sistem pakar diagnosis penyakit ginjal dengan menggunakan
Post on 02-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER
SKRIPSI
Oleh :
ZAENUR ROZIKIN
311410293
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
2018
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
ZAENUR ROZIKIN
311410293
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
2018
i
ii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Zaenur Rozikin
NIM : 311410293
Program Pendidikan : Strata Satu
Program Studi : Teknik Informatika
Dengan ini memberikan izin kepada pihak Sekolah Tinggi Teknologi Pelita
Bangsa Hak Bebas Royality Non-Ekslusif atas karya ilmiah penulisa yang berjudul
“Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal Menggunakan Metode Dempster Shafer”
Pihak STT Pelita Bangsa berhak menyimpan, mengelola, dan
mendistribusikan atau mempublikasikan di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulisatau pencipta karya ilmiah
Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak STT
PELITA BANGSA, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Cikarang, 30 Oktober 2018
Yang membuat pernyatan
Zaenur Rozikin
iii
ABSTRAK
Zaenur Rozikin, 311410293, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal
Menggunakan Metode Dempster Shafer”
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan
pengetahuan, fakta, dan penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya
hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sistem pakar
memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era
informasi yang semakin canggih.
Aplikasi sistem pakar ini menghasilkan keluaran berupa kemungkinan
penyakit ginjal yang diderita berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user. Sistem
ini juga menampilkan besarnya kepercayaan gejala tersebut terhadap kemungkinan
penyakit ginjal yang diderita oleh user. Besarnya nilai kepercayaan tersebut
merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Dempster Shafer.
Kata Kunci : Ginjal, Sistem Pakar, Metode Dempster-Shafer
iv
ABSTRACT
Zaenur Rozikin, 311410293, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal
Menggunakan Metode Dempster Shafer”
Expert systems are computer-based systems that use knowledge, facts, and
reasoning in solving problems that are usually only solved by an expert in a
particular field. Expert systems provide added value to technology to help deal with
an increasingly sophisticated information age.
This expert system application produces an output in the form of the
possibility of kidney disease suffered based on symptoms felt by the user. This
system also displays the magnitude of the symptom's belief in the possibility of
kidney disease suffered by the user. The amount of the trust value is the result of
calculations using the Dempster Shafer method.
Kata Kunci: Kidney, Expert System, Dempster-Shafer Method
v
1 MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak kamu dapatkan.
2. Kita tidak akan mengetahui apa itu kesuksesan sebelum merasakan kegagalan.
3. Yakinlah dengan tujuan anda walaupun keadaannya sulit, karena pada hakekat
nya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayahnya yang telah memberikan
kekuatan, kesehatan dan kesabaran dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang selalu mendukung dan
memberikan doa.
3. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini
yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan
hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa
menyelasaikan skripsi dengan judul “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT
GINJAL MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER”. Skripsi ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom) pada Jurusan Teknik Informatika pada Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbgai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku ketua STT Pelita Bangsa.
2. Bapak Aswan Supriyadi Sunge, S.Kom, M.Kom selalu Ketua Prodi Teknik
Informatika Pelita Bangsa.
3. Bapak Suherman, S.Kom M.Kom dan Nurhadi Surojudin, S.Kom., M.Kom
Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan selama penyusunan skripsi.
4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa.
5. Seluruh responden yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktu
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya tujukan.
vii
6. Kedua Orang tua beserta kakak yang telah memberikan doa dan dukungan
selama proses pembuatan skripsi.
7. Teman-teman TI.14.E.1 serta teman-teman Bushing yang selalu
memberikan dukungan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan dukungan.
Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitianpenelitian
selanjutnya.
Cikarang, 30 Oktober 2018
Zaenur Rozikin
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iiii
MOTTO & PERSEMBAHAN ............................................................................. iiiii
KATA PENGANTAR ........................................ Error! Bookmark not defined.ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ........................................ 3
1.2.1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3
1.2.2 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
2.1 Sistem Pakar .......................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Sistem Pakar .................................................................. 10
2.1.2 Manfaat Sistem Pakar ..................................................................... 11
2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar ............................................................. 12
2.1.4 Kekurangan Sitem Pakar ................................................................. 14
2.1.5 Konsep Dasar Sitem Pakar .............................................................. 14
ix
2.1.6 Komponen Sitem Pakar................................................................... 19
2.2 Definisi Diagnosis .......................................................................... 22
2.3 Definisi Penyakit ................................................................................... 22
2.4 Definisi Ginjal ........................................................................................ 22
2.5 Pengertian Penyakit Ginjal .................................................................... 23
2.5.1 Pemeriksaan Penyakit Ginjal .......................................................... 24
2.5.2 Gejala Penyakit Ginjal .................................................................... 24
2.5.3 Jenis - Jenis Penyakit Ginjal ........................................................... 26
2.6 Definisi Dempster Shafer ...................................................................... 30
2.7 Definisi MYSQL ................................................................................... 32
2.8 PHP (Hypertext Preprocessor) .............................................................. 32
2.9 Alat Bantu Pemodelan Sistem ............................................................... 34
2.9.1 UML (Unfield Modelling Language) ............................................. 35
2.9.2 Sejarah UML ................................................................................... 36
3 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 56
3.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 56
3.1.1 Sekilas Tentang RS Sentra Medika ................................................. 57
3.1.2 Visi dan Misi RS Sentra Medika ..................................................... 57
3.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit .................................................... 57
3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 59
3.2.1 Desain Penelitian ............................................................................. 60
3.2.2 Gambaran Umum Sistem ................................................................ 60
3.3 Analisis Sistem Sedang Berjalan ............................................................ 61
3.4 flowmap sistem yang diusulkan ............................................................. 62
3.4.1 Akuisisi Pakar ................................................................................. 64
3.4.2 Hasil Wawancara ............................................................................ 64
3.4.3 Akuisisi Pengetahuan ...................................................................... 65
3.5 Analisa Dan Perancangan ....................................................................... 68
3.6 Perancangan Perangkat Lunak ............................................................... 70
4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 72
4.1 Hasil Perancangan Perangkat Lunak ...................................................... 72
x
4.1.1 Use Case Sistem Pakar ................................................................... 72
4.1.2 Activity Sistem Pakar....................................................................... 75
4.1.3 Sequence Diagram .......................................................................... 76
4.1.4 Perancangan Class Diagram ............................................................ 82
4.2 Basis Pengetahuan .................................................................................. 83
4.3 Analisa Aturan Penalaran ....................................................................... 86
4.4 Metode Inferensi ..................................................................................... 87
4.5 Analisa Dempster Shafer ........................................................................ 88
4.5.1 Menentukan Nilai Densitas (M) Awal ............................................ 89
4.5.2 Menentukan Nilai Densitas (m) Baru ............................................. 91
4.6 Tampilan Interface.................................................................................. 96
4.6.1 Interface halaman Login User ......................................................... 97
4.6.2 Interface halaman Login Admin ...................................................... 97
4.6.3 Interface Dari Diagnosa Penyakit Ginjal ........................................ 98
4.6.4 Interface Halaman Gejala Penyakit Ginjal ...................................... 98
4.6.5 Interface Halaman Relasi ................................................................ 99
4.6.6 Interface Halaman Konsultasi ......................................................... 99
4.7 Analisis Kinerja Sistem ........................................................................ 100
4.8 Hasil Uji Sistem .................................................................................... 100
4.8.1 Perhitungan Manual Dempster Shafer .......................................... 102
4.8.2 kebutuhan perangkat keras pengujian ........................................... 105
4.8.3 Modul Pengujian Sistem Pakar Memilih Gejala ........................... 106
4.8.4 Modul Pengujian Tampil Penyakit ............................................... 107
5 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 108
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 108
5.2 Saran ..................................................................................................... 109
6 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... I
7 LAMPIRAN.......................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Contoh kode pyhton ...................................................................... 33
Gambar 2.2. contoh gambar php ....................................................................... 34
Gambar 2.3. Diagram UML .............................................................................. 38
Gambar 2.4. Contoh class diagram ................................................................... 41
Gambar 2.5. Simbol-simbol componen diagram ............................................... 42
Gambar 2.6. Contoh componen diagram ........................................................... 43
Gambar 2.7. Simbol-simbol componen diagram ............................................... 45
Gambar 2.8. Contoh diagram composite ........................................................... 48
Gambar 2.9. Diagram deployment system client and server ............................. 51
Gambar 2.10. Use case diagram ........................................................................ 53
Gambar 2.11. Sequence diagram sistem pakar .................................................. 54
Gambar 2.12. Simbol-simbol activity diagram ................................................. 55
Gambar 3.1. Struktur organisasi RSSM Cikarang ............................................ 49
Gambar 3.2. Flowmap sistem sedang berjalan .................................................. 50
Gambar 3.3. Flowmap sistem yang diusulkan .................................................. 51
Gambar 4.1. use case sistem pakar .....................................................................72
Gambar 4.2. Flowmap sistem pakar ...................................................................75
Gambar 4.3. Sequence login sistem pakar ..........................................................76
Gambar 4.4. Mengedit data diagnosa .................................................................77
Gambar 4.5. Mengedit data gejala penyakit .......................................................78
Gambar 4.6. Proses penginputan rumus Dempster Shafer ................................79
Gambar 4.7. Sequence menu konsultasi .............................................................80
xii
Gambar 4.8. Sequence hasil diagnosa ............................................................... 81
Gambar 4.9. Sequence menu sistem pakar ........................................................ 94
Gambar 4.10. Interface halaman awal .............................................................. 95
Gambar 4.11. Interface login user .................................................................... 96
Gambar 4.12. Interface Login Admin ............................................................... 96
Gambar 4.13. Interface diagnosis penyakit ...................................................... 97
Gambar 4.14. Interface gejala penyakit ........................................................... 97
Gambar 4.15. Interface relasi .......................................................................... 98
Gambar 4.16. Interface konsultasi ................................................................... 98
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan sistem konvensional dengan sistem pakar ........................18
Tabel 2.2. Konsep dan komponen sistem pakar ..................................................22
Tabel 2.3. Kategori ginjal sehat dan kurang sehat ..............................................26
Tabel 2.4. Beberapa macam gejala penyakit ginjal .............................................26
Tabel 2.5. Simbol-simbol composite structure diagram .....................................28
Tabel 2.6. Contoh Package Diagram ...................................................................42
Tabel 3.1. Struktur organisasi RSSM Cikarang ..................................................43
Tabel 3.2. Flowmap sistem yang sedang berjalan ...............................................73
Tabel 3.3. Flowmap sistem yang diusulkan ........................................................74
Tabel 4.1. Definisi aktor sistem pakar ................................................................ 73
Tabel 4.2. Definisi usecase sistem pakar ........................................................... 73
Tabel 4.3. Definisi skenario sistem pakar .......................................................... 74
Tabel 4.4. Definisi login user sistem pakar ........................................................ 75
Tabel 4.5. Basis pengetahuan gejala penyakit ginjal ......................................... 85
Tabel 4.6. Basis pengetahuan gejala penyakit ginjal ......................................... 86
Tabel 4.7. Penentuan densitas (m) awal ..............................................................92
Tabel 4.8. Aturan kombinasi untuk m3 .............................................................. 92
Tabel 4.9. Aturan gejala penyakit ginjal perhitungan DS .................................. 93
Tabel 4.10. Presentasi nilai kepercayaan ........................................................ 100
Tabel 4.11. Perhitungan Dempster Shafer ...................................................... 103
Tabel 4.12. Kesimpulan Hasil Diagnosa ........................................................ 104
Tabel 4.13. Uji sistem pakar memilih menu konsultasi ....................................106
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Angka kematian para penderita penyakit ginjal yang semakin meningkat,
dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang gejala awal penyakit ginjal dan
fasilitas kesehatan khususnya ginjal di indonesia masih sangat terbatas. Peneliti
mengamati jauhnya tempat praktik, terkadang sulit untuk menemui seorang ahli
atau pakar dalam keadaan mendesak, dan mahalnya biaya, serta minimnya
pengetahuan masyarakat tentang informasi diagnosa dan penanganan penyakit
dalam khususnya ginjal menjadi latar belakang permasalahan ini.
Data pusat pembiayaan dan jaminan kesehatan kemenkes tahun 2016
menunjukkan adanya peningkatan beban biaya kesehatan untuk pelayanan penyakit
katastropik. Pada tahun 2014 penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan
sebesar 8,2 triliun, tahun 2015 meningkat menjadi 13,1 triliun kemudian tahun 2016
sebanyak 13,3 triliun. Gagal ginjal merupakan penyakit katastropik nomer2 yang
paling banyak menghabiskan biaya keseahatan setelah penyakit jantung.
2
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi
yang berhubungan dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) pada aktifitas
manusia saat ini, maka dapat dikatakan hal tersebut banyak membantu kegiatan dan
aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang tanpa disadari juga dapat
merubah gaya hidup dan pola pikir manusia pada saat ini.
Salah satu bentuk kecerdasan buatan yang membantu aktifitas manusia pada
saat ini adalah dengan adanya sistem pakar (Expert System). Dengan menerapkan
sistem pakar, sebuah program akan memodelkan kemampuan dalam menyelesaikan
masalah seperti layaknya seorang pakar (ahli) sehingga didapatkan efisiensi biaya
dan waktu mengingat biaya untuk berobat pada saat ini cukup tinggi.
Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas dalam suatu
keahlian tertentu. Sehingga seorang user dapat melakukan konsultasi kepada
komputer, seolah-olah user berkonsultasi kepada seorang ahli. Komputer harus
dapat dengan efektif menggunakan pengetahuan heuristik, pengetahuan harus
dibuat dalam format yang mudah diakses yang membedakan antara data,
pengetahuan, dan kontrol struktur.
Untuk itu usulan yang diberikan agar memberikan solusi untuk pasien
dalam mengetahui jenis gangguan atau penyakit yang dideritanya adalah sistem
3
pakar dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Ada beberapa penelitian
yang sudah dilakukan dengan menggunakan metode Dempster Shafer, diantaranya:
penelitian tentang penyakit saluran pencernaan (Abdul Fadlil, 2013), penelitian
tentang mendiagnosis penyakit lambung pada manusia (Jannah, 2011) serta
penerapan metode dempster shafer untuk diagnosa dari akibat penyakit bakteri
salmonella (mikha sinaga, 2014) dan penelitian lain.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis tugas akhir yang diberi judul
“Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan Menggunakan Metode Dempster
Shafer”, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana serta dengan harapan
dapat memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam mendiagnosa jenis perilaku
pasien yang terjaring dalam gejala penyakit ginjal.
1.2 Identifikasi Masalah Dan Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi masalah dan pembatasan masalah
nya, antara lain :
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis
dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
4
1. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang dokter, diketahui
angka kematian yang disebabkan penyakit ginjal semakin meningkat.
2. berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diketahui terdapat masyarakat yang
secara terbatas masih kurang tau pengetahuan tentang gejala awal penyakit
ginjal.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien penyakit ginjal, dengan adanya
aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ginjal semoga dapat membantu
pasien mendapatkan pengetahuan tentang gejala penyakit ginjal.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Sistem ini akan mempermudahkan penggunanya untuk mengetahui gejala
penyakit ginjal.
2. Input yang akan dimasukkan ialah gejala-gejala yang pasien rasakan yang
merupakan pasien non expert dalam penanganan penyakit ginjal
3. Output yang dihasilkan berupa presentasi kemungkinan gejala penyakit
ginjal.
5
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat
disimpulkan bahwa rumusan masalah nya ialah :
1. Bagaimana cara sistem ini untuk menampilkan presentasi besar kecilnya
nilai kemungkinan gejala penyakit ginjal ?
2. Bagaimana mempermudah pasien untuk mengetahui gejala-gejala penyakit
ginjal ?
3. Bagaimana membangun media pertolongan untuk penyakit ginjal ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Membantu mengurangi terjadinya penyakit ginjal.
2. Mempermudah masyarakat untuk mengetahui gejala – gejala penyakit
ginjal.
3. Membuat aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ginjal dengan
menggunakan metode dempster – shafer untuk mendapatkan kombinasi
terbaik.
6
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini diantaranya sebagai
berikut :
1.5.1 Bagi Penulis
a. Membuat wawasan keilmuan bagi penulis tentang pengetahuan
dalam bidang teknik informatika khususnya perancangnya sistem
pakar diagnosa penyakit ginjal.
b. Mendapat wawasan dalam pengetahuan tentang sistem pakar,ilmu
pakar dan ilmu kesehatan.
c. Memperdalam pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah.
1.5.2 Bagi pelita bangsa
a. Mendorong terwujudnya budaya penelitian kajian keilmuan.
b. Meningkatkan konsep, seni dan teknologi baru dalam
menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
c. Memberikan referensi untuk penelitian lebih lanjut dalam
perancangan sistem informatika.
7
1.5.3 Bagi masyarakat
a. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam
mendiagnosa gejala penyakit ginjal
b. Aplikasi ini juga diharapkan dapat mengatasi keterbatasan tenaga
ahli kesehatan, tetapi tidak menggantikan secara menyeluruh.
c. Dan diharapkan mampu mendekati kemampuan dan kecerdasan
pakar dalam memberikan informasi untuk mendiagnosa penyakit.
1.6 Metode penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu :
1. Pengumpulan Data
a. Pembelajaran literatur
Pada tahap ini dilakukan studi kepustakaan melalui membaca
buku-buku maupun artikel-artikel yang dapat mendukung
penulisan tugas akhir.
b. Wawancara
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta-fakta yang
mendukung dengan mengadakan percakapan langsung dengan
pakar (dokter spesialis ginjal)
8
2. Metode Dempster Shafer
Langkah pertama yang dilakukan dalam menggunakan metode
dempster shafer yaitu pemberian nilai untuk bobot gejala, belief dan
plausibility yang berisikan nilai 0 sampai 1. Selanjutnya dilakukan
penjumlahan bobot gejala untuk nilai kepercayaan sebagai densitas m,
kemudian dilakukan perhitungan nilai m pada aturan kombinasi. Nilai DS
didapatkan dari hasil nilai m pada aturan kombinasi yang dibagi dengan
selisih antara nilai belief dengan nilai plausibility
3. Perancangan Sistem
a. Analisa
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang ada dan yang
sedang berjalan kemudian digambarkan kedalam sistem yang data dan
hasilnya outputnya lebih jelas
b. Implementasi
Pada tahap ini sistem dirancang dan diimplementasikan kedalam
bentuk kode program php myadmin. Pengujian program dengan data
yang realistis memerlukan bantuan para pemakai.
9
1.7 Sistematika penulisan
Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan penelitian
ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah
pembaca menelusuri dan memahami isi penelitian sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab Ini Berisi Tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Dan Sistematika Penulisan Peneliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang teori-teori berhubungan dengan
tugas akhir ini. Seperti teori sistem pakar, metode inferensi forward
chaining, metode Dempster Shafer, pengertian jenis-jenis penyakit ginjal
secara umum, serta gejala-gejala penyakit ginjal yang dialami oleh
penderita dan penjelasan perencanaan atau pemodelan sistem yang akan
dilakukan oleh sistem.
10
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini merupakan penjabaran tentang metode penelitian yang
merupakan garis besar telah disinggung dalam bab sebelumnya. Dalam
bab ini membahas metode pengumpulan data dan metode analisis serta
langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penelitian, yaitu
pengumpulan data, analisa sistem yang akan dibangun, perancangan
software (perangkat lunak) penulis dalam melakukan penelitian ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas hasil dari pembahasan penelitian yang
dimana menyorot kepada objektif terhadap hasil penelitian, tolak ukurnya
dapat dilihat pada persiapan, asumsi, hipotesis, metode penelitian, dan
komponen-komponen yang lain yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
Penjabaran penulis tentang perhitungan teori Dempster Shafer yang
merupakan teknik baru untuk menghitung probabilitas atau suatu
kemungkinan dengan cara manual, Serta terdapat pula hasil uji sistem
pakar diagnosa dengan interface yang dapat dengan mudah dipahami oleh
pengguna.
11
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan
tentang penerapan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal
beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.
12
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artifical Intelligence (AI) yang
cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem
pakar yang muncul pertama kali adalah general-purpose problem solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel dan simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar
yang dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk
mengindentifikasi struktur molekul yang tak dikenal dan lain sebagainya.
2.1.1 Pengertian Sistem Pakar
Menurut muhammad arhami (2004:2), “Sistem pakar adalah sistem
komputer yang menyamai (emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari
seorang pakardan merupakan salah satu cabang dari AI yang khusus untuk
penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar”.
Menurut sutojo (2010:14), “Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah
General – Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh newel dan
13
simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti untuk
diagnosis penyakit, mengindentifikasi struktural molekul campuran yang tak
dikenal, untuk membantu konfigurasi sistem komputer besar, untuk analisis sirkuit
elektronik, prespoctor digunakan di bidang geologi untuk membantu mencari dan
menemukan deposit, untuk memberikan bagi seorang manajer dalam stok investasi,
untuk pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya”.
Menurut marimin (2007:16), “Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak
komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berfikir dalam pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan masalah – masalah yang biasanya hanya dapat
diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
sistem pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari seorang
pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi.
2.1.2 Manfaat Sistem Pakar
Sistem pakar menjadi sangat popular karen ada banyak kemampuan dan
manfaat yang diberikannya, yaitu (sutojo dkk, 2011) :
14
1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari
pada manusia biasa dengan menambah efisiensi pekerjaan serta hasil solusi
kerja.
2. Membuat seorang yang awam (non-pakar) bekerja seperti layaknya seorang
pakar.
3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan
mengurangi kesalahan.
4. Mampu menangkap penangkapan pengetahuan dan kepakaran seseorang.
5. Dapat beroperasi di lingkungan berbahaya.
6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
7. Handal sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.
8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer, Integrasi sistem pakar dengan
sistem komputer lain membuat sistem lebih lebih efektif dan mencakup lebih
banyak aplikasi.
9. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula
yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena
adanya fasilitas yang berfungsi sebagai guru.
10. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar
mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.
15
11. Memberikan penyerderhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan
berulang-ulang.
12. Pengetahuan pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.
13. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dri berbagai
pakar untuk dikombinasikan (Luger, 1998).
2.1.3 Karakteristik Dan Ciri-Ciri Sistem Pakar
Ada berbagai karakteristik dan ciri yang membedakan sistem pakar degan
sistem yang lain. Ciri dan karakteristik ini menjadi pedoman utama dalam
pengembangan sistem pakar. Menurut Luger (1998) karakteristik sistem pakar
adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris.
Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data secara
numerik sedangkan keahlihan dari pakar adalah fakta dan aturan – aturan,
bukan numerik.
2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak konsisten,
subyek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga
keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak “ya” atau “tidak”
akan tetapi menuntut ukuran kebenaran tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan
16
kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan
masalah-masalah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah
bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima semua
faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh
karena itu, diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan
solusi dari berbagai permasalahan.
4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan sistem pakar dapat terjadi setiap
saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam
modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar
dan semakin bervariasi.
5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah terlalu sama yang oleh karena
iu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti
benar. Setiap pakar akan memberikan pertimbangan-pertimbangan
berdasarkan faktor subyektif.
6. Keputusan merupakan bagian yang terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar
harus memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan.
Meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu
diperlukan.
17
Adapun ciri-ciri sistem pakar antara lain (Sutojo dkk, 2011) :
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Memiliki fasilitas informasi yang handal.
3. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti
4. Dapat megemukan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
5. Berdasarkan pada kaidah / rule tertentu.
6. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi
7. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap (mudah dimodifikasi)
8. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
9. Keluarannya bersifat anjuran.
2.1.4 Kekurangan Sistem Pakar
Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada sistem pakar,
diantaranya (Sutojo, 2003) :
1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya.
2. Sulit untuk dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.
18
2.1.5 Konsep Dasar Dalam Sistem Pakar
Menurut sutojo (2010:14), konsep dasar sistem pakar meliputi enam hal,
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kepakaran (Expertise)
Menurut sutojo (2010:15), “Kepakaran merupakan suatu pengetahuan
yang diperoleh dari pelatihan, membaca, dan penglaman. Kepakaran inilah yang
memungkinkan para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik
dari pada seseorang yang bukan pakar”. Kepakaran itu sendiri meliputi pengetahuan
tentang.
a. Fakta – fakta tentang bidang permasalahan tertentu.
b. Teori – teori tentang bidang permasalahan tertentu.
c. Aturan – aturan dan prosedur – prosedur menurut bidang permasalahan
umumnya.
d. Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.
e. Strategi global untuk memecahkan permasalahan.
f. Pengetahuan tentang pengetahuan (meta knowledge).
19
2. Pakar (Expert)
Menurut mulyanto (2010:22), “Pakar adalah seorang yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus, serta mampu menerapkannya untuk
memecahkan masalah atau memberi nasehat. Seorang pakar harus mampu
menjelaskan dan memelajari hal-hal yang berkaitan dengan topik permasalahan,
jika perlu harus mampu menyusun kembali pengetahuan-pengetahuan yang
didapatkan, dan dapat memecahkan aturan-aturan serta menentukan relevansi
kepakarannya”.
3. Pemindahan kepakaran (Transferring Expertise)
Menurut mulyanto (2010:27), “tujuan dari sistem pakar adalah
memindahkan kepakaran dari seseorang pakar ke dalam komputer, kemudian
ditransfer kepada orang lain yang bukan pakar”. Proses ini melibatkan empat
kegiatan yaitu :
a. Akuisisi pengetahuan (dari pakar atau sumber lain).
b. Representasi pengetahuan (pada komputer)
c. Inferensi pengetahuan
d. Pemindahan pengetahuan ke pengguna
20
4. Interensi (Inferencing)
Menurut sutojo (2010:18), “Inferensi adalah sebuah prosedur (program)
yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan
pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-
prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh
seorang pakar disimpan pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin
inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang
dimilikinya”.
5. Aturan (Rule)
Menurut sutojo (2010:18), “Kebanyakan software sistem pakar
komersional adalah sistem yang rule (rule-based system), yaitu pengetahuan
disimpan terutama dalam bentuk rule, sebagai prosedur-prosedur pemecahan
masalah”.
6. Kemampuan Menjelaskan
Menurut Sutojo (2010:20), “fasilitas lain dari sistem pakar adalah
kemampuan untuk menjelaskan saran atau rekomendasi yang diberikannya.
Penjelasan dilakukannya dalam subsistem yang disebut subsistem penjelasan
21
(explanation). Bagian dari sistem ini memungkinkan sistem untuk memeriksa
penalaran yang dibuatnya sendiri dan menjelaskan operasi – operasinya”.
Karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh sistem pakar berbeda dengan
sistem konvensional. Perbedaan ini ditunjukkan pada tabel
Tabel 2.1 perbedaan sistem konvensional dengan sistem pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Informasi dan pemrosesan biasanya
digabungkan dalam satu program.
Basis pengetahuan dipisahkan secara
jelas dengan mekanisme inferensi.
Program tidak membuat kesalahan
(yang membuat kesalahan :
pemrograman atau pengguna)
Program dapat berbuat kesalahan.
Biasanya tidak menjelaskan mengapa
data masukan diperlukan atau
bagaimana output dihasilkan.
Penjelasan merupakan bagian
terpenting dari sistem pakar.
Perubahan program sangat
menyulitkan
Perubahan dalam aturan-aturan mudah
untuk dilakukan.
22
Sistem hanya bisa beroperasi setelah
lengkap atau selesai.
Sistem dapat beroperasi hanya dengan
aturan-aturan yang sedikit (sebagai
prototype awal).
Eksekusi dilakukan langkah demi
langkah (algoritmik).
Eksekusi dilakukan dengan
menggunakan heuristic dan logika
pada seluruh basis pengetahuan.
Perlu informasi lengkap agar biasa
beroperasi
Dapat beroperasi dengan informasi
yang tidak lengkap atau mengandung
ketidakpastian.
Manipulasi efektif dari basis data yang
besar.
Manipulasi efektif dari basis data yang
besar.
Menggunakan data Menggunakan pengetahuan.
Tujuan utama : efisiensi Tujuan utama : efektivitas
Mudah berurusan dengan data
kuantitatif.
Mudah berurusan dengan data
kualitatif
23
Menangkap, menambah, dan
mendistribusikan akses ke data
numerik atau informasi
Menangkap, menambah, dan
mendistribusikan akses ke
pertimbangan dan pengetahuan.
Sumber : Kecerdasan Buatan Sutojo (2010:33)
2.1.6 Komponen – Komponen Sistem Pakar
Menurut Turban (2000:18),”sistem pakar dapat dibagi dalam komponen-
komponen sebagai berikut :
Akuisisi pengetahuan
Basis pengetahuan
Mesin inferensi
Sedangkan menurut aziz (2004:3), komponen – komponen sistem pakar
terdiri dari :
Basis Pengetahuan merupakan inti dan sistem pakar dimana basis
pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dan dapat juga untuk
menyimpan, mengorganisasikan pengetahuan dari seorang pakar. Basis
pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi, tentang obyek
24
dan kaidah (rule) yang merupakan informasi tentang cara bagaimana
membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.
Basis Data merupakan bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik
fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta yang didapatkan
pada saat pengambilan kesimpulan yang sedang dilaksanakan. Dalam
prakteknya, basis data berada di dalam memori komputer. Kebanyakan
sistem pakar mengandung basis data untuk menyimpan data hasil observasi
dan data lainnya yang dibutuhkan untuk pengolahan.
Mesin Inferensi “Brain” pada sistem pakar adalah mesin inferensi. Mesin
inferensi dikenal sebagai struktur kontrol atau intrepreter dan rule (dalam
rule-base sistem pakar). Komponen ini secara esensial merupakan program
komputer yang menyediakan metodologi untuk reasoning tentang informasi
dalam basis pengetahuan dan untuk kesimpulan.
Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan
mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan pada basis
pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam sistem
pakar terdapat dua strategi dalam mesin inferensi, yaitu strategi penalaran
dan strategi pengendahan.
25
Terdapat 2 kelas strategi penalaran yaitu strategi penalaran pasti (exact
reasoning mechanism) dan strategi penalaran tidak pasti (inexact reasoning
mechanism). Berbagai contoh strategi penalaran pasti mencakup modus
ponens, modus tollens, dan teknik resolusi.
Antarmuka Pemakai (user interface) merupakan tatp muka pengguna
berupa program komputer yang telah diprogramkan dengan algoritma
tertentu seperti visual basic, delphi, PHP Dan sebagainya.
Tabel 2.2 Konsep dan Komponen Dari Sistem Pakar
Sumber : kecerdasan buatan sutojo (2010:30)
Keterangan :
Inference
Engine
Knowledge Base
Database
User Interface
Expert User
26
Knowledge base : Basis pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar yang
merupakan bagian terpenting dalam sistem pakar.
Database : Basis data mencatat semua fakta-fakta baik dari awal pada saat
sistem mulai beroperasi atau fakta yang didapat dari hasil kesimpulan
terbaik.
Inference Engine : Pembangkit ineferensi merupakan mekanisme analisa
dari sebuah masalah tertentu yang selanjutnya mencari jawaban dari
kesimpulan terbaik
User Interface : Bagian ini merupakan sarana komunikasi antar pemakai
sistem.
Expert : Merupakan suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia
dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya dikerjakan oleh
seorang pakar,misalkan : Dokter.
2.2 Definisi Diagnosis
Diagnosis adalah menentukan penyakit yang diderita pasien berdasarkan
data – data yang diberikan oleh user ( kusrini, 2008:70 ). Diagnosis merupakan
perpaduan dari aktifitas intelektual dan manipulatif, diagnosis sendiri didefinisikan
sebagai suatu proses penting pemberian nama dan pengklasifikasian penyakit –
27
penyakit pasien, yang menunjukkan kemungkinan nasib pasien dan yang
mengarahkan pada pengobatan tertentu ( handayani dan sutikno, 2008 ).
2.3 Definisi penyakit
Penyakit merupakan sebuah penyimpangan dari kondisi tubuh normal
menuju ke ketidakharmonisan jiwa menurut (Dr. Beate Jacob ). Penyakit dapat
diartikan sebagai sebuah keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk
ataupun fungsi salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak
dapat bekerja dengan normal menurut ( Thoma Timmreck ). Penyakit merupakan
perihal hadirnya sekumpulan respons tubuh yang tidak normal terhadap gen, yang
mana manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas atau bahkan tidak memiliki
toleransi sama sekali menurut ( Elizabeth J. Crown).
2.4 Definisi Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam urin. Disini ginjal
28
berfungsi sebagai peyaring air, protein, dan juga darah sebelum diproses untuk
membentuk urine. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
kanan dan kiri tulang belakang, dibawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal)
2.5 Pengertian Penyakit Ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang sangat vital. Karena ginjal
merupakan salah satu organ perkemihan ( ginjal – ureter – kandung kemih – uretra
). Penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga
menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi
secara dini, penyakit lain yang menyebabkan kematian bisa dicegah. Karena
ketidaknormalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan tahapan awal dari gejala
penyakit jantung.
2.5.1 Pemeriksaan penyakit ginjal
Pemeriksaan yang diduga penyakit ginjal adalah suatu proses untuk
menentukan dan mengamati perubahan yang terjadi pada ginjal melalui tanda-tanda
atau gejala – gejala yang nampak terjadi sehingga dapat diambil suatu kesimpulan
29
dan dapat diketahui penyebabnya. Jenis – jenis pemeriksaan penyakit ginjal dapat
diketahui antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.3 Kategori Ginjal Sehat Dan Kurang Sehat
No Kategori ginjal sehat Kategori ginjal tidak sehat
1 Sering minum air mineral Tidak pernah minum air mineral
2 Air kencing berwarna putih Air kencing berwarna kuning
2.5.2 Gejala penyakit ginjal
Adapun gejala penyakit ginjal ini terlihat dalam tabel () sebagai berikut :
Tabel 2.4 Beberapa Macam Gejala penyakit Ginjal
No Keterangan Gejala
1 Berkurangnya rasa, terutama di tangan
2 Darah di dalam air kencing (hematuria)
3 Demam
4 Desakan untuk kencing
30
5 Kejang
6 Kencing di malam hari
7 Menggigil
8 Mual
9 Mudah lelah
10 Muntah
11 Nafsu makan menurun
12 Nanah di air kencing
13 Nyeri di tulang pinggung
14 Nyeri di daerah kandung kemih
15 Nyeri di daerah ginjal
16 Nyeri ketika kencing (clisuria)
17 Nyeri perut
18 Nyeri punggung bagian bawah
19 Nyeri yang hilang timbul
20 Pembengkakan organ tubuh tertentu
21 Pembengkakan yang menyeluruh
22 Penurunan berat badan
31
23 Perubahan mental / suasana hati
24 Rambut dan kuku menjadi rapuh
25 Ruam kulit / kulit kemerahan
26 Sering kering
27 Syok atau kaget
28 Tekanan darah tinggi / hipertensi
29 Urine berbusa
30 Volume air kencing berkurang
2.5.3 Jenis – jenis penyakit ginjal
Adapun jenis – jenis penyakit ginjal antara lain sebagai berikut :
A. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika
ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal
akut terjadi ketika ginjal tiba - tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah
yang bisa memicu bertumpuknya limbah tersebut.
Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius
lainnya, dan umumnya diderita oleh orang tua atau pasien perawatan intensif di
32
rumah sakit. Ginjal dapat mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat, hanya
dalam beberapa jam saja. Jika tidak ditangani dengan segera, gagal ginjal akut bisa
membahayakan nyawa penderitanya.
B. Kanker ginjal
Kanker ginjal adalah jenis kanker yang awalnya muncul di ginjal. Manusia
memiliki dua buah ginjal yang terletak di kedua sisi punggung bawah, di dalam
tubuh yang berfungsi menyaring kotoran dalam darah dan membuangnya dalam
bentuk urine. Selain itu, ginjal juga memproduksi hormon renin yang berfungsi
mengendalikan tekanan darah dan hormon erythropoietin yang berfungsi dalam
pembentukan sel darah merah.
C. Pielonefritis
Infeksi ginjal atau pielonefritis terjadi karena berpindahnya bakteri dari
kandung kemih ke ginjal, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri.
33
Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih. Bakteri
akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra., lalu
berpindah dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya menginfeksi ginjal.
D. Sindroma nefrotik
Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh
manusia kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine. Meski
jarang terjadi sindrom nefrotik dapat dialami oleh siapa saja.
E. Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal yang disebabkan oleh
akumulasi urine dalam ginjal. Hidronefrosis adalah kelainan umum pada saluran
kemih. Ini disebabkan oleh gangguan aliran urine dalam ureter (tabung yang
mengeluarkan urine dari ginjal ke kantung kemih). Hidronefrosis pada umumnya
merupakan kondisi kongenital, yaitu bayi yang terlahir dengan kondisi ini.
F. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih adalah kondisi ketika sel di dalam kandung kemih
tumbuh tidak normal dan tidak terkendali, sehingga membentuk sel kanker. Jika sel
34
kanker terus tumbuh, sel kanker dapat menyebar ke organ lain yang lebih jauh
seperti hati, tulang, dan paru-paru.
Kandung kemih adalah organ yang berfungsi menampung urine sebelum
dibuang dari tubuh. Urine dihasilkan oleh ginjal dan ginjal dibawa ke kandung
kemih melalui saluran penghubung yang disebut ureter. Pada saat proses buang air
kecil, otot pada kandung kemih berkontraksi dan mendorong urine keluar melalui
saluran yang disebut uretra.
G. Ginjal Polikista
Ginjal polikista merupakan gangguan ginjal dimana kelompok kista
berkembang terutama didalam ginjal, ginjal menjadi lebih besar tetapi memiliki
lebih sedikit jaringan ginjal yang masih berfungsi. Kista adalah suatu kantung
tertutup yang dilapisi oleh jaringan jaringan epitel dan berisi cairan atau bahan
setengah padat.
H. Nefritis Tububinterstisialis
Nefritis tubulointerstisialis (NTI) adalah peradangan yang terjadi pada
ginjal yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau reaksi kekebalan tubuh yang
abnormal, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
35
I. Sistisis
Sistisis adalah peradangan kandung kemih, yaitu organ yang bertanggung
jawab mengeluarkan air kemih. Gejalanya utamanya meningkatnya frekuensi
berkemih nyeri saat berkemih dan kadang-kadang darah dalam air kemih,
intensitasnya bervariasi dari satu orang ke orang yang lain. Sistitis lebih cenderung
mengenai wanita. Tanda pertama pada wanita adalah rasa panas, kadang-kadang
nyeri seperti disayat pisau saat berkemih yang perlahan – lahan menjadi nyeri tajam
di bagian bawah perut. Saat peradangan menyambar, penderita merasakan sakit
punggung yang tidak jelas disertai tidak enak badan.
J. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk
dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, menuju kandung kemih, dan uretra,
mengalami infeksi. Umumnya ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra.
Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk
urine. Kemudian urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih.
Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui
saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.
36
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK
bawah. ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih,
yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung
kemih bagian kemih, yaitu kandung kemih dn uretra.
ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika
bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan
tekanan darah turuun hingga syok, bahkan kematian.
2.6 Definisi Dempster – Shafer
Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat
konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat
terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut akibat
adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran
monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat
menggunakan penalaran dengan teori dempster shafer.
37
Secara umum teori dempster-shafer ditulis dalam suatu interval :
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu
himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka diindikasikan bahwa tidak ada
evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausibility (PI) dinotasikan sebagai :
PI(s) = 1 – Bel (⌐s)
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan
bahwa Bel (⌐s)=1, dan PI(⌐s)=0.
Pada teori dempster-shafer dikenal adanya frame of dicrement yang
dinotasikan dengan Ө. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan
hipotesis.
Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen Ө.
Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu
perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan
elemen-elemen Ө saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika Ө berisi n
elemen, maka subset Ө adalah 2n. Jumlah semua m dalam subset Ө sama dengan 1.
Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai :
m{ Ө } = 1,0
38
Apabila diketahui X adalah subset dari Ө, dengan m1 sebagai fungsi
densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari Ө dengan m2 sebagai fungsi
densitasnya,maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :
𝒎𝟑(𝒁) = ∑ 𝑿 ∩ 𝒀 = 𝒁 𝑴𝟏 (𝑿). 𝑴𝟐(𝒀)
𝟏 − ∑ 𝑿 ∩ 𝒀 = ∅ 𝑴𝟏(𝑿). 𝑴𝟐(𝒀)
2.7 Definisi Mysql
Menurut abdul kadir (2008:93). “My-SQL adalah sebuah perangkat lunak
sistem manajemen basis data SQL (database mnagement system ) atau DBMS yang
multithread, multi-user, dengan sekitar enam juta instalasi di seluruh dunia. My-
SQL AB membuat My-SQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi
GNU general public licence (gpl), tetapi mereka juga yang menjual dibawah lisensi
komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan
penggunaan GPL”.
39
2.8 Php (Hypertext Preprocessor)
PHP singkatan rekursif dari Hypertext Preprocessor adalah bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk tujuan umum, sama seperti bahasa
pemrograman lain C, C++, Pascal, Python, Perl, Ruby, dan sebagainya. Meskipun
demikian, PHP lebih populer digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Dalam
proses pembuatan halaman web, PHP tidak memerlukan kode yang panjang seperti
perl dan python (misalnya) karena kode PHP dapat disisipkan di dalam kode
HTML. Sebagai gambaran bagi anda, perhatikan terlebih dahulu kode python di
bawah ini
Gambar 2.1 Contoh Kode Python
40
Dalam kode python di atas, kode HTML harus dibungkus sebagai teks
(string) yang selanjutnya perlu ditampilkan menggunakan perintah print. Dalam
PHP, kode di atas dapat dibuat jauh lebih mudah karena kita dapat memisahkan
bagian kode HTML dan kode PHP, seperti berikut
Pada contoh di atas, teks yang dicetak tebal merupakan kode PHP dan
sisanya adalah kode HTML. Kode PHP selalu diawali dengan tand <?php dan
diakhiri dengan tanda ?>. kita bisa saja menggunakan tanda lain (misalnya tanda
yang digunakan oleh ASP, <% dan %> ) untuk mengawali dan mengakhiri kode
PHP dengan melakukan konfigurasi pada file php.ini.
PHP dapat dijalankan dalam sebagian besar sistem operasi, termasuk
Linux, varian – varian UNIX (HP-UX, Solaris, OpenBSD), Windows, Dan Mac OS
X. Selain itu, PHP juga mendukung sebagian besar server web yang ada saat ini
seperti saat ini, seperti : Apache, IIS, NGINX, DAN LIGHTTPD. Dengan
demikian, dengan menggunakan PHP kita dapat bebas memilih sistem operasi dan
server web yang digunakan.
Dalam proses penulisan kode program, PHP juga mengizinkan kita untuk
menggunakan dua gaya pemrograman, yaitu gaya prosedural dan gaya berorientasi
objek bisa gabungan dari keduanya.
41
Gambar 2.2 Contoh Gambar Php
PHP adalah program open-source dan bersifat bebas (free). Ini berarti bahwa kita
bebas menggunakan PHP untuk membangun aplikasi yang bersifat non-komersil
maupun komersil.
2.9 Alat Bantu Pemodelan Sistem
Untuk dapat melakukan langkah – langkah pengembangan program sesuai
dengan metodologi pengembangan program yang terstruktur, maka dibutuhkan alat
dan teknik untuk melaksanakannya yang terdiri dari :
2.9.1 UML (Unfield Modeling Language )
Unfilield Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik
untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML
adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompoknya
42
perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai
diperkenalkan oleh object management group, sebuah organisasi yang telah
mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an.
Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh praktisi OOP. UML
merupakan dasar bagi perangkat ( tool ) desain berorientasi object dari IBM.
UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.
UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasikan
objek oleh grady booch, im rumbaugh, dan ivar jacobson. Namun demikian UML
dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem
informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan
standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam
industri peranti lunak dan pengembangan sistem.
Secara filosofi UML diilhami oleh konsep yang telah ada yaitu konsep
permodelan object oriented karena konsep ini menganalogikan sistem seperti
kehidupan nyata yang didominasi oleh objek dan digambarkan atau dinotasikan
dalam simbol – simbol yang cukup spesifik. Object oriented program (OOP)
43
merupakan paradigma baru dalam rekayasa software yang didasarkan pada objek
dan kelas.
2.9.2 Sejarah UML
Bahasa pemrograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan
dikenal dengan nama simula 67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Bahasa
pemrograman ini kurang berkembang dan dikembangkan lebih lanjut, namun
dengan kemunculannya telah memberikan sumbangan yang besar pada developer
pengembang bahasa pemrograman berorientasikan objek selanjutnya.
Perkembangan aktif dari pemrograman berorientasi objek mulai
menggeliat ketika berkembanganya bahasa pemrograman Smalltalk pada tahun
1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan bahasa pemrograman
berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eiffel, dan CLOS. Secara
aktual, penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek pada saat itu masih
terbatas, namun sudah banyak menarik perhatian di saat itu. Sekitar lima tahun
setelah smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan
berorientasi objek. Metode yang pertama diperkenalkan Oleh Sally Shlaer dan
Stephen Mellor (Shlaer-Mellor, 1988) dan Peter Coad dan Edward Yourdon (Coad-
Yourdon,1991), diikuti oleh Grady Booch (Booch,1991), James R. Rumbaugh,
44
Michael R. Blaha, William Lorensen, Frederick Eddy, William Premerli
(Rumbaugh-Blaha-Premerli-Eddy-Lorensen,1991), dan masih banyak lagi.
Buku terkenal yang juga berkembang selanjutnya adalah karangan Ivar
Jacobson (Jacobson,1992) yang menerangkan perbedaan pendekatan yang fokus
pada use case dan proses pengembangan. Sekitar lima tahun kemudian muncul
buku yang membahas mengenai metodologi berorientasi objek yang diikuti dengan
buku-buku yang lainnya. Di dalamnya juga membahas mengenai konsep, definisi,
notasi, terminologi, dan proses mengenai metodologi berorientasi objek.
Karena banyaknya metodologi – metodologi yang berkembang pesat saat
itu, maka muncullah ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat dimengerti
semua orang. Usaha penyatuan ini banyak mengambil dari metodologi –
metodologi yang berkembang saat itu. Maka dibuat bahasa yang merupakan
gabungan dari beberapa konsep seperti konsep object modelling technique (OMT)
dari Rumbaugh dan Booch (1991), konsep The Classes, Responsibilities,
Collaborators (CRC) dari rebecca wirfs-brock (1990), konsep pemikiran ivar
jacobson, dan beberapa konsep lainnya dimana james R. Rumbaugh, grady booch,
dan ivar jacobson bergabung dalam sebuah perusahaan yang bernama rational
45
software corporation menghasilkan bahasa yang disebut dengan unfied modeling
language (UML).
1. Diagram UML
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikemlompokkan
dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam – macam diagram tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Use case
Diagram
Activity
Diagram
State machine
diagram
Sequence
Diagram
Communication
Diagram
Interaction
overview
Diagram
Timing Diagram
UML 2.3
Diagram
Behavior
Diagram
Intraction
Diagram
Class
Diagram
Object
Diagram
Component
diagram
Composite
structure
diagram
Package
diagram
Deployment
diagram
Structure
Diagram
46
Gambar 2.3 Diagram UML
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.
Structure diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi
pada sebuah sistem.
Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menngambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi
sistem antar subsistem pada suatu sistem.
2. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari
segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untukmembangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.
Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
47
Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat
kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi
perancangan dan perangkat lunak sinkron. Banyak berbagai kasus, perancangan
kelas yang dibuat tidak sesuai dengan kelas-kelas yang dibuat dengan perangkat
lunak, sehingga tidaklah ada gunanya lagi sebuah perancangan karena apa yang
dirancang dan hasil jadinya tidak sesuai.
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-
fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau
programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai
dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram
kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut :
Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.
Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
48
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari
pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang
menangani proses bisnis pada perangkat lunak.
Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi
sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua
tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari
hasil relasi atau atribut multivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri
dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan
atau tetap ada di dalam perancangan kelas. Misalkan dalam tabel TTelepon
dan TAnggota pada studi kasus maka perancangan kelas dapat mengandung
kelas telepon dan anggota atau perancangan kelas hanya terdiri dari kelas
anggota di mana di dalamnya ada sebuah atribut berupa larik (array) bertipe
string dengan nama telepon. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut:
49
Anggota
Id
Nama
Alamat
Getid()
Setid()
Getnama()
Setnama()
Getalamat()
Dst ...
Telepon
Id_telepon
Telepon
Getid_anggota()
Setid_anggota()
GetTelepon()
SetTelepon()
querymemasukk
anTelepon()
dst ...
Anggota
Id
Nama
Alamat
telepon
Getid()
Setid()
Getnama()
Setnama()
Getalamat()
Querymemas
ukkananggot
a()
Atau hanya
sebuah kelas
anggota
50
Gambar 2.4 Contoh Class Diagram
3. Object Diagram
Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek
dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagram objek harus dipastikan semua kelas
yang sudah didenifinisikan pada diagram kelas harus dipakai objeknya, karena jika
tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Diagram objek
juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi dari atribut tiap kelas.
Untuk apa mendefinisikan sebuah kelas sedangkan pada jalannya sistem, objeknya
tidak pernah dipakai. Hubungan link pada diagram objek merupakan hubungan
memakai dan dipakai dimana dua buah objek akan dihubungkan oleh link jika ada
objek yang dipakai oleh objek lainnya.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram objek :
Simbol Deskripsi
Objek
Objek dari kelas yang berjalan saat
sistem dijalankan
Nama_objek : nama_kelas
51
Atribut = nilai
Link
Relasi antar objek
Gambar 2.5 Simbol – Simbol Object Diagram
4. Componen Diagram
Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukkan
organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem.
Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di
dalamsistem. Diagram komponen juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal
berikut :
Source code program perangkat lunak
Komponen executable yang dilepas ke user
Basis data secara fisik
Sistem yang harus beradaptasi dengan sistem lain
Framework sistem, framework pada perangkat lunak merupakan kerangka
kerja yang dibuat untuk memudahkan pengembangan dan pemeliharaan
aplikasi, contohnya seperti struts dari apache yang menggunakan prinsip
52
desain model View-Controller (MVC) dimana source code program
dikemlompokkan berdasarkan fungsinya seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.6 Contoh Componen Diagram
Di mana controller berisi source code yang menangani request dan validasi,
model berisi source code yang menangani manipulasi data dan business logic,
dan view berisi source code yang menangani tampilan.
Komponen dasar yang biasanya ada dalam suatu sistem adalah sebagai berikut :
Komponen user interface yang menangani tampilan
Komponen bussiness processiing yang menangani fungsi-fungsi proses
bisnis
Komponen data yang menangani manipulasi data
Komponen security yang menangani keamanan sistem
Aplikasi
client
Controlle
r
View
Model
53
Komponen lebih terfokus pada penggolongan secara umum fungsi-fungsi yang
diperlukan.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram komponen :
Simbol Deskripsi
Package
Package merupakan sebuah bungkusan
dari satu atau lebih komponen
Komponen
Komponen sistem
Ketergantungan / dependency Ketergantungan antar komponen, arah
panah mengarah pada komponen yang
dipakai
Antarmuka / interface
Sama dengan konsep interface pada
pemrograman berorientasikan objek,
yaitu sebagai antarmuka komponen
Nama_komponen
54
Nama_interface agar tidak mengakses langsung
komponen
Link
Relasi antar komponen
Gambar 2.7 Simbol – Simbol Componen Diagram
5. Composite Structure Diagram
Composite structure diagram baru mulai ada pada UML versi 2.0, pada
versi 1.x diagram ini belum muncul. Diagram ini dapat digunakan untuk
menggambarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun
mendeskripsikan struktur pada saat berjalan (runtime) dari instance yang saling
terhubung. Dapat menggambarkan struktur di dalam kelas atau kolaborasi. Contoh
penggunaan diagram ini misalnya untuk menggambarkan deskripsi dari setiap
bagian mesin yang saling terkait untuk menjalankan fungsi mesin tersebut,
menggambarkan aliran data router pada jaringan komputer dan lain-lain.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram composite structure :
55
Simbol Dekripsi
Property
Property adalah satu set dari suatu
instance
Role Name : peran / nama / identitas
dari property (opsional)
TypeName : tipe kelas dari property
(harus ada)
Connector
Connector adalah cara komunikasi
dari 2 buah instance.
connName : nama connector
(opsional)
Port
Pemakaiannya adalah sebagai berikut :
port adalah cara yang digunakan
dalam diagram composite structure
tanpa menampilkan detail internal dari
suatu sistem
roleName:
TypeName
[multiplicity2
] [multiplicity1
]
[roleName1] [roleName2]
portName :
EntityName[n]
property Propert
y
56
port digambarkan dalam bentuk kotak
kecil yang menempel atau di dalam
suatu property
port digambarkan menempel property
jika fungsi tersebut dapat diakses
public
Tabel 2.5 simbol – simbol composite structure diagram
Simbol Deskripsi
Sedangkan port digambarkan di dalam
suatu property jika fungsi tersebut
bersifat protected
Class
Kelas jika yang dijabarkan strukturnya
adalah sebuah kelas
57
Contoh diagram composite adalah sebagai berikut :
Gambar 2.8 Contoh Diagram Composite
MengelolaPustaka
Pustaka
Id:atribu
t
Judul:atribu
t
Penerbit
:atribut
tahun
:atribut
queryMemasukkanPustaka:met
ode setId:metode
set
Akses
nilai
58
Maksud dari diagram di atas adalah bahwa atribut id, judul, penerbit, dan tahun
diakses nilainya oleh metode query memasukan pustaka, dan atribut id diakses pada
metode setId dengan memberikan nilai kepada atribut id. Kelas pustaka diakses
oleh kelas mengelola pustaka.
59
6. Package Diagram
Package diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang
saling terkait dalam diagram UML. Hampir semua diagram dalam UML dapat
dikelompokkan menggunakan packagediagram. Berikut ini simbol-simbol yang
digunakan dalam
Tabel 2.6 contoh package diagram
Simbol Deskripsi
Package
Package merupakan sebuah
bungkusan dari satu / lebih
kelas / elemen diagram UML
lainnya.
Elemen dalam package digambarkan di dalam package
Package
Perpustakaa
n
pustaka Anggota
Peminjaman
60
elemen dalam package digambarkan di luar package
7. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi
komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat
digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut :
Atribut
Anggota
Metode
Atribut
Perpustakaan
Metode
Atribut
Pustak
a
Metode
Perpustakaan
61
Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware.
Sistem client/server misalnya seperti gambar berikut :
Gambar 2.9 Diagram Deployment Sistem Client / Server
Sistem terdistribusi murni
Rekayasa ulang aplikasi
Berikut adalah simbol – simbol yang ada pada diagram deployment :
Tabel 2.7 simbol-simbol deployment diagram
Simbol Deskripsi
Package
Package merupakan sebuah bungkusan
dari satu atau lebih node
browser
Client
browser
Server
Php server
Component
Business process
Printer
Package
62
Node Biasanya mengacu pada perangkat
keras (hardware), perangkat lunak
yang tidak dibuat sendiri (software),
jika di dalam node disertakan
Komponen untuk mengkonsistenkan
rancangan maka komponen yang telah
didefinisikan sebelumnya pada
diagram komponen
Ketergantungan antar node, arah panah
mengarah pada node yang dipakai
Relasi antar node
8.
9. Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan semua bisnis proses
berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram
untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan
mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.
63
Use case merepresentasikan operasi – operasi yang dilakukan oleh actor.
Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di
dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use
case.
Gambar 2.10 use case diagram
10. Sequence Diagram
Diagram class dan diagram object merupakan suatu gambaran model
statis. Namun ada juga yang bersifat dinamis, seperti diagram interaction. Diagram
64
sequence merupakan salah satu diagram interaction yang menjelaskan bagaimana
suatu operasi itu dilakukan message (pesan) apa yang dikirim dan kapan
pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Objek – objek yang
berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan
berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut.
Gambar 2.11 Sequence Diagram
Activity diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisns atau menu yang ada pada
perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas
65
menggambarkan aktivitas sistem buka apa yang dilakukan akto, jadi ktivitas yang
dapat dilakukan oleh sistem.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut :
Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yng didefinisikan
Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana
setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan
sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasius ujinya
Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.
Berikut adalah simbol – simbol yang ada pada diagram aktivitas :
66
Gambar 2.12 simbol-simbol Activity Diagram
67
BAB III
3 METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah salah satu rumah sakit dengan
jasa pelayanan yang terkenal cukup baik yaitu Rumah Sakit Asri Medika yang
terletak Di Jl. Citanduy Raya Blok L 11 No. 1, Cikarang Kab. Bekasi.
3.1.1 Sekilas Tentang Rumah Sakit Sentra Medika
Rumah sakit asri medika Bertempat Jl. Citanduy Raya Blok L 11 No. 1,
Cikarang. Rumah sakit Asri Medika merupakan bagian dari Rumah Sakit sentra
medika group, yaitu rumah sakit harapan bunda, jakarta timur eye center, Rumah
Sakit Sentra Medika Cibinong, Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak, Dan Stikes
Medika Cikarang, Serta SMK Kesehatan Cikarang.
Rumah sakit asri medika Cikarang berawal dari Rumah Sakit Medika
Yang Berdiri Sejak 1 September 2001 kemudian diubah menjadi Rumah Sakit
Sentra Medika sejak Tanggal 20 Juli 2011. Di dukung oleh tenaga medis dan non
medis yang profesional, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan pasien.
68
RSAM Cikarang adalah rumah sakit fasilitas umum type B dengan layanan
unggulan Brain Neuro & Cardiovascular Center, MRI, Occupation Center,
Physiotheraphy Center, ESWL, Unit Thalassemia, Kembang, Trauma Center, dan
Surgical Center (segera).
RSAM Cikarang juga memiliki pelayanan yang siap selama 24 jam seperti
instalasi gawat darurat, instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi
Farmasi, Ambulans, ICU, NICU, dan Bank Darah.
3.1.2 Visi dan misi
Adapun visi dan misi dari rumah sakit asri medika (RSAM) ialah :
Visi : “menjadikan rumah sakit pilihan dengan memberi pelayanan yang terbaik”
Misi : “memberikan kesehatan yang cepat, tepat, dan informatif kepada masyarakat
dengan biaya terjangkau”
Motto : “Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami”
3.1.3 Struktur organisasi
RSAM Cikarang memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
69
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSSM Cikarang
3.1.4 Deskripsi Tugas
Dari struktur organisasi RASM Cikarang didapatkan Deskripsi tugas sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Deskripsi Tugas
No Jenis pekerjaan Deskripsi Tugas
1 Pasien Ingin konsultasi terhadap dokter
spesialis ginjal
Membutuhkan pengobatan dari saran
dokter ginjal
Dokter
Spesialis Ginjal
Pasien
Administrasi
Rumah Sakit
70
Mengisi form yang telah diberikan
administrasi rumah sakit
2 Administrasi rumah sakit Memberikan form untuk menemui
dokter spesialis ginjal
Bertugas sebagai pengantar pasien ke
dokter spesialis
3 Dokter spesialis ginjal Mempertanyakan keadaan / kondisi
pasien yang sedang sakit
Memeriksa pasien, mengobati pasien,
dan mendiagnosa penyakit pasien
Memberikan solusi / pengobatan
kepada pasien
3.2 Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi sistem pakar diagnosa
penyakit ginjal dan penyusunan laporan skripsi ini adalah:
1. Metode Pengumpulan Data
71
Pada tahap ini dilakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku
maupun artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan tugas akhir.
2. Metode wawancara
Dilakukan terhadap narasumber yang mengerti konsep kesehatan
khususnya mengenai gejala ginjal dan jenis-jenis penyakit ginjal.
3. Analisa
Menganalisa kebutuhan sistem dan mengidentifikasi kebutuhan informasi
berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara serta studi pustaka yang telah
dilakukan. Alat bantu analisis sistem yang digunakan pada sistem ini adalah Use
Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Object
Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram.
4. Implementasi
Merancang dan mengimplementasi Aplikasi yang akan dikembangkan
agar sesuai dengan yang diharapkan.
3.2.1 Desain penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian untuk perancangan aplikasi mobile ini
sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian
72
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian
menurut Moh. Nazir (2003:84) memaparkan bahwa desain Penelitian adalah semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dari
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian untuk merancang
aplikasi mobile merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis
dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan perancangan sistem berupa
aplikasi mobile sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu
tertentu.
3.2.2 Gambaran Umum Sistem
Gambaran umum sistem tentang program sistem pakar menganalisa
bentuk gejala penyakit penyakit ginjal dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman php myAdmin dengan database mysql sebagai media penyimpanan.
Sistem dapat mendiagnosa 10 penyakit ginjal dari 30 gejala. Sistem akan
memberikan daftar gejala yang dapat dipilih oleh pengguna, gejala yang dipilih
akan diproses oleh sistem.
Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, struktur sistem pakar
menganalisa penyakit ginjal dengan menggunakan metode Dempster Shafer yang
digunakan oleh ahli atau pakar yang dapat mengubah atau mengganti, menghapus,
73
dan menambahkan basis pengetahuan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedang berkembang.
3.3 Analisis sistem yang sedang berjalan
Sebelum melakukan perncangan sistem, terlebih dahulu dilakukan analisa
sistem berjalan. Arus data pada sistem kerja dilihat pada gambar
Gambar 3.2 Flowmap Sistem Yang Sedang Berjalan
Keterangan :
74
Pasien yang menderita penyakit ginjal datang ke rumah sakit, dari pihak
administrasi akan memberikan form registrasi untuk di isi oleh pasien, pasien
mengisi form secara manual dan mengembalikan form tersebut ke pihak
administrasi.pihak administrasi akan menanyakan apakah sudah menjadi member
atau belum ? jika belum akan dibuatkan kartu member jika sudah akan dilanjutkan
ke tahap pemeriksaan.
Dokter spesialis ginjal melakukan konsultasi tanya jawab kepada pasien, seperti
sudah berapa lama sakitnya, dan sering minum kah dan lain-lain. Setelah
melakukan tanya jawab dengan pasien dokter pun melakukan pemeriksaan dan
spemeriksaan selesai dan dokter hanya berpesan kepada pasien sering-sering lah
minum air mineral yang banyak, sedangkan jika hasilnya tidak baik / sakit ginjal
maka dokter menyarankan pasien untuk segera memberikan obat dengan resep yang
sudah di berikan dan dapat ditebus di rumah sakit tersebut.
3.4 Flowmap sistem yang diusulkan
Peneliti menganalisis apa saja yang akan dibutuhkan dalam perancangan
sebuah sistem pakar dalam penelitian ini. Sedangkan sebelum melakukan
perancangan tersebut maka perlu adanya Flowmap yang berfungsi sebagai acuan
75
sistem yang akan dibangun maka berikut adalah gambar Flowmap yang diusulkan
peneliti :
Gambar 3.3 Flowmap Sistem Yang diusulkan
Keterangan :
Pasien masuk kedalam sistem pakar diagnosa penyakit ginjal, pasien melakukan
login dengan memasukan username dan password, sistem pun memeriksa ke valid-
an jika salah akan kembali ke menu login. Jka benar akan masuk ke menu utama
76
sistem pakar diagnosa penykit ginjal. Setelah melakukan login dan masuk ke menu
utama pasien memilih memu konsultasi dan memilih gejala-gejala penyakit yang
tersedia dan yang dirasakan oleh pasien, jika sudah yakin dengan ciri-ciri penyakit
yang dipilih pasien maka sistem akan melakukan penelusuran diagnosa nya dengan
perhitungan metode dempster shafer.
3.4.1 Akuisisi Pakar
Langkah selanjutnya adalah akuisisi pakar yaitu pengumpulan dan
pendalaman terhadap data-data dan pengetahuan dari seorang pakar. Pengetahuan
didapat dari hasil wawancara dengan pakar ahli di bidang kesehatan ginjal. Pakar
merupakan seseorang yang sudah mempelajari, meneliti ilmu secara spesifik
sehingga dapat memecahkan masalah secara tepat dan efisien dimana tidak semua
orang memiliki kemampuan tersebut. Oleh karena itu basis pengetahuan yang
digunakan untuk sistem pakar ini dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
karena berasal langsung dari pakar. Pakar yang dimaksud adalah Dr. Andika
Widyatama, sebagai konsultan. beliau sudah berpengalaman dalam diagnosa
penyakit ginjal dan memberikan penanganan yang tepat. Dalam proses ini
dilakukan proses wawancara mengenai gejala-gejala awal umum yang terjadi, jenis
penyakit, dan faktor-faktor penyebab pasien terserang penyakit ginjal.
77
3.4.2 Hasil wawancara
Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan sebagai seorang
pakar yang ahli dalam bidang kesehatan ginjal dan cara penanganan, dapat
disimpulkan bahwa penyakit ginjal dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera
ditangani. Gejala penyakit ginjal bermacam-macam, seperti gagal ginjal akut, batu
ginjal, dan kanker ginjal. Biasanya pasien yang terkena penyakit ginjal degan gejala
yang kompleks akan mengakibatkan kematian dan solusi atau cara penanganan nya
dengan rawat inap di rumah sakit tertentu dengan sering mengomsumsi makanan-
makanan yang bergizi.
3.4.3 Akuisisi pengetahuan
Selanjutnya setelah penyusunan basis pengetahuan dengan tabel
keputusan diagnosa penyakit sesuai pengamatan pada ginjal. Hanya beberapa gejala
yang paling nampak yang digunakan dalam tabel keputusan diagnosa, kemudian
ditentukan densitas gejalanya. Representasi pengetahuan dibuat dalam bentuk tabel
yang akan digunakan dalam pembuatan aturan aturan untuk melakukan
pengambilan keputusan diagnosa pada sistem pakar dempster shafer.
Tabel 3.2 Akuisisi Pengetahuan Penyakit Ginjal
78
Nama Penyakit Gejala Penyakit Penyebab Penyakit
Kanker Ginjal
Demam, keluar keringat
pada malam hari
Kekurangan darah (Anemia)
Penurunan berat badan
Berubahnya warna urine
Batuk darah jika menyebar
ke paru-paru
Hipertensi
Obesitas
Memiliki anggota
keluarga penderita
kanker ginjal
Efek samping cuci
darah jangka panjang
Gagal Ginjal Akut
Berkurangnya produksi
urine
Mual dan muntah
Nafsu makan berkurang
Sesak, dehidrasi, kejang
Tingginya tekanan darah
Mudah lelah
Nyeri di punggung,
dibawah tulang rusuk
Batu ginjal
Pembesaran prospat
Tumor daerah
punggul
Obat-obatan
79
Infeksi Ginjal Atau
Pielonefritis
Adanya darah atau nanah
dalam urine
Bau urine yang tidak seperti
biasanya
Rasa sakit dan tidak nyaman
di sekitar perut samping
Demam dan mengigil
Mual dan muntah
diare
Kehilangan selera makan
Merasa kelelahan Bakteri E. Coli
Infeksi Saluran Kemih
Demam
Tubuh terasa dingin dan
mengigil
Mual dan muntah
Diare
Bakteri E.Coli
Pembengkakan ginjal
(Hidronefrosis)
Demam
Mual, Mengigil Batu ginjal
80
Darah pada urine
Sakit saat buang air kencing
Frekuensi buang air kecil
yang meningkat
Sering kebelet
Pembengkakan kelenjar
prostat
Gangguan/kerusakan
pada saraf kandung
kemih
Sindrom Nefrotik
Berkurangnya kadar protein
dalam darah
Pembengkakan didaerah
pergelangan kaki
Frekuensi air kencing yang
berkurang
Anti bodi menurun
Sering kebelet pipis
Glomerulosklerosis
Sifilis, leukimia
Kanker Kandung Kemih
Nyeri panggul
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
Nyeri tulang
Zat karsinogenik,
4-aminobiphenyl
Benzidine,
Xenylamine
81
Pembengkakan pada tungkai
Ginjal Polikistik
Kulit menjadi mudah
memar
Mudah lelah
Nyeri pada persendian
Warna kulit menjadi pucat
Sakit kepala nyeri perut
Ketidaknormalan pada kuku
Urine mengandung darah
Sering buang air kencing
Acquired cystic kidney
disease (ACKD)
Cystitis (paeradangan
kandung kemih)
Frekuensi buang air kencing
yang melebihi normal
dengan sedikit
Urine keruh atau berbau
tajam
Darah pada urine
Demam
Nyeri peruh bagian bawah
Bakteri E. Coli
82
Nefritis
Tubulointerstisialis
Demam
Nyeri ketika berkemih
Nanh dalam air kencing
Nyeri di daerah antar tulang
rusuk dan tulang punggung
Infeksi bakteri pada
ginjal (pielonefritis)
Kanker (leukemia)
Keturunan
3.5 Analisa Dan Perancangan
Pada bagian ini analisa dilakukan terhadap data dan permasalahan yang
telah dirumuskan. Kemudian merancang sebuah sistem yang dapat menjawab
permasalahan dan kendala yang ada. Adapun analisa yang dilakukan adalah :
a. Analisa kebutuhan sistem baru
Tahap ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari pakar (Anggia
Kergentia Maretih, M.Si), kemudian data tersebut digunakandalam membangun
sistem.
b. Basis pengetahauan
Pada tahap ini dibangun basis pengetahuan berupa data gejala serta data
penyakit (gangguan). Pada tahap ini digunakan tabel relasi penyakit dan gejala
83
dengan memanfaatkan pengetahuan dari pakar yang bersangkutan, serta pemberian
nilai bobot (kepercayaan) pada tiap-tiap gejala oleh pakar.
c. Mesin inferensi
Pada tahap ini dilakukan proses penggabungan banyak aturan berdasarkan
data yang tersedia dari pakar yang merujuk kepada tabel relasi untuk
mempertimbangkan informasi dalam basis pengetahuan dan merumuskan
kesimpulan. Mesin inferensi yang digunakan adalah forward chaining (runut maju).
d. Analisa Dempster Shafer
Analisa ini meliputi perhitungan nilai kepercayaan masing-masing gejala.
Nilai kepercayaan gejala adalah suatu penilaian dari pakar dalam pemberian bobot
nilai terhadap gejala yang berhubungan dengan gangguan perilaku. Nilai
kepercayaan merupakan suatu dasar dalam menerapkan metode Dempster Shafer.
Nilai kepercayaan ini didapat dari hasil studi pustaka serta wawancara dan
konsultasi dengan narasumber dan para pakar. Dari tahap ini akan didapat hasil
diagnosa gangguan yang merupakan hasil dari penerapan aturan – aturan metode
Dempster Shafer terhadap nilai-nilai kepercayaan gejala sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan dengan tingkat keyakinan.
e. Analisa fungsional
84
Analisa fungsional berisikan analisa data kedalam bentuk UML (Unfield Modeling
Language). Serta pemodelan sistem agar sistem dapat berjalan sesuai harapan.
Dengan adanya analisa di atas, dapat diketahui kebutuhan sistem denan
meneliti dari mana data berasal, bagaimana aliran data menuju sistem, bagaimana
operasi sistem yang ada dan hasil akhirnya.
3.6 Perancangan perangkat lunak
Setelah melakukan analisa, maka kemudian dlanjutkan dengan perancangan
sistem berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya.
a. Perancangan Basis Data
Setelah menganalisis sistem yang akan dibuat, maka tahap selanjutnya adalah
analisa dan perancangan basis data terhadap sistem pakar yang akan dibuat
untuk melengkapi komponen sistem.
b. Perancangan Pseudo-Code
Perancangan Pseudocode dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai
algoritma metode Dempster Shafer yang diimplementasikan pada tugas akhir
ini.
85
c. Perancangan Struktur Menu
Rancangan struktur menu diperlukan untuk memberikan gambaran terhadap
menu-menu atau fitur pada sistem yang akan dibangun.
d. Perancangan Antar Muka (Interface)
Perancangan interface sangat perlu dilakukan dikarenakan untuk
mempermudah komunikasi antar sistem dengan pengguna (user). Hal ini yang
terpenting dalam perancangan interface adalah menekankan bagaimana
menciptakan tampilan yang baik dan mudah dimengerti oleh user.
86
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perancangan Perangkat Lunak
Berdasarkan pembahasan analisa penelitian di bab sebelumya maka
peneliti menyusun hasil dari proses analisa tersebut, sebagai berikut :
4.1.1 Use Case Sistem Pakar
Gambar 4.1 Use case Sistem Pakar
Keterangan :
Pada gambar use case diatas actor sebagai admin yang berhak akses ke
menu sistem pakar untuk mengedit data gejala, menambahkan data diagnosa baru,
87
serta menghapus data gejala peyakit ginjal. Bahkan Admin juga bisa menginputkan
rumus dempster shafer ke dalam sistem agar sistem tersebut dapat berfungsi secara
maksimal.
1. Definisi Aktor
Berikut adalah deskripsi pendefinisian aktor pada sistem pakar diagnosa
penyakit ginjal :
Tabel 4.1 Definisi Aktor Sistem Pakar
No Aktor Deskripsi
1. Admin Orang yang bertugas dan memiliki
hak akses untuk melakukan operasi
pengolahan data sistem pakar,
menambahkan dan mengedit sistem
serta melakukan pengembangan
2. User / Pasien Pasien adalah orang yang
diperbolehkan untuk melakukan
konsultasi ke sistem pakar tersebut
yang memiliki hak untuk
berkonsultasi dengan sistem.
2. Definisi Use Case
Berikut adalah deskripsi pendefinisian use case pada sistem pakar diagnos
penyakit ginjal :
Tabel 4.2 Definisi Usecase Sistem Pakar
No Use Case Deskripsi
1. Validasi Merupakan proses
pengecekan hak akses
siapa yang berhak
mengakses proses
pengolahan data
2. Login Merupakan proses
untuk melakukan login
admin / pasien
3. Logout Merupakan proses
untuk melakukan
logout admin / pasien
88
4. Menu utama Merupakan halaman
utama sistem pakar
5. Data Diagnosa Terdapat beberapa jenis
diagnosa penyakit yang
akan ditambahkan oleh
admin
6. Data Gejala Terdapat beberapa jenis
data gejala yang
nantinya akan dipilih
pasien
7. Konsultasi Salah satu akses pasien
yang nantinya
menampilkan data
gejala yg dipilih pasien
3. Skenario use case
Berikut adalah skenario jalannya masing-masing use case yang telah
didefinisikan sebelumnya :
Nama use case : Login Admin
Skenario :
Tabel 4.3 Definisi Skenario Sistem Pakar
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Memasukkan username dan
password
2. Memeriksa valid tidaknya
data masukkan
4. Melakukan pengeditan data
diagnosa dan data gejala serta
menambahkan rumus DS
dalam codingan system
3. Menampilkan menu utama
dari sistem pakar
5. Menampilkan data yg sudah
di edit data gejala dan data
diagnosa
6. Melakukan uji coba sistem
Nama use case : Login User/Pasien
Skenario :
89
Tabel 4.4 Definisi Login user Sistem Pakar
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Memasukkan username dan
password
2. Memeriksa valid tidaknya
data masukkan
7. Memilih menu konsultasi
gejala yang dirasakan
3. Menampilkan menu utama
dari sistem pakar
4. menampilakan menu
konsultasi Dan pilih gejala
yang
5. mulai prose perhitungan DS
4.1.2 Activity Sistem Pakar
Gambar 4.2 Flowmap Sistem Pakar
90
Keterangan flowmap :
Pasien berkonsultasi dengan sistem pakar dengan terlebih dahulu memasukan
password dan username pasien setelah itu sistem pakar akan memunculkan menu
konsultasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh pasien. Selanjutnya pasien akan
memilih gejala yang dirasakannya. Lalu sistem pakar akan memunculkan hasil
diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien dengan kombinasi perhitungan
Dempster Shafer.
4.1.3 Sequence Diagram
Gambar 4.3 Sequence Login Sistem
Keterangan :
91
Pasien menggunakan website untuk bisa berkonsultasi dengan apa yang
dirasakan nya, lalu pasien hanya meminta password ke pihak admin agar bisa
mengakses aplikasi website tersebut. Kemudian di menu sistem pakar diagnosa
penyakit tesebut terdapat menu diagnosa, data gejala, dan menu konsultasi. Pasien
hanya diarahkan kepada menu konsultasi saja dimana nanti apa yang dirasakan
pasien
Gambar 4.4 Mengedit Data Diagnosa
Keterangan :
Actor disini adalah admin yang ingin mengubah atau mengedit serta menambahkan
data diagnosa penyakit ginjal melalui penelitan yang diteliti sebelumya dengan
menggunakan perhitungan Dempster Shafer. Disini admin memasukkan sejumlah
92
penyakit ginjal yang diteliti nya lalu disimpan ke dalam sistem yang
terkomputerisasi.
Gambar 4.5 Mengedit data gejala penyakit
Keterangan :
Sama halnya seperti gambar diatas, Actor disini adalah admin yang ingin mengubah
atau mengedit serta menambahkan data gejala penyakit ginjal melalui penelitan
yang diteliti sebelumya dengan menggunakan perhitungan Dempster Shafer. Disini
admin memasukkan beberapa gejala penyakit ginjal yang diteliti nya lalu disimpan
ke dalam sistem yang terkomputerisasi.
93
Gambar 4.6 Proses Memasukkan Rumus DS
Keterangan :
Dalam gambar diatas jika admin sudah memasukkan semua data gejala dan
diagnosa maka admin tinggal mengintegrasikan / memasukan rumus dempster
shafer yang sudah terkomputerisasikan sebelumnya.
94
Gambar 4.7 Sequence Menu Konsultasi
Keterangan :
Gambar diatas menjelaskan pasien disaat sudah melakukan login apa yang
dilakukan pasien selanjutnya?, maka pada gambar tersebut pasien memilih
beberapa gejala penyakit ginjal yang sudah dilakukan penelitian oleh admin /
peneliti sebelumnya. Jika sudah selesai memilih maka sistem tersebut akan
mengkalkulasikan data gejala yang sudah diinput ke dalam data diagnosa sehingga
menghasilkan seberapa presentasi pasien terhadap penyakit ginjal.
95
Gambar 4.8 Sequence Hasil Diagnosa
Keterangan :
Gambar diatas menjelaskan bahwa sistem telah melakukan perhitungan
Dempster Shafer dengan mengkalkulasikan data-data gejala penyakit yang telah
diinputkan oleh pasien maka output nya adalah seberapa besar / kecil pasien
terjangkit penyakit ginjal tersebut .
96
4.1.4 Perancangan Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Nama class : Login Passien
Id_passien : varchar (255)
Password : varchar (10)
Jenis_kelamin : varchar (25)
Nama class : Login Admin
Id_passien : varchar (255)
Password : varchar (10)
Jenis_kelamin : varchar (25)
Nama Class : Data Gejala
Kode_gejala : varchar (25)
Nama_gejala : varchar (255)
Bobot : double
Nama Class : Data Diagnosa
Kode_gejala : varchar (25)
Nama_gejala : varchar (255)
Keterangan : text
97
4.2 Basis Pengetahuan
Hal yang pertama kali dilakukan dalam membangun sistem pakar
adalah membuat struktur basis pengetahuan. Basis pengetahuan merupakan
kumpulan-kumpulan fakta. Beberapa struktur basis pengetahuan pada sistem
pakar ini adalah sebagai berikut:
1. Basis pengetahuan gejala
2. Basis pengetahuan penyakit
3. Basis pengetahuan gejala penyakit
Dalam kasus ini seorang user (pengguna) dapat mengetahui jenis penyakit
dan nilai tingkat kenyakinnaya dengan cara memasukkan gejala-gejala yang
diderita kedalam sistem sehingga sistem pakar dengan metode Dempster Shafer
akan mencocokkan gejala-gejala yang dimasukkan dengan jenis penyakit yang
berada pada basis pengetahuan dan juga sistem akan memberikan nilai kepastian
jenis penyakit tersebut.
Pada basis pengetahuan berisikan tentang jenis penyakit, gejala-gejala,
dan nilai densitas (Dempster Shafer) gejala terhadap penyakit. Pada tabel 4.1
berisikan basis pengetahuan yang berisikan semua gejala yang mendukung
semua jenis penyakit ginjal Tabel 4.1 Basis pengetahuan gejala-gejala penyakit
ginjal.
Tabel 4.5 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit Ginjal
98
Kode Gejala Nama Gejala
G01 Berkurangnya rasa, terutama di tangan
G02 Darah di dalam air kencing (hematuria)
G03 Demam
G04 Desakan untuk kencing
G05 Kejang
G06 Kencing di malam hari
G07 Menggigil
G08 Mual
G09 Mudah lelah
G10 Muntah
G11 Nafsu makan berkurang
G12 Nanah di air kencing
G13 Nyeri di tulang pinggul
G14 Nyeri di daerah kendung kemih
G15 Nyeri di daerah ginjal
G16 Nyeri ketika kencing (clisuria)
G17 Nyeri perut
G18 Nyeri punggung bagian bawah
G19 Nyeri yang hilang timbul
G20 Pembengkakan organ tubuh tertentu
G21 Pembengkakan yang menyeluruh
99
G22 Penurunan berat badan
G23 Perubahan mental / suasana hati
G24 Rambut dan kuku menjadi rapuh
G25 Ruam kulit / kulit kemerahan
G26 Sering kencing
G27 Syok atau kaget
G28 Tekanan darah tinggi / hipertensi
G29 Tiemor tangan
G30 Volume air kencing berkurang
Tabel berikut merupakan basis pengetahuan yang berisikan semua jenis gejala
dan penyakit ginjal serta nilai bobot atau nilai tingkat kepercayaan (nilai belief)
dan nilai plausability masing-masing gejala terhadap penyakit ginjal.
Tabel 4.6 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit Ginjal
Kode Nama Gejala Nilai
Belief
Nilai
Plausability
G01 Berkurangnya rasa, terutama di
tangan 0,01 0,97
G02 Darah di dalam air kencing
(hematuria) 0,08 0,92
G03 demam 0,07 0,93
G04 desakan untuk kencing 0,03 0,97
G05 kejang 0,01 0,99
G06 kencing di malam hari (Nokturia) 0,02 0,98
G07 Menggigil 0,02 0,98
G08 Mual 0,05 0,95
G09 mudah lelah 0,03 0,97
G10 Muntah 0,04 0,96
G11 nafsu makan menurun 0,01 0,99
100
G12 nanah di air kencing 0,02 0,98
G13 nyeri di tulang pinggul 0,02 0,98
G14 nyeri di daerah kandung kemih 0,02 0,98
G15 nyeri di daerah ginjal 0,02 0,98
G16 nyeri ketika kencing (Clisuria) 0,06 0,94
G17 nyeri perut 0,03 0,97
G18 nyeri punggung bagian bawah 0,05 0,95
G19 nyeri yang hilang timbul 0,01 0,99
G20 pembengkakan organ tubuh tertentu 0,01 0,99
G21 pembengkakan yang menyeluruh 0,01 0,99
G22 penurunan berat badan 0,01 0,99
G23 perubahan mental / suasana hati 0,01 0,99
G24 rambut dan kuku menjadi rapuh 0,01 0,99
G25 ruam kulit / kulit kemerahan 0,01 0,99
G26 sering kencing 0,03 0,97
G27 syok atau kaget 0,01 0,99
G28 tekanan darah ringgi / hipertensi 0,03 0,97
G29 tiemor tangan 0,01 0,99
G30 volume air kencing berkurang 0,04 0,96
Pada tabel menghubungkan keterkaitan antara gejala dan jenis penyakit serta
nilai belief dan nilai plausibility. Untuk nilai belief merupakan nilai yang
diberikan oleh pakar terhadap jenis gejala berdasarkan ilmu pengetahuan pakar
sedangkan nilai plausibility merupakan hasil dari 1 – nilai belief.
4.3 Analisa Aturan Penalaran
Aturan penalaran digunakan untuk menentukan proses pencarian atau
menentukan kesimpulan untuk sebuah penyakit berdasarkan gejala-gejala yang
diinputkan. Aturan penalaran yang digunakan adalah rule-Based Reasoning
(penalaran berbasis aturan). Berdasarkan pada tabel dapat disimpulkan ada
beberapa aturan atau rule. Berikut adalah aurannya :
101
1. R1 : IF Berkurangnya rasa, terutama di tangan THEN G1
R2 : IF G1 AND Darah di dalam air kencing (hematuria) THEN G2
R3 : IF G2 AND Menggigil THEN G7
R4 : IF G3 AND Mudah lelah THEN G9
R5 : IF G6 AND Nafsu makan berkurang THEN G11
R6 : IF G4 AND Nyeri ketika kencing (clisuria) THEN G16
R7 : IF G5 AND Pembengkakan organ tubuh tertentu THEN G20
R8 : IF G7 AND Volume air kencing berkurang G9 maka pasien
menderita penyakit sindron nefrotik THEN D dengan
nilai 99 %
4.4 Metode Inferensi
Langkah selanjutnya setelah membuat basis pengetahuan adalah analisa
metode inferensi. Metode inferensi atau teknik penelusuran yang digunakan
dalam sistem pakar ini adalah dengan menggunakan metode inferensi forward
102
chaining. Metode inferensi forward chaining menggunakan himpunan aturan
kondisi-aksi, dimana dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta
atau pernyataan yang dimulai dengan kondisi IF kemudian THEN untuk
menyimpulkan perilaku yang diderita.
Untuk lebih memahami metode inferensi biasanya digunakan mesin
inferensi. Mesin inferensi ini secara teori dapat berupa pohon keputusan
(decision tree) atau disebut juga dengan pohon inferensi. Pohon inferensi
merupakan gambaran berbentuk grafis dari basis pengetahuan dan aturan-aturan
dalam mesin inferensi.
4.5 Analisa Dempster Shafer
Untuk mengetahui tingkat keyakinan atau kepercayaan dari sebuah
kesimpulan berdasarkan fakta –fakta (gejala-gejala) yang ada maka perlu
menambah sebuah metode sistem pakar, metode tersebut adalah metode Dempster
Shafer dimana terdapat suatu nilai Probabilitas densitas berdasarkan gejala
diberikan user pada saat diagnosa dilakukan.
Untuk mengetahui analisa dari dempster shafer lebih lanjut, maka dapat dilakukan
perhitungan metode dempster shafer secara manual untuk mendiagnosa penyakit
ginjal pada penelitian ini.
Pada contoh berikut ini, diasumsikan bahwa gejala yang diambil merupakan gejala
dari seorang user yang diinputkan kedalam sistem pakar. Berikut adalah gejala yang
103
sudah dipilih serta kode-kode penyakit yang berhubungan dengangejala yang
dipilih. Penyakit disimbolkan dengan P diikuti dengan urutan penyakitnya.
a. GEJALA 1 yang dipilih : darah dalam air kencing,nafsu makan menurun,
nyeri ketika kencing, nyeri perut, nyeri
punggung,pembengkakan,rambut/kuku rapuh,hipertensi,volume air
kencing berkurang Maka gejala tersebut mendukung P2,P3,P6
b. GEJALA 2 yang dipilih : darah dalam air kencing, nafsu makan menurun,
nyeri ketika kencing, nyeri ditulang pinggul,nyeri dikandung kemih, nyeri
perut, nyeri yang sering timbul,
Maka gejala tersebut mendukung P1,P9,P10,P5
c. GEJALA 3 yang dipilih : darah dalah air kencing, mendukung penyakit
P1,P3,P5,P6,P7,P8,P10
d. GEJALA 4 yang dipilih : nanah di air kencing, mendukung penyakit P4
4.5.1 Menentukan Nilai Densitas (M) Awal
Nilai densitas (m) awal terdiri dari belief dan plausibility.
Gejala 1: Darah dalam air kencing
Berdasarkan relasi antara gejala dengan penyakit serta nilai densitas
gejala untuk mendeteksi penyakit Ginjal maka diperoleh: m1{ P1, P2, P3} =
0,30
104
Selanjutnya merujuk pada rumus sehingga diperoleh nilai plausibility
m1 { θ
Gejala 2: Nanah dalam air kencing
Berdasarkan relasi antara gejala dengan penyakit serta nilai densitas gejala
untuk mendeteksi penyakit Ginjal maka diperoleh: Nilai m2 { P1, P3 } = 0,60
Selanjutnya merujuk pada rumus sehingga diperoleh nilai plausibility
m2 { θ
erdasarkan penentuan densitas awal pada gejala 1 dan 2, maka dapat
diperoleh juga densitas awal untuk gejala- gejala berikutnya yang dapat dilihat
pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Penentuan Densitas (m) Awal
105
4.5.2 Menentukan Nilai Densitas (m) Baru
Berdasarkan tabel 4.4 dan merujuk pada rumus 2.1 sehingga dapat
dihitung nilai densitas (m) baru dengan membuat tabel aturan kombinasi terlebih
dahulu. Kemudian kombinasi yang dihasilkan akan digunakan pada saat
menunjukkan adanya gejala baru.
No Gejala penyakit
densitas (m)
belief plausibility
1
DARAH DALAM AIR
KENCING
P1,P2,P4 0,3 0,7
2
NANAH DALAM AIR
KENCING
P5,P10 0,6 0,4
106
Tabel 4.8 Aturan kombinasi untuk m3
Densitas
1 { P1,P2,P3 }
θ
Densitas 2 {0,70}
{ P1,P3 }
{ P1,P3
} { P1,P3}
{0,60} {0,18} {0,42}
θ { P1,P2,P3 }
θ
{0,12}
4.5.3 Basis Aturan Bobot Gejala Penyakit Ginjal Yang Menggunakan
Perhitungan DS
Tabel 4.9 Aturan Gejala Penyakit Ginjal perhitungan DS
PENYAKIT Gejala
Bobot
Kode Nama Penyakit Kode Gejala
MG01 Gagal ginjal akut
G01,G02,G03,
G05,G06,G08,
0,14
107
G09,G10,G20,
G23,G25,G27,
G29,G30
MG02 Pielonefrotik
G02,G03,G09,
G14,G22,G26,
G28
0,09
MG03 Kanker ginjal
G03,G07,G08,
G10,G15,G16,
G17,G18,G26
0,07
MG04 Sindrom Nefrotik
G02,G11,G16,
G17,G18,G20,
G28,G30
0,09
MG05 Hidronefrotik
G02,G03,G08,
G10,G12,G13,
0,09
108
G14,G17,G19
MG06
Kanker kandung
kemih
G02,G03,G16,
G17,G18,
0,04
MG07 Sistitis
G02,G03,G04,
G06,G18
0,06
MG08 Ginjal Polikista
G02,G03,G04,
G07,G08,G20,
G16,G18,G26,
0,07
MG09
Infeksi Saluran
Kemih
G02,G03,G04,
G06,G016,G18
0,05
MG10
Nefritis
Tubulointerstisialis
G02,G03,G04,
G07,G08,G20,
G16,G18,G26
0,09
109
Gambar 4.9 Struktur Menu Sistem Pakar
Perancangan Struktur Menu digunakan untuk menggambarkan susunan
menu-menu yang ada dalam sistem. Menu pada sistemini dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu bagian otoritas pakar dan bagian user ( pasien ) biasa.
Hasil
Diagnosa
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Ginjal Menggunakan Dempster
Shafer
pasien Diagnosa
Penyakit
110
4.6 Tampilan Interface
Interface atau hasil output dari pada perancangan aplikasi web merupakan
antar muka untuk berinteraksi antara user dengan sistem. Interface yang dihasilkan
dari perancangan ini semuanya di akses melalui halaman Browser Internet.
Interface untuk pengisian data dinamakan dengan halaman form sepeti form login
user, form login admin, form input data diagnosa penyakit, form input data gejala
penyakit, dan form konsultasi.
Interface Halaman Utama
Gambar 4.10 Interface Halaman Awal
111
4.6.1 Interface Halaman Login User
Gambar 4.11 Interface LogIn User
4.6.2 Interface Halaman Login Admin
Gambar 4.12 Interface LogIn Admin
112
4.6.3 Interface Dari Diagnosa Penyakit Ginjal
Gambar 4.13 Interface Diagnosa Penyakit
4.6.4 Interface Halaman Gejala Penyakit Ginjal
Gambar 4.14 Interface Gejala penyakit
113
4.6.5 Interface halaman relasi
Gambar 415 Interface Relasi
4.6.6 Interface Halaman Konsultasi
Gambar 4.16 Interface Konsultasi
114
4.7 Analisis kinerja sistem
Untuk mengetahui hasil diagnosa penyakit ginjal ini, maka dilakukan
pengujian proses diagnosa. Proses pengujian sistem berupa masukkan data gejala
yang dirasakan pengguna. Dan setelah proses diagnosa berhasil dilakukan, maka
sistem akan menampilkan hasil diagnosa berupa kemungkinan penyakit yang
diderita disertai dengan presentase besarnya kepercayaanya terhadap kemungkinan
penyakit tersebut.
Tabel 4.10 Presentasi Nilai Kepercayaan
Presentasi Nilai Kepercayaan Tingkat kepercayaan
10 – 40 % Kecil
40 – 70 % Sedang
70 – 100 % Besar
4.8 Hasil Uji Sistem
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menjamin sistem yang dibuat
sesuai dengan hasil analisis dan perancangan dan menghasilkan satu kesimpulan.
Sebelum sistem diimplementasikan terlebih dahulu harus dipastikan program
bebas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
115
Tabel 4.11 Analisa Kerja Mesin Inferensi
1 2 4 3 5 6 7 8 9 10
SISTEM PAKAR DIAGNOSA
PENYAKIT GINJAL
A B C D E
116
Keterangan analisa kerja mesin inferensi :
A,B,C,D : Adalah jenis penyakit ginjal
1,2,3,4 : jenis gejala – gejala penyakit ginjal
Hasil analisa kerja mesin inferensi :
1 : Darah Didarah Air Kencing
2 : Demam
3 : Desakan Untuk Kencing
4 : Berkurangnya rasa, Terutama ditangan
Maka gejala - gejala tersebut dihubungkan oleh mesin inferenasi dengan huruf A
Misalkan huruf A = Kanker ginjal
4.8.1 Perhitungan Manual Dempster Shafer
Gejala 1 yang dipilih : Berkurangnya rasa, terutama di tangan
Perhitungan : A
A = ( 0,1 ) / ( -1 ) = 0,1
Ө = ( 0,1 ) – 1 = 0,9
Gejala 2 yang dipilih : Darah dalam air kencing
Perhitungan : A,B,D
( 0.1 ) * ( 0.5 ) = 0.05
( 0.9 ) * ( 0.5 ) = 0.45
117
A = ( 0.05 + 0.05 ) / ( 1 ) = 0.1
Gejala 3 yang dipilih : Demam
Perhitungan : A,B
A = 0.1 * 0.6 = 0.06
A = 0.1 * 0.4 = 0.04
A,B,D = 0.45 * 0.6 = 0.27
A,B,D = 0.45 * 0.4 = 0.18
A,B,D,F,G,H,I,J = 0.45 * 0.6 = 0.27
A,B,D,F,G,H,I,J = 0.45 * 0.4 = 0.18
Tabel 4.11 Perhitungan Dempster Shafer
A ( 0.06 + 0.04 ) / 1 0.1
A,B ( 0.27 + 0.27 ) / 1 0.54
A,B,D ( 0.18 ) / 1 0.18
A,B,D,F,G,H,I,J ( 0.18 ) / 1 0.18
Gejala 4 yang dipilih : Desakan untuk kencing
Perhitungan :
A = 0.1 * 0.4 = 0.04
A = 0.1 * 0.6 = 0.06
118
A,B = 0.54 * 0.4 = 0.216
A,B = 0.54 * 0.6 = 0.6 = 0.324
A,B,D = 0.18 * 0.4 = 0.072
A,B,D = 0.18 * 0.6 = 0.108
A,B,D,F,G,H,I,J = 0.18 * 0.4 = 0.072
A,B,D,F,G,H,I,J = 0.18 * 0.6 = 0.108
Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Diagnosa
KOMBINASI
DIAGNOSA
RUMUS NILAI
A (0.06 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +
0.072 + 0.072 ] )
: 0.1
A,B ( 0.324 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +
0.072 + 0.072 ] )
: 0.54
A,B,D ( 0.108 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +
0.072 + 0.072 ] )
: 0.18
A,B,D,F,G,H,I,J ( 0.108 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +
0.072 + 0.072 ] )
: 0.18
Berdasarkan gejala yang terpilih maka diagnosa paling akurat adalah Gagal
Ginjal Akut, Kanker Ginjal dengan tingkat kepercayaan 54%.
119
4.8.2 Kebutuhan Perangkat Keras Pengujian
Perangkat keras yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Processor : intel core i3 405u
2. Memory : 6 Gb
3. Hardisk : 1 TB
4. Operasi database : XAMPP
120
4.8.3 Modul Pengujian Sistem Pakar Memilih Gejala
Prekondisi :
1. Tampilan layar utama sistem pakar
2. Pilih menu konsultasi
Tabel 4.13 Uji Sistem Pakar Memilih Menu Konsultasi
deskripsi Prekondisi
prosedur
pengujian
masukkan Keluaran Evaluasi hasil yg didapat kesimpulan
pengujia
n
menjawa
b
pertanya
an
berdasar
kan
gejala yg
tampak
pada
pasien
tampilan
layar
utama
sistem
pakar
1. pilih
menu
konsultasi,
maka akan
tampil
pertanyaan
2. klik
tombol
submit
diagnosa
mengisi
gejala yg
ditampilka
n menu
konsultasi
tampil
hasil dari
beberapa
gejala
penyakit
layar
yang
ditampil
kan
sesuai
dengan
yg
diharapk
an
tampil hasil
diagnosa diterima
tampil
probabili
tas
penyakit
tampil
probabilitas
penyakit dan
keterangan dari
penyakit yang
diderita
diterima
4.8.4 Modul Pengujian Tampil Penyakit
Prekondisi :
121
1. Tampilan menu konsultasi
2. Pilih gejala yg dirasakan
3. Klik submit diagnosa maka akan muncul hasil diagnosa pasien
Tabel 4.14 Uji Sistem Pakar Memilih Gejala Penyakit
deskripsi prekondisi
prosedur
pengujian
masukkan Keluaran Evaluasi
hasil yg
didapat
kesimpulan
pengujian
tampil
penyakit
tampilan
menu
konsultasi
sistem
pakar
gejala yang
dipilih : darah
dlm air
kencing,nafsu
mkn menurun,
nyeri ketika
kencing,perut,pu
nggung bgn
bwh,hipertensi,v
olume air kncing
brkrg,bngkak pd
tbuh
mengisi
gejala
berdasarkan
yg
dirasakan
pasien
tampil
hasil
diagnosa
layar
yang
ditampil
kan
sesuai
dengan
yg
diharapk
an
tampil hasil
diagnosa diterima
tampil
probabilita
s penyakit
Pengguna
menderita
penykit
sindrom
nefrotik
dengan
tingkat
keyakinan
nya sebesar
99 %
diterima
122
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal adalah suatu
aplikasi untuk mendiagnosa penyakit ginjal berdasarkan pengetahuan dari
para pakar.
2. Dengan adanya akses online web maka masyarakat dapat mendiagnosa
kemungkinan penyakit ginjal yang dideritanya sebelum mengambil
tindakan lebih lanjut seperti konsultasi ke dokter atau tes laboratorium di
rumah sakit.
3. Nilai kepercayaan yang dihasilkan dari sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual dengan menggunakan teori dempster shafer.
Sehingga keakuratan hasilnya sudah sesuai dengan perhitungan yang
diharapkan.
4. Aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi sarana untuk menyimpan
pengetahuan tentang penyakit ginjal dari para pakar atau ahlinya.
123
4.2 Saran
1. Penulis berharap dengan adanya sistem pakar ini berharap pengembangan
tetap terjadi terhadap mahasiswa saat ini karena akan lebih sempurna jika
sistem pakar ini dapat dikembangkan.
2. Penulis juga berharap agar ada perbaikan yang memang perlu diperbaiki
dalam sistem pakar ini.
3. Dan agar sistem pakar ini berjalan sempurna maka perlu aplikasi sistem
pakar ini berjalan di teknologi Android.
1
1. DAFTAR PUSTAKA
2011.data modeling from conceptual model to DBMS.Enterprise Architect: visual
modeling platform (http://www.sparxsystems.com) ( Diakses tanggal 16
september 2018 ).
2013.http://www.draw.io ( Diakses tanggal 15 september 2018 ).
2013.http://www.visual-paradigm.com/VPGallery/diagrams/ ( Diakses tanggal 15
september 2018 ).
2013.UML 2 Interaction Overview Diagram
(http://sparxsystems.com.au/resources/uml2_tutorial/uml2_interactionoverviewdia
gram.html). ( Diakses tanggal 18 september 2018 ).
Andi. Pengembangan sistem pakar menggunakan visual basic, Yogyakarta :
Andi,2003
Arhami, Muhammad
Arhami, Muhammad. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Yogyakarta : Andi, 2004.
Barker, Richard. 1990. CASE Method: entity relationship modelling. Addison –
Wesley Professional.
Better Health (2018). Kidney and Bladder. Urinary Tract Infections (UTI)
HSE (2018). Conditions and Treatments. Urinary Tract Infection, Adults.
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Urinary Tract Infections (UTIs).
2
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Urinary Tract Infection (UTI).
Lights, et al. Healthline (2017). Everything You Need to Know About Urinary Tract
Infection
WebMD (2017). Your Guide to Urinary Tract Infections (UTIs).
Booch, Grady. 1998. Object-oriented analysis and design with applications 2nd
Edition. Addison Wesley
Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Everolimus.
Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Pazopanib.
Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Sorafenib.
Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Sunitinib.
Kusrini. “Aplikasi Sistem Pakar”, Yogyakarta : Andi, 2008
Kusrini.”Aplikasi Sistem Pakar” ,Yogyakarta : Andi,2008.
Kusumadewi Sri. “Artificial intelligence I (Teknik dan Aplikasinya)”. Bandung :
Graha Ilmu,2003
Luger, George F. And william A.stubblefield. “Artificial Intelligent Structures
For ComplexProblem Solving” . USA : Addison Wesley Longman, Inc. 1998
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases
NHS Choices UK (2015). Health A-Z. Bladder Cancer.
Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Bladder Cancer.
American Cancer Society (2016). Bladder Cancer.
Kivi, R (2017). Healthline. Bladder Cancer.
WebMD (2016). Bladder Cancer.
3
NHS Choices UK (2015). Health A-Z. Bladder Cancer.
Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Bladder Cancer.
American Cancer Society (2016). Bladder Cancer.
Kivi, R (2017). Healthline. Bladder Cancer.
WebMD (2016). Bladder Cancer.
NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Hydronephrosis.
NIH (2018). MedlinePlus. Hydronephrosis of One Kidney.
Wint, C. Healthline (2018). Hydronephrosis.
NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Hydronephrosis.
NIH (2018). MedlinePlus. Hydronephrosis of One Kidney.
Wint, C. Healthline (2018). Hydronephrosis.
Sulistyohati, Aprilia dan Taufiq Hidayat. “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Ginjal Dengan Metode Dempster-Shafer”. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi. Yogyakarta, 2008.
Sutojo. T, Edy Mulyanto, Dr. Vincent Suhartono. “Kecerdasan Buatan”.
Yogyakarta : Andi, 2011.
Suyanto. Artificial Intelegence, Informatika, Bandung, 2007
Suyoto. “intelegensi buatan”. Yogyakarta : Gava Media. 2004
Turban, efraim. Dkk. “decision support system and intelligent system jilid 2”.
Yoyakarta : Andi, 2005.
Urology Care Foundation of the American Urology Association
4
LAMPIRAN
/*
SQLyog Professional v12.4.3 (64 bit)
MySQL - 10.1.34-MariaDB : Database - sistem_pakar
*********************************************************************
*/
/*!40101 SET NAMES utf8 */;
/*!40101 SET SQL_MODE=''*/;
/*!40014 SET @OLD_UNIQUE_CHECKS=@@UNIQUE_CHECKS,
UNIQUE_CHECKS=0 */;
/*!40014 SET @OLD_FOREIGN_KEY_CHECKS=@@FOREIGN_KEY_CHECKS,
FOREIGN_KEY_CHECKS=0 */;
/*!40101 SET @OLD_SQL_MODE=@@SQL_MODE,
SQL_MODE='NO_AUTO_VALUE_ON_ZERO' */;
/*!40111 SET @OLD_SQL_NOTES=@@SQL_NOTES, SQL_NOTES=0 */;
CREATE DATABASE /*!32312 IF NOT EXISTS*/`sistem_pakar` /*!40100 DEFAULT
CHARACTER SET latin1 */;
5
USE `sistem_pakar`;
/*Table structure for table `analisa_hasil` */
DROP TABLE IF EXISTS `analisa_hasil`;
CREATE TABLE `analisa_hasil` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nama_pemilik` varchar(64) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
`kelamin_sapi` enum('J','B') CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
`varietas_sapi` int(1) NOT NULL,
`jenis_sapi` int(1) NOT NULL,
`usia` int(2) NOT NULL,
`lokasi` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT NULL,
`session_id` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
`tanggal` datetime NOT NULL,
`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=11 DEFAULT CHARSET=latin1;
6
/*Data for the table `analisa_hasil` */
insert into
`analisa_hasil`(`id`,`nama_pemilik`,`kelamin_sapi`,`varietas_sapi`,`jenis_sapi`,`usia`,`lokasi`,
`session_id`,`tanggal`,`kd_penyakit`) values
(6,'dede','B',2,1,21,'w','5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','2015-09-24 12:25:35',11),
(7,'dede','J',2,1,21,'wweessss','dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','2015-09-24
12:27:06',11),
(8,'Dede Gunawan','J',4,2,21,'Cioray','f6bd06d263a7a226feb740102c8d61d1','2015-09-24
14:29:48',0),
(9,'Dede Gunawan','J',2,3,12,'Cijantung','47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','2015-09-24
15:01:11',15),
(10,'as','J',1,1,21,'asas','b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','2018-09-02 16:22:58',11);
/*Table structure for table `gejala` */
DROP TABLE IF EXISTS `gejala`;
CREATE TABLE `gejala` (
`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nm_gejala` varchar(256) DEFAULT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=18 DEFAULT CHARSET=latin1;
7
/*Data for the table `gejala` */
insert into `gejala`(`id`,`nm_gejala`) values
(4,'Keluar air liur terus menerus'),
(5,'Kesulitan bernafas (ngorok)'),
(6,'Kondisi tubuh lemah dan lesu'),
(7,'Suhu tubuh meningkat sampai diatas 41<sup>0</sup> C'),
(8,'Tubuh gemetar'),
(9,'Selaput lendir kemerahan'),
(10,'Keluar getah radang dari hidung dan mata'),
(11,'Selaput lendir terlihat menguning'),
(12,'Moncong kering dan pecah-pecah terisi nanah'),
(13,'Hidung tersumbat kerak sehingga kesulitan bernafas'),
(14,'Kondisi badan menurun, lemah dan menjadi kurus'),
(15,'Lepuh-lepuh bernanah pada kulit'),
(16,'Kerak pada permukaan kulit berwarna keabuan'),
(17,'Lieur');
/*Table structure for table `jenis_sapi` */
DROP TABLE IF EXISTS `jenis_sapi`;
8
CREATE TABLE `jenis_sapi` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nama_jenis` varchar(24) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=4 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `jenis_sapi` */
insert into `jenis_sapi`(`id`,`nama_jenis`) values
(1,'Perah'),
(2,'Pedaging'),
(3,'Indukan');
/*Table structure for table `meta` */
DROP TABLE IF EXISTS `meta`;
CREATE TABLE `meta` (
`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`meta_name` varchar(64) NOT NULL,
`meta_caption` varchar(128) NOT NULL,
9
`meta_value` longtext NOT NULL,
`_id` int(6) NOT NULL,
`_table` varchar(20) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`),
UNIQUE KEY `UNIQUE` (`meta_name`,`_id`,`_table`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `meta` */
/*Table structure for table `penyakit` */
DROP TABLE IF EXISTS `penyakit`;
CREATE TABLE `penyakit` (
`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nm_penyakit` varchar(128) NOT NULL,
`nm_latin` varchar(128) NOT NULL,
`definisi` text NOT NULL,
`solusi` text NOT NULL,
`other` longtext NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=16 DEFAULT CHARSET=latin1;
10
/*Data for the table `penyakit` */
insert into `penyakit`(`id`,`nm_penyakit`,`nm_latin`,`definisi`,`solusi`,`other`) values
(11,'NGOROK','SEPTICHAEMIA EPIZOOTICA','','',''),
(12,'Mubeng','TRYPANOSOMIASIS','','',''),
(13,'Ingusan','MALIGNANT CATHARRAL FEVER','','',''),
(15,'SCABIES','-','','','');
/*Table structure for table `relasi` */
DROP TABLE IF EXISTS `relasi`;
CREATE TABLE `relasi` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,
`kd_gejala` int(6) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`),
UNIQUE KEY `UNIQUE` (`kd_penyakit`,`kd_gejala`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=28 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `relasi` */
11
insert into `relasi`(`id`,`kd_penyakit`,`kd_gejala`) values
(7,11,4),
(8,11,5),
(9,11,6),
(10,11,7),
(11,11,8),
(12,11,9),
(14,12,6),
(16,12,7),
(13,12,10),
(17,12,11),
(23,13,4),
(18,13,7),
(19,13,11),
(20,13,12),
(21,13,13),
(22,13,14),
(24,15,15),
(27,15,16);
/*Table structure for table `tmp_analisa` */
12
DROP TABLE IF EXISTS `tmp_analisa`;
CREATE TABLE `tmp_analisa` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`session_id` varchar(128) NOT NULL DEFAULT '',
`kd_penyakit` longtext NOT NULL,
`kd_gejala` int(6) NOT NULL,
`status` enum('Y','N') NOT NULL DEFAULT 'N',
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=36 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `tmp_analisa` */
insert into `tmp_analisa`(`id`,`session_id`,`kd_penyakit`,`kd_gejala`,`status`) values
(6,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[11,12,13]',7,'Y'),
(7,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[11,13]',4,'Y'),
(8,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[13]',5,'N'),
(9,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11,12,13]',7,'Y'),
(10,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11,13]',4,'Y'),
(11,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',5,'Y'),
(12,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',6,'Y'),
13
(13,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',8,'Y'),
(14,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11,12,13]',7,'Y'),
(15,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11,13]',4,'Y'),
(16,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',5,'Y'),
(17,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',6,'Y'),
(18,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',8,'Y'),
(19,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11,12,13]',7,'Y'),
(20,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11,13]',4,'Y'),
(21,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',5,'Y'),
(22,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',6,'Y'),
(23,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',8,'Y'),
(24,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11,12,13]',7,'Y'),
(25,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11,13]',4,'Y'),
(26,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',5,'Y'),
(27,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',6,'Y'),
(28,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',8,'Y'),
(29,'47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','[15]',7,'N'),
(30,'47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','[15]',15,'Y'),
(31,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11,12,13]',7,'Y'),
(32,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11,13]',4,'Y'),
(33,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',5,'Y'),
(34,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',6,'Y'),
14
(35,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',8,'Y');
/*Table structure for table `tmp_gejala` */
DROP TABLE IF EXISTS `tmp_gejala`;
CREATE TABLE `tmp_gejala` (
`kd_gejala` int(6) NOT NULL,
`session_id` varchar(128) NOT NULL
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `tmp_gejala` */
/*Table structure for table `tmp_pasien` */
DROP TABLE IF EXISTS `tmp_pasien`;
CREATE TABLE `tmp_pasien` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nama_pemilik` varchar(64) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
`kelamin_sapi` enum('J','B') CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
15
`varietas_sapi` int(1) NOT NULL,
`jenis_sapi` int(1) NOT NULL,
`usia` int(2) NOT NULL,
`lokasi` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT NULL,
`session_id` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT
NULL,
`tanggal` datetime NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=19 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `tmp_pasien` */
insert into
`tmp_pasien`(`id`,`nama_pemilik`,`kelamin_sapi`,`varietas_sapi`,`jenis_sapi`,`usia`,`lokasi`,`
session_id`,`tanggal`) values
(17,'Dede Gunawan','J',2,3,12,'Cijantung','47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','2015-09-24
15:01:11'),
(18,'as','J',1,1,21,'asas','b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','2018-09-02 16:22:58');
/*Table structure for table `tmp_penyakit` */
DROP TABLE IF EXISTS `tmp_penyakit`;
CREATE TABLE `tmp_penyakit` (
16
`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,
`session_id` varchar(128) NOT NULL
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `tmp_penyakit` */
/*Table structure for table `tmp_relasi` */
DROP TABLE IF EXISTS `tmp_relasi`;
CREATE TABLE `tmp_relasi` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,
`kd_gejala` int(6) NOT NULL,
`session_id` varchar(128) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`),
UNIQUE KEY `UNIQUE` (`kd_penyakit`,`kd_gejala`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `tmp_relasi` */
/*Table structure for table `users` */
17
DROP TABLE IF EXISTS `users`;
CREATE TABLE `users` (
`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`user_nama` varchar(64) NOT NULL,
`user_password` varchar(128) NOT NULL,
`user_level` varchar(32) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=3 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `users` */
insert into `users`(`id`,`user_nama`,`user_password`,`user_level`) values
(1,'gunawanassanusi1@gmail.com','$2y$10$yrOPB1xac8WOdWqENqXvWuRYOUqw3HN
Qj.b0yOiti29ywTBfO57y2','admin'),
(2,'dede@pakar.com','$2y$10$viKzEnFSVjWIRJFma35Em.0AJrvJDo0oO8PSggcCULULuo
wVaJL16','pakar');
/*Table structure for table `varietas_sapi` */
DROP TABLE IF EXISTS `varietas_sapi`;
18
CREATE TABLE `varietas_sapi` (
`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,
`nama_jenis` varchar(24) NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=6 DEFAULT CHARSET=latin1;
/*Data for the table `varietas_sapi` */
insert into `varietas_sapi`(`id`,`nama_jenis`) values
(1,'Brahman'),
(2,'Limosin'),
(3,'Simental'),
(4,'Bali'),
(5,'Lainnya');
/* Procedure structure for procedure `getDetailRekaman` */
/*!50003 DROP PROCEDURE IF EXISTS `getDetailRekaman` */;
DELIMITER $$
/*!50003 CREATE DEFINER=`root`@`localhost` PROCEDURE `getDetailRekaman`(id
INT(6))
BEGIN
19
SELECT ah.id, IF(UPPER(ah.`kelamin_sapi`) = 'J', "Jantan", "Betina") AS kelamin_sapi,
ah.`nama_pemilik`, p.`nm_penyakit`, p.nm_latin, p.definisi, p.solusi, p.other,
IF(j.`nama_jenis` IS NOT NULL, j.`nama_jenis`, "") AS jenis_sapi,
IF(v.nama_jenis IS NOT NULL, v.nama_jenis, "") AS varietas_sapi,
ah.kd_penyakit,
CONCAT(ah.usia, " Bulan") AS usia, ah.`lokasi`
FROM analisa_hasil ah
LEFT OUTER JOIN penyakit p ON ah.`kd_penyakit` = p.`id`
LEFT OUTER JOIN jenis_sapi j ON ah.`jenis_sapi` = j.`id`
LEFT OUTER JOIN varietas_sapi v ON ah.`varietas_sapi` = v.`id`
WHERE ah.id = id;
END */$$
DELIMITER ;
/*!40101 SET SQL_MODE=@OLD_SQL_MODE */;
/*!40014 SET FOREIGN_KEY_CHECKS=@OLD_FOREIGN_KEY_CHECKS */;
/*!40014 SET UNIQUE_CHECKS=@OLD_UNIQUE_CHECKS */;
/*!40111 SET SQL_NOTES=@OLD_SQL_NOTES */;
20
21
22
I
II
BIODATA MAHASISWA
Nama Lengkap : ZAENUR ROZIKIN
NIM : 311410293
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Nomor telp/Hp : 085234688844
Email : Zaenurrozikin8@gmail.com
Alamat asal : Jl. Ranusosro Desa Sumber Sewu Kec.
Ampelgading Kab. Malang, Provinsi Jawa Timur
Alamat sekarang : Kampung Sempu Darussalam Desa Pasirgombong
Rt/Rw : 003/002 Kec. Cikarang Utara
Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri PasirGombong 01 : 2002 - 2008
2. SMP Negeri 01 ampelgading : 2008 - 2011
3. SMK PGRI Turen : 2011 – 2014
4. STT PELITA BANGSA : 2014 – 2018
Pengalaman Kerja :
1. PT. FUJI SMBE Electrik Indonesia : 2014 – Sekarang
Jabatan : Operator Painting
top related