fahmi hamdani 1100260 bpik
Post on 12-Jul-2015
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
[Pick the date]
100260 | Fahmi Hamdani
PENDIDIKAN
ILMU
KOMPUTER
2011
PENGELOLAAN
KELAS
1
PENGELOLAAN KELAS
Peran Guru
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas.
Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru
yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan
lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai
pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
Definisi
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu
sendiri akar katanya adalah “ kelola“, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain
dari pengelolaan kelas adalah manajemen.
Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa inggris, yaitu management, berarti
ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan. Secara umum Suharsimi mengatakan bahwa
manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu
kegiatan. (Djamarah, 2006:175)
Sedangkan kelas menurut Oemar hamalik (1987:31), adalah suatu kelompok orang
yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. (Djamarah,
2006:175)
2
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan (Suharsimi Arikonto, 1992:67-
68)
Sedangkan menurut Hadari Nawawi menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang
seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan
murid.
Menurut Sudirman N, dkk (dalam Djamarah, 2006:177), Pengelolaan kelas adalah
upaya mendayagunakan potesi kelas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah
upaya mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan
belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Tujuan
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas.
Suharsimi Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
Jadi tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Langkah-langkah
Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu
menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt
dalam Dede Rosyada, (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133),
adalah:
1. Persiapan yang cermat
Yang dimaksud persiapan yang cermat disini adalah guru harus mengenali benar
siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki
kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang
memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini
dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang
sedang mengerjakan tugas.
2. Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus
berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang
akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan dikelas.
3. Bersikap tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu
mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan
mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-
siswanya.
4
4. Bertindak dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak
hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang
terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.
5. Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya,
yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah
memerlukan respon dari guru atau belum.
6. Menghindari langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus
membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur. Agar
tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
Menegur siswa yang melakukan perbuatan tidak benar dalam kelas, saat sudah
mengganggu orang lain.
Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan
mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak
mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan
masalah siswa didalam kelas.
7. Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena
semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi
kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.
8. , Agar terjaga dari kemungkinan Menjaga kemungkinan munculnya masalah
ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
5
Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga
wibawa keguruannya.
Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa
dia dapat memenuhi harapan mereka.
Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan
pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan
guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan
dengan baik pada orang tua siswa.
Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik,
penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang
menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.
Prinsip –Prinsip
Menurut djamarah dan Uzer Usman (dalam Ana Rosilawati, 2008:134-135)
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas itu mencakup hal-hal sebagai berikut:
Hangat dan Antusias
Tantangan
Bervariasi
Keluwesan
Penekanan Pada hal-hal yang Positif
Penanaman Disiplin diri
Komponen Keterampilan
Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi dua yaitu :
6
I. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal, meliputi :
1. Menunjukkan sikap tanggap
2. Membagi perhatian
Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain
dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa
secara individual.
Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan
dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia
memimpin kegiatan siswa yang lain.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Memusatkan dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat
situasi tentang suatu hal sebelum menyampaikan materi.
Menuntut tanggung jawab, atas keterlibatan siswa dalam suatu
kegiatan, baik dalam melaporkan hasil kerja kelompok,
memperagakan sesuatu atau memberikan tanggapan.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5. Menegur
Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu.
Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan.
Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6. Memberi penguatan
II. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalikan kondisi belajar yang
optimal, meliputi:
1. Modifikasi perilaku
7
Modifikasi perilaku menurut Bootzin (dalam Soetarlinah Soekadji, 1983)
merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun
prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam
perspektif behaviorist modidifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan
secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan
perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol
lingkungan perilaku tersebut.
2. Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok
Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
Memelihara kegaiatan-kegiatan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut
dengan seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.
Permasalahan di Kelas
Berikut ini masalah yang dihadapi oleh guru sehubungan perilaku murid saat
menerima pelajaran:
Murid cepat bosan dan tidak konsentrasi
Lambat dalam menerima pelajaran dan cepat lupa
Tidak konsentrasi terhadap pelajaran atau linglung
Tidak aktif di kelas
Minimnya motivasi
Melalaikan tugas sekolah
Jenuh dan tidak semangat
Hasil ujian kuran memuaskan dan serting tidak naik kelas
Solusi Permasalahan di Kelas
Adapun solusi untuk permasalahan yang ada di atas adalah sebagai berikut:
8
Seorang guru haruslah memiliki kecakapan di dalam kelas dengan
menciptakan suasana yang kondusif
Apabila permasalahan semakin kompleks, seorang guru hendaknya
menentukan jenis persoalan, apakah persoalan tersebut termasuk persoalan
pendidikan atau psikologis, sebab tiap-tiap persoalan membutuhkan metode
penyelesaikan tersendiri.
Mengubah metode mengajar
Mengubah sarana pendidikan
Menggunakan motivasi yang bervariasi
Mengubah kegiatan pendidikan
Menggunakan kecakapan yang pernah dipraktikkan dan cocok untuk materi
baru
top related