percobaan starting motor induksi tiga phasa(percobaan 5)
Post on 27-Jun-2015
656 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERCOBAAN 5
STARTING MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
A. TUJUAN
1. Mengetahui besarnya arus starting
2. Membandingkan besarnya arus starting antara jenis hubungan starting
motor
3. Membandingkan arus starting tiap jenis motor
4. Mengetahui besarnya torsi starting
5. Membandingkan torsi starting tiap jenis motor
6. Mengetahui kinerja dari motor
7. mengetahui daya yang digunakan untuk sumber suatu sistem
B. DASAR TEORI
a. Arus Starting
Arus starting pada motor ini adalah sangat tinggi (5 s.d. 7 x In),
sehingga tidak dapat dilakukan secara langsung. Sebagai gantinya, arus diukur
pada tegangan rendah, dan arus starting diukur dengan ekstrapolasi dari kurva
melalui titik-titik pengukuran. Untuk menghindari kurangseragaman yang
disebabkan oleh celah stator dan rotor, rotor seharusnya diputar secara perlahan
dengan tangan selama pengukuran. Dalam percobaan kali dilakukan sebanyak 8
kali percobaan diantaranya :
1. Untuk motor sangkar
a. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan bintang
b. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan delta
2. Untuk motor slip-ring
a. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan bintang dengan kondisi
tahanan luar maksimum
b. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan delta dengan kondisi
tahanan luar maksimum
c. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan bintang dengan kondisi
tahanan luar minimum
d. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan delta dengan kondisi
tahanan luar minimum
3. Untuk motor dahlander
a. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan bintang
b. Pengukuran arus starting saat kondisi hubungan delta
Cara ekstrapolasi :
b. Torsi Starting
Torsi starting sulit diukur secara langsung. Hal ini memerlukan
peralatan torsi meter yang khusus. Pada kasus ini dapat digunakan metode
pengukuran tidak langsung yang tidak memerlukan torsi meter.
Pada motor induksi terdapat daya yang dialirkan dari stator (1) ke
rotor (2), yang didapat dari:
P12 = ω1 . T
Dengan:
ω 1 = kecepatan angular sinkron
T = torsi celah udara
Daya shaft dari motor didapat dari:
P2 = ω 2 . T
Dengan : ω 2 = kecepatan angular dari shaft.
Pada saat starting ω 2 = 0 dan karena itu P2 = 0. Hal ini
dimungkinkan untuk menentukan torsi starting.
Tst =
Daya celah P12 diperoleh dari
P12 = (PR + PT) – P1Cu – P1Fe
Dengan:
PT, PR = daya masukan pada saat starting
P1Cu = rugi tembaga pada lilitan primer = 3 R1 . I12
P1Fe = rugi besi pada stator
Saat arus starting pada motor besar, pengukuran dilakukan pada
saat pengurangan tegangan dan hasilnya kemudian dihitung kembali untuk
mendapatkan arus starting pada tegangan nominal.
C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
1. Torsi Meter Mv 100 1 buah
2. Motor Induksi, Rotor Sangkar, Nv 123 1
buah
3. Resistor Beban Tb 40 1 buah
4. Voltmeter 1
buah
5. Amperemeter 2 buah
6. Wattmeter 1 phasa 2
buah
7. Trafo Arus 10/1 A 2
buah
8. Saklar Star/Delta 1
buah
9. Saklar 1 buah
10. Power Pack 1 buah
11. Reversing Starter 1
buah
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Motor Indusi 3 Phasa Rotor Sangkar, Slip Ring dan Dahlander
Keterangan Peralatan
G = torsi meter elektrik MV 100 S = saklar TO 33
M = motor induksi MV 121 F = power pack TF 123 A
TG = tachometer generator MV 153
RB = resistor beban TB 40
R = starter rotor MV 131
U = voltmeter 240 V, TI 105
I1 = ampere meter 6 A, TI 102
I2 = ampere meter 20-0-20 A, TI 08
P = wattmeter 1 A TI 109
T = trafo arus 10/1 A
Y = saklar star/delta TO 33
Z = starter reverse TO 3
Langkah – Langkah Percobaan :
a. Arus starting:
1. Pertama rangkai peralatan sesuai gambar 1.1.
2. Sebelum meng-ON-kan power supply, tahan rotor dengan tangan.
3. On kan power pack, kemudian naikkan tegangan per step nya 10 volt,
lakukan sampai 5 step sehingga tegangan mencapai 50 volt.
4. Catat arus per step pada tabel 5.1 (untuk motor sangkar dengan
starting ).
5. Setelah selesei putar kembali power pack ke kondisi nol.
6. Hubungkan motor dengan hubungan Y.
7. Lakukan kembali untuk semua jenis motor (slip-ring dan dahlander),
untuk motor slip ring dilakukan juga dengan mengubah kondisi
dari tahanan luar yaitu pada posisi tahanan luar maksimum dan
tahanan luar minimum.
8. Setelah didapatkan semua data, bandingkan data tersebut dengan cara
ekstrapolasi (perbandingan). Yaitu untuk mengetahui besarnya arus
starting saat kondisi tegangan nominal.
9. Bandingkan setiap tipe arus starting untuk semua jenis motor.
b. Torsi starting :1. Pertama rangkai peralatan sesuai gambar 1.1 semua motor
dihubungkan secara delta.
2. Sebelum meng-ON-kan power supply, tahan rotor dengan tangan.
3. On kan power pack, kemudian naikkan tegangan hingga arus stator
naik sampai arus nominal.
4. Catat tegangan dan arusnya pada tabel 5.5
5. Setelah selesei putar kembali power pack ke kondisi nol.
6. Lakukan kembali untuk semua jenis motor (slip-ring dan dahlander),
untuk motor slip ring dilakukan pada kondisi tahanan luar
minimum.
E. HASIL PERCOBAAN
STEP Δ Υ
U (V) 10 20 30 40 50 220 20 30 40 50 60 220
I1 (A) 1 2,5 3,6 4,6 5,9 0,7 1,4 1,5 2 2,3
Tabel 5.1 Tabel Percobaan Arus Starting Motor Sangkar
Contoh perhitungan secara ekstrapolasi saat tegangan 220 (motor sangkar hub. ∆)
STEP Δ Υ
U (V) 10 20 30 40 50 220 50 60 70 80 90 220
I1 (A) 0 0,3 0,8 1,1 1,4 0,4 0,5 0,8 0,9 1
Tabel 5.3 Tabel Percobaan Arus Starting Motor Slip-Ring Tahanan Maksimum
STEP Δ Υ
U (V) 10 20 30 40 50 220 10 20 30 40 50 220
1 3 4,7 6,2 8 0,4 1 1,5 2,3 2,6
Tabel 5.2 Tabel Percobaan Arus Starting Motor Slip-Ring Tahanan Minimum
STEP Low Speed High Speed
U (V) 10 20 30 40 50 220 10 20 30 40 50 220
I1 (A) 0,8 1,7 2,4 3,2 4,1 1,2 2,4 3,6 4,6 6
Tabel 5.4 Tabel Percobaan Arus Starting Motor Dahlander
Pengukuran Perhitungan
Jenis Motor I1
(A)
U
(V)
P1
(W)
R1
(Ω)
P1Cu
(W)
P12
(W)
Tst
(Nm)
Tst220
(Nm)
Sangkar 6,6 68 150 0,38
Y 3,8 48 160 0,46
Slip
Ring
7 46 270 1,44
Y 4 75 240 1,83
DahlanderYY 5,4 65 360 4,69
7,6 63 630 4,06
Tabel 5.5 Tabel Percobaan Torsi Starting
Data Perhitungan
Motor Sangkar
Perhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor sangkar hubungan Y
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x0,46x3,82
= 19,92 w
P12 = P1 - P1cu
= 160 – 19,92
= 140,08 w
TST48 = =
=
=
= 0,134 Nm
TST220 = TST48 .
= 0,134x21,01 = 6,587 Nm
Perhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor sangkar hubungan
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x0,38x6,62
= 49,65 w
P12 = P1 - P1cu
= 150 – 49,65
= 100,35 w
TST68 = =
=
=
= 0,677 Nm
TST220 = TST68 .
= 0,677x10,46 = 7,08 Nm
Motor Slip Ring Perhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor Slip Ring hubungan Y
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x1,83x42
= 87,84 w
P12 = P1 - P1cu
= 240 – 87,84
= 152,16 w
TST75 = =
=
=
= 1,009 Nm
TST220 = TST75 .
= 1,009x9,33 = 9,413 Nm
Perhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor Slip Ring hubungan
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x1,44x72
= 211,68 w
P12 = P1 - P1cu
= 270 – 211,6
= 58,32 w
TST46 = =
=
=
= 0,386 Nm
TST220 = TST46 .
= 0,386x22,87 = 8,846 Nm
Motor DahlanderPerhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor Dahlander low speed
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x4,69x5,42
= 410,98 w
P12 = 3P1cu - 3 ( )
= 3x410,98 - 3 ( )
= 1232,94x205,49
= 1027,45 w
TST65 = =
=
=
= 7,01 Nm
TST220 = TST65 .
= 7,01x11,45 = 80,26 Nm
Perhitungan menentukan torsi starting saat tegangan 220 motor Dahlander high speed
P1cu = 3.Rx.I12
= 3x4,06x7,62
= 703,517
P12 = 3P1cu - 3 ()
= 3x703,517- 3 ( )
= 703,517x351,758
= 1758,8 w
TST65 = =
=
=
= 6 Nm
TST220 = TST65 .
= 6x11,45 = 73,14 Nm
top related