peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga … · peranan sektor pertanian dalam penyerapan...
Post on 12-Jun-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM
PENYERAPAN TENAGA KERJA
DI KABUPATEN CILACAP
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
Fahmi Iqlima Safangatun
H0307048
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar, serta
dapat mempersembahkannya kepada orangtua serta orang-orang yang penulis
sayangi.
Pelaksanan penelitian dan penulisan skripsi adalah suatu rangkaian proses
yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Komisi Sarjana Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga dalam
penulisan skripsi ini, serta pengertian dalam proses konsultasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
dengan sabar telah membimbing, memberikan masukan dan arahan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi selaku dosen penguji, terima kasih atas
saran, nasehat, masukan dan arahannya.
7. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP. MP selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan pengarahan, nasehat dan petunjuk kepada penulis selama proses
belajar di Fakultas Petanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
9. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan
administrasi berkenaan dengan proses belajar dan penulisan skripsi.
10. Kesbangpol, BAPPEDA, BPS, Disosnakertrans, Dispertanak Kabupaten
Cilacap yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
11. Bapak Mulyareja (alm) dan Ibu Rukinah selaku orangtua sekaligus teladanku,
terima kasih atas segala cinta, kasih, sayang, dukungan, semangat, nasehat dan
doa yang tiada pernah putus, cucuran keringat dan air mata yang mengiringi
setiap langkahku. Saat bagiku untuk membahagiakan kalian adalah ketika aku
telah benar-benar menjadi manusia.
12. Keenam kakakku Sri Rohayati, Dwi Atikah, Muhrodin, Hari Kuncoro, Yusuf
Subardan dan Muslihudin, terimakasih atas segala kasih sayang, teladan,
perhatian dan dukungan serta doa untuk Ene.
13. Keenam kakak iparku Watno Yuanto, Purnama, Uripyatun, Yabni Aristianti,
Leni Ruswiati dan Eni Pujisetyawati, terima kasih atas kasih sayang,
dukungan, doa, nasehat dan semangatnya.
14. Muhammad Hanifudin, ST, Hidayat Ali Muhsin, SP, Feti Fatimatuzzahro,
Tamalia Umaroyani Pratiwi, Tubagus Eling Kinayungan, Ainaya Alfatihah
Fikrul Haq, Zidan Ahsan Fikrul Haq, Hazieq Arfa Mubarok, Hibatullah Azkya
Najib Maula, Harjunawijaya Prabu Nusantara, Akmal Maulidina Rabbani,
Feyruz Rameyza Althafunnisa, terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan
doanya untuk Lik Ima.
15. Mas Taufik Masruri, ST penyemangatku terima kasih untuk inspirasi,
semangat, motivasi, doa, silaturahmi dan kebersamaannya.
16. Anwarudin Abdul Majid, ST terima kasih atas segala perhatian, pengertian
dan kesabaran mendengarkan semua keluh kesahku.
17. Keluarga besar Agrobisnis, khususnya Hibitu terima kasih atas
kebersamaannya selama menempuh kuliah dan praktikum-praktikum,
kenangan indah bersama kalian yang tak akan terlupa, sukses untuk kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
18. Sahabat-sahabatku sekaligus saudaraku tercinta Agnes, Dian, Dini, Nian,
Vina, Eni, Nisa, Elisabet dan Widy yang selalu menemani dalam suka dan
duka, terima kasih atas perhatian, semangat dan doanya, semoga kebersamaan
kita bisa untuk selamanya, amin.
19. Kakak-kakak tingkat, Mas Habib, Mb Ephi, Mb Vita, Mas Marco, Mas Nico
terima kasih atas masukan dan bantuannya selama kuliah dan penulisan
skripsi.
20. Mama ina, Aufa, Mba Meriza, Ratih, Frederica, Damas, Rinda, Putri, Mba
Erly, Mba Silvi, Ayah Didik dan teman-teman kost mayasari yang selalu
menemani di rantau.
21. Segenap pengurus BM periode 2008, khususnya divisi P3 terima kasih atas
kebersamaan dan pengalamannya dalam berorganisasi.
22. Mas Joko dan Mas Yanto yang telah membantu dalam urusan perbanyakan
makalah dan fotocopy lainnya.
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam proses penulisan sktripsi ini, terima kasih atas segala
bantuannya.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
segala kekurangan dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
RINGKASAN ............................................................................................... xii
SUMMARY .................................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 8
B. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 10
1. Pembangunan .......................................................................... 10
2. Pembangunan Ekonomi .......................................................... 12
3. Pembangunan Ekonomi Daerah .............................................. 13
4. Pembangunan Pertanian .......................................................... 14
5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan ...................... 14
6. Tenaga Kerja... ........................................................................ 15
7. Shift Share ............................................................................... 18
8. Proyeksi Tenaga Kerja ............................................................ 21
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ........................................... 23
D. Asumsi-Asumsi ............................................................................ 27
E. Pembatasan Masalah .................................................................... 27
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel .............. 27
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 30
A. Metode Dasar Penelitian .............................................................. 30
B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ...................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 31
D. Metode Analisis Data ................................................................... 31
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN CILACAP .................................. 35
A. Keadaan Alam ............................................................................... 35
1. Letak Geografis dan Administratif ......................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
2. Topografi ................................................................................ 36
3. Luas Penggunaan Lahan ......................................................... 36
4. Jenis Tanah ............................................................................. 38
5. Keadaan Iklim ......................................................................... 40
B. Keadaan Penduduk ........................................................................ 40
1. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk .................... 40
2. Komposisi Penduduk .............................................................. 41
a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................. 41
b. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur .............. 42
c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............ 44
d. Komposisi Penduduk Menurut Keadaan Rumah Tangga .. 45
C. Keadaan Kesempatan Kerja .......................................................... 47
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54
A. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja ........ 54
B. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian ...................... 56
C. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk
Lima dan Sepuluh Tahun Yaitu Tahun 2010 sampai Tahun
2014 dan Tahun 2019 ................................................................... 61
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 67
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun
2005-2009 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam
%) ............................................................................................ 3
2. Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di
Kabupaten CIlacap Tahun 2009 .............................................. 4
3. Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan
Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
(dalam %) ................................................................................ 5
4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009 .......... 37
5. Jenis Tanah, Batuan Induk dan Fisiografi Tanah di
Kabupaten Cilacap .................................................................. 39
6. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Tahun 2005-
2009 di Kabupaten Cilacap ..................................................... 40
7. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-
2009 di Kabupaten Cilacap ..................................................... 42
8. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun
2005-2009 di Kabupaten Cilacap (Jiwa) ................................. 43
9. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun
2005-2009 di Kabupaten Cilacap ........................................... 44
10. Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian dan
Rumah Tangga Tani Gurem menurut Kecamatan Tahun
2003 di Kabupaten Cilacap .................................................... 46
11. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut
Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-
2009 ........................................................................................ 49
12. Pertumbuhan Kesempatan Kerja menurut Lapangan Usaha
Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) ... 50
13. Persentase Penduduk yang Bekerja pada Sektor Pertanian di
Kabupatem Cilacap Tahun 2005-2009 .............................. 51
14. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar pada Kantor
Disosnaketrans menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Cilacap Tahun 2005-2009 (Jiwa) ............................................ 52
15. Banyaknya Penyaluran Tenaga Kerja Antar Daerah dan
Antar Negara yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans
Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 .................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
16. Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Tenaga
Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-
2009 ........................................................................................ 54
17. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di
Kabupaten Cilacap .................................................................. 57
18. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor
Pertanian di Kabupaten Cilacap .............................................. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap .................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. PDRB ADHK 2000 Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
(Milyaran Rupiah) ................................................................... 69
2. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan
Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2004-2009........... 70
3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cilacap Tahun
2005-2009 ............................................................................... 71
4. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-
2009 ........................................................................................ 72
5. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun
2005-2009 ............................................................................... 73
6. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun
2005-2009 ............................................................................... 74
7. Angka Pengganda Tenaga Kerja ............................................. 75
8. Analisis Shift Share ................................................................. 76
9. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Keja Sektor
Perekonomian ......................................................................... 77
10. Peta Kabupaten Cilacap .......................................................... 78
11. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 79
12. Surat Izin Penelitian ................................................................ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
RINGKASAN
Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. Peranan Sektor Pertanian dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sri
Marwanti, MS dan Wiwit Rahayu, SP. MP. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten terluas di Propinsi Jawa Tengah
dan memiliki kultur pertanian yang kuat di masyarakatnya serta sektor pertanian
merupakan sektor andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Cilacap serta komponen pertumbuhan kesempatan kerja selama tahun
2005-2009 dan menganalisis proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk
lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-1019) di
Kabupaten Cilacap.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik. Metode pengambilan daerah penelitian adalah dengan cara sengaja yaitu
di Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan bahwa potensi yang dimiliki
Kabupaten Cilacap yang cocok untuk mengembangkan sektor pertanian,
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cilacap dan jumlah tenaga
kerja yang terserap di Kabupaten Cilacap menempati urutan tertinggi. Jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans dan Dispertanak.
Data dianalisis dengan (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja, (2)
Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian dalam
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selama 5 tahun (2005-2009) yang
dihitung dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja cenderung
menurun. Hasil perhitungan angka pengganda tenaga kerja rata-rata sebesar 2,54
yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 tenaga
kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di
Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. Pertumbuhan kesempatan
kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari komponen pertumbuhan
nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif
yang berarti bahwa sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok lambat dan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti sektor
pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya
saing yang baik jika dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lain.
Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai pergeseran
bersih yang merupakan penjumlahan dari komponen pertumbuhan proporsional
dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti bahwa
pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok maju (progresif).
Proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan
nilai positif yang berarti bahwa kesempatan kerja sektor pertanian semakin
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
SUMMARY
Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. The Role Of Agriculture In
Absorb Labor In Cilacap Regency. Guided by Dr. Ir. Sri Marwanti, MS and
Wiwit Rahayu, SP. MP. Faculty Of Agriculture, Sebelas Maret University
Surakarta.
Cilacap Regency is the wider regency in Central Java Province and it has
great agricultural beside that agriculture sector is mainstay sector in absorb labor.
This study aims are to analyze the role of agriculture sector in absorb labor in
Cilacap Regency, knowing the growth component of labor to get job within 2005-
2009 and analyze the prediction of chance to get job in agriculture sector for five
and ten years later (2010-2014 and 2010-2019) in Cilacap Regency.
The basic method used in this research is analytical descriptive. The
method to determine the location of the research done by purposive (deliberately)
is Cilacap Regency based on the potency that Cilacap Regency has good for
developing agriculture sector, the contribution of agriculture sector toward Gross
National Product (PDRB) in Cilacap Regency and the highest rank of labor
quantity absorbent. Data used in this aims is secondary data were obtained from
BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans and Dispertanak.
Data analyze with (1) multiplier effect of labor (2) shift share analyze (3)
pure forecast analyze.
Results of research shows that the role of agriculture sector in absorb labor
in Cilacap Regency during five years from 2005-2009 who counted by using
multiplier analyze is going down (descend). The counted by using multiplier
analyze show the average of it is 2,54 it means that for each upgrading 1 labor can
make the total chance to get the job in Cilacap as much 2 until 3 labors. The
growth chance to get job in agriculture sector in Cilacap Regency based on
national component growth is positive, proportional component growth is
negative it means that agriculture sector in Cilacap Regency is in part of slow
category, area segment component growth is positive. It means agriculture sector
in Cilacap Regency in part of sector that has good category in engaged in a rivalry
if compare it with other sector in other areas. The growth of agriculture in Cilacap
Regency based on the net shiftiest is counted from proportional growth
component and area segment component growth, have positive numeral, it means
agriculture sector in part of progressive category. The prediction of chance to get
job for five and ten years later shows that it has positive numeral who it means
that the chances to get job in agriculture sector more and more increase.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan : (1). Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS dengan NIM H0307048
(2). Dosen Pembimbing Utama
(3). Dosen Pembimbing Pendamping
PERANAN SEKTOR PERTANIAN
DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA
DI KABUPATEN CILACAP
FAHMI IQLIMA SAFANGATUN(1)
Dr.Ir. SRI MARWANTI, MS(2)
WIWIT RAHAYU, SP. MP(3)
ABSTRAK
Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian
dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dan
proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun ke
depan di Kabupaten Cilacap. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitik.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap. Jenis data adalah data sekunder. Metode
analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja,
(2) Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai angka pengganda tenaga kerja rata-rata selama
lima tahun sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja
sebanyak 1 tenaga kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja
total di wilayah Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. (2)
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap berdasarkan
komponen pertumbuhan nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan
proporsional bernilai negatif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor
pertanian termasuk ke dalam kelompok lamban dan komponen pertumbuhan pangsa
wilayah bernilai positif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik
jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di
wilayah lain. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap
dilihat dari nilai pergeseran bersih positif yang berarti pertumbuhan sektor pertanian
termasuk ke dalam kelompok maju (progresif). (3) Proyeksi kesempatan kerja untuk
lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan nilai positif yang berarti kesempatan
kerja sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan cenderung meningkat.
Kata kunci : Sektor Pertanian, Tenaga Kerja, Angka Pengganda Tenaga Kerja,
Analisis Shift Share, Pure Forecast
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional di Indonesia memiliki tujuan yaitu berusaha
mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan ini tidak
terlepas dari pembangunan masing-masing daerah, yang merupakan bagian
integral dalam upaya mencapai sasaran nasional. Pembangunan di setiap
daerah, baik di kota maupun kabupaten berlangsung secara terus-menerus dan
setiap daerah berusaha memajukan daerahnya sesuai dengan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki oleh setiap
daerah. Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menempatkan otonomi
daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga setiap daerah
kabupaten memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk menyusun serta
melaksanakan kebijakan pembangunan daerah yang sesuai dengan kondisi,
potensi dan aspirasi masyarakat. Setiap pemerintah daerah harus dapat
menetapkan kebijakan yang dapat mendukung tercapai pembangunan daerah
dan kesejahteraan masyarakat.
Arsyad (2009), mengemukakan bahwa masalah pokok dalam
pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-
kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi
sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal
(daerah). Proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan
merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk harus
diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pertumbuhan
penduduk tidak menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi daerah. Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan rendahnya kinerja pembangunan
sumber daya manusia tidak memungkinkan penciptaan kesempatan kerja
yang memadai dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga
dapat menyebabkan angka pengangguran meningkat. Pernyataan tersebut
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
diperkuat oleh Simanjuntak (1985), yang berpendapat bahwa jumlah
penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk
yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung
ekonomi yang efektif di daerah itu cukup kuat dalam memenuhi berbagai
macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.
Pembangunan daerah memerlukan tenaga kerja sebagai salah satu
modal utama sebab tenaga kerja merupakan sumber daya dominan, baik
dilihat dari sisi kegiatan produksi maupun dari sisi pemanfaatan hasil-hasil
pembangunan. Di satu sisi, tenaga kerja diharapkan mempunyai kualitas
untuk menjamin tingkat produktivitas yang tinggi dan di sisi lain, pekerja
harus mendapatkan perlindungan yang memadai agar ia memperoleh hak-
haknya, baik sebagai pekerja maupun memenuhi peran sebagai anggota
masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, berkaitan erat
dengan jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat pula. Jumlah
lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja
menandakan bahwa pembangunan di suatu daerah belum berjalan secara
efektif.
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah
dengan luas wilayah Kabupaten Cilacap sekitar 6,94% dari total wilayah Jawa
Tengah. Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang
terbagi menjadi 24 Kecamatan, 269 desa dan 15 Kelurahan. Kabupaten
Cilacap merupakan wilayah dengan corak sosiokultural yang dicirikan
dengan luasnya daerah pedesaan dan kultur agraris dalam kehidupan
masyarakatnya. Keadaan topografi Kabupaten Cilacap sangat beragam mulai
dari dataran rendah dengan ketinggian 6 meter diatas permukaan laut hingga
dataran tinggi dengan ketinggian 198 meter diatas permukaan laut. Kondisi
topografi yang beragam menyebabkan Kabupaten Cilacap memiliki potensi
untuk mengembangkan berbagai macam budidaya pertanian (BPS Kabupaten
Cilacap, 2010).
Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam memberikan
kontribusi pada perekonomian Kabupaten Cilacap. Usaha dalam bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pertanian akan terus berjalan selama manusia masih memerlukan makanan
untuk mempertahankan hidup dan masih memerlukan hasil pertanian sebagai
bahan baku dalam kegiatan industri. Pembangunan pertanian di Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan
pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan pendapatan
petani, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong pemerataan.
Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap terbagi ke dalam lima subsektor
yakni subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor
kehutanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Sektor pertanian
di Kabupaten Cilacap sebagai salah satu sektor yang berkembang di
Kabupaten Cilacap dan sebagai salah satu pendukung keberhasilan
pembangunan ekonomi daerah. Indikator keberhasilan pembangunan
ekonomi daerah salah satunya adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Berdasarkan nilai PDRB tersebut dapat diketahui bahwa sektor
pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB
Kabupaten Cilacap yaitu menempati urutan ketiga setelah sektor industri
pengolahan dan sektor perdangan, hotel dan restoran. Nilai distribusi
kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 menurut lapangan
usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam %)
Lapangan Usaha Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik dan Air Minum
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-jasa
13,48
1,11
55,73
0,34
1,78
20,87
1,82
1,86
3,01
13,17
1,13
55,83
0,35
1,79
20,97
1,99
1,88
2,89
13,21
1,17
54,88
0,35
1,84
21,54
2,16
1,94
2,91
12,9
1,18
55,33
0,33
1,84
21,34
2,20
1,92
2,96
13,25
1,23
53,66
0,32
1,91
22,22
2,30
1,99
3,12
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tabel 1 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB Kabupaten Cilacap relatif besar, yaitu sebesar 13,48% (2005), 13,17%
(2006), 13,21% (2007), 12,9% (2008) dan 13,25 (2009), serta menempati
urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan,
hotel dan restoran. Kabupaten Cilacap dikenal sebagai kawasan industri,
tetapi bidang pertanian masih memberikan sumbangan dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Walaupun kontribusi sektor pertanian berfluktuatif
dan cenderung menurun dari tahun 2005 hingga 2009, sektor ini tetap
menjadi salah satu sektor yang mempunyai peranan penting bagi Kabupaten
Cilacap. Besarnya kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Cilacap didukung
dengan luas lahan sawah yang relatif luas yaitu 63.093 Ha yang digunakan
untuk budidaya padi dan majunya subsektor perikanan di Kabupaten Cilacap,
sehingga sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap PDRB (BPS Kabupaten Cilacap, 2010).
B. Perumusan Masalah
Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memberikan kontribusi besar
terhadap PDRB. Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah juga
dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam berbagai
bidang pekerjaan. Sektor pertanian masih memiliki kemampuan yang cukup
tinggi untuk menyerap tenaga kerja yang ditunjukkan dengan besarnya
penduduk yang bekerja di sektor pertanian.
Tabel 2. Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten
Cilacap Tahun 2009
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buruh Tani
Nelayan
Buruh Industri
Buruh Bangunan
PNS/TNI-POLRI
Pensiunan
266.717
17.297
36.356
54.236
23.354
9.216
65,50
4,25
8,93
13,32
5,74
2,26
Jumlah 407.176 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan Tabel 2 diatas, keadaan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap
terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan antara lain buruh tani, nelayan, buruh
industri, buruh bangunan, PNS/TNI-POLRI, pensiunan dan lain-lain.
Pekerjaan sebagai buruh tani menduduki jumlah terbesar yaitu dengan
persentase sebesar 65,50%. Selain buruh tani, pekerjaan sebagai nelayan juga
memiliki jumlah yang cukup besar yaitu 4,25% dari jumlah tenaga kerja yang
bekerja berdasarkan jenis pekerjaan di Kabupaten Cilacap. Hal ini
menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Cilacap menyerap tenaga
kerja dengan persentase tertinggi. Namun, jika dilihat dari perkembangan
penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha utama, sektor pertanian dari
tahun ke tahun menyerap tenaga kerja dengan persentase yang berfluktuatif,
seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut
Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
(dalam %)
No Lapangan Usaha Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 35,91 37,53 41,48 40,06 40,57
2 Pertambangan & Galian;
Listrik,Gas & Air Bersih 1,29 0,75 1,20 1,45 0,94
3 Industri 16,40 17,18 14,32 16,23 16,51
4 Konstruksi 9,67 7,35 8,52 8,46 8,47
5 Perdagangan 21,49 19,38 17,61 19,89 18,69
6 Komunikasi 4,95 4,77 4,98 3,88 3,63
7 Keuangan 0,23 0,33 0,46 0,55 0,53
8 Jasa 9,91 12,54 11,43 9,48 10,66
9 Lainnya 0,15 0,17 0,00 0,00 0,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 3 diatas, perkembangan penyerapan tenaga kerja
sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dari tahun 2005-2009 mengalami
fluktuasi. Meskipun berfluktuasi, sektor pertanian masih tetap menyerap
tenaga kerja yang terbesar jika dibandingkan dengan sektor lain. Namun,
belum dapat diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan
tenaga kerja, penyebab dari penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berfluktuatif dan belum dapat diketahui apakah sektor pertanian akan tetap
menyerap tenaga kerja dengan jumlah terbesar untuk tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai
peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap
serta komponen-komponen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data mengenai
jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian kemudian akan
digunakan untuk memproyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk
beberapa tahun ke depan. Hal ini dilakukan supaya kedepannya sektor
pertanian Kabupaten Cilacap dapat tetap memberikan kontribusi yang besar
bagi perekonomian wilayah dan tetap dapat menyerap tenaga kerja tertinggi.
Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka membutuhkan suatu upaya
perencanaan pembangunan seperti perencanaan pembangunan sektor
pertanian, khususnya perencanaan pengembangan kesempatan kerja sektor
pertanian.
Dari uraian di atas, dapat ditarik rumusan masalah untuk penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Cilacap?
2. Bagaimana pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten
Cilacap?
3. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk
lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan 2010-2019) di
Kabupaten Cilacap?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Cilacap.
2. Mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten
Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk
lima dan sepuluh tahun kedepan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-2019)
di Kabupaten Cilacap.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan berkaitan dengan topik penelitian
dan mengetahui lebih mendalam mengenai keadaan wilayah dan keadaan
pembangunan Kabupaten Cilacap, serta merupakan salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Cilacap, sebagai sumbangan pemikiran
dan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam perencanaan
tenaga kerja, khususnya tenaga kerja di sektor pertanian.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi mengenai topik penelitian dan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
1. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Berdasarkan penelitian Amin (2007) yang berjudul ”Peranan
Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten
Semarang” diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam
penyerapan tenaga kerja yang diamati dengan angka pengganda
tenaga kerja. Sektor pertanian di Kabupaten Semarang masih
memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja terutama
pada tahun 2001-2003 dan pada tahun 2004-2005 peranannya semakin
menurun. Pada tahun 2002 peranan sektor pertanian adalah yang
terbesar dalam menyerap tenaga kerja. Hal tersebut dilihat dari nilai
angka pengganda yang dihasilkannya yaitu 1,85 yang berarti bahwa
setiap 1 orang yang bekerja di sektor pertanian, maka dapat membuka
kesempatan kerja sebanyak 1 sampai 2 orang di seluruh sektor.
Meskipun angka pengganda terbesar namun pertumbuhan kesempatan
kerja menunjukkan angka yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 3,11%
dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan kesempatan kerja sektor
pertanian di Kabupaten Semarang ini mengakibatkan meningkatnya
penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebesar 11.459 orang.
2. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Berdasarkan penelitian Santoso (2010) yang berjudul ”Peranan
Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten
Wonogiri” dengan menggunakan perhitungan Analisis Shift Share
menunjukkan bahwa nilai Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten
Wonogiri sebesar -36.456,40. Pertumbuhan Proporsional bernilai
negatif berarti apabila terjadi perubahan kesempatan kerja pada salah
satu sektor di Kabupaten Wonogiri, maka sektor pertanian akan
dirugikan dengan adanya penurunan kesempatan kerja sejumlah
36.456 orang. Untuk komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah,
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
nilainya sebesar 28.624,01. Ini berarti bahwa sektor pertanian di
Kabupaten Wonogiri mengalami kenaikan kesempatan kerja sebesar
28.624 orang apabila dibandingkan dengan sektor pertanian kabupaten
lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Dari nilai Pertumbuhan Proporsional
dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah, diperoleh nilai Pergeseran Bersih
sebesar -7.832,39. Ini berarti progresifitas pertumbuhan kesempatan
kerja pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri termasuk kelompok
lamban karena Pergeseran Bersihnya bernilai negatif.
3. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Berdasarkan penelitian Nareswari (2010) yang berjudul
“Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Karanganyar” untuk meneliti proyeksi kesempatan kerja
di sektor pertanian 5 dan 10 tahun ke depan yaitu dengan
menggunakan model proyeksi pure forecast bahwa nilai elastisitas
kesempatan kerja tetap yaitu -1,356266557 dan pertumbuhan ekonomi
tetap yaitu 0,219023942, dalam hal ini digunnakan asumsi bahwa
elastisitas kesempatan kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja pada
periode analisis sama dengan elastisitas kesempatan kerja dan
pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun 2012 dan tahun 2017,
diperoleh hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada
tahun 2012 yaitu sebesar 22.044 orang. Sedangkan hasil proyeksi
kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2017 sebesar 3.784
orang. Rata-rata selama sepuluh tahun menunjukkan penurunan
kesempatan kerja yang terjadi adalah 12.465 orang tiap tahunnya.
Nilai rata-rata penurunan kesempatan kerja pada proyeksi lima tahun
berbeda dengan proyeksi sepuluh tahun. Rata-rata penurunan
kesempatan kerja per tahun pada proyeksi lima tahun sebesar 21.278
orang, lebih besar dari rata-rata penurunan kesempatan kerja per tahun
pada proyeksi sepuluh tahun, yaitu 12.465 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata penurunan kesempatan kerja setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tahun sebenarnya tidaklah sama. Besar penurunan kesempatan kerja
per tahun semakin lama semakin menurun.
Ketiga hasil penelitian diatas digunakan sebagai referensi dalam
penelitian ini dengan alasan bahwa melihat hasil penelitian Amin (2007),
menunjukkan bahwa angka pengganda tenaga kerja di Kabupaten
Semarang yang diperoleh tertinggi hanya sebesar 1,85. Penelitian Santoso
(2010), menunjukkan angka pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten
Wonogiri berdasarkan nilai pergeseran bersih tergolong ke dalam
kelompok lamban. Penelitian Nareswari (2010), menunjukkan bahwa
proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di
Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan. Penelitian-penelitian
tersebut memiliki kesamaan letak geografis yaitu di Provinsi Jawa Tengah
dan kesamaan sektor yang diteliti yaitu sektor pertanian. Selain itu,
kesamaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu
metode yang digunakan, dimana untuk mengetahui peranan sektor
pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan metode
angka pengganda tenaga kerja, untuk mengetahui pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian dengan menggunakan analisis shift
share dan untuk mengetahui proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor
pertanian untuk lima dan sepuluh tahun yang akan datang dengan
menggunakan analisis pure forecast. Maka dari itu, peneliti mengambil
penelitian terdahulu tersebut untuk dijadikan referensi dan bahan
pembanding mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga
kerja di Kabupaten Cilacap apakah akan menunjukkan hasil yang sama
atau berbeda.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan
Todaro (2000) mengemukakan bahwa pembangunan merupakan
suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk
berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses
sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai kehidupan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
serba lebih baik. Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang
serba lebih baik” itu, bertolak dari tiga nilai pokok di atas, proses
pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga
tujuan inti sebagai berikut:
a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai
macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan,
sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan.
b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan
pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan
kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian
atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu
tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan
juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.
c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu
serta bangsa secara keseluruhan, yaitu dengan membebaskan
mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan
hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga terhadap
setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai
kemanusiaan mereka.
Djojohadikusumo (1994) menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai
oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan
ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan. Pernyataan ini diperkuat oleh Arsyad (2009) bahwa
pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai
konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha
tanpa akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses
transportasi dan proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi
sumber-sumber ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang
membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Pembangunan Ekonomi
Arsyad (2009) mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi
harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan dan
saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pembangunan ekonomi tersebut, sehingga dapat
diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut
bisa diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan
peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat
dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan ekonomi berbeda dengan industrialisasi dan
modernisasi. Kalau modernisasi adalah sebagai bidang khusus dalam
pembangunan, maka industrialisasi merupakan aspek khusus dari
modernisasi. Industrialisasi hanyalah suatu periode dalam suatu
negara dimana semua bidang-bidang penting yang strategis selalu
dihubungkan dengan hasil-hasil industri atau manufacturing, jadi
didasarkan pada penggunaan mesin-mesin lebih dinamis dari
modernisasi, namun cakupannya lebih sempit. Sehingga kemungkinan
terjadi modernisasi dalam suatu negara dapat dicapai tanpa banyak
industri, tetapi tidak mungkin mengadakan industrialisasi tanpa ada
modernisasi. Secara singkat dapat dikatakan hubungan antara
pembangunan, modernisasi dan industrialisasi: pembangunan adalah
sebagai bentuk dari perusahaan sosial, sedang modernisasi menjadi
bidang khusus dari pembangunan dan industrialisasi merupakan salah
satu aspek dari modernisasi (Siagian, 1989).
Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar
hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan
kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil per kapita adalah
sama dengan pendapatan nasional riil atau output secara keseluruhan
yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk
seluruhnya. Jadi, standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika
output total meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total
diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat
menyerap pertambahan penduduk yang berarti naiknya penghasilan
riil per kapita (Irawan, 1982).
3. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan
institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk
dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru
(Arsyad, 2009).
Pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh negara
berkembang termasuk Indonesia, beranggapan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan
pembagian pendapatan. Dengan kata lain bahwa antara pertumbuhan
ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu trade
off yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian
pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi
diturunkan. Pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi selalu akan
disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan
dalam ketimpangan. Pembangunan ekonomi yang mengutamakan
proses industrialisasi yang pesat, khususnya industrialisasi yang padat
modal, menyebabkan peningkatan dalam angka pengangguran,
terutama di daerah perkotaan dimana pusat-pusat industri baru
didirikan (Wie, 1981).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Pembangunan Pertanian
Todaro (2000) mengemukakan bahwa secara tradisional peranan
pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan
bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan
pengalaman sejarah yang dijalani oleh negara-negara barat, apa yang
disebut sebagai pembangunan ekonomi diidentikan dengan
transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni
dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi
perekonomian industri modern dan jasa-jasa yang serba lebih
kompleks. Dengan demikian, peranan utama pertanian dianggap
hanya sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan
yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang
dinobatkan sebagai sektor unggulan dinamis dalam strategi
pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
Pembangunan pertanian di Indonesia sebenarnya telah
menunjukkan kontribusi yang tinggi, bahwa peningkatan produktivitas
tanaman pangan melalui varietas unggul, lonjakan produksi
peternakan dan perikanan telah terbukti mampu mengatasi persoalan
kelaparan dalam empat dasawarsa terakhir. Pembangunan perkebunan
dan agroindustri juga telah mampu mengantarkan pada kemajuan
ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga
kerja. Selama empat dasawarsa terakhir, strategi pembangunan
pertanian mengikuti tiga prinsip penting: broad-based dan terintegrasi
dengan ekonomi makro; pemerataan dan pemberantasan kemiskinan;
dan pelestarian lingkungan hidup. Dua prinsip utama telah
menunjukkan kinerja yang baik, seperti diuraikan di atas, karena
dukungan jaringan irigasi, jalan-jembatan, perubahan teknologi,
kebijakan ekonomi makro, dan sebagainya (Arifin, 2008).
5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Mubyarto (1995), Indonesia masih merupakan negara pertanian,
artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor
pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.
Pentingnya sektor pertanian selain dilihat dari nilai produk domestik
bruto dan lapangan pekerjaan, dapat juga dilihat dari besarnya nilai
ekspor yang berasal dari pertanian.
Sektor pertanian di Indonesia memiliki kemampuan dalam
mengisi pembangunan yang dipercayai dapat menjamin pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pertanian dapat memenuhi lima
syarat utama sebagai sektor andalan, yaitu tangguh, progresif,
ukurannya cukup luas, artikulatif dan responsif. Ketangguhan sektor
pertanian diindikasikan oleh kemampuannya dalam memberi
kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung. Sektor
pertanian berpotensi progresif dan mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional jika didukung dengan kebijaksanaan yang tepat
(Daniel, 2002).
Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan
ekonomi terletak dalam hal menyediakan surplus pangan yang
semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat; meningkatkan
permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier; menyediakan
tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang bagi
pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus;
meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah dan
memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan (Jhingan, 2007).
6. Tenaga Kerja
Simanjuntak (1985) dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa tenaga kerja
mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, mencari
pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan
mengurus rumah tangga. Tiga golongan terakhir, yaitu pencari kerja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak
bekerja namun secara fisik dianggap mampu dan sewaktu-waktu dapat
ikut bekerja. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja dibedakan menurut batas umur. Di Indonesia dipilih batas umur
minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian
tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10 tahun
atau lebih. Penduduk dibawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan
tenaga kerja. BPS Kabupaten Cilacap, menyatakan bahwa sejak Tahun
2007 penduduk yang tergolong tenaga kerja adalah penduduk berumur
15 tahun keatas. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan wajib
belajar 9 tahun, sehingga penduduk yang berumur dibawah 15 tahun
masih tergolong kelompok penduduk bersekolah.
Andayuna (2009), angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai
bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang
sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang
produktif. Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja (employment) dan
kelompok penganggur (unemployment). Menurut Simanjuntak (1985),
tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan
golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan. Kelompok bukan
angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima
pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja
sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena
itu, golongan ini sering disebut potensial labor force.
Pengertian manpower adalah kemampuan manusia untuk
mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau
jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Istilah imi
diterjemahkan menjadi tenaga kerja. Tenaga ini dikeluarkan oleh
manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
jaringan saraf dan panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta
tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki dan punggung yang
menjadi alat mekanisnya (Suroto, 1992).
Todaro (2000), kesempatan kerja terbuka pada saat industri
mulai berkembang, namun pada waktu yang sama teknologi yang
hemat tenaga kerja mulai ditemukan sehingga banyak mengurangi
kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Pengangguran penuh atau
pengangguran terbuka (open unemployment) banyak disandang oleh
pemuda berusia 15-24 tahun dan terdidik (mereka pernah mengenyam
pendidikan yang relatif tinggi) dan pengangguran terselubung
(underemployment) yaitu mereka yang hanya bekerja tidak penuh atau
secara paruh waktu dengan tingkat penghasilan yang minimum, tidak
memiliki penghasilan yang memadai dan tidak mempunyai
kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatannya. Tenaga kerja
putus asa (discouraged workers) yang terpaksa menyerah dan
menghentikan usahanya duduk dalam antrian panjang angkatan kerja
(labor force) untuk mencari sebuah pekerjaan permanen di sektor
formal, untuk kemudian berusaha mencari nafkah di sektor kerja
informal, sehingga mereka tidak lagi masuk dalam survei-survei
ketenagakerjaan.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk usia
kerja adalah golongan penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang
terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pasar kerja
adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja atau seluruh
permintaan dan penawarannya dalam masyarakat dengan seluruh
mekanisme yang memungkinkan adanya transaksi produktif diantara
orang yang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha yang
membutuhkan tenaga tersebut. Kesempatan kerja mengandung
pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian
kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan
semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat ( Kartono, 1999).
Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang
secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk
kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun.
Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak
bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk
menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak
bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang
tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi
tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi
sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur
adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja
yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35
jam per minggu (Sugihardjo dan Retno, 2005).
7. Shift Share
Analisis shift share digunakan untuk menganalisis perubahan
berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan
kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan
diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika
dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah
bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa
perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara tahun dasar
dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen
pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional (national
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
growth component) disingkat PN, komponen pertumbuhan
proporsional (proporsional or industrial mix growth component)
disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional
growth component) disingkat PPW (Budiharsono, 2005).
Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan kesempatan
kerja/produksi dalam suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan
kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan
kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang
mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah, misalnya
devaluasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan
perpajakan. Bila diasumsikan tidak terdapat perbedaan karakteristik
ekonomi antar sektor dan antar wilayah.
Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan
dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan
mentah, perbedaan dalam kebijakan industri (misalnya subsidi,
kebijakan perpajakan dan price support) dan perbedaan dalam struktur
dan keragaman pasar.
Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena
peningkatan atau penurunan PDRB/kesempatan kerja dalam suatu
wilayah dibandingkan wilayah lain. Cepat lambatnya pertumbuhan
suatu wilayah dengan wilayah lain ditentukan oleh keunggulan
komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial
ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut
(Lucas dan Primms, 1979 cit. Budiharsono, 2005).
Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang
biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi
daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administrasi yang
lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut,
analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu
sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi
atau nasional (nastional growth effect), yang menunujukkan bagaiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian
daerah. Kedua, pergeseran proporsional (proportional shift), yang
menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu
terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional.
Pergeseran proporsional (proportional shift) disebut juga pengaruh
bauran industri (industry mix). Pengukuran ini memungkinkan kita
untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada
industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian
yang dijadikan referensi. Ketiga, pergeseran diferensial (differential
shift) yang memberikan informasi dalam menentukkan seberapa jauh
daya saing industri daerah atau lokal (local) dengan perekonomian
yang dijadikan referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri
adalah positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya
dibanding industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan
referensi juga. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh
keunggulan kompetitif (Widodo, 2006).
Arsyad (2009), analisis shift share merupakan teknik yang
sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi
daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis
ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkan dengan daerah yang
lebih besar (regional atau nasional). Analisis ini memberikan data
tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan
satu sama lain yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis
perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan
perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan
acuan.
2. Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan
relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan
dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang
tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
3. Pergeseran differensial (differential shift) membantu kita dalam
menentukan seberapa jauh daya saing industry daerah (lokal)
dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika
pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif, maka
industry tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri
yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.
8. Proyeksi Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja pada umumnya disusun berdasarkan
sasaran pertumbuhanekonomi (Gy) dan sasaran pertumbuhan
kesempatan kerja (Gn). Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya
diarahkan untuk memenuhi jumlah dan mutu tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh pembangunan suatu daerah, guna mencapai target
pertumbuhan ekonomi serta pengendalian tingkat pengangguran, baik
pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi. Dalam
menyusun proyeksi kesempatan kerja yang dikaitkan dengan
pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB), digunakan koefisien elastisitas
kesempatan kerja (employment output coefficient). Penggunaan
metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus yang
digunakan dapat membantu dalam pemahaman tentang hubungan
antara jumlah angkatan kerja yang terserap di tiap sektor dengan
pertumbuhan PDRB tiap sektor yang bersangkutan serta perubahan
teknologi dalam sektor-sektor tersebut. Koefisien penyerapan tenaga
kerja (EKK= Elastisitas Kesempatan Kerja) dari masing-masing
sektor dihitung berdasarkan perbandingan antara pertumbuhan
kesempatan kerja (Gn) dengan tingkat pertumbuhan PDRB (Gy)
(Molo, 1998).
Swasono dan Sulistyaningsih (1987), perencanaan tenaga kerja
secara nasional, regional atau tingkat perusahaan (mikro) adalah suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
proses pengumpulan informasi secara reguler dan analisis situasi dan
trend untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan penawaran
tenaga kerja, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan adanya
ketidakseimbangan dan penyajian pilihan pengambilan keputusan
kebijaksanaan dan program aksi sebagai bagian dari proses
perencanaan (pembangunan) untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
dapat memperkirakan permintaan tenaga kerja tidak terlepas dari
perhitungan proyeksi yang juga digunakan untuk memperkirakan atau
memproyeksikan suatu keadaan, baik keadaan tenaga kerja maupun
keadaan perekonomian. Beberapa model perhitungan proyeksi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok dasar perhitungan yaitu:
a. Pure Forecast
Pure Forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan
berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan
mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk
memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang.
Rumus : Lit = Lito (1+b)t
Lit = tenaga kerja pada waktu tertentu
Lito = tenaga kerja pada waktu to
b = angka konstanta (koefisien arah dari data)
t = waktu
b. Conditional Forecast
Merupakan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja berdasarkan
keadaan sebab akibat (hubungan erat dua variabel), yang satu
variabel bebas dan yang lain variabel terikat, misalnya jumlah
pendapatan (Y=Output) dengan jumlah tenaga kerja (L).
Rumus : Y = a + b L
a dan b = konstanta / parameter
c. Teleological Forecast
Merupakan kebalikan dari Conditional Forecast, dengan dasar
bahwa untuk mencapai produksi tertentu harus disediakan tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kerja dengan jumlah tertentu. Jumlah tenaga kerja sebagai akibat
dan jumlah output sebagai sebab.
Rumus : (Lij/Yj) t = (Lij/Yj) to + f (t)
Lij = tenaga kerja dengan jabatan I dalam industri j
Yj = produksi industri j (output j)
t = waktu
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara
potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini
dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Tenaga kerja
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari jumlah penduduk yang
mempunyai pekerjaan dan yang sedang mencari kesempatan untuk
melakukan pekerjaan (tidak/belum bekerja) atau angkatan kerja
merupakan penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi
siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka
yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja
penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur)
adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut
referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja/ dibebas tugaskan,
tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur
adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang
dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per
minggu. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, golongan yang
mengangggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan
angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Penduduk yang bekerja di Kabupaten Cilacap dibagi menjadi
penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan luar sektor pertanian.
Dimana penduduk yang bekerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pertumbuhan kesempatan kerja sektor lain, tingkat pertumbuhan PDRB
dan kebijakan pemerintah Kabupaten Cilacap. Untuk mengetahui peranan
sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap
berdasarkan besarnya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian
digunakan rumus angka pengganda tenaga kerja. Rumus angka pengganda
tenaga kerja yaitu sebagai berikut:
NB
NK
Dimana : K : pengganda tenaga kerja
N : jumlah tenaga kerja di seluruh sektor
NB : jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan
perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka
pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus:
ΔN = ΔNB X K
Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap.
ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap.
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian terhadap
kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan analisis
shift share, sehingga akan diketahui progresifitas dari sektor pertanian.
Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔYij = PNij + PPij + PPWij
Y’ij – Y ij = ΔYij = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)
Dimana : Ra = Y’ / Y
Ri = Y’i / Yi
ri = Y’ij / Yij
Keterangan:
PN : komponen pertumbuhan nasional
PP : komponen pertumbuhan proporsional
PPW : komponen pertumbuhan pangsa wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Y : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’ : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
Yi : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun
2005
Y’i : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun
2009
∆Yij : pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap
Yij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada
tahun dasar analisis (tahun 2005)
Y’ij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada
tahun akhir analisis (tahun 2009)
(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan nasional
(Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan proporsional
(ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan pangsa wilayah
Proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2010 sampai
tahun 2014 dan tahun 2019 dapat dihitung dengan model proyeksi pure
forecast. Secara sederhana dibuat persamaan sebagai berikut :
Lit = Lito (1+ Gn)t
Dimana: Lit :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun
akhir proyeksi
Lito :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap
tahun akhir periode dasar proyeksi
Gn : pertumbuhan kesempatan kerja
t : selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode dasar
proyeksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan berikut ini:
Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap
Tidak/Belum bekerja Bekerja
Sektor Pertanian Luar Sektor Pertanian
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor
lain Kabupaten Cilacap
Tingkat pertumbuhan PDRB
Kebijakan pemerintah
Tenaga Kerja
Tahun 2005-2009
Proyeksi Tahun
2014 dan 2019
Analisis Shift
Share
Angka Pengganda
Tenaga Kerja
Pure Forecast
Peranan sektor pertanian
dalam penyerapan tenaga kerja
tahun 2014 dan 2019 di
Kabupaten Cilacap
PPij PPWij
PBij
Pertumbuhan kesempatan
kerja di sektor pertanian
Kabupaten Cilacap
Peranan sektor pertanian
dalam penyerapan tenaga
kerja di Kabupaten Cilacap
Angkatan Kerja
Tenaga Kerja Kabupaten Cilacap
Bukan Angkatan Kerja
PNij
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Asumsi-Asumsi
1. Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap
pada masa mendatang mengikuti pola pertumbuhan kesempatan kerja di
masa lampau.
2. Dalam memproyeksikan, perhitungannya menggunakan skenario
moderat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah (Gy), pertumbuhan
kesempatan kerja (Gn) dan elastisitas kesempatan kerja (EKK) antara
periode analisis dan periode dasar dianggap tetap.
E. Pembatasan Masalah
1. Sektor yang diteliti adalah sektor pertanian.
2. Penelitian ini memusatkan pada analisis data tentang penyerapan tenaga
kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data yang dianalisis
adalah data penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha
utama tahun 2005-2009. Data tersebut kemudian digunakan sebagai
dasar memproyeksikan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
pada tahun 2010-2014 dan 2010-2019.
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang dalam proses
produksinya berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dan hewan. Meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, sub
sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan
sub sektor perikanan (BPS Kabupaten Cilacap).
2. Tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang
berada dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan
produktif. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja didekati dengan
jumlah orang yang bekerja pada suatu sektor di Kabupaten Cilacap.
Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Tenaga kerja di sektor pertanian adalah jumlah penduduk yang
mampu menghasilkan produk dan jasa yang secara nyata memberikan
kontribusi pada sektor pertanian. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga
kerja di sektor pertanian didekati dengan jumlah orang yang bekerja di
sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
4. Angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan
dan yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur (Simanjuntak,
1985). Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk
menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak
bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang
tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi
tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi
sedang menganggur atau mencari pekerjaan (Sugihardjo dan Retno,
2005). Menurut BPS Kabupaten Cilacap, angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk pencari kerja.
Dalam penelitian ini, angkatan kerja tahun 2005-2006 adalah
penduduk berumur 10 tahun ke atas dan tahun 2007-2009 adalah
penduduk berumur 15 tahun ke atas. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
5. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga
didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu
kegiatan ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa.
Perhitungannya didekati dengan jumlah angkatan kerja yang telah
bekerja di suatu sektor. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
6. Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian adalah kemampuan sektor
pertanian dalam menarik tenaga kerja yang digunakan dalam
melaksanakan proses produksinya. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
7. Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja adalah
kemampuan seluruh sektor perekonomian dalam menarik tenaga kerja
dibandingkan dengan kemampuan sektor pertanian dalam menarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tenaga kerja pada wilayah tertentu dan pada waktu tertentu. Dihitung
dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja yaitu
perbandingan antara jumlah tenaga kerja di seluruh sektor
perekonomian dibagi dengan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
(Budiharsono, 2005).
8. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut Analisis
Shift Share adalah hasil penjumlahan persentase perubahan
kesempatan kerja berdasarkan nilai komponen pertumbuhan
proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sehingga
akan diperoleh nilai pergeseran bersih yang menunjukkan
pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian. Dinyatakan dalam
satuan %.
9. Proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian merupakan
perhitungan matematis jumlah tenaga kerja di Kabupaten Cilacap
yang diserap oleh sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada sekarang. Dalam penelitian
ini dihitung dengan menggunakan metode pure forecast.
10. Pure forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan berdasarkan
kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati
gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan
keadaannya pada masa yang akan datang.
11. Proyeksi peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian dengan
skenario moderat adalah perkiraan perubahan kesempatan kerja di
sektor pertanian pada tahun akhir proyeksi dikurangi kesempatan kerja
di sektor pertanian pada tahun akhir periode dasar proyeksi.
12. Skenario moderat yaitu perhitungan dengan mengambil jalan tengah,
dimana lonjakan-lonjakan perekonomian seperti krisis ekonomi dan
perubahan harga diabaikan. Pertumbuhan ekonomi daerah,
pertumbuhan kesempatan kerja dan elastisitas kesempatan kerja antara
periode analisis dan periode dasar dianggap sama atau tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik. Metode deskriptif adalah metode yang tertuju pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan
interpretasi tentang arti data itu. Ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya
terdapat dalam metode deskriptif, yakni bahwa metode itu:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).
(Surakhmad, 1994)
B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap yang merupakan kabupaten
terluas di Propinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa sebagian besar
penduduk bekerja di sektor pertanian yaitu sebagai buruh tani dan nelayan
(Tabel 2). Selain itu, potensi wilayah Kabupaten Cilacap yang memiliki
keanekaragaman ketinggian wilayah mulai dari wilayah pesisir hingga
dataran tinggi yang dapat digunakan untuk membudidayakan beranekaragam
komoditi pertanian dan kultur agraris yang kuat dalam kehidupan masyarakat
Kabupaten Cilacap. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB yang cukup
besar (Tabel 1) dan banyaknya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian
tetapi persentasenya berfluktuatif. Tetapi, belum diketahui sejauh mana
peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka dipilihlah Kabupaten Cilacap untuk lokasi
penelitian.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan
rentang waktu 5 tahun, yaitu tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Cilacap; Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap; Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Cilacap; dan Dinas Pertanian dan
Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Cilacap. Data tersebut berupa data
PDRB Kabupaten Cilacap, data tenaga kerja Kabupaten Cilacap, data tenaga
kerja Propinsi Jawa Tengah, kondisi umum Kabupaten Cilacap, serta data-
data lain yang mendukung.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Budiharsono (2005), menyatakan bahwa untuk menghitung
besarnya peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja,
digunakan angka pengganda tenaga kerja. Data yang digunakan selama
lima tahun dengan rumus:
NB
NK
Dimana : K : pengganda tenaga kerja
N : jumlah tenaga kerja di seluruh sektor
NB : jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan
perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka
pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus:
ΔN = ΔNB × K
Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap.
ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Analisis Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian terhadap
kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan analisis
shift share. Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔYij = PNij + PPij + PPWij
Y’ij – Y ij = ΔYij = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)
Dimana : Ra = Y’ / Y
Ri = Y’i / Yi
ri = Y’ij / Yij
Keterangan:
PN : komponen pertumbuhan nasional
PP : komponen pertumbuhan proporsional
PPW : komponen pertumbuhan pangsa wilayah
Y : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’ : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
Yi : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun
2005
Y’i : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun
2009
∆Yij : pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap
Yij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada
tahun dasar analisis (tahun 2005)
Y’ij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada
tahun akhir analisis (tahun 2009)
(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan nasional
(Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan proporsional
(ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan pangsa wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kriteria:
Apabila PPij < 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor
pertanian Kabupaten Cilacap lambat, sedangkan apabila PPij > 0 berarti
pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap
cepat. Apabila PPWij > 0, pertumbuhan kesempatan kerja sektor
pertanian Kabupaten Cilacap mempunyai daya saing yang baik apabila
dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lain, sedangkan apabila
PPWij < 0, maka berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap tidak dapat bersaing dengan baik apabila
dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lainnya.
Dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional dan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diperoleh nilai pergeseran
bersih (PB) yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap. Pergeseran bersih
dinyatakan dengan rumus: PBij = PPij + PPWij
Dimana : PBij adalah pergeseran bersih kesempatan kerja sektor
pertanian Kabupaten Cilacap
Kriteria:
PBij > 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok progresif
(maju)
PBij < 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok lamban
3. Analisis Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima
dan Sepuluh Tahun Ke Depan yaitu Tahun 2010 hingga Tahun 2014 dan
Tahun 2019
Perkiraan kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2010 sampai
tahun 2014 dan tahun 2019 dapat dilakukan dengan model proyeksi pure
forecast seperti yang dirumuskan oleh Swasono dan Sulistyaningsih
(1987), yaitu perhitungan proyeksi yang dilaksanakan dengan mengamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
gejala-gejala dan pola pengembangan masa lalu untuk dapat
memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Secara sederhana
dibuat persamaan:
Lit = Lito (1+ Gn)t
Dimana: Lit : kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap tahun akhir proyeksi
Lito : kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap tahun akhir periode dasar proyeksi
Gn : pertumbuhan kesempatan kerja
t : selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode
dasar proyeksi
Sedangkan, menurut Molo et al (1998) bahwa dalam proyeksi
tenaga kerja dengan menggunakan skenario moderat di mana tingkat
elastisitas kesempatan kerja dianggap sama antara periode dasar dengan
periode analisis, sehingga:
Dimana: EKK = Gn / Gy
Gy = dY / Y
Gn = dN / N
Keterangan:
EKK : elastisitas kesempatan kerja.
Gn : pertumbuhan kesempatan kerja
dN : perubahan kesempatan kerja selama periode dasar (N2009
dikurangi N2005)
N : kesempatan kerja tahun awal pada periode dasar (N = N2005)
Gy : pertumbuhan PDRB
dY : perubahan PDRB selama periode dasar (PDRB2009 dikurangi
PDRB2005)
Y : PDRB tahun awal pada periode dasar proyeksi (PDRB2005)
EKK 2014 = EKK 2009
Gy 2014 = Gy 2009
Gn 2014 = Gn 2009
EKK 2019 = EKK 2009
Gy 2019 = Gy 2009
Gn 2019 = Gn 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN CILACAP
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Cilacap merupakan wilayah terluas di Propinsi Jawa
Tengah, terletak diantara 108°4’30”-109°30’30” BT dan 7°30’-7°45’20”
LS. Luas wilayah Kabupaten Cilacap 225.361 Ha (termasuk Pulau
Nusakambangan seluas 11.511 Ha) atau sekitar 6,94% dari luas wilayah
Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Timur : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Barat : Kota Banjar (Propinsi Jawa Barat)
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 Kecamatan, yaitu Kecamatan
Dayeuhluhur, Kecamatan Wanareja, Kecamatan Majenang, Kecamatan
Cimanggu, Kecamatan Karangpucung, Kecamatan Cipari, Kecamatan
Sidareja, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Patimuan, Kecamatan
Gandrungmangu, Kecamatan Bantarsari, Kecamatan Kawunganten,
Kecamatan Kampung Laut, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan,
Kecamatan Adipala, Kecamatan Maos, Kecamatan Sampang, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Binangun, Kecamatan Nusawungu, Kecamatan
Cilacap Selatan, Kecamatan Cilacap Tengah dan Kecamatan Cilacap
Utara. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan
ketinggian rata-rata 198 meter diatas permukaan laut dan wilayah
terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian rata-rata
6 meter diatas permukaan laut.
Jarak terjauh dari Barat ke Timur yaitu 152 Km dari Kecamatan
Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu, sedangkan dari Utara ke
Selatan yaitu 32 Km dari Kecamatan Cilacap Utara ke Kecamatan
Sampang. Pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap terletak di Kecamatan
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Cilacap Selatan. Wilayah terluas adalah Kecamatan Wanareja yaitu
seluas 19.063 Ha dan tersempit adalah Kecamatan Cilacap Selatan yaitu
911 Ha.
2. Topografi
Secara umum kondisi topografi Kabupaten Cilacap jika dilihat dari
arah Barat Laut merupakan dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari
100 meter di atas permukaan laut yaitu Kecaatan Dayeuhluhur. Ke arah
Tenggara terbagi menjadi dua kawasan bentang alam yaitu di bagian
Utara berupa dataran tinggi dan di bagian Selatan berupa dataran miring
landai ke arah Barat Daya-Selatan, berelevasi kurang dari 100 meter
diatas permukaan laut dan berbatasan dengan Pantai Segara Anakan,
bagian paling Timur berupa dataran. Pulau Nusakambangan memanjang
dengan jarak kurang lebih 30 Km darai Barat ke Timur, membatasi
Segara Anakan dengan Samudera Indonesia. Kabupaten Cilacap
mempunyai topografi yang beragam, namun mayoritas kondisi topografi
berupa dataran rendah karena letak Kabupaten Cilacap yang merupakan
daerah pesisir. Keadaan topografi yang beranekaragam menyebabkan
Kabupaten Cilacap memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai
komoditi pertanian.
3. Luas Penggunaan Lahan
Luas penggunaan lahan di Kabupaten Cilacap terbagi menjadi dua
bagian yaitu sawah dan kering (bukan sawah). Sawah yaitu seluas 63.093
Ha atau 29,50% dan kering atau bukan sawah seluas 150.757 Ha atau
70,50%. Penggunaannya lahan di Kabupaten Cilacap terbagi ke dalam
berbagai jenis penggunaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009
No. Macam Penggunaan Luas
(Ha)
Persentase
(%)
1. Lahan Sawah
a. Irigasi Teknis
b. Irigasi Setengah Teknis
c. Irigasi Sederhana
d. Irigasi Desa/ Non PU
e. Tadah Hujan
f. Pasang Surut
g. Lebak
h. Polder dan Lainnya
63.093
36.717
2.900
2.197
1.630
19.649
0
0
0
29,50
17,17
1,36
1,03
0,76
9,18
0,00
0,00
0,00
2. Lahan Bukan Sawah
a. Pekarangan/ Bangunan
b. Tegal/ Kebun
c. Ladang/ Huma
d. Penggembalaan/ Padang Rumput
e. Sementara Tidak Diusahakan
f. Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat
g. Hutan Negara
h. Perkebunan
i. Lain-lain
Lahan Lainnya
j. Rawa-rawa
k. Tambak
l. Kolam/ Empang
150.757
32.920
45.213
719
0
211
4.208
43.518
9.579
10.540
3.069
171
609
70,50
15,39
21,14
0,33
0,00
0,10
1,97
20,35
4,48
4,93
1,44
0,08
0,29
Jumlah 213.850 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa secara umum
penggunaan lahan di Kabupaten Cilacap meliputi 63.093 Ha untuk lahan
sawah dan 150.757 Ha untuk lahan kering/ bukan lahan sawah.
Penggunaan lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis, irigasi
setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa/ non PU dan tadah hujan.
Penggunaan lahan sawah yang terluas adalah untuk sawah irigasi teknis
dengan luas 36.717 Ha atau 17,17% dari jumlah total luas penggunaan
lahan. Hal ini disebabkan lahan sawah di Kabupaten Cilacap sebagian
besar berada di daerah dataran rendah yang menggunakan irigasi teknis.
Penggunaan lahan terluas kedua adalah untuk lahan sawah tadah hujan
yaitu seluas 19.649 Ha atau 9,18% dari jumlah total luas penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
lahan. Sawah-sawah yang terletak di daerah dataran tinggi di Kabupaten
Cilacap mayoritas merupakan sawah tadah hujan karena pengairan yang
cukup sulit, tidak terdapat saluran-saluran irigasi teknis dan sungai-sungai
yang kering di musim kemarau. Sedangkan lahan tersempit adalah untuk
sawah irigasi desa/ non PU yaitu seluas 1.630 Ha atau 0,76% dari jumlah
total luas penggunaan lahan.
Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terdiri dari
pekarangan, tegal/ kebun, ladang/ huma, lahan yang sementara tidak
diusahakan, ditanami pohon/ hutan rakyat, hutan negara, perkebunan, lain-
lain dan lahan lainnya (rawa-rawa, tambak dan kolam/ empang).
Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terluas yaitu untuk tegal/
kebun yaitu seluas 45.213 Ha atau 21,14% dari total luas penggunaan
lahan. Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terluas kedua yaitu
untuk penggunaan lahan hutan negara yaitu seluas 43.518 Ha atau 20,35%
dari jumlah total luas penggunaan lahan. Sedangkan, penggunaan lahan
kering/ bukan lahan sawah tersempit adalah untuk penggunaan lahan
tambak seluas 171 Ha atau 0,08% dari jumlah total luas penggunaan lahan.
Hal ini disebabkan karena perikanan tambak yang diusahakan di
Kabupaten Cilacap sedikit. Luas penggunaan lahan kering/ bukan lahan
sawah untuk penggembalaan/ padang rumput tidak ditemukan di
Kabupaten Cilacap yang ditunjukkan dengan luas penggunaan lahan untuk
penggembalaan/ padang rumput seluas 0 Ha.
4. Jenis Tanah
Jenis-jenis tanah di Kabupaten Cilacap antara lain alluvial (untuk
lahan pertanian dan pemukiman), gley humus (pertanian), litosol,
mediteran (tanah yang subur cocok untuk pertanian), rendzina, regosol,
grumosol, latosol dan podzolik. Secara lebih rinci jenis, bahan induk dan
fisiografis tanah di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 5. Jenis Tanah, Batuan Induk dan Fisiografi Tanah di Kabupaten
Cilacap
No. Jenis Tanah Bahan Induk Fisiografi Lokasi Kecamatan
1. Alluvial
Hidromorf
Endapan
Lempung
Dataran Kawunganten, Patimuan,
Kedungreja, Adipala, Kroya,
Binangun, Pulau
Nusakambangan bagian Utara
2. Alluvial Kelabu
Tua
Endapan
Lempung
Dataran dan
Perbukitan
Karst
Kedungreja, Sidareja,
Gandrungmangu,
Kawunganten, Jeruklegi, Pulau
Nusakambangan bagian
Selatan
3. Alluvial
Kekelabuan
Endapan
Lempung
Dataran dan
Perbukitan
Lipatan
Patimuan, Kedungreja,
Sidareja, Dayeuhluhur
4. Alluvial Kelabu
Kekuningan
Endapan
Lempung
Dataran Binangun, Nusawungu,
Sampang, Kroya
5. Asosiasi Aluvial
Kelabu dan
Aluvial Cokelat
Kekelabuan
Endapan
Lempung dan
Pasir
Dataran dan
Perbukitan
Lipatan
Dayeuhluhur, Wanareja,
Sidareja, Kedungreja,
Patimuan
6. Asosiasi Glei
Humus Rendah
dan Aluvial
Kelabu
Endapan
Lempung
Dataran Nusawungu
7. Kompleks
Litosol,
Mediteran dan
Rendzina
Campuran
Batu Kapur
dan Napal
Bukit Lipatan Dayeuhluhur, Majenang,
Karangpucung, Kesugihan,
Sampang, Maos
8. Regesol Kelabu Endapan Pasir Dataran Cilacap Selatan, Cilacap
Tengah, Kesugihan, Maos,
Adipala
9. Regosol Cokelat Endapan Pasir Dataran Cilacap Selatan, Cilacap
Tengah, Kesugihan, Maos,
Adipala
10. Grumusol
Kelabu
Endapan
Lempung
Dataran Kesugihan, Kawunganten
11. Kompleks
Grumusol,
Regosol dan
Mediteran
Batukapur
dan Napal
Bukit Lipatan Cimanggu, Karangpucung
12. Latosol Cokelat
Tua Kemerahan
Tuf Volkan
Intermediet
Volkan dan
Bukit Lipatan
Majenang, Cimanggu
13. Kompleks
Latosol Merah
Kekuningan,
Latosol Cokelat,
Podsolik Merah
Kekuningan dan
Litosol
Batuan
Endapan dan
Volkanik
Volkan dan
Bukit Lipatan
Cilacap Selatan,
gandrungmangu,
Kawunganten, Jeruklegi,
Kesugihan, Dayeuhluhur,
Wanareja, Majenang,
Cimanggu, Karangpucung
14. Kompleks
Podsolik Merah
Kekuningan,
Podsolik Kuning
dan Regosol
Batu Pasir
dan Batu
Lempung
Bukit Lipatan Sidareja, Gandrungmangu,
Kawunganten, Jeruklegi,
Kesugihan
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Keadaan Iklim
Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kabupaten
Cilacap mempunyai iklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan
bergantian dalam tiap tahunnya. Banyaknya curah hujan rata-rata tertinggi
terjadi pada bulan Desember yaitu 420 mm dan terendah terjadi pada bulan
Juli yaitu 17 mm. Rata-rata hari hujan terbanyak terjadi pada bulan
Desember yaitu sebanyak 18 hari dan rata-rata hari hujan paling sedikit
terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 1 hari hujan. Suhu maksimum yaitu
32,10°C terjadi pada bulan Februari dan suhu minimum 22,22°C terjadi
pada bulan Agustus.
B. Keadaan Penduduk
1. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk
Kabupaten Cilacap secara administratif terbagi menjadi 24
Kecamatan, yang meliputi 269 Desa dan 15 Kelurahan. Desa/ Kelurahan
tersebut terdiri dari 1.210 Dukuh/ Dusun, 2.290 RW dan 10.215 RT.
Jumlah, kepadatan dan pertambahan penduduk Kabupaten Cilacap dari
Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Tahun 2005-2009
di Kabupaten Cilacap
Tahun Jumlah Penduduk Total Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
Pertambahan
(Jiwa)
%
Laki-laki Perempuan
2005
2006
2007
2008
2009
858.739
861.643
865.619
870.295
873.251
857.496
860.964
864.850
868.308
870.877
1.716.235
1.722.607
1.730.469
1.738.603
1.744.128
803
806
809
813
816
6.327
6.372
7.862
8.134
5.525
0,36
0,37
0,45
0,47
0,32
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 6, jumlah penduduk Kabupaten Cilacap dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah
penduduk mengakibatkan kepadatan penduduk juga meningkat. Hasil
registrasi tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Cilacap sebanyak 1.744.128 Jiwa, yang terdiri dari 873.251 Jiwa penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
laki-laki dan 870.877 Jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan
dengan tahun 2008, maka jumlah penduduk tahun 2009 mengalami
peningkatan sebanyak 5.525 Jiwa atau sebesar 0,32%. Pertambahan
penduduk ini mengakibatkan kepadatan penduduk juga meningkat yaitu
menjadi 816 Jiwa/Km2. Kepadatan penduduk dari tahun ke tahun selalu
meningkat, sedangkan pertambahan penduduk dari tahun 2008 hingga
tahun 2009 mengalami penurunan. Kepadatan penduduk tertinggi yaitu
pada tahun 2009 sebanyak 816 Jiwa/Km2 dengan pertambahan
penduduknya sebanyak 5.525 Jiwa atau sebesar 0,32% dari tahun 2008.
Sedangkan kepadatan dan pertambahan penduduk terendah yaitu pada
tahun 2005 sebanyak 803 Jiwa/Km2 dan pertambahan penduduk sebanyak
6.327 Jiwa atau sebesar 0,36%. Jumlah dan kepadatan penduduk yang
semakin meningkat berkaitan erat dengan jumlah angkatan kerja yang
semakin meningkat, dengan asumsi bahwa angka harapan hidup tinggi.
2. Komposisi Penduduk
a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
di suatu wilayah memberikan pengaruh terhadap pembangunan
wilayah tersebut. Tenaga kerja laki-laki berbeda dengan tenaga kerja
perempuan, karena laki-laki cenderung lebih kuat dan lebih mampu
dalam melakukan berbagai pekerjaan. Apabila jumlah tenaga kerja
laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja
perempuan, maka berbagai pekerjaan akan dapat terselesaikan lebih
cepat dan lebih baik. Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Nilai sex ratio
lebih dari 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak daripada jumlah penduduk perempuan, sedangakan apabila
nilai sex ratio kurang dari 1 berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Cilacap tahun 2005-
2009 dapat dilihat pada Tabel 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 7. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-
2009 di Kabupaten Cilacap
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Total Sex Ratio
Laki-laki Perempuan
2005
2006
2007
2008
2009
858.739
861.643
865.619
870.295
873.251
857.496
860.964
864.850
868.308
870.877
1.716.235
1.722.607
1.730.469
1.738.603
1.744.128
1,001
1,001
1,001
1,002
1,003
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 7, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan, hal ini
ditunjukkan dengan angka sex ratio lebih besar dari 1. Nilai sex ratio
tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 1,003. Perbedaan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan tidak terlalu
jauh. Jumlah penduduk laki-laki yang lebih tinggi merupakan salah
satu pendukung dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten
Cilacap, karena tenaga kerja laki-laki lebih kuat dan lebih mampu
dalam melaksanakan berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan-kegiatan
dalam pembangunan wilayah.
b. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk di Kabupaten Cilacap menurut golongan
umur akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan wilayah.
Penduduk berdasarkan kelompok umur dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia non
produktif. Penduduk usia produktif yaitu penduduk berusia 15-64
tahun, sedangkan penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang
berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan penduduk yang berusia >65 tahun
(lansia). Berdasarkan dua golongan penduduk tersebut, maka dapat
dihitung besarnya rasio beban tanggungan (burden of dependency
ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang belum/tidak
sanggup bekerja dengan penduduk usia kerja (produktif).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Jumlah penduduk usia non produktif yang lebih banyak akan
menghambat potensi penduduk usia produktif, karena penduduk usia
produktif harus menanggung penduduk usia non produktif. Besarnya
golongan anak-anak yang disebabkan oleh tingginya angka kelahiran,
merupakan faktor penghambat pembangunan wilayah, terutama
pembangunan ekonomi karena beban tanggungan akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya anak-anak. Beban tanggungan penduduk
usia produktif akan semakin tinggi dan pendapatan yang diperoleh
harus digunakan untuk menanggung biaya hidup usia non produktif,
sehingga akan menghambat dalam pembangunan ekonomi wilayah.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Cilacap
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun 2005-
2009 di Kabupaten Cilacap (Jiwa)
Kelompok
Umur
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
>65
127.633
166.721
179.980
173.452
144.529
129.102
132.243
132.147
121.750
101.313
84.242
58.777
53.907
110.439
112.404
160.784
178.712
176.655
149.698
130.112
130.917
132.422
124.323
104.712
87.843
61.933
53.678
118.414
99.453
151.689
175.795
179.049
155.903
132.413
129.287
131.754
126.569
108.477
92.096
66.338
53.920
127.726
89.871
142.336
171.902
180.458
161.469
135.717
128.586
131.039
128.304
111.820
95.863
70.557
54.585
136.096
84.332
134.683
168.086
180.653
165.447
138.573
128.114
129.974
129.134
114.151
98.660
74.083
55.607
142.631
Jumlah 1.716.235 1.722.607 1.730.469 1.738.603 1.744.128
ABT (%) 51,68 49,49 47,17 45,07 43,62
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
usia produktif lebih banyak daripada jumlah penduduk usia non
produktif, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata angka beban
tanggungan dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
47,406% (≈47%). Angka beban tanggungan sebesar 47% berarti
bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung 47 Jiwa
usia non produktif. Jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak
berarti tenaga kerja yang tersedia juga dalam jumlah yang besar.
Persentase angka beban tanggungan dari tahun ke tahun semakin
menurun, berarti jumlah penduduk usia produktif meningkat.
Banyaknya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu
pendukung tercapainya pembangunan ekonomi daerah, karena
semakin banyak penduduk yang dapat dimanfaatkan tenaganya untuk
kegiatan-kegiatan pembangunan daerah.
c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari
banyaknya penduduk yang bekerja di berbagai jenis pekerjaan.
Banyaknya penduduk yang bekerja akan meningkatkan pendapatan
penduduk, sehingga kesejahteraan penduduk di suatu wilayah juga
akan meningkat. Kesejahteraan penduduk yang tinggi merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah.
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Cilacap
tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun
2005-2009 di Kabupaten Cilacap
No. Mata Pencaharian Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buruh Tani
Nelayan
Buruh Industri
Buruh Bangunan
PNS/TNI-POLRI
Pensiunan
247.650
(67,75%)
14.660
(4,01%)
32.833
(8,98%)
39.976
(10,93%)
21.734
(5,95%)
8.690
(2,38%)
249.305
(67,95%)
14.288
(3,89%)
32.913
(8,97%)
39.873
(10,87%)
21.751
(5,93%)
8.765
(2,39%)
254.426
(67,45%)
16.495
(4,37%)
33.869
(8,98%)
41.025
(10,88%)
22.635
(6,00%)
8.762
(2,32%)
256.283
(67,09%)
16.468
(4,31%)
34.870
(9,13%)
42.512
(11,13%)
22.554
(5,90%)
9.302
(2,44%)
266.717
(65,50%)
17.297
(4,25%)
36.356
(8,93%)
54.236
(13,32%)
23.354
(5,74%)
9.216
(2,26%)
Jumlah 365.543
(100,00)
366.895
(100,00)
377.212
(100,00)
381.989
(100,00)
407.176
(100,00)
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan
penduduk Kabupaten Cilacap dibagi menjadi 6 kelompok mata
pencaharian yaitu buruh tani, nelayan, buruh indutri, buruh bangunan,
PNS/TNI-POLRI dan pensiunan. Penduduk yang bekerja sebagai
buruh tani menempati urutan pertama, walaupun dari tahun ke tahun
penyerapannya berfluktuatif. Selain buruh tani, mata pencaharian di
bidang pertanian adalah nelayan, mata pencaharian sebagai nelayan
juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sebab wilayah
Kabupaten Cilacap merupakan wilayah pesisir pantai selatan. Hal ini
menunjukkan bahwa mata pencaharian di bidang pertanian menyerap
tenaga kerja yang banyak, karena pekerjaan sebagai buruh tani dan
nelayan tidak memerlukan keahlian khusus. Mata pencaharian sebagai
buruh bangunan merupakan mata pencaharian yang cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
d. Komposisi Penduduk Menurut Keadaan Rumah Tangga
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Cilacap bekerja di
sektor pertanian, di mana penduduk yang mengikuti kegiatan
pertanian meliputi sebagian atau seluruh anggota rumah tangga,
seperti ayah, ibu, anak, maupun anggota keluarga lain yang tinggal di
rumah tersebut. Jumlah rumah tangga pertanian di Kabupaten Cilacap
berdasarkan sensus pertanian tahun 2003 menunjukkan angka yang
cukup besar yaitu lebih dari 50% dari jumlah rumah tangga di
Kabupaten Cilacap. Rumah tangga pertanian di Kabupaten Cilacap
bukan tergolong rumah tangga pertanian dengan kepemilikian lahan
yang luas, tetapi mayoritas tergolong ke dalam rumah tangga petani
gurem. Perlunya mengetahui keadaan rumah tangga, rumah tangga
pertanian maupun rumah tangga petani gurem di Kabupaten Cilacap
karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi pendapatan. Apabila
pendapatan masyarakat tinggi, maka sumbangan terhadap PDRB juga
tinggi. PDRB sebagai salah satu indikator untuk mengetahui
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah, jika kontribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sektor pertanian terhadap PDRB tinggi berarti sektor pertanian
berkembang baik, sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan
yang tepat agar sektor pertanian tetap dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan memiliki nilai pertumbuhan yang selalu positif.
Keadaan rumah tangga, rumah tangga pertanian dan rumah tangga
petani gurem dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian dan
Rumah Tangga Tani Gurem menurut Kecamatan Tahun
2003 di Kabupaten Cilacap
No. Kecamatan Banyaknya
Rumah
Tangga
Rumah
Tangga
Pertanian
Rumah Tangga
Petani Gurem
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Cipari
Sidareja
Kedungreja
Patimuan
Gandrungmangu
Bantarsari
Kawunganten
Jeruklegi
Kesugihan
Adipala
Maos
Sampan
Kroya
Binangun
Nusawungu
Cilacap Selatan
Cilacap Tengah
Cilacap Utara
14.791
25.477
32.086
23.034
18.001
14.051
12.830
18.263
11.792
23.406
15.616
20.723
15.604
25.799
19.409
9.682
9.098
21.683
13.985
17.517
19.674
21.597
16.520
11.277
16.967
15.821
16.167
14.033
10.061
7.339
13.785
8.349
16.212
10.473
14.004
8.728
12.895
9.868
4.928
4.501
11.074
10.330
11.932
2.239
2.938
4.338
6.987
10.833
11.464
11.575
8.928
7.396
5.246
10.437
5.413
11.812
7.388
7.849
5.722
10.243
7.563
3.594
3.382
8.942
8.162
9.050
533
1.985
3.205
Jumlah 420.638 238.259 167.709
Sumber: Sensus Pertanian Kabupaten Cilacap, 2003
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa rumah tangga
pertanian di Kabupaten Cilacap sebanyak 238.259 rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Jumlah rumah tangga pertanian yang tertinggi adalah Kecamatan
Gandrungmangu yaitu sebanyak 16.212 rumah tangga dan terendah
adalah Kecamatan Cilacap Selatan yaitu sebanyak 2.239 rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Cilacap Selatan
merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap, wilayah
kecamatan tersempit dan merupakan wilayah perkotaan, sehingga
jumlah rumah tangga pertaniannya terendah. Lebih dari 50% rumah
tangga di Kabupaten Cilacap merupakan rumah tangga pertanian yaitu
sebanyak 238.259 rumah tangga dan rumah tangga petani gurem
sebanyak 167.709 rumah tangga atau 70,39% dari jumlah total rumah
tangga pertanian. Petani gurem merupakan petani dengan luas lahan
garapan kurang dari 0,5 Ha. Luas lahan garapan akan berpengaruh
terhadap hasil pertanian dan pendapatan petani. Semakin rendah luas
lahan garapan, maka pendapatan petani juga akan semakin rendah dan
kesejahteraan juga akan menurun.
C. Keadaan Kesempatan Kerja
Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara
potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi
adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk
yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan
sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan
untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja
penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja
dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang
pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari
pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila
dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya
kurang dari 35 jam per minggu (Sugihardjo dan Retno, 2005). Tenaga kerja di
sektor pertanian adalah jumlah penduduk yang mampu menghasilkan produk
dan jasa yang secara nyata memberikan kontribusi pada sektor pertanian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian adalah kemampuan sektor
pertanian dalam menarik tenaga kerja yang digunakan dalam melaksanakan
proses produksinya.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga
didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan
ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam penelitian ini,
kesempatan kerja didekati dengan sejumlah penduduk usia kerja yang bekerja
menurut lapangan usaha, sehingga dari data jumlah penduduk yang bekerja
menurut lapangan usaha tersebut dapat diketahui kesempatan kerja dari tiap
sektor perekonomian/ lapangan usaha yang ada di wilayah Kabupaten
Cilacap. Tiap sektor perekonomian memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mempekerjakan lebih banyak
orang umumnya menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih
banyak juga. Keadaan kesempatan kerja yang didekati dengan jumlah
penduduk usia kerja yang bekerja di suatu sektor di Kabupaten Cilacap
menunjukkan perkembangan kesempatan kerja yang berbeda-beda tiap sektor
maupun tiap tahunnya. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap merupakan
sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar dan memiliki perkembangan yang
fluktuatif dari tahun ke tahun. Tenaga kerja sektor pertanian tidak
memerlukan keahlian khusus dan tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga
banyak penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Selain itu, latar belakang
sosiokultur dari Kabupaten Cilacap sendiri yang dicirikan dengan luasnya
daerah pedesaan dan kultur agraris dalam kehidupan masyarakat Kabupaten
Cilacap. Jumlah dan persentase penduduk usia kerja yang bekerja
berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 11. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut
Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
No. Lapangan Usaha Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian
241.032
(35,91%)
233.930
(37,53%)
297.451
(41,48%)
267.516
(40,06%)
279.728
(40,57%)
2. Pertambangan dan
Galian; Listrik,
Gas dan Air Bersih
8.663
(1,29%)
4.686
(0,75%)
8.577
(1,20%)
9.672
(1,45%)
6.506
(0,94%)
3. Industri
110.124
(16,40%)
107.079
(17,18%)
102.759
(14,32%)
108.407
(16,23%)
113.855
(16,51%)
4. Konstruksi
64.873
(9,67%)
45.832
(7,35%)
61.073
(8,52%)
56.472
(8,46%)
58.392
(8,47%)
5. Perdagangan
144.223
(21,49%)
120.833
(19,38%)
126.293
(17,61%)
132.818
(19,89%)
128.869
(18,69%)
6. Komunikasi
33.240
(4,95%)
29.703
(4,77%)
35.707
(4,98%)
25.904
(3,88%)
25.012
(3,63%)
7. Keuangan
1.537
(0,23%)
2.081
(0,33%)
3.339
(0,46%)
5.660
(0,55%)
3.623
(0,53%)
8. Jasa
66.500
(9,91%)
78.155
(12,54%)
81.959
(11,43%)
63.346
(9,48%)
73.500
(10,66%)
9. Lainnya
1.018
(0,15%)
1.038
(0,17%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
Jumlah 671.210
(100,00)
623.337
(100,00)
717.158
(100,00)
667.795
(100,00)
689.485
(100,00)
Sumber: BPS Kabupaten Cilacp, 2010
Penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha di
Kabupaten Cilacap dibagi menjadi sembilan sektor yaitu sektor pertanian;
sektor pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih; sektor industri;
sektor konstruksi; sektor perdagangan; sektor komunikasi; sektor keuangan;
sektor jasa dan sektor lainnya. Secara keseluruhan, masing-masing sektor
dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selalu berubah-ubah dari
tahun ke tahun. Sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten
Cilacap dari tahun 2005-2009 masih mendominasi walaupun dengan
persentase yang berfluktuatif. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja
terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar 297.451 atau 41,48% dari jumlah total
tenaga kerja, sedangkan terendah yaitu pada tahun 2005 sebesar 241.032 atau
35,91%. Sejumlah orang yang bekerja pada suatu lapangan usaha dipandang
sebagai kesempatan kerja yang tersedia, sehingga sektor pertanian berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
adalah sektor yang memiliki kesempatan kerja tertinggi yang ditunjukkan
dengan persentase penyerapan tenaga kerja yang selalu memiliki jumlah
terbesar sejak tahun 2005 hingga tahun 2009. Sektor lain yang memiliki
kesempatan kerja tinggi yaitu sektor perdagangan dan sektor industri.
Berdasarkan data perkembangan penduduk usia kerja yang bekerja
berdasarkan lapangan usaha utama di Kabupaten Cilacap, dapat diketahui
pertumbuhan kesempatan kerja dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesempatan
kerja merupakan perbandingan antara selisih kesempatan kerja suatu sektor
pada tahun tertentu dibandingkan dengan kesempatan kerja tahun awal
analisis. Pertumbuhan kesempatan kerja dari tahun ke tahun mulai tahun
2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pertumbuhan Kesempatan Kerja menurut Lapangan Usaha Utama
di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %)
No. Lapangan Usaha Tahun Total Rata-
rata 05/06 06/07 07/08 08/09
1. Pertanian -2,95 27,15 -10,06 4,56 18,70 4,68
2. Pertambangan dan
Galian, Listrik,
Gas dan Air Bersih
-45,91 83,03 12,77 -32,73 17,16 4,29
3. Industri -2,77 -4,03 5,50 5,03 3,73 0,93
4. Konstruksi -29,35 33,25 -7,53 3,39 -0,24 -0,06
5. Perdagangan -16,22 4,52 5,17 -2,97 -9,5 -2,38
6. Komunikasi -10,64 20,21 -27,45 -3,44 -21,33 -5,33
7. Keuangan 35,39 60,45 69,51 -35,99 129,36 32,34
8. Jasa 17,53 4,87 -22,71 16,03 15,72 3,93
9. Lainnya 1,96 - - - 1,96 0,49
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa hampir setiap sektor
perekonomian memiliki nilai pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun ke
tahun. Enam dari sembilan sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap
memiliki nilai rata-rata pertumbuhan positif, yaitu sektor pertanian, sektor
pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih, sektor industri, sektor
keuangan, sektor jasa dan sektor lainnya. Sektor perekonomian yang
memiliki nilai rata-rata pertumbuhan positif berarti bahwa sektor tersebut
mengalami peningkatan dalam menyerap tenaga kerja selama kurun waktu 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tahun, sedangkan yang bernilai negatif berarti sektor tersebut mengalami
penurunan dalam menyerap tenaga kerja. Nilai rata-rata pertumbuhan
kesempatan kerja tertinggi adalah sektor keuangan yaitu sebesar 32,34% per
tahun. Hal ini disebabkan karena sektor keuangan di Kabupaten Cilacap
selama kurun waktu 2005-2009 mengalami perkembangan yang pesat
ditunjukkan dengan berdirinya lembaga keuangan baru seperti perbankan
syariah yang banyak didirikan di Kabupaten Cilacap, koperasi-koperasi yang
semakin berkembang dan lembaga keuangan yang lain, sehingga terjadi
peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor keuangan.
Nilai rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian sebesar
4,68% per tahun atau merupakan sektor yang memiliki nilai rata-rata
pertumbuhan terbesar kedua. Sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja
selalu mengalami perubahan yang ditunjukkan dengan persentase yang
berfluktuatif. Besarnya persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di seluruh sektor tahun 2005-
2009 dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Persentase Penduduk yang Bekerja pada Sektor Pertanian di
Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Penduduk Yang Bekerja (Jiwa) Persentase (%)
Sektor Pertanian Di Sektor Pertanian Di Seluruh Sektor
2005
2006
2007
2008
2009
241.032
233.930
297.451
267.516
279.728
671.210
623.337
717.158
667.795
689.485
35,91
37,53
41,48
40,06
40,57
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa persentase penduduk
yang bekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dari tahun ke tahun
selalu berubah-ubah namun cenderung meningkat. Peningkatan yang terjadi
terutama pada tahun 2007 yang mengalami peningkatan tertinggi disebabkan
oleh menurunnya sektor industri di Kabupaten Cilacap dalam menyerap
tenaga kerja, sehingga banyak penduduk yang beralih ke sektor pertanian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tahun 2008 sektor pertanian mengalami penurunan dalam menyerap tenaga
kerja jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang disebabkan oleh
berkembangnya sektor lain seperti sektor pertambangan dan galian, listrik,
gas dan air bersih, sektor industri dan sektor keuangan. Meskipun mengalami
penurunan, sektor pertanian tetap menyerap tenaga kerja tertinggi
dibandingkan dengan sektor perekonomian lain. Keadaan kesempatan kerja
yang dilihat dengan banyaknya penduduk yang terserap oleh sektor pertanian
secara umum menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai kesempatan
kerja yang tinggi setiap tahunnya dibandingkan dengan sektor perekonomian
lainnya.
Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pertanian disebabkan oleh
keterbatasan lapangan kerja yang tersedia di Kabupaten Cilacap dibandingkan
dengan banyaknya pencari kerja yang mayoritas berpendidikan SMP
(Disosnakertrans, 2010). Banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada kantor
Disosnakertrans Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 menurut tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar pada Kantor
Disosnakertrans menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Cilacap Tahun 2005-2009 (Jiwa)
No. Tingkat
Pendidikan
Tahun Rata-
rata 2005 2006 2007 2008 2009
1.
2.
3.
4.
5.
SD
SMP
SMA
DIII/AK
SARJANA
1.510
7.295
11.218
1.972
2.364
2.031
13.594
9.311
1.316
1.369
1.626
8.540
8.053
1.333
1807
1.372
10.756
9.018
3.303
3.033
791
9.620
8.549
1.719
2.191
1.466
9.961
9.229,8
1.928,6
2.152,8
Jumlah 24.359 27.621 21.359 27.482 22.870 24.738,2
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa banyaknya pencari kerja
yang terdaftar pada Disosnakertrans mayoritas berpendidikan SMP dengan
rata-rata jumlah pencari kerja selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun
2005-2009 sebanyak 9.961 Jiwa per tahun, sedangkan rata-rata jumlah
pencari kerja terendah yaitu dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 1.466
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Jiwa per tahun. Tingkat pendidikan sudah cukup baik, namun tidak diimbangi
dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan lokal, sehingga penempatan
tenaga kerja ke luar daerah bahkan luar negeri yang tercatat pada kantor
Disosnakertrans mengalami peningkatan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah
tenaga kerja yang bekerja di wilayah Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian ketenagakerjaan di kantor
Disosnakertrans, penyaluran tenaga kerja yang tercatat merupakan tenaga
kerja yang ditempatkan di luar daerah dan di luar negeri seperti ke
perkebunan kelapa sawit di luar jawa, perusahaan industri di luar daerah dan
ditempatkan di luar negeri seperti pembantu rumah tangga, perusahaan
industri dan lain-lain. Pada tahun 2008-2009 terjadi peningkatan kesempatan
kerja di sektor pertanian karena dari tahun 2008-2009 penyaluran tenaga kerja
ke luar daerah/ luar negeri menurun, sedangkan tahun 2005-2006 terjadi
penurunan kesempatan kerja di sektor pertanian karena dari tahun 2005-2006
penyaluran tenaga kerja ke luar daerah/ luar negeri meningkat. Banyaknya
tenaga kerja di Kabupaten Cilacap yang disalurkan ke luar daerah dan luar
negeri dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Banyaknya Penyaluran Tenaga Kerja Antar Daerah dan Antar
Negara yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans Kabupaten
Cilacap Tahun 2005-2009
No. Tujuan Penyaluran Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1.
2.
AKAD
AKAN
591
8.492
455
14.065
260
9.239
245
10.667
123
7.393
Jumlah 9.083 14.520 9.499 10.912 7.516
Sumber : BPS Kabupaten Cilacap 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peranan Sektor Pertanian Dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar
di Kabupaten Cilacap. Budiharsono (2005) menyebutkan bahwa untuk
mengukur besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja
yaitu dengan menghitung angka pengganda tenaga kerja. Dimana angka
pengganda tenaga kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga kerja
seluruh sektor dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja sektor pertanian.
Setelah mengetahui angka pengganda tenaga kerja, maka dapat diketahui
pertumbuhan tenaga kerja total wilayah Kabupaten Cilacap yaitu dengan
mengalikan angka pengganda tenaga kerja yang telah diperoleh dengan
pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Hasil
perhitungan angka pengganda tenaga kerja dan pertumbuhan tenaga kerja
dalam kurun waktu lima tahun di Kabupaten Cilacap yaitu tahun 2005-2009
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Tenaga Kerja
Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009
Tahun NB N K ∆NB ∆N
2004 278.257 682.522 2,45 - -
2005 241.032 671.210 2,78 -37.225 -103.662,00
2006 233.930 623.337 2,66 -7.102 -18.924,20
2007 297.451 717.158 2,41 63.521 153.149,90
2008 267.516 667.795 2,49 -29.935 -74.726,20
2009 279.728 689.485 2,46 12.212 30.100,64
Rata-rata 2,54
Sumber: Analisis Data Sekunder
Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa angka pengganda tenaga kerja
(K) yang menunjukkan besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Cilacap. Nilai K yang diperoleh dari hasil analisis
angka pengganda tenaga kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga
kerja seluruh sektor dibagi dengan jumlah tenaga kerja sektor pertanian.
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh dari hasil analisis
menunjukkan terjadi perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun dengan
kecenderungan menurun. Nilai rata-rata angka pengganda tenaga kerja yang
diperoleh yaitu sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1
tenaga kerja pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja
total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 hingga 3 tenaga kerja.
Angka pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian (∆NB) tertinggi
terjadi pada tahun 2007 yaitu terjadi peningkatan tenaga kerja yang terserap
di sektor pertanian sebanyak 63.521 jiwa, sedangkan terendah terjadi pada
tahun 2005 yaitu terjadi penurunan sebanyak 37.255 jiwa. Peningkatan
jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian pada tahun 2007
disebabkan karena terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor
industri. Terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan perindustrian
secara keseluruhan mengalami keterpurukan termasuk perindustrian di
Kabupaten Cilacap, sehingga banyak penduduk yang kehilangan pekerjaan
dan kemudian kembali bekerja di sektor pertanian. Menurut bagian
ketenagakerjaan yang terdapat di kantor Disosnakertrans, pada tahun 2007
sektor industri di Kabupetan Cilacap mengalami penurunan, sehingga
berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap. Tenaga kerja sektor
industri banyak yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan mereka
beralih ke sektor pertanian. Pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian
terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu terjadi penurunan sebesar 37.225 jiwa.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 di Kabupaten Cilacap terjadi
perkembangan sektor keuangan yang cukup tinggi, yaitu banyak didirikan
lembaga keuangan syariah, perbankan konvensional dan koperasi-koperasi
yang semakin berkembang juga, sehingga banyak tenaga kerja yang terserap
di sektor keuangan tersebut dan menyebabkan menurunnya tenaga kerja di
sektor pertanian.
Angka pertumbuhan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Cilacap (∆N)
diperoleh dari hasil kali antara angka pengganda tenaga kerja dengan
pertumbuhan tenaga kerja di sektor pertanian. Pada awal tahun analisis yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
tahun 2005 jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian sebanyak
241.032 jiwa atau sebesar 35,91% dari jumlah total tenaga kerja di Kabupaten
Cilacap. Pertumbuhan tenaga kerja tiotal wilayah Kabupaten Cilacap tertinggi
terjadi pada tahun 2007 yaitu sebanyak 153.149,9 jiwa.
B. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga
didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan
ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam penelitian ini,
kesempatan kerja didekati dengan sejumlah penduduk usia kerja yang bekerja
menurut lapangan usaha, sehingga dari data jumlah penduduk yang bekerja
menurut lapangan usaha tersebut dapat diketahui kesempatan kerja dari tiap
sektor perekonomian/ lapangan usaha yang ada di wilayah Kabupaten
Cilacap. Tiap sektor perekonomian memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mempekerjakan lebih banyak
orang umumnya menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih
banyak juga. Keadaan kesempatan kerja yang didekati dengan jumlah
penduduk usia kerja yang bekerja di suatu sektor di Kabupaten Cilacap.
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut analisis Shift Share
adalah hasil penjumlahan persentase perubahan kesempatan kerja berdasarkan
nilai komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan
pangsa wilayah, sehingga akan diperoleh nilai pergeseran bersih yang
menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian.
Setiap sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap memiliki
pertumbuhan kesempatan kerja yang berbeda-beda. Sektor perekonomian
yang memiliki pertumbuhan kesempatan kerja progresif (maju) ditunjukkan
dengan nilai PB ≥ 0, sedangkan sektor perekonomian yang memiliki nilai PB
< 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor termasuk ke dalam
kelompok lamban. Nilai PB (pergeseran bersih) dalam analisis diperoleh dari
penjumlahan PP (pertumbuhan proporsional) dan PPW (pertumbuhan pangsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
wilayah). Pertumbuhan kesempatan kerja sektor perekonomian (lapangan
usaha) di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di
Kabupaten Cilacap
No. Lapangan Usaha ∆Yij % ∆Yij
1. Pertanian 38.696 16,05
2. Pertambangan & Galian; Listrik, Gas & Air
Bersih -2.157 -24,90
3. Industri 3.731 3,39
4. Konstruksi -6.481 -9,99
5. Perdagangan -15.354 -10,65
6. Komunikasi -8.228 -24,75
7. Keuangan 2.086 135,72
8. Jasa 7.000 10,53
9. Lainnya -1.018 -100,00
Sumber: Analisis Data Sekunder
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa pertumbuhan kesempatan
kerja sektor pertanian sebesar 16,05% atau sebesar 38.696 jiwa yang berarti
bahwa kesempatan kerja sektor pertanian meningkat dari tahun 2005-2009.
Nilai pertumbuhan kesempatan kerja positif berarti pertumbuhan kesempatan
kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap meningkat. Sektor pertanian
sebagai sektor yang bergerak dalam usaha pengolahan sumberdaya-
sumberdaya alam menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Kabupaten Cilacap.
Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap yang memiliki pertumbuhan
kesempatan kerja positif anata lain adalah sektor industri, sektor keuangan
dan sektor jasa, yang berarti bahwa perumbuhan kesempatan kerja masing-
masing sektor tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2005-2009.
Budiharsono (2005), mengemukakan bahwa analisis Shift Share
digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan
ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu
wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan
suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini
diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara
tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen
pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional (national growth
component) disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional
(proporsional or industrial mix growth component) disingkat PP dan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional growth component)
disingkat PPW. Berdasarkan hasil analisis, nilai PN, PP dan PPW sektor
pertanian di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di
Kabupaten Cilacap
Komponen Pertumbuhan Nilai %
Pertumbuhan Nasional (PN)
Pertumbuhan Proporsional (PP)
Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW)
Pergeseran Bersih (PB)
2.772,53
-3.201,85
39.125,32
35.923,47
1,15
-1,33
16,23
14,90
Sumber: Analisis Data Sekunder
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa nilai pertumbuhan
nasional (PN) yang merupakan nilai pertumbuhan sektor pertanian secara
umum menunjukkan bahwa PN sektor pertanian bernilai positif yaitu sebesar
2.772,53 atau 1,15%. Budiharsono (2005), menyatakan konsep pertumbuhan
nasional (PN) terdapat asumsi bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik
antarsektor maupun antarwilayah, sehingga apabila terjadi perubahan pada
suatu sektor/ wilayah maka akibatnya kurang lebih akan sama pada berbagai
sektor/ wilayah tersebut dan pertumbuhan suatu sektor/ wilayah akan
berkembang dengan laju yang hampir sama dengan pertumbuhan
nasionalnya. Padahal pada kenyataan di lapangan, setiap sektor/ wilayah
memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda, ada sektor/ wilayah yang
memiliki laju yang lebih cepat maupun lebih lambat jika dibandingkan
dengan sektor/ wilayah lain. Maka dari itu, untuk mengetahui penyebab dan
mengukur perbedaan yang timbul dihitung dengan cara memisahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
komponen pertumbuhan nasional menjadi pertumbuhan proporsional dan
pertumbuhan pangsa wilayah.
Pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam
permintaan produk, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan
dalam kebijakan industri dan perbedaan dalam keragaman pasar
(Budiharsono, 2005). Nilai pertumbuhan proporsional (PP) sektor pertanian
di Kabupaten Cilacap sebesar -3.201,85 atau -1,33% yang berarti bahwa
sektor pertanian termasuk ke dalam sektor yang perkembangannya lambat
(PP<0). Pertumbuhan kesempatan kerja dilihat dari nilai pertumbuhan
proporsional tergolong ke dalam kelompok lambat yang disebabkan oleh
masih kurangnya pengoptimalan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi
teknis seluas 36.717 Ha belum seluruhnya diusahakan untuk 3 kali musim
tanam, padahal untuk irigasi teknis sendiri dapat diusahakan untuk 3 kali
musim tanam, sehingga produktivitas hasil pertanian belum maksimal
(Dispertanak, 2011). Selain itu, kebijakan pemerintah mengenai subsidi
faktor-faktor produksi pertanian seperti pupuk dan benih belum terlaksana
dengan baik terutama dalam hal pendistribusian, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan sektor pertanian. Berkembanganya sektor keuangan yang cukup
pesat, sehingga banyak tenaga kerja yang beralih ke sektor keuangan yang
ditunjukkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor keuangan sebesar
135,72% (Tabel 17), menjadi salah satu penyebab pertumbuhan sektor
pertanian dilihat dari komponen pertumbuhan proporsional tergolong lambat.
Cepat lambatnya pertumbuhan wilayah dilihat dari pertumbuhan pangsa
wilayah ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan
kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional
pada wilayah tersebut (Lucas dan Primms dalam Budiharsono, 2005). Nilai
pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) sektor pertanian di Kabupaten Cilacap
sebesar 39.125,32 atau 16,23% yang berarti bahwa sektor pertanian tergolong
ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik apabila dibandingkan
dengan sektor pertanian di wilayah lainnya. Peningkatan kesempatan kerja
sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memiliki daya saing yang baik jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dibandingkan dengan kesempatan kerja sektor pertanian wilayah lainnya.
Dukungan dari lembaga penunjang perkembangan sektor pertanian yang baik,
sehingga kesempatan kerja sektor pertanian mampu berdaya saing dengan
wilayah lain di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Penyuluh
Pertanian dan Ketahanan pangan (BP2KP) Kabupaten Cilacap, lembaga
penunjang tersebut terdiri dari kelompok tani (Poktan) sebanyak 1914,
gabungan kelompok tani (gapoktan) sebanyak 279, kelompok tani hutan
rakyat (KTHR) sebanyak 202, koperasi pertanian (Koptan) sebanyak 14 dan
terdapat kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan yang bergerak dalam
usaha budidaya air tawar, nelayan, budidaya tambak, pengolahan ikan dan
tangkap. Adanya dukungan tersebut mempermudah petani dalam
mengembangkan usahataninya, seperti kemudahan dalam memperoleh
pinjaman, benih, pupuk, alsintan dan saprodi lain. Petani di Kabupaten
Cilacap dengan kepemilikan lahan yang tergolong sempit, dengan adanya
dukungan tersebut mereka dapat tetap mengembangkan usahataninya,
sehingga pendapatan petani meningkat.
Pergeseran bersih (PB) merupakan penjumlahan dari dua komponen
pertumbuhan wilayah yaitu pertumbuhan proporsional dengan pertumbuhan
pangsa wilayah yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor
pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai
pergeseran bersih (PB) sebesar 35.923,47 atau 14,90% yang berarti
pertumbuhan sekor pertanian di Kabupaten Cilacap tergolong ke dalam sektor
progresif (maju). Majunya sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dipengaruhi
oleh adanya kebijakan pemerintah mengenai pengembangan lembaga
penunjang sektor pertanian yang dapat mempermudah petani dalam
memperoleh faktor-faktor produksi seperti pupuk dan benih, memperoleh
pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usahatani dan menjual hasil
pertanian. Jenis usaha yang diusahakan oleh lembaga penunjang tersebut
meliputi usaha di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan, kehutanan, pengolahan hasil, simpan pinjam dan lain-
lain. Kebijakan pemerintah mengenai pengembangan sektor industri yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
berbahan baku hasil pertanian, sehingga meningkatnya industri pengolahan
hasil pertanian akan mendorong sektor pertanian untuk meningkatkan hasil
produksinya guna memenuhi permintaan bahan baku. Hal ini akan
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja sektor pertanian,
berkembangnya sektor industri dalam menyerap tenaga kerja seiring dengan
meningkatnya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten
Cilacap. Apabila yang dikembangkan hanya sektor industri, maka tidak akan
mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, mengingat
bekerja di sektor industri tidak semudah bekerja di sektor pertanian, sehingga
pemerintah mengambil kebijakan untuk mengembangkan kedua sektor
tersebut. Kebijakan mengenai pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan seperti konservasi lahan kritis serta rehabilitasi sumber daya
perikanan dan kelautan. Kebijakan-kebijakan pemerintah diatas menyebabkan
sektor pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok
pertumbuhan maju (progresif).
C. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima dan
Sepuluh Tahun Yaitu Tahun 2010 sampai Tahun 2014 dan Tahun 2019
Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menyerap tenaga kerja dari tahun ke tahun. Diketahuinya
perbedaan tersebut, maka pemerintah Kabupaten Cilacap akan lebih mudah
dalam menyusun kebijakan yang tepat untuk memajukan pembangunan
ekonomi guna mensejahterakan rakyatnya. Pengembangan sektor-sektor yang
dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar agar penyerapan tenaga
kerja semakin tinggi, sehingga masyarakat memperoleh pendapatan yang
layak dan dapat memenuhi kebutuhan, sehingga kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Cilacap akan meningkat. Perkembangan sektor-sektor tersebut
akan mendukung berkembangnya perekonomian Kabupaten Cilacap.
Kesempatan kerja sektor pertanian dari tahun 2005-2009 tergolong ke
dalam sektor yang progresif (maju), tetapi belum diketahui apakah sektor
pertanian akan tetap progresif untuk lima dan sepuluh tahun mendatang.
Maka dari itu, akan dilakukan analisis mengenai proyeksi kesempatan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sektor pertanian untuk tahun 2014 dan tahun 2019. Sektor pertanian
merupakan sektor yang berperan penting bagi kehidupan masyarakat
Kabupaten Cilacap, walaupun saat ini pertumbuhan sektor pertanian
progresif, tetapi apabila tidak didukung dengan kebijakan yang tepat, tidak
menutup kemungkinan pertumbuhan sektor pertanian akan menurun. Dengan
mengetahui proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk lima dan
sepuluh tahun mendatang, maka akan membantu pemerintah Kabupaten
Cilacap dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk memajukan
perekonomian Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Cilacap dapat menjadi
kabupaten yang maju dan berkembang terutama pada sektor pertanian.
Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap untuk
lima (2010-2014) dan sepuluh (2010-2019) tahun mendatang dianalisis
dengan menggunakan metode pure forecast. Metode pure forecast
merupakan metode yang berdasar pada kejadian masa lalu, dilakukan dengan
mengamati gejala-gejala dan pola perkembangan di masa lalu untuk dapat
memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini
digunakan asumsi bahwa pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian
Kabupaten Cilacap pada masa mendatang mengikuti pola pertumbuhan
kesempatan kerja di masa lampau. Perhitungan proyeksi dengan
menggunakan skenario moderat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah (Gy),
pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dan elastisitas kesempatan kerja (EKK)
antara periode analisis dan periode dasar dianggap tetap.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai pertumbuhan ekonomi
daerah tetap yaitu sebesar 0,161931 dan nilai pertumbuhan kesempatan kerja
tetap sebesar 0,160543. Hasil bagi antara pertumbuhan kesempatan kerja
dengan pertumbuhan ekonomi daerah diperoleh nilai elastisitas kesempatan
kerja. Perhitungan elastisitas kesempatan kerja adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gn = dN / N
= 279.728-241.032
241.032
= 0,160543
Gy = dY / Y
= 22.733.430.000.000-19.565.220.000.000
19.565.220.000.000
= 0,161931
EKK = Gn / Gy
= 0,160543
0,161931
= 0,991428
Proyeksi untuk lima (2010-2014) dan sepuluh (2010-2019) tahun ke
depan adalah sebagai berikut:
Lit = Lito (1+ Gn)t
L2014 = L2009 (1+ Gn)5
= 279.728 (1+0,160543)5
= 279.728 (2,105262148)
= 588.900,7701
Lit = Lito (1+ Gn)t
L2019 = L2009 (1+ Gn)10
= 279.728 (1+0,160543)10
= 279.728 (4,432128711)
= 1.239.790,5
L2014 menunjukkan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian di
Kabupaten Cilacap tahun 2014. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
nilai L2014 sebesar 588.901 jiwa, yang berarti terjadi peningkatan kesempatan
kerja sebanyak 309.173 jiwa selama kurun waktu lima tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian
tiap tahun sebanyak 61.835 jiwa per tahun.
L2019 menunjukkan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian
Kabupaten Cilacap tahun 2019. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
angka kesempatan kerja tahun 2019 sebanyak 1.239.790 jiwa yang berarti
selama kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan kesempatan kerja sebanyak
960.062 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kesempatan
kerja sektor pertanian tiap tahun sebanyak 96.006 jiwa per tahun.
Perhitungan linier dengan skenario moderat menunjukkan hasil bahwa
peningkatan rata-rata per tahun untuk proyeksi sepuluh tahun lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan rata-rata per tahun untuk proyeksi lima
tahun. Hal ini disebabkan karena dalam pembangunan jangka panjang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
kegiatan-kegiatan pembangunan yang lebih besar, sehingga menyerap tenaga
kerja yang lebih banyak. Pembangunan wilayah Kabupaten Cilacap
mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber untuk pembangunan sektor
lain, sehingga sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbanyak. Hal ini
didukung dengan adanya strategi-strategi yang disusun oleh Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Cilacap sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pangan utama
pertanian dan peternakan.
2. Rehabilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang
pertanian.
3. Peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokalita yang ramah
lingkungan.
4. Pengamanan, penyelematan dan peningkatan mutu produksi komoditas
pertanian dan peternakan.
5. Pengembangan dan Pembinaan perbenihan.
6. Peningkatan koordinasi antar lembaga dalam pengawasan distribusi,
penyediaan sarana/prasarana distribusi dan pengendalian harga pangan.
7. Pengembangan pola dan manajemen usaha tani dari tradisional ke
wirausaha yang berorientasi pasar.
8. Pengembangan kemitraan usaha antara petani dengan pelaku usaha
pertanian dan peternakan.
9. Pengembangan pengolahan hasil pangan komoditas pertanian dan
peternakan.
10. Pengembangan promosi produk pertanian dan peternakan.
11. Pengembangan sistem penyediaan sarana produksi.
12. Penumbuhan kelompok tani agribinis pada sentra-sentra produksi
komoditas pertanian dan peternakan yang bernilai ekonomis tinggi.
13. Revitalisasi penyuluhan.
14. Pengembangan kemampuan dan SDM petani dalam mengakses teknologi
melalui pelatihan dan magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
15. Sosialisasi dan pembuatan rancangan peraturan perundang-
undangan/produk-produk hukum yang berhubungan dengan pertanian.
16. Pengembangan kelembagaan pertanian dan peternakan berbasis agribisnis.
Strategi-strategi ini digunakan pemerintah sebagai alat untuk
memperbaiki keadaan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap, misalnya
adanya program pengembangan agribisnis yang salah satunya menyatakan
adanya upaya pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan
pedesaan (Renstra SKPD 2008-2012). Rehabilitasi infrastruktur ini dapat
berupa perbaikan saluran irigasi, penambahan toko saprodi sehingga lebih
dekat dengan petani dan perbaikan jalan raya sebagai sarana transportasi.
Berdasarkan hal ini, dapat dijadikan momentum bagi pemerintah untuk
menarik minat masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan
sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan
kerja sektor pertanian dan proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh
tahun di Kabupaten Cilacap dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Cilacap selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan angka pengganda
tenaga kerja menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Rata-
rata angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh dari hasil analisis adalah
sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1 tenaga kerja
pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di
Kabupaten Cilacap sebanyak 2 hingga 3 tenaga kerja.
2. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap
selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan analisis shift share
menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja yang progresif (maju). Nilai
pergeseran bersih yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar sebesar
35.923,47 atau 14,90%.
3. Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dihitung
dengan metode pure forecast menunjukkan proyeksi untuk lima dan
sepuluh tahun ke depan terus meningkat. Proyeksi kesempatan kerja untuk
tahun 2014 sebesar 588.901 jiwa dan tahun 2019 sebesar 1.239.790 jiwa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan
untuk Kabupaten Cilacap mengenai ketenagakerjaan khususnya sektor
pertanian dalah sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan mengenai pengoptimalan
penggunaan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi teknis diusahakan
untuk 3 kali musim tanam dengan pemilihan pola tanam dan komoditi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
yang tepat, sehingga terhindar dari gangguan organisme pengganggu
tanaman (OPT) dan kesuburan tanah akan tetap terjaga. Pola tanam yang
dipilih misalnya padi, padi dan palawija, pemilihan komoditi palawija
seperti cabai atau tanaman hortikultura lain yang memiliki nilai jual tinggi.
Dengan usaha tersebut diharapkan akan meningkatkan produktivitas hasil
pertanian dan meningkatkan pendapatan petani, sehingga akan merubah
pola pikir masyarakat mengenai pekerjaan di sektor pertanian serta dapat
menarik minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian.
2. Perlu kehati-hatian dalam menentukan tenggang waktu dalam
menggunakan metode pure forecast karena mengingat dinamika
perekonomian yang tidak stabil.
65
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
DAFTAR PUSTAKA
Amin, R. 2007. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Andayana. 2009. Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja.
http://andayana.com/2009/10/angkatan-kerja-tenaga-kerha-dan_16.
Diakses tanggal 4 Desember 2010.
Arifin, B. 2008. Strategi Baru Pembangunan Pertanian. http://www.kompas.com.
Diakses Pada Tanggal 7 November 2010.
Arsyad, L. 2009. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah
Edisi Kedua Cetakan Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta.
BPS. 2006. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2005. Cilacap.
____. 2007. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2006. Cilacap.
____. 2008. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2007. Cilacap.
____. 2009. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2008. Cilacap.
____. 2010. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2009. Cilacap.
____. 2010. Cilacap Dalam Angka 2009/2010. Cilacap.
____. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka 2010. Cilacap.
Budiharsono, S. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Djojohadikusumo, S., 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori
Ekonomi, Pertumbuhan dan Ekonomi pembangunan Cetakan Pertama.
LP3ES. Jakarta.
Irawan. 1982. Ekonomi Pembangunan Edisi Ketiga. BPFE UGM. Yogyakarta.
Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Kartono, D. 1999. Modul Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah.
Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah Pusat Antar Universitas Ilmu-
ilmu Sosial UI. Jakarta.
Molo, M. dan Retno S, 1998. Laporan Akhir Penyusunan Perencanaan Tenaga
Kerja Daerah (PTKD) Jateng. BAPEDDA Prop.Dati I Jateng. Pusat
Studi Kependudukan Lembaga Penelitian UNS. Karanganyar.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Pustaka LP3ES Indonesia.
Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Nareswari, E.D. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga
Kerja di Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Simanjuntak, P. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFEUI.
Jakarta.
Santoso, W. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Siagian. 1989. Pembangunan Ekonomi Dalam Cita-cita dan Realita. Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Sugihardjo dan Retno, S. 2005. Materi Penunjang Perkuliahan Kependudukan.
Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian FP UNS. Surakarta.
Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung.
Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. UGM
Press. Yogyakarta.
Swasono dan Sulistyaningsih, 1987. Metode Perencanaan Tenaga Kerja Tingkat
Nasional, Regional dan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga: Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer (Era Ekonomi
Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Wie, T.K.,1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan, Beberapa Pendekatan
Alternatif, Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta.
69
top related