implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan …
Post on 30-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI
SEKOLAH DASAR PADA MASA PEMBELAJARAN DARING
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Oleh:
HAPPY SURYANINGPAMBUDI
A510170017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH DASAR PADA
MASA PEMBELAJARAN DARING
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
HAPPY SURYANINGPAMBUDI
A510170017
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH DASAR PADA
MASA PEMBELAJARAN DARING
OLEH
HAPPY SURYANINGPAMBUDI
A510170017
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jumat, 17 September 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Drs. Mulyadi, SH,. M.Pd.
(Ketua Dewan Penguji) (.........................)
2. Almuntaqo Zainuddin, S.Ag., M.Si
(Anggota Dewan Penguji I) (.........................)
3. Dr. Achmad Fathoni, M.Pd
(Anggota Dewan Penguji II) (.........................)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan seperti pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
1
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH DASAR PADA
MASA PEMBELAJARAN DARING
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Implementasi pendidikan
karakter peduli lingkungan melalui program adiwiyata di SD Muhammadiyah 1
Ketelan Surakarta pada masa pembelajaran daring. 2) Kendala yang dihadapi
dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program
adiwiyata di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada masa pembelajaran
daring. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: 1)
Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program adiwiyata
di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada masa pembelajaran daring
dilaksanakan melalui program-program yang berdasarkan empat komponen yakni
kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung
ramah lingkungan. 2) Kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan
karakter peduli lingkungan melalui program adiwiyata pada masa pembelajaran
daring adalah perubahan metode dan media yang terlalu mendadak, sinyal internet
yang tidak stabil, pendamping peserta didik yang tidak semua mahir menjalankan
internet, serta guru tidak dapat mengawasi peserta didik secara maksimal.
Kata kunci : pendidikan karakter, Peduli lingkungan, Pembelajaran daring
Abstract
This study aims to describe: 1) the implementation of environmental care charac-
ter education through the Adiwiyata program at SD Muhammadiyah 1 Ketelan
Surakarta during the online learning period. 2) Obstacles faced in implementing
environmental care character education through the Adiwiyata program at SD
Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta during the online learning period. In this
study, researchers used descriptive qualitative methods. Data collection tech-
niques used are observation, interviews, and documentation. Data validity was
obtained through source triangulation and technical triangulation. The results of
the research that have been carried out show that: 1) the implementation of envi-
ronmental care character education through the Adiwiyata program in elementary
schools during the online learning period is carried out through programs based on
four components, namely environmentally sound school policies, environmental-
based curriculum implementation, participatory-based activities, and management
of environmentally friendly supporting facilities. 2) Obstacles faced in implement-
ing environmental care character education during online learning are changes in
methods and media that are too sudden, unstable internet signals, student compan-
ions who are not all proficient in running the internet, and teachers cannot super-
vise students optimally.
Keywords: character education, care for the environment, online learning
2
1. PENDAHULUAN
Sejarah manusia adalah sejarah pendidikan. Pendidikan menunjukkan eksistensinya
sejak manusia lahir, pendidikan ialah proses interaksi antara berbagai subjek
(Rahmat, 2010:6). Menurut Rachey (dalam Winoto, 2020:28) The term “Education”
refers to the broad function of preserving and improving the life of the group through
bringing new members into its shared concerns. Education is thus a far broader
process than that which occurs in schools. It is an essential social activity by which
communities continue to exist. In complex communities this function is specialized
and institutionalized informal education, but there is always the education outside
the school with which the formal process in related. Pendidikan berfungsi untuk
melenyapkan penderitaan rakyat dari sifat bodoh dan tertinggal, pendidikan nasional
berfungsi memajukan potensi dan membentuk watak yang bermartabat untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (Sujana, 2019:30). Banyak jenis pendidikan yang
harus diberikan untuk masyarakat, termasuk pendidikan karakter, Pendidikan
karakter ialah usaha oleh personil sekolah, orang tua, dan masyarakat kepada anak
untuk mengembangkan karakter sehingga mereka dapat bersifat bijak dan bermanfaat
dalam kehidupannya (Purwanti, 2017:16).
Kementerian Pendidikan Nasional (2010:9-10) mengidentifikasi 18 nilai
karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan yakni
karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggung jawab. Dari sini dapat dikatakan bahwa salah satu karakter yang
perlu dipupuk peserta didik adalah karakter peduli lingkungan. Di Sekolah Dasar,
karakter peduli lingkungan perlu diperhatikan untuk membentuk pondasi anak yang
kuat karena mereka adalah penerus bangsa. Peduli lingkungan yakni sikap untuk
mencegah kerusakan lingkungan sekitar dan mengembangkan perbaikan kerusakan
alam yang terjadi (Daryanto, 2013 :71). The environmental education is very
important because as the society acquires the education, their awareness for
environment could grow and develop well, so that a change of attitude and mindset
toward better environment is expected to happen. Pendidikan lingkungan hidup
3
sangat penting karena dengan masyarakat memperoleh pendidikan, mereka
kepedulian terhadap lingkungan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan yang lebih baik
diharapkan terjadi (Murty, 2016:245).
Peduli lingkungan merupakan karakter yang harus dimiliki peserta didik,
karena mencerminkan rasa peduli dan peka terhadap kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan memiliki ilmu yang diberi batasan yakni mempelajari
dinamika hubungan interaktif masyarakat dengan perubahan komponen lingkungan
hidup yang menyebabkan gangguan kesehatan (Sampoerno, 2008:24). Namun untuk
anak usia Sekolah Dasar cukup diberikan bekal ilmu tentang kepedulian lingkungan
melalui pendidikan karakter agar setidaknya mereka dapat bertanggung jawab atas
hak dan kewajibannya. Menurut wiradika dan Jaedun The character value of
environmental care that is contained in the aspect of disaster is the attitude of being
responsible for caring for plants and school plants as a means of offering. Yang
intinya nilai karakter peduli lingkungan dalam aspek kebencanaan adalah sikap
tanggung jawab (Wiradika & Jaedun, 2019:264).
Nilai peduli lingkungan dapat dikembangkan melalui program yang dibentuk
secara khusus untuk melatih dan membiasakan siswa berperilaku baik terhadap
lingkungan disekitarnya. Dibutuhkan faktor pendukung, sarana, dan prasarana agar
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Fasilitas penunjang pengaplikasian nilai
karakter peduli lingkungan ini ialah seperti alat kebersihan dan membuat jadwal
piket kelas. Hal tersebut merupakan salah satu komponen penting (Marjohan &
Afniyanti, 2018:124-125). Salah satu penelitian menjelaskan bahwa program
Adiwiyata adalah salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan karakter peduli
lingkungan pada peserta didik, Adiwiyata menjadi salah satu program yang
direncanakan oleh pemerintah yang dalam pelaksanaannya telah memberikan banyak
manfaat antaranya ialah menciptakan sinergi baik antar komponen sekolah,
menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman, mendukung pencapaian standar
kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan baik pendidikan dasar maupun
menengah, mengurangi dan mencegah resiko kerusakan lingkungan di sekolah,
sebagai sarana pembelajaran yang menarik untuk pendidikan lingkungan hidup, serta
4
membentuk karakter peserta didik dan komponen sekolah lainnya menjadi sekolah
yang sadar lingkungan dan ramah lingkungan (Yasin, 2019:141-142).
Pendidikan karakter peduli lingkungan membantu guru sebagai media
penanaman karakter siswa untuk peduli dengan lingkungan. Hal ini dapat dijadikan
tolok ukur kepekaan siswa terhadap lingkungan belajar yang sehat dan nyaman
sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa (Purwanti, 2017:16-17). Maka, karakter
peduli lingkungan merupakan karakter yang wajib diimplementasikan bagi sekolah
di setiap jenjang pendidikan. Semua warga sekolah harus mempunyai sikap peduli
terhadap lingkungan dengan cara meningkatkan kualitas lingkungan hidup,
meningkatkan kesadaran warga sekolah tentang pentingnya peduli lingkungan serta
mempunyai inisiatif untuk mencegah kerusakan lingkungan. Namun beberapa tahun
ini terjadi perubahan keberlangsungan pendidikan formal, hal tersebut juga
berpengaruh terhadap pendidikan karakter di sekolah.
Perkembangan zaman yang terus terjadi menyebabkan Indonesia memasuki
era disrupsi yang ditandai dengan bergesernya aktivitas masyarakat dari semua tatap
muka menjadi virtual. Era ini memaksa masyarakat untuk memahami teknologi dan
komunikasi, banyak bidang yang terlibat dalam era ini termasuk pendidikan. Banyak
terjadi kendala yang dialami orang tua dan siswa dalam pendidikan karakter di era
ini, maka sekolah dan guru dianggap sebagai kunci keberhasilan pembangunan
karakter siswa (Handayani et al., 2021:59).
Pasca pandemi Covid-19 memasuki wilayah Indonesia, pemerintah
mencetuskan surat edaran yang berisi himbauan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
(daring). Pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh yang cara pengantaran
bahan ajar dan interaksinya dilakukan dengan perantara teknologi internet. Oleh
karena itu, pembelajaran daring harus difasilitasi dengan internet untuk teknologi
utamanya. Dalam hal ini kelas dalam pembelajaran digantikan oleh kelas virtual
yang disebut LMS. Tahapan perencanaan pembelajaran daring setidaknya dilakukan
dalam tahapan sebagai berikut : Tahap analysis, tahap design, tahap development,
tahap implementation, dan tahap evaluation (Sumantri, 2020:7-9).
Suatu kegiatan online dapat dijadikan sebagai ruang kelas untuk kegiatan
belajar mengajar, seperti yang dikatakan oleh Linda Harasim bahwa konferensi dapat
5
dianggap sebagai ruang yang bisa dibentuk untuk membuat forum pendidikan.
Penataan dan pengurutan konferensi seperti halnya dalam pendidikan kelas, pengajar
harus mengatur kegiatan pembelajaran sesuai dengan topik, tugas, dan kelompok
untuk mendukung diskusi. Namun desain media konferensi komputer berbeda
dengan tatap muka (Harasim, 2000:51).
Dabbagh dan Ritland mengatakan ada tiga komponen pada pembelajaran
online yaitu : model pembelajaran, strategi instruksional dan pembelajaran, serta
media pembelajaran online (dalam Atsani, 2020:85). Dalam pembelajaran daring
membutuhkan media yang sedikit berbeda, yakni media berbasis internet atau media
online, Oktafia Ika & Siti Sri menegaskan bahwa terdapat aplikasi guna membantu
proses kegiatan belajar mengajar selama masa pembelajaran daring, misalnya
whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran
dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi covid 19 dengan
memberikan subsidi kuota pada aplikasi-aplikasi edukasi tertentu (Handarini &
Wulandari, 2020:498).
Dampak positif pembelajaran daring dapat dirasakan langsung oleh para
pendidik dan peserta didik, dengan adanya metode daring maka pembelajaran tidak
sepenuhnya terhambat sehingga generasi bangsa masih bisa terselamatkan.
Pendidikan masih dapat terlaksana dan para guru menjadi lebih aktif dan kreatif
dalam penyusunan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan sesuai dengan
metode daring. Namun selain keuntungan, banyak juga dampak negatif dari
pelaksanaan pembelajaran daring ini, antara lain kesulitan guru untuk menyusun RPP
yang berbasis pembelajaran daring. Seluruh guru dari guru muda hingga guru yang
senior dituntut untuk mampu melakukan pembelajaran secara daring dengan
persiapan yang sangat minim. Selain itu juga adanya keterbatasan gerak fisik untuk
mengkomunikasikan atau menyampaikan materi kepada peserta didik, hal tersebut
karena kondisi psikologis dan psikis tiap peserta didik berbeda-beda serta jaringan
internet yang tidak selalu lancar (Sari et al., 2020:12).
Meskipun sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh namun
penerapan pembelajaran daring ini tetap memberikan dampak dalam
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah terkait
6
implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan. Berdasarkan hasil observasi di
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, dengan adanya pembelajaran daring ini
banyak terjadi perubahan terkait implementasi pendidikan karakter peduli
lingkungan. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi pendidikan karakter peduli
lingkungan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada masa pembelajaran
daring serta mendeskripsikan apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi
pendidikan karakter peduli lingkungan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta
pada masa pembelajaran daring.
2. METODE
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
desain penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun
kelompok (Sugiyono, 2019:45). Objek penelitian ini adalah situasi pelaksanaan
pendidikan karakter peduli lingkungan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta
sedangkan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, dua orang
guru, dan perwakilan peserta didik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi di lingkungan sekolah, kemudian
wawancara dengan subjek penelitian, dan diperkuat dengan kegiatan dokumentasi.
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta sudah
mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan sejak sebelum masa
pandemi covid-19. Karena muncul peraturan-peraturan baru yang mengaharuskan
menghindari kerumunan dan kontak fisik secara langsung maka ada sedikit
perubahan metode pembelajaran menjadi daring selama masa pandemi covid-19. SD
7
Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta sudah menjalankan pembelajaran daring sejak
dikeluarkannya Surat Edaran dari Kemendikbud. Maka, dalam penelitian ini
didapatkan hasil pembahasan sebagai berikut.
3.1 Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program
adiwiyata di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada masa pembelajaran
daring
Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SD Muhammadiyah 1
Surakarta pada masa pembelajaran daring tetap berpedoman pada : a) Kebijakan
sekolah berwawasan lingkungan, dengan program didalamnya mencakup
penyusunan visi misi dan mensosialisasikan melalui media virtual kepada peserta
didik dan melalui rapat dengan wali murid. Penyusunan RKAS, dana anggaran untuk
program adiwiyata diperoleh dari pemerintah, wali murid, kampus, rumah sakit, dan
lain sebagainya serta rencana kegiatan berbasis lingkungan pada masa pembelajaran
daring dilakukan melalui media online. Kebiasaan rutin yang dilakukan pada masa
pembelajaran daring dengan tugas terkait kepedulian lingkungan hidup yang dikirim
melalui video, dan untuk guru dan karyawan tetap menjalankan kebiasaan rutin di
sekolah seperti membersihkan kelas dan lain sebagainya. Dengan begitu peserta
didik akan terbiasa untuk membaca himbauan-himbauan yang nantinya secara
alamiah akan di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan Minsih bahwa Guru berkeyakinan bahwa perilaku-perilaku yang
dibiasakan lambat laun secara bertahap semakin kuat dan menetap menjadi bagian
karakter siswa (Minsih, 2015:118).
Keteladanan yang dilakukan guru pada masa pembelajaran daring adalah
merapikan tempat ketika pembelajaran online, memakai pakaian yang bersih dan
rapi, serta mengingatkan Peserta Didik untuk tetap hidup sehat dan terus berupaya
mewujudkan lingkungan sehat di rumah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat M. Jen
Ismail yang menyatakan bahwa keteladanan dari kepala sekolah dan guru menjadi
suatu strategi yang harus dilakukan dalam membentuk karakter peduli lingkungan
bagi para siswa. b) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, pada masa
pembelajaran daring guru tetap menyusun RPP berbasis lingkungan untuk pedoman
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran serta tetap mengintegrasikan karakter peduli
8
lingkungan dalam setiap mata pelajaran dan memanfaatkan teknologi yang ada
sebagai media pembelajaran, dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab,
penugasan, pengamatan, dan praktikum mandiri di rumah. c) Kegiatan lingkungan
berbasis partisipatif, pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah pada masa
pembelajaran daring ini hanya dilakukan oleh guru dan karyawan begitu juga dengan
ekstrakurikuler, untuk sementara waktu karena peserta didik tidak dianjurkan untuk
datang ke sekolah maka ekstrakurikuler terkait lingkungan hidup ditiadakan (Ismail,
2021:64).
Kegiatan kreativitas dan inovasi tetap berjalan dengan program bank sampah
dan daur ulang sampah oleh BUMS, pada masa pembelajaran daring kegiatan ini
dibantu oleh warga sekolah kecuali peserta didik. Kerjasama dengan berbagai pihak
pada masa pembelajaran daring ditekankan pada kerjasama dengan wali murid,
karena wali murid berperan penuh dalam pembelajaran daring ini. Selain wali murid,
sekolah juga tetap melakukan kerjasama dengan pihak lain seperti puskesmas, warga
sekitar, Dinas Lingkungan Hidup, Laboratorium Kesehatan, dan lain sebagainya. d)
Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, sarana pendukung ramah
lingkungan pada masa pembelajaran daring masih tetap sama yakni tempat sampah
pilah, alat makan yang higenis, wastafel, bank sampah, serta tambahan alat cek suhu
tubuh serta hand sanitizer. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan
oleh warga sekolah yang menggunakannya dan administrasi sarana prasarana
diadakan pembagian tanggung jawab kepada guru/karyawan yang ditugaskan.
Upaya dalam pemanfaatan listrik, air, dan ATK pada masa pembelajaran
daring dilakukan dengan memberikan himbauan kepada peserta didik pada saat tatap
muka virtual serta dengan menyampaikan melalui media online seperti membagikan
video, poster, gambar, maupun nasihat terkait hemat energi. Kantin sehat dan ramah
lingkungan pada masa pembelajaran daring tetap menjual makanan yang sehat untuk
para guru dan karyawan. Upaya untuk meningkatkan kualitas kantin sehat masih
sama seperti sebelum masa pandemi yakni dengan cek laboratorium terkait alat
makan dan pangan yang akan dijual untuk dipastikan bebas dari bakteri, pengawet,
maupun pewarna dan pemanis buatan.
9
3.2 Kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter peduli
lingkungan melalui program adiwiyata pada masa pembelajaran daring
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menerapkan pembelajaran online melalui
media elektronik seperti WhatsApp dan Zoom meeting. Dari pembelajaran daring
tersebut, banyak ditemukan kendala khususnya dalam implementasi pendidikan
karakter peduli lingkungan. Terkait pelaksanaan pembelajaran daring, berjalan secara
maksimal, peserta didik selalu antusias ikut serta dalam kegiatan tatap muka dengan
guru melalui video call. Kegiatan tatap muka dilaksanakan setiap hari Senin hingga
Kamis mulai pukul 07.30 hingga 11.00 serta tugas-tugas diberikan setiap hari (Sabtu
dan Minggu libur), serta pengumpulan tugas dilakukan dengan dua cara yakni untuk
tugas modul dikumpulkan oleh wali murid ke sekolah setiap satu bulan sekali
sedangkan tugas lain seperti video/foto atau yang lainnya dapat dikumpulkan melalui
WhatsApp group atau schoology. Dampak yang dirasakan dalam pelaksanaan
pembelajaran daring khususnya terkait implementasi pendidikan karakter peduli
lingkungan adalah ruang gerak guru yang terbatas dan tidak dapat 100% mengawasi
peserta didik.
Media pembelajaran daring, beberapa aplikasi yang digunakan SD
Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta untuk kegiatan belajar mengajar secara daring
adalah WhatsApp, Zoom, Google meet, Youtube dan aplikasi online lainnya. Aplikasi
yang digunakan sengaja dipilah sesuai dengan yang ada kaitannya untuk kepentingan
pendidikan, seperti Youtube untuk menyampaikan beberapa materi, google meet dan
zoom sebagai media untuk tatap muka guru dengan peserta didik, whatsApp untuk
komunikasi antara guru dengan peserta didik/wali murid, serta schoology digunakan
untuk penyampaian materi dan pengumpulan jawaban ketika ujian. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Kristina bahwa penggunaan aplikasi pembelajaran daring
nomor satu adalah WhatsApp, lalu Google Classroom, urutan ketiga adalah Youtube,
dan selanjutnya Google Meeting atau Zoom. Meskipun sudah menggunakan aplikasi
yang memadai, tetap saja terdapat kendala terkait media pembelajaran online
diantaranya ialah sinyal yang tidak dapat dipukul rata untuk setiap peserta didik
karena lokasi rumah yang berbeda-beda, serta kemampuan wali murid atau
10
pendamping murid yang berbeda-beda dalam menjalankan teknologi online (Kristina
et al., 2020:205-206).
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian terkait implementasi pendidikan karakter peduli
lingkungan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta dapat ditarik kesimpulan
bahwa implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program
adiwiyata pada masa pembelajaran daring tetap dilakukan melalui beberapa program
yang berpedoman pada empat komponen yaitu pertama kebijakan sekolah
berwawasan lingkungan yang berisi mengenai visi misi, RKAS, keteladanan, dan
kebiasaan rutin. kedua, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan yang berisi
tentang kegiatan perencanaan pembelajaran berbasis lingkungan dan
pelaksanaannya. Ketiga, kegiatan berbasis partisipatif yang berisi tentang
pemeliharaan gedung, ekstrakurikuler, kegiatan kreativitas dan inovatif, dan
kerjasama dengan pihak lain. Keempat, pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan yang berisi mengenai pengadaan sarpras, kegiatan pemeliharaan sarpras,
penyuluhan, dan kantin sehat. Terdapat beberapa perubahan terkait kegiatan yang
biasanya melibatkan peserta didik secara langsung, untuk sementara waktu dialihkan
dengan kegiatan yang dapat dilakukan dengan media online atau dilakukan jarak
jauh. Serta dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan pada masa
pembelajaran daring ditemukan beberapa kendala antara lain guru tidak dapat
mengawasi peserta didik secara maksimal, perubahan metode dan media yang
memerlukan penyesuaian dan adaptasi, dan juga terkait sinyal internet yang tidak
selalu lancar dan pendamping peserta didik yang tidak semuanya mahir dalam
menjalankan aplikasi atau media pembelajaran online.
DAFTAR PUSTAKA
Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Studi Islam, 1(1), 82–93.
Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran, 8(1), 496–503.
11
Handayani, M. D., Rahmawati, L. E., Prastiwi, Y., & Supriyanto, E. (2021).
Analyzing The Use of The Year Four , Theme Three Student Book of the
2013 Curriculum to Build Environmental Awareness. Profesi Pendidikan
Dasar, 8(1), 48–62.
Harasim, L. (2000). Shift happens Online education as a new paradigm in learning.
Internet and Higher Education, 3, 41–61.
Ismail, M. J. (2021). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Menjaga
Kebersihan di Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 59–68.
Kristina, M., Sari, R. N., & Nagara, E. S. (2020). Model Pelaksanaan Pembelajaran
Daring pada Masa Pandemi Covid 19 di Provinsi Lampung. Jurnal Idarah,
IV(2), 200–209.
Marjohan, & Afniyanti, R. (2018). Penerapan Nilai Pendidikan Karakter Peduli
Lingkungan Di Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 3(1), 111–126.
Minsih. (2015). PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN DALAM
MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SD MUHAMMADIYAH
PROGRAM KHUSUS KOTA. Profesi Pendidikan Dasar, 2(2), 112–120.
Murty Magda, & Patriana, R. (2016). The Significance of Environmental Contents in
Character Education for Quality of Life. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 222, 244–252. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.153
Nasional, K. P. (2010). Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman
Sekolah. Pusat Kurikulum.
Purwanti, D. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implementasinya.
Jurnal Riset Pedagogik, 1(2), 14–20.
Rahmat, A. (2010). Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Manajemen
Qolbun Salim.
Sampoerno, D. (2008). Membangun Bangsa yang Sehat Produktif. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 3(1), 23–29.
Sari, R. P., Tusyantari, N. B., & Siswandari, M. (2020). DAMPAK
PEMBELAJARAN DARING BAGI SISWA SEKOLAH DASAR SELAMA
COVID-19. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1), 9–15.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.
Sujana, I. W. C. (2019). FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA.
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1).
Sumantri, A., & Dkk. (2020). Booklet Pembelajaran daring. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI.
Winoto, S. (2020). Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. CV: Bildung Nusantara.
Wiradika, I. N. I., & Jaedun, A. (2019). The Implementation of Environmental Care
Character Education Based on Tri Hita Karana and Ecotourism at Elementary
12
Schools in Nusa Penida , Bali. Advances in Social Science, Education and
Humanities Research, 323, 261–265.
Yasin, M. K. (2019). Character Education for Environmental Awareness through the
Adiwiyata Program. Islamic Studies Journal for Social Transformation, 3(2),
127–145.
top related