terhadap keterampilan menulis karangan eksposisi …lib.unnes.ac.id/29124/1/1401412076.pdf ·...
Post on 24-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW)
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN EKSPOSISI SISWA SD KELAS IV
SKRIPSI Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
DEFFI SINTYA SARI
NIM 1401412076
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Deffi Sintiya Sari
NIM : 1401412076
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Keefektifan Model Think Talk
Write terhadap Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa
Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro” adalah hasil karya sendiri,
bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan.
Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 25 Juli 2016
Peneliti,
Deffi Sintiya Sari
NIM 1401412076
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Think Talk Write terhadap Keterampilan
Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar
Dewantoro” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang pada,
hari : Senin
tanggal : 25 Juli 2016
Semarang, 25 Juli 2016
Pembimbing I, Pembimbing II,
Umar Samadhy, M.Pd. Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd.
NIP195604031982031003 NIP 198505292009122005
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada:
hari : Kamis
tanggal : 11 Agustus 2016
Panitia Ujian Skripsi,
Ketua, Sekretaris,
Prof Dr. Fakhruddin, M. Pd. Drs. Isa Ansori, M.Pd.
NIP 195604271986031001 NIP 196008201987031003
Penguji Utama,
Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd.
NIP 196008061987031001
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Umar Samadhy, M.Pd. Nugraheti Sismulyasih SB, S. Pd., M. Pd.
NIP 195604031982031003 NIP 198505292009122005
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan
baik” (HR. Thabrani)
“Menulis itu mudah. tetapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat
pembacamu bergerak kearah yang lebih baik, tanpa kau gurui” (Helvy Tiana
Rosa)
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ibuku (Ibu Sumarsih) dan Bapakku (Bapak Djamasri) yang senantiasa
memberi doa dan dukungan dalam setiap langkahku
Terimakasih untuk doa restu, ,kasih sayang, motivasi,dan inspirasi
untuk terus bersemangat.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya karena peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul
“Keefektifan Model Think Talk Write terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro”. Skripsi ini
merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, oleh
karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada.
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan dorongan dan memberikan izin kepada peneliti untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar
penyelesaian skripsi ini..
4. Drs. Umar Samadhy, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.
6. Sukarir Nuryanto, M.Pd, Dosen penguji skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
lancar.
7. Maryadi, S.Pd., M.Or., Kepala SD 2 Hadipolo. Asmak, S.Ag., S.Pd., Kepala
SD 6 Hadipolo dan Sri Hastutik, S.Pd., Kepala SD 3 Hadipolo yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
vi
8. Sri Sumarmi, S.Pd., Guru kelas IV SD 02 Hadipolo. Mu’allifah, S.Pd.SD.,
Guru kelas IV SD 03 Hadipolo yang telah membantu peneliti dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Kakak dan adik-adik yang selalu memberikan doa, restu, dukungan, dan
semangat dalam menyelesaikan studi di PGSD.
10. Teman-teman dan mahasiswa PGSD UNNES angkatan 2012 yang telah
membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian dan selalu memberi
dukungan serta semangat.
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
bagi semua pihak.
Semarang, 25 Juli 2016
Peneliti
vii
ABSTRAK
Sari, Deffi Sintiya. 2016. Keefektifan Model Think Talk Write terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki
Hajar Dewantoro. Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Umar Samadhy,
M.Pd. II: Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd.
Pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD gugus Ki Hajar
Dewantoro pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 nilai bahasa Indonesia masih
rendah, sebagian siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
keterampilan menulis paling rendah apabila dibandingkan dengan keterampilan
berbahasa lainnya. Siswa mengalami kendala pada saat menulis, terutama menulis
karangan eksposisi khususnya pada kelas IV SD, siswa kesulitan dalam
menyampakan informasi ke dalam bentuk tulisan dan kurang bisa me-
ngembangkan gagasan yang dimilikinya, dalam menyusun karangan siswa kurang
memperhatikan pengunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma dan lain-
lain). Apakah model TTW dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
eksposisi pada siswa kelas IV SD gugus Ki Hajar Dewantoro? Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui penggunaan model TTW dalam meningkatkan keterampilan
menulis karangan eksposisi pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD gugus Ki
Hajar Dewantoro tahun ajaran 2015/2016. Prosedur pengambilan sampel
penelitian ini dengan teknik nonprobability sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Dipilih sampel yaitu SD 2 Hadipolo
sebagai kelas eksperimen, SD 6 Hadipolo sebagai kelas kontrol. Selain itu,
peneliti menentukan kelas uji coba pada siswa kelas IV SD 3 Hadipolo. Penelitian
ini menggunakan desain quasi experimental dengan bentuk nonequivalent control group design. Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi uji validitas berupa
validitas isi dari tim ahli sebagai validator soal dan uji reliabilitas melalui
reliabilitas inter-rater (interrater reliability).Dari hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan sebagai berikut: Harga t-hitung positif menunjukkan bahwa rata-rata
kelas eksperimen 77,38 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol
70,20. Peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi pada kelas
eksperimen terlihat pada penghitungan rata-rata gain ternormalisasi. Hasil
penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa saran dari
penulis yaitu sebagai berikut; Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi
dalam menggunakan model pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak merasa
bosan dan lebih semangat mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran TTW sebaiknya digunakan sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Sebelum menggunakan
model pembelajaran TTW, hendaknya guru merencanakan pembelajaran yang
akan dilaksanakan dengan baik, sehingga pelaksanaannya dapat berlangsung
sesuai harapan.
Kata kunci : TTW, keterampilan menulis, karangan eksposisi
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN KELULUSAN ............................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 7
1.2.1 Pembatasan Masalah ....... .................................................................... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoretis ................................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 8
1.4.2.1Bagi Siswa ............................................................................................... 8
1.4.2.2Bagi Guru ................................................................................................. 9
1.4.2.1Bagi Sekolah ............................................................................................ 9
1.4.2.1Bagi Peneliti ............................................................................................. 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................10
2.1 Kajian Teoretis .....................................................................................10
ix
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran .......................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 10
2.1.1.2 Pengertian Model TTW ........................................................................ 11
2.1.1.3 Langkah-Langkah Model TTW ............................................................ 12
2.1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Model TTW .............................................. 13
2.1.2 Hakikat Bahasa .................................................................................... 14
2.1.3 Fungsi Bahasa ..................................................................................... 15
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar .............................. 16
2.1.5 Keterampilan Menulis ......................................................................... 17
2.1.5.1 PengertianMenulis .............................................................................. 17
2.1.5.2 TujuanMenulis .................................................................................... 18
2.1.5.3 TahapanMenulis .................................................................................. 21
2.1.6 Menulis Karangan Eksposisi ............................................................... 23
2.1.6.1 Jenis-jenis Karangan ........................................................................... 23
2.1.6.2 Karangan Eksposisi .............................................................................. 25
2.1.6.3 Ciri-ciri Karangan Eksposisi ............................................................... 25
2.1.6.4 Tujuan Karangan Eksposisi ................................................................. 26
2.1.6.5 Langkah-langkah Karangan Eksposisi ................................................ 27
2.1.6.6 Pola Pengembangan Eksposisi ............................................................ 28
2.2 Kajian Empiris ..................................................................................... 30
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 35
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 38
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 38
3.2 Prosedur Penelitian............................................................................... 39
3.2.1 Tahap Persiapan ................................................................................... 39
3.2.2 Tahap Pelaksanaan .............................................................................. 39
3.2.3 Tahap Penyelesaian ............................................................................. 40
3.3 Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 40
3.3.1 Subjek Penelitian ................................................................................. 40
3.3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 40
3.3.3 Waktu Penelitian ................................................................................. 40
x
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 41
3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 41
3.4.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 41
3.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 42
3.5.1 Variabel Bebas .................................................................................... 43
3.5.2 Variabel Terikat ................................................................................... 43
3.5.3 Variabel Kontrol .................................................................................. 43
3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 44
3.6.1 Dokumentasi ....................................................................................... 44
3.6.2 Tes Unjuk Kerja .................................................................................. 45
3.7 Uji Coba Instrumen ............................................................................. 45
3.8 Analisis Instrumen .............................................................................. 46
3.8.1 Validitas Instrumen ............................................................................. 46
3.8.2 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 47
3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................... 49
3.9.1 Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 49
3.9.1.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 49
3.9.1.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 50
3.9.2 AnalisisData Tahap Akhir ................................................................... 51
3.9.2.1 Uji Hipotesis ......................................................................................... 51
3.9.3 Uji Antar Gain Score ........................................................................... 53
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 55
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 55
4.1.1 Uji Relabilitas ......................................................................................... 55
4.1.2 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 57
4.1.3 Uji Homogenitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...... 58
4.1.4 Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal ........................................................ 59
4.1.5 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 60
4.1.6 Uji Homogenitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...... 61
4.1.7 Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir ....................................................... 62
4.1.8 Uji t Antar-Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi ...... 63
xi
4.1.9 Deskripsi Proses Pembelajaran ............................................................... 67
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 70
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ................................................................. 71
4.2.1.1 Hasil Pretest Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi ..................... 71
4.2.1.2 Hasil Posttest Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi .................... 73
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 75
4.2.2.1 Implikasi Teoretis ................................................................................... 75
4.2.2.2 Implikasi Praktis ..................................................................................... 77
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ............................................................................... 78
BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 79
5.1 Simpulan .................................................................................................. 79
5.2 Saran ........................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81
LAMPIRAN ....................................................................................................... 86
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Data Populasi Gugus Ki Hajar Dewantoro ................................... 41
Tabel 3.2 : Interpretasi Indeks Gain ................................................................ 54
Tabel 4.1 :Uji Reliabilitas Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi .......... 56
Tabel 4.2 : Uji Normalitas Data Awal ............................................................. 57
Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Data Awal ......................................................... 58
Tabel 4.4 : Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal .............................................. 59
Tabel 4.5 : Uji Normalitas Data Akhir ............................................................ 60
Tabel 4.6 : Uji Homogenitas Data Akhir ......................................................... 61
Tabel 4.7 :Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir .............................................. 63
Tabel 4.8 : Data Peningkatan Skor Keterampilan Menulis Eksposisi ............. 64
Tabel 4.9 :Uji t Antar-Gain Score .................................................................... 65
Tabel 4.10 :Gain Ternormalisasi Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi .. 66
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram4.1 : Diagram Peningkatan Skor Keterampilan Menulis Eksposisi ..64
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 : Alur Kerangka Berpikir .............................................................36
Bagan 3.1 : Variabel Bebas, Variabel Terikat dan Variabel Kontrol ..........47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Soal Uji Coba ........................................................................... 86
Lampiran 2 : Rubrik Penilaian ....................................................................... 87
Lampiran 3 : RPP Kelas Kontrol ................................................................... 88
Lampiran 4 : RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 102
Lampiran 5 : Daftar Nilai Uji Coba ............................................................... 115
Lampiran 6 : Nilai Terendah Kelas Uji Coba ................................................ 116
Lampiran 7 : Nilai Tertinggi Kelas Uji Coba ................................................ 117
Lampiran 8 : Uji Reliabilitas .......................................................................... 118
Lampiran 9 : Daftar Nilai Kelas Kontrol ....................................................... 119
Lampiran 10 : Nilai Terendah Pretest Kelas Kontrol ...................................... 120
Lampiran 11 : Nilai Tertinggi Pretest Kelas Kontrol ...................................... 121
Lampiran 12 : Nilai TerendahPosttest Kelas Kontrol ...................................... 122
Lampiran 13 : Nilai Tertinggi Posttest Kelas Kontrol ..................................... 123
Lampiran 14 : Daftar Nilai Kelas Eksperimen ................................................. 124
Lampiran 15 : Nilai Terendah Pretest Kelas Eksperimen ............................... 125
Lampiran 16 : Nilai Tertinggi Pretest Kelas Eksperimen ................................ 126
Lampiran 17 : Nilai Terendah Posttest Kelas Eksperimen .............................. 127
Lampiran 18 : Nilai Tertinggi Posttest Kelas Eksperimen .............................. 128
Lampiran 19 : Rekapitulasi Pretest Kelas Kontrol .......................................... 129
Lampiran 20 : Rekapitulasi Pretest Kelas Eksperimen ................................... 130
Lampiran 21 : Rekapitulasi PosttestKelas Kontrol .......................................... 131
Lampiran 22 : Rekapitulasi PosttestKelas Eksperimen ................................... 132
xvi
Lampiran 23 : Uji Normalitas Data Pretest ...................................................... 133
Lampiran 24 : Uji Normalitas Data Posttest ..................................................... 134
Lampiran 25 : Uji Homogenitas Data Pretest ................................................... 135
Lampiran 26 : Uji Homogenitas Data Posttest ................................................. 136
Lampiran 27 : Uji Kesamaan Rata-Rata ........................................................... 137
Lampiran 28 : Uji Perbedaan Rata-Rata ........................................................... 138
Lampiran 29 : Hasil Gain Kontrol ................................................................... 139
Lampiran 30 : Hasil Gain Eksperimen ............................................................. 140
Lampiran 31 : Surat Ijin Penelitian ................................................................... 141
Lampiran 32 : Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 145
Lampiran 33 : Dokumentasi .............................................................................. 148
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar menyatakan
bahwa kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (Permendiknas, 2006:9). Salah satu mata pelajaran yang
diberikan di SD yaitu bahasa Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan 3
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar SD/MI menyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembagan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Permendiknas, 2006:105).
Salah satu aspek yang penting bagi ketercapaian tujuan pembelajaran
yaitu terciptanya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Rosdiana
2
(2012:1.18) menyatakan bahwa, fungsi umum bahasa adalah sebagai alat
komunikasi sosial. Faisal, dkk (2009:3-19) menjelaskan kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut: 1) bahasa resmi
kenegaraan; (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan; (3) bahasa resmi
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta
kepentingan pemerintah; dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
(SD) mencakup komponen kemampuan/keterampilan berbahasa dan apresiasi
sastra. Menurut Tarigan (2008:1), keterampilan berbahasa mempunyai empat
komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan
berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4)
keterampilan menulis (writing skills). Pembelajaran keterampilan berbahasa
harus dilaksanakan secara terpadu. Artinya setiap materi yang diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa. Pada kenyataannya
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbahasa seringkali difokuskan pada
salah satu aspek keterampilan berbahasa saja. Hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di dalam kelas dan
pelaksanaan penilaian dari tiap-tiap kompetensi dasar.
Semakin kompleksnya mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar
menuntut guru untuk mampu menyampaikan materi dengan jelas dan menarik
agar materi dapat dipahami secara optimal oleh siswa dan mendapatkan hasil
belajar yang maksimal pula. Pengembangan keterampilan berbahasa bukan hanya
3
dari model atau pun cara pembelajarannya saja namun juga harus memperhatikan
karakteristik siswa agar mampu mengarahkan peserta didik menguasai
keterampilan berbahasa.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Menulis dapat dijadikan sebagai sarana
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan
tertentu. Tarigan (2008:3) mengemukakan bahwa, menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Zainurrahman (2013:2)
menegaskan bahwa menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif.
Artinya keterampilan menulis digunakan untuk memproduksi bahasa demi
penyampaian makna kepada pembaca.
Abidin (2015:190) menyatakan pembelajaran menulis sejak tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi masih memprihatinkan. Kemampuan
menulis rata-rata siswa sekolah dasar sampai kelas enam belum mampu menulis
secara mandiri dengan hasil yang memuaskan. Hal ini didukung dengan hasil
penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) yang
menyebutkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia pada tahun 2012
terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan
64 dari 65 negara. Statistik UNESCO 2012 juga menyebutkan indeks minat baca
di Indonesia baru mencapai 0,001. Literasi dan minat baca pada siswa Indonesia
yang rendah, berdampak pada kemampuan menulis siswa yang rendah.
4
Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan siswa dalam menulis
yaitu kreativitas yang dimiliki oleh guru. Guru memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk membelajarkan siswanya memahami berbagai konsep, termasuk
konsep menulis. Namun demikian pada realita yang ada, keterampilan menulis
paling rendah apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Siswa mengalami kendala pada saat menulis, terutama menulis karangan
eksposisi khususnya pada kelas IV SD, siswa kesulitan dalam menentukan tema
dan kurang bisa mengembangkan gagasan yang dimilikinya, juga dalam
menyusun karangan siswa kurang memperhatikan pengunaan ejaan (huruf besar,
tanda titik, tanda koma dan lain-lain).
Permasalahan tersebut juga dijumpai pada hasil belajar bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD gugus Ki Hajar Dewantoro pada semester 1 tahun ajaran
2015/2016 nilai bahasa Indonesia masih rendah, sebagian siswa belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini perlu mendapat penanganan lebih,
mengingat mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib dan
dijadikan sebagai salah satu pelajaran untuk ujian. Dari tujuh SD segugus Ki
Hajar Dewantoro diperoleh dengan ditunjukkan data SD 2 Hadipolo kelas IV
dengan rata-rata 69,8 dengan KKM 70 diperoleh dari 21 siswa, hanya 8 (38%)
siswa yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan sisanya 13 (62%) siswa
belum mencapai KKM. Data SD 6 Hadipolo kelas IV dengan rata-rata 69 dengan
KKM 70, diperoleh dari 24 siswa, hanya 7 (30%) siswa mendapat nilai di atas
KKM, sedangkan lainnya 17 (70%) siswa belum mencapai KKM. Demikian juga
diperoleh data SD 3 Hadipolo dengan rata-rata 72 dengan KKM 70, diperoleh
5
dari 26 siswa, hanya 10 (39%) siswa mendapat nilai di atas KKM, sedangkan
lainnya 16 (61%) siswa belum mencapai KKM.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut, dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, motivasi belajar bahasa Indonesia yang rendah,
suasana kelas tidak kondusif, sebagian besar siswa pasif tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran, dan beberapa ribut sendiri. Guru belum menggunakan inovasi
dalam pembelajaran, selama ini metode yang digunakan guru adalah
konvensional. Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif menggali pengetahuan, kreativitas, imajinasi dan kreasi dalam menulis.
Sulitnya siswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dalam kelompok.
Guru sebagai tenaga profesional harus mampu mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan materi ajar, karakteristik dan potensi yang dimiliki
oleh siswanya. Komponen-komponen dalam pembelajaran hendaklah terintegrasi
dengan baik agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien adalah kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan secara optimal untuk memudahkan siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
Pada pembelajaran seharusnya guru berperan sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan, seorang guru harus dapat menciptakan suasana
belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakter materi yang
akan disampaikan dalam bentuk model pembelajaran yang mendukung. Guru
dapat memfasilitasi proses pembelajaran menggunakan cara-cara yang membuat
6
sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa (Faturrohman,
2015:44).
Dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu memberikan
bimbingan, menciptakan situasi yang dapat melibatkan siswa untuk berpikir
secara aktif. Sehingga dalam pembelajaran diperlukan adanya variasi model
pembelajaran yang lebih kooperatif agar siswa dapat berperan aktif dalam
pembelajaran. Model TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara kemudian
menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Yamin dan Ansari (2012:84)
menyatakan bahwa model pembelajaran TTW dikembangkan oleh Huinker dan
Laughlin. Model pembelajaran ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah
sebuah perilaku sosial. TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara kemudian
menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Model pembelajaran TTW digunakan
untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum
menuliskannya. Model pembelajaran TTW memperkenankan siswa untuk
mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuliskannya.
Penelitian mengenai penerapan model TTW pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti, diantaranya penelitian eksperimen yang dilakukan oleh
Ningsih (ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 tahun 2014) dengan judul “Efektivitas
Model Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Meningkatkan Komunikasi
Matematis Mahasiswa Pendidikan Matematika”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, dengan taraf nyata 5% maka harga t pada tabel adalah 1,67. Dari proses
perhitungan, ternyata hasil thit = 2,07> 1,67 sehingga H1 diterima (uji
signifikasi). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
7
pembelajaran Think-Talk-Write lebih efektif daripada pembelajaran konvensional
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.
Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Azizah dkk, (Vol 3, No.2 2015)
dengan judul “Penggunan Model Multiliterasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Karangan Eksposisi”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
diperoleh hasil yakni proses pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan
menggunakan model multiliterasi membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan, lebih menarik, dan menumbuhkan rasa cinta menulis pada diri
siswa. Pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model
multiliterasi juga mampu meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis
karangan eksposisi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya penggunaan model
pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan menulis karangan eksposisi.
Peneliti ingin mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian eksperimen
dengan judul “Keefektifan Model Think Talk Write (TTW) terhadap Keterampilan
Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar
Dewantoro”.
1.2 PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pembatasan masalah pada
penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran TTW dalam keterampilan
menulis karangan eksposisi pada siswa kelas IV SD. Peneliti ingin menguji
8
keefektifan penggunaan TTW dalam keterampilan menulis karangan eksposisi
pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu apakah model TTW dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki
Hajar Dewantoro?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dilaksanakannya penelitian yaitu
mengetahui penggunaan model TTW dalam meningkatkan keterampilan menulis
karangan eksposisi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diperoleh dari penelitian mengenai model TTW
yaitu dapat memberikan kontribusi bagi siwa dalam membuat karangan,
memberikan informasi terkait penggunaan model inovatif sehingga belajar
menjadi optimal.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mempermudah
9
siswa dalam memahami materi menulis karangan eksposisi melalui penerapan
model pembelajaran TTW, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
1.4.2.2 Bagi Guru
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut: (1) membantu guru dalam mengelola pembelajaran yang menarik
dan bermakna, (2) menambah alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan eksposisi.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Manfaat yang diperoleh sekolah dari penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang positif dalam rangka perbaikan proses pembelajaran
bahasa Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
1.4.2.4 Bagi Peneliti
Manfaat yang diperoleh peneliti dari penelitian ini yaitu memberikan
pengalaman dalam melaksanakan penelitian dengan menerapkan model TTW pada
pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan eksposisi.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORETIS
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Trianto (2007:1) menyatakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Sanjaya
(2014:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil secara
heterogen. Suprijono (2014:61) berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial yang menuntut adanya kerja sama dan
interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
reward-nya.
Selanjutnya Fathurrohman (2015:29) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
11
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaaan pembelajaran yang mempunyai prosedur sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.1.2 Pengertian Model TTW
Model TTW merupakan model pembelajaran kooperatif yang meng-
gunakan dua latihan keterampilan yaitu keterampilan berbicara dan menulis untuk
mencapai suatu pembelajaran berbahasa. Model pembelajaran kooperatif
merupakan model yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Slavin (via Alinda,
2013:14) berpendapat bahwa ada dua teori kooperatif.
Model TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara
lisan dan menulis bahasa secara lancar (Huda, 2013:218). Model ini didasarkan
pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Model TTW
mendorong peserta didik untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menulis suatu
topik tertentu.
Huinker dan Laughlin (dalam Shoimin, 2014:212) menyebutkan bahwa
aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan
pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah dengan penerapan
pembelajaran TTW.
Think artinya berpikir. Menurut Sardiman (dalam Shoimin, 2014:212)
berpikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis,
dan menarik kesimpulan.
12
Talk artinya berbicara. Pentingnya talk dalam suatu pembelajaran adalah
dapat membangun pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi dan
percakapan antar sesama individual dalam kelompok. Akhirnya dapat mem-
berikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yang bermuara pada suatu
kesepakatan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selanjutnya pada tahap write. Aktivitas menulis akan membantu siswa
dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan
konsep siswa. Menurut Shield (dalam Shoimin, 2014:213) dengan menulis berarti
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa
tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis juga membantu siswa membuat
hubungan antarkonsep.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa model pem-
belajaran TTW adalah model pembelajaran yang menerapkan proses berfikir,
berbicara dan kemudian menuliskan berkenaan tentang suatu topik tertentu untuk
membantu siswa dalam membuat hubungan antarkonsep.
2.1.1.3 Langkah-Langkah Model TTW
Shoimin (2014:214) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model TTW, sebagai berikut:
a. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa
serta petunjuk pelaksanaannya.
b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan
kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam
13
masalah tersebut. Ketika pesrta didik membuat catatan kecil inilah akan
terjadi proses berpikir (think) pada pesrta didik.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa)
d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk
membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-
ide dalam diskusi.
e. Dari data hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan
pengetahuan berupa jawaban atas soal dalam bentuk tulisan (write) dengan
bahasanya sendiri.
f. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan
kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
g. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas
materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih perwakilan keompok untuk
menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan
tanggapan.
2.1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Model TTW
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Kelebihan dan kelemahan model perlu diketahui oleh peneliti
sebagai acuan mengapa memilih model tersebut dan mengantisipasi kelemahan
yang terdapat dari model pembelajaran TTW. Berikut ini adalah kelebihan dan
kelemahan model menurut Shoimin (2014:215).
14
Kelebihan model TTW, antara lain : (1) mengembangkan pemecahan
yang bermakna dalam memahami materi ajar; (2) dengan memberikan soal open
ended dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa; (3)
dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa
secara aktif dalam belajar; (4) membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi
dengan teman, guru, bahkan dengan diri mereka sendiri.
Kekurangan model TTW, antara lain : (1) kecuali kalau soal open ended
tersebut dapat memotivasi, siswa dimungkinkan sibuk; (2) ketika siswa bekerja
dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan karena
didominasi oleh ssiwa yang mampu; (3) guru harus benar-benar menyiapkan
semua media dengan matang agar dalam menerapkan model TTW tidak
mengalami kesulitan.
2.1.2 Hakikat Bahasa
Santosa (2008:1.4) menyatakan bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi dipergunakan dan disepakati oleh suatu
kelompok sosial berupa bunyi ataupun tulisan.Bahasa adalah sebuah bentuk
ungkapan yang bentuk dasarnya adalah ujaran atau bunyi (Faisal, 2009:1.3).
Sedangkan Alwasilah (2011:86) menyatakan bahwa hakikat bahasa
meliputi: (1) bahasa itu sistematik, mempunyai aturan atau pola; (2) bahasa itu
mana-suka (arbitrer); (3) bahasa itu ucapan/vokal; (4) bahasa itu simbol, simbol
dari perasaan, keinginan, harapan, dan sebagainya; (5) bahasa mampu dipakai
15
untuk menganalisis bahasa itu sendiri; (6) bahasa itu manusiawi; dan (7) bahasa
itu komunikatif.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahasa
adalah simbol bunyi berupa ujaran yang sistematik dan arbitrer yang digunakan
manusia sebagai alat berkomunikasi.
2.1.3 Fungsi Bahasa
Doyin dan Wagiran (2010:5-6), ada dua kedudukan bahasa Indonesia
yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
a. Kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. lambang kebanggaan kebangsaan
2. lambang identitas nasional
3. alat perhubungan anatarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
bangsa Indonesia.
b. Kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia memiliki empat
fungsi yaitu:
1. sebagai bahasa yang digunakan dalam peristiwa kenegaraan
2. sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
3. sebagai alat perhubungan tingkat nasional
4. sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
16
Santosa (dalam Faisal 2009:1.6) menyatakan bahwa bahasa sebagai
alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut :
a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar
anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. Berita, pengumuman,
pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik
merupakan wujud fungsi bahasa sebagai alat komunikasi;
b. fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi
atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri
dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat
sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan
etika masyarakatnya;
d. fungsi kontrol sosial, artinya bahasa mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain. Seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial
kepada tingkat yang lebih berkualitas menggunakan bahasa.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat simpulkan bahwa fungsi
bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar seseorang baik secara lisan ataupun
tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Tarigan (2008:1) mengemukakan keterampilan berbahasa mempunyai
empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)
keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading
17
skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Pembelajaran harus
dilaksanakan secara terpadu. Artinya setiap materi yang diberikan dikaitkan
dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa.
Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus
dikuasai oleh siswa di sekolah dasar. Menurut Zulela (2013:9-10) fokus
pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis dibagi menjadi dua yaitu: (1)
kelas rendah, meliputi: menulis permulaan, menulis huruf pisah, menulis tegak
bersambung dan menulis huruf cetak; (2) kelas tinggi (menulis lanjutan), meliputi:
menulis dengan bantuan gambar, menulis paragraf, menulis karangan (narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi), menulis surat, menulis formulir,
menulis naskah pidato, menulis ceramah dan menulis berita.
Jadi, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar me-
rupakan penguasaaan awal dalam kemampuan baca tulis siswa dalam mewujdkan
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP.
2.1.5 Keterampilan Menulis
2.1.5.1 Pengertian Menulis
Tarigan (2008:22) berpendapat bahwa menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Dalman (2015:3) menyatakan menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak
18
lain menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Menulis adalah proses kreatif
dalam menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang bertujuan untuk
memberitahu, meyakinkan atau menghibur. Supriadi (Doyin dan Wagiran
2010:14) menulis sebagai proses kreatif dalam penyusunannya melalui beberapa
tahapan. Tahapannya berawal dari proses mengumpulkan informasi sehingga
tercipta sebuah produk tulisan sesuai dengan sasaran dalam masyarakat. Pada
prinsipnya, isi tulisan dan lambang grafik yang digunakan penulis harus benar-
benar dipahami oleh penulis dan pembacanya.
Nurgiyantoro (2012:422) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu
bentuk manifestasi kompetisi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajaran
bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Secara
prinsip, kegiatan menulis tidak berbeda dengan kegiatan berbicara, kegiatan
menghasilkan bahasa dan mengkomunikasikan pikiran secara tertulis.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah keterampilan berbahasa yang melatih seseorang dalam pengembangan
gagasan atau ide-ide ke dalam bentuk tulisan.
2.1.5.2 Tujuan Menulis
Tarigan (2008:22) menyatakan fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Maka tugas penulis adalah me-
nyampaikan maksud dan tujuan keapada pembaca.
Sehubungan tujuan penulisan suatu tulisan, Harig (dalam Tarigan
2008:25) merangkumnya sebagai berikut :
19
a. assignment purpose (tujuan penugasan)
Kegiatan menulis ini tidak memiliki tujuan pribadi. Penulis menulis
karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri;
b. altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan ingin menyenangkan para pembaca, ingin meng-
hilangkan rasa duka yang mendalam dari para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, serta ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Dalam hal ini, penulis benar-benar
dapat mengomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca;
c. persuasive purpose (tujuan persuasif)
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar para pembaca yakin akan
kebenaran gagasan atau ide yang diutarakan oleh penulis. Tulisan semacam ini
banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi
barang dagangan atau dalam kegiatan politik;
d. informational purpose (tujuan informasional atau tujuan penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan menyampaikan
informasi atau keterangan kepada pembaca. Penulis berusaha memberikan
informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai hal-hal yang diinformasikan oleh
penulis;
e. self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri
kepada para pembaca;
20
f. creative purpose (tujuan kreatif)
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik
dengan membaca tulisan si penulis. Para pembaca tidak sekadar tahu apa yang
disajikan oleh penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan itu;
g. problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan
tulisannya penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang cara
memecahkan suatu masalah;
Sedangkan menurut Dalman (2015:13), menulis memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut:
a. tujuan penugasan
Kegiatan menulis bagi para pelajar, menulis bertujuan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya
berupa makalah, laporan ataupun karangan bebas.
b. tujuan estetis
Tujuan menulis bagi sastrawan, kegiatan menulis bertujuan untuk men-
ciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen maupun novel.
c. tujuan penerangan
Kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca.
Dalam hal ini, penulis harus memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan
pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial maupun budaya.
21
d. tujuan pernyataan diri
Menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang telah
diperbuat. Bentuk tulisan ini misalnya, surat perjanjian maupun surat pernyataan.
e. tujuan kreatif
Menulis dengan tujuan menonjolkan daya imajinasi secara maksimal
ketika mengembangkan tulisan. Menulis dalam hal ini bertujuan untuk
menyampaikan gagasan kreatif karya sastra.
f. tujuan konsumtif
Penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca dan berorientasi
pada bisnis. Kegiatan menulis bertujuan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para
pembaca. Misalnya novel populer karya Mira W.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan tujuan menulis tidak hanya
sebagai tranformasi informasi dan hiburan semata namun sebagai ungkapan
gagasan yang dituangkan penulis berdasarkan pada sudut pandang dan ruang
lingkup kepentingan penulis.
2.1.5.3 Tahapan Menulis
Dalman (2015:15-19) memaparkan, menulis memiliki tiga tahapan
yaitu pra-penulisan (persiapan), tahap penulisan dan tahap pasca-penulisan yang
akan diuraikan sebagai berikut:
a. tahap pra-penulisan. Pada tahap ini, terdapat aktivitas yang harus dilakukan
oleh penulis yaitu berawal dari memilih dan menentukan topik, menentukan
maksud dan tujuan penulisan, memperhatikan sasaran (pembaca),
22
mengumpulkan bahan dan informasi yang diperlukan, sehingga dapat
mengorganisasikan ide dan informasi dalam bentuk kerangka karangan;
b. tahap penulisan. Penulis berusaha untuk menguraikan setiap ide yang ada di
kerangka karangan dengan cara mengembangkan butir demi butir ide dengan
memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dikumpulkan. Pada tahap ini,
penulis mengembangkan ide-ide tersebut berdasarkan struktur karangan yang
terdiri dari bagian awal, isi dan akhir karangan. Tahap selanjutnya adalah
memeriksa, menilai dan memperbaiki kembali (draf kasar), sehingga menjadi
karangan yang baik;
c. tahap pasca-penulisan. Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan
penyempurnaan tulisan kasar yang dihasilkan. Kegiatan ini dimulai dari
penyuntingan sampai pada kegiatan perbaikan. Proses penyuntingan meliputi
kegiatan pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
diksi, pemilihan kata dan kalimat, gaya bahasa. Sedangkan pada proses
perbaikan, kegiatan lebih diarahkan pada pemeriksaan dan perbaikan isi
karangan.
Sedangkan Tompkins (dalam Doyin dan Wagiran, 2010:16-18),
menguraikan tahapan dalam menulis dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut:
a. tahap pra-menulis. Tahap pra-menulis merupakan tahap siap menulis, ketika
penulis berusaha memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan
tujuan yang akan mereka tulis;
b. tahap pembuatan draf tulisan. Penulisan lebih ditekankan pada pencurahan
gagasan dan kelengkapan isi tulisan;
23
c. tahap merevisi. Penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Revisi bukan
penyempurnaan penulisan, dalam revisi penulis berusaha membuat perubahan
yang substantif pada draf pertama dan draf berikutnya, sehingga menghasilkan
draf akhir;
d. tahap menyunting. Penulis menyempurnakan tulisan mereka dengan me-
ngoreksi dan menata kembali isi tulisan baik dari segi sistematika, kelogisan,
ketajaman pembahasan dan kelengkapan isi;
e. tahap berbagi (sharing). Penulis sudah siap memublikasikan tulisan mereka
dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang
diberikan pembaca.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan dari tahapan
menulis tidak dapat dilakukan secara linier, proses menulis harus dilakukan secara
berulang sehingga akan menghasilkan sebuah tulisan yang sesuai dengan harapan
penulis.
2.1.6 Menulis Karangan Eksposisi
2.1.6.1 Jenis-jenis Karangan
Weayer (Tarigan 2008:28) berdasarkan bentuknya, karangan di-
kelompokkan menjadi empat macam yaitu: 1) karangan eksposisi; 2) karangan
deskripsi; 3) karangan narasi; 4) karangan argumentasi.
Dalman (2015:93) menyatakan jenis-jenis karangan sebagai berikut :
a. Karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah karangan yang meng-
gambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu secara jelas dan terperinci
24
sehingga dapat membawa suasana pembaca turut merasakan langsung apa
yang ditulis.
b. Karangan narasi. Narasi merupakan karangan yang bercerita, menisahkan dan
merangkaikan tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau
pengalaman manusia dari waktu ke waktu, yang di dalamnya terdapat tokoh
dengan segala konflik yang disusun secara sistematis.
c. Karangan eksposisi. Karangan eksposisi merupakan karangan yang
memaparkan pendapat, gagasan atau keyakinan berdasarkan fakta-fakta
pendukung dan tidak bersifat mempengaruhi pembaca. Tujuannya adalah
memberikan informasi tertentu dan menambah wawasan pembaca.
d. Karangan argumentasi. Karangan yang ditulis dengan tujuan untuk
meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima suatu
kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran tersebut.
e. Karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan bentuk tulisan yang
bertujuan untuk mempengaruhi perasaan pembaca agar pembaca yakin dan
percaya tentang isi karangan dan mengikuti isi dari karangan
tersebut.karangan persuasi bersifat sugestif dan membujuk.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan jenis-jenis karangan
dikelompokkan menjadi lima yaitu: 1) karangan deskripsi; 2) karangan narasi; 3)
karangan eksposisi; 4) karangan argumentasi dan 5) karangan persuasi. Setiap
jenis karangan memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda.
25
2.1.6.2 Karangan Eksposisi
Dalman (2015:120) berpendapat karangan eksposisi adalah karangan
yang menjelaskan atau memaparkan pendapat, gagasan, keyakinan, yang
memerlukan fakta yang diperkuat dengan angka, statistik, peta dan grafik, tetapi
tidak bersifat mempengaruhi pembaca, karangan hanya bertujuan semata-mata
untuk menyampaikan informasi tertentu dan menambah wawasan pembaca.
Sedangkan Kosasih (2012:17) menyatakan paragraf eksposisi adalah paragraf
yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi.
Selanjutnya Keraf (1981:3) mengemukakan eksposisi atau pemaparan
adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan
dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Alwasilah (2013:111)
menjelaskan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik atau mengevaluasi sebuah persoalan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi
adalah karangan berupa gagasan berdasarkan fakta yang dapat memperluas
pengetahuan pembaca tanpa mempengaruhi pembaca itu sendiri.
2.1.6.3 Cri-ciri Karangan Eksposisi
Ada beberapa ciri karangan eksposisi menurut Mariskan (dalam
Dalman 2015:120), yaitu :
a. Paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan
b. Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka statistik, peta,
grafik
26
c. Paparan memerlukan analisis dan sintesis
d. Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian,
serta sikap dan keyakianan
e. Paparan menjauhi sumber daya khayal
f. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang informatif dengan kata-kata
yang denotatif
g. Penutup paparan berisi penegasan
2.1.6.4 Tujuan Karangan Eksposisi
Tujuan penulisan karangan eksposisi adalah hanya semata-mata
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Berikut ini tujuan karangan
eksposisi menurut Eti (dalam Dalman 2015:120), antara lain :
a. Memberi informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang objek,
meskipun pembaca belum pernah mengalami atau mengamati sendiri, tanpa
memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau informasi
b. Memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu
c. Menyajikan fakta dan gagasan yang disusun sebaik-baiknya, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
d. Digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu, memberikan petunjuk
mencapai/ mengerjakan sesuatu, menguraikan proses dan menerangkan
pertalian antara satu hal dengan hal yang lain.
Tujuan eksposisi menurut Alwasilah (2013:111) bahwa penulis
berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca.Tujuan
tulisan eksposisi menurut Keraf (1981:3) adalah memperluas pandangan dan
27
pengetahuan seseorang. Paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta
berbagai bentuk fakta dan data lainnya untuk memperjelas masalah yang
dikemukakan. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan
dengan sejelas-jelasnya Kosasih (2012:17).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
paragraf eksposisi adalah menambah wawasan pembaca dengan sejelas-jelasnya.
2.1.6.5 Langkah-langkah Karangan Eksposisi
Pada dasarnya, setiap jenis karangan memiliki langkah-langkah yang
tidak jauh berbeda dan bahkan sama. Jadi, yang berbeda adalah penyampaian isi
dan tujuannya. Adapun langkah-langkah menurut Dalman (2015:134)
a. Menentukan topik
b. Menentukan tujuan
c. Mendapatkan data yang sesuai dengan topik
d. Membuat kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Kosasih (2012:18) mengemukakan bahwa untuk menulis paragraf
eksposisi, kita melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi
b. Menyusun kerangka paragraf eksposisi, yakni dengan menomori topik-topik
itu sesuai dengan urutan yang kita kehendaki. Dalam tahap ini, bisa saja kita
membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan
topik yang lain.
28
c. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf eksposisi.
Dalam tahap ini, kita harus menjadikan topik-topik tersebut menjadi kalimat
yang jelas. Kita pun bisa membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat
sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah menulis
paragraf eksposisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan paragraf lainnya, hanya
saja dalam paragraf eksposisi memaparkan tentang penyampaian informasi yang
jelas, sehingga pembaca mendapatkan informasi baru.
2.1.6.6 Pola Pengembangan Eksposisi
Menurut Dalman (2015:134) ada beberapa pola pengembangan
eksposisi, yaitu :
a. Eksposisi grafik adalah karangan eksposisi dengan menjelaskan grafik/
bagan, sehingga pembaca dapat memahami isi sebuah grafik/ bahan.
b. Eksposisi perbandingan karangan eksposisi yang menunjukkan persamaan
dan perbedaan anatar dua objek atau lebih dengan mempergunakan dasar-
dasar tertentu.
c. Eksposisi proses adalah karangan eksposisi yang menjelaskan teknik
pembuatan tertentu. Misalnya resep makanan/ pembuatan suatu barang.
d. Eksposisi identifikasi adalah karangan eksposisi yang menentukan identitas
suatu hal.
Menurut Keraf (1981:7) metode-metode yang biasa dipergunakan
untuk menyampaikan informasi melalui eksposisi adalah :
29
a. Metode identifikasi
Metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menye-
butkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu obyek sehingga para pembaca
atau pendengar lebih mengenal akan obyek tadi.
b. Metode perbandingan
Dengan membandingkan kedua hal itu berarti kita menempatkan obyek
garapan kita berdampingan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan-
perbedaannya.
c. Metode ilustrasi atau eksemplifikasi
Metode ini merupakan metode yang paling sering dipergunakan dalam
sebuah eksposisi karena ia tidak menampilkan hal-hal yang umum secara abstrak
atau kabur, tetapi menunjukkan contoh-contoh yang nyata dan konkrit.
d. Metode klasifikasi
Klasifikasi merupakan suatu metode untuk menempatkan barang-barang
dalam suatu sistem kelas, sehingga dapat dilihat hubungannya ke samping, ke
atas dan ke bawah.
e. Metode definisi
Definisi merupakan suatu prosese yang berusaha meletakkan di mana
batas-batas penggunaan sebuah kata, seperti tampak dalam makna dari unsur-
unsur kata itu sendiri.
30
f. Metode analisa
Suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian. Kesatuan itu
dapat terdiri dari sesuatu yang konkrit berupa barang, atau terdiri dari sesuatu
gagasan yang abstrak.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran
TTW dan menulis karangan eksposisi yang telah dilakukan dan dapat dijadikan
kajian empiris dalam peneitian ini sebagai berikut.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Utama, Murda, Sumantri (Vol: 2
No: 1 Tahun 2014) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
V”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini dilihat dari perbedaan rata-
rata skor siswa antara kelompok eksperimen (20,59) dengan kelompok kontrol
(17,4). Bedasarkan analisis data thitung > ttabel dengan db 45 dan t.s 5%, ini berarti
Ha dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Think Talk Write dengan
siswa yang belajar menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan
Tegallalang tahun pelajaran 2013/2014.
31
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Winayawati, Waluya, dan
Junaedi (ISSN 2252-6455 Vol.1 No.1 tahun 2012) yang berjudul “Implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think-Talk-Write terhadap
Kemampuan Menulis Rangkuman dan Pemahaman Matematis Materi Integral”.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menulis rangkuman dan pemahaman
matematis peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif dengan
strategi TTW secara kelompok heterogen lebih baik dari pada kelompok homogen.
Kemampuan menulis rangkuman dan pemahaman matematis kategori atas lebih
baik dari pada kategori bawah berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh dan
diagram Profile Plots. Kemampuan menulis rangkuman kategori atas pada
kelompok homogen tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan
kemampuan menulis rangkuman dan pemahaman matematis kategori bawah pada
kelompok heterogen maupun pada kelompok homogen terdapat perbedaan yang
signifikan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Atikasari, Kurniasih
(ISSN 2252-6927 Vol. 4 No.1 tahun 2015) yang berjudul “Keefektifan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi TTW berbantuan Geogebra terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VII Materi Segitiga”. Hasil
penelitian adalah (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW berbantuan
GeoGebra dapat mencapai ketuntasan belajar; dan (2) rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra lebih baik daripada rata-
32
rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol. Dengan
melihat hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra terhadap kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas VII pada materi segitiga efektif. Disarankan agar model pembelajaran
kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra dapat digunakan sebagai
alternatif pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Helti, Ermanto, Hasanuddin
(Vol.2 No.2 tahun 2014) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC Siswa Kelas XI SMK Karya Padang Panjang”. Hasil penelitian adalah
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai dari
tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
tahap prasiklus adalah 61, setelah dilaksanakan tindakan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pad a siklus I adalah 75, dan pada siklus II adalah 82.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC menumbuhkan
respons positif terhadap siswa dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi.
Hal ini terlihat dari partisipasi siswa yang terus meningkat dari siklus I sampai
siklus II, menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
mampu menjalin komunikasi yang baik antara siswa dan guru.
Penelitian lain yang mendukung dilaksanakan oleh Manullang (Vol.1
No.2 tahun 2012) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf
Eksposisi dengan Model Pembelajaran Konstruktif”. Hal ini dibuktikan pada hasil
33
penelitian, nilai rata-rata kelas yang menggunakan model pengajaran langsung
sebesar 71,37 dan simpangan baku sebesar 8,21. dari kecenderungan kelas kontrol
ini identifikasi kecenderungan yang termasuk kategori sangat baik sebanyak 4
orang atau 10%, kategori baik sebanyak 23 orang atau 57,5% dan kategori cukup
sebanyak 13 orang atau 32,5%. Dalam kelas yang menggunakan model
pengajaran langsung uji normalitas data menggunakan uji liliefors, dimana l
hitung =0,10 dan l tabel= 0,14 dan ini membuktikan bahwa data kelas kontrol
berdistribusi normal. Dari penjelasan di atas, terlihat perbedaan signifikan antara
kemampuan menulis paragraf eksposisi antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran konstruktif dengan yang menggunakan model pengajaran langsung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktif lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi.
Beberapa jurnal internasional yang mendukung penelitian ini.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Supriyono (ISBN:978–979–16353–7–0)
yang berjudul “Developing Mathematical Learning Device Using TTW (Think-
Talk-Write Strategy Assisted by Learning CD To Foster Mathematical
Communication”. Hal ini dibuktikan pada hasil penelitian, skor hasil penelitian
menunjukkan bahwa kriteria proses pembelajaran adalah 3,80; tanggapan murid-
muridadalah 93,85%; skor guru 3.91, itu berarti perangkat praktis. Belajar
menggunakan pembelajaran TTW menghasilkan penguasaan pembelajaran klasik,
dan uji prestasi kelas eksperimen lebih baik darikelas kontrol. Selanjutnya,
aktivitas siswa memiliki pengaruh yang positif bagi prestasi, sehingga itu adalah
pembelajaran TTW efektif untuk diterapkan.
34
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Putri (ISSN: 2354-7340
Vol. 2 No. 2, Mei 2015) yang berjudul “The Effectiveness Of TTW (Think-Talk-
Write) Strategy In Teaching Writing Descriptive Text”. Hasil peneltian ini
menunjukkan Penilaian belajar mengajar dengan menggunakan strategi Think-
Talk-Write, setiap pertemuan siswa selalu bekerja sama dengan kelompok, ketika
siswa bekerja sama guru memberikan skor kemampuan siswa aktif atau pasif
dalam kelompok. Berdasarkan hasil penelitian pengajaran dengan menggunakan
stategi Think-Talk-Write strategi bisa efektif untuk keterampilan siswa terutama
dalam menulis teks deskriptif. Strategi ini dapat mendorong proses belajar
mereka.
Penelitian yang ke sepuluh yang dilakukan oleh Ahn (Vol. 5, No. 2;
February 2012) yang berjudul “Teaching Writing Skills Based on a Genre
Approach to L2 Primary School Students: An Action Research”. Hasil penelitian
diperoleh Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses guru yang aktif pada tahap
awal dari siklus diuntungkan siswa dengan membuat mereka sadar akan cara yang
berbeda, teks diatur untuk tujuan komunikatif yang berbeda. Selain itu, tingkat
kepercayaan siswa meningkat dan pendekatan mendorong sikap positif siswa
terhadap menulis.
35
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan data permasalahaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas IV SD gugus Ki Hajar Dewantoro pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016
nilai bahasa Indonesia masih rendah, sebagian siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Khususnya pada keterampilan menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan utama dalam berbahasa.
Dalam proses menulis memerlukan ide-ide untuk selanjutnya dituangkan dalam
bentuk tulisan. Keterampilan menulis sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu
menulis sastra dan nonsastra. Keterampilan menulis nonsastra salah satunya yaitu
menulis karangan eksposisi.
Karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk
memaparkan, menjelaskan tentang ide atau gagasan untuk diketahui orang lain.
Proses menulis memerlukan beberapa tahapan dan berbagai masalah, maka
diperlukan model khusus agar dapat menghasilkan karya tulis yang bermutu.
Dalam menulis karangan eksposisi ini dipakai model pembelajaran TTW. Model
TTW diharapkan dapat menjadi model yang efektif untuk pembelajaran menulis
karangan eksposisi
36
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan (Sugiyono, 2015:99). Berdasarkan landasan teori,
penelitianyang relevan, dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Materi menulis karangan eksposisi
Pembelajaran
Pretest
Kelas kontrol
pembelajaran menulis
karangan eksposisi
dengan model
konvensional langsung
Pretest
Kelas eksperimen
pembelajaran menulis
karangan eksposisi
dengan model TTW
Posttest Posttest
Hasil Posttest Hasil Posttest
Dibandingkan
37
Ho : model TTW tidak lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SD gugus Ki Hajar
Dewantoro (μ1 ≤ μ2).
Ha : model TTW lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan eksposisi siswa kelas IV SD gugus Ki Hajar Dewantoro (μ1 >
μ2).
79
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Dari hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan pada
pembelajaran bahasa Indonesia menulis karangan eksposisi dengan menggunakan
model pembelajaran TTW pada Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantoro,
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, hal
ini dibuktikan dengan rata-rata nilai posttest materi menulis karangan
eksposisi di kelas eksperimen sebesar 77,38, sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 70,20. Selain itu keefektifan model TTW didasarkan pada uji
perbedaan rata-rata yaitu diperoleh hasil thitung ≥ ttabel yaitu nilai thitung = 2,999
dan nilai ttabel = 1,697, sehingga dapat dikatakan 2,999 > 1,697 maka terdapat
perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Harga t-
hitung positif, menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol.
2. Peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi pada kelas eksperimen
terlihat pada penghitungan rata-rata gain ternormalisasi. Rata-rata gain
ternormalisasi pada kelas eksperimen 0,305 termasuk dalam peningkatan
kategori sedang, sedangkan rata-rata gain ternormalisasi pada kelas kontrol
0,126 termasuk dalam peningkatan kategori rendah. Rata-rata gain
ternormalisasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa
80
peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi pada Siswa Kelas IV
SD Gugus Ki Hajar Dewantoro merupakan pengaruh penerapan model TTW.
5.2 SARAN
Hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, maka terdapat
beberapa saran dari penulis yaitu sebagai berikut.
1. Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi dalam menggunakan
model pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak merasa bosan dan lebih
semangat mengikuti pembelajaran.
2. Model pembelajaran TTW sebaiknya digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa terutama menulis karangan eksposisi.
3. Sebelum menggunakan model pembelajaran TTW, hendaknya guru
merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan baik, sehingga
pelaksanaannya dapat berlangsung sesuai harapan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2015. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama
Alwasilah, dkk.2013. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Atikasari, Gias, dkk. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi TTW berbantuan Geogebra terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VII Materi Segitiga. Program Studi Pendidikan Matematika (ISSN
2252-6927 Volume 4 Tahun 2015)
Azizah,Intan Nur, dkk. Penggunan Model Multiliterasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi. Program Studi PGSD (Vol 3, No.2
2015)
Dalman. 2015. Keterampilan Memulis. Jakarta: Rajawali Pers
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Unnes Press
Faisal, dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta : Ar-ruz media.
82
Harisnawati, Rizqi, dkk. Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Model TTW Berbantuan Media Audio Visual.Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(Volume 2 Tahun 2015)
Helti, Mezri, dkk. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeCIRC Siswa Kelas XI SMK Karya Padang Panjan. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (Vol.2 No.2 tahun 2014)
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hyejeong, Ahn. Teaching Writing Skills Based on a Genre Approach to L2 Primary School Students: An Action Research. Program studi English as an
International Language (Vol. 5, No. 2; February 2012)
Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah
Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya
Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung : Refika Aditama
Manullang, Lili Feranti. Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi dengan Model Pembelajaran Konstruktif. Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (Vol.1 No.2 tahun 2012)
Ningsih, Siska Candra. Efektivitas Model Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Meningkatkan Komunikasi Matematis Mahasiswa Pendidikan Matematika.
Program Studi Pendidikan Matematika(ISSN 2442-5419 Volume 3No.2 Tahun
2014)
83
Nurgiantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:-YOGYAKARTA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi
Permendiknas nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
Permendiknas, 2006:105
Rosdiana, Yusi. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
S.B, Winayawati, dkk. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman dan Pemahaman Matematis Materi Integral.Program Studi Matematika Pacasarjana
(ISSN 2252-6455 Volume 1 No.1 Tahun 2012)
Santosa, Puji. 2009. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Afabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
84
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya
Suminar, Ratna Prasasti, dkk. The Effectiveness Of TTW (Think-Talk-Write) Strategy In Teaching Writing Descriptive Text. Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris (ISSN : 2354-7340 Vol. 2 No. 2, Mei 2015)
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Supriyono. Developing Mathematical Learning Device Using Ttw (Think-Talk-Write) Strategy Assisted By Learning Cd To Foster MathematicalCommunication. Program Studi Pendidikan Matematika (ISBN : 978 – 979 – 16353 – 7 – 0)
S.B, Winayawati, dkk. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman dan Pemahaman Matematis Materi Integral.Program Studi Matematika Pacasarjana
(ISSN 2252-6455 Volume 1 No.1 Tahun 2012)
Tarigan. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Utama, I Wayan Yoga Sentana, dkk.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Volume 2 No.1
Tahun 2014)
Wahyuni, Sri dan Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Refika Aditama
85
Zainurrahman. 2013. Menulis dari Teori Hingga Praktik Penawar Racun Plagiarisme. Bandung: Alfabeta
Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
149
Siswa Bertukar Pikiran tentang InformasiPeneliti Membimbing Siswa untuk
Menuliskan Hasil Karangannya
Siswa Merekontruksi Pengetahuannya
dan Menulikan Karangan secara
Individu
Peneliti Melakukan Tanya Jawab
top related