan si A selama 2 hari secara gratis. Transaksi
dalam contoh tersebut ini dilarang karena ada unsur ta’alluq dan rekayasa
pinjaman berbunga. Tetapi jika ada kombinasi tanpa ada rekayasa tersebut,
maka diperkenankan dalam Islam.34
32 Yusuf Qaradhawi, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016), hlm. 3. 33 Harun, “Multi Akad Dalam Tataran Fiqih, Jurnal SUHUF, Vol. 30:2 (November,
2018), hlm. 178. 34 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm. 246.
25
3. Macam-Macam Multi Akad
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa terdapat beberapa jenis
transaksi multi akad yang biasa digunakan, Multi akad dibagi ke dalam
empat macam:
a. Hybrid contract (multi akad) yang mukhtalifah (bercampur)
yang memunculkan nama baru, seperti bai’ istiglal, bai’
tawrruq, musyarakah mutanaqisah dan bai’ wafa’.
b. Hybrid contract (multi akad) yang mujtami’ah adalah multi
akad (gabungan beberapa akad) yang terhimpun dalam satu
akad. Multi akad ini dapat terjadi gabungan dua akad atau
lebih yang memiliki akibat hukum yang berbeda atau sama
yang terhimpun dalam satu akad. Multi akad jenis ini adalah
bentuk ijtihad yang kreatif agar transaksi bisnis modern dapat
terakreditasi dalam ranah fiqih, sekaligus agar akad yang telah
terdapat dalam ranah fiqih dapat diaplikasikan kedalam
transaksi bisnis modern. Modifikasi multi akad ini harus
dilihat dari keabsahan masing-masing akad yang
menghimpunnya, dan memperhatikan batasanbatasan yang
telah dijelaskan oleh syariat. Multi akad tergabung/terkumpul
(al-‘aqud al-mujtami’ah) adalah transaksi yang merupakan
gabungan dari beberapa akad yang berbeda yang menjadi satu
kesatuan, beberapa akad yang ada bisa terjadi pada satu objek
akad ataupun dua objek akad yang berbeda, dengan harga yang
sama ataupun berbeda, dalam waktu yang sama ataupun waktu
26
yang berbeda, dengan implikasi hukum yang sama ataupun
berbeda.35
c. Hybrid contract yang akad-akadnya tidak bercampur dan tidak
melahirkan nama akad baru, tetapi nama akad dasarnya tetap
ada dan eksis serta dipraktikkan dalam suatu transaksi.
d. Hybrid contract yang mutanaqidah (akad-akadnya
berlawanan). Bentuk ini dilarang dalam syariah. Contohnya
menggabungkan akad akad jual beli dan pinjaman (bai’ wa
salaf). Contoh lain, menggabungkan qardh wa al-ijarah dalam
satu akad. Kedua contoh tersebut dilarang oleh nash (dalil)
syariah, yaitu hadisth Rasulullah. SAW. Contoh lainnya:
menggabungkan qardh dengan janji hadiah (wa’ad). Perlu
diingat bahwa akad ijarah termasuk bagian dari akad jual beli,
karena hakikat ijarah adalah jual-beli jasa. Maka
menggabungkan akad ijarah dengan akad qardh sama
hukumnya dengan menggabungkan akad jual beli dan akad
qardh, yaitu haram.36
4. Macam-Macam Akad
a. Akad Jual Beli Salam
Secara Bahasa as-Salam atau as-Salaf berarti pesanan.
Secara terminologis para ulama mendefinisikannya dengan:
“membeli dan menjual barang yang penyerahannya ditunda
35 Yosi Aryanti, “Multiakad (al-‘uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah Perspektif
Fiqh Muamalah,” Jurnal Syari’ah, Vol. 15:2 (Juli 2016), hlm. 72. 36 Raja Sakti, Putra Harhap, “Hukum Multi Aqad Dalam Transaksi Syariah,” Jurnal Al-
Qasd, Vol. 1:1 (Agustus 2016), hlm. 40-41.
27
dengan pembayaran diawal kemudian barangnya diberikan
diwaktu lain”.37
Untuk hal ini para fuqaha (ahli hukum Islam) menamainya
dengan al-Mahawij yang artinya “barang mendesak”, sebab dalam
jual beli ini barang yang menjadi objek perjanjian jual beli tidak
ada ditempat, sementara itu kedua belah pihak telah sepakat untuk
melakukan pembayaran terlebih dahulu. Akad salam disyariatkan
berdasarkan Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’ para ulama.38
Ibnu Abbas ra. Berkata, “Saya bersaksi bahwa salaf yang
menjadi tanggungan penjual hingga waktu tertentu diperbolehkan
oleh Allah dalam kitab-Nya. Beliau membaca firman Allah swt.:
ت ب و ه تم بدي نإلىأجلمسمىفاك يأي هاال ذي نآمن و اإذاتداي ن
Artinya: “Hai-hai orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya” (Surat Al-Baqarah: 282)39
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ketika
Rosulullah saw. tiba di Madinah, penduduk terbiasa memperjual
belikan kurma dengan cara salam dalam waktu satu sampai dua
tahun. Maka, Rosulullah saw. bersabda,
37 Fitrah Syaraqwie, Fikih Muamlah (Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2014),
hlm. 11 38 Ibid., hlm. 11. 39 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 70.
28
هماقال:قدمرسولاللصل ى عب داللب نعباسرضياللعن عن
عل الل والس ن تين نة الس الث مار ف لفون يس وهم ال مدي نة سل م و يه
ف لفاقوالث لث أس من كي لل: ف لف ف ل يس ووز نفشيء مع لو م
مع لومإلىأجلمع لوم
“ Dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata:
“Rosulullah Saw. tiba di Madinah, sedang mereka (penduduk
Madinah) meminjam atau berhutang berupa buah-buahan selama
setahun, dua tahun, dan tiga tahun. Maka beliau bersabda:”Siapa
saja yang meminjamkan atau menghutangkan sesuatu, maka
hendaklah meminjamkannya dengan timbangan yang jelas, dengan
ukuran yang jelas, dan sampai batas waktu yang jelas pula”40
Rukun jual beli as-Salam (as-Salaf) menurut Jumhur
ulama, selain Hanafiyah, terdiri atas:
a) Orang yang berakad.
b) Barang yang dipesan harus jelas ciri-cirinya, waktunya
dan harganya.
c) Ijab dan qabul.41
b. Akad Wakalah
40 Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadist Hukum Bukhori Muslim, alih
bahasa Arif Wahyudi, cet. ke-2 (Pustaka As-Sunnah: Jakarta, 2010 41 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin, alih bahasa Salafudin Abu Sayyid (Solo: Pustaka
Arafah, 2016), hlm. 586
29
Wakalah berasal dari wazan wakala-yakilu-waklan yang
berarti menyerahkan atau mewakilkan urusan sedangkanwakalah
adalah pekerjaan wakil.42 Dalam pengertian ini, wakalah
merupakan bentuk akad muamalah yang digunakan untuk
menyerahkan kewenangan pada orang lain dalam mengerjakan
sesuatu yang dapat diwakilkan. Sedangkan secara terminologi,
wakalah adalah akad yang digunakan seseorang untuk
menyerahkan urusan kepada orang lain dalam bertasharruf.43
Istilah katawakalah memiliki akar kata di dalam Al-Qur’an
misalnya dalam firman Allah:
يل ال وك م ع ون االل ن ب حس
Artinya: “Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dia sebaik-
baik pemelihara” (QS. Ali-Imron:173)44
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia NO.113/DSN-MUI/IX/2007 tentang Wakalah Bil Ujrah.
Maka akad Wakalah Bil Ujrah harus memenuhi beberapa rukun,
yaitu:
a) Wakil dan Muwakkil
Wakil dan Muwakil adalah para pihak-pihak yang
melakukan akad. Dilihat dari sudut hukum maka pelaku
dari suatu tindakan hukum akad disebut sebagai subjek
42 Fitrah Syaraqwie, Fikih Muamalah (Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2014),
hlm. 11. 43Ibid., hlm. 21 44 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 106.
30
hukum yang sering diartikan sebagai pengemban hak dan
kewajiban.
b) Mahallul ‘Aqd (Objek Perikatan)
Mahallul ‘Aqd yaitu subjek akad dan dikenakan
akibat hukum yang ditimbulkan. Bentuk objek dalam
perikatan dapat berupa benda berwujud (seperti mobil,
rumah dan lain-lain) dan benda tidak terwujud seperti
(manfaat tertentu).
c) Ujrah
Ujrah adalah imbalan yang wajib dlbayar atas jasa
yang dilakukan oleh wakil.
d) Ijab-Qabul (Shigat Al- ‘Aqd)
Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran
dari pihak pertama untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Sedangkan yang dimaksud qabul adalah suatu
pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran
yang dilakukan oleh pihak pertama.
c. Akad Qardh
Qardh secara bahasa adalah al-Qat’u yang berarti
memotong. Qardh adalah bentuk masdar yang berarti memutus.
Dikatakan qaradhtu asy-syai’a bil-miqraḍh, aku memutus sesuatu
dengan gunting. Al-Qardh adalah harta yang diberikan pemilik
kepada orang berhutang kemudian untuk dibayar. Harta yang
31
diberikan kepda orang yang berhutang disebut qardh. Karena
potogan harta dari orang memberikan hutang. 45
Dalil terkait qardh ialah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud:
الن بيصلىاللعليهوسلمقال: لمعنابنمسعودأن مس مامن
إل كانكصدقتهامر ة لماق ر ضامر تين رضمس ي ق
“Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rosulullah SAW bersabda, “tidak ada
seorang muslim yang meminjamkan kepada seorang muslim qardh
dua kali, kecuali yang satunya adalah senilai sedekah” (HR. Ibn
Majah dan Ibn Hibban)
Adaapun rukun qardh ada tiga yaitu:
a) Aqid
Kesepakatan antara Muqridh (pemberi utang) dengan
Muqtaridh (menerima utang) dengan sukarela tanpa
paksaan.
b) Qardh (barang yang dipinjamkan) memiliki kejalasan dan
manfaat.
c) Ijab Qabul
Pengucapan ijab dan qabul harus ada kejelasan dan bisa
dimengerti oleh kedua belah pihak.46
45Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees: Sumatera Utara, 2018),
hlm. 167
32
d. Akad Ijarah
Menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-MUI/IV/2017
ijarah adalah akad sewa antara mu'jir47 dengan musta’jir48 atau
antara musta'jir dengan ajir49 untuk mempertukarkan manfa'ah
dan ujrah, baik manfaat barang maupun jasa.50
Ijarah sah menurut syariat Islam berdasarkan dalil Al-
Qur’an. Allah berfirman;
ت ضعو تس أن ت أرد أوإن م ا تم سل م إذا فلجناحعلي كم و لدكم تم ات ي ا
نبصي ات قوااللواع لمو وبل مع رو ف اأن االلهبات ع ملو
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”. (Q.S Al-Baqarah:233)51
Para ulama mengemukakan alasan kebolehan ijarah
berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai
berikut: Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
46Ibid., hlm..171. 47 Pihak yang menyewakan 48 Pihak yang menyewa 49 Pihak yang menyewakan 50 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1. 51 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 57.
33
فا عرقه أعطوا الجي أجره ق بل أن ي
“Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering
keringatnya”
Dalam hadist tersebut dijelaskan mengenai aturan dalam
pembayaran upah terhadap orang yang digunakan jasanya, yaitu
Rosulullah sangat menganjurkan agar dalam pembayaran upah
dilakukan sebelum keringatnya kering atau sebelum pekerjaan itu
selesai.52
Adapun menurut jumhur ulama, rukum ijarah ada 3, yaitu:
a) Aqid (orang yang berakad).
b) Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah dalam akad harus diketahui kejelasan kriteria,
nilainya baik itu secara langsung atau tidak. Contohnya:
“Dua ratus ribu rupiah”.
Adapun manfaat ujrah adalah:
1) Barang yang disewakan harus dapat dirasakan oleh
pihak penyewa.
2) Barang yang disewakan harus diketahui manfaatnya
secara sempurna.
3) Dalam melaksanakan akad harus ada sikap sukarela
dari kedua belah pihak.
52 Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees:Sumatera Utara, 2018),
hlm. 196.
34
4) Barang yang digunakan untuk akad harus memiliki
manfaat
5) Ditentukhan jangka waktu dalam pelaksanaan sewa-
menyewa tersebut.
c) Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab Qabul adalah keluarnya perkataan sighat penyerahan
dari pihak yang menyewakan kepada pihak penyewa.53
B. Jual Beli Online
1. Pengertian Jual Beli
Secara etimologis, jual beli berarti pertukaran sesuatu secara
mutlak. Menurut terminology syariat Islam, jual beli adalah pertukaran
harta tertentu dengan harta lain yang berlandaskan rasa saling ridha di
antara penjual dan pembeli, atau memindahkan hak kepemilikan barang
kepada orang lain dengan ganti tertentu, tanpa adanya paksaan dan harus
di dasari dengan rasa sukarela. Hal tersebut dengan cara yang
diperbolehkan oleh Syariat Islam.54
Menurutut KUHPdt pasal 1548 jual beli dapat dilaksanakan dengan
lisan atau tertulis. Jika dilaksanakan dengan cara lisan, maka harus ada
bukti tertulis, contohnya kwitansi pembayaran, nota pembayaran maupun
faktur penjualan. Apabila dilaksanakan dengan lisan, maka harus ada
bentuk perjanjian dengan akta otentik dihadapan notaris, bisa juga
dilaksanakan dengan bentuk membuat surat pernyataan dengan tanda
53 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983) hlm.204 54Ibid., hlm.126
35
tangan dan materai. Dalam hal melakukan pembayaran dan penyerahan
barang, pembayaran dilakukan ditempat dan waktu yang telah ditetapakan
sebagaimana yang terdapat pada KUHPdt pasal 1513 baik secara tunai
maupun dengan surat berharga di bank. Sedangkan menurut KUHPdt pasal
1477 untuk penyerahan barangnya ditempat yang telah ditentukan, kecuali
ada perjanjian lain.55
Berdasarkan beberapa pengertian jual beli diatas makan dapat
dipahami bahwa jual beli adalah perjanjan tukar menukar barang dengan
uang yang mempunyai sukarela antara kedua belah pihak. Pihak yang satu
menerima barang, pihak yang satu menerima uang dengan ketentuan yang
telah diatur dalam syara’. Adapun rukun jual beli sebagai berikut:
a. Penjual dan pembeli
b. Barang atau objek yang halal
c. Ijab dan Qabul antara kedua belah pihak.56
2. Pengertian Jual Beli Online
Jual beli online bisa diartikan sebagai bentuk jual beli barang
maupun jasa menggunakan media elektronik, dalam hal ini secara online
atau menggunakan internet. Pada era sekarang banyak produk-produk
yang dijual secara online. Bahkan banyak juga pasar-pasar online yang
menyediakan segala kebutuhan manusia tanpa manusia itu harus keluar
rumah. Contohnya yang dilakukan shoope, tokobagus.com, Go-Food,
Lazada.com, tokopedia.com dan lain-lain.
55 Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online (ONLINE SHOP) Dalam Hukum Islam Dan
Hukum Negara,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 3:1 (Maret 2017), hlm. 8. 56 Ibid., hlm. 9.
36
Jual beli online adalah transaksi antara penjual dan pembeli yang
terjadi di dunia maya menggunakan media elektronik. Dalam jual beli
tersebut tidak harus antara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) untuk
ketemu secara langsung, cukup dengan menentukan barang yang dipilih
kemudian mencantumkan alamat untuk pengiriman dan membayar barang
tersebut dengan cara mentransfer uang. Maka dalam beberapa hari barang
tersebut akan sampai. Jual beli online memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Adanya kedua belah pihak yang melakukan transaksi
b. Adanya kejelasaan barang dan jasa
c. Adanya internet untuk melakukan transaksi tersebut.
Proses (akad) dan media menjadi karakter yang sangat
membedakan antara jual beli online dengan jual beli offline. Suatu jual beli
sangat memperhatikan terkait akad yang terjadi. Jual beli dalam Islam
sangat memperhatikan akad yang terjadi dalam transaksi tersebut, baik itu
bersifat fisik atau dengan menghadirkan benda ketika bertransaki, bisa
juga tanpa menghadirkan benda yang akan dibeli. Namun hal tersebut
harus diterangkan secara jelas oleh pihak yang melakukan akad jual beli
tersebut bahkan sampai waktu penyerahannya. Seperti dalam transaksi as-
salam dan transaksi al-istishna. Transaksi as-salam merupakan transksi
dengan bentuk penangguhan dalam penyerahannya. Barang yang dibeli
akan ditangguhkan beberapa setelah dibayar secara tunai. Sedang transaksi
al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara
37
disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan
barang yang ditangguhkan.57
Di antara rambu-rambu fiqih terkait belanja online adalah sebagai
berikut: Pertama, apa yang dibeli? Barang yang dibeli harus memenuhi
kriteria:
a. Barang yang halal. Dalam Islam dilarang menjual barang
yang berdasarkan hukum syar’i telah diharamkan dan tidak
ada manfaatnya.
b. Membeli barang pokok (primer). Mendahulukan barang
pokok (primer) dari pada barang pelengkap (tersier). Tidak
membeli barang yang sekiranya tidak dibutuhkan. Sesuai
friman Allah:
ين اط ي الش وان خ واإ ان ك رين ذ ب ال م ن إ
Artinya: “Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan.” (Q.S Al-Isra’: 27)58
c. Barang yang dibeli memiliki kejelasan dalam gambar,
ukuran dan jenisnya.
d. Setiap membeli memiliki hak membatalkan jual beli
(khiyar) apabila dalam proses jual beli online ada salah satu
pihak yang merugikan.
Kedua, bagaimana cara membelinya? Transaksi jual beli antara
penjual dengan pembeli, baik jual beli tunai atau tidak tunai (barang
57 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm. 7. 58 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 428.
38
diserahkan secara tunai, sedangkan harga diterima oleh penjual secara
tidak tunai) itu dibolehkan. Hal ini berdasarkan hasil keputusan Majma’
al-Fiqih Al-Islam i (Devisi Fiqih Organisasi Kerjasama Islam /OKI) No.
51 (2/6) 1990 yang membolehkan jual beli tidak tunai dan Fatwa DSN
MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah.
Ketiga, diprioritaskan berbelanja pada tempat berbelanja/lapak
yang bisa memberikan konstribusi terhadap penguatan ekonomi
masyarakat dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan.59
C. Riba
1. Pengertian Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah “bertambah”. Bertambah
yang dimaksudkan disini adalah bertambahnya harta pokok (modal), baik
sedikit maupun banyak.60 Riba menurut istilah syara’ adalah akad yang
terjadi penukaran dengan barang tertentu, tidak diketahui sama atau
tidaknya menurut hukum syara’ atau terlambat menerimnaya.61 Allah
SWT. Berfirman:
الر ب ر م وح ي ع ل ب ا حل الل وأ
Artinya: “Padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan Riba”. (Q.S Al-Baqarah:275)
59 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm.7. 60 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm. 176. 61 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam( Bandung: Sinar Baru Algensindi, 2017), hlm. 290.
39
واا ل ت ك وال ن آم ين اال ذ ي ه أ ي واالل وات ق ة ف اع ض ام اف ع ض أ ب لر
حون ل ف ت م ل ك ع ل
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda”. (Q.S Ali Imron:130)
ن م ي ق اب روام واالل وذ واات ق ن آم ين اال ذ ي ه أ ي م ت ن ك ن إ ب الر
ين ن م ؤ م
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut)”. (QS. Al-Baqarah:278)
Ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa lafadz riba dalam ketiga ayat
diatas tersebut adalah termasuk dalam hal pinjaman. Menurut nash diatas,
para ulama melakukan consensus (ijma’) menyatakan bahwa setiap
manfaat dengan ada syarat sebagai fee atau upah jasa pinjaman maka hal
itu termasuk dalam kategori riba, dan Islam mengharamkan riba. Riba
merupakan salah satu dosa besar diantara tujuh dosa besar yang disebutkan
dalam hadist.62
Seluruh agama samawi mengecam dan mengharamkan Riba.
Yahudi juga mengharamkan Riba antar sesama mereka walaupun mereka
membolehkannya untuk orang non-Yahudi. Orang Yahudi berata “Tidak
ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.” Ajaran asli Kristen juga
mengharamkan riba. Aristoteles menganggap Riba sebagai hasil yang
62 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm. 234.
40
tidak wajar karena diperoleh dari jerih payah orang lain. Ia berpendapat,
uang tidak bisa melahirkan uang. Orang paling berhak atas hasil
pekerjaannya adalah orang yang mengembangkan uang lewat kerja dan
usaha63
2. Macam-Macam Riba
Menurut pendapat sebagain ulama, Riba itu ada empat macam:
a. Riba Fadhl, yaitu penukaran dua barang yang sejenis dengan yang
tidak sama waktu penerimaan.
b. Riba Qardh, yaitu pihak yang mengutangi memberi utang dengan
syarat memberi tambahan waktu pengembalian. Sehingga pihak
yang memberi hutang akan mendapatkan keuntungan.
c. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima.
d. Riba nasa’, yaitu diisyaratkan salah satu dari kedua barang yang
dipertukarkan, ditangguhkan penyerahannya.
Namun sebagian ulama membagi riba itu atas tiga macam aja.
Yaitu Riba fadhl, Riba yad dan Riba nasa’. Riba qardh termasuk ke dalam
Riba nasa’. Barang-barang yang berlaku riba padanya ialah emas, perak
dan makanan yang mengenyangkan atau berguna untuk mengenyangkan,
misalnya garam.64
63 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta: Gema Insan, 2016), hlm.
167 64 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindi, 2017), hlm. 290.
41
3. Hikmah dari Pengharaman Riba
Semua agama samawi mengharamkan riba, karena riba
mendatangkan kemudharatan berikut:
a. Semua agama (khusunya Islam) telah sepakat untuk selalu
menjalin kerjasama dan saling membantu antar sesama. Dan
membenci sikap saling memusuhi, egoism. Adanya hal tersebut
dipicu karena adanya Riba yang menjadi alasan masyarakat
berselisih.
b. Riba memiliki efek untuk membuat suatu golongan manusia
berbuat boros, malas bekerja dan meminta-minta kepada orang
lain. Namun Riba juga menyebabkan harta hanya menumpuk
pada orang-orang itu saja tanpa susah payah, hal tersebut mirirp
dengan tumbuhan benalu dan pohon mangga, dimna hidupnya
hanya numpang kepada orang lain. Islam menyeru kepada
manusia untuk bekerja keras agar manusia tidak menyusahkan
orang lain. Islam telah mengharamkan Riba dan menghalalkan
jual beli.
c. Riba merupakan alat perang para penjajah. Karena dalam Riba
tesebut mereka mengambil keuntungan dari jerih payah
masyarakat kecil. Penjajah biasnya berjalan dibelakang
pendeta. Mereka bersembunyi dibalik agama.
d. Islam memerintahkan kepada manusia untuk meninggalkan
Riba dan melakukan jual beli. Islam juga menganjurkan kepada
manusia untuk menggunakan hartanya utuk menolong orang
42
lain bukan malah menumpuk harta agar harta itu berkembang
tanpa susah payah.65
65 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm. 17.
43
BAB III
LAYANAN GO-FOOD DI SINGKONG KEJU ARGOTELO SALATIGA
A. Gambaran Umum Singkong Keju Argotelo
Singkong Argotelo adalah salah satu toko makanan yang
menyediakan berbagai jenis olahan makanan yang berasal dari singong.
Toko ini berada di Jl. Argowiyoto No.4, Ledok, Kec. Argomulyo,
Salatiga.
Singkong Keju Argotelo pertama kali berdiri pada tahun 2016.
Sebelum membuka usaha Singkong Keju Argotelo, Mas Tony adalah
seorang karyawan swasta. Karena merasa jenuh dalam pekerjaannya
akhirnya resign dari tempat kerjanya dan memutuskan untuk usaha
Singkong Keju Argotelo. Alasan mengambil usaha singkong karena
melihat potensi Dusun Ngaglik yang banyak usaha singkong. Pada waktu
itu dimulai oleh Singkong Keju D-9.
Toko Singkong Keju Argotelo menyediakan beberapa masakan
yang bahan dasarnya dari singkong, contohnya sebagai berikut: singkong
keju argotelo, gemblong cotot, begedel telo, rollade, singkong Thailand,
singkong hot mayo dll.
Singkong Keju Argotelo mulai mendaftarkan ke pihak Go-Food
pada tahun 2018 agar mempermudah dan mengenal produk Singkong Keju
Argotelo ke seluruh masyarakat Indonesia tidah hanya di Salatiga. Setelah
44
mendaftarkan ke pihak Go-Food ternyata pembeli lebih banyak yang lewat
online daripada offline.66
B. Gambaran Umum Perusahaan Go-Jek
1. Sejarah Singkat Perusahan
Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor
informal di Indonesia. Kegiatan Go-Jek bertumpu pada 3 nilai pokok:
kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. 67
Go -Jek kini telah tumbuh menjadi on -demand mobile platform
dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai
dari transportasi, logistik, pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai
layanan on-demand lainnya.68
Pengemudi Go-Jek yang mayoritas berasal dari tukang ojek
pangkalan biasa (Opang), kini berkembang kepada masyarakat bukan ojek
pangkalan saja, melainkan berkembang kepada pegawai swasta,
mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga menjadi driver Go-Jek. Fenomena
tersebut terjadi karena penghasilan Go-Jek yang sangat menggiurkan yaitu
66 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 26
April 2020 pukul 21.01 WIB 67 Admin, “Tentang Go-Jek”, dalam https://www.go-jek.com/about/. Diakses pada 25
Maret 2020 pukul 07.28 WIB 68Admin, “Tentang Go-Jek”, dalam https://www.go-jek.com/about/ . Diakses pada
tanggal 24 Maret 2020 pukul 06.30 WIB.
45
bagi hasil 20% untuk perusahaan dan 80% untuk driver. Jika semakin
banyak jumlah pendapatan, maka semakin besar juga penghasilannya.69
Antusias driver yang sangat besar sehingga perusahan Go-Jek
berusaha untuk memberikan semangat kepada driver Go-Jek dengan
memberikan hadiah atau reward bagi driver yang paling banyak
penumpang dan tetap mendapat reward bagi yang sehari minimal
mendapatkan sepuluh penumpang tidak ada batas terkait jarak tempuhnya.
Ide Go-Jek muncul oleh seorang pemuda yang sangat kreatif yaitu
Michaelanglo Maron dan Nadiem Makarim. Awalnya pada saat Nadiem
Makarim bercengkrama dengan tukang ojek langganannya. Ternyata lebih
dari 70% waktu kerjanya hanya menunggu pelanggan. Para tukang ojek
pangkalan tersebut menunggu dari 8 sampai 10 jam, akan tetapi mereka
hanya mendapatkan penumpang 4 sampai 7 orang penumpang saja.
Nadiem Makarim pun langsung wawancara tukang ojek lainnya. Ternyata
semuanya mengeluh susah cari pelanggan. Apalagi di Jakarta kemacetan
makin memburuk. Jika ada layanan transport dan delivery yang cepat dan
praktis, pasti akan sangat membantu warga Jakarta.70
Nadiem Makarim diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan
Mckinsey & Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan
menghabiskan waktu selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula ia
pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora
69 Go-jek, “Sejarah berdirinya Go-Jek”, dalam
http://tipsdaftar.blogspot.com/2015/10/sejarahberdirinya-gojek , (Diakses pada tanggal 24 Maret
2020 pukul 06.47 WIB). 70 Dikutip dari aplikasi, “Info Gojek Panduan” (diakses pada tanggal 24 Maret 2020 pukul
06.51 WIB)
46
Indonesia kemudian menjadi Chief Innovation Officer kartuku. Berbekal
banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem Makarim memberanikan diri
untuk berhenti dari pekerjaannya. Melihat para ojek pangkalan yang
hampir seharian menghabiskan waktu dan belum tentu mendapatkan
penumpang. Nadiem Makarin bersama Michaelanglo Maron membantu
para tukang ojek pangkalan untuk mendapatkan penumpang dengan cara
yang lebih cepat dan efisien yaitu dengan mendirikan perusahaan yang
diberi nama PT. Go-Jek Indonesia pada tahun 2011. Go-Jek merupakan
sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan
manusia dan barang yang bertujuan untuk menghubungkan jasa ojek
dengan penumpang.71
Para driver Go-Jek mengatakan bahwa pendapatan mereka
meningkat semenjak bergabung sebagai mitra dengan mendapatkan akses
ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi Go-Jek. Mereka juga
mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, akses kepada lembaga
keuangan dan asuransi, cicilan otomatis yang terjangkau, serta berbagai
fasilitas yang lain. Go-Jek telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang,
Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda,
Batam, Sidoarjo, Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung,
Padang, Pontianak, Banjarmasin, Mataram, Kediri, Probolinggo,
Pekalongan, Karawang, Madiun, Purwokerto, Cirebon, Serang, Jember,
71 Obendon, "Sejarah aplikasi Go-Jek (Gojek jasa angkutan cepat dan murah)”, dalam
https://obendon.com/2015/03/12/gojek-indonesia/ (Diakses pada tanggal 24 Maret 2020 pukul
06.41 WIB)
47
Magelang, Tasikmalaya, Belitung, Banyuwangi, Salatiga, Garut,
Bukittinggi, Pasuruan, Tegal, Sumedang, Banda Aceh, Mojokerto,
Cilacap, Purwakarta, Pematang Siantar, dan Madura serta pengembangan
di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.72
2. Visi dan Misi
VISI:
“Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia,
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan
pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian,
dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan Indonesia
kedepannya”
MISI:
a. Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai jasa transportasi
tercepat dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
b. Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai acuan pelaksanaan
kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik
dengan menggunakan kemajuan teknologi.
c. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial.
72Gunawan Harinanto, “Tentang Sejarah Go-Jek”, dalam https://teknogress.com/sejarah-
aplikasi-gojek/. Diakses pada tanggal 24 Maret 2020 pukul 06.58 WIB.
48
d. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada pelanggan.73
3. Struktur Organisasi
PT Go-Jek sebuah perusahaan yang sudah berjalan secara
profesianal. Untuk memudahkan dalam berorganisasi dari tingkat pusat
sampai ke tingkat daerah maka sangan dibutuhkan struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu hubungan antara setiap bagian dengan
bagian lainnya untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan. Berikut
merupakan susunan struktur organisasi di PT Go-Jek Indonesia:
73 Dzaki, PT Go-Jek Visi Misi, Struktur Organisasi dan SOP dalam
https://gelegakzaki.wordpress.com/2016/10/17/pt-go-jek-visi-misi-struktur-organisasi-dan-sop/
(diakses pada 24 Maret 2020 pukul 07.03 WIB).
49
Dalam Struktur Organisasi memiliki tugas dan tanggungjawab
kerja masing-masing, yaitu sebagai berikut:74
74Dzaki, PT Go-Jek Visi Misi, Struktur Organisasi dan SOP dalam
https://gelegakzaki.wordpress.com/2016/10/17/pt-go-jek-visi-misi-struktur-organisasi-dan-sop/
(diakses pada 25 Maret 2020 pukul 08.17 WIB).
Wakil Kepala Cabang
Manajer/Co.
Keuangan
Manajer/co.
Karyawan Front
Office
Dan
Pemasaran
Manajer/co
bidang IT
Kepala Cabang
Manajer/Co.
Tukang Ojek
Karyawan Bidang
IT.
-Progaming
-Web
Karyawan Front
Office:
-Customer service
-Administrasi
-Pemasaran
Karyawan
Akuntasi
Karyawan Tukang
Ojek
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi PT Go-Jek Indonesia
50
a. Kepala Cabang
1) Mempunyai wewenang dalam setiap kebijak perusahaan.
2) Memilik tanggung jawab terhadap perusahaan yang dipimpin.
3) Keuntungan dan kerugian suatu perusahaan adalah tanggung
jawab pemimpin.
4) Menggali segala potensi yang bermafaat untuk kemajuan
perusahaan
5) Mempunyai planning untuk mewujudkan vis-misi perusahaan.
6) Segala aktivitas perusahaan dibawah control pemimpin
perusahaan.
b. Wakil Kepala Cabang
1) Membantu pekerjaan Direktur Utama pada wakil masing-
masing area.
c. Manager IT
1) Mengembangkan dan menyusun strategi dan rencana IT Go-
Jek dalam hal mempermudah pekerjaan dan dalam pelayanan
kepada pelanggan.
2) Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan software,
hardware, brainware dan jaringan dibidang TIK untuk
mencapai kinerja optimum Go-Jek Indonesia.
3) Mengelola layanan perancangan sistem komputerisasi dan
program aplikasi perangkat yang terintegrasi.
4) Menyediakan data-data yang diperlukan oleh bagian lain yang
berkaitan dengan IT.
51
d. Manager Karyawan Front Office dan Pemasaran
1) Melatih, menetapkan, dan mengevaluasi karyawan front office.
2) Memastikan bahwasannya karyawan mengetahui system
komputerisasi, etika menerima keluhan secara langsung atau
via telepon dan standar operasional Go-Jek.
3) Menangani keluhan pelanggan yang tidak bisa di selesaikan
bawahannya.
4) Membuat laporan daftar pelanggan.
5) Menjaga kedisiplinan petugas kantor dengan memberikan
sanksi dan peringatan bagi yang melanggar.
6) Merencanakan dan menetapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemasaran.
e. Manager Akuntansi
1) Membuat perencanaan anggaran.
2) Memmbuat fotmat laporan bertanggung jawaban keuangan
perusahaan.
3) Mengkoordinasi pelaksanaan audit.
4) Melakukan sistem pencatatan keuangan.
5) Bertanggung jawab terhadap wakil direktur.
6) Merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan atas
semua aktivitas akuntansi.
7) Menerima laporan arus kas keluar dan masuk ke perusahaan.
f. Manager Ojek
1) Membuat kelompok-kelompok tukang ojek.
52
2) Mengkoordinir semua karyawan tukang ojek.
3) Selalu melakukan pengontrolan di setiap link pangkalan Go-
Jek.
4) Bertanggung jawab kepada wakil direktur atas semua karyawan
tukang ojek.
g. Karyawan
1) Bidang Programming
a) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh
manager IT di bidang programming.
b) Bertanggung jawab mengenai program kepada manager
IT.
2) Bidang Web
a) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh
manager IT di bidang Web.
b) Bertanggung jawab mengenai program aplikasi maupun
web Go-Jek.
3) Front Office (Customer Service, Administrasi dan Pemasaran)
a) Melaksnakan semua pekerjaan Front Office yang
ditetapkan oleh manager Front Office dan administrasi.
b) Bertanggung jawab kepada manager Front Office dan
administrasi.
h. Tukang Ojek
1) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manager
bagian ojek
53
2) Mengantarkan penumpang dan pesanan sesuai dengan waktu
ditetapkan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
3) Bertanggung jawab kepada atasannya.75
C. Macam-Macam Produk Layanan PT Go-Jek Indonesia
Go-Jek yang awalnya hanya memberikan 4 pelayanan yaitu Go-
Send, Go-Ride, Go-Food, dan Go-Mart, kini berkembang dan bertambah,
yaitu Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, dan Go-Message, Go-Shop, Go-Med,
Go-Car.
Berikut ini merupakan penjelasan dari berbagai macam pelayanan
yang disediakan oleh PT. Go-Jek Indonesia:
1. Go-Send, layanan untuk atar jemput barang dalam waktu 90
menit bahkan bisa lebih cepat.76
2. Go-Ride, layanan antar jemput penumpang menggunakan
sepeda motor untuk mengantarkan penumpang ke tempat
tujuan.77
3. Go-Food, layanan jasa bagi konsumen yang ingin membeli
makanan atau minuman tanpa harus keluar rumah.78
4. Go-Mart, layanan bagi konsumen yang ingin belanja kebutuhan
pokok dengan menggunakan jasa driver Go-Jek.79
75Dzaki, PT Go-Jek Visi Misi, Struktur Organisasi dan SOP dalam
https://gelegakzaki.wordpress.com/2016/10/17/pt-go-jek-visi-misi-struktur-organisasi-dan-sop/
(diakses pada 25 Maret 2020 pukul 08.17 WIB). 76 https://www.go-jek.com/go-send /, (diakses pada tanggal 25 Maret 2020 pukul 14.56
WIB). 77 https://www.go-jek.com/go-ride /, (diakses pada tanggal 25 Maret 2020 pukul 15.00
WIB). 78 https://www.go-jek.com/go-food/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.05
WIB).
54
5. Go-Clean, layanan jasa untuk membersihkan rumah dengan
menggunakan aplikasi Go-Jek.80
6. Go-Massage, layanan jasa pijat tradsional yang akan dating ke
rumah, yakni Reflexology (Rp 90.000,-/jam), Full BodyDzaki
Massage (Rp 100.000,-/jam), Full Body Massage and Scrub
(Rp 165.000,-/1,5jam), dan Full Body Massage and Face
Pressure (Rp. 165.000,-/1,5jam).81
7. Go-Glam, merupakan layanan jasa kecantikan panggilan,
ditujukan untuk konsumen yang ingin melakukan perawatan
kecantikan dirumah. Beberapa paket perawatan yang
ditawarkan, yakni Creambath & Hair Dry (Rp 100.000,-), Blow
Dry (Rp 100.000,-), Hair Coloring up to shoulder length (Rp
250.000,-), Hair Coloring longer than shoulder length (Rp
450.000,-), Manicure & Nail Polish (Rp. 100.000,-), Pedicure
& Nail Polish (Rp 110.000,-), serta Pedicure, Manicure & Nail
Polish (Rp 150.000,-).82
8. Go-Box, layanan jasa untuk antar jemput barang besar.83
9. G0-Shop, layanan jasa untuk belanja sehinga memudahkan
pembeli untuk membei barang diperlukan tanpa harus keluar
rumah.84
79 https://www.go-jek.com/go-mart/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.10
WIB). 80 https://www.go-jek.com/go-clean/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.15
WIB). 81 https://www.go-jek.com/go-massage/ , (diakses pada tangal 25 Maeret 2020 pukul
15.21 WIB). 82 https://www.go-jek.com/go-Glam/ (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.26
WIB). 83 https://www.go-jek.com/go-box/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.32
WIB).
55
10. Go-Med, layanan jasa untuk membeli obat-obatan.85
11. Go-Car, layanan yang disediakan oleh perusahaan Go-Car
untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang ingin
menggunakan jasa angkutan yang penumpangnya berjumlah
dua orang hingga lebih. Mekanisme dalam penggunaan Go-Car
hampir sama dengan Go-Ride, hanya saja layanan yang
disediakan Go-Jek untuk pemesanan Go-Car adalah berupa
mobil. Go-Car biasanya digunakan kepada pengguna yang
berjumlah lebih dari satu hingga batas maksimal sebuah
mobil.86
D. Gambaran Umum Go-Food
Go-Food adalah suatu layanan yang menawarkan jasa pesan antar
makanan. Go-Food merupakan layanan dalam aplikasi Go-Jek, dalam hal
ini Go-Jek adalah sebuah aplikasi ciptaan PT Go-Jek Indonesia. Dalam
menjalankan kegiatannya, PT Go-Jek bermitra dengan pengemudi
ojek/driver dan pelaku usaha. Melalui sistem dalam aplikasi perangkat
lunak yang berfungsi sebagai sarana untuk menemukan layanan dengan
menggunakan sepeda motor yang disediakan oleh pihak ketiga (driver).
Aplikasi ini menawarkan informasi tentang layanan yang ditawarkan oleh
84 https://www.go-jek.com/go-SHOP/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.15
WIB). 85 https://www.go-jek.com/go-MED/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.15
WIB). 86 https://www.go-jek.com/go-car/ , (diakses pada tanggal 25 Maeret 2020 pukul 15.15
WIB).
56
penyedia layanan. Jenis layanan yang dapat diminta melalui aplikasi salah
satunya adalah Go-Food.87
Setiap pelaku usaha yang bergabung dalam Go-Food telah
mendaftarkan restonya terlebih dahulu di kantor Go-Jek dengan
menggunakan aplikasi khusus yakni Go-Resto untuk mempermudah dalam
menanggapi dan menerima pemesanan dari pelanggan. Sedangkan terkait
jumlah upah atau ongkos kirim yang berhak diberikan kepada driver
ditentukan oleh jarak per-kilometer antara lokasi resto menuju lokasi
pelanggan yang melakukan pemesanan. Ketika pelanggan telah selesai
melakukan pilihan menu, akan muncul harga dan jarak resto tersebut.88
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam Go-Food
Disetiap transaksi yang terjadi melalui fitur Go-Food, maka
akan ada tiga pihak yang terlibat secara sekaligus, yaitu:
a. Pelaku Usaha
Salah satu pelaku usaha yang bergabung dengan
Go-Jek menjelaskan bahwa, bagi para pelaku usaha yang
menginginkan restonya termuat dalam aplikasi Go-Food,
maka pelaku usaha harus mendaftarkan restonya pada
aplikasi Go-Resto terlebih dahulu. Untuk hal ini, pihak PT
Go-Jek Indonesia menerapkan beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Persyaratan yang harus
dilampirkan pelaku usaha saat mendaftarkan restonya ialah:
87 Admin, Tentang Go-Jek dalam https://www.go-jek.com/terms-and-condition/ (diakses
pada tanggal 25 Maret 2020 pukul 15.40 WIB). 88 Admin, Tentang Go-Food https://www.go-jek.com/terms-and-condition/ (diakses
pada tanggal 25 Maret 2020 pukul 15.40 WIB).
57
1) Jenis usaha
2) Foto produk dan Nama produk
3) NPWP
4) No Telpon aktif dan WhatsApp
5) Fotocopy KTP dan KK
6) Alamat lengkap Lokasi Usaha
7) Alamat pengantaran kontrak
8) Alamat E-mail pelaku usaha
9) Nomor rekening aktif.89
Setelah pelaku usaha menyetujui semua kententuan
yang ditetapkan pihak PT Go-Jek dan menandatangi surat
perjanjian kerjasama, kemudian melakukan tanda tangan
menggunakan electronic signature.90
b. Customer (Pemesan)
Bagi konsumen yang ingin menggunakan layanan
Go-Food harus terlebih dahulu mendownload aplikasi Go-
Jek di Playstore ataupun Appstore. Kemudian
menginstallnya untuk mendaftarkan akun disertai dengan
mengisi identitas, nomor telepon dan email Untuk menjaga
keamanan, pelanggan dianjurkan memiliki kata sandi/kunci
pada akunnya.91
89 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo Salatiga, pada
tanggal 2 April 2020 pada pukul 08.20 WIB 90 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 2 April
2020 pukul 13.50 WIB 91 Arif, Wawancara dengan salah satu konsumen, pada tanggal 2 April 2020 pukul 15.14
WIB
58
c. Driver
Pengendara yang ingin bergabung menjadi mitra
driver Go-Jek diharuskan memilik android smartphone dan
mendownload aplikasi driver Go-Jek. Memenuhi syarat dan
ketentuan wajib/legal untuk daftar menjadi driver Go-Jek,
diantaranya memiliki KTP, SIM C aktif, menyediakan
motor dengan STNK Aktif dan SKCK dari kepolisian
setempat.92
E. Cara Pemesanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
Cara untuk memesan makanan/minuman dalam menu Go-Food
dan untuk keperluan lainnya tidak bisa langsung telepon ke kantor Go-Jek
melainkan harus melalui aplikasi Go-Jek yang telah disediakan. Langkah
pertama untuk memesan Go-Food ataupun menu lain yang terdapat dalam
aplikasi Go-Jek, ialah harus memastikan sebelumnya bahwa sudah
menginstall aplikasi Go-Jek pada smartphone dan telah mendaftarkannya
dalam akun. Mekanisme transaksi Go-Food ini dilakukan dengan
membuka fitur Go-Food pada aplikasi Go-Jek, sehingga muncul daftar
restoran dan rumah makan beserta menu dan harga makanan/minuman.
Kemudian konsumen memilih menu makanan/minuman yang
tersedia. Selanjutnya klik “TAMBAH” pada menu pilihan untuk
memasukkan jumlah pesanan. Jika sudah selesai, klik “PESAN”, maka
secara otomatis aplikasi akan mencarikan driver untuk membelikan
92 Musbihin, Hasil Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada 31 Maret 2020 pukul 13.12
WIB
59
pesanan. Kemudian driver akan mengkonfirmasi pesanan beserta alamat
pengiriman pada konsumen. Setelah itu driver akan membelikan
makanan/minuman dengan memberikan talangan terlebih dahulu. Jika
sudah, driver kemudian akan mengantarkan makanan/minuman ke alamat
konsumen. Ketika pesanan sampai, konsumen akan membayar harga
makanan sesuai dengan struk/nota beserta ongkos kirim kepada driver.
Dalam hal ini driver mendapatkan kembali pembayaran atas dana talangan
yang driver berikan kepada konsumen untuk membelikan pesanan, dan
ongkos kirim sebagai upahnya karena sudah membelikan dan
mengantarkan pesanan konsumen.93
Untuk lebih jelasnya berikut cara pemesanan Go-Food yang
dijalankan oleh PT. Go-Jek dengan menggunakan system online
berdasarkan aplikasi yang ada:
1. Buka aplikasi Go-Jek pada smartphone, kemudian pilih menu Go
Food.
Gambar 3. 2 Halaman Utama Aplikasi Go-Jek
93 Fajar Oky Saputra, Hasil Wawancara dengan konsumen, pada tanggal 2 April 2020
pukul 13.49 WIB
60
2. Setelah masuk menu Go-Food, akan muncul daftar resto yang
bekerja sama dengan Go-Food, selanjutnya pilih salah satu restoran
yang akan dipesan. Atau bisa pula dengan menuliskan nama resto
atau nama makanan pada kolom pencarian.
Gambar 3. 3 Tampilan Pencarian Resto
3. Setelah muncul hasil pencarian, klik pada resto pilihan. Pilih menu
makanan/minuman yang akan dipesan, dengan meng-klik
“TAMBAH” pada nama menu makanan serta berapa jumlah menu
yang dipesan.
61
Gambar 3. 4 Tampilan Menu Resto
4. Selanjutnya masukkan alamat tujuan pengiriman pada kolom
“alamat pengiriman”.
Gambar 3. 5 Cara Memasukan Alamat Pengiriman
5. Maka, akan muncul total harga pesanan anda, dan juga ongkos
kirim yang harus dibayarkan kepada driver, kemudian klik
“PESAN”.
62
Gambar 3. 6 Rincian Pembayaran
6. Setelah anda klik “PESAN”, secara otomatis aplikasi akan
mencarikan driver untuk membelikan dan mengantarkan pesanan
anda.
7. Jika sudah mendapatkan driver, anda akan dihubungi langsung oleh
driver yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi pesanan dan
alamat pengiriman yang anda cantumkan tadi.
8. Selanjutnya driver akan membelikan pesanan menggunakan
uangnya terlebih dahulu. Setelah driver membelikan pesanan
konsumen, driver akan mengantarkan pesanan tersebut ke alamat
yang telah konsumen masukkan pada alamat pengiriman di aplikasi
pada saat memesan makanan.
63
9. Setelah makanan sampai di tangan konsumen, maka konsumen
wajib membayar biaya ongkos kirim kepada driver beserta uang
pembelian makanan yang sesuai dengan struk/nota pembelian.
Pihak konsumen juga bisa langsung membeli dengan Go-Pay
apabila memiliki saldo dan akan mendapatkan harga berbeda jika
menggunakan Go-Pay. 94
F. Penetapan Selisih Harga Pada Pelaku Usaha di Go-Food
Dalam perjanjian kerjasama antara Go-Jek dengan Pelaku Usaha
diterangkan bahwa untuk setiap pemesanan dan pengantaran makanan dan
minuman melalui fitur Go-Food para pihak sepakat bahwa merchant95akan
membayar komisi kepada Go-Jek sebesar 20% (dua puluh persen) dari
jumlah harga makanan yang dipesan oleh pelanggan, sehingga harga
offline dan online terjadi selisih harga (untuk selanjutnya disebut
“marketing fee”). Penghitungan selisih harga atau marketing fee akan
dihitung berdasarkan bukti/kwitansi/bon (baik dalam bentuk fisik maupun
elektronik) atas pemesanan pelanggan dan restoran. Yang dimaksud para
pihak dalam pasal 1 ayat 13 ialah pelaku usaha dengan PT Go-Jek.
Sedangkan sebutan Merchant ditujukan untuk Pelaku Usaha.96
PT Go-Jek dalam menjalankan usahanya membuat perjanjian
dengan Singkong Keju Argotelo terkait dimuat usaha trsebut di fitur Go-
Food. Dalam hal ini PT Go-Jek membuat kesepakatan terkait selisih harga
94Admin, “Tentang Go-Food” dalam https://www.go-jek.com diakses pada 26 April 2020
pukul 07.47, diakses pada 26 April 2020 pukul 07.47 WIB 95 Merchant adalah pelaku usaha atau Singkong keju Argotelo. 96 Surat Perjanjian Kerjasama Go-Food antara Singkong Keju Argotelo dengan PT Go-
Jek
64
atau marketing fee yaitu sebesar 20% dari total harga makanan atau
minuman yang tertera pada nota/struk untuk setiap pemesanan yang
melalui layanan Go-Food. Terkait besarnya selisih harga atau marketing
fee sudah tidak bisa dinego untuk di Salatiga, sementara beberapa kantor
Go-Jek di kota lain masih bisa dinego. Pihak merchant melakukan
penawaran kepada Go-Jek untuk mengurangi persentase terkait marketing
fee yang awalnya 20% bisa dinego menjadi 12% sampai 15%. Hal ini
dilakukan agar selesih harga pada penjualan offline dan online tidak terlalu
besar. Karena selisih harga yang terlalu besar akan mengakibatkan produk
yang perjualkan tidak laku sehingga akan mengakibatkan kerugian. Seperti
yang dijelaskan Tony sebagai salah satu pelaku usaha Singkong Keju
Argotelo yang bekerjasama dengan PT Go-Jek sebagai berikut: “Kalo di
kota lain itu bisa di nego besaran selisih harga atau marketing fee nya, bisa
dinego sampai 12% sampai 15 %, tapi kalo di Go-Jek Salatiga sini ya 20%
itu nggak bisa dinego lagi”97
Musbihin sebagai salah satu driver Go-Jek di Salatiga juga
menjelaskan adanya selisih harga atau marketing fee yang dibebankan
pada pihak merchant, sebagai berikut:
“Kalo Go-Foodnya iya, dari pihak restonya yang punya usaha dia
me-mark up harga 20% lebih mahal dari makan di tempat. karena
kan kalo misalnya kayak Singkong Keju Artotelo, harga dia
(Singkong Kerju) kan Rp. 20.000,- kalo dia (Singkong Keju)
potong 20% dari situ kan dia (Singkong keju rugi, nah makanya
sama pengusahanya di naikkin 20% jadi Rp.24.000 ,- tapi ada juga
resto yang tidak me-mark up harga makanannya.“98
97Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 27
Maret 2020 pukul 08.02 WIB 98 Musbihin, Hasil Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada 31 Maret 2020 pukul 13.12
WIB
65
Musbihin sebagai salah satu driver Go-Jek menjelaskan bahwa
tidak semua pihak merchant menaikan harganya atau membuat selisih
harga pada penjualan online dan offline. Namun hal ini sangat jarang
terjadi, biasanya hal ini terjadi saat ada promo ada ingin mengahabiskan
stok makanan. Namun rata-rata pihak merchant yang memuat usahnya di
Go-Food akan menaikan harganya sebesar 20% atau tergantung
kesepakatan antara Go-Jek dan pihak merchant, pada umumnya sebesar
20% kalau di Salatiga. Hal ini dilakukan agar pihak merchant tidak
mengalami kerugian.
Tony sebagai pihak merchant yang berkerjasam dengan pihak Go-
Jek juga menjelasakan sebagai berikut:
“Sudah otomatis untuk menaikan harganya, naiknya sebesar 20%
sebagai fee pembayaran untuk Go-Foodnya karena sebagai media
penyedia layanan jasanya. Kalau tidak dinaikan pihak penjualnya
akan rugi. Jika ada harga sama antara online dan offline maka itu
hanya waktu promo aja mas”99
Tony sebagai pemilik Singkong Keju Argotelo menjelaskan bahwa
adanya selisih harga ketika melakukan transkasi offline dan online adalah
suatu hal yang wajar karena kalau tidak ada kenaikan harga maka yang
rugi pihak Singkong Keju Argotelo. Selisih harga sebesar 20% itu akan
langsung masuk ke pihak Go-Jek sebagai biaya administrasi karena terlah
memberikan jasa berupa ditampilakannya Singkong Keju Argotelo di fitur
Go-Food. Sementara kalau sewaktu-waktu ada harga yang sama antara
membeli online dengan offline maka itu sedang ada promo.
99 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 3 Juli
2020 pukul 19.10 WIB
66
Tony juga menjelaskan tentang Go-Biz100 sebagai berikut:
“Bagi hasilnya 20% untuk aplikasi, 80% untuk penjual. Nah, kalo
sekarang ada pembaruan lagi dari pihak Go-Jek, jadi pihak Go-Jek
meluncurkan aplikasi baru yaitu GoBiz, jadi itu pihak penjual
seperti saya itu menerima uang elektronik dari Go-Pay, tapi pihak
konsumen bayar ke drivernya bisa pake Go-Pay bisa tunai, Cuma
driver bayar ke saya harus pake Go-Pay, enaknya di aplikasi Go-
Biz ini kita (pelaku usaha) bisa mengontrol pesanan secara
langsung, kalo dulu (Go-Resto) harus nunggu drivernya yang
pesen kesini (resto) tapi kalo GoBiz ini kita bisa langsung tau
ketika konsumen pesen dan nanti driver Go-jek akan mendapatkan
pin sebagai tanda bukti, uang yang masuk ke rekening kita (pelaku
usaha) sudah dipotong 20% untuk bagi hasil dengan pihak Go-Jek,
jadi meminimalisir adanya orderan fiktif. jadi nanti yang masuk
rekening sudah dipotong 20% dari aplikasi.”101
Tony sebagai pemilik Singkong Keju Argotelo yang telah
bergabung dengan Go-Food menjelaskan bahwa ada pembaruan aplikasi
dari Go-Resto menjadi Go-Biz. Pihak merchant seperti Tony merasakan
kemudahan dengan adanya Go-Biz, karena bisa mengontrol penjualan
yang terjadi melalui layanan Go-Food. Misalnya, ketika stock makanan
ada yang habis atau sedang kosong maka pihak merchant bisa langsung
memberikan keterangan pada aplikasi bahwa makanan tersebuk habis atau
kosong. Namun, pihak merchant harus log-in ke aplikasi setiap hari agar
pihak konsumen tau kalau pihak merchant buka, apabila tidak log-in nanti
di aplikasi ada keterangan bahwa pihak merchant sedang tutup.
Nurdiansyah sebagai driver Go-Jek menjelaskan terkait
penggunaan Go-Biz sebagai berikut:
“Adanya Go-Biz untuk mengontrol jalannya usaha, dimana hampir
setiap resto menaikan harga sekitar 20%-25% dari harga aslinya
100 Go-Biz adalah aplikasi khusus yang dibuat untuk partner Go-Food untuk memudahkan
memantau bisnisnya. 101Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 27
Maret 2020 pukul 08.02 WIB
67
karena tidak ingin terpotong oleh pihak Go-Jek. Dan harga
kenaikan itu nanti masuknya ke pihak Go-Jek”102
Nurdiansyah sebagai driver Go-Jek juga menjelaskan kelebihan
Go-Biz. Pada waktu menggunakan aplikasi Go-Biz ini apabila ada pesanan
dari konsumen, pihak merchant akan mengetahui hal tersebut secara
langsung tanpa menunggu pihak driver datang kepihak merchant.
Sehingga saat driver datang piha merchant langsung mengkonfirmasi
pesanan yang masuk ke aplikasi. Aplikasi tersebut sangat menguntungkan
pihak merchant karena dengan cara tersebut maka orderan fiktif dapat
diminimalisir. Dan ketika pesanan udah selesai, maka akan ada laporan
dari pihak ke Go-Jek kepada pihak merchant.
Syihab sebagai driver Go-Jek juga menambahkan, bahwa:
“Kan, setiap ada transaksi lewat Go-Food pelaku usaha langsung
dikenakan 20%, kalo pembayarannya tunai biasanya pihak Go-
Food akan mengirimkan tagihan 20% tadi ke pelaku usaha melalui
email.”103
Menurut Syihab sebagai driver Go-jek menjelaskan bahwa dalam
Go-food ada dua metode pembayaran yang bisa digunakan pihak
konsumen, yaitu tunai dan Go-Pay. Jika pihak konsumen memilih
pembayaran tunai makan pembayarannya dilakukan di akhir transaksi,
yaitu ketika driver Go-Jek telah mengantarkan pesanan pihak konsumen.
Ketika menggunakan metode pembayaran metode ini, maka pelaku usaha
akan dikenakan tagihan oleh pihak Go-Jek sebesar 20% sebagai biaya
administrasi. Namun, jika menggunakan metode pembayaran
menggunakan Go-Pay, maka akan otomatis waktu proses pemesanan udah
102Nurdiansyah, Wawamvara dengan Driver Go-Jek, pada tanggal 6 april pukul 09.57
WIB 103Syihab, Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada tanggal 6 April 2020 pukul 10.00
WIB
68
selesai, aplikasi akan langsung memotong selisih harga sebesar 20% dari
harga penjualan. Sehingga yang masuk ke rekening pihak merchant 80%.
Dalam aplikasi Go-Biz juga diterapkan bahwa seorang driver harus
melakukan pembayaran kepada pelaku usaha melalui Go-Pay.
69
BAB IV
PRAKTIK AKAD DAN FENOMENA SELISIH HARGA PADA LAYANAN
GO-FOOD DI SINGKONG KEJU ARGOTELO SALATIGA DALAM
TINJAUAN HUKUM ISLAM.
A. Praktik Akad Pada Layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
Go-Food adalah suatu mekanisme untuk melayani pemesanan
makanan atau minuman yang menggunakan jasa driver Go-Jek. Go-Food
memudahkan orang untuk membeli makanan atau minuman tanpa keluar
rumah, dalam hal ini Go-Jek bermitra dengan driver Go-Jek dan pihak
merchant atau pelaku usaha. Aplikasi Go-Jek memiliki banyak jenis
layanan salah satunya adalah Go-Food.
Islam sebagai agama universal memandang Go-Food sebagai
bentuk muamalah di era teknologi. Terkait dengan layanann Go-Food,
Islam hadir sebagai penjamin kehalalan transaksi dalam Go-Food agar
umat Islam nyaman jika harus bertransaksi melalui Go-Food. Maka
penulis akan mengkaji akad-akad dalam Go-Food sebagai berikut.
Akad pertama yang terjadi dalam praktik pemesanan makanan atau
minuman di Go-Food ini adalah jual beli salam. Akad jual beli salam
adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual
suatu (barang) yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal lebih
awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari.104 Akad ini
104 Fitrah Syaraqwie, Fikih Muamalah (Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2014)
hlm.11
70
termasuk ke dalam akad jual beli salam, yaitu pihak konsumen membeli
makanan atau minuman ke pihak merchant melalui fitur Go-Food pada
aplikasi Go-Jek dengan membayar dahulu ke pihak merchant dengan go-
pay atau dari driver Go-Jek menalangi dulu pembayaran ke pihak
merchant, nanti uang tersebut diganti oleh pihak konsumen apabila
pesanannya sudah sampai. Jika ditinjau dari kelengkapan akad jual beli
salam, maka ada beberapa rukun yang harus terpenuhi agar sah dalam
hukum Islam. Untuk rukun jual beli salam sama seperti jual beli biasa,
yaitu ada 3:
1. Aqid (Orang yang berakad) yaitu ada penjual dan pembeli.105
Dalam hal ini pembeli adalah konsumen yang memesan kepada
pihak merchant (Singkong Keju Argotelo). Pihak konsumen dalam
memesan makanan atau minuman tidak langsung berhubungan
dengan pihak merchant, tetapi menggunakan pihak ketiga yaitu
Go-Jek yang diwakilkan ke mitra usaha yaitu driver Go-Jek.
Sementara penjual dalam konteks ini adalah Singkong Keju
Argotelo yang menaruh lapaknya di fitur Go-Food.
2. Ada barang yang jelas ciri-cirinya, waktu penyerahannya dan
harganya.106Dalam konteks ini pihak konsumen memesan makanan
atau minuman kepada Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food
dengan menggunakan jasa driver Go-Jek. Pihak konsumen
membayar menggunakan uang tunai atau bisa menggunakan Go-
Pay. Untuk jasa driver Go-Jek dibebankan kepada pihak konsumen
105 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin. Terj. Salafudin Abu Sayyid. (Solo: Pustaka
Arafah, 2016), hlm. 586. 106Ibid.
71
sesuai jarak yang ditempuh oleh driver Go-Jek tersebut. Barang
dalam konteks ini adalah makanan atau minuma dengan ciri-ciri
yang jelas. Untuk waktu penyerahan barang setelah driver Go-Jek
menalangi untuk membeli ke Singkong Keju Argotelo, setelah itu
baru barang diserahkan kepada pihak konsumen. Terkait harga
sudah ada di dalam fitur Go-Food.
3. Ada Ijab Qabul (shigat akad)
Ijab qabul adalah adanya kesepakatan terkait jual beli antara
pembeli dan penjual. Bentuk ijabnya ialah ketika pihak konsumen
menentukan pesanannya dan menyetujui setiap harga makanan
yang dia pilih pada menu di fitur Go-Food beserta ongkos kirim
yang harus dibayarkan kepada driver Go-Jek, dengan
mencantumkan alamat pengiriman beserta metode pembayaran
yang diselesaikan dengan klik “Pesan” pada aplikasi Go-Jek dalam
fitur Go-Food. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi pada saat
munculnya driver yang menerima pesanan tersebut dan
mengkonfirmasinya kepada pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food di atas maka layanan di Go-Food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada jual beli salam, adanya kejelasan
akad antara pihak pembeli dan penjual, adanya barang yang jelas ciri-
cirinya, waktu penyerahan, harganya dan ijab qabul yang jelas. Maka
transaksi yang terjadi pada layanan Go-Food telah sesuai dengan syariat
Islam.
72
Akad kedua yang terjadi pada transaksi pada pemesanan makanan
atau minuman pada layanan Go-Food adalah ijarah. Akad ijarah biasa
dikenal dengan akad sewa-menyewa yang jelas manfaat dan tujuannya.
Pengertian akad ijarah menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-
MUI/IV/2017 adalah akad sewa antara mu'jir dengan musta’jir untuk
mempertukarkan manfa'at dan ujrah, baik manfaat barang maupun jasa.107
Akad ini merupakan akad sewa jasa dalam bentuk praktiknya adalalah
ketika driver Go-jek sebagai pemberi jasa membelikan dan mengantar
makanan atau minuman yang dibeli oleh pihak konsumen kepada pihak
Singkong Keju Argotelo menggunakan layanan Go-food pada aplikasi Go-
Jek. Setelah makanan atau minuman itu sampai kepada pihak konsumen
maka driver Go-Jek mendapatkan upah atau biaya ongkos kirim sesuai
dengan jarak yang ditempuhnya. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun
menurut Jumhur ulama, rukun dan syarat ijarah ada (3) tiga, sebagai
berikut:
1. Aqid (orang yang berakad).
Aqid adalah orang yang melakukan akad, dalam hal ini yang
melakukan akad adalah mu’jir (pemiliki objek sewa) dan musta’jir
(penyewa).108 Dalam konteks ini pihak konsumen memesan
makanan atau minuman di Singkong Keju Argotelo melalui fitur
Go-Food, kemudian driver Go-Jek memesankan pesanan tersebut
kepada pihak merchant, selanjutnya pihak konsumen memberi
upah kepada driver Go-Jek karena telah membelikan dan
107 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1 108 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm.204
73
mengantar pesanan tersebut. Maka pihak konsumen adalah sebagai
musta’jir karena bertindak sebagai penyewa sehingga harus
memberi upah. Sementara driver Go-Jek bertindak sebagai mu’jir
karena sebagai pemilik objek sewa sehingga berhak menerima upah
karena telah melakukan sesuatu.
2. Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah yang terdapat dalam akad ijarah harus jelas terkait
kriteria jumlahnya.109 Dalam konteks ini ketika driver Go-Jek
mendapatkan upah (ujrah) dari pihak konsumen karena telah
membelikan dan mengantar pesanan. Sementara untuk besaran
ujrah berdasarkan jarak antara pihak merchant dan alamat pihak
konsumen.
Manfaat, dalam hal ini berupa layanann driver yang telah
membelikan dan mengantarkan pesanan kepada pihak konsumen.
3. Ijab Qabul (Shighat)
Shighat adalah ijab qabul antara Mu’jir dan Musta’jir.
Bentuk ijabnya adalah pada saat pihak konsumen menentukan
pesanannya dan menyetujui setiap harga makanan yang dia pilih
pada menu beserta ongkos kirim yang harus dibayarkan kepada
driver Go-Jek, dengan mencantumkan alamat pengiriman beserta
metode pembayaran yang diselesaikan dengan klik “Pesan” pada
aplikasi Go-Jek di fitur Go-Food. Sedangkan bentuk qabulnya
109 Ibid., hlm. 204
74
terjadi pada saat munculnya driver yang menerima pesanan
tersebut dan mengkonfirmasinya kepada pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada ijarah, yaitu telah adanya
kejelasan tujuan dan manfaatnya. Maka transaksi yang terjadi pada
layanan Go-Food telah sesuai dengan syariat Islam.
Akad ketiga yang terjadi pada transaksi pada pemesanan makanan
atau minuman pada layanann Go-Food adalaah qardh. Qardh merupakan
suatu pinjam meminjam. Qardh adalah menyerahkan sejumlah harta
kepada seseorang untuk diambil manfaatnya, kemudian orang itu
mengembalikan gantinya tanpa ada tambahan.110 Terjadinya akad qardh
pada layanann Go-Food ketika pihak konsumen memilih cara pembayaran
di akhir atau dengan membayar tunai. Kemudian driver memberikan uang
talangan dulu untuk membelikan makanan atau minuman yang dipesan
oleh pihak konsumen. Setelah pesanan tersebut sampai kepada pihak
konsumen, maka pihak konsumen akan mengganti uang sekaligus ujrah
kepada driver Go-Jek. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun qardh adalah
sebagai berikut:
1. Aqid (Muqridh dan Muqtaridh)
Aqid adalah Muqriḍ (pemberi hutang) meminjamkan
hartanya kepada Muqtariḍ (menerima utang) dengan sukarela tanpa
ada paksaan.111 Dalam konteks ini ketika pihak konsumen membeli
110 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin. Terj. Salafudin Abu Sayyid. (Solo: Pustaka
Arafah, 2016),hlm. 622 111 Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees:Sumatera Utara, 2018)
.hlm.171
75
makanaan atau minuman di Singkong Keju Arogotelo dengan
layanan Go-Food. Maka pihak driver Go-Jek menalangi dulu
pembayaran pembelian tersebut kepada pihak merchant. Maka
driver Go-Jek sebagai muqridh yaitu pihak yang berpiutang dan
pihak konsumen sebagai muqataridh yaitu pihak yang berutang.
2. Qardh (barang yang dipinjamkan).
Barang dalam hal ini harus memiliki kejelasan nilai dan
manfaatnya. Dalam konteks ini barang yang utangkan ialah berupa
uang untuk membelikan pesanan pihak konsumen. Sementara
untuk jumlah uang tersebut ada di fitur Go-Food dalam aplikasi
Go-Jek. Hal tersebut terjadi ketika pihak konsumen mengklik
“Pesan” diakhir pesanan. Maka akan muncul jumlah harga dan
ongkos kirim yang harus diganti pihak konsumen kepada driver
Go-Jek.
3. Ijab Qabul (Shigat akad).
Ungkapan serah terima dalam akad qardh harus jelas
sehingga kedua pihak memahami hal tersebut.112 Bentuk ijabnya
ialah pada saat pihak konsumen memilih metode pembayaran di
akhir atau tunai yang diselesaikan dengan klik “Pesan” di fitur Go-
Food pada aplikasi Go-Jek. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi
pada saat munculnya driver yang menerima pesanan tersebut dan
mengkonfismasinya kepada pihak konsumen. Syarat rukun yang
berkaitan dengan shighat atau ijab dan qabul, pada akad ini
112 Ibid., hlm.171
76
dilakukan melalui aplikasi layanann Go-Food secara online. Hal ini
dilakukan karena butuhnya melakukan pembelian ini dengan lokasi
yang cukup jauh dari lokasi pihak konsumen. Dalam transaksi ini,
sighat al-aqad sudah jelas, dikarenakan dalam aplikasi layanann
Go-Food sudah terinci sangat jelas makanan yang dipesan oleh
pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada qardh, yaitu adanya pihak yang
melakukan akad, adanya pinjaman dan ijab qabul. Maka transaksi yang
terjadi pada layanann Go-Food telah sesuai dengan syariat Islam.
Akad keempat yang terjadi pada transaksi pada pemesanan
makanan atau minuman pada layanan Go-Food adalahwakalah bil
ujrah.wakalah merupakan perbuatan mewakilkan sesuatu kepada orang
lain.wakalah merupakan bentuk akad muamalah yang digunakan untuk
menyerahkan kewenangan pada orang lain dalam mengerjakan sesuatu yag
dapat diwakilkan.113 Dalam hal ini transaksi pada layanann Go-Food
terjadi akadwakalah ketika pihak Go-jek menerima pesanan makanan atau
minuman dari pihak konsumen. Pihak Go-Jek melalui mitranya driver Go-
Jek membelikan makanan atau minuman yang dipesan oleh pihak
konsumen. Driver Go-Jek membelikan makanan atau minuman ke pihak
merchant. Setelah driver mengantarkan pesanan pihak konsumen, maka
driver Go-Jek akan mendapatkan ujrah (upah) atau biaya ongkos kirim
sesuai jarak yang ditempuhnya. Ujrah dalam hal ini bisa dibayarkan secara
113 Fitrah Syaraqwie, Fikih Muamalah (Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2014)
hlm. 21
77
tunai atau dengan Go-Pay tergantung pihak konsumen dalam memilih
metode pembayarannya. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun dan syarat
menurut Jumhur ulama, rukunwakalah ada (3) tiga, sebagai berikut:
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia NO.113/DSN-MUI/IX/2007 tentangwakalah Bil Ujrah. Maka
akadwakalah Bil Ujarah harus memenuhi beberapa rukun, yaitu:
1. Wakil dan Muwakil
Wakil dan Muwakil adalah pihak-pihak yang melakukan
akad.114 Dalam hal ini terjadi ketika pihak konsumen membeli
makanan atau minuman di Singkong Keju Argotelo menggunakan
layanan Go-Food yang berada di apliksi Go-Jek. Muwakil dalam
hal ini adalah pihak konsumen karena mewakilkan pembelian.
Sementara wakilnya adalah driver Go-Jek.
2. Mahallul ‘Aqd (Objek Perikatan)
Mahallul ‘Aqd adalah objek akad yang harus memiliki
kejelasan manfaat.115 Dalam hal ini objek akad tersebut adalah
makanan atau minuman yang dipesan oleh pihak konsumen,
pembelian barang tersebut dilakukan oleh pihak dari Go-Jek
melaluli mitra usaha yaitu driver Go-Jek.
3. Ujrah (Upah)
Ujrah adalah imbalan yang wajib dlbayar atas jasa yang
dilakukan oleh wakil. Ujrah boleh berupa uang atau barang yang
114 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian kedua angka 2-3. 115 Ibid.
78
boleh dimanfaatkan menurut syariah (mutaqawwamah)116 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kuantitas dan
kualitas ujrah arus jelas, baik berupa angka nominal dan prosentase
tertentu.117Dalam kontek ini ketika pihak konsumen memesan
makanan atau minuman pada layanann Go-Food, maka otomatis
makanan atau minuman tersebut yang memesan dan yang akan
mengantarkan adalah driver Go-Jek. Pihak konsumen akan
memberikan biaya ongkos kirim atauwakalah bil ujrah kepada
driver Go-Jek berdasarkan jarak yang tempuh.
4. Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab Qabul adalah bentuk sukarela antar kedua belah untuk
melakukan akad.118 Dalam kontek ini bentuk ijabnya ialah pada
saat customer memilih metode pembayaran di akhir yang
diselesaikan dengan klik “Pesan” di fitur Go-Food pada aplikasi
Go-Jek. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi pada saat munculnya
driver yang menerima pesanan tersebut dan mengkonfirmasi
kepada piha konsumen. Syarat rukun yang berkaitan dengan
shighat atau ijab dan qabul, pada akad ini dilakukan melalui
aplikasi layanann Go-Food secara online. Hal ini dilakukan karena
butuhnya melakukan pembelian ini dengan lokasi yang cukup jauh
dari lokasi pihak konsumen. Dalam transaksi ini, sighat al - aqad
sudah jelas, dikarenakan dalam aplikasi layanann Go-Food sudah
terpeinci sangat jelas makanan yang dipesan oleh pihak konsumen.
116 mutaqawwamah adalah sesuatu bernilai yang boleh dimanfaatkan menurut syariah 117 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian kedua angka 2-3. 118 Ibid.
79
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada wakalah, yaitu adanya pihak
yang melakukan akad, adanya objek, adanya ujrah (upah) dan ijab qabul.
Maka transaksi yang terjadi pada layanann Go-Food telah sesuai dengan
syariat Islam.
Mekanisme transaksi pada layanan Go-Food termasuk ke dalam
jenis multi akad yang mujtami’ah. Multi akad mujtami’ah adalah
gabungan beberapa akad yang dihimpun menjadi satu akad. Multi akad
terjadi karena adanya gabungan dua akad atau lebih yang memiliki akibat
hukum yang sama atau berbeda. Al - ‘uqud al- mujtami’ah adalah bentuk
ijtihad yang kreatif agar transaksi bisnis modern dapat terakreditasi dalam
ranah fiqih, sekaligus agar akad yang telah terdapat dalam ranah fiqih
dapat diaplikasikan kedalam transaksi bisnis modern. Modifikasi multi
akad ini harus dilihat dari keabsahan masing-masing akad yang
menghimpunnya, dan memperhatikan batasan-batasan yang telah
dijelaskan oleh syariat.119
Maka hal tersebut sama dengan transaksi Go-Food, dalam transaksi
ini terdapat empat transaksi yang digabungkan menjadi satu transaksi
yaitu: Akad yang pertama dalam transaksi ini ialah jual beli salam, yaitu
pihak konsumen membeli makanan kepada pihak Go-Jek dengan
membayar dahulu kepada pihak merchant dengan go-pay atau driver
membayar dulu pembayaran ke pihak merchant, nanti uang itu diganti
oleh pihak konsumen apabila pesanannya sudah sampai.
119 Yosi Aryanti, “Multiakad (al-uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah Perspektif
Fiqh Muamalah,” Jurnal Syari’ah, Vol. 15:2 (Juli 2016), hlm. 72.
80
Akad kedua transaksi ini ialah ijarah (sewa jasa), yaitu driver
menyewakan jasanya untuk mengantar pesanan kepada pihak konsumen,
yang jasa ini nantinya akan dibayar oleh pemesan sesuai dengan tarif
normal tanpa ada tambahan. Maka keuntungan driver Go-Jek dalam hal ini
hanya biaya mengantarkan makanan yang harganya sesuai dengan yang
tertera pada aplikasi Go-Jek di fitur Go-Food tanpa mengambil
keuntungan yang berlebih sebagai imbalan atas uang yang telah
dipinjamkan oleh driver kepada pihak konsumen.
Akad ketiga dalam transaksi ialah qardh (pinjaman), yaitu driver
Go-Jek meminjamkan uang kepada pihak konsumen yang akan dibayar
nantinya oleh pihak konsumen setelah makanan yang dipesan diterimanya.
Akad keempat transaksi ini ialah wakalah bil ujrah, yaitu pihak
Go-jek menerima pesanan makanan atau minuman dari pihak konsumen.
Pihak Go-Jek melalui mitranya driver Go-Jek membelikan makanan atau
minuman yang dipesan oleh pihak konsumen. Driver Go-Jek membelikan
makanan atau minuman ke pihak merchant. Setelah driver mengantarkan
pesanan pihak konsumen, maka driver Go-Jek akan mendapatkan ujrah
(upah) atau biaya ongkos kirim sesuai jarak yang ditempuhnya. Ujrah
dalam hal ini bisa dibayarkan secara tunai atau dengan Go-Pay tergantung
pihak konsumen dalam memilih metode pembayarannya. Berdasarkan
dasar hukum multi akad sebagai berikut:
ي هاٱل ذينءامن و ا أو فوا بٱلعقود ي
81
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”(Q.S Al-
Maidah: 1)120
Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa Allah memerintahkan agar
orang yang beriman memenuhi akad antar mereka. Artinya, secara prinsip
semua akad diperbolehkan oleh Allah dan orang mukmin wajib memenuhi
akad itu,121 dan kaidah fiqih mengenai, transaksi muamalah sebagai
berikut:
بحة إلا أن يدلا دليل على تريها الصل ف المعاملت ال
“Hukum asal muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang
menunjukkan keharamannya”122
Berlandaskan dasar hukum multi akad di atas, mayoritas ulama
Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah, ulama Syafi‟iyah, dan
Hanbaliyah berpendapat bahwa hukum multi akad (hybrid contract)
mujtami’ah adalah sah dan diperbolehkan menurut syariat Islam.123 Maka,
multi akad dalam transaksi Go-Food ini diperbolehkan karena hukum asal
muamalah adalah boleh, sampai ada dalil yang mengharamkannya.
120 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:
Surya Cipta Aksara 1993), hlm. 156. 121 Harun, “Multi Akad Dalam Tataran Fiqih, Jurnal SUHUF, Vol. 30:2 (November,
2018), hlm. 178. 122 Yusuf Qaradhawi, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016), hlm 3. 123 Yosi Aryanti, “Multiakad (al-uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah Perspektif
Fiqh Muamalah,” Jurnal Syari’ah, Vol. 15:2 (Juli 2016), hlm. 63.
82
B. Selisih Harga Pada Layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
Dalam Tinjauan Hukum Islam
Adanya perjanjian kerjasama antara PT Go-Jek dengan Singkong
Keju Argotelo dijelaskan bahwa dalam setiap pemesanan dan pengantaran
produknya memalui layanan Go-Food maka akan dikenai biaya
administrasi sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga makanan atau
minuman yang dipesan oleh pihak konsumen. Oleh karena itu terjadi
selisih harga ketika membeli online dan offline. Jika harga online tidak
dinaikan maka pihak merchant akan mengalami kerugian karena pihak
merchant harus menanggung biaya administrasi sebesar 20% (dua puluh
persen) kepada pihak Go-Jek. Melihat skema transaksi pada layanan Go-
Food diatas maka akad yang terjadi adalah akad ijarah.
Melihat skema transaksi pada layanan Go-Food diatas maka akad
yang terjadi adalah akad ijarah. Menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-
MUI/IV/2017 ijarah adalah akad sewa antara mu'jir engan musta’jir untuk
mempertukarkan manfa'ah dan ujrah (upah), baik manfaat barang maupun
jasa.124Dalam hal ini kerjasama yang terjadi adalah berupa sewa lapak.
Jika ditinjau berdasarkan rukun dan syaratnya, menurut jumhur ulama,
adalah sebagai berikut:
1. Aqid (orang yang berakad).
Orang yang melakukan akad, dalam hal ini adalah mu’jir
(menyewakan) dan musta’jir (pemilik jasa).125 Dalam konteks ini
ketika Singkong Keju Argotelo sebagai mu’jir melakukan
124 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1. 125 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm.204
83
perjanjian dengan PT. Go-Jek sebagai musta’jir terakit dua usaha
tersebut memasukan lapaknya ke dalam fitur Go-Food.
2. Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah yang terdapat dalam akad ijarah harus jelas terkait
kriteria jumlahnya.126
Adapun manfaat ujrah adalah:
a. Barang yang dilakukan dalam transaksi harus
mutaqawwamah (memiliki nilai dalam syariat). Upah yang
akan diberikan harus memiliki nilai manfaat yang jelas
karena akan dibayarkan ke penyedia jasa. Dalam hal terjadi
pada perjanjian PT Go-jek dengan Singkong Keju Argotelo
sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga normal.
b. Barang yang dijadikan akad harus diketahui manfaatnya
secara sempurna agar tidak terjadi sebuah perselisihan
setelah transaksi terjadi. Barang yang dijadikan akad dalam
transaksi di Go-Food adalah makanan atau minuman. Pihak
konsumen membeli makanan atau minuman memalui
layanan Go-Food yang terdapat di aplikai Go-Jek. Barang
yang dijadikan akad tersebut sangat jelas manfaatnya.
c. Kedua belah pihak harus sukarela dalam berakad. Pihak Go-
Jek dengan Singkong Keju Argotelo telah sepakat bahwa
selisih harga untuk biaya administrasi sebesar 20%. Hal
tersebut ditandai dengan tanda tangan di surat perjanjian.
126 Ibid., hlm. 204
84
d. Objek dalam akad tersebut harus memiliki kemanfaatan
dalam kriteria dan realita. Pada transaksi di fitur Go-Food
objek akad merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yaitu
makanan dan minuman.
e. Memiliki kadar yang jelas dalam akad sewa -menyewa. Hal
ini berkaitan dengan waktu dan upah sewa-menyewa.
Dalam hal ini upah akan diberikan kepada pihak Go-Jek
setiap transaksi melalui fitur Go-Food. Pihak driver yang
membayar menggunakan Go-Pay akan membayarkan ke
pihak merchant, dalam hal ini Singkong Keju Argotelo
telah sepakat sebesar 20%, maka upah yang masuk ke pihak
Go-Jek sebesar 20% dan ke pihak merchant sebesar 80%.
3. Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab qabul terjadi dalam akad ijarah adalah keluarnya
perkataan sighat dari penyewa dan sighat dari pihak yang
menyewakan, mereka sama-sama mengisyaratkan dengan kata-
kata. 127 Dalam konteks ini proses ijab qabul pada layanan Go-Food
terjadi saat pihak Go-Jek menyerahakan perjanjian kerjasama
kepada pemilik Singkong Keju Arogotelo dalam bentuk
persetujuan pihak merchant dengan cara menandatangani surat
perjanjian kerja sama.
Sehingga, jika ditinjau dari rukun yang telah dikemukakan oleh
jumhur ulama di atas, maka akad perjanjian yang terjadi antara Singkong
127 Ibid., hlm. 204
85
Keju Argotelo dengan PT Go-Jek telah berdasarkan syariat Islam. Tetapi
ada perbedaan dalam menetapkan selisih harga dengan kota-kota lain,
namun intinya kedua belak pihak sama-sama telah sukarela dan tidak ada
pihak yang dirugikan dalam akad tersebut.
Hukum ijarah adalah adannya kesepakatan antara kedua belah
pihak, yaitu penyewa dan yang menyewakan. Dalam hal itu terdapat
upah yang bagi pihak yang menyewakan. Dan ijarah harus jelas
kemanfaatannya serta tujuanya. Hal ini Sesuai dengan firman Allah:
QS. Al-Baqarah: 233 sebagai berikut:
ت ضعو تس ت أن أرد تم م اأوإن تم بل مع رو فو لدكم فلجناحعلي كم إذاسل م اات ي
اأن االلهبات ع ملو نبصي ات قوااللواع لمو و
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-
Baqarah:233)128
Dalil diatas merupakan permisalan yang sama dengan ketentuan
yang telah ditetapkan pihak PT-Gojek. Bagi setiap pelaku usaha yang
menginginkan usaha atau resto termuat di fitur Go-Food maka harus
membayar upah sewa sebesar 20% dari total harga dalam setiap transaksi.
Sehingga adanya selisih harga saat membeli online dan offline dikarenakan
128 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:
Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 57.
86
besaran selisih harga tersebut untuk upah jasa (ujrah) kepada pihak PT
Go-Jek yang telah mencantumkan Singkong Keju Argotelo dalam fitur
Go-Food. Apabila pihak merchant tidak menaikan harga dan tetap seperti
pada penjualan offline, maka pihak merchant akan mengalami kerugian.
Selisih harga sebesar 20% pada layanann Go-Food tidak termasuk
riba, karena selisih harga 20% itu merupakan upah sewa jasa buka lapak
kepada PT. Go-Jek. Hal tersebut merupakan upah (ujrah) untuk PT Go-Jek
karena telah mencamtumkan Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food
pada aplikasi Go-Jek. Sebagaimana firman Allah:
الر ب ر م وح ي ع ل ب ا حل الل وأ
Artinya: “Padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan Riba”. (Q.S Al-Baqarah:275)129
Adanya selisih pada selisih harga di Singkong Keju Argotelo pada
penjualan online dan offline bukan suatu perbuatan Riba. Riba itu memiliki
arti bertambahnya harta pokok karena suatu pertukaran barang tertetu.
Sementara dalam konteks tersebut adalah penambahan harga jual ketika
online untu membayar upah jasa (ujrah) kepada pihak Go-Jek sebesar
20%, karena pihak merchant telah dimasukan di fitur Go-Food dalam
aplikasi Go-Jek.
129Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:
Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 69.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Praktik akad yang terjadi pada layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
dimulai saat pihak konsumen memesan makanan ke Singkong Keju
Argotelo melalui fitur Go-Food. Pihak Singkong Keju Argotelo akan
mengkonfirmasi melalui aplikasi Go-Biz bahwa makanan yang dipesan
tersedia. Driver Go-Jek yang membelikan pesanan tersebut akan
mendapatkan pin dari Singkong Keju Argotelo sebagai bukti bahwa driver
tersebut mau mengambil pesanan untuk diantarkan ke pihak konsumen.
Driver Go-Jek dalam hal ini melakukan pembayaran dulu menggunakan go-
pay kepada pihak Singkong Keju Argotelo, setelah driver Go-Jek
mendapatkan pin dan melakukan pembayaran maka driver Go-Jek akan
mengantarkan pesanan tersebut kepada pihak konsumen. Pada saat pesanan
tiba, maka pihak konsumen akan memberikan uang ganti sesuai nomimal
yang tertera di fitur Go-Food kepada driver Go-Jek.
2. Adanya selisih harga antara pembelian secara online dan offline karena
adanya perbedaan akad. Saat membeli secara offline maka pembeli langsung
membeli ke Singkong Keju Argotelo dengan harga yang normal. Pada saat
88
pembelian seacara online tidak hanya transaksi antara pembeli dan penjual,
tetapi melibatkan pihak lain yaitu PT Go-Jek. Akad yang terjadi saat
pembelian secara online adalah multi akad yang mujtami’ah. Akad-akad
tersebut adalah salam, ijarah, qardh dan wakalah bil ujroh. Dalam multi
akad mujtami’ah ini telah ada kesepakatan antara Singkong Keju Argotelo
dengan PT Go-Jek terkait sewa lapak, yaitu produk Singkong Keju Argotelo
ditampilkan dalam fitur Go-Food. Oleh karena itu besaran selisih harga
tersebut untuk membayar biaya sewa lapak kepada PT Go-Jek.
3. Selisih harga yang diterapkan oleh PT. Go-Jek kepada Singkong Keju
Argotelo telah sesuai dengan hukum Islam, bukan termasuk ke dalam
kategori riba. Penerapan selisih harga tersebut dilakukan agar pihak
Singkong Keju Argotelo tidak rugi, karena Singkong Keju Argotelo harus
membayar ujrah (biaya administrasi) sebesar 20% kepada PT. Go-Jek yang
telah menampilkan produk Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food. Akad
yang terjadi pada penetapan selisih harga tersebut adalah ijarah. PT Go-Jek
dalam hal ini sebagai mu’jir yaitu penyedia lapak berupa aplikasi, dan
pelaku usaha sebagai musta’jir atau penyewa lapak.
B. Saran
Hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta simpulan.
Peneliti akan mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sebagai berikut:
1. PT Go-Jek
Pihak PT Go-Jek lebih baik untuk memperbolehkannya tawar menawar
terkait besar ujrah (upah) yang harus dibayar pihak merchant ketika
89
meminta kepada PT Go-Jek untuk menampilkan usahanya di fitur Go-
Food. Agar tidak ada kecemburuan dengan pihak merchant di kota lain
ketika megetahui adanya beda besaran ujrah (upah) yang harus dibayar.
2. Pihak Konsumen
Pada saat melaksanakan transaksi diharap pihak konsumen tetap
memperhatikan rukun, syarat jual beli salam, ijarah, qardh dan wakalah
bil ujrah ketika melakukan pembelian makanan atau minuman
menggunakan fitur Go-Food pada aplikasi Go-Jek. Hal tersbeut dilakukan
agar tidak terjadi kedzaliman dalam melaksanakan transaksi tersebut.
Karena hal ini menyangkut dengan kesejahteraan sesama manusia dalam
mencapai tujuan kebaikan dalam beragama dan bermasyarakat.
90
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993.
Hadist/Syarah Hadist/Ulumul Hadist
Alu Bassam, Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Hadist Hukum Bukhori
Muslim, alih bahasa Arif Wahyudi, cet. ke-2, Pustaka As-Sunnah:
Jakarta, 2010.
Hanbali, Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad, Musnad Imam Ahmad bin
Hanbal, Juz 6. Beirut: Muassasah Ar-Risalah, 2001.
Fiqh/Ushul Fiqh/Hukum
Ali, Zainuddin, Hukum Islam “Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia,
Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir, Minhajul al-Muslim, cet. ke-6. Madinah: al-‘Ulum
wa al-Ḥikam, 2019.
Az-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh, cet. ke-8. Bairut: Dar al-
Fikr, 2005.
Imam, Mustofa, Fiqh Mu’amalah Kotemporer, Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara, 2015.
Qardhawi, Yusuf, 7 Kaidah Utama Fiqih Muamalah, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2016.
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2017.
Sabiq, Sayyid, Fiqih as-Sunnah, cet. ke-4, Bairut: Dar al-Fikr, 1983.
91
Sahroni, Omi, Fiqih Muamalah Kotemporer, Jakarta: Republika, 2019.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta: Ui-Press, 1986.
Sudiarti, Sri, Fiqih Muamalah Kotemporer, Sumatera Utara: Febi UIN-
SUPrees, 2018.
Syaraqwie, Fitrah, Fiqih Muamlah, Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS,
2014.
Lain-Lain
Admin, “Tentang Go-Food” dalam www.go-jek.com/about/ diakses pada
tanggal 10 Oktober 2019
Admin, “Tentang Go-Jek”, dalam https://www. Go - Jek /about/, diakses pada
26 Maret 2020
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Bina Aksara, 1992.
Aryanti, Yosi, Multiakad (al-uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah
Perspektif Fiqh Muamalah. Jurnal Ilmiah Syari‘ah,.Vol.15:2 (Juli,
2016).
Azizah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Tambahan Biaya di Luar
Ongkos Kirim Pada Layanan Titip Beli Oleh Pesan Antar Bangkalan,
Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019.
Bashori, Ahmad, Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Melalui
Aplikasi Go-Food Di Kota Surbaya, Surbaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2019.
Daymon, Kristina, Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Publik Relation Dan
Marketing Communication, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2008.
92
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet
ke-4, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Dzaki, PT Go-Jek Visi Misi, Struktur Organisasi dan SOP dalam
https://gelegakzaki.wordpress.com/2016/10/17/pt-go-jek-visi-misi-
struktur-organisasi-dan-sop/ , diakses pada 24 Maret 2020
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Febrian, Gerrizeta, Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Jasa
Layanan Go-Jek PT. Gojek Indonesia, Universitas Telkom: Bandung,
2018.
Fitria, Tira Nur, Bisnis Jual Beli Onlinr (ONLINE SHOP) Dalam Hukum
Islam Dan Hukum Negara. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol. 3:1
(Maret, 2017)..
Harianto, Gunawan,”Tentang Sejarah Go-Jek” dalam
https://teknogress.com/sejarah-apliksi-go-jek/, diakses pada tanggal
Maret 2020
Harun, Multi Akad Dalam Tataran Fiqh. Jurnal SUHUF, Vol. 30:2 (Juli, 2018.
Ika Rahayu, Halimatus Sadiyah, Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual
Beli Makanan dan Aplikasi Go-Food, Surabaya: Universitas Sunan
Ampel Surabaya, 2019
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1986.
Komplinasi Hukum Ekonomi Syariah
Obendon, "Sejarah Aplikasi Go-Jek (Gojek jasa angkutan cepat dan murah)”,
dalam https://obendon.com/2015/03/12/gojek-indonesia/ di akses pada
tanggal 24 Maret 2020
93
Maulana, Hasanudi, Multiakad Dalam Transaksi Syariah Kotemporer Pada
Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia. Jurnal Al-Iqtishad: Vol.
3:1 (Januari 2011).
Moleong, J Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani,
2016.
Sakti, Raja Putra Harhap, Hukum Multi Aqad Dalam Transaksi Syariah. Jurnal
Al-Qasd. Vol. 1:1 (Agustus, 2016).
Surat Perjanjian Kerjasama Go-Food antara Singkong Keju Argotelo dan PT
Go-Jek
Yudhistiro, Theo, Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengangkutan Makanan
Melalui Layanan Go-Food Dalam Hal Terjadi Selisih Harga Yang
Disepakati Pada Aplikasi Go-Jek, Yogyakarta: UII, 2018.
Wawancara
Arif, Hasil Wawancara dengan salah satu konsumen, pada tanggal 2 April
2020
Fajar Okky Saputro, Hasil Wawancara dengan konsumen, pada tanggal 2 April
2020
Musbihin, Hasil Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada 31 Maret 2020
Nurdiansyah, Hasil Wawamvara dengan Driver Go-Jek, pada tanggal 6 April
2020
Syihab, Hasil Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada tanggal 6 April 2020
94
Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal
27 Maret 2020
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I
Lampiran 1 Surat Penunjukan Pembimbing
II
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi
III
Lampiran 3 Dokumentasi Skripsi
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Lampiran 4 Surat Pernjanjian Singkong Keju Argotelo dengan PT Go-Jek
XI
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Choirul Amirudin
Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 1 Juni 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Hobi : Sepak Bola
Alamat : Desa Turi RT 05 RW 04 Magetan, Jawa Timur
No. Telpon : 085726787743
Domisili : Jln. Jendral Sudirman No.239 Salatiga
Email : choirulamir123@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Turi 1 Jakarta : Tahun 2004 - 2010
2. SMP Negeri 4 Magetan : Tahun 2010 - 2013
3. MA Negeri 3 Magetan : Tahun 2013 - 2016
4. S1 Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah IAIN Salatiga : Tahun
2016 - 2020
Pengalaman Organisasi
1. KAMMI Salatiga
2. Senat Mahasiswa Fakultas Syariah
3. LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
4. Shaf (Gerakan Salatiga Hijrah)
5. Pengurus Pondok An-Nida
6. Pemuda Bintang
7. Komika
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Musryif di Pondok An-nida 2018-2020
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
Choirul Amirudin
top related