lapkas ppt.pdf
Post on 13-Apr-2016
94 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh :
Yulias Yowei
Pembimbing:
dr. Duma Siahaan, Sp.An,KIC
ANESTESI suatu tindakn menghilangkn rasa sakit ketika melakukn pembedahan & berbagai prosedur lainnya yg menimbulkn rasa sakit pd tubuh.
Anestesi
Umum
Anestesi
Regional
ANESTESI UMUM
(General Anestesi)
Tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral disertai dengan hilangnya
kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible.
IMPAKSI
gigi yg gagal erupsi kedalam lengkung geligi,
pd saatnya tumbuh, dikarenakan terhalang
gigi tetangganya, tulang yg tebal serta
jaringan lunak yg padat.
Gigi impaksi paling banyak terjadi pd gigi
bungsu (molar ketiga). Proses pembentukan
benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12
tahun berakhir pada usia sekitar 25 tahun.
• Masalah Genetik
• Krtidakadaan Benih
• Benih terbentuk namum impaksi
• Nutrisi
Etiologi
• Migrain
• Karies dentis, infeksi dan pembentukan kista atau tumor
Komplikasi
ODONTEKTOMI
tindakan pembedahan untuk
mengeluarkan gigi yg tidak dpt
dilakukan dengan cara ekstraksi
biasa atau dapat dilakukan pd gigi yg
impaksi atau tertanam d bawah
tulang atau mukosa.
Komplikasi Odontektomi
* Dapat terjadi fraktur akar,
* Gigi molar kedua goyah,
* Trauma pada persendian temporo-
mandibular,
* Akar terdorong ke ruang submandibula,
fraktur angulus mandibula
*Anestesi umum khususnya diberikan
pada kasus impaksi yang sulit, atau
pada pasien yang tidak kooperatif,
seperti penderita gangguan mental.
Hipnotik atau sedasi: hilangnya kesadaran
Analgesik: hilangnya respon terhadap nyeri
Relaksasi otot
Tujuan
Pilihan Cara
Anestesi
Umur
Status fisik
Posisi pembedahan
Keterampilan dan kebutuhan dokter pembedah
Keterampilan dan pengalaman dokter
anestesiologi
Keinginan pasien
Bahaya kebakaran & ledakan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANESTESI UMUM
Faktor respirasi
Faktor jaringan
Faktor zat
anestesi
Faktor sirkulasi
Stadium IV
Stadium III
Stadium II
Stadium Eksitasi Stadium Delirium
Stadium I
Stadium Analgesia Stadium Disorientasi
Plana II Plana IV Plana III Plana I
Stadium III
Penilaian & Persiapan Pra Anetesi
Anamnesis Pemeriksaan
Fisik Pemeriksaan Laboratorium
Klasifiasi Status Fisik
Masukan Oral
Px sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Px dgn penyakit sistemik ringan /sedang.
Px dgn penyakit sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas.
Px dgn penyakit sistemik berat tdk dpt melakukan aktivitas rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
Px sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
The American Society of Anesthesiologists (ASA)
Meredakan kecemasan dan ketakutan
Memperlancar induksi anesthesia
Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
Meminimalkan jumlah obat anestetik
Mengurangi mual muntah pasca bedah
Menciptakan amnesia
Mengurangi isi cairan lambung
Mengurangi reflek yg membahayakan.
STATICS
Scope
Tubes
Airway
Tape Introducer
Connector
Suction
Induksi
Intravena
Inhalasi
per rectal
IM
Rumatan anestesi
intravena
inhalasi
intravena inhalasi
Kontraindikasi Anestesi Umum
Relatif
• Dekompensasio kordis derajat III-IV & AV blok derajat II total
Mutlak
• Hipertensi berat/tidak terkontrol (diastolik >110 mmHg),
• Diabetes melitus tidak terkontrol,
• Infeksi akut, sepsis,
• Glomerulonefritis akut.
p
Identitas Pasien
Nama : Tn. M. M
Umur : 26 tahun
BB : 70 Kg
TB : 170 cm
Ruangan : Bedah Pria
TMRS : 19 April 2015
Tanggal operasi : 20 April 2015
Anamnesis
KU:
Gigi paling belakang kiri & kanan
bawah tumbuh miring & sebagian
terpendam. Setiap kali makan
gusi yg tumbuh menutup gigi
selalu tergigit menyebabkan
pembengkakan & terasa sakit.
KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : ComposMentis
Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 110/70 mmHg
Nadi : 74 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu badan : 36,50C
Darah Lengkap 8 Maret 2015
Hemoglobin 11,0g/dl
Leukosit 12,940/mm3
Trombosit 104.000/mm3
CT 11’30”
BT 2’00”
Jenis Anestesi : Genaral Anestesi
Jenis Pembedahan : Odontektomi
Lama Operasi : 12.15 –13.45 WIT
Medikasi pra bedah : Petidin 30 mg
Midazolam 5 mg
* Fentanil 50 µg
* Tramus 20 mg
* Recofol 150 mg
* Recofol 50 mg
* Dexametazon 10 mg
* Ranitdin 50 mg
* Ondancentron 4 mg
*Antrain 100 mg
* Ceftazidim 1gr
Waktu Input Output
Pre operasi RL : 250 cc Urin : tidak terpasang kateter
Durante
operasi RL : 750cc
Urin : tidak terpasang kateter Perdarahan : 100 cc
IWL = 15 x 70 kg = 1050
cc/24jam 1,5 jam = 65,6 cc 66 cc
Total 1.000 cc 166 cc
Balance Cairan : Input – Outut : 1000 -166 = + 834
Balance Cairan
Berdasarkan px fisik dan px penunjang
radiologi, pasien ini didiagnosis gigi
impaksi molar III inferior dextra &
sinistra.
Pada pasien ini digunakan anestesi
umum dengan pertimbangan jenis
impaksi yang terjadi pada pasien (totalis
vertikalis) dan impaksi yang terjadi pada
dua sisi rahang bawah pasien.
Persiapan pra anestesi telah
dilakukan
Pemeriksaan fisik pada umumnya
kondisi pasien dalam keadaan baik.
Disesuaikan dgn temuan klinis,
sehingga pd kasus ini klasifikasi
status penderita digolongkan dlm PS
ASA I, yaiu pasien dalam keadaan
normal dan sehat.
Premedikasi (petidin dan sedacum)
Petidin 30 mg.
Petidin merupakan analgetik narkotik
yang digunakan untuk mengurangi
cemas dan ketegangan pasien
menghadapi pembedahan, mengurangi
nyeri, menghindari takipnea pada
anestesia dengan trikloretilen, dan
membantu agar anestesia berlangsung
baik. Dosis intravena 0,2-0,5 mg/kgBB.
Sedacum (midazolam) 5 mg.
merupakan obat golongan benzodiazepine,
merupakan obat penenang (transquilaizer)
yang memiliki sifat antiansietas, sedatif,
amnesik, antikonvulsan dan relaksan otot
skelet. Dosis midazolam yaitu 0,025-0,1
mg/kgBB
Induksi (menggunakan Recofol & tramus)
Propofol (Recofol) 150 mg
Propofol merupakan anestetik intravena
golongan nonbarbiturat yang efektif dengan
onset cepat dan durasi yang singkat.
Pemulihan kesadaran yang lebih cepat
dengan efek minimal terhadap susunan
saraf pusat. Dosis bolus untuk induksi 2-2,5
mg/kg
Selain menggunakan recofol sebagai
induksi, pada kasus ini juga digunakan
fenthanil.
Recofol sebagai agen anestesi dikatakan lack
of analgesia, oleh karena itu apabila
digunakan sendiri akan menjadi inefektif
karena masih akan timbul pergerakan saat
prosedur berlangsung. Recofol sering
dikombinasikan dengan analgesic, Dosis yang
dianjurkan 1-3 µg/kgBB.
Diberikan juga dexamethason.
Dexamethason merupakan
glukokortikoid yang memiliki efek anti
inflamasi dan anti edema yang sangat
kuat, digunakan untuk mengatasi edema
larynx pasca intubasi dosis 0,2 mg/kgBB,
pada kasus ini diberikan 8 mg.
Ranitdin merupakan golongan obat
antihistamin yg bekerja menghambat reseptor
histamine 2 secara selektif & reversible
sehingga dpt menghambat sekresi cairan
lambung.
Ondansentron merupakan antagonis reseptor
5HT3 yang bekerja secara selektif &
kompetitif dlm mencegah maupun mengatasi
mual muntah.
Kebutuhan cairan harian pada pasien ini
dengan berat badan 70 kg, yaitu : 40-50
cc/24 jam x 70 kg = 2800 cc – 3500 cc /24
jam = 117 cc – 146 cc/jam
Terapi Cairn Perioperatif Cairan yang harus
didapatkan/digantikan Cairan yang diberikan
a. Preoperasi
Tidak diketui karena DC (-)
a. Durante operasi
- Maitenances
Kebutuhan cairan durante
operasi (operasi bedah kecil)
selama 2 jam.
4 cc x 70 kg x 2 jam = 560 cc
- Replacement
Kehilangan darah sebanyak 100
cc
EBV = 70 x 70 kg = 4900 cc
EBL = 100 : 4900 = 2,05%
Pemberian Cairan kristaloid
untuk mengatsi perdarahan 200-
400cc
Total cairan yang harus diberikan adalah 560 cc + 400 cc = 960 cc
a. Preoperasi
RL 250 cc
a. Durante operasi
RL 750 cc
Total Cairan
Kristaloid 1000 cc
Klasifikasi status penderita digolongkan
dalam PS ASA 1 karena pasien sehat
organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Pada kasus ini dilakukan tindakan
odontektomi dengan anestesi umum
karena tergolong jenis impaksi yang
sulit dalam tindakan pembedahan.
KESIMPULAN
Pada kasus ini, manajemen airway dan
breathing pasien dalam kondisi baik.
Pada pasien ini pemilihan jenis anestesi
dan dosis obat-obatan anastesi yang
diberikan sudah sesuai dengan literatur
yang ada.
top related