pengaruh model pembelajaran kooperatif teams...
Post on 04-Jan-2020
31 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN
MEDIA PLICKERS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SUBEKHA
11140163000059
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN IVIUNAQOSAH
Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatil Teams Games Tournament(TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usahadan Energi disusun oleh Subekha, NIM 11140163000059, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dar: telah dinyatakanLULUS pada ujian munaqosah tanggal l4 Agustus 2019 di hadapan dewan penguji. Dengandemikian, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana Pendidikan (S.Pd) pada bidang fisika.
Jakarta, Rabu l4 Agustus 2019
Panitia Uj ian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Kaprodi Pendidikan Fisika)
Iwan Permana Suwarna. M.Pd
NIP. 19780504200901 1 013
PcnguJl I
Dwi Nanto Ph.D
NIP.197903192009011009
_―
`
|ク ル多/わ′9
Jんβ′々照..
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
idayatullah」 よ arta
κAR L
1998032001
iv
ABSTRAK
SUBEKHA (11140163000059). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha Energi . Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha energi dan mengetahui respon siswa terhadap media Plickers yang digunakan dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah XI IPA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1. Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon siswa dan lembar observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) berbantuan media Plickers terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha energi. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney terhadap data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 atau Sig. (2-tailed) < 0,05, sehingga H0 ditolak H1 diterima. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) berbantuan media Plickers unggul pada jenjang kognitif C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis). Respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers berada dalam kategori baik.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Media Plickers, Hasil Belajar, Angket, Usaha Energi.
v
ABSTRACT
SUBEKHA, NIM. 11140163000059. The Effect of Cooperative Learning Model
Teams Games Tournament (TGT) in the From Media Plickers on Learning
Outcomes of Student on The Work and Energy Concept. Skripsi of Physics
Education Program, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This research aims to determine the effect of cooperative learning model teams
games tournament (TGT) in the from media Plickers on learning outcomes of
students on the Work and Energi concept and to determine students response to
media Plickers used in learning physics. This research did at state vocational
high school 11 of South Tangerang City. The experiment class in this research is
XI IPA 3, while the control class is XI IPA 1. The research took place in Maret
2019. The method used in this research is a quasi experimental with
nonequivalent control group design and technique of sampling is purpusive
sampling. The instrument used are objectives test in multiple choice form and
non-tes instrument which is student qustionnaire responses and student avtivity
observation sheet. Based on the analysis of the test data, it is concluded that there
is effect of cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from
media Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy
concept. It is based on the result of hypothesis testing by using the Mann-Whitney
test on to posttest data is obtained by the Sig. (2-tailed) of 0.000 and the value of
the significance level of 0.05 or Sig. (2-tailed) <0.05, so Ho is rejected Ha
accepted. In addition, the average student learning outcomes experimental class
is higher than the average student learning outcomes control class. The learning
use cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from media
Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy concept
superior in improving cognitive level of C2 (understanding), C3 (application), C4
(analyzing) and C5 (evaluating). The result of student questionnaire responses to
the use cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from
media Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy concept
are in good category and the result of observation sheets of students.
Keyword : Cooperative Learning Model Teams Games Tournament (TGT),Media
Plickers, Learning Outcomes, Questionnaire, Work and Energy.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim Allahumma Shalli „Alaa Sayyidina Muhammad Wa„Alaa ali Sayyidinaa
Muhammad
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan dunia beserta isinya yang sangat indah dengan segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya yang menjadi rahmat bagi seluruh alam dan dengan akhlak mulia yang diajarkannya. Alhamdulillahilladzi Binni‟matihi tatimmusholihaat dengan izin Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha Energi” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu memberikan izin, bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ai Nurlaela M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi pertama, dosen pembimbing terbaik yang Allah SWT berikan kepada penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Taufiq Alfarizi M.PFis selaku Dosen Pembimbing Skripsi kedua, dosen pembimbing terbaik yang Allah SWT berikan kepada penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Teristimewa untuk keluarga tercinta kedua Orang Tua, Bapak Rumli dan Ibu Romlah serta adik adik (Agung Mubarok dan Saskia Novitriani) yang selalu memberi do‟a, kasih sayang dan semangat serta dukungan yang tidak pernah terhenti sedikitpun
vii
7. Ibu Indah S.Pd dan Pak Nahyudin S.Pd selaku Guru Bidang Studi Fisika di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.
8. Seluruh Siswa kelas X MIPA 1 dan 3 SMAN 11 Jakarta yang telah bersedia membantu penulis selama pengambilan data skripsi.
9. Segenap teman teman guru tercinta di SMP Islam Sinar Cendekia (Pak Kurniawan, Pak Aris, Miss Ummi dan lain lain) yang telah memberikan semangat serta memberikan kemudahan demi terselesaikannya skripsi ini.
10. Segenap Kelurga Pendidikan Fisika B (Intan, Eva, lisa, Hafizh, Sari dan lain lain) yang selalu memberikan semangat yang tiada henti kepada penulis dan penghibur disaat galau
11. Teman teman Lembang (Ka fira, ka epan, ka epin, ka hary, bunda icha, ayah alan, ka hary, ka enggar, mas dayat, budhe oma) yang selalu mensupport penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
12. Teman teman BPUN (Azizah, Reni, Rina, Fahmi dll) yang selalu mensupport penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Peneliti sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun terkait penelitian dan penulisan hasil penelitian agar dapat menjadi pelajaran dikemudian hari. Semoga karya ilmiah peneliti ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Tangerang, 1 Mei 2019
Subekha
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1 B. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................... 4 C. PEMBATASAN MASALAH ............................................................................... 4 D. PERUMUSAN MASALAH................................................................................. 4 E. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................... 5 F. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................. 5
BAB II .................................................................................................................... 7
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................. 7
A. DESKRIPSI TEORITIS ...................................................................................... 7 1.Pembelajaran Kooperatif ........................................................................... 7
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................... 7 b. Tujuan Pembelajaran Koperatif Learning............................................. 7 c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 8
2. Teams Games Tournament (TGT) .......................................................... 10
a. Pengertian Teams Games Tournament (TGT).................................... 10 3. Media Pembelajaran .............................................................................. 12 4. Media Plickers ........................................................................................ 14
5. Hasil Belajar .......................................................................................... 15 a. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 15
6. Usaha dan Energi ................................................................................... 18 a. Energi Kinetik ..................................................................................... 19 b. Energi Potensial Gravitasi .................................................................. 20 c. Energi Potensial Pegas ........................................................................ 21 d. Usaha (Kerja) ...................................................................................... 23 e. Energi Kinetik (EK) dan Usaha .......................................................... 24 f. Energi Potensial (EP) dan Usaha ........................................................ 25
ix
g. Hukum Konservasi Energi Mekanik (EM) ......................................... 26 B. PENELITIAN YANG RELEVAN ....................................................................... 27 C. KERANGKA BERPIKIR .................................................................................. 28 D. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................ 30
BAB III ................................................................................................................. 31
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 31
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .............................................................. 31 B. METODE DAN DESAIN PENELITIAN ............................................................. 31 C. VARIABEL PENELITIAN ............................................................................... 32 D. POPULASI DAN SAMPEL ............................................................................... 32
1. Populasi Target ...................................................................................... 32
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................................... 32 F. INSTRUMEN PENELITIAN ............................................................................. 33
1. Instrumen Tes ......................................................................................... 33
a. Validitas Instrumen Butir Soal ........................................................... 35 b. Uji Reliabilitas .................................................................................... 36 c. Daya Pembeda Soal ............................................................................ 37 d. Tingkat Kesukaran .............................................................................. 39
2. Instrumen Nontes .................................................................................... 40
a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 40 b. Lembar observasi ................................................................................ 41
G. TEKNIS ANALISIS DATA .............................................................................. 42 1. Evaluasi Hasil Tes .................................................................................. 42
2. Uji N-Gain .............................................................................................. 42
3. Uji Prasyarat Penelitian ........................................................................ 42
a. Uji Normalitas..................................................................................... 43 b. Uji Homogenitas ................................................................................. 43
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 44
a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen .......................................... 44 b. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen.......................................... 44 c. Data tidak berdistribusi normal........................................................... 45
H. ANALISIS DATA NONTES ............................................................................. 45 a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 45 b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 47
I. HIPOTESIS STATISTIK .................................................................................. 48
BAB IV ................................................................................................................. 49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 49
A. HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 49 1. Data Hasil .............................................................................................. 49 2. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 50
x
3. Kemampuan kognitif Siswa .................................................................... 51
4. Pengujian Prasyarat Analisis Data ........................................................ 53
a. Uji Normalitas..................................................................................... 53 b. Uji Homogenitas ................................................................................. 54 c. Uji Hipotesis ....................................................................................... 54
5. Hasil analisis data nontes ...................................................................... 55
a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 55 b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 56
6. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 57
BAB V ................................................................................................................... 63
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 63
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 63 B. SARAN......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN..........................................................................................................67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Pretest dan Posttest Control Group Design ...................................................... 31
Tabel 3. 2 Kisi kisi Instrumen Tes .................................................................................... 33
Tabel 3. 3 Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................................................ 35
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 36
Tabel 3. 5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen...................................................... 37
Tabel 3. 6 Interpretasi Daya Pembeda .............................................................................. 38
Tabel 3. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .......................................................... 38
Tabel 3. 8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................................ 39
Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ....................................................... 40
Tabel 3. 10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ..................................................................... 41
Tabel 3. 11 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa ...................................................... 41
Tabel 3. 12 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ........................................ 46
Tabel 3. 13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ........................................ 46
Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian Lembar Observasi ............................................................. 47
Tabel 4. 1 Data Hasil Pretest dan Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... Tabel 4. 2 Data Hasil Nilai N-Gain kelas kontrol dan eksperimen .................................. 47
Tabel 4. 3 Persentase Pencapaian Nilai N-Gain............................................................... 47
Tabel 4. 4 Presentase Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................................................................... 48
Tabel 4. 5 Hasil perhitungan uji normalitas Pretest dan Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................................................................................... 50
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................................................................................... 50
Tabel 4. 7 Hasil Uji Mann Whiteney Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................... 51
Tabel 4. 8 Hasil perhitungan data angket respon siswa . ................................................. 52
Tabel 4. 9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa menggunakan Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers .................................................................................... 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Kartu Plickers ....................................................................... 14 Gambar 2.2 Contoh Kerja Total ............................................................................ 19 Gambar 2.3 ............................................................................................................ 20 Gambar 2.4 Usaha dalam Diagram ....................................................................... 24 Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
xiii
LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran .............................................................. 67 Lampiran B Instrumen Penelitian ................................................................... 122 Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .................................................... 187 Lampiran D Media Pembelajaran ................................................................... 225 Lampiran E Surat surat Penelitian ................................................................. 229
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang harus didapat oleh setiap
manusia (peserta didik) untuk membantu manusia mengerti, paham, dan mampu
membuat manusia lebih kritis dalam berpikir sehingga manusia mampu
mengalami perkembangan yang lebih baik dalam kehidupannya. Untuk negara
Indonesia, tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU RI no 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II, pasal 4, yang berbunyi :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”1 Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok yang memiliki
peranan penting di dalam pendidikan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan
atau ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses pembelajaran
yang dialami oleh siswa. Sehingga proses pengembangan pembelajaran sangat
diperlukan baik bagi guru maupun siswa agar terciptanya suasana belajar yang
efektif.
Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terdapat dua subjek utama.
Siswa sebagai subjek pertama merupakan pembelajar yang menjadi tolak ukur
dalam proses pendidikan, sedangkan guru yang merupakan subjek kedua bertugas
sebagai fasilitator yang memberikan pengarahan kepada siswa mengenai proses
pembelajaran atau yang mengorganisasi pembelajaran, menyajikan bahan ajar
dengan pendekatan dan model pembelajaran tertentu, hingga proses evaluasi hasil
belajar, sehingga guru menjadi salah satu faktor eksternal yang sangat
berpengaruh di dalam proses pembelajaran.2
1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif ( Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hlm. 21. 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),
h.238.
2
Guru memiliki peranan yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran.
Guru berperan dalam mentransfer ilmu pengetahuan juga membantu siswa agar
memiliki kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Guru harus memiliki
wawasan yang luas, keterampilan dalam mengelola kelas, mentransfer ilmu dan
menguasai tekhnologi untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain
sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut
menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan dan pembelajaran.3 Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh
banyak orang yang terlibat dengan pendidikan sangat membantu aktivitas proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu
peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT) di sekolah, rata rata nilai fisika siswa masih kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti melakukan studi pendahuluan ke 5 sekolah
negeri di Kota Tangerang Selatan, yang terdiri dari SMAN 3, SMAN 5, SMAN
10, SMAN 11, SMAN 12 . Data yang didapatkan adalah dari 139 siswa yang
merupakan gabungan dari 5 sekolah sebanyak 85.5% siswa menyatakan Fisika itu
sulit. Selain itu sebanyak 65.2% siswa mendapatkan hasil nilai ulangan Fisika di
bawah KKM. Guru masih banyak yang belum menggunakan media Teknologi
untuk menunjang pembelajaran di kelas karena minimnya peralatan Teknologi di
sekolah dan juga kurang adanya pelatihan kepada guru-guru terkait pembelajaran
yang memanfaatkan Teknologi.
Berdasarkan Journal of Educational and Educational and Instructional
Studies in the World yang berjudul Ask-Response-Play-Learn: Students’ Views on
Gamification Based Interactive Response System penelitian tersebut menyatakan
bahwa media interaktif yang paling banyak disukai siswa adalah Plickers.
Plickers lebih banyak melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru (Ciputat: Gaung Persada
Baru, 2008), hlm. 1
3
Plickers adalah media pembelajaran yang baru dan murah. Media Plickers
ini bisa diakses di web Plickers, sebuah aplikasi yang menggunakan kartu
plickers, android untuk guru dan nantinya akan dihubungkan menggunakan
internet.4
Metode, media pembelajaran dan materi pelajaran merupakan komponen
yang diperlukan untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran. Kombinasi yang tepat
dari ketiganya dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan.5 Sehingga guru perlu memiliki kemampuan dalam memilih kombinasi
antara metode dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membelajarkan substansi pelajaran kepada siswa. Kemampuan dalam memilih
dan menentukan kombinasi dari ketiga komponen di atas dapat membantu guru
dalam menciptakan program pembelajaran sukses, efektif, efisien dan menarik.6
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
dapat membuat siswa bekerja sama di dalam kelompok siswa atau tim untuk
menyelesaikan tugas atau permasalahan yang guru berikan. Pembelajaran dengan
beragam teknik kooperatif mampu meningkatkan antusias siswa selama proses
pembelajaran.7 Pada praktik di lapangan yang peneliti temui, banyak guru guru di
sekolah memang sudah menggunakan pembelajaran kelompok dalam
pembelajaran, namun masih dalam bentuk diskusi.
Proses pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa untuk semangat
dalam belajar. Proses pembelajaran yang menyenangkan salah satunya adalah
dengan games. Model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games
Tournaments) adalah salah satu model pembelajaran dalam bentuk permainan
antar kelompok siswa dengan memperebutkan skor tertinggi dalam menjawab
permasalahan. Permainan tersebut dapat berupa pertanyaan atau kuis terkait
materi pembelajaran dengan menggunakan beragam media yang telah
disesuaikan. Pembelajaran di kelas membutuhkan sesuatu yang tidak monoton.
4 Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson, “Faculty and Student Perceptions
of Plickers”, American Society for Engineering Education, 2017, hlm 1. 5 Benny A. Pribadi, Model ASSURE untuk mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian
Rakyat, 2011), Cet.1, h.109. 6 Ibid , h . 110 7 Ibid , h . 116
4
Untuk itulah penulis mengkombinasikan pembelajaran Teams Games Tournament
dengan menggunakan media Plickers. Pembelajaran Teams Games Tournament
sudah sangat baik dilakukan di kelas, namun penulis mencoba
menggabungkannya dengan tekonologi yaitu media Plickers. Sehingga
diharapkan pembelajaran di kelas menjadi semakin menarik.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakuan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Usaha dan Energi”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan, antara lain :
1. Sebanyak 85,5% dari 139 siswa di 5 sekolah mengatakan bahwa fisika itu
sulit, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
2. Media Teknologi yang praktis dan mudah masih sangat jarang digunakan
oleh para guru dalam mengajar.
3. Dibutuhkan model pembelajaran yang bisa membuat siswa saling berinteraksi
satu sama lain.
4. Pembelajaran di sekolah cenderung teacher center
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan, antara lain :
1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah Teams Games Tournament
2. Media pembelajaran yang digunakan adalah Plickers
3. Indikator hasil belajar yang digunakan mengacu pada taksonomi Bloom versi
Anderson (C1-C4)
4. Materi Fisika yang digunakan adalah Usaha dan Energi pada kelas X
semester 2
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas
maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh antara Teams Games Tournament dan media
Plickers ?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media
Plickers dalam pembelajaran fisika pada materi Usaha Energi ?
3. Bagaimana keterlibatan siswa di kelas saat pembelajaran menggunakan
Teams Games Tournament menggunakan media Plickers ?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara Teams Games Tournament dan
media Plickers
2. Mengetahui Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan media Plickers dalam pembelajaran fisika pada materi Usaha
Energi ?
3. Mengatahui Bagaimana keterlibatan siswa di kelas saat pembelajaran
menggunakan Teams Games Tournament menggunakan media Plickers ?
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam
menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran seperti TGT
(Teams Games Tournament) dan juga Plickers, sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Bagi siswa
Membantu siswa untuk bisa saling kerja sama dalam pembelajaran, dan agar
dapat lebih semangat dan tertarik dalam mempelajari pelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar
6
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan di
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut dan
memberikan masukan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang
menunjang pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti sebagai
calon guru mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) berbantuan media plickers terhadap hasil belajar siswa
pada materi usaha energi.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dalam sistem belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara
kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas
yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau
kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi (saling ketergantungan) efektif
di antara anggota kelompok.1
b. Tujuan Pembelajaran Koperatif Learning
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional
yang menerapkan sistem kompetisi, keberhasilan individu diorientasikan pada
kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif learning
adalah menciptakan situasi keberhasilan individu dibantu dengan keberhasilan
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidaknya-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan
pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan
1 Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Harmianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif
dan Efektif (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 55.
8
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih
mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki
orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran
kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman temannya yang
mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain
perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting
ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, menstimulus teman untuk bertanya,
mau menjelaskan ide atau pendapat orang lain, menstimulus teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya.2
c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain.
perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan
pada kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
dalam beberapa perspektif yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang
diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk
memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2) perspektif sosial artinya melalui
kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka
menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. 3) perspektif
perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok
dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi.
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan seabagi
berikut:
2 Ibid.,hlm. 60.
9
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai
perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang
sudah ditentukan. (b) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa
pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) fungsi manajemen sebagai kontrol,
menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
3) Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan
dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran
kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
4) Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk
mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.3
3 Rusman, Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 206-207.
10
2. Teams Games Tournament (TGT)
a. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan
suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja
dalam kelompok mereka masing masing. Dalam kerja kelompok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada diantara anggota
kelompok ada yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota
kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.4
Secara umum TGT sama dengan STAD (Student Team-Achievment
Division) kecuali satu hal: TGT menggunakan Turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja
akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan
dengan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu
pada struktur STAD yang biasanya.5 Teams Games Tournaments (TGT)
dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT umumnya fokus
hanya pada level kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya berupa
game akademik dan TGT ini dapat diterapkan setiap minggunya.6
TGT terdiri atas siklus reguler dan aktifitas pengajaran, yaitu : 1)
Pengajaran awal yang menyampaikan pelajaran. 2) Belajar tim yaitu para siswa
mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. 3)
Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang
homogen, dengan meja turnamen tiga peserta. 4) Rekognisi tim atau penghargaan
4 Ibid.,h. 224.
5Robert E.Slavin terjemahan , Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Bandung: Nusa Media), hlm. 163-166.
6 Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet.IX, h. 116-117.
11
tim dengan skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim
tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampau kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.7
Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu
tahap penyajian kelas, belajar kelompok (Team), permainan (Games),
pertandingan (Tournament), dan penghargaan kelompok (Team Recognition).
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri yaitu siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil, games tournament dan penghargaan kelompok.8
Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) merupakan pembelajaran
kelompok yang mengandung unsur permainan education sehingga dapat membuat
siswa mengingat konsep dari permainan yang dilakukan serta dapat menambah
keterampilan siswa dalam bekerja kelompok.
a. Pembelajaran awal
Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengajaran
biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pelajaran difokuskan pada
materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah
membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi,
kecakapan bekerjasama dalam kelompok, dan kecakapan dalam memecahkan
masalah.
b. Kelompok belajar (Team Study)
Kelompok belajar disusun dengan berangggotakan 4-5 orang yang mewakili
percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau etnis. Pada kegiatan kelompok belajar,
seluruh siswa mempelajari materi pelajaran dari berbagai sumber belajar
(buku teks, internet) kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disusun guru. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perwakilan
siswa mempresentasikan hasil belajarnya.
7 Robert E.Slavin, Op.Cit.,h.170. 8 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.5, h.225
12
c. Permainan (Games)
Permainan dalam pembelajaran kooperatif akan menimbulkan kekreatifan
siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks.
Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi-materi yang telah
disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-
masing kelompok.
d. Turnamen
Turnamen adalah susunan beberapa games yang dipertandingkan. Biasanya
dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru
memberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar
kerjanya. Sebelum memulai pertandingan guru meminta siswa pindah ke
kelompok pertandingan. Pada meja pertandingan disediakan 1 set lembar
pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlahnya sesuai dengan nomor
soal), dan format skor pertandingan.
Turnamen pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja tergantung
pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik
tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya dari meja 6 ke meja 5).
Sedangkan siswa yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja
yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika
pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus
dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapa tingkat kinerja mereka yang
sesungguhnya.9
3. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti
tengah atau pengantar. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
9 Slavin, op.cit., h.166-167
13
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.10
Henich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan
cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.11
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instrwuksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak,
National Education Association memberikan definisi media sebagai bentukbentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan
demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.12
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang
harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis
tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung,
dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Salah satu fungsi utama
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.13
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton, dapat memenuhi tiga fungsi
utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok
10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet.14, h.3. 11 Ibid.,h.4. 12 Ibid., h .4. 13 Ibid., h. 15.
14
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu, (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)
menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.14
4. Media Plickers
Plickers adalah media pembelajaran yang baru dan murah. Media Plickers
ini bisa diakses di web Plickers, sebuah aplikasi yang menggunakan kartu
plickers, android untuk guru dan akan dihubungkan menggunakan internet. Setiap
kartu Plickers memiliki desain yang unik dan disederhanakan yang diberi label A,
B, C, dan D di setiap sisinya. Selama kelas berlangsung, guru menggunakan
teleponnya untuk mengajukan beberapa pilihan atau pertanyaan benar-salah atau
pilihan ganda ke kelas melalui web Plickers. Para siswa kemudian mengangkat
kartu Plickers mereka dengan jawaban yang ditunjukkan di bagian atas kartu.
Guru menggunakan kamera teleponnya untuk men-scan ruangan, merekam
jawaban untuk setiap siswa.15 Penggunaan aplikasi ini hanya membutuhkan waktu
3-5 menit dalam menscan kartunya dan langsung mendapatkan hasilnya.
Gambar 2. 1 Contoh Kartu Plickers
Sebelum kelas berlangsung, guru harus membuat akun dan menyiapkan
pertanyaan pada web plickers www.plickers.com . langkah pertama yang
dilakukan guru adalah guru memasukan nama siswa sesuai dengan tempat duduk
14
Ibid., h. 20. 15
Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson, “Faculty and Student
Perceptions of Plickers”, American Society for Engineering Education, 2017, hlm 1.
15
siswa atau sesuai dengan absen kelas jika semua siswa memegang kartu plickers.
Jika berkelompok cukup tulis nama kelompoknya saja. Kartu plickers yang tertera
akan sama dengan nomor pada absen siswa. Guru dapat menggunakannya untuk
beberapa kelas namun, harus membuat absen terlebih dahulu di aplikasi plickers.
Keungulan dari aplikasi ini adalah tidak terlalu banyak biasa yang dikeluarkan,
aplikasi dapat di unduh secara gratis di www.plickers.com, siswa juga tidak
berinteraksi langsung dengan gadget mereka hanya perlu mengangkat kartu
plickers untuk menunjukan jawaban yang benar. Namun kelemahannya adalah
jika ada bermasalah dengan jaringan internet.
5. Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara
baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi
kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.16
Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, dilihat dari definisi belajar,
menurut Ahmadi dan Supriyono, suatu proses perubahan baru dapat dikatakan
sebagai hasil belajar jika terjadi secara sadar, bersifat fungsional, bersifat aktif dan
positif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh
aspek tingkah laku.17
Menurut Nana proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil
belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal,
16 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), Cet.2,
h. 48 17
Ibid., h.51.
16
(b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan
motoris.18
Menurut Benyamin Bloom dalam Klasifikasi hasil belajar secara garis
besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran.19
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotoris.20 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotorik. Ranah kognitif menurut Gagne adalah suatu proses internal yang
digunakan siswa dalam memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.21
Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual
(knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1) Mengingat (C1), merupakan kategori proses kognitif yang bertujuan
menumbuhkan kemampuan untuk meretensi (penyimpanan) materi
18 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet.18, h. 22. 19 Ibid., h. 22-23 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya), 2006, Cet. Ke-16, h.3 21 Wilis Dahar, op. cit., h. 122
17
pelajaran yang sama seperti materi yang diajarkan.22 Mengingat mencakup
ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat
dibutuhkan dengan cara, mengenali (recognition) atau mengingat kembali
(recall).23
2) Memahami (C2), memahami mencakup kemampuan untuk mengkonstruk
makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Kemampuan ini ditampilkan
dalam bentuk: menguraikan isi pokok bacaan, mengubah rumus
matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang
kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.
Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.24
3) Mengaplikasikan (C3), adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret
atau situasi khusus. Hal ini dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.25
Mengaplikasikan mencakup kemampuan untuk menerapkan prosedur pada
suatu kasus yang konkret. Kemampuan ini ditampilkan dalam bentuk
mengaplikasikan suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi.26
Mengaplikasikan meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.27
4) Menganalisis (C4), adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.28 Menganalisis
mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian atau faktor - faktor yang satu dengan faktor - faktor lainnya.29
Menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan.30
22 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: a Revision of Bloom’s taxonomony of educational objectives. (New York: Addison Wesley Longman, Inc), 2001, h. 99
23 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo), Cet kelima, 2009, h. 245 24 Lorin, op. cit., h.100 25 Sudjana, op. cit., h.25 26 W. S. Winkel, loc.cit 27 Lorin, op. cit., h. 101 28 Sudjana, op. cit., h. 27 29 W. S. Winkel, loc. cit. 30 Lorin, op. cit., h. 101-102
18
5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut ditentukan oleh
siswa.31 Mengevaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
pendapat mengenai suatu hal, disertai pertanggungjawaban pendapat
tersebut, berdasarkan kriteria tertentu. Kategori evaluasi mencakup proses-
proses kognitif memeriksa atau mengkritik.
6) Mencipta (C6), mencakup kemampuan untuk menggabungkan beberapa
unsur menjadi suatu bentuk kesatuan yang koheren. Tujuan-tujuan yang
diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru
dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau
stuktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Mencipta meliputi
merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.32
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar
kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif
dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan
psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.33
6. Usaha dan Energi
Usaha dan energi adalah salah satu konsep yang paling penting dalam
fisika dan memainkan pernana yang penting dalam kehidupan kita sehari hari.
Dalam Fisika, Usaha diberi definisi yang tepat yang berbeda dari pemakaian kita
sehari hari. Kerja dilakukan pada suatu benda oleh sebuah gaya hanya bila titik
tangkap gaya itu bergerak melewati suatu jarak dan ada komponen gaya sepanjang
lintasan geraknya.
31 Ibid., h. 125 32 Ibid., h. 86 33 Sudjana, loc. cit
19
a. Energi Kinetik
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting pada sains.
Aspek yang paling penting dari semua jenis energi adalah bahwa jumlah dari
semua jenis energi, energi total, tetap sama setelah proses apapun dengan jumlah
sebelumnya: yaitu, besaran “energi” dapat didefinisikan sedemikian sehingga
energi merupakan besaran yang kekal.34
Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda lain yang
ditumbuknya. Sebuah peluru meriam yang melayang melakukan kerja pada
dinding bata yang dihancurkan; sebuah martil yang bergerak melakukan kerja
pada paku yang dipukulnya. Pada setiap kejadian tersebut sebuah benda yang
bergerak memberikan gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh jarak
tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk
melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi
gerak disebut energi kinetik, dari kata Yunani kinetikos, yang berarti “gerak”.35
Gambar 2. 2 Contoh Kerja Total
Gaya total konstan Ftot dari laju v1 sampai v2 sepanjang jarak x.
Kerja yang dilakukan adalah W = Ftot d
Kemudian kerja total yang dilakukan pada benda itu adalah Wtot = Ftot d.
Dengan menerapkan hukum Newton kedua,
Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan perubahan
energi kinetiknya. Ini merupakan prinsip kerja energi. Dengan menggunakan
hukum Newton kedua, dimana Ftot adalah gaya total jumlah semua
34
Douglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta: Erlangga ,2001), h. 178 35
Ibid., h. 179
20
gaya yang bekerja pada benda itu. Dengan demikian , prinsip kerja energi hanya
berlaku jika W adalah kerja total yang dilakukan pada benda yaitu, kerja yang
dilakukan oleh semua gaya yang bekerja pada benda tersebut.36
Prinsip tersebut menunjukan bahwa jika kerja total (positif) W dilakukan
pada sebuah benda, energi kinetiknya terus bertambah sejumlah W. Prinsip ini
juga berlaku sebaliknya; jika kerja negatif W dilakukan pada benda dengan arah
yang berlawanan dengan arah gerak benda mengurangi lajunya dan energi
kinetiknya.37
Gambar 2. 3
Sebuah martil memukul palu dan berakhir dengan keadaan diam. Martil memberikan gaya F
pada paku; paku memberikan gaya –F pada martil (hukum Newton ke tiga). Kerja yang
dilakukan pada paku adalah . Kerja yang dilakukan pada martil adalah negatif
b. Energi Potensial Gravitasi
Kerja yang dilakukan pada suatu sistem tidak menghasilkan perubahan
energi kinetik sistem, melainkan disimpan sebagai energi potensial.38
Sebuah benda bermasaa m dan beratnya bergerak vertikal, dari
sebuah titik dimana pusat beratnya ada pada ketinggian y1 di atas suatu bidang
yang dipilih sembarang (ketinggian pangkal hitungan) menuju sebuah titik yang
tingginya y2. Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda itu konstan dan sama
dengan W. Bila P adalah resultan semua gaya lainnya yang bekerja terhadap
36
Ibid., h. 180 37
Ibid., h. 180 38 Tripler A,Paul,Fisika untuk Sains dan Teknik,(Jakarta:Erlangga,1998),h.170.
21
benda itu, dan apabila W’ adalah usaha gaya gaya ini/ arah gravitasi W berlawanan
dengan perpindahan ke atas, dan usaha ini adalah
Diketahui bahwa usaha gaya gravitasi ialah –mg(y2-y1), tak perduli apakah benda
tersebut naik atau turun).
Usaha gaya gravitasi, oleh karena itu bergantung hanya pada ketinggian
permulaan dan terakhir saja, bukan pada bentuk lintasan. Kalau titik ini berada
pada ketinggian yang sama, maka usaha dalah nol.
Karena usaha total sama dengan perubahan energi kinetik, maka:
Besaran besaran
dan
hanya bergantung kepada ketinggian akhir dan
permulaan. Oleh karena itu marilah kita susun kembali persamaan ini dengan
memindahkan besaran besaran dan dari rumus usaha ke persamaan
energi:
(
)
Persamaan pada ruas kiri hanya mengandung usaha gaya P. Suku suku pada ruas
kanan hanya bergantung kepada keadaan akhir dan permulaan gerak benda itu.
Laju dan ketinggiannya dan tidak bergantung kepada lintasannya. Besaran ,
hasil kali antara mg dari benda itu dengan tinggi y dari pusat beratnya di atas
bidang disebut energi potensial gravitasi EP
c. Energi Potensial Pegas
Gaya konservatif selanjutnya adalah pada pegas. Gambar disamping
menunjukan sebuah sistem yang terdiri dari sebuah pegas dan sebuah balok.
Balok diam di atas meja yang licin pada x = 0 dengan pegas tak teregang. Jika
balok tersebut di dorong secara perlahan lahan dengan gaya sehingga pegas
memanjang. Karena pegas mengenakan gaya pada balok, kita harus
22
mengenakan gaya yang sama dan berlawanan dengan F luar = +kx untuk
mendorong balok tanpa percepatan. Gaya yang dilakukan oleh gaya luar adalah
∫
Pegas menggunakan sebuah gaya pada balok melawan arah perpindahan, jadi
pegas melakukan kerja negatif pada balok:
∫
karena kerja total yang dilakukan pada balok adalah nol, energi kinetiknya tak
berubah. Balok mengerjakan gaya pada pegas , yang merupakan gaya reaksi
terhadap gaya yang dilakukan oleh pegas pada balok:
Perpindahan titik tangkap gaya adalah sama dengan perpindahan balok,
sehingga balok melakukan kerja pada pegas yang besarnya sama dengan besar
Kita tidak dapat memberikan nilai untuk perpindahan pegas karena bagian yang
berbeda dari pegas mempunyai perpindahan yang berbeda. Gaya lain yang bekerja
pada pegas adalah gaya tembok di tempat pegas diikatkan. Kerja total yang
dilakukan pad sistem balok-pegas adalah . Kerja ini tersimpan sebagai
energi potensial sistem balok pegas. Jika balok dilepas, pegas melakukan kerja
positif pada balok karena energi potensial sistem berubah menjadi energi kinetik.
Kerja perjalanan bolak balik yang dilakukan pada balok oleh pegas bila balok
bergerak dari posisi awalnya ke suatu posisi x dan kemudian kembali adalah nol.
Jadi, gaya pegas adalah gaya konservatif. Kita dapat menghitung fungsi energi
potensial yang berhubungan dengan gaya ini. Maka didapatkan :39
Dengan demikian
39
ibid, h. 173.
23
Dengan U0 adalah energi potensial ketika x = 0, artinya bila pegas tak teregang.
Dengan memilih U0 sama dengan, kita dapatkan :
d. Usaha (Kerja)
Usaha adalah salah satu bentuk tenaga yang ditampilkan oleh adanya
perpindahan benda. Usaha dicirikan oleh adanya benda yang berpindah.40 Dalam
fisika usaha (W=Work) didefinisikan sebagai gaya (F) yang bekerja pada benda
atau sistem yang menyebabkan benda atau sistem tersebut berpindah sejauh S.41
Apabila benda atau sistem yang dikenai gaya tidak berpindah, maka usaha yang
dilakukan adalah 0. Sehingga dengan demikian pengertian tentang usaha ini
jangan disamakan dengan istilah usaha dalam sehari-hari. Dalam ungkapan
matematis kerja dituliskan sebagi perkalian titik antara sektor gaya dengan vektor
perpindahan. 42
Dengan :
F = gaya yang bekerja pada benda
S = jarak yang ditempuh/ perpindahan benda karena gaya tersebut
q = sudut antara vektor gaya dengan S
W = usaha (N x m = Joule)
Perubahan arah gaya menentukan besarnya usaha yang dilakukan. Dalam kurva F-
r, usaha adalah luas di bawah kurva.
40
Murdaka Bambang Eka Jati, Kuntoro Priyambodo Tri, Fisika Dasar, (Yogyakarta: C. V. Andi Off Set ,2007), h. 84
41 Muhammad Ishaq, Fisika Dasar edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu ,2007), h. 86
42 Ibid., h. 87
24
Gambar 2. 4 Usaha dalam Diagram
Usaha dalam diagram F-r sama dengan
luas daerah yang dibentuk di bawah kurva
e. Energi Kinetik (EK) dan Usaha Energi kinetik adalah energi yang muncul ketika benda bergerak dengan
kecepatan tertentu. Besarnya energi kinetik suatu benda yang bergerak dengan
kecepatan v adalah :
Dengan
EK = energi kinetik benda (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Semakin cepat gerak sebuah benda maka energi kinetik yang dikandungnya akan
lebih besar.43 Hubungan antara energi kinetik dengan usaha dapat diturunkan
sebagai berikut:
∫
∫
∫
43
Ibid., h. 88
25
∫
f. Energi Potensial (EP) dan Usaha Suatu benda dapat memiliki sebuah energi tertentu bergantung pada
posisinya, sebagai contoh ketika menarik busur panah atau ketapel, makin jauh
menarik busur tali busurnya, maka makin besar pula energi yang dikandung oleh
anak panah, hal ini ditandai dengan anak panah yang terlontar makin jauh. Energi
semacam ini dinamakan energi potensial.
Energi potensial gravitasi biasanya cukup disebut energi potensial saja
didefinisikan sebagai:
Dengan
EP = Energi Potensial (joule)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda dari lantai atau dari titik acuan tertentu (m)
Energi potensial tidak hanya berubah menurut ketinggian, namun juga
menurut titik acuan yang diambil.44
Hubungan antara energi potensial gravitasi EP dengan usaha dapat
diturunkan dari definisi usaha sebagai berikut. Dengan mengganti S dengan h
(biasanya digunakan untuk jarak yang berhubungan dengan ketinggian)
∫
∫
44
Ibid., h. 90
26
Tanda negatif pada gaya gravitasi di atas adalah karena ketika kita
mengangkat sebuah benda, terdapat sejumlah gaya gravitasi yang melawan kita.
Ini berarti perubahan EP sebuah benda adalah sama dengan usaha yang dilakukan.
Persamaan diatas bisa dikatakan teorema kesetaraan usaha dan energi (perubahan
energi potensial gravitasi). Persamaan di atas menyatakan bahwa usaha
mengangkat benda dari satu posisi mgh1 ke posisi yang lebih tinggi mgh2 akan
memerlukan usaha sebesar W.45
g. Hukum Konservasi Energi Mekanik (EM) Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki oleh sebuah benda dalam
konteks gerak. Dari sudut pandang manusia, pada dasarnya energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, namun hanya dapat berubah bentuk. Misalnya
energi kinetik yang dimiliki air ada sungai yang mengalir diubah menjadi energi
listrik melalui kincir air dan generator, energi listrik ini dialirkan ke rumah rumah
dan konservasi menjadi energi cahaya oleh lampu.46
Energi itu kekal karena tidak bisa dimusnahkan. Jika hanya ditinjau dari
energi mekaniknya saja, maka agar hukum konservasi energi mekanik harus
memenhui syarat tertentu:47
Jadi jika Flain – lain tidak ada, maka :
45
Ibid., h. 91 46
Ibid., h.91 47
Aby Sarojo,Ganijanti, Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5, (Jakarta: Salemba Teknika ,2014), h. 141
27
Dinamakan hukum konservasi energi mekanik. Jadi, syarat agar berlaku hukum
konservasi energi mekanik adalah tidak ada gaya lain lain kecuali gaya berat atau
gaya pegas. Hukum ini menyatakan bahwa :
1. Jumlah perubahan EK dan EP sama dengan nol
2. Penambahan EK= pengurangan EP atau sebaliknya
3. Jumlah EK dan EP pada setiap saat selalu tetap
Gaya lain lain adalah semua gaya yang bekerja pada suatu benda yang
bukan gaya berat dan atau gaya pegas. Seandainya hukum konservasi energi tidak
hanya berlaku untuk mekanik saja, tetapi lebih umum bersifat alamiah, maka
setiap ada perubahan energi mekanik akan terbentuk energi lain. misalkan pada
sebuah benda bekerja gaya gesek maka kerja dari gaya gesek sama dengan jumlah
perubahan energi mekanik. Bentuk energi ini adalah panas.48
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang berhubungan dengan Teams Games Tournament dan juga
media Plickers adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Syilvi Indrayani, I Nyoman Sudana Degeng,
Sumarmi (2016) yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament Sebagai Model yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa” menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
Teams Games Tournament diyakini dapat berperan secara efektif untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Melda Panjaitan (2016) yang berjudul “Efek
Penerapan Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dan Kemampuan
Pemecahan Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Materi
Usaha dan Energi di Kelas XI SMA Swasta Imelda Medan” menunjukan
bahwa Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Teams Games Tournaments memperoleh hasil belajar Fisika lebih tinggi dari
pada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Derect Introdaction
48 Ibid., h. 141
28
3. Penelitian yang dilakukan oleh Timothy A. Wood, Ph.D.; Kweku Brown,
Ph.D.; J. Michael Grayson, Ph.D (2017) yang berjudul “Faculty and Student
Perceptions of Plickers” menunjukan bahwa guru sangat merasa mudah dan
terbantu menggunakan media Plickers selain itu tanggapan siswa juga sangat
positif terhadap plickers.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Morgan G. McCargo (2017) yang berjudul
“The Effects of Plickers As Response Cards On Academic Engagement
Behavior In High School Students” menunjukan bahwa Plickers mampu
mengatasi respon seluruh siswa dalam satu kelas dengan waktu yang
bersamaan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Jaraby Reyna de Thomas, dkk (2016) yang
berjudul “Participation and knowledge through Plickers in high school
students and its relationship to creativity”, menunjukan bahwa penggunaan
plickers di dalam kelas dapat meningkatkan kreativitas, partisipasi dan
pengetahuan yang di dapat sebelumnya.
C. Kerangka Berpikir
Konsep fisika kurang menunjang jika diajarkan jika hanya mengandalkan
kemampuan guru dengan ceramah. Pembelajaran fisika di kelas pun harus mulai
beralih menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan untuk
para siswa. Saat ini para guru masih banyak yang menggunakan pembelajaran
konvensional di kelas. Selain itu siswa siswi di kelas yang pintar cenderung pintar
hanya untuk dirinya sendiri dan kurang berbaur dengan teman temannya yang
lain. Hal ini menyebabkan kemampuan menangkap pelajaran yang berbeda beda
di kelas sehingga nilai rata rata siswa menjadi rendah.
Mengantisipasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu cara untuk
memperbaiki proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras
yang berbeda. Agar lebih menambah semangat siswa dalam pembelajaran,
29
digunakanlah media Plickers. Media Plickers masih jarang digunakan oleh guru
guru di sekolah. Dengan seperti itu maka pembelajaran di kelas menjadi
menyenangkan dan aktif. Minat belajar siswa untuk belajar fisika meningkat dan
akhirnya bisa meningkatkan nilai Fisika siswa.
Pembelajaran Fisika di kelas monoton
Pembelajaran Fisika di kelas cenderung teacher center
Siswa siswi kurang membaur dan kurang bekerja sama dengan teman
yang lain (individualis)
Nilai Fisika rendah
Pembelajaran menggunakam model Teams Games Tournament (TGT)
Penggunaan model Teams Games
Tournament (TGT) dengan berbantuan media Plickers
Pembelajaran menarik dan tidak membosankan
Nilai Fisika meningkat
Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir
30
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dikemukan , maka hipotesis penelitian ini
yaitu terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Usaha Energi.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan yang berlokasi
di Jalan Sumatera I Rt.002/06 Rawa Lele Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat-
Tangerang Selatan 15414, waktu Pelaksanaan penelitian pada semester genap
2017/2018.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen
(quasi-exsperiement research). Dalam design terdapat dua kelompok yakni,
kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment khusus (variabel yang akan
diuji) yaitu proses pembelajaran dengan model Teams Games Tournament, dan
kelompok kontrol yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan proses
pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain kelompok kontrol
pretest-posttes acak (randomied pretest-posttest control group design, yang
diviualisasikan sebagai berikut:1
Tabel 3. 1 Pretest dan Posttest Control Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
1 Nana syaodih sukamdinata, metode penelitian pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 204
32
Keterangan:
Eksperimen = kelompok eksperimen (model Teams Games Tournament)
Kontrol = kelompok kontrol (Pembelajaran konvensional)
O1 = tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
X1 = pembelajaran model Teams Games Tournament
X2 = pembelajaran konvensional
O2 = tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
C. Variabel Penelitian
Penelitian eksperimen variabel yang ada adalah variabel bebas dan
variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model
pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) berbantuan media
Plickers sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Target
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.2 Populasi pada penelitian
adalah seluruh siswa SMAN 11 Kota Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian
adalah siswa kelas X IPA dipilih dua kelas yaitu kelas X IPA 3 berjumlah 40
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 berjumlah 40 siswa sebagai
kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data atau dikatakan
dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam penelitian adalah
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan Teknik tes, yang terdiri dari
pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur
2 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D,(Bandung:CV.Alfabeta,2012),h. 117.
33
kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan program pembelajaran dilakukan.
Posttest adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa
mencapai kompetensi dasar, indikator, bahkan tujuan pembelajaran yang telah
disampaikan di awal proses pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.3 Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan instrumen nontes
berupa angket respon siswa dan lembar observasi aktifitas siswa. Tes merupakan
kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan
menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya untuk
mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang diberikan.4
1. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian menggunakan tes objektif berupa pilihan
ganda. Tes yang diberikan merupakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan
lima alternatif jawaban. Instrumen mencakup ranah kognitif pada aspek
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4). Adapun skor
yang digunakan untuk pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban benar
dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan
pada penelitian ini terdapat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3. 2 Kisi kisi Instrumen Tes
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek Kognitif Jumlah
Soal
C1 C2 C3 C4
Memahami definisi Usaha (kerja) dan energy
1, 2* 2
3 Sugiyono, op. cit., h. 148.
4 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), Cet I, h.53.
34
Mengidentifikasi Energi kinetik dan energi potensial
16* 17,18,19,2
0*,21
6
Memahami Konsep
usaha
3,4*,5,6*,
7,
8*,9 10,11
*,12*,
13*,1
4*,15
*
13
Mengidentifikasi Hubungan usaha (kerja) dengan energi potensial (gravitasi dan pegas)
31*,32*,3
3*
22*,24,
26*,27
*,28*,2
9*,30*,
35*,36,
37,
23*,2
5*,34
*,
16
Menerapkan konsep daya ke dalam bentuk persamaan dan kaitannya dengan usaha dan energi
38,39*,
40*,41
*,42*,4
3*
6
Mengidentifikasi Hukum kekekalan energi mekanik
49* 50* 45*,46
*,48
44,47
*
7
Jumlah soal 3 15 21 11 50
Presentase soal % 6% 30% 42% 22% 100%
Soal valid pada pengujian Anates yaitu 34 soal yang terdiri dari 2 soal
C1, 8 soal C2, 15 soal C3, dan 9 soal C4. Sebanyak 4 butir soal sudah terwakili
indikatornya sehingga soal yang dipakai pada penelitian ini adalah 30 butir soal.
35
a. Validitas Instrumen Butir Soal Intrumen tes terdiri dari beberapa soal sehingga perlu mencari validitas
butir (tiap butir soal). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian digunakan
validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun sesuai dengan materi
pembelajaran khusus. Sedangkan pengujian validitas instrumen (validitas butir)
menggunakan uji Point Biserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:5
√
Keterangan:
= koefisien korelasi biseria
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validatasnya
= rerata skor total
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal interpretasi nilai koefisien korelasi
nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 3 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 < ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < ≤ 0,60 Cukup
0,20 < ≤ 0,40 Rendah
0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi ( Jakarta; Bumi
Aksara, 2012), hlm 93.
36
Uji validitas yang digunakan adalah uji product moment menggunakan program
ANATES. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai
berikut:
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik Butir Soal
Jumlah soal 50
Jumlah siswa 58
Nomor soal valid 2,4,6,8,11,12,13,14,15,16,20,22,23,
25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,3
9,40,41,42,43,45,46,47,49,50
Jumlah soal Valid 34
Presentase 68%
Hasil Uji Validitas Instrumen dapat dilihat pada lampiran B.1.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar
dihitung dengan rumus Kuder-Richardson (K-R 20), yaitu:6
(
)(
)
Keterangan :
11r = koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1
Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q
k = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes
6 Ibid., hlm.115.
37
Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.7
berikut.
Tabel 3. 5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 r 0,20 Kecil
0,20 r 0,40 Rendah
0,40 r 0,70 Sedang
0,70 r 0,90 Tinggi
0,90 r 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan perhitungan menggunakan Anates, nilai reliabilitas yang diperoleh
instrumen tes ini, yaitu sebesar 0,92. Nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat
tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas soal pada penelitian dapat dilihat
pada lampiran B.2.
c. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan
ganda adalah:7
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
7 Ibid., hlm. 226-228.
38
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3. 8
sebagai berikut:8
Tabel 3. 6 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Hasil uji daya beda instrumen tes dengan menggunakan Anates dapat
dilihat pada Tabel 3.9 berikut:
Tabel 3. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir soal
Jumlah soal Presentase
Sangat buruk, harus dibuang 6 12%
Jelek (poor) 12 24%
Cukup (satisfactory) 8 16%
Baik (good) 16 32%
Baik sekali (excellent) 8 16%
Jumlah 50 100%
8 Ibid., hlm. 232.
39
Berdasarkan Tabel 3.9, dapat terlihat bahwa dari 50 soal, terdapat 6 butir
soal yang dibuang (drop) atau sebanyak 12%. Selanjutnya terdapat 12 butir atau
sebanyak 24% soal yang berkriteria jelek (poor). Terdapat 8 butir soal atau
sebanyak 16 % soal yang berkriteria cukup (satisfactory). Terdapat 16 butir soal
atau sebanyak 32 % soal yang berkriteria Baik (good). Terdapat 8 butir soal atau
sebanyak 16 % soal yang berkriteria Baik sekali (excellent). Hasil uji daya
pembeda instrumen tes pada penelitian dapat dilihat pada lampiran B.3.
d. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi
dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat
kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:9
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel 3. 10 sebagai berikut:10
Tabel 3. 8 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
9 Ibid., hlm. 223. 10 Ibid., hlm. 225.
40
0,70 – 1,00 Mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11
berikut ini:
Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir soal
Jumlah soal Presentase
Sukar 5 10%
Sedang 29 58%
Mudah 16 31.25%
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 3.11, terlihat bahwa dari 50 butir soal, soal yang
tergolong mudah yakni sebanyak 16 soal atau sebanyak 31.25%. Selanjutnya soal
yang tergolong sedang yakni sebanyak 29 soal atau sebanyak 58%, dan soal yang
tergolong sukar yakni sebanyak 5 soal atau sebanyak 10%. Hasil uji taraf
kesukaran instrumen tes pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B.4.
2. Instrumen Nontes
a. Angket Respon Siswa Instrumen nontes dalam penelitian menggunakan angket respon siswa
dan lembar observasi aktivitas siswa. Angket respon siswa digunakan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media
Plickers pada materi usaha dan energi.
Angket yang digunakan dalam penelitian adalah model Likert. Model
Likert menggunakan skala deskriptif, dimana siswa menjawab pilihan Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat Setuju
(SS). Kisi-kisi pernyataan dalam angket dapat dilihat Tabel 3.3 berikut:
41
Tabel 3. 10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Indikator Butir
Pertanyaan positif (+)
Butir Pertanyaan Negatif (-)
Jumlah
1 Respon siswa dalam pembelajaran
menggunakan media Plickers
1,2 3,4 4
2 Desain Media Plickers 5,6 7,8 4 3 Penyajian konsep
materi pada media Plickers
9,10 11,12 4
Jumlah 6 6 12
Pertanyaan angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran B.5.
b. Lembar observasi Lembar observasi merupakan lembar penelitian objektif yang dibuat
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media
Plickers dengan prosedur observasi siswa. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat
dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3. 11 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa
Indikator Aktivitas Siswa Skor Maksimal
Pemberian Materi 4
Tim Belajar 4
Menjalankan Games 4
Menjalankan Tournamen 4
Penghargaan Kelompok 4
Penutup 4
Jumlah 24
42
Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran B.6.
G. Teknis Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber lain terkumpul. Teknik analisis data hasil belajar pada penelitian
sebagai berikut.
1. Evaluasi Hasil Tes
Cara perhitungan nilai siswa adalah sebagai berikut :
Nilai =
2. Uji N-Gain
Uji N-Gain dilakukan setelah data pretest dan posttest terkumpul. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan pada hasil belajar pada
kelompok eksperimen dan kontrol. Analisis dilakukan dengan menggunakan
rumus gain ternomalisasi rata-rata (average normalized gain). Rumus mencari N-
Gain adalah sebagai berikut11 :
N-Gain =
Dengan kategorisasi perolehan:
Tinggi : N-gain ≥ 0,70
Sedang : 0,30 ≤ N-gain < 0,70
Rendah : N-gain <0,30
3. Uji Prasyarat Penelitian
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.
11 Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains, (Jakarta: FITK
Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah, 2014) h. 76-77
43
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah:
a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian kali ini
adalah Kolmogorof-Smirnov. Langkah- langkah uji normalitas Kolmogorof-
Smirnov dengan aplikasi SPSS 22 seperti berikut ini:12
1) Buka lembar kerja atau file - pilih menu Analyze - sub menu Descriptive
Statistic - klik Eksplo.
2) Masukkan variabel terkait pada Dependent List.
3) Pilih – Plots - aktifkan pilihan Normality Plots with test – Continue – Ok
4) Kriteria pengujian:
a) Tolak H0, jika probabilitas ≤ 0,05, distribusi populasi tidak normal.
b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, distribusi populasi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Langkah – langkah perhitungan uji homogenitas dengan
menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:13
1) Buka Data View masukkan data yang akan diujikan.
2) Pilih menu Analyze - Compare Means - One-way Anova - sampai muncul
jendela One-way Anova.
3) Masukkan variabel terkait pada Dependent List dan Factor.
4) Pilih Options - Descriptive - Homogenity of variance test - Continue - Ok.
5) Kriteria pengujian:
a) Tolak H0, jika probabilitas < 0,05, data heterogen.
b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, data homogen
12 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.156-157. 13 Kadir, Ibid, h. 169-170
44
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen Data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunkan
pengujian homogenitas dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut langkah -
langkahnya:14
1) Buka Data view pada aplikasi SPSS. Kemudian isi Data View sesuai dengan
data yang akan di ukur. Kemudian isi kolom Variabel view, view pada
Values.
2) Klik Analyze-Compare Means-Independent Sample T test.
3) Isi kolom Tes Variable (s)-Grouping Variable-Define Group-Continue-Ok
4) Interpretasi untuk data yang tidak homogen atau heterogen pilih kolom Equal
variances assumed pada tabel Group Statistic yaitu:
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen Data berdistribusi normal dan heterogen, pengujian hipotesis
menggunakan uji non parametrik. Langkah-langkah pengujian homogenitas
dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:15
1) Buka Data view pada aplikasi SPSS. Kemudian isi Data View sesuai dengan
data yang akan di ukur. Kemudian isi kolom Variabel view, view pada
Values.
2) Klik Analyze-Compare Means-Independent Sample T test.
3) Isi kolom Tes Variable (s)-Grouping Variable-Define Group-Continue-Ok
4) Interpretasi untuk data yang tidak homogen atau heterogen pilih kolom Equal
variances not assumed pada tabel Group Statistic yaitu:
14 Kadir, op. cit., h. 308-310 15
Kadir, loc. cit.
45
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
c. Data tidak berdistribusi normal Data yang tidak berdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney. Uji
Mann-Whitney adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat sebagai uji-t
menguji parameter perbedaan dua rata-rata sampel yang asumsi distribusi
populasinya harus normal dan variansinya harus homogen, maka pada uji
MannWhitney untuk data normal dan homogen tidak diperlukan yang penting
level pengukurannya minimal ordinal dan variabel kontinyu.16
Langkah-langkah uji Mann-Whitney menggunakan aplikasi SPSS 22
sebagai berikut:17
1) Masukkan data pada menu Data View.
2) Pilih menu Analyze - Nonparametric test - legacy Dialogs - 2 Independent
Samples.
3) Pada jendela Two Independent Samples Tests, masukkan variabel terkait pada
Test Variabel List dan Grouping Variable - klik Define Group - klik
Continue - kembali ke menu Test Independent Samples Test - Test Type
Mann-Whitney U - Ok.
4) Kriteria pengujian:
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
H. Analisis Data Nontes
Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa dan
lembar observasi aktivitas siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik
analisis data dari kedua intrumen nontes tersebut.
a. Angket Respon Siswa Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data deskrptif. Instrumen nontes berupa angket ini memiliki pernyataan
16 Kadir, op. cit., h.489. 17 Ibid, h.492-493.
46
yang terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan negatif. Dalam
menganalisis data yang berasal dari angket berskala 1 sampai dengan 5.
Penskoran jawaban pertanyaan angket dapat dilihat Tabel 3.12 berikut ini.18
Tabel 3. 12 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket
Jawaban
Nilai
Pertanyaan
Positif
Pertanyaan
Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju(TS) 2 4
Cukup(C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju(SS) 5 1
Data angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus:
P = Persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = jumlah responden
Tabel 3. 13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket
Rentang nilai Kategori
0-20% Sangat kurang
21-40% Kurang
41-60% Cukup
61-80% Baik
81-100% Sangat baik
18 Sugiyono, op.cit., h. 135 -136
47
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi siswa dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran model kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
berbantuan media Plickers. Observer menilai pada suatu lembar observasi dengan
metode check list sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
Selanjutnya data hasil perolehan lembar observasi aktivitas siswa diolah secara
kuantitatif sebagai berikut:
Keterangan:
P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= jumlah skor ideal
Data yang diperoleh diubah dalam bentuk persentase, kemudian di
kategorikan ke dalam kategori Tabel 3.14 berikut:19
Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian Lembar Observasi
Rentang nilai Kategori
0-20% Sangat kurang
21-40% Kurang
41-60% Cukup
61-80% Baik
81-100% Sangat baik
19 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013),
Cet ke-5, h. 18.
48
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0 = Sig (2-tailed) > (taraf signifikasi 0.05)
Ha = Sig (2-tailed) < (taraf signifikasi 0.05)
Keterangan:
H0 = Hipotesis nol, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) berbantuan media Plickers lebih kecil atau
sama dengan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional
Ha = hipotesis alternatif, nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) berbantuan media Plickers lebih tinggi
dari pada rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran
konvensional.
Sig(2-tailed) = nilai probabilitas hasil uji hipotesis
= taraf signifikansi (0,05)
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
berbantuan media Plickers berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
materi Usaha Energi.
2. Hasil angket respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif Teams
Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan media Plickers dalam proses pembelajaran fisika
pada materi usaha energi secara keseluruhan memperoleh hasil keseluruhan
dalam kategori baik.
3. Terdapat perbedaan nilai Hasil Belajar pada kelas kontrol dan eksperimen
setelah diberikan treatment.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan peneliti sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian ini, diantaranya:
1. Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament harus
memerlukan waktu yang cukup di kelas, guru harus mempersiapkan
pengajaran yang baik agar bisa memanagement waktu saat berada di kelas.
2. Penggunaan media Plickers di kelas membutuhkan persiapan yang matang
sebelum digunakan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Aby Sarojo,Ganijanti. 2014. Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5,Jakarta: Salemba Teknika.
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama. 2006. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : UIN Jakarta Press, Cet I.
Annurwanda,Pradipta.2018.” The Effect of Teams Games Tournament on
Mathematics Self-Efficacy in Junior High Schools, SHS Web of Conferences 42, 00079 (2018)
Araby Reyna de Thomas, dkk. 2016. “Participation and knowledge through
Plickers in high school students and its relationship to creativity”, UNESCO-UNIR ICT & Education Latam Congress.
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cet.14.
Benny A. Pribadi. 2011. Model ASSURE untuk mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat Cet.1. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Douglas C. Giancoli. 2001.Fisika. Jakarta: Erlangga.
Helmita,Roza. 2018. “Motivasi mahasiswa Tadris Biologi IAIN Batusangkar
terhadap Penggunaan Aplikasi Plickers pada mata kuliah Embriologi”, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Sains, IAIN Batusangkar Keterampilan Abad 21; Strategi Pengembangan Pembelajaran, Penelitian, Matematika dan Sains 21 Juli 2018.
I Nyoman Sudana Degeng, Sumarmi, “Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament Sebagai Model yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa”,Jurnal Pendidikan Teori Penelitian dan Pengembangan, vol 1,2016.
Kadir. 2016. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Pers.
Melda Panjaitan, “Efek Penerapan Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
dan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar
65
Fisika pada Materi Usaha dan Energi di Kelas XI SMA Swasta Imelda Medan, 2016
Miftahul Huda. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet.IX.
Morgan G. McCargo, “The Effects of Plickers As Response Cards On Academic
Engagement Behavior In High School Students”, The University of Southern Mississippi The Aquila Digital Community, 2017.
Muhammad Ishaq. 2007. Fisika Dasar edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mukhadis, Amat, Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter dalam
Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi. (online),2013. (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1434), diakses tanggal 12 mei 2019
Murdaka Bambang Eka Jati, Kuntoro Priyambodo Tri. 2007.Fisika Dasar. Yogyakarta: C. V. Andi Off Set.
Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Cet.18.
Nana syaodih sukamdinata. 2005. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nyayu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Cet.2.
Riduwan dan Akdon. 2013. Rumus dan Data Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta Cet ke-5.
Robert E.Slavin terjemahan , Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Bandung: Nusa Media).
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cet.5.
Rusman. 2010. Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
66
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:CV.Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Jakarta; Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson. 2017. “Faculty and
Student Perceptions of Plickers”, American Society for Engineering Education.
Tripler A,Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga.
Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Harmiant. 2013. Model-Model
Pembelajaran Inovatif dan Efektif .Bandung:Alfabeta.
Yanti Herlanti. 2014. Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains. Jakarta: FITK Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah.
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Baru.
Zemansky W,Mark. 1985. Fisikan untuk Universitas. Jakarta: BinaCipta
top related