casee tht fahmi
TRANSCRIPT
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 1/27
CASE REPORT
SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SEPTUM DEVIASI SINISTRA
Diajukan Untuk Memenuhi Per!aratan Pen"i"ikan D#kter Umum $aku%ta
&e"#kteran Uni'erita Muhamma"i!ah Surakarta
Pem(im(in) *
&RH+ Dr+ "r+ H+ Dj#k# Sin"huakti Wi"!#"inin)rat, S-+ THT.&/ 0&1, MA+,
MARS+, M+SI+, Au"i#%#)it
Dr+ "r+ H+ Ian Setiaan A"ji, S-+ THT.&/
Diuun O%eh *
$ahmi Mau%ana I4(a%, S+ &e"
567876689:
&EPANITERAAN &/INI& I/MU PEN;A&IT THT.&/
RUMAH SA&IT UMUM DAERAH &ARANGAN;AR
$A&U/TAS &EDO&TERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADI;AH SURA&ARTA
2876
1
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 2/27
CASE REPORT
SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SEPTUM DEVIASI SINISTRA
Diajukan O%eh *
$ahmi Mau%ana I4(a%, S+&e" 567876689:
Te%ah "ietujui "an "iahkan #%eh a)ian Pr#)ram Pen"i"ikan Pr#<ei $aku%ta&e"#kteran Uni'erita Muhamma"i!ah Surakarta
Pa"a hari+++++++++++++++++++, +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ 2876
Pem(im(in)
&RH+ Dr+ H+ Dj#k# Sin"huakti Wi"!#nin)rat, 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1
S-+THT.&/ 0&1, MA+, MARS+, M+Si, Au"i#%#)it
Dr+ "r+ H+ Ian Setiaan A"ji, S-+THT.&/ 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1
Diahkan &etua Pr#)ram Pr#<ei *
"r+ D+ Dei Nir%aati 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1
2
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 3/27
A I
PENDAHU/UAN
A+ /ATAR /A&ANG
Bentuk septum normal adalah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang
dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di tengah. Angka kejadian
septum yang benar-benar lurus hanya sedikit dijumpai, biasanya terdapat
pembengkokan minimal atau terdapat spina pada septum. Bila kejadian ini tidak
menimbulkan gangguan respirasi, maka tidak dikategorikan sebagai abnormal.
Deviasi yang cukup berat dapat menyebabkan obstruksi hidung yang
mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi atau bahkan
menimbulkan gangguan estetik wajah karena tampilan hidung menjadi
bengkok.1,
!ejala sumbatan hidung meskipun bukan suatu gejala penyakit yang berat,
tetapi dapat menurunkan kualitas hidup dan aktivitas penderita. "enyebab
sumbatan hidung dapat bervariasi dari berbagai penyakit dan kelainan anatomis.
#alah satu penyebabnya dari kelainan anatomi adalah deviasi septum nasi.1
Deviasi septum nasi memang merupakan masalah yang sering ditemukan di
masyarakat. $elainan ini ditandai dengan bengkoknya lempeng kartilago septum,
yaitu struktur yang memisahkan antara kedua nostril. Deviasi septum biasanya
disebabkan oleh trauma, walaupun terdapat beberapa kasus yang merupakan
bawaan sejak lahir dengan deviasi septum nasi. $elainan ini dapat menyebabkan
terjadinya obstruksi nasal unilateral maupun bilateral, yang bermanifestasi
sebagai gangguan pernapasan melalui hidung, tidur mendengkur, sakit kepala,
infeksi sinus rekuren, ataupun perdarahan hidung yang rekuren.%
3
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 4/27
+ TU5UAN PENU/ISAN
&ujuan dari penulisan case report ini adalah untuk mempelajari kasus
septum deviasi, sehingga dapat menggali gejala dan tanda yang muncul pada
pasien, dapat menegakan diagnosis, dan dapat menentukan penatalaksanaan yang
tepat yang bisa diberikan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
4
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 5/27
A II
STATUS PASIEN
ANAMNESIS *
I+ IDENTITAS PASIEN *
'ama ( 'n. )*sia ( &ahun
+enis kelamin ( "erempuan
Alamat ( $aranganyar
"ekerjaan ( ahasiswa#tatus perkawinan ( Belum enikah
'o. ( %%///&gl pemeriksaan ( 0 ktober 213
II+ &E/UHAN UTAMA *
4idung tersumbat.
III+ RIWA;AT PEN;A&IT SE&ARANG *
"asien mengeluh hidung terasa tersumbat sejak tahun yang lalu selain tersumbat hid
kadang terasa nyeri, keluhan dirasakan pada kedua hidung namun lebih parah atau lebih bhidung bagian kiri. $adang pasien merasa pusing. $eluhan dirasakan semakin memb
"asien pernah berobat namun tidak membaik. "asien juga mengaku jika hidungnya tidak pe
terkena trauma. "asien tidak ada keluhan pada telinga, tenggorok maupun kepala serta leher
"asien tidak mengeluhkan sakit telinganya, telinga berdengung, pendengaran berkur
&idak ada keluhan hidung tersumbat, bersin, meler, nyeri di muka dan kepala, perdarahan
gangguan penghidu. &idak ada keluhan suara serak, batuk, sulit menelan, sakit di tenggor
dan rasa mengganjal di leher.
IV+ RIWA;AT PEN;A&IT DAHU/U *
iwayat keluhan serupa diakui
iwayat hipertensi disangkal
iwayat diabetes melitus disangkal
5
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 6/27
iwayat alergi disangkal
iwayat trauma disangkal
iwayat pengobatan diakui
V+ RIWA;AT PEN;A&IT DA/AM &E/UARGA *
iwayat keluhan serupa disangkal
iwayat hipertensi disangkal
iwayat diabetes melitus disangkal
iwayat alergi disangkal
iwayat pengobatan diakui
PEMERI&SAAN $ISI& 071
I+ STATUS GENERA/IS
$eadaan *mum ( Baik, 5ompos entis
#uhu Badan ( %,6o5 'adi ( 7/8menit
espirasi ( 17/8menit &ekanan darah ( 112872
+antung ( DB' "aru-paru ( DB'
II+ STATUS /O&A/IS
TE/INGA* $A'A' $))
0OTOS&OPI1
Aurikula ( oedem 9-:, masa 9-:, oedem 9-:, masa 9-:,
4iperemis 9-: 4iperemis 9-:
$analis aurikularis( oedem 9-:, masa 9-:, oedem 9-:, masa 9-:,
e/ternus tragus pain 9-: tragus pain 9-:
• embran timpani ( hiperemis 9-: hiperemis 9-:
5one of light 9-: 5one of light 9;:
• Disharge ( tidak ditemukan 9-: tidak ditemukan 9-:
6
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 7/27
• astoid ( nyeri tekan 9-: nyeri tekan 9-:
)'< ( kanan kiri 9;8;:
=<B< ( tidak ada lateralisasi
#54=ABA4 ( sama dengan pemeriksa
PEMERI&SAAN HIDUNG /UAR
• Deformitas 9-:
• 4ematoma 9-:
$repitasi 9-:
• $elainan kongenital 9-:
• &anda peradangan 9-:
HIDUNG 0RINOS&OPI ANTERIOR1
• ukosa ( pucat 9-8-:
• $onkha ( hipertrofi 9-8-:
• #eptum ( deviasi 9;: kiri
• Discharge ( tidak ditemukan
• &umor ( tidak ada 9-8-:
• #inus paranasal ( nyeri tekan di daerah pipi 9-8-:
NASO$ARING 0RINOS&OPI POSTERIOR1
Dinding belakang ( sulit dinilai
uara tuba eustachii ( sulit dinilai
Adenoid ( sulit dinilai
&umor ( sulit dinilai
PEMERI&SAAN $ISI& 021
PEMERI&SAAN IIR DAN CAVUM ORIS
7
SD
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 8/27
Bibir( pecah > pecah 9-:, stomatitis 9-:, ulkus 9-:, tumor 9-:, sianosis 9-:
5avum oris( trismus 9-:, mukosa hiperemis 9-:, ulkus 9-:, caries 9-:
ORO$ARING
• Arch. ?aring ( anterior hiperemis 9-:
ukosa faring posterior ( hiperemis 9-:,
&onsil (
o "embesaran ( 9-:
o =arna ( hiperemis 9-:
o $ripte ( tidak ada pelebaran
o Detritus ( tidak ada
/ARING 0/ARINGOS&OPI INDIRE&1
<piglotis ( sulit dinilai
Aritenoid ( sulit dinilai
"lika vokalis ( sulit dinilai
!erak plika vokalis ( sulit dinilai
#ubglotis ( sulit dinilai
&umor ( sulit dinilai
&EPA/A DAN /EHER
&EPA/A * N#rm#=e-ha%
MATA * 5A 9-8-:, #) 9-8-:
<dema palbepbra 9-8-:/EHER *
"embesaran kelenjar limfe sub mandibula 9-8-:
"embesaran kelenjar parotis 9-:
'yeri tekan sub mandibula 9-:
8
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 9/27
PEMERI&SAAN PENUN5ANG
Audiometri ( tidak dilakukan
&impanometri ( tidak dilakukan
ontgen 9#"', astoid, Adenoid: (
5&-#can ( tidak dilakukan
PEMERI&SAAN /AORATORIUM
Pemerikaan An)ka Satuan Ni%ai N#rma%
4emoglobin 11,7 gr8dl 1-1
4ematokrit %2,@ %6,22-@6,22
eukosit ,%2 12%ul 3,2 > 12,2
&rombosit %@ 12%ul 132 > %22
<ritrosit 3,01 12ul @,22-3,22
5C 61,1 "f 7 > 0
54 @,1 "g 6 -%1
545 %%,7 % > %6
<osinofil %,% 2,3 > 3,2
Basofil 2,@ 2 > 1
imfosit 6,1 3> @2
onosit %,0 % > 0
!ran 3,% 32-62
5& 2%.%2 enit -7
B& 21.%2 enit 1-%
4bsAg 9rapid: 'on reaktif 'on reaktif
9
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 10/27
DIAGNOSIS
#eptum deviasi nasal sinistra
DIAGNOSIS ANDING
4ipertrofi ukosa
hinitis
"olip 'asi
TATA/A&SANA
A+ O-erati<
#eptum $oreksi nasal
+ Tera-i P#t OP
)nfus 2tpm)nj. Amo/icilin 1gr87jam
)nj. #antagesik 1amp87jam)nj. As. &raneksamat 322mg87jam
10
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 11/27
A IIITIN5AUAN PUSTA&A
ANATOMI DAN $ISIO/OGI HIDUNG
Struktur Anat#mi Hi"un)
4idung luar berbentuk piramid menonjol pada garis tengah di antara pipi
dengan bibir atas. #truktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu yang
paling atas berupa kubah tulang yang tak dapat digerakkan, di bawahnya terdapat
kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan, dan yang paling bawah adalah lobulus
hidung yang mudah digerakkan.@
Berikut bagian-bagiannya dari atas ke bawah (
pangkal hidung 9bridge:,
dorsum nasi, puncak hidung,
ala nasi,
kolumela, dan lubang hidung 9nares anterior :.3
11
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 12/27
Gam(ar 7+ Anat#mi Hi"un) /uar
4idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi
oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau
menyempitkan lubang hidung. $erangka tulang terdiri dari (
&ulang hidung 9os nasal:, "rosesus frontalis os maksila, dan
"rosesus nasalis os frontal.
#edangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan
yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu (
#epasang kartilago nasalis lateralis superior,
#epasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai
kartilago alar mayor, Beberapa pasang kartilago alar minor, dan
&epi anterior kartilago septum.3
12
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 13/27
Gam(ar 2+ &eran)ka Tu%an) "an Tu%an) Raan Hi"un) /uar
ongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke
belakang yang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi
kanan dan kiri. ubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan
lubang bagian belakang disebut nares posterior 9koana: yang menghubungkan antara
kavum nasi dengan nasofaring.@,3
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di
belakang nares anterior, disebut vestibulum. Cestibulum ini dilapisi oleh kulit yang
mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut
vibrise. &iap kavum nasi mempunyai @ buah dinding, yaitu dinding medial, lateral,
inferior dan superior.@,3
Dinding medial hidung adalah septum nasi. #eptum dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum 9lamina kuadrangularis:
dan kolumela. #edangkan bagian tulang adalah (
lamina perpendikularis os etmoid, os vomer,
krista nasalis os maksila, dan
krista nasalis os palatina.3
13
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 14/27
#eptum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. Bagian
depan dinding lateral hidung licin, yang disebut agger nasi dan di belakangnya
terdapat konka-konka yang mengisi sebagian besar dinding lateral hidung.
Gam(ar 3+ Se-tum Nai
"ada dinding lateral terdapat @ buah konka. Eang terbesar dan letaknya paling
bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, yang lebih
kecil lagi ialah konka superior, dan yang terkecil disebut konka suprema. $onka
suprema ini bersifat rudimenter. $onka inferior merupakan tulang tersendiri yang
melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan
suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.3
Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit
yang disebut meatus. &ergantung dari letak meatus, ada % meatus, yaitu meatus
inferior, medianus dan superior. eatus inferior terletak di antara konka inferior
dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. "ada meatus inferior terdapat
muara 9ostium: duktus nasolakrimalis.3
14
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 15/27
eatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga
hidung. "ada meatus medius terdapat bula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus
semilunaris, dan infundibulum etmoid. 4iatus semilunaris merupakan suatu celah
sempit melengkung dimana terdapat muara sinus frontal, sinus maksila, dan sinus
etmoid anterior. eatus superior merupakan ruang di antara konka superior dan kona
media. "ada meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus
sfenoid.@,3
Gam(ar :+ Din"in) /atera% Ca'um Nai
Dinding inferior rongga hidung merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk
oleh os maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan
dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga
hidung. amina kribriformis merupakan lempeng tulang yang berasal dari os etmoid,
tulang ini berlubang-lubang 9kribrosa8saringan: sebagai tempat masuknya serabut-
serabut saraf olfaktorius. Di bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os
sfenoid.3
&#m-%ek Oti#meata% 0&OM1
15
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 16/27
&#m-%ek #ti#meata% 0&OM1 meru-akan =e%ah -a"a "in"in) %atera%
hi"un) !an) "i(atai #%eh k#nka me"ia "an %amina -a-iraea+ Struktur anat#mi
-entin) !an) mem(entuk &OM a"a%ah *
prosesus unsinatus,
infundibulum etmoid, hiatus semilunaris,
bula etmoid,
agger nasi, dan resesus frontal.
$ merupakan unit fungsional yang berfungsi sebagai tempat ventilasi dan
drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, sinus
frontal, dan sinus etmoidalis superior.3
Gam(ar 6+ &#m-%ek Oti#meata% 0&OM1
DEVIASI SEPTUM NASI
Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung, tetapi pada orang
dewasa biasanya tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan
tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat akan menyebabkan
penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat terjadi gangguan fungsi
hidung dan menyebabkan komplikasi.
De<inii "an &%ai<ikai
16
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 17/27
Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi septum
nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. Deviasi septum menurut
ladina dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu (
1. &ipe ) ( benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.
. &ipe )) ( benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun
masih
belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna.
%. &ipe ))) ( deviasi pada konka media 9area osteomeatal dan meatus media:.@. &ipe )C ( F#G septum 9posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya:.
3. &ipe C ( tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain
masih
normal.. &ipe C) ( tipe C ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga
menunjukkan rongga yang asimetri.6. &ipe C)) ( kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe )-tipe C).1,
17
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 18/27
Gam(ar >+ &%ai<ikai De'iai Se-tum Nai Menurut M%a"ina
Bentuk-bentuk dari deformitas septum nasi berdasarkan lokasinya, yaitu (
71 S-ina "an &rita
erupakan penonjolan tajam tulang atau tulang rawan septum yang dapat
terjadi pada pertemuan vomer di bawah dengan kartilago septum dan atau os
ethmoid di atasnya. Bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista,
dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina. &ipe deformitas ini biasanya
merupakan hasil dari kekuatan kompresi vertikal.
21 De'iai
esi ini lebih karakteristik dengan penonjolan berbentuk H5I atau H#I yang
dapat terjadi pada bidang horisontal atau vertikal dan biasanya mengenai
kartilago maupun tulang.
31 Di%#kai
Batas bawah kartilago septum bergeser dari posisi medialnya dan menonjol ke
salah satu lubang hidung. #eptum deviasi sering disertai dengan kelainan pada
struktur sekitarnya.
:1 Sinekia
Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka di
hadapannya. Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.1,
$elainan struktur akibat deviasi septum nasi dapat berupa (
71 Din"in) /atera% Hi"un)
&erdapat hipertrofi konka dan bula ethmoidalis. )ni merupakan kompensasi
yang terjadi pada sisi konkaf septum.
21 Maki%a
Daya kompresi yang menyebabkan deviasi septum biasanya asimetri dan juga
dapat mempengaruhi maksila sehingga pipi menjadi datar, pengangkatan
18
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 19/27
lantai kavum nasi, distorsi palatum dan abnormalitas ortodonti. #inus
maksilaris sedikit lebih kecil pada sisi yang sakit.
31 Pirami" Hi"un)
Deviasi septum nasi bagian anterior sering berhubungan dengan deviasi pada
piramid hidung.
:1 Peru(ahan Muk#a
*dara inspirasi menjadi terkonsentrasi pada daerah yang sempit menyebabkan
efek kering sehingga terjadi pembentukan krusta. "engangkatan krusta dapat
menyebabkan ulserasi dan perdarahan. apisan proteksi mukosa akan hilang
dan berkurangnya resistensi terhadap infeksi. ukosa sekitar deviasi akan
menjadi edema sebagai akibat fenomena Bernouili yang kemudian menambah
derajat obstruksi.1
+in 4 dkk membagi deviasi septum berdasarkan berat atau ringannya
keluhan (
71 Rin)an
Deviasi kurang dari setengah rongga hidung dan belum ada bagian septum
yang menyentuh dinding lateral hidung.
21 Se"an)
Deviasi kurang dari setangah rongga hidung tetapi ada sedikit bagian septum
yang menyentuh dinding lateral hidung.
31 erat
Deviasi septum sebagian besar sudah menyentuh dinding lateral hidung.%
+in 4 dkk juga mengklasifikasikan deviasi septum menjadi @, yaitu (
71 Deviasi lokal termasuk spina, krista dan dislokasi bagian kaudal
21 engkungan deviasi tanpa deviasi yang terlokalisir
31 engkungan deviasi dengan deviasi lokal
:1 engkungan deviasi yang berhubungan dengan deviasi hidung luar.%
19
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 20/27
Gam(ar 9+ &%ai<ikai De'iai Se-tum Menurut 5in RH "kk
Eti#%#)i
Deviasi septum umumnya disebabkan oleh trauma langsung dan biasanya
berhubungan dengan kerusakan pada bagian lain hidung, seperti fraktur os nasal. "ada
sebagian pasien, tidak didapatkan riwayat trauma, sehingga !ray 9106:
menerangkannya dengan teori birth Moulding . "osisi intrauterin yang abnormal dapat
menyebabkan tekanan pada hidung dan rahang atas, sehingga dapat terjadi pergeseran
septum. Demikian pula tekanan torsi pada hidung saat kelahiran 9partus: dapat
menambah trauma pada septum.1,
?aktor risiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. #etelah lahir, resiko
terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung 9tinju, karate, judo:
dan tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.1,%
"enyebab lainnya ialah ketidakseimbangan pertumbuhan. &ulang rawan
septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap, juga
karena perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum. Dengan demikian
terjadilah deviasi septum.
Geja%a &%ini
!ejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral
atau juga bilateral. 4al ini terjadi karena pada sisi hidung yang mengalami deviasi
20
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 21/27
terdapat konka yang hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang
hipertrofi sebagai akibat mekanisme kompensasi. $eluhan lainnya ialah rasa nyeri di
kepala dan di sekitar mata. #elain itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat
deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum juga dapat menyumbat ostium sinus
sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis.
+adi deviasi septum dapat menyebabkan satu atau lebih dari gejala berikut ini (
#umbatan pada salah satu atau kedua nostril $ongesti nasalis biasanya pada salah satu sisi
"erdarahan hidung 9epistaksis:
)nfeksi sinus 9sinusitis:
$adang-kadang juga nyeri pada wajah, sakit kepala, dan postnasal drip.♣ engorok saat tidur 9noisy breathing during sleep:, terutama pada bayi dan
anak.,6
"ada beberapa kasus, seseorang dengan deviasi septum yang ringan hanya
menunjukkan gejala ketika mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti
common cold . Dalam hal ini, adanya infeksi respiratori akan mencetuskan terjadinya
inflamasi pada hidung dan secara perlahan-lahan menyebabkan gangguan aliran udara
di dalam hidung. $emudian terjadilah sumbatan8obstruksi yang juga terkait dengan
deviasi septum nasi. 'amun, apabila common cold telah sembuh dan proses inflamasi
mereda, maka gejala obstruksi dari deviasi septum nasi juga akan menghilang.6
Dia)n#i
Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada
batang hidungnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan
septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil
pemeriksaan bisa normal.1
"enting untuk pertama-tama melihat vestibulum nasi tanpa spekulum, karena
ujung spekulum dapat menutupi deviasi bagian kaudal. "emeriksaan seksama juga
dilakukan terhadap dinding lateral hidung untuk menentukan besarnya konka.
21
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 22/27
"iramid hidung, palatum, dan gigi juga diperiksa karena struktur-struktur ini sering
terjadi gangguan yang berhubungan dengan deformitas septum.1,
'amun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan
diagnosisnya. "ada pemeriksaan ontgen kepala posisi antero-posterior tampak
septum nasi yang bengkok. "emeriksaan nasoendoskopi dilakukan bila
memungkinkan untuk menilai deviasi septum bagian posterior atau untuk melihat
robekan mukosa. Bila dicurigai terdapat komplikasi sinus paranasal, dilakukan
pemeriksaan J-ray sinus paranasal.1
Penata%akanaan Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
tindakan koreksi septum. Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.
"embedahan (
o Se-t#-%at! 0Re-#ii Se-tum1
#eptoplasty merupakan operasi pilihan 9i: pada anak-anak, 9ii: dapat
dikombinasi dengan rhinoplasty, dan 9iii: dilakukan bila terjadi dislokasi
pada bagian caudal dari kartilago septum. perasi ini juga dapat
dikerjakan bersama dengan reseksi septum bagian tengah atau posterior.
"ada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. 4anya bagian
yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat
dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi
submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan saddle nose. perasi
ini juga tidak berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan wajah pada
anak-anak.
o SMR 0 Sub-Mucous Resection1
"ada operasi ini, muko-perikondrium dan muko-periosteum kedua sisi
dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau
22
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 23/27
tulang rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga muko-
perikondrium dan muko-periosteum sisi kiri dan kanan akan langsung
bertemu di garis tengah.
eseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi, seperti terjadinya
hidung pelana 9 saddle nose: akibat turunnya puncak hidung, oleh karena
bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat. &indakan
operasi ini sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan wajah dan menyebabkan runtuhnya
dorsum nasi.,7,0
&#m-%ikai
Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor
predisposisi terjadinya sinusitis. #elain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang
hidung sempit, yang dapat membentuk polip. #edangkan komplikasi post-operasi,
diantaranya (
71 Uncontrolled Bleeding . 4al ini biasanya terjadi akibat insisi pada hidung atau
berasal dari perdarahan pada membran mukosa.
21 Septal Hematoma. &erjadi sebagai akibat trauma saat operasi sehingga
menyebabkan pembuluh darah submukosa pecah dan terjadilah pengumpulan
darah. 4al ini umumnya terjadi segera setelah operasi dilakukan.
31 Nasal Septal Perforation. &erjadi apabila terbentuk rongga yang
menghubungkan antara kedua sisi hidung. 4al ini terjadi karena trauma dan
perdarahan pada kedua sisi membran di hidung selama operasi.
:1 Saddle Deformity. &erjadi apabila kartilago septum terlalu banyak diangkat dari
dalam hidung.
61 Recurrence of The Deiation. Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki
deviasi septum yang berat yang sulit untuk dilakukan perbaikan.6,7
Pr#)n#i
Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari
septum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. "rognosis pada pasien
deviasi septum setelah menjalani operasi cukup baik dan pasien dalam 12-2 hari
23
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 24/27
dapat melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. 4anya saja pasien harus
memperhatikan perawatan setelah operasi dilakukan. &ermasuk juga pasien harus
juga menghindari trauma pada daerah hidung.1
24
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 25/27
&ESIMPU/AN
Deviasi septum nasi dapat berupa kelainan bawaan sejak lahir atau palingsering terjadi akibat trauma. isiko terjadinya deviasi septum meningkat pada laki-
laki karena lebih banyak terpapar dengan lingkungan dan trauma. Deviasi septum
yang ringan tidak memberikan keluhan, sedangkan yang berat dapat menyebabkan
kesulitan bernapas akibat obstruksi nasal.0
&erapi konservatif untuk obstruksi nasal dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan untuk mengatasi gejala pada pasien. 'amun untuk mengkoreksi deviasi
septum, tindakan pembedahan sangat penting. &ujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya perburukan kondisi pasien sehingga menyebabkan berbagai komplikasi.
&ingkat keberhasilan tindakan pembedahan yang diharapkan tergantung pada berat
ringannya deviasi septum nasi yang terjadi.7
#ecara umum, sebagian besar pasien dengan deviasi septum nasi lebih baik
dilakukan tindakan septoplasty dibandingkan dengan sub-mucous resection 9#:
karena adanya komplikasi post-#, seperti perforasi septum, perdarahan, dan
saddle nose.6,0
25
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 26/27
DA$TAR PUSTA&A
7+ Budiman B+, Asyari A. Pengu!uran Sumbatan Hidung Pada Deiasi Septum
Nasi + Bagian &elinga 4idung &enggorok Bedah $epala eher 9&4&-$: ?akultas
$edokteran *niversitas Andalas ( "adang. 7 +uli 211 ( hlm 1-6. Available at (
http(88repository.unand.ac.id816%%0818"engukuranK#umbatanK4idungK"adaKDevi
asiK#eptum.pdf 9Accessed ( 21 April 6:
2+ 'iLar '=, angunkusumo <. "elainan Septum# Dalam ( #oepardi <A, )skandar
', Bashiruddin +, estuti D, editor. Bu!u $%ar &lmu "esehatan Telinga
Hidung Tenggoro! "epala dan 'eher . <disi $eenam. 5etakan $eempat.
+akarta ( Balai "enerbit ?$*). 212 ( hlm 1-16.
3+ +in 4, ee +E, +ung =+. Ne( Description Method and )lassification System
for Septal Deiation+ Department of torhinolaryngology, #eoul 'ational
*niversity, 5ollege of edicine, Boramae 4ospital ( #eoul. +ournal hinology,
226M 1@ ( 6-%1. Available at ( http(88www.doctorjin.co.kr8+ournal
2"D?8322'ew2description2method2and2classification
2system2for2septal2deviationK226K2.pdf 9Accesed ( 21 April
3:
:+ 4igler "A. Hidung * $natomi dan +isiologi Terapan# Dalam ( Adams !, Boies
, 4igler "A. Boies Bu!u $%ar Penya!it THT . <disi . 5etakan $etiga.
+akarta ( <!5. 1006 ( hlm 16%-177.
6+ #oetjipto D, angunkusumo <, =ardani #. Hidung# Dalam ( #oepardi <A,
)skandar ', Bashiruddin +, estuti D, editor. Bu!u $%ar &lmu "esehatan
Telinga Hidung Tenggoro! "epala dan 'eher . <disi $eenam. 5etakan $eempat.
+akarta ( Balai "enerbit ?$*). 212 ( hlm 117-1.
>+ Baumann ), Baumann 4. $ Ne( )lassification of Septal Deiations+ Department
of tolaryngology, 4ead and 'eck #urgery, *niversity of 4eidelberg ( !ermany.
26
7/24/2019 Casee THT Fahmi
http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 27/27
+ournal of hinology, 226M @3 ( 2-%. Available at (
http(88www.rhinologyjournal.com8hinologyKissues8@@KBaumann.pdf 9Accessed (
21 April 6:
9+ "ark +$, <dward ). Deiated Septum+ &he "ractice of arshfield 5linic,
American Academy of tolaryngology > 4ead and 'eck #urgery. 223. Available
at ( http(88www.marshfieldclinic.org8pro/y85-ent-Deviated#eptum.1.pdf
9Accessed ( 21 April 6:
?+ Bull "D. The Nasal Septum. )n ( 'ecture Notes on Diseases of The ,ar Nose
and Throat . 'inth <dition. *#A ( Blackwell #cience td. 22 ( p. 71-73.
@+ =idjoseno-!ardjito, editor. "epala dan 'eher# Dalam ( #jamsuhidajat , =im de
+ong, editor. Bu!u $%ar &lmu Bedah# <disi . 5etakan ). +akarta ( <!5. 223 (
hlm %3-%.