laprak uas pan
DESCRIPTION
laporan pengantar analisis numerikTRANSCRIPT
-
LAPORAN II
PRAKTIKUM PENGANTAR ANALISIS NUMERIK
KELAS B
Yogyakarta, 20 Juni 2014
Disusun oleh :
Selvi Faristasari
12/334698/PA/14931
Matematika
Dosen Pengampu : Dr. Imam Solehudin, M. Si.
Asisten Praktikum : 1. Agustina Rahmawati (11/316961/PA/14079)
2. Hasbiyallah Hasan (11/316291/PA/13777)
LABORATORIUM KOMPUTASI MATEMATIKA DAN STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
-
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Pengenalan Software Scilab SciLab merupakan salah satu perangkat lunak yang dikembangkan untuk
komputasi numerik dan visualisasi data. Kelebihan dari SciLab yaitu freeware dan
tersedia untuk berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, dll. Secara umum,
SciLab terdiri dari dua jendela utama, yaitu Console dan SciPad. Console adalah jendela
untuk menjalankan perintah komputasi, sedangkan SciPad adalah jendela untuk
menuliskan kode program serta fungsi-fungsi yang akan dijalankan di console.
Cara mengoperasikan Software SciLab sebagai berikut :
1. Klik ganda pada ikon SciLab yang terdapat pada Desktop atau SciLab dapat dijalankan dari
menu start > SciLab.X , dimana X adalah versi dari Scilab.
2. Setelah dijalankan perintah tersebut maka akan muncul jendela SciLab (console) seperti
gambar berikut :
(tanda - - > yang terdapat pada
jendela SciLab merupakan tanda
bahwa SciLab siap untuk
menerima suatu perintah yang
akan diberikan.)
3. Untuk menuliskan kode program serta fungsi-fungsi yang akan dijalankan di Console, buka
jendela Scipad dalam hal ini adalah SciNotes dengan cara klik icon atau pilih menu
applications > SciNotes. Berikut adalah gambar SciNotes
-
4. Dari langkah 3, simpan file dalam bentuk nama_fungsi.sci
5. Jalankan program pada jendela Console dengan cara mengetik nama file yang telah disimpan
6. Untuk mengakhiri penggunaan SciLab , gunakan menu file > Quit atau langsung klik tanda
silang pada bagian kanan atas dari jendela SciLab.
Variabel adalah nama yang digunakan untuk menyimpan nilai suatu obyek. Nama
ini bersifat sensitif, penulisan huruf besar dan kecil dikenali sebagai dua buah variabel
yang berbeda. Ekspresi matematika yang dituliskan akan ditampilkan pada baris
selanjutnya, kecuali pada akhir ekspresi tersebut dituliskan tanda titik koma (;) , jika
tidak cukup dituliskan dalam satu baris, maka dapat digunakan tanda titik tiga (...) pada
akhir ekspresi. Untuk menambahkan komentar dapat digunakan tanda garis miring (//).
Contoh :
-- > r = 5
r =
5.
-- > // r adalah jari-jari lingkaran
-- > K = 2*%pi*r //keliling lingkaran
K =
31.415927
SciLab menyediakan kontrol pemrograman yang dapat digunakan untuk mengatur
jalannya eksekusi program dengan menggunakan statemen perulangan dan kondisional.
1. Mendefinisikan nilai variabel dalam jendela Console
Contoh :
Ketikkan :
--> a=81
Lalu enter akan muncul :
a =
81.
2. Input data dalam jendela SciNotes
Contoh :
Misal akan didefinisikan variabel x, dengan nilai x dapat diinput lewat jendela
Console , maka pada SciNotes dapat dituliskan :
x = input ( Masukkan variabel x : );
-
3. Mendefinisikan fungsi dalam jendela SciNotes
Contoh :
Ketikkan pada SciNotes
function y=f(x) ;
y = x^2 ;
endfunction ;
function kuadrat ;
x = input ( Masukkan nilai x : );
endfunction ;
untuk menjalankannya, panggil nama fungsinya pada Console sbb :
-->kuadrat
Masukkan nilai x :
4. Menampilkan Tulisan
Untuk menampilkan tulisan ataupun hasil suatu variabel digunakan syntax disp
Contoh :
-->disp(error)
error
5. Statemen Kondisional (if)
Kode if diikuti oleh then, elseif, dan end
Contoh :
Ketikkan pada SciNotes :
function n=nilai (abjad) //fungsi untuk konversi nilai dari abjad mjd angka
if abjad==A
n=4 ;
else if abjad==B
n=3 ;
else n=0 ;
end ;
endfunction;
maka akan muncul output :
-->n1=nilai (E)
n1 =
0.
-->n2=nilai (A)
-
n2 =
4.
6. Statement Perulangan (for dan while)
Untuk melakukan perulangan terhadap suatu variabel i, dapat digunakan syntax for
dan while yang selalu diakhiri dengan end.
Contoh :
i=1
function coba;
while icoba
1.
2.
3.
1.2 Integrasi Numerik merupakan suatu pendekatan untuk luasan suatu daerah
Metode Trapesium
Diperhatikan
() = ()
Metode trapesium merupakan metode dengan mengganti kurva lengkung dari fungsi f
dengan garis lurus.
Pada gambar, luasan bidang yang dibatasi kurva = () dengan akan didekati ,() ke (, ()) , perhatikan bahwa luas trapesium =
() + ()
-
jadi () = () = () jika [,] dibagi dua subinterval sama panjang, yaitu =
maka
() = () + () = () +
()
= 2 () + () + 2 () + () = 2 () + 2() + () = () , dengan = Syntax untuk Metode Trapesium
Metode Simpson 1/3
syarat : interval selalu genap
Diperhatikan :
-
Pada metode Simpson 1/3 digunakan polinomial derajat dua (persamaan parabola) untuk
mendekati fungsi yang diberikan , atau : () () = ()
Perhatikan bahwa untuk 1 buah partisi berbentuk parabola dibutuhkan 2 subinterval.
Misalkan partisi parabola tersebut mempunyai persamaan :
= + + Kemudian substitusi ke 3 titik tersebut pada partisi parabola, sehingga didapat : (,) = + (0,) = (,) = + + Selanjutnya,
= () = + () jumlahkan () dan (), diperoleh : 2 + = 2 Padahal luas parabolanya adalah :
( + + )
= 3 + 2 + = 3 (2 + 6) = 3 ( 2 + + 6) = 3 ( + 4 + ) = ()
Misalkan [, ] dibagi 4 subinterval sama panjang, yaitu =
maka :
()
= ()
+ ()
= ()
+ ()
-
= 3 (() + 4() + ()) + 3 (() + 4() + ()) = 3 (() + 4() + 2() + 4() + ())
Syntax untuk Metode Simpson 1/3
1.3 Diferensiasi Numerik
Diferensiasi numerik digunakan untuk mencari nilai pendekatan untuk turunan
suatu fungsi pada titik tertentu.
Metode Beda Maju Dua Titik (Diferensiasi Maju)
Diberikan fungsi bernilai real satu variabel () dan diasumsikan fungsi mempunyai turunan sampai orde-2, maka deret Taylor fungsi () disekitar = adalah
() = () + ( )() + () "() untuk suatu [, ] untuk = + dengan > 0, deret Taylor pada persamaan diatas menjadi : ( + ) = () + () + "() untuk suatu , +
-
atau
() = ()() "() Jika 0, > 0, maka: () ( + ) () (()) ( + ) () () Syntax untuk Metode Beda Maju
Metode Beda Mundur Dua Titik (Diferensiasi Mundur)
Diberikan fungsi bernilai real satu variabel () dan diasumsikan fungsi mempunyai turunan sampai orde-2, maka deret Taylor fungsi () disekitar = adalah
() = () + ( )() + () "() untuk suatu [, ] untuk = dengan > 0, deret Taylor pada persamaan diatas menjadi : ( ) = () () + "() untuk suatu [ , ] atau () = ()() "()
-
Jika 0, > 0, maka: () () ( ) (()) () ( ) () Syntax untuk Metode Beda Mundur
Metode Beda Pusat
Dari persamaan (*) dan (**) , diperoleh :
() ( + ) ()
() () ( ) dengan menjumlahkan kedua persamaan diatas, diperoleh : 2() ( + ) ( ) atau
() ( + ) ( )2 (()) ( + ) ( )2
-
Syntax untuk Metode Beda Pusat
1.4 Masalah Nilai Awal
Metode Euler
Dimisalkan
= , (), < < () = ,() Dengan syarat awal () = = + = + = + 2
= + Dari sini, maka dengan rumus Metode Beda Maju
() = ( + ) ()
diperoleh :
( + ) () = () ( + ) = () + () karena < < , maka rumus diatas menjadi :
( + ) = () + () = () + ( ,())
-
atau bisa ditulis :
= + (,) Syntax untuk Metode Euler
Metode Runge-Kutta Order Dua
Diberikan masalah syarat awal
() = , (), dengan() = diperhatikan (Metode Trapesium)
() 2 () + ()
kemudian diambil = , = didapat : (, ()) 2 ( ,) + (, )
() 2 (,) + (, )
() () 2 (,) + (, ) misal () () = dan () () = didapat :
= 2 ( ,) + (, )
-
= + 2 ( ,) + (,) dengan metode euler untuk didapat :
= + 2 ( ,) + (, + ( ,)) = + 12 ( ,) + (, + ( ,)) = + (1 + 2) dengan 1 = ( ,)dan 2 = , + (,)
Syntax untuk Metode Runge Kutta Order Dua
-
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Kerjakan secara manual dan program
1. Kinerja sebuah reaktor batch nonisotermal dapat digambarkan melalui dua persamaan
berikut :
= exp 10 + 273
= 1000 exp 10
+ 273 10( 20)
Dengan menyatakan konsentrasi reaktan (dalam gmol/L) dan T menyatakan suhu di
dalam reaktor (dalam ) pada setiap saat t (dalam jam). Kondisi awal sistem reaksi ini
(pada t=0) : = 1/ dan = 30 . Berapakah dan pada t = 1 jam dengan h = 0,2 ?
Gunakan Metode Euler untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
2. Persamaan van der Pol yang merupakan salah satu model rangkaian listrik vacum tubes
dinyatakan sebagai :
= 1,5
Selesaikan PD tersebut dari t = 0 hingga t = 2, dengan y(0) = 1 menggunakan metode
Runge Kutta order dua. (Ambil h = 0,5).
3. Seorang ilmuwan mengadakan suatu penelitian untuk mengetahui pertumbuhan populasi
bakteri di dalam Chemostat. Penelitian tersebut dilakukan mulai dari hari ke 0.
Pertumbuhan populasi bakteri tersebut memenuhi persamaan sebagai berikut :
() = + 2 + + 20 Tentukan jumlah populasi bakteri di dalam Chemostat tersebut pada hari ke 6 dengan
menggunakan
a. Aturan Trapesium (subinterval 6) dan tentukan errornya
b. Aturan Simpson 1/3 (subinterval 6) dan tentukan errornya
Lalu, bandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan aturan
Trapesium dan aturan Simpson 1/3
-
4. Seorang pengusaha Burjo, Budi, mengalami kesulitan karena penghasilan yang diperoleh
tidak selalu sama tiap bulannya. Lalu, Budi pun meminta tolong kepada seorang ahli
Matematikawan untuk merumuskan persamaan atas penghasilan yang diperoleh tiap
bulannya. Ahli tersebut menemukan bahwa penghasilan yang diperoleh tiap bulan ke x
memenuhi persamaan berikut :
() = 4 8 + 3 + 2 Tentukan (5) dengan menggunakan : (ambil = 0.5)
a. Diferensiasi maju
b. Diferensiasi mundur
c. Diferensiasi pusat
-
BAB III
PEMBAHASAN
1. Diketahui kinerja sebuah reaktor batch nonisotermal dapat digambarkan melalui dua
persamaan berikut:
= exp 10 + 273
= 1000 exp 10
+ 273 10( 20) Keterangan :
: konsentrasi reaktan (gmol/L)
T : suhu di dalam reaktor () pada setiap saat t (jam).
Kondisi awal sistem reaksi ini (pada = 0) : = 1/ dan = 30 akan dicari nilai dan pada = 1 dengan = 0,2 Manual
Diketahui (,) = = exp 10 + 273 (,) = = 1000 exp 10 + 273 10( 20) pada = 0 (0) = = 1/ dan (0) = = 30 Iterasi 1
(0,2) = + (, ) = + exp
= 1 + 0,2 exp 1030 + 273 1 = 0,806492927
(0,2) = + (, ) = + 1000 exp 10
+ 273 10( 20) = 30 + 0,2 1000 exp 1030 + 273 1 10(30 20)
= 203,5070733
-
Iterasi 2
(0,4) = + (, ) = + exp
= 0,806492927 + 0,2 exp 10203,5070733 + 273 0,806492927 = 0,648544089 (0,4) = + (, ) = + 1000 exp 10
+ 273 10( 20) = 203,5070733 + 0,2 1000 exp 10203,5070733 + 273 0,806492927 10(203,5070733 20)
= 5,558235728 Iterasi 3
(0,6) = + (, ) = + exp
= 0,648544089 + 0,2 exp 105,558235728 + 273 0,648544089
= 0,523595701 (0,6) = + (, ) = + 1000 exp 10
+ 273 10( 20) = 5,558235728 + 0,2 1000 exp 10
5,558235728 + 273 0,648544089 10(5,558235728 20)
= 170,5066239 Iterasi 4
(0,8) = + (, ) = + exp
= 0,523595701 + 0,2 exp 10170,5066239 + 273 0,523595701 = 0,421211303
-
(0,8) = + (, ) = + 1000 exp 10
+ 273 10( 20) = 170,5066239 + 0,2 1000 exp 10170,5066239 + 273 0,523595701 10(170,5066239 20)
= 28,12222633 Iterasi 5
(1) = + (, ) = + exp
= 0,421211303 + 0,2 exp 1028,12222633 + 273 0,421211303
= 0,340339922 (1) = + (, ) = + 1000 exp 10
+ 273 10( 20) = 28,12222633 + 0,2 1000 exp 10
28,12222633 + 273 0,421211303 10(28,12222633 20)
= 148,9936073 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode euler maju secara manual, pada saat = 1 jam diperoleh konsentrasi reaktan () yang didekati oleh , yaitu sebesar 0,340339922 gmol/L dan suhu di dalam reaktor tersebut () didekati oleh , yaitu sebesar 148,9936073 . Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Euler dan definisikan dua fungsi berikut :
= (,) = exp
dan = (,) = 1000 exp
10( 20) dengan variabel mewakili dan variabel mewakili
-
b. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu Execute
file with echo seperti berikut :
-
c. Sehingga pada jendela Console muncul output :
d. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
eulermaju enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
titik awal , yaitu = 0 titik yang ingin dicari , yaitu = 1 lebar langkah h, diambil = 0,2
syarat awal :
untuk adalah = 1,dan untuk adalah = 30
sehingga diperoleh output :
-
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode euler maju secara program, pada saat = 1 jam diperoleh konsentrasi reaktan () adalah 0,3403399 gmol/L dan suhu di dalam reaktor tersebut () adalah 148,99361 .
2. Diketahui persamaan van der Pol :
= 1,5
akan dicari penyelesaian PD tersebut dari = 0 hingga = 2, dengan (0) = 1 menggunakan metode Runge Kutta order dua dengan mengambil = 0,5 Manual
Diketahui
= 1,5 dan (0) = 1 , berarti = 0 dan = 1 , serta diambil = 0,5
Akan dicari nilai dari = 0 hingga = 2 , dengan kata lain akan dicari nilai (2) Iterasi 1
(0,5) = + 12 (1 + 2) 1 = (; ) = (0,5) (0; 1) = (0,5) (1,5) = 0,75 2 = (; + 1) = (0,5) 0,5; 1 + (0,75) = (0,5) (0,5; 0,25) = (0,5) (0,3125) = 0,15625 sehingga diperoleh (0,5) = + (1 + 2)
= 1 + 12 (0,75 + (0,15625)) = 0,546875
Iterasi 2
(1) = + 12 (1 + 2) 1 = (; ) = (0,5) (0,5; 0,546875) = (0,5) (0,68359375) = 0,3418 2 = (; + 1) = (0,5) 1;0,15625 + (0,3418) = (0,5) (1; 0,205078) = (0,5) (0,102539063) = 0,051269531 sehingga diperoleh
(1) = + 12 (1 + 2)
-
= 0,15625 + 12 (0,3418 0,051269531) = 0,350341797 Iterasi 3
(1,5) = + 12 (1 + 2) 1 = (; ) = (0,5) (1; 0,350341797) = (0,5) (0,175170899) = 0,08759 2 = (; + 1) = (0,5) 1,5; 0,350341797 + (0,08759) = (0,5) (1,5; 0,262756) = (0,5) (0,197067261) = 0,09853363 sehingga diperoleh
(1,5) = + 12 (1 + 2) = 0,350341797 + 12 (0,08759 + 0,09853363) = 0,355815888 Iterasi 4
(2) = + 12 (1 + 2) 1 = (; ) = (0,5) (1,5; 0,355815888) = (0,5) (0,266861916) = 0,133431 2 = (; + 1) = (0,5) (2; 0,355815888 + 0,133431) = (0,5) (2; 0,489247) = (0,5) (1,223117115) = 0,611558558 sehingga diperoleh
(2) = + 12 (1 + 2) = 0,355815888 + 12 (0,133431 + 0,611558558) = 0,728310646 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode Runge Kutta order dua secara manual , diperoleh
= 0,5 (0,5) = 0,546875 = 1 (1) = 0,350341797 = 1,5 (1,5) = 0,355815888 = 2 (2) = 0,728310646 sehingga penyelesaian PD tersebut dari t = 0 hingga t = 2 dengan mengambil =0,5adalah (2) yang didekati oleh , yaitu sebesar 0,728310646.
-
Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Runge Kutta order dua dan definisikan fungsi :
= 1,5 = 1,5 , seperti berikut :
b. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu Execute
file with echo seperti berikut :
-
c. Sehingga pada jendela Console muncul output :
d. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
rungekutta enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
titik awal , yaitu = 0 titik yang ingin dicari , yaitu = 2 lebar langkah h, diambil = 0,5 syarat awal , yaitu = 1 sehingga diperoleh output :
-
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode Runge Kutta order dua secara program , diperoleh
penyelesaian PD tersebut dari t = 0 hingga t = 2 adalah (2) yang didekati oleh , yaitu sebesar 0,7283106.
3. Diketahui pertumbuhan populasi bakteri di dalam Chemostat memenuhi persamaan
sebagai berikut :
() = + 2 + + 20 penelitian tersebut dilakukan mulai dari hari ke-0. Akan dicari jumlah populasi bakteri di dalam Chemostat tersebut pada hari ke 6,
Secara eksak, jumlah populasi bakteri di dalam Chemostat tersebut adalah :
()
= ( + 2 + + 20)
= 14 + 23 + 12 + 20 = 14 (6) + 23 (6) + 12 (6) + 20(6) 0 = 606
Selanjutnya, dengan menggunakan :
a. Aturan Trapesium (subinterval 6)
Manual
diketahui = 0, = 6, = 6 =
=
= 1 sehingga diperoleh :
() ()
= () + 2() + 2() + 2() + 2() + 2() + ()
= 12 (0) + 2(1) + 2(2) + 2(3) + 2(4) + 2(5) + (6) = 12 (20 + 2 24 + 2 38 + 2 68 + 2 120 + 2 200 + 314) = 617
-
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan aturan trapesium secara manual diperoleh jumlah populasi
bakteri di dalam Chemostat pada hari keenam didekati oleh 617. Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Trapesium dan definisikan fungsi :
= ^3 + 2^2 + + 20 , seperti berikut :
2. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu Execute
file with echo seperti berikut :
-
3. Sehingga pada jendela Console muncul output :
4. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
trapesium enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
batas bawah interval integral, yaitu = 0 batas atas interval integral, yaitu = 6 jumlah subinterval, yaitu = 6 sehingga diperoleh output :
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan aturan trapesium secara program diperoleh jumlah populasi
bakteri di dalam Chemostat pada hari keenam didekati oleh 617,00000. Dari sini, maka diperoleh nilai error nya adalah :
error = | nilai eksak nilai pendekatan | = |606 617| 11
b. Aturan Simpson 1/3 (subinterval 6)
Manual
diketahui
= 0, = 6, = 6 =
= 6 06 = 1
-
sehingga diperoleh :
() ()
= () + 4() + 2() + 4() + 2() + 4() + ()
= 13 (0) + 4(1) + 2(2) + 4(3) + 2(4) + 4(5) + (6) = 13 (20 + 4 24 + 2 38 + 4 68 + 2 120 + 4 200 + 314) = 18183 = 606 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan aturan simpson 1/3 secara manual diperoleh jumlah
populasi bakteri di dalam Chemostat pada hari keenam didekati oleh 606. Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Simpson 1/3 dan definisikan fungsi :
= ^3 + 2^2 + + 20 , seperti berikut :
2. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu
Execute file with echo seperti berikut :
-
3. Sehingga pada jendela Console muncul output :
4. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
trapesium enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
batas bawah interval integral, yaitu = 0 batas atas interval integral, yaitu = 6 jumlah subinterval, yaitu = 6
-
sehingga diperoleh output :
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan aturan simpson 1/3 secara program diperoleh jumlah
populasi bakteri di dalam Chemostat pada hari keenam didekati oleh 606,00000. Dari sini, maka diperoleh nilai error nya adalah :
error = | nilai eksak nilai pendekatan | = |606 606,00000| 0,00000 Perhatikan bahwa error pada perhitungan menggunakan aturan trapesium, yaitu
11 lebih besar dari error pada perhitungan menggunakan aturan simpson 1/3, yaitu 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan menggunakan aturan simpson 1/3 lebih
akurat karena nilai errornya kecil sehingga akan lebih dekat dengan nilai eksaknya.
4. Diketahui penghasilan Budi yang diperoleh tiap bulan ke x memenuhi persamaan
berikut:
() = 4 8 + 3 + 2 Secara eksak kita dapat memperoleh nilai (5), dengan cara sebagai berikut : () = 4 8 + 3 + 2 () = 16 16 + 3 (5) = 16(5) 16(5) + 3 (5) = 1923 Dengan mengambil = 0,5 akan dicari (5) menggunakan metode diferensiasi numerik Perhatikan tabel berikut :
4,5 5 5,5 () 1493,75 2317 3436,75
sehingga dengan menggunakan :
a. Diferensiasi maju
Manual
() = ( + ) ()
-
, (5) = (5 + 0,5) (5)0,5
= (5,5) (5)0,5 = 3436,75 23170,5 2239,5 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi maju secara manual, dimana =0,5diperoleh nilai (5) 2239,5 Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Diferensiasi Maju dan definisikan fungsi :
= 4 ^4 8 ^2 + 3 + 2 dan eksak = 16 0^3 16 0 + 3 seperti berikut :
2. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu
Execute file with echo seperti berikut :
-
3. Sehingga pada jendela Console muncul output :
4. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
bedamaju enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
diambil maksimum iterasinya adalah 50 nilai 0 adalah nilai turunan yang akan dicari, yaitu 5 nilai diambil 0,5
-
karena pada soal tidak ditentukan nilai toleransinya, maka diambil nilai toleransinya
adalah 0,01 sehingga diperoleh output :
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi maju secara program, dimana
= 0,5 diperoleh nilai (5) = 1923,002960 b. Diferensiasi mundur
Manual
() = () ( )
, (5) = (5) (5 0,5)0,5 = (5) (4,5)0,5 = 2317 1493,750,5 1646,5 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi mundur secara manual, dimana = 0,5 diperoleh nilai (5) = 1646,5 Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Diferensiasi Mundur dan definisikan fungsi :
= 4 ^4 8 ^2 + 3 + 2 dan eksak = 16 0^3 16 0 + 3
-
seperti berikut :
2. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu
Execute file with echo seperti berikut :
-
3. Sehingga pada jendela Console muncul output :
4. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
bedamundur enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
diambil maksimum iterasinya adalah 50 nilai 0 adalah nilai turunan yang akan dicari, yaitu 5 nilai diambil 0,5 karena pada soal tidak ditentukan nilai toleransinya, maka diambil nilai toleransinya
adalah 0,01 sehingga diperoleh output :
-
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi maju secara program, dimana
= 0,5 diperoleh nilai (5) = 1922,997040 c. Diferensiasi pusat
Manual
() = ( + ) ( )2
, (5) = (5 + 0,5) (5 0,5)2 0,5
= (5,5) (4,5)1 = 3436,75 1493,75 1943 Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi pusat secara manual, dimana = 0,5 diperoleh nilai (5) = 1943 Program
Dengan menggunakan program Scilab lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Program Scilab, akan muncul jendela Console, lalu klik icon (Launch
SciNotes), akan muncul jendela SciNotes. Selanjutnya, ketikkan kode Scilab pada
Jendela SciNotes untuk Metode Diferensiasi Maju dan definisikan fungsi :
= 4 ^4 8 ^2 + 3 + 2 dan eksak = 16 0^3 16 0 + 3 seperti berikut :
-
2. Simpan file dengan memilih menu File Save As. Selanjutnya, pilih menu
Execute file with echo seperti berikut :
3. Sehingga pada jendela Console muncul output :
-
4. Panggil program dengan mengetikkan nama fungsi pada jendela console, yaitu
bedapusat enter. Selanjutnya, isikan nilai-nilai berikut :
diambil maksimum iterasinya adalah 50 nilai 0 adalah nilai turunan yang akan dicari, yaitu 5 nilai diambil 0,5 karena pada soal tidak ditentukan nilai toleransinya, maka diambil nilai toleransinya
adalah 0,01 sehingga diperoleh output :
Interpretasi :
Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi maju secara program, dimana
= 0,5 diperoleh nilai (5) = 1923,002000
-
BAB IV
KESIMPULAN
Soal pada nomor 1 dapat diselesaikan dengan menggunakan metode euler maju. Jadi,
dengan mengambil = 0,2 dan kondisi awal pada saat = 0 , konsentrasi reaktan = 1 gmol/L serta suhu dalam reaktor = 30 , maka pada saat = 1 jam diperoleh konsentrasi reaktan () sebesar , gmol/L (secara manual) atau , gmol/L (dengan program SciLab) dan suhu di dalam reaktor tersebut () adalah
, (secara manual) atau , (dengan program SciLab).
Dengan menggunakan metode Runge Kutta Order Dua pada soal nomor 2, dimana
(0) = 1 dan diambil = 0,5 maka diperoleh penyelesaian PD
= 1,5dari = 0 hingga = 2 adalah , (secara manual) atau , (dengan menggunakan program SciLab).
Permasalahan pada soal nomor 3 merupakan masalah Integrasi Numerik. Sehingga
diperoleh nilai eksak dari jumlah populasi bakteri di dalam Chemostat pada hari ke 6
(perhitungan dengan kalkulus) adalah sebanyak . Jadi, dengan menggunakan metode
trapesium dimana diambil 6subinterval, diperoleh nilai pendekatan jumlah populasi bakteri baik secara manual maupun program adalah , sehingga errornya .
Selanjutnya dengan menggunakan metode simpson 1/3 dimana diambil 6 subinterval juga,
maka diperoleh nilai pendekatan jumlah populasi bakteri baik secara manual maupun
program adalah , sehingga errornya ,. Dari sini, jelas bahwa metode simpson memiliki nilai error yang lebih kecil dari metode trapesium, sehingga dapat disimpulkan
bahwa metode simpson lebih akurat / lebih mendekati nilai eksak dalam menentukan
pendekatan integrasi numerik.
Pada soal nomor 4 dengan mengambil = 0,5, diperoleh nilai eksak dari (5) adalah . Jadi, dengan menggunakan metode diferensiasi maju diperoleh nilai pendekatan
dari (5) adalah ,(secara manual) dan , (dengan program SciLab). Sedangkan dengan menggunakan metode diferensiasi mundur diperoleh nilai
pendekatan dari (5) adalah , (secara manual) dan , (dengan program SciLab). Selanjutnya, dengan menggunakan metode diferensiasi pusat
diperoleh nilai pendekatan (5) adalah (secara manual) dan , (dengan program SciLab).
-
BAB V
KRITIK SARAN
Sejauh ini proses kegiatan praktikum sudah cukup baik, hanya saja kadang saya merasa
asisten terlalu cepat dalam menerangkan dan ada beberapa bagian yang kurang jelas. Saran
saya, asisten memberi bahan latihan soal yang berbentuk soal cerita, agar saat mengerjakan
laporan, kami lebih ada gambaran. Terimakasih.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, K., Elementary Numerical Analysis, John Wiley & Sons, 1994, New York.
Ertiningsih, Dwi, Modul PraktikumPengantar Analisis Numerik, 2014, FMIPA UGM, Yogyakarta.
Aryati, Lina, Diktat Kuliah Pengantar Analisis Numerik, 2012, FMIPA UGM, Yogyakarta.