prosedur operasional standar · pdf fileb. menjalankan proses pengkaderan ismki pada umumnya,...
Post on 03-Feb-2018
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
SEKOLAH KAJIAN STRATEGIS
JULI, 2013
Oleh
HEALTH POLICY STUDIES – ISMKI
dibuat oleh Menyetujui
Mengetahui
Romel Ciptoadi Wijaya
(National Officer of Health
Policy Study)
Fajar Faisal Putra
(National Coordinator of
Health Policy Study)
Giovanni Fadhillah Van
Empel
(President of ISMKI)
13 Juli 2013 14 Juli 2013 15 Juli 2013
Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Tujuan dan Luaran
C. Ruang Lingkup
D. Referensi
E. Sarana
1. Waktu dan Tempat
2. Materi dan Pemateri
3. Panitia
4. Peserta
5. Komponen Pembinaan
6. Indikator Keberhasilan
F. Prosedur Kerja
G. Silabus
A. Pendahuluan
ISMKI merupakan jejaring organisasi, yang mana sudah sepatutnya memahami
AD/ART, yang secara eksplisit menjelaskan hakikat kerja demi menopang misi dan
mencapai visi. Pengurus ISMKI adalah mahasiswa kedokteran itu sendiri, dan anggota
ISMKI adalah seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia. Pengurus ISMKI bukanlah duta
atau orang-orang hebat yang mewakili ribuan mahasiswa lain, namun pengurus ISMKI
adalah mereka yang telah mengabdikan diri untuk mau dan harus mampu
mengkoordinasikan seluruh pergerakan mahasiswa di tiap institusi kedokteran. Melalui
program kerja ini, mari kita renungkan kembali prinsip-prinsip idealisme pengabdian kita
di ISMKI, apakah kita adalah orang-orang terpilih untuk menaruh segala beban kerja di
pundak kita, atau kita adalah orang terpilih untuk menyatukan derap langkah seluruh
mahasiswa kedokteran Indonesia. Mungkin itu juga yang mendasari terbangunnya sebuah
dinding yang memisahkan dua kubu mahasiswa kedokteran yang tak pernah pantang
dirubuhkan.
Berawal dari minimnya kepedulian mahasiswa terhadap jatuhnya peradaban
moral bangsa kita dewasa ini, kita patut bersedih dan bertindak. Sebagai mahasiswa yang
telah berkomitmen untuk membantu mendewasakan pemikiran seluruh mahasiswa
kedokteran Indonesia, maka seyogianya kita mampu menjadi agen yang mencegah
jatuhnya peradaban moral para pemimpin masa depan (mahasiswa). Untuk mencapai hal
itu, proses pengkaderan tidak boleh dipandang sebelah mata.
Pengkaderan telah lama berjalan di dalam program kerja Latihan Kepemimpinan
dan Manajemen Mahasiswa, yang dinaungi oleh divisi PSDM ISMKI. Pengkaderan
memang efektif untuk membentuk dan membangunkan karakter abdi-abdi pemuda
bangsa. Namun untuk menjadikan karakter tersebut benar-benar permanen dan mengakar
dalam diri seorang pemuda, dibutuhkan pula pendidikan yang didasarkan pada karakter
kebangsaan yang kuat dan berorientasi kepada Politik Nilai, yang kemudian kita sebut
sebagai Sekolah Kastrat.
Demikianlah SOP ini kami buat, dengan harapan mampu menjawab segala
pertanyaan, menyelesaikan segala permasalahan, dan meluruskan segala kebingungan
akan proses regenerasi yang berasaskan pergerakan mahasiswa yang sudah waktunya kita
angkat ini.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Membina mahasiswa berkarakter kebangsaan yang kuat, serta mampu
mengimplementasikan nilai dan fungsi kastrat sebagai alur pemikiran dasar dalam
memperjuangkan nilai-nilai idealisme berbangsa dan bernegara yang berasaskan
Pancasila.
Tujuan Khusus:
a. Melakukan Standarisasi kurikulum kaderisasi, mewujudkan pola yang terstruktur di
dalamnya, serta memadukan derap langkah seluruh mahasiswa kedokteran di
Indonesia dalam bingkai ISMKI.
b. Menjalankan proses pengkaderan ISMKI pada umumnya, dan bidang Kastrat pada
khususnya.
c. Menghidupkan kembali pergerakan mahasiswa melalui penanaman politik nilai dan
proses-proses penyaluran gagasan kritis mahasiswa kedokteran Indonesia.
d. Sebagai sarana kastratisasi, serta membentuk pribadi Kastrat yang tangguh dalam
menghadapi perkembangan zaman yang secara konsisten menggerus karakter bangsa.
Luaran yang diharapkan:
a. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Manajer Pergerakan Mahasiswa yang
mampu memanajemen isu secara cerdas, lugas, dan konstruktif; kreatif, inovatif dan
penuh kewibawaan dalam melakukan berbagai aksi propaganda dan persuasi kepada
publik (Public Speaker).
b. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Advokat yang mampu memenangkan isu atau
kasus yang berlandaskan kepentingan mulia, membela masyarakat sebagai dasar
pergerakan mahasiswa.
c. Peserta lulusan Sekolah Kastrat adalah Negosiator yang mampu menciptakan suatu
keadaan yang menentramkan segala pihak terkait dalam menghadapi dan/atau
menyelesaikan suatu permasalahan, dalam hal ini mampu mencapai mufakat dengan
menjunjung tinggi Sila keempat (Pancasila) daripada demokrasi (voting).
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup SOP ini meliputi semua unsur-unsur dalam pelaksanaan Sekolah
Kastrat. Meskipun begitu proses pelaksanaan Sekolah Kastrat dapat dilakukan
berdasarkan kebijakan-kebijakan tertentu terkait dengan perbedaan kondisi yang tersebar
diberbagai wilayah institusi kedokteran di Indonesia, selama tidak bertentangan dengan
SOP ini. Dalam hal penyampaian materi Sekolah Kastrat, peserta hendaknya mampu
mencapai semua materi yang telah ditentukan (terlampir). Hal ini dikarenakan setiap
materi yang ada merupakan tahapan-tahapan sinergis dalam mencapai tujuan Sekolah
Kastrat itu sendiri. Dengan demikian, SOP ini bersifat minimal, artinya pelaksanaan
Sekolah Kastrat harus memenuhi standar yang tercantum di dalam SOP ini, dengan tidak
menutup kemungkinan adanya penambahan-penambahan tertentu sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat.
D. Referensi
Penyusunan dan segala bentuk pelaksanaan yang mengacu pada SOP ini dapat diperjelas
menggunakan referensi berikut:
1. Risalah Pergerakan Mahasiswa; Indra Kusumah (buku)
2. Buku Materi LKMM & Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 2012 (buku)
3. Kurikulum Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 (draft)
4. Prosedur Tetap LKMM berjenjang ISMKI; Generasi Mandiri 2010-2011 (draft)
E. Sarana
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Sekolah Kastrat mengikuti jadwal dan susunan acara yang telah diatur di
dalam perencanaan LKMM dan Sekolah Kastrat berjenjang, dan kepanitian dari
fakultas kedokteran yang bersangkutan. (rekomendasi pelaksanaan Sekolah Kastrat: 2
- 4hari)
2. Pemateri
Pemateri yang direkomendasikan adalah individu yang telah terlibat langsung
dalam Bidang KASTRAT. Pemateri yang berasal dari pihak selain ISMKI
sebaiknya diberikan briefing terlebih dahulu agar proses penyampaian materi tetap
terarah sesuai TOR dan SOP yang telah disusun dan tetap berorientasi kepada ISMKI.
3. Panitia
Panitia pelaksana Sekolah KASTRAT merupakan tim yang berasal dari fakultas
kedokteran yang mengadakan LKMM dan Sekolah Kastrat, baik di tingkat institusi,
tingkat wilayah (pemenang tender) dan nasional (pemenang tender)
4. Peserta
- Peserta Tingkat Institusi, merupakan mahasiswa fakultas kedokteran yang
mengadakan LKMM dan Sekolah Kastrat, serta belum mengikuti proses
pengkaderan.
- Peserta Tingkat Wilayah, merupakan mahasiswa kedokteran yang telah lulus
LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat institusi dan/atau direkomendasikan oleh
PRESBEM/Ketua LGM untuk mengikuti LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat
wilayah.
- Peserta Tingkat Nasional merupakan mahasiswa kedokteran yang telah lulus
LKMM dan Sekolah Kastrat tingkat wilayah dan/atau direkomendasikan oleh
PRESBEM/Ketua LGM dan SEKWIL dari wilayah yang bersangkutan.
5. Komponen Pembinaan
a. Penyampaian Materi
Materi Sekolah Kastrat mengacu pada silabus/kurikulum terlampir demi terciptanya
sinergisitas dalam proses transfer ilmu di tingkat institusi, wilayah, dan nasional.
Namun tidak menutup kemungkinan adanya penambahan materi-materi lain yang
berintegrasi dengan Sekolah Kastrat apabila diperlukan. Penyelenggaraan Sekolah
Kastrat diawali dengan penyampaian terstruktur yang dipaparkan oleh pemateri yang
berkompeten dibidangnya.
b. Problem Based Learning
Proses pembelajaran yang dipicu oleh kasus-kasus tertentu terbukti telah
meningkatkan daya pikir kritis, kreatifitas dan membentuk pribadi problem solver.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan bahwa dalam setiap proses transfer ilmu
yang dilakukan dalam Sekolah Kastrat, turut pula diberikan contoh kasus sebagai
pengalaman belajar, yang sebelumnya dapat dipersiapkan oleh steering commitee,
panitia, maupun pemateri.
c. Simulasi
Simulasi membantu peserta untuk membentuk pengalaman belajar dan memori peserta
dalam menjalankan suatu aksi tertentu, sehingga mampu meningkatkan keberanian
dan kemahiran peserta dalam menjalankan suatu aksi. Pengadaan simulasi sangatlah
relatif untuk ditetapkan dalam Prosedur Operasional Standar ini, sehingga simulasi
dapat dibuat dan diwujudkan dalam bentuk apapun oleh penyelenggara Sekolah
Kastrat, selama tidak mengurangi nilai-nilai dalam silabus terlampir.
d. Evaluasi dan Follow up
Proses evaluasi menjadi begitu penting ketika suatu badan atau organisasi menjalankan
suatu kegiatan demi mencapai tujuannya. Oleh karena itu, proses evaluasi adalah
proses yang harus mampu dijalani oleh setiap peserta Sekolah Kastrat secara objektif
dan terstruktur. Proses evaluasi meliputi;
1. Pretest
Dilakukan sebelum penyampaian materi berlangsung
Metode yang direkomendasikan; Ujian Tertulis (Pilihan
Ganda/Isian)
Metode pretest tidak terikat dan dapat dilakukan dengan cara dan
menggunakan sarana apapun oleh pihak penyelenggara dan
pemateri
2. Posttest
Dilakukan setelah penyampaian materi, PBL, dan simulasi
dilangsungkan.
Metode yang direkomendasikan; Ujian Tertulis (Pilihan
Ganda/Isian).
Metode posttest tidak terikat dan dapat dilakukan dengan cara dan
menggunakan sarana apapun oleh pihak penyelenggara dan
pemateri.
3. Point of Action
Dilaksanakan setelah proses Sekolah Kastrat berlangsung
Pelaksanaannya melalui proses pemahiran, yaitu proses aplikatif
terhadap materi-materi yang sebelumnya disampaikan selama
Sekolah Kastrat berlangsung
Sarana komunikasi jarak jauh yang digunakan yaitu Skype atau
Yahoo Messenger. Apabila memungkinkan, dapat dilakukan direct
meeting
Waktu pelaksanaan minimal 1 (satu) bulan, dan mampu
menghasilkan minimal 1 buah jurnal kajian yang dibuat secara
mandiri oleh peserta Sekolah Kastrat, dengan tema yang dapat
ditentukan secara bebas terikat oleh steering commitee follow up.
Selama pelaksanaannya, peserta akan didampingi oleh steering
commitee yang telah ditunjuk sebagai mentor.
e. Sistem Penilaian
Sistem penilaian meliputi 3 komponen besar, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif.
Perhitungan nilai akhir dapat dilakukan menggunakan Formula sebagai berikut:
(40 x kog)+(40 x psi)+(20 x afk)
100
1. Kognitif (40%)
Penyelenggara dan steering commitee diharapkan mampu berpartisipasi dan
secara objektif melakukan penilaian terhadap capaian kompetensi dasar (Tujuan
Instruksi Umum dan Khusus) yang telah ditetapkan didalam silabus terlampir.
Unsur penilaian kognitif didapatkan dari penilaian yang diambil selama kegiatan
Sekolah Kastrat berlangsung, melalui pre dan posttest. Penilaian ini bersifat
Objektif. ({Pretest + Posttest /2)
2. Psikomotor (40%)
Unsur Psikomotor dalam Sekolah Kastrat bersifat subjektif, oleh karena itu tim
penilai adalah mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman khusus
dilapangan sesuai dengan bidang yang dinilai. Psikomotor didapatkan dari
pemantauan dan penilaian tim penilai atau steering commitee selama Sekolah
Kastrat dan proses follow up berlangsung. Format penilaian psikomotor
dikembalikan kepada panitia penyelenggara dan steering commitee yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan Sekolah Kastrat.
Aspek yang dinilai dalam Psikomotor ini meliputi:
Keberanian dalam bertanya dan menanggapi suatu permasalahan serta daya
pikir kritis dalam menganalisa.
Kemampuan peserta dalam mengaplikasikan dasar-dasar ilmu yang
disampaikan selama Sekolah Kastrat berlangsung (simulasi, problem based
learning), dan penilaian hasil PoA yang telah dicapai peserta.
3. Afektif (20%)
Sikap merupakan komponen yang sangat penting dalam pembentukan karakter
kebangsaan mahasiswa yang peduli dan senantiasa memperjuangkan
idealismenya. Melalui penilaian ini, peserta diharapkan mampu mencerminkan
sikap kepemimpinan yang berwibawa dan beretika dalam setiap perjuangannya.
(checklist terlampir)
F. Prosedur Kerja
Prosedur kerja ini merupakan rekomendasi kami dalam setiap pelaksanaan Sekolah Kastrat;
1. Tingkat Institusi
: Jalur Koordinatif
: Jalur Evaluatif
2. Tingkat Wilayah dan Nasional
: Jalur Koordinatif
: Jalur Evaluatif
Tahap-tahap pembinaan:
1. Penyadaran: merupakan kegiatan Pra-LKMM dan SK yang berperan penting
dalam mempersiapkan peserta LKMM di tingkat wilayah dan nasional agar
lebih siap dalam menjalani setiap proses dalam pembinaan yang akan
berlangsung. Proses ini dapat dilakukan sendiri oleh institusi dari wilayah
terkait, maupun dilakukan langsung oleh steering commitee dan pengurus
wilayah tersebut. Pada tingkat nasional, penyadaran dilaksanakan langsung
oleh steering commitee dan pengurus harian HPS/Kastrat ISMKI Nasional.
2. Pembekalan: merupakan proses inti dalam pelaksanaan SK, meliputi
penyampaian materi, diskusi, case study, dan simulasi yang diselenggarakan
oleh institusi penyelenggara.
Badan Eksekutiv
Mahasiswa
Panitia
Penyelenggara
SOP
Peserta LKMM
dan SK
ISMKI
Materi
Case study
Simulasi
Evaluasi
Follow up
Briefing &
persamaan
persepsi
ISMKI Nasional SOP ISMKI Wilayah
Panitia
Penyelenggara
Peserta LKMM
dan SK
Penyadaran
Pembekalan
Pemahiran Briefing &
persamaan
persepsi
3. Pemahiran: merupakan proses akhir dari sederet agenda dalam Sekolah
Kastrat, namun Pemahiran menjadi bukti keberhasilan penyelenggaraan
Sekolah Kastrat itu sendiri. Pemahiran peserta didampingi oleh steering
commitee dalam menghasilkan suatu bentuk kajian maupun aksi. Konsep
terperinci proses pemahiran sendiri dikembalikan kepada masing-masing
wilayah dan institusi agar tercipta suatu kondisi yang mendukung tercapainya
tujuan Sekolah Kastrat.
Jalur Koordinatif
Menunjukkan alur koordinasi dan komunikasi yang melibatkan elemen terkait dalam
implementasi Sekolah Kastrat.
Jalur Evaluatif
Jalur evaluatif menunjukkan bahwa setiap akhir pelaksanaan Sekolah Kastrat,
diperlukan adanya proses pelaporan dari pihak panitia dan/atau steering commitee ke
pihak di atasnya. Proses pelaporan dapat dilakukan dengan mengirim Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ) dan/atau dengan melakukan direct meeting atau net meeting
dengan pihak terkait. Laporan Pertanggung Jawaban hendaknya telah dilengkapi dengan
hasil perhitungan akhir capaian indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan wujud nyata akan suksesnya suatu kegiatan yang
telah berlangsung. Indikator keberhasilan sangat penting dalam proses evaluasi dan
antisipasi terkait permasalahan yang mungkin dapat muncul pada pelaksanaan suatu
kegiatan dikemudian hari. Penyelenggara hendaknya mampu mengaudit segala hasil
yang telah dicapai dalam bentuk angka dan menjunjung tinggi loyalitas, totalitas kerja,
serta kejujuran.
Seorang peserta dinyatakan berhasil dalam prosesi Sekolah Kastrat, apabila melalui
Sistem Penilaian –yang sudah kami jabarkan di atas, mampu membuktikan bahwa
peserta meraih nilai 70 (nilai kelulusan)
Jadi, indikator keberhasilan adalah persentase dari jumlah peserta yang mampu
mencapai nilai kelulusan dari total peserta yang hadir sejak hari pertama Sekolah
Kastrat berlangsung, hingga ditutupnya Sekolah Kastrat.
Rumus: L / T x 100% = B
L : jumlah peserat yang lulus
T : total peserta yang hadir dan memenuhi absensi kegiatan
B : Indikator Keberhasil yang telah ditentukan (tercantum dalam silabus)
G. Silabus
Terlampir
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF NILAI
SKOR 1 2 3 4
Kedisiplinan peserta
Sikap santun saat menyampaikan pendapat dan/atau pertanyaan
Sikap menghargai pendapat orang lain
Perhatian peserta selama kegiatan berlangsung (materi, diskusi, simulasi)
Keaktifan peserta selama kegiatan berlangsung (materi, diskusi, simulasi)
Bobot pertanyaan dan/atau pendapat yang disampaikan
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
TOTAL
Keterangan: Nilai akhir = Total skor x 100
1 = sangat buruk 28
2 = kurang baik
3 = baik
4 = sangat baik
Silabus Sekolah Kastrat Institusi No. Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator
Keberhasilan Alokasi Waktu
1. Pengantar “Sekolah Kastrat”
Overview
Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat
- Pengertian Sekolah Kastrat.
- Latar Belakang Sekolah Kastrat.
- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat
- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat
- Penilaian peserta - Hasil apa yang diharapkan
dari sekolah kastrat (outcome)
Ceramah dan diskusi 1. Awal Acara : Ceramah singkat oleh Koordinator Divisi Kastrat LGM/BEM.
70% peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.
20 menit
2. Kastratisasi Optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.
- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.
- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.
- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.
- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam bidang kesehatan.
- Ceramah - Tanya
jawab - Diskusi
kelompok kecil
70% peserta memahami bidang kastrat dan posisi bidang kastrat dalam organisasi mahasiswa.
50 menit, t.d.: - 35 menit
penyampaian materi.
- 15 menit diskusi/ tanya jawab.
3. Berpikir Kritis
Pola berpikir Kastrat yang ilmiah dan sistematis
- Merubah pola pikir mahasiswa, menjadi lebih ilmiah dan sistematis.
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengkaji suatu permasalahan.
- Model kompetensi berpikir kritis (knowledge, skill, attitude)
- Karakteristik Berpikir Kritis
- Teknik-teknik Berpikir secara Kritis dalam menghadapi suatu permasalahan
- Ceramah - Tanya
jawab - Diskusi
dan simulasi kelompok kecil
70% mahasiswa memahami penting berpikir kritis dalam menjalankan fungsi dan bidang kastrat
60 menit penyampaian materi (simulasi/studi kasus pada Materi Kepedulian Sosial)
4. Kepedulian Sosial
Penyadaran rasa kepedulian mahasiswa terhadap lingkungannya
- Penanaman rasa kepedulian sosial, sebagai penerus dalam bidang dan fungsi Kastrat
- Menumbuhkan semangat juang mahasiswa dalam membela ketertindasan dan menegakkan pancasila
- Pemaparan kondisi kesehatan bangsa Indonesia saat ini dan peran pemerintah serta berbagai lapisan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan kesehatan bangsa
- Menstimuli mahasiswa untuk mampu menganalisa berbagai permasalahan tersebut, beserta rekomendasi solusinya.
- Ceramah/video sesion
- Diskusi kelompok kecil
-
- Seluruh mahasiswa mampu menciptakan suatu bentuk kajian sederhana melalui diskusi singkat
-
45 menit: - 30 menit penyampaian materi
- 15 menit diskusi/studi kasus .
Silabus Sekolah Kastrat Wilayah
No. Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator Keberhasil
an
Alokasi Waktu
11.
Pengantar “Sekolah Kastrat”
Overview Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat
- Pengertian Sekolah Kastrat.
- Latar Belakang Sekolah Kastrat.
- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat
- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat
- Penilaian peserta
- Hasil apa yang diharapkan dari sekolah kastrat (outcome)
Ceramah dan diskusi 1. Pra LKMM Wilayah : persiapan di tingkat institusi yaitu dengan memperkenalkan bidang kastrat (definisi, tupoksi dsb) oleh Ketua BEM (jika belum punya) ataupun Kastrat BEM ybs → kerjasama dengan seluruh BEM wilayah 4 2. Awal Acara : Ceramah singkat oleh sekbid kastrat ISMKI Wilayah 4
Seluruh peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.
Minimal: 45 menit
-
2. Kastratisasi Inisiasi dan optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.
- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.
- Memotivasi peserta untuk melakukan fungsi kastrat dan menginisiasi bidang kastrat di institusinya (institusi yang belum punya bidang Kastrat).
- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.
- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.
- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam
- Ceramah - Tanya
jawab
- Diskusi kelompok kecil
70% peserta memahami bidang kastrat dan mampu menginisiasi bidang kastrat di institusinya (bagi institusi yang belum ada bidang).
50 menit, t.d.: - 35 menit
penyampaian materi.
- 15 menit diskusi/ tanya jawab.
bidang kesehatan.
3. Pergerakan Mahasiswa
Pergerakan Mahasiswa Kedokteran
- Memperkenalkan sejarah pergerakan mahasiswa.
- Peran dan kedudukan mahasiswa dalam pembangunan.
- Definisi mahasiswa
- Karakteristik dan Potensi Mahasiswa
- Fungsi dan Peran Mahasiswa
- Ciri-ciri dan peran Pergerakan Mahasiswa
- Kerangka / falsafah gerakan mahasiswa Indonesia (angkatan 1908, 1928, 1945, 1966 dst ).
- Perkembangan dunia kesehatan Indonesia.
- Mahasiswa dalam Value Political Movement.
- Ceramah - Tanya
jawab
- Diskusi kelompok kecil
60% peserta memahami dunia pergerakan mahasiswa masa lalu, kini dan prospek masa mendatang.
100 menit, t.d.: - 80 menit
penyampaian materi.
- 20 menit diskusi/ tanya jawab.
4. Manajemen Isu - Teknik Membuat Kajian 1
Ruang Lingkup Kastrat
- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu.
- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.
- Memperkenalkan trias tradition yaitu membaca, menulis dan berdiskusi melalui sistim pengkajian suatu permasalahan.
- Definisi, tujuan dan jenis – jenis isu.
- Langkah-langkah memanajemen isu.
- Pengalaman di lapangan terkait dengan manajemen isu.
- Teknik membuat kajian
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi dan simulasi kelompok kecil
- 60% peserta memahami dan mampu memanajemen isu dan mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi isu.
- 80% peserta memahami dan mampu membuat kajian.
60 menit, t.d.:
- 45 menit penyampaian materi.
- 15 menit diskusi/ tanya jawab/simulasi
5. Manajemen Wacana Publik (propaganda) – Communication Skill 1
- Tulisan yang menggerakkan (tulisan kritis).
- Orasi yang menggugah (public speaking).
- Memberikan penjelasan tentang manajemen wacana publik.
- Menjelaskan teknik komunikasi massa (propaganda)
- Definisi - Urgensi
manajemen wacana publik
- Alur manajemen wacana publik
- Komunikasi massa
- Ceramah - Tanya
jawab - Diskusi
dan simulasi kelompok kecil
60 % peserta memahami dan mampu memanajemen wacana publik (tulisan yang menggerakkan).
90 menit, t.d.: - 60 menit
penyampaian materi.
- 30 menit diskusi/ tanya jawab/simulasi
6. Manajemen Aksi 1
Ruang Lingkup Kastrat
- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu-aksi.
- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.
- Memberikan penjelasan mengenai cara-cara memulai sebuah aksi, komando, manajemen massa, perijinan aksi, dan hal lain yang terkait
- Memotivasi mahasiswa untuk melakukan sebuah aksi jika memang diperlukan demi terwujudnya suatu perubahan.
- Definisi, tujuan dan jenis – jenis aksi
- Langkah-langkah memanajemen aksi (pengagasan konsep, komponen aksi, perijinan, koordinasi massa, dan logistik ) hingga kontroling dan evaluasi.
- Pendekatan yang optimal sehingga manajemen aksi bisa aman,efektif dan efisien.
- Kendala yang mungkin dicapai dalam melakukan manajemen aksi.
- Pengalaman di lapangan terkait dengan manajemen aksi.
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi dan simulasi kelompok kecil
60% peserta memahami dan mampu memanajemen aksi dan mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aksi.
90 menit, t.d.:
- 50 menit penyampaian materi.
- 40 menit diskusi/tanya jawab/simulasi.
Silabus Sekolah Kastrat Nasional
No.
Materi TIU TIK Submateri Metode Indikator Keberhasilan
Alokasi Waktu
1. Pengantar “Sekolah Kastrat”
Overview Memperkenalkan sistim pembinaan Sekolah Kastrat
- Pengertian Sekolah Kastrat.
- Latar Belakang Sekolah Kastrat.
- Tujuan dan Manfaat sekolah kastrat
- Materi yang diajarkan di sekolah kastrat
- Penilaian peserta
- Hasil apa yang diharapkan dari sekolah kastrat (outcome)
Ceramah dan diskusi 1. Pra LKMM Wilayah : persiapan di tingkat institusi yaitu dengan memperkenalkan bidang kastrat (definisi, tupoksi dsb) oleh Ketua BEM (jika belum punya) ataupun Kastrat BEM ybs → kerjasama dengan seluruh BEM wilayah 4 2. Awal Acara : Ceramah singkat oleh sekbid kastrat ISMKI Wilayah 4
65% peserta memahami pentingnya sekolah kastrat.
20 menit
2. Kastratisasi
Inisiasi dan optimalisasi fungsi kastrat dalam bidang kastrat.
- Memperkenalkan bidang kajian strategis kepada peserta sebagai struktur penting dalam pergerakan mahasiswa.
- Memotivasi peserta untuk melakukan fungsi kastrat dan menginisiasi bidang kastrat di institusinya (institusi yang belum punya bidang Kastrat).
- Definisi, fungsi, arah gerak, ruang lingkup serta struktur.
- Tipe mahasiswa yang bekerja di kastrat.
- Perkembangan kastrat setahun terakhir dalam bidang kesehatan.
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi kelompok kecil
65% peserta memahami bidang kastrat dan mampu menginisiasi bidang kastrat di institusinya (bagi institusi yang belum ada bidang).
50 menit, t.d.: - 35 menit
penyampaian materi.
- 15 menit diskusi/ tanya jawab.
3. Manajemen Isu - Teknik Membuat Kajian 2
Ruang Lingkup Kastrat
- Memberikan penjelasan mengenai manajemen isu.
- Memotivasi mahasiswa
- Pendekatan yang optimal sehingga isu menjadi efektif untuk dikaji.
- Pendekatan
- Ceramah - Tanya
jawab
- Diskusi dan simulasi kelompok kecil
- 65% peserta memahami dan mampu memanajemen isu dan mampu merancang,
90 menit, t.d.: - 30 menit
penyampaian materi.
- 15 menit
untuk melakukan berpikir kritis dan konstruktif.
- Memperkenalkan trias tradition yaitu membaca, menulis dan berdiskusi melalui sistim pengkajian suatu permasalahan.
yang optimal sehingga manajemen isu bisa aman,efektif dan efisien.
melaksanakan dan mengevaluasi isu.
- 65% peserta memahami dan mampu membuat kajian.
diskusi/ tanya jawab.
- 45 menit simulasi.
4. Advokasi dan Negosiasi
Ruang Lingkup Kastrat
- Memperkenalkan mekanisme advokasi profesionalisme, kebijakan perguruan tinggi, kesehatan dan organisasi kemahasiswaan.
- Memperkenalkan tentang cara bernegosiasi atau proses lobbying yang efektif.
Advokasi: - Defenisi
advokasi.
- Tujuan advokasi.
- Daur kerja advokasi.
- Perencanaan advokasi.
- Langkah-langkah advokasi
Negosiasi: - Definisi
negosiasi - Negosiasi
organisasi wilayah.
- Teknik-teknik lobbying dalam permasalahan kesehatan wilayah.
- Ceramah - Tanya
jawab
- Diskusi dan simulasi kelompok kecil
65 % peserta memahami dan mampu membuat sebuah advokasi terhadap suatu kebijakan dan menerapkan teknik negosiasi.
90 menit, t.d.: - 40 menit
penyampaian materi.
- 10 menit diskusi/ tanya jawab.
- 40 menit simulasi.
5. Manajemen Wacana Publik (propaganda) – Communication Skill 2
- Tulisan yang menggerakkan (tulisan kritis).
- Orasi yang menggugah (public speaking).
- Memberikan penjelasan tentang manajemen wacana publik.
- Menjelaskan teknik komunikasi massa (propaganda)
- Cara manajemen wacana publik
- Propaganda
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi dan simulasi kelompok kecil
65 % peserta memahami dan mampu memanajemen wacana publik (tulisan yang menggerakkan).
90 menit, t.d.: - 30 menit
penyampaian materi.
- 10 menit diskusi/ tanya jawab.
- 50 menit simulasi.
6. Audiensi Ruang Lingkup Kastrat
- Memberikan penjelasan tentang audiensi.
- Menjelaskan teknik audiensi.
- Definisi. - Teknis
audiensi.
- Ceramah - Tanya
jawab
- Diskusi dan simulasi.
- Audiensi ke dinkes.
65 % peserta memahami dan mampu melakukan audiensi.
120 menit, t.d.: - 10 menit
pengantar.
- 30 menit penyampaian materi
- 20 menit diskusi/
tanya jawab
- 60 menit simulasi (dapat dilakukan dengan melibatkan stakeholder daerah setempat)
top related