crs nyeri kepala
Post on 05-Jan-2016
246 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
NYERI KEPALA
Pain is unpleasent sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage, or discribed in term of such damage ( IASP, 1986 )
Nyeri kepala adalah seluruh rasa nyeri yang terdapat di daerah orbita sampai occiput kepala.
STRUKTUR PEKA NYERI KEPALA Struktur peka nyeri kepala:
Kulit, jaringan subkutis, otot, arteri ekstrakranial, dan periosteum dari tengkorak
Mata, telinga, rongga hidung, dan sinus paranasal
Venous sinuses intrakranial
Bagian dari dura pada dasar dari otak
Arteri di dalam dira dan pia-arachnoid, terutama bagian proximal dari anterior dan middle cerebral arteries dan bagian intrakranial dari internal carotid artery
CN II, III, V, IX, X, dan saraf servikal 1-3
Rasa nyeri merupakan rasa satu-satunya yang dihasilkan dari stimulasi struktur-struktur ini
NOCICEPTOR
SUPRATENTORIAL STRUCTURES
ANT / MED FOSSAE N V - N V 1-2
INFRATENTORIAL STRUCTURES C 1, 2, 3
POST FOSSAE N IX, N X
ANT, 2/3 OF THE HEAD N V
BACK OF THE HEAD, NECK C 1, 2, 3
Mekanisme Nyeri Kepala
Dilatasi arteri intrakranial atau ekstrakranial
Apapun penyebabnya menyebabkan nyeri kepala
Contoh: kejang, infus histamine, konsumsi alkohol, konsumsi nitrogliserin, nitrite, dan monosodium glutamate
Infeksi atau penyumbatan sinus paranasal
Rasa nyeri diakibatkan perubahan tekanan dan iritasi dinding sinus yang peka terhadap rasa nyeri
Rasa nyeri dirasakan saat sinus terisi dan menghilang saat sinus kosong
Nyeri yang berasal dari mata
Akibat dari hipermetropi dan astigmatisme kontraksi terus menerus dari otot frontal, tempora, dan bahkan oksipital
Bisa juga akibat dari peningkatan tekanan intraokular
Nyeri yang berhubungan dengan penyakit/gangguan ligamen, otot, dan sendi apophysial pada bagian atas dari cervical spine
Sering terjadi saat lanjut usia dikarenakan perubahan degeneratif tulang belakang servikal, dan juga akibat fleksi, ekstensi, dan trosi tiba-tiba pada leher
Iritasi meninges
Onset akut, biasanya parah, generalized, dan berhubungan dengan kaku leher
Dapat diakibatkan peningkatan tekanan intrakranial
Namun, dilatasi dan inflamasi dari pembuluh darah meningeal, dan iritasi kimia pada reseptor nyeri pada pembuluh darah dan meninges oleh zat kimia (terutama serotonin dan plasma kinin) merupakan faktor yang lebih penting dalam menyebabkan nyeri dan spasme leher.
Lumbar puncture
Rasa nyeri daerah oksipitonukal dan frontal yang muncul setelah beberapa menit setelah berdiri dari posisi berbaring, dan hilang dalam 1-2 menit dengan berbaring
Akibat dari bocornya CSF ke jaringan lumbar
Saat berdiri caudal displacement dari otak ke bawah
Nyeri kepala yang diperparah dengan berbaring atau berbaring denngan satu sisi
Terjadi pada keadaan subdural hematoma dan tumor otak
Rasa nyeri biasanya paling parah saat pagi hari setelah tidur dalam waktu lama
Exertional
Nyeri akibat olahraga
Bersifat ringan
FAKTOR PENCETUS
Stres
Kurang/kebanyakan tidur
Tidak/telat makan
Bau menyengat : parfum,rokok
Lingkungan:
cahaya silau/berkedip,gaduh
ketinggian,panas,lembab
ruang berasap
Makanan/minuman
Primary HeadacheMigraine
Tension-type headache (TTH)
Cluster headache
Other primary headaches
Migraine Adalah nyeri kepala yang paroksismal, biasanya unilateral, berdenyut,
familial, serangan berakhir 4-72 jam, disertai mual / muntah dan atau foto / fonofobia, yang dapat didahului aura.
Aura adalah suatu gejala neurologik fokal yang kompleks yang mendahului atau menyertai migren, misalnya:
Aura visual (scintillating scotoma)
Aura sensorik
Aura motorik.
Patofisiologi migren
Komponen neurologi, vaskuler dan neurotransmitter.
Terdapat 4 fase migren
(1) terdapat faktor pencetus
(2) terjadi aura dengan inhibisi aktivitas kortikal dan penurunan suplai darah ke otak.
(3) pelepasan neuropeptida vasoaktif, perubahan ion-ion, pelepasan 5-HT oleh trombosit, dan degranulasi sel mast.
(4) aktivasi locus ceruleus dan eksitasi nucleus trigeminal yang mengakibatkan vasodilatasi pada arteri dura.
Patofisiologi migren
aura disebabkan oleh meluasnya secara perlahan area yang
mengalami penurunan aktivitas kortikal dan penurunan suplai darah
Penurunan suplai darah diakibatkan vasokonstriksi arterioral
kortikal dan bukan karena vasospasme dari arteri yang lebih besar
Penurunan suplai darah tidak dijumpai pada penderita migren tanpa
aura.
Rasa nyeri pada migren diakibatkan neurotransmitter dan serabut
nyeri dari nervus trigeminus yang menjalar di dinding arteri dura
dan kortikal.
Migren tanpa aura:
A. Min 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. biasanya serangannya selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati)
C. Nyeri kepala mempunyai at least 2 karakteristik berikut :
nyeri kepala unilateral
Berdenyut
intensitas nyeri sedang sampai berat
Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin.
D. Nyeri kepala disertai salah satu :
gejala tambahan seperti nausea,muntah, fotofobia, fonofobia
Migren dengan auraA. Min ada 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Adanya aura yang terjadi min 1dari di bawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan motoric
A. Gangguan visual : positifve( flickering lights, spots, or lines) or negative (blind spots, loss of vision) or both.
B. Gangguan sensory : positive( pins, neddles) or negative ( numbness) or both
C. Gangguan berbicara disfacia
C. Min 2 dari di bawah ini :
Gejala visual homonym dan/atau gejala sensoris unilateral
Min 1 macam aura secara gradual ≥5 menit dan/atau jenis aura yang lainnya ≥5 menit
Masing gejala 5-60 menit
D. Nyeri kepala memenuhi kriteria “migren tanpa aura” yang dimulai bersamaan dengan aura/ sesudah aura selama 60 menit
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Migren oftalmoplegik
Serangan nyeri kepala yang berulang dengan gejala paresis salah satu atau lebih
saraf penggerak bola mata, tanpa menunjukkan adanya lesi / kelainan
intrakranial.
Serangan monookuler skotoma atau kebutaan yang berlangsung kurang dari 1
jam dan dapat berulang
diikuti nyeri kepala tanpa dijumpai adanya kelainan okuler maupun gangguan
struktural pembuluh darah.
Sindrom periodik migren pada anak-anak yang dapat sebagai pencetus / berkaitan
dengan migren.
Migren retinal
Komplikasi migren
Status migrenosus
serangan migren dengan nyeri kepala yang berlangsung lebih dari 72
jam.
Migren infark
satu atau lebih gejala aura migren yang tidak pulih sempurna dalam 7
hari dan / atau dapat dihubungkan dengan konfirmasi kelainan infark
iskemik pada pemeriksaan neuroimajing.
PENATALAKSANAANUmum:
Psikologik
Fisiologik
Mencegah retensi garam dan air
Pengaturan tidur yang cukup
Menghindari faktor pencetus.
KHUSUS: Abortive :Simple analog : acetaminophen/ ASA/ NSAIDSpecific analog : ergot alkaloids ( ergotamine/ DHE )/ triptan)Antiemetics : metoclopramide/ domperidone
Preventive : Anticonvulsants / Adrenoceptor blockers (propranolol)/ Antidepressants/ Ca-channel blockers
Preventif
Indikasi :
1. Serangan berulang > 2 kali/minggu yang menganggu aktivitas (meskipun telah diberi pengobatan akut yang adekuat)
2. Nyeri kepala migren yang sering/>48jam
3. Pengobatan akut gagal/ tidak efektif
4. Ada kontraindikasi obat, muncul efek samping obat, cenderung overuse terhadap terapi akut
5. Muncul gejala & kondisi yang luar biasa (migren basilar hemiplegik, aura yang memanjang)
6. Keinginan pasien
Pengobatan akut migren dianggap berhasil jika memenuhi kriteria :
1. Bebas nyeri setelah 2 jam pengobatan
2. Perbaikan nyeri dari skala nyeri kepala 2 (sedang) menjadi skala nyeri kepala 1 (ringan) atau skala 0 (xnyeri kepala) setelah 2 jam
3. Efikasi pengobatan konsisten pada 2-3x serangan
4. Tidak ada nyeri kepala rekuren/ berulang dan tidak ada pemakaian obat lagi dalam waktu/ pada 24jam sesudah pengobatan berhasil.
TENSION TYPE HEADACHE (TTH)
Nyeri ditandai dengan perasaan tegang yang menjepit kepala dan nyeri di daerah oksipitoservikal. Bentuk akut dikaitkan dengan keadaan stress, kegelisahan, dan atau kelelahan temporer yang biasanya berlangsung satu atau dua hari.
Lebih sering dijumpai pada wanita, usia 20-40 tahun, riwayat dalam keluarga dapat ditemukan
A. Tension Type Headache Episodik yang Infrequent
Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.
Kriteria diagnostik :
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata- rata < 1 hari/bulan (<12hari/ bulan) dan memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
Lokasi bilateral
Menekan/ mengikat ( tidak berdenyut )
Intensitasnya ringan atau sedang
Tidak diperberat oleh aktivitas rutin
D. Tidak didapatkan : Mual atau muntah ( bisa anorexia )
Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
A.1. Tension Type Headache Episodik yang Infrequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik :
Memenuhi kriteria A-E dari A
Nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual
A.2. Tension Type Headache Episodik yang Infrequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik :
Memenuhi kriteria A-E dari A
Nyeri tekan perikranial tidak meningkat
B. Tension Type Headache episodic yang frequent
Nyeri kepala yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.
Kriteria diagnostik :
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/thn) dan memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Lokasi bilateral
Menekan/ mengikat ( tidak berdenyut )
Intensitasnya ringan atau sedang
Tidak diperberat oleh aktivitas rutin
D. Tidak didapatkan :
Mual atau muntah ( bisa anorexia )
Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
B.1. Tension Type Headache Episodik yang Frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik : Memenuhi kriteria A-E dari B
Nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual
B.2. Tension Type Headache Episodik yang Frequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik : Memenuhi kriteria A-E dari B
Nyeri tekan perikranial tidak meningkat
C. Tension Type Headache kronik
Nyeri kepala yang berasal dari ETTH, dengan serangan tiap hari atau serangan episodic nyeri kepala yang lebih sering yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.
Kriteria diagnostik :
A. Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bln, berlangsung > 3 bln (≥ 180hari/thn) dan memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
Lokasi bilateral
Menekan/ mengikat ( tidak berdenyut )
Intensitasnya ringan atau sedang
Tidak diperberat oleh aktivitas rutin
D. Tidak didapatkan :
Lebih dari satu : fotofobia, fonofobia, atau mual yang ringan
Mual yang sedang atau berat, maupun muntah
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
C.1. Tension Type Headache kronik yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik :
Nyeri kepala yang memenuhi kriteria A-E dari CTTH
Nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual
C.2. Tension Type Headache kronik yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
Kriteria diagnostik :
Nyeri kepala yang memenuhi kriteria A-E dari CTTH
Nyeri tekan perikranial tidak meningkat
PRIMARY HEADACHE TREATMENT
TTHAbortive :Simple analg : acetaminophen/
ASA/NSAID
Preventive : Amitriptylin
Nonpharmacologic therapy
CLUSTER HA
abortive :
◦ o2 inhalation
◦ ergot alkaloids,
◦ triptans
preventive :
◦ verapamil
◦ ergot alkaloid
Amitriptyline
Kategori : antidepresan trisiklik
Indikasi : depresi, nyeri kronik, irritable bowel syndrome, gangguan tidur, diabetic neuropathy, agitasi dan insomnia, dan profilaksis migren
Farmakokinetik:
Absorpsi : diserap cepat melalui administrasi oral
Distribusi : berikatan dengan protein (90% berikatan) pada plasma dan jaringan
Metabolisme: dimetabolisme di hepar, dimana amitriptyline nortriptyline
Ekskresi : dieksresikan dalam bentuk glucoronide atau sulafete conjugate. 25-50% dieksresikan di urin dan sebagian kecil melalui feces.
MOA :
Amitriptyline dimetabolisme menjadi nortriptyline inhibisi reuptake dari norepinephrine dan serotonine. Amitriptyline menghambat mekanisme pompa membrane yang berperan dalam uptake NE dan serotonin pada neuron adrenergik dan serotonergik.
Efek samping:
Sedasi, hipotensi,pandangan buram, mulut kering, konstipasi, retensi urin, takikardia, gangguan ingatan dan delirium,
Toksisitas:
Tekanan darah rendah, kebingungan, konvulsi, dilatasi pupil, gangguan konsentrasi, mengantuk, halusinasi, gangguan fungsi jantung, detak jantung cepat atau ireguler, suhu tubuh menurun, stupor, dan tidak responsif atau koma.
Dosis
10 – 150 mg per hari
1 – 3 bulan untuk mendapatkan efek menguntungkan maksimal
top related