pesan dan ilustrasi sosial dalam tafsir juz ‘amma …
Post on 10-Nov-2021
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PESAN DAN ILUSTRASI SOSIAL
DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
(Kajian Resepsi atas Tafsir dan Ilustrasi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Disusun Oleh :
NAFISATUZ ZAHRO’
NIM: 10532016
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Nafisatuz Zahro‟
NIM : 10532016
Tempat/TglLahir : Blitar, 16 November 1992
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Jur./ Prodi/ Smt. : Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir / VII (delapan)
Alamat Rumah : Ds. Kemloko, RT. 01, RW. 06, Kec. Nglegok, Kab. Blitar,
Prov. Jawa Timur
Alamat : PP. Pangeran Diponegoro, Sembego, Maguwoharjo, Depok,
Sleman.
No Telp./HP : 085643558611
Judul Skripsi : PESAN DAN ILUSTRASI SOSIAL DALAM TAFSIR JUZ
„AMMA FOR KIDS (Kajian Resepsi atas Tafsir dan Ilustrasi)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Skripsi yang saya ajukan benar asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri.
2. Bilamana skripsi telah dimunaqosyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya
bersedia dan sanggup untuk merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung
dari tanggal munaqasyah. Jika ternyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi
skripsi belum terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan
bersedia munaqasyah dengan biaya sendiri.
3. Apabila di kemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan
karya ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan
dibatalkan gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
iii
v
MOTTO
بسم الله انرحمه انرحيمFor every start and every finish
because
every finish is the next start
( ى الله فى رضى والدييرض )
vi
PERSEMBAHAN
الحود لله رب العلويي والصلاة والسلام على سيدًا هحودوالرحين الرحوي بسن الله
Kepada Allah dan kekasih-Nya Muhammad
Ini proyek-Mu dan kekasih-Mu serta aku.
Teruntuk mak bapak dan semua keluarga
Yang belum kutemukan bahasa untuk mengungkapkan perasaan ini, selain
alhamdulillah karena aku dilahirkan di tengah keluarga ini
Untuk setiap hamba-Nya yang menjadi orang tuaku dalam perjalanan talabul ilmi ini
Serta semua keluarga baru yang kutemui dalam perjalanan kumengarungi hidup ini
Dan untuk mereka yang telah pergi serta mereka yang belum sempat kusapa
Dan mereka yang berhak atas kebahagiaan yang seharusnya dari proses ini
“Yang kesemuanya menjadi pijaran yang senantiasa membuka mataku untuk
melangkah”
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada
Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1998 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
Ba>’ B Be ب
Ta>’ T Te ت
S|a> s\ es titik di atas ث
Jim J Je ج
Ha>’ h} ha titik di bawah ح
Kha>’ Kh ka dan ha خ
Dal D De د
Z|al z\ zet titik di atas ذ
Ra>’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Si>n S Es س
viii
Syi>n Sy es dan ye ش
S{a>d s} es titik di bawah ص
D}a>d d} de titik di bawah ض
T{a’ t} te titik di bawah ط
Za>’ z} zet titik di bawah ظ
Ain ‘ koma terbalik (di atas)‘ ع
Gayn G Ge غ
Fa>’ F Ef ف
Qa>f Q Qi ق
Ka>f K Ka ك
La>m L El ل
Mi>m M Em م
Nu>n N En ى
Wawu W We و
Ha>’ H Ha ه
Hamzah ’ apostrof ء
Ya> Y Ye ي
II. Konsonan rangkap karena tasydi>d ditulis rangkap
Ditulis muta’addah متعددة
ix
Ditulis ‘iddah عدة
III. Ta>’ marbu>t}ah di akhir kata
1. Bila dimatikan, ditulis h:
Ditulis Hikmah حكمة
Ditulis Jizyah جسية
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan sebagainya, kecuali dikehendaki
lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
Ditulis ni’matulla>h وعمة الله
Ditulis zaka>tul-fitrah زكبة انفطرة
IV. Vokal pendek
fath}ah َمَعَف ditulis Fa’ala
kasrah َمَهِف ditulis Fahima
d{ammah َبُرهَي ditulis Yaz|habu
V. Vokal panjang
1. Fath}ah + alif, ditulis a> (garis di atas)
Ditulis ja>hiliyyah جبههية
x
2. Fath}ah + alif maqs}u>r, ditulis a> (garis di atas)
<Ditulis tas’a تىسً
3. Kasrah + ya mati, ditulis i> (garis di atas)
Ditulis kari>m كريم
4. D}ammah + wau mati, ditulis u> (garis di atas)
}Ditulis furu>d فروض
VI. Vokal rangkap
1. Fath}ah + ya> mati, ditulis ai
Ditulis Bainakum بيىكم
2. Fath}ah + wau mati, ditulis au
Ditulis Qaul قىل
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof.
Ditulis a’antum ااوتم
Ditulis u’iddat اعدت
ه شكرتمنئ Ditulis la’in syakartum
xi
VIII. Kata sandang alif + la>m
1. Bila diikuti huruf qomariyyah ditulis al-
Ditulis al-Qur’a>n انقران
Ditulis al-Qiya>s انقيبش
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyyah
Ditulis al-syams انشمص
مبءانس Ditulis al-sama>’
IX. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisannya
}Ditulis z|awi al-furu>d ذوي انفروض
ىةاهم انس Ditulis ahl al-sunnah
xii
KATA PENGANTAR
سيدًا هحود م علىالسلاوالصلاة و رب العلويي الحود للهوبسن الله الرحوي الرحين
Alh}amdulilla>hirabbil ‘a>lami>n, segala puji bagi Allah swt. yang telah
menganugerahkan segala nikmat-Nya kepada seluruh yang diciptakannya dengan
segala ciptaan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan oleh-Nya keteguhan perasaan
dan pengetahuan untuk selalu menjalankan tugas sejati seorang hamba. Shalawat
serta salam senantiasa teruraikan atas Nabi Muhammad Saw. yang tak terlukiskan
kasih dan sayangnya kepada seluruh umatnya. Semoga kasih sayangnya senantiasa
tersambut oleh umatnya dengan segala bentuk keindahan.
Berkat rahmat-Nya, skripsi ini berhasil penulis selesaikan dengan segala
kelebihan yang dikehendaki-Nya serta segala kekurangan yang terwujud dari
kekurangan penulis. Di samping sebagai wujud syukur serta ikhtiar atas segala milik-
Nya, pada dasarnya skripsi ini disusun sebagai sebuah syarat guna memperoleh gelar
sarjana Theologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semoga tulisan yang belum layak
disampingkan dengan karya para ulama serta para ilmuan pendahulu ini, dapat
menjadi jejak awal untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam berjuang di
jalan-Nya.
Proses panjang penyusunan skripsi ini bukanlah murni dilakukan oleh tangan
kosong penulis, karena banyak pihak lain yang dengan ikhlas, baik secara langsung
xiii
maupun tidak langsung, memberikan bantuan kepada penulis untuk terus
menggerakkan setiap jiwa dan raga dalam menyusun setiap sisi karya ini. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapka terima kasih kepada:
1. Mak dan Bapak yang senantiasa menjadi seorang petani yang tidak
hanya menanamkan biji di sawah, tetapi juga selalu menanamkan setiap
ilmu-Nya pada anak-anaknya. Semoga Allah selalu meridhai setiap apa
yang ada pada beliau berdua dan semoga Allah senantiasa memberikan
kesempatan pada kami untuk mengukir senyum di hati keduanya.
2. Para guru, ustadz, ustadzah, para dosen, khususnya pada Jurusan Ilmu
al-Qur‟an dan Tafsir, yaitu orang tua kami dalam setiap jenjang
pencarian ilmu yang menjadi sosok bapak dan ibu, baik yang masih ada
maupun yang telah tiada. Setiap butir tutur yang disampaikan dan
diajarkan adalah sesuap makanan yang akan menjadi darah dalam jiwa
ini, dan setiap butir itu menjadi satu motivasi yang selalu tersimpan
untuk menjelajahi lebih jauh kehidupan ini.
3. Mbak Apip, tole Lipi, nduk Jaza‟, mas, mbak dan adik-adik, yang
selalu rukun dalam perjuangan ini.
4. Keluarga kami yang dengan cara mereka selalu mendukung apa yang
penulis jalani.
5. Seluruh guru mulai kami balita hingga dewasa
6. Prof. Dr. Musa Asy‟arie, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
xiv
7. Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, selaku Ketua Jurusan, dan Afdawaiza,
S.Ag., M. Ag., selaku Wakil Ketua Jurusan, yang keduanya juga
sebagai pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga dan Pembina CSS MoRA
UIN Sunan Kalijaga. Terima kasih atas segala upaya mendidik dan
mengasuh kami. Tidak lupa kepada Ahmad Mujtaba, S. Th. I, S.E.
yang selama ini juga telah membantu segala kebutuhan kami selama
menempuh pendidikan.
9. Prof. Dr. Suryadi, M. Ag. dan Dr. Ahmad Baidowi, M. Si. yang di awal
kami menempuh studi menjadi pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga.
Atas segala upayanya kami ucapkan terima kasih.
10. Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, selaku Pembimbing Akademik yang
telah membimbing selama studi ini
11. Adib Sofia, S.S., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah meluangkan waktu dan tenaga dalam membantu penyusunan
skripsi ini. Terima kasih atas semua arahan dan nasihatnya, dan terima
kasih untuk kesabarannya membimbing penulis yang masih lemah
dalam keilmuan ini.
12. Segenap Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam yang telah memfasilitasi dan membantu penulis
selama menempuh studi ini.
xv
13. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren yang telah membantu memberi jalan kami untuk
menempuh, menyelesaikan dan melanjutkan studi di Perguruan Tinggi
ini.
14. Segenap keluarga besar Perguruan Ma‟arif NU yang dengan sabar dan
kasih sayang mengasuh serta mendidik kami sehingga pada akhirnya
kami siap untuk melewati setiap langkah dan menyelesaikan setiap
tugas ini.
15. Segenap keluarga besar Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro,
Bapak syakir, Ibu Syakir, para pembina, adek-adek, dan pengurus
yayasan yang lain, yang selalu bersama kami menjalani hari-hari studi
ini. Terima kasih atas segala upayanya mengasuh kami dan segala
motivasi yang akan selalu membangun dan mendorong kami untuk
melangkah.
16. Segenap ustadz dan ustadzah yang banyak meluangkan waktu untuk
membimbing perjalanan menuntut ilmu di pondok, Bu Anis, Bu Yuni,
Pak Ma‟mun, Pak Mansur, Pak Zuhri, dan beliau-beliau yang tidak
kami sebutkan satu persatu.
17. Seluruh saudara Ten Go, yang sanantiasa memberikan dukungan
dengan kebersamaan. Terima kasih banyak telah menjadi saudaraku
yang mendukung semua pilihan ini, juga yang senantiasa mendukung
dalam penyusunan karya ini.
xvi
18. Segenap keluarga besar CSS MoRA yang semangatnya selalu
mengiringi semangat kami.
19. Untuk semua orang yang menjadi keluargaku baik yang sempat kusapa
dan untuk yang belum sempat kusapa, terima kasih karena secara tidak
langsung kami belajar banyak dari kalian, serta untuk mereka yang
berhak berbahagia atas proses ini.
Meskipun telah usai tulisan ini disusun, namun dengan menyadari segala
bentuk kekurangan tulisan ini, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk karya
yang lebih baik kedepannya. Semoga proses ini tidak hanya menjadi kebahagiaan
dunia yang melalaikan. Semoga ikhtiar akademik ini dapat membawa manfaat dan
barokah untuk penulis khususnya dan untuk setiap pembaca umumnya. Semoga
Allah swt. senantiasa meridhoi apa yang telah ada ini, dan semoga Allah memberikan
dan membukakan jalan untuk perjalanan selanjutnya dari permulaan ini.
Yogyakarta, 16 April 2014
Penulis
Nafisatuz Zahro‟
10532016
xvii
ABSTRAK
Al-Qur’an sebagai hudan li al-nās dan rahmatan li al-‘ālamīn, tidak dapat
dipahami maknanya tanpa adanya penafsiran sehingga gerakan penafsiran oleh para
mufasir tidak pernah berhenti. Al-Qur’an dan tafsir sebagai penjelasnya, hidup
dalam dimensi zaman yang selalu berubah sehingga menuntut para mufasir
melakukan satu inovasi agar al-Qur’an senantiasa mudah diterima dalam kehidupan
dan terbukti eksistensinya yang shalih li kulli zaman wa makan. Untuk memenuhi
tuntutan zaman ini tidak hanya mepertimbangkan perubahan karakter sosial dari segi
ruang dan waktunya, tetapi juga subjeknya yaitu konsumen yang terdiri dari
berbagai taraf kemampuan dan usia. Sayangnya, hampir semua tafsir yang telah ada
merupakan produk yang dihadirkan sebagai konsumsi orang dewasa, sedangkan
kenyataannya saat ini modernisasi menuntut setiap elemen kehidupan untuk
memulai segala hal sejak usia dini demi kematangan dan suksesnya masa depan.
Untuk itu, para mufasir dituntut untuk mengemas tafsir ke dalam kemasan yang
dapat dikonsumsi oleh kalangan anak-anak. Satu karya dari beberapa karya yang
dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak ini adalah Tafsir Juz ‘Amma for
Kids. Hal baru yang paling tampak dari karya ini adalah ilustrasi. Karya ini
merupakan model penafsiran baru yang sangat komperhensif dan efektif sehingga
selain layak karya ini juga perlu dan penting untuk dikaji serta dieksplorasi,
mengingat masih sedikitnya karya serupa.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan
analisis resepsi. Dalam penelitian ini resepsi digunakan oleh penulis sebagai alat
untuk menelusuri lebih jauh dua komponen yang membangun Tafsir Juz ‘Amma for
Kids, yaitu teks tafsir dan ilustrasi. Metode resepsi ini digunakan untuk menemukan
reaksi pendengar dan pembaca al-Qur’an dalam bentuk penjelasan makna. Dengan
berusaha menangkap horizon harapan serta motif yang dimiliki oleh mufassir dan
ilustrator, dengan analisis ini penulis ingin menunjukkan wujud konkretisasi yang
dilakukan keduanya dari penerimaan serta motif yang terbangun. Lebih dari sekadar
untuk mengetahui reaksi dan konkretisasi mufasir dan ilustrator, analisis ini juga
untuk mengetahui peran dunia seni rupa dalam dunia tafsir.
Dari penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa Tafsir Juz ‘Amma for Kids
menjadi warna baru dalam dunia tafsir karena dikemas dengan menyesuaikan
dimensi anak. Resepsi yang dilakukan mufasir berhasil dikonkretisasikan ke dalam
teks tafsir dengan bahasa sederhana, sedangkan resepsi yang dilakukan oleh
ilustrator berhasil dikonkretisasikan ke dalam bahasa visual, yaitu ilustrasi. Resepsi
yang dilakukan keduanya merupakan resepsi bertingkat yang pada akhirnya
mengantarkan pada terbangunnya suatu relasi fungsional antar keduanya.
Keberadaan tafsir dan ilustrasi yang bekerja sama ini merupakan sebuah bentuk dari
integrasi-interkoneksi.Terdapat dua fungsi ilustrasi bagi teks tafsir, yaitu sebagai
penjelas dan sebagai ornamen. Ilustrasi yang secara fungsional semula menjadi
sebuah media pembantu, pada akhirnya bersamaan dengan teks tafsir dalam satu
kesatuan menjadi sebuah tafsir, yaitu “Tafsir Visual”.
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................. xvii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xxi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 10
D. Kajian Pustaka ....................................................................... 11
E. Metode Penelitian.................................................................. 15
F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 18
xix
BAB II : SELUK BELUK TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
A. Tafsir Juz „Amma for Kids ................................................... 20
B. Tafsir dan Ilustrasi dalam Tafsir Juz „Amma for Kids ......... 26
1. Unsur Tafsir dalam Tafsir Juz „Amma for Kids ....... 26
2. Unsur Ilustrasi dalam Tafsir Juz „Amma for Kids .... 29
C. Tema Sosial sebagai Latar Belakang dan Horizon Harapan 33
1. Sosiokultur Indonesia dalam Lingkar Modernisasi .. 34
2. Konsep Pendidikan Usia Dini sebagai Bagian dari Sistem
Modernisasi .............................................................. 41
BAB III : RESEPSI DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
A. Resepsi Hermeneutis ............................................................ 52
1. Teks Tafsir Berupa Pesan-Pesan Sosial sebagai Wujud
Resepsi Mufasir atas al-Qur‟an ................................ 52
2. Contoh Penafsiran dalam Tafsir Juz „Amma for Kids 65
3. Bentuk resepsi Hermeneutis ..................................... 73
B. Resepsi Estetis Hermeneutis ................................................ 75
1. Ilustrasi sebagai Wujud Resepsi Ilustrator ............... 75
xx
2. Visualisasi Pesan-Pesan al-Qur‟an ........................... 92
3. Bentuk Resepsi Estetis Hermeneutis ........................ 112
BAB IV : RELASI ANTARA TEKS DAN ILUSTRASI
A. Relasi antara Teks Tafsir dan Ilustrasi ................................. 114
B. Efek dari Relasi antara Teks tafsir dan Ilustrasi ................... 120
C. Tafsir Visual sebagai Nuansa Baru dalam Dunia Tafsir ...... 122
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 131
B. Saran ..................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 136
LAMPIRAN
Lampiran 1: Sampul Depan Tafsir Juz „Amma For Kids
Lampiran 2: Sampul Belakang Tafsir Juz „Amma For Kids
Lampiran 3: Sampul Dalam Tafsir Juz „Amma For Kids
Lampiran 4: Curriculum Vitae
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Teks surat al-Humazah dan terjemahnya .............................. 81
Gambar 2: Teks tafsir surat al-T{i>n dengan ilustrasi yang dapat
menyampaikan banyak makna ................................................................ 82
Gambar 3: Ilustrasi yang hanya sedikit mengeksplorasi makna yang
dikandung oleh tafsir. ............................................................................. 85
Gambar 4: Contoh ilustrasi yang hanya bersifat dekoratif...................... 87
Gambar 5: Teks tafsir dan ilustrasi yang memperlihatkan nuansa
keindonesiaan dengan memberi keterangan berupa tulisan .................... 89
Gambar 6 & 7: Teks tafsir dan ilustrasi yang memperlihatkan nuansa
keindinesiaan dengan suatu simbol atau karakter tertent ........................ 90
Gambar 8: Ilustrasi yang ditampilkan pada pembukaan pembahasan
satu pokok pembahasan tafsir ............................................................... 93
Gambar 9: Ilustrasi pada muqadimah ayat yang menunjukkan kata kunci
dari tafsir surat yang akan diuraikan ....................................................... 94
Gambar 10: Ilustrasi dalam muqadimah yang menunjukkan kata kunci dari
tafsir yang akan diuraikan ....................................................................... 96
Gambar 11: Teks al-Qur an dan terjemahnya dengan ilustrasi ............... 98
Gambar 12: Ilustrasi pertama dalam penafsiran surat al-Humazah ........ 100
Gambar 13: Ilustrasi yang menyesuaikan dengan konten bahasan teks . 102
xxii
Gambar 14: Ilustrasi berupa penegasan makna yang dikandung oleh teks
Tafsir ....................................................................................................... 104
Gambar 15: Ilustrasi yang berisi penegasan penjelasan-penjelasan
Sebelumnya ............................................................................................. 105
Gambar 16: Ilustrasi yang menyampaikan banyak makna, baik yang
tersirat maupun tersurat ......................................................................... 107
Gambar 17: Ilustrasi yang memberikan penjelasan tambahan dari
penjelasan utama tafsir ............................................................................ 109
Gambar 18: Ilustrasi terakhir dari uraian tafsir yang menggambarkan
sebuah kesimpulan .................................................................................. 110
Gambar 19: Bagan resepsi bertingkat dalam Tafsir Juz „Amma for Kids 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam yang hadir sebagai hudan li al-
nās dan rahmatan li al-‘ālamīn, yaitu sebagai petunjuk bagi seluruh umat dan sebagai
rahmat untuk seluruh alam. Al-Qur‟an ini diturunkan lewat Rasulullah saw. kepada
umat Islam sebagai pedoman hidup, sehingga pada dasarnya segala hal terkait apa
yang kita jalani dalam hidup ini sudah tercakup tuntunannya dalam al-Qur‟an. Al-
Qur‟an yang menyebut dirinya sebagai hudan li al-nās tidaklah dapat dipahami
maknanya bila tanpa adanya penafsiran. Itulah sebabnya sejak al-Qur‟an diwahyukan
hingga dewasa ini gerakan penafsiran yang dilakukan oleh para ulama tidak pernah
ada hentinya.1
Penafsiran al-Qur‟an ini sendiri terus berlanjut sampai saat ini dengan
perkembangannya dalam berbagai variasi. Semakin berkembangnya zaman maka
semakin berkembang pula ilmu pengetahuan. Al-Qur‟an yang juga hidup dalam
dimensi masa ini juga akan selalu mengikuti perkembangan zaman, dalam arti bahwa
al-Qur‟an akan menjadi petunjuk yang rahmatan li al-‘ālamīn. Sebagaimana pula
para mufasir kontemporer beranggapan bahwa al-Qur‟an harus dipahami, ditafsirkan
1 Indal Abrar, “al-Jami’ li ahkam al-Qur’an wal Mubayyin Lima Tadammanah min al-Sunah
wa Ayil Furqan karya al-Qurtubi”, dalam Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2004),
hlm. 63
2
dan diaplikasikan pada masa kini. Perubahan zaman yang diikuti oleh perubakan
karakter sosial pun juga menuntut para mufasir lebih pandai melakukan satu inovasi
agar al-Qur‟an senantiasa mudah diterima dan masuk dalam ranah kehidupan. Ini
mengingat bahwa al-Qur‟an sendiri selalu membuka dirinya untuk dipahami oleh
siapa pun, dan setiap orang juga akan berusaha untuk memahaminya dengan cara
masing-masing.2 Hal ini juga tidak terlepas dari agama Islam sendiri yang sudah
menyebar begitu luas ke berbagai model kultur budaya, sehingga penafsiran begitu
penting untuk meletakkan al-Qur‟an secara tepat dalam sosio-kultur yang berbeda
dengan sosio-kultur pada waktu al-Qur‟an diturunkan. Selain itu, dalam rangka
membuktikan eksistensi al-Qur‟an yang shalih li kulli zaman wa makan.
Inovasi yang dilakukan para mufasir ini memanfaatkan ilmu-ilmu
pengetahuan baru yang semakin berkembang. Berbagai cabang ilmu pengetahuan
yang dijadikan media pendukung dalam usaha membumikan al-Qur‟an pada setiap
muslim tidak hanya untuk memenuhi tuntutan perubahan karakter sosial dari segi
ruang dan waktunya, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan subjeknya yaitu konsumen
yang terdiri dari berbagai taraf kemampuan dan usia. Para ulama al-Qur‟an
mempunyai banyak pekerjaan rumah untuk ini terkait bagamana cara yang efektif
menyampaikan al-Qur‟an kepada setiap kalangan.
Sebagai respons atas perubahan karakter sosial dalam masyarakat yang terjadi
sekarang ini, para mufasir mulai mengemas tafsir agar tetap mudah membaur dengan
2 Saifuddin, “Hermeneutika Sufi (menembus makna di balik kata)”, dalam Sahiron
Syamsuddin, Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: eLSAQ Press,2010), hlm. 35.
3
masyarakat dengan mengkolaborasikan tafsir itu dengan beberapa ilmu, seperti
hermeneutika, ilmu sosial, ilmu kealaman dan sebagainya. Hermeneutika yang dalam
hal ini memiliki peran untuk membantu pembaca memperoleh pemahaman yang
seobjektif mungkin dari teks yang ia baca,3 dapat membantu dalam menyampaikan
al-Qur‟an secara kontekstual sehingga mudah diterima masyarakat. Hermeneutika
dan beberapa cabang ilmu lain tersebut merupakan warna baru tafsir dalam
menampakkan dirinya di muka para pembaca. Terkait berbagai macam karakter dan
kultur sosial ini setidaknya para mufasir sudah mulai memiliki perhatian serta mulai
mengambil langkah pasti untuk memenuhinya.
Jika diperhatikan dari segi kontekstualisasi al-Qur‟an, terlihat dari penjelasan
di atas bahwa para mufasir sudah menemukan titik terang (jalan keluar) dengan
menggunakan ilmu-ilmu modern sebagai alat bantu untuk menjelaskan maksud al-
Qur‟an. Namun, jika kita perhatikan lebih jauh apa yang dilahirkan para mufasir ini,
hampir semuanya merupakan produk yang dihadirkan sebagai konsumsi orang
dewasa sehingga anak-anak tidak dapat bersentuhan langsung dengan tafsir-tafsir itu,
sedangkan masa sekarang ini, baik kalangan dewasa maupun kalangan anak-anak
memiliki kebutuhan yang sama atas penjelasan-penjelasan al-Qur‟an lewat tafsir itu
(dengan porsi masing-masing). Seperti halnya di Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam budaya, sudah banyak sekali mufasir Nusantara yang menyampaikan al-
Qur‟an dengan menyesuaikannya dengan budaya lokal setempat, tetapi belum ada
3 Dwi Haryono, “Hermeneutika al-Qur‟an Muhammad Abid al Jabiri”, dalam Sahiron
Syamsuddin, Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: eLSAQ Press,2010), hlm. 85.
4
tafsir ulama klasik Indonesia yang terfikirkan untuk menembus dimensi anak dengan
tafsirnya. Yang ada para mufasir itu menafsirkan untuk kalangan dewasa dan masing-
masing orang dewasa itu menyampaikan pada anak-anak didiknya dengan cara
mereka masing-masing, kesimpulannya adalah bahwa anak-anak tidak dapat
mengkonsumsi secara langsung tafsir al-Qur‟an dengan cara mereka. Dan fakta ini
mengatakan bahwa masih ada ruang kosong yang belum tersentuh oleh para ilmuan
al-Qur‟an.
Berbeda dengan masa-masa kemarin, saat ini modernisasi menuntut setiap
elemen kehidupan, termasuk pendidikan, untuk menghadirkan diri dengan segala
kematangannya, yang kematangan itu sendiri didapatkan dengan menerapkan
pendidikan sejak usia dini. Usia dini (3-8 tahun) merupakan usia perkembangan
efektif yang pertumbuhan kecerdasannya mencapai 80%.4 Untuk membangun
karakter dimasa depan maka usia dini merupakan usia yang tepat untuk mulai
menanamkan suatu komponen penting sehingga dimasa mendatang akan terjadi
pertumbuhan sehat yang tidak memaksa. Begitu pula dengan al-Qur‟an, untuk
membangun karakter Qur‟ani dalam diri seseorang maka kiranya tepat jika diusia dini
seorang anak mulai diajak hidup dengan al-Qur‟an, tidak hanya mengajarkan akan
tetapi juga mengenalkan, membantu memahamkan secara realistis anak serta
mengizinkan mereka secara langsung berinteraksi dengan al-Qur‟an. Oleh karena itu,
4 Hajar Pamadhi, Pendidikan Seni ( Hakikat, Kurikulum pendidikan seni dan Pengajaran
seni untuk Anak) ( Yogyakarta: UNY Press, 2012), hlm. 155.
5
bukanlah hal yang kurang penting jika para mufasir dituntut untuk mengemas tafsir
ke dalam kemasan yang dapat dikonsumsi di kalangan anak-anak.
Untuk ini, sebagaimana diungkapkan di muka bahwa masih sedikit mufasir
yang memeperhitungan usia dalam usaha menafsirkan al-Qur‟an, bukan berarti tidak
ada sama sekali ulama ahli al-Qur‟an yang mencoba membuat satu inovasi baru untuk
menjawab problem ini. Satu karya dari beberapa karya yang dilahirkan untuk
memenuhi kebutuhan anak-anak ini adalah Tafsir Juz ‘Amma for Kids karya Abdul
Mustaqim.5 Tafsir ini hadir mengisi sisi kosong dunia tafsir selama ini. Tafsir ini
kiranya merupakan gebrakan baru yang dilakukan para pemikir Islam, mengingat
warna ini masih baru dalam dunia tafsir. Pada dasarnya ada beberapa tafsir juz „amma
untuk anak-anak yang beredar di masyarakat, tetapi penulis memilih Tafsir Juz
‘Amma for Kids karya Abdul Mustaqim yang diterbitkan oleh Madania Kids ini
karena penulis menganggap buku ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan yang lain. Di antara beberapa kelebihan tersebut adalah pemilihan tema
penting yang diusung mufasir dan ilustrator, yaitu tema sosial yang sangat kental
dengan nuansa sosial anak Indonesia. Di samping juga kemasannya yang lebih
sederhana dibandingkan dengan karya sejenis lainnya, mulai dari jumlah halaman
yang relatif standar (tidak terlalu tebal), komposisi warna yang lebih cerah, karakter
gambar yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami oleh anak-anak, dan berbagai
hal lain yang dianggap penulis memiliki nilai daya tarik tersendiri bagi anak-anak.
5 Abdul Mustaqim, Tafsir Juz ‘Amma for Kids (Yogyakarta: Insam Madani, 2012)
6
Penulis berkesimpulan bahwa karya ini memang memiliki nilai kesederhanaan yang
akan lebih diprioritaskan oleh anak-anak.
Hal baru yang paling tampak dari karya ini adalah ilustrasi6 yang dihadirkan
sebagai media bantu untuk mempermudah dalam memahami maksud dari tafsir yang
dikemas dalam bahasa sederhana. Penggunaan ilustrasi di sini merupakan upaya
untuk menghadirkan cara efektif dalam menyampaikan suatu pemahaman kepada
anak-anak, sebab seni mempunyai fungsi tinggi terhadap perkembangan mental dan
pikiran anak.7 Ilustrasi dalam karya ini selain berfungsi untuk memperjelas secara
visual maksud dari tafsir tertulis ayat-ayat al-Qur‟an, juga memiliki nilai tersendiri
dalam membangun semangat pembaca agar tidak bosan dalam membacanya, sebab
lustrasi sebagai bagian dari karya seni merupakan permainan yang memberikan
kesenangan batin baik untuk senimannya maupun penikmatnya. Fungsi ilustrasi
dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini tidak lepas dari tujuan ilustrasi itu sendiri yang
hadir untuk mengkomunikasikan secara visual suatu realita. Dan lebih menariknya,
ilustrator mengilustrasikan tafsir ini dengan ilustrasi yang menggambarkan realita
sosial anak yang berlatar belakang budaya Indonesia. Ilustrasi yang berperan secara
komperhensif sebagai media penjelas ini, pada saatnya ilustrasi ini juga akan
berperan sebagai tafsir itu sendiri, dengan bentuknya.
6 Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai sebuah cerita yang umumnya terdapat
dalam buku-buku anak. Ilustrasi ini juga sebagai salah satu hal yang dapat kita lihat untuk
membedakan buku bacaan anak dan buku bacaan orang dewasa. Lihat Burhan Nurgiantoro, Sastra
Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), hlm.
90.
7 Hajar Pamadhi, Pendidikan Seni (Yogyakarta: UNY Press, 2012),hlm. 156.
7
Ilustrasi menjadi salah satu bentuk komunikasi grafis yang merupakan
gambaran interpretatif dengan menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
pesan secara ringkas dan cepat. Gambar yang ditampilkan (digambarkan) oleh
ilustrasi ini merupakan esensi pesan yang harus disampaikan. Dalam dunia
pendidikan ilustrasi berfungsi sebagai alat penjelas materi, yaitu media pencipta rasa
yang lebih dalam memahami materi. Secara edukatif, ilustrasi dalam dunia anak-anak
menjadi alat berkomunikasi dan berekspresi yang utuh sesuai dengan dunianya. Ini
menunjukkan bahwa Tafsir Juz ‘Amma for Kids memilih cara tepat dalam upaya
menyampaikan pemahaman kepada anak-anak, yang menjadi konsumen utama karya
ini.
Kehadiran ilustrasi dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini memudahkan anak-
anak dalam memahami maksud setiap tulisan melalui objek yang dilihat, sebab
melalui objek visual tersebut anak dapat membangun imajinasi untuk memahami
suatu makna. Sebagimana ungkapan yang menyebutkan bahwa picture tells thousand
words (gambar menyampaikan seribu kata), ilustrasi pada umumnya dapat bercerita
banyak dibandingkan tulisan. Ilustrasi juga akan mempermudah suatu rangkain
tulisan untuk mengungkapkan maksud yang dikandung oleh tulisan itu sendiri.
Berangkat dari hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
karya ini. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian terkait dua hal yang
menjadi unsur baku karya tersebut, yaitu teks tafsir dan ilustrasi, meskipun dalam hal
ini penulis memang lebih banyak mengulas sisi ilustrasinya sebagai sesuatu yang
baru di dunia tafsir. Dari dua komponen ini penulis ingin mengetahui sejauh mana
8
dan sekuat apa relasi yang terjalin antar keduanya, sehingga dapat diketahui pula
peran masing-masing. Kajian ini pada akhirnya akan menunjukkan seperti apa
kemasan yang disuguhkan mufasir untuk anak-anak serta seperti apa pula peran seni
rupa dalam membantu menyampaikan maksud al-Qur‟an.8 Untuk itu, dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode resepsi sebagai alat untuk menelusuri
lebih jauh terkait dua komponen itu. Atau mungkin lebih tepatnya penulis ingin
menguak fenomena tafsir ini dari sisi resepsinya.
Penulis memilih metode resepsi karena metode ini memiliki hubungan
langsung dengan tafsir. Secara global tafsir adalah bagian dari resepsi, yang titik
kesinambungannya ada pada posisi subjek yang berinteraksi dengan al-Qur an.
Metode resepsi ini pada dasarnya digunakan untuk menemukan reaksi pendengar dan
pembaca al-Qur‟an dalam bentuk penjelasan makna. Dalam pembahasan ini sendiri,
penulis berusaha untuk menangkap horizon harapan serta motif yang dimiliki oleh
kedua belah pihak, yaitu mufasir dan ilustrator. Sebagaimana kita ketahui bahwa
suatu karya lahir tidak terlepas dari penerimaan seseorang atas apa yang menjadi
bahan baku atas karyanya, serta tidak terlepas pula dari motif yang yang melatar
belakangi dikaryakannya sesuatu itu. Hal ini juga tidak terlepas dari ruang sosial
sendiri, dengan keberagaman problem dan dinamikanya, disadari atau tidak, selalu
saja akan mewarnai karya tafsir, sekaligus mempresentasikan kepentingan dan
8 Terkait hal ini, penulis ingin menunjukkan peran seni rupa dalam membantu menyampaikan
maksud al-Qur an, bukan hanya peran sebagai penjelas teks tafsir. Hal ini karena pada saatnya ilustrasi
ini juga memiliki potensi sebagai sebuah tafsir.
9
ideologi yang ada.9 Oleh karena itu, pastinya beberapa faktor tersebut menyumbang
sebuah pengaruh pada hasil resepsi mufasir dan ilustrator. Dalam kajian ini penulis
juga akan menunjukkan seperti apa konkretisasi yang dilakukan keduanya dari
penerimaan serta motif yang terbangun. Pada akhirnya, dari itu dapat kita ketahui
seperti apa peran dunia seni rupa dalam dunia tafsir.
Di samping metode resepsi yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
memilih tema sosial untuk dijadikan objek formalnya. Secara kronologis, teks tafsir
dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran
mufasir akan kemerosotan moral, yang dikonkretisasi berupa pesan-pesan sosial.
Konkretisasi ini kemudian dilanjutkan oleh ilustrator yang mengemasnya kedalam
gambaran realita sosial secara visual. Dari sini, penulis berkesimpulan bahwa tema
sosial ini merupakan tema utama yang pastinya lebih tepat untuk dijadikan jembatan
penelitian terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Dengan demikian, dengan meneliti
aspek sosial yang ada dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids, berarti secara tidak langsung
penulis sudah meneliti persoalan penting ataupun esensi dari Tafsir Juz ‘Amma for
Kids itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahan yang dijadikan sebagai fokus permasalahan adalah :
9 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia; dari Hermeneutika hingga Ideologi, (Jakarta:
TERAJU, 2003), hlm. 293.
10
1. Bagaimana wujud resepsi yang tertuang secara tertulis dan secara
visual dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids?
2. Bagaimana relasi atas kedua wujud resepsi yang terbangun?
3. Hal baru apa yang muncul dari resepsi tersebut sebagai sumbangan
kepada dunia tafsir?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui wujud resepsi yang tertuang secara tertulis dan secara
visual dalam Tafsir Juz ‘Amma for kids.
2. Mengetahui relasi atas kedua wujud resepsi yang dibangun mufasir
dan ilustrator dalam Tafsir Juz ‘Amma for kids.
3. Mengetahui efek-efek yang timbul dari resepsi yang terjalin sehingga
dapat diketahui pula hal baru yang selanjutnya meberikan sumbang sih
untuk dunia tafsir.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan warna baru dalam dunia
tafsir mengingat kajian terkait relasi ilustrasi dan tafsir belum begitu banyak ditemui.
Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang
dapat dipergunakan dalam upaya pengembangan secara inovatif kajian tafsir.
11
D. Kajian Pustaka
Wacana atau karya lain yang terkait dengan tema yang diangkat penulis ini
adalah karya-karya tentang resepsi al-Qur‟an. Pada dasarnya sudah banyak karya
yang menggunakan pendekatan resepsi ini dalam kajian di dunia tafsir, hanya saja
belum ada di antara karya-karya itu yang mengangkat kasus terkait visualisasi makna
al-Qur‟an (tafsir). Di antara karya-karya terkait resepsi al-Qur‟an yang penulis
temukan adalah skripsi dengan judul “Resepsi Estetika Masyarakat Muslim terhadap
al-Qur‟an (Studi tentang Penggunaan Ringtone Ayat-Ayat Al-Qur‟an di Kalangan
Mahasiswa Yogyakarta)” yang ditulis oleh Aswak. Dengan skripsi ini Aswak
berupaya untuk mengungkap latar belakang para mahasiswa Yogyakarta
menggunakan ayat-ayat al-Qur‟an sebagai ringtone10
. Dalam karya ini juga
ditampilkan bagaimana resepsi estetis ini sering pula menimbulkan kontroversi.
Selanjutnya adalah skripsi yang ditulis oleh Muhammad Mukhtar yang
berjudul “Resepsi Santri Lembaga Tahfidz al-Qur‟an Pondok Pesantren Wahid
Hasyim terhadap al-Qur‟an (Surat al-Mu’awwidzataini, Yasiin, al-Rahmān, al-
Wāqi’ah dan ayat Kursi)”. Skripsi ini menjelaskan bagaimana perilaku konkrit atas
pemahaman dan pemaknaan santri Wahid Hasyim terhadap al-Qur‟an. Karya ini juga
10
Aswak, “Resepsi Estetis Masyarakat Muslim terhadap al-Qur‟an (Studi Tentang
Penggunaan Ringtone Ayat-Ayat Al-Qur‟an di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta)” Skripsi Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2011.
12
berusaha mengungkap bentuk implementasi dari hasil pemaknaan santri Lembaga
Tahfidz al-Qur‟an terhadap al-Qur‟an11
.
Skripsi berjudul “Penggunaan Tanda Waqaf al-Waqf wa al-Ibtidā’ pada
Mushaf al-Quddūs bi al-Rasm al-Usmāni (Tinjauan Resepsi al-Qur‟an)” yang ditulis
oleh Muha Fadlulloh juga merupakan karya yang terkait dengan resepsi al-Qur‟an.
Karya ini berusaha mengungkap wujud resepsi al-Qur‟an dalam penggunaan tanda
waqaf al-Waqf wa al-Ibtidā’ pada Mushaf al-Quddūs bi al-Rasm al-Usmāni12
.
Selain skripsi yang penulis peroleh, ada beberapa tulisan berupa artikel dan
makalah yang setema dengan tema yang diangkat penulis, seperti artikel yang ditulis
Ahmad Rafiq dengan judul “Sejarah al-Qur‟an: Dari Pewahyuan ke Resepsi (Sebuah
Pencarian Awal Metodologi)”. Tulisan ini menyajikan penjelasan terkait sejarah al-
Qur‟an secara umum dan juga penjelasan sejarah resepsi al-Qur‟an berikut
metodologi-metodologi yang mungkin dapat digunakan dalam kajian sejarah resepsi
al-Qur‟an 13
Ada pula artikel berjudul “Resepsi Estetika terhadap al-Qur‟an” karya Ahmad
Baidowi yang di dalamnya disebutkan tentang pembagian resepsi al-Qur‟an yang
11
Muhammad Mukhtar, “Resepsi Santri Lembaga Tahfidz al-Qur an Pondok Pesantren
Wahid Hasyim Terhadap Al-Qur‟an (surat al-Mu’awwidzataini, Yasiin, al-Rahmān, al-Waqi’āh dan
ayat Kursi )” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2007.
12 Muha Fadlulloh, “Penggunaan Tanda Waqaf al Waqf wa al Ibtida’ pada Mushaf al-Quddūs
bi al-Rasm al Usmani ( Tinjauan Resepsi al-Qur‟an )” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga, 2013.
13 Ahmad Rafiq, “Sejarah al-Qur an: dari pewahyuan ke resepsi (sebuah pencarian awal
metodologis)”, dalam Sahiron Syamsuddin (dkk.), Islam, Tradisi dan Peradaban, (Yogyakarta: Bina
Mulia Press,2012), hlm. 74.
13
dibagi menjadi tiga, yaitu resepsi hermeneutis, resepsi estetis dan resepsi sosial-
budaya. Dalam artikel ini dijelaskan secara rinci mengenai resepsi estetis, yaitu
penerimaan atau resepsi atas al-Qur‟an yang diekspresikan untuk tujuan estetis,
seperti resepsi yang diwujudkan kedalam terjemah al-Qur‟an, kaligrafi dan ekspresi
seni Islam yang lain.14
Artikel yang ditulis Ibnu Santoso dengan judul “Resepsi al-Qur‟an dalam
Terbitan” juga mengangkat kajian resepsi al-Qur‟an. Dalam artikel ini, Ibnu Santoso
menyebutkan berbagai perwujudan resepsi al-Qur‟an yang tercover dalam berbagai
terbitan al-Qur‟an yang beredar di Nusantara. Selain penjelasan tentang hal tersebut,
dalam tulisan ini juga dijelaskan secara struktural-fungsional bentuk-bentuk resepsi
al-Qur‟an tersebut15
Terakhir adalah makalah yang ditulis oleh Adib Sofia dengan judul “Resepsi
Transformatif Ayat-Ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah
Karya Nuruddin ar Raniri”. Dalam tulisan ini, penulisnya menjelaskan bagaimana
ayat-ayat al-Qur‟an direinterpretasikan oleh ar Raniri menggunakan perspektif resepsi
transformatif. Secara garis besar ada dua hal yang dijelaskan dalam tulisan ini, yaitu
wujud resepsi Nuruddin ar Raniri terhadap firman Allah dalam Akhbār Ākhirat fi
Ahwāl al-Qiyāmah dan perubahan atau transformasi teks yang dilakukan ar Raniri
terhadap ayat-ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah. Untuk itu,
14
Ahmad Baidhowi, “Resepsi Estetis al-Qur‟an”, Esensia, VIII, Januari 2007, hlm. 19-20
15 Ibnu Santoso, “Resepsi al-Qur‟an dalam Terbitan”, Humaniora, XVI, Februari 2004, hlm.
79.
14
dalam tulisan ini penulis mempergunakan dua teori sebagai landasan kajiannya
terhadap Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah, yaitu teori resepsi and teori
intertekstual. Teori pertama dipergunakan untuk melihat tanggapan ar Raniri sebagai
pembaca ayat-ayat al-Qur‟an. Teori intertekstual di pergunakan untuk melihat
perubahan atau transformasi dalam pengutipan, penerjemahan dan penjelasan
terhaadap ayat-ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah. 16
Dalam
karya ini disampaikan secara jelas bagaimana gambaran kiamat itu sebagai wujud
resepsi ar Raniri dan bagaimana setiap ayat yang dipergunakan dalam Akhbār Ākhirat
fi Ahwāl al-Qiyāmah
Dari keseluruhan karya terkait kajian resepsi yang berhasil penulis tinjau,
secara terang dari sisi obyek materialnya penulis belum menemukan karya yang
melakukan kajian terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Sementara itu, dari sisi konten
kajian, penulis belum menemukan kajian resepsi yang menyentuh ranah tafsir yang
secara langsung berkolaborasi dengan seni ilustrasi. Sisi yang menjadikan penelitian
ini menarik bagi penulis adalah karena dari beberapa karya yang ada, belum satu pun
melakukan kajian pada objek yang tampil dengan nilai seni rupa yang kental tampil
secara visual.
16
Adib Sofia, “Resepsi Transformatif Ayat-Ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl
al-Qiyāmah Karya Nuruddin ar Raniri ”, Makalah, disampaikan pada Seminar Kebahasaan dan
Kesastraan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 6-8 November 2012.
15
E. Metode Penelitian
Metode sebagai pisau penelitian memiliki fungsi yang sangat penting dalam
penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan penulis adalah:
1. Jenis Penelitian
Jika dilihat dari bentuknya, jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan jika dilihat dari tempat penelitiannya,
maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka yaitu penelitian yang
didasarkan pada data-data pustaka.
2. Pendekatan
Dalam penelitian ini, secara mendalam penulis akan melakukan kajian
terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids dengan menggunakan analisis resepsi. Resepsi di
sini bertugas untuk meneliti tanggapan pembaca baik yang berbentuk interpretasi
maupun konkretisasi. Tanggapan pembaca ini sendiri terbangun karena dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan, tingkat
pengalaman maupun usia pembaca.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hasil konkretisasi dari
penerimaan atau tanggapan mufasir serta ilustrator selaku pembaca al-Qur‟an. Dari
penelitian ini, penulis ingin menunjukkan seperti apa seorang pembaca dapat
memiliki kebebasan dalam menginterpretasikan al-Qur‟an sesuai apa yang dikuasai
dan diharapkan atas keberadaan al-Qur‟an itu sendiri. Selanjutnya akan diketahui
bentuk-bentuk tanggapan atas al Qur‟an oleh mufasir serta ilustrator yang berperan
sebagai pembaca yang meresepsi al-Qur‟an. Dan hasil dari penelitian ini bermuara
16
pada keberadaan Tafsir Juz ‘Amma for Kids sebagai warna baru bagi tafsir dengan
keunikannya yang menonjol, yaitu ilustrasi.
Pada penelitian ini, penulis berusaha memposisikan Tafsir Juz ‘Amma for
Kids ini sebagai wujud resepsi bertingkat atas al-Qur an, berupa resepsi hermeneutis
dan juga resepsi estetis. Sehingga dalam memandangnya, penulis juga akan meresepsi
keduanya dengan karakter resepsi masing-masing. Resepsi hermeneutis digunakan
untuk mengetahui motif serta wujud resepsi mufasir atas al-Qur‟an, sedangkan
resepsi estetis digunakan penulis untuk mengkaji secara mendalam penjelasan visual
berupa ilustrasi dalam Tafsir Juz ‘Amm for Kids. Langkah berikutnya dari penelitian
ini, setelah diketahui motif serta wujud resepsi masing-masing objek, adalah
melakukan komparasi untuk mengetahui relasi antar keduanya. Dengan
mengkomparasikan keduanya, akan diketahui titik sinkron yang terbangun, yaitu titik
bertemunya dua objek dalam satu relasi dan juga akan diketahui titik kreasinya, yaitu
hal baru yang muncul dan tidak memiliki ketersambungan dalam relasi antar kedua
objek. Selain itu, hal penting lain yang akan diketahui dari relasi ini adalah
keberadaan ilustrasi sebagai media yang memiliki efektivitas dalam Tafsir Juz ‘Amma
for Kids khususnya dan dunia tafsir secara umum.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library
research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan litelatur
17
(kepustakaan) penelitian sebelumnya.17
Data-data yang dikumpulkan terdiri dari data-
data primer dan sekunder. Data primer adalah objek material dalam penelitian ini,
yaitu Tafsir Juz ‘Amma for Kids, sedangkan data sekunder adalah data-data yang
membantu memberikan informasi dalam penelitian ini. Baik data primer maupun data
sekunder adalah data-data yang penting untuk dihimpun sebagai objek dalam
penelitian ini.
4. Metode Pengolahan Data
Setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berhasil didapatkan,
maka perlu dilakukan pengolahan data untuk mengemasnya menjadi karya yang
layak dan siap konsumsi sebelum ditampilkan di muka umum. Dalam penelitian ini
metode pengolahan data yang dipakai adalah metode yang diusulkan oleh Miles dan
Huberman, yang meliputi data colection, data reduction, data display, dan
conclution: drawing/ verifying.18
Berkiblat pada model analisis ini maka secara rinci langkah-langkah yang
akan dilakukan adalah diawali dengan data colectio,yaitu pengumpulan data terkait
yang teknik pengumpulannya sudah dijelaskan pada pembahasa sebelumnya.
Selanjutnya, agar data mentah yang diperoleh dapat diolah dengan mudah, maka
setelah itu dilakukan reduksi data (data reduction) yang akhirnya akan diperoleh data
berbentuk uraian atau laporan terinci. Setelah diperoleh hasil dari seperangkat
17
Ambo Upe dan Amsid, Asas-asas Multiple Research, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010),
hlm. 7
18 Ambo Upe dan Amsid, Asas-asas Multiple Research, hlm. 125.
18
reduksi, untuk melihat gambaran seutuhnya maka data tersebut selanjutnya disajikan
(data display) dalam berbagai macam bentuk. Data display ini bertujuan untuk
mengemas data tersebut seindah dan selues mungkin sehingga akan memberi
kenikmatan kepada pembacanya. Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan atau
yang disebut Miles dan Huberman sebagai tahap conclution: drawing/ verifying. Pada
tahap ini disampaikan secara tegas hasil analisis dalam penelitian untuk menunjukkan
poin utama dari sederet penelitian yang dilakukan.
F. Sistematika Pembahasan
Hasil dari penelitian ini secara rinci akan diuraikan kedalam lima bab
pembahasan. Adapun bab pertama merupakan kerangka isi keseluruhan penelitian
yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan
penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi penjelasan secara komprehensif tentang Tafsir Juz ‘Amma
for Kids berikut penjelasan kedua unsur yang menjadi pokok kajian yang terkandung
di dalamnya, yaitu unsur teks tafsir dan unsur ilustrasi. Selanjutnya dalam bab ini
disebutkan pula gambaran singkat objek formalnya, yaitu tema sosial yang tertuang
dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids, mencakup sosial budaya anak Indonesia.
Bab ketiga merupakan analisis terhadap teks tafsir dan ilustrasi yang terdapat
dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Pada bab ini pembahasan dibagi ke dalam dua poin
pembahasan yaitu poin resepsi hermeneutis yang menyuguhkan hasil tafsir berupa
pesan-pesan sosial yang yang merupakan wujud resepsi mufasir terhadap al-Qur‟an.
Poin yang kedua adalah resepsi estetis hermeneutis yang merupakan kelanjutan dari
19
analisis poin pertama dengan menganalisis visualisasi pesan-pesan sosial itu yang
diwujudkan dengan ilustrasi, sehingga dapat diketahui bagaimana penerimaan
ilustrator yang dapat mewujudkan ilustrasi yang demikian.
Bab keempat adalah pengungkapan relasi yang terjalin antara wujud resepsi
hermeneutis dan resepsi estetis. Relasi ini akan diketahui dengan mengkomparasikan
dua resepsi yang terbangun untuk mengetahui titik singkron dan titik kreasinya,
sehingga dalam bab ini akan dianalisis kedua aspek tersebut. Pada bab ini pula,
keberadaan ilustrasi akan diperjelas posisinya, baik keberadaannya dalam Tafsir Juz
‘Amma for Kids maupun keberadaannya dalam lingkup dunia tafsir.
Bab kelima, sebagai bab terakhir, berisikan penutup yang terdiri dari
kesimpulan akhir dari penelitian yang penulis lakukan serta usulan dan saran bagi
penelitian selanjutnya.
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini,
pada akhirnya penulis dapat memberikan beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:
1. Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini merupakan satu karya tafsir yang lahir
dengan hal baru yang berbeda dengan tafsir-tafsir yang telah ada
sebelumnya. Hal baru tersebut berupa tafsir yang dikemas dengan
bahasa sederhana dan didukung dengan media ilustrasi untuk
menyesuaikan dengan dimensi anak-anak. Akan tetapi, meskipun
secara keseluruhan tafsir ini telah dikemas untuk menyesuaikan
dengan dunia anak, namun penulis masih menemukan beberapa bahasa
ilmiah yang kurang sesuai dengan horizon bahasa anak yang
cenderung membutuhkan redaksi bahasa yang sederhana.
2. Karya ini merupakan sebuah konkretisasi dari resepsi yang dilakukan
pengarangnya sebagai mufasir, yaitu Abdul Mustaqim, yang
berkolaborasi dengan para ilustrator. Dalam hal ini, Mustaqim
meresepsi al-Qur an dan berhasil mewujudkannya ke dalam teks tafsir,
sedangkan ilustrator meresepsi teks tafsir tersebut yang kemudian
berhasil mewujudkan penerimaannya ke dalam bahasa visual, yaitu
132
ilustrasi, sehingga resepsi yang dilakukan adalah merupakan sebuah
resepsi bertingkat.
3. Resepsi pertama yang dilakukan oleh mufasir merupakan resepsi
hermeneutis, sebab hasil dari resepsinya dikonkretisasikan ke dalam
tafsir yang merupakan suatu penjelasan. Sedangkan resepsi ke dua,
yang dilakukan oleh ilustrator, merupakan resepsi estetis hermeneutis,
karena hasil resepsinya dikonkretisasikan ke dalam ilustrasi sebagai
suatu penjelasan yang memiliki nilai estetika.
4. Resepsi yang dilakukan ini sebagai sebuah respons terhadap suatu
kondisi peresepsinya. Kondisi yang dimaksud adalah kemerosotan
moral bangsa Indonesia yang sedang bergelut dalam lingkar
modernisasi untuk mendapatkan sebuah kemajuan, namun tetap
mempertahankan budayanya, termasuk budaya akhlak. Dengan
memilih strategi pendidikan usia dini maka tafsir ini lahir dengan
kemasan yang sedemikian rupa. Beberapa latar belakang ini turut
menjadi faktor yang membentuk horizon harapan mufasir dan
ilustrator dalam resepsinya.
5. Keberadaan Tafsir yang berinteraksi dengan ilustrasi ini merupakan
sebuah bentuk integrasi-interkoneksi, sebagai paradigma keilmuan
UIN Sunan Kalijaga yang mendialogkan ilmu-ilmu keislaman dan
ilmu-ilmu umum, sebagai upaya menghadapi modernisasi.
133
6. Dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini, kedua wujud resepsi menjalin
sebuah relasi fungsional, yaitu keberadaan ilustrasi yang membantu
membahasakan teks tafsir kepada pembaca. Dalam perannya sebagai
pembantu teks ini, ilustrasi terkadang hanya berperan sebagai sebuah
ornamen, artinya dia hanya mampu mengantarkan teks kepada anak,
belum sampai pada menjelaskan maknanya. Akan tetapi, dalam
beberapa kesempatan, ilustrasi ini justru dapat berbicara lebih untuk
mengungkapkan maknanya.
7. Ilustrasi yang semula menjadi sebuah media bantu untuk
menyampaikan pesan kepada anak sebagai pembaca dengan
menggunakan bahasa visualnya, pada akhirnya bersamaan dengan teks
tafsir dalam satu kesatuan menjadi sebuah tafsir visual.
8. Jika pada umumnya dikenal beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seseorang yang menafsirkan, sebagaimana disebutkan dalam kitab-
kitab ilmu tafsir, maka dalam hal ini syarat sebagai seorang mufasir
lebih dipahami sebagai sebuah kesatuan syarat yang dapat
menyampaikan pada tujuan tafsir itu dilahirkan, yaitu untuk dapat
disampaikan dan dipahami dalam horizon anak. Dengan demikian,
dengan keahlian masing-masing, keberadaan mufasir, yang mampu
mengeluarkan makna al-Qur’an merupakan satu syarat, dan
keberadaan ilustrator dengan kemampuan bahasa visualnya merupakan
satu syarat yang lain dalam membangun Tafsir Juz ‘Amma for Kids.
134
B. Saran
Dengan berbagai hal yang ditemukan dari penelitian ini, yang berujung pada
keberadaan tafsir visual, penulis ingin menjadikan karya ini sebagai sebuah karya
yang mampu memberikan kontribusi kepada dunia tafsir khususnya dan pada dunia
pendidikan Islam umumnya. Kontribusi yang penulis maksudkan di sini adalah
kontribusi berupa wacana baru yang hadir di era kontemporer ini, yaitu tafsir visual
sebagai sebuah wacana baru yang pastinya juga akan menuai banyak pro dan kontra
untuk penyebutan istilah yang belum lazim ini. Kontribusi lain yang penulis anggap
penting adalah, proses interaksi antara ilmu tafsir sebagai Islamic sciences dan
ilustrasi sebagai modern sciences, sebagai sebuah bentuk aplikatif dari konsep
integrasi-interkoneksi yang menjadi paradigma keilmuan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, yang keberadaannya menjadi sebuah contoh bagaimana makna lain dari
konsep integrasi-interkoneksi ini.
Dengan keberadaan wacana ini diharapkan ke depannya cakrawala pandangan
para ilmuan al-Qur’an semakin terbuka untuk hal-hal baru yang memang belum
lazim, seperti keberadaan istilah tafsir visual. Hal ini karena, satu langkah saja Islam
tertinggal, maka bukan tidak mungkin jika umatnya ke depan tidak terlalu menoleh
kepada kajian agama. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi satu motivasi bagi para
akademisi di bidang al-Qur’an dan tafsir agar tidak enggan untuk menghadirkan satu
hal yang selama ini dianggap “aneh” guna sebuah kemajuan, sebagaimana Tafsir Juz
135
‘Amma for Kids yang berani menghadirkan ilustrasi, yang merupakan hal baru, ke
dalam dunia tafsir.
136
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Digital Versi 2.0. 2004
Asmani, Jamal Ma’mur. Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini:
Memahami Sistem Kelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum,
Keterampilan, dan Pelatihan-Pelatihannya. Yogyakarta: DIVA Press. 2009.
Baidhowi, Ahmad. Resepsi Estetis al-Qur’an. Esensia, VIII. Januari 2007.
Baqi, Zaidan Abdul., Sukses Keluarga Mendidik Balita. terj. Saiful Ardi Imam
Sinaro. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2005.
Dukes, Cris dan Maggie Smith. Cara Mengembangkan Keterampilan Berkomunikasi
dan Berbahasa pada Anak Prasekolah, terj. Iwasi Dewanto. Jakarta: Indeks.
2010.
Endraswara, Suwardi. Metode Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 2006.
Faudah, Mahfud Basuni. Tafsir-Tafsir al-Qur’an: Perkenalan dengan Metodologi
Tafsir , terj. H.M. Mochtar Zoeini dan Abdul Qodir Hamid. Bandung:
Pustaka. 1987.
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesi: dari Hermeneutika hingga Ideologi.
Yogyakarta: LkiS. 2013.
Hasan, M. Ali dan Rif’at Syauqi nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: bulan
Bintang. 1988.
Ilyas, Hamim (dkk.). Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras. 2004.
Magnis, Franz dan suseno (dkk.). Etika Sosial, Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia. 1993.
Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005.
Margulies, Nancy dan Christine Valenza. Pemikiran Visual: Alat untuk Memetakan
Ide, terj. Hartati Widiastuti. Jakarta: Indeks. 2008.
137
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,
Postmodern, Poskoloknial. Jakarta: Rajawali Press. 2011.
Munthe, Bermawi (dkk.). Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Center for
Teaching Staff Developments. 2010.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur an: Studi Aliran-aliran Tafsir,
dari Periode Klasik, Pertengahan, hingga Modern-Kontemporer. Yogyakarta
: Pondok Pesantren LSQ. 2012.
______ Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Yogyakarta: Insam Madani. 2012.
________ Islam, Tradisi dan Peradaban. Yogyakarta: Bina Mulia Press. 2012.
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. 2013.
Pamadhi, Hajar. Pendidikan Seni: Hakikat, Kurikulum pendidikan seni dan
Pengajaran seni untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press. 2012.
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya
Yogyakarta: Pustaka pelajar. 1995.
Ratna, Nyoman Kutha. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2007.
Santoso, Ibnu. Resepsi al-Qur’an dalam Terbitan. Humaniora, XVI. Februari 2004.
Schoorl, J.W. Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara sedang
Berkembang, terj. R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia. 1981.
Shiddieqy, M. Hasbi ash. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Jakarta:
Bulan Bintang.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur an: Fungsi dan Peran Wahyu di
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. 1994.
Sofia, Adib. Resepsi Transformatif Ayat-Ayat al-Qur’an dalam Akhbār
Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah Karya Nuruddin ar Raniri. Makalah, disampaikan pada
Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tanggal 6-8 November 2012.
138
Syamsuddin, Sahiron (dkk.). Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta:
eLSAQ Press. 2010.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1989.
Upe, Ambo dan Amsid. Asas-asas Multiple Research. Yogyakarta: Tiara Wacana.
2010.
Lampiran 1
SAMPUL DEPAN TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
Lampiran 2
SAMPUL BELAKANG TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
Lampiran 3
SAMPUL DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
CURRICULUM VITAE
Nama : Nafisatuz Zahro’
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl lahir : Blitar, 16 November 1992
E-mail : Nafisatuz@gmail.com
No Telp./HP : 085643558611
Nama Ayah : Badaruddin
Nama Ibu : Anwasiyyah Wasit
Pekerjaan : Petani
Alamata Rumah : Ds. Kemloko, RT. 01, RW. 06, Kec. Nglegok, Kab. Blitar,
Prop. Jawa Timur
Alamat Yogyakarta : Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, Sembego,
Maguwoharjo, Depok, Sleman
Riwayat Pendidikan:
Tahun 1996-1997 TK al Hidayah Kemloko Nglegok Blitar
Tahun 1997-2004 MI Darul Ulum Kemloko Nglegok Blitar
Tahun 2004-2007 MTsN Kepanjen Kidul Blitar
Tahun 2007-2010 Perguruan Ma’arif NU Blitar
Tahun 2010-2014 Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga,
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,
Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Pengalaman Organisasi:
Koord. Devisi Infodata Perguruan Ma’arif NU Blitar (2008/2009)
Devisi Kominfo Community of Santri Scholars of Ministry of
Religious Affairs (Css MoRA) UIN Sunan Kalijaga (2011/2012)
Devisi Kaligrafi JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga (2011/2014)
Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama Kota Yogyakarta (2012/2014)
Crew (ilustrator) Majalah Santri Css MoRA Nasional (2013/2014)
Prestasi
Juara I MTQ Kota Blitar cabang Khot al-Qur’an Dekorasi (pi) (2006)
Juara I Khot al-Qur’an, Porseni Perguruan Ma’arif NU Blitar (pi) (2007)
Juara I MTQ Kota Blitar cabang Khot al-Qur’an Hiasan Mushaf (pi) (2008)
Juara II Jelajah Literartur Pramuka di Perpustakaan Bung Karno (2009)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 16 Mei 2014
Nafisatuz Zahro’
top related