laporan bakter tycka
Post on 30-May-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
1/40
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
Oleh:
SWASTIKA OKTAVIA
B1J007013
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2009
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
2/40
LEMBAR PENGESAHAN
ISOLASI DAN IDENTIFIKASILactobacillus spp. dan PEWARNAAN
BAKTERI TAHAN ASAM
Oleh
SWASTIKA OKTAVIAB1J007013
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian ResponsiPraktikum
Mata Kuliah Bakteriologi di Fakultas Biologi
Universitas jendral soedirman
Purwokerto
Diterima dan disahkan
Purwokerto, Desember 2009
Asisten
Hardi Febrianto
B1J006128
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
3/40
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum yang berjudul Isolasi dan
IdentifikasiLactobacillus spp. dan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam dapat disusun
dengan baik. Laporan praktikum mata kuliah Bakteriologi ini disusun sebagai
prasyarat mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Bakteriologi di Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Seluruh staf dosen pengampu mata kuliah Bakteriologi di Fakultas BiologiUniversitas Jenderal Soedirman.
2. Seluruh asisten Bakteriologi yang telah memberikan waktu dan mengarahkanpelaksanaan praktikum Bakteriologi.
3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini yang tidak dapatpenulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Bakteriologi ini jauh dari
sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya
laporan ini.
Purwokerto, Desember 2009
Penulis
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
4/40
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN . ........................................................................... i
PRAKATA ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
Acara 1. Isolasi dan IdentifikasiLactobacillus spp.
Acara 2. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
5/40
ISOLASI DAN IDENTIFIKASILactobacillus spp.
Nama : Swastika Oktavia
NIM : B1J007013
Kelompok : 4
Asisten : Hardi Febrianto
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2009
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
6/40
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan morfologi suatu mikroba digunakan untuk menentukan
spesies yang asing atau spesies yang belum diketahui namanya. Morfologi suatu
mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Bagian-bagian sel
mikroba dapat dilihat dengan memberi warna terlebih dahulu, dimana warna bisa
bersifat asam, basa, maupun netral (Dwidjoseputro, 1984).
Berbagai pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh
mikroorganisme dari lingkungan adalah pendekatan shotgun dan pendekatan
objectif. Pendekatan shotgun yaitu sampel mikroorganisme dapat dikoleksi dari
berbagai habitat seperti materi tanaman, hewan, tanah, limbah, aliran air, dan
habitat buatan manusia. Pendekatan objectifyaitu pengambilan sampel diarahkan
pada tempat spesifik yang sesuai untuk kehidupan mikroorganisme tertentu.
Isolat-isolat dengan sifat tertentu kemudian dipilih dan dipisahkan dari
mikroorganisme tertentu. Teknik ini disebut isolasi. Isolasi yaitu suatu usaha
untuk memisahkan suatu jenis mikroorganisme dari campurannya sehingga
diperoleh kultur murni (Ryandini et al., 2005).
Karakterisasi terbagi dalam beberapa tahap yaitu klasifikasi dan
identifikasi. Klasifikasi merupakan pengelompokan mikroba ke dalam kelompok.
Teori identifikasi bakteri merupakan perbandingan antara yang tidak diketahui
dan yang diketahui. Tingkat keakuratan dari identifikasi bergantung pada
ketelitian kerja preparasi seperti pembuatan media, pembuatan reagen dan
pewarnaan, dan ketelitian dalam melakukan, mengamati, dan menatat berbagai
uji. Ketika suatu organisme tidak dapat diidentifikasi atau seperti spesies asing,
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
7/40
kita dapat menduga mungkin kultur tersebut tidak murni, atau kita sudah membuat
kesalahan (error) dalam observasi dan pencatatan. Identifikasi karakteristik suatu
organisme dapat dilakukan dengan 2 metode pendekatan yaitu konvensional
(mikrobiologis) dan pendekatan molekuler. Penetapan nama ilmiah internasional
yang tepat terhadap mikroba didasarkan pada sistem penamaan Binomial
NomenklaturCarolus Linoleus (Ketchum, 1984) .
Perbedaan antara karakterisasi untuk klasifikasi dan identifikasi tidak
terletak pada banyaknya uji yang dilakukan, tetapi pada hasil dari uji tersebut.
Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar, karena kebanyakan taksonomi saat ini
mendukung konsep yang menyatakan bahwa untuk klasifikasi, bobot yang sama
harus diberikan terhadap masing-masing karakter atau ciri. Hubungan antar strain
dapat dihitung dan diekspresikan sebagai kemiripan dari karakter pisitif
(Ketchum, 1984), atau dengan menjumlahkan antara ciri-ciri yang positif dan
yang negatif. Hasil dari perbandingan ini dapat dianalisa secara laborat melalui
perhitungan atau lebih mudah dengan menggunakan komputerisasi. Namun, untuk
tujuan identifikasi kita memberikan bobot yang tinggi untuk beberapa karakter
karena mempunyai nilai perbedaan yang sangat besar, dan memberikan bobot
yang kecil untuk yang lain, atau bahkan tidak samasekali untuk karakter tertentu.
Lactobacillus spp. merupakan bakteri gram positif yang termasuk dalam
bakteri asam laktat (BAL). Habitat Lactobacillus ini sangat luas dan beragam
termasuk dalam saluran pencernaan hewan, bagian-bagian tumbuhan, dan
berbagai produk fermentasi. Ketertarikan terhadap Lactobacillus meningkat
karena produk-produk makanan yang memanfaatkan bakteri ini telah teruji dapat
bermanfaat bagi kesehatan konsumen (Tannocket al., 1999).
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
8/40
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengisolasi Lactobacillus sp. dan
mengidentifikasiLactobacillus sp. hasil isolasi dengan pendekatan mikrobiologis.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
9/40
II. MATERI DAN METODE
A. MateriAlat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet ukur, tabung reaksi,
petri dish, jarum ose, mikroskop, dan object glass.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akuades, alkohol 70%,
alkohol 95%, crystal violet, safranin, lugol iodine, pepton water, media selektif
Man Rogosa Sharpe Agar(MRSA), medium Triple Sugar Iron Agar (TSIA),
mannosa, raffinosa, galaktosa, reagen H2O2,Nitrate Broth, Nitrate ReagentA dan
B, MR-VP Broth, KOH-alfanaftol, medium Sulphide Indole Motility Agar
(SIMA), medium NR, medium VP, sulfanilic acid, alphanaphthylamine, dan
sampel.
B. Metode
a. Tahap IsolasiLactobacillus
1. Preparasi suspensi dilakukan
2. Dilakukan pengenceran berseri hingga 10-3
. Dua kali pengenceran terakhir
disebar sebanyak 0,1 ml pada medium MRSA, selanjutnya diinkubasi pada
suhu 37C selama 2x24 jam.
b. Tahap Pemurnian dengan Metode Streak Kuadran
1. Dipilih satu koloni yang nampak terdiri dari satu tipe sel
2. Jarum ose dibakar, setelah dingin disentuhkan ke permukaan koloni bakteri
yang akan distreak pada plating MRSA
3. Streak ini dianggap sebagai streak primer pada permukaan MRSA
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
10/40
4. Jarum ose dibakar, angkat lalu didinginkan dan distreakan melewati streak
primer kesatu atau kedua dan kemudian dilanjutkan streak sekunder tanpa
kembali ke strek primer
5. Jarum ose dibakar, angkat lalu didinginkan dan distreakan melewati
streakan sekunder dan kemudian dilanjutkan streak tersier tanpa kembali ke
streak sekunder dan primer
6. Plating diinkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam
c. Pengamatan Morfologi Koloni
1. Pengamatan morfologi dilakukan pada koloni tunggal yang terbentuk
setelah pemurnian dengan streak kuadran
2. Bentuk koloni, bentuk tepi, elevasi, dan lainnya diamati
d. Pembuatan StokLactobacillus
Koloni tunggal yang terbentuk setelah pemurnian dengan streak kuadran
ditanam pada media MRSA miring.
e. Pengamatan Morfologi Sel
1. Pengamatan morfologi sel dilakukan melalui teknik pewarnaan Gram.
2. Isolat diambil dari stok dan digoreskan di atas object glass
3. Biakan lalu difiksasi dan digenangi dengan gram A atau crystal violet,
dipanaskan di atas pembakar spirtus selama 1 menit
4. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
5. Biakan lalu ditetesi dengan gram B atau lugol iodine dan dibiarkan selama
1 menit.
6. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
11/40
7. Biakan lalu ditetesi dengan gram C atau alkohol 95% dan langsung dicuci
dengan air mengalir kemudian dikeringkan
8. Biakan lalu ditetesi dengan gram D atau safranin dan dibiarkan selama 45
detik
9. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
10. Bentuk selLactobacillus diamati di bawah mikroskop
11. Hasilnya digambar dan difoto
f. Uji Motilitas
1. Isolat dari stok ditanam pada medium SIMA
2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam
3. Diamati motilitas dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk
g. Uji Penggunaan Oksigen
1. Isolat dari stok ditanam pada MRSA tegak
2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam
3. Diamati penggunaan oksigen dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk
h. Uji Ketahanan Suhu
1. Isolat dari stok ditanam pada MRSB di tabung
2. Diinkubasi pada suhu 45C dan 15
C selama 2x24 jam
3. Diamati ketahanan suhu dari hasil inkubasi apakah terjadi pertumbuhan
bakteri atau tidak
i. Uji VP (Voges Proskauer)
1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cair MR-VP sebanyak 1 ose
2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C
3. Bakteri uji ditetesi KOH-alfanaftol
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
12/40
4. Hasil positif jika terbentuk kompleks warna pink
j. Uji Katalase
1. Preparat ulas bakteri uji dibuat
2. Preparat ulas ditetesi dengan reagen H2O2
3. Perubahan diamati, hasil positif jika terbentuk gelembung gas dan hasil
negatif jika tidak terbentuk gelembung gas
k. Uji Mannosa dan Raffinosa
1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Galaktosa, Mannosa dan Raffinosa
2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C
3. Perubahan diamati, hasil positif jika media berubah warna dari ungu
menjadi kuning dan hasil negatif jika media tetap berwarna ungu.
l. Uji Reduksi Nitrat
1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cairNitrate Broth sebanyak 1 ose
2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C
3. Diamati terbentuknya gelembung gas pada tabung durham
4. Diamati terbentuknya gelembung gas pada tabung durham5. Bakteri uji ditetesi 1 mlNitrat Reagent A dan dilanjutkan 1 mlReagent B6. Hasil positif jika terbentuk warna merah tua7. Jika tidak terbentuk warna merah tua selama 5 menit ditambahkan bubuk
seng dan didiamkan, jika terbentuk warna merah menandakan uji negatif
dan jika tidak terbentuk warna merah menandakan uji positif
m. Penentuan Spesies Melalui Pendekatan Homologi
Data-data yang diperoleh dibandingkan dengan data karakter dari bakteri yang
telah diketahui.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
13/40
Persen homologi ditentukan dengan rumus:
% Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
14/40
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolasi yaitu suatu usaha untuk memisahkan suatu jenis mikroorganisme
dari campurannya sehingga diperoleh kultur murni. Teknik isolasi dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan strain unggul yang diinginkan serta memelihara
kultur isolasi tersebut dalam metode isolasi dan pemeliharaan kultur hasil isolasi.
Langkah selanjutnya yang penting untuk mendapatkan isolat agar tetap bertahan
hidup dan stabil dalam pertumbuhannya adalah dengan metode pretreatment atau
metode penapisan khusus. Metode penapisan khusus ini adalah metode isolasi
dengan pendekatan baru berupa produk yang diinginkan. Metode isolasi lain
adalah dengan pendekatan baru berupa pencapaian atau perolehan suatu produk
yang diinginkan (Schlegel, 1994).
Identifikasi merupakan proses untuk mengetahui, menentukan dan
menempatkan suatu organisme ke dalam tingkatan taksa tertentu dengan
membandingkan karakter yang dimilikinya dengan organisme lain yang telah
diketahui. Identifikasi karakteristik suatu organisme dapat dilakukan dengan 2
metode pendekatan yaitu konvensional (mikrobiologis) dan pendekatan molekuler
misalnya analisis biokimia. Identifikasi spesies selain dengan melihat karakteristik
morfologi dan biokimiawinya, juga dapat dilihat karakteristik genetiknya.
Karakteristik genetik suatu organisme dapat diketahui dengan mengisolasi
DNAnya. Dari hasil isolasi DNA, maka dapat dianalisis sekuens 16S DNAnya
(Ketchum, 1984).
Pendekatan yang masih banyak dan umum digunakan untuk identifikasi
mikroba yaitu dengan pendekatan konvensional (mikrobiologis) dan pendekatan
molekuler (analisis fragmen gen 16 S). Pendekatan konvensional biasanya
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
15/40
dilakukan dengan pendekatan morfologi, pewarnaan atau uji biokimiawi.
Pengamatan morfologi biasanya dengan menumbuhkan pada media tertentu
sehingga dapat diamati bentuk koloninya. Sedangkan metode pewarnaan seperti
pewarnaan Gram, pewarnaan endospora, pewarnaan flagella dan methylen blue
dapat sekaligus melihat bentuk sel mikroba tersebut. Hasil ujinya kemudian
dibandingkan dengan hasil uji standar, sehingga dapat diketahui genus bahkan
spesies dari mikroba uji. Pendekatan secara molekuler dilakukan dengan
mencocokkan urutan basa gen 16 S isolat uji dengan data yang ada pada
pangkalan data gen/ gen bank, kemudian dianalisis kedekatan hubungan dan
kemiripannya (homologinya) (Ketchum, 1984).
Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat yang sering dijumpai
pada makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan.
Keberadaan bakteri ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan sehingga
sering digunakan dalam industri pengawetan makanan, minuman dan berpotensi
sebagai produk probiotik. Sifat yang menguntungkan dari bakteri Lactobacillus
dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan
kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem
pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa
sehingga pH dalam kolon konstan (Hardiningsih et al., 2006)
Tabel 1. Pengamatan Morfologi Sel, Uji TSIA, Motilitas, Katalase dan Suhu
Kelompok TSIA Motilitas Katalase GramSuhu
45 C 15 C
1 S: Merah
B: Hitam
Motil - + + +
2 Menghasilkan
Gas, Warna
Tetap
Non
motil
- + - -
3 Pecah/terangkat Non - + + -
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
16/40
motil
4 S : Merah
B : Hitam
Motil - + + -
Tabel 2. Uji Penggunaan O2 dan Uji Mannosa, Rafinosa, Galaktosa
KelompokUji O2
Rafinosa Mannosa Galaktosa Permukaan Tengah Dalam
1 - + + - - -
2 - + + + + +
3 - + + + + +
4 - + + - - -
Tabel 3. Uji Voges Proskauer (VP) dan Nitrat Reduktase (NR)
Kelompok VP NR
1 - -
2 - -
3 - -
4 - +
Pengamatan morfologi sel dan koloniLactobacillus
Lactobacillus merupakan kelompok bakteri dengan morfologi,
metabolisme dan fisiologi yang memiliki karakter umum. Bakteri ini termasuk
dalam kelompok gram positif, non motil, tidak membentuk spora, katalase negatif,
tanpa sitokrom, fakultatif anaerob, aerotoleran. Koloninya berbentuk bulat dengan
tepian halus, elevasi cembung, permukaan halus mengkilap, dan berwarna putih
(Paco et al., 2003). Berdasarkan praktikum pengamatan morfologi Lactobacillus
sp. adalah bentuk koloni bulat, tepian halus, elevasi cembung, permukaan halus
serta berwarna putih.
Prosedur pengamatan morfologi sel Lactobacillus sp. adalah dengan cara
pewarnaan gram. Uji pewarnaan gram bertujuan untuk mengetahui sifat bakteri
gram negatif atau gram positif. Hasil praktikum pewarnaan gram menunjukkan
bahwa bakteri uji merupakan bakteri gram positif karena selnya berwarna ungu.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
17/40
Menurut Prescott (2002), Lactobacillus sp. merupakan bakteri gram positif.
Pewarnaan gram pada bakteri digunakan larutan KU (Kristal Ungu), larutan
Iodium, larutan safranin, dan alkohol 95%. Menurut Pelczar and Chan (1986)
fungsi dari masing-masing larutan tersebut adalah:
Larutan dan
urutannyaFungsi
Reaksi dan tampang reaksi
Gram positif Gram negatif
Kristal Ungu (KU) Pewarnaan utama Sel berwarna ungu Sel berwarna ungu
Larutan iodium (I) Penguat
pewarnaan kristal
ungu
Kompleks ukuran
yang terbentuk di
dalam sel, sel
tetap berwarna
ungu
Kompleks ukuran
yang terbentuk di
dalam sel, sel
tetap berwarna
unguAlkohol 95% Membersihkan
pewarna
sebelumnya
Dinding sel
mengalami
dehidrasi, pori-
pori menciut, daya
pembelahan
dinding sel dan
membuat sel
menurun
ukurannya, tidak
dapat keluar darisel, sel tetap ungu
Lipid terekstrasi
dari dinding sel,
pori-pori
mengembang.
Kompleks
ukurannya yang
keluar dari sel dan
menjadi tidak
berwarna
Safranin Pewarna penutup Sel tidak
terpengaruh tetap
ungu
Sel menyerap zat
pewarna ini,
sehingga sel
berwarna merah
Menurut Prescott (2002),Lactobacillus sp. merupakan bakteri gram positif
dan selnya berbentuk batang, namun pada pengamatan morfologi Lactobacillus
yang dilakukan hasilnya adalah selnya berbentuk coccus atau bulat.
Uji Motilitas Lactobacillus sp.
Uji motilitas yang dilakukan pada praktikum menunjukkan hasil yang
positif untuk bakteri uji, dari hasil ini diketahui bahwa bakteri uji mempunyai
kemampuan untuk motil. Pengamatan motilitas bakteri di dalam suspensi cairan
digunakan khusus untuk bakteria yang dikulturkan dalam media broth karena
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
18/40
tidak dapat tumbuh dengan baik pada media padat (agar). Hasil pengamatan
berbeda dengan pustaka. Menurut Lengkey et al. (2009), bakteri asam laktat
golongan Lactobacillus memiliki ciri non motil. Oleh karena itu, bakteri yang
diuji ini kemungkinan adalah bukan spesiesLactobacillus melainkan bakteri asam
laktat lainnya. Namun, kelompok 2 dan 3 mendapatkan hasil untuk bakteri yang
diuji memiliki sifat non motil, sehingga kemungkinan isolat yang didapatkan
adalah dari kelompokLactobacillus.
Uji Penggunaan Oksigen
Faktor lingkungan yang paling sensitif dan berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri adalah keberadaan Oksigen.
Contohnya, beberapa mikroorganisme dapat tumbuh hanya jika ada O2 yang
disebut aerob obligat. Fakultatif anaerob dapat tumbuh jika tidak ada O2 tetapi
dapat tumbuh lebih baik bila ada O2. Anaerob obligat dapat tumbuh tanpa
menggunakan O2, sedangkan mikroorganisme yang membutuhkan sedikit O2
disebut mikroaerofilik.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri yang diujikan
tumbuh pada permukaan medium. Oleh karena itu, bakteri yang diuji bersifat
fakultatif anaerob. Hal ini sesuai dengan pustaka bahwa bakteri spesies
Lactobacillus sp. memiliki sifat fakultatif anaerob (Paco et al., 2003).
Uji Ketahanan Suhu
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri yang diujikan dari
kelompok 4 yaitu bakteri yang diisolasi dari susu basi adalah tumbuh pada suhu
45 C. Hal ini sesuai dengan pustaka bahwa Lactobacillus sp. dapat tumbuh
optimum pada suhu 30 C hingga 40 C (Prescott, 2002).
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
19/40
Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis bakteri
yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae, yang bersifat gram negatif dan
memfermentasikan glukosa membentuk asam sehingga dapat dibedakan dengan
bakteri gram negatif intestinal lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Untuk mengamati fermentasi
karbohidrat, media TSIA mengandung laktosa dan sukrosa dengan konsentrasi
1%, dan mengandung glukosa dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,1%.
Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat dan keadaan
asam yang terbentuk. Indikator pH (Phenol Red) ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan pH akibat fermentasi karbohidrat. Perubahan
warna menjadi kuning menandakan asam, sedangkan warna menjadi lebih merah
menendakan media menjadi basa. Warna media mula-mula adalah merah-orange.
Selain itu ditambahkan FeSO4 untuk mendeteksi adanya gas H2S. Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa medium muncul H2S sebagai hasil samping dari
metabolisme protein karena slant berwarna merah dan butt berwarna kehitaman.
Uji VP (Voges Proskauer)
Menurut Irianto (2006), pengujian Voges-Proskauer bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam proses pertumbuhan organisme terbentuk asetil-metil
karbitol sebagai produk-antara (intermediate product) dari proses metabolisme
karbohidrat. Bakteri yang diuji ditumbuhkan pada medium cair MR-VP,
diinkubasi pada suhu 370C selama 2x24 jam. Pengamatan dilakukan setelah
penambahan KOH sebanyak 3 tetes dan alfanaftol sebanyak 2 tetes. Setelah
penambahan KOH sebanyak 3 tetes akan terbentuk Asetoin (Asetil, metil,
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
20/40
karbinol) + KOH + CH3 . Alfanaftol digunakan untuk memulai proses oksidasi
yang kemudian tabung reaksi dibuka dan dimiringkan untuk memperluas
permukaan saat proses oksidasi. Media VP mengandung 2,3 butanadiol yang
apabila ditambahkan alfanaftol dan KOH akan menghasilkan warna pink yang
mengandung asetil metil karbinol. Hasil uji positif apabila pada media tersebut
terbentuk warna pink (Helmich et al., 2001). Berdasarkan hasil praktikum, isolat
bakteri yang diuji menunjukkan hasil negatif karena warnanya tetap.
Uji Katalase
Katalase merupakan enzim yang mengandung besi yang dapat
menguraikan hidrogen peroksida (H202) menjadi air dan oksigen. Hidrogen
peroksida dibentuk bakteri aerobik selama metabolisme aerobik. Uji katalase
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kuantitas oksigen yang dilepaskan, diduga
berkaitan dengan tebal tipisnya selaput lendir yang menyelimuti permukaan sel.
Tebal tipisnya selaput lendir akan mempengaruhi penetrasi H2O
2ke dalam sel.
Isolat yang diperoleh berdasarkan praktikum menunjukkan sifat katalase negatif
yaitu ditandai dengan tidak terbentuknya gelembung gas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lengkey et al. (2009) juga menyebutkan bahwaLactobacillus bersifat
katalase negatif.
Katalase mengkatalis pemecahan H202 membebaskan oksigen sebagai gas
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O2 2H2O + O2
Mikroorganisme yang menghasilkan hidrogen peroksida, akumulasi senyawa
tersebut menyebabkan kematian organisme kecuali kalau organisme tersebut
mampu mendegradasi secara enzimatis. Senyawa ini dihasilkan ketika organisme
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
21/40
aerob, anaerob fakultatif dan mikroaerofilik menggunakan jalur respirasi aerob
dimana O2 merupakan aseptor elektron terakhir, selama degradasi karbohidrat
untuk produksi energi (Lay,1993). Proses respirasi dihasilkan H2O dan O2 yang
menerima dua pasang elektron dan NADH. Kadang-kadang elektron diterima oleh
oksigen kurang dari dua pasang yang akan menghasilkan anion superoksidasi dari
hiodrogen peroksida dalam jumlah kecil.
e-
H2O-
O2O2 O2
- HH2O H2O2
Anion radikal hidrogen peroksidasuperoksida hidroperoksil
O2-
+ O2- 2H+
H2O2 + O2Superoksida
H2O2 + H2O2
dismutase 2H2O + O2Katalase
Uji Mannosa, Rafinosa, dan Galaktosa
Uji hidrolisis karbohidrat dengan medium Mannosa, Raffinosa, dan
Galaktosa yaitu untuk mengetahui bakteri mampu menggunakan substrat berupa
oligosakarida dan monosakarida pada medium untuk dipecah menjadi asam-asam
anorganik yang lebih sederhana. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Mannosa,
Rafinosa, dan Galaktosa diberi BCP ( Brom Cresol Purple) sebagai indikator.
Bakteri uji kemudian diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37
0
C.Uji positif jika
mampu tumbuh pada medium berubah menjadi warna kuning dan terbentuk gas
pada tabung durham (Tortora et al.,1998). Hasil praktikum bakteri uji
menunjukkan hasil positif untuk mannosa, negatif untuk raffinosa, dan positif
untuk galaktosa.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
22/40
Reduksi nitrat oleh beberapa mikroba aerob dan anaerob fakultatif terjadi
pada kondisi anerob, yaitu kondisi tidak ada oksigen molekuler, pada mikroba
tersebut respirasi anaerob merupakan proses oksidatif dimana sel menggunakan
senyawa anorganik seperti nitrat atau sulfat untuk mensuplai oksigen yang
kemudian akan digunakan sebagai aseptor hidrogen akhir selama pembentukan
energi. Beberapa organisme memiliki enzim yang mampu mereduksi nitrit lebih
lanjut menghasilkan amonia atau nitrogen molekuler (Tortora et al; 1998).
Uji Reduksi Nitrat
Ion nitrat dapat diubah menjadi bahan organik oleh mikroba melalui
proses asimilasi reduksi nitrat. Sekelompok mikroba heterotrof termasuk bakteri,
jamur dan algae dapat mereduksi nitrat. Proses ini menggunakan enzim nitrat dan
nitrit reduktase, membentuk amonia yang kemudian disintesis menjadi protein.
Mikroba pereduksi nitrat mempunyai tahap reaksi reduksi yang lebih lengkap
sebagai berikut:
NO3- NO2
- NO N2O N2
Determinasi reduksi nitrat yaitu menggunakan medium Nitrate Broth dengan
KNO3. Pengamatan dilakukan dengan menambahkan dua reagen yaitu larutan A
(asam sulfida) dan larutan B (alpha-naphthylamine). Bagi organisme yang tidak
menunjukan warna merah mekanisme yang mungkin terjadi adalah nitrat tidak
direduksi oleh organisme tersebut, organisme memiliki enzim reduktase nitrat
yang kuat dengan cepat mereduksi nitrat menjadi ammonia atau bahkan N
molekuler. Untuk mengetahui apakah nitrat dapat direduksi melalui fase nitrit atau
belum dapat dilakukan dengan penambahan sedikit serbuk seng terhadap biakan
yang tidak menunjukan warna merah setelah penambahan larutan A dan B. Seng
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
23/40
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Adanya warna merah menunjukan bahwa nitrat
tidak direduksi menjadi nitrit (uji negatif) dan jika terjadi perubahan warna
menunjukan nitrat direduksi menjadi amonia atau molekul N (uji positif). Hasil
praktikum menunjukan bahwa isolat yang ditumbuhkan pada medium NB
memberiakan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna bening
setelah ditambah katalisator seng, karena saat penambahan Nitrate Reagen A dan
B isolat tidak terbentuk warna merah yang diperkirakan NO belum bisa terdeteksi
(Sumarsih, 2003).
Uji Karakteristik Penentuan Spesies Bakteri Uji
Tabel 4. KarakteristikLactobacillus
No. Karakteristik L yang
diduga
L.
plantarum
L. casei L.
salivarius
L.
brevis
1. Suhu15 C - + + - +
45 C + - - + -
2. KH
Mannosa + + + + -
Rafinosa - + - + +Galaktosa + + + + +
3. TSIA + - - - +
4. VP -
5. NR + - - - -
6. Motilitas + - - - -
7. Penggunaan O2 + + + + +
8. Pewarnaan Gram + + + + +
9. Katalase - - - - -
%Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
= 7/11 x 100%
= 63,6%Lactobacillus salivarius
%Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
= 5/11 x 100%
= 45,5%Lactobacillus plantarum
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
24/40
%Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
= 5/11 x 100%
= 45,5%Lactobacillus casei
%Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
= 4/11 x 100%
= 36,4%Lactobacillus salivarius
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
25/40
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.Berdasarkan uji karakteristik dari sampel yang diambil dari susu basi diperolehpresentase homologi denganLactobacillus salivarius sebesar 53,84%, sehingga
bakteri tersebur memiliki hubungan dekat dengan Lactobacillus salivarius.
2. Lactobacillus salivarius memiliki ciri-ciri yaitu bakteri gram positif, tumbuhbaik pada suhu 45 C, fakultatif anaerob dan katalase negatif.
B. SaranTahapan identifikasi yaitu klasifikasi, nomenklatur, dan identifikasi.
Metode yang praktis dan akurat sangat diperlukan dalam pengembangan proses
identifikasi, sehingga akan dengan mudah diperoleh identifikasi suatu bakteri.
Dalam jalannya praktikum dan pengamatan lebih baik disiapkan hasil kontrol,
sehingga praktikan dapat lebih mudah memahaminya.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
26/40
DAFTAR REFERENSI
Dwijoseputro. 1984.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hardiningsih, R., R. N. R. Napitupulu, dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji
Resistensi Beberapa IsolatLactobacillus pada pH Rendah.Biodiversitas.
7 (1) : 15-17.
Hellmich, R. L., B. D. Siegfried, M. K. Sears, D. E. Stanley-Horn, M. J. Daniels,
H. R. Mattila, T. Spencer, K. G. Bidne, and L. C. Lewis. 2001. Monarch
Larvae Sensitivity to Bacillus thuringiensis Purified Proteins and Pollen.
Department of Entomology, University of Nebraska. 98 (21) : 1192511930.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV.
Yrama Widya, Bandung.
Ketchum, P. A. 1984. Microbiology. John wiley & sons, USA.
Lay, B. W. 1993. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Lengkey, H. A. W., R. L. Balia, I. Togoe, B. A. Tasbac, M. Ludong. 2009.
Isolation and identification of lactic acid bacteria from raw poultry meat.
Biotechnology in Animal Husbandry. 25 (5-6) : 1071-1077.
Paco, R. S., I. L. Leme, J. A. Bottino, dan A. J. P. Ferreira. 2003. Identification of
Lactobacillus spp. From Broiler Litter in Brazil. Brazilian Journal of
Microbiology. 34 : 236-237.
Pelczar, M. J and E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Universitas
Indonesia Press, Takana.
Prescott, Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology. The McGraw-HillCompany, USA.
Ryandini, D., H. Pramono, Sukanto. 2005 Mikrobiologi Industri. UNSOED,
Purwokerto.
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sumarsih, S. 2003. Buku Ajar Mikrobiologi. UPN veteran. Yogyakarta.Tannock, G. W., A. Tilsala-Timisjarvi, S. Rodtong, J. NG, K. Munro, dan T.
Alatosssava. 1999. Identification of Lactobacillus Isolates from the
Gastrointestinal Tract, Silage, and Yoghurt by 16S-23S rRNA Gene
Intergenic Spacer Region Sequence Comparisons. Applied and
Environmental Microbiology. 65 (9) : 4264 4267.
Tortora, E. G., B. Funice and C. D case. 1998. Microbiology an introduction.
Addison Westley Longman Inc. New York.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
27/40
PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM
Nama : Swastika Oktavia
NIM : B1J007013
Kelompok : 4
Asisten : Hardi Febrianto
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2009
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
28/40
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TBC adalah salah satu penyakit menular yang dapat menularkan bakteri
tuberculosis kepada orang lain di sekitar penderita, penyakit ini banyak ditemukan
pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan lemah. Untuk itu
diperlukan suatu tindakan dalam membantu penderita TBC, agar kuman
tuberculosis penyebab penyakit dapat dengan segera ditemukan, dan penderita
cepat diobati dan sembuh sehingga tidak menular kepada orang lain (Girsang et
al., 2003).
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun diberbagai belahan
dunia, Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya
paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua dijumpai di
Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki urutan ketiga dengan
penderita 583.000 orang (Hiswani, 2004). WHO (2005), menyatakan bahwa
perkiraan penyakit TBC di Indonesia dengan dasar hasil pemeriksaan sputum
adalah 128 per 100.000 (2003) dengan perkiraan prevalens sebesar 295 per
100.000.
Penyebab penyakit TBC salah satunya adalah bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Utama, 2005). BakteriM. tuberculosis ditemukan pertama kali oleh
Robert Koch pada tahun 1882. Selanjutnya pada tahun 1819 Rene Laennec
membuktikan bahwa TBC merupakan penyakit infeksi kronik. Dilanjutkan
dengan temuan Jean Antoine Villemin pada 1865 yang membuktikan bahwa
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
29/40
tubercolosis adalah penyakit menular. Tubercolosis pada manusia dapat merusak
jaringan tubuh mana pun, namun paru-paru adalah yang paling umum terinfeksi.
TBC merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia selain
AIDS bahkan merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Hal
ini karena frekuensi kematian pada setiap individu-individu yang berumur 15
sampai 49 setiap tahun (Enarson et al., 2000). Oleh sebab itu diperlukan suatu
metode yang efektif untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi dan
penanganan yang tepat terhadap pasien yang positif terserang TBC.
M. tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui
pernafasan, pencernaan dan kulit. Mekanisme penyerangan M. tuberculosis
melalui pernapasan awalnya bakteri tersebut masuk melalui rongga hidung lalu
masuk organ tubuh sampai ke paru-paru. Setelah memasuki organ paru-paru,
bakteri ini menyebar ke organ-organ lain pada tubuh melalui melalui aliran darah,
sistem limfa atau getah bening, dan melalui jaringan lain atau secara langsung
menyebar ke organ atau bagian badan lain. Penyakit TBC yang lebih parah lagi
mampu menyebabkan komplikasi lain, seperti radang paru-paru, pleura, sistem
limfa, nodus tulang belakang, genito urinary tract, sistem nervous atau abdomen
(Enarson et al., 2000).
Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberkulosis
akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja,
menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal
serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan
yang paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %). Cara penularan melalui
ludah atau dahak penderita yang mengandung bakteri tuberkulosis paru. Pada
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
30/40
waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang
yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit
tuberkulosis paru (TB Paru). Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup
diudara kering maupun dalam keadaan dingin, atau dapat hidup bertahun-tahun
dalam lemari es. lni dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant
(tidur). Pada sifat dormant ini bakteri tuberkulosis suatu saat dimana keadaan
kemungkinkan untuk dia berkembang, bakteri ini dapat bangkit kembali (Hiswani,
2004).
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah unuk mengetahui teknik
pewarnaan bakteri tahan asam dari sputum penderita TBC dan mengetahui tingkat
infeksi dari sputum penderita TBC.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
31/40
II. MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pewarnaan bakteri tahan asam ini
adalah object glass, cover glass, mikroskop, pipet pasteur steril, jarum ose,
pembakar spirtus, pinset, timer, sarung tangan, dan masker. Sedangkan bahan-
bahan yang digunakan diantaranya sputum yang mengandung BTA, akuades,
pewarna Ziehl-Nelseen (carbol fuchsin 0,3%, alkohol-asam 3%, methylen blue
0,3%), minyak imersi danxylol.
B. Metode
1. Pembuatan Sediaan/ Preparat Apus SputumOse dipanaskan diatas api spiritus sampai merah dan didinginkan.
Sputum disiapkan (hati-hati, hindari percikan sputum (droplet), diambil
sedikit pada bagian yang kental dan berwarna kuning kehijauan (purulen)
menggunaka ose.
Sputum dioleskan pada object glass secara merata dengan ukuran 2x3 cm.
Ose yang telah digunakan kemudian dibersihkan menggunakan aklohol
sampai sisa sputum hilang, lalu dibakar.
Sediaan yang telah dibuat lalu dikeringkan di udara terbuka sekitar 15-30
menit, jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung.
Sediaan diambil menggunakan pinset dan difiksasi selama 3-5 menit.
2. pewarnaan dengan metode Ziehl-Neelsen1. Sputum atau sediaan dahan diambil secukupnya lalu diletakkan pada gelas
obyek dan difiksasi diatas pembakar spiritus namun jangan sampai timbul
percikan aerosol.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
32/40
2. Sediaan yang telah kering kemudian digenangi dengan karbol fuchsinsetelah itu dicuci dan dikeringanginkan.
3. Warna merah dilarutkan pada sediaan sampai bersih dengan 3% alkoholasam.
4. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.5. Sediaan digenangi dengan larutan methylin blue selama 20-30 detik.6. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringkan.
3. Pembacaan dan Penilaiana. Pembacaan
1. Sediaan yang telah kering ditetesi dengan minyak mersi dilihat denganmikroskop dengan perbesaran 400 kali.
2. Dicari adanya batang panjang atau pendek yang berwarna merahdengan latar belakang berwarna biru.
b. Penilaian1. BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15 menit pengamatan
tidak dijumpai adanya BTA.
2. BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai adanya BTA. UntukBTA positif apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan
Ziehl Nielseen atau Kinyoun Gabbet maka dapat dilakukan penilaian
sebagai berikut :
Penilaian menurut IUAT (International Union Against Tubercolosis)
- Negatif: Tidak dijumpai adanya BTA- Positif : Ditemukan 1-9 BTA/100 LP- Positif 1 : Ditemukan 10-99 BTA/100 LP
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
33/40
- Positif 2 : Ditemukan 1-10 BTA/1 LP- Positif 3 : Ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
34/40
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang dapat mengikat karbolfuksin
(fuksin basa larut dalam campuran air-alkohol-fenol) meskipun terjadi
dekolorisasi dengan asam HCl dalam alkohol. Bakteri tahan asam kaya akan lipid,
mencakup asam mikolat (asam lemak rantai panjang C78-C96), lilin dan fosfatida.
Panjangnya struktur lipid ini mempengaruhi tingkat ketebalan lpid yang
menyebabkan bakteri tahan asam. Kelompok bakteri tahan asam adalah
Mycobacterium dan Actinomycetes. Kedua kelompok ini jika diwarnai dengan
kabol fuksin berwarna merah (Brooks et al., 1996). Menurut Misnadiarly dan
Simanjuntak (1993), kelompok Mycobacterium tahan asam diantaranya adalah
M. cansai, M. gastri, M. smegmatis, M. terra complek, M. chelonei, M. Simiae,
M. scrofulaccum danM. tuberculosis.
M. tuberculosis adalah organisme penyebab TBC manusia. Bakteri ini
sukar diwarnai dengan zat warna mikrobiologis biasa. Hal ini disebabkan karena
tingginya kadar lemak pada organisme ini sehingga warna tersebut tidak tercuci
oleh alkohol asam. Oleh sebab itulah dinamakan basil tahan asam atau bakteri
tahan asam dan tetap berwarna merah seperti warna yang diberikan pertama
(Pelczar dan Chan, 1986). Untuk mengamati bakteri tersebut, maka dilakukan
pewarnaan khusus berupa pewarnaan bakteri tahan asam yang dikenal dengan
nama metode Ziehl-Neelson dengan tujuan agar bakteri yang akan diamati dapat
dibedakan dengan organisme lainnya.
Menurut Karuniawati et al. (2005), Pewarnaan Ziehl-Neelsen dilakukan
dengan cara : larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
35/40
sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak
sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin
selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang
mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-
ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air
mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue
0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan
dibuang dan dicuci dengan air mengalir.
Menurut Lay (1994) perlakuan pemanasan atau fiksasi sebelum ditetesi
carbol fuchsin menyebabkan carbol fuchsin dapat mudah masuk ke dalam sel
bakteri yang diliputi oleh lipid. Zat warna pertama yang berupa carbol fuchsin
merupakan fuksin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5%. Fenol digunakan
sebagai pelarut untuk membantu perasukan zat warna ke dalam sel bakteri
sewaktu proses pemanasan. Pada saat ini jika bakteri uji merupakan bakteri tahan
asam maka warna carbol fuchsin akan melekat kuat dan menyebabkan sel
berwarna merah. Asam alkohol memiliki fungsi sebagai pelarut terhadap fuchsin
carbol pada sediaan dahak. Sedangkan methylen blue berfungsi sebagai
pewarnaan tandingan dimana organisme lain pada sediaan tersebut akan terwarnai
biru sedangkan M. tubercolosis tetap terwarnai merah, hal ini dikarenakan
M.tubercolosis dapat menahan zat warna dengan sangat kuat dan tidak dapat
dilunturkan.
Tabel 1. Hasil pewarnaan bakteri tahan asam
Kode sputum 608 616 589 610
kelompok 1 2 3 4
- tidak ada
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
36/40
+ 1-9 BTA/100LP
+1 10-90 BTA/100LP
+2 1-10 BTA/1LP
+3 >10 BTA
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 1 tidak menemukan bakteri
tahan asam pada sputum, sementara kelompok 2, 3, dan 4 menemukan bakteri
tahan asam sebanyak 1-9 BTA/100 lapang pandang, sehingga hasilnya positif.
Menurut Misnadiarly dan Simanjuntak (1993), hasil reaksi dengan karbol fuksin
M. tuberculosis menghasilkan warna merah netral. Berikut gambar hasil
praktikum untuk pewarnaan bakteri tahan asam.
Gambarhasil praktikum kelompok 1 Gambar hasil praktikum kelompok 2
(hasil negatif) (hasil positif)
Gambarhasil praktikum kelompok 3 Gambar hasil praktikum kelompok 4
(hasil positif) (hasil positif)
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
37/40
M. tubercolosismerupakan bakteri yang memiliki bentuk batang
ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 m. Biasanya terdapat tunggal atau
berkelompok, tidak bergerak dan tidak membentuk spora atau kapsul (Pelczar dan
Chen, 1988). Sedangkan menurut Brooks et al. (1996), M. tubercolosis
merupakan bakteri yang berbentuk batang ramping, lurus atau sedikit bengkok
seperti kurva dengan ukuran 0,4 X 3 mikrometer dan kandungan lipidnya 20-40%
dari berat kering.
Menurut Brooks et al. (1996) mikobakteria kaya akan lipid, mencakup
asam mikolat, lilin dan fosfolipida. Dalam sel lipid sebagian besar terikat pada
protein dan polisakarida. Dipeptidamuramil (dari peptidoglikan) yang membentuk
kompleks dengan asam mikolat dapat menyebabkan granuloma. Lipid dalam
batas-batas tertentu bertanggung jawab terhadap sifat asam bakteri. Penghilangan
zat ini dengan asam panas merusak sifat tahan asam bakteri, yang bergantug pada
keutuhan dinding sel dan adanya lipid tertentu.
Sepintas langkah kerja yang dilakukan tidak berbeda jauh dengan
metode pewarnaan Gram. Namun yang berbeda antara kedua metode tersebut
adalah penggunaan jenis larutan. Pada pewarnaan Gram, larutan yang digunakan
dan sesuai urutan penggunaannya yaitu diawali dari ungu kristal (UK), larutan
yodium (Y), alkohol dan safranin. Teknik pewarnaan Gram pertama kali diuraikan
dalam suatu publikasi pada tahun 1884 oleh seorang ahli bakteriologi Denmark
yaitu Christian Gram, yang mengembangkan prosedur pewarnaan ini saat mencari
suatu metode untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan paru-
paru pasien yang mati karena pneumonia.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
38/40
Pewarnaan Gram merupakan salah satu prosedur yang hingga saat ini
cukup banyak digunkan untuk mencirikan banyak bakteri. Pewarnaan ini amat
berarti pada laboratorium diagnostik rumah sakit karena informasi yang diperoleh
dari pengamatan spesimen yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan cepat
dapat memberi petunjuk akan organisme penyebab suatu infeksi. Namun,
pewarnaan Gram tidak dapat diaplikasikan pada bakteri M. tuberculosis karena
sebagaimana diketahui bahwa struktur dinding sel bakteri yang mengandung lipid
cukup tebal sehingga saat digenangi dengan alkohol tetap mempertahankan warna
pertama. Menurut Hanifah et al. (2001), sekarang telah dikembangkan untuk
memudahkan dalam mendiagnosis M. tuberculosis dari pasien yang terserang
TBC adalah dengan metode PCR.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
39/40
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. M. tuberculosis memiliki lapisan lemak yang cukup tebal sehingga ketikadilakukan pewarnaan, sukar sekali dilarutkan atau dihilangkan oleh
alkohol asam sehingga disebut sebagai bakteri tahan asam.
2. M. tuberculosis merupakan bakteri gram positif dengan bentuk batang,muncul warna merah dengan latar belakang biru.
3. Sputum uji yang diperoleh dari penderita tuberkulosis menunjukanmengalami tingkat infeksi .
B. SaranMelihat resiko yang cukup besar dalam pelaksanaan praktikum
pewarnaan Ziehl-Neelsen ini, maka langkah pencegahan dan kehati-hatian perlu
diperhatikan agar tidak terjadi infeksi yang dapat membahayakan praktikan dan
lainnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena berdasarkan pedoman
penanggulangan TBC, kegiatan pewarnaan Ziehl-Neelsen tidak bisa dilakukan
sembarangan dan perlu memperhatikan aturan yang berlaku.
-
8/14/2019 Laporan Bakter Tycka
40/40
DAFTAR REFERENSI
Brooks, G. F., J. S. Butel dan L. N Ornston. 1996. Mikrobiologi Kedokteran.
EGC, Jakarta.
Enarson, D.A., H. L. Rieder, T. Arnadottir and A. Tebucq. 2000. Management of
tuberculosis A Guide For Low Income Countries Fifth Edition.
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease68 boulevard
Saint-Michel, 75006 Paris, France
Girsang, M., Sumarti, R. Dany, Tami, I. Olii, dan G. Wahyuhono. 2003. Teknik
sentrifugasi untuk meningkatkan penemuan bakteri tahan asam (BTA)
dari sputum penderita TBC melalui metode zielh-neelsen. Media Litbang
Kesehatan XIII (4).
Hanifah, U., S. Soemohardjo, H. Achmad and M. A. Widodo. 2001. ComparativeStudy Of PCR Test, Culture of M. tuberculosis, and Acid Fast Bacilli
Detection In The Pleural Fluid With The Result Of Radiological
Examination on Patients With Tuberculous Pleural Effusion In Mataram
General Hospital. Biosains 1 (3) : 13-22.
Hiswani. 2004. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi
Masalah Kesehatan Masyarakat. e-USU Repository.
Karuniawati, A., E. Risdiyani, S. Nilawati, Prawoto, Y. Rosana, B. Alisyahbana,
I. Parwati, W. Melia, T. M. Sudiro. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl
Neelsen dan Fluorokrom sebagai metode pewarnaan basil tahan asamuntuk pemeriksaan mikroskopik sputum. Makara 9 (1) : 29-33.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Misnadiarly, C dan H. Simanjuntak.1993. Frekuensi Mycobacterium Atipik di
Jakarta. www.kalbefarma.com.
Pelczar, M. J dan Chan, E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Utama, A. 2005. Resistensi Bakteri TBC. www.beritaiptek.com
WHO, 2005. Global Tuberculosis Control, WHO Report, Surveillance,Planning,
Financing Geneva.
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-08-04-Resistensi-Bakteri-TBC.shtmlhttp://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-08-04-Resistensi-Bakteri-TBC.shtml
top related