kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah,...
Post on 10-Jul-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
PROVINSI GORONTALO
FEBRUARI 2019
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI GORONTALO
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 ii
Publikasi ini dan publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada : www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo
Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :
Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jl. By Pass Kel. Tamalate, Kec. Kota Timur Gorontalo 96113, Indonesia
Telepon : 0435-824444 Faksimili : 0435-827993
iii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Visi Bank Indonesia :
Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan
terbaik diantara negara emerging markets.
Misi Bank Indonesia : 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem
pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis
lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk
infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah.
7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem
informasi Bank Indonesia.
Nilai-Nilai Strategis : Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)
profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan
umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork)
yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 iv
DEWAN REDAKSI
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN
REGIONAL PROVINSI GORONTALO
Penanggung jawab : Ricky P. Gozali
(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo)
Pemimpin Redaksi : Gunawan Purbowo
(Deputi Kepala Perwakilan / Kepala Tim Advisory dan
Pengembangan Ekonomi
Mitra Bestari : Deasy Ariyanti
(Analis Ekonomi / Departemen Regional III kantor Pusat BI)
Penyunting : Rangga Pratama
(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)
Penulis : Rangga Pratama
(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)
Rahmi Mabrury
(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Koordinasi dan
Komunikasi Kebijakan)
M. Asep Zaenal Ansory
(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Data dan Statistik
Ekonomi dan Keuangan)
Kontributor : Abdul Haris Masi
(Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan
Keuangan)
v KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo merupakan publikasi
triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang membahas
mengenai kondisi Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Keuangan Pemerintah, Inflasi Daerah,
Stabilitas Sistem Keuangan, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, serta
Prospek Perekonomian. Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo
diterbitkan setiap periode Februari, Mei, Agustus, dan November setiap tahunnya. Publikasi ini
berfungsi sebagai media advisory Bank Indonesia kepada pemangku kepentingan di daerah
mengenai perkembangan kondisi terkini, prospek perekonomian, dan isu yang berkembang di
masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jalan Bypass Tamalate Kota Timur
Gorontalo 96135
T 0435-824444
F 0435-827993
Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo/Default.aspx Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silahkan mengirimkan surel ke KBIGorontalo@bi.go.id
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Gorontalo dapat
diselesaikan dengan baik. Kajian ini disusun dan disajikan setiap triwulan meliputi aspek
pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan
akses keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan
kesejahteraan masyarakat, serta prospek ekonomi ke depan.
Melalui kajian ini, peranan strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Gorontalo diharapkan dapat tercapai yaitu sebagai economic intelligent and research unit yang
diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,
menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan stakeholders di daerah dan di pusat dalam
pengambilan kebijakan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik berupa pemikiran maupun penyediaan data atau informasi, baik secara
langsung maupun melaui survei dan Liaison. Saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi kualitas kajian dan peranan yang lebih baik ke depan.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama bagi
pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, Februari 2019 Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Gorontalo
vii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Halaman ini sengaja dikosongkan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. vi
1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ............................................................................ 1
1.1 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 1
1.2 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 4
1.2.1 KONSUMSI ................................................................................................ 4
1.2.2 INVESTASI.................................................................................................. 9
1.2.3 EKSPOR – IMPOR .................................................................................... 11
1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA) .................................................... 12
1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN ........... 14
1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR .................................................................. 17
1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ............................................................ 18
2 BAB 2 : KEUANGAN PEMERINTAH ......................................................................................... 31
2.1 GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 31
2.2 APBD PROVINSI GORONTALO ................................................................................ 36
2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO ........... 36
2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .... 37
2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ........................................ 37
2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan ................................................................... 38
2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO ................... 39
2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO............. 40
2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO ............................................ 41
3 BAB 3 : INFLASI DAERAH ........................................................................................................ 43
3.1 INFLASI UMUM ....................................................................................................... 43
3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI ................................................................ 44
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN ..................................................................... 48
3.3.1 Inflasi Bulan Oktober 2018 ..................................................................... 48
3.3.2 Inflasi Bulan November 2018.................................................................. 48
ix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
3.3.3 Inflasi Bulan Desember 2018 .................................................................. 49
3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA ................................................................ 50
3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI ........................... 54
3.6 PENGENDALIAN INFLASI ......................................................................................... 54
4 BAB 4 : STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH ................................................................................................................... 57
4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO......................................................... 57
4.1.1 Kondisi Umum ......................................................................................... 58
4.1.2 Aset Perbankan ....................................................................................... 59
4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan ............................................................. 59
4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga .......................................................... 59
4.1.5 DPK Perseorangan .................................................................................. 60
4.1.6 Penyaluran Kredit ................................................................................... 61
4.1.7 Akses Keuangan kepada UMKM ............................................................. 63
4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH ........................................................................... 65
4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ...................................................... 65
4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ............................................................... 66
4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH .................................. 68
4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN ............................................................................ 68
4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................................................ 69
5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .............................................................. 71
5.1 KETENAGAKERJAAN ............................................................................................... 71
5.1.1 PENGANGGURAN .................................................................................... 74
5.2 KESEJAHTERAAN..................................................................................................... 75
5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT ........................................................................ 75
5.2.2 NILAI TUKAR PETANI ............................................................................... 76
5.2.3 KEMISKINAN ........................................................................................... 77
5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI) ........... 79
6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN ........................................................................................ 83
6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ..................................................................... 84
6.2 PROSPEK INFLASI .................................................................................................... 86
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo ................................................................................. 3
Grafik 1.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy) ................................................................. 5
Grafik 1.3 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi RT .......................................................... 5
Grafik 1.4 Likert Scale Kondisi Dunia Usaha Perdagangan ..................................................................... 6
Grafik 1.5 SBT Kondisi Dunia Usaha Perdagangan ................................................................................. 6
Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan .............................................................................................................. 7
Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7
Grafik 1.8 Perkembangan Realisasi Transfer pemda Gorontalo ............................................................. 7
Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja APBN Pemda Gorontalo .................................................... 7
Grafik 1.10 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBD ............................................................................. 8
Grafik 1.11 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN .............................................................................. 8
Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal APBD ............................................................................................ 10
Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi .......................................................................................... 10
Grafik 1.14 Perkembangan Realisasi PMDN ......................................................................................... 10
Grafik 1.15 Perkembangan Realisasi PMA ............................................................................................ 10
Grafik 1.16 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo .......................................................... 12
Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo ........................................................... 12
Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan IV 2018 ............................................................ 12
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas .......................... 14
Grafik 1.20 Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo ............................................... 15
Grafik 1.21 Distribusi Lahan Panen Pertanian Gorontalo .................................................................... 15
Grafik 1.22Perkembangan Luas Tanam Pertanian di Gorontalo .......................................................... 16
Grafik 1.23 Distribusi Lahan Tanam Pertanian Gorontalo .................................................................... 16
Grafik 1.24 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo .................................... 16
Grafik 1.25 Kredit Pertanian Gorontalo ............................................................................................... 16
Grafik 1.26 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan ........................................................... 18
Grafik 1.27 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT ............................................ 18
Grafik 1.28 Perkembangan Muat Pelabuhan ........................................................................................ 18
Grafik 1.29 Perkembangan Kredit Konstruksi ....................................................................................... 19
Grafik 1.30 Perkembangan Impor Barang Modal ................................................................................. 19
Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB Tahun 2017 dan Tahun 2018 ............................................................ 32
Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 33
Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 33
Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo Tahun 2018 ............................................... 34
Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota Tahun 2018 ................................................... 34
Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan tahun 2018 spasial ............................................................... 34
Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan triwulanan ............................................................................ 34
Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo .................................................. 35
Grafik 2.9. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018 .................................................................................. 35
Grafik 2.10. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018 ............................................................. 35
Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo .................................................................... 36
Grafik 2.12. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................................... 36
Grafik 2.13. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2018 ........................................................... 38
Grafik 2.14 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2017 dan 2018 ................................ 39
xi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 2.15. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja .............. 40
Grafik 2.16. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Tahun 2018 ................................................ 42
Grafik 2.17. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten ..................... 42
Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)..................................................... 44
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy) ...................................................................... 44
Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi ............................. 44
Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi ......... 44
Grafik 3.5 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 45
Grafik 3.6 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices ............................................................................... 45
Grafik 3.7 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 46
Grafik 3.8 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices ............................................................................... 46
Grafik 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile food (Lanjutan) .............................. 47
Grafik 4.1 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan III 2018 ........................................................................ 60
Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018 ....................................................................... 60
Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo ....................................................................................................... 60
Grafik 4.4 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo ................................................... 61
Grafik 4.5 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo ..................................................................... 61
Grafik 4.6 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan.................................................................................. 62
Grafik 4.7 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo ............................................................................... 63
Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ........................................................................ 63
Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal ........................................................................ 64
Grafik 4.10 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten ......................................................... 64
Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ........................................................... 65
Grafik 4.12 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo .............................................................................. 65
Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini .......................................................... 66
Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang ..................................... 66
Grafik 4.15 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo .................................. 67
Grafik 4.16 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo............... 67
Grafik 4.17 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo ..................................................................... 67
Grafik 4.18 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi ..................................................................................... 67
Grafik 4.19 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan ............................................ 68
Grafik 4.20 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo .............................................. 69
Grafik 4.21 Perkembangan Inflow – Outflow ....................................................................................... 70
Grafik 4.22 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo .................................................................................. 70
Grafik 5.1. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan per Sektor Usaha (SKDU) ................................ 72
Grafik 5.2 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ke depan ............................................................. 73
Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ............................................................... 74
Grafik 5.4 Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo ........................................................................... 74
Grafik 5.5 Tingkat Pengangguran .......................................................................................................... 75
Grafik 5.6 Pengangguran Menurut Daerah ........................................................................................... 75
Grafik 5.7 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel Pembentuknya .................................. 75
Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi ...................................................................... 75
Grafik 5.9 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo ............................................................................... 77
Grafik 5.10 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per Subsektor ..................................................... 77
Grafik 5.11 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo ................................................................................. 79
Grafik 5.12 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo ............................................................................... 79
Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo .............................................................................. 80
Grafik 5.14 Kurva Lorenz Gorontalo ..................................................................................................... 80
Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total) ........................................ 81
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 xii
Grafik 5.16 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo ..................................................................................... 81
Grafik 5.17 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total) ....................................... 81
Grafik 5.18 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo .................................................................................... 81
xiii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy) ...................................... 3
Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi .................................................. 10
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy) .................................... 13
Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 dan 2018 .................... 36
Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2018 ........................................... 41
Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 dan 2018 .............................. 41
Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok .................................... 50
Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ........................................... 51
Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Sandang ..................................................................................................... 51
Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Bahan Makanan ......................................................................................... 52
Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau ...................................... 52
Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .......................................... 53
Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Kesehatan .................................................................................................. 53
Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .......................................................... 53
Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo ............................................................................... 58
Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo .................................... 62
Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo .................................................................. 82
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 xiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Pertumbuhan ekonomi
Gorontalo pada triwulan IV
2018 sebesar 7,25 % (yoy)
naik signifkan
dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 5,24%
(yoy).
Di triwulan IV 2018, kinerja
perekonomian Provinsi
Gorontalo diperkirakan
akan lebih baik
dibandingkan triwulan III
2018.
Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018
sebesar 7,25 % (yoy) naik signifikan dibandingkan dengan triwulan
III 2018 yang tumbuh sebesar 5,24% (yoy). Dari sisi penggunaan,
kinerja konsumsi rumah tangga, dan ekspor menjadi sumber
pertumbuhan utama pada triwulan laporan meskipun tertahan
akibat melambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah, konsumsi
LNPRT, dan investasi. Pada sisi penawaran, kinerja lapangan usaha
utama terekam tumbuh baik untuk LU Perdagangan Besar dan
Eceran (PBE), LU Pertanian, dan LU Kosntruksi. Secara keseluruhan
tahun 2018, perekonomian Gorontalo tumbuh sebesar 6,51% (yoy)
lebih rendah dibandingkan tahun 2017 sebesar 6.73% (yoy) namun
masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 5,27% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi dari sisi penggunaan pada tahun 2018 adalah konsumsi
rumah tangga, investasi dan ekspor akibat dari terjaganya level
pendapatan masyarakat dan tingkat inflasi yang rendah dan stabil,
peningkatan investasi swasta di Gorontalo, dan tren peningkatan
kinerja ekspor sejak awal tahun. Namun di sisi lain, konsumsi
pemerintah tumbuh melambat dibandingkan tahun 2017 akibat
selesainya pembangunan proyek multiyears di Gorontalo seperti
PLTU Anggrek dan realisasi proyek PSN Bendungan Bone yang
diundur ke tahun 2019.
Melihat perkembangan terkini dan risiko ke depan,
pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019
diperkirakan akan melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Perekonomian Gorontalo yang tumbuh melambat didorong oleh
kembali normalnya tingkat konsumsi masyarakat pasca perayaan
HBKN dan tahun baru. Sementara itu dari sisi LU, pertumbuhan akan
didorong oleh kinerja LU pertanian dan PBE ditengah kontraksi
pertumbuhan LU konstruksi
Total pagu anggaran APBN
dan APBD Provinsi
KEUANGAN PEMERINTAH
Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo
pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp 11,8 triliun yang terdiri atas
xv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Gorontalo pada tahun 2018
tercatat sebesar Rp11,8
triliun yang terdiri atas
APBD Provinsi dengan
pangsa 14,3%), APBD
Kabupaten/Kota 48.6%,
dan APBN 36,5%
Kinerja realisasi pendapatan
dan belanja pemerintah
daerah tahun 2018
mengalami perbaikan
dibandingkan tahun 2017.
Terjadinya peningkatan
kinerja keuangan pemda
sejalan dengan perbaikan
tata kelola keuangan
untuk mencapai target
pembangunan untuk
mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif.
APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp 1,7 triliun), APBD
Kabupaten/Kota 48,6% (Rp 5,7 triliun), dan APBN 37,1% (Rp 4,4
triliun). Nilai Pagu pada tahun ini apabila dibandingkan dengan
tahun 2017 meningkat sebesar 2,9% atau sebesar Rp 327,9 miliar
dari Rp 11,5 triliun. Peningkatan pagu anggaran turut mendorong
perbaikan capaian realisasi fisik dan keuangan pemerintah melalui
tata kelola dan perbaikan strategi realisasi.
Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah
sampai dengan triwulan IV 2018 mengalami perbaikan
dibandingkan periode yang sama di 2017. Lebih lanjut, tingkat
realisasi belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan
IV 2018 tercatat sebesar Rp 6,8 triliun atau 91,1% dari total pagu
2018 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 6,5 triliun atau
89,0% dari pagu 2017. Di sisi lain, kinerja realisasi belanja dari
pendanaan APBN hingga triwulan IV 2018 melambat sebesar
92,51% (Rp 4,1 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
93% (Rp 3,9 triliun) akibat dari diundurnya pelaksanaan PSN.
Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan
dengan perbaikan tata kelola keuangan dan pola seasonal untuk
mencapai target pembangunan untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi
pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk
memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat
pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
Gorontalo pada triwulan IV
2018 juga turut diiringi
dengan peningkatan
tekanan inflasi, yaitu dari
sebesar 1,79% (yoy)
menjadi 2,15% (yoy)
Rendahnya capaian inflasi
tersebut terutama
didorong oleh
terkendalinya inflasi
INFLASI DAERAH
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada
triwulan IV 2018 juga turut diiringi dengan peningkatan tekanan
inflasi, yaitu dari sebesar 1,79% (yoy) pada triwulan sebelumnya
menjadi 2,15% (yoy). Meskipun mengalami kenaikan, capaian
tersebut berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 3,13%
(yoy). Keberhasilan capaian inflasi ini terutama didorong oleh
membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi
harga pangan dibandingkan tahun 2017.
Rendahnya capaian inflasi tersebut terutama didorong oleh
terkendalinya inflasi volatile food dan inti. Sementara itu,
peningkatan inflasi administered prices pada triwulan IV 2018
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 xvi
volatile food dan inti.
Di sisi lain, inflasi inti relatif
stabil dengan
kecenderungan menurun
sejalan dengan
perkembangan faktor
eksternal
Pada triwulan I 2019,
inflasi Gorontalo
diperkirakan akan
mengalami penurunan
dibandingkan triwulan
sebelumnya.
ditopang oleh peningkatan tarif angkutan baik udara maupun
antarkota. Selain itu, peningkatan harga bensin nonsubsidi juga
mendorong penurunan tekanan inflasi administered prices lebih
lanjut.
Di sisi lain, inflasi inti relatif stabil dengan kecenderungan
menurun sejalan dengan perkembangan faktor eksternal.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya
tekanan depresiasi rupiah dan peningkatan harga emas global.
Selain itu, tingginya inflasi inti juga didorong oleh inflasi kelompok
pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru 2018-2019. Hal
tersebut juga berpengaruh terhadap permintaan akan akan
peralatan sekolah serta pakaian seragam sekolah yang mendorong
peningkatan inflasi sandang.
Pada triwulan I 2019, inflasi Gorontalo diperkirakan akan
mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut akan terjadi di komponen inflasi volatile food
dan inti seiring dengan menurunnya permintaan pasca perayaan
Natal dan Tahun Baru. Di sisi lain, komponen inflasi administered
prices diperkirakan masih tinggi, yang masih akan dipengaruhi oleh
tingginya tarif angkutan udara dan berkurangnya rute dari dan ke
Gorontalo serta adanya penyesuaian tarif cukai rokok. Meski
demikian, tekanan inflasi tetap patut diwaspadai terutama terkait
dengan peningkatan tekanan inflasi inti terkait kondisi sektor
eksternal, yakni kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai
tukar.
‘
Akselerasi pertumbuhan
ekonomi Gorontalo pada
triwulan IV 2018 diiringi
stabilitas keuangan
Gorontalo yang relatif
terjaga dan cenderung
membaik.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES
KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM
PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV
2018 diiringi stabilitas keuangan Gorontalo yang relatif terjaga dan
cenderung membaik. Hal tersebut tercermin dari risiko kredit
perbankan yang masih terjaga, yakni sebesar 2,55%. Hal tersebut
didukung dengan meningkatnya penyaluran kredit pada periode
tersebut, meskipun kinerja perbankan belum optimal seiring
perkembangan aset dan DPK yang cenderung tumbuh melambat.
Selanjutnya, kondisi ketahanan korporasi di Gorontalo masih
xvii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Selanjutnya, kondisi
ketahanan korporasi di
Gorontalo masih terjaga
Sementara itu, sesuai
dengan siklusnya pada
triwulan IV 2018, transaksi
pembayaran tunai maupun
nontunai mengalami
peningkatan dibandingkan
triwulan III 2018
terjaga. Risiko rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage
ratio membaik, sedangkan tingkat risiko likuiditas, turn-over aset
dan persediaan relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada
triwulan IV 2018 diperkirakan didorong oleh perbaikan pada kinerja
korporasi di triwulan IV 2018 serta adanya strategi mitigasi risiko
likuiditas dan persediaan oleh korporasi di tengah kinerja
perekonomian yang meningkat.
Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan IV
2018, transaksi pembayaran tunai maupun nontunai mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan III 2018. Adanya peningkatan
tersebut disebabkan oleh kecenderungan meningkatnya kebutuhan
konsumsi masyarakat pada siklus tahunan perayaan hari raya Natal
dan Tahun Baru.. Pada triwulan ini, terjadi kondisi net-outflow di sisi
pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang
keluar dibandingkan dengan dana yang keluar.
Kondisi ketenagakerjaan
Gorontalo pada periode
Agustus 2018 melambat
dibandingkan periode
Februari 2018 seiring
dengan pertumbuhan
ekonomi yang melambat.
Dari sisi kesejahteraan
masyarakat, pada triwulan
IV 2018, daya beli
masyarakat masih solid
tercermin dari Indeks
Tendesi Konsumen (ITK)
Sejalan dengan hal
tersebut, jumlah penduduk
miskin di Provinsi
Gorontalo hingga
September 2018
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi perlambatan ketenagakerjaan Gorontalo pada
periode Agustus 20181 turut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
yang melambat. Menurunnya kondisi ketenagakerjaan disebabkan
oleh peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan
penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi
peningkatan kondisi ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan
perlambatan pada lapangan usaha utama di Gorontalo yaitu LU
pertanian.
Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan IV 2018,
daya beli masyarakat masih solid, tercermin dari Indeks Tendensi
Konsumen (ITK) yang tercatat meningkat dari 98,79 pada triwulan III
2018 menjadi sebesar 110,35. Meningkatnya aktivitas konsumsi
masyarakat akibat pola musiman rangkaian HBKN dan perayaan
akhir tahun mendorong peningkatan ITK.
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di
Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan
menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa
(16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin
1 Berdasarkan data Ketenagakerjaan BPS yang release pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 xviii
mengalami penurunan
menjadi sebanyak 188,3
ribu jiwa
Namun demikian,
perbaikan tingkat
kemiskinan Gorontalo
pada periode September
2018, tidak diiringi dengan
perbaikan kondisi
ketimpangan pendapatan
tersebut terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin
gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam rangka
pengentasan kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil
hingga periode September 2018 juga turut mendorong perbaikan
tersebut.
Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo
pada periode September 2018, tidak diiringi dengan perbaikan
kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo pada
September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau sedikit meningkat dari
0,40 di Maret 2018. Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut
mencerminkan kualitas pembangunan yang belum merata.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Pada triwulan II 2019
perekonomian Gorontalo
diperkirakan akan
meningkat dibandingkan
triwulan I 2019.
Dari sisi lapangan usaha,
peningkatan kinerja
ekonomi Gorontalo pada
triwulan II 2019 masih
didominasi oleh 4 sektor
utama yaitu pertanian,
konstruksi, dan
perdagangan, dan
administrasi pemerintah
Pada triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi Gorontalo
diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2019.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 diperkirakan akan
berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan
domestik seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres)
dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019 serta perayaan Idul Fitri.
Perayaan Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah
tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan meningkatkan
konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses pengadaan
juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga
akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi
eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat sering dengan
pola seasonalnya di tengah perekonomian global yang diperkirakan
akan melambat.
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi
Gorontalo pada triwulan II 2019 masih didominasi oleh 4 sektor
utama yaitu pertanian, konstruksi, dan perdagangan, dan
administrasi pemerintah. Puncak aktivitas konsumsi masyarakat saat
lebaran akan mendorong kinerja sektor perdagangan. Sementara
itu, peningkatan kinerja sektor pertanian terutama akan didorong
oleh peningkatan produktivitas pertanian seiring dengan optimalnya
program-program pertanian seperti panen di setiap triwulan,
bantuan alat-alat pertanian, distribusi pupuk dan pestisida yang
xix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Untuk keseluruhan tahun,
kinerja perekonomian
Gorontalo di tahun 2019
diperkirakan akan lebih
baik dibandingkan tahun
2018 sebesar 6,7%-7,1%
(yoy).
Tekanan inflasi pada
triwulan II 2019
diperkirakan akan
mengalami peningkatan
tetapi masih berada pada
batas target inflasi nasional
sebesar 3,5%±1% (yoy)
Secara keseluruhan, inflasi
Gorontalo tahun 2019
diperkirakan akan
terjangkar pada target
inflasi nasional yakni
3,5±1%.
berkualitas. Sementara, mulai menggeliatnya realisasi belanja
pemerintah daerah khususnya belanja modal dan berlanjutnya
penyelesaian proyek infrastruktur multiyears akan mendorong
kinerja sektor konstruksi.
Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo
tahun 2019 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2018
dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,7%-7,1% (yoy).
Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada
tahun 2019 diperkirakan berasal dari peningkatan permintaan
domestik seiring pelaksanaan Pilpres dan pileg 2019 serta dari
penyelesaian proyek infrastruktur Pemerintah.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diperkirakan akan
mengalami peningkatan meski masih berada pada batas target
inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Peningkatan tersebut
diperkirakan akan terjadi di seluruh komponen inflasi seiring dengan
peningkatan aktivitas konsumsi di bulan Ramadhan. Sesuai dengan
pola seasonalnya, peningkatan harga akan terjadi pada komoditas
pangan strategis seperti bawang rica dan tomat (barito), daging
ayam ras, ayam hidup, telur ayam ras dan juga ikan segar sehingga
mendorong peningkatan inflasi volatile food. Sementara itu,
kenaikan harga angkutan udara sebagai respon atas peningkatan
permintaan saat arus mudik lebaran diperkirakan akan
meningkatkan tekanan inflasi administered prices. Di sisi lain, inflasi
inti juga diperkirakan akan meningkat merespon peningkatan
aktivitas konsumsi masyarakat dan peningkatan harga bahan
makanan.
Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019
diperkirakan akan tetap berada di sekitar target inflasi nasional yakni
3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih
cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi di awal tahun 2019
diperkirakan berasal dari sisi volatile food. Berlangsungnya musim
penghujan diperkirakan akan berpotensi mempengaruhi pasokan
pangan. Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang
berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga
BBM ke depan. Dengan melihat risiko tersebut, TPID Provinsi
Gorontalo terus meningkatkan koordinasi di level provinsi maupun
kabupaten kota dalam menggiatkan program-program
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 xx
pengendalian inflasi sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi
yang telah disusun sebelumnya
xxi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
TABEL INDIKATOR EKONOMI
PROVINSI GORONTALO
I II III IV I II III IV
Ekonomi Makro Regional
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp Tril iun) 8,40 8,40 8,93 8,88 9,16 9,23 9,61 9,73
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp Tril iun) 6,14 6,10 6,46 6,39 6,53 6,55 6,79 6,85
Ekspor
- Nilai Ekspor Non Migas (US$ Juta) - - - 1,58 5,02 1,83 1,61 1,50
Impor
- Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) 3,33 - 0,52 2,67 - - 2,67 2,70
Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) 2,73 3,69 4,41 4,34 2,83 1,88 1,79 2,15
Perbankan*
Dana Pihak Ketiga (Rp Tril iun) 4,50 4,85 5,01 4,63 5,02 4,67 5,30 4,69
- Giro 0,81 0,80 0,84 0,52 1,14 0,90 1,23 0,61
- Tabungan 2,35 2,56 2,68 2,91 2,52 2,60 2,62 2,99
- Deposito 1,34 1,49 1,50 1,20 1,35 1,17 1,44 1,08
Kredit (Rp Tril iun) 11,38 11,91 13,65 13,71 13,58 13,69 14,31 14,55
- Modal Kerja 3,11 3,24 4,08 3,69 3,64 3,71 4,08 4,23
- Investasi 1,38 1,63 1,86 1,94 1,94 1,99 2,08 2,11
- Konsumsi 6,89 7,04 7,72 8,08 8,00 7,98 8,14 8,21
Kredit UMKM (Rp Tril iun) 3,29 3,46 2,97 3,38 3,93 4,01 4,30 3,98
- Modal Kerja 2,61 2,25 2,56 2,88 3,71 3,23 3,15
- Investasi 0,85 0,72 0,83 1,05 1,99 1,07 0,81
Loan to Deposit Ratio (%) 252,66 245,43 254,16 296,22 270,60 292,98 270,00 309,96
NPL Gross (%) 3,48 3,47 3,26 2,78 2,13 2,92 2,08 2,55
Sistem Pembayaran
Transaksi RTGS
- Volume Transaksi
- Nominal Transaksi (Rp tril iun)
Inflow/Outflow
- Inflow (miliar) 547 260 120 117 516 363 444 397
- Outflow (miliar) 251 733 195 268 354 417 216 606
Transaksi Kliring
- Volume Transaksi 14.835 12.092 5.313 3.618 10.303 8.655 9.668 11.625
- Nominal Transaksi (Rp Miliar) 386 275 141 100 256 396 279 302
2018Indikator
2017
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 1
1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018 sebesar 7,25 % (yoy) naik
signifikan dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 5,24% (yoy). Dari sisi
penggunaan, kinerja konsumsi rumah tangga, dan ekspor menjadi sumber pertumbuhan utama
pada triwulan laporan, meskipun tertahan akibat melambatnya pertumbuhan konsumsi
pemerintah, konsumsi LNPRT, dan investasi. Pada sisi penawaran, kinerja lapangan usaha utama
terekam tumbuh baik untuk LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), LU Pertanian, dan LU
Konstruksi. Secara keseluruhan tahun 2018, perekonomian Gorontalo tumbuh sebesar 6,51%
(yoy) lebih rendah dibandingkan tahun 2017 sebesar 6,73% (yoy) namun masih lebih baik
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27% (yoy). Faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi dari sisi penggunaan pada tahun 2018 adalah konsumsi rumah tangga,
investasi dan ekspor akibat dari terjaganya level pendapatan masyarakat dan tingkat inflasi yang
rendah dan stabil, peningkatan investasi swasta di Gorontalo, dan tren peningkatan kinerja
ekspor sejak awal tahun. Namun di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh melambat
dibandingkan tahun 2017 akibat selesainya pembangunan proyek multiyears di Gorontalo
seperti PLTU Anggrek dan realisasi proyek PSN Bendungan Bone yang diundur ke tahun 2019.
Melihat perkembangan terkini dan risiko ke depan, pertumbuhan ekonomi Provinsi
Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan akan melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Perekonomian Gorontalo yang melambat diperkirakan didorong oleh kembali normalnya
tingkat konsumsi masyarakat pasca perayaan HBKN dan tahun baru. Sementara itu dari sisi LU,
pertumbuhan akan didorong oleh kinerja LU pertanian dan PBE ditengah kontraksi
pertumbuhan LU konstruksi.
1.1 SISI PENGGUNAAN
Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan IV 2018 tercatat
sebesar 7,25% (yoy), secara triwulanan realisasi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,24% (yoy). Capaian pertumbuhan
ekonomi di Gorontalo pada periode laporan tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,18% (yoy). Dari sisi penggunaan, membaiknya
pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan IV 2018 didorong oleh pertumbuhan kinerja ekspor,
dan perbaikan konsumsi rumah tangga. Sementara itu level pertumbuhan lebih lanjut tertahan
oleh perlambatan konsumsi LNPRT, perlambatan investasi, dan konsumsi pemerintah akibat dari
base effect. Sejalan dengan itu kondisi pertumbuhan ekonomi yang tumbuh lebih baik
didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, LU
konstruksi, dan LU PBE (Perdagangan Besar dan Eceran).
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Dari sisi pengeluaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2018
didorong oleh perbaikan komponen pengeluaran utama di Gorontalo baik dari perbaikan
pertumbuhan konsumsi rumah tangga 7,26% (yoy) maupun dari peningkatan ekspor di
Gorontalo 48,22% (yoy). Perbaikan kinerja ekspor pada triwulan IV 2018 didorong oleh
baiknya aktivitas pengiriman ekspor ke LN dari Gorontalo baik terutama untuk komoditas
ekspor utama Gorontalo seperti jagung, molases, dan komoditas perikanan. Sejalan dengan itu
tingkat konsumsi rumah tangga pada periode ini juga mengalami peningkatan akibat adanya
rangkaian HKBN berupa natal, dan tahun baru 2018 yang signifikan meningkatkan pengeluaran
masyarakat Gorontalo.
Sementara itu, baiknya capaian pertumbuhan ekonomi pada periode ini tertahan oleh
perlambatan pada beberapa komponen pengeluaran seperti konsumsi LNPRT, konsumsi
pemerintah, dan investasi. Perlambatan pada konsumsi LNPRT sejalan dengan realisasi kegiatan
bantuan sosial (bansos) pemerintah yang menurun dibandingkan periode yang cenderung
meningkat sekitar periode lebaran. Sementara itu, konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar
5,43% (yoy) melambat dibandingkan triwulan III 2018 diluar pola historisnya karena capaian
realisasi pembangunan pemerintah pada kisaran target bulanan. Lebih lanjut perlambatan
kinerja investasi periode laporan didorong oleh kinerja investasi pemerintah yang melambat
terutama untuk pendanaan yang bersumber dari APBD.
Baiknya capaian pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018 didorong oleh
kinerja LU utama di gorontalo seperti LU Pertanian, LU Konstruksi, dan LU PBE yang tumbuh
masing-masing sebesar 7,12% (yoy), 2,44% (yoy), dan 18,35% (yoy) yang meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar masing-masing 6,42% (yoy), 2,03% (yoy), dan
5,66% (yoy). Pertumbuhan LU Pertanian yang lebih baik didorong oleh hasil panen pertanian
untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura di akhir tahun. Sementara itu, kinerja LU
konstruksi didorong oleh masih berlanjutnya aktivitas pembangunan pemerintah seperti
pembangunan jalan GORR, dan fasilitas lainnya. Sejalan dengan itu, kinerja LU PBE yang
membaik turut menyumbang pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini akibat dari tingginya
konsumsi rumah tangga pada akhir tahun.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 3
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Secara keseluruhan tahun 2018, kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada
tahun 2018 berasal dari semua komponen pengeluaran dengan sumber utama pertumbuhan
berasal dari kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi LNPRT dengan
besar 13,83% (yoy), 6,90% (yoy), 4,56% (yoy), dan 8,56% (yoy). Peningkatan kinerja ekspor
didorong oleh baiknya kinerja ekspor Gorontalo sejak di semester pertama 2018 untuk
komoditas jagung, molases dan ikan ke Filipina, Singapura, dan Asia Timur. Sementara itu,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2018 didorong oleh perbaikan capaian
pertumbuhan ekonomi yang mendorong peningkatan pendapatan dan ketersediaan lapangan
kerja di Gorontalo. Sedangkan tingginya pertumbuhan konsumsi LNPRT didorong oleh
pengeluaran bantuan sosial pemerintah provinsi Gorontalo baik untuk kegiatan bansos rutin
pada triwulan III 2018 maupun bantuan yang bersifat insidentil seperti bansos atas bencana di
Sulawesi Tengah pada triwulan IV 2018.
7,30
5,94
7,71
8,20
4,75
6,65
5,86
7,67
6,61
5,40
6,98 7,02 7,29
6,64
5,28
7,82
6,19
7,45
5,24
7,25
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
8,50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017 2018
PDRB
% (yoy)
Total Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,88 6,25 6,96 7,16 7,26 6,90
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,00 10,90 10,59 7,61 5,43 8,56
3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,62 1,67 3,63 9,41 2,26 4,15
4 Investasi (PMTB+ Perubahan Inventori) 3,35 4,61 4,22 6,36 3,08 4,56
4.b. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3,06 4,89 3,92 5,99 2,95 4,16
4.a. Perubahan Inventori 9,10 2,12 11,31 14,76 0,00 7,22
5 Ekspor Barang dan Jasa 5,74 4,76 -18,95 3,43 48,22 13,83
6 Impor Barang dan Jasa -202,28 2,18 -21,92 -209,52 18,01 8,14
6,73 6,19 7,45 5,25 7,25 6,51P D R B
No Komponen2017 2018
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Selanjutnya, kinerja konsumsi sebagai sumber pendorong pertumbuhan utama dari sisi
pengeluaran diperkirakan akan tetap baik pada triwulan I 2019 namun melambat dibandingkan
triwulan IV 2018. Sejalan dengan itu, kinerja investasi juga akan melambat akibat realisasi
investasi pemerintah yang masih rendah di awal tahun. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha
utama yaitu LU pertanian, perdagangan dan konstruksi yang membaik akibat kondisi cuaca
yang mendukung kegiatan pertanian, maupun kondisi ekonomi secara umum
1.2 SISI PENGGUNAAN
1.2.1 KONSUMSI
Pada triwulan IV 2018 kinerja konsumsi mengalami peningkatan yang bersumber dari
pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga, sedangkan komponen konsumsi LNPRT dan
konsumsi pemerintah mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Besarnya
peningkatan konsumsi rumah tangga secara triwulanan meningkat dari 7,16% (yoy) pada
triwulan III 2018 menjadi 7,26% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan konsumsi rumah
tangga terjadi sejalan perbaikan kondisi permintaan masyarakat di akhir tahun akibat adanya
rangkaian HBKN beserta perayaan tahun baru dan daya beli yang terjaga akibat tingkat inflasi
yang jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, kinerja konsumsi pemerintah
mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya akibat dari base effect pada tahun
lalu yang disertai dengan keterlambatan realisasi PSN seperti pembangunan waduk akibat
proses persiapan yang terlambat.
Secara umum, kinerja pertumbuhan konsumsi sepanjang tahun 2018 untuk semua
komponen baik konsumsi rumah tangga, pemerintah maupun LNPRT tumbuh sebesar 6,23%
(yoy). Berdasarkan pertumbuhannya, kinerja konsumsi LNPRT merupakan komponen dengan
nilai tertumbuhan tertinggi yang diikuti konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah
dengan besar masing-masing 8,56% (yoy), 6,90% (yoy), dan 4,15% (yoy). Kinerja konsumsi
LNPRT dengan tingkat pertumbuhan tertinggi secara umum disebabkan oleh realisasi aktivitas
bansos pemerintah yang cukup tinggi baik pada periode HBKN maupun bantuan pemerintah
untuk kejadian insidentil yaitu bencana alam di Sulawesi Tengah. Lebih dalam pencapaian
pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang tahun 2018 disebabkan oleh daya beli yang
terjaga sejalan capaian tingkat inflasi yang rendah. Sementara itu, kinerja konsumsi pemerintah
juga baik akibat kegiatan pembangunan proyek multiyears yang masih belanjut.
Memasuki triwulan I 2019, kinerja konsumsi diperkirakan masih akan baik namun
melambat dibandingkan triwulan IV 2018 sejalan dengan perlambatan permintaan rumah
tangga akibat tidak adanya HBKN dan perayaan keagamaan. Sejalan dengan itu, kinerja
konsumsi pemerintah juga masih belum akan mendorong pertumbuhan konsumsi akibat
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 5
realisasi pembangunan yang masih dalam tahap pengadaan atau perencanaan. Namun
demikian kinerja dari komponen konsumsi LNPRT diperkirakan akan mengalami peningkatan
pada tahun 2019 seiring dengan banyaknya event politik pada tahun tersebut.
KONSUMSI RUMAH TANGGA
Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 sebesar 7,26% (yoy), tumbuh lebih
tinggi dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,16% (yoy). Peningkatan konsumsi
rumah tangga didukunh terjaganya daya beli masyarakat sejalan dengan tingkat inflasi yang
rendah dan terjaga. Selain itu terjadi peningkatan penghasilan masyarakat secara umum
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Baiknya kinerja konsumsi pembelian barang masyarakat terekam dari level pembelian
barang konsumsi hasil survei konsumen Bank Indonesia yang terjaga sebesar 115. Pembelian
atas barang konsumsi yang baik ditengah tingkat harga yang terjaga dan ketersediaan pasokan
komoditas di pasar yang juga mencukupi kebutuhan. Hasil dari kegiatan Liaison juga
mengindikasikan adanya peningkatan permintaan terhadap kegiatan usaha dari pasar domestik
pada triwulan IV 2018 dengan LS sebesar 1,1 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar -0,5 (grafik 1.4). Sejalan dengan itu, kinerja penghasilan masyarakat hasil dari survei
konsumen juga terekam mengalami peningkatan dari 129,17 menjadi 132,50. Tingkat
pendapatan secara umum tumbuh akibat dari pertumbuhan kondisi ekonomi secara umum
yang lebih baik dibandingkan triwulan III 2018.
Grafik 1.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy)
Sumber: SK Bank Indonesia
Grafik 1.3 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi RT
Sumber: Cognos BI, diolah
Dari sisi pendapatan, kondisi peningkatan konsumsi masyarakat juga tercermin dari
pertumbuhan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran (PBE) yang ditunjukan oleh hasil
Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (SKDU) lebih baik. Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
dari LU PBE pada triwulan IV 2018 sebesar 4,55% lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2018
sebesar 1,66%. Pertumbuhan LU PBE di triwulan IV 2018 mencerminkan tingginya kegiatan
konsumsi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan peningkatan konsumsi
menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Gorontalo. Dari sisi pendapatan, kondisi
7,36
6,43
6,79 6,88
6,25
6,96
7,16 7,26
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
6,60
6,80
7,00
7,20
7,40
7,60
Tw II Tw III Tw IV Total Tw I Tw II Tw III Tw IV
2018
60
80
100
120
140
160
180
200
MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov
2017 2018
Penghasilan saat ini
Pembelian barang Konsumsi
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
peningkatan konsumsi masyarakat juga tercermin dari pertumbuhan SBT LU PBE pada triwulan
IV 2018 sebesar 4,55%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,66%.
Pertumbuhan LU PBE di triwulan IV 2018 mencerminkan tingginya kegiatan konsumsi
masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan peningkatan konsumsi menjelang
perayaan Natal dan Tahun Baru di Gorontalo.
Grafik 1.4 Likert Scale Kondisi Dunia Usaha Perdagangan
Grafik 1.5 SBT Kondisi Dunia Usaha Perdagangan
Sumber : Liaison Bank Indonesia Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Sepanjang tahun 2018, kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 6,90% (yoy)
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,83% (yoy) dengan
didorong oleh terjaganya daya beli masyarakat karena tingkat harga yang lebih rendah dan
stabil. Berdasarkan jenis pengeluaran, pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong oleh
peningkatan konsumsi untuk makanan minuman, pakaian, perumahan, kesehatan dan
pendidikan. Lebih lanjut, daya beli masyarakat turut didorong oleh rangkaian HBKN berupa
event keagamaan dan budaya yang mendorong peningkatan konsumsi secara musiman.
Memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan konsumsi RT diperkirakan melambat sejalan
dengan pola musiman berupa penurunan permintaan masyarakat pasca perayaan HBKN serta
natal dan tahun baru pada triwulan IV 2018. Hal ini sejalan dengan hasil dari Survei Konsumen
(SK) Bank Indonesia pada periode Januari 2019 yang menunjukkan penurunan Indeks Kondisi
Ekonomi (IKE) sebesar 116,11 dibandingkan Desember 2018 yang mencapai 118,61.
-0,25
0,00
1,33
0,78 1,00
0,30
1,00 0,80
1,11 1,11
0,60
1,1
1,7
0,33
2
1,1 1,2
-0,5
1,1 1
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2015 2016 2017 2018 2019
Likert Scale Permintaan Domestik
-0,20
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 7
Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan
Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan
Sumber: SK Bank Indonesia, diolah Sumber: SK Bank Indonesia, diolah
KONSUMSI PEMERINTAH
Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 2,26% (yoy) melambat
dibandingkan triwulan lalu sebesar 9,41% (yoy). Perlambatan konsumsi pemerintah disebabkan
oleh base effect konsumsi pemda di tahun lalu yang cukup tinggi serta dampak dari
keterlambatan pelaksanaan pembangunan PSN seperti pembangunan waduk Bone. Base effect
pada konsumsi pemerintah terlhat dari perlambatan realisasi belanja modal APBD pemda
Gorontalo dan dana transfer pemerintah masing-masing melambat sebesar -7,69% (yoy) dan
dari Rp 1,3 triliun pada triwulan IV 2017 menjadi sebesar Rp 1,2 triliun pada triwulan IV 2018.
Grafik 1.8 Perkembangan Realisasi Transfer pemda Gorontalo
Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja APBN Pemda Gorontalo
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kinerja belanja pemerintah provinsi Gorontalo yang berasal dari pendanaan APBN
tumbuh sebesar 4,07% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 4,62% (yoy). Pendorong terjadinya perlambatan tersebut adalah aktivitas belanja modal
pemerintah yang melambat -15,79% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2017 sebesar 4,23% (yoy).
Secara keseluruhan tahun 2018, kinerja konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 4,15%
(yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2017 sebesar 4,60% (yoy). Perlambatan kinerja
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2018
Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad
Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yad
Kondisi ekonomi 6 bulan yad
0
100
200
300
400
500
600
0
200
400
600
800
1000
1200
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
%
Rp
mili
yar
Trasnfer gTransfer (sisi kanan)
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2017 2018
% Rp Triliun Total Belanja
gTotal Belanja(sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
pendanaan APBN dan APBD tersebut terjadi akibat base effect kegiatan pembangunan
pemerintah pada tahun sebelumnya serta keterlambatan realisasi pembangunan PSN karena
kendala teknis maupun administrasi.
Selanjutnya, kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 diperkirakan melambat
dibandingkan triwulan IV 2018, yang didorong oleh belum dimulainya aktivitas pembangunan
yang masih pada tahapan perencanaan maupun pengadaan. Kegiatan pengadaan
pembangunan pemerintah hingga triwulan I 2019 diperkirakan belum akan dimulai, baik untuk
proyek pengadaan beberapa penyediaan maupun swakelola.
KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT YANG MELAYANI PEMERINTAH RUMAH TANGGA
(LNPRT)
Konsumsi LNPRT Provinsi Gorontalo pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 5,43% (yoy)
atau menurun dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,61% (yoy). Secara khusus
perlambatan belanja bansos pemda secara triwulanan terjadi sejak triwulan II 2018, dengan
konsumsi LNPRT tertinggi secara historis pada periode lebaran yang dirangkai dengan adanya
pilkada di Gorontalo. Besarnya realisasi belanja bantuan sosial pemda yang bersumber dari
APBD pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 104,70% (yoy) melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 167,35% (yoy). Perlambatan lebih lanjut dari konsumsi LNPRT tertahan
oleh pertumbuhan belanja bansos pemda dari pendanaan APBN yang mengalami membaik
pada triwulan IV 2018 sebesar -7,45% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar -34,4%
(yoy).
Grafik 1.10 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBD
Grafik 1.11 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
Secara tahunan, kinerja konsumsi LNPRT tahun 2018 tumbuh sebesar 8,56% (yoy)
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2017 sebesar 9,00% (yoy). Jenis-jenis konsumsi
LNPRT yang dilakukan diantaranya untuk keperluan perayaan HBKN seperti lebaran,
pengeluaran untuk tahun politik, bantuan untuk kejadian insidentil seperti bencana alam baik di
-100
-50
0
50
100
150
200
250
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
%
Rp
mili
yar Belanja Operasi
gBelanja Operasi (sisi kanan)
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
0
20
40
60
80
100
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
%
Rp
mili
yar Belanja Bansos APBD
gBelanja Bansos APBD (sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 9
Gorontalo maupun diluar Gorontalo, serta berbagai program sosial seperti bantuan pemerintah
untuk masyarakat seperti bantuan pangan murah, bantuan non tunai, bantuan beras sejahtera
(rastra) dan lain sebagainya.
Pada triwulan I 2019, konsumsi LNPRT diperkirakan akan mengalami perlambatan
sejalan dengan pola musiman di awal triwulan dengan realisasi yang minim sedangkan
pengaruh tahun politik diperkirakan akan terasa pada triwulan II 2019. Faktor pencairan dana
bansos juga akan mempengaruhi kinerja belanja pemerintah dan cenderung akan menahan
realisasi hingga triwulan II 2019.
1.2.2 INVESTASI
Kinerja investasi Provinsi Gorontalo pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 3,08% (yoy)
mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 6,36% (yoy), sebagaimana
tercermin dari agregat Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan persediaan.
Penurunan investasi terjadi dari aktivitas investasi pemerintah namun penurunan lebih lanjut
tertahan oleh kinerja investasi sektor swasta di Gorontalo yang mengalami perbaikan. Investasi
pemerintah yang tumbuh melambat tercermin dari tingkat realisasi belanja modal pemerintah
daerah Gorontalo yang bersumber dari APBN. Kinerja belanja modal pemda Gorontalo yang
bersumber dari pendanaan APBN terkontraksi sebesar -15,79% (yoy). Di sisi lain, kinerja
investasi Gorontalo pada triwulan ini tertahan oleh perbaikan kinerja investasi sektor swasta
baik yang berasal dari pendanaan asing maupun domestik. Kinerja pertumbuhan investasi
domestik yang terkontraksi sebesar -24,5% (yoy) pada triwulan IV 2018 lebih baik
dibandingkan triwulan III 2018 sebesar -58,1% (yoy), sementara itu kinerja investasi asing
tumbuh signifikan sebesar 767,6% (yoy) sangat signifikan dibandingkan triwulan lalu sebesar -
46,2% (yoy).
Perlambatan kinerja investasi pada triwulan IV 2018 juga tercermin dari kinerja
penyaluran kredit investasi yang mengalami perlambatan. Pada triwulan IV 2018 kredit investasi
15,75% (yoy) melambat dibanding triwulan sebelumnya yang terekam tumbuh 30,59% (yoy)
(grafik 1.11).
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal APBD
Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Cognos, Bank Indonesia
Kinerja investasi masih didominasi oleh kegiatan pembangunan pemerintah yang
mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018 namun tertahan oleh pertumbuhan dari sektor
swasta baik dari pendanaan asing maupun domestik. Kegiatan investasi PMA pada triwulan
laporan tumbuh paling signifikan dibandingkan kinerja investasi domestik, pertumbuhan
investasi PMA sebesar 767,6% (yoy) terutama untuk sektor listrik, air dan gas dengan nilai
mencapai USD 30,07 juta untuk kegiatan pembangunan pembangkit listrik di Gorontalo
disamping proyek pertambangan sebesar USD 77,4 ribu dan sektor industri makanan minuman
sebesar USD 55,6 ribu.
Grafik 1.14 Perkembangan Realisasi PMDN
Grafik 1.15 Perkembangan Realisasi PMA
Sumber: Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo
Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi
Triwulan IV 2018
PMA (US$, Ribu)
1 Listrik, Gas dan Air 30,071.4
2 Pertambangan 77.4
3 Industri Makanan 55.6
4 Kehutanan 7.0
Total 30,211.4
Triwulan IV 2018
PMDN (Rp, Juta)
1 Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan
256,323.4
2 Industri Makanan 117,637.7
3 Industri Kimia Dan Farmasi
99,105.1
4 Pertambangan 54,036.8
-100
-50
0
50
100
150
0
100
200
300
400
500
600
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
% Rp milyar Belanja Barang/Jasa
gBelanja Barang/Jasa (sisi kanan)
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017 2018
%, y
oy
Rp
, Tri
liun
Nominal Growth (sisi kanan)
7
1
2
0
8
6
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
III IV I II III IV
2018
-1
1
3
5
7
9
Jmlh Proyek PMDN
PMDN (Rp, miliar) - Rhs
(g) PMDN (%, sisi kanan)
7 6
10
0
16
6
-200,0
0,0
200,0
400,0
600,0
800,0
1000,0
III IV I II III IV
2018
-1
4
9
14
19
24
29
34Jmlh Proyek PMA
PMA (US$ Juta)
(g) PMA (%, sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 11
5 Perdagangan dan Reparasi
50,028.8
6 Listrik, Gas dan Air 36,718.3
7 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
1,200.0
Total 615,050.1
Sumber : Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo
Secara umum kinerja investasi sepanjang tahun tercatat 2018 terekam meningkat
sebesar 4,31% (yoy) dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 3,35% (yoy). Faktor
utama yang menyebabkan peningkatan kinerja investasi adalah kegiatan PMTB yang tumbuh
sebesar 4,16% (yoy) dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,06% (yoy). Sementara itu komponen
perubahan investor tumbuh melambat pada tahun 2018 sebesar 7,22% (yoy) dibandingkan
tahun 2017 sebesar 9,10% (yoy).
Prediksi kinerja investasi pada triwulan I 2019 diperkirakan mengalami perlambatan
sejalan dengan realisasi berbagai proyek pemerintah maupun swasta yang belum akan dimulai.
Kinerja pembangunan pemerintah sebagai pendorong utama kegiatan investasi akan tertahan
sesuai pola historis di awal tahun yang belum berjalan. Sementara itu kinerja investasi swasta
diperkirakan akan tumbuh di triwulan II 2019 setelah selesainya pemilihan presiden.
1.2.3 EKSPOR IMPOR
Kinerja ekspor pada triwulan IV 2018 tumbuh signifikan menjadi sebesar 48,22% (yoy),
lebih tinggi dari triwulan lalu sebesar 3,43% (yoy). Terjadinya peningkatan kinerja ekspor
tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas perdagangan antardaerah dibandingkan ekspor ke
luar negeri. Aktivitas perdagangan antar daerah seperti aliran barang komoditas dari Gorontalo
menuju kota mitra dagang Manado, dan Palu meningkat akibat rangkaian kegiatan HBKN
berupa natal dan tahun baru di Manado maupun aliran barang untuk pemulihan pascabencana
di Palu. Di sisi lain, kinerja peningkatan ekspor perdagangan antar daerah tertahan oleh
aktivitas ekspor luar negeri yang terkontraksi sebesar -24,4% (yoy) dibandingkan triwulan III
2018 sebesar 100% (yoy).
Sejalan dengan peningkatan kinerja ekspor, kinerja impor pada triwulan IV 2018
tumbuh sebesar 18,01% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan III 2018 yang terkontraksi
sebesar -209,52% (yoy). dlihat dari kinerja impor luar negeri Gorontalo pada triwulan laporan
mengalami peningkatan menjadi 17,94% (yoy) untuk pemenuhan kebutuhan barang modal
seperti mesin, peralatan listrik, besi baja dan kendaraan lainnya. Pertumbuhan kinerja impor
didorong oleh peningkatan aktivitas pembangunan pemerintah untuk berbagai proyek
multiyear baik yang sudah dimulai maupun baru dilaksanakan di triwulan laporan.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
d
Grafik 1.16 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo
Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan IV 2018
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Secara keseluruhan tahun 2018, kondisi net ekspor Gorontalo tumbuh sebesar 8,02%
(yoy) dibandingkan tahun 2017 sebesar 6,56% (yoy). Perbaikan kinerja ekspor didorong oleh
kinerja ekspor antar daerah yang tumbuh sebesar 8,02% (yoy) berupa aliran pasokan
komoditas dari Gorontalo menuju kontak mitra dagang.
Prediksi kondisi ekspor dan impor pada triwulan I 2019 diperkirakan akan melambat
dibandingkan triwulan IV 2018. Perlambatan didorong baik dari kinerja ekspor maupun impor
untuk kegiatan perdagangan luar negeri maupun domesik. Penurunan kuantitas nilai perjanjian
perdagangan LN Gorontalo untuk komoditas jagung ke Filipina dibandingkan tahun lalu akan
mendorong perlambatan ekspor secara umum disamping terjadinya peningkatan kebutuhan
jagung untuk pasar domestik. Dari sisi impor, kinerja impor juga diperkirakan akan mengalami
perlambatan didorong masih belum dilaksanakannya kegiatan pembangunan oleh pemda yang
mempengaruhi tingkat konsumsi barang modal seperti aspal, mesin, besi-baja dan barang
kebutuhan proyek lainnya.
1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA)
-40
-20
0
20
40
60
80
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2017 2018
Rib
u T
on
Bongkar Barang
gBONGKAR BARANG (sisi kanan) %
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
0
1
2
3
4
5
6
7
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2017 2018
%
USD
Ju
ta
NILAI IMPOR (US$ juta) gNILAI IMPOR (sisi kanan)
-150-100-50050100150200250300350
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018
%
US
Do
llar
Impor Barang Modal
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 13
Dari sisi penawaran, terjadinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan
IV 2018 didorong oleh kinerja lapangan usaha utama di Gorontalo yaitu LU pertanian,
konstruksi, PBE, dan lainnya. Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
tumbuh sebesar 7,12% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 6,42% (yoy), LU konstruksi
tumbuh sebesar 2,44% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 2,03% (yoy), sedangkan
LU PBE tumbuh signifikan sebesar 18,35% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 5,66%
(yoy). perbaikan kinerja LU utama tersebut mampu menjaga baiknya capaian pertumbuhan
ekonomi triwulan IV 2018 provinsi Gorontalo lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Kinerja sisi penawaran provinsi Gorontalo sepanjang tahun 2018 tumbuh terutama
didorong oleh peningkatan LU PBE dengan besar 10,06% (yoy) dibandingkan tahun 2017
sebesar 9,59% (yoy). sementara itu kinerja LU pertanian sepanjang tahun 2018 tumbuh
melambat dbandingkan tahun 2017 akibat hasil produksi pertanian yang kurang baik di
triwulan III dan awal triwulan IV 2018. Di sisi lain pertumbuhan juga tertahan oleh kinerja LU
konstruksi yang sedikit melambat sebesar 2,46% (yoy) pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017 sebesar 2,48% (yoy). Tertahannya kinerja LU konstruksi akibat dari belum dimulainya
tambahan proyek pembangunan PSN di tahun 2018 yaitu waduk Bone akibat kendala
administrasi dan teknis.
Memasuki triwulan I 2019, prediksi kinerja perekonomian berdasarkan LU diperkirakan
akan mengalami pertumbuhan akibat akselerasi kinerja lapangan usaha utama seperti lapangan
usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, dan PBE. Perbaikan kondisi LU pertanian
disebabkan musim panen padi yang akan terjadi di akhir triwulan I 2019 dan perbaikan cuaca
serta sarana irigasi pertanian. Sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian,
lapangan usaha PBE juga diperkirakan masih akan tumbuh seiring potensi daya beli masyarakat
akibat pendapatan yang terjaga dan tingkat harga yang stabil dan rendah.
2017 Pangsa SoG
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.44 4.24 6.43 9.09 4.24 14.18 6.42 7.12 38.66 2.75
Pertambangan dan Penggalian 3.36 3.95 0.08 4.71 4.12 2.69 0.42 5.54 1.11 0.06
Industri Pengolahan 5.99 4.67 6.58 3.46 10.01 8.42 5.49 3.53 4.11 0.15
Pengadaan Listrik dan Gas 11.61 1.72 12.04 8.48 2,125.77 10.63 12.23 4.83 0.05 0.00
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.34 2.46 14.92 16.28 13.73 14.64 -1.13 19.71 0.06 0.01
Konstruksi 7.85 9.77 5.10 2.48 4.79 0.53 2.03 2.44 11.12 0.27
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.05 5.73 9.91 9.59 10.62 3.79 5.66 18.35 11.83 2.17
Transportasi dan Pergudangan 8.57 9.67 6.47 5.32 7.71 0.88 2.27 8.00 5.85 0.47
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.93 8.05 8.71 10.62 8.80 1.60 5.37 14.77 2.37 0.35
Informasi dan Komunikasi 9.02 9.80 10.23 10.57 6.32 3.27 9.96 19.53 2.69 0.53
Jasa Keuangan dan Asuransi 4.54 10.15 18.45 9.87 13.48 10.76 0.03 -6.24 4.24 -0.26
Real Estate 7.85 8.22 8.31 5.32 4.61 3.36 4.51 9.79 1.87 0.18
Jasa Perusahaan 5.96 5.57 5.91 5.51 5.83 5.20 2.72 8.43 0.09 0.01
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.92 3.76 -0.10 0.09 1.87 0.10 5.02 0.11 6.59 0.01
Jasa Pendidikan 13.55 7.14 3.78 6.21 9.52 9.16 9.55 9.24 4.31 0.40
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.84 10.64 8.48 4.94 10.18 9.57 7.90 6.77 3.53 0.24
Jasa lainnya 5.28 4.92 3.54 3.54 4.13 1.78 0.01 8.99 1.51 0.14
PDRB 7.27 6.22 6.52 6.74 6.19 7.45 5.24 7.25 100.00 7.25
IV Total Tw III 2018Uraian
2014
Total Total
2015 2016
Total Total I
2018
II III
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Pada triwulan IV 2018, kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
tumbuh menjadi sebesar 7,12% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2018 sebesar
6,42% (yoy). Terjadinya pertumbuhan disebabkan karena perbaikan hasil panen tanaman
pangan yaitu padi dan jagung akibat pengaruh cuaca yang baik, fasilitas irigasi yang sudah
diperbaiki, dan ketersediaan saran produksi pertanian (saprona) seperti pupuk yang mencukupi.
Peningkatan LU pertanian terlihat dari capaian NTP hortikultura yang tumbuh dari 107,47
menjadi 111,32 dan kinerja NTP pangan yang cukup baik sebesar 108,87. Di sisi lain, kinerja
penyaluran kredit LU pertanian pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 22,76% (yoy) tumbuh
lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 8,67% (yoy).
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Meningkatnya kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan IV 2018 terkonfirmasi
dari pertumbuhan luas panen pertanian di Gorontalo. Pertumbuhan luas total panen padi dan
jagung pada triwulan IV 2018 sebesar 28,05% (yoy) dari kinerja pertumbuhan LU pertanian
yang terkontraksi sebesar -37,47% (yoy). Peningkatan kinerja panen LU pertanian berasal dari
pertumbuhan luas panen tanaman jagung sebesar 40,86% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018
yang terkontraksi sebesar -50,21% (yoy). Berdasarkan pada wilayah tanam, luas panen tertinggi
pada triwulan ini terjadi di Kabupaten Boalemo.
85
95
105
115
125
135
145
155
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017 2018
Tanaman Padi dan palawija
Holtikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 15
Grafik 1.20 Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo
Grafik 1.21 Distribusi Lahan Panen Pertanian Gorontalo
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
Kondisi cuaca pada triwulan laporan terekam memiliki curah hujan yang lebih tinggi
terutama di periode awal triwulan laporan. Besarnya rata-rata curah hujan pada triwulan IV
2018 adalah sebesar 5,17 mm dan kecepatan angin sebesar 1,375 knot dengan curah hujan
tertinggi sebesar 85 mm dan kecepatan angin tertinggi 3 knot. Meningkatnya curah hujan
mendorong perbaikan luas tanam dan panen komoditas pertanian. Kinerja pertumbuhan luas
tanam pertanian pada periode ini tumbuh sebesar 26,27% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018
yang terkontraksi sebesar -70,72% (yoy).
Kinerja kredit pertanian pada triwulan IV 2018 juga mengindikasikan terjadinya
peningkatan dengan besar pertumbuhan sebesar 17,56% (yoy) dibandingkan triwulan lalu
sebesar 8,78% (yoy). Terjadinya pertumbuhan kredit pertanian sejalan dengan perbaikan kinerja
pertanian secara umum untuk jenis tanaman hortikultura dan tanaman pangan.
(100)
-
100
200
300
400
500
600
700
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018
growth (%, yoy)
Ha Luas Panen Total Per Kab/Kota
g (yoy) (sisi kanan)
31,49%
23,07%
19,77%
5,08%
19,08%
1,51% Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo Utara
Kota Gorontalo
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 1.22Perkembangan Luas Tanam Pertanian di Gorontalo
Grafik 1.23 Distribusi Lahan Tanam Pertanian Gorontalo
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
Grafik 1.24 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo
Grafik 1.25 Kredit Pertanian Gorontalo
Sumber : BMKG Sumber : Cognos Bank Indonesia
Kinerja pertumbuhan LU pertanian sepanjang tahun 2018 terekam mengalami
perlambatan dengan besar pertumbuhan 7,64% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
9,07% (yoy). Perlambatan terjadi sejalan dengan telah berakhirnya realisasi program bantuan
pertanian dari pemerintah, kondisi cuaca yang kurang mendukung akibat kekeringan yang
menyebabkan gagal panen di triwulan III 2018, dan kerusakan sarana irigasi pertanian.
Pada triwulan I 2019, prediksi kinerja lapangan usaha pertanian diperkirakan akan
mengalami peningkatan seiring dengan adanya potensi panen jagung dan padi dari standing
crop2. Selain itu, kondisi cuaca pada triwulan I 2019 dengan curah hujan yang meningkat dan
pasokan air yang melimpah untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sejalan dengan upaya
pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi pertanian, khususnya komoditas jagung
2 tanaman tegak, tanaman yang belum akan dipanen
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
1400%
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
III IV I II III IV I II III IV
2017 2018
Ha Luas Tanam Total Per Kab/Kota
(g) Luas Tanam Total (sisi kanan)
35,47%
24,76%
22,43%
4,23% 11,78%
1,33% Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo Utara
Kota Gorontalo
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 Knot mm
Curah Hujan Kecepatan Angin Rata-rata (Rhs)
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017 2018
%
Rp
Ju
ta
Kredit Pertanian (juta)
gKredit Pertanian (sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 17
dan padi dengan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi
pertanian secara umum melalui metode off-farm maupun on-farm.
1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
Kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada triwulan IV
2018 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,06% (yoy) lebih tinggi dibandingkan
triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 9,59% (yoy). Peningkatan pertumbuhan LU
perdagangan terjadi sejalan dengan peningkatan daya beli di akhir tahun HBKN dan tahun baru
yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat pada periode ini. Di sisi lain, tingkat inflasi
pada periode laporan juga masih terjaga rendah dan stabil turut menjadi penggerak
pertumbuhan LU ini.
Kinerja lapangan usaha perdagangan pada triwulan ini terekam mengalami
peningkatan dilihat dari indikator pertumbuhan kredit perdagangan sebesar 8,85% (yoy) pada
triwulan IV 2018 dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 4,78% (yoy). Kinerja kredit
perdagangan yang lebih tinggi didorong oleh terjaganya daya beli masyarakat akibat tingkat
pendapatan yang cukup stabil dengan tingkat harga yang terjaga rendah dan stabil.
Berdasarkan pada hasil survei kondisi dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia bahwa
SBT kondisi usaha perdagangan pada triwulan IV 2018 meningkat sebesar 4,55%
dibandingkan triwulan III 2018 1,66% (yoy).
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 1.26 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan
Sumber : Cognos BI diolah
Grafik 1.27 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT
Sumber : SKDU Bank Indonesia
Grafik 1.28 Perkembangan Muat Pelabuhan
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Sepanjang tahun 2018, kinerja LU PBE tumbuh sebesar 10,06% (yoy) meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya yang turun sebesar 9,59% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi
sejalan dengan kondisi permintaan dengan daya beli yang terjaga dan tingkat inflasi barang-
barang yang rendah dan stabil.
Memasuki triwulan I 2019, aktivitas LU PBE berpotensi mengalami pertumbuhan seiring
dengan masih tingginya daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan untuk periode
walimah di Gorontalo. Masuknya periode perayaan di Gorontalo akan mendorong peningkatan
konsumsi masyarakat terutama untuk komoditas konsumsi utama seperti barito, daging ayam,
dan telur ayam.
1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI
Pertumbuhan sektor konstruksi Gorontalo pada triwulan IV 2018 meningkat sebesar
2,44% (yoy) dibandingkan triwulan lalu yag tumbuh sebesar 2,03% (yoy). Perbaikan
pertumbuhan kinerja lapangan usaha konstruksi tersebut terutama didorong kinerja investasi
0
5
10
15
20
25
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
% Rp, Juta Kredit Perdagangan
gKredit Perdagangan (sisi kanan)
-5
0
5
10
II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018
SBT Perdagangan
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
- 2 4 6 8
10 12 14 16 18
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
Hu
nd
red
s %
Muat Pelabuhan (US$) - sisi kanan gMuat
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 19
bangunan sektor swasta. Investasi swasta baik dari pemodal domestik maupun luar negeri serta
keberlanjutan pembangunan beberapa proyek multiyears yang ada di Gorontalo yang juga
termasuk kedalam proyek strategis nasional meliputi proyek pembangunan GORR, Bendungan
Bone, RS Habibie-Ainun, dan Revitalisasi Danau Limboto.
Lebih lanjut pertumbuhan sektor konstruksi juga tercermin dari pertumbuhan impor
barang modal pada triwulan IV 2018 yang mencapai USD 3547,17 ribu, meningkat
dibandingkan triwulanan lalu yang mencapai USD 201,42 ribu. Adapun jenis barang modal
yang diimpor adalah besi baja, mesin, peralatan listrik, kapal dan kendaraan lainnya.
Grafik 1.29 Perkembangan Kredit Konstruksi
Grafik 1.30 Perkembangan Impor Barang Modal
Sumber : Cognos BI, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Secara tahunan, kinerja LU konstruksi pada tahun 2018 cenderung tumbuh stabil yaitu
sebesar 2,46% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 2,48% (yoy). Baiknya kinerja
realisasi LU konstruksi didorong oleh masih berlanjutnya aktivitas pembangunan proyek PSN
multiyears di Gorontalo dan perbaikan investasi di tahun 2018 baik dari swasta maupun
pemerintah.
Pada triwulan I 2019, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami
perlambatan sejalan dengan realisasi pelaksanaan proyek pemerintah yang belum berjalan
akibat masih dalam tahap pengadaan dan perencanaan. Sejalan dengan itu realisasi keuangan
untuk pembiayaan juga diperkirakan cair pada pertengahan triwulan I 2019. Sementara itu
kinerja proyek pembangunan swasta juga belum akan tumbuh optimal karena pengaruh dari
tahun politik pada awal triwulan II 2019.
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
%
Kg Impor Aspal
(g) Impor Aspal
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018
%
US
Do
llar Impor Barang Modal
gImpor Barang Modal (sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
BOKS 1 : PERKEMBANGAN PARIWISATA GORONTALO
Sektor pariwisata mempunyai dampak yang luas dalam perekonomian. Tidak hanya
mengurangi defisit neraca perdagangan, tapi juga akan memberikan multiplier effect ke
beberapa sektor utama dalam perekonomian. Dalam Neraca Satelit Pariwisata Nasional
(NESPARNAS) tahun 2017 peranan pariwisata dalam Produk Domestik Bruto (PDB) menurut
penggunaan (sisi demand) dapat diidentifikasi melalui: (1) porsi konsumsi rumah tangga untuk
kegiatan wisata dalam negeri dan pengeluaran wisatawan Indonesia ke luar negeri sebelum
meninggalkan dan setelah tiba di Indonesia; (2) porsi pengeluaran konsumsi pemerintah,
untuk berbagai kegiatan terkait pariwisata; (3) porsi ekspor yang mencakup pengeluaran
wisatawan mancanegara selama mereka berada di Indonesia; (4) porsi impor yang mencakup
pengeluaran wisatawan Indonesia selama mereka berada di luar negeri; dan (5) porsi
investasi untuk pengembangan dan pembangunan pariwisata.
LU pariwisata merupakan lapangan usaha yang tidak berdiri sendiri, melainkan
memiliki keterkaitan langsung terhadap lapangan usaha lain. Dampak pertumbuhan LU
pariwisata terlihat dari komponen belanja wisatawan, untuk lapangan usaha yang memiliki
karakteristik pariwisata (tourism characteristic industry) yang juga dipetakan berdasarkan dari
NESPARNAS 2017. Adapun komponen-komponen pembentuk PDB dan PDRB pariwisata adalah
sebagai berikut.
Bagan 1 Transmisi Pengeluaran Wisatawan Terhadap Sektor Ekonomi
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 21
Dalam perkembangannya, selama 5 tahun (2014-2018) kontribusi pariwisata terhadap
PDRB Gorontalo tercatat sebesar 3,92% lebih rendah dari rata-rata Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan nasional yang masing-masing tercatat sebesar 6,42% dan 4,13%. Namun demikian,
rata-rata pertumbuhan Pariwisata Gorontalo dalam 5 tahun relatif tinggi dibandingkan KTI dan
Nasional, sebesar 8,52% (yoy) dibandingkan 6,81% (yoy) dan 6,75% (yoy).
Pada tahun 2018 pertumbuhan sektor pariwisata Gorontalo tercatat sebesar 6,39%
(yoy) atau melambat dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 9,90% (yoy). Perlambatan
tersebut terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke
Gorontalo dimana pada tahun 2018 tercatat sebesar 18,37% (yoy), melambat dari tahun 2017
sebesar 37,33% (yoy).
Grafik 1. Pertumbuhan PDRB Pariwisata
Sumber: Kementerian Pariwisata, BPS, Bank Indonesia, diolah
Grafik 2. Pertumbuhan Wisatawan
Sumber: Dinas Pariwisata Gorontalo, diolah
Dari sisi kunjungan wisatawan, pada tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan ke
Gorontalo adalah sebanyak 930.321 orang dimana didominasi oleh wisatawan nusantara
sebanyak 922.746 wisnus atau dengan pangsa 99,19% dari total wisatawan, sedangkan
wisatawan mancanegara hanya tercatat sebanyak 7.575 wisman atau 0,81% dari total
wisatawan. Sementara itu, jumlah penerbangan dari dan ke Gorontalo pada tahun 2018
adalah sebanyak 6.430 penerbangan dengan jumlah landing flight sebanyak 3215 kali,
berimbang dengan jumlah departure flight sebanyak 3215 kali. Sejalan dengan itu, jumlah
penumpang pesawat udara pada tahun 2018 adalah sebanyak 644.828 orang terdiri atas
331.556 orang tiba ke Gorontalo dan 313.272 orang berangkat dari Gorontalo.
Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Gorontalo Pertahun Tabel 2. Jumlah Penerbangan dan Penumpang Pertahun
Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah
2013 3.238 155.876 159.114
2014 4.092 361.941 366.033
2015 3.634 572.517 576.151
No Tahun Pesawat
(penerbangan) Penumpang
(orang)
1 2013 4.029 433.211
2 2014 3.804 389.837
3 2015 4.922 483.774
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
2016 5.923 566.394 572.317
2017 6.240 779.729 785.969
2018 7.575 922.746 930.321
4 2016 5.533 573.466
5 2017 6.794 658.540
6 2018 6.430 644.828
Jumlah 31.512 3.183.656
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo
Dilihat dari pertumbuhannya hingga tahun 2017 profil jumlah penerbangan, jumlah
penumpang pesawat udara, dan jumlah wisatawan di Gorontalo tumbuh menggembirakan
tercatat sebesar 22,79% (yoy) dan 14,84% (yoy), 37,33% (yoy). Namun pada tahun 2018,
akibat dari kenaikan harga tiket yang signifikan dan faktor kecelakaan penerbangan
mendorong penurunan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang pesawat udara yang
terkontraksi sebesar -5,36% (yoy), dan -2,08% (yoy), sedangkan pertumbuhan jumlah
wisatawan melambat menjadi 18,37% (yoy).
Tabel 3. Jumlah Pesawat dan Penumpang Pesawat Udara
2014 2015 2016 2017 2018
g jumlah Pesawat
Tiba -5,61% 29,58% 12,31% 22,78% -5,30%
Brkt -5,56% 29,20% 12,52% 22,80% -5,41%
Jumlah -5,58% 29,39% 12,41% 22,79% -5,36%
g jumlah penumpang
Tiba -11,18% 27,63% 17,29% 15,82% 0,33%
Brkt -8,86% 20,71% 19,80% 13,52% -4,22%
Jumlah -10,01% 24,10% 18,54% 14,84% -2,08%
g kunjungan wisatawan
Mancanegara 26,37% -11,19% 62,99% 5,35% 21,39%
Nusantara 132,20% 58,18% -1,07% 37,67% 18,34%
Total 130,04% 57,40% -0,67% 37,33% 18,37%
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo
Dilihat dari lama tinggalnya, wisatawan mancanegara memiliki length of stay yang
lebih lama dibandingkan wisatawan domestik, pada tahun 2018, wisatawan mancanegara
memiliki length of stay sebesar 2,18 hari yang bersumber dari kunjungan wisman ke Kota
Gorontalo dan Gorontalo Utara. Kunjungan wisman ke Kota Gorontalo dalam rangka
perjalanan bisnis, maupun transit menuju Luwuk, sementara itu kunjungan wisman ke
Gorontalo Utara berasal dari kunjungan ke Pulau Cinta.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 23
Tabel 4. Lama Tinggal Wisatawan di Gorontalo
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo
Dari sisi amenitas, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap capaian realisasi
kunjungan wisatawan di Gorontalo berasal dari jumlah ketersediaan hotel, restoran, dan travel
di Provinsi Gorontalo yang saat ini masih terbatas dan masih terfokus di Kota Gorontalo.
Tabel 5. Ketersediaan Amenitas di Provinsi Gorontalo
Jumlah Hotel Non Bintang & Penginapan
Jumlah Hotel Berbintang
Jumlah Rumah Makan & Restoran
Jumlah Travel Agent
Kota Gorontalo 54 4 100 28
Kab. Gorontalo 15 - 75 -
Kab. Bone Bolango 8 - 75 -
Kab. Gorontalo Utara 8 - 48 -
Kab. Boalemo 18 - 20 -
Kab. Pohuwato 21 - 87 2
Jumlah 128 4 405 30
A. Strategi Perencanaan Wisata Daerah
Gorontalo sebagai provinsi dengan potensi sektor pariwisata yang tinggi masih terus
berbenah melakukan berbagai macam perbaikan kondisi sektor pariwisata daerah sesuai
dengan konsep 3A2P yaitu Amenity, Attraction, Accesibility, Promotion, dan People. Perbaikan
dilakukan melalui strategi pengembangan seperti memperbanyak kegiatan investasi pemerintah
dan swasta, pembangunan sarana, digitalisasi, dan promosi yang lebih tertata dan terarah.
1) Peningkatan Investasi
rata-
rata
rata-
ratarata-rata
rata-
rataJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
rata-
rata
Lama waktu menginap Wisman
Boalemo 0,00 0,00 2,31 2,87 - - - - - - - - - - - 0,00
Gorontalo 0,00 0,00 4,00 1,00 - - - - - - - - - - - 0,00
Pohuwato 0,42 0,58 0,00 0,00 - - - - - - - - - - - 0,00
Gorontalo Utara 0,00 0,08 3,00 2,13 1,00 - - 1,00 1,00 - - - - 1,00 - 1,00
Kota Gorontalo 2,64 3,49 2,11 3,05 1,86 2,37 1,40 2,04 2,37 2,61 1,08 3,11 1,61 2,25 3,37 2,19
Provinsi 2,57 3,48 2,11 3,04 1,85 2,37 1,40 2,02 2,34 2,61 1,08 3,11 1,61 2,24 3,37 2,18
lama waktu menginap Wisnus
Boalemo 1,51 1,22 1,91 1,67 1,14 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,12 1,00 1,00 1,00 1,39
Gorontalo 1,32 1,51 1,03 1,45 1,34 1,60 1,60 2,17 3,83 1,26 0,83 1,32 1,37 1,43 1,62 1,67
Pohuwato 1,16 1,67 1,06 1,16 1,00 1,10 8,55 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,13 1,00 1,00 1,71
Gorontalo Utara 0,12 1,36 1,66 2,70 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,13 13,75 1,00 1,00 1,23 2,28
Kota Gorontalo 1,69 2,38 1,61 1,85 2,19 1,83 1,72 1,94 1,81 1,67 1,49 1,93 1,54 1,62 1,76 1,77
Provinsi 1,61 2,15 1,52 1,83 2,11 1,81 1,75 1,93 1,80 1,66 1,47 1,97 1,53 1,59 1,74 1,76
20182008 2009Kabupaten/Kota
2016 2017
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Kegiatan investasi pemerintah masih merupakan motor penggerak utama
pengembangan sektor pariwisata di Gorontalo melalui aktivitas belanja barang, dan
belanja modal rutin yang bersumber dari APBD maupun APBN. Aktivitas realisasi
belanja modal pemerintah yang bersumber dari APBD pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan sebesar 5,57% (yoy) dibandingkan triwulan III 2018 yang
terkontraksi -8,51% (yoy). Sementara itu realisasi belanja modal pemda Gorontalo
yang bersumber dari APBN juga membaik dari terkontraksi sebesar -18,88% (yoy)
pada triwulan III 2018 menjadi -15,79% (yoy) pada triwulan IV 2018.
Grafik 3. Pangsa realisasi PDRB triwulan IV 2017 dan
2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Gorontalo (diolah)
Grafik 4. Pangsa realisasi PDRB triwulan IV 2017 dan
2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Gorontalo (diolah)
Khusus terkait dengan kegiatan investasi Pemda Gorontalo yang menunjang
pengembangan sektor pariwisata seperti Taman Laut Olele, Pulau Saronde, Pantai
Botutonuo, Pantai Bolihutuo, Pantai Monano, Benteng Otanaha dan lain-lain
melalui pembangunan jalan dan akses transportasi. Beberapa aktivitas
pembangunan yang dilakukan seperti keberlanjutan pembangunan jalan GORR,
peningkatan ruas jalan utama, rekonstruksi jalan kabupaten/kota, pembangunan
jalan strategis provinsi, dan jembatan untuk meningkatkan aksesibilitas wisatawan
ke lokasi wisata. Selain itu juga terdapat kegiatan pembangunan amenitas yang
dilakukan pemerintah seperti pembangunan Bandar Udara Imbodu di Pohuwato,
revitalisasi kawasan pusaka/historis, pembangunan konstruksi penahan abrasi,
sarana pengolahan air bersih, dan lain-lain.
Di sisi lain, terdapat hasil pemantauan aktivitas investasi yang dilakukan oleh pihak
swasta yang terekam dari kegiatan penanaman modal domestik dan asing di
Gorontalo tumbuh berfluktuasi dalam lima tahun terakhir. Aktivitas investasi sektor
swasta PMA dan PMDN di Gorontalo untuk pariwisata terekam dalam kegiatan
pembangunan hotel dan restoran di Gorontalo. Salah satu kegiatan investasi
-100
-50
0
50
100
150
-
500,00
1.000,00
1.500,00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
%
Rp
mili
yar
Belanja Modal APBD
gBelanja Modal APBD (sisi kanan)
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
-
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
%
Rp
mili
yar
Belanja Modal APBN
gBelanja Modal APBN (sisi kanan)
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 25
terbesar untuk kategori pengembangan hotel di Gorontalo dari sektor swasta
dalam 5 tahun terakhir adalah adalah pembangunan Hotel Horison Gorontalo yang
saat ini sudah hampir rampung dan menunggu perizinan untuk mulai beroperasi.
Tabel 6. Nilai Investasi Hotel Dan Restoran dari Sektor Swasta
2014 2015 2016 2017 2018
PMA (Juta Rupiah) 1.235 773 3.081 N/A 19
PMDN (Ribu USD) N/A N/A N/A 42.824 N/A
2) Pembangunan Infrastruktur
Dalam roadmap pariwisata yang juga dikembangkan oleh Bank Indonesia, saat ini
Pemda Gorontalo berupaya untuk merealisasikan pengembangan pariwisata
melalui pembentukan Gorontalo Tourism Board yang saat ini sudah pada tahap
pengajuan SK di Biro Hukum Provinsi Gorontalo. Dengan adanya Tourism Board di
Gorontalo yang keanggotaannya terdiri dari SKPD pemerintah daerah, instansi
vertikal, dan sektor swasta akan menentukan arah pembangunan sektor pariwisata
yang bersifat multiinstansi yang dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata (Dispar).
Beberapa program pembangunan infrastruktur pariwisata yang dikembangkan dari
hasil koordinasi Pre-Tourism Board dibawah tanggung jawab Dinas Pariwisata
adalah alokasi pendanaan untuk kegiatan pembangunan amenitas :
o Pembuatan ruang ganti dan/atau toilet obyek wisata Lombongo Kab. Bone
Bolango
o Pembuatan gazebo obyek wisata Iluta Kab. Gorontalo
o Pembuatan pagar pembatas obyek wisata Lombongo Kab. Bone bolango
o Pembangunan kios cinderamata obyek wisata Bongo, Kab. Gorontalo
o Pembangunan gapura identitas obyek wisata Bongo, Kab. Gorontalo
Selain itu, juga terdapat pembangunan terkait perbaikan aksesibilitas seperti :
o Pembuatan jalur pejalan kaki/jalan setapak/jalan dalam kawasan, broadwalk,
pedestarian, dan Tempat Parkir Obyek Wisata Biluhu, Kab. Gorontalo (1100
meter persegi)
o Pembuatan jalur pejalan kaki/jalan setapak/jalan dalam kawasan, broadwalk,
pedestarian, dan Tempat Parkir Obyek Wisata Lombongo, Kab. Bone Bolango
(1100 meter persegi)
o Pembangunan Dermaga Wisata, Obyek Wisata Iluta, Kab. Gorontalo
o Pekerjaan Renovasi Dermaga Beton Obyek Wisata Iluta Kab. Gorontalo
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Kendala paling signifikan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata adalah
keterbatasan realisasi penyaluran anggaran Dispar untuk progam pembangunan
fisik, serta pola pikir masyarakat untuk menjaga daerah wisata sehingga dapat
menarik para wisatawan. Hal ini mendorong munculnya kebutuhan pembentukan
Tourism Board yang akan mengkoordinasikan fungsi pengembangan pariwisata
dari setiap SKPD, instansi vertikal, swasta maupun BUMN di Gorontalo.
Pengembangan pariwisata melalui Tourism Board diharapkan dapat
mengintegrasikan fungsi berbagai SKPD seperti contoh fungsi pengembangan
aksesibilitas kawasan wisata yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebagai
otoritas dengan fungsi terkait penyedia jalur transportasi, fungsi pengembangan
amenitas kawasan wisata yang dimiliki oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro,
Perindustrian dan perdagangan (Diskumperindag) terkait dengan fungsi
pengembangan UMKM budaya, UMKM souvenir dan koperasi pengelola kawasan
wisata, dan instansi lainnya sesuai dengan fungsi kerja dan tupoksinya.
3) Digitalisasi Pariwisata Gorontalo
Dengan masuknya era disrupsi ekonomi digital, sektor pariwisata Provinsi Gorontalo
juga perlu terus berbenah dengan melakukan penyerapan teknologi dengan
strategi sesuai perkembangan pasar. Strategi nasional dalam rangka strategi
memenangkan pasar sudah diterapkan dalam skala nasional seperti pembentukan
Generasi Pariwisata (Genpi), memperbanyak promosi di media sosial, tourism
platform seperti TripAdvisor, Lonely planet, dan lainnya.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemda Gorontalo dalam digitalisasi objek
wisata unggulan seperti membangun website pariwisata provinsi Gorontalo yang
terintegrasi dengan situs resmi Pemda Gorontalo
(https://www.gorontaloprov.go.id/potensi/pariwisata) yang berisi berbagai lokasi
objek wisata unggulan pemda. Pada saat ini pemda sedang melakukan
pengembangan melalui penambahan konten secara rutin namun terkendala oleh
penganggaran untuk maintenance hosting website yang belum dialokasikan dalam
anggaran.
Pemda juga telah membentuk tim sadar wisata bernama Generasi Pariwisata
Indonesia (Genpi) Gorontalo yang juga termasuk dalam strategi pengembangan
pariwisata nasional di 34 provinsi di Indonesia untuk mendorong promosi melalui
media sosial menyasar generasi millenial. Genpi beranggotakan berbagai kalangan
mulai dari masyarakat biasa, travel blogger, social influencer, culinary enthusiast,
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 27
fotografer, vlogger dan lainnya. Saat ini Genpi Gorontalo aktif melakukan kegiatan
rutin mulai dari posting pariwisata Gorontalo di media sosial, membangun pasar
digital, membangun konten viral dan trending topic, juga termasuk kegiatan oflfine
berupa pelatihan, diskusi dan family trip.
4) Promosi Pariwisata
Koordinasi antara Pempus, Pemda dan BI terkait promosi destinasi pariwisata di
tahun 2019 akan dilakukan dengan gencar melalui rangkaian acara yang lebih
terstruktur. Pemda Gorontalo telah berencana untuk melakukan promosi pada
bulan Maret 2019 di Jakarta dalam berbagai platform seperti billboard, video profil,
dan brand ambassador pariwisata Gorontalo yang berasal dari kalangan aktivis,
travel vlogger dan social media enthusiast.
Di sisi lain, pemda dan BI bekerja sama untuk menyusun calendar of event
Gorontalo yang memusatkan pelaksanaan atraksi wisata pada bulan September
dan Oktober setiap tahunnya yaitu diantara rangkaian acara Festival Danau Limboto
dan Festival Karawo. Selain itu, perayaan budaya lokal terkait HBKN seperti Festival
Tumbilotohe (light festival) diperpanjang waktu pelaksanaannya tidak hanya pada
periode 3 (tiga) hari menjelang perayaan idul fitri namun direncanakan untuk juga
dilakukan saat memasuki periode pelaksanaan bulan festival Gorontalo (September
s.d Oktober) sehingga diharapkan dapat menambah atraksi pariwisata Gorontalo.
Selanjutnya, Pemda dan BI juga berupaya untuk melakukan kerjasama dengan
pelaku usaha seperti penyedia jasa travel untuk mengembangkan rencana paket
wisata 3 hari 2 malam. Usulan pengembangan lanjutan sebagai langkah awal
adalah penyediaan paket wisata 3D2N yang dilakukan secara konsisten setiap high
season kunjungan wisatawan. Sealin itu pelaksanaan paket wisata setiap
triwulan/bulanan akan dikembangkan apabila terdapat peningkatan permintaan
dari wisatawan.
B. Outlook Perkembangan Sektor Pariwisata Gorontalo tahun 2019
Berdasarkan Rencana Strategis Pariwisata Nasional tahun 2019, target kunjungan
wisatawan yang ditetapkan untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 adalah sebesar 655.672
orang wisatawan nusantara dan 6.854 orang untuk wisatawan mancanegara. Di sisi lain,
target lama waktu inap wisatawan di Gorontalo adalah 3 - 5 hari. Sementara itu, perkiraan dari
jumlah spending dari wisatawan mancanegara pada tahun 2019 adalah sebesar USD
1.000/orang dan spending untuk wisatawan nusantara adalah sebesar Rp935.000/orang.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Bagan 2. Target Jumlah wisatawan dan length of stay
di Gorontalo 2019
Grafik 5. Perkiraan Pertumbuhan Sektor Pariwisata Gorontalo Tahun
2019
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan sektor pariwisata Gorontalo pada
tahun 2019 diperkirakan akan mencapai 8,39% (yoy) atau meningkat dari tahun 2018 yang
tercatat sebesar 6,39% (yoy). Semakin intensifnya promosi yang disertai dengan peningkatan
pelayanan dan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata serta didukung oleh
membaiknya situasi keamanan diharapkan jumlah kedatangan wisatawan baik mancanegara
maupun nusantara akan meningkat.
Namun demikian terdapat risiko penurunan kunjungan wisatawan yang harus
diwaspadai terutama terkait dengan kenaikan harga tiket angkutan udara. Kenaikan harga tiket
pesawat diperkirakan akan berdampak negatif terhadap jumlah penumpang di Bandara
Djalaluddin Gorontalo, sehingga berisiko menurunkan tingkat kunjungan wisatawan ke
Gorontalo. Kenaikan harga tiket pesawat terbang domestik terjadi dari bulan November 2018
dan pada bulan Januari 2019, harga tiket pesawat dari dan ke Gorontalo secara rata-rata naik
sebesar 81,12% (yoy)3.
Bagan 3. Alur Dampak Harga Tiket Pesawat Terhadap Perekonomian
3 Dihitung dari rata-rata kenaikan tiket direct tujuan Gorontalo yakni dari dan ke Jakarta, Makassar, Palu, dan
Manado
WISNUS
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 29
Dengan menggunakan sensitivitas permintaan wisata terhadap harga sebesar -
0,37%4, peningkatan harga tiket pesawat sebesar 81,12% (yoy) diperkirakan akan menurunkan
kunjungan wisatawan sebesar 30,02% setahun atau sekitar 279 ribu wisatawan. Selanjutnya
dengan asumsi pengeluaran wisatawan seperti disebutkan sebelumnya, penurunan kunjungan
wisatawan tersebut diperkirakan akan menurunkan pengeluaran wisatawan di Gorontalo
sebesar sekitar Rp97,9 miliar. Dengan kata lain, penurunan pengeluaran wisatawan tersebut
diperkirakan akan berdampak terhadap penurunan perekonomian Gorontalo sebesar 3,63%.
Sebagai upaya mengendalikan risiko tersebut diperlukan koordinasi dan kerja sama
dari seluruh pihak terkait. Pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Gorontalo di
2019 diharapkan akan meningkatkan koordinasi terutama antara Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha, serta merumuskan strategi yang solutif dalam
memecahkan permasalahan di sektor pariwisata.
C. Rekomendasi
Untuk meningkatkan kinerja pariwisata Gorontalo, Pemerintah Daerah diharapkan
dapat membuat sebuat flagship program pariwisata yang mampu menarik wisatawan terutama
untuk meningkatkan length of stay di Gorontalo. Flagship program adalah pengembangan New
Bali di Gorontalo yang dapat digabungkan dengan strategi penjulan Paket Wisata Berkualitas
(bundling tourism package). Paket wisata tersebut dapat terdiri dari kombinasi wisata alam
Gorontalo yang terdiri dari citytour, integrasi kawasan lokasi menyelam, lokasi wisata
whalewatching, lokasi wisata kuliner, dan lokasi wisata sejarah-budaya yang terintegrasi
dengan daya jangkau yang mudah dan dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam. Bundling
tourism package yang dimaksud dapat berupa :
- Wisata Bahari Olele beach 52 menit 25 km dari pusat kota
- Wisata Budaya Benteng Otanaha 18 menit 7,2 km dari pusat kota
- Wisata Bahari Whale watching 25 menit 11 km dari pusat kota
- Wisata Budaya Pusat Kuliner Gorontalo berada di kawasan pasar Gorontalo 4 menit 1,5 km
dari pusat kota
- Wisata Alam Air terjun Lombongo 40 menit 20 km dari pusat kota
- Wisata Alam Pantai Leato 8 menit 25 km dari pusat kota
- Wisata Alam Pantai Oluhuta 42 menit 22 km dari pusat kota
- Wisata Budaya Pia Saronde dan Makanan khas Gorontalo 4 menit 1,3 km dari pusat kota
4 Balai
Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Universitas Muhamadiyah Semarang /BPPE UMS. 2017
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Paket wisata tersebut dapat diajukan ke Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam hal ini Tim
Visit Wonderful Indonesia (ViWI) sehingga dapat dimasukan ke dalam Paket Hot Deals
Wonderful Indonesia yang dipasarkan oleh Kemenpar baik secara offline yakni promosi
roadshow ke berbagai negara potensial maupun secara online dalam website ViWI yaitu
https://www.indonesia.travel/gb/en/home.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 31
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 31
2 BAB 2: KEUANGAN PEMERINTAH Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat
sebesar Rp 11,8 triliun yang terdiri atas APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp1,7 triliun),
APBD Kabupaten/Kota 48,6% (Rp 5,7 triliun), dan APBN 37,1% (Rp 4,4 triliun). Nilai Pagu pada
tahun ini apabila dibandingkan dengan tahun 2017 meningkat sebesar 2,9% atau sebesar Rp
327,9 miliar dari Rp 11,5 triliun. Peningkatan pagu anggaran turut mendorong perbaikan
capaian realisasi fisik dan keuangan pemerintah melalui tata kelola dan perbaikan strategi
realisasi.
Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah sampai dengan triwulan IV
2018 mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama di 2017. Lebih dalam mengenai
tingkat realisasi belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan IV 2018 tercatat
sebesar Rp 6,8 triliun atau 91,1% dari total pagu 2018 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp 6,5 triliun atau 89,0% dari pagu 2017. Di sisi lain, kinerja realisasi belanja dari pendanaan
APBN hingga triwulan IV 2018 melambat sebesar 92,51% (Rp 4,1 triliun) dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 93% (Rp 3,9 triliun) akibat dari diundurnya pelaksanaan PSN.
Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan dengan perbaikan tata kelola
keuangan dan pola seasonal untuk mencapai target pembangunan untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi pembangunan sejalan
dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.
2.1 GAMBARAN UMUM
Besar total pagu anggaran belanja yang bersumber dari pembiayaan APBN dan APBD
Pemerintah Daerah (pemda) Gorontalo tahun 2018 adalah sebesar Rp 11,8 triliun atau
meningkat sebesar 2,9% (yoy) dibandingkan tahun 2017. Pangsa pagu belanja pemerintah
yang berasal dari APBN sebesar 37,1% (Rp 4,4 triliun), diikuti APBD Provinsi Gorontalo sebesar
14,3% (Rp 1,7 triliun), dan APBD pemerintah Kabupaten/Kota 48,6% (Rp 5,7 triliun). Secara
umum anggaran belanja tahun 2018 meningkat didorong oleh peningkatan anggaran belanja
pemerintah Kabupaten/Kota dan APBN sebesar 5,43% (yoy) dan 4,43% (yoy). Peningkatan
anggaran belanja APBD Kab/Kota sejalan dengan peningkatan pagu belanja modal, dan transfer
dengan besar 50,9%, 176,3%. Di sisi lain, kinerja peningkatan APBD tahun 2018 Pemda
Gorontalo didorong oleh peningkatan belanja barang dan jasa, dan belanja pegawai pemda
dengan besar 22,27% dan 8,77%. Lebih dalam peningkatan pagu anggaran belanja pemda
diharapkan sejalan dengan strategi pembangunan yang mulai terdesentralisasi dan berdampak
positif terhadap perekonomian Gorontalo.
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan IV 2017 dan 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Dari sisi penyerapan anggaran, tingkat realisasi belanja pemda Gorontalo tahun 2018
meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Terjadinya peningkatan
serapan belanja pemerintah sejalan dengan pemerataan pembangunan di daerah untuk
mengejar target akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Tingkat
realisasi belanja yang berasal dari APBD Kabupaten/Kota pemda hingga triwulan IV 2018 adalah
sebesar 99,96% (Rp5,7 triliun) dibandingkan periode yang sama di 2017 sebesar 89,4% (Rp 4,8
triliun). Peningkatan realisasi belanja juga tercermin dari serapan belanja APBD Provinsi di
triwulan laporan 108,2% (Rp 1,8 triliun) dibandingkan periode di tahun lalu 87,8% (Rp 1,6
triliun), dan kinerja penyerapan APBN sebesar 92,5% (Rp 4,1 triliun).
Kinerja belanja pemda yang meningkat dibandingkan tahun lalu sejalan dengan tingkat
realisasi pendapatan pemda yang juga cenderung meningkat (grafik 2.2). Pada triwulan
laporan, level Rasio Indeks Kemampuan Rutin (IKR)5 adalah sebesar 27,57% lebih rendah
dibandingkan tahun 2017 menjadi 27,9% yang didorong oleh realisasi belanja yang lebih besar
dari realisasi peningkatan pendapatan. Sesuai pola musimannya, peningkatan belanja yang
tumbuh lebih besar sebesar 14,65% (yoy) dibandingkan pendapatan sebesar 1,6% (yoy) pada
triwulan IV sejalan dengan kegiatan pembangunan pemda untuk mengejar realisasi fisik dan
keuangan di akhir tahun.
Sementara itu tingkat IKR pemerintah Kabupaten/Kota secara keseluruhan masih berada
dalam kategori kurang dan belum mencapai level minimum IKR 60%. Adapun kinerja IKR
terbaik dimiliki oleh pemerintah Kota Gorontalo sebesar 23,58% akibat level PAD Kota
Gorontalo yang cukup tinggi sebesar Rp 193,6 miliar dan realisasi belanja operasi sebesar Rp
1,19 triliun (grafik 2.3). Lebih dalam tingkat PAD kota Gorontalo yang tinggi berasal dari
5 Rasio Indeks Kemampuan Rutin adalah perbandingan antara total pendapatan terhadap total belanja operasi
daerah yang mencerminkan kemampuan daerah dalam membiayai pembiayaan rutinnya
36,5
16,0
47,5
37,1
14,3
48,6 APBN
APBD Provinsi
APBD Kab/Kota
2018
2017
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 33
pendapatan pajak, dan pendapatan lain-lain yang sah dengan pangsa masing-masing 31,9%
dan 60,1%.
Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah
Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Peningkatan realisasi belanja di akhir tahun yang selalu lebih tinggi dari realisasi
pendapatan mendorong penurunan level rasio pengelolaan belanja6 pemda Gorontalo.
Peningkatan belanja pemda didorong oleh strategi pemda untuk mengejar target
pembangunan dan fisik daerah dari komponen belanja bansos, dan belanja barang dan jasa
mencapai masing-masing 105% (yoy), dan 14,22% (yoy). Sementara itu, kinerja pertumbuhan
PAD dari APBD Provinsi, Kabupaten/Kota Gorontalo terekam tumbuh 7,95% (yoy) didorong
oleh pertumbuhan pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan sebesar
59,07% dan Pajak Daerah sebesar 12,30%. Tingkat rasio pengelolaan belanja pada triwulan IV
2018 berdasarkan pada wilayah kerja paling tinggi dimiliki oleh Kota Gorontalo sebesar
104,84% (grafik 2.5), mengindikasikan tata kelola belanja yang sudah baik dengan
memperhatikan tingkat pendapatan daerah.
6 Rasio Pengelolaan Belanja adalah perbandingan antara realisasi pendapatan APBD terhadap realisasi belanja Provinsi
Gorontalo
32,84
29,20 28
27,91
27,57
24
26
28
30
32
34
0
500
1000
1500
2000
2014 2015 2016 2017 2018
%
Rp
, Mili
ar
Belanja OperasiTotal PendapatanRasio Indeks Kemampuan Rutin
23,58 20,16
9,09 5,86 11,11 8,81
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
KotaGorontalo
Kab.Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab. Gorut Kab. BoneBolango
Kab.Pohuwato
%
Rp
, Mili
ar
Belanja Operasi
PAD
Rasio Indeks Kemampuan Rutin - (sisi kanan)
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo 2018
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
(diolah)
Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota 2018
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Kinerja kemampuan keuangan daerah7 Pemda Gorontalo hingga triwulan IV 2018
tercatat sebesar Rp 820,02 miliar, menurun sebesar -7,4% (yoy) dibanding periode yang sama
tahun 2017 sebesar Rp885,5 miliar (grafik 2.6). Terjadinya penurunan kemampuan keuangan
pemda sejalan dengan peningkatan aktivitas belanja pegawai yang lebih tinggi dari
pertumbuhan PAD.
Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan Tahun 2018 spasial
Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Kinerja Kemandirian Pemprov Gorontalo terhadap dana transfer pemerintah pusat
hingga triwulan IV 2018 mengalami peningkatan sebesar 27,14% dibandingkan pada tahun
2017 sebesar 23,69%. Rasio kemandirian fiskal diatas 25% menunjukkan pola hubungan
7 Kemampuan Keuangan Daerah adalah total dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak, dan Dana alokasi Umum
setelah dikurangi pegneluaran belanja pegawai
100,38 91,36 100,20 109,72
98,66
-100
-50
0
50
100
150
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2014 2015 2016 2017 2018
% Rp, Miliar Tot. Pendapatan
Tot. Belanja
104,84
100,57 97,91 99,13 101,79 99,93
50
70
90
110
130
150
170
190
-100
100
300
500
700
900
1100
1300
1500
1700
KotaGorontalo
Kab.Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab. Gorut Kab. BoneBolango
Kab.Pohuwato
% Rp, Miliar Tot. Pendapatan
Tot. Belanja
Rasio Pengelolaan Belanja (sisi kanan)
337,13 356,69
218,71 236,48 231,95
279,20
208,62 194,41
56,72 36,55
74,70 62,99
26,44
(53,99)
20,31
51,96
(47,64)
111,12
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
KotaGorontalo
Kab.Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab. Gorut Kab. BoneBolango
Kab.Pohuwato
Rp, Miliar Kemampuan Keuangan Daerah
Kapasitas Fiskal
Kemampuan Fiskal Daerah
762,12 747,57
934,30 885,52
820,02
305,58 294,45 353,64 365,37
404,18
766,68
625,94
937,54
1.042,40
795,60
0
200
400
600
800
1000
1200
2014 2015 2016 2017 2018
Rp, Miliar
Kemampuan Keuangan Daerah Kapasitas FiskalKemampuan Fiskal Daerah
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 35
konsultatif antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Gorontalo yang disertai dengan
perbaikan kemampuan daerah untuk pembiayaan pembangunannya sendiri. Peningkatan PAD
Provinsi hingga triwulan IV 2018 menjadi Rp384,3 miliar akibat dari perbaikan penerimaan
pajak, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Di sisi lain, kinerja kemandirian fiskal pemda Kabupaten/kota hingga triwulan IV 2018
juga terekam mengalami perbaikan dengan kemampuan fiskal daerah menjadi Rp 404,18 miliar
dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 365,37 miliar (grafik 2.10). Kinerja
Kemampuan Keuangan Daerah tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 356,69%
mencerminkan kondisi pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang baik dibandingkan
kab/kota lain. Sementara itu, kinerja kapasitas fiskal tertinggi secara spasial hingga triwulan IV
2018 adalah Kota Gorontalo dengan nilai mencapai Rp 208,62 miliar sejalan dengan
peningkatan pendapatan dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang tumbuh 13,2% (yoy), 18,6% (yoy), dan 56,8% (yoy).
Grafik 2.9. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018
Grafik 2.10. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018
Sumber: e monep Gorontalo Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
% Rp, Miliar PAD
Pendapatan Lain Lain
Dana Perimbangan
Rasio Kemandirian Fiskal
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Realisasi keuanganRealisasi fisik (sisi kanan)Target keuanganTarget fisik (sisi kanan)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rp, Miliar Kemampuan Keuangan Daerah
Kapasitas Fiskal
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Di sisi lain, perbaikan pada tingkat pendapatan pemerintah daerah Gorontalo terjadi
akibat dari penurunan ketergantungan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (transfer Dana
Perimbangan). Hal ini tercermin dari rasio kemandirian fiskal8 yang meningkat dari 20,62%
pada 2017 menjadi sebesar 22,45% pada 2018 (grafik 2.10). Kabupaten/kota yang mempunyai
rasio kemandirian yang tertinggi adalah Kota Gorontalo tercatat sebesar 20,5% (grafik 2.12).
Kota Gorontalo memiliki level Rasio Kemandirian Fiskal tertinggi mengindikasikan kemampuan
keuangan yang lebih kuat dalam menghasilkan pendapatan yang bersumber dari daerahnya
sendiri dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Gorontalo.
Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo
Grafik 2.12. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
(diolah)
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
2.2 APBD PROVINSI GORONTALO
2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO
Nilai pagu anggaran pendapatan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 ditargetkan
sebesar Rp 1,7 triliun lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp 1,8 triliun atau
menurun -5,2% (yoy). Faktor utama pendorong terjadinya penurunan pagu anggaran
pendapatan tahun 2018 adalah penurunan pagu pendapatan transfer sebesar -6,9% yang
berasal dari Dana Perimbangan menjadi Rp 1,372 triliun (pangsa 79,1%) dari sebelumnya Rp
1,4 triliun. Sementara itu, pangsa PAD Provinsi Gorontalo cenderung meningkat menjadi Rp
362 miliar atau sebesar 1,58% dari pagu tahun lalu.
Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 dan 2018
8 Rasio kemandirian adalah rasio yang menunjukan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatannya sendiri. Rasio
kemandirian dihitung dengan penjumlahan PAD dan DBH dibagi dengan total pendapatan. Rasio Kemandirian yang semakin tinggi menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin mandiri dan tidak bergantung kepada bantuan eksternal (pemerintah pusat dan atau provinsi). Rasio kemandirian yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah yang ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah (Halim, 2007, dikutip dalam Ika, Syahrir, 2013).
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0
5
10
15
20
25
30
2014 2015 2016 2017 2018
Rp, Miliar % PADPAD + DBH% Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan)% Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan)
22,82
9,47
6,76 6,13
9,08
6,85
20,50
8,57
5,58
4,51
7,95
5,41
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0
5
10
15
20
25
KotaGorontalo
Kab.Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab. Gorut Kab. BoneBolango
Kab.Pohuwato
Rp, Miliar %
PAD (sisi kanan)
% Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan)
% Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan)
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 37
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO
Realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan IV 2018 mencapai
103,7% atau sebesar Rp 1,8 triliun melebihi nilai pagu yang dianggarkan pemerintah sebesar
Rp 1,7 triliun. Lebih dalam faktor utama pendorong tercapainya tingkat realisasi tersebut adalah
capaian pendapatan PAD, dan pendapatan transfer pemprov Gorontalo yang masing-masing
sebesar 106,1% dan 103,1%, lebih tinggi dari capaian realisasi pada tahun 2017. Pada
komponen PAD, hampir semua realisasi anggaran lebih besar dari pagunya yaitu untuk pajak
daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan, sejalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor, peningkatan aktivitas ekonomi daerah dan pendapatan dari pengelolaan
sarana publik. Di sisi lain, capaian Pendapatan Transfer daerah juga terekam melebihi pagu
anggaran, yang didorong oleh tingkat realisasi komponen Dana perimbangan untuk Dana
Alokasi Khusus sebesar 116,8% sedangkan komponen DAU memiliki realisasi sebesar 100%.
Pertumbuhan realisasi DAK didorong oleh penganggaran pemprov kepada SKPD untuk
pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jalan. Terjadinya perbaikan
realisasi pendapatan akan memberikan ruang fiskal pemerintah untuk kegiatan pembangunan
ekonomi, infrastruktur dan perbaikan perekonomian.
2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
Tingkat realisasi PAD Provinsi Gorontalo hingga triwulan IV 2018 mencapai 106,15%
atau sebesar Rp 384,3 miliar tumbuh melebihi nilai pagu anggaran dengan capaian yang lebih
baik dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 96,2% atau sebesar Rp 342
miliar. Capaian ini mengindikasikan kondisi ekonomi daerah yang baik sehingga mampu
mendorong pertumbuhan pendapatan yang bersumber dari kemampuan daerah. Tingginya
realisasi pendapatan daerah didorong oleh kinerja baik dari semua komponen PAD baik dari
Penerimaan Pajak, Retribusi Daerah, dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan.
Realisasi
(Rp miliar)% Realisasi thd APBD
Realisasi
(Rp miliar)% Realisasi thd APBD
I Pendapatan Asli Daerah (PAD) 361.5 339.4 93.86% 362.58 384.30 105.99%
a. Pajak Daerah 326.1 306.4 93.95% 330.85 350.43 105.92%
b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 4.0 2.8 69.30% 7.33 10.51 143.52%
c. Retribusi Daerah 6.0 7.8 129.66% 2.42 4.35 179.44%
d. Lain-lain PAD 25.4 22.4 88.20% 21.98 19.01 86.50%
II Dana Perimbangan 1445.3 1416.8 98.02% 1122.11 1398.18 124.60%
a. Bagi Hasil Pajak 26.9 26.0 96.55% 28.01 19.88 70.98%
b. Dana Alokasi Umum 997.6 997.6 100.00% 1006.93 1006.92 100.00%
c. Dana Alokasi Khusus 414.0 393.2 94.95% 82.46 369.64 448.25%
III Lain-lain Pendapatan 8.0 8.0 99.81% 0.75 0.58 77.90%
1,814.89 1,764.11 97.20% 1,502.43 1,783.06 118.68%
APBD 2017
(Rp miliar)No Uraian
Triwulan IV 2017 APBD 2018
(Rp miliar)
Triwulan IV 2018
Total Pendapatan
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Berdasarkan pangsanya, Pajak Daerah merupakan penyumbang PAD terbesar yaitu sebesar
91,2%, disusul oleh lain-lain PAD sebesar 4,9%, retribusi sebesar 2,7% dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan 1,1%.
Pendapatan daerah yang berasal dari pajak pemerintah provinsi tumbuh sejalan dengan
meningkatnya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), BBNKB, PBBKB, Pajak Air
Permukaan, dan Pajak Rokok. Meningkatnya pendapatan dari pajak kendaraan akibat dari
strategi pemerintah yang memberlakukan tax holiday untuk kendaraan mutasi dari luar Provinsi
Gorontalo pada tahun pertama. Sementara itu, peningkatan penggunaan pajak air dan rokok
sejalan dengan peningkatan konsumsi dari kegiatan usaha maupun rumah tangga di Gorontalo.
Di sisi lain, strategi pemda untuk melakukan reformasi kemudahan pembayaran pajak online
yang bekerja sama dengan perbankan, retail dan e-payment.
Selain itu, realisasi yang berasal dari hasil retribusi daerah sebesar 143,5% atau Rp 7,3
miliar juga cukup baik didorong oleh perbaikan perolehan dari pungutan dan perizinan daerah.
Penerimaan pos retribusi berasal dari penerimaan pungutan daerah untuk pembayaran jasa
umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu seperti Izin Perpanjangan IMTA. Di sisi lain,
kinerja penerimaan dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan juga merupakan salah satu
pendorong peningkatan PAD terekam dengan realisasi sebesar 88,5% lebih tinggi dari tahun
2017 sebesar 69,3%. Adapun sumber dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan berupa
pembagian laba atas penyertaan modal dari perusahaan BUMN di Gorontalo seperti PT Pelindo
IV.
Grafik 2.13. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan
Capaian realisasi Dana Perimbangan hingga triwulan IV 2018 Provinsi Gorontalo adalah
sebesar 103,1%, meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebesar 91,2%.
Semakin baiknya realisasi perolehan dana perimbangan sejalan dengan kinerja komponen
Penerimaan DAU dan DAK dengan besar masing-masing 116,8% dan 100% hingga triwulan IV
Pajak Daerah 91%
Retribusi Daerah
3%
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
1%
Lain-lain PAD Yang Sah
5%
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 39
2018 dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 97,8% dan 76,1%. Peningkatan realisasi
DAK Pemerintah Provinsi yang jauh lebih tinggi sejalan dengan strategi pembangunan
pemerintah untuk aktivitas pembangunan jalan yang menjadi fokus pemerintah untuk
meningkatkan konektivitas wilayah, selain itu juga alokasi DAK untuk sektor pendidikan dan
kesehatan seperti berbagai proyek pembangunan berupa pembangunan RS Habibie Ainun,
GORR, dan lainnya. Berdasarkan pangsanya, Dana Alokasi Umum memiliki porsi paling besar
dalam komponen Dana Perimbangan (74,5%), disusul dengan DAK (23,5%) dan DBH (1,6%).
Grafik 2.14 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 & 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO
Tingkat pagu Belanja APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat mengalami
penurunan dengan nilai pagu belanja APBD Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp 1,69 triliun,
menurun sebesar 8,2% (yoy) dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun.
Penurunan pagu anggaran belanja di tahun 2018 utamanya didorong oleh penurunan pagu
anggaran Belanja Operasi dan Transfer sebesar -13,5% (yoy) dan 3,6% (yoy). Disisi lain, terjadi
peningkatan pagu anggaran Belanja Modal pada triwulan IV 2018 yakni sebesar 14,5% (yoy)
yang didorong oleh Belanja Tanah dan Belanja Aset Tetap Lainnya.
Peningkatan belanja modal didorong oleh adanya peningkatan pagu Realisasi belanja
tanah yang dilakukan oleh pemerintah provinsi. Besar peningkatan belanja tanah dan belanja
aset tetap lainnya masing-masing sebesar 169,8%(yoy) dan 310,6% (yoy). Adapun jenis belanja
modal tanah adalah kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan GORR dan proyek
strategis lainnya di Gorontalo.
-
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
a. Bagi Hasil Pajak b. Dana AlokasiUmum
c. Dana AlokasiKhusus
Mili
ar
2017 2018
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 2.15. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO
Tingkat realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan IV 2018 adalah
108,2% (Rp 1,8 triliun) meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai
87,8% (Rp 1,6 triliun). Faktor utama pendorong peningkatan realisasi belanja adalah capaian
realisasi belanja operasi pemerintah yang mencapai 116,4%. Kinerja realisasi belanja operasi
yang meningkat terutama didorong oleh realisasi belanja barang, belanja pegawai, belanja
bansos, dan belanja bantuan keuangan. Tingginya realisasi belanja barang terutama didorong
oleh strategi pemerintah untuk mencapai target pembangunan diakhir tahun baik PSN seperti
bendungan Bolango Ulu, preservasi dan pelebaran jalan serta pembangunan Bandara
Pohuwato, serta proyek lainnya.
Berdasarkan jenisnya, realisasi Belanja Operasi Provinsi Gorontalo hingga triwulan IV
2018 tercatat sebesar 116,4% atau sebesar Rp 1,39 triliun meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai 109,8% atau sebesar Rp 1,3 triliun. Peningkatan Belanja Operasi
didorong oleh realisasi semua komponennya seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja
bantuan keuangan, dan belanja subsidi. Selain itu, peningkatan realisasi belanja barang sebesar
23,8% (yoy) dari anggaran Provinsi Gorontalo sejalan dengan upaya pemda untuk mengejar
target pembangunan fisik daerah. Di sisi lain, realisasi belanja pegawai pada triwulan IV 2018
tumbuh sebesar 15,3% (yoy) yang didorong oleh peningkatan pengeluaran pemerintah untuk
tanggungan gaji guru SMA/SMK, Pengawas Ketenagakerjaan dan ASN Kehutanan yang beralih
ke anggaran Pemprov.
Sementara itu, realisasi tertinggi dari komponen belanja selanjutnya adalah kegiatan
Transfer sebesar 98,11% atau Rp 151,2 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
yang mencapai 93,8% atau Rp 150 miliar. Perbaikan realisasi Transfer di tahun 2018 tersebut
didorong oleh peningkatan signifikan dari komponen Transfer Bantuan keuangan sebesar
- 200 400 600 800
1.000 1.200 1.400 1.600
BelanjaOperasi
BelanjaModal
Belanja TidakTerduga
Belanja BagiHasil
Mili
ar
TW IV 2017 TW IV 2018
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 41
380,3%. Peningkatan Transfer Bantuan Keuangan didorong oleh strategi pemprov untuk
mendorong realisasi pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot maupun Pemkab di Gorontalo.
Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2017 dan 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2017 dan tahun 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO
Sejalan dengan membaiknya realisasi belanja dan pendapatan APBD, capaian realisasi belanja
APBN hingga triwulan IV 20189 sebesar 97,0% atau Rp 852 miliar, membaik dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 93,9% atau sebesar Rp 772,4 miliar. Komponen realisasi belanja
APBN yang paling tinggi adalah belanja bantuan sosial sebesar 99,63% (Rp 451,8 miliar), diikuti
belanja pegawai pemerintah sebesar 98,3% (Rp 141,2 miliar). Tingginya realisasi belanja
bantuan sosial didorong oleh aktivitas bantuan pemprov untuk bencana yang terjadi baik di
Gorontalo maupun Provinsi lain seperti Palu. Sementara itu, realisasi belanja pegawai yang
9 Periode evaluasi keuangan pemerintah, baik APBN maupun APBD, pada triwulan II 2018 merupakan akumulasi realiasi
dari awal tahun sampai dengan akhir triwulan II 2018.
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
terekam mengalami peningkatan sejalan dengan adanya penganggaran gaji SMK dari anggaran
pemkot/pemkab menjadi anggaran pemprov.
Sementara itu, realisasi belanja modal tercatat sebesar 97,7% dari pagu anggaran atau
sebesar Rp 166,5 miliar tumbuh dibandingkan tahun 2017 sebesar 87,% atau Rp 166 miliar.
Salah satu komponen belanja modal yang terekam mengalami peningkatan adalah belanja
tanah untuk kepentingan pembebasan lahan pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya.
Beberapa kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan meningkatkan realisasi
pembangunan adalah berbagai proyek strategis provinsi.
Grafik 2.16. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2018
Grafik 2.17. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Realisasi belanja pemerintah provinsi perlu untuk terus ditingkatkan sebagai salah satu
indikator yang mencerminkan keseriusan daerah dalam pengelolaan keuangannya. Kedepan
Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat meningkatkan kinerja penyerapan anggaran pada setiap
satuan kerja wilayah. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo
perlu untuk dilakukan dalam monitoring realisasi anggaran secara intensif. Pencapaian target
realisasi berupa visi dan misi pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk
memperbaiki parameter output yang masih rendah seperti tingkat ketimpangan sosial, tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo. Perbaikan tingkat
realisasi pembangunan infrastruktur di Gorontalo sebagai penggerak roda perekonomian dalam
perbaikan daya saing Provinsi Gorontalo dimata investor, baik domestik maupun mancanegara.
98,50 %
94,31%
85,20%
92,50%
1,50%
5,69%
14,20%
7,50%
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Belanja Pegawai Belanja Barang &Jasa
Belanja Modal Belanja BantuanSosial
Rp juta Realisasi Pagu yang belum terealisasi
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 43
3 BAB 3: INFLASI DAERAH Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018 turut diiringi
dengan peningkatan tekanan inflasi, yaitu dari sebesar 1,79% (yoy) menjadi 2,15% (yoy).
Meskipun mengalami kenaikan, capaian tersebut berada di bawah inflasi nasional yang
mencapai 3,13% (yoy). Keberhasilan capaian inflasi ini terutama didorong oleh membaiknya
pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2017.
Rendahnya capaian inflasi tersebut terutama didorong oleh terkendalinya inflasi volatile
food dan inti. Sementara itu, peningkatan inflasi administered prices pada triwulan IV 2018
ditopang oleh peningkatan tarif angkutan baik udara maupun antarkota. Selain itu,
peningkatan harga bensin nonsubsidi juga mendorong tekanan inflasi administered prices lebih
lanjut.
Di sisi lain, inflasi inti relatif stabil sejalan dengan perkembangan faktor eksternal. Hal
tersebut terutama didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan peningkatan
harga emas global. Selain itu, tingginya inflasi inti juga didorong oleh inflasi kelompok
pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru 2018-2019. Hal tersebut juga berpengaruh
terhadap permintaan akan peralatan sekolah serta pakaian seragam sekolah yang mendorong
peningkatan inflasi sandang.
Pada triwulan I 2019, inflasi Gorontalo diperkirakan akan mengalami penurunan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut akan terjadi di komponen inflasi
volatile food dan inti seiring dengan menurunnya permintaan pasca perayaan Natal dan Tahun
Baru. Di sisi lain, komponen inflasi administered prices diperkirakan masih tinggi, yang masih
akan dipengaruhi oleh tingginya tarif angkutan udara dan berkurangnya rute dari dan ke
Gorontalo serta adanya penyesuaian tarif rokok. Meski demikian, tekanan inflasi tetap patut
diwaspadai terutama terkait dengan peningkatan tekanan inflasi inti karena kondisi sektor
eksternal, yakni kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.
3.1 INFLASI UMUM
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018 diiringi dengan
adanya peningkatan inflasi. Inflasi Gorontalo mengalami peningkatan dari dari 1,79% (yoy)
pada triwulan III 2018 menjadi 2,15% (yoy) pada periode laporan. Capaian tersebut juga
berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 3,13% (yoy) pada periode yang sama.
Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2017, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari
tingkat inflasi sebesar 4,34% (yoy).
Tingkat inflasi yang cukup terjaga ditopang oleh membaiknya pasokan pangan sehingga
mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2017. Dengan capaian tersebut,
BAB 3 INFLASI DAERAH
44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
sampai dengan triwulan IV 2018 inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 2,15% (ytd).
Dengan demikian inflasi 2018 berada pada kisaran sasaran inflasi 3,5±1%.
Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy)
Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah
Berdasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan IV
2018 terutama didorong oleh peningkatan tekanan inflasi administered prices dan volatile food.
Andil inflasi administered prices pada triwulan IV 2018 masing-masing meningkat dari 0,41%
dan -0,33% pada triwulan III 2018 menjadi 0,74% dan-0,25%. Meskipun pasokan bahan
pangan dan hortikultura terjaga, tekanan inflasi diperkirakan berasal dari bahan makanan dari
mitra dagang Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Di sisi lain, belum adanya kebijakan strategis
pemerintah terkait penyesuaian tarif angkutan udara turut mendorong peningkatan tekanan
inflasi administered price dan volatile food. Sementara itu, andil inflasi inti pada triwulan IV
2018 cenderung menurun dengan andil inflasi sebesar 1,69%.
Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi
Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi
Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah
3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI
Peningkatan tekanan inflasi administered prices menjadi pendorong utama
meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan IV 2018. Kelompok administered prices pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami inflasi sebesar 3,94% (yoy), meningkat signifikan
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,54% (yoy).
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 45
Peningkatan tekanan inflasi administered prices tersebut terutama didorong oleh lebih
tingginya tarif angkatan udara serta tarif angkutan antarkota. Inflasi tarif angkutan udara pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami inflasi sebesar 7,49% (yoy), lebih tinggi dari triwulan III
2018 sebesar -9,02% (yoy). Di sisi lain, inflasi angkutan antarkota tercatat mengalami inflasi
sebesar 14,28%, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,02% (yoy).
Selanjutnya, peningkatan tekanan inflasi administered prices didorong oleh inflasi kenaikan
harga BBM nonsubsidi serta peningkatan permintaan kebutuhan transportasi saat libur Natal
dan Tahun Baru.
Grafik 3.5 Inflasi Angkutan Udara
Grafik 3.6 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices
Selain itu, adanya peningkatan tarif cukai rokok yang diterbitkan pada periode triwulan
IV 2018 khususnya untuk jenis rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,34%
menyebabkan peningkatan tekanan inflasi menjadi sebesar 9,27% (yoy) pada triwulan IV 2018
dari triwulan sebelumnya sebesar 7,74%. Fenomena ini diperkirakan akan berlanjut pada
triwulan I 2019, dimana kebijakan kenaikan tarif cukai rokok akan diimplementasikan.
Sumber utama kedua meningkatnya inflasi pada triwulan IV 2018 terutama
berasal dari kelompok volatile food. Hal tersebut, seiring meningkatnya permintaan
masyarakat akan kebutuhan konsumsi yang terjadi dalam menghadapi perayaan Hari Raya
Natal dan Tahun Baru. Meskipun, pasokan terjaga, namun mengalami tekanan dari
meningkatnya permintaan dari mitra dagang Palu dan Sulawesi Utara.
Pada triwulan IV 2018 kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -1,15% (yoy),
meningkat dibandingkan pada triwulan III 2018 yang mengalami deflasi sebesar -1,54% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi kelompok ini terjadi pada mayoritas subkelompok kecuali ikan
segar, padi-padian, serta telur dan susu.
Pada triwulan IV 2018, meningkatnya permintaan masyarakat akan beberapa jenis
bahan makanan tercermin pada peningkatan yang cukup besar pada tekanan inflasi
subkelompok daging dan hasil-hasilnya dari 1,41% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 8,95%
(yoy). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan inflasi daging ayam ras dari -1,32% (yoy)
BAB 3 INFLASI DAERAH
46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
pada periode triwulan lalu menjadi 19,98% (yoy) dan ayam hidup dari 0,84% (yoy) menjadi
10,92% (yoy).
Meningkatnya tekanan inflasi kelompok volatile food juga ditopang oleh tingginya
inflasi subkelompok sayur-sayuran. Inflasi sayur-sayuran pada triwulan IV 2018 meningkat dari
yang mengalami deflasi sebesar -9,08% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 14,13% (yoy).
Kenaikan tekanan inflasi tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis sayur-sayuran.
Sementara itu, kondisi tekanan inflasi yang meningkat cukup tertahan dengan adanya
deflasi subkelompok ikan segar serta telur dan susu. Pada triwulan IV 2018 subkelompok ikan
segar mengalami deflasi sebesar -9,97% menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 0,23%
(yoy). Masih deflasinya subkelompok ini ditopang oleh mayoritas jenis ikan segar utama, hal ini
terjadi seiring dengan peningkatan pasokan karena membaiknya kondisi cuaca yang
mendukung nelayan untuk melaut di tengah penurunan permintaan pada triwulan IV 2018.
Memasuki triwulan I 2019, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan mengalami
sedikit penurunan dibandingkan dengan triwulan IV 2018. Penurunan tersebut terutama
didorong oleh kembali normalnya permintaan masyarakat pascaperayaan Natal dan Tahun Baru
serta didorong oleh kembali pulihnya pasokan dari daerah mitra dagang utama yakni Sulawesi
Tengah serta permintaan yang kembali normal dari Sulawesi Utara. Selain itu, kondisi cuaca
yang baik diperkirakan akan tetap menjaga pasokan ikan bagi masyarakat Gorontalo.
Grafik 3.7 Inflasi Angkutan Udara
Grafik 3.8 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices
Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 47
Grafik 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile food (Lanjutan)
Sumber: BPS, data diolah
Di sisi lain, inflasi inti pada triwulan IV 2018 sedikit menurun dari 2,91% (yoy) pada
triwulan III 2018 menjadi 2,84% (yoy) seiring dengan perkembangan faktor eksternal. Tekanan
inflasi inti terutama didorong oleh meningkatnya harga komoditas global. Secara kelompok,
tekanan inflasi inti terutama didorong oleh subkelompok makanan jadi, biaya tempat tinggal,
sandang, kesehatan dan pendidikan yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar
0,69%, 0,45%, 0,15%, 0,03% dan 0,42%.
Melihat dari sisi subkelompok yang termasuk pada inflasi inti, mayoritas subkelompok
mengalami peningkatan tekanan inflasi kecuali subkelompok kesehatan. Tekanan inflasi pada
subkelompok kesehatan mengalami penurunan menjadi 0,75% (yoy) pada periode laporan dari
triwulan sebelumnya sebesar 1,93% (yoy). Penurunan tersebut didorong menurunnya tekanan
inflasi harga obat-obatan serta perawatan jasmani dan kosmetika.
Memasuki triwulan I 2019 inflasi inti diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV
2018. Peningkatan inflasi tersebut terutama didorong oleh kondisi ketidakpastian eksternal
yang diperkirakan masih berlanjut dan akan berdampak pada nilai tukar dan barang impor.
Namun demikian, ekspektasi inflasi relatif terjaga tercermin pada hasil survei pedagang eceran
dan survei konsumen Bank Indonesia dimana ekspektasi inflasi baik di level pedagang maupun
konsumen relatif stabil.
Meski tekanan inflasi pada awal triwulan I 2019 diprediksi cukup rendah, TPID se-Provinsi
Gorontalo tetap melakukan berbagai langkah antisipatif melalui peningkatan koordinasi
pengendalian inflasi. Terkait hal tersebut, TPID se-Provinsi telah melaksanakan rapat koordinasi
pada awal Oktober 2018 serta telah menyusun Roadmap TPID Provinsi Gorontalo Tahun 2019-
2021. Ke depan, TPID se-Provinsi Gorontalo akan terus melakukan langkah-langkah
pengendalian sesuai roadmap jangka pendek, menengah dan panjang TPID, dengan fokus pada
BAB 3 INFLASI DAERAH
48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan
menjaga ekspektasi inflasi.
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN
Secara bulanan, tingkat inflasi bulanan Gorontalo sepanjang triwulan IV 2018 lebih
rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun sebelumnya. Pada bulan Oktober 2018
Gorontalo mencatatkan inflasi 0,23% (mtm), selanjutnya bulan November dan Desember 2018
tercatat inflasi masing-masing sebesar 0,57% (mtm) dan 0,18% (mtm).
3.3.1 Inflasi Bulan Oktober 2018
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Oktober 2018 mengalami
kenaikan dari bulan sebelumnya. Tekanan inflasi tercatat sebesar 0,15% (mtm) lebih besar dari
bulan September 2018 yang mengalami deflasi sebesar -0,06%. Sementara, tingkat inflasi
periode laporan berada di bawah level inflasi nasional sebesar 0,28% (mtm). Berdasarkan
perkembangan inflasi secara tahunan tekanan inflasi bulan ini mencapai 2,30% (yoy),
sedangkan tekanan inflasi sampai dengan Oktober 2018 adalah sebesar 1,34% (ytd).
Inflasi yang terjadi pada bulan Oktober 2018 terutama didorong oleh inflasi volatile food
seiring dengan kenaikan harga mayoritas bahan makanan. Kelompok volatile food pada
Oktober 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,42% (mtm), atau lebih tinggi dari bulan
September 2018 yang mengalami deflasi lebih dalam lagi sebesar -1,84% (mtm).
Di sisi lain, Kelompok Administered Price bulan Oktober 2018 mengalami penurunan
menjadi 0,41% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi September 2018 sebesar 0,46%
(mtm). Masih adanya tekanan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan harga BBM non-
subsidi yang memperkuat tekanan inflasi administered prices lebih lanjut. Sementara itu,
subkelompok tembakau masih terpantau mengalami inflasi akibat penyesuaian tarif cukai rokok
2018 yang mendorong peningkatan harga komoditas rokok kretek, rokok filter, dan rokok
putih dengan besar masing-masing 0,91% (mtm), 1,42% (mtm) dan 1,37% (mtm). Selanjutnya
berkurangnya tekanan inflasi administered prices, sehingga mengurangi tekanan inflasi menjadi
sebesar 0,27% (mtm) dari bulan sebelumnya sebesar 0,43% (mtm) cukup menopang semakin
rendahnya tekanan inflasi periode bulan Oktober 2018.
3.3.2 Inflasi Bulan November 2018
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan November 2018 mencatatkan inflasi
sebesar 0,23% (mtm) atau meningkat dibanding bulan Oktober 2018 yang tercatat inflasi
sebesar 0,15% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan tingkat inflasi
Gorontalo tahun 2018 adalah sebesar 2,36% (yoy) sedangkan inflasi tahun kalendar hingga
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 49
November 2018 tercatat sebesar 1,57% (ytd). Inflasi yang terjadi pada bulan November 2018
terutama didorong oleh peningkatan tekanan inflasi volatile food dan administered prices. Di
sisi lain, tekanan inflasi kelompok inti pada November 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -
0,03% mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm).
Tren peningkatan tekanan inflasi pada kelompok volatile food semenjak bulan
September 2018 terus berlanjut. Pada November 2018 tingkat inflasi kelompok volatile food
mencapai -0,42% lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya. Kondisi cuaca yang cukup baik
khususnya bagi nelayan cukup menjaga pasokan ikan segar di Gorontalo serta terjaganya
pasokan beras pascapanen raya di tengah kondisi meningkatnya mayoritas harga bahan
makanan.
Selanjutnya, tekanan harga kelompok administered prices semakin meningkat pada
bulan November 2018 sehingga mencapai 0,80% (mtm) lebih tinggi dibandingkan Oktober
2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,41% (mtm). Peningkatan harga pada kelompok ini
berasal dari peningkatan tarif angkutan udara yang meningkat menjadi 17,29% (mtm) yang
terindikasi terjadi akibat peningkatan tarif pesawat udara dari dan ke Gorontalo seiring semakin
sedikitnya maskapai yang beroperasi pada rute tersebut. Salin itu, periode liburan Hari Raya
Natal dan tahun baru turut mendorong peningkatan biaya tarif angkutan udara pada November
2018.
3.3.3 Inflasi Bulan Desember 2018
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Desember 2018 mencatatkan inflasi
sebesar 0,57% (mtm) atau lebih tinggi dibanding bulan November 2018. Dengan
perkembangan tersebut, inflasi tahunan Gorontalo tercatat sebesar 2,15% (yoy), jauh di bawah
sasaran nasional tahun 2018 sebesar 3,5+1% dan masih di bawah realisasi inflasi nasional yang
mencapai 3,13% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi tersebut didorong peningkatan inflasi
kelompok volatile food dan inti.
Tren peningkatan tekanan inflasi pada kelompok volatile food semenjak bulan
September 2018 terus berlanjut dan semakin tinggi. Kelompok volatile food pada Desember
2018 tercatat mengalami inflasi mencapai sebesar 1,43% (mtm), lebih tinggi dibandingkan
inflasi pada November 2018 yang mencapai 0,44% (mtm). Tingkat kenaikan tekanan inflasi
tersebut semakin meningkat seiring adanya perayaan hari natal dan tahun baru, dimana
konsumsi masyarakat cenderung meningkat pada periode tersebut.
Selanjutnya, pada bulan berjalan, tekanan Inflasi inti juga tercatat mengalami
peningkatan dari deflasi sebesar -0,03% (mtm) pada November 2018 menjadi 0,24% (mtm)
pada Desember 2019. Peningkatan tersebut didorong oleh komoditas utama inflasi inti yakni
BAB 3 INFLASI DAERAH
50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
komoditas semen dan biaya tempat tinggal yang mengalami inflasi masing-masing sebesar
0,61% (mtm) dan 0,40% (mtm).
Selanjutnya kelompok Administered prices (AP) mencatat inflasi sebesar 0,67% (mtm),
lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,80% (mtm).
Penurunan inflasi kelompok tersebut didorong oleh penurunan harga bahan bakar nonsubsidi
seiring penurunan harga minyak dunia. Namun demikian, tiket angkutan udara mengalami
inflasi sebesar 4,67% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sempat mengalami deflasi
mencapai -2,85% (mtm).
3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA10
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan IV
2018 didorong oleh meningkatnya tekanan inflasi kelompok transportasi, sandang, bahan
makanan serta mamin rokok dan tembakau. Sementara itu, kelompok lainnya cenderung
menurun.
Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok
Sumber: BPS, data diolah
Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Inflasi kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan merupakan tingkat inflasi
kelompok tertinggi pada triwulan IV 2018, dimana inflasi meningkat dari 1,44% (yoy) menjadi
3,09% (yoy). Kenaikan tekanan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan mayoritas subkelompok
dibandingkan dengan tingkat inflasi triwulan III 2018. Adapun kenaikan terbesar terjadi pada
subkelompok Transportasi mencapai sebesar 2,53% (yoy) dari 0,60% (yoy). Besarnya kenaikan
inflasi tarif angkutan antarkota dan angkutan udara pada triwulan IV 2018 tercatat masing-
masing mengalami kenaikan inflasi mencapai 14,28% (yoy) dan 7,49% (yoy) dari triwulan III
2018 masing-masing sebesar 0,00% (yoy) dan 5,96% (yoy), Sementara itu, subkelompok
komunikasi relatif stabil dan cenderung meningkat dari 7,24% (yoy) menjadi 7,28% (yoy)yang
diduga didorong oleh depresiasi nilai tukar terkait impor alat-alat komunikasi.
10
Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi (lihat tabel 3.1)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
` 5.74 4.89 2.77 1.30 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15 5.74 4.89 2.77 1.30 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15
1 Bahan Makanan 17.02 17.37 8.53 2.38 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52 4.09 4.27 2.05 0.58 1.23 1.23 1.75 1.61 0.89 0.45 -0.15 -0.13
2 Mamin, Rokok dan Tembakau 5.76 5.57 4.52 3.55 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26 0.92 0.90 0.73 0.57 0.49 0.28 0.35 0.39 0.24 0.41 0.66 0.69
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1.04 0.81 1.01 1.10 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68 0.28 0.22 0.27 0.30 0.62 1.22 1.21 1.23 0.87 0.32 0.42 0.45
4 Sandang 1.82 2.17 2.13 2.42 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02 0.09 0.11 0.11 0.12 0.14 0.11 0.11 0.12 0.11 0.15 0.12 0.15
5 Kesehatan 3.70 4.45 5.12 4.67 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75 0.15 0.18 0.22 0.20 0.18 0.21 0.21 0.25 0.16 0.12 0.08 0.03
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1.69 1.97 1.34 0.84 1.13 0.84 2.72 2.72 3.37 3.37 8.45 8.42 0.08 0.09 0.07 0.04 0.05 0.04 0.13 0.13 0.16 0.16 0.43 0.42
7 Transportasi dan Komunikasi 2.54 -2.18 -2.79 -2.49 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09 0.48 -0.41 -0.52 -0.47 0.04 0.61 0.67 0.63 0.40 0.28 0.27 0.58
Sumbangan Inflasi (yoy)
2016 2017 2018Kelompok Pengeluaran 2016 2017 2018
Inflasi (yoy)
Umum
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 51
Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Sandang
Kelompok sandang pada triwulan IV 2018 mengalami peningkatan level inflasi dari
2,42% (yoy) menjadi 3,02% (yoy). Kenaikan tersebut terjadi di sebagian besar komponen
subkelompok, yakni sandang laki-laki, anak-anak, serta barang pribadi dan sandang lainnya.
Kenaikan tekanan inflasi kelompok ini terutama didorong oleh masuknya puncak permintaan
masyarakat akan komoditas sandang di periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2019.
Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Sandang
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami peningkatan tekanan inflasi pada triwulan IV
2018, yaitu dari deflasi -0,61% (yoy) menjadi -0,52% (yoy). Peningkatan inflasi tertinggi terjadi
pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya dimana meningkat dari 1,41% (yoy) menjadi
8,95% (yoy). Kenaikan ini terutama didorong oleh kenaikan inflasi daging ayam ras dari deflasi
sebesar -1,32% (yoy) di triwulan lalu menjadi 19,98% (yoy). Hal ini sejalan dengan pola
musimannya dimana permintaan bahan makanan cenderung meningkat pada periode Hari Raya
Natal dan Tahun Baru.
Namun demikian, tekanan inflasi pada hampir seluruh subkelompok bahan makanan
tidak terjadi pada subkelompok ikan segar, padi-padian, serta susu dan telur. Subkelompok ikan
segar mengalami penurunan dari 0,23% (yoy) menjadi deflasi sebesar -9,57% (yoy).
Peningkatan pasokan seiring baiknya kondisi cuaca yang mendukung nelayan untuk melaut di
tengah penurunan permintaan mendorong penurunan inflasi ikan pada triwulan IV 2018.
Penurunan inflasi pada subkelompok ikan segar tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis ikan
utama diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor kuning dan layang/benggol yang mengalami
deflasi.
I II III IV I II III IV I II II IV
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan % yoy 2.54 -2.18 -2.79 -2.49 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09
Transpor % yoy 3.07 -2.92 -4.03 -3.78 -1.13 2.79 3.69 3.44 2.60 1.78 0.60 2.53
Komunikasi dan Pengiriman % yoy -0.08 0.97 3.38 4.15 6.17 4.98 2.07 2.08 0.14 0.36 6.57 7.28
Sarana dan Penunjang Transpor % yoy 0.10 0.09 0.01 0.08 10.33 10.94 10.94 10.66 1.01 1.18 2.90 3.13
Jasa Keuangan % yoy 2.21 2.21 2.21 2.21 0.00 0.00 0.23 0.23 0.23 0.23 0.00 0.00
Kelompok2016 2017 2018
Arah
I II III IV I II III IV I II II IV
Sandang % yoy 1.82 2.17 2.13 2.42 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02
Sandang Laki-Laki % yoy 0.39 1.01 1.20 2.43 4.06 3.98 3.65 2.37 1.09 1.97 2.78 4.15
Sandang Wanita % yoy 1.76 1.60 1.22 1.22 1.41 0.40 0.86 1.69 1.27 3.02 0.67 0.47
Sandang Anak-Anak % yoy 1.49 1.70 1.39 1.43 2.57 2.94 3.07 3.63 2.69 2.92 2.67 2.86
Barang Pribadi dan Sandang Lain % yoy 5.50 6.53 7.10 6.47 3.13 1.63 1.19 2.08 5.51 4.95 4.48 5.74
Kelompok2016 2017 2018
Arah
BAB 3 INFLASI DAERAH
52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Penurunan tekanan inflasi juga terlihat pada subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya
yang turun dari 5,23% (yoy) menjadi 0,82% (yoy). Penurunan subkelompok ini terutama
didorong oleh penurunan tekanan inflasi pada komoditas telur ayam ras yang turun dari
27,67% (yoy) menjadi 3,58% (yoy) dan susu bubuk yang turun dari 0,25% (yoy) menjadi
deflasi sebesar -1,35% (yoy).
Sementara itu, subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya tercatat mengalami
penurunan tingkat inflasi sebesar 0,65% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 1,06% (yoy).
Menurunnya tekanan inflasi subkelompok ini terutama ditopang oleh masih terjaganya pasokan
khususnya pascapanen raya pada awal periode triwulan IV 2018.
Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Bahan Makanan
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Peningkatan cukai rokok dan harga bahan baku telah mendorong peningkatan inflasi
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 4,08% (yoy) menjadi 4,26%
(yoy). Peningkatan terjadi hampir diseluruh komponen subkelompok ini yakni minuman yang
tidak beralkohol serta tembakau dan minuman beralkohol yang masing-masing menjadi 0,59%
(yoy) dan 9,41% (yoy) dari 0,41% (yoy) dan 8,53% (yoy).
Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar relatif meningkat
dari 1,55% (yoy) menjadi 1,68% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan tekanan
inflasi subkelompok biaya tempat tinggal dan perlengkapan rumah tangga dari masing-masing
sebesar 1,92% (yoy) dan 0,70% (yoy) menjadi sebesar 2,22% (yoy) dan 1,01% (yoy).
I II III IV I II III IV I II II IV
Bahan Makanan 17.02 17.37 8.53 2.38 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 9.63 19.81 17.20 13.70 -1.52 0.10 -2.05 -1.99 -1.40 -0.99 1.06 0.65
Daging dan Hasil-hasilnya 22.84 18.17 7.56 8.39 2.10 -2.30 7.19 4.13 12.44 15.46 1.41 8.95
Ikan Segar 28.18 33.14 11.11 -8.87 -1.57 -4.81 8.20 21.88 17.54 3.86 0.23 -9.57
Ikan Diawetkan 3.59 5.17 -1.46 4.64 -0.25 5.91 9.36 5.74 1.36 2.82 -5.37 -0.32
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 4.95 5.98 -1.52 -4.56 -4.39 -4.77 0.71 5.73 1.23 3.70 5.23 0.82
Sayur-sayuran 26.24 9.20 6.36 11.50 47.02 56.30 30.29 -5.15 4.87 -2.10 -9.08 14.13
Kacang - kacangan -1.19 0.99 2.37 3.20 4.76 4.20 12.30 10.48 10.91 10.33 1.66 3.18
Buah - buahan 6.69 -1.07 0.12 -6.07 -16.88 -4.20 2.84 -3.67 4.66 -0.27 -4.41 4.62
Bumbu - bumbuan 34.10 4.18 -2.96 5.17 36.25 42.43 23.58 3.15 -27.19 -8.87 -4.30 1.76
2016 2017 2018Kelompok Arah
I II III IV I II III IV I II II IV
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 5.76 5.57 4.52 3.55 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26
Makanan Jadi 1.88 1.34 1.20 0.65 1.18 2.05 2.00 2.27 1.59 1.68 2.82 2.61
Minuman yang Tidak Beralkohol 9.64 13.34 12.53 7.22 2.56 -10.65 -8.75 -6.54 -4.58 -0.37 0.41 0.59
Tembakau dan Minuman Beralkohol 11.75 9.43 6.26 7.20 7.24 9.98 10.19 8.83 5.11 5.76 8.53 9.41
Kelompok Arah2016 2017 2018
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 53
Peningkatan subkelompok biaya tempat tinggal terutama disebabkan oleh peningkatan harga
harga semen dan seng.
Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Kesehatan
Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan IV 2018 menurun dari 1,95% (yoy)
menjadi 0,75% (yoy). Penurunan tekanan inflasi terjadi pada subkelompok obat-obatan serta
jasa perawatan jasmani dan kosmetika. Penurunan tersebut didorong oleh kebijakan
pemerintah untuk menjaga pasokan obat dan pemberian pelayanan kesehatan dengan harga
terjangkau.
Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Kesehatan
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami penurunan inflasi dari
8,45% (yoy) menjadi 8,42% (yoy). Penurunan inflasi subkelompok ini didorong oleh masuknya
masa ajaran baru sehingga mendorong peningkatan harga perlengkapan/ peralatan pendidikan
dan olahraga.
Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Sumber: BPS, diolah
I II III IV I II III IV I II II IV
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar% yoy 1.04 0.81 1.01 1.10 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68
Biaya Tempat Tinggal % yoy 0.97 0.93 1.02 1.23 0.79 1.32 1.60 1.72 1.91 1.38 1.92 2.22
Bahan Bakar, Penerangan dan Air % yoy 0.17 -0.63 0.68 0.85 8.19 18.09 16.45 15.60 8.75 0.15 0.16 0.05
Perlengkapan Rumah Tangga % yoy 1.45 0.84 0.34 0.39 1.09 1.12 1.28 0.89 0.08 0.18 0.70 1.01
Penyelenggaraan Rumah Tangga % yoy 3.42 3.58 2.31 1.35 0.63 -1.17 -0.24 1.83 1.47 3.64 3.43 2.87
Kelompok Arah2016 2017 2018
I II III IV I II III IV I II II IV
Kesehatan % yoy 3.70 4.45 5.12 4.67 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75
Jasa Kesehatan % yoy 1.07 1.07 1.07 1.09 0.02 1.71 1.71 1.69 1.69 0.00 0.00 0.00
Obat-obatan % yoy 4.45 5.78 4.33 1.65 6.06 6.47 7.94 11.14 3.67 2.43 1.93 -0.50
Jasa Perawatan Jasmani % yoy 17.77 17.03 15.07 11.62 0.30 5.26 8.28 8.28 8.28 3.14 0.35 0.35
Perawatan Jasmani dan Kosmetika % yoy 2.30 3.45 6.01 6.96 6.76 6.18 4.48 5.11 4.10 4.58 3.33 1.85
Kelompok2016 2017 2018
Arah
I II III IV I II III IV I II II IV
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga % yoy 1.69 1.97 1.34 0.84 1.13 0.84 2.72 2.72 3.37 3.37 8.45 8.42
Pendidikan % yoy 1.72 2.09 0.36 0.36 0.36 0.00 3.81 3.81 3.81 3.81 7.70 7.70
Kursus-Kursus / Pelatihan % yoy 4.63 4.63 4.22 1.80 1.80 1.80 1.80 0.60 10.54 10.54 10.54 9.88
Perlengkapan / Peralatan Pendidikan % yoy 2.88 3.13 6.09 3.59 4.99 4.31 0.92 1.13 3.86 4.15 4.92 5.10
Rekreasi % yoy 0.45 0.54 0.55 0.18 0.55 0.59 1.48 1.60 1.21 1.13 12.60 12.43
olah raga % yoy 4.26 4.73 0.27 0.70 0.20 0.81 2.52 1.97 2.90 1.68 0.40 0.40
Kelompok2016 2017 2018
Arah
BAB 3 INFLASI DAERAH
54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI
SULAWESI
Provinsi Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi ketiga terendah setelah Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara yang masing-masing mencapai -0,09% (yoy) dan 0,46%
(yoy). Sementara itu, provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi dengan inflasi tertinggi di
Pulau Sulawesi dengan inflasi mencapai 1,10% (yoy).
3.6 PENGENDALIAN INFLASI
Dalam melakukan sinergi upaya pengendalian inflasi pada triwulan IV 2018, TPID di
Provinsi Gorontalo memiliki fokus dalam 1) menjaga kenaikan harga bahan makanan strategis
seperti cabai, BBM, Listrik, LPG; 2) mengendalikan pasokan komoditas pangan strategis yang
sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan inflasi; dan, 3) melakukan intervensi dalam
distribusi komoditas.
Strategi stabilisasi harga komoditas pangan strategis pada triwulan IV 2018 dibuat
dengan mempertimbangkan terjadinya risiko peningkatan inflasi yang harus diwaspadai yakni:
(i) dari sisi administered price, terdapat risiko kenaikan harga BBM non subsidi akibat tren
kenaikan harga minyak dunia, serta adanya kenaikan tarif angkutan udara ; (ii) Dari sisi inflasi
inti, terdapat risiko passthrough kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan;
(iii) dari sisi volatile food, meningkatnya permintaan konsumsi kebutuhan masyarakat dalam
menghadapi siklus musiman Hari Raya Natal dan Tahun baru.
Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut membutuhkan upaya pengendalian inflasi
melalui beberapa kegiatan antara lain:
1. Penguatan database di masing-masing TPID dari setiap pihak terkait konsumsi, produksi,
dan distribusi sehingga dapat diketahui kondisi surplus/defisit komoditas pangan strategis
di daerah.
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan Badan Ketahanan Pangan, Dinas
Pertanian, Dinas Pangan, PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) dan aparatur penegak
hukum untuk melakukan monitoring, pengumpulan informasi kondisi terkini pasokan dan
perkembangan harga komoditas pangan di setiap daerah dan pasar-pasar baik pasar
tradisional maupun pasar modern serta isu-isu terkini;
3. Mendorong peningkatan pasokan komoditas pangan strategis seperti bawang merah,
cabai rawit, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras dari beberapa produsen baik di
lokal Gorontalo maupun daerah mitra dagang;
4. Memperkuat cadangan pangan pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog;
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 55
5. Mendorong penganekaragaman konsumsi pangan lokal melalui konsep kelompok
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yaitu pemberdayaan kelompok wanita tani di
kabupaten/kota;
6. Melakukan peningkatan upaya penanaman cabai rawit dan tomat sayur di tingkat rumah
tangga bekerja sama dengan PKK, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo,
dengan tujuan meningkatkan pasokan di tingkat rumah tangga;
7. Melakukan sidak terhadap pelaku perdagangan dan tata niaga komoditas pangan strategis
oleh TPID, Satgas dan Dewan Ketahanan Pangan untuk menjaga praktek bisnis yang baik
dan juga menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan dan tingkat
harga;
8. Upaya koordinasi Program pengembangan distribusi dan cadangan pangan, berupa
kegiatan lumbung pangan masyarakat dan Toko Tani Indonesia (bekerjasama dengan
Gapoktan dan BULOG);
9. Polda Gorontalo akan membackup kegiatan operasi pasar dari sisi keamanan, koordinasi
pihak satgas pangan akan melakukan pengawasan dan keamanan distribusi pangan dari
hulu sampai hilir yang akan berpotensi pada gangguan kamtibmas;
10. Melakukan upaya pengendalian harga daging ayam ras dan ikan segar, yang tercatat
persisten menjadi pendorong tekanan inflasi selama beberapa tahun terakhir melalui
berbagai upaya, seperti dukungan terhadap pelaksanaan operasi pasar, pengadaan
operasional cold storage, bantuan operasional kapal tangkap dan upaya lainnya;
11. Penyediaan beras oleh Bulog Sub Divisi Regional (subdivre) Gorontalo untuk ketahanan
selama lima bulan ke depan. Selain itu melaksanakan arahan Kementerian Perdagangan
untuk melakukan Operasi Pasar;
12. PT Pertamina Gorontalo mengeluarkan larangan bagi SPBU untuk melayani pembelian oleh
pengecer BBM terutama dalam jumlah besar. Serta meminta SPBU untuk menambahkan
waktu operasional menjadi 24 jam apabila dibutuhkan sesuai dengan tren kebutuhan di
lapangan;
13. PT. Pertamina Gorontalo bersama dengan PT. Hiswana Migas melakukan penambahan
pasokan LPG 3 Kg dan bright gas 5 Kg serta pengawasan distribusi LPG yang disalurkan
oleh agen kepada pengecer melalui pangkalan siaga serta melakukan sosialisasi
penggunaan LPG Non Subsidi kepada rumah makan dan industri kecil sehingga jika
terdapat pelanggaran, pihak Pertamina bersama dengan PT Hiswana Migas akan
memberikan pembinaan hingga sanksi berupa skorsing tidak dapat menjual LPG kepada
agen tersebut atau melakukan pencabutan izin sebagai agen LPG Pertamina;
BAB 3 INFLASI DAERAH
56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
14. Memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/
cooperative farming), pengelolaan produksi dan pascapanen khususnya pengeringan dan
pergudangan, seperti penggunaan Integrated Cold Storage (ICS) untuk penyimpanan
komoditas ikan segar dan penggunaan CAS (Control Atmosphare Storage) untuk
penyimpanan komoditas hortikultura (cabai rawit dan bawang merah) yang mempunyai
karakter tidak tahan lama;
15. Meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan, untuk
memperbaiki kualitas dan pasokan beras;
16. Menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan
dengan kualitas yang terjaga.
17. Mendorong peningkatan produktivitas petani dengan meningkatkan kualitas SDM petani.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 57
4 BAB 4: STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM
PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2018 turut diiringi dengan
stabilitas keuangan Gorontalo yang relatif terjaga dan cenderung membaik. Hal tersebut
tercermin dari risiko kredit perbankan yang masih terjaga, yakni sebesar 2,55%. Selain itu,
didukung pula dengan meningkatnya penyaluran kredit pada periode tersebut, meskipun
kinerja perbankan belum optimal seiring perkembangan aset dan DPK yang cenderung tumbuh
melambat.
Selanjutnya, kondisi ketahanan korporasi di Gorontalo masih terjaga. Risiko rentabilitas,
solvabilitas, dan interest service coverage ratio membaik, sedangkan tingkat risiko likuiditas,
turn-over aset dan persediaan relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada triwulan IV
2018 diperkirakan didorong perbaikan pada kinerja korporasi di triwulan IV 2018 serta adanya
strategi mitigasi risiko likuiditas dan persediaan oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian
yang meningkat.
Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan IV 2018, transaksi pembayaran
tunai maupun nontunai mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018. Adanya
peningkatan tersebut disebabkan oleh kecenderungan meningkatnya kebutuhan konsumsi
masyarakat pada siklus tahunan perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru. Pada triwulan
berjalan, terjadi kondisi net-outflow di sisi pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya
dana yang keluar dibandingkan dengan dana yang masuk.
4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO
Peningkatan pertumbuhan perekonomian Gorontalo pada triwulan IV 2018 turut diiringi
dengan stabilitas keuangan yang terjaga dan membaik. Hal ini tercermin dari berkurangnya
risiko kredit, yakni sebesar 2,55% dari 2,87% pada triwulan sebelumnya. Hal tersebut diiringi
dengan perkembangan kredit yang juga mengalami kenaikan. Namun di sisi lain, kinerja
perbankan masih belum optimal karena perkembangan aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
tumbuh melambat.
Terjadinya pertumbuhan kondisi perekonomian di Provinsi Gorontalo tercermin dari
sektor korporasi yang masih terjaga dengan risiko rentabilitas, solvabilitas, dan interest service
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
coverage ratio yang membaik. Di sisi lain, tingkat risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan
dari korporasi relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Pendorong perbaikan pada
kinerja korporasi di triwulan IV 2018 adalah implementasi strategi mitigasi risiko likuiditas dan
persediaan oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian yang meningkat.
Sementara itu, ketahanan sektor rumah tangga yang terjaga tercermin pada
pertumbuhan kredit rumah tangga yang masih kuat dengan rasio kredit bermasalah atau Non
Performing Loan (NPL) yang relatif masih terkendali yakni sebesar 1,19%. Selain itu, tingkat
keyakinan konsumen masih berada pada level optimis didorong kegiatan konsumsi pada
triwulan IV 2018 yang meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
Di sisi lain, kinerja sektor UMKM secara keseluruhan juga mengalami perbaikan yang
tercermin dari penyaluran kredit UMKM yang meningkat dari 1,20% (yoy) menjadi 4,22% (yoy)
pada triwulan IV 2018. Sektor UMKM masih dihadapkan pada tekanan finansial seiring dengan
NPL yang cukup tinggi meskipun mengalami perbaikan dari triwulan sebelumnya.
Mengingat peran UMKM yang cukup penting dalam perekonomian, Bank Indonesia
terus melakukan berbagai program kerja untuk pengembangan UMKM. Di sisi lain, Bank
Indonesia juga terus melakukan sinergi dan kolaborasi untuk mendukung tercapainya
ketahanan dan kemandirian pangan dengan melakukan pengembangan klaster serta
mendukung UMKM unggulan Gorontalo untuk dapat menembus pasar Nasional dan
Internasional.
Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo
Sumber: Cognos bank Indonesia
4.1.1 Kondisi Umum
Pada triwulan IV 2018 kinerja sektor perbankan mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Aset dan DPK perbankan tumbuh melambat di tengah
peningkatan pertumbuhan kredit. Namun demikian, secara keseluruhan fungsi intermediasi
perbankan sampai dengan triwulan IV 2018 relatif baik dengan risiko kredit yang terjaga.
I II III IV I II III IV
Aset Rp Miliar 10.103 10.694 10.785 11.571 11.697 12.064 12.118 12.634
Growth Aset % yoy 8,18 8,66 9,96 15,30 15,78 12,80 12,36 9,19
Kredit Rp Miliar 11.376 12.494 13.654 13.710 13.581 13.685 14.315 14.549
Growth Kredit % yoy 37,16 44,60 24,93 22,36 19,38 9,53 4,84 6,12
DPK Rp Miliar 4.709 5.071 5.009 4.628 4.790 4.671 5.302 4.694
Growth DPK % yoy 3,92 6,94 7,42 4,08 1,73 -7,89 5,85 1,42
NPL Kredit % 3,48 3,31 3,10 2,78 3,03 2,92 2,87 2,55
LDR % 241,59 246,38 272,60 296,22 283,50 292,98 270,00 309,96
2017 2018INDIKATOR SATUAN
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 59
Namun rasio kredit bermasalah masih terjaga berada di bawah batas target indikatif NPL dan
mengalami penurunan dari 2,87% menjadi 2,55%.
Pada triwulan IV 2018 pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo tercatat melambat dari
12,36% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 9,19% (yoy). Sejalan dengan itu, pertumbuhan DPK
menurun dari 5,85% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 1,42% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan
kredit pada triwulan IV 2018 mengalami akselerasi dari 4,84% (yoy) menjadi 6,12% (yoy) pada
triwulan sebelumnya.
4.1.2 Aset Perbankan
Pada triwulan IV 2018 aset perbankan di Gorontalo tercatat sebesar Rp12,63 triliun, atau
tumbuh 9,19% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 12,11% (yoy). Pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo merupakan dampak dari
penyaluran kredit dan peningkatan kinerja ekonomi Gorontalo secara umum seiring masuknya
musim tanam pada akhir triwulan IV 2018 serta kecenderungan meningkatnya konsumsi
masyarakat pada siklus tahunan perayaan hari Natal dan Tahun Baru.
Bila dilihat dari kelompok banknya, bank persero masih memiliki aset terbesar di antara
bank lainnya, dengan pangsa sebesar 92,8%, diikuti bank swasta sebesar 7,2%. Sementara itu,
tidak ada bank asing dan campuran yang beroperasi di Gorontalo.
4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan
Kinerja penyaluran kredit perbankan pada triwulan IV 2018 mengalami peningkatan. Hal
tersebut seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan uang pada periode siklus
tahunan perayaan hari raya natal dan tahun baru. Selain itu, masuknya musim tanam yang
mendorong peningkatan kegiatan ekonomi pada akhir periode tersebut mengakibatkan
meningkatnya permintaan atas pembiayaan yang berasal dari perbankan.
4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Seiring meningkatnya tingkat kebutuhan masyarakat Gorontalo akan uang pada periode
akhir tahun, kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung menurun dari 5,85%
(yoy) menjadi 1,42% (yoy) pada triwulan IV 2018.
Perlambatan pertumbuhan DPK ini terutama didorong oleh tingginya perlambatan
kinerja Deposito sebesar -9,72% (yoy). Hal tersebut, menambah dominasi tabungan sebagai
instrument utama dalam penghimpunan DPK yang mencapai 63,91%, disusul oleh deposito
23,01% dan giro sebesar 13,08% dari total DPK. Pangsa ini cenderung cukup mengalami
perubahan dibandingkan dengan triwulan III 2018 lalu.
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 4.1 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan III 2018
Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018
Sumber: Cognos bank Indonesia Sumber: Cognos bank Indonesia
4.1.5 DPK Perseorangan
Berdasarkan golongan nasabah, proporsi nasabah perorangan pada perbankan
Gorontalo sangat dominan, yaitu 82,54% dari total DPK. Dengan demikian, kinerja
penghimpunan dana sangat bergantung pada nasabah perorangan
Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
Meskipun adanya musim panen pada awal triwulan IV 2018 yang cukup meningkatkan
pertumbuhan DPK pada periode tersebut, namun ekspektasi masyarakat akan tingginya
kebutuhan uang seiring ekspektasi akan adanya peningkatan pengeluaran pada akhir periode
triwulan IV 2018 cukup mendorong penurunan kinerja DPK perseorangan, yaitu dari 2,88%
(yoy) menjadi 2,08% (yoy).
Kondisi tersebut didorong adanya penurunan kinerja deposito perseorangan, yaitu dari
4,33% (yoy) menjadi -1,98% (yoy) serta penurunan kinerja giro perseorangan, yaitu dari -
3,72% (yoy) menjadi -11,47% (yoy). Menurunnya pertumbuhan DPK ini juga didorong oleh
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 61
menurunnya DPK non-perseorangan yang cukup signifikan, yaitu dari 11,94% (yoy) menjadi -
1,62% (yoy), seiring dengan kebutuhan dunia usaha akan modal dalam menghadapi siklus
pertumbuhan ekonomi akhir triwulan IV 2018
Grafik 4.4 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
Grafik 4.5 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
4.1.6 Penyaluran Kredit
Seiring dengan kinerja ekonomi yang meningkat, kegiatan penyaluran kredit di
Gorontalo pada triwulan IV 2018 juga mengalami akselerasi dari 4,84% (yoy) pada triwulan lalu
menjadi 6,12% (yoy). Pada triwulan laporan meningkatnya penyaluran kredit ini diperkirakan
didorong oleh dua faktor utama, yaitu meningkatnya konsumsi masyarakat akan beragam
kebutuhan menjelang perayaan hari natal dan tahun baru sehingga meningkatkan gairah dunia
usaha serta masuknya musim tanam pasca musim panen pada awal triwulan IV 2018. Kedua
hal tersebut diperkirakan mendorong kebutuhan akan pembiayaan.
Berdasarkan sektor ekonominya, akselerasi penyaluran kredit di Gorontalo terutama
didorong oleh meningkatnya penyaluran kredit pada sektor LU utama yaitu sektor pertanian,
Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), dan industri pengolahan dari masing-masing sebesar
8,67% (yoy), 4,78% (yoy) dan 1,82% (yoy) menjadi sebesar 22,76% (yoy), 8,85% (yoy) dan
28,70% (yoy).
Berdasarkan tujuan penggunaan, kredit terbesar digunakan untuk konsumsi dengan
proporsi 56,47%, diikuti oleh kredit modal kerja 29,05% dan kredit investasi 14,48%. Proporsi
ini relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit konsumsi dan investasi
melambat dari masing-masing sebesar 5,52% (yoy) dan 12,23% (yoy) dari triwulan lalu menjadi
1,69% (yoy) dan 8,50% (yoy) di triwulan IV 2018. Sementara itu, kredit modal kerja mengalami
peningkatan dari 0,20% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 14,56%. Kondisi tersebut
sejalan dengan banyaknya peruntukan penyaluran kredit untuk proses produksi seperti
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
kebutuhan petani dalam menghadapi musim panen dan pelaku dunia usaha dalam
menghadapi siklus musiman menjelang perayaan hari Natal dan tahun baru.
Grafik 4.6 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan
Sumber: Cognos BI (diolah)
Meskipun adanya peningkatan pada penyaluran kredit, kualitas kredit masih terpantau
terjaga bahkan mengalami perbaikan. Pada triwulan IV 2018, NPL perbankan Gorontalo
mencapai 2,55% atau menurun dari triwulan III 2018 yang mencapai 2,87%. Berdasarkan
sektor ekonomi, NPL sektor pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), dan industri
pengolahan cenderung aman, yaitu masing-masing sebesar 0,98%, 4,71% dan 4,51%.
Dengan demikian, kondisi akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang terjadi pada
periode triwulan IV 2018 cukup kuat dan stabil dengan dukungan terjaganya risiko kredit
perbankan. Kondisi demikian dapat meningkatkan optimisme masyarakat dan pelaku dunia
usaha di Gorontalo.
Secara spasial pada triwulan IV 2018, kredit perseorangan masih terkonsentrasi di Kota
Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan pangsa sebesar masing-masing 36,77% dan
30,42%. Pertumbuhan kredit perseorangan tertinggi pada triwulan IV 2018 dimiliki oleh
Kabupaten Gorontalo yang tumbuh sebesar 8,73% (yoy). Dari sisi jumlah rekening, jumlah
rekening kredit multiguna memiliki rekening dengan jumlah rekening kredit terbesar sebanyak
36.167 rekening (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
Perumahan dan
ApartemenOtomotif Elektronik Multiguna Lainnya
Kota Gorontalo (0.45) 36.77 3,384 14,237 134 18,230 4,458
Kab. Gorontalo 8.73 30.42 4,220 4,572 1,537 11,197 3,925
Kab. Pohuwato 3.37 9.58 568 496 50 1,815 3,252
Kab. Boalemo 1.68 8.96 381 864 28 1,266 2,135
Kab. Bone Bolango 6.14 8.70 512 987 399 2,793 2,306
Kab. Gorontalo Utara 7.45 5.56 24 197 135 866 1,877
Provinsi 3.76 100.00 9,089 21,353 2,283 36,167 17,953
DAERAHPertumbuhan Kredit
Perseorangan (%, yoy)
Pangsa Kredit
Perseorangan
(%)
Jumlah Rekening
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 63
4.1.7 Akses Keuangan kepada UMKM
Sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit UMKM
juga tercatat mengalami peningkatan. Pertumbuhan kredit UMKM dari yang semula tumbuh
sebesar 1,20% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi sebesar 4,22% (yoy) pada triwulan IV 2018.
Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat akan konsumsi beragam kebutuhan sehingga meningkatkan aktifitas
dunia usaha.
Dari sisi ketahanan risiko kredit, tekanan risiko kredit UMKM mengalami penurunan.
Kredit UMKM pada triwulan IV 2018 mengalami pengurangan tekanan yang tercermin dari
menurunnya NPL kredit UMKM menjadi sebesar 6,82% (yoy) dari sebesar 7,63% (yoy) pada
triwulan sebelumnya. Meski menurun, tekanan risiko kredit pada kredit UMKM harus menjadi
perhatian bersama karena NPL UMKM masih cukup tinggi.
Grafik 4.7 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit
Sumber: Cognos BI (diolah)
Pangsa kredit UMKM di Gorontalo cukup stabil. Pangsa UMKM Gorontalo mengalami
sedikit kenaikan dari sebesar 27,82% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 27,93% pada
triwulan IV 2018. Berdasarkan kelompok nominal kreditnya, mayoritas pangsa realisasi kredit
UMKM pada triwulan IV 2018 tersalurkan pada rentang nominal < 10jt yaitu sebesar 23,64%
dan rentang nominal >100 juta Rp500 juta sebesar 23%.
Di sisi lain, berdasarkan sebaran wilayah per Kabupaten dan Kota di Gorontalo, pada
periode laporan konsentrasi realisasi kredit UMKM terbesar masih berada di Kota Gorontalo
dengan pangsa mencapai 38,03% dan diikuti oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 31,65%.
27,82
72,18
27,93
72,07
UMKM.
BUKANUMKM.
TW III
TW IV 2018
TW IV 2017
TW III 2017
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal
Sumber: Cognos BI (diolah)
Grafik 4.10 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten
Sumber: Cognos BI (diolah)
Eksistensi UMKM terus didorong oleh Bank Indonesia melalui kebijakan persentase kredit
yang harus disalurkan kepada UMKM. Porsi tersebut pada triwulan IV tahun 2018 telah
ditingkatkan menjadi 26% dari total kredit di provinsi Gorontalo. Bank Indonesia menilai
kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan UMKM yang berkualitas. Akan tetapi NPL
UMKM yang cenderung lebih tinggi dari kredit non-UMKM perlu mendapat perhatian,
khususnya pada saat seleksi debitur yang mengajukan kredit.
Dalam rangka mendorong peningkatan kinerja sektor UMKM Gorontalo, Bank Indonesia
telah melakukan berbagai bentuk langkah dan upaya, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengembangan beragam klaster pertanian dan peternakan di beberapa wilayah Gorontalo.
Mengikutsertakan UMKM Kerajinan Karawo Binaan KPwBI Provinsi Gorontalo untuk
menjadi pengisi booth pada acara Showcase UMKM Binaan Bank Indonesia dalam rangka
High Level Meeting Conference "Voyage to Indonesia" - IMF World Bank Annual Meeting.
Mengikutsertakan UMKM Kerajinan Sulaman Karawo binaan KPwBI Provinsi Gorontalo
dalam acara fesyen terbesar di Indonesia yaitu Indonesia Fashion Week 2018. Ini
merupakan kedua kalinya kerajinan sulaman karawo mengikuti acara ini.
Mengikutsertakan UMKM Kerajinan Sulaman Karawo binaan KPwBI Provinsi Gorontalo
pada acara pameran yang diinisiasi oleh pelaku fashion Indonesia untuk membuka akses
pasar di Amerika Serikat selama 3 (tiga) bulan.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 65
4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH
4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA11
Konsumsi Rumah Tangga memiliki peran besar dalam ekonomi Gorontalo dan menjadi
mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari pangsa konsumsi rumah
tangga terhadap perekonomian Gorontalo yang mencapai 61,01%. Pada triwulan IV 2018,
konsumsi rumah tangga Gorontalo meningkat dari 7,11% (yoy) pada triwulan sebelumnya
menjadi 7,26% (yoy).
Kondisi ini sejalan dengan optimisme masyarakat yang mengalami peningkatan.
Selanjutnya melihat pada Indeks Tendensi Konsumen (ITK), optimisme masyarakat berada diatas
level optimis 100, yaitu mencapai 110,35 atau meningkat dari sebelumnya sebesar 98,79. Hal
ini terutama didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga pasca panen raya di awal
periode triwulan IV 2018 serta meningkatnya aktivitas dunia usaha pada akhir periode tersebut.
Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
Grafik 4.12 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Besarnya peran rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi Gorontalo diiringi dengan
kerentanan yang rendah. Adapun sumber kerentanan tersebut umumnya berasal dari keyakinan
dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang dimana
pada akhirnya akan mempengaruhi pola belanja rumah tangga. Hasil Survei Konsumen Bank
Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan IV 2018
masih tetap terjaga yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada triwulan IV 2018
tercatat sebesar 118,61 dan 153,06.
11
Rumah tangga di dalam sistem keuangan memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan sebagai penerima pendanaan dari
institusi keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga adalah tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat konsumsi dan kondisi pembiayaan/kredit oleh rumah tangga.
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI
Kinerja lapangan usaha (LU) utama provinsi Gorontalo yang membaik turut mendorong
perbaikan keuangan serta menurunkan kerentanan sektor korporasi. Peningkatan kinerja
pertumbuhan ekonomi Lapangan Usaha utama Provinsi Gorontalo seperti LU pertanian dan LU
konstruksi. Adanya panen raya di awal triwulan IV 2018 cukup meningkatkan akselerasi kinerja
sektor pertanian yang merupakan sektor ekonomi terbesar di Gorontalo. Selanjutnya,
Meningkatnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah juga mendorong meningkatnya kinerja
LU konstruksi. Adapun pertumbuhan PDRB kedua LU tersebut tercatat mengalami peningkatan
pertumbuhan dari triwulan III 2018 yang masing-masing sebesar 5,51% (yoy) dan 13,88%
(yoy), menjadi sebesar11,26% (yoy) dan 16,87% (yoy).
Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko
Pada triwulan IV 2018, kegiatan dunia usaha di Gorontalo mengalami peningkatan.
Menurut hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) selama triwulan IV 2018 yang diukur
berdasarkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT), kondisi kegiatan usaha mengalami peningkatan dari
13,84% menjadi 35,02% pada triwulan laporan. Peningkatan tersebut didukung oleh kembali
bergairahnya aktifitas perekonomian pada siklus musiman perayaan hari raya natal dan tahun
baru. Selanjutnya, dari hasil Liaison Bank Indonesia, pelaku usaha memiliki optimisme yang
cukup tinggi pada kinerja ekonomi ke depan akan mengalami peningkatan.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 67
Grafik 4.15 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo
Grafik 4.16 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo
Sumber : SKDU BI Gorontalo Sumber : SKDU BI Gorontalo
Dari sisi eksposur perbankan, sektor korporasi di Gorontalo memanfaatkan kredit
perbankan terbesar pada kredit modal kerja. Porsi kredit modal kerja korporasi memiliki pangsa
yang cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh perbankan pada korporasi yaitu
sebesar 28,99%. Hal ini mencerminkan bahwa banyak korporasi menggunakan modal dari
perbankan untuk kegiatan operasional hariannya. Di sisi lain, kredit investasi memiliki pangsa
sebesar 14,50% yang merupakan tambahan pembiayaan rencana pengembangan usaha sektor
korporasi ke depan.
Melihat pada sisi pertumbuhannya, pertumbuhan kredit korporasi untuk modal kerja
mengalami akselerasi di akhir periode triwulan IV 2018. Terjadinya akselerasi pertumbuhan
kredit korporasi didorong oleh peningkatan gairah bisnis seiring adanya peningkatan tingkat
konsumsi masyarakat Gorontalo pada periode siklus musiman perayaan natal dan tahun baru.
Sedangkan di sisi kredit korporasi investasi, stance korporasi untuk menjaga kesehatan balance
sheet nya membuat korporasi cenderung berhati-hati dalam berinvestasi.
Grafik 4.17 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo
Grafik 4.18 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah
Risiko kredit dari sisi korporasi dalam batas aman sejalan dengan level NPL yang
membaik. Tekanan risiko kredit gagal bayar yang tercermin pada indikator Non Performing
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Loan (NPL) menunjukkan bahwa kerentanan korporasi masih dalam batas aman. NPL korporasi
masih terjaga dan mengalami perbaikan dari 2,87% pada triwulan III 2018 menjadi 2,55%
pada triwulan IV 2018. Meskipun tekanan risiko kredit cenderung aman, namun kerentanan
yang terjadi pada sektor ini perlu untuk diwaspadai agar stabilitas sistem keuangan secara
keseluruhan tetap terjaga mengingat eratnya keterkaitan antarsektor. Keterkaitan sektor
korporasi terhadap sektor rumah tangga dalam hal penyerapan tenaga kerja yang kemudian
berpengaruh terhadap penghasilan.
Grafik 4.19 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah
4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi non tunai yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Gorontalo adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang mencakup kliring kredit dan
kliring debet. Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi akumulasi data keuangan elektronik
transaksi card based melalui mesin EDC (kartu kredit dan kartu debet) dan transaksi paper
based (cek, bilyet giro dan nota debet).
Pada triwulan IV 2018, transaksi kliring melalui SKNBI provinsi Gorontalo mengalami
peningkatan. Transaksi kliring melalui SKNBI secara volume tercatat sebesar 9.809 warkat
dengan nilai nominal transaksi sebesar Rp282,9 miliar. Volume tersebut menunjukkan
peningkatan sebesar 7,99% (qtq) dibandingkan volume transaksi SKNBI pada triwulan III yang
tercatat sebanyak 9.083 warkat. Peningkatan volume transaksi juga diikuti oleh peningkatan
nilai transaksi sebesar 7,71% dari sebelumnya sebesar Rp262,64 miliar. Sementara itu, rata-rata
harian transaksi SKNBI di Gorontalo pada triwulan IV 2018 tercatat 154,1 warkat dengan nilai
sebesar Rp4,57 miliar per hari. Peningkatan transaksi kliring tersebut sejalan meningkatnya
pertumbuhan kinerja ekonomi yang terjadi pada triwulan IV 2018.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 69
Grafik 4.20 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara
Bank Indonesia Gorontalo senantiasa melakukan upaya menjaga kelancaran transaksi
pembayaran nontunai. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mendorong Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) dan elektronifikasi berbagai jenis
transaksi baik Goverment to People (G to P), People to Government (P to G) dan People to
People (P to P).
4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi Tunai
Pergerakan aliran masuk uang kartal dari masyarakat ke kas Bank Indonesia pada
triwulan IV 2018 masih mengikuti pola historisnya yaitu menunjukkan adanya peningkatan net
outflow. Sesuai dengan polanya, pada triwulan laporan penarikan uang kartal meningkat
disertai penurunan penyetoran seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan uang
tunai oleh masyarakat dalam menghadapi momentum perayaan Hari Raya Natal dan Tahun
Baru serta masuknya musim tanam di penghujung tahun 2018.
Hal ini tercermin dari aktivitas setoran-bayaran uang tunai yang tercatat net outflow
sebesar Rp49,71 miliar, berkebalikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat net-
inflow (lebih besar uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia) sebesar Rp227,5 miliar. Net
outflow pada triwulan IV 2018 tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar Rp209,46 miliar.
Penanganan Uang Palsu
Dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran di Gorontalo, Bank Indonesia senantiasa
melakukan berbagai tindakan yang bersifat preventif maupun represif, agar sistem pembayaran
berjalan lancar, aman, efektif dan efisien.
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Uang Rupiah yang beredar di masyarakat terus-menerus dijaga kualitasnya oleh Bank
Indonesia. Uang Rupiah perlu dijaga kualitasnya agar uang yang beredar dalam kondisi baik dan
layak sehingga masyarakat nyaman dalam menggunakan uang Rupiah sehari-hari. Uang Rupiah
memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari
upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur
pengaman yang tertanam pada bahan uang. Adapun terkait temuan uang palsu (UPAL) di
KpwBI Gorontalo, pada periode IV triwulan 2018 ditemukan 3 lembar uang palsu yang terdiri
dari 3 lembar pecahan Rp50.000.
Masyarakat memiliki peran besar dalam memutus mata rantai kejahatan pemalsuan
uang Rupiah, diantaranya dengan melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dialami
atau diketahui kepada Polisi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo bekerja sama
dengan Kepolisian Daerah Gorontalo senantiasa melakukan koordinasi terkait penanganan
uang Rupiah seperti Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana terhadap Uang Rupiah.
Kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah terus dilakukan
dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat akan keaslian uang Rupiah.
Grafik 4.21 Perkembangan Inflow Outflow
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 4.22 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo
Sumber : Bank Indonesia
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 71
5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Agustus 201812 melambat
dibandingkan periode Februari 2018 seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Menurunnya kondisi ketenagakerjaan disebabkan oleh peningkatan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) dan penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi peningkatan
kondisi ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan perlambatan pada lapangan usaha utama di
Gorontalo yaitu LU pertanian.
Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan IV 2018, daya beli masyarakat masih
solid, yang tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat meningkat dari 98,79
pada triwulan III 2018 menjadi sebesar 110,35. Meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat
akibat pola musiman rangkaian HBKN dan perayaan akhir tahun mendorong peningkatan ITK.
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga
September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari
198,51 ribu jiwa (16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut
terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga
periode September 2019 juga turut mendorong perbaikan tersebut.
Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September
2018, tidak diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo
pada September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau meningkat dari 0,40 pada Maret 2018.
Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan kualitas pembangunan yang belum
merata.
5.1 KETENAGAKERJAAN
Kinerja ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Agustus 2018 melambat dibandingkan
periode Februari 2018 seiring dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi. Perlambatan kondisi
ketenagakerjaan tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan
peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada triwulan berjalan. Jumlah angkatan
kerja Gorontalo hingga Agustus 2018 tercatat sebesar 578.880 orang dengan TPAK sebesar
67,34% menurun dibandingkan periode Februari 2018 sebesar 622.395 orang dengan TPAK
sebesar 72,90%. Penurunan TPAK disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah penduduk
angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja tapi tidak diiringi dengan jumlah penduduk usia kerja
12
Berdasarkan data Ketenagakerjaan BPS yang release pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
yang masuk ke pasar kerja. Sedangkan penduduk bukan angkatan kerja pada Agustus 2018
tercatat mengalami peningkatan sebanyak 49.365 dibandingkan Februari 2018.
Hasil dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada
triwulan III 2018 menunjukkan hasil yang searah dengan kondisi ketenagakerjaan. Lapangan
usaha seperti pertanian, PHR, pengangkutan, dan industri pengolahan mengkonfirmasi
terjadinya penurunan level realisasi jumlah tenaga kerja pada triwulan berjalan. Dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, kinerja realisasi tenaga kerja LU pertanian pada triwulan III 2018
menurun dari 0,77% menjadi 0,35% seiring dengan terjadinya perlambatan kegiatan usaha
pertanian karena penurunan hasil panen dan kekeringan lahan. Di sisi lain, kinerja realisasi
tenaga kerja LU PHR juga menurun dari 5,36% menjadi 0,68 pada triwulan III 2018 akibat dari
berakhirnya rangkaian HBKN. Penurunan penyerapan tenaga kerja secara umum seiring dengan
kondisi ekonomi Gorontalo yang mengalami perlambatan, khususnya dipengaruhi oleh kembali
normalnya permintaan masyarakat pasca perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018 yang
berpengaruh pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Grafik 5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.1. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan per Sektor Usaha (SKDU)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Kondisi penurunan realisasi tenaga kerja Provinsi Gorontalo pada triwulan IV 2018
sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia pada September 2018. Berdasarkan hasil
survei konsumen, indeks ketersediaan lapangan kerja pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami
penurunan menjadi sebesar 108,33 dari triwulan sebelumnya sebesar 137,50. Penurunan
ketersediaan lapangan kerja juga berhubungan dengan penurunan penghasilan rumah tangga
sebesar 132,50 pada triwulan IV 2018 dari 165,00 di triwulan III 2018.
496
,11
478
,81
520
,64
500
,06
534
,01
517
,79
563
,40
562
,20
590
,06
547
,77
622
,40
578
,88
277
,32
300
,27
265
,28
295
,76
270
,62
295
,72
257
,85
265
,94
247
,64
297
,80
231
,36
280
,72
55
57
59
61
63
65
67
69
71
73
75
-
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2013 2014 2015 2016 2017 2018Bukan Angkatan Kerja
Ribu Orang %
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 73
Table 5.1 Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Peran sektor informal terhadap penyerapan tenaga kerja di Gorontalo hingga Agustus
2018 masih mendominasi terutama yang berasal dari sektor UMKM. Porsi tenaga kerja informal
di Gorontalo mencapai 61,27% atau 340.375 orang menurun dari Februari 2018 yang
mencapai 62,34%. Perkembangan sektor informal tersebut sejalan dengan rata-rata
pertumbuhan kredit UMKM yang menurun dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, porsi
tenaga kerja sektor formal cenderung meningkat dari bulan Februari 2018 yakni dari 37,66%
atau 225.901 orang menjadi 38,73% atau 215.158 orang. Meskipun secara pangsa mengalami
peningkatan, secara nominal jumlah karyawan formal mengalami penurunan seiring dengan
masih belum berkembangnya pertumbuhan sektor industri dan jasa di Provinsi Gorontalo.
Ke depan, berdasarkan pada hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada triwulan I
2019 kondisi ketersediaan lapangan kerja diperkirakan masih belum akan optimal meskipun
tingkat pendapatan mengalami peningkatan. Perkiraan ketersediaan lapangan kerja ke depan
mengalami penurunan dengan indeks sebesar 108,33 dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar
125,83, sedangkan ekspektasi penghasilan meningkat dengan indeks sebesar 177,50
dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 131,67. Hal ini sejalan dengan masih tingginya risiko
terganggunya kinerja lapangan usaha pertanian akibat kondisi cuaca maupun sistem irigasi
pertanian yang masih terganggu dibeberapa lokasi.
Grafik 5.2 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ke depan
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
80
100
120
140
160
180
200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
Ekspektasi Penghasilan Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
5.1.1 PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran di Provinsi Gorontalo pada Agustus 2018 tercatat sebesar
4,03%, meningkat dibandingkan Februari 2018 sebesar 3,62%. Peningkatan TPT di Gorontalo
didorong oleh perlambatan penyerapan tenaga kerja dibeberapa sektor utama. Hasil Liaison
Bank Indonesia kepada pelaku usaha menyatakan bahwa minimnya kegiatan penambahan
jumlah pegawai seiring penurunan permintaan domestik untuk lapangan usaha utama seperti
pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi. Penurunan realisasi tenaga
kerja tersebut, diiringi dengan penurunan pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di
Gorontalo pada triwulan III 2018 yang tercermin pada indeks penghasilan dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hasil Survei
Kondisi Dunia Usaha juga menunjukan tren perlambatan pada realisasi tenaga kerja lapangan
usaha pada triwulan III 2018 sebesar 21,23% dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 26,09%
namun lebih baik dibandingkan triwulan III 2018.
Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini
Grafik 5.4 SBT Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo
Sumber: Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia
Secara spasial, penyumbang penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
Agustus 2018 adalah TPT perkotaan sebesar 5,08% dibandingkan Februari 2018 sebesar
4,36%. Hal ini selaras dengan informasi mengenai penyumbang penurunan penyerapan
ketenagakerjaan lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi
yang terfokus di wilayah perkotaan. Berdasarkan pada tingkat pendidikan, penurunan
penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada level pendidikan SMK untuk kebutuhan tenaga
kerja padat karya yang bergerak dari 4,48% pada Februari 2018 menjadi 12,06% pada Agustus
2018.
Sejalan dengan tingginya tingkat pengangguran di perkotaan, berdasarkan tingkat
pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada tingkat SMK, SMA dan perguruan tinggi yang masing-
masing tercatat sebesar 12,06%, 9,06% dan 5,73% sedangkan tingkat pendidikan rendah
yakni SMP dan SD masing-masing tercatat sebesar 2,16% dan 1,47%. Karakteristik
perekonomian Provinsi Gorontalo yang ditopang oleh sektor informal menyebabkan
85
105
125
145
165
185
205
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017 2018
Penghasilan Saat Ini Ketersediaan Lapangan Kerja
indeks
2,12 2,30
(0,31) (0,98)
4,86 2,92
(3,60)
(0,69) (0,52)
6,66 5,09
2,08
12,99
8,36 8,17
10,31
-0,96
12,85
8,14
3,85
(6,00) (4,00) (2,00)
- 2,00 4,00 6,00 8,00
10,00 12,00 14,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017 2018
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 75
banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi pekerja berpendidikan rendah. Selain itu,
tenaga kerja berpendidikan rendah cenderung menerima apapun jenis pekerjaan yang
tersedia.
Grafik 5.5 Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.6 Pengangguran Menurut Daerah
Sumber: BPS Provinsi Gorontal
5.2 KESEJAHTERAAN
5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT
Pada triwulan IV 2018, daya beli masyarakat masih solid tercermin dari Indeks Tendensi
Konsumen (ITK) yang tercatat meningkat dari 98,79 pada triwulan III 2018 menjadi sebesar
110,35. Meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat akibat pola musiman rangkaian HBKN
dan perayaan akhir tahun mendorong peningkatan ITK. Tingginya optimisme masyarakat juga
tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme
konsumen Gorontalo pada triwulan IV 2018 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin dari IKE dan
IEK yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada triwulan IV 2018 tercatat
sebesar sebesar 118,61 dan 153,06. Masih tingginya nilai IEK tersebut juga mengindikasikan
ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi kondisi ekonomi ke
depan akan meningkat sehingga diharapkan terciptanya kesinambungan dalam tingkat
konsumsi masyarakat ke depan.
Grafik 5.7 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel
Pembentuknya
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
di Sulawesi
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
5.2.2 NILAI TUKAR PETANI
Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan IV 2018 menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya, tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo sebesar -1,70% (qtq),
yaitu dari 105,71 menjadi 103,91. Penurunan tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga
yang diterima (It) lebih rendah dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar (Ib). Indeks
diterima tercatat (It) turun -0,12% (qtq) sementara indeks yang dibayar (Ib) naik 1,60% (qtq).
Indeks harga yang diterima (It) petani menggambarkan fluktuasi harga komoditas
pertanian yang dihasilkan oleh petani. Nilai It petani di Gorontalo pada triwulan ini sebesar
137,36, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 137,53, atau menurun
-0,12%. Penurunan indeks harga yang diterima diperkirakan disebabkan oleh menurunnya
harga Harga Gabah Kering Giling (GKG) baik di level petani maupun penggilingan. Selain itu,
penurunan harga komoditas utama mendorong menurunnya It pada periode laporan.
Sementara itu, Indeks Harga yang dibayar (Ib) petani menggambarkan fluktuasi harga
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan
jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada triwulan IV 2018, Ib petani
meningkat menjadi 132,19 dari triwulan sebelumnya 130,11, atau meningkat 1,60% (qtq).
Kenaikan tersebut salah satunya didorong oleh peningkatan tingkat inflasi di akhir tahun
khususnya di daerah pedesaan Gorontalo seiring dengan peningkatan harga hampir di seluruh
kelompok bahan makanan, makanan jadi, sandang, kesehatan dan transportasi.
Table 5.2 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec
Nilai Tukar Petani (NTP) - Rhs 104,89 105,57 105,60 105,95 104,43 105,22 105,48 105,38 103,10 103,68 105,71 103,91
Indeks yang Diterima (It) 130,41 130,49 130,93 131,89 132,11 134,21 134,24 132,94 132,78 136,37 137,53 137,36
Indeks yang Dibayar (Ib) 124,34 123,61 123,99 124,49 126,51 127,55 127,27 126,15 105,61 131,53 130,11 132,19
1. Tanaman Padi dan palawija 107,40 107,44 107,95 111,15 105,29 108,55 108,30 110,61 107,72 103,85 109,86 108,87
2. Hortikultura 121,83 117,42 113,49 112,50 116,78 113,44 112,05 106,68 107,75 108,28 107,47 111,32
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 95,21 97,10 98,10 98,29 97,50 100,18 102,56 103,91 99,25 99,18 102,13 94,62
4. Peternakan 100,49 103,57 104,69 102,61 101,67 101,20 101,47 100,47 100,81 101,87 103,29 101,59
5. Perikanan 99,66 102,53 102,36 102,65 103,18 100,59 100,53 101,22 100,90 100,78 102,19 100,84
20172016NTP
2018
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 77
Grafik 5.9 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.10 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per
Subsektor
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Jika dilihat per subsektornya, penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) terjadi di hampir
seluruh subsektor. Penurunan paling tinggi terjadi pada petani tanaman perkebunan rakyat
yang NTP-nya turun sebesar -7,35% (qtq) dari 102,13 pada triwulan III 2018 menjadi 94,62
pada triwulan IV 2018. Kondisi tersebut mencerminkan petani tanaman perkebunan rakyat
mengalami kerugian/defisit (NTP di bawah 100), sehingga dibutuhkan bantuan pemerintah
dalam penyediaan alat mesin pertanian dan sarana produksi pertanian untuk mendorong
penurunan biaya produksi. Selanjutnya, meskipun masih surplus (di atas nilai 100) NTP yang
mengalami penurunan adalah nilai tukar padi dan palawija, peternakan, dan perikanan yang
masing-masing tercatat sebesar 108,87, 101,59 dan 100,84. Sementara itu, NTP hortikultura
meningkat dari 107,47 menjadi 111,32 seiring dengan harga jual cabai rawit dan tomat yang
meningkat karena tingginya permintaan.
5.2.3 KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami
penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa (16,81%) pada
bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut terjadi baik di pedesaan maupun
perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga periode September 2018 juga turut
mendorong perbaikan tersebut.
Table 5.3. Garis Kemiskinan Gorontalo Tahun 2018
(dalam rupiah)
Tahun 2018 Makanan (GKM) Non Makanan (GKNM) Total
Perkotaan
Maret 237,890 80,305 318,195
September 246,148 81,220 327,368
Pedesaan
Maret 249,937 64,790 314,727
September 255,887 67,247 323,134
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Total
Maret 245,508 70,788 316,296
September 252,118 73,012 325,129
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Pada September 2018 terjadi penyesuaian nilai Garis Kemiskinan (GK) yang tercatat
mengalami kenaikan sebesar 2,79% dari Rp316.296/kapita/bulan pada bulan Maret 2018
menjadi Rp325.129/kapita/bulan pada bulan September 2018. Disagregasi GK berdasarkan
pada komponennya yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM). Peningkatan GKNM untuk perkotaan dan pedesaan per September
2018 terekam jauh lebih besar dibandingkan GKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pola
konsumsi kebutuhan nonmakanan lebih banyak dan relatif lebih tinggi seperti untuk komoditas
perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta jasa. Pada September 2018,
sumbangan GKM terhadap GK cenderung stabil menjadi sebesar 77,54% dibandingkan Maret
2018 sebesar 77,62%. Stabilnya tingkat inflasi dari kenaikan harga beberapa komoditas
pangan strategis seperti daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tomat
sayur mendorong stabilnya GKM.
Table 5.4. Perkembangan Kemiskinan Gorontalo
Periode Kemiskinan (%) Indeks Kedalaman
Kemiskinan
Indeks Keparahan
Kemiskinan
Maret 2017 17.65 3.68 1.01
September 2017 17.14 3.31 0.85
Maret 2018 16.81 3.06 0.75
September 2018 15.83 3.03 0.83
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Dari sisi tingkat kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2), pada
September 2018 indeks P1 mengalami penurunan dari 3,06 pada Maret 2018 menjadi 3,03.
Sementara itu, indeks P2 mengalami peningkatan dari 0,75 pada Maret 2018 menjadi 0,83
pada September 2018. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan.
Sementara itu, peningkatan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukan bahwa
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin besar.
Dalam menanggulangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan sosial, pemerintah
Provinsi Gorontalo melalui Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah menjalankan berbagai program
melalui Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPPKD) yang
dipimpin oleh Bappeda Provinsi dan masing-masing Kabupaten/Kota. Lebih lanjut, program
penanggulangan kemiskinan yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo periode 2018
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 79
s.d. 2022 adalah 1) Program penanganan fakir miskin yang mendapatkan bantuan sosial KUBE
meningkat setiap tahun dengan target pada tahun 2022 adalah 95% dari total fakir miskin; 2)
Program Pemberdayaan Sosial dengan target di akhir tahun 2022 adalah sebanyak 90% dari
total rakyat miskin; 3) Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial; 4) Program
Rehabilitasi Sosial untuk kelompok Persentase PMKS anak, lanjut usia terlantar, penyandang
disabilitas, dan PMKS lainnya yang memperoleh layanan rehabilitasi sosial dalam lembaga dan
LKS termasuk KPO; dan 5) Program Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan.
5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI)
Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September 2018, tidak
diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di
Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,30
ribu jiwa atau sebesar 15,83% dari jumlah penduduk. Namun demikian rasio gini Gorontalo
pada September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau sedikit meningkat dari 0,40 di Maret 2018.
Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan kualitas pembangunan yang belum
merata.
Grafik 5.11 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo
Grafik 5.12 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Ketimpangan di Gorontalo juga tercermin dari distribusi pendapatan13 yang tidak
merata. Pada periode September 2018, 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi
mempunyai porsi pendapatan sebesar 47,46% (terhadap total pendapatan), sedangkan 40%
berpendapatan menengah mempunyai porsi sebesar 37,19% dan 40% berpendapatan rendah
hanya mempunyai porsi sebesar 15,35%. Hal tersebut menunjukan distribusi pendapatan di
Gorontalo dikuasai oleh masyarakat dengan penghasilan tinggi (high income people)
13 Merujuk pada konsep perhitungan Bank Dunia, BPS menghitung distribusi pendapatan dengan membagi populasi menjadi tiga kelompok, yakni 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi (High income), 40% penduduk dengan pendapatan menengah (middle income) dan 40% dengan pendapatan terendah (low income).
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Dalam perkembangannya ketimpangan distribusi pendapatan tersebut cenderung
melebar yang tercermin dari bentuk kurva Lorenz14 yang menjauhi perfect distribution line
(Grafik.5.14). Penguasan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi meningkat
dari 46,25% di Maret 2018 menjadi 47,46% pada September 2018. Sementara itu,
penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah dan berpendapatan kecil
cenderung menurun dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,03% dan 15,72%
turun menjadi 37,19% dan 15,35% pada periode September 2018.
Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Grafik 5.14 Kurva Lorenz Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Di daerah pedesaan Gorontalo, ketimpangan pendapatan pada periode September
2018 juga memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang
menjauhi perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan
tertinggi meningkat dari 44,27% di Maret 2018 menjadi 46,13% pada September 2018.
Sementara itu, penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah dan
berpendapatan kecil cenderung menurun dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar
39,15% dan 16,58% turun menjadi 38,71% dan 15,16% pada periode September 2018.
14
Kurva Lorenz (Max O. Lorenz, 190) merupakan diagram yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan menurut kelompok
penduduk. Semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal, menunjukkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya, kurva yang semakin jauh dari garis diagonal menunjukan distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 81
Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Grafik 5.16 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Di daerah perkotaan, ketimpangan pendapatan pada periode September 2018 juga
memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang mendekati
perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi
meningkat dari 44,88% di Maret 2018 menjadi 46,79% pada September 2018. Sementara itu,
penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah cenderung menurun
dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,82%, turun menjadi 36,51% pada
periode September 2018. Namun demikian, distribusi pendapatan untuk penduduk
berpendapatan rendah meningkat dari 16,30% pada Maret 2018 menjadi 16,70% pada
September 2018.
Grafik 5.17 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Grafik 5.18 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih berkualitas dan pertumbuhan
ekonomi yang lebih inklusif diperlukan upaya pemerintah untuk memperbaiki aspek
pemerataan (equity) dalam distribusi pendapatan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan
dengan intervensi langsung untuk pembangunan modal manusia. Peran aktif pemerintah
dibutuhkan untuk dapat menjamin seluruh penduduk agar dapat mengakses kebutuhan
mendasar agar mampu mengembangkan potensinya. Hal ini, tercermin dari perkembangan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, IPM Gorontalo terus meningkat
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
setiap tahunnya dan pada tahun 2017 mencapai 67,01. Namun demikian, level IPM Gorontalo
tersebut termasuk ke dalam kategori menengah ke bawah atau lebih rendah dibandingkan
dengan provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (tabel 5.1). Oleh karena itu,
diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pengembangan manusia
seperti memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan, sehingga kesejahteraan
akan merata dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin dapat dipersempit.
Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 83
6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN Pada triwulan II 2019 perekonomian Gorontalo diperkirakan akan meningkat
dibandingkan triwulan I 2019. Pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2019 diperkirakan akan
berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan domestik seiring dengan
pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Anggota Legislatif 2019 serta perayaan Idul Fitri. Perayaan
Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres
dan Pileg akan meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses
pengadaan juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga akan mendorong
konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan
meningkat sering dengan pola musimannya di tengah perlambatan perekonomian global.
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi Gorontalo pada triwulan II 2019
masih didominasi oleh 4 sektor utama yaitu pertanian, konstruksi, dan perdagangan, dan
administrasi pemerintah. Puncak aktivitas konsumsi masyarakat saat lebaran akan mendorong
kinerja sektor perdagangan. Sementara itu, peningkatan kinerja sektor pertanian terutama akan
didorong oleh peningkatan produktivitas pertanian seiring dengan optimalnya program-
program pertanian seperti panen di setiap triwulan, bantuan alat-alat pertanian, distribusi
pupuk dan pestisida yang berkualitas. Mulai menggeliatnya realisasi belanja pemerintah daerah
khususnya belanja modal dan berlanjutnya penyelesaian proyek infrastruktur multiyears akan
mendorong kinerja sektor konstruksi.
Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di tahun 2019 diperkirakan
akan lebih baik dibandingkan tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,7%-
7,1% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2019
berasal dari peningkatan permintaan domestik seiring pelaksanaan Pemilu 2019 dan
penyelesaian proyek infrastruktur Pemerintah.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi
masih berada pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Peningkatan tersebut
diperkirakan akan terjadi diseluruh komponen inflasi seiring dengan peningkatan aktivitas
konsumsi di bulan Ramadhan. Sesuai dengan pola seasonalnya, peningkatan harga akan terjadi
pada komoditas pangan strategis seperti barito, daging ayam ras, ayam hidup, telur ayam ras
dan juga ikan segar sehingga mendorong peningkatan inflasi volatile food. Sementara itu,
kenaikan harga angkutan udara merespon peningkatan permintaan saat arus mudik lebaran
diperkirakan akan meningkatkan tekanan inflasi administered prices. Di sisi lain, inflasi inti juga
diperkirakan akan meningkat merespon peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat dan
peningkatan harga bahan makanan.
Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019 diperkirakan akan terjangkar pada
target inflasi nasional yakni 3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih
BAB 6 Prospek Perekonomian
84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi di awal tahun 2019 diperkirakan berasal dari sisi
volatile food. Berlangsungnya musim penghujan diperkirakan akan berpotensi mempengaruhi
pasokan pangan. Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi perlu
diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga BBM ke depan. Dengan melihat risiko
tersebut, TPID Provinsi Gorontalo terus meningkatkan koordinasi di level provinsi maupun
kabupaten kota dalam menggiatkan program-program pengendalian inflasi sesuai dengan
roadmap pengendalian inflasi yang telah disusun.
6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI
Pada triwulan II 2019 perekonomian Gorontalo diperkirakan akan meningkat
dibandingkan triwulan I 2019. Pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2019 diperkirakan akan
berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan domestik seiring dengan
pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Anggota Legislatif 2019 serta perayaan Idul Fitri. Perayaan
Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres
dan Pileg akan meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses
pengadaan juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga akan mendorong
konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan
meningkat sering dengan pola musimannya di tengah perekonomian global yang diperkirakan
akan melambat.
Dari sisi konsumsi, konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 diperkirakan akan
lebih baik dari triwulan I 2019. Peningkatan daya beli masyarakat akan ditopang oleh
peningkatan aktivitas konsumsi dalam menyambut Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu,
perbaikan kinerja sektor utama seperti pertanian dan konstruksi juga menopang tingkat
penerimaan masyarakat dari sisi sektoral. Optimisme konsumen juga diperkirakan akan
meningkat seiring dengan pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019.
Peningkatan tersebut juga tercermin dari hasil survei konsumen Bank Indonesia yang
menunjukkan tingginya optimisme masyarakat terkait perbaikan penghasilan, kondisi ekonomi
dan lapangan kerja pada triwulan II 2019. Pelaksanaan Pilpres 2019 juga diperkirakan akan
meningkatkan belanja Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sehingga dapat menopang
peningkatan permintaan domestik lebih lanjut.
Sementara itu, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan meningkat. Meskipun
secara historis pada triwulan II belanja pemerintah belum optimal, beberapa proses pengadaan
belanja barang dan belanja modal telah selesai dan sebagian akan direalisasikan pada triwulan II
2019 sehingga realisasi anggaran tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan kinerja
sektor perdagangan, sektor akomodasi makan minuman dan sektor jasa. Selain itu, masih
berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur strategis diharapkan masih akan mendorong sektor
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 85
konstruksi lebih lanjut. Pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019 juga diperkirakan akan mendorong
pemda untuk melakukan front loading berupa bansos dan dana desa sehingga menopang
peningkatan belanja pemerintah di triwulan II 2019 lebih lanjut.
Seiring dengan peningkatan belanja pemerintah, kinerja investasi di triwulan II 2019
juga diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi terutama
akan didorong oleh investasi bangunan seiring dengan berlanjutnya realisasi proyek
infrastruktur multiyears seperti pembangunan aktivitas pembangunan proyek pemerintah yang
terus berjalan seperti pembangunan jalan GORR, proyek pengembangan Rumah Sakit Provinsi
Ainun habibie, pembangunan Waduk Randangan, dan aktivitas revitalisasi Danau Limboto
dapat turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Sementara itu, di sisi swasta, investasi
non-bangunan juga diperkirakan akan meningkat seiring peningkatan optimisme konsumsi
masyarakat jelang perayaan Idul Fitri. Realisasi dan pembangunan proyek infrastruktur yang
tepat waktu dan upaya reformasi birokrasi pemerintah diharapkan dapat menciptakan persepsi
positif akan iklim investasi di Gorontalo ke depan.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan lebih baik dari triwulan sebelumnya.
Perdagangan antardaerah diharapkan dapat menjadi penopang sektor eksternal di tengah
kinerja perdagangan global yang kurang optimal. Peningkatan aktivitas ekonomi di daerah
mitra perdagangan seperti Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah diperkirakan akan
mendorong ekspor antardaerah. Di sisi lain, ekspor luar negeri diperkirakan akan terhambat.
Kenaikan harga kargo udara dan melemahnya permintaan global akan menghambat kinerja
ekspor luar negeri. Selain itu, adanya peningkatan impor seiring meningkatnya barang modal
untuk pelaksanaan investasi, diperkirakan menjadi faktor penahan akselerasi pertumbuhan
ekonomi Gorontalo yang lebih tinggi.
Outlook dari IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2019
akan tumbuh lebih rendah dari tahun 2108 yakni dari 3,7% (yoy) menjadi 3,6% (yoy).
Perlambatan tersebut didorong baik oleh negara-negara maju maupun negara berkembang
terutama Tiongkok. Ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan Jepang pada tahun 2019 diperkirakan
akan melambat menjadi masing-masing sebesar 2,3% (yoy), 1,8% (yoy) dan 0,8% (yoy) dari
2,9% (yoy), 1,9% (yoy) dan 0,9% (yoy). Di sisi negara berkembang, ekonomi Tiongkok pada
2019 juga diperkirakan akan melambat dari 6,6% (yoy) di 2018 menjadi 6,4% (yoy). Sementara
itu, ekonomi India diperkirakan meningkat dari 7,5% (yoy) di 2018 menjadi 7,6% (yoy).
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi Gorontalo pada triwulan II 2019
masih didominasi oleh 4 sektor utama yaitu pertanian, konstruksi, dan perdagangan, dan
administrasi pemerintah. Puncak aktivitas konsumsi masyarakat saat lebaran akan mendorong
kinerja sektor perdagangan. Sementara itu, peningkatan kinerja sektor pertanian terutama akan
didorong oleh peningkatan produktivitas pertanian seiring dengan optimalnya program-
BAB 6 Prospek Perekonomian
86 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
program pertanian seperti panen di setiap triwulan, bantuan alat-alat pertanian, distribusi
pupuk dan pestisida yang berkualitas.
Meski belum optimal, realisasi belanja infrastruktur pemerintah diperkirakan akan lebih
baik dari triwulan sebelumnya. Proses pengesahan APBD diperkirakan telah selesai dilaksanakan
dan pengadaan proyek infrastruktur akan segera dilaksanakan. Masih berlanjutnya proyek
infrastruktur strategis juga diharapkan mampu meningkatkan kinerja konstruksi.
Sementara itu, sektor perdagangan di triwulan II 2019 diperkirakan akan meningkat
seiring dengan puncak aktivitas konsumsi pada perayaan Idul Fitri dan Pilpres 2019. Selain itu,
peningkatan kinerja sektor pertanian dan peningkatan permintaan dari provinsi lain jelang
ramadhan juga akan meningkatkan perdagangan antar daerah.
Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di tahun 2019 diperkirakan
akan lebih baik dibandingkan tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,7%-
7,1% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2019
diperkirakan berasal dari peningkatan permintaan domestik seiring pelaksanaan Pemilu 2019
dan penyelesaian proyek infrastruktur pemerintah.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya seiring meningkatnya pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan kinerja
pertanian sebagai lapangan usaha utama, peningkatan UMP, peningkatan aktivitas ekonomi
secara umum, dan terjaganya tekanan inflasi. Di sisi investasi, selain berlanjutnya proyek
pembangunan infrastruktur multiyears, peningkatan kinerja investasi terutama akan didorong
oleh pembangunan Waduk Bone sebagai salah satu proyek strategis nasional pada pertengahan
2019.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan melambat dibandingkan tahun
sebelumnya seiring perlambatan perekonomian global. Sementara perlambatan impor lebih
dalam sejalan dengan ekspor dan investasi non bangunan yang melambat. Namun demikian,
terdapat beberapa risiko yang dapat menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo,
seperti meningkatnya tekanan eksternal seiring perang dagang Amerika dan Tiongkok yang
akan berdampak pada perlambatan ekonomi dunia, dan tidak tercapainya target realisasi
penerima PAD serta adanya anomali cuaca dan gangguan hama di sektor pertanian di
domestik.
6.2 PROSPEK INFLASI
Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi
masih berada pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Peningkatan ini
terutama didorong oleh tingginya permintaan kebutuhan-kebutuhan pokok pada bulan
Ramadhan dan masa Lebaran. Peningkatan permintaan ini diprediksi terjadi di seluruh
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 87
komponen inflasi baik kelompok volatile food dan kelompok inflasi inti maupun kelompok
administered price.
Peningkatan tekanan inflasi kelompok volatile food diperkirakan akan dipengaruhi oleh
peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan adanya perayaan Idul Fitri. Tradisi
masyarakat Gorontalo yang merayakan puasa Ramadhan dan Idul Fitri, serta lebaran ketupat
pada tujuh hari pasca hari raya Idul Fitri dengan cukup besar mendorong adanya peningkatan
konsumsi masyarakat. Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada komoditas daging
ayam ras dan ikan segar. Namun demikian, adanya panen raya komoditas pangan strategis
yaitu beras pada triwulan sebelumnya, serta bawang merah dan cabai rawit pada triwulan II
2019 diperkirakan akan menjadi penahan laju inflasi. Selain itu, diperlukan kerjasama antara
TPID Provinsi, Bulog, Satgas Pangan, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menjaga
harga-harga komoditas sejak dari produsen hingga ke konsumen.
Pada triwulan II 2019, inflasi inti diprediksi meningkat didorong dengan kenaikan
permintaan masyarakat menjelang lebaran. Peningkatan permintaan masyarakat Gorontalo
pada beberapa barang, seperti furniture, pakaian dan peralatan untuk perbaikan rumah akan
mendorong peningkatan inflasi inti. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan daya beli
masyarakat seiring dengan peningkatan UMP di tahun 2019. Selain itu, pelaksanaan Pilpres
2019 juga akan mendorong peningkatan aktivitas konsumsi LNPRT yang akan meningkatkan
tekanan pada kelompok inflasi inti. Meskipun demikian, peningkatan inflasi inti masih
terkendali dengan ekspektasi inflasi masyarakat dapat terkelola dengan baik dan stabilitas nilai
tukar Rupiah yang terjaga.
Dari sisi kelompok administered prices, peningkatan tekanan inflasi terutama akan
berasal dari peningkatan tarif angkutan dan tarif pulsa. Masuknya masa puncak arus mudik
mendorong peningkatan permintaan tiket pesawat dan peningkatan frekuensi komunikasi.
Namun demikian, tidak adanya kebijakan dari Pemerintah untuk melakukan penyesuaian tarif
komoditas-komoditas strategis akan menahan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut.
Secara keseluruhan tahun, inflasi Gorontalo di 2019 diperkirakan akan lebih tinggi dari
2018, tetapi masih berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%. Peningkatan
inflasi tersebut akan dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered
price yang yang meningkat di tengah meredanya inflasi kelompok inti.
Inflasi kelompok volatile food diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari tahun 2018
didorong oleh terjadinya base effect karena harga bahan pangan yang sangat rendah di tahun
lalu. Namun demikian, relatif terjaga pasokan karena perbaikan kelancaran distribusi dan
peningkatan kinerja kerja sama antar daerah akan menahan peningkatan inflasi volatile food
lebih lanjut. Sementara itu, inflasi administered price juga diperkirakan akan meningkat seiring
dengan peningkatan harga tiket pesawat dibandingkan tahun 2018. Secara rata-rata, tiket
BAB 6 Prospek Perekonomian
88 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
pesawat pada 2019 meningkat sebesar 81,12% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2018. Di sisi
lain, inti tetap terkendali seiring dengan nilai tukar yang stabil dan ekspektasi inflasi yang
terjaga. Normalisasi the Fed yang tidak sebesar perkiraan sebelumnya akan mendorong nilai
tukar lebih apresiatif sehingga menurunkan tekanan inflasi inti.
Di tahun 2019, risiko kenaikan inflasi masih harus terus diwaspadai, seperti kenaikan
harga beras, kenaikan tarif angkutan udara, kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi
mendorong peningkatan harga BBM nonsubsidi. Oleh karena itu, koordinasi kebijakan
pemerintah daerah dan Bank Indonesia baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di
Gorontalo melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus dilakukan sesuai roadmap
jangka pendek dan menengah TPID, dengan fokus pada upaya menjamin pasokan dan
distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi.
.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 89
LAMPIRAN
Ekonomi Makro-Inflasi-Perbankan
Daftar Istilah dan Singkatan
90 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
1. EKONOMI MAKRO
Tabel 1.A. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)
I II III IV I II III IV
Konsumsi Rumah Tangga 19.292 5.072 5.260 5.424 5.467 21.223 5.531 5.778 5.925 5.999 23.240
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 220 58 61 62 65 246 67 69 69 70 274
Konsumsi Pemerintah 7.199 1.398 1.999 1.991 2.366 7.754 1.488 2.135 2.218 2.421 8.246
Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.715 2.430 2.501 2.604 2.774 10.309 2.618 2.676 2.811 2.941 11.046
Perubahan Persediaan 676 386 155 162 85 787 405 178 191 96 870
Total Ekspor (LN + AD) 6.083 2.305 1.825 2.290 1.496 7.916 2.497 2.085 4.121 4.164 9.485
Total Impor (LN + AD) 12.810 3.241 3.403 3.564 3.373 13.581 3.445 3.694 4.121 4.164 15.424
PDRB 31.861 8.408 8.398 8.969 8.880 34.655 9.161 9.227 9.620 9.735 37.736
20182017
20172018Komponen (Rp miliar) 2016
I II III IV I II III IV
Konsumsi Rumah Tangga 14.286 3.687 3.805 3.872 3.897 15.261 3.918 4.069 4.146 4.178 16.312
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 169 44 45 47 48 184 49 50 50 52 210
Konsumsi Pemerintah 4.933 955 1.331 1.303 1.562 5.151 976 1.383 1.458 1.717 5.534
Pembentukan Modal Tetap Bruto 7.721 1.897 1.938 2.001 2.121 7.957 1.989 2.014 2.101 2.285 8.389
Perubahan Persediaan 393 211 84 88 46 429 216 94 101 34 445
Total Ekspor (LN + AD) 5.106 1.588 1.234 1.589 1.010 5.422 1.660 1.351 1.612 1.110 427
Total Impor (LN + AD) 9.102 2.238 2.341 2.440 2.290 9.310 2.282 2.411 4.284 2.472 9.838
PDRB 23.507 6.145 6.097 6.460 6.394 25.095 6.522 6.551 6.795 6.904 26.773
20182017
20172018Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016
I II III IV I II III IV
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.586 11.955 3.361 3.097 3.493 3.242 13.193 3.603 3.619 3.840 3.558 13.193
Pertambangan dan Penggalian 376 380 96 96 101 107 400 101 101 104 113 400
Industri Pengolahan 1.192 1.334 333 347 359 374 1.414 381 388 389 392 1.414
Pengadaan Listrik dan Gas 10 13 4 4 4 4 16 4 4 4 5 16
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 14 17 5 5 5 5 20 5 5 5 4 20
Konstruksi 3.526 3.819 921 967 1.006 1.085 3.979 988 999 1.058 788 3.979
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.998 3.484 902 992 1.029 1.020 3.943 1.040 1.056 1.104 703 3.943
Transportasi dan Pergudangan 1.791 1.976 493 532 534 533 2.093 530 541 551 379 2.093
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 640 718 189 205 209 212 816 212 213 223 149 816
Informasi dan Komunikasi 722 828 222 232 233 235 922 238 239 257 200 922
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.077 1.316 350 363 368 409 1.490 412 415 379 393 1.490
Real Estate 542 618 162 164 166 169 662 171 172 175 125 662
Jasa Perusahaan 28 31 8 8 8 9 33 9 9 9 6 33
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.359 2.423 597 612 594 624 2.427 611 615 628 508 2.427
Jasa Pendidikan 1.187 1.289 338 346 370 389 1.443 388 389 417 279 1.443
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.014 1.145 292 294 308 323 1.217 324 324 335 242 1.217
Jasa lainnya 479 514 129 133 139 140 540 136 137 141 109 540
PDRB 28.538 31.861 8.402 8.398 8.928 8.880 34.607 9.161 9.227 9.620 6.392 34.607
2015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 20182018
20172017
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 91
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
2. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
I II III III I II III IV
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.026 8.541 2.380 2.185 2.474 2.275 9.314 2.481 2.494 2.633 2.436 10.026
Pertambangan dan Penggalian 294 294 74 75 79 81 308 77 76 79 86 318
Industri Pengolahan 883 942 233 240 247 253 974 256 260 261 262 1.039
Pengadaan Listrik dan Gas 16 18 5 5 5 5 20 5 5 5 5 21
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 10 12 3 3 4 4 14 4 4 4 4 16
Konstruksi 2.711 2.849 682 712 738 788 2.920 715 716 753 753 2.992
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.276 2.500 644 689 704 703 2.741 712 715 744 758 2.016
Transportasi dan Pergudangan 1.325 1.412 352 377 378 379 1.485 379 380 387 387 1.554
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 483 523 137 147 148 149 581 149 149 156 156 625
Informasi dan Komunikasi 645 711 190 198 198 200 786 202 204 218 218 863
Jasa Keuangan dan Asuransi 818 969 251 260 262 288 1.062 288 288 262 261 1.108
Real Estate 429 464 120 122 123 125 489 126 126 128 128 517
Jasa Perusahaan 21 23 6 6 6 6 24 6 6 6 6 25
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.978 1.977 487 499 484 508 1.978 497 499 508 508 2.016
Jasa Pendidikan 959 995 254 255 268 279 1.057 278 278 294 294 1.156
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 804 872 220 221 231 242 915 242 242 250 250 993
Jasa lainnya 393 406 101 104 108 109 421 105 105 108 108 437
PDRB 22.070 23.506 6.140 6.097 6.460 6.394 25.091 6.526 6.551 6.795 6.796 26.773
2015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 20182018
20172017
I II III IV I II III IV I II III IV
U M U M / T O T A L 120,5 121,65 120,98 121,78 123,79 126,20 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58 129,80
BAHAN MAKANAN 125,4 129,54 123,43 127,98 131,67 135,37 134,73 136,29 136,41 138,39 133,91 135,58
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 131,87 129,02 129,47 129,46 129,87 129,15 126,92 126,88 128,05 127,87 128,27 127,70
Daging dan Hasil-hasilnya 128,38 142,96 137,36 141,33 131,07 139,67 147,23 147,17 147,37 161,26 149,31 160,34
Ikan Segar 133,62 148,48 134,51 130,33 131,52 141,34 145,54 158,84 132,07 146,80 145,88 143,64
Ikan Diawetkan 118,33 108,62 109,65 109,25 118,03 115,04 119,91 115,52 118,25 118,28 113,47 115,15
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 117,78 120,5 111,98 113,52 112,61 114,75 112,77 120,02 120,58 119,00 118,67 121,00
Sayur-sayuran 111,8 117,81 123,6 151,21 164,37 184,14 161,04 143,43 118,44 180,28 146,41 163,69
Kacang - kacangan 119,02 120,86 123,96 124,15 124,68 125,94 139,21 137,16 114,99 138,95 141,52 141,52
Buah - buahan 130,24 121,56 123,94 123,82 108,25 116,45 127,46 119,28 155,53 116,13 121,84 124,79
Bumbu - bumbuan 111,81 99,39 102,04 112,15 152,34 141,56 126,10 115,68 164,05 129,00 120,68 117,72
Lemak dan Minyak 102,77 103,78 108,21 106,68 110,56 108,74 108,67 109,77 144,30 107,09 107,82 107,07
Bahan Makanan Lainnya 116,29 116,29 119,92 119,92 119,92 123,32 119,92 119,92 173,44 128,12 136,22 137,24
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 126,22 128,99 128,85 128,86 130,11 131,63 131,69 132,05 116,88 134,62 137,06 137,68
Makanan Jadi 122,49 122,87 123,26 123,29 123,94 125,39 125,72 126,09 100,00 127,50 129,27 129,38
Minuman yang Tidak Beralkohol 120,84 133,44 131,44 128,08 123,93 119,23 119,94 119,70 113,78 118,79 120,43 120,41
Tembakau dan Minuman Beralkohol 138,62 139,61 139,61 142,07 148,66 153,54 153,83 154,62 114,44 162,38 166,95 169,17
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 115,44 115,35 115,49 116,12 118,12 120,51 120,69 121,42 115,98 122,01 122,56 123,46
Biaya Tempat Tinggal 111,96 111,88 111,56 112,26 112,84 113,36 113,34 114,19 114,19 114,92 115,52 116,72
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 126,19 125,56 127,32 128,4 136,52 148,27 148,26 148,43 130,34 148,49 148,50 148,51
Perlengkapan Rumahtangga 116,97 116,99 116,99 117,24 118,24 118,30 118,49 118,28 125,85 118,51 119,32 119,48
Penyelenggaraan Rumahtangga 117,25 118,24 118,46 117,85 117,99 116,86 118,17 120,01 128,10 118,51 122,22 123,45
SANDANG 111,27 112,19 113,07 113,53 114,34 115,10 115,69 116,31 197,2 118,20 118,49 119,82
Sandang Laki-laki 110,87 111,35 112,22 113,52 115,37 115,78 116,32 116,21 151,99 118,06 119,55 121,03
Sandang Wanita 107,24 107,84 108,19 108,35 108,75 108,27 109,12 110,18 136,69 111,54 109,85 110,70
Sandang Anak-anak 112,87 113,18 113,56 114,46 115,77 116,51 117,05 118,61 147,99 119,91 120,18 122,00
Barang Pribadi dan Sandang Lain 117,73 121,4 124,32 122,82 121,41 123,38 125,80 125,37 87,50 129,49 131,44 132,57
KESEHATAN 117,55 118,36 120,06 120,69 122,64 125,39 125,93 127,77 142,11 127,88 128,39 128,73
Jasa Kesehatan 103,68 103,68 103,68 103,7 103,70 105,45 105,45 105,45 140,67 105,45 105,45 105,45
Obat-obatan 112,64 114,15 114,27 114,34 119,47 121,54 123,34 127,08 114,64 124,49 125,72 126,45
Jasa Perawatan Jasmani 159,13 159,6 155,6 159,6 159,60 168,00 172,82 172,82 100,00 173,28 173,42 173,42
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 123 124,01 128,02 129,48 131,31 131,67 133,75 136,09 143,03 137,70 138,21 138,61
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 108,12 108,43 108,96 109,01 109,34 109,58 111,92 111,98 130,2 113,02 121,38 121,41
Pendidikan 107,16 107,55 107,55 107,55 107,55 107,55 111,65 111,65 125,62 111,65 120,25 120,25
Kursus-kursus / Pelatihan 110,7 110,7 110,7 112,69 112,69 112,69 112,69 113,37 111,28 124,57 124,57 124,57
Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 112,43 112,66 116,5 116,32 118,04 117,52 117,57 117,64 151,23 122,40 123,36 123,64
Rekreasi 106,92 107,08 107,11 107,11 107,51 107,71 108,69 108,82 122,52 108,93 122,39 122,35
Olahraga 117,88 118,56 118,07 118,71 118,11 119,52 121,05 121,05 101,71 121,53 121,53 121,53
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 124,34 122,7 122,88 123,17 124,61 127,18 127,33 127,38 100 128,64 129,16 131,31
Transpor 130,52 128,18 127,77 128,15 129,05 131,76 132,49 132,56 107,85 134,10 133,28 135,92
Komunikasi Dan Pengiriman 97,44 98,5 101,57 101,56 103,45 103,41 103,67 103,67 139,35 103,78 110,48 111,22
Sarana dan Penunjang Transpor 107,47 107,47 107,47 107,55 118,57 119,23 119,23 119,01 145,10 120,64 122,69 122,74
Jasa Keuangan 130,2 130,2 130,2 130,2 130,20 130,20 130,50 130,50 130,14 130,50 130,50 130,50
2017Kelompok/Sub Kelompok
2016 2018
92 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
3. PERBANKAN
Sumber : Cognos Bank Indonesia
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Total Asset 9.339,46 9.841,89 9.808,07 10.036,18 10.103,35 10.694,48 10.784,60 11.571,23 11.425,43 12.063,70 12.117,66 12.634,47
2 DPK 4.325,38 4.512,50 4.418,62 4.446,92 4.502,62 4.851,27 5.008,65 4.628,29 5.018,71 4.671,06 5.301,72 4.693,80
- Giro 897,84 817,30 692,47 581,11 812,40 798,73 837,57 520,61 1.139,73 897,17 1.232,31 614,08
- Deposito 1.299,88 1.368,95 1.407,90 1.185,65 1.343,81 1.494,93 2.675,56 2.911,50 1.354,39 1.169,99 1.444,29 1.079,89
- Tabungan 2.127,66 2.326,25 2.318,25 2.680,15 2.346,41 2.557,61 1.495,52 1.196,18 2.524,59 2.603,89 2.625,12 2.999,83
3 Kredit Berdasarkan Penggunaan 10.450,17 10.834,51 10.926,99 11.204,38 11.376,39 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67
- Investasi 1.168,58 1.308,83 1.331,69 1.373,85 1.379,55 1.626,17 1.855,26 1.941,49 1.938,76 1.991,42 2.082,17 2.106,49
- Modal Kerja 2.827,86 2.942,20 2.929,96 3.053,92 3.109,22 3.235,91 4.081,17 3.688,99 3.637,92 3.711,28 4.089,31 4.225,94
- Konsumsi 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23
4 Kredit Sektoral 10.450,17 10.834,51 10.928,66 11.204,38 11.376,38 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67
- Pertanian, Perburuan & Kehutanan 652,51 632,94 654,30 744,13 757,77 1.064,26 1.413,78 1.303,23 1.324,11 1.403,88 1.536,29 1.599,83
- Perikanan 32,99 35,23 34,95 36,51 40,60 47,19 55,85 57,60 55,93 54,72 62,33 59,21
- Pertambangan & Penggalian 10,95 13,20 11,60 10,86 10,62 9,58 11,04 9,83 12,32 12,46 36,96 47,07
- Industri Pengolahan 210,04 213,13 220,98 232,50 236,37 217,02 230,90 187,14 180,33 229,50 235,10 240,84
- Listrik, Gas, & Air 62,78 81,48 77,44 77,11 71,49 70,91 66,54 65,92 58,97 57,89 52,83 52,06
- Konstruksi 272,46 181,35 191,75 181,50 169,82 181,48 440,04 249,42 179,73 216,98 274,80 193,78
- Perdagangan Besar & Eceran 2.353,54 2.469,74 2.458,65 2.520,87 2.570,06 2.614,75 3.105,84 3.091,18 3.133,34 3.089,61 3.254,28 3.364,66
- Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 124,25 213,68 229,19 230,20 232,75 241,32 235,72 278,26 217,30 225,15 225,83 227,12
- Transportasi, Pergudangan, & Komunikasi 48,75 61,24 63,47 65,00 68,59 67,30 81,56 80,56 82,60 79,44 90,08 99,16
- Perantara Keuangan 5,48 4,19 3,09 3,49 4,87 7,06 9,42 8,81 9,69 9,93 15,73 15,62
- Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan 57,09 179,54 173,94 172,54 169,10 164,66 78,94 79,54 82,87 85,58 115,08 122,81
- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, & Jaminan Sosial 0,61 0,64 0,09 0,09 0,08 0,09 0,44 0,18 0,27 0,75 13,40 42,58
- Jasa Pendidikan 9,28 8,95 8,48 12,47 13,48 14,46 14,10 13,26 11,36 10,70 10,14 10,85
- Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 11,41 11,14 12,91 12,46 12,40 20,07 27,55 26,90 28,68 26,27 35,28 35,04
- Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, & Lainnya 134,99 135,68 112,33 119,59 121,95 133,52 155,69 168,32 189,79 188,39 199,48 208,12
- Jasa Perorangan yg Melayani Rumah Tangga 8,62 8,23 7,66 7,35 7,79 8,02 8,65 10,01 9,32 9,35 13,84 12,56
- Badan Internas. & Badan Ekstra Internas. Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Kegiatan yg Belum Jelas Batasannya 0,70 0,70 0,80 1,10 1,02 0,40 0,36 0,32 0,06 0,21 0,05 1,13
- Bukan Lapangan Usaha 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23
201820172016Indikator Perbankan (dalam milyar)
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 93
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Administered Price
Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air
serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah
misalnya tembakau dan minuman beralkohol.
Base Effect
Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup
rendah/tinggi.
BEC
Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan
kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.
Barang Modal (Capital Goods)
Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1
tahun.
Bahan Baku (Raw Material)
Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.
BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR)
Suku bunga referensi (suku bunga kebijakan) yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan
moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan
diumumkan kepada publik.
BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time
(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari
sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Ceteris paribus
Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka
(deposito).
Disposable income
Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.
Ekspor dan Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
daerah.
Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank
konvensional.
Harga Minyak WTI
Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas
Intermediate atau Texas light sweet.
Indeks Penjualan Barang Konstruksi
Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.
Indeks Keyakinan Konsumen
Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat
keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang
menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks
harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat luas.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 95
Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.
Inflow
Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.
Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan
pabrik dan pembelian mesin.
Kredit Modal Kerja
Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku
produksi.
Kredit Konsumsi
Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit
Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit
tanpa agunan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik
(feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari
bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.
Leading Indicators
Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.
Liaison
Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik
melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan
usaha.
Loan to Value (LTV)
96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019
Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang
dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.
Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)
Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet
terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank
syariah
NTP (Nilai Tukar Petani)
Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.
Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.
Passthrough effect
Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan
berdampak pada harga retail suatu produk.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat
pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Quarter on Quarter (qtq)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan
sebelumnya.
PDRB Riil
Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk
menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.
Seasonal event
Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan
cenderung terjadi berulang antar tahun.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2019 97
Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi
pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value
Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.
SurveI Konsumen
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui
persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.
Survei Penjualan Eceran
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan
eceran dan dilakukan secara bulanan.
Uang Kartal
Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa
kertas maupun logam.
Volatile foods
Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan
bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).
Year on year (yoy)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)
terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya.
top related