makalah - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · peringatan kepada kaumnya apabila...
Post on 07-Aug-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
AYAT- AYAT AL- QURAN TENTANG SUBJEK PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir 2
Dosen:
Bapak Cecep Hilman,S.Pd.I, M.Pd
Disusun oleh:
1. Dera Regina
2. Rini Siti Sarah
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) SUKABUMI
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih ( Begeg ) No. 74 Cikondang Citamiang
Telp: (0266) 225464 Kota Sukabumi
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah atas Rasulullah SAW, para keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Tidak sepatutnya bagi kaum mukminin itu pergi semuannya ( ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap- tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”.( Q.S At - Taubah: 122 )
Selain berjihad di jalan Allah SWT hal yang penting bagi muslim ialah
menuntut ilmu. Berdasarkan firman Allah diatas dapat diketahui bahwa menuntut
ilmu sama dengan berjihad di jalan Allah. Dengan demikian tidak ada alasan bagi
seorang mukmin untuk tidak menuntut ilmu tersebut. Seorang yang berilmu itu
lebih mulia disisi Allah.
Makalah yang berjudul " Ayat- ayat Al- Quran tentang subjek pendidikan”
ini sesuai dengan judulnya memberikan penjelasan dasar seputar ayat- ayat Al-
Quran yang menjelaskan tentang Subjek Pendidikan. Makalah ini diharapkan
sebagai salah satu pengetahuan agar kita mengetahui siapa saja subjek pendidikan
berdasarkan Al- Quran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir 2 serta
memberikan gambaran tentang ayat- ayat Al- Quran tentang subjek pendidikan.
Ucapan terima kasih untuk dosen mata kuliah Tafsir 2, bapak Cecep Hilman,
S.Pd.I, M.Pd yang telah membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tanpa kendala yang berarti, juga kepada rekan rekan atas dukungan serta do’anya.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Kami sangat terbuka
dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata, saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan semoga kita senantiasa terus maju dan berjuang untuk mendapatkan ilmu
yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Amin.
Sukabumi, Maret 2018
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II. AYAT AYAT AL- QURAN TENTANG SUBJEK PENDIDIKAN
A. Penjelasan Al-Qur’an, surat Ar- Rahman ayat 1-4 .............................. 3
B. Penjelasan Al-Qur’an, surat An- Nahl ayat 43-44 ............................... 5
C. Penjelasan Al-Qur’an, surat An- Najm ayat 5-6 .................................. 7
D. Penjelasan Al-Qur’an, surat Al- Kahfi ayat 66 .................................... 9
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita sebagai umat beragama, Islam, tentunya mempunyai pedoman hidup
sesuai perintah Allah SWT yaitu Al-Qur’an. Dalam pedoman tersebut terdapat
aturan-aturan yang harus kita laksanakan dan larangan-larangan yang harus kita
tinggalkan. Al-qur’an adalah sumber hukum islam yang pertama bagi umat
muslim.
Kehidupan kita tidak terlepas dari pendidikan. Pendidikan sangat penting
bagi kita umat Islam. Sebagai seorang calon pendidik, tentunya kita diharapkan
menjadi seorang pendidik yang profesional. Dalam Al –Qur’an telah dijelaskan
bagaimana menjadi guru yang baik dan profesional. Dengan demikian kita akan
dapat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran islam. Selain kita
mendapatkan rizqi kita juga akan mendapatkan berkah dan ridhonya dari Allah
SWT.
Pendidik merupakan unsur yang sangat esensi dalam memberi bimbingan
dan bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar
mencapai kedewasaan, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah SWT yaitu kholifah di muka bumi.
Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dalamnya terkandung ayat-
ayat yang dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup manusia. Diantaranya
merupakan ayat-ayat yang menggali tentang subjek pendidikan.
Untuk itu dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan sedikit tentang
ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan subjek pendidikan dengan harapan
dapat lebih memahami bagaimana subjek pendidikan menurut Al-Quran.
Kajian yang akan kita bahas kali ini adalah subjek pendidikan dalam Al
Qur’an dengan pendekatan Tafsir Tematik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah penjelasan Al-Qur’an, surat Ar- Rahman ayat 1-4?
2. Bagaimanakah penjelasan Al-Qur’an, surat An- Nahl ayat 43-44?
3. Bagaimanakah penjelasan Al-Qur’an, surat An- Najm ayat 5-6?
4. Bagaimanakah penjelasan Al-Qur’an, surat Al- Kahfi ayat 66?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui penjelasan, surat Ar- Rahman ayat 1-4
2. Untuk Mengetahui penjelasan, surat An- Nahl ayat 43-44
3. Untuk Mengetahui penjelasan, surat An- Najm ayat 5-6
4. Untuk Mengetahui penjelasan, surat Al- Kahfi ayat 66
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penjelasan Al-Qur’an, surat al-Rahman ayat 1-4
حمه ﴿ وسان ﴿٢﴿﴾ عهم انقسآن ١انس ﴾٤﴾ عهمه انبيان ﴿٣﴾ خهق ال
Atinya:
1. (Tuhan) yang Maha pemurah,
2. Yang telah mengajarkan Al Qur‟an.
3. Dia menciptakan manusia.
4. Mengajarnya pandai berbicara .(Q.S al-Rahman ayat 1-4)
Ayat 1-2, Allah yang Maha Pengasih, baik di dunia, akhirat ataupun
keduanya yang Rahmatnya meliputi segala sesuatu. Allah SWT mengajarkan Al-
Qur’an kepada manusia sehingga Dia memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal,
dibaca, dipahami, dan diamalkan. Ar Rahman dalam surat ini dapat diartikan
sebagai seruan awal agar semua memperhatikan tentang informasi, yaitu
informasi mengenai berbagai macam nikmat dari ar Rahman.
Nikmat pertama ialah “Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an”. Dengan
demikian maka jelaslah tujuan Allah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia
yakni agar manusia yang juga sebagai penghuni alam semesta dapat peka dan
paham terhadap segala sesuatu yang ada dalam Al-Qur’an.
Ayat 3- 4, Allah menciptakan pada diri manusia tenaga untuk menjelaskan
apa yang terkandung dalam pemikirannya dengan bahasa yang dapat dipahami.
Manusia tidak dapat hidup sendirian, mereka memerlukan orang lain. Oleh karena
itu mereka memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi dan alat untuk
memelihara ilmu yang diterimanya dari orang-orang sebelumnya untuk
disampaikan kepada orang sesudahnya.
Dalam surat al-Rahman ayat 1-4 pada awal surat menggunakan kata ar-
Rahman (حمه yang bertujuan untuk mengundang rasa ingin tahu kaum (انس
musyrikin Mekkah pada waktu itu, dengan harapan mereka akan tergugah untuk
mengakui nikmat Allah dan beriman kepada Allah.
Selain itu, ayat-ayat ini juga turun sebagai bantahan bagi penduduk mekah yang
terdapat dalam Surat an Nahl ayat 103 yang mengatakan bahwa Al Qur’an
diajarkan oleh Manusia biasa terhadap Nabi Muhammad. Sehingga pada ayat ini
Allah menunjukan dan menyatakan bahwa Allah lah yang telah mengajarkan Al
Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril yang selanjutnya
akan diajarkan kepada umatnya.
Selain ayat ini, ada juga ayat lain yang menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad itu bukan diajar atau dididik oleh manusia biasa melainkan dididik
oleh Allah melalui malaikat Jibril yakni Surat an Najm ayat 5 dan 6, yang
penjelasannya akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Dalam surat ar Rahman juga terdapat kata ( عهم) yang mashdarnya ( تعهيم)
mempunyai arti proses transportasi ilmu. Ini menunjukan kenyataan bahwa
memang benar Al Qur’an itu diturunkan kepada Nabi muhammad secara
berangsur-angsur dan pengajaran Al Qur’an kepada manusia itu memang secara
bertahap sehingga Al Qur’an bisa dipahami oleh manusia.
Di ayat selanjutnya terdapat kata al insan (االوسه) kata ini memiliki makna
seluruh manusia bukan hanya nabi Muhammad saja. Dalam penciptaan manusia
terdapat pula penciptaan alat-alat tubuh yang digunakan untuk berkomunikasi
seperti lidah, bibir, tenggorokan, dan paru-paru. Semua organ inilah yang nantinya
akan terlibat dalam proses menghasilkan sebuah suara. Sehingga semua proses
penghasilan suara ini dapat dimasukan kedalam pengajaran al Bayan.
Kata (انبيان) al bayan pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut dipahami
oleh Thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam atau ucapan
yang dengannya dapat terungkap apa yang ada dalam benak. Lebih lanjut, ulama’
ini mengatakan bahwa kalam bukan sekedar mewujudkan suara, dengan
menggunakan rongga dada, tali suara, dan kerongkongan. Bukan juga hanya
dalam keanekaragaman suara yang keluar dari kerongkongan akibat perbedaan
makharij al-huruf atau tempat-tempat keluarnya huruf dari mulut. Tetapi juga
bahwa Allah Swt menjadikan manusia dengan mengilhaminya, yakni mampu
memahami makna suara yang keluar itu. Lain halnya dengan Thabathaba’i, Ibnu
al Qayyim lebih menspesifikan al bayan ke dalam tiga tingkatan yang masing-
masing didefinisikan dengan bayan :
Bayan pertama adalah pandai berfikir yakni dapat memilah-milah
informasi, bayan pertama ini untuk hati.
Bayan kedua adalah pandai berbicara yakni mampu mengungkapkan
informasi dan menerjemahkanya untuk orang lain, bayan kedua ini untuk telinga.
Bayan ketiga adalah pandai menulis, yakni dapat menuliskan kata-kata
sehingga orang yang melihat dapat mengerti maknanya seperti orang yang
mendengar, bayan ini untuk mata.
Dengan demikian jelas bahwa manusia itu pada dasarnya sudah diajari
atau dianugrahi oleh Allah Swt dua buah kemampuan. Pertama, kemampuan
untuk mengajarkan sesuatu kepada orang lain, walaupun pengajaran yang
dilakukan manusia itu sifatnya terbatas. Kedua, kemampuan untuk menyerap
pengajaran dari orang lain. Jika dihubungkan ke dalam hal Pendidikan, maka
kedua kemampuan inilah yang akan menjadi kunci bagi sesuatu agar bisa disebut
dengan pelaku pendidikan atau yang biasa disebut dengan Subyek pendidikan.
Analisis kependidikan
Dari surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai
pendidikan yang terkandung di dalamnya, yaitu dikatakan bahwa Allah telah
mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi
pandai dalam berbicara, maksudnya, ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh
Allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia
agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat
bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu Al-Qur’an.
Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang
mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan
oleh gurunya tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi kepada
muridnya tentang pelajaran yang telah diberikan tersebut, maka muridnyapun
akan dapat menjawab dan mengerjakannya dengan baik dan benar. Sehingga
murid tersebut menjadi pandai dengan ilmu yang telah diberikan oleh gurunya.
2. Penjelasan Al-Qur’an, surat al-Nahl ayat 43-44
كس إن كىتم ال و ما أزسهىا مه قبهك إال زجاال وىحي إنيهم فاسأنىا أهم انر
ل ٤٣تعهمىن ﴿ كس نتبيه نهىاس ما وز بس وأوزنىا إنيك انر ﴾ بانبيىات وانز
﴾٤٤ون ﴿إنيهم ونعههم يتفكس
(43) Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
(44) Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan
kepadamu Al-Qur‟an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.(Q.S al-Nahl
ayat 43-44)
Ayat 43, Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rosul pun
sebelum nabi Muhammad kecuali manusia yang diberi-Nya wahyu. Ayat ini
menggambarkan bahwa rosul-rosul yang diutus itu hanyalah laki-laki dari
keturunan Adam sampai nabi Muhammad saw yang bertugas membimbing
umatnya agar mereka beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Oleh
karena itu yang pantas diutus untuk melakukan tugas itu adalah rosul-rosul dari
jenis mereka dan berbahasa mereka.
Dalam ayat ini juga, Allah swt meminta orang-orang musyrik agar
bertanya kepada orang-orang ahli kitab apakah didalam kitab mereka terdapat
keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat kepada mereka. Kalau
memang disebutkan didalam kitab mereka bahwa Allah pernah menurunkan
malaikat sebagai utusan Allah, mereka boleh mengingkari kerosulan Muhammad.
Tetapi, apabila disebutkan dalam kitab mereka bahwa Allah hanya mengirim
utusan seorang manusia yang sejenis dengan mereka , maka sikap mereka
mengingkari kerosulan Muhammad saw itu tidak benar.
Ayat 44, Allah menjelaskan bahwa para rosul diutus dengan membawa
bukti-bukti tentang kebenaran mereka, yaitu berupa mukjizat-mukjizat. Allah juga
menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad supaya beliau menjelaskan
kepada manusia mengenai ajaran, perintah, larangan, dan aturan hidup yang harus
mereka perhatikan dan mereka amalkan. Al-Qur’an juga mengandung kisah-kisah
umat terdahulu agar dijadikan suri tauladan dalam menempuh hidup di dunia.
Telah diketahui sebelumnya bahwa kaum musyrikin selalu melakukan
penolakan menyangkut kerasulan Nabi Muhammad. Dalam penolakan itu mereka
selalu berkata manusia tidak wajar menjadi utusan Allah. Mereka menginginkan
bahwa yang diutus itu haruslah Malaikat. Kemudian ayat ini turun dan
menegaskan tentang jawaban dari penolakan itu. Selain memberikan jawaban
mengenai penolakan kaum musyrikin, ayat-ayat ini juga dapat dipahami sebagai
perintah Allah untuk mereka yang tidak mengetahui agar bertanya kepada yang
tahu. Adapun orang yang berpengetahuan itu disebut (اهم انركس) ahluz-zikri.
Dalam hal ini ahluz-zikri yang dimaksud adalah ahli kitab. Kaum
musyrikin diperintakan untuk bertanya kepada para ahli kitab sebab mereka lah
yang dianggap tahu mengenai isi dari kitab-kitab terdahulu. Walaupun ayat ini
dirujukan kepada Ulama yahudi dan nasrani, tetapi cakupan ayat ini juga bisa
berarti lebih umum lagi, yakni bagi mereka yang kurang memahami suatu
hal perlu bertanya kepada ahlinya, termasuk diantaranya Ulama Islam.
Sejatinya yang diperintahkan untuk berfikir serius atau mendetail
mengenai isi dan kandungan Al Qur’an bukan hanya Nabi Muhammad seorang,
tetapi seluruh manusia. Sebab Al Qur’an itu merupakan hidayah dari Allah yang
fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi manusia dalam mengelola
hidupnya di dunia secara baik, dan merupakan rahmat untuk seluruh alam
semesta.
Dari berbagai penjelasan diatas jika dihubungkan dengan pendidikan,
maka akan muncul 2 hal penting. Pertama, Mengenai Gambaran seperti apa
seharusnya pelaku pendidikan atau yang sering disebut dengan Subyek pendidikan
itu, dan yang Kedua, Mengenai bahan ajar atau sesuatu yang akan diajarkan dan
diterima oleh para pelaku pendidikan tersebut.
Analisis kependidikan
Pelajaran yang dapat diambil dari Qs. An-Najm: 5-6 adalah:
Allah SWT yang langsung menafikan adanya kesesatan pada pada diri
nabi Muhammad berbeda dengan nabi-nabi lainya yang tampil secara pribadi
menampiknya dari diri mereka. Nabi muhammad SAW adalah seorang yang
amanat dikenal kejujuran dan integritas pribadinya serta dikagumi sebagai orang
dekat serta sahabat bagi penduduk mekkah sebelum beliau diutus sebagai rasul ini
adalah salah satu bukti kenenaran beliau. Apapun yang disampaikan oleh nabi
muhammd SAW bukanlah atas dasar hawa nafsu beliau.
Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai
subjek pendidikan kita harus:
a. Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak.
b. Menguasai materi yang akan diajarkan.
c. Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang
menyimpang
3. Penjelasan Al-Qur’an, surat al-Najm ayat 5-6
ة فاستىي ﴿﴾ ذو ٥عهمه شديد انقىي ﴿ ﴾٦مس
Artinya:
(5) yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat
(6) yang mempunyai keteguhan; maka (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa
yang asli (rupa yang bagus dan perkasa)
Ayat 5, dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa nabi Muhammad
SAW diajari oleh malaikat jibril. malaikat jibril itu sangat kuat, baik ilmunya
maupun amalnya. Dari sinilah jelas bahwa nabi Muhammad itu bukan diajari oleh
manusia, tapi beliau diajari oleh malaikat yang sangat kuat.
Ayat 6, Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa malaikat jibril
memiliki kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam suatu riwayat yang menjelaskan
bahwa malaikat jibril pernah membalikkan perkampungan nabi Lut kemudian
mereka diangkat ke langit lalu dijatuhkan ke bumi. Ia juga pernah
menghembuskan kaum nabi samud hingga berterbangan. Dan apabila ia turun ke
bumi hanya dibutuhkan waktu sekejap mata. Ia juga dapat berubah bentuk seperti
manusia.
Kata ( (عهمه„allamahu/ diajarkan kepadanya bukan berarti wahyu tersebut
bersumber dari malaikat jibril. Malaikat menerima wahyu dari Allah dengan tugas
menyampaikannya secara baik, dan benar kepada nabi Muhammad saw, dan
itulah yang dimaksud dalam pengajaran disini.
Kata (مسة) mirrah berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata )
dzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya (ذو مسة
kemampuan seseorang.
Analisis kependidikan
Pelajaran yang dapat diambil dari QS. An-Nahl 43-44
a. Yang berhijrah meninggalkan tempat, lingkungan, atau situasi yang buruk
demi karena Allah akan memperoleh ganjaran besar, baik didunia maupun
di akhirat.
b. Kesabaran menghadapi tantangan dan melaksanakan kewajiban adalah
salah satu kunci utama meraih sukses.
c. Allah memilih manusia-manusia pilihan sebagai nabi dan rasul kepada
masyarakat manusia dan memberi mereka petunjuk dan bimbingan untuk
mereka sampaikan kepada masyarakat mereka masing-masing.
d. Jika menemukan kesulitan tanyalah kepada ahlinya.
e. Setiap nabi diberi bukti kebenaran
f. Nabi muhammad diberi Al-Qur’an dan beliau bertugas menjelaskan
kandunganya, baik berupa ucapan, perbuatan maupun pembenaran atas
apa yang dilakukan orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas dalam surah An-Nahl ayat 41-43 ada
beberapa nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya diantaranya:
a. Dalam dunia pendidikan kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa
yang kita pelajari, sehingga kita dapat memahami hal tersebut. Dalam
surah ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk bertanya kepada
orang yang lebih tahu atau lebih pintar dari diri kita, dengan demikian kita
akan dapat memahami sebuah ilmu tidak hanya dengan pemahaman
sepihak dari diri kira sendiri, melainkan penjelasan atau pemaparan yang
kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut bisa kita jadikan sebagai
guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek pendidikan, karena
gurulah yang akan memberi pemahaman kepada kita tentang suatu hal
yang tidak kita ketahui.
b. Dalam surah ini juga mengajarkan kita untuk bersabar, termasuk dalam hal
pendidikan yaitu kita bersabar dalam menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu
tidak membutuhkan waktu yang sebentar, melainkan dalam waktu yang
lama karena semua itu ada prosesnya. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk
bersabar dalam menuntut ilmu.
4. Penjelasan Al-Qur’an, surat al-Kahfi ayat 66
ا عهمت زشدا ﴿قال ن بعك عه أن تعهمه مم ﴾٦٦ه مىس هم أت
Artinya:
“Musa berkata kepada khidir, “bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?”
Ayat ini menyatakan bahwa maksud Nabi Musa as datang kepada al-
Khidir, yaitu untuk berguru kepadanya. Nabi Musa as memberi salam kepada al-
Khidir seraya berkata, “Saya adalah Musa”. Al-Khidir bertanya kepadanya (Nabi
Musa as), “Musa dari Bani Isra’il?”. Musa menjawab, “Ya benar!”. Maka al-
Khidir memberi hormat kepadanya seraya berkata, “Apa keperluannmu datang
kemari?”. Nabi Musa as menjawab, bahwa beliau datang kepadanya supaya
diperkenankan mengikutinya dengan maksud supaya al-Khidir mau mengajarkan
kepadanya sebagian ilmu yang telah Allah ajarkan kepada al-Khidir itu, yaitu ilmu
yang bermanfaat dan amal yang shaleh.
Dalam ayat ini Allah menggambarkan secara jelas sikap Nabi Musa as
sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan permintaan berupa
bentuk pertanyaan, itu berarti Nabi Musa as sangat menjaga kesopanan dan
merendahkan hati. Beliau menempatkan diri sebagai orang yang bodoh dan
mohon diperkenankan mengikutinya supaya al-Khidir sudi mengajarkan sebagian
ilmu yang telah Allah berikan kepadanya.
Analisis kependidikan
Pada ayat ini, kita dapat mengambil beberapa nila-nilai pendidikan, yaitu:
a. Pendidikan bukan hanya dari orang tua kita, tetapi juga orang lain, seperti
guru, dosen, pelatih, teman dan masyarakat. Seperti dalam surat diatas
yang mencontohkan bagaimana Nabi Musa belajar kepada Khaidir.
b. Saat berbicara atau berlaku terhadap seorang pendidik haruslah
menghormati dan bersikap sopan kepadanya.
c. Menganggap bahwa pendidik lebih tahu dari pada diri kita.
d. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita dapat menyimpulkan dari pembahasan di depan bahwa di dalam Al-Qur’an
terdapat ayat-ayat yang mengandung makna pendidikan, terutama subjek
pendidikan. Beberapa simpulan yang dapat kita ambil, yaitu:
QS. Ar- Rahman : 1-4 menjelaskan bahwa Allah adalah subjek pendidikan yang
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Ayat ini mengajarkan kita
untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, yaitu menstranfer semua ilmu
yang ada hingga objek pendidikan paham dan pandai.
QS. An- Najm : 5-6 menjelaskan bahwa malaikat Jibril adalah subjek pendidikan.
Ayat tersebut menjelaskan ciri-ciri seorang pendidik yang berkompeten, tidak
hanya baik dalam hal penguasaan materi tapi juga sikap dan penampilan.
QS. An- Nahl : 41-43 memerintah kita untuk bertanya kepada orang yang lebih
tahu. Kita juga diajarkan untuk bersabar dalam pendidikan, baik dalam proses
menuntut ilmu maupun mengajarkan ilmu kita.
QS. Al- Kahfi : 66 menjelaskan kepada kita bahwa Nabi Khidir adalah subjek
pendidikan. Kita dianjurkan untuk berlaku sopan kepada guru. Kita juga
diperintahkan untuk mencari ilmu tidak hanya di sekolah, tapi dimanapun.
Sungguh sempurna kitab Allah, Al-Qur’an, yang telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Sehingga kita dapat membenahi diri agar apa yang kita lakukan
sesuai dengan petunjuk Allah, terutama dalam bidang belajar mengajar. Seseorang
memahami suatu ilmu tergantung kepada siapa yang mengajarkan. Oleh karena
itu, kita sebagai calon pendidik harus dengan seksama memahami makna Al-
Qur’an, agar semua yang kita ajarkan sejalan dengan isi dan kandungan ayat Al-
Qur’an.
B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini bisa membantu pembaca dan juga penulis untuk
memahami subjek dalam pendidikan. Semoga makalah ini bisa jadi rujukan jika
suatu saat ada tugas mengenai subjek pendidikan dalam Al-Quran.
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI. 2010. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid IX. Jakarta: Lentera Abadi
http://hamdillahversache.blogspot.com/2011/10/kumpulan-tafsir-tarbawi.html?m=1
http://pandidikan .blogspot.com/2010/04/ayat-tentang-subjek-pendidikan.html?m=1
subjekpendidikan?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
top related