laprak embriologi asri
Post on 05-Jan-2016
961 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
NEUROEMBRIOLOGI
A. Tujuan
Mengetahui perkembangan sistem saraf (terutama sistem saraf pusat) selama masa
embrio.
Mengetahui turunan vesikel otak dan dindingnya.
B. Landasan Teori
Sediaan yang digunakan adalah embrio ayam (24 jam, 38 jam, dan 48 jam) serta
embrio babi (6 mm, 8 mm, dan 10 mm). Embrio-embrio di atas ditunjukkan dalam
bentuk sudah diiris secara sagittal agar dapat dilihat penyusun organ-organ tubuh
(terutama ektoderm neural dan ektoderm permukaan).1
Hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah bentukan-bentukan yang
terjadi selama embryogenesis serta organ apa saja yang dihasilkan dari lapisan-lapisan
tertentu. Urutan pembentukan embrio adalah: epiblas ectoderm neural plate
neural groove dan neural crest neural tube dan neural crest. Otak yang awalnya dibagi
menjadi tiga bagian (prosensefalon, mesensefalon, rhomben sefalon) kemudian akan
berubah menjadi lima bagian yaitu telensefalon, diensefalon, mesensefalon,
metensefalon, mielensefalon.2
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan disini berupa mikroskop dan juga preparat yang berisi
embrio ayam dan babi, diantaranya :
Sediaan utuh ( wholemount/WM) embrio ayam 24 jam
Sediaan utuh ( wholemount/WM) embrio ayam 38 jam
Sediaan utuh ( wholemount/WM) embrio ayam 48 jam
Embrio babi potongan sagital 6 mm
Embrio babi potongan sagital 8 mm
Embrio babi potongan sagital 10 mm
D. Cara Kerja/Metode
1. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 24 Jam
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Preparat : Sediaan utuh (WM) embrio ayam 24-25 jam
Tujuan : Memahami tahap awal pembentukan SSP dengan memperhatikan
pertumbuhan alur neural (neural groove) dan pembentukan tabung otak (neural tube)
Dengan perbesaran lemah (objektif 4-10x), carilah struktur berikut.
1. Notochord
2. Neural plate
3. Neural groove
4. Neural fold
5. Neural tube
6. Anterior neurofor
7. Proamnion
8. Somit
2. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 38 Jam
Preparat : Sediaan utuh (WM) embrio ayam 38 jam
Tujuan : Memahami diferensiasi neural tube menjadi tiga segmen otak primitive dan
dimulainya pembentukan organ/alat indera
Dengan perbesaran lemah (objektif 4-10x), carilah struktur berikut.
1. Prosensefalon
2. Mesensefalon
3. Rhombensefalon
4. Neural tube
5. Notochord
6. Spinal cord
7. Sinus rhomboidalis
8. Primitive streak
3. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 48 Jam
Preparat : Sediaan utuh (WM) embrio ayam 48 jam
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tujuan : Memahami diferensiasi otak primitive menjadi 5 bagian (segmen otak) dan
perkembangannya serta pembentukan saraf perifer dan perkembangan alat indera
Dengan perbesaran lemah (objektif 4-10x), carilah struktur berikut.
1. Telensefalon
2. Diensefalon
3. Mesensefalon
4. Metensefalon
5. Mielensefalon
6. Olfactory pit
7. Optic cup dan lens vesicle
8. Otic vesicle (Otocyst)
9. Chepalic and cervical flexure
10. Neural tube
11. Notochord
4. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Babi 6,8, dan 10 mm
Preparat : Sediaan utuh (WM) dan irisan sagital (Sag) embrio babi 6, 8, dan 10 mm
Tujuan : Memahami pembentukan dan perkembangan SSP dan saraf perifer pada
mamalia.
Dengan perbesaran lemah (objektif 4-10x), carilah struktur berikut.
1. Telensefalon
2. Diensefalon
3. Mesensefalon
4. Metensefalon
5. Mielensefalon
6. Derivate ectoderm otak
7. Isthmus
8. Ganglion-ganglion
9. Infundibulum
10. Spinal cord
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
E. Hasil dan Pembahasan
1. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 24 Jam
Pada tingkat perkembangan ini, mulai dibentuk sistem saraf pusat, jantung,
dan rongga badan. Pembentukan otak diawali dengan terjadinya penebalan lapisan
ektoderm di atas head process (notochordal plate), mulai dari primitive knot (nodus
hensen) ke arah anterior, sehingga terbentuk suatu neural plate (lempeng neural).
Selanjutnya bagian tengah dari neural plate melekuk ke dalam membentuk
saluran (alur) longitudinal yang dinamakan neural groove (alur neural). Pelekukan
neural groove tersebut makin dalam, sehingga terbentuk dengan jelas 2 tepi atau
lipatan neural yaitu neural fold. Pada perkembangan lanjut, kedua tepi lipatan
neural akan bertemu, sehingga terbentuklah neural tube (tabung otak) yang
merupakan bakal otak.
Pada embrio ayam 24-25 jam inkubasi, neural fold belum seluruhnya
bertemu, sehingga neural groove belum seluruhnya menutup, terutama neural fold
yang letaknya di ujung kranial bakal otak depan (forebrain) atau anterior
neurophore, yang paling lama menutup.
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 38 Jam
Pada embrio ayam 38 jam, dua neural fold bagian anterior neurofor telah
menutup sehingga membentuk satu tabung otak (neural tube). Kemudian, tabung otak
berdiferensiasi menjadi tiga otak primitif, yaitu otak depan (prosensefalon), otak
tengah (mesensefalon), dan otak belakang (rhombensefalon).
Pada masa ini terlihat bahwa dinding prosensefalon lebih lebar dibandingkan
dengan dua bagian otak lainnya. Sebab nantinya prosensefalon akan berkembang
menjadi otak besar (cerebrum). Neural tube pada bagian caudal juga akan
berkembang menjadi sumsum tulang (spinal cord). Pada ujung spinal cord, posterior
neurofor masih membuka dan bisa juga disebut sinus romboidalis(tidak terlihat pada
gambar).
Selain perkembangan tabung otak, pada masa ini dimulai pula pembentukan
organ/alat indra. Seperti terlihat pada gambar bahwa terdapat optic vesicle yang
nantinya akan berperan dalam pembentukan organ penglihatan. Kemudian ektoderm
pada permukaan di daerah posterior rhombensefalon akan mengalami penebalan atau
yang biasa disebut plakodaotik dan berperan dalam pembentukan alat pendengaran.
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pada embrio ayam 38 jam ini, terjadi perlekukan kepala (chepalic flexure) ke
arah ventral menghadap yolk, selanjutnya berputar (torsion) sedikit ke arah kanan,
sehingga akan terbentuk embrio mirip dengan kail terbalik. Notochord tidak dapat
terlihat pada gambar diatas, karena preparat yang digunakan adalah sediaan utuh dari
embrio ayam. Primitive strike tidak dapat terlihat pula pada gambar tetapi pada
embrio ayam 38 jam ini primitive strike akan terlihat semakin memendek.
3. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Ayam 48 Jam
Pada sediaan embryo ayam 48 jam, dapat diamati proses diferensiasi otak
primitive menjadi 5 bagian segmen otak serta perkembangan saraf perifer dan alat
indera. Prosensefalon telah berdiferensiasi menjadi telensefalon yang memiliki 2
lobus (kanan dan kiri) serta diensefalon. Mesensefalon juga turut berkembang namun
tidak mengalami diferensiasi lebih lanjut. Rhombensefalon telah terdiferensiasi
menjadi metensefalon dan mielensefalon.
Perlekukan telah dapat diamati pada embryo ayam umur 38 jam dan terus
berlanjut pada embryo ayam umur 48 jam. Lekuk kepala (cephalic flexure), termasuk
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
otak, terjadi pada daerah mesensefalon, sedangkan perlekukan leher (cervical flexure)
terjadi pada perbatasan mielensefalon dengan korda spinalis. Proses perlekukan
kepala ini kemudian diikuti oleh proses lain, yaitu proses pemutaran kepala (torsion)
ke arah kanan, yang akan membuat letak seluruh tubuh embryo miring ke sisi kiri
tubuh. Proses perlekukan (flexion) dan pemutaran (torsion) akan membuat tubuh
embrio ayam berbentuk C dan dapat muat di dalam telur.
Pembentukan alat indera sudah mulai dapat diamati pada fase ini. Alat indera
yang berkembang antara lain berasal dari celah olfaktori (olfactory pit) yang berasal
dari ektoderm permukaan pada daerah telensefalon, cangkir optik (optic cup) dan
vesikel lensa (lens vesicle) di daerah diensefalon serta otosis (otocyst) di daerah
mielensefalon). Selain itu, pembentukan saraf perifer juga mulai dapat diamati pada
fase ini, dimana terjadi penebalan ektoderm neural di daerah ventrolateral bakal otak
dan korda spinalis, yang paling jelas adalah pembentukan ganglion semilunaris
(ganglion 5) di ventrolateral metensefalon, namun kurang dapat diamati pada sayatan
melintang ini. Sinus rhomboidales pada telah menghilang pada fase ini dan di ujung
posterior sudah mulai terbentuk tunas ekor (tail bud).
4. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Babi 6 mm (Potongan Sagital)
Pada embrio babi berukuran 6 mm dapat dilihat perkembangan dari dua
komponen penyusun sistem saraf pusat, yaitu otak dan medulla spinalis. Otak pada
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
embrio 6 mm sudah terbagi menjadi lima bagian yaitu telensefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan myelensefalon. Di antara mesensefalon dan
metensefalon ada lekukan yang disebut isthmus.
5. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Babi 8 mm (Potongan Sagital)
*): derivat ektoderm otak, terdiri atas optic cup dan lensa optik.
Bagian otak sudah dapat dilihat dengan jelas yang terdiri dari Telenchepalon dan
Diencephalon yang merupakan perkembangan dari Prosencephalon, Mesencephalon,
serta Metencephalon dan Mielencephalon yang merupakan perkembangan dari
Rhombencephalon.
Pada embrio babi telah terdapat ventrikel otak yang terdiri dari I, II, III, dan IV.
Ventrikel I dan II berada di telencephalon. Kedua ventrikel tersebut dapat disebut juga
sebagai ventrikel lateral.Ventrikel III berada di bagian tengah telencephalon dan di
depan diencephalon. Ventrikel IV berada pada mielencephalon. Ventrikel III dan IV
dihubungkan melalui aquaductus serebralis yang terdapat pada mesencephalon
Olfactory pit
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
sedangkan ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel III melalui foramen
Monroe.
Dinding ventral diencepalon mengalami evaginasi menjadi infundibulum yang
akan berkembang menjadi hipofisis posterior, dan kantong rathke yang merupakan
perkembangan dari invaginasi ektoderm permukaan diensephalon akan menjadi
hipofisis anterior. Dinding dorsal diencephalon mengalami evaginasi dan berkembang
menjadi epifisis (kelenjar pineal).
6. Perkembangan Sistem Saraf pada Embrio Babi 10 mm (Potongan Sagital)
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
a. Telensefalon
Telensefalon merupakan derivat prosefalon. Telensefalon nantinya
berdiferensiasi menjadi hemisfer kanan dan kiri pada serebrum.
b. Diensefalon
Diensefalon merupakan derivat prosefalon. Diensefalon kelak akan
berdiferensiasi menjadi thalamus, hipotalamus, epifisis, kelenjar pineal, hipofisis
anterior, vesikula dan tangkai optik.
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Dinding ventral diensefalon akan mengalami evaginasi, membentuk
infundibulum. Infundibulum kelak akan berdiferensiasi menjadi hipofisis
posterior. Ektoderm permukaan di hadapan infundibulum akan mengalami
invaginasi, membentuk kantung Rathke yang kelak akan berdiferensiasi
menjadi hipofisis anterior.
Dinding dorsal diensefalon akan mengalami evaginasi, membentuk epifisis
yang kelak akan menjadi badan pineal.
c. Mesensefalon
Mesensefalon menjadi pembentuk utama tegmentum, korpora kuadrigemina
dan krura serebri. Korpora kuadrigemina kelak akan memisah menjadi kolikulus
superior dan kolikulus inferior. Kolikulus superior berfungsi dalam refleks
visual (pengelihatan), sedangkan kolikulus inferior berfungsi dalam refleks
auditori (pendengaran).
d. Metensefalon
Metensefalon merupakan derivat rhombensefalon. Metensefalon
berdiferensiasi menjadi serebelum dan pons. Serebelum berfungsi dalam
koordinasi gerakan otot dan keseimbangan, sedangkan pons berfungsi dalam
regulasi pernapasan.
e. Mielensefalon
Mielensefalon merupakan derivat rhombensefalon. Mielensefalon akan
membentuk medulla oblongata yang berfungsi dalam pergerakan organ viseral
seperti jantung dan usus.
f. Derivat Ektodermal Otak
Pada preparat, bagian dari derivat ektodermal otak yang terlihat adalah
struktur lensa optik dan optic cup.
g. Isthmus
Isthmus adalah perlekukan yang menjadi batas antara mesensefalon dan
metensefalon. Selain menjadi pembatas, isthmus akan menjadi tempat
pembentukan ventrikel, yaitu struktur penghasil cairan serebrospinal. Di
samping itu, isthmus menjadi pemisah antara ventrikel III dengan ventrikel IV.
h. Ganglion-ganglion
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pada preparat, ganglion yang terlihat adalah ganglion yang akan membentuk
liver.
i. Korda Spinalis
Korda spinalis berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf pusat dan
sistem saraf perifer.
F. Kesimpulan
Praktikum embrIogenesis ini menggunakan sediaan embrio ayam dan babi, karena
embrio manusia mirip dengan kedua embrio tersebut pada tahap awal embreogenesis.
Oleh karena itu, embrio ayam dan babi dapat merepresentasikan bagaimana keadaan
embrio manusia pada tahap awal embriogenesis. Pembentukan SSP dimulai dengan
penebalan ektoderm di atas notokord. Neural tube pada embrio ayam 24 jam belum
terbentuk karena neural groove pada bagian anterior neurofor dan posterior neurofor
belum mengalami penutupan. Pada embrio ayam 38 jam, neural tube sudah terbentuk
pada bagian anterior neurfor. Sementara bagian posterior neurofor masih terbuka. Pada
sediaan embrio ayam 38 jam juga sudah dapat diamati tiga bagian otak primitif, yang
terdiri atas prosensefalon, mesensefalon, dan rhombensefalon. Selanjutnya, terjadi
cephalic flexure dan torsion sedikit ke kanan. Pada sediaan embrio ayam 48 jam,
pengamat dapat menemukan lima segmen otak, yaitu telensefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Telensefalon dan diensefalon
adalahhasil diferensiasi dari prosensefalon, sedangkan rhombensefalon berdiferensiasi
menjadi metensefalon dan mielensefalon. Pada stadium ini juga mulai terbentuk organ-
organ sensoris, yakni auditory pit, optic cup, lens vesicle, dan otocyst. Pada sediaan
embrio babi 10 mm, pengamat dapat melihat diferensiasi pembentukan saraf pusat dan
perifer yang telah mendekati sempurna. Hasil diferensiasi tersebut antara lain ventrikel-
ventrikel otak, infundibulum yang akan menjadi hipofisis posterior, kantong Rathke
yang akan menjadi hipofisis anterior, serta epifisis yang akan menjadi pineal body.
Laporan Praktikum BiologiKelompok A 1Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
1. Yurnadi. Pentuntun praktikum neuroembriologi. Jakarta: Departemen Biologi
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
2. Hill, M.A. (2014) Embryology Neural System Development. Retrieved May 18, 2014,
from http://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?
title=Neural_System_Development
top related