kesiapan peserta didik untuk mengikuti …repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/1509/2/12030216...
Post on 30-Nov-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KESIAPAN PESERTA DIDIK UNTUK MENGIKUTI
PEMBELAJARAN GEOGRAFI SECARA
EFEKTIF DI SMA N 5 TEBO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh:
ABDUL LATIF SYA’BAN
12030216
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
i
ABSTRAK
Abdul Latif Sya’ban (NPM: 12030216), Kesiapan Peserta Didik Untuk
Mengikuti Pembelajaran Geografi Secara Efektif di SMA N 5 Tebo.
Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,
2016
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang: 1) Kesiapan fisik peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo dan 2) Kesiapan
psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada
tahun ajaran 2016/2017 semester I dari bulan Juli – Agustus 2016 di SMA N 5
Tebo. Informan penelitian diambil secara purposive sampling, yaitu guru yang di
anggap paling tahu mengenai apa yang diharapkan oleh peneliti Analisis data
dilakukan dengan reduksi, penyajian dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kesiapan fisik peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran dari kondisi kesehatan umumnya baik, peserta
didik yang memiliki kelemahan-kelemahan sensorik umumnya kurang siap untuk
mengikuti proses pembelajaran dan kesiapan fisik bisa di tunjang dengan menjaga
kondisi kesehatan dengan cara tidur secara teratur, memakan makanan yang
bergizi dan olahraga yang cukup hal itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran
peserta didik dan 2) Kesiapan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
Geografi di SMA N 5 Tebo termasuk baik, peserta didik memiliki motivasi yang
baik dalam belajar, peserta didik mampu berkonsentrasi selama proses belajar
mengajar sehingga, memiliki reaksi karena mampu memberikan pertanyaan pada
guru pada saat belajar dan mau mengeluarkan ide pada guru. Kesiapan belajar
dilihat dari keaktifan termasuk baik karena peserta didik mampu mengelola
bagian-bagian pelajaran, pemahaman, cukup baik karena sebagian kecil siswa
yang dapat langsung memahami materi yang diajarkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dan dilihat dari ulangan, cukup baik karena masih banyak siswa
yang tidak mengulang materi pelajaran.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Kesiapan Peserta Didik Untuk Mengikuti Pembelajaran Geografi
Secara Efektif di SMA N 5 Tebo”
Adapun penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
(S1) pada Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera
Barat.Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis banyak pendapat
bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Edi Suarto, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Loli Setriani,
M.Pd Pembimbing II yang telah memberikan perhatian, bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Slamet Rianto, M.Pd selaku penguji dan Bapak Yuherman, SP,
M.Pd selaku penguji Serta Ibu Dr. Yeni Erita, M.Pd selaku penguji yang
telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi STKI PGRI
Sumatera Barat beserta staf dosen yang telah membantu dalam
perkuliahan hingga penyelesaian skiripsi ini.
iii
4. Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat beserta staf yang telah memberikan
bantuan kelancaran administrasi baik dalam perkuliahan maupun dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tebo
beserta staf yang memberikan surat rekomendasi izin penelitian skripsi
saya.
6. Bapak Kepala Sekolah SMA N 5 Tebo beserta majelis guru yang telah
memberi izin untuk melakukan penelitian.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
materi sehingga dapat menyelesai kanpenulisan skripsi ini.
8. Seluruh informan yang telah membantu dalam penelitian ini
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan diterima oleh Allah
SWT sebagai amal ibadah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari
segala kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari
semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Padang, 20 Febuari 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
E. Manfaat penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...................................................................................... 7
B. Penelitian Relevan ............................................................................ 34
C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 36
C. Informan Penelitian ......................................................................... 37
D. Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data .............. 37
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40
F. Menguji Kebsahan Data .................................................................. 42
v
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 45
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 50
C. Pembahasan ..................................................................................... 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 86
B. Saran ................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Siswa SMA Negeri 5 Tebo Tahun 2010-2015 ................................. 50
2. Data Guru danTenaga Kependidikan SMA Negeri 5 Tebo ...................... 50
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikir Kesiapan Peserta Didik Untuk Mengikuti
Pembelajaran Geografi Secara Efektif Di SMA N 5 Tebo ........................ 35
2. Wawancara Dengan Ibu ID (44 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 3 Agustus 2016............................................................................... 51
3. Wawancara Dengan Ibu TN (32 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 3 Agustus 2016................................................................................. 53
4. Wawancara Dengan Bapak AN (39 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 6 Agustus 2016................................................................................. 56
5. Wawancara Dengan Saudara AY(17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 4 Agustus 2016............................................................................... 59
6. Wawancara Dengan Saudara AT (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 4 Agustus 2016............................................................................... 60
7. Wawancara Dengan Saudara DS (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 5 Agustus 2016................................................................................. 62
8. Wawancara Dengan Saudari RK (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 6 Agustus 2016................................................................................. 63
9. Wawancara Dengan Saudara AW (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 9 Agustus 2016............................................................................... 65
10. Wawancara Dengan Saudari AG (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 9 Agustus 2016............................................................................... 66
11. Wawancara Dengan Saudara MS (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 11 Agustus 2016............................................................................... 68
12. Wawancara Dengan Saudara DW (18 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 13 Agustus 2016............................................................................... 69
13. Wawancara Dengan Saudara MD (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 4 Agustus 2016............................................................................... 72
14. Wawancara Dengan Saudara RN (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 5 Agustus 2016............................................................................... 73
15. Wawancara Dengan Saudara YN (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Tagal 7 Agustus 2016................................................................................. 75
viii
16. Wawancara Dengan Saudari IR (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taga 8 Agustus 2016 .................................................................................. 76
17. Wawancara Dengan Saudara DO (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 9 Agustus 2016.............................................................................. 78
18. Wawancara Dengan HR (17 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 10 Agustus 2016............................................................................. 79
19. Wawancara Dengan HN (16 Tahun) Dokumentasi Penelitian
Taggal 13 Agustus 2016............................................................................. 82
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pedoman Wawancara………………………………………………..…….90
2. Informan Penelitian ……………………………………………………….95
3. Reduksi Data…..…....…………………………………………..…..…..…96
4. Display Data……………………………………..………………….........112
5. Verivikasi Data……………………………………..………………….....130
6. Dokumentasi Penelitian…………….……………………..…….……......134
7. Peta Lokasi Penelitian…………………………………..…..........…...…..135
8. Peta Administrasi………………………..………………………..………138
9. Surat Izin Penelitian dari STKIP PGRI Sumatera Barat…………….…....139
10. Surat Rekomendasi………………………………………………......…....141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan jalan paling efektif dalam upaya pengembangan
kemampuan manusia.Melalui pendidikan individu dibina untuk menjadi dirinya
sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa.Pada pasal 3 Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam proses belajar mengajar peserta didik akan memperoleh berbagai
pengetahuan dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, dalam
proses belajar mengajar berbagai kegiatan lain diselenggarakan seperti melatihkan
bermacam keterampilan, mengerjakan tugas, sehingga memungkinkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai dan memahami materi
pokok dari suatu mata pelajaran.
Hal yang sangat penting untuk mengikuti proses pembelajaran adalah
bagaimana kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.
Nurkencana (2001:211) mengatakan kesiapan belajar dapat diartikan sebagai
sejumlah tingkat perkembangan yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat
menerima suatu pelajaran baru. Kesiapan untuk menerima pelajaran baru akan
2
tercapai apabila seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu, dengan
kata lain, apabila seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu maka ia
akan siap untukmenerima pelajaran yang baru.
Senada dengan hal diatas, Slameto (2013:113) berpendapat kesiapan atau
readiness adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk
memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan
untuk memberi respon. Kondisi mencakup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu:1)
Kondisi fisik, mental dan emosional, 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan,
3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
Kesiapan atau readiness menurut Drever dalam Slameto (2013:59) adalah
kesediaan untuk memberi respon untuk bereaksi.Kesediaan itu timbul dari dalam
diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.Berdasarkan penjelasan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang siap
sedia memberikan suatu respon dan reaksi, dan telah matang dalam
mempersiapkan diri dan segala bentuk kebutuhan yang berhubungan dengan
kegiataan belajar. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena
jika siswa sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Melakukan persiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran di sekolah
merupakan kebiasaan belajar yang sangat diharapkan. Peserta didik sebelum
mengikuti proses belajar mengajar hendaknya telah mempersiapkan diri secara
3
optimal baik persiapan fisik maupun persiapan psikis. Selain itu hal yang perlu
dipersiapkan adalah: mempersiapkan sarana belajar dan mempersiapkan materi
pelajaran. Agar dalam proses pembelajaran peserta didik mampu menerima
pembelajaran dengan baik dan memperoleh perubahan-perubahan yang
diharapkan sebagai hasil dari belajar.
Dalam penerapan standar pembelajaran di SMA N 5 Tebo telah
mengunakan kurikulum 2013 dengan(Kriteria Ketuntasan Minimal) KKM di
tetapkan dan di sepakati dengan nilai (80), dimana siswa yang nilainya kurang
dari 80 di anggap tidak tuntas. Kurikulum 2013 sangat menekankan ke kreatifan
guru dalam mengelola pembelajaran sehingga mampu mendapatkan suasana kelas
yang kondusif yang dapat memancing semangat belajar siswa serta meningkatkan
kreatifitas dalam mengembangkan materi yang di terimanya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah seorang guru mata pelajaran
dan guru pembimbing selama mengikuti praktek lapangan penerapan Kurikulum
2013 masih kurang efektif, terungkap bahwa:pada saat proses belajar mengajar
masih banyak siswa yang tidak membawa buku paket sesuai dengan materi.
Hanya ada sekitar 40% siswa yang membawa buku dari 100%
siswa.Kemudiandalam proses pembelajaran terdapat banyak peserta didik yang
kurang konsentrasi dalam belajar serta peserta didik terlihat sangat tidak siap
mengikuti proses belajar ditandai dengan masih banyaknya peserta didik yang
tiba-tiba sakit pada saat prosesbelajar mengajar, ketidak mampuan peserta didik
untuk mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan sebelumnya,
ketidakmampuan peserta didik dalam merespon dan mengolah materi pelajaran.
4
Selain itu, Tingkah laku yang ditampilkan peserta didik yaitu berbicara dengan
teman ketika guru menerangkan pelajaran, keluar masuk kelas pada jam pelajaran
makan ke kantin sekolah, cepat merasa lelah sebelum jam istirahat atau jam
pulang sekolah, mengantuk, melamun, dan merasa lapar, masih banyak peserta
didik yang membuat PR di sekolah, tidak membawa catatan sehingga tidak
mencatat , tidak punya alat tulis seperti ballpoint sering meminjam punya teman
dan gurunya, datang terlambat, tidak mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah,
kemudian peserta didik sering meminta surat izin untuk pulang karena sakit.
Berdasarkan observasi pada tangal 3 Agustus – 15 Desember 2015 yang
peneliti lakukan selama melaksanakan praktek di SMAN 5 Tebo, terlihat 30%
peserta didik pada mata pelajaran geografi kelas XI dan XII yang tidak siap
mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Hal itu terlihat dari masih banyaknya
peserta didik yang tiba-tiba sakit saat proses belajar mengajar, sikap peserta didik
yang sering menyontek jika diberikan tugas, tidak mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, meribut sewaktu guru menerangkan pelajaran, mengutak-atik
HP sewaktu pelajaran berlangsung, keluar masuk kelas dan pergi kekantin sekolah
sebelum jam istirahat, sering melamun di kelas, mengantuk/ tidur di saat guru
menerangkan pelajaran, mengobrol dengan teman sebangku, melakukan hal-hal
lain selain belajar seperti menggambar yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran, tidak konsentrasi dalam pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa peserta
didik tidak siap mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Jika kondisi di atas dibiarkan berlarut-larut maka hal yang akan terjadi
adalah: 1) siswa tidak dapat menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, 2)
5
tidak konsentrasi dalam belajar, 3) hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan,
4) prestasi belajar menurun, dan 5) siswa dapat tinggal kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin melaksanakan
penelitian tentang Kesiapan Peserta Didik Untuk Mengikuti Pembelajaran
Geografi Secara Efektif di SMA N 5 Tebo.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis ungkapkan di atas,
maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah Kesiapan Fisik dan Psikis peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi secara efektif di SMA N 5 Tebo.
C. Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan fokus penelitian, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian adalah:
1. Bagaimana kesiapan fisikpeserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi
di SMA N 5 Tebo.
2. Bagaimana kesiapan psikisuntuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N
5 Tebo.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai latar belakang masalah dan fokus penelitian yang penulis
ungkapkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
6
1. Kesiapan fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N
5 Tebo.
2. Kesiapan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA
N 5 Tebo.
E. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang di kemukakan di atas,
maka hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (SI) pada Progam Studi
Pendidikan Geografi di STKIP PGRI Padang Sumatera Barat.
2. Untuk menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca,
terutama bagi peneliti sendiri sebagai bahan acuan nantinyasebagai calon guru
dalam memberikan layanan dan bimbingan serta bantuan yang akan di berikan
pada peserta didik nantinya.
3. Dapat membantu guru pembimbing dalam memberikan pelayanan yang sesuai
dengan permasalahan yang di alami oleh siswa khususnya permasalahan yang
berhubungan dengan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Dapat memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara siswa
untuk mempersiapkan diri dan segala kebutuhan yang di perlukan untuk
mengikuti proses pembelajaran yang baik dan benar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah tugas utama para pelajar atau peserta didik.Perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sadirman,
2014:20).
Menurut pendapat Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2010:68) mengungkapkan belajar adalah
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Menurut pengertian secara priskologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
ersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2013:2).
8
Dari pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang belajar,
bahwa belajar adalahsuatu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka memperoleh berbagai pengetahuan dan perubahan tingkah laku dalam
bentuk keterampilan, sikap dan nilai sebagai hasil dari kegiatan yang dilakukan
dan pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Jenis-jenis belajar
Menurut Slameto (2013:5) ada sebelas jenis-jenis dalam belajar yakni:
1) Belajar bagian
Umumnya belajar bagian di lakukan oleh sesorang bila dia di hadapkan
dalam materi belajar yang bersifat luas atau eksentif.
2) Belajar dengan wawasan
Konsep ini di perkenalkan oleh W.Kohler, salah seorang tokoh priskologi
pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep wawasan (insight) ini
merupakan pokok utama dalam pembicaraan priskologi belajar dan proses
berfikir.
3) Belajar diskriminatif
Belajar diskriminatif di artikan sebagai suatu usaha untuk memilih
beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikanya sebagai pedoman
dalam bertingkah laku.
4) Belajar global/keseluruhan
Disini bahan pelajaran di pelajari secara keseluruhan berulang sampai
pelajar menguasainya.
9
5) Belajar isindental
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu slalu berarah
tujuan (intersional). Sebab dalam belajar isindental pada individu tidak ada sama
sekali kehendak untuk belajar.
6) Belajar instrumental
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seorang siswa yang di perlihatkan
di ikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan dapat
hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.
7) Belajar intensional
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar isendental, yang
akan di bahas luas pada bagian berikut.
8) Belajar laten
Dalam belajar laten perubahan-perubahan tingkah laku yang terkait tidak
terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten.
9) Belajar mental
Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara
melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-
gerakan orang lain, dan lain-lain.
10) Belajar produktif
Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah
laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu
mentranfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.
11) Belajar verbal
10
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui
latihan dan ingatan.
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang berlangsung hingga akhir
kehidupannya.Setiap manusia terus menerus terus-menerus mempelajari sesuatu,
khususnya yang berkaitan dengan keinginan untuk mencapai tujuan, keterampilan,
dan pengetahuan tertentu.
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2013:27) ada tiga prinsip belajar
yang harus di perhatikan yakni:
1) Berdasarkan prasyarat yang di perlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembanganya.
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
11
c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang di
harapkan.
3) Sesui materi /bahan yang harus di pelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehinga siswa mudah menangkap pengertiannya.
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus di capainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar merupakan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Mulyaningtyas (2007:14)juga mengemukakan ada tiga prinsip belajar
yang harus diperhatikan yaitu komitmen, praktik dan memupuk sikap juara.
1) Komitmen
Jika seseorang ingin sukses dalam belajar, prinsip utamanya adalah
komitmen.Komitmen tersebut meliputi komitmen secara fisik, mental, dan
emosional.Komitmen secara fisik dilakukan dengan menjaga kesehatan dan
kondisi jasmaniah dalam belajar, dengan menjaga kondisi fisik/jasmani dalam
belajar dapat membantu seseorang dalam memusatkan perhatian dalam belajar.
Komitmen secara mental dilakukan dengan memproses informasi yang
didapat misalnya dengan mengaitkan informasi baru diterima dengan pengalaman
12
kita .sedangkan komitmen secara emosional dilakukan dengan usaha untuk
menyukai apa yang kitan pelajari. Tanpa rasa suka, kita akan sulit bertahan dalam
belajar, terutama jika kita menghadapi materi yang dipelajari akan muncul jika
kita dapat menggali manfaatnya atau memiliki minat yang tinggi terhadap materi
tersebut.
2) Praktik
Mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari akan
memberikan manfaat optimal bagi kita. Tanpa praktik, lama kelamaan
pengetahuan dan keterampilan tersebut akan usang. Sama seperti belajar
mengendarai sepeda, jika kita hanya membaca petunjuk mengendarai sepeda
tanpa ada usaha untuk menjalankanya, maka pengetahuan tersebut akan sia-sia.
Mula-mula pasti banyak hambatan, tetapi dengan berjalannya waktu dan kuatnya
keinginan untuk belajar dari setiap kesalahan yang akan kita lakukan, kita akan
semakin mahir mengendarai sepeda. Jadi, pengetahuan dan keterampilan yang
baru dipelajari dapat memberikan manfaat yang optimal jika dipraktikan.
3) Memupuk sikap juara
Sikap juara dapat ditumbuhkan melalui hal-hal berikut ini.
a) Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
b) Atasi rintangan dengan membekali diri dengan pikiran positif.
c) Keberhasilan puncak dapat dicapai jika kamu telah belajar segala sesuatu dari
setiap kegagalan.
d) Keahlian memerlukan latihan dan pengulangan. Satu-satunya kegagalan dalam
hidup adalah kegagalan karena tidak pernah mencoba.
13
e) Berharaplah yang terbaik dan kita akan mendapatkan yang terbaik pula.
Membayangkan dalam pikiran kita betapa hal-hal baik dapat terjadi.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar sehingga
berpengaruh terhadap pencapaian dari hasil belajar siswa sendiri.Slameto
2013:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdapat dua golongan, yaitu
faktor intern dan faktor eksten.Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekternadalah faktor yang ada di
luar diri individu.
1) Faktor-faktor Intern Siswa
a) FaktorJasmaniah
(1) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya
bebas dari penyakit.Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseoang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun
ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan
ibadah.
14
(2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan.Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
belajar.Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjaddi,
hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu
agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu:
(1) Intelligensi
Intelligensibesar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intteligensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelligensi yang rendah. Hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompeks dengan dengan
banyak factor yang mempengaruhinya, sedangkan intelligensi adalah salah satu
factor di antara factor lainnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelligensi yang
normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, jika
siswa memiliki intelligensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga
pendidikan khusus.
(2) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan dipelajarinya, jika bahan belajar
15
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi
suka belajar.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.Jadi berbedadengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
terus diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
(4) Bakat
Bakatyang dimiliki seseorang juga mempengarhi belajar. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi
dalamnya itu, maka dari itu sangatlah penting mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
(5) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang dicapai.Di dalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai
tujuan tersebut perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah
motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
(6) Kematangan
16
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di
mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar
akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang), jadi kemajuan baru untuk
memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
(7) Kesiapan
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
2) Faktor-Faktor Ekstern Siswa
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan
ekonomi keluarga.
b) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang
tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terlalu kasihan terhadap anaknya tak
sampai hati untuk memaksa anaknya belajar adalah tidak benar, sedangkan
mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras , denga cara
memaksa anak untuk belajar adalah cara mendidik yang juga salah. Dengan
demikian anak tesebut diliputi ketakutan dan akhirnyabenci terhadap belajar.
c) Relasi antaranggota keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi
yang baik di dalaam keluarga.Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh
17
pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-
hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
d) Suasana Rumah
Suasana rumah yang dimaksud sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dalam belajar. Suasana
rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan member ketenangan kepada
anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, rebut dan sering cekcok,
pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak
menjadi bosan di rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau.
e) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-
buku dan lain-lain. Fasilitas belajar tersebut sangat mendukung anak berhasil
dalam belajar, hal tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
f) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup hal-hal sebagai
berikut:
(1) Metode Mengajar
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasaibahan pelajaran
18
sehinggaguru tersebut menyajikannya tidak jelas, sikap guru terhadap siswa dan
terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya atau guru biasa mengajar dengan metode ceramah
saja sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk pasif, dan hanya mencatat saja.
Akibatnya siswa malas untuk belajar.
(2) Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap
belajar.Kurikulumyang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat,
diataskemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian
siswa.Guru yang mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan
yang mendetail agar dapat melayani siswa yang belajar secara individual.
(3) Relasi Guru Dengan Siswa
Di dalam relassi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akanmenyukai
gurunya, sekaligusakan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga
siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadisebaliknya,
jika siswa membenci gurunya siswa akan segan mempelajari mata pelajaran yang
diberikan guru tesebut. Akibatnya pelajarannya tidak maju.
(4) Relasi Siswa Dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Siswa yang
mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan bain, akan
19
diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya.
(5) DisiplinSekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan
dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah,
halaman dan lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf
beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BK dalam memberikan
pelayanannya kepada siswa.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam
belajar baik di sekolah, di rumah, dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin
haruslah guru beserta staf yang lain disiplin juga.
(6) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yangbanyak serta variasi karakteristik mereka
masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam
setiap kelas, Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas
itu tidak memadai bagi siswa.
g) Faktor Masyarakat
Masayarakat merupakan factor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa.Pengaruh itu terjadi karena keberadaa siswa itu sendiri dalam
masyarakat. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh (slum area) yang serba
20
kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar
tertentu yang kebetulan belum dimilkinya.
e. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu di ciptakan adanya sistim
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih konduktif. Menurut Sadirman (2014:26).
Tujuan belajar itu ada tiga jenis:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini di tandai dengan kemampuan berfikir.Pemikiran pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaiknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan.Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun
rohani.Keterampilan jasmani yakni keterampilan-keterampilan yang dapat
dilihat.Sedangkan keterampilan rohani ini lebih rumit karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat sebagaimana
ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan
penghayatan dan keterampilan berfikir.
21
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental prilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan berhati-hati dalam pendekatanya.Untuk ini di butuhkan
kecakpan dalam mengrahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa mengunakan
pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penampilan sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian
tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
2. Kesiapan Belajar Peserta Didik
a. Pengertian Kesiapan
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar karena hal yang sangat
penting untuk mengikuti proses pembelajaran adalah bagaimana kesiapan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, agar peserta didik dapat mencapai
tujuan belajar yang optimal sebagimana yang diharapkan. Wayan Nurkencana
(2001:211) mengatakan kesiapan belajar dapat diartikan sebagai sejumlah tingkat
perkembangan yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat menerima suatu
pelajaran baru. Kesiapan untuk menerima pelajaran baru akan tercapai apabila
seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu, dengan kata lain, apabila
seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu maka ia akan siap
untukmenerima pelajaran yang baru.
Sedangkan menurut pendapat Slameto (2013:113)kesiapan atau readiness
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
22
respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan atau
readiness menurut Jamies Drever dalam Slameto (2013:59) adalah kesediaan
untuk memberi respon untuk bereaksi.Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Slameto (2013:144)juga menambahkan pengertian dari kesiapan belajar
adalah:Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kondisi individu
yang dimaksud adalah kondisi fisik dan psikologinya, sehingga untuk mencapai
tingkat kesiapan yang maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikologinya yang
saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, Suyadi mengemukakan mengenai prinsip
kesiapan dalam konteks pembelajaran, dapat dimaknai bahwa agar peserta didik
dapat menerima informasi atau materi pelajaran, terlebih dahulu mereka harus
siap, baik secara fisik maupun psikis guna menerima pelajaran.Jangan memulai
pelajaran jika peserta didik belum siap menerimanya.
Dari pendapat para ahli tersebut maka peneliti dapat menarik suatu
kesimpulan tentang pengertian kesiapan atau readiness, yaitu kesiapan atau
readiness adalah kondisi seseorang yang siap sedia memberikan suatu respon dan
reaksi, dan telah matang dalam mempersiapkan diri dan segala bentuk kebutuhan
yang berhubungan dengan kegiataan belajar. Hasil kesiapan tersebut adalah
dimana peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan
23
benar sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal sesuai dengan harappan
siswa, orang tua dan guru.
b. Prinsip-Prinsip Kesiapan
Menurut Slameto (2013: 115) ada beberapa prinsip-prinsip dalam kesiapan
yakni:
1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam priode tertentu selama
masa pembentukan dalam masa perkembangan.
c. Aspek-AspekKesiapan
Terdapat 2 (dua) aspek dalam kesiapan yaitu aspek a) kematangan, dan b)
aspek kecerdasan, (Slameto, 2013:115)
1) Kematangan (maturation)
Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mendasari
perkembangan, sedangkan perkembangan ini berhubungan dengan fungsi-fungsi
(tubuh + jiwa) sehingga terjadi diferensial. Latihan-latihan yang diberikan pada
waktu sebelum anak matang tidak akan memberikan hasil.
2) Kecerdasan
Perkembangan kecerdasan menurut J. Piaget dalam (Slameto, 2013:115)
adalah
24
a) Sensori motor period (0 - 2 tahun)
Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum
terkoordinasikan.Terjadi perkembangan perbuatan sensori-motor dari sederhana
ke yang relative lebih kompleks.
b) Preoperational period (2 - 7 tahun)
Anak mulai mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa
yang dipelajari orang dewasa dan ditandai dengan
(1) Memperoleh pengetahuan/konsep-konsep.
(2) Kecakapan yang didapat belum tetap (konsisten)
(3) Kurang cakap dalam berbagai hal, seperti merencanakan sesuatu yang
dilakukan dan memikirkan tentang apa yang sedang dipikirkannya.
(4) Bersifat egosentris dalam arti memandang dunia berdasarkan pengalamannya
sendiri.
c) Concrete operational (7 – 11 tahun)
Pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah dan skema
pengamatan mulai terorganisasikan menjadi system pengerjaan yang logis. Anak
mulai dapat berpikir lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan
yang dilakukannya, ia tidak lagi bertindak coba-coba salah (trial and error).
Menjelang akhir periode ini anak telah menguasai prinsip-prinsip
menyimpan.Anak masih terikat pada objek-objek konkret.
25
d) Formal operation (lebih dari 11 tahun)
Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkret serta:
(1) Ia dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada
melaluipemikirannya (dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan).
(2) Dapat mengorganisasikan situasi/masalah.
(3) Dapat berpikir dengan betul (dapat berpikir yang logis, mengerti hubungan
sebab akibat, memecahkan masalah/berpikir secara ilmiah.
d. Macam-Macam Kesiapan
Berikut macam-macam kesiapan (dalam Kuswahyuni, 2009: 27-28):
1) Kesiapan mental
Kesiapan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan
dan hanya bukan kondisi jiwanya.Kondisi kesiapan mental merupakan hasil
tumbuh kembang sepanjang hidup seeorang dan di perkuat oleh pengalaman
sehari-hari.Arikunto (2012:56) menjelaskan bahwa kesiapan mental di
pengaruhi oleh:
a) Besar kecilnya kecemasan mempengaruhi murni tidaknya hasil belajar.
b) Siswa yang kurang pantai mempunyai kecemasan yang lebih di banding
siswa yang berkemampuan tinggi.
c) Kebiasaan terhadap tipe tes dan pengabministasianya, mengurangi
timbulnya kecemasan dalam tes
d) Dalam kecemasan tinggi siswa akan memperoleh hasil baik.
26
2) Kesiapan diri
Kesiapan diri merupakan terbangunya kekuatan yang di pandu dengan
keberanian fisik dalam diri siswa yang berakal sehat sehingga dapat
menghadapi segala sesuatu dengan gagah berani.
3) Kesiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan perubahan prilaku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru.
4) Kesiapan kecerdasan
Kesiapan kecerdasan adalah kesigapan bertindak dan kecakapan
memahami bisa tumbuh dari beberapa kualitas, ketajaman interlegensi, otak,
dan fikiran dapat membantu siswa lebih aktif daripada siswa yang tidak
cerdas. Hal tersebut membuat siswa jadi lebih bisa menyesuikan diri dengan
sekitarnya,makin cepat menyesuaikan diri dengan lingkunganya semakin
cepat mengendalikan situasi.
e. Kesiapan Fisik Peserta Didik
1) Pengertian kesiapan fisik
Kersiapan fisik adalah melakukan usaha-usaha mempersiapakantubuh
jasmaninya sehingga dalam keadaan segar-bugar dan siap tangkasuntuk mengikuti
pembelajarandengan sebaik-baiknya(Gie,1995: 11-12).
Mengupayakan fisik agar tetap sehat dan segar adalah sangat penting
dalam menyiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. Dengan
kesehatan dan kesegaran fisik peserta didik dapat memusatkan perhatian dengan
penuh terhadap materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guu di sekolah.
27
Selain itu, kesehatan dan kesegaran fisik yang dimiliki, akan membantu peserta
didik mengemukakan ide-ide yang bagus berkenaan dengan materi pelajaran yang
sedang diajarkan guru di sekolah.
2) Aspek-aspek kesiapan fisik
Menurut Slameto (2013: 132-133) berikut ini akan di uraikan beberapa
aspek dalam kesiapan fisik peserta didik, yakni:
a) Kesehatan umum
Siswa-siswa yang tampak kurang responsive, kurang memperhatikan atau
tampak tidak memiliki motivasi untuk belajar, kemungkitan besar di sebabkan
karena kondisi kesehatan mereka yang kurang baik.Pengajar hendaknya
mengetahui gejala-gejala ini yang mungkin membutuhkan pengobatan.Adanya
penguntungan bila setiap priodik siswa di periksa kesehatanya.
b) Kelemahan-kelemahan sensorik
Siswa yang sering kali di nilai sebagai “slow learner’’ atau menunjukan
masalah-masalah tingkah laku sering kali di sebabkan karena kerusakan, cacat
visual atau pendengaran yang tidak di ketahui. Mereka tidak mampu melihat atau
mendengar sebaik siswa-siswa lainnya. Gejala-gejala yang biasanya terlihat antara
lain membaca buku terlalu dekat dengan mata, bersandar ke muka atau
memiringkan kepala untuk melihat papan tulis atau sesuatu yang sedang di
perhatikan pengajar, mata selalu merah, berair. Juga bila siswa menetap gagal
memberikan respon bila diminta pengulangan informasi, penunjukan sedikit atau
tidak ada minat di dalam kelompok-kelompokdiskusi dan jarangberpartisipasi di
dalam kelompok diskusi.
28
c) Hiperkinetik dan Hipokinetik
Hiperkinetik merupakan pengertian yang menyangkut tingkah laku
individu yang sulit diam di tempat. Dia selalu meninggalkan bangku, memegang-
megang sesuatu, berputar-putar. Hipokinetik merupakan pengertian yang
berhubungan dengan tingkah laku yang lambat, apatis, malu, takut, menjemukan.
Untuk dapat menjaga kesehatan dan kesegaran fisik ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1) Biasakan anda tidur secara cukup sebelum mengikuti pembelajaran esok
harinya(Gie dalam Yudaningsih, 2013).
2) Upayakan memakan makanan yang bergizi setiap hari (Gie dalam
Yudaningsih, 2013).
3) Biasakan melakukan olahraga secara teratur (Gie dalam Yudaningsih, 2013).
4) Hindari merokok, minum alcohol dan sejenisnya (Gie dalam Yudaningsih,
2013).
f. Kesiapan Psikis Peserta Didik
Kesiapan psikis dalam belajar memberikan andil yang cukup penting bagi
peserta didik dalam menjalani pembelajaran di sekolah sehingga memudahkan
siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang disajikan secara mudah dan efektif.
Factor-faktor priskologis dalam belajar akan memberikan adil yang cukup
penting. Factor-faktor priskologis akan senantiasa memberikan landasan dan
kemudahan dalam upaya mencapai belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa
kehadiran factor-faktor priskologis, bisa jadi memperlambat prroses belajar,
bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar(Sadirman, 2014: 39).
29
Sadirman (2014: 39) berpendapat factor-faktor priskologis yang di kaitkan
memiliki peranan penting itu, dapat di pandang sebagai cara-caraberfungsinya
fikiran siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga
penguasaan terhadap bahan yang di sajikan lebih mudah dan efektif. Dengan
demikian proses belajar mengajar itu akan berhasil baik, kalau di dukung oleh
factor-faktor priskologis dari si pelajar. Dalam hal ini ada berbagai model
klasifikasi pembagian macam-macam factor priskologis yang di perlukan dalam
kegiatan belajar.Sadirman (2014:40) dalam.Staton menguraikan enam macam
factor priskologis itu.
1) Motivasi
Sesorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran.Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang di
sebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui
apa yang akan di pelajari. (2) memahami mengapa hal tersebut patut di
pelajari.Dengan berpijak kepada dua unsure motivasi inilah sebagai dasar
permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa
yang akan di pelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu di pelajari)
kegiatan belajar –mengajar sulit untuk berhasil.
2) Konsentrasi
Konsentrasi di maksudkan memutuskan segenap kekuatan perhatian pada
suatu situasi belajar.Di dalam belajar, mungkin juga ada perhatian sekadarnya,
tetapi tidak konsentrasi, maka materi yang masuk dalam fikiran mempunyai
30
kecenderungan berkesan, tetapi samar-samar dalam kecenderungan. Kesan itu
mungkin juga jelas bagi seorang untuk memahami secara umum apa yang telah di
lihat atau di dengar, tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang hidup dan
tahan lama (abadi). Contoh setiap orang mempunyai pengalaman membaca suatu
literature, atau katakana suatu halaman buku, kata demi kata tanpa mengangkap
kesan apa yang di bacanya, atau kalau ada pesan sepintas. Hal ini di sebabkan
karena kurang konsentrasi, sehingga hasil belajarny pun cepat kabur.
3) Reaksi
Di dalam reaksi belajar di perlukan keterlibatan unsure fisik maupun
mental, sebagai wujud reaksi.Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara
humoris, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukanya. Belajar harus
efektif, tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu
harus di pandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.
4) Organisasi
Belajar dapat juga di katakana sebagai kegiatan mengorganisasikan,menata
atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajarran dalam suatu kesatuan
pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat seorang belajar akan
menjadi pengerti dan lebih jelas, tetapi juga menambah bingung.
5) Pemahaman
Pemahaman dapat di artikan menguasai suatu dengan fikiran.Karena itu
belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan
31
implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat
memahami suatu situasi.Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar.
6) Ulangan
Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar.Tetapi lupa adalah
sifat umum manusia.Sehubungan dengan kenyataan itu, untuk mengatasi
kelupaan, di perlukan kegiatan “Ulangan”. Mengulang-ulang sesuatu pekerjaan
atau fakta yang sudah di pelajari membuat kemampuan para siswa untuk
mengingatkan akan semakin bertambah. Mengulagi atau memeriksa dan
mempelajari kembali apa yang sudah di pelajari membuat kemampuan para siswa
untuk mengingatnya akan semakin bertambah. Mengulangi atau memeriksa dan
mempelajari kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk
mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar.
Di samping enam macam faktor priskologis yang di uraikan di atas, masih
ada runusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar pada diri seseorang.
Dalam Sadirman (2014: 45) mengklasifikasikan factor-faktor priskologis dalam
belajar itu adalah sebagai berikut:
1) Perhatian
Maksudnya adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu objek
pelajaran atau dapat di katakana sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas belajar.
2) Pengamatan
Pengamatan adalah cara mengenal dunia rill, baik dirinya sendiri maupun
lingkungan dengan segenap panca indra. Jadi dalam belajar itu unsure
32
keseluruhan jiwa dengan segala panca indranya harus bekerja untuk mengenal
pekerjaan perilaku tersebut.
3) Tangapan
Tangapan yang dimaksudkan adalah gambaran/bekas yang yang tingal
dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. Tangapan itu akan memiliki
pengaruh terhadap perilaku belajar setiap sisewa.
4) Fantasi
Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tangapan baru
berdasarkan atas tanggapan yang ada, atau dapat di katakana sebagai suatu fungsi
yang memungkinkan individu untuk berorientasi dalam imajiner, menerobos
dunia realitas. Dengan fantasi ini, maka dalam belajar akan memiliki wawasan
yang lebih longer karena dididik untuk memahami diri atau pihak lain.
5) Berfikir
Berfikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian,
menyisentis dab menarik kesimpulan.
6) Bakat
Bakat adalah suatu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan
dan sudah ada sejak manusia itu ada.
7) Motif, motivasi yaitu:
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b) Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk
selalu maju.
33
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-
temannya.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
f) Ada ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Pesertadidik yang dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun psikisnya
secara baik dan optimal untuk belajar di sekolah diperkirakan akan memperoleh
hasil belajar yang baik, karena stamina, kebugaran tubuh dan mental yang benar-
benar baik sangat membantu peserta didik untuk menyerap materi pelajaran yang
disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Persiapan diri untuk mengikuti
pelajaran disekolah penting dilakukan oleh peserta didik untuk dapat konsentrasi
dalam belajar, jika peserta didik kurang melakukan persiapan diri untuk belajar
maka proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik, sehingga peserta didik
tidak memahami atau menguasai apa yang dipelajari karena terganggunya
konsentrasi dalam belajar yang disebabkan kurangnya persiapan fisik dan psikis
dalam belajar.
Menurut Prayitno (2002:13) mempersiapkan diri untuk pembelajaran
adalah penting, sebab dengan persiapan yang matangseseorang merasa mantap
untuk hadir dalam pembelajaran yang akhirnya memudahkan seseorang untuk
berkonsentrasi.Persiapan yang dilakukan untuk belajar adalah persiapan diri yang
menyangkutpersiapan fisik dan psikis atau mental.Persiapan fisik meliputi
34
keadaan dan kondisi badan sedangkan persiapan psikis meliputi keadaan mental,
motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berpikir bakat, dll
B. Penelitian Relevan
Kajian hasil belajar yang relevan merupakan bagian yang menguraikan
tentang beberapa pendapat/hasil penelitian yang terdahulu berkaitan dengan
permasalahan yang di teliti. Di antaranya hasil penelitian tersebut adalah: studi
Marinus (2014) Peranan Masyarakat Dalam Membina Moral Peserta Didik SMA
1 Siberut Selatan Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai’’
menyimpulkan bahwa peranan guru dalam membina moral peserta didik dapat di
ungkapkan bahwa masih perlu meningkatkan peranan guru dari segi
pembimbingan nilai agama dan harus banyak memberikan teladan kepada peserta
didik untuk menciptakan tingkah laku moral yang lebih baik.
Studi Qadri (2014) motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
geografi kelas XI tarusan Kabupaten Pesisir Selatan’’ dalam hasil penelitianya
mengatakan bahwa motivasi orang tua dan guru sangat berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar siswa. Dalam penelitian ini masi perlu banyak motivasi
dari guru serta orang tua untuk mengingkatkan hasil belajar dan semangat siswa.
Study Safitri (2015) pengaruh media pembelajaran dan pengetahuan guru
terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ips kelas VII MTsN Kuranji
Padang” menyimpulkan bahwa hasil penelitian media pembelajaran adalah sarana
yang paling baik untuk meningkatkan minat dan daya ingat siswa.Maka dari
hasiltersebut masi banyak peningkatan media yang harus di pakai guru ketika
memberikan materi pembelajaran.
35
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu kerangka berfikir dalam
mengembangkan hubungan antara konsep acuan hyang di teliti, tujuanya adalah
mempermudah peneliti.
Peserta didik yang akan mengikuti proses pembelajaran, haruslah siap atau
memiliki kesiapan dalam proses pembelajaran, yaitu kesiapan diri yang mencakup
aspek fisik dan psikis. Agar dalam proses pembelajaran peserta didik telah siap
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga dapat terlihat atau
terungkap dari kesiapan belajar peserta didik tersebut apakah hasil belajarnya
efektif atau tidak efektif .
Untuk memperjelas kerangka berfikir yang di maksud dalam penelitian ini,
maka dapat di lihat gambar di bawah ini:
Gambar:II.I. Kerangka Berfikir
Kesiapan
Peserta Didik
Kesiapan Fisik
Peserta Didik
Kesiapan Psikis
Peserta Didik
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan teori-teori di atas maka jenis penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dimana peneliti yang memerlukan data kata-kata tertulis,
peristiwa, dan prilaku yang di amati. Dalam metode kualitatif data yang di peroleh
berupa fakta-fakta, hasil wawancara, membaca, observasi, dan penyebaran angket
(Jauhari, 2010:25).
Hal itu sependapat dengan Creswell sebagaimana yang dikutip Sugiyono
(2013), menyatakan bahwa data kualitatif bermakna untuk menyelidtiki dari
pemahaman individu atau kelompok yang menganggap berasal dari suatu masalah
social atau masalah manusia. Proses data menyebabkan munculnya pertanyaan
dan prosedur, mengumpulkan data pengaturan, meneliti data, dan membuat
penafsiran arti dari data tersebut.
Dari kajian tentang definisi di atas dapatlah di sintesiskan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian secara holistic (utuh),
dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah (Moleong, 2010:6).
37
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran2016/2017 semester I dari
bulan Juli – Agustus 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tebo. Alasan memilih tempat
penelitian tersebut, karena berdasarkan observasi awal dan wawancara pada
beberapa gurupada tangal 07 Desember 2015, terungkap bahwa dalam proses
pembelajaran terdapat peserta didik yang kurang konsentrasi dalam belajar serta
peserta didik terlihat sangat tidak siap mengukuti proses belajar.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian di ambil secara purposivesampling yang terdiri dari
guru dan siswa, dimana purposive sampling ini adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu tersebut ialah
Guru yang di anggap paling tahu mengenai apa yang diharapkan oleh peneliti.
Maksud purposive sampling penelitian ini untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari guru yang benar-benar mengetahui hal yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Dengan kata lain, unit sampel yang di hubungi di sesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian
(Amiru dan Hariyono, 2005:37).
38
D. Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data srkunder merupakan data yang tidak langsung di berikan data pada
pengumpul data, misalnya lewat orang laian atau dokumen (Sugiyono, 2011:193),
Data skunder di peroleh melalui bubu-buku, jurnal, skripsi, dan data-data dari
kantor camat serta data dari sekolah. Data srkunder berupa data kondisi fisik,
kondisi social dan data yang ada kaitanya dengan fokus penelitian sebagai
pelengkap data penelitian, untuk memperoleh data tersebut peneliti melakuakan
pencatatan.
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2011:193).Data primer di peroleh dari informan
peneliti yang telah di siapkan, data tersebut di peroleh melalui pengamatan
langsung, wawancara serta pemotretan objek penelitian yang berguna untuk
memperkuat penjelasan fakta di lapanagn.
2. Sumber Data
Menurut Ungsi (1999:64) sumber data adalah tempat, orang, benda, atau
objek dimana atau dengan siapa atau data penelitian itu diperoleh.Peneliti ini
mengunakan data primer dan skunder. Ungsi (1999:55) juga mengemukakan data
primer adalah data yang di kumpulkan peneliti langsung dari sumbernya,
sedangkan data skunder adalah data yang di kumpulkan melalui pihak lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
39
a. Wawancara
Wawancara adalah suatau interaksi dengan informan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan cara tanya jawab untuk menanyakan sesuatu yang
jawabanya di angap sebagai data penelitian. Menurut Soehartono sebagaimana
yang dikutip Jauhari (2010:133), wawancara adalah pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh peneliti dan
jawaban-jawaban responden di catat atau di rekam dengan alat perekam.
Menurut Hadi (1986) sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono
(2011;194), mengemukakan bahwa angapan yang perlu di pengang oleh peneliti
dalam mengunakan metode interview adalah sebagai berikut:
a. Bahwa subjek (Responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
di percaya.
c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan
peneliti kepadanya dalah sama dengan apa yang dimasudkan oleh peneliti.
Metode wawancara ini di gunakan peneliti untuk melengkapi data yang di
peroleh memalui observasi yaitu untuk mengetahui kesipan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran geografi secara efektif di SMA N 5 Tebo.
b. Pengematan atau observasi
Pengamatan yang sering di kenal dengan teknik observasi adalah suatu
cara pengumpulan data dengan cara meneliti apa yang terjangkau oleh panca
indra. Apabila hendak meneliti perilaku seseorang, peneliti dapat mencatat apa-
40
apa yang terjangkau oleh indra penglihatanya mengenai gejala-gejala tingkah laku
orang tersebut (Jauhari, 2010:135).
Observasi merupakan cara yang paling penting untuk mendapatkan
informasi yang pasti tentang orang, karena apa yang di katakana orang belum
tentu sama dengan apa yang di kerjakan. Menurut Creswell dalam Sugiyono
(2011) observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama
dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
c. Dokumentasi atau pemotretan
Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011:329).Studi
dokumentasi bertujuan untuk memperkuat dan mendukung data yang di peroleh
dari wawancara dan observasi. Hasil penelitian juga akan semakin akurat apabila
di dukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada
(Sugiyono, 2011:329).
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011:335), analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistemaatis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data
kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang di
peroleh, kemudian di kembangkan untuk mencari pola hubungan.Hal itu berkaitan
41
dengan pengujian secara sistematis terhadapsesuatu untuk menetukan bagian,
hubungan antar bagian, dan hubunganya dengan keseluruhan (Sugiyono,
2011:335).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka teknik analisis data yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dengan jalur sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu di catat secara teliti dan rinci. Dengan demikia perlu dilakukan analisis data
dengan cara mereduksi data. Mereduksi data adalah berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2011:338).
2. Penyajian Data
Setelah data reduksi atau di kelompokkan sesuai dengan fokus penelitian,
maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan
data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahamitersebut
(Sugiyono,2011:341).
3. Menarik Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan
penyajian data. Degan demikian kesimpulan awal yang di kemukakan masih
42
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-buktiyang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
sesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang akurat (Sugiyono,
2011:345).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, dan
temuan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesisi atau teori
(Sugiyono,2011:345).Oleh karena itu, penarikan kesimpulan dapat di lakuakan
dengan secara cermat, dan berharap dari kesimpulan sementara sampai
kesimpulan berakhir.
F. Menguji Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data peneliti mengunakan tiga teknik
pemeriksaan data, yaitu:
1. Meningkatkan ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsure-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari
dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong,
2010:329). Meningkatkan ketekunan berarti melakuakn pengamatan secara lebih
cermat, sehingga dengan cara ini kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di
rekam secara pasti. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentangapa yang diamati.
43
2. Triangulasi Data
Triangulasi dapat di artiakan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu. Menurut Sugiyono (2011:373-374)
triangulasi terdiri atas:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data dengan dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah di peroleh melalui beberapa sumber.
Sebagai salah satu contoh untuk menguji kredibilitas data tentang kesiapan murid,
maka pengumpulan data dan pengujian data yang telah di peroleh dapat dilakukan
ke guru, teman murid yang bersangkutan, dan kepada orang tua. Data dari ketiga
sumber tersebut kemudian di deskripsikan, di kategorikan, mana pandangan yang
sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data yang di peroleh dengan wawancara, lalu di cetak dengan observasi dan
dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitasbdata. Untuk itu dalam
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Berdasarkan hal tersebut dapat di simpulkan bahwa data yang sudah di
44
peroleh di periksa kembali dengan teliti sehingga apa yang di sampaikan oleh
responden sesuai dengan yang di alami.
3. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Diskusi dengan teman sejawat dapat di lakuakn untuk membuktikan
bahwa data yang di peroleh telah vailid kebenaranya.Diskusi denagn teman
sejawat bermaksud untuk membuat agar penelitian tetap mempertahankan sikap
terbuka dan kejujuran.Diskusi ini memberikan suatau kesempatan awal yang baik
untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran
peneliti (Moleong,2010:33).
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo Jambi
SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo beralamat di jalan Anggrek desa Suka
Damai Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo Jambi yang berdiri pada tahun
1989 dan di operasikan pada tahun 1989, status bangunan SMA N5 Kabupeten
Tebo yaitu milik pemerintah.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TEBO
Alamat Jalan : ANGGREK
Desa/Kecamatan : SUKADAMAI / RIMBO ULU
Kabupaten : TEBO
No.Telp/HP : 085273578428
NSS : 301100204012
Jenjang Akreditasi : Baik
Tahun Didirikan : 1989
Tahun Beroperasi : 1989
Kepemilikan Tanah (swasta) : Pemerintah
a. Status Tanah : SHM / HGB / Hak Pakai / Akte Jual-
Beli / Hibah *)
46
b. Luas Tanah : 40.000M2
c. Status Bangunan : Pemerintah
d. Surat Izin Bangunan : -
e. Luas Seluruh Bangunan : 20.000M2
3. Visi dan Misi Sekolah
SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo ini mempunyai beberapa visi dan misi
untuk menjadi suatu lembaga pendidikan yang mempunyai kualitas yang tinggi .
Adapun visi dan misi SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo dalam pelaksanaan
perannya sebagai lembaga pendidikan yaitu:
Visi :“Unggul Dalam Prestasi Teladan Dalam Perilaku”
Visi tersebut diatas mencerminkan cita cita sekolah yang berorientasi ke
depan dengan memperhatikan potensi kekinian,sesuai dengan norma dan
harapan masyarakat.
Untuk mencapai itu disusun indikator visi sebagai berikut:
a. Cermat dalam berpikir dan bertindak
b. Efesien dan efektif dalam pemanfaatan waktu
c. Normatif melayani sesama
d. Disiplin dalam mejalankan program
e. Inovatif dan terbuka untuk kemajuan
f. Kompeten di bidang masing masing
g. Iman landasan berpijak
h. Aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi diiri
47
i. Waspada dan selektif dalam menerima pembaharuan global
j. Ahklakul karimah identitas warga sekolah
k. Nilai SESOSIF dasar pengambilan keputusan
Misi :
a. Memupuk penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut,
norma dan etika budaya bangsa, rasa memiliki dan bertanggung
jawab, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
b. Melaksanakan Pembelajaran, Bimbingan secara Efektif dan
berkesinambungan yang berlandaskan wawasan keunggulan di segala
bidang, sehingga siswa berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
c. Menumbuhkembangkan semangat kompetitif yang sehat secara
intensif kepada seluruh warga sekolah .
d. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, melalui konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan
pembina kegiatan ekstra.
e. Mempererat rasa kekeluargaan, kebersamaan yang harmonis sesama
warga sekolah dan masyarakat.
f. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.
g. Menumbuhkembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan
sekolah dan masyarakat melalui kegiatan wiyata mandala.
48
h. Mengembangkan potensi siswa melalui kerja sama dengan
Dinas/Instansi terkait.
i. Melakukan pengembangan potensi guru melalui workshop dan IHT
secara berkelanjutan.
j. Melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi tenaga
pendidik dan kependidikan secara periodik.
k. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri.
4. Tujuan Sekolah
a. Terlaksananya pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatnya kualitas lulusan sekolah setiap tahunnya.
c. Meningkatnya kuantitas out come perguruan tinggi di seluruh
Indonesia.
d. Memiliki Life skill untuk diterapkan dalam Masyarakat.
e. Memiliki Lingkungan sekolah yang ”BERSERI” (Bersih, Elok,
Rindang, Sehat, Elegan, Rapi, Indah)
f. Memiliki dan mengembangkan kegiatan kepramukaan sebagai wadah
pembentukan karakter siswa.
g. Memiliki dan mengembangkan pembinaan kerohanian Islam (ROHIS)
yang berprestasi di bidang keagamaan.
h. Terbentuknya kelompok karya ilmiah remaja (KIR) yang mampu
berprestasi dalam berbagai ajang perlombaan.
i. Memiliki Tim olah raga, seni yang handal serta berprestasi
49
j. TerbentuknyaPusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi remaja
(PIK-KRR) yang mampu berprestasi serta mampu menjalankan
perannya menangani permasalahan remaja.
k. Memiliki team Palang Merah Remaja (PMR) yang terampil dalam
menjalankan perannya melaksanakan tindakan P3K.
l. Memiliki keterampilan mengoperasikan Teknologi Informasi dan
komputer bagi pendidik, tenaga kependidikan dan siswaSMA Negeri 5
Kab. Tebo.
m. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif melalui pendekatan
Scientific dan penilaian autentik.
n. Mengembangkan kompetensi siswa dalam bidang IPTEK
o. Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi ditingkat lokal,
nasional maupun global
p. Memberi bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang lingkungan
hidup yang bermanfaat bagi kelestarian sumber-sumber daya alam di
Indonesia.
5. Guru dan Kesiswaan
Lokasi sekolah sangat strategis karena terletak di kawasan yang jauh dari
keramaian. Hal ini di dukung oleh lingkungan sekolah, sarana prasarana, sumber
daya manusia, peserta didik dan peranan masyarakat.
50
Tabel 1.Data Siswa SMA Negeri5 Tebo Tahun 2010-2015
Tahun
Ajaran
Calon
Siswa
Baru
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Jumlah
(Kelas
X+XI+XII)
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rom.
Belajar
Jumlah
Siswa
Jumlah
Romb
Belajar
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rom
Belajar
Jumlah
Siswa
Jumlh
Rom
Belajar
2010/2011 230 160 5 160 5 150 5 470 15
2011/2012 252 192 6
160 5
157 5 509 16
2012/2013 300 183 6 175 6 143 5 501 17
2013/2014 300 185 6
174 6
171 6 530 18
2014/2015 200 141 5
155 6
170 6 466 17
Tabel 2.Data Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 5 Tebo
Jumlah Guru / Staf Keterangan
Guru Tetap 24
Guru Tidak Tetap / Guru Bantu 15
Guru PNS dipekerjakan (DPK) -
Staf Tata Usaha PNS 3
B. Hasil Penelitian
1. Wawancara Dengan Guru SMA N 5 Tebo
A. Kesiapan Fisik Peserta Didik untuk Mengikuti Pembelajaran Geografi di
SMA N 5 Tebo
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu dia akan cepat lelah, kurang bersemangat, ataupun ada
gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjaga.Tanggapan guru terhadap kesehatan umum siswa untuk mengikuti
51
pembelajaran geografi seperti dikemukakan oleh guru, Ibuk ID wawancara
tanggal 3 Agustus 2016 berikut ini:
Gambar 1. Wawancara dengan Guru geografi SMA N 5 Tebo, Ibu ID.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Nak menerutku, umume peserta didik seng melu belajar karo aku
sehat secara fisik. Aku biasane merikso kondisine kesehatan peserta
didik sakdurungge melu belajar, aku ora ngijenke peserta didik seng
sakit go melu pelajaran, ibu ngomonggi ben siswa seng loro istirahat
nang umah, siswa seng loro biasane ora iso ngikuti pelajaran dengan
apik. “Kadang memang eneng bocah seng ngalami kurang kerunggu.
Bocah seng ngalami kurang krunggu biasane kurang siap go melu
belajar. Ibu biasane meperlakukan bocah secara kusus bila eneng
bocah seng kurang, sengutama kurang krunggu biasane carane
ngekon bocah kon lungguh nang ngrep. Umumme ora eneng kendala,
karena dekne, mergo bocah wes di perlakukne sesui kendalane dekne
dan bocah seng ngalai kekurangan uumnya urung siap go melu
pelajaran.”
Artinya :
Kalau menurut ibu, umumnya peserta didik yang mengikuti pelajaran dengan ibu
sehat secara fisik. Ibu biasanya memeriksa kondisi kesehatan peserta didik
sebelum memulai pelajaran. Ibu tidak mengizinkan peserta didik yang lagi sakit
untuk mengikuti pelajaran. Ibu menyarankan siswa yang kurang sehat untuk
beristirahat di rumah. Siswa yang kurang sehat biasanya tidak dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Kadang-kadang memang ada peserta didik yang menglami
52
kekurangan pendengan.Peserta didik yang mengalami pendengaran yang kurang
umumnya kurang siap untuk mengikuti proses belajar. Ibu memperlakukan secara
khusus apabila ada peserta didik yang memiliki kekurangan, terutama kekurangan
pendengaran dengan cara menempatkan mereka di bagian depan.Umumnya tidak
ada kendala, karena mereka telah diperlakukan sesuai dengan kekurangan mereka.
dan Peserta didik yang mengalami kekurangan umumnya kurang siap dalam
belajar secara normal.
Hal ini seseuai dengan pendapat guru terhadap kesiapan fisik peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran geografi seperti dikemukakan oleh guru, Bapak
AN wawancara tanggal 3 Agustus 2016 berikut ini:
“Menurutku, umume bocah seng melu belajar karo aku kondisi
kesehatane apik. Caraku nentokne kondisi kesehatane bocah biasane
nakono cocah sitok-sitok cocah kui. Nak eneng bocah seng loro
biasane kurang konsentrasi pas belajar biasane aku ngekon bocah
seng loro muleh nang uahhe. Ora kabeh kelas eneng bocah seng
miliki kurang krunggu. Nak eneng biasane bapak ngkon bocah
lungguh nang paling ngrep. Nak kendala ora eneng. Paling dewe
sebagai guru kudu ngatekne bocah kui. Bocah seng eneng
kekurangane biasane persiapane kurang go melu pelajaran”
Artinya :
Menurut Bapak, umumnya peserta didik yang mengikuti pelajaran kondisi
kesehatannya baik. Cara bapak menentukan kondisi kesehatan peserta didik
adalah menanya pada masing-masing peserta didik tersebut.Kalau ada peserta
didik yang sakit biasanya kurang konsentrasi dalam belajar sehingga bapak
menyuruh peserta didik yang sakit untuk pulang. Kalau menurut Bapak, kesiapan
peserta didik yang sakit kurang maksimal untuk mengikuti pelajaran. Tidak
53
seluruh kelas ada peserta didik yang memiliki kekurangan pendengan. Kalau ada,
biasanya bapak menyuruh peserta didik tersebut untuk duduk paling depan. Kalau
kendala tidak ada, paling kita sebagai guru harus memperhatikan mereka secara
khusus. Peserta didik yang memiliki kekurangan ini juga memiliki persiapan yang
kurang untuk mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Ibu TN (47 Tahun) Guru Geografi SMA N 5 Tebo Pasda Tangal
3 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 2. Wawancara dengan Guru geografi SMA N 5 Tebo, Ibu RT.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Peserta didik seng melu pelajar karo ibuk sehat secara fisik. Iyo pernah
eneng kejadian peserta didik tersebut nang kondisi loro langeng
maksakne diri melu pebelajaran, tapi aku ora ngijenke neng lebih
enyaranke siswa istirahat wae nang umah. Ibu ngelakokne bocah secara
khusus bila eneng bocah seng ndue kekurangan, oponeh kekurangan
pendengaran gocoro ndokokne bocah neng mejo ngarep. Iki biasane ibu
laukan ben bocah bener-bener siap go melu belajar, karena umumme
bocah kurang siap go melu belajar.”
Artinya :
Peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan ibuk sehat secara fisik.
Memang pernah ada kejadian peserta didik tersebut dalam kondisi sakit dan tetap
memaksakan diri mengikuti pembelajaran, tapi ibu tidak mengizinkan dan lebih
54
menyarankan siswa tersebut istirahat dirumah. Ibu memperlakukan secara khusus
apabila ada siswa yang memiliki kekurangan, terutama kekurangan pendengaran
dengan cara menempatkan mereka di bagian depan. Hal ini ibu lakukan agar
mereka siap untuk belajar, karena peserta didik umumnya kurang siap untuk
belajar.
B. Kesiapan Psikis Peserta Didik untuk Mengikuti Pembelajaran Geografi di
SMA N 5 Tebo
Tanggapan guru terhadap kesiapan psikis peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran geografi seperti dikemukakan oleh guru, Ibuk ID wawancara
tanggal 6 Agustus 2016 berikut ini:
“ Menurutku, pemahaman siswa go pentinge kesiapan go melu proses
bolajar cukop apik. Aku ndelok nangkene motivasi bocah umumme
apik, sehinggo bocah ora eneng ngalami kangelan go nyiapne diri go
melu proses pembelajaran. Memang eneng saatte bocah kurang eneng
motivasi go melu belajar, makane kui biasane aku ngei motivasi sek
pas nang ngrep. Menurutku konsentrasi bocah agak kurang jika
pelajaran eneng jam terakhir karena mereka wes lemes, tapi nak jam
pertama umumme konsentrasi bocah apik. Go ndelok konsentrasi
bocah ibu biasane ngei beberapa pertanyaan nang tengah-tengah pas
belajar dan ibu biasane memberikan istirahat nak eneng siswa seng
kurang konsentrasi pada saat belajar dan belajar di lanjurtke nak
bocah wes seger meneh Menurut ibu, kemaun bocah go bertanya pas
belajar sangat kurang, gor eneng wong piro wae seng melu takon dan
bocahhe pun kui-kui wae. Ibu biasane njalok bocah ngei pendapate
nang ngrep kelas, tapi sangat jarang bocah seng gelem ngelakoni iki.
Kalau menurutku kemauaan bocah ngeluarke ide ki apik tapi harus
eneng pancingan sek.””
Artinya :
Menurut ibu, pemahaman peserta didik tentang pentingnya kesiapan untuk
mengikuti proses pembelajaran cukup baik. Ibu melihat disini motivasi peserta
55
didik umumnya baik, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk
mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran. Memang ada saatnya peserta
didik kurang memiliki motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, maka ibu
terlebih dahulu memberi motivasi di depan kelas.
Menurut ibu, konsentrasi peserta didik agak kurang jika belajar pada jam terakhir
karena mereka telah lelah, tapi pada jam pertama umumnya konsentrasi mereka
bagus. Untuk melihat konsentrasi peserta didik, ibu memberi beberapa pertanyaan
di tengah proses pembelajaran. Ibu biasanya memberikan istrirahat jika melihat
ada peserta didik yang mulai kurang konsentrasinya dan proses pembelajaran
dilanjutkan jika peserta didik sudah mulai segar kembali. Menurut ibu, kemauan
peserta didik untuk bertanya ketika proses pembelajaran berlasung sangat kurang,
hanya beberapa orang yang mau bertanya dan orangnya pun sama. Ibu adakalanya
meminta peserta didik untuk memaparkan suatu pendapat di depan kelas, tetapi
sangat jarang peserta didik yang mau melakukan hal itu. Kalau menurut ibu,
kemauan peserta didik mengeluarkan ide cukup baik, tetapi harus dipancing
terlebih dahulu.
Hal ini seseuai dengan pendapat guru terhadap kesiapan psikis peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran geografi seperti dikemukakan oleh guru,
Bapak AN wawancara tanggal 6 Agustus 2016 berikut ini:
56
Gambar 3. Wawancara dengan Guru geografi SMA N 5 Tebo, Bapak
AN. Dokumentasi penelitian, Agustus 2016.
“Menurutku bocah seng mahami pentingge kesiapan go melu proses
belajar ngajar. Bapak ndelok umumme apik, terlihat seko lengkappe
persiapan seng di miliki bocah untuk go melu proses pebelajaran, bila
eneng bocah seng kurang eneng motivasi, aku terlebih dahulu
memulai pelajaran santai karo rilek sek. Menurutku konsentrasi
bocah cukop apik, walau eneng siji dino konsentrasi dekne tidak podo.
Go ndlok konsentrasi peserta didik, bapak ndlok siswa secara
seksama , terutama saat arep mulai proses pembelajaran, nak aku
ndlok eneng bocah seng kurang konsentrasi, bapak persilahkan metu
seko kelas sedilit. Nak menurutku, kemauan bocah go bertanya emng
kurang, kui berarti bocah kurang miliki kesiapane dekne kurang apik
karna kurang gelem takon. Nak keaktifan bocah menurutku kurang,
terutama go ngdek nang ngrep. Nak di delok kemauan apik, terutama
pas diskusi nang ngarep kelas ”
Artinya :
Menurut bapak, peserta didik memahami pentingnya kesiapan untuk proses
belajar mengajar. Bapak melihat motivasi peserta didik umumnya baik, terlihat
dari lengkapnya persiapan yang dimiliki peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran.Jika peserta didik kurang termotivasi, bapak terlebih dahulu
memulai pelajaran dengan santai agar mereka rileks. Menurut Bapak konsentrasi
peserta didik cukup baik, walaupun dalam 1 hari tersebut kosentrasi mereka tidak
sama.Untuk melihat konsentrasi peserta didik, bapak memperhatikan seluruh
57
peserta didik secara seksama, terutama saat memulai proses pembelajaran. Kalau
bapak melihat ada peserta didik yang mulai kurang konsentrasi, bapak persilahkan
keluar kelas sebentar. Menurut Bapak kemauan peserta didik bertanya memang
kurang, berarti mereka kurang memiliki kesiapan diri kurang baik karena kurang
mau bertanya.Kalau keaktifan peserta didik, menurut bapak kurang, terutama
untuk berdiri di depan kelas. Bapak lihat, kemauan mengeluarkan ide peserta
didik cukup baik, terutama ketika ada kegiatan diskusi kelas.
Menurut Ibu TN (47 Tahun) Guru Geografi SMA N 5 Tebo Pasda Tangal 3
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Bocah kui cukup pahan go nyiapke diri go ngikuti pas belajaran kui
merupakan kuncine motivasi. Ibu ndlok motivasi bocah umumme apik,
di delok seko perhatian bocah go proses belajar seng arep di lakokne.
Ibu biasane nunggu bocah seng urung enek motaivasine go melu
pelajaran, carane merikso perlengkapan belajar mereka. Menurutku
konsentrasi bocah dalam bedo karena bocah kudu melu beberapa
pelajaran, yang penting saat aku ngaar bocah konsentrasi pada mata
pelajaran ibu wae. Go ndlok konsentrasi bocah, ibu biasane ngeki
pertanyaan go pelajaran minggu winggi, go meningkatkan
konsentrasi peserta didik, ibu bianase ngikuti proses pembelajaran go
okeh variase metode Menurut ibu, bocah seng gelem bertanya kui
seng dadi kelemahane, karena jarang sekali bocah seng gelem takon
pas belajar di lakokne. Siswa kurang miliki kesiapan go segi reaksi,
karena biasane bocah kurang gelem ngeluarke ide, takon dan ngadek
nang ngrep kelas pas proses belajar, nak menurutku kemauan bocah
pas ngetokke ide cukup, tapi kudu di takoni sek bocah iku ”
Artinya :
Peserta didik cukup paham dalam mempersiapkan diri mengikuti proses
pembelajaran merupakan kunci motivasi. Ibu melihat motivasi peserta didik
umumnya baik, terlihat dari perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran
58
yang akan dilaksanakan. Ibu cenderung menunggu peserta didik yang kurang
termotivasi untuk mengikuti pelajaran, biasanya dengan cara memeriksa
kelengkapan belajar mereka. Menurut ibu konsentrasi peserta didik dalam satu
hari berbeda karena harus mengikuti beberapa mata pelajaran, yang penting ketika
ibu mengajar mereka konsentrasi pada mata pelajaran ibu saja.Untuk melihat
konsentrasi peserta didik, ibu biasanya memberi pertanyaan tentang pelajaran
minggu lalu.Untuk meningkatkan konsentrasi peserta didik, ibu biasanya
melakukan proses pembelajaran menggunakan berbagai variasi metode. Menurut
ibu, kemamuan bertanya inilah yang menjadi kelemahan peserta didik, karena
jarang sekali peserta didik yang mau bertanya ketika proses belajar mengajar.
Peserta didik kurang memiliki kesiapan dari segi reaksi, karena peserta didik
biasanya kurang mau mengeluarkan ide, bertanya dan berdiri di depan kelas
ketika proses pembelajaran. Kalau menurut ibu kemauan peserta didik dalam
mengeluarkan ide cukup, tetapi harus ditanya atau diminta terlebih dahulu.
59
2. Wawancara Dengan Siswa SMA N 5 Tebo.
A. Kesiapan Fisik Peserta Didik untuk Mengikuti Pembelajaran Geografi di
SMA N 5 Tebo.
Tanggapan Siswa Terhadap Kesiapan Fisik untuk mengikuti pembelajaran
Geografi. Menurut saudara AY (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
4 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 4. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, AY.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Persiapan seng ndukung kesiapan fisikku kudu eneng misalle kondisi
sehat, karena kesehatan fisik songgot ngaruh karena kui aku turu seng
cukup nang ngomah dan mangan panganan seng okeh nutrisine serta
olahraga seng cukop. Biasane nak kondisi kesehatanku ora apik pas
belajar aku turu nang UKS dan pas proses belajar mental kui penteng
bangget karena ngruh nang kepercayaan diriku pas proses belajar”
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada misalnya menjaga kondisi
kesehatan, karena kesehatan fisik sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur
secara cukup dirumah dan memakan makanan yang bernutrisi serta olahraga yang
60
teratur. Biasanya kalau kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya tidur di UKS. Dan pada saat proses pembelajaran
mental saya sangat penting karna sanggat berpengaruh pada kepercayaan diri pada
saat melakukan proses pembelajaran.
Menurut saudari AT (17 Tahun) Siswi Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 4
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 5. Wawancara dengan Siswi IPS SMA N 5 Tebo, AT.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Kesiapan fisik biasane aku njaga kondisi kesehatan, karena kondisi
fisik sangat penteng karna kui aku turu seko cukup dan kurang metu
mbenggi tapi aku jarang mangan panganan seng sehat trus ora tau
olahraga, biasane kalau kondisi kesehatan ora apik aku muleh go
turu, kondisi mental kui penteng karena ngaruh nang prose
pembelajarane aku. Aku ra ndue kerang krunggu nak seandaine aku
ndue ku arep lunguh nang ngrep ben opo seng di terangke guru kui
mudeng.
61
Artintya :
Kesiapan fisik ada biasanya saya menjaga kondisi kesehatan, karena kesehatan
fisik sanggat penting, karena itu saya tidur secara cukup dan jarang keluar malam
tapi saya jarang-jarang memakan makanan yang bernutrisi dan olahraga. Biasanya
kalau kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran biasanya saya
izin minta pulang. Saya tidak memiliki kekurangan pendengaran seandainya saya
punya biasanya saya akan duduk di depan agar bisa mendengar apa yang di
terangkan oleh guru.
Menurut saudari MD (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 4
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Nak menurutku eneg tapi aku jarang ngaga kondisi kesehatanku, aku
jarang jogo kondisi kesehatanku kurang mangan makanan seng
bergizi dan jarang olahraga seng teratur. Aku ra ndue kurang krungu
biasane nak aku ndue aku jalok perhatian khusus karo guruku”
Artinya :
Kalau menurut saya ada tapi saya jarang menjaga kondisi kesehatan saya, saya
jarang memakan makanan yang bergizi dan jarang olahraga yang teratur, saya
tidak memiliki kekurangan pendengaran. Jika saya memiliki kekurangan
pendengaran biasanya saya akan memintak perhatian khusus terhadap guru saya.
Menurut saudari RN (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 5
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Kesiapan seng nunjang kesiapan fisik kui eneng biasane aku
olahraga seng teratur mangan makanan seng eneng nutrsine lan
jarang metu bengi nak aku sering metu benggi biasane kondisi ku ora
penak, aku ora ndue kurang kerunggu.
62
Artinya :
Kesiapan yang menunjang kesiapan fisik saya ada, misalnya saya olahraga yang
teratur, memakan makanan yang bergizi dan jarang keluar malam karena kalau
saya sering keluar malam kondisi kesehatan saya akan terganggu. Saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran.
Menurut saudari DS (17 Tahun) Siswi Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 5
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 6. Wawancara dengan Siswi IPS SMA N 5 Tebo, DS.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Menurutku, kalau kesiapan fisik kurang kui sangat ngaruh go
kesiapan belajar, aku jarang turu secara teratur tapi saya selalu
mangan panganan seng bergizi saya jarang berolahgara, aku ra ndue
kurang krungu tapi nak aku wes kesel biasane aku jarang iso mahami
opo seng di sampaike guru kui.”
63
Artinya :
Menurut saya ada, karena kalau kesiapan fisik saya kurang maka akan mengangu
proses pembelajaran. Saya kurang tidur secara teratur, tapi selalu memakan
makanan yang bergizi, dan juga jarang olahraga secara teratur. Saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran tapi saya kadang-kadang kalau sudah lelah
susah untuk mendengarkan apa yang di terangkan guru.
Menurut saudari RK (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 6
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 7. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, RK.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Persiapan seng ndukung kesiapan fisikku kudu eneng misalle kondisi
sehat, karena kesehatan fisik songgot ngaruh karena kui aku turu seng
cukup nang ngomah dan mangan panganan seng okeh nutrisine serta
olahraga seng cukop. Biasane nak kondisi kesehatanku ora apik pas
belajar aku turu nang UKS dan pas proses belajar mental kui penteng
bangget karena ngruh nang kepercayaan diriku pas proses belajar.
64
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada misalnya menjaga kondisi
kesehatan, karena kesehatan fisik sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur
secara cukup dirumah dan memakan makanan yang bernutrisi serta olahraga yang
teratur. Biasanya kalau kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya tidur di UKS.
Menurut saudari YN (17 Tahun) SiswiIps SMA N 5 Tebo pada tangal 7
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Menurutku eneg, biasane aku ora menjaga kondisi kessehatanku
padahal kesehatan fisik kui sangat penteng, aku turu ora teratur
jarang mangan seng bergizi ora tau olahraga, biasane pas saat
proses belajar aku sereng terganggu. Aku ora ndue kurang kerungu.
Artinya :
Menurut saya ada,tapi saya tidak menjaga kondisi kesehatan, padahal kesehatan
fisik sanggat penting, saya tidur tidak teratur jarang memakan makanan yang
bernutrisi dan olahraga. Biasanya pada saat proses pelajaran saya kurang
memahami. Saya tidak memiliki kekurangan pendengaran.
Menurut saudari IR (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 8
Agustus 2016 sebagai berikut
“Menurutku eneng biasane aku jogo kondisi kesehatanku dengan coro
turu secoro cukup, aku ndue kurang krunggu kadang-kadang kui opo
seng di sampaikne guru ora mudeng biasane nak wes ngono kui aku
linguh ngrep ben opo seng di terangke isoh tak pahami.”
65
Artinya :
Menurut saya ada, biasanya saya menjaga kondisi kesehatan dengan cara tidur
secara cukup dan jarang keluar malam memakan makanan yang bergizi dan
olahraga yang teratur, saya memiliki kekurangan pendengaran, kadang-kadang
apa yang di sampaikan oleh guru tidak dapat saya pahami karena keterbatasan
saya, biasanya saya akan duduk di depan agar apa yang di sampaikan guru dapat
saya pahami.
Menurut saudari AW (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 9
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 8. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, AW.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016.
“Persiapan seng ndukung kesipan fisik kudu eneg, karena kesehatan
fisik kui sangat ngaruh karena kui aku turu secoro cukup mangan
pangan seng eneng gizine tapi aku jarang melu olahraga, biasane nak
kondisi fisik ora apik pas saat melu belajaran aku mekso nang kelas.
Aku ora miliki kurang kerunngu nak aku miliki kurang pendengaran
aku mesti lungguh nang ngarep korno nak aku lungguh nang mburi
aku ora konsentrasi opo seng di omongkkke guru nang ngrep”
66
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada, karena kesehatan fisik
sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara cukup dirumah dan memakan
makanan yang bernutrisi tapi jarang ikut olahraga. Biasanya kalau kondisi
kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran biasanya saya tetap
memaksakan mengikuti proses pembelajaran. Saya tidak memiliki kekurangan
pendengaran, kalau saya memiliki kekurangan pendengaran saya pasti akan duduk
di depan setiap hari, karena kalau saya duduk di belakang biasanya saya akan
kurang konsentrasi, dantidak jelas apa yang di sampaikan guru di depan.
Menurut saudari AG (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 9
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar. 9. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, AG.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016.
“Menurutku eneg, karena kondisi fisik kui ngaruh ps proses belajar,
biasane aku jaga kondisiku corone ruru secara teratur tapi pas saat
67
proses pembelajaran aku jarang konsen kui pas jam-jam terahir. Aku
ora ndue kekurangan pendengaran.”
Artinya :
Menurut saya ada, karena kondisi fisik sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran, biasanya saya menjaga kondisi kesehatan dengan cara memakan
makanan yang bergizi dan tidur secara teratur, tapi pada saat proses pembelajaran
saya kurang memahami apa yang di sampaikan guru pas jam terahir pelajaran.
Saya tidak memiliki kekurangan pendengaran.
Menurut saudari DO (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 9
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Eneg, biasane aku jogo kondisi kesehatan go coro istirahat secoro
cukup mangan panganan seng bergizi lan olahraga seng teratur aku
ora ndue kurng kerunggu tapi aku ndue kurang ndelok tadi aku susah
go ndelok opo seng eneng nang papan tulis biasane aku lungguh nang
ngrep ben opo seng di tulis guru isoh tak pahami”
Artinya :
Ada, biasanya saya menjaga kondisi kesehatan dengan cara istirahat secara
cukup, memakan makanan yang bergizi dan olahraga yang teratur, saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran, tapi saya memiliki keterbatasan penglihatan
jadi kendala yang saya hadapi adalah apa yang ada di papan tulis kurang jelas,
biasanya saya mengunakan kacamata dan berusaha duduk di depan agar apa yang
di tulis oleh guru dapat saya pahami.
68
Menurut saudari HR (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
10 Agustus 2016 sebagai berikut :
“Nang jero kesiapan seng nunjang kesiapan fisik itu pasti eneng.
Karena fisik kui sanggat pentenggo awake dewed an aktifitase dewe
maka kui pas muleh sekolah aku ngeluangke go turu seng cukop lan
mangan panganan seng okeh proteinne ben kondisi fisiku terjaga, aku
ran due kurang krunggu.”
Artinya :
Dalam kesiapan yang menunjang kesiapan fisik itu pasti ada, karena fisik itu
sangat penting buat diri kita sendiri dan aktifitas kita, makanya setiap pulang
sekolah saya melakukan istirahat secara cukup dan makan secara teratur agar
kesehatan fisik saya tetap terjaga, saya tidak memiliki kurang pendengaran.
Menurut saudari MS (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
11 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 10. Wawancara dengan Siswi IPS SMA N 5 Tebo, MS. Dokumentasi
penelitian, Agustus 2016.
“Persiapan seng nunjang fisikku pasti eneng, karena kui ngaruh nang
kesehatan fisikku, tapi kondisi fisik ku pas melu pelajaran kurang
69
apik, karena aku kurang turu lan ora pernah olahraga seng teratur,
aku ora miliki kekurangan krunggu tapi pas aku melu belajar
konsentrasiku kurang opo seng di terangke guru nang ngrep ora isoh
aku pahami.
Artinya :
Persiapan yang menunjang kesiapan fisik itu pasti ada, karena sanggat
berpengaruh pada kesehatan fisik saya, tapi kondisi fisik saya saat mengikuti
pembelajaran kurang baik, karena saya jarang sekali tidur secara cukup serta
jarang berolahraga untuk menjaga kesehatan saya, saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, hanya saja pada saat konsentrasi saya berkurang apa
yang di terangkan guru di depan tidak dapat saya pahami
Menurut saudari DW (18 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
13 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 11. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, DW.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Persiapan seng ndukung kesipan fisik kudu eneg, karena kesehatan
fisik kui sangat ngaruh karena kui aku turu secoro cukup mangan
pangan seng eneng gizine tapi aku jarang melu olahraga, biasane nak
70
kondisi fisik ora apik pas saat melu belajaran aku mekso nang kelas.
Aku ora miliki kurang kerunngu nak aku miliki kurang pendengaran
aku mesti lungguh nang ngarep korno nak aku lungguh nang mburi
aku ora konsentrasi opo seng di omongkkke guru kurang paham.”
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada, karena kesehatan fisik
sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara cukup dirumah dan memakan
makanan yang bernutrisi tapi jarang ikut olahraga. Biasanya kalau kondisi
kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran biasanya saya tetap
memaksakan mengikuti proses pembelajaran. Saya tidak memiliki kekurangan
pendengaran, kalau saya memiliki kekurangan pendengaran saya pasti akan duduk
di depan setiap hari, karena kalau saya duduk di belakang biasanya saya akan
kurang memahami.
Menurut saudari HN (16 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
13 Agustus 2016 sebagai berikut :
“Persiapan seng ndukung kesiapan fisikku kudu eneng misalle
kondisi sehat, karena kesehatan fisik songgot ngaruh karena kui aku
turu seng cukupora pernah metu bengi kecuali hari-hari libur dan
mangan panganan seng okeh nutrisine serta olahraga seng cukop.
Biasane nak kondisi kesehatanku ora apik pas belajar aku muleh nang
umah.dan pas proses belajar mental kui penteng bangget karena
ngruh nang kepercayaan diriku pas proses belajar
Artinya :
Menurut saya, kesiapan fisik harus ada misalnya menjaga kondisi kesehatan,
karena kesehatan fisik sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara teratur
dirumah tidak penah keluar malam selain hari libur esok hari dan memakan
makanan yang menujang kesehatan serta olahraga pada jam-jam tertentu.
71
Biasanya kalau kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran
biasanya saya memilih istirahat dirumah.
B. Kesiapan Psikis Peserta Didik untuk Mengikuti Pembelajaran Geografi di
SMA N 5 Tebo.
Tanggapan Siswa Terhadap Kesiapan Psikis untuk mengikuti
pembelajaran Geografi. Menurut saudara AY (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5
Tebo pada tangal 4 Agustus 2016 sebagai berikut :
“Kesiapan mental kui penteng go nambah kepercayaan diri kaku nak
pas arep mulai pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara nambah
materi sseng arep di terangke karo guru, motivasi seng rendah kui
penteng ngaruh nang proses pelajaran kui kanggo ngeluarke ide-ide.
Konsentrasi ku juga penteng go saat proses belajar, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku milih istirahat nang UKS sampai kondisi
kesehatanku pulih.”
Artinya :
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah percaya diri kita pada saat akan
melakukan proses pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan cara
memahami materi yang akan di ajarkan guru, motivasi yang rendah itu sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena akan sulit mengeluarkan ide-
ide. Konsentrasi juga penting dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya memilih istirahat di UKS sampai
kondisi saya menbaik.
72
Menurut saudari AT (17 Tahun) Siswi Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 4
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Kondisi mental kui penteng karena ngaruh nang prose
pembelajarane aku. Konsentrasi kui ngaruh banget nang mulai
pelajaran nak konsentrasiku kurang pas guru nerangke pelajaran kui
aku ora isoh mahami.”
Artintya :
Kondisi mental sangat penting, karena berpengaruh pada proses pembelajaran.
Konsentrasi juga sanggat berpengaruh pada kesiapan psikis dalam memulai
pelajaran kalau konsentrasi saya berkurang maka apa yang di terangkan oleh guru
tidak dapat saya pahami
Menurut saudari MD (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
4 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 12. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, MD.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Kesiapan fisikis kui penteng adalah pye kondisi mentale dewe,
seandainya saya ora ndue kesiapan mental mana pas proses belajar
73
aku susah nerimo pelajaran seng di ajarke oleh guru, njika ora miliki
mental seng apik maka kui ganggu go konsentrasiku juga.”
Artinya :
Kesiapan psikis itu yang paling penting adalah kesiapan mental, seandainya saya
tidak memiliki kesiapan mental maka dalam proses pembelajaran saya akan susah
menerima pelajaran yang di ajarkan oleh guru. jika tidak memiliki mental yang
cukup akan susah mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat pembelajaran konsentrasi
saya akan berkurang jika kesiapan mental saya tidak di persiapkan.
Menurut saudari RN (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 5
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 13. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, RN.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“Kesiapan mental kui penteng karena ngaruh banget nang rasa
percoyo diri ku go melu pelajaran nang jero kelas, nak rasa percaya
diriku kurang maka konsentrasi saya pas belajar terganggu karena
konsentrasi belajar kui penteng bangget go aku, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku istirahat sedilut nang njobo kelas.”
74
Artinya :
Kesiapan mental itu sanggat penting karena akan berpengaruh pada rasa percaya
diri saya untuk memulai pelajaran di dalam kelas, kalau rasa percaya diri saya
kurang maka konsentrasi saya pada saat belajar akan terganggu karena
konsentrasi belajar sanggat penting bagi saya, biasanya kalau saya kurang
konsentrasi saya akan istirahat sebentar di luar ruangan.
Menurut saudari DS (17 Tahun) Siswi Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 5
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Motivasi belajar kui sangat penting nang jero kesiapan psikisku,
rendahhe motivasi kui ngaroh nang proses belajarku karena nak ora
eneng motivasi aku kurang semanagt go melu belajar. Konsentrasi kui
sangat penteng, biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih linguh
nang UKS ben konsentrasiku mbalek.”
Artinya :
Motivasi belajar sangat penting dalam kesiapan psikis saya, rendahnya motivasi
itu sangat berpengaruh pada saat proses pembelajaran saya karena dengan
rendahnya motivasi saya kurang semangat untuk belajar. Konsentrasi sanggat
penting, biasanya saya mengalami kurang konsentrasi pada saat jam terahir mata
pelajaran. Biasanya saya mintak izin ke UKS supaya konsentrasi saya pulih
kembali.
Menurut saudari RK (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 6
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Persiapan seng ndukung kesiapan pisikku kudu eneng misalle jogo
kondisi konsentrasiku pada saat pembelajaran, biasane saya nak
75
kurang konsentrasi meminta istirahat nang jero UKS dan setah
kondisi membaik aku lajot melu belajar meneh. Keaaktifan kui
penteng karena nak aku aktif nag jero kelas aku isoh ngetoke ide-ide
pas belajar.”
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan psikisku harus ada misalnya misalnya
menjaga konsentrasi saya pada saat proses pembelajaran, biasanya saya kalau
kurang konsentrasi meminta izin untuk istirahat di UKS dan setelah kondisi saya
menbaik saya menjantutkan mengikuti pembelajaran. Keaktifan itu sangat penting
karena kalau saya aktif dalam kelas saya dapat mengeluarkan ide-ide pada saat
proses pembelajaran.
Menurut saudari YN (17 Tahun) SiswiIps SMA N 5 Tebo pada tangal 7
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 14. Wawancara dengan Siswi IPS SMA N 5 Tebo, YN.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
“ Kesiapan motivasi kui sangat penteng, hal kui biasane tak lakokne
dengan coro ngelengkapi kelengkapan belajar saya, konsentrasi
belajar sangat penteng karena kalau kurang eneng konsentrasi maka
76
opo seng di jelaske karo guru ora entok aku pahami. Biasane nak aku
kurang konsentrasi aku milih istirahat nang umah. ”
Artinya :
Kesiapan motivasi kui sangat penteng, hal itu biasanya saya lakukan dengan cara
saya melengkapi kelengkapan belajar saya, konsentrasi dalam belajar sangat
penting karena kalau saya kurang konsentrasi maka apa yang di jelaskan oleh guru
tidak dapat saya pahami. Biasanya akalau saya kurang konsentrasi saya memilih
untuk istirahat dirumah.
Menurut saudari IR (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 8
Agustus 2016 sebagai berikut
Gambar 15. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, IR.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
““Kesiapan mental kui penteng go nambah kepercayaan diri kaku
nak pas arep mulai pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara
nambah materi sseng arep di terangke karo guru, motivasi seng
rendah kui penteng ngaruh nang proses pelajaran kui kanggo
77
ngeluarke ide-ide. Konsentrasi ku juga penteng go saat proses
belajar, biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih istirahat nang
UKS sampai kondisi kesehatanku pulih.”
Artinya :
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah percaya diri kita pada saat akan
melakukan proses pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan cara
memahami materi yang akan di ajarkan guru, motivasi yang rendah itu sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena akan sulit mengeluarkan ide-
ide. Konsentrasi juga penting dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya memilih istirahat di UKS sampai
kondisi saya menbaik.
Menurut saudari AW (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
9 Agustus 2016 sebagai berikut :
“Motivasi belajar kui sangat penting nang jero kesiapan psikisku,
rendahhe motivasi kui ngaroh nang proses belajarku karena nak ora
eneng motivasi aku kurang semanagt go melu belajar. Konsentrasi kui
sangat penteng, biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih linguh
nang UKS ben konsentrasiku mbalek.”
Artinya :
Motivasi belajar sangat penting dalam kesiapan psikis saya, rendahnya motivasi
itu sangat berpengaruh pada saat proses pembelajaran saya karena dengan
rendahnya motivasi saya kurang semangat untuk belajar. Konsentrasi sanggat
penting, biasanya saya mengalami kurang konsentrasi pada saat jam terahir mata
pelajaran. Biasanya saya mintak izin ke UKS supaya konsentrasi saya pulih
kembali.
78
Menurut saudari AG (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 9
Agustus 2016 sebagai berikut :
“Kesiapan mental kui penteng karena ngaruh banget nang rasa
percoyo diri ku go melu pelajaran nang jero kelas, nak rasa percaya
diriku kurang maka konsentrasi saya pas belajar terganggu karena
konsentrasi belajar kui penteng bangget go aku, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku istirahat sedilut nang njobo kelas”
Artinya :
Kesiapan mental itu sanggat penting karena akan berpengaruh pada rasa percaya
diri saya untuk memulai pelajaran di dalam kelas, kalau rasa percaya diri saya
kurang maka konsentrasi saya pada saat belajar akan terganggu karena
konsentrasi belajar sanggat penting bagi saya, biasanya kalau saya kurang
konsentrasi saya akan istirahat sebentar di luar ruangan.
Menurut saudari DO (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal 9
Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar.16. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, DO. Dokumentasi penelitian, Agustus 2016.
79
“Kesiapan mental bagiku penteng, karena mental sangat berpengaruh
pada metode belajar saya, kepercayaan diri saya tidak berkurang
karena saya sudah mempersiapkan diri saya sebelum saya melakukan
pembelajaran. Konsentrasi kui penteng karena kondsentrasi kui
ndukung pas belajar maka apa seng di ajarke oleh guru ora isoh aku
pahami.”
Artinya :
Kesiapan mental bagi saya sangat penting, karena mental sangat berpengaruh
pada metode belajar saya, kepercayaan diri saya tidak berkurang karena saya
sudah mempersiapkan diri saya sebelum saya melakukan pembelajaran.
Konsentrasi sangat penting karena pada saat pembelajaran konsentrasi saya
kurang maka apa yang di ajarkan oleh guru tidak bisa saya pahami.
Menurut saudari HR (17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada
tangal 10 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 17. Wawancara dengan Siswa IPS SMA N 5 Tebo, HR.
Dokumentasi penelitian, Agustus 2016
80
“Nak aku ora konsentrasi aku ora isoh ngetokke ide-ide seng apik.
Kesiapan mental kui penteng karena ngaruh banget nang rasa
percoyo diri ku go melu pelajaran nang jero kelas, nak rasa percaya
diriku kurang maka konsentrasi saya pas belajar terganggu karena
konsentrasi belajar kui penteng bangget go aku, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku istirahat sedilut nang njobo kelas”
Artinya :
Konsentrasi itu sangat penting karena akan berpengaruh pada saat proses belajar
mengajar, kalau konsentasi kurang maka saya pasti tidak bisa mengeluarkan ide-
ide yang cemerlang. Kesiapan mental itu sanggat penting karena akan
berpengaruh pada rasa percaya diri saya untuk memulai pelajaran di dalam kelas,
kalau rasa percaya diri saya kurang maka konsentrasi saya pada saat belajar akan
terganggu karena konsentrasi belajar sanggat penting bagi saya, biasanya kalau
saya kurang konsentrasi saya akan istirahat sebentar di luar ruangan.
Menurut saudari MS(17 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
11 Agustus 2016 sebagai berikut :
““Kesiapan fisikis kui penteng adalah pye kondisi mentale dewe,
seandainya saya ora ndue kesiapan mental mana pas proses belajar
aku susah nerimo pelajaran seng di ajarke oleh guru, njika ora miliki
mental seng apik maka kui ganggu go konsentrasiku juga.”
Artinya :
Kesiapan psikis itu yang paling penting adalah kesiapan mental, seandainya saya
tidak memiliki kesiapan mental maka dalam proses pembelajaran saya akan susah
menerima pelajaran yang di ajarkan oleh guru. jika tidak memiliki mental yang
cukup akan susah mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat pembelajaran konsentrasi
saya akan berkurang jika kesiapan mental saya tidak di persiapkan.
81
Menurut saudari DW (18 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
13 Agustus 2016 sebagai berikut :
“Kesiapan mental kui penteng go nambah kepercayaan diri kaku nak
pas arep mulai pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara nambah
materi sseng arep di terangke karo guru, motivasi seng rendah kui
penteng ngaruh nang proses pelajaran kui kanggo ngeluarke ide-ide.
Konsentrasi ku juga penteng go saat proses belajar, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku milih istirahat nang UKS sampai kondisi
kesehatanku pulih.”
Artinya :
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah percaya diri kita pada saat akan
melakukan proses pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan cara
memahami materi yang akan di ajarkan guru, motivasi yang rendah itu sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena akan sulit mengeluarkan ide-
ide. Konsentrasi juga penting dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya memilih istirahat di UKS sampai
kondisi saya menbaik.
82
Menurut saudari HN (16 Tahun) Siswa Ips SMA N 5 Tebo pada tangal
13 Agustus 2016 sebagai berikut :
Gambar 18. Wawancara dengan siswa IPS SMA N 5 Tebo. DW.
Dokumentasi penelitian Agustus 2016.
“Persiapan seng ndukung kesiapan pisikku kudu eneng misalle jogo
kondisi konsentrasiku pada saat pembelajaran, biasane saya nak
kurang konsentrasi meminta istirahat nang jero UKS dan setah
kondisi membaik aku lajot melu belajar meneh. Keaaktifan kui
penteng karena nak aku aktif nag jero kelas aku isoh ngetoke ide-ide
pas belajar.”
Artinya :
Persiapan yang mendukung kesiapan psikisku harus ada misalnya misalnya
menjaga konsentrasi saya pada saat proses pembelajaran, biasanya saya kalau
kurang konsentrasi meminta izin untuk istirahat di UKS dan setelah kondisi saya
menbaik saya menjantutkan mengikuti pembelajaran. Keaktifan itu sangat penting
karena kalau saya aktif dalam kelas saya dapat mengeluarkan ide-ide pada saat
proses pembelajaran.
83
C. Pembahasan
Kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi secara
efektif di SMA N 5 Tebo, maka dapat dikemukakan hasil sebagai berikut:
Pertama: kesiapan fisik peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran dilihat dari kondisi kesehatan umumnya baik. Guru sangat
memperhatikan kondisi kesehatan peserta didik, jika ada yang sakit atau kurang
sehat biasanya tidak diizinkan untuk mengikuti proses pembelajaran karena
persiapannya tidak memadai. Dan juga peserta didik sanggat memperhatikan
kondisi kesetanya, karena kesehatan sanggat penting bagi siswa untuk melakukan
proses pembelajaran, biasanya siswa menjaga kesehatanya dengan cara tidur
secara teratur, memakan makanan yang bergizi serta olahraga yang teratur.
Selanjutnya peserta didik yang memiliki kelemahan-kelemahan sensorik
umumnya kurang siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
memperhatikan dengan seksama peserta didik yang memiliki kekurangan tersebut
sehingga memiliki kesiapan yang sama untuk belajar dengan peserta didik normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2013:144) bahwa kesiapan
belajar adalah:Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk
memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Kondisi individu yang dimaksud adalah kondisi fisik dan psikologinya, sehingga
untuk mencapai tingkat kesiapan yang maksimal diperlukan kondisi fisik dan
psikologinya yang saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses
pembelajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, Suyadi mengemukakan
84
mengenai prinsip kesiapan dalam konteks pembelajaran, dapat dimaknai bahwa
agar peserta didik dapat menerima informasi atau materi pelajaran, terlebih dahulu
mereka harus siap, baik secara fisik maupun psikis guna menerima
pelajaran.Jangan memulai pelajaran jika peserta didik belum siap menerimanya.
Selanjutnya (Gie,1995: 11-12) menyatakan kersiapan fisik adalah melakukan
usaha-usaha mempersiapakantubuh jasmaninya sehingga dalam keadaan segar-
bugar dan siap tangkasuntuk mengikuti pembelajaran dengan sebaik-baiknya
Kedua: kesiapan psikispeserta didik untuk mengikuti pembelajaran
Geografi di SMA N 5 Tebo termasuk baik, karena sebagian besar peserta didik
memiliki mental yang baik dalam belajar, berarti peserta didik memiliki kesiapan
yang baik untuk melakukan proses belajar mengajar. Motivasi belajar sangat baik
karena guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik sebelum melakukan
proses pembelajaran. Kesiapan psikis dilihat dari konsentrasi dalam belajar,
peserta didik mampu berkonsentrasi selama proses belajar mengajar tapi masih
ada sebagian kecil peserta didik yang kurang berkonsentrasi saat melakukan
proses pembelajaran tapi guru tidak mengalami kesulitan melaksanakan proses
pembelajaran jika ada peserta didik yang kurang berkonsentrasi biasanya peserta
didik mintak izin keluar kelas untuk memulihkan konsentrasi. Kesiapan belajar
dilihat dari reaksi, sebagian besar peserta didik di SMA N 5 Tebo memiliki reaksi
yang baik, karena mampu memberikan pertanyaan pada guru pada saat belajar dan
mau mengeluarkan ide pada guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman (2014: 39) bahwa kesiapan
psikis dalam belajar memberikan andil yang cukup penting bagi peserta didik
85
dalam menjalani pembelajaran di sekolah sehingga memudahkan siswa dalam
menguasai bahan pelajaran yang disajikan secara mudah dan efektif. Factor-faktor
priskologis dalam belajar akan memberikan adil yang cukup penting. Factor-
faktor priskologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam
upaya mencapai belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa kehadiran factor-faktor
priskologis, bisa jadi memperlambat prroses belajar, bahkan dapat pula
menambah kesulitan dalam belajar
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kesiapan fisik peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dilihat dari
kondisi kesehatan umumnya baik. Peserta didik memiliki kesiapan yang baik
untuk melakukan proses belajar mengajar. Peserta didik sanggat
memperhatikan kondisi kesetanya, karena kesehatan sanggat penting bagi
siswa untuk melakukan proses pembelajaran, biasanya siswa menjaga
kesehatanya dengan cara tidur secara teratur, memakan makanan yang bergizi
serta olahraga yang teratur.Guru sangat memperhatikan kondisi kesehatan
peserta didik, jika ada yang sakit atau kurang sehat biasanya tidak diizinkan
untuk mengikuti proses pembelajaran karena persiapannya tidak memadai.
Selanjutnya peserta didik yang memiliki kelemahan-kelemahan sensorik
umumnya kurang siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
memperhatikan dengan seksama peserta didik yang memiliki kekurangan
tersebut sehingga memiliki kesiapan yang sama untuk belajar dengan peserta
didik normal.
2. Kesiapan psikis peserta didik memiliki motivasi yang baik dalam belajar,
terlihat dari perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru cenderung menunggu peserta didik yang kurang
termotivasi untuk mengikuti pelajaran, biasanya dengan cara memeriksa
87
kelengkapan belajar mereka. Peserta didik memiliki konsentrasi yang baik,
siswa mampu berkonsentrasi selama proses belajar mengajar, dari segi reaksi
kurang baik karena sebagian kecil peserta didik saja yang mau bertanya dan
mengeluarkan ide ketika proses pembelajaran Kesiapan belajar dilihat dari
organisasi termasuk baik karena peserta didik mampu mengelola bagian-
bagian pelajaran, pemahaman, cukup baik karena sebagian kecil siswa yang
dapat langsung memahami materi yang diajarkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dan dilihat dari ulangan, cukup baik karena masih banyak siswa
yang tidak mengulang materi pelajaran.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa saran yang ingin penulis
berikan yaitu:
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
kepada siswa agar mereka dapat mengatasi kesulitan dalam belajar, dengan
carameningkatkan cara belajar, sehingga dapat memahami materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru.
2. Orang tua siswa hendaknya sangat memperhatikan cara belajar anak di
rumah, dan melengkapi kebutuhan belajar anak.
3. Sebaiknya guru lebih memperhatikan siswa yang pasif dalam belajar tanpa
mengurangi perhatian pada siswa yang lain.
4. Peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian tentang kesulitan belajar
siswa dalam mata pelajaran geografi ditinjau dari variabel yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2012. Prosedur Penelitian. Rineka. Jakarta: Rineka Cipta.
Bambang Suhendro. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.
Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan: Bandung
Pusaka Setia.
Jauhari, Heri. 2010. Panduan Penulisan Skripsi teori dan Aplikasi. Bandung: CV
Pustaka Setia..
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-UndangSISDIKNAS (2003) UURI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Grafik.
Pedoman Uum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. 2010. Surabaya: Citra Media Press..
Prayitno, dkk. 2002. Seri latihan Keterampilan Belajar. Padang. Dirjen
Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional.
Sadirman. 2014. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sadulloh, Uyoh, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Slameto.2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sukadi. 2007. Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
89
. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Cetaan 12. Bandung: Kolbu.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wayan Nurkencana. 2001. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.
90
PEDOMAN WAWANCARA
KESIAPAN PESERTA DIDIK UNTUK MENGIKUTI PEMBELAJARAN
GEOGRAFI SECARA EFEKTIF DI SMA N 5 TEBO
I. Pengantar
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terlebih dahulu peneliti berharap semoga Bapak/Ibuk/saudara/i berada
dalam keadaan sehat wal'afiat tidak kurang satu pun dan tetap dalam lindungan
Allah SWT.Pada kesempatan ini peneliti mengharapkan kemurahan hati
Bapak/Ibu untuk bersedia membantu peneliti dalam pengisian angket ini.
Pada kesempatan ini peneliti sangat mengharapkan kemurahan hati
Bapak/Ibu memberikan informasi dengan sukarela dan penuh kejujuran dalam
menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan..data yang Bapak/Ibu berikan
peneliti perlukan dalam rangka menyelesaikan skripsi pada Program Studi
Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat.
II. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status :
Pekerjaan :
91
Alamat :
III. Pertanyaan Penelitian
a. Pertanyaan Penelitian Guru
C. Kesiapan fisik
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakesehatan peserta didik secara umum
saat mengikuti proses pembelajaran?
2. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui peserta didik yang kurang sehat
saat mengikuti proses pembelajaran ?
3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana perbedaan peserta didik yang sehat
dan kurang sehat dalam melakukan pembelajaran ?
4. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi peserta didik yang kurang sehat pada
saat melakukan proses pembelajaran ?
5. Apakah ada perbedaan peserta didik yang mengalami sakit dengan
peserta didik normal dalam kesiapan untuk mengikuti proses belajar
mengajar?
6. Apakah ada peserta didik yang memiliki kekurangan pendengaran?
7. Menurut Bapak/Ibu bagaimana perbedaan cara belajar peserta didik
yang fisiknya lengkap dengan peserta didik yang memiliki kekurangan
pendengaran?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu memperlakukan peserta didik yang
memiliki kekurangan pendengaran
9. Kendala apa yang bapak/Ibu hadapi pada peserta didik yang memiliki
kekurangan pendengaran dalam proses pembelajaran?
92
10. Apakah Bapak/Ibu memberikan perhatian kusus terhadap peserta
didik yang fisiknya kurang ?
11. Apakah ada perbedaan kesiapan untuk mengikuti proses belajar
mengajar peserta didik yang mengalami kelemahan pendengaran
dengan peserta didik normal?
D. Kesiapan psikis
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pemahaman peserta didik secara
umum tentang pentingnya kesiapan untuk mengikuti proses
pembelajaran ?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui motivasi peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran ?
3. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi peserta didik yang memiliki
motivasi rendah dalam mengikuti proses pembelajaran?
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana konsentrasi peserta didik pada saat
proses pembelajaran ?
5. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui peserta didik yang kurang
konsentrasi pada saat proses pembelajaran ?
6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi peserta didik yang kurang
konsentrasi pada saat belajar ?
7. Menurut Bapak/ibu bagaimanakah kemauan peserta didik untuk
bertanya selama proses belajar mengajar berlangsung?
93
8. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu keaktifan peserta didik di
depan kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung?
9. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu kemauan peserta didik
mengeluarkan ide ketika proses belajar mengajar berlangsung?
2. Pertanyaan Penelitian Siswa
A. Kesiapan Fisik
1. Adakah persiapan yang menunjang kesiapan fisik saudara/saudari sebelum
melaksanakan proses pembelajaran ?
2. Apakah kesehatan fisik saudara/saudari berpengaruh dalam proses belajar
mengajar ?
3. Apakah saudara/saudari tidur secara cukup sebelum melakukan
pembelajaran esok hari ?
4. Apakah saudara/saudari memakan makanan yang bergizi setiap hari ?
5. Apakah saudara/ saudari melakukan olahraga yang teratur ?
6. Apa yang saudara/saudari lakukan jika kondisi fisik tidak mendukung
dalam proses belajar mengajar ?
7. Apakah saudara/saudari mengalami kekurangan pendengaran pada saat
proses belajar mengajar ?
8. Kendala apa yang anda alami jika memiliki kekurangan pendengaran saat
proses belajar mengajar ?
9. Bagaimana cara saudara/saudari mengatasi jika memiliki kekurangan
pendengaran ?
10. Apakah ada perlakuan kusus jika saudara/saudari memiliki kekurangan
fisik pada saat proses pembelajaran ?
94
B. Kesiapan psikis
1. Bagaimana menurut saudara/saudari tentang pentingnya kesiapan mental
untuk mengikuti proses belajar mengajar ?
2. Apakah kepercayaan diri saudara/saudari berkurang dalam pelaksanaan
belajar mengajar?
3. Bagaimana saudara/saudari mengatasi kepercayaan diri untuk
melaksanakan proses belajar mengajar ?
4. Bagaimana menurut saudara/saudari pentingnya motivasi belajar pada saat
proses belajar mengajar ?
5. Bagaimana menurut saudara/saudari mengatasi rendahnya motivasi
belajar saat menjalani proses pembelajaran ?
6. Bagaimana menurut saudara/saudari tentang pentingnya konsentrasi pada
saat proses pembelajaran ?
7. Apakah saudara/saudari pernah mengalami kurang konsentrasi pada saat
proses belajar mengajar ?
8. Bagaimana cara mengatasi kurangnya konsentrasi saudara /saudari pada
saat proses belajar mengajar ?
9. Bagaimanakah menurut saudara/saudari tentang pentinya keaktifan dalam
proses belajar mengajar ?
10. Bagaimana cara saudara/saudari mengeluarkan ide pada saat proses
belajar mengajar ?
95
Lampiran 2. Informan Penelitian
No Nama Umur Jenis Kelamin Keterangan
1 ID 44 tahun Perempuan Guru Geografi
2 AN 39 tahun Laki-laki Guru Geografi
3 TN 32 tahun Perempuan Guru Geografi
4 AY 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
5 AT 16 PEREMPUAN PESERTA DIDIK
6 MD 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
7 RN 18 Laki-laki PESERTA DIDIK
8 DS 18 PEREMPUAN PESERTA DIDIK
9 RK 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
10 YN 17 PEREMPUAN PESERTA DIDIK
11 IR 16 Laki-laki PESERTA DIDIK
12 AW 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
13 AG 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
14 DO 18 Laki-laki PESERTA DIDIK
15 HR 17 Laki-laki PESERTA DIDIK
16 MS 17 PEREMPUAN PESERTA DIDIK
17 DW 18 Laki-laki PESERTA DIDIK
18 HN 16 Laki-laki PESERTA DIDIK
96
Lampiran 3. Reduksi Data
1. Hasil Wawancara dengan Guru
A. Kesiapan Fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA
1. ID
“Nak menerutku, umume peserta didik seng
melu belajar karo aku sehat secara fisik.
Aku biasane merikso kondisine kesehatan
peserta didik sakdurungge melu belajar, aku
ora ngijenke peserta didik seng sakit go
melu pelajaran, ibu ngomonggi ben siswa
seng loro istirahat nang umah, siswa seng
loro biasane ora iso ngikuti pelajaran
dengan apik. “Kadang memang eneng
bocah seng ngalami kurang kerunggu.
Bocah seng ngalami kurang krunggu
biasane kurang siap go melu belajar. Ibu
biasane meperlakukan bocah secara kusus
bila eneng bocah seng kurang, sengutama
kurang krunggu biasane carane ngekon
bocah kon lungguh nang ngrep. Umumme
ora eneng kendala, karena dekne, mergo
bocah wes di perlakukne sesui kendalane
dekne dan bocah seng ngalai kekurangan
uumnya urung siap go melu pelajaran.
Kalau menurut ibu, umumnya peserta didik yang
mengikuti pelajaran dengan ibu sehat secara fisik. Ibu
biasanya memeriksa kondisi kesehatan peserta didik
sebelum memulai pelajaran. Ibu tidak mengizinkan
peserta didik yang lagi sakit untuk mengikuti pelajaran.
Ibu menyarankan siswa yang kurang sehat untuk
beristirahat di rumah. Siswa yang kurang sehat biasanya
tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Kadang-
kadang memang ada peserta didik yang menglami
kekurangan pendengan.Peserta didik yang mengalami
pendengaran yang kurang umumnya kurang siap untuk
mengikuti proses belajar. Ibu memperlakukan secara
khusus apabila ada peserta didik yang memiliki
kekurangan, terutama kekurangan pendengaran dengan
cara menempatkan mereka di bagian depan.Umumnya
tidak ada kendala, karena mereka telah diperlakukan
sesuai dengan kekurangan mereka. dan Peserta didik
yang mengalami kekurangan umumnya kurang siap
dalam belajar secara normal.
2. AN Menurutku, umume bocah seng melu belajar karo
aku kondisi kesehatane apik. Caraku nentokne
kondisi kesehatane bocah biasane nakono cocah
Menurut Bapak, umumnya peserta didik yang mengikuti
pelajaran kondisi kesehatannya baik. Cara bapak
menentukan kondisi kesehatan peserta didik adalah
97
sitok-sitok cocah kui. Nak eneng bocah seng loro biasane kurang konsentrasi pas belajar biasane
aku ngekon bocah seng loro muleh nang uahhe.
Ora kabeh kelas eneng bocah seng miliki kurang
krunggu. Nak eneng biasane bapak ngkon bocah
lungguh nang paling ngrep. Nak kendala ora
eneng. Paling dewe sebagai guru kudu ngatekne
bocah kui. Bocah seng eneng kekurangane
biasane persiapane kurang go melu pelajaran
menanya pada masing-masing peserta didik tersebut.Kalau ada peserta didik yang sakit biasanya
kurang konsentrasi dalam belajar sehingga bapak
menyuruh peserta didik yang sakit untuk pulang. Kalau
menurut Bapak, kesiapan peserta didik yang sakit
kurang maksimal untuk mengikuti pelajaran. Tidak
seluruh kelas ada peserta didik yang memiliki
kekurangan pendengan. Kalau ada, biasanya bapak
menyuruh peserta didik tersebut untuk duduk paling
depan. Kalau kendala tidak ada, paling kita sebagai guru
harus memperhatikan mereka secara khusus. Peserta
didik yang memiliki kekurangan ini juga memiliki
persiapan yang kurang untuk mengikuti proses
pembelajaran.
3. RT Peserta didik seng melu pelajar karo ibuk sehat
secara fisik. Iyo pernah eneng kejadian peserta
didik tersebut nang kondisi loro langeng
maksakne diri melu pebelajaran, tapi aku ora
ngijenke neng lebih enyaranke siswa istirahat wae
nang umah. Ibu ngelakokne bocah secara khusus
bila eneng bocah seng ndue kekurangan, oponeh
kekurangan pendengaran gocoro ndokokne bocah
neng mejo ngarep. Iki biasane ibu laukan ben
bocah bener-bener siap go melu belajar, karena
umumme bocah kurang siap go melu belajar
Peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan ibuk
sehat secara fisik. Memang pernah ada kejadian peserta
didik tersebut dalam kondisi sakit dan tetap
memaksakan diri mengikuti pembelajaran, tapi ibu
tidak mengizinkan dan lebih menyarankan siswa
tersebut istirahat dirumah. Ibu memperlakukan secara
khusus apabila ada siswa yang memiliki kekurangan,
terutama kekurangan pendengaran dengan cara
menempatkan mereka di bagian depan. Hal ini ibu
lakukan agar mereka siap untuk belajar, karena peserta
didik umumnya kurang siap untuk belajar.
98
B. Kesiapan Psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA
1. ID
Menurutku, pemahaman siswa go pentinge
kesiapan go melu proses bolajar cukop apik. Aku
ndelok nangkene motivasi bocah umumme apik,
sehinggo bocah ora eneng ngalami kangelan go
nyiapne diri go melu proses pembelajaran.
Memang eneng saatte bocah kurang eneng
motivasi go melu belajar, makane kui biasane aku
ngei motivasi sek pas nang ngrep. Menurutku
konsentrasi bocah agak kurang jika pelajaran
eneng jam terakhir karena mereka wes lemes, tapi
nak jam pertama umumme konsentrasi bocah apik.
Go ndelok konsentrasi bocah ibu biasane ngei
beberapa pertanyaan nang tengah-tengah pas
belajar dan ibu biasane memberikan istirahat nak
eneng siswa seng kurang konsentrasi pada saat
belajar dan belajar di lanjurtke nak bocah wes
seger meneh Menurut ibu, kemaun bocah go
bertanya pas belajar sangat kurang, gor eneng
wong piro wae seng melu takon dan bocahhe pun
kui-kui wae. Ibu biasane njalok bocah ngei
pendapate nang ngrep kelas, tapi sangat jarang
bocah seng gelem ngelakoni iki. Kalau menurutku
kemauaan bocah ngeluarke ide ki apik tapi harus
eneng pancingan sek.
Menurut ibu, pemahaman peserta didik tentang
pentingnya kesiapan untuk mengikuti proses
pembelajaran cukup baik. Ibu melihat disini motivasi
peserta didik umumnya baik, sehingga mereka tidak
mengalami kesulitan untuk mempersiapkan diri
mengikuti proses pembelajaran. Memang ada saatnya
peserta didik kurang memiliki motivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran, maka ibu terlebih dahulu memberi
motivasi di depan kelas.
Menurut ibu, konsentrasi peserta didik agak kurang jika
belajar pada jam terakhir karena mereka telah lelah, tapi
pada jam pertama umumnya konsentrasi mereka bagus.
Untuk melihat konsentrasi peserta didik, ibu memberi
beberapa pertanyaan di tengah proses pembelajaran. Ibu
biasanya memberikan istrirahat jika melihat ada peserta
didik yang mulai kurang konsentrasinya dan proses
pembelajaran dilanjutkan jika peserta didik sudah mulai
segar kembali. Menurut ibu, kemauan peserta didik untuk
bertanya ketika proses pembelajaran berlasung sangat
kurang, hanya beberapa orang yang mau bertanya dan
orangnya pun sama. Ibu adakalanya meminta peserta
didik untuk memaparkan suatu pendapat di depan kelas,
tetapi sangat jarang peserta didik yang mau melakukan
hal itu. Kalau menurut ibu, kemauan peserta didik
mengeluarkan ide cukup baik, tetapi harus dipancing
terlebih dahulu.
2. AN Menurutku bocah seng mahami pentingge
kesiapan go melu proses belajar ngajar. Bapak
Menurut bapak, peserta didik memahami pentingnya
kesiapan untuk proses belajar mengajar. Bapak melihat
99
ndelok umumme apik, terlihat seko lengkappe
persiapan seng di miliki bocah untuk go melu
proses pebelajaran, bila eneng bocah seng kurang
eneng motivasi, aku terlebih dahulu memulai
pelajaran santai karo rilek sek. Menurutku
konsentrasi bocah cukop apik, walau eneng siji
dino konsentrasi dekne tidak podo. Go ndlok
konsentrasi peserta didik, bapak ndlok siswa
secara seksama , terutama saat arep mulai proses
pembelajaran, nak aku ndlok eneng bocah seng
kurang konsentrasi, bapak persilahkan metu seko
kelas sedilit. Nak menurutku, kemauan bocah go
bertanya emng kurang, kui berarti bocah kurang
miliki kesiapane dekne kurang apik karna kurang
gelem takon. Nak keaktifan bocah menurutku
kurang, terutama go ngdek nang ngrep. Nak di
delok kemauan apik, terutama pas diskusi nang
ngarep kelas
motivasi peserta didik umumnya baik, terlihat dari lengkapnya persiapan yang dimiliki peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran.Jika peserta didik kurang
termotivasi, bapak terlebih dahulu memulai pelajaran
dengan santai agar mereka rileks. Menurut Bapak
konsentrasi peserta didik cukup baik, walaupun dalam 1
hari tersebut kosentrasi mereka tidak sama.Untuk melihat
konsentrasi peserta didik, bapak memperhatikan seluruh
peserta didik secara seksama, terutama saat memulai
proses pembelajaran. Kalau bapak melihat ada peserta
didik yang mulai kurang konsentrasi, bapak persilahkan
keluar kelas sebentar. Menurut Bapak kemauan peserta
didik bertanya memang kurang, berarti mereka kurang
memiliki kesiapan diri kurang baik karena kurang mau
bertanya.Kalau keaktifan peserta didik, menurut bapak
kurang, terutama untuk berdiri di depan kelas. Bapak
lihat, kemauan mengeluarkan ide peserta didik cukup
baik, terutama ketika ada kegiatan diskusi kelas.
3. TN Bocah kui cukup pahan go nyiapke diri go ngikuti
pas belajaran kui merupakan kuncine motivasi.
Ibu ndlok motivasi bocah umumme apik, di delok
seko perhatian bocah go proses belajar seng arep
di lakokne. Ibu biasane nunggu bocah seng urung
enek motaivasine go melu pelajaran, carane
merikso perlengkapan belajar mereka. Menurutku
konsentrasi bocah dalam bedo karena bocah kudu
melu beberapa pelajaran, yang penting saat aku
ngaar bocah konsentrasi pada mata pelajaran ibu
wae. Go ndlok konsentrasi bocah, ibu biasane
Peserta didik cukup paham dalam mempersiapkan diri
mengikuti proses pembelajaran merupakan kunci
motivasi. Ibu melihat motivasi peserta didik umumnya
baik, terlihat dari perhatian peserta didik terhadap proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Ibu cenderung
menunggu peserta didik yang kurang termotivasi untuk
mengikuti pelajaran, biasanya dengan cara memeriksa
kelengkapan belajar mereka. Menurut ibu konsentrasi
peserta didik dalam satu hari berbeda karena harus
mengikuti beberapa mata pelajaran, yang penting ketika
ibu mengajar mereka konsentrasi pada mata pelajaran ibu
saja.Untuk melihat konsentrasi peserta didik, ibu biasanya
memberi pertanyaan tentang pelajaran minggu lalu.Untuk
100
ngeki pertanyaan go pelajaran minggu winggi, go
meningkatkan konsentrasi peserta didik, ibu
bianase ngikuti proses pembelajaran go okeh
variase metode Menurut ibu, bocah seng gelem
bertanya kui seng dadi kelemahane, karena jarang
sekali bocah seng gelem takon pas belajar di
lakokne. Siswa kurang miliki kesiapan go segi
reaksi, karena biasane bocah kurang gelem
ngeluarke ide, takon dan ngadek nang ngrep kelas
pas proses belajar, nak menurutku kemauan bocah
pas ngetokke ide cukup, tapi kudu di takoni sek
bocah iku
meningkatkan konsentrasi peserta didik, ibu biasanya melakukan proses pembelajaran menggunakan berbagai
variasi metode. Menurut ibu, kemamuan bertanya inilah
yang menjadi kelemahan peserta didik, karena jarang
sekali peserta didik yang mau bertanya ketika proses
belajar mengajar. Peserta didik kurang memiliki kesiapan
dari segi reaksi, karena peserta didik biasanya kurang
mau mengeluarkan ide, bertanya dan berdiri di depan
kelas ketika proses pembelajaran. Kalau menurut ibu
kemauan peserta didik dalam mengeluarkan ide cukup,
tetapi harus ditanya atau diminta terlebih dahulu.
101
2. Hasil Wawancara Dengan Siswa
A. Kesiapan Fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA
1. AY Persiapan seng ndukung kesiapan fisikku kudu
eneng misalle kondisi sehat, karena kesehatan
fisik songgot ngaruh karena kui aku turu seng
cukup nang ngomah dan mangan panganan
seng okeh nutrisine serta olahraga seng
cukop. Biasane nak kondisi kesehatanku ora
apik pas belajar aku turu nang UKS dan pas
proses belajar mental kui penteng bangget
karena ngruh nang kepercayaan diriku pas
proses belajar
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada
misalnya menjaga kondisi kesehatan, karena kesehatan
fisik sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara
cukup dirumah dan memakan makanan yang bernutrisi
serta olahraga yang teratur. Biasanya kalau kondisi
kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran
biasanya saya tidur di UKS. Dan pada saat proses
pembelajaran mental saya sangat penting karna sanggat
berpengaruh pada kepercayaan diri pada saat melakukan
proses pembelajaran.
2. AT Kesiapan fisik biasane aku njaga kondisi
kesehatan, karena kondisi fisik sangat penteng
karna kui aku turu seko cukup dan kurang
metu mbenggi tapi aku jarang mangan
panganan seng sehat trus ora tau olahraga,
biasane kalau kondisi kesehatan ora apik aku
muleh go turu, kondisi mental kui penteng
karena ngaruh nang prose pembelajarane
aku. Aku ra ndue kerang krunggu nak
seandaine aku ndue ku arep lunguh nang
ngrep ben opo seng di terangke guru kui
Kesiapan fisik ada biasanya saya menjaga kondisi
kesehatan, karena kesehatan fisik sanggat penting,
karena itu saya tidur secara cukup dan jarang keluar
malam tapi saya jarang-jarang memakan makanan yang
bernutrisi dan olahraga. Biasanya kalau kondisi
kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran
biasanya saya izin minta pulang. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran seandainya saya punya
biasanya saya akan duduk di depan agar bisa mendengar
apa yang di terangkan oleh guru.
102
mudeng.
3. MD Nak menurutku eneg tapi aku jarang ngaga
kondisi kesehatanku, aku jarang jogo kondisi
kesehatanku kurang mangan makanan seng
bergizi dan jarang olahraga seng teratur. Aku
ra ndue kurang krungu biasane nak aku ndue
aku jalok perhatian khusus karo guruku
Kalau menurut saya ada tapi saya jarang menjaga
kondisi kesehatan saya, saya jarang memakan makanan
yang bergizi dan jarang olahraga yang teratur, saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran. Jika saya memiliki
kekurangan pendengaran biasanya saya akan memintak
perhatian khusus terhadap guru saya.
4. RN Kesiapan seng nunjang kesiapan fisik kui
eneng biasane aku olahraga seng teratur
mangan makanan seng eneng nutrsine lan
jarang metu bengi nak aku sering metu benggi
biasane kondisi ku ora penak, aku ora ndue
kurang kerunggu
Kesiapan yang menunjang kesiapan fisik saya ada,
misalnya saya olahraga yang teratur, memakan makanan
yang bergizi dan jarang keluar malam karena kalau saya
sering keluar malam kondisi kesehatan saya akan
terganggu. Saya tidak memiliki kekurangan
pendengaran.
5. DS Menurutku, kalau kesiapan fisik kurang kui
sangat ngaruh go kesiapan belajar, aku
jarang turu secara teratur tapi saya selalu
mangan panganan seng bergizi saya jarang
berolahgara, aku ra ndue kurang krungu tapi
nak aku wes kesel biasane aku jarang iso
mahami opo seng di sampaike guru kui
Menurut saya ada, karena kalau kesiapan fisik saya
kurang maka akan mengangu proses pembelajaran. Saya
kurang tidur secara teratur, tapi selalu memakan
makanan yang bergizi, dan juga jarang olahraga secara
teratur. Saya tidak memiliki kekurangan pendengaran
tapi saya kadang-kadang kalau sudah lelah susah untuk
mendengarkan apa yang di terangkan guru.
6. RK Persiapan seng ndukung kesiapan fisikku kudu
eneng misalle kondisi sehat, karena kesehatan
fisik songgot ngaruh karena kui aku turu seng
cukup nang ngomah dan mangan panganan
seng okeh nutrisine serta olahraga seng
cukop. Biasane nak kondisi kesehatanku ora
apik pas belajar aku turu nang UKS dan pas
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada
misalnya menjaga kondisi kesehatan, karena kesehatan
fisik sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara
cukup dirumah dan memakan makanan yang bernutrisi
serta olahraga yang teratur. Biasanya kalau kondisi
kesehatan tidak baik pada saat proses pembelajaran
biasanya saya tidur di UKS.
103
proses belajar mental kui penteng bangget
karena ngruh nang kepercayaan diriku pas
proses belajar.
7. YN Menurutku eneg, biasane aku ora menjaga
kondisi kessehatanku padahal kesehatan fisik
kui sangat penteng, aku turu ora teratur
jarang mangan seng bergizi ora tau olahraga,
biasane pas saat proses belajar aku sereng
terganggu. Aku ora ndue kurang kerungu
Menurut saya ada,tapi saya tidak menjaga kondisi
kesehatan, padahal kesehatan fisik sanggat penting, saya
tidur tidak teratur jarang memakan makanan yang
bernutrisi dan olahraga. Biasanya pada saat proses
pelajaran saya kurang memahami. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran.
8. IR Menurutku eneng biasane aku jogo kondisi
kesehatanku dengan coro turu secoro cukup,
aku ndue kurang krunggu kadang-kadang kui
opo seng di sampaikne guru ora mudeng
biasane nak wes ngono kui aku linguh ngrep
ben opo seng di terangke isoh tak pahami
Menurut saya ada, biasanya saya menjaga kondisi
kesehatan dengan cara tidur secara cukup dan jarang
keluar malam memakan makanan yang bergizi dan
olahraga yang teratur, saya memiliki kekurangan
pendengaran, kadang-kadang apa yang di sampaikan
oleh guru tidak dapat saya pahami karena keterbatasan
saya, biasanya saya akan duduk di depan agar apa yang
di sampaikan guru dapat saya pahami.
9. AW Persiapan seng ndukung kesipan fisik kudu
eneg, karena kesehatan fisik kui sangat
ngaruh karena kui aku turu secoro cukup
mangan pangan seng eneng gizine tapi aku
jarang melu olahraga, biasane nak kondisi
fisik ora apik pas saat melu belajaran aku
mekso nang kelas. Aku ora miliki kurang
kerunngu nak aku miliki kurang pendengaran
aku mesti lungguh nang ngarep korno nak
aku lungguh nang mburi aku ora konsentrasi
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada,
karena kesehatan fisik sanggat berpengaruh, karena itu
saya tidur secara cukup dirumah dan memakan makanan
yang bernutrisi tapi jarang ikut olahraga. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya tetap memaksakan
mengikuti proses pembelajaran. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, kalau saya memiliki
kekurangan pendengaran saya pasti akan duduk di
depan setiap hari, karena kalau saya duduk di belakang
104
opo seng di omongkkke guru nang ngrep biasanya saya akan kurang konsentrasi, dantidak jelas
apa yang di sampaikan guru di depan.
10. AG Menurutku eneg, karena kondisi fisik kui
ngaruh ps proses belajar, biasane aku jaga
kondisiku corone ruru secara teratur tapi pas
saat proses pembelajaran aku jarang konsen
kui pas jam-jam terahir. Aku ora ndue
kekurangan pendengaran.”
Menurut saya ada, karena kondisi fisik sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran, biasanya saya
menjaga kondisi kesehatan dengan cara memakan
makanan yang bergizi dan tidur secara teratur, tapi pada
saat proses pembelajaran saya kurang memahami apa
yang di sampaikan guru pas jam terahir pelajaran. Saya
tidak memiliki kekurangan pendengaran.
11. DO Eneg, biasane aku jogo kondisi kesehatan go
coro istirahat secoro cukup mangan panganan
seng bergizi lan olahraga seng teratur aku ora
ndue kurng kerunggu tapi aku ndue kurang
ndelok tadi aku susah go ndelok opo seng
eneng nang papan tulis biasane aku lungguh
nang ngrep ben opo seng di tulis guru isoh tak
pahami
Ada, biasanya saya menjaga kondisi kesehatan dengan
cara istirahat secara cukup, memakan makanan yang
bergizi dan olahraga yang teratur, saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, tapi saya memiliki
keterbatasan penglihatan jadi kendala yang saya hadapi
adalah apa yang ada di papan tulis kurang jelas,
biasanya saya mengunakan kacamata dan berusaha
duduk di depan agar apa yang di tulis oleh guru dapat
saya pahami.
12. HR Nang jero kesiapan seng nunjang kesiapan
fisik itu pasti eneng. Karena fisik kui sanggat
pentenggo awake dewed an aktifitase dewe
maka kui pas muleh sekolah aku ngeluangke
go turu seng cukop lan mangan panganan
seng okeh proteinne ben kondisi fisiku terjaga,
aku ran due kurang krunggu
Dalam kesiapan yang menunjang kesiapan fisik itu pasti
ada, karena fisik itu sangat penting buat diri kita sendiri
dan aktifitas kita, makanya setiap pulang sekolah saya
melakukan istirahat secara cukup dan makan secara
teratur agar kesehatan fisik saya tetap terjaga, saya tidak
memiliki kurang pendengaran.
13. MS Persiapan seng nunjang fisikku pasti eneng, Persiapan yang menunjang kesiapan fisik itu pasti ada,
105
karena kui ngaruh nang kesehatan fisikku,
tapi kondisi fisik ku pas melu pelajaran
kurang apik, karena aku kurang turu lan ora
pernah olahraga seng teratur, aku ora miliki
kekurangan krunggu tapi pas aku melu belajar
konsentrasiku kurang opo seng di terangke
guru nang ngrep ora isoh aku pahami.
karena sanggat berpengaruh pada kesehatan fisik saya,
tapi kondisi fisik saya saat mengikuti pembelajaran
kurang baik, karena saya jarang sekali tidur secara
cukup serta jarang berolahraga untuk menjaga kesehatan
saya, saya tidak memiliki kekurangan pendengaran,
hanya saja pada saat konsentrasi saya berkurang apa
yang di terangkan guru di depan tidak dapat saya
pahami
14. DW Persiapan seng ndukung kesipan fisik kudu
eneg, karena kesehatan fisik kui sangat
ngaruh karena kui aku turu secoro cukup
mangan pangan seng eneng gizine tapi aku
jarang melu olahraga, biasane nak kondisi
fisik ora apik pas saat melu belajaran aku
mekso nang kelas. Aku ora miliki kurang
kerunngu nak aku miliki kurang pendengaran
aku mesti lungguh nang ngarep korno nak
aku lungguh nang mburi aku ora konsentrasi
opo seng di omongkkke guru kurang paham
Persiapan yang mendukung kesiapan fisik harus ada,
karena kesehatan fisik sanggat berpengaruh, karena itu
saya tidur secara cukup dirumah dan memakan makanan
yang bernutrisi tapi jarang ikut olahraga. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya tetap memaksakan
mengikuti proses pembelajaran. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, kalau saya memiliki
kekurangan pendengaran saya pasti akan duduk di
depan setiap hari, karena kalau saya duduk di belakang
biasanya saya akan kurang memahami.
15. HN Persiapan seng ndukung kesiapan
fisikku kudu eneng misalle kondisi
sehat, karena kesehatan fisik
songgot ngaruh karena kui aku
turu seng cukupora pernah metu
bengi kecuali hari-hari libur dan
mangan panganan seng okeh
nutrisine serta olahraga seng
Menurut saya, kesiapan fisik harus ada misalnya
menjaga kondisi kesehatan, karena kesehatan fisik
sanggat berpengaruh, karena itu saya tidur secara teratur
dirumah tidak penah keluar malam selain hari libur esok
hari dan memakan makanan yang menujang kesehatan
serta olahraga pada jam-jam tertentu. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya memilih istirahat dirumah.
106
cukop. Biasane nak kondisi
kesehatanku ora apik pas belajar
aku muleh nang umah.dan pas
proses belajar mental kui penteng
bangget karena ngruh nang
kepercayaan diriku pas proses
belajar
A. Kesiapan Psikis Kesiapan Fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA
1. AY Kesiapan mental kui penteng go nambah
kepercayaan diri kaku nak pas arep mulai
pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara
nambah materi sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng ngaruh nang
proses pelajaran kui kanggo ngeluarke ide-ide.
Konsentrasi ku juga penteng go saat proses belajar,
biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih
istirahat nang UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih.
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah
percaya diri kita pada saat akan melakukan proses
pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di ajarkan guru,
motivasi yang rendah itu sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran karena akan sulit
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga penting
dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya
memilih istirahat di UKS sampai kondisi saya
menbaik.
2. AT Kondisi mental kui penteng karena ngaruh nang
prose pembelajarane aku. Konsentrasi kui ngaruh
Kondisi mental sangat penting, karena berpengaruh
pada proses pembelajaran. Konsentrasi juga sanggat
107
banget nang mulai pelajaran nak konsentrasiku
kurang pas guru nerangke pelajaran kui aku ora
isoh mahami
berpengaruh pada kesiapan psikis dalam memulai
pelajaran kalau konsentrasi saya berkurang maka apa
yang di terangkan oleh guru tidak dapat saya pahami.
3. MD Kesiapan fisikis kui penteng adalah pye kondisi
mentale dewe, seandainya saya ora ndue kesiapan
mental mana pas proses belajar aku susah nerimo
pelajaran seng di ajarke oleh guru, njika ora miliki
mental seng apik maka kui ganggu go
konsentrasiku juga
Kesiapan psikis itu yang paling penting adalah
kesiapan mental, seandainya saya tidak memiliki
kesiapan mental maka dalam proses pembelajaran
saya akan susah menerima pelajaran yang di ajarkan
oleh guru. jika tidak memiliki mental yang cukup
akan susah mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat
pembelajaran konsentrasi saya akan berkurang jika
kesiapan mental saya tidak di persiapkan.
4. RN Kesiapan mental kui penteng karena ngaruh banget
nang rasa percoyo diri ku go melu pelajaran nang
jero kelas, nak rasa percaya diriku kurang maka
konsentrasi saya pas belajar terganggu karena
konsentrasi belajar kui penteng bangget go aku,
biasane nak aku kurang konsentrasi aku istirahat
sedilut nang njobo kelas
Kesiapan mental itu sanggat penting karena akan
berpengaruh pada rasa percaya diri saya untuk
memulai pelajaran di dalam kelas, kalau rasa percaya
diri saya kurang maka konsentrasi saya pada saat
belajar akan terganggu karena konsentrasi belajar
sanggat penting bagi saya, biasanya kalau saya
kurang konsentrasi saya akan istirahat sebentar di
luar ruangan.
5. DS Motivasi belajar kui sangat penting nang jero
kesiapan psikisku, rendahhe motivasi kui ngaroh
nang proses belajarku karena nak ora eneng
motivasi aku kurang semanagt go melu belajar.
Konsentrasi kui sangat penteng, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku milih linguh nang UKS ben
konsentrasiku mbalek.
Motivasi belajar sangat penting dalam kesiapan
psikis saya, rendahnya motivasi itu sangat
berpengaruh pada saat proses pembelajaran saya
karena dengan rendahnya motivasi saya kurang
semangat untuk belajar. Konsentrasi sanggat penting,
biasanya saya mengalami kurang konsentrasi pada
saat jam terahir mata pelajaran. Biasanya saya mintak
108
izin ke UKS supaya konsentrasi saya pulih kembali
6. RK Persiapan seng ndukung kesiapan pisikku kudu
eneng misalle jogo kondisi konsentrasiku pada saat
pembelajaran, biasane saya nak kurang konsentrasi
meminta istirahat nang jero UKS dan setah kondisi
membaik aku lajot melu belajar meneh. Keaaktifan
kui penteng karena nak aku aktif nag jero kelas aku
isoh ngetoke ide-ide pas belajar.”
Persiapan yang mendukung kesiapan psikisku harus
ada misalnya misalnya menjaga konsentrasi saya
pada saat proses pembelajaran, biasanya saya kalau
kurang konsentrasi meminta izin untuk istirahat di
UKS dan setelah kondisi saya menbaik saya
menjantutkan mengikuti pembelajaran. Keaktifan itu
sangat penting karena kalau saya aktif dalam kelas
saya dapat mengeluarkan ide-ide pada saat proses
pembelajaran.
7. YN Kesiapan motivasi kui sangat penteng, hal kui
biasane tak lakokne dengan coro ngelengkapi
kelengkapan belajar saya, konsentrasi belajar
sangat penteng karena kalau kurang eneng
konsentrasi maka opo seng di jelaske karo guru ora
entok aku pahami. Biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih istirahat nang umah.
Kesiapan motivasi kui sangat penteng, hal itu
biasanya saya lakukan dengan cara saya melengkapi
kelengkapan belajar saya, konsentrasi dalam belajar
sangat penting karena kalau saya kurang konsentrasi
maka apa yang di jelaskan oleh guru tidak dapat saya
pahami. Biasanya akalau saya kurang konsentrasi
saya memilih untuk istirahat dirumah.
8. IR Kesiapan mental kui penteng go nambah
kepercayaan diri kaku nak pas arep mulai
pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara
nambah materi sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng ngaruh nang
proses pelajaran kui kanggo ngeluarke ide-ide.
Konsentrasi ku juga penteng go saat proses belajar,
biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih
istirahat nang UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah
percaya diri kita pada saat akan melakukan proses
pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di ajarkan guru,
motivasi yang rendah itu sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran karena akan sulit
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga penting
dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya
memilih istirahat di UKS sampai kondisi saya
109
menbaik.
9. AW Motivasi belajar kui sangat penting nang jero
kesiapan psikisku, rendahhe motivasi kui ngaroh
nang proses belajarku karena nak ora eneng
motivasi aku kurang semanagt go melu belajar.
Konsentrasi kui sangat penteng, biasane nak aku
kurang konsentrasi aku milih linguh nang UKS ben
konsentrasiku mbalek.”
Motivasi belajar sangat penting dalam kesiapan
psikis saya, rendahnya motivasi itu sangat
berpengaruh pada saat proses pembelajaran saya
karena dengan rendahnya motivasi saya kurang
semangat untuk belajar. Konsentrasi sanggat penting,
biasanya saya mengalami kurang konsentrasi pada
saat jam terahir mata pelajaran. Biasanya saya mintak
izin ke UKS supaya konsentrasi saya pulih kembali.
10. AG Kesiapan mental kui penteng karena ngaruh banget
nang rasa percoyo diri ku go melu pelajaran nang
jero kelas, nak rasa percaya diriku kurang maka
konsentrasi saya pas belajar terganggu karena
konsentrasi belajar kui penteng bangget go aku,
biasane nak aku kurang konsentrasi aku istirahat
sedilut nang njobo kelas
Kesiapan mental itu sanggat penting karena akan
berpengaruh pada rasa percaya diri saya untuk
memulai pelajaran di dalam kelas, kalau rasa percaya
diri saya kurang maka konsentrasi saya pada saat
belajar akan terganggu karena konsentrasi belajar
sanggat penting bagi saya, biasanya kalau saya
kurang konsentrasi saya akan istirahat sebentar di
luar ruangan.
11. DO Kesiapan mental bagiku penteng, karena mental
sangat berpengaruh pada metode belajar saya,
kepercayaan diri saya tidak berkurang karena saya
sudah mempersiapkan diri saya sebelum saya
melakukan pembelajaran. Konsentrasi kui penteng
karena kondsentrasi kui ndukung pas belajar maka
apa seng di ajarke oleh guru ora isoh aku pahami.
Kesiapan mental bagi saya sangat penting, karena
mental sangat berpengaruh pada metode belajar saya,
kepercayaan diri saya tidak berkurang karena saya
sudah mempersiapkan diri saya sebelum saya
melakukan pembelajaran. Konsentrasi sangat penting
karena pada saat pembelajaran konsentrasi saya
kurang maka apa yang di ajarkan oleh guru tidak bisa
saya pahami.
110
12. HR Nak aku ora konsentrasi aku ora isoh ngetokke ide-
ide seng apik. Kesiapan mental kui penteng karena
ngaruh banget nang rasa percoyo diri ku go melu
pelajaran nang jero kelas, nak rasa percaya diriku
kurang maka konsentrasi saya pas belajar
terganggu karena konsentrasi belajar kui penteng
bangget go aku, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku istirahat sedilut nang njobo kelas
Konsentrasi itu sangat penting karena akan
berpengaruh pada saat proses belajar mengajar, kalau
konsentasi kurang maka saya pasti tidak bisa
mengeluarkan ide-ide yang cemerlang. Kesiapan
mental itu sanggat penting karena akan berpengaruh
pada rasa percaya diri saya untuk memulai pelajaran
di dalam kelas, kalau rasa percaya diri saya kurang
maka konsentrasi saya pada saat belajar akan
terganggu karena konsentrasi belajar sanggat penting
bagi saya, biasanya kalau saya kurang konsentrasi
saya akan istirahat sebentar di luar ruangan.
13. MS Kesiapan fisikis kui penteng adalah pye kondisi
mentale dewe, seandainya saya ora ndue kesiapan
mental mana pas proses belajar aku susah nerimo
pelajaran seng di ajarke oleh guru, njika ora miliki
mental seng apik maka kui ganggu go
konsentrasiku juga
Kesiapan psikis itu yang paling penting adalah
kesiapan mental, seandainya saya tidak memiliki
kesiapan mental maka dalam proses pembelajaran
saya akan susah menerima pelajaran yang di ajarkan
oleh guru. jika tidak memiliki mental yang cukup
akan susah mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat
pembelajaran konsentrasi saya akan berkurang jika
kesiapan mental saya tidak di persiapkan.
14. DW Kesiapan mental kui penteng go nambah
kepercayaan diri kaku nak pas arep mulai
pelajaran biasane aku ngatasine dengan cara
nambah materi sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng ngaruh nang
proses pelajaran kui kanggo ngeluarke ide-ide.
Kesiapan mental sangat penting untuk menambah
percaya diri kita pada saat akan melakukan proses
pembelajaran, biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di ajarkan guru,
motivasi yang rendah itu sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran karena akan sulit
111
Konsentrasi ku juga penteng go saat proses belajar,
biasane nak aku kurang konsentrasi aku milih
istirahat nang UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga penting
dalam proses belajar mengajar, jika konsentrasi saya
kurang pada saat proses belajar mengajar saya
memilih istirahat di UKS sampai kondisi saya
menbaik.
15. HN Persiapan seng ndukung kesiapan pisikku kudu
eneng misalle jogo kondisi konsentrasiku pada saat
pembelajaran, biasane saya nak kurang konsentrasi
meminta istirahat nang jero UKS dan setah kondisi
membaik aku lajot melu belajar meneh. Keaaktifan
kui penteng karena nak aku aktif nag jero kelas aku
isoh ngetoke ide-ide pas belajar
Persiapan yang mendukung kesiapan psikisku harus
ada misalnya misalnya menjaga konsentrasi saya
pada saat proses pembelajaran, biasanya saya kalau
kurang konsentrasi meminta izin untuk istirahat di
UKS dan setelah kondisi saya menbaik saya
menjantutkan mengikuti pembelajaran. Keaktifan itu
sangat penting karena kalau saya aktif dalam kelas
saya dapat mengeluarkan ide-ide pada saat proses
pembelajaran.
112
LAMPIRAN 4. DISPLAY DATA
1. Hasil Wawancara dengan Guru
A. Kesiapan Fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA KESIMPULAN
1. ID,TN
“Nak menerutku, umume
peserta didik seng melu
belajar karo aku sehat secara
fisik. Aku biasane merikso
kondisine kesehatan peserta
didik sakdurungge melu
belajar, aku ora ngijenke
peserta didik seng sakit go
melu pelajaran, ibu
ngomonggi ben siswa seng
loro istirahat nang umah,
siswa seng loro biasane ora
iso ngikuti pelajaran dengan
apik. “Kadang memang
eneng bocah seng ngalami
kurang kerunggu. Bocah seng
ngalami kurang krunggu
biasane kurang siap go melu
belajar. Ibu biasane
meperlakukan bocah secara
kusus bila eneng bocah seng
kurang, sengutama kurang
krunggu biasane carane
ngekon bocah kon lungguh
nang ngrep. Umumme ora
Kalau menurut ibu, umumnya peserta didik
yang mengikuti pelajaran dengan ibu sehat
secara fisik. Ibu biasanya memeriksa kondisi
kesehatan peserta didik sebelum memulai
pelajaran. Ibu tidak mengizinkan peserta didik
yang lagi sakit untuk mengikuti pelajaran. Ibu
menyarankan siswa yang kurang sehat untuk
beristirahat di rumah. Siswa yang kurang
sehat biasanya tidak dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Kadang-kadang
memang ada peserta didik yang menglami
kekurangan pendengan.Peserta didik yang
mengalami pendengaran yang kurang
umumnya kurang siap untuk mengikuti proses
belajar. Ibu memperlakukan secara khusus
apabila ada peserta didik yang memiliki
kekurangan, terutama kekurangan
pendengaran dengan cara menempatkan
mereka di bagian depan.Umumnya tidak ada
kendala, karena mereka telah diperlakukan
sesuai dengan kekurangan mereka. dan
Peserta didik yang mengalami kekurangan
umumnya kurang siap dalam belajar secara
normal.
kesiapan fisik peserta
didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
dilihat dari kondisi
kesehatan umumnya
baik. Guru sangat
memperhatikan
kondisi kesehatan
peserta didik, jika ada
yang sakit atau kurang
sehat biasanya tidak
diizinkan untuk
mengikuti proses
pembelajaran karena
persiapannya tidak
memadai. Selanjutnya
peserta didik yang
memiliki kelemahan-
kelemahan sensorik
umumnya kurang siap
untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Guru memperhatikan
dengan seksama
peserta didik yang
113
eneng kendala, karena dekne, mergo bocah wes di
perlakukne sesui kendalane
dekne dan bocah seng ngalai
kekurangan uumnya urung
siap go melu pelajaran.
memiliki kekurangan tersebut sehingga
memiliki kesiapan
yang sama untuk
belajar dengan peserta
didik normal.
2. AN Menurutku, umume bocah seng
melu belajar karo aku kondisi
kesehatane apik. Caraku nentokne
kondisi kesehatane bocah biasane
nakono cocah sitok-sitok cocah kui.
Nak eneng bocah seng loro biasane
kurang konsentrasi pas belajar
biasane aku ngekon bocah seng
loro muleh nang uahhe. Ora kabeh
kelas eneng bocah seng miliki
kurang krunggu. Nak eneng
biasane bapak ngkon bocah
lungguh nang paling ngrep. Nak
kendala ora eneng. Paling dewe
sebagai guru kudu ngatekne bocah
kui. Bocah seng eneng kekurangane
biasane persiapane kurang go melu
pelajaran
Menurut Bapak, umumnya peserta didik yang
mengikuti pelajaran kondisi kesehatannya
baik. Cara bapak menentukan kondisi
kesehatan peserta didik adalah menanya pada
masing-masing peserta didik tersebut.Kalau
ada peserta didik yang sakit biasanya kurang
konsentrasi dalam belajar sehingga bapak
menyuruh peserta didik yang sakit untuk
pulang. Kalau menurut Bapak, kesiapan
peserta didik yang sakit kurang maksimal
untuk mengikuti pelajaran. Tidak seluruh
kelas ada peserta didik yang memiliki
kekurangan pendengan. Kalau ada, biasanya
bapak menyuruh peserta didik tersebut untuk
duduk paling depan. Kalau kendala tidak ada,
paling kita sebagai guru harus memperhatikan
mereka secara khusus. Peserta didik yang
memiliki kekurangan ini juga memiliki
persiapan yang kurang untuk mengikuti
proses pembelajaran.
114
B. Kesiapan Psikispeserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA KESIMPULAN
1. ID
Menurutku, pemahaman siswa go
pentinge kesiapan go melu proses
bolajar cukop apik. Aku ndelok
nangkene motivasi bocah umumme
apik, sehinggo bocah ora eneng
ngalami kangelan go nyiapne diri go
melu proses pembelajaran. Memang
eneng saatte bocah kurang eneng
motivasi go melu belajar, makane
kui biasane aku ngei motivasi sek
pas nang ngrep. Menurutku
konsentrasi bocah agak kurang jika
pelajaran eneng jam terakhir karena
mereka wes lemes, tapi nak jam
pertama umumme konsentrasi bocah
apik. Go ndelok konsentrasi bocah
ibu biasane ngei beberapa
pertanyaan nang tengah-tengah pas
belajar dan ibu biasane memberikan
istirahat nak eneng siswa seng
kurang konsentrasi pada saat belajar
dan belajar di lanjurtke nak bocah
wes seger meneh Menurut ibu,
kemaun bocah go bertanya pas
belajar sangat kurang, gor eneng
Menurut ibu, pemahaman peserta didik
tentang pentingnya kesiapan untuk mengikuti
proses pembelajaran cukup baik. Ibu melihat
disini motivasi peserta didik umumnya baik,
sehingga mereka tidak mengalami kesulitan
untuk mempersiapkan diri mengikuti proses
pembelajaran. Memang ada saatnya peserta
didik kurang memiliki motivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran, maka ibu
terlebih dahulu memberi motivasi di depan
kelas.
Menurut ibu, konsentrasi peserta didik agak
kurang jika belajar pada jam terakhir karena
mereka telah lelah, tapi pada jam pertama
umumnya konsentrasi mereka bagus. Untuk
melihat konsentrasi peserta didik, ibu
memberi beberapa pertanyaan di tengah
proses pembelajaran. Ibu biasanya
memberikan istrirahat jika melihat ada peserta
didik yang mulai kurang konsentrasinya dan
proses pembelajaran dilanjutkan jika peserta
didik sudah mulai segar kembali. Menurut
ibu, kemauan peserta didik untuk bertanya
ketika proses pembelajaran berlasung sangat
kurang, hanya beberapa orang yang mau
bertanya dan orangnya pun sama. Ibu
adakalanya meminta peserta didik untuk
memaparkan suatu pendapat di depan kelas,
tetapi sangat jarang peserta didik yang mau
kesiapan psikispeserta
didik untuk mengikuti
pembelajaran Geografi
di SMA N 5 Tebo
termasuk baik, karena
sebagian besar peserta
didik memiliki motivasi
yang baik dalam belajar,
berarti peserta didik
memiliki kesiapan yang
baik. Kesiapan psikis
dilihat dari konsentrasi
dalam belajar, peserta
didik mampu
berkonsentrasi selama
proses belajar mengajar
sehingga guru tidak
mengalami kesulitan
melaksanakan proses
pembelajaran. Kesiapan
belajar dilihat dari
reaksi, sebagian besar
peserta didik di SMA N
5 Tebo memiliki reaksi
yang baik, karena
mampu memberikan
pertanyaan pada guru
pada saat belajar dan
mau mengeluarkan ide
115
wong piro wae seng melu takon dan
bocahhe pun kui-kui wae. Ibu
biasane njalok bocah ngei pendapate
nang ngrep kelas, tapi sangat jarang
bocah seng gelem ngelakoni iki.
Kalau menurutku kemauaan bocah
ngeluarke ide ki apik tapi harus
eneng pancingan sek.
melakukan hal itu. Kalau menurut ibu, kemauan peserta didik mengeluarkan ide
cukup baik, tetapi harus dipancing terlebih
dahulu.
pada guru. Kesiapan belajar dilihat dari
organisasi termasuk
baik karena peserta
didik mampu mengelola
bagian-bagian pelajaran,
diantaranya memiliki
catatan yang rapid an
menampilkan inti-inti
materi pada buku
catatan tersebut.
Kesiapan belajar dilihat
dari pemahaman, cukup
baik karena sebagian
kecil siswa yang dapat
langsung memahami
materi yang diajarkan
oleh guru dalam proses
pembelajaran. Kesiapan
belajar dilihat dari
ulangan, cukup baik
karena masih banyak
siswa yang tidak
mengulang materi
pelajaran.
2. AN Menurutku bocah seng mahami
pentingge kesiapan go melu proses
belajar ngajar. Bapak ndelok
umumme apik, terlihat seko
lengkappe persiapan seng di miliki
bocah untuk go melu proses
pebelajaran, bila eneng bocah seng
kurang eneng motivasi, aku terlebih
dahulu memulai pelajaran santai
karo rilek sek. Menurutku
konsentrasi bocah cukop apik, walau
eneng siji dino konsentrasi dekne
tidak podo. Go ndlok konsentrasi
peserta didik, bapak ndlok siswa
secara seksama , terutama saat arep
mulai proses pembelajaran, nak aku
ndlok eneng bocah seng kurang
konsentrasi, bapak persilahkan metu
seko kelas sedilit. Nak menurutku,
kemauan bocah go bertanya emng
kurang, kui berarti bocah kurang
Menurut bapak, peserta didik memahami
pentingnya kesiapan untuk proses belajar
mengajar. Bapak melihat motivasi peserta
didik umumnya baik, terlihat dari lengkapnya
persiapan yang dimiliki peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran.Jika peserta
didik kurang termotivasi, bapak terlebih
dahulu memulai pelajaran dengan santai agar
mereka rileks. Menurut Bapak konsentrasi
peserta didik cukup baik, walaupun dalam 1
hari tersebut kosentrasi mereka tidak
sama.Untuk melihat konsentrasi peserta didik,
bapak memperhatikan seluruh peserta didik
secara seksama, terutama saat memulai proses
pembelajaran. Kalau bapak melihat ada
peserta didik yang mulai kurang konsentrasi,
bapak persilahkan keluar kelas sebentar.
Menurut Bapak kemauan peserta didik
bertanya memang kurang, berarti mereka
kurang memiliki kesiapan diri kurang baik
karena kurang mau bertanya.Kalau keaktifan
peserta didik, menurut bapak kurang,
terutama untuk berdiri di depan kelas. Bapak
lihat, kemauan mengeluarkan ide peserta
116
miliki kesiapane dekne kurang apik
karna kurang gelem takon. Nak
keaktifan bocah menurutku kurang,
terutama go ngdek nang ngrep. Nak
di delok kemauan apik, terutama pas
diskusi nang ngarep kelas
didik cukup baik, terutama ketika ada kegiatan diskusi kelas.
3. RT Bocah kui cukup pahan go nyiapke
diri go ngikuti pas belajaran kui
merupakan kuncine motivasi. Ibu
ndlok motivasi bocah umumme apik,
di delok seko perhatian bocah go
proses belajar seng arep di lakokne.
Ibu biasane nunggu bocah seng
urung enek motaivasine go melu
pelajaran, carane merikso
perlengkapan belajar mereka.
Menurutku konsentrasi bocah dalam
bedo karena bocah kudu melu
beberapa pelajaran, yang penting
saat aku ngaar bocah konsentrasi
pada mata pelajaran ibu wae. Go
ndlok konsentrasi bocah, ibu biasane
ngeki pertanyaan go pelajaran
minggu winggi, go meningkatkan
konsentrasi peserta didik, ibu
bianase ngikuti proses pembelajaran
go okeh variase metode Menurut ibu,
bocah seng gelem bertanya kui seng
dadi kelemahane, karena jarang
Peserta didik cukup paham dalam
mempersiapkan diri mengikuti proses
pembelajaran merupakan kunci motivasi. Ibu
melihat motivasi peserta didik umumnya baik,
terlihat dari perhatian peserta didik terhadap
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Ibu cenderung menunggu peserta didik yang
kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran,
biasanya dengan cara memeriksa kelengkapan
belajar mereka. Menurut ibu konsentrasi
peserta didik dalam satu hari berbeda karena
harus mengikuti beberapa mata pelajaran,
yang penting ketika ibu mengajar mereka
konsentrasi pada mata pelajaran ibu
saja.Untuk melihat konsentrasi peserta didik,
ibu biasanya memberi pertanyaan tentang
pelajaran minggu lalu.Untuk meningkatkan
konsentrasi peserta didik, ibu biasanya
melakukan proses pembelajaran
menggunakan berbagai variasi metode.
Menurut ibu, kemamuan bertanya inilah yang
menjadi kelemahan peserta didik, karena
jarang sekali peserta didik yang mau bertanya
ketika proses belajar mengajar. Peserta didik
kurang memiliki kesiapan dari segi reaksi,
karena peserta didik biasanya kurang mau
117
sekali bocah seng gelem takon pas
belajar di lakokne. Siswa kurang
miliki kesiapan go segi reaksi,
karena biasane bocah kurang gelem
ngeluarke ide, takon dan ngadek
nang ngrep kelas pas proses belajar,
nak menurutku kemauan bocah pas
ngetokke ide cukup, tapi kudu di
takoni sek bocah iku
mengeluarkan ide, bertanya dan berdiri di depan kelas ketika proses pembelajaran.
Kalau menurut ibu kemauan peserta didik
dalam mengeluarkan ide cukup, tetapi harus
ditanya atau diminta terlebih dahulu.
118
2. Hasil Wawancara Dengan Siswa
A. Kesiapan Fisik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo.
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA KESIMPULAN
1. AY,RK,HN Persiapan seng ndukung kesiapan
fisikku kudu eneng misalle kondisi
sehat, karena kesehatan fisik songgot
ngaruh karena kui aku turu seng
cukup nang ngomah dan mangan
panganan seng okeh nutrisine serta
olahraga seng cukop. Biasane nak
kondisi kesehatanku ora apik pas
belajar aku turu nang UKS dan pas
proses belajar mental kui penteng
bangget karena ngruh nang
kepercayaan diriku pas proses belajar
Persiapan yang mendukung kesiapan
fisik harus ada misalnya menjaga
kondisi kesehatan, karena kesehatan
fisik sanggat berpengaruh, karena itu
saya tidur secara cukup dirumah dan
memakan makanan yang bernutrisi serta
olahraga yang teratur. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat
proses pembelajaran biasanya saya tidur
di UKS. Dan pada saat proses
pembelajaran mental saya sangat
penting karna sanggat berpengaruh pada
kepercayaan diri pada saat melakukan
proses pembelajaran.
kesiapan fisik peserta
didik sanggat
memperhatikan kondisi
kesetanya, karena
kesehatan sanggat
penting bagi siswa untuk
melakukan proses
pembelajaran, biasanya
siswa menjaga
kesehatanya dengan cara
tidur secara teratur,
memakan makanan yang
bergizi serta olahraga
yang teratur. Selanjutnya
peserta didik yang
memiliki kelemahan-
kelemahan sensorik
umumnya kurang siap
untuk mengikuti proses
pembelajaran. Guru
memperhatikan dengan
seksama peserta didik
2. AT Kesiapan fisik biasane aku njaga
kondisi kesehatan, karena kondisi fisik
sangat penteng karna kui aku turu
seko cukup dan kurang metu mbenggi
tapi aku jarang mangan panganan
seng sehat trus ora tau olahraga,
biasane kalau kondisi kesehatan ora
Kesiapan fisik ada biasanya saya
menjaga kondisi kesehatan, karena
kesehatan fisik sanggat penting, karena
itu saya tidur secara cukup dan jarang
keluar malam tapi saya jarang-jarang
memakan makanan yang bernutrisi dan
olahraga. Biasanya kalau kondisi
119
apik aku muleh go turu, kondisi mental
kui penteng karena ngaruh nang prose
pembelajarane aku. Aku ra ndue
kerang krunggu nak seandaine aku
ndue ku arep lunguh nang ngrep ben
opo seng di terangke guru kui mudeng.
kesehatan tidak baik pada saat proses
pembelajaran biasanya saya izin minta
pulang. Saya tidak memiliki kekurangan
pendengaran seandainya saya punya
biasanya saya akan duduk di depan agar
bisa mendengar apa yang di terangkan
oleh guru.
yang memiliki
kekurangan tersebut
sehingga memiliki
kesiapan yang sama
untuk belajar dengan
peserta didik normal
3. MD Nak menurutku eneg tapi aku jarang
ngaga kondisi kesehatanku, aku
jarang jogo kondisi kesehatanku
kurang mangan makanan seng bergizi
dan jarang olahraga seng teratur. Aku
ra ndue kurang krungu biasane nak
aku ndue aku jalok perhatian khusus
karo guruku
Kalau menurut saya ada tapi saya jarang
menjaga kondisi kesehatan saya, saya
jarang memakan makanan yang bergizi
dan jarang olahraga yang teratur, saya
tidak memiliki kekurangan
pendengaran. Jika saya memiliki
kekurangan pendengaran biasanya saya
akan memintak perhatian khusus
terhadap guru saya.
4. RN Kesiapan seng nunjang kesiapan fisik
kui eneng biasane aku olahraga seng
teratur mangan makanan seng eneng
nutrsine lan jarang metu bengi nak
aku sering metu benggi biasane
kondisi ku ora penak, aku ora ndue
kurang kerunggu
Kesiapan yang menunjang kesiapan
fisik saya ada, misalnya saya olahraga
yang teratur, memakan makanan yang
bergizi dan jarang keluar malam karena
kalau saya sering keluar malam kondisi
kesehatan saya akan terganggu. Saya
tidak memiliki kekurangan
pendengaran.
5. DS Menurutku, kalau kesiapan fisik
kurang kui sangat ngaruh go kesiapan
belajar, aku jarang turu secara teratur
Menurut saya ada, karena kalau
kesiapan fisik saya kurang maka akan
mengangu proses pembelajaran. Saya
120
tapi saya selalu mangan panganan
seng bergizi saya jarang berolahgara,
aku ra ndue kurang krungu tapi nak
aku wes kesel biasane aku jarang iso
mahami opo seng di sampaike guru
kui
kurang tidur secara teratur, tapi selalu
memakan makanan yang bergizi, dan
juga jarang olahraga secara teratur. Saya
tidak memiliki kekurangan pendengaran
tapi saya kadang-kadang kalau sudah
lelah susah untuk mendengarkan apa
yang di terangkan guru.
6. YN Menurutku eneg, biasane aku ora
menjaga kondisi kessehatanku
padahal kesehatan fisik kui sangat
penteng, aku turu ora teratur jarang
mangan seng bergizi ora tau
olahraga, biasane pas saat proses
belajar aku sereng terganggu. Aku ora
ndue kurang kerungu
Menurut saya ada,tapi saya tidak
menjaga kondisi kesehatan, padahal
kesehatan fisik sanggat penting, saya
tidur tidak teratur jarang memakan
makanan yang bernutrisi dan olahraga.
Biasanya pada saat proses pelajaran
saya kurang memahami. Saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran.
7. IR Menurutku eneng biasane aku jogo
kondisi kesehatanku dengan coro turu
secoro cukup, aku ndue kurang
krunggu kadang-kadang kui opo seng
di sampaikne guru ora mudeng
biasane nak wes ngono kui aku linguh
ngrep ben opo seng di terangke isoh
tak pahami
Menurut saya ada, biasanya saya
menjaga kondisi kesehatan dengan cara
tidur secara cukup dan jarang keluar
malam memakan makanan yang bergizi
dan olahraga yang teratur, saya
memiliki kekurangan pendengaran,
kadang-kadang apa yang di sampaikan
oleh guru tidak dapat saya pahami
karena keterbatasan saya, biasanya saya
akan duduk di depan agar apa yang di
sampaikan guru dapat saya pahami.
121
8. AW Persiapan seng ndukung kesipan fisik
kudu eneg, karena kesehatan fisik kui
sangat ngaruh karena kui aku turu
secoro cukup mangan pangan seng
eneng gizine tapi aku jarang melu
olahraga, biasane nak kondisi fisik
ora apik pas saat melu belajaran aku
mekso nang kelas. Aku ora miliki
kurang kerunngu nak aku miliki
kurang pendengaran aku mesti
lungguh nang ngarep korno nak aku
lungguh nang mburi aku ora
konsentrasi opo seng di omongkkke
guru nang ngrep
Persiapan yang mendukung kesiapan
fisik harus ada, karena kesehatan fisik
sanggat berpengaruh, karena itu saya
tidur secara cukup dirumah dan
memakan makanan yang bernutrisi tapi
jarang ikut olahraga. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat
proses pembelajaran biasanya saya tetap
memaksakan mengikuti proses
pembelajaran. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, kalau saya
memiliki kekurangan pendengaran saya
pasti akan duduk di depan setiap hari,
karena kalau saya duduk di belakang
biasanya saya akan kurang konsentrasi,
dantidak jelas apa yang di sampaikan
guru di depan.
9. AG Menurutku eneg, karena kondisi fisik
kui ngaruh ps proses belajar, biasane
aku jaga kondisiku corone ruru secara
teratur tapi pas saat proses
pembelajaran aku jarang konsen kui
pas jam-jam terahir. Aku ora ndue
kekurangan pendengaran.”
Menurut saya ada, karena kondisi fisik
sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran, biasanya saya menjaga
kondisi kesehatan dengan cara
memakan makanan yang bergizi dan
tidur secara teratur, tapi pada saat
proses pembelajaran saya kurang
memahami apa yang di sampaikan guru
pas jam terahir pelajaran. Saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran.
122
10. DO Eneg, biasane aku jogo kondisi
kesehatan go coro istirahat secoro
cukup mangan panganan seng bergizi
lan olahraga seng teratur aku ora
ndue kurng kerunggu tapi aku ndue
kurang ndelok tadi aku susah go
ndelok opo seng eneng nang papan
tulis biasane aku lungguh nang ngrep
ben opo seng di tulis guru isoh tak
pahami
Ada, biasanya saya menjaga kondisi
kesehatan dengan cara istirahat secara
cukup, memakan makanan yang bergizi
dan olahraga yang teratur, saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran, tapi
saya memiliki keterbatasan penglihatan
jadi kendala yang saya hadapi adalah
apa yang ada di papan tulis kurang jelas,
biasanya saya mengunakan kacamata
dan berusaha duduk di depan agar apa
yang di tulis oleh guru dapat saya
pahami.
11. HR Nang jero kesiapan seng nunjang
kesiapan fisik itu pasti eneng. Karena
fisik kui sanggat pentenggo awake
dewed an aktifitase dewe maka kui pas
muleh sekolah aku ngeluangke go turu
seng cukop lan mangan panganan
seng okeh proteinne ben kondisi fisiku
terjaga, aku ran due kurang krunggu
Dalam kesiapan yang menunjang
kesiapan fisik itu pasti ada, karena fisik
itu sangat penting buat diri kita sendiri
dan aktifitas kita, makanya setiap
pulang sekolah saya melakukan istirahat
secara cukup dan makan secara teratur
agar kesehatan fisik saya tetap terjaga,
saya tidak memiliki kurang
pendengaran.
12. MS Persiapan seng nunjang fisikku pasti
eneng, karena kui ngaruh nang
kesehatan fisikku, tapi kondisi fisik ku
pas melu pelajaran kurang apik,
karena aku kurang turu lan ora
pernah olahraga seng teratur, aku ora
Persiapan yang menunjang kesiapan fisik
itu pasti ada, karena sanggat berpengaruh
pada kesehatan fisik saya, tapi kondisi fisik
saya saat mengikuti pembelajaran kurang
baik, karena saya jarang sekali tidur secara
cukup serta jarang berolahraga untuk
123
miliki kekurangan krunggu tapi pas
aku melu belajar konsentrasiku
kurang opo seng di terangke guru
nang ngrep ora isoh aku pahami.
menjaga kesehatan saya, saya tidak
memiliki kekurangan pendengaran, hanya
saja pada saat konsentrasi saya berkurang
apa yang di terangkan guru di depan tidak
dapat saya pahami
13. DW Persiapan seng ndukung kesipan fisik
kudu eneg, karena kesehatan fisik kui
sangat ngaruh karena kui aku turu
secoro cukup mangan pangan seng
eneng gizine tapi aku jarang melu
olahraga, biasane nak kondisi fisik
ora apik pas saat melu belajaran aku
mekso nang kelas. Aku ora miliki
kurang kerunngu nak aku miliki
kurang pendengaran aku mesti
lungguh nang ngarep korno nak aku
lungguh nang mburi aku ora
konsentrasi opo seng di omongkkke
guru kurang paham
Persiapan yang mendukung kesiapan
fisik harus ada, karena kesehatan fisik
sanggat berpengaruh, karena itu saya
tidur secara cukup dirumah dan
memakan makanan yang bernutrisi tapi
jarang ikut olahraga. Biasanya kalau
kondisi kesehatan tidak baik pada saat
proses pembelajaran biasanya saya tetap
memaksakan mengikuti proses
pembelajaran. Saya tidak memiliki
kekurangan pendengaran, kalau saya
memiliki kekurangan pendengaran saya
pasti akan duduk di depan setiap hari,
karena kalau saya duduk di belakang
biasanya saya akan kurang memahami.
B. Kesiapan Psikis
NO INESIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA KESIMPULAN
1. AY,RN Kesiapan mental kui penteng go
nambah kepercayaan diri kaku nak
Kesiapan mental sangat penting untuk
menambah percaya diri kita pada saat
kesiapan psikispeserta
didik untuk mengikuti
124
pas arep mulai pelajaran biasane aku
ngatasine dengan cara nambah materi
sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng
ngaruh nang proses pelajaran kui
kanggo ngeluarke ide-ide. Konsentrasi
ku juga penteng go saat proses
belajar, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih istirahat nang
UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih.
akan melakukan proses pembelajaran,
biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di
ajarkan guru, motivasi yang rendah itu
sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran karena akan sulit
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga
penting dalam proses belajar mengajar,
jika konsentrasi saya kurang pada saat
proses belajar mengajar saya memilih
istirahat di UKS sampai kondisi saya
menbaik.
pembelajaran Geografi di SMA N 5 Tebo termasuk
baik, karena sebagian
besar peserta didik
memiliki mental yang
baik dalam belajar,
berarti peserta didik
memiliki kesiapan yang
baik untuk melakukan
proses belajar mengajar.
Motivasi belajar sangat
baik karena guru selalu
memberikan motivasi
kepada peserta didik
sebelum melakukan
proses pembelajaran.
Kesiapan psikis dilihat
dari konsentrasi dalam
belajar, peserta didik
mampu berkonsentrasi
selama proses belajar
mengajar tapi masih ada
sebagian kecil peserta
didik yang kurang
berkonsentrasi saat
melakukan proses
pembelajaran tapi guru
tidak mengalami
kesulitan melaksanakan
proses pembelajaran jika
ada peserta didik yang
kurang berkonsentrasi
biasanya peserta didik
2. AT Kondisi mental kui penteng karena
ngaruh nang prose pembelajarane
aku. Konsentrasi kui ngaruh banget
nang mulai pelajaran nak
konsentrasiku kurang pas guru
nerangke pelajaran kui aku ora isoh
mahami
Kondisi mental sangat penting, karena
berpengaruh pada proses pembelajaran.
Konsentrasi juga sanggat berpengaruh
pada kesiapan psikis dalam memulai
pelajaran kalau konsentrasi saya
berkurang maka apa yang di terangkan
oleh guru tidak dapat saya pahami.
3. MD Kesiapan fisikis kui penteng adalah
pye kondisi mentale dewe, seandainya
saya ora ndue kesiapan mental mana
pas proses belajar aku susah nerimo
pelajaran seng di ajarke oleh guru,
njika ora miliki mental seng apik maka
kui ganggu go konsentrasiku juga
Kesiapan psikis itu yang paling penting
adalah kesiapan mental, seandainya
saya tidak memiliki kesiapan mental
maka dalam proses pembelajaran saya
akan susah menerima pelajaran yang di
ajarkan oleh guru. jika tidak memiliki
mental yang cukup akan susah
mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat
pembelajaran konsentrasi saya akan
125
berkurang jika kesiapan mental saya
tidak di persiapkan.
mintak izin keluar kelas untuk memulihkan
konsentrasi. Kesiapan
belajar dilihat dari reaksi,
sebagian besar peserta
didik di SMA N 5 Tebo
memiliki reaksi yang
baik, karena mampu
memberikan pertanyaan
pada guru pada saat
belajar dan mau
mengeluarkan ide pada
guru.
4. DS Motivasi belajar kui sangat penting
nang jero kesiapan psikisku, rendahhe
motivasi kui ngaroh nang proses
belajarku karena nak ora eneng
motivasi aku kurang semanagt go
melu belajar. Konsentrasi kui sangat
penteng, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih linguh nang
UKS ben konsentrasiku mbalek.
Motivasi belajar sangat penting dalam
kesiapan psikis saya, rendahnya
motivasi itu sangat berpengaruh pada
saat proses pembelajaran saya karena
dengan rendahnya motivasi saya kurang
semangat untuk belajar. Konsentrasi
sanggat penting, biasanya saya
mengalami kurang konsentrasi pada saat
jam terahir mata pelajaran. Biasanya
saya mintak izin ke UKS supaya
konsentrasi saya pulih kembali
5. RK,HN Persiapan seng ndukung kesiapan
pisikku kudu eneng misalle jogo
kondisi konsentrasiku pada saat
pembelajaran, biasane saya nak
kurang konsentrasi meminta istirahat
nang jero UKS dan setah kondisi
membaik aku lajot melu belajar
meneh. Keaaktifan kui penteng karena
nak aku aktif nag jero kelas aku isoh
ngetoke ide-ide pas belajar.”
Persiapan yang mendukung kesiapan
psikisku harus ada misalnya misalnya
menjaga konsentrasi saya pada saat
proses pembelajaran, biasanya saya
kalau kurang konsentrasi meminta izin
untuk istirahat di UKS dan setelah
kondisi saya menbaik saya
menjantutkan mengikuti pembelajaran.
Keaktifan itu sangat penting karena
kalau saya aktif dalam kelas saya dapat
mengeluarkan ide-ide pada saat proses
pembelajaran.
6. YN Kesiapan motivasi kui sangat penteng,
hal kui biasane tak lakokne dengan
coro ngelengkapi kelengkapan belajar
saya, konsentrasi belajar sangat
Kesiapan motivasi kui sangat penteng,
hal itu biasanya saya lakukan dengan
cara saya melengkapi kelengkapan
belajar saya, konsentrasi dalam belajar
126
penteng karena kalau kurang eneng
konsentrasi maka opo seng di jelaske
karo guru ora entok aku pahami.
Biasane nak aku kurang konsentrasi
aku milih istirahat nang umah.
sangat penting karena kalau saya kurang
konsentrasi maka apa yang di jelaskan
oleh guru tidak dapat saya pahami.
Biasanya akalau saya kurang
konsentrasi saya memilih untuk istirahat
dirumah.
7. IR Kesiapan mental kui penteng go
nambah kepercayaan diri kaku nak
pas arep mulai pelajaran biasane aku
ngatasine dengan cara nambah materi
sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng
ngaruh nang proses pelajaran kui
kanggo ngeluarke ide-ide. Konsentrasi
ku juga penteng go saat proses
belajar, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih istirahat nang
UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih
Kesiapan mental sangat penting untuk
menambah percaya diri kita pada saat
akan melakukan proses pembelajaran,
biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di
ajarkan guru, motivasi yang rendah itu
sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran karena akan sulit
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga
penting dalam proses belajar mengajar,
jika konsentrasi saya kurang pada saat
proses belajar mengajar saya memilih
istirahat di UKS sampai kondisi saya
menbaik.
8. AW Motivasi belajar kui sangat penting
nang jero kesiapan psikisku, rendahhe
motivasi kui ngaroh nang proses
belajarku karena nak ora eneng
motivasi aku kurang semanagt go
melu belajar. Konsentrasi kui sangat
penteng, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih linguh nang
UKS ben konsentrasiku mbalek.”
Motivasi belajar sangat penting dalam
kesiapan psikis saya, rendahnya
motivasi itu sangat berpengaruh pada
saat proses pembelajaran saya karena
dengan rendahnya motivasi saya kurang
semangat untuk belajar. Konsentrasi
sanggat penting, biasanya saya
mengalami kurang konsentrasi pada saat
jam terahir mata pelajaran. Biasanya
127
saya mintak izin ke UKS supaya
konsentrasi saya pulih kembali.
9. AG Kesiapan mental kui penteng karena
ngaruh banget nang rasa percoyo diri
ku go melu pelajaran nang jero kelas,
nak rasa percaya diriku kurang maka
konsentrasi saya pas belajar
terganggu karena konsentrasi belajar
kui penteng bangget go aku, biasane
nak aku kurang konsentrasi aku
istirahat sedilut nang njobo kelas
Kesiapan mental itu sanggat penting
karena akan berpengaruh pada rasa
percaya diri saya untuk memulai
pelajaran di dalam kelas, kalau rasa
percaya diri saya kurang maka
konsentrasi saya pada saat belajar akan
terganggu karena konsentrasi belajar
sanggat penting bagi saya, biasanya
kalau saya kurang konsentrasi saya akan
istirahat sebentar di luar ruangan.
10. DO Kesiapan mental bagiku penteng,
karena mental sangat berpengaruh
pada metode belajar saya,
kepercayaan diri saya tidak berkurang
karena saya sudah mempersiapkan
diri saya sebelum saya melakukan
pembelajaran. Konsentrasi kui
penteng karena kondsentrasi kui
ndukung pas belajar maka apa seng di
ajarke oleh guru ora isoh aku pahami.
Kesiapan mental bagi saya sangat
penting, karena mental sangat
berpengaruh pada metode belajar saya,
kepercayaan diri saya tidak berkurang
karena saya sudah mempersiapkan diri
saya sebelum saya melakukan
pembelajaran. Konsentrasi sangat
penting karena pada saat pembelajaran
konsentrasi saya kurang maka apa yang
di ajarkan oleh guru tidak bisa saya
pahami.
11. HR Nak aku ora konsentrasi aku ora isoh
ngetokke ide-ide seng apik. Kesiapan
mental kui penteng karena ngaruh
Konsentrasi itu sangat penting karena
akan berpengaruh pada saat proses
belajar mengajar, kalau konsentasi
128
banget nang rasa percoyo diri ku go
melu pelajaran nang jero kelas, nak
rasa percaya diriku kurang maka
konsentrasi saya pas belajar
terganggu karena konsentrasi belajar
kui penteng bangget go aku, biasane
nak aku kurang konsentrasi aku
istirahat sedilut nang njobo kelas
kurang maka saya pasti tidak bisa
mengeluarkan ide-ide yang cemerlang.
Kesiapan mental itu sanggat penting
karena akan berpengaruh pada rasa
percaya diri saya untuk memulai
pelajaran di dalam kelas, kalau rasa
percaya diri saya kurang maka
konsentrasi saya pada saat belajar akan
terganggu karena konsentrasi belajar
sanggat penting bagi saya, biasanya
kalau saya kurang konsentrasi saya akan
istirahat sebentar di luar ruangan.
12. MS Kesiapan fisikis kui penteng adalah
pye kondisi mentale dewe, seandainya
saya ora ndue kesiapan mental mana
pas proses belajar aku susah nerimo
pelajaran seng di ajarke oleh guru,
njika ora miliki mental seng apik maka
kui ganggu go konsentrasiku juga
Kesiapan psikis itu yang paling penting
adalah kesiapan mental, seandainya
saya tidak memiliki kesiapan mental
maka dalam proses pembelajaran saya
akan susah menerima pelajaran yang di
ajarkan oleh guru. jika tidak memiliki
mental yang cukup akan susah
mengeluarkan ide-ide. Dan pada saat
pembelajaran konsentrasi saya akan
berkurang jika kesiapan mental saya
tidak di persiapkan.
13. DW Kesiapan mental kui penteng go
nambah kepercayaan diri kaku nak
pas arep mulai pelajaran biasane aku
Kesiapan mental sangat penting untuk
menambah percaya diri kita pada saat
akan melakukan proses pembelajaran,
129
ngatasine dengan cara nambah materi
sseng arep di terangke karo guru,
motivasi seng rendah kui penteng
ngaruh nang proses pelajaran kui
kanggo ngeluarke ide-ide. Konsentrasi
ku juga penteng go saat proses
belajar, biasane nak aku kurang
konsentrasi aku milih istirahat nang
UKS sampai kondisi kesehatanku
pulih
biasanya saya mengatasinya dengan
cara memahami materi yang akan di
ajarkan guru, motivasi yang rendah itu
sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran karena akan sulit
mengeluarkan ide-ide. Konsentrasi juga
penting dalam proses belajar mengajar,
jika konsentrasi saya kurang pada saat
proses belajar mengajar saya memilih
istirahat di UKS sampai kondisi saya
menbaik.
130
Lampiran 5. Verivikasi Data
A. Verivikasi Data Guru SMA N 5 Tebo
Kesimpulan Inisial Kesimpulan Keseluruhan
1. Kesiapan Fisik
2. Kesiapan psikis
ID,AN,RT
ID,AN,RT
1. Kesiapan fisik peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran dilihat dari kondisi
kesehatan umumnya baik. Guru sangat
memperhatikan kondisi kesehatan peserta
didik, jika ada yang sakit atau kurang sehat
biasanya tidak diizinkan untuk mengikuti
proses pembelajaran karena persiapannya
tidak memadai. Selanjutnya peserta didik
yang memiliki kelemahan-kelemahan
sensorik umumnya kurang siap untuk
mengikuti proses pembelajaran. Guru
memperhatikan dengan seksama peserta
didik yang memiliki kekurangan tersebut
sehingga memiliki kesiapan yang sama
untuk belajar dengan peserta didik normal.
1. kesiapan psikis peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran Geografi di SMA N
5 Tebo termasuk baik, karena sebagian besar
131
peserta didik memiliki mental yang baik dalam belajar, berarti peserta didik memiliki
kesiapan yang baik untuk melakukan proses
belajar mengajar. Motivasi belajar sangat
baik karena guru selalu memberikan
motivasi kepada peserta didik sebelum
melakukan proses pembelajaran. Kesiapan
psikis dilihat dari konsentrasi dalam belajar,
peserta didik mampu berkonsentrasi selama
proses belajar mengajar tapi masih ada
sebagian kecil peserta didik yang kurang
berkonsentrasi saat melakukan proses
pembelajaran tapi guru tidak mengalami
kesulitan melaksanakan proses pembelajaran
jika ada peserta didik yang kurang
berkonsentrasi biasanya peserta didik mintak
izin keluar kelas untuk memulihkan
konsentrasi. Kesiapan belajar dilihat dari
reaksi, sebagian besar peserta didik di SMA
N 5 Tebo memiliki reaksi yang baik, karena
mampu memberikan pertanyaan pada guru
pada saat belajar dan mau mengeluarkan ide
pada guru.
B. Verivikasi Data Pada siswa
132
Kesimpulan Inisial Kesimpulan
1. Kesiapan fisik
2. Kesiapan Psikis
AY,AT,MD,RN,DS,
AG,DO,HR,MS,DW,HN,R
K,YN,IR,AW.
AY,AT,MD,RN,DS,
AG,DO,HR,MS,DW,HN,R
K,YN,IR,AW
1. Kesiapan fisik peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran dilihat dari kondisi
kesehatan umumnya baik. Peserta didik
memiliki kesiapan yang baik untuk
melakukan proses belajar mengajar. Peserta
didik sanggat memperhatikan kondisi
kesetanya, karena kesehatan sanggat penting
bagi siswa untuk melakukan proses
pembelajaran, biasanya siswa menjaga
kesehatanya dengan cara tidur secara teratur,
memakan makanan yang bergizi serta
olahraga yang teratur. Sswa sangat
memperhatikan kondisi kesehatan, jika ada
yang sakit atau kurang sehat biasanya tidak
ke UKS untuk istirahat. karena untuk
mengikuti proses pembelajaran karena
persiapannya tidak memadai. Selanjutnya
peserta didik yang memiliki kelemahan-
kelemahan sensorik umumnya kurang siap
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Biasanya siswa memilih untuk duduk di
depan kelas agar dapat mendengarkan apa
yang di terangkan oleh guru
.
2. Kesiapan psikis peserta didik memiliki
motivasi yang baik dalam belajar, terlihat
dari perhatian peserta didik terhadap proses
133
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Biasanya siswa melihat motivasinya
biasanya dengan cara memeriksa
kelengkapan belajar mereka. Peserta didik
memiliki konsentrasi yang baik, tapi masih
ada siswa yang kurang berkonsentrasi pada
jam terakhir, biasanya siswa yang kurang
konsentrasi lebih melilih untuk istirahat di
UKS sampai kondisinya benar-benar siap
untuk kembali mengikuti pelajaran. dari segi
reaksi kurang baik karena sebagian kecil
siswa saja yang mau bertanya dan
mengeluarkan ide ketika proses
pembelajaran Kesiapan belajar dilihat dari
organisasi termasuk baik karena peserta
didik mampu mengelola bagian-bagian
pelajaran, pemahaman, cukup baik karena
sebagian kecil siswa yang dapat langsung
memahami materi yang diajarkan oleh guru
dalam proses pembelajaran.
134
Lampiran 5. Dukumentasi penelitian
5.1 Gedung SMAN 5 Tebo
Sumber: Dokummentasi Pribadi, Agustus 2016
5.2 Kondisi Belajar Siswa di SMAN 5 Tebo
Sumber: Dokumentasi Pribadi, Agustus 2016
135
Sumber :Dokumentasi Pribadi Agustus 2016
5.3 Gambar Ruang UKS
Sumber :Dokumentasi Pribadi Agustus 2016
136
5.4 Gambar Kondisi Isi Tas Peserta Didik
Sumber :Dokumentasi Pribadi Agustus 2016
top related