referat cawi final
Post on 07-Jul-2016
237 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
XEROFTALMIA
Pembimbing:Dr. Hayati, SpM
Oleh :Widyasari
406148011
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata
Periode 6 Juni 2016 – 16 Juli 2016
RS Bhayangkara Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara
2
Pendahuluan
Dunia : 14 juta anak / tahun
Negara Berkembang : 78-253 juta anak usia
presekolah
Penyebab terbesar kebutaan pada anak
3
AnatomiKonjungtiva
4Anatomi Interna Mata
5
Anatomi Retina
6
Metabolisme Vitamin A
7
Kebutuhan Vitamin A
Anak-anak• 0-6 bulan: 180 gRE/hari• 7-12 bulan:190 gRE/hari
Dewasa• Wanita : 500 µg RE/hari• Laki-laki : 600 µg RE/hari
8
Sumber & Asupan Vitamin A Absorbsi
Vitamin A 70-90% Provitamin A 20-30%
Vitamin A –retinol (daging & susu)
RetinalAsam
retinoidEster retinil
Provitamin A (sayur & buah)
-karoten-karoten
-kriptoxantin
9
SumberVitamin A
10
Sumber Makanan dan Kandungan Vitamin A
Sumber RE (retinol Equivalent)
Kentang, Ubi 33Wortel 90-3600Daun labu 300Bayam 300Selada 300Tomat 45-130Manga 180Jeruk 21Jambu biji 66Pisang 50Alpukat 60Kacang mede 45Semangka 0-30Nanas 30Ikan 50Susu 100Telur 300Hati 0-6000
1 RE =1 g retinol=6 g -karoten=12 g provitamin A karotenoid=3.33 IU aktivitas vitamin A seperti
retinol=10 IU aktivitas vitamin A seperti -
karoten
11
ANGKA KECUKUPAN
GIZI perorang/hari
Depkes, 2013
12
Penyakit Mata Akibat Defisiensi
Vitamin AXeroftalmiaGejala : buta senja, ketidaknyamanan dan kehilangan penglihatan
13
XEROFTALMIA
14
Etiologi Asupan makanan kaya vitamin A yang
kurang memadai, Infeksi berulang Pemberian ASI yang tidak memadai dalam
jangka lama Pemberian makanan pelengkap yang tidak
sesuai Tingkat pendidikan keluarga yang rendah Kurangnya kewaspadaan dan
pengetahuan tentang peran penting vitamin A terhadap kesehatan anak
15
Buta Senja
disebabkan oleh rusaknya sel retina
• sulit melihat pada tempat dengan cahaya minimal
• mata memerlukan waktu yang lebih lama untuk penyesuaian terhadap perubahan dari terang ke gelap
16
Diagnosis
• Tes adaptasi gelap• Electroretinograph
y
Anamnesis :KeluhanRiwayat Penyakit
Pola Makan
17
Xerosis Konjungtiva
Letak xerosis ini biasanya pada konjungtiva bulbi di daerah celah kelopak kantus eksternus
Bila mata digerakkan maka akan terlihat lipatan yang timbul pada konjungtiva bulbi.
Konjungtiva di daerah ini terlihat kurang mengkilat
18
Bercak Bitot
Lesi putih berbusa biasa tampak pada konjungtiva bulbi di dekat limbus
biasanya terjadi pada anak 3-6 tahun Warna putih terdiri dari keratin
19
Xerosis Kornea
Kelenjar di konjungtiva tidak berfungsi normal
berkurangnya “wetting agent”.
Xerosis
20
Ulserasi Kornea
terletak di sentral dan bilateral bewarna kelabu indolen disertai kehilangan kilau kornea
di sekitarnya
21
Ulkus dapat terlihat kecil, “punched out area” pada kornea atau ulkus dapat terlihat lebih halus serta dapat disertai infeksi sekunder
22
Keratomalacia lebih dari 1/3 kornea terkena Kornea bisa menjadi edema dan tebal
lalu menghilang. Terjadi akibat nekrosis pada struktur
kolagen di kornea
23
Jaringan Parut Kornea
Tahap akhir dari ulserasi kornea dan keratomalacia
Sistemik
vitamin A per oral (200 000 IU berbasis minyak)
Atauintramuskular (berbasis
air 100 000 IU)
Suplemen multivitamin dan sumber makanan
dari vitamin A
Lokal
pelumasan secara teratur
asam retinoat topikal
perforasi kornea memerlukan pembedahan.
Terapi
25
Jadwal Terapi Xeroftalmia
26
Suplementasi Vitamin A
Bayi baru lahir dan anak usia 1-5 bulan Tidak disarankan
Anak Usia 6 –59 Bulan
WHO, 2011
27
Kesimpulan
Vitamin A• Terlibat dalam siklus penglihatan di dalam
retina• Kelainan pada mata umumnya terdapat
pada anak 6 bulan sampai 4 tahun.
Kebutuhan • Sesuai usia
Kelainan •Buta senja (XN), Xerosis konjungtiva (X1A), Bitot’s spot (X1B), Xerosis kornea (X2), Ulserasi kornea kurang dari 1/3 kornea (X3A), Ulserasi kornea minimal 1/3 kornea, dikenal sebagai keratomalasia (X3B), Jaringan parut pada kornea (XS)
Terapi • Sistemik• Topikal
28
Daftar Pustaka1. Semba, RD, MW Bloem. The anemia of vitamin A deficiency:
epidemiology and pathogenesis. European Journal of Clinical Nutrition: 2002.
2. Joaquin, Miguel San, A Malcolm E Molyneux. Malaria and vitamin A deficiency in African children: a vicious circle?.Malaria Journal. 2009.
3. Gibney, J Michael, et al. Gizi Kesehatan Masyarakat. 2009. Penerbit : EGC.
4. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata : anatomi dan fisiologi mata. Jakarta : Badan Penerbit FK UI; 2013. p. 1-10.
5. Eva PR. Anatomy and embriology of the eye. In : Eva PR, Whitcher JP, ediotrs. Vaughan and asbury’s general ophtalmology. 17th editon. New York : McGraw Hill; 2007. p. 1-13.
6. EFSA NDA Panel (EFSA Panel on Dietetic Products Nutrition and Allergies) Scientific opinion on dietary reference values for vitamin A. EFSA Journal. 2015;13(3):4028-4112.
7. Reboul E. Absorbption of Vitamin A dan Carotenoids by the Enterocyte: Focus on Transport Proteins. Nutrients. 2013; 5(1):3563-3581.
8. D’Ambrosio DN, Clugston RD, Blaner WS. Vitamin A metabolism: An Update. Nutrients.2011; 3(1):63-103.
9. Penniston KI, Tanumihardjo SA. The acute dan chronic toxic effects of vitamin A. Am J Clin Nutr. 2006; 83:191-201.
10. Burri BJ. Beta-cryptoxantin as a source of vitamin A. J Sci Food Agric. 2015; 35(9):1789-94.
11. Mactier H, Weaver LT. Vitamin A and preterm infants: what we know, what we don’t know, and what we need to know. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 20015; 90:103-108.
12. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata : mata merah dengan penglihatan normal. Jakarta : Badan Penerbit FK UI; 2013. p. 142-4.
13. Biswell R. Cornea. In : Eva PR, Whitcher JP, ediotrs. Vaughan and asbury’s general ophtalmology. 17th editon. New York : McGraw Hill; 2007. p. 125-137.
14. Gilbert C. The eye signs of vitamin A deficiency. Community Eye Health Journal. 2013; 26(84):66-67.
15. Miscellaneous keratopathy. In : Kanski JJ, Bowling B. Clnical opthalmology.7th edition. London : Elsevier; 2011.p.206-9.
16. http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/964/basics/pathophysiology.html
17. http://www.healthvitaminsguide.com/deficiencies/night-blindness.htm
18. Sommer, Alfred. Vitamin A deficiency and Its Consequences A Field Guide To Detection and Control.1995. Penerbit: WHO
19. Community Eye Health Journal. Vitamin A supplementation: who, when, and how. Comm Eye Health. 2013. 26(84):71.
top related