configuration management system...
Post on 04-Mar-2018
261 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM (CMS)
PADA PT RADIANT UTAMA INTERINSCO TBK
JUDUL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
RIDWAN ATTAUFIQ
109093000122
Pembimbing I : Bayu Waspodo, M.M
Pembimbing II : Sarip Hidayatuloh, MMSI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/ 1436 H
ii
CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM (CMS)
PADA PT RADIANT UTAMA INTERINSCO TBK
HALAMAN JUDUL
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
RIDWAN ATTAUFIQ
109093000122
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/ 1436 H
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL
KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, November 2014
Ridwan Attaufiq
vi
Ridwan Attaufiq – 109093000122, CONFIGURATION MANAGEMENT
SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT UTAMA INTERINSCO TBK. Di bawah
bimbingan BAYU WASPODO dan SARIP HIDAYATULOH.
ABSTRAK
Memberikan pelayanan IT yang baik merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh organisasi. Sejalan dengan tujuan (IT service
management) dalam mendukung kegiatan operasional seefisien mungkin dan
memastikan secara cepat bereaksi terhadap kejadian yang terjadi. Pada kasus ini
PT Radiant Utama Interinsco Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pelayanan MIGAS (inspeksi & sertifikasi). Perusahaan tersebut memiliki
permasalahan dalam melakukan pengelolaan infrastruktur IT / (configuration
management) organisasi tersebut. Proses yang berjalan masih semi komputerisasi,
yaitu menggunakan log-book (form / lembar isian yang berisi informasi terkait
dengan infrastruktur IT) kemudian data tersebut akan dicatat kedalam komputer.
Hal ini dapat mengakibatkan pengelolaan menjadi kurang efektif apabila terjadi
suatu perubahan informasi terkait salah satu item, selain itu proses request item
masih menjadi satu dengan IT service request (ITSR). Hal ini berdampak pada
pelayanan IT menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan
pembangunan suatu sistem yang dapat melakukan pengelolaan infrastruktur IT
secara komprehensif agar pelayanan IT menjadi lebih mudah pengelolaannya dan
pelayanan menjadi lebih baik, yaitu dengan membangun Configuration
Managament System (CMS. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode pengumpulan data dengan metode pengembangan sistem
menggunakan Extereme Programming (XP) dengan tools model perancangan
sistem menggunakan Unified Modelling Languange (UML). Tahap pembuatan
program dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan MySQL
sebagai database, sedangkan tahapan testing menggunakan metode Blackbox
Testing. Hasil penelitian ini adalah membangun sebuah Configuration
Management System (CMS) yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam
melakukan pengelolaan infrastruktur IT (configuration management), seperti
pengelolaan perangkat hardware, software, dan item device lainnya menjadi lebih
mudah dikelola dan dikontrol, serta memberikan hasil informasi terkait
infrastruktur tersebut secara komprehensif terkait informasi setiap item, status,
komponen, perubahan item, incident yang terjadi didalamnya, serta relasi antara
setiap configuration item yang satu dengan yang lainnya.
Kata Kunci: Configuration Management System, IT service management,
Extreme Programming. UML, PHP, MySql, Blackbox Testing.
Bab I - V + 322 halaman + 133 Gambar + 72 Tabel + 11 Daftar Istilah + 42 Daftar
Pustaka Acuan + Lampiran
Daftar Pustaka Acuan (2002 -2013)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, serta kerabatnya, semoga di akhir zaman nanti kita
mendapat syafa’at dari beliau. Aamiin. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
yang harus ditempuh dalam menyelesaikan program strata satu (S-1) pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Sistem Informasi dengan judul: “CONFIGURATION
MANAGEMENT SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT UTAMA
INTERINSCO TBK”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dalam pembahasan maupun penyajian. Hal ini karena
terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Selain itu penulis
juga menyadari dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini telah
mengalami banyak hambatan.
Akan tetapi berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan hati dan
dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini, Alhamdulillah.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah dengan segala kerendahan hati
Penulis, untuk menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat yang terdalam
kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak M. Darto Wahab dan Ibu Lamiyati, Kakak
Widya dan Kakak Ipar Mas Ari, Kakak Sitti, dan Keponakan yang lucu-
lucu Aisyah, Naurah, dan Khanza, yang telah memberikan do’a dalam
penyelesaian skripsi ini.
2. Saudara dan kerabat yang telah banyak membantu.
3. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
4. Bapak Zulfiandri, M.Si selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi,
Fakultas Sains dan Teknologi.
5. Bapak Bayu Waspodo, M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang
memberikan bimbingan, Bapak Sarip Hidayatuloh, MMSI selaku Dosen
Pembimbing II, yang telah memberikan motivasi, waktu, ilmu, dan
bimbingannya selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
7. Bapak Budi Syarif dan Bapak Sigit selaku manager PT. Radiant Utama
Interinsco Tbk. Bapak Mei, Mas Gunawan, dan Mba Laeli pembimbing
lapangan yang telah membimbing saya dalam riset pada divisi ini.
8. Teman-teman seperjuangan jurusan Sistem Informasi terkhusus Bayu,
Arif, Yudis, Deni, Yasir, Kak Rifki, Fiki, dan semuanya yang telah
memberi dukungan, semangat dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi
ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
serta ganjaran yang setimpal atas kebaikan yang telah mereka berikan. Amin ya
rabbalalamin.
Jika terdapat kata-kata yang salah dalam pengetikan atau kurang berkenan,
penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya
jika terdapat kekeliruan, kata-kata yang salah atau hal yang kurang berkenan
lainnya dalam penulisan skripsi ini. Kritik, saran atau pertanyaan dapat
disampaikan kepada penulis melalui alamat email: ridwan.attaufiq@gmail.com.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat menambah khazanah dalam lautan keilmuan
dan dapat bermanfaat bagi kita semua yang memerlukannya.
Jakarta, November 2014
Ridwan Attaufiq
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ iv
PERNYATAAN ...................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................. xxii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xxv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah.............................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................... 10
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................... 10
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ......................................... 11
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
2.1 Konsep Dasar Sistem .................................................................... 14
2.1.1 Pengertian Sistem .............................................................. 14
2.1.2 Karakteristik Sistem .......................................................... 15
2.2 Konsep Dasar Informasi ................................................................ 17
x
2.2.1 Pengertian Informasi ......................................................... 17
2.2.2 Kualitas Informasi ............................................................. 18
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................... 18
2.3.1 Definisi Sistem Informasi .................................................. 19
2.4 Komponen Sistem Informasi ........................................................ 19
2.4.1 Komponen Sistem Informasi ............................................. 19
2.5 Konsep Dasar Manajemen ............................................................ 20
2.5.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen .............................. 21
2.5.2 Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen ..................... 22
2.5.3 Pengertian Konfigurasi ...................................................... 23
2.6 Konsep Basis Data ........................................................................ 23
2.6.1 Pengertian Basis Data ........................................................ 23
2.6.2 Database Management System (DBMS) ........................... 24
2.6.3 Sistem Basis Data Relational ............................................ 24
2.7 (PIECES) Performance, Information, Economic, Control,
Efficiency, Service ..................................................................................... 25
2.7.1 Analisis PIECES ................................................................ 25
2.8 Information Technology Service Management (ITSM) ................ 26
2.8.1 IT Service Management ..................................................... 26
2.8.2 Tujuan IT Service Management ........................................ 28
2.8.3 IT Service Request (ITSR) ................................................ 29
2.9 Metodologi Pengembangan Sistem ............................................... 29
2.9.1 Agile Method ..................................................................... 29
2.9.2 Extreme Programming Method ......................................... 30
2.9.3 Agile & Extreme Programming ......................................... 34
2.9.4 Prinsip dan Teknik dalam Metode Extreme Programming 34
2.9.5 User Story .......................................................................... 35
2.10 Manajemen Konfigurasi (Configuration Management) ............... 37
2.10.1 Configuration Management ............................................ 37
2.10.2 Configuration Management System (CMS) .................... 40
2.10.3 Configuration Management Database (CMDB) ............. 41
xi
2.10.4 Configuration items (CI) ................................................. 42
2.10.5 Aktivitas & Nilai Configuration Management ................ 42
2.10.6 Hubungan CMS & CMDB .............................................. 49
2.10.7 Pendekatan (The Right Approach) .................................. 51
2.11 Pengujian Sistem (Testing) ........................................................... 52
2.11.1 Pengujian Unit ................................................................. 52
2.11.2 Pengujian Integrasi .......................................................... 53
2.11.3 White Box Testing ............................................................ 53
2.11.4 Black Box Testing ............................................................ 54
2.12 Tools Perancangan Sistem ............................................................ 56
2.12.1 Rich Picture ..................................................................... 56
2.12.2 Unified Modeling Language (UML) ............................... 57
2.12.3 Diagram & Notasi (UML) ............................................. 57
2.13 Tools Pendukung Membangun Sistem .......................................... 70
2.13.1 PHP ................................................................................. 70
2.13.2 MySql .............................................................................. 70
2.13.3 XAMPP ........................................................................... 71
2.13.4 PhpMyAdmin .................................................................. 72
2.13.5 Adobe Dreamweaver ....................................................... 72
2.13.6 Balsamiq Mockup ............................................................ 73
2.14 Network Management ................................................................... 74
2.14.1 Simple Network Management Protocol (SNMP) ............ 74
2.14.2 Linking Infrastructure Management to Web Service
Management .................................................................................. 75
2.15 Konsep Metode Pengumpulan Data .............................................. 75
2.15.1 Observasi ......................................................................... 76
2.15.2 Wawancara ...................................................................... 77
2.15.3 Studi Pustaka ................................................................... 77
2.15.4 Studi Literatur .................................................................. 78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 87
3.1 Metodologi Pengumpulan Data .................................................... 87
xii
3.1.1 Observasi ........................................................................... 87
3.1.2 Wawancara ........................................................................ 88
3.1.3 Studi Pustaka ..................................................................... 89
3.1.4 Studi Literatur .................................................................... 89
3.2 Metode Pengembangan Sistem ..................................................... 91
3.2.1 Fase Eksplorasi (Exploration Phase) ................................ 91
3.2.2 Fase Perencanaan (Planning Phase) ................................. 93
3.2.3 Fase Itarasi (Iteration Phase) ............................................ 95
3.2.4 Fase Produksi (Productioning Phase) ............................... 98
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 98
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 100
4.1 Exploration Phase ....................................................................... 100
4.1.1 Kebutuhan Informasi ....................................................... 100
4.1.2 Identification Vision ........................................................ 111
4.1.3 Mendefinisikan Sistem yang Dibangun .......................... 114
4.1.4 Analisis PIECES .............................................................. 117
4.1.5 Identifikasi (Metadata Configuration Management) ...... 124
4.1.6 Requirement Material (Tools & Technology) ................. 126
4.2 Planning Phase / Perencanaan .................................................... 127
4.2.1 Menentukan Batasan & Prioritas ..................................... 127
4.2.2 Identifikasi Pekerjaan / Task Card .................................. 131
4.2.3 Membuat Rencana Peluncuran ....................................... 133
4.2.4 Mempersiapkan Uji Penerimaan Pengguna..................... 134
4.3 Iteration Phase / Fase Iterasi....................................................... 134
4.3.1 Iterasi 0 ............................................................................ 134
4.3.2 Iterasi 1 ............................................................................ 266
4.3.3 Hasil Uji Akhir ................................................................ 279
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 297
1.1 Simpulan ..................................................................................... 297
1.2 Saran ............................................................................................ 298
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 300
xiii
LAMPIRAN ........................................................................................................ 304
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Extreme Programming Life Cycle ..................................................... 31
Gambar 2.2 Contoh Traditional User Story .......................................................... 36
Gambar 2.3 Key Issues for Implementing Configuration Management ................ 38
Gambar 2.4 Aktivitas Manajemen Konfigurasi .................................................... 42
Gambar 2.5 Empat Nila Fundamemntal dari Manajemen Konfigurasi ................ 44
Gambar 2.6 Proses Identifikasi ............................................................................. 45
Gambar 2.7 Proses Storage Control ..................................................................... 46
Gambar 2.8 Proses Change Control ..................................................................... 47
Gambar 2.9 Proses Laporan dalam Konfigurasi Manajemen ............................... 48
Gambar 2.10 Proses Status Reporting ................................................................... 49
Gambar 2.11 Contoh pengujian dengan kotak putih ............................................. 54
Gambar 2.12 Contoh gambar Usecase Diagram .................................................. 58
Gambar 2.13 Contoh Class Diagram .................................................................... 60
Gambar 2.14 Contoh Hubungan Antar Entitas ..................................................... 62
Gambar 2.15 Contoh Hubungan Sifat Unary ........................................................ 63
Gambar 2.16 Contoh Mapping Class Diagram .................................................... 66
Gambar 2.17 Contoh Activity Diagram ................................................................ 67
Gambar 2.18 Contoh Sequece Diagram................................................................ 68
Gambar 2.19 Halaman Utama PhpMyadmin ........................................................ 72
Gambar 2.20 Simple Network Management Protocol........................................... 75
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 99
Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Radiant Utama Interinsco ............................ 103
Gambar 4.2 Sturktur Organisasi PT Radiant Utama Interinsco .......................... 104
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi IT & Knowledge Management ............. 106
Gambar 4.4 Prosedur sistem yang berjalan ......................................................... 111
Gambar 4.5 System Methapor ............................................................................. 115
xv
Gambar 4.6 User Story Base ............................................................................... 116
Gambar 4.7 Sistem Usulan .................................................................................. 122
Gambar 4.8 User Story 1.1 .................................................................................. 129
Gambar 4.9 User Story 1.2 .................................................................................. 131
Gambar 4.10 Task Card 1.1 ................................................................................ 132
Gambar 4.11 Task Card 1.2 ................................................................................ 132
Gambar 4.12 Usecase Diagram CMS ................................................................. 143
Gambar 4.13 Activity Diagram Login ................................................................. 162
Gambar 4.14 Activity Diagram Logout ............................................................... 163
Gambar 4.15 Activity Diagram View All Problem & Support ............................ 163
Gambar 4.16 Activity Diagram View All Configuration items ........................... 164
Gambar 4.17 Activity Diagram Add Relation ..................................................... 165
Gambar 4.18 Activity Diagram History Login .................................................... 166
Gambar 4.19 Activity Diagram View CI Relation ............................................... 166
Gambar 4.20 Activity Diagram Edit Account ..................................................... 167
Gambar 4.21 Activity Diagram Open Ticket Configuration Item ....................... 168
Gambar 4.22 Activity Diagram Open Ticket Reques for Change (RFC) ............ 169
Gambar 4.23 Activity Diagram Open Ticket Reques Incident ............................ 170
Gambar 4.24 Activity Diagram Manage User .................................................... 171
Gambar 4.25 Activity DiagramManage Document ............................................. 172
Gambar 4.26 Activity Diagram Service Catalog ................................................ 173
Gambar 4.27 Activity Diagram Manage Problem & Support ............................ 175
Gambar 4.28 Activity Diagram Add New Configuration items .......................... 176
Gambar 4.29 Activity Diagram Manage Configuration items ............................ 177
Gambar 4.30 Activity Diagram Manage Ticket Request for Change (RFC) ...... 179
Gambar 4.31 Activity Diagram Validation Request for Change (RFC) ............. 180
Gambar 4.32 Activity Diagram Comment Ticket Change (RFC) ....................... 181
Gambar 4.33 Activity Diagram Manage Manage Ticket Configuration items ... 182
Gambar 4.34 Activity Diagram Validation Ticket Configuration Item ............... 184
Gambar 4.35 Activity Diagram Comment Ticket Request Configuration Items . 185
Gambar 4.36 Activity Diagram Manage Ticket Incident .................................... 186
xvi
Gambar 4.37 Activity Diagram Comment Ticket Incident .................................. 187
Gambar 4.38 Activity Diagram Access Service Catalog ..................................... 188
Gambar 4.39 Activity Diagram Access Document .............................................. 189
Gambar 4.40 Activity Diagram View Graph / Chart & Report .......................... 190
Gambar 4.41 Sequence Diagram Login .............................................................. 191
Gambar 4.42 Sequence Diagram Logout ............................................................ 192
Gambar 4.43 Sequence Diagram View All Problem Support ............................. 193
Gambar 4.44 Sequence Diagram View All Configuration items ........................ 194
Gambar 4.45 Sequence Diagram Add Relation CI ............................................. 195
Gambar 4.46 Sequence Diagram View History Login ........................................ 195
Gambar 4.47 Sequence Diagram View CI Relation ............................................ 196
Gambar 4.48 Sequence Diagram Edit Account................................................... 197
Gambar 4.49 Sequence Diagram Open Ticket Configuration Item .................... 198
Gambar 4.50 Sequence Diagram Open Ticket Request Change (RFC).............. 199
Gambar 4.51 Sequence Diagram Open Ticket Incident ...................................... 200
Gambar 4.52 Sequence Diagram Manage User ................................................. 201
Gambar 4.53 Sequence Diagram Manage Document ......................................... 202
Gambar 4.54 Sequence Diagram Manage Service Catalog................................ 204
Gambar 4.55 Sequence Diagram Manage Problem & Support .......................... 205
Gambar 4.56 Sequence Diagram Add New Configuration Item ......................... 206
Gambar 4.57 Sequence Diagram Manage Configuration items ......................... 208
Gambar 4.58 Sequence Diagram Manage Ticket Request Change (RFC) ......... 210
Gambar 4.59 Sequence Diagram Validation Ticket Change (RFC) ................... 211
Gambar 4.60 Sequence Diagram Comment Ticket Change (RFC) .................... 212
Gambar 4.61 Sequence Diagram Manage Ticket Configuration Item ................ 213
Gambar 4.62 Sequence Diagram Validation Ticket Configuration items .......... 214
Gambar 4.63 Sequence Diagram Comment Ticket Configuration Item ............. 215
Gambar 4.64 Sequence Diagram Manage Ticket Incident ................................. 216
Gambar 4.65 Sequence Diagram Comment Ticket Incident ............................... 217
Gambar 4.66 Sequence Diagram Acess Service Catalog ................................... 218
Gambar 4.67 Sequence Diagram Acess Document ............................................. 219
xvii
Gambar 4.68 Sequence Diagram View Report (Graph) ..................................... 220
Gambar 4.69 Class Diagram............................................................................... 225
Gambar 4.70 Mapping Class pada Table ci dengan Table ci_relation ............... 233
Gambar 4.71 Skema Database CMS .................................................................. 234
Gambar 4.72 Halaman Login awal sistem .......................................................... 247
Gambar 4.73 Halaman Awal Staf ....................................................................... 248
Gambar 4.74 Halaman Admin & IT Manager .................................................... 249
Gambar 4.75 Halaman Form Input Ticket Request Configuration items............ 250
Gambar 4.76 Halaman Form Input Ticket Request for Change (RFC) .............. 251
Gambar 4.77 Halaman Form Input Ticket Incident ............................................ 252
Gambar 4.78 Validasi Ticket Request Configuration Item ................................. 253
Gambar 4.79 Validasi Ticket Request for Change (RFC) ................................... 254
Gambar 4.80 Halaman Comment Ticket Request ................................................ 255
Gambar 4.81 Halaman Add New Data Configuration Item ................................ 256
Gambar 4.82 Add New Realtion Configuration Item .......................................... 257
Gambar 4.83 Change Configuration Item ........................................................... 258
Gambar 4.84 Halaman Manage Ticket Request .................................................. 259
Gambar 4.85 Halaman Manage Problem & Sipport ........................................... 260
Gambar 4.86 Halaman Manage Document ......................................................... 269
Gambar 4.87 Halaman Manage Service Catalog ................................................ 270
Gambar 4.88 Halaman Manage User.................................................................. 271
Gambar 4.89 Halaman Edit Account ................................................................... 272
Gambar 4.90 Halaman Acces Document ............................................................. 272
Gambar 4.91 Halaman Access Service Catalog .................................................. 273
Gambar 4.92 Halaman View History Login ........................................................ 273
Gambar 4.93 Halaman View All Configuration items ......................................... 274
Gambar 4.94 Halaman View Report (graph) ...................................................... 275
Gambar 4.95 Struktur manu Configuration Management System (CMS) .......... 279
Gambar 4.96 Tampilan Home Configuration Management System (CMS) ....... 280
Gambar 4.97 Tampilan Open Ticket Request Configuration Item ...................... 281
Gambar 4.98 Tampilan Manage Ticket Request Configuration Item ................. 282
xviii
Gambar 4.99 Tampilan Relationship of Configuration Item .............................. 283
Gambar 4.100 Tampilan Add New Configuration Item ...................................... 283
Gambar 4.101 Tampilan Manage Configuration Item ........................................ 284
Gambar 4.102 Tampilan Open Ticket Request for Change (RFC) ..................... 285
Gambar 4.103 Tampilan Manage Ticket Request for Change ............................ 286
Gambar 4.104 Tampilan Change Log – Change Item ........................................ 287
Gambar 4.105 Tampilan Ticket Incident ............................................................. 288
Gambar 4.106 Tampilan Manage All Ticket Incident ......................................... 289
Gambar 4.107 Tampilan Manage Problem & Support ....................................... 290
Gambar 4.108 Tampilan Manage Document ...................................................... 291
Gambar 4.109 Tampilan Manage Service Catalog ............................................. 291
Gambar 4.110 Tampilan All Configuration items ............................................... 292
Gambar 4.111 Tampilan All Ticket Configuration Item ..................................... 293
Gambar 4.112 Tampilan All Ticket Request for Change (RFC) ......................... 293
Gambar 4.113 Tampilan All Ticket Incident ....................................................... 294
Gambar 4.114 Tampilan Manage User Account................................................. 295
Gambar 4.115 Tampilan My Account ................................................................. 295
Gambar 4.116 Tampilan History Login .............................................................. 296
Gambar 4.117 Tampilan Awal Sistem ................................................................ 296
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Black Box Testing .................................................................... 56
Tabel 2.2 Komponen Dasar Usecase Diagram ..................................................... 58
Tabel 2.3 Komponen dasar Class Diagram .......................................................... 60
Tabel 2.4 Contoh Tabel CRUD Matrix ................................................................. 63
Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram........................................................................ 67
Tabel 2.6 Notasi Sequece Diagram ....................................................................... 69
Tabel 2.7 Hasil Penelitian Sejenis (1) ................................................................... 79
Tabel 2.8 Hasil Penelitian Sejenis (2) ................................................................... 80
Tabel 2.9 Hasil Penelitian Sejenis (3) ................................................................... 82
Tabel 2.10 Hasil Penelitian Sejenis (4) ................................................................. 83
Tabel 2.11 Hasil Penelitian Sejenis (5) ................................................................. 85
Tabel 3.12 Hasil Penelitian Sejenis ....................................................................... 90
Tabel 4.1 Tabel Analisis PIECES ....................................................................... 117
Tabel 4.2 High-level Feature List ....................................................................... 127
Tabel 4.3 Tabel Rencana Peluncuran .................................................................. 133
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor ................................................................................ 138
Tabel 4.5 Identifikasi Usecase ............................................................................ 140
Tabel 4.6 Narasi Use case Login ........................................................................ 144
Tabel 4.7 Narasi Use Case Logout ...................................................................... 144
Tabel 4.8 Narasi Use case Open Ticket Request Configuration Item ................. 145
Tabel 4.9 Narasi Use case Open Ticket Request for Change (RFC) .................. 145
Tabel 4.10 Narasi Use Case Open Ticket Incident ............................................. 146
Tabel 4.11 Narasi Use Case View All Problem & Support ................................. 147
Tabel 4.12 Narasi Use Case View All Configuration items ................................ 147
Tabel 4.13 Narasi Use Case Manage User ......................................................... 148
Tabel 4.14 Narasi Use Case Manage Document ................................................ 149
Tabel 4.15 Narasi Use Case Manage Service Catalog ....................................... 149
Tabel 4.16 Narasi Use Case Manage Problem & Support ................................. 150
xx
Tabel 4.17 Narasi Use Case Add Configuration items ....................................... 151
Tabel 4.18 Narasi Use Case Manage Configuration items ................................. 151
Tabel 4.19 Narasi Use Case Add Relation .......................................................... 152
Tabel 4.20 Narasi View CI Relation .................................................................... 153
Tabel 4.21 Narasi Use Case Manage Ticket for Change (RFC) ......................... 153
Tabel 4.22 Narasi Use Case Validation Ticket for Change (RFC) ..................... 154
Tabel 4.23 Narasi Use Case Comment Ticket (RFC) .......................................... 155
Tabel 4.24 Narasi Use Case Manage Ticket Configruation Item ....................... 155
Tabel 4.25 Narasi Use Case Validation Ticket Configuration items .................. 156
Tabel 4.26 Narasi Use Case Comment Ticket Configuration Item ..................... 157
Tabel 4.27 Narasi Use Case Manage Ticket Incident ......................................... 157
Tabel 4.28 Narasi Use Case Comment Ticket Incident ....................................... 158
Tabel 4.29 Narasi Use Case View Login History ................................................ 159
Tabel 4.30 Nrasi Use Case Edit Account ............................................................ 159
Tabel 4.31 Narasi Use Case Access Service Catalog ......................................... 160
Tabel 4.32 Narasi Use Case Access Document ................................................... 160
Tabel 4.33 Narasi Use Case View Graph / Chart & Report ............................... 161
Tabel 4.34 Daftar Objek Potensial Objek ........................................................... 221
Tabel 4.35 Kandidat Potensial Objek.................................................................. 222
Tabel 4.36 Daftar Objek yang Diusulkan ........................................................... 224
Tabel 4.37 Matriks CRUD .................................................................................. 226
Tabel 4.38 Spesifikasi Tabel user ....................................................................... 235
Tabel 4.39 Spesifikasi Tabel departement .......................................................... 235
Tabel 4.40 Spesifikasi Tabel category ................................................................ 236
Tabel 4.41 Spesifikasi Tabel type ....................................................................... 236
Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel ci ........................................................................... 237
Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel ticket_configuration_item .................................... 237
Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel comment_ci ........................................................... 238
Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel ticket_incident ...................................................... 239
Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel comment_incident ................................................. 239
Tabel 4.47 Spesifikasi Tabel ticket_change ........................................................ 240
xxi
Tabel 4.48 Spesifikasi Tabel comment_rfc ......................................................... 240
Tabel 4.49 Spesifikasi Tabel ci_change.............................................................. 241
Tabel 4.50 Spesifikasi Tabel history_login ......................................................... 241
Tabel 4.51 Spesifikasi Tabel servce_catalog ...................................................... 242
Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel docmuent .............................................................. 242
Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel ci_config ............................................................... 243
Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel component ............................................................ 243
Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel activity_timeline ................................................... 244
Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel user ....................................................................... 245
Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel storage_system ..................................................... 245
Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel peripheral ............................................................. 246
Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel computer ............................................................... 246
Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel software_application ............................................ 247
Tabel 4.61 Hasil Black Box Testing Phase 1 Kriteria Pengujian 4.3.1.3.0 ......... 261
Tabel 4.62 Hasil Black Box Testing Phase 2 kriteria pengujian 4.3.1.3.1 .......... 276
xxii
DAFTAR SIMBOL
1. Usecase Diagram
Actor
Usecase
Assosiation
<<include>> Include
<<extend>> Extends
Generalization
2. Class Diagram
Simbol Nama komponen
Operasi
Package
Asosiasi
nama class
+Attribute1+Attribute2
+Operation1()+Operation2()
Package1
1..*1
xxiii
Directed asosiasi
Generalisasi
Defendency
Aggregasi
3. Sequence Diagram
Life Line
Message
Messag
Object
Boundary
Control
Entity
xxiv
4. Activity Diagram
SIMBOL KETERANGAN
Initial node
Activity
Decision Activity
Fork Node
Activity Final Node
Initiated Activities
Aktivitas
xxv
DAFTAR ISTILAH
No Istilah Keterangan
1 ITSM Information Technology Service Mangement. Proses
implementasi & kualitas manajemen dari suatu
pelayanan IT, mempertemukan kebutuhan dengan
bisnis. Information Technology Service Mangement
tampil melalui penyedia pelayanan IT melalui
kombinasi orang, proses dan teknologi informasi yang
tepat (manajemen pelayanan)
2 CM Configuration Management. Proses transisi yang
bertanggung jawab dalam mengelola informasi terkait
konfigurasi item yang diperlukan dalam untuk
memberikan pelayanan IT, termasuk hubungannya.
3 CMS Configuration Management System. Pelayanan transisi
seperangkat alat dan database yang digunakan dalam
mengelola pelayanan IT konfigurasi data.
Configuration Management termasuk informasi
tentang (incident, problems, known error, changes
and release) selain itu terkait data personil, bisnis unit,
atau user. Configuration Management, alat untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengelola,
memperbarui, dan menyajikan data terkait konfigurasi
item dan hubungannya.
4 CMDB Configuration Management Database. (Pelayanan
transisi) suatu database yang digunakan untuk
menyimpan rekam konfigurasi melalui siklus dari
sistem manajemen konfigurasi, setiap CMDB
menyimpan atribut dari configuration item, dan
hubungannya dengan configuration item lainnya.
5 CI Configuration Item, atau Infrastruktur IT dalam bahasa
xxvi
manajemen konfigurasi disebut CI, yang meliputi
(item hardware, software / aplikasi, document, user /
personel, ataupun service)
6 Metadata Konsep database yang berarti suatu data yang
disimpan dalam database
7 E-Ticket (electronic
ticket)
Form request yang input oleh user apabila user
membutuhkan suatu pelayanan (service) tertentu.
7.a Ticket CI Ticket request Configuration Item. Merupakan form /
isian yang harus diisi oleh user apabila membutuhkan
suatu pelayanan (terkait configuration item) tertentu.
7.b Ticket Change /
Ticket Request for
Change (RFC)
Ticket request Configuration for Change. Merupakan
form / isian yang harus diisi oleh user apabila
membutuhkan suatu pelayanan untuk melakukan
perubahan (terkait configuration item) tertentu.
7.c Ticket Incident Ticket request Incident. Merupakan form / isian yang
harus diisi oleh user apabila mengalami suatu
permasalahan (terkait configuration item) tertentu.
8 Agile Method Salah satu metode dalam pembangunan perangkat
lunak (software development) yang mengutamakan
fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi selama pengembangan, proses yang terjadi
secara tangkas (cepat).
9 Extreme
Programming (XP)
Model pengembangan yang termasuk kedalam Agile
Method, dimana XP menekankan pembangunan
project dengan mengutakaman proses interaksi &
komunikasi
10 User Story Menggambarkan fungsionalitas dalam suatu sistem
atau perangkat lunak yang akan dibangun
11 Task Card Memberikan petunjuk tahapan pekerjaan yang akan
dilakukan untuk pengimplementasian secara teknis
xxvii
dari setiap user story.
12 Unary Association Hubungan antara dua dari suatu tipe entitas yang sama.
13 SNMP Simple Network Management Protocol (SNMP)
merupakan suatu standart internet untuk melakukan
pengawasan dan mengelola perangkat yang terhubung
atau pada intranet
xxviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Contoh Dokumen IT Service Request (ITSR) .......................................... 1
Lampiran B Contoh Dokumen Loog-book ...................................................................... 2
Lampiran C List Data ITSR ........................................................................................... 3
Lampiran D List Data Applikasi Divisi IT PT Radiant Utama Interinsco ..................... 4
Lampiran E Struktur Organisasi Divisi IT & Knowledge Management ........................ 5
Lampiran F Hasil Wawancara ........................................................................................ 6
Lampiran G Surat Pengantar Riset ................................................................................. 7
Lampiran H Source Code Program ................................................................................ 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahun, teknologi dan informasi
menawarkan suatu pilihan yang tepat guna mewujudkan pelayanan Information
Technology (IT) yang tepat kepada setiap pihak dalam perusahaan melalui
pengelolalan pelayanan IT yang baik, yang biasa dikenal dengan istilah
Information Technology Service Management (ITSM). Sejalan dengan kebutuhan
bisnis organisasi atau perusahaan yang semakin lama, semakin besar mendapat
suatu tantangan agar organisasi dapat memberikan kepuasan kepada setiap
stakeholder.
Penggunaan IT dewasa ini sangat luas bentuknya didalam suatu perusahaan,
mulai dari sistem logging, sistem produksi, website, dan lainnya, tentunya manfaat
penggunaan IT dalam mendukung kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan
bisnisnya sangat beragam dan berbeda-beda dari fungsi / implementasinya.
Pemanfaatan IT digunakan sebagai kekuatan untuk mendapatkan manfaat didalam
bisnis. IT dapat secara signifikan meningkatkan tingkat kontrol terhadap suatu
proses yang diterapkan secara terstruktur dan direncanakan. Namun disamping itu
juga, akan timbul suatu masalah yang berkaitan dengan penggunan IT didalam
suatu perusahaan, karena penggunaan IT yang salah dapat memliki efek
melumpuhkan pada setiap bagian bisnis. Kegagalan IT dapat secara langsung
2
meningkatkan biaya, mengurangi pendapatan, mempengaruhi kualitas produk, dan
berbagai efek samping lainnya.
Pemanfaatan suatu teknologi informasi ini diperlukan untuk mendukung
proses bisnis dalam organisasi atau perusahaan berjalan dengan baik, efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan perusahaan, Karena penggunaan IT memiliki potensi
untuk menjadi pendorong utama kekayaan ekonomi di abad sekarang ini.
Disamping itu IT juga penting untuk keberhasilan perusahaan, memberikan
peluang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan cara untuk
meningkatkan produktivitas.
Proses bisnis yang dimiliki oleh suatu perusahaan tentunya sangat beragam,
mulai dari kegiatan secara teknis ataupun non teknis. Hal ini menjadi suatu
kewajiban, sekaligus tantangan bagi perusahaan untuk menyelenggarakan
kegiatan bisnis tersebut dengan baik, tentunya menjadi tanggung jawab bersama
setiap organisasi. Salah satu tantangan yang mungkin terjadi adalah ketidaksiapan
organisasi untuk mengimplementasikan dan menjalankan program tersebut,
karena terlalu kompleks atau banyaknya hal yang harus disesuaikan antara tujuan
dengan sumber daya yang dimiliki organisasi.
PT Radiant Utama Interinsco Tbk sebagai kelompok perusahaan dengan
ribuan karyawan dan operasi di seluruh negeri, memiliki prioritas utama untuk
menawarkan layanan kelas dunia terhadap bisnis berbasis energi dan sumber daya
di Indonesia. Radiant Utama Group didirikan pada tahun 1975, berawal sebagai
perusahaan yang menyediakan pengujian untuk industri minyak dan gas.
3
Perusahaan semakin berkembang menjadi sebuah kelompok yang lebih besar
menawarkan keahlian luas di sektor energi. Kini bidang keahlian perusahaan yang
terus menerus diperpanjang ke arah hulu dan hilir minyak dan gas bumi serta
industri lainnya.
PT Radiant Utama Interinsco Tbk dalam menjalankan berbagai kegiatan
bisnis perusahaan tentunya membutuhkan dukungan dari setiap organisasi guna
memberikan kelancaran pelayanan yang diperlukan baik untuk pihak internal
ataupun eksternal perusahaan. Salah satu divisi yang memiliki peran penting
dalam kegiatan bisnis adalah divisi IT, dimana divisi tersebut memiliki tugas
untuk memastikan dan menjaga setiap pelayanan yang berhubungan dengan
jaringan, komunikasi data dan informasi, dapat terpenuhi dengan baik oleh setiap
stakeholder.
Salah satu kegiatan pelayanan yang dikelola oleh divisi IT adalah
melakukan pengelolaan infrastruktur IT, dimana kegiatannya yaitu melakukan
pengelolaan infrastruktur, seperti hardware, software, dokumen, dan personil.
Divisi ini memiliki permasalahan dalam mengelola manajemen infrastruktur IT
atau yang biasa disebut dengan istilah configuration management yang dimiliki
perusahaan, yaitu dengan banyaknya berbagai infrastruktur yang dimiliki, namun
perusahaan belum memiliki suatu sistem yang dapat mengelola infrastruktur
tersebut secara komprehensif, sehingga proses pendataan setiap infrastruktur IT
menjadi kurang efektif dan efisien, karena harus mendata secara manual pada
lembar Logbook (form isian yang harus diisi untuk mengetahui data terkait
infrastrukur IT atau detail perangkat IT) yang tersedia. Selain itu proses request
4
service masih terbatas menggunakan form request (ITSR) untuk berbagai jenis
keperluan. Ditambah lagi pelayanan lainnya yang harus dikelola oleh organisasi
tersebut, akan berdampak pada kualitas pelayanan-pelayanan lainnya kepada
pihak internal maupun eksternal perusahaan menjadi terhambat, produktifitas
menjadi kurang maksimal.
Pelayanan yang kurang maksimal ini salah satu bentuknya seperti pada
penanganan setiap request dari ITSR (IT service request), proses pengelolaan
infrastruktur IT dimulai dari request pada service ITSR yang masih tergabung
dengan berbagai jenis request service lainnya dalam ITSR tersebut, pada
kenyataannya proses penanganan suatu request ticket bisa mencapai waktu rata-
rata satu sampai dengan tiga hari, tergantung dari jenis permasalahan atau request
yang di minta oleh user. Salah satu penyebab kurang efektifnya waktu
penanganan suatu request karena dalam form ticket request tersebut belum
adalnya skala priorittas untuk penanganannya, jadi manajemen cukup sulit untuk
menentukan request yang mana dahulu yang menjadi prioritas dalam
penyelesaiannya karena banyaknya jenis pelayanan yang di request oleh user.
Disamping itu proses pengelolaan infrastruktur yang seperti disebutkan diatas
dengan menggunakan logbook, dapat mgnghambat kinerja yang dilakukan oleh
organisasi untuk dapat up to date terkait dari incident, changing, ataupun problem
yang terjadi seputar infrastruktur IT yang ada.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, PT Radiant Utama
Interincso Tbk membutuhkan suatu solusi untuk dapat mempermudah dalam
mengelola infrastruktur IT atau configuration management dengan baik, mudah
5
dan memberikan informasi yang komprehensif bagi organisasi. Oleh karena itu
judul penelitian yang diajukan yaitu “CONFIGURATION MANAGEMENT
SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT UTAMA INTERINCSO TBK”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebeumnya,
maka dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Belum adanya sistem yang dapat mengelola infrastruktur IT atau
configuration items (CI). Dalam mengelola configuration item (CI),
organisasi masih menggunakan “logbook” akibatnya pengelolaan menjadi
tidak maksimal, dikhawatirkan data tersebut dapat tercecer ataupun hilang.
2. Data infrastrukur atau configuration item (CI) sering terjadi
ketidaksesuaian, karena apabila terjadi perubahan terkait configuration
item (CI) pendataan tidak dilakukan secara baik.
3. Banyaknya infrastrukur yang dimiliki menyebabkan banyak kertas yang
dibutuhkan (logbook) untuk mendata setiap item configuration.
4. Proses pengelolaan infrastruktur / configuration items terkait dengan
service lainnya sulit dilakukan jika hanya menggunakan logbook.
5. Penggunaan logbook hanya dapat mendata informasi infrastruktur IT /
configuration items saja, proses lain (change, incident, relasi antara setiap
items ) tidak dapat ter-cover.
6. Form user request service yang digunakan baru terbatas pada request
service secara umum dengan menggunakan IT service request (ITSR),
6
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan user, belum adanya
pengelompokan sesuai kebutuhan tertentu.
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun sebuah
CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT
UTAMA INTERINSCO TBK ?”
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan
penelitian ini terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapaun
batasan masalahnya adalah sebagai berikut
1. Penelitian dilakukan pada departemen Shared Service & knowledge
Management.
2. Proses pengembangan sistem menggunakan Agile Method yaitu dengan
metode pengembangan Extreme Programming (XP).
3. Configuration Management System (CMS) yang akan dibangun nanti
memiliki batasan atau fungsi pada :
- configuration management (proses pengelolaan infrastruktur IT
configuration item (CI) mulai dari awal proses request configuration
item (CI) baru yang diminta oleh user melalui ticket request, proses
persetujuan (approval), sampai dengan update atau remove configurasi
items (CI) tersebut.
7
- change control (mengelola proses perubahan terkait configuration item
(CI), mulai dari tahap awal permintaan proses request for change
melalui ticket RFC (request for change), persetujuan, kemudian
perubahan configuration items (CI) tersebut.
- problem & incident (proses ini memberikan bantuan kepada user
apabila menemukan kesulitan perihal configuration items (CI) tertentu,
mereka dapat menemukan solusi pada bagian problem, selain itu user
dapat melakukan request ticket incident apabila permasalahan belum
ditemukan solusinya dalam penyimpanan (repository knowledge
error).
- document & procedure (proses ini berguna apabila setiap user
membutuhkan informasi tertentu misalnya informasi user guide
penggunaan suatu configuration items (CI), dokumen pelengkap
configuration items (CI), mereka bisa mengunduhnya didalam sistem,
sedangkan admin nanti akan bertugas melakukan unggah dokumen
yang diperlukan). Selain itu juga terdapat informasi perihal service
catalog, berisi informasi service yang dimiliki organisasi.
- Menu other (user management, history login) (digunakan untuk
mengelola data user account, selain itu dapat juga melihat informasi
history login user.
- Reporting (memberikan informasi dalam bentuk chart dan grafik,
perihal empat aspek (informasi all configuration item (hardware atau
8
software), all ticket request configuration items, request for change
(RFC), dan request incident).
4. Pada proses persetujuan (approval) suatu ticket request tertentu tidak
membahas mekanisme yang dapat menyebabkan suatu ticket request dapat
disetujui atau ditolak.
5. Sistem ini tidak membahas mengenai jaringan (networking), sistem hanya
mencatat informasi relasi antara configuration items (CI) dengan
configuration items (CI) lainnya (menampilkan perangkat yang dikelola).
Sistem yang dibangun tidak menggunakan framework tertentu dalam IT
service management. Sistem tidak membahas asset management ataupun
release management.
6. Tools yang digunakan dalam merancang, dan membangun Configuration
Management System (CMS) yaitu, mengunakan Star UML untuk desain
permodelan sistem, Balsamiq Mockup untuk perancangan desain
interface, Adobe Dreamweaver CS5, paket XAMPP (versi 1.7.3) yang
terdiri dari MySQL (versi 5.0.45), PHP (versi 5.2.4).
7. Tahap implementasi hanya sampai tahap coding dan black box testing.
8. Sistem ini menggambarkan perancangan dengan menyajikan desain
usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.
9
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mambangun Configuration
Management System (CMS) yang dapat digunakan untuk mengelola
infrastruktur IT atau configuration items (CI). Serta memberikan penyajian
informasi laporan seputar infrastruktur IT (configuration items) tersebut
secara komprehensif terkait data detail item, masalah, insiden, perubahan,
ataupun relasi antara setiap item dengan item lainnya..
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
Berdasarkan tujuan penelitian diharapkan, dengan penelitian ini dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran umum bagaimana menganalisa, merancang dan
membuat Configuration Management System (CMS).
2. Memberikan pemahaman tentang penerapan Configuration
Management System (CMS) dalam mewujudkan pelayanan IT yang
baik atau IT service management kepada organisasi.
3. Memberikan kemudahan bagi organisasi dalam melakukan
pengelolaan terkait infrastruktur IT atau configuration items (CI)
menjadi lebih mudah dikelola dan menyajikan informasi secara
komprehensif.
4. Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan memberikan hasil
perancangan dan analisa yang akhirnya menghasilkan sebuah
10
Configuration Management System (CMS) yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
5. Memberikan kontribusi bagi peneliti sendiri untuk menambah
pengetahuan dalam bidang IT Service Management dengan
menciptakan sebuah Configuration Management System (CMS).
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian di dalam skripsi ini menggunakan dua jenis metode
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Obeservasi dilakukan dengan turun langsung dalam kegiatan
kerja, mengamati secara langsung proses kerja yang dilakukan pada
divisi tempat penulis ditempatkan yaitu pada divisi IT & Share
Service Knowledge Management, kemudian memperhatikan sumber
data dan informasi yang diperlukan pada divisi tersebut
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan beberapa user, yang pertama
dengan Manager IT, kemudian dengan staf untuk mendapatkan
informasi terkait yang dibutuhkan dalam membangun sistem nantinya.
11
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
informasi melalui kegiatan mempelajari buku-buku referensi, e-book,
dan jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas.
d. Studi Literatur
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting setelah
seseorang peneliti menetapkan topik, langkah selanjutnya melakukan
kajian. Dengan metode studi pustaka ini penulis mengumpulkan data
dan informasi dengan mencari, membaca, mencatat intisari dan
mencari buku-buku referensi, situs-situs internet, serta tinjauan
pustaka yang berkenan dengan topik yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode analisis dan perancangan sistem yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode Agile Method yaitu
pengembangan sistem Extreme Programming (XP) yang diadaptasi
dari Abbrahamsson (2002). Untuk tools pembantu dalam memodelkan
proses perancangan, desain sistem nantinya menggunakan Unified
Modeling Language (UML), dan untuk perancangan user interface
sistem menggunakan Balsamiq Mockup.
12
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan laporan penelitian ini dibagi ke dalam
lima bab antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang skripsi dibuat dan
membahas mengenai permasalahan pada tema riset penulis, judul
skripsi yang harus diangkat dan difokuskan dalam skripsi ini
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaatnya, dan
bagaimana skripsi ini disusun.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab kedua ini dijelaskan mengenai teori apa yang
melatarbelakangi penulis dalam menyajikan laporan dengan judul
diatas yang berkenaan dengan sistem informasi, database, IT
service management, configuration management, configuration
management database, configuration management system, tools
dalam merancang sistem, metode penelitian, metode
pengembangan sistem (agile method / extreme programming), dan
perangkat perancangan unifield modeling language (UML), dan
implementasi sistem.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan tahapan proses atau metodologi
yang digunakan pada saat pelaksanaan riset dilakukan, seperti studi
13
literatur, observasi, wawancara, dan metodologi dalam
pengembangan sistem menggunakan metode extreme programming
(XP) mulai dari tahap explorasi, palnning, iteration, dan
production, dan terakhir menyajikan kerangka berpikir penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini penulis membahas mengenai profil dari perusahaan, hasil
pengumpulan data dan analisis sistem usulan untuk dibuat menjadi
sebuah model rancangan configuration management system (CMS)
yang akan dijelaskan dalam beberapa proses yang terdiri dari
usecase diagram, activity diagram, class diagram, sequence
diagram, beserta rancangan basisdata dan juga rancangan user
interface.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis terhadap
para peneliti yang ingin mengembangkan sistem serupa untuk dapat
menjadi sistem configuration management system (CMS) yang
lebih sempurna kedepannya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).
Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat
tercapai. (Jogiyanto, 2004, p. 683). Sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan
terpadu. (Sutabri, 2005, p. 2)
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008)
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sisten
yaitu, menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menenkankan
pada prosedur, mendefinisikan sistem yang lebih menekankan pada
prosedur, mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
15
tertentu. Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yag berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Sutabri,
2005, p. 9)
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem memunyai karakteristik atau sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen atau element (component), batasan sistem
(boundary), lingkungan luar sistem (enviroment), penghubung (interface),
masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process), sasaran
(objective), atau tujuan (goal). (Jogiyanto, 2004, p. 684)
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
ini dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
16
3. Lingkungan Luar (Enviroment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi
dari suatu sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan dan
bisa juga menguntungkan.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara subsistem dengan subsistem
yang lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-
sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang
lainnya. Penghubung merupkan hal yang sangat penting, sebagai
contoh apabila di dalam perusahaan memiliki beberapa sistem seperti
produksi, finansial, pemasaran, dan HRD yang tidak memiliki
penghubung satu sama lain tentu saja proses bisnis di dalam
perusahaan tersebut tidak akan berjalan semestinya.
5. Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa Masukan Perawatan (Mainteanance Input) adalah energi yang
dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal
(Signal Input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
17
6. Pengolahan Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan menjadi keluaran yang
dinginkan.
7. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah sistem. Meliputi : Keluaran
yang bergunam contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer.
8. Tujuan Sistem (Goal)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang
mempengaruhi input yang dibutuhkan dan ouput yang dihasilkan.
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data
dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya,
yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact)
yang digunakan untuk pengambilan keputusan. (Jogiyanto, 2004, p. 692)
Informasi adalah data yang diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun, kapasitas saluran sebuah
komunikasi, dan lain sebagainya. (Sutabri, 2005, p. 23)
18
2.2.2 Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto, kualitas informasi tergantung dari tiga yaitu
informasi harus :
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus
jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada
peneorima tidak boleh terlambat.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya. Relevensi informasi untuk tiap-tiap orang dengan yang
lainnya berbeda.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem didalam
suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditunjukan
untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi
rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhapda
kejadian-kejadian internal dan ekternal yang penting dan menyediakan suau
dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. (Jogiyanto,
2004, p. 697).
19
2.3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Sutabri, 2005, p. 42)
Sedangkan menuurut Jogiyanto, Sistem informasi dapat di
definisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur
dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, member sinyal kepada
manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan yang cerdik. (Jogiyanto, 2004, p. 697).
2.4 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya. (Jogiyanto, 2004, p. 697)
2.4.1 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen,
seperti:
20
Perangkat keras (Hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti
komputer dan printer.
Perngkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam penggembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran
sistem.informasi.
Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain
yang berkaitan dengan penyimpanan data.
2.5 Konsep Dasar Manajemen
Dalam buku yang berjudul “ Manajemen” karya dari Stephen P.
Robbins dan Mary Couter, menyebutkan bahwa manajemen adalah proses
pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
(Couter, 2005, p. 7).
Sedangkan dalam buku yang berjudul “Sistem Informasi
Manajemen” karya dari Tata Sutabri menyebutkan bahwa manajemen
merupakan suatu proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan
manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan,
21
mengorganisasikan, memprakarsai, dan mengendalikan operasi.
Merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan, dan memilih arah
pindahan yang terbaik, untuk mencapai apa yang direncanakan. Manajemen
merupakan suatu kegiatan atau proses yang menjelaskan apa yang dilakukan
manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan,
menorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan suatu kegiatan
operasi. Mereka merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan, dan
memilih arah pindahan yang terbaik untuk mencapai apa yang
direncanakan. (Sutabri, 2005, p. 54)
2.5.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Secara harfiah, sistem informasi manajemen adalah sebuah bentuk
sistem informasi yang ditujukan untuk melayanai para manajer. Terfokus
pada alat bantu untuk mempercepat para manajer memperoleh informasi.
Definisi sebuah sistem informasi manajemen istilah ynag yang umum
dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi organisasim
manajemen, dan proses pengambilan keputusan didalam suatu oraganisasi.
(Sutabri, 2005, p. 90)
Menurut McLeod (2008), Sistem Informasi Manajemen
didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat
informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
(McLeod, 2008, p. 12)
22
Output informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak
yang akan memecahkan masalah (baik itu manajer maupun kalangan
profesional) dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah
perusahaan.
2.5.2 Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan
informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi
berupa informasi yang dihasilkan dari operasi PDE (Pengolahan Data
Elektronik) dan informasi data non PDE. (Jogiyanto, 2008).
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting di dalam
menyajikan informasi bagi semua tingkatan manajemen, supaya informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena dan berguna
sesuai dengan yang dibutuhkan manajemen (Jogiyanto, 2008).
Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengelolaan informasi
karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan.
Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat diketahui dari masing-masing
kegiatan manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-masing
tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2008) :
a) Perencanaan strategi (strategic planning), merupakan kegiatan
manajemen tingkat atas.
23
b) Pengendalian manajemen (management control), merupakan
manajemen tingkat menengah.
c) Pengendalian operasi (operational control), merupakan kegiatan
manajemen tingkat bawah.
2.5.3 Pengertian Konfigurasi
Konfigurasi (configuration) untuk membentuk atau setelah “to form
from or after” bersumber dari bahasa latin com-, yang berarti dengan “with”
atau bersama “together”, dan untuk membentuk “to form”. Termasuk juga
pengaturan bagian atau elemen “a relative arrangement of parts or
element”. (Hass A. M., 2002, p. 1).
Sedangkan menurut Addy (2007) menyebutkan konfigurasi yaitu,
(konfigurasi - i), (penataan bagian-bagian dari sesuatu, ii) (komputasi)
pilihan tertentu item hardware dan interkoneksi mereka yang membuat
sebuah sistem komputer tertentu. (Addy, 2007, p. 230)
2.6 Konsep Basis Data
2.6.1 Pengertian Basis Data
Basis data adalah media untuk menghimpun data agar dapat diakses
dengan mudah dan cepat. Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi
yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau
informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. (Shalahudin,
2011, p. 44)
24
Menurut Mulyanto (2009) definisi basis data (database)
merupakan komponen utama dalam membangun sebuah sistem yang
menyangkut pendokumentasian data ke dalam sebuah database.
Dalam buku yang berjudul Konsep Basis Data menjelaskan bahwa
basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi
data. Masing-masing basis data memiliki satu API atau lebih yang berbeda
untuk menciptakan, mengakses, mengelola, mencari, dan mereplikasi data.
Basis data adalah suatu koleksi data yang bisa dicari secara menyeluruh dan
secara sistematis memelihara dan me-retrieve informasi. Suatu basis data
bisa terkomputerisasi atau tidak terkomputerisasi. (Simarmata, 2007, p. 1)
2.6.2 Database Management System (DBMS)
DBMS sudah mulai berkembang sejak tahun 1960an. Pentingnya
data bagi organisasi / perusahaan menyebabkan sebagian besar perusahaan
memanfaatkan BDMS dalam mengelola data yang mereka miliki. Database
Management System (DBMS) yang dalam bahasa Indoensia sering disebut
sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang
digunakan untuk menyimpan, mnegelola, dan menampilkan data.
(Shalahudin, 2011, p. 45)
2.6.3 Sistem Basis Data Relational
Relational Database Management System (RDBMS) adalah sebuah
database management system (DBMS) yang berbasiskan pada model relasi
seperti yang awalnya dikemukakan oleh Edgar F. Codd. Ia mengemukakan
pada paper-nya yang berjudul “A Relational Model of Data for Large
25
Shared Data Banks” yang dipublikasikan ditahun 1970. Di paper ini ia
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan relational. Relational Database
adalah database yang sesuai dengan model relasional dan juga didefinisikan
sebagai kumpulan relasi (set of relation) atau database yang terpasang.
Sebuah RDBMS digunakan untuk membuat database relasional. (Wahyudi,
2008, p. 95)
Sedangkan menurut sumber lainnya menyebutkan bahwa relational
database adalah bentuk database paling fleksibel dan paling terbuka. Oleh
karena itu, biasanya relational database digunan pada local saja. (Sutabri,
2005, p. 219)
2.7 (PIECES) Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
Service
2.7.1 Analisis PIECES
Menurut buku yang berjudul “System Analysis Design an Active
Approcah” karya Goerge M. Marakas. Disebutkan bahwa PIECES
merupakan suatu alat yang efektif untuk menemukan gejala dan masalah
melalui konsep “sebab” dan “akibat” diantara hubungan masalah dengan
gejala. PIECES dibangun oleh Dr. James C. Wetherbe pada tahun 1994.
PIECES memiliki enam karakteristik kerangka kerja. Mungkin satu gejala
bisa memiliki hubungan dengan kategori lainnya, namun harus tetap
dibedakan agar lebih efektif. (Marakas, 2006, p. 37)
26
Performance : fokus pada gejala utama melaui respon waktu pada
proses organisasi.
Information : fokus pada kedua aspek informasi dari organisasi,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Economic : kategori yang melihat pengeluaran terhadap proses yang
terjadi. Berdasarkan situasi pengeluaran, ada dua aspek yang harus
seimbang : level pelayanan, dan kemampuan yang berlebih.
Control : bagaimana organisasi melakukan pengontrolan. Konsep
dari kontrol merupakan salah satu konsep seimbang diantara resiko
dengan pengeluaran.
Efiiciency : pada fokus ini pada suatu produk dalam memberikan
pelayanan dengan sedikit waktu.
Service : service atau pelayanan merupakan kategori gejala terhadap
kualitas dari pelyanan yang diberikan oleh organisasi dengan
konsumennya.
(Marakas, 2006, p. 37)
2.8 Information Technology Service Management (ITSM)
2.8.1 IT Service Management
IT Service Management (manajemen pelayanan) adalah perencanaan
dan pengelolaan pemanfaatan dari aset IT termasuk (sistem, infrastruktur,
dan peralataan), orang, dan proses untuk mendukung kegiatan operasional
yang dibutuhkan oleh bisnis agar seefisien mungkin dan memastikan bahwa
27
organisasi memiliki kemampuan untuk dengan cepat dan efektif bereaksi
terhadap kejadian yang tidak direncanakan, keadaan berubah dan kebutuhan
bisnis baru terus mengevaluasi proses dan kinerja dalam rangka
mengidentifikasi dan menerapkan peluang untuk perbaikan. (Addy, 2007, p.
46)
Service Management merupakan suatu set kemampuan spesial dari
organisasi untuk memberikan nilai kepada konsumen dalam bentuk layanan.
Service Management berfokus tidak hanya memberikan pelayanan, semua
jenis pelayanan, prosess dari setiap komponen infrastruktur dari sebuah
siklus hidup, dan pengelolaan pelayanan yang berhubungan dengan seluruh
aktifitas siklus hidup melalui strategi transisi dari operasional dan
pengembangan yang berkelanjutan. Input atau masukan dari sebuah service
management adalah semua sumberdaya dan kemampuan yang mewakili
setiap aset dari penyedia pelayanan (service provider). Sedangkan output
atau hasilnya adalah pelayanan yang memberikan nilai kepada setiap
konsumen.
Service management yang efektif sendiri merupakan aset strategis
dari penyedia layanan, menyediakan kemampuan untuk melaksanakan
bisnis inti mereka, dan memberikan pelayanan untuk menghasilkan nilai
tambah kepada konsumen melalui fasilitas dengan memfasilitasi apa yang
pelanggan ingin capai. Dengan mengadopsi best practice dapat membantu
penyedia layanan untuk menciptakan sistem manajemen pelayanan yang
efektif. ITSM merupakan disiplin ilmu untuk mengelola dalam skala besar
28
teknologi informasi (IT), melalui filosofi utama dalam prespektif konsumen
untuk memberi kontribusi terhadap bisnis. Solusi utama perusahaan dalam
implementasi ITSM yaitu ada empat, yaitu orang, produk, rekan, dan proses.
(Jack D. Becker, 2007, p. 10)
2.8.2 Tujuan IT Service Management
Tujuan ITSM adalah untuk membangun dan mengelola setiap
struktur IT untuk mempertemukan bisnis dengan pelayanan berdasarkan
tujuan, bergerak dari ketidakteraturan menjadi pengelolaan yang teratur.
Tata kelola IT menurut ITGI (Information Technology Governance
Institute) adalah untuk dapat mewujudkan manfaat IT yang diharapkan,
menggunakan dan memaksimalkan manfaat tersebut, mewujudkan
penggunaan sumber daya IT yang bertanggung jawab, dapat mengelola
resiko yang terkait dengan TI dengan tepat.
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya Departement IT berusaha
mewujudkan pelayanan IT yang baik kepada setiap user berdasarkan tata
kelola ITSM. Mengacu pada standarisasi yang berlaku secara umum. Setiap
perusahaan dapat menggunakan konsep ITSM, karena penggunaan IT
memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama kekayaan ekonomi di
abad 21. Disamping itu IT juga penting untuk keberhasilan perusahaan,
memberikan peluang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan
menawarkan cara untuk meningkatkan produktivitas, IT akan melakukan
semua ini bahkan lebih di masa depan. (Heschl, 2008, p. 10).
29
2.8.3 IT Service Request (ITSR)
Dalam buku karya Rob Addy (2007) disebutkan “Apa perbedaan
diantara Service Request dan Incident ?”. Menurut kamus disebutkan
“Request” untuk mengekspresikan keinginan, (meminta atau menuntut).
Sedangkan “Incident” kejadian yang berbeda atau yang pasti. (Addy, 2007,
p. 106)
Tujuan dari request proses adalah untuk secara akurat menentukan
kebutuhan pengguna, mengumpulkan setiap data yang tepat berkaitan
dengan kebutuhan mereka, diidentifikasi dan untuk meneruskan semua
informasi ini pada kelompok spesialis yang relevan untuk tindakan lebih
lanjut. Intinya adalah baik incident, service request, compliance, dll Ini
semua masukan dari pelanggan. Semua masalah, baik itu dari jenis apa pun,
perlu proaktif didorong kesimpulan melalui penerapan sistematis dari proses
yang relevan dan tepat. (Addy, 2007, p. 324)
2.9 Metodologi Pengembangan Sistem
2.9.1 Agile Method
Metode Agile untuk pembangunan dan pengembangan sebuah
software adalah salah satu yang menarik dalam lingkup metodologi.
Metodologi Agile meliputi sejumlah pendekatan, metode, dan teknik yang
digunakan untuk interaksi singkat terhadap unpam balik dengan konsumen
yang berkelanjutan. Sehingga tim dapat memberikan apa yang konsumen
butuhkan terhadap (produk). Metode Agile maksudnya memberikan adaptasi
30
yang cepat bagi tim dalam menghadapi sesuatu yang tidak diprediksi, atau
permintaan perubahan yang cepat. Metode Agile memperkenalkan
pendekatan yang terstruktur terhadap pengembangan sebuah software, dan
memastikan konsumen (user) dapat dengan cepat dan bisa melihat secara
periodic solusi untuk mereka melalui umpan balik yang berkelanjutan.
Jaminanan yang diberikan kepada mereka untuk mendapatkan solusi
terhadap permasalahan bisnis yang dibutuhkan, dan solusi dalam bekerja
melalui waktu yang singkat dalam sebuah frame. (Moriera, 2010, p. 37)
Pengembangan Agile merupakan istilah umum untuk beberapa
pendekatan secara berulang dan bersifat mengabungkan elemen-elemen
model secara berulang (incremental) dalam pengembangan perangkat lunak.
Banyak dari prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang berasal dari Agile
telah ada selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Metodologi Agile
telah dikemas dalam berbagai variasi pelanggan, manajemen, dan dalam
beberapa kasus, praktik rekayasa dan prinsip bersama-sama dengan cara
yang membantu tim panduan melalui proses perencanaan yang cepat dan
memberikan pekerjaan, serta pegujian perangkat lunak. Metode Agile fokus
pada penyederhanaan dalam SDLC (System Development Life Cycle)
dengan menghilangkan beberapa model dan dokumentasi yang berlebihan,
dan waktu yang digunakan untuk penugasaan. (Alan Dennis, 2005, p. 13)
2.9.2 Extreme Programming Method
Extreme Programming (XP) berevolusi dari permasalahan yang
dihadapi sepanjang siklus pengembagan model secara tradisional. Pertama
31
yang dimulai seperti “suatu hal yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan”,
dengan latihan mereka menemukan cara yang efetif dalam pembangunan
suatu software selama beberapa dekade. Setelah beberapa percobaan sukses,
maka XP metodologi diteorikan menjadi prinsip utama dan cara yang
digunakan. XP telah menggabungkan setiap fungsi dalam beberapa
metodologi pembangunan software.
Gambar 2.1 Extreme Programming Life Cycle
(Alnoukari, 2012, p. 20)
Extreme Programming (XP) dibangun pada empat nilai inti:
komunikasi, kesederhanaan, umpan balik, dan keberanian. Keempat nilai
memberikan fondasi dimana pengembang XP digunakan untuk membuat
sistem apapun. Pertama, para pengembang harus memberikan umpan balik
yang cepat kepada pengguna akhir secara terus menerus. Kedua, XP
membutuhkan pengembang untuk mengikuti prinsip KISS. Ketiga,
32
pengembang harus membuat perubahan tambahan untuk tumbuh sistem
dan mereka harus tidak hanya menerima perubahan, mereka harus
merangkul perubahan. Keempat, pengembang harus memiliki kualitas
pertama mentalitas. XP juga mendukung anggota tim dalam
mengembangkan keterampilan mereka sendiri.
Berdasarkan buku Pekka Abrahamsson et all, yaitu Agile Software
Development Methode (Abrahamsson, 2002, pp. 19-21) :
1. Exploration
Fase exproration merupakan permulaan dari projek dimana
konsumen menuliskan cerita pada (story card) apa yang mereka harapkan
pada proses pelapasan pertama. Setiap cerita menggambarkan fitur yang
harus terdapat dalam setiap program.
2. Planning
Fase ini merupakan satu tahap dalam menentukan prioritas setiap
cerita dan persetujuan setiap konten pada pelepasan pertama yang akan
dibuat.
3. Iterations
Fase iterasion adalah tahap yang terdapat beberapa perulangan
terhadap sistem sebelum pelepasan. Tahap pertama dalam perulangan
membuat arsitektur sistem secara umum. Ini dapat diperoleh dari cerita
(user story) yang ingin dibuat dari sistem tersebut. Konsumen
33
memutuskan user story yang diinginkan dari setiap masa perulangan.
Secara fungsional nantinya akan dites oleh konsumen pada setiap masa
perulangan sampai sesuai dan sistem siap diproduksi.
4. Productionizing
Pada tahap produsi yang dibutuhkan adanya tambahan pengetesan
(testing) dan pengecekan dari setiap performa sistem sebelum sistem
tersebut diserahkan kepada konsumen.
5. Maintenance
Setelah pengembangan telah selesai dilakukan dan berada dalam
tahapan maintenance. Fungsinya adalah menjadi customer support, setelah
masa pelepasan masuk kepada tahap produksi, XP harus tetap memelihara
untuk memastikan sistem berjalan dengan sesuai.
6. Death Phase
Fase ini dekat ketika konsumen sudah tidak memiliki cerita (story)
untuk diimplementasikan lagi. Kebutuhan yang diinginkan konsumen
sudah sesuai dengan apa yang diingikan. Pada tahap ini proses XP
membutuhakn dokumentasi dari sistem secara final ditulis, dimana tidak
ada lagi perubahan terhadap desain, arsitektur, maupun kode yang dibuat.
(Abrahamsson, 2002).
34
2.9.3 Agile & Extreme Programming
Model pengembangan Agile merupakan “chaordic”, suatu praktek
dalam proses perangkat lunak yang memiliki lingkup untuk
menggambarkan bagaimana suatu model dan dokumentasi secara efektif
dan secara tangkas. Salah satu tujuan dari Agile Modelling untuk
mengatasi suatu masalah menggunakan teknik modeling dalam proyek
perangkat lunak dengan pendekatan Agile seperti Extreme Programming.
Karena cakupan dalam Extreme Programming lebih baik dari pada Agile
Modelling dan Extreme Programming mencakup siklus pengembangan
secara keseluruhan (penuh). XP dapat menerapkan perancangan
menggunakan UML, seperti (activity diagram, class diagram,
collaboration diagram, component diagram, deployment diagram,
sequence diagram, statechart diagram, dan usecase diagram) ketika
berbicara pendekatan Extreme Programming dalam pembangunanya.
(Ambler, 2002, p. 177 & 181)
2.9.4 Prinsip dan Teknik dalam Metode Extreme Programming
Perencanaan : Menentukan lingkup iterasi berikutnya dengan bekerja
sama dengan pelanggan yang memberikan prioritas bisnis dan dengan
programmer yang memberikan perkiraan teknis .
Pelepasan kecil : Dapatkan sistem ke dalam produksi cepat . Ini
merupakan faktor kunci dalam mendapatkan umpan balik pada
perangkat lunak yang sebenarnya .
35
Metafora : Memahami bagaimana seluruh sistem bekerja . Hal ini
penting bagi para pengembang dan pelanggan
Desain sederhana : Salah satu nilai utama adalah kesederhanaan .
Sistem ini harus dirancang untuk fitur yang diimplementasikan saat ini
, dan menambahkan fitur secara bertahap .
Pengujian : Pengujian meliputi unit test , yang programmer menulis
dan tes penerimaan , yang pelanggan menulis . Tes adalah indikator
penyelesaian .
Refactoring : Programmer bertanggung jawab untuk meningkatkan
desain perangkat lunak yang ada tanpa mengubah perilakunya .
Pair Programming : Bekerja dengan pasangan adalah persyaratan
ketika menulis kode produksi .
Kepemilikan Kolektif : Siapa saja di tim dapat mengubah setiap bagian
dari sistem.
Continuous Integration : Programmer mengintegrasikan dan
membangun perangkat lunak berkali-kali dalam sehari.
(Alnoukari, 2012, p. 20)
2.9.5 User Story
Story card merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
XP. Mereka berperan penting dalam aturan dalam XP, story card
menggambarkan fungsionalitas dalam suatu sisyem atau perangkat lunak
yang akan dibangun dan itu akan sangat berguna bagi salah satu atau lebih
36
dari pengguna perangkat lunak tersebut. User story tersusun dari beberapa
aspek yaitu :
Penulis mendeskripsikan setiap cerita yang digunakan untuk
perencanaan sebagai pengingat.
Percakapan perihal cerita memberikan semangat terhadap detail
dari setiap cerita.
Membangun sebuah software dimana mempertemukan setiap
kebutuhan antara setiap stakeholder berserta ekspekstasinya merupakan
sebuah tujuan utama dalam suatu metode pembangunan sistem. Masalah
ini yang ditangkap oleh metode XP, dimana XP merekomendasikan secara
langsung menyajikan kebutuhan melalui user stories pada story card.
(Chetankumar Patel, 2009, p. 3)
Gambar 2.2 Contoh Traditional User Story
User stories dibuat kapan saja oleh konsumen, user stories
digambarkan melalui bahasa konsumen, menggambarkan apa yang sistem
dapat lakukan. Setiap user stories memiliki nama, berisi paragraph
singkat yang menggambarkan tujuan dari suatu cerita, perkiraan berapa
lama itu bisa diimplementasi. Dalam pengertian secara umum user stories
37
menggambarkan sesuatu terhadap sistem apa yang harus dilakukan, dan
sangat penting dan bermanfaat bagi setiap stakeholder. Secara umum tidak
bersifat detail. (Hunt, 2006, p. 73)
2.10 Manajemen Konfigurasi (Configuration Management)
2.10.1 Configuration Management
Banyak definisi dari manajemen konfigurasi dan berbagai opini
tentang apakah konfigurasi manajemen. Manajemen konfigurasi
maerupakan identifikasi yang unik, mengelola penyimpanan, mengelola
perubahan, dan status pelaporan dari pemilihan menengah terhadap produk
kerja, produk komponen, dan produk selama sistem berjalan. (Hass, 2002, p.
38).
Konfigurasi manajemen merupakan suatu rekayasa teknik dan
displin manajemen yang fokus pada manajemen perubahan. Konfigurasi
manajemen telah lahir sekitar tahun 1950an, awalnya digunakan oleh
departemen Pertahanan Amerika untuk mengelola perubahan perangkat
keras.
Manajemen konfigurasi menurut sumber lainnya adalah sebuah
proses transisi yang bertanggung jawab untuk mengelola informasi terhadap
konfigurasi item yang dibutuhkan untuk memberikan kepada pelayanan IT,
termasuk hubungan diantara mereka. Informasi ini di kelola melalui siklus
hidup dari konfigurasi item / configuration items (CI). Manajemen
38
konfigurasi merupakan bagian dari proses konfigurasi manajemen. (Norfolk,
2010, p. xv)
Gambar 2.3 Key Issues for Implementing Configuration Management
(Liu Ying, 2009, pp. 347-350)
Configuration Management dipaparkan dalam buku yang berjudul
“Software Quality Assurance From Theory to Implementation”. Disana
disebutkan, bahwa “Manajemen konfigurasi berkaitan dengan pembahasan
yang memperkenalkan prosedur untuk mengendalikan proses suatu
perubahan”. Prosedur ini berhubungan dengan persetujuan perubahan,
pencatatan perubahan yang dilakukan, pengeluaran versi terbaru dari
sebuah perangkat lunak dan perangkat keras, rilis, rekaman versi dan
spesifikasi dari perangkat lunak yang diinstal di setiap situs atau organisasi
pada departemen, dan manajemen perubahan dari setiap informasi yang
berdampak terhadap setiap konfigurasi tersebut. Prosedur konfigurasi
perangkat lunak umumnya mengotorisasi sebuah administrator atau
komite manajemen konfigurasi untuk mengelola semua yang diperlukan
operasi manajemen konfigurasi. (Galin, 2004, p. 67).
39
Manajemen konfigurasi memberikan nilai yang sangat besar dengan
membuat sebuah repositori informasi untuk melacak sistem IT organisasi.
Ini terdiri dari informasi tentang server seperti memori, penyimpanan, dan
prosesor. Disamping itu juga mencakup hubungan yang menunjukan
keterkaitan antara konponen IT yang dapat membantu menentukan
prioritas komponen yang sangat penting untuk menjaga sistem bisnis dan
operasi sehari-hari. Produk konfigurasi (Configuration item) merupakan
sumber daya IT, dan komponen mereka, yang berkontribusi terhadap suatu
layanan bisnis. Manajemen konfigurasi diperlukan untuk memastikan
bahwa manajemen database konfigurasi (CMDB) mewakili mereka secara
akurat, mengontrol perubahan mereka, mengaudit, melaporakan, dan lain-
lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk menjamain bahwa layanan bisnis
dapat membuat dan menjalankan kontribusinya setiap saat. Sedangkan
peran CI (configuration item) adalah untuk memberikan riancian
konfigurasi, status saat ini dan memberikan keamanan disekitar setiap ada
pembaruan dan perubahan yang dibuat untuk memastikan pengendalian
perubahan yang tepat. (Axel Buecker, 2013, p. 243).
Configuration Management secara umum membahas mengenai
empat tugas utama, yaitu :
1. Identifikasi (identification) – spesifikasi, identifikasi dari setiap
komponen IT.
40
2. Kontrol (control) – mengelola setiap bagian manajemen
konfigurasi item, juga siapa yang memilikiwewenang untuk
melakukan pengelolaan (melakukan perubahan) itu.
3. Status laporan (status recording) – tugas ini sejalan dengan
rekaman dari status perubahan setiap konfigurasi item yang
terdaftar dalam konfigurasi manajemen database, dan
pengelolaan setiap informasinya.
4. Verifikasi (verification) – tugas ini memastikan informasi
terkait konfigurasi database itu akurat.
Tanpa definisi yang jelas dari setiap konfigurasi item yang
digunakan untuk memberikan pelayanan IT, itu akan sulit diidentifikasi
item mana yang digunakan dalam suatu pelayanan. (Graupner, 2005, p.
98)
2.10.2 Configuration Management System (CMS)
Configuration Management System (CMS) merupakan suatu
(pelayanan transisi) atau suatu set alat dan database yang digunakan untuk
mengelola penyedia pelayanan konfigurasi data IT. CMS juga termasuk
perihal kejadian masalah, pengetahuan terhadap suatu kesalahan, perubahan
dan pelepasan / rilis, dan data yang berhubungan dengan pegawai, supplier,
lokasi, unit bisnis, konsumen, dan pengguna. CMS termasuk juga alat untuk
menggumpulkan, menyimpan, mengelola, melakukan pembaruan, dan
menyajikan data tentang semua konfigurasi item dan hubungan diantaranya.
41
CMS dikelola oleh konfigurasi manajemen dan digunakan oleh seluruh
proses manajemen pelayanan IT. (Norfolk, 2010, p. xv)
2.10.3 Configuration Management Database (CMDB)
Dalam buku yang berjudul The CMDB Imperative karya Glenn
O'Donnell & Carlos Casanova, disebutkan bahwa Configuration
Management Database (CMDB) penggunaan tools tersebut tidak datang
keranah pengguna sampai setelah tahun 1989, CMDB lahir karena
konpleksitasnya dan ekspansi yang semakin besar dari waktu kewaktu,
sejalan dengan sistem manajemen tata kelelola IT semakin banyak
memberikan berbagai fitur dan manfaatnya, sistem IT tumbuh mencakup
melalui jaringan dan didistribusikan ke berbagai perangkat lunak. satu-
satunya cara untuk melacak sifat kompleks sistem ini adalah melalui sebuah
teknologi. teknologi ini datang dalam bentuk Configuration Management
Database, CMDB hadir memberikan suatu pelayanan dalam pengelolaan
suatu IT infrastruktur. (Casanova, 2009, p. 26).
Konfigurasi manajemen bukan hanya sekedar suatu teknologi untuk
mengumpulkan berbagai peralatan informasi, tetapi juga tentang proses
termasuk didalamnya dukungan jaringan dan operasi. Pertimbangan penting
lainnya adalah untuk mencari solusi otomatisasi yang menyediakan "sumber
referensi" tunggal di semua bidang IT. Hal ini memerlukan solusi yang
menggunakan database manajemen konfigurasi untuk mempertahankan
informasi tentang lingkungan IT.
42
2.10.4 Configuration items (CI)
Komponen infrastruktur atau item yang, atau akan, di bawah kendali
manajemen konfigurasi. item konfigurasi dapat sangat bervariasi dalam
kompleksitas, ukuran dan tipe, mulai dari seluruh sistem termasuk semua
perangkat keras, perangkat lunak dan dokumentasi, untuk modul tunggal
atau anak di bawah umur komponen perangkat keras. (Hass A. M., 2002)
Setiap komponen yang perlu dikelola untuk menyampaikan layanan
IT. Informasi tentang setiap CI dicatat dalam Manajemen Konfigurasi dan
dipertahankan dalam siklus manajemen konfigurasi. CI berada di bawah
kendali dari manajemen perubahan, CI biasanya meliputi pelayanan IT,
hardware, software, orang, dokumentasi. (Norfolk, 2010, p. xv)
2.10.5 Aktivitas & Nilai Configuration Management
Aktivitas dari manajemen konfigurasi digambarkan dalam gambar
dibawah ini.
Gambar 2.4 Aktivitas Manajemen Konfigurasi
43
Manajemen konfigurasi memiliki beberapa interaksi dengan proses
pendukung lainnya, gambar diatas mengilustrasikan area aktivitas
penggunaannya.
b. Metadata
Semua bidang kegiatan dalam konfigurasi manajemen berbagi
metadata untuk setiap item ditempatkan di bawah manajemen
konfigurasi. Metadata adalah konsep database yang berarti data
tentang data yang disimpan dalam database. Jadi metadata dalam
konteks ini menjelaskan item konfigurasi. Metadata untuk item
konfigurasi mungkin termasuk nama, nama orang / bagian yang
memproduksi barang, tanggal produksi, dan referensi ke item
konfigurasi terkait lainnya. Dari gambar diatas menunjukkan
pemisahan logis dari metadata, meskipun data ini sering disimpan
secara fisik di lokasi yang sama (dalam database yang sama) sebagai
item dalam penyimpanan terkontrol. (Hass A. M., 2002, p. 36)
Kontrol perubahan menggunakan metadata misalnya, informasi
untuk item konfigurasi terhadap perubahan yang diinginkan. Kontrol
perubahan tidak dengan sendirinya memberikan kontribusi untuk
metadata, karena informasi yang dihasilkan selama perubahan kontrol
akan hadir hanya jika item konfigurasi dipengaruhi oleh perubahan
yang dinginkan. Sebuah item konfigurasi bisa tetap berguna tanpa
informasi pengendalian perubahan, tetapi tidak bisa ada tanpa
metadata. (Hass A. M., 2002, p. 41)
44
c. Configuration Management Value
CM tradisional terdiri dari empat nilai fundamental atau
komponen. Mereka termasuk identifikasi, kontrol, audit, dan laporan.
Hal ini penting untuk mengkomunikasikan definisi dan interpretasi
dari komponen mereka pada lingkungan dalam membangun
pemahaman bersama.
Gambar 2.5 Empat Nila Fundamemntal dari Manajemen Konfigurasi
(Moriera, 2010, p. 12)
Identification
Nilai pertama yang CM adalah menyediakan kemampuan untuk
mengidentifikasi semua item konfigurasi (CI) yang berkaitan dengan
produk dan perubahannya. Melalui identifikasi CI, kita dapat
mengontrol, audit, dan melaporkan perubahan yang terjadi. CI
mungkin bisa termasuk (hardware, software, document, procedur, etc).
45
Gambar 2.6 Proses Identifikasi
Tujuan dari aktivitas identifikasi ini untuk menentukan metada
dari setiap konfigurasi item, yang bersifat unik dan mengidentifikasi
setiap hubungan dengan bagian luar dan setiap konfigurasi item
lainnya. Proses identifikasi ini merupakan salah stu bagian yang
penting dalam konfigurasi manajemen. Pada bagian ini, identifikasi,
label, dan registrasi dari setiap konfigurasi item. Ini merupakan semua
kegiatan untuk menentukan konfigurasi item apa saja yang akan
disimpan, apa saja atributya, dan bagaimana hubungan yang terjadi
diantara setiap konfigurasi item. Identifikasi dapat seperti : (hardware,
software/application, personel / user, documentation, Etc).
(Menken, 2008, p. 87)
Storage / Penyimpanan
Tujuan dari penyimpanan ini untuk memastikan bahwa konfigurasi
item tidak hilang atau rusak, dan itu semua dapat ditemukan kapan
saja, dan dapat mengantarkan pada kondisi apa yang kita harapkan
46
untuk menemukan konfigurasi tersebut, dan tetap dapat menyimpan
dan mengindikasi siapa yang yang memberikan item konfigurasi
tersebut atau mengandakannya.
Gambar 2.7 Proses Storage Control
(Hass A. M., 2002, p. 12)
Control
Nilai kedua yang CM berikan adalah kemampuan untuk mengontrol
perubahan untuk semua konfigurasi item pada semua produk. Ketika
nilai pertama (identifikasi) memberikan kita cara untuk
mengidentifikasi ketika ada perubahan, kontrol memungkinkan kita
untuk mengambil pendekatan proaktif untuk mengubah sehingga kita
dapat memutuskan kapan perubahan akan terjadi.
Ketika membangun dan merawat pada proses produksi, perubahan tak
terelakan. Tujaun utama dari adanya kontrol perubahan untuk
mengontrol secara penuh dari semua permintaan perubahan.
47
Gambar 2.8 Proses Change Control
(Hass A. M., 2002, p. 19)
Pada tahapan ini, untuk memastikan yang berhak dalam
mengotorisasi dan mengidentifikasi pada konfigurasi item dari
penerima untuk menjaga integritas dari konfigurasi manajemen
tersebut. Pada proses kontrol proses yang terjadi seperi :
• Registrasi setiap ada konfigurasi item baru dan versinya
• Update dari konfigurasi item
• Update hubungan dari request for change (RFC) dengan
implementasi perubahan (change control).
Membuat dan merekam permintaan perubahan (request for
change). Manajemen perubahan dimulai dengan adanya permintaan
perubahan / request for change (RFC). Perbedaan diantara service
request dengan RFC. Pada dasarnya service request bisa menyertakan
perubahan terkait lingkungan, tetapi umumnya perubahan pada
operasional tidak menimbulkan dampak dalam bisnis. RFC dapat
48
mengacu seperti melalui aktivitas dari setiap user melalui service desk,
pengenalannya atau penggantian dari konfigurasi item, atau output dari
setiap pengembangan proyek, ini juga bisa mengacu dari kegiatan
problem management. Tujuan utama dari kontrol perubahan adalah
memfasilitasi setiap request untuk menjelaskan setiap prosedur,
otomatisasi, dan pengecekan sederhana. (Doherty, Peter. A CA Service
Management Process Map).
Audit
Nilai ketiga yang configuration management berikan adalah
kemampuan untuk memastikan kebenaran, kelengkapanan, dan
konsisitensi dari baselines. Ini membantu kita memastikan integritas
produk dalam pengembangan sehingga dapat ditentukan jika
konfigurasi sebenarnya dari produk dan perubahan di dalamnya selaras
dengan spesifikasi fisik dan fungsional yang disepakati. (Moriera, 2010,
p. 14)
Report
Nilai keempat yang diberikan oleh CM adalah kemampuan untuk
merekam dan melaporkan status dari setiap komponen disekitar
(proyek) lingkungan.
Gambar 2.9 Proses Laporan dalam Konfigurasi Manajemen
49
(Moriera, 2010, p. 15)
Status laporan berguna dan dapat dibaca, informasi diperlukan untuk
mengelola setiap produk pengembangan dan perawatan.
Gambar 2.10 Proses Status Reporting
(Hass A. M., 2002, p. 25)
Pelaporan ini meliputi kondisi yang terjadi saat ini dengan kejadian yang
berlalu dengan konsen pada setiap konfigurasi item melalui siklus hidup
(siklus perputaran) yang terjadi didalamnya. Informasi yang dihasilkan
seperti :
• Garis besar konfigurasi
• Perubahan konfigurasi item, kejadian, dan rekam permasalahan.
2.10.6 Hubungan CMS & CMDB
CMDB seringkali dilihat hanya sebagai kumpulan data dari setiap
atribut. Menyatukan dan menjadi terkait setiap atribut yang biasanya
memiliki batasan pada teknologi karena pada dasarnya telah didesain kearah
yang salah, terbatas pada permintaan atribut. CMS memiliki kekuatan untuk
50
mematahkan siklus melalui pengamatan setiap hubungan yang diperlukan
untuk membuat data mentah menjadi lebih berguna. (Casanova, 2009, p. 48)
Hubungan antara CMS dan CMDB, Management Configuration
System atau CMS tidak jauh berbeda. Configuration Management Database
(CMDB) adalah fondasi darimana repositori pengetahuan tentang
penggunaan IT dibangun. CMDB merupakan instrumen penting untuk
merespon kebutuhan tersebut, dan tujuan dari CMS adalah untuk
menyediakan pusat kontrol pada konfigurasi infrastruktur IT.
Fungsi dari CMDB ini sangat mambantu bagi stakeholder penyedia
pelayanan IT. Diibaratkan seorang manager proyek dalam membangun
konsep pelayanan IT akan melalui proses produksi, memodifikasi, dan
membangun kembali produk IT yang ada atau membangun baru. Untuk itu
manager proyek tersebut akan menggunakan fasilitas ini dalam membantu
dan bertindak sebagai sumber informasi untuk mengelola dan melacak
berbagai sumber daya perusahaan IT. Lebih lanjut menyediakan konteks
bagi sumber daya dengan melacak hubungan antara sumber daya untuk
memahami ketergantungan antara mereka.
Menurut David A. Messineo and Malcolm Ryder. (2008) CMDB
memainkan peran penting dalam mendefinisikan dan melaksanakan strategi
dengan membantu manajemen, menyediakan lingkungan yang mendukung
untuk kekuatan-kekuatan struktural yang menguntungkan saat dampak,
ekonomi, dan profitabilitas. Minimal akan membantu dalam
51
menyederhanakan pengelolaan dan koordinasi sumber daya dari perspektif
bisnis secara mendasar.
2.10.7 Pendekatan (The Right Approach)
Dalam paper karya Klaus Dettmer dan Andy Watson (2006), yang
berjudul “CMDB in 5 Step, A Project Guidline for Implementing a
Configuration Management Database” disebutkan ada beberapa tahap
dalam mengembangkan suatu manajemen data konfigurasi, salah satnnya
adalah pendekatan dalam pengembangannya yaitu dengan “Bottom-up” or
“Top-down” approach.
“Bottom-up” or “Top-down” merupakan prosedur terbaik yang
sangat kuat bergantung pada ukuran dari sebuah organisasi, dan secara
keseluruhan setiap objek. Melalui pendekatan Bottom-up satu yang harus
diperhatikan sangat hati-hati jangan sampai kehilangan dari tanda tujuan
utamanya. biasanya beberapa konfigurasi manajemen database sudah
tersedia pada file MS.Excel, MS Access database, dan lainnya.
Tantangannya untuk menyukseskan diperlukan konsolidasi administrasi
pada setiap konfigurasi data tentang objek apa saja yang menghasilkan
cukup untuk detail dari setiap user, tanpa adanya manajemen konfigurasi
data akan menjadi terlalu luas atau menjadi alat yang sulit dipakai.
IET Solution merekomendasikan pendekatan “Top-down”. Bukan
merekam setiap item konfigurasi dengan semua konfiguraasi, namun fokus
pada unsur-unsur yang memiliki dampak besar pada suatu pengiriman
layanan IT. Memeriksa tujuan organisasi, apa manfaat yang diharapkan,
52
layanan apa yang ingin ditingkatkan. Pendekatan yang digunakan dalam
membangun konfigurasi manajemen database menggunakan pendekatan
“top-down approach”, dimana dalam pendekatan ini ditentukan terlebih
dahulu aspek-aspek apa saja yang akan diambil dalam membangun
konfigurasi manajemen tersebut, misalnya adalah : (menentukan item
konfigurasi yang akan dicatat, menentukan atribut atau informasi apa saja
yang akan disimpan, menentukan service / pelayanan apa saja yang
digunakan dalam sistem konfigurasi manajemen database ini. (Watson,
2006, p. 9)
2.11 Pengujian Sistem (Testing)
2.11.1 Pengujian Unit
Pengujian unit fokus pada usaha verifikasi pada unit yang terkecil
pada desain perangkat lunak (komponen atau modul perangkat lunak).
Setiap unit perangkat lunak diuji agar dapat diperiksa apakah aliran
masukan (input) dan keluaran (output) dari unit sudah sesuai dengan yang
dinginkan. Pengujian unit biasanya dilakukan pada saat kode program
dibuat, karena dalam sebuah perangkat lunak banyak memiliki unit-unit
kecil maka untuk menguji unit-unit kecil ini biasanya dibuat program kecil
(main program) untuk menguji unit-unit perangkat lunak. (Shalahudin,
2011, p. 215)
53
2.11.2 Pengujian Integrasi
Pengujian intergrasi adalah sebuah teknis yang sistematik untuk
mengkonstruksi struktur program seiring dengan menggabungkan fungsi
program dengan antarmukanya. Pengujian terintergasi ini bertujuan untuk
mempergunakan komponen unit program yang sudah diuji dan
membangun struktur seperti yang telah didesain sebelumnya. Tipe
pengujian integrasi ini ada beberapa jenis yaitu pengujian (top-down
integration, bottom-up integration, regression integration, dan pengujian
smoke integration). Pengujian integrasi memiliki beberapa tipe strategi
pengujian seperti ;
pengujian dari atas ke bawah (top-down integration)
pengujian integrasi dari bawah ke atas (bottom-up integration)
pengujian integrasi regresi
pengujian integrasi “asap” (smoke integrastion)
dan pengujian integrasi “roti isi” (sandwich integration) atau
kombinasi lebih dari satu strategi pengujian integrasi.
(Shalahudin, 2011, p. 216)
2.11.3 White Box Testing
Pengujian dengan menggunakan white box testing yaitu menguji
perangkat lunak dari segi desain dank ode program apakah mampu
menghaasilkan fungis-fungsi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan. Pengujian kotak putih dilakukan dengan memeriksa
54
logic kode program. Pembuatan kasus uji bisa mengikuti standar pengujian
dari standar pemrograman yang seharusnya. Contoh dari pengujian kotak
putih misalkan menguji alur (dengan menelusuri) pengulanagn (looping)
pada logika pada pemrograman. (Shalahudin, 2011, pp. 214-215)
Pengulangan
Simpel
Pengulangan
Bersarang
Pengulangan
Gabungan
Pengulangan
Tidak Terstruktur
Gambar 2.11 Contoh pengujian dengan kotak putih
2.11.4 Black Box Testing
Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi
spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian
dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan dan
keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat
mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk
55
melakukan pengujian kotak hitamharus dibuat dengan kasus benar dan
kasus salah, misalkan untuk kasus proses login maka kasus uji yang dibuat
adalah :
Jika user memasukna nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang benar.
Jika user memasukan nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata
sandi salah, atau sebaliknya, atau keduanya salah.
(Shalahudin, 2011, p. 214)
Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan
perangkat lunak yang tidak diketahui kenierja internalnya, sehingga para
tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam”
yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing
dibagian luar. Testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi
spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal
perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang
merupakan sebuah sistem informasi inventori di sebuah perusahaan. Maka
pada black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian
berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang
didefinisikan sebelumnya. (Rizki, 2011)
Berikut ini adalah contoh dari black box testing.
56
Tabel 2.1 Contoh Black Box Testing
No. Test case Hasil diharapkan Hasil
keluaran
1. Membuka sistem Tampilan menu login Berhasil
2. Apabila salah dalam
memasukan username &
password.
Tampil peringatan pesan
bahwa username &
password salah, dan
nantinya dapat mengisi
username dan password
kembali.
Berhasil
3. Apabila benar dalam
memasukan username &
password.
Masuk kehalaman masing-
masing aktor berdasarkan
username dan password,
atau role dari user tersebut.
Berhasil
2.12 Tools Perancangan Sistem
2.12.1 Rich Picture
Dalam buku yang berjdul “Object Oriented Analysis & Design”
karya Mathiassen (2000) menyebutkan bahwa, Rich Picture merupakan
sebuah gambaran informal yang digunakan untuk menyatakan ilustrasi
pemahaman terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich
Picture dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk menfasilitasi
komunikasi baik antara pengguna dalam sistem tipe dari Rich Picture
mendeskripsikan antara permasalahan sistem dan application domain.
(Mathiassen, 2000)
57
2.12.2 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language merupakan suatu bahasa dan notasi
pada spesifikasi, konstruksi, visualisasi, dan dokumentasi dari suatu model
sistem perangkat lunak (software system). Unified Modeling Language
(UML) merupakan bahasa dan notasi untuk memodelkan, bukan suatu
metode. Unified Modeling Language dapat berfungsi sebagai dasar untuk
metode yang berbeda, karena menyediakan satu set pembangunan atau
permodelan dengan notasi yang seragam dan sematik. (Grady Booch, 2001,
p. 158)
Unified Modeling Language UML adalah sebuah “bahasa” yang
telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak. Unified Modeling Language
UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
(Sugiarti, 2013, p. 33)
2.12.3 Diagram & Notasi (UML)
Unified Modeling Language (UML) menjelaskan semua elemen
model, tersusun oleh tipe dari setiap diagram, yang digunakan. Beberapa
elemen bisa menjadi bagian dari diagram yang lainnya. (Grady Booch,
2001, p. 160)
1. Use Case Diagram
Use case diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan
kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram ini
58
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan
sistem yang akan dibuat, atau dengan kata lain use case diagram ini
digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada dalam sebuah
sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.
(Sugiarti, 2013, p. 41)
Contoh usecase diagram
Gambar 2.12 Contoh gambar Usecase Diagram
Tabel 2.2 Komponen Dasar Usecase Diagram
Simbol Nama komponen Keterangan
Actor
(staf, admin_database)
Orang yang berinteraksi dengan
dengan sebuah sistem informasi.
Use Case
(open ticket, ask
incident, dll)
Suatu aksi atau interaksi antara
aktor dengan sistem.
Fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang
saling bertukar pesan antar unit
System
staff_ admin_
login_
manage all configuration item
open ticket configuration item
logout_
59
atau aktor, biasanya dinyatakan
dengan menggunakan kata kerja
diawal frase nama use case
Asosiasi
Komunikasi antara aktor dan use
case yang berpartisipasi pada use
case atau memiliki interaksi
dengan aktor
<<include>>
(merupakan
stereotype)
Relasi use case tambahan
kesebuah use case dimana use
case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya atau
sebagai syarat dijalankan use case
ini.
<<extend>>
(merupakan
stereotype)
Relasi use case tambahan
kesebuah use case dimana use
case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa use
case tambahan itu.
2. Potensial Objek
Potensial objek dengan menentukan objek-objek potensial yang
akan menjadi bahan untuk membuat class diagram, dengan cara
mengumpulkan objek kata benda yang telah terindentifikasi pada proses
sebelumnya kemudian diseleksi sehingga menghasilkan daftar objek yang
diusulkan.
60
3. Class Diagram
Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek didalam sistem dan
berbagai hubungan statis yang terdapat dantara mereka. Diagram kelas
juga menunjukan property dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan
yang terdapat dalam hubungan objek tersebut. (Sugiarti, 2013, p. 57).
Contoh class diagram dari CMS
Gambar 2.13 Contoh Class Diagram
Tabel 2.3 Komponen dasar Class Diagram
Simbol Nama komponen Keterangan
operasi
Kelas pada struktur sistem.
Atribut diatas adalah salah satu
contoh dari atribut yang terdapat
dalam sebuah class, seperti id_ci,
id_componen, type, dll.
configuration item
+id_config item+mac address+ip address+name+location+vendor+ect *attribut
+create()+update()+delete()+ect *operator()
componen
+id component+type component
+create()+update()+ect *operator()
user_
+nik+user name+password+departement_+level user+ect *attribut
+login()+logout()+ect *operator()
1..*1 1..*1
nama class
+Attribute1+Attribute2
+Operation1()+Operation2()
61
Package
Package merupakan sebuah
bungkusan dari satu atau lebih
kelas.
Asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna
umum, asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity
Directed asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna
kelas yang satu digunakan oleh
kelas lain, asosiasi biasanya juga
disertai denga multiplicity.
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi – spesialisasi (umum
- khusus).
Defendency
Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas
Aggregasi
Relasi antar kelas dengan makna
semua bagian (whole-part)
a. Unary Relationship
Menurut buku karya Abhijit dan Ravindra yang berjudul
Developing Web-Enabled Decision Support System Using Access,
VB.NET, and ASP.NET (2007) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis
hubungan / relationship antara setiap entitas, yaitu hubungan unary
relationship, binary relationship, dan ternary relationship. Hubungan
binary relationship memiliki hubungan diantara dua tipe entitas yang
Package1
1..*1
62
berbeda. Hubungan unary relationship adalah hubungan antara dua dari
tipe entitas yang sama. Ternary relationship memiliki hubungan diantara
banyak entitas. (Ahuja, 2007, p. 40)
Hubungan antara entitas ini memiliki tiga jenis hubungan pada
umunya yaitu one-to-one,one-to-many, dan many-to-many.
Gambar 2.14 Contoh Hubungan Antar Entitas
Berikut ini merupakan contoh bentuk unary association pada
pembahasan tema penulis yaitu configuration management system (CMS).
63
Gambar 2.15 Contoh Hubungan Sifat Unary
4. Matriks CRUD
Dalam buku yang berjudul “System Analysis & Design
Method” menyebutkan bahwa CRUD matriks merupakan suatu tabel
yang berisi baris dimana menunjukan suatu entitas (dan kemungkinan
atribut). Kolom berisi lokasi, dan sel-sel diantara kolom & baris
merupakan level dokumen akses, dimanan C = create, R = read, U =
update, D = Delete. (Whitten, 2004, p. 331)
Tabel 2.4 Contoh Tabel CRUD Matrix
Location
Entity –
Attribute
Staf Admin Manajer
Departemen
id_departemen R CRUD CRUD
nama_departemen R CRUD CRUD
ci
id_ci
nama_ci
status_ci
critical_business
purchase_date
brand
asset_tag
warranty_date
start_installation
description_ci
id_user
id_category
id_type
ci_relation
id_ci_relation
id_ci1
id_ci
1..*
1..*
ci
id_ci
nama_ci
status_ci
critical_business
purchase_date
brand
asset_tag
warranty_date
start_installation
description_ci
id_user
id_category
id_type
1..*
1
1
1..*
Berubah menjadi
64
5. Mapping Class Diagram
Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class diagram
dengan menggunakan Mapping Problem Domain Object to an RDBMS
Format, dengan tujuan untuk mengoptimalkan database yang
terbentuk. Menurut Dennis, Wixom, & Tegarden (2009) cara
memetakan problem domain object dalam class diagram ke format
RDBMS ada 8 (delapan) tahapan, yaitu:
1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel
RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa
subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul
program.
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi
dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel
terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel.
Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan.
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many
dari tabel yang asli ke tabel yang baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel
asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-
sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam
65
tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke
tabel.
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran,
copy primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke
kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued
(1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary key dari tabel
terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued.
8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari
subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity
dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass
harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat
menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari superclass ke
subclass adalah 0..*, jika tidak konkret hubungannya adalah
1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan ke
dalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap superclass.
9. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass
ke semua subclass dan hapus superclass dari desain.
(Dennis A, 2009, p. 377)
Berikut ini merupakan contoh mapping class :
67
6. Activity Diagram
Activity diagram adalah menggambarkan workflow (aliran kerja)
atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram
menggabarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang,
bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi,
dan bagaimana mereka berkahir. . (Sugiarti, 2013, p. 75)
Contoh activity diagram dari CMS adalah sebagai berikut :
Gambar 2.17 Contoh Activity Diagram
Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram
Sumber: Whitten, Bentley dan Dittman (2004)
SIMBOL KETERANGAN
Initial node
Activity
Contoh aktivitas pada gambar diatas
actor
login
choose menu
input form
submit
Aktivitas
68
adalah staf melakukan login, memilih
menu, dll.
Decision Activity
Fork Node
Activity Final Node
Initiated Activities
7. Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan kelakuan / perilaku objek
pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan
yang dikirimkan dan diterima antar objek. Untuk menggambarkan
sequence diagram harus diketahui objek-objek yang terlibat dalan
sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang
diinstansi menjadi objek itu. (Sugiarti, 2013, p. 69)
Contoh sequence diagram dari CMS adalah sebagai berikut :
Gambar 2.18 Contoh Sequece Diagram
: admin_ : From : control : entity / data
1 : input data()
2 : cek complete data()
3 : submit data()
4 : data save / update()
69
Tabel 2.6 Notasi Sequece Diagram
Sumber: Whitten, Bentley dan Dittman (2004)
SIMBOL KETERANGAN
Life Line
Message
Contoh pada gambar diatas misalnya
(menu change control, memilih ticket,
isi form, dll)
Message
Pesan balik, contohnya seperti
(menampilkan halaman,dll).
Object
Boundary / Batasan
Control
Entity / Entitas Data
70
2.13 Tools Pendukung Membangun Sistem
2.13.1 PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupkan singkat dari Hypertext
Prepocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam
server dan diproses di server. Hasilnyalah yang dikirim ke klien, tempat
pemakai menggunakan browser.
Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web
dinamis. Artinya, ia dapat membentuk tampilan berdasarkan permintaan
terkini. Misalnya, kita dapat menampilkan isi database ke halaman web.
Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl
yang dapat mengamati saiapa saja yang melihat-lihat daftar riwat hidupnya,
yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tools
yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal-bakal
PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/F1 Vesi 2. Pada versi
inilah pemrograman dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag
HTML. Yang menarik kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database
dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan.
(Kadir, 2008, p. 2)
2.13.2 MySql
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu
menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta
menggunakan perintah standar SQL (Structure Query Language). MySQL
71
merupakan database server yang free, artinya kita bebas menggunakan
database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus memberli atau
membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirilis oleh seorang programmer
database bernama Michael Widenius. Selain sebagai database server,
MySQL juga merupakan program yang dapat mengakses suatu database
MySQL yang berposisi sebagai server. Pada saat itu berarti program kita
berposisi sebagai client. Jadi MySQL adalah sebuah database yang dapat
diguanakan baik sebagai Client maupun Server. Database MySQL,
merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk database
relasional atau dalam bahasa basis data sering kita sebut dengan Relational
Database Management System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahas
permintaa bernama SQL. (Nugroho, 2005, p. 1 & 2)
2.13.3 XAMPP
Dalam buku yang berjudul PHP Programming terbitan Wahana
Komputer, menyebutkan XAMPP adalah salah satu paket instalasi apache,
PHP, dan MySQL secara instan yang dapat digunakan untuk membantu
proses instalasi ketiga produk tersebut seperti PHPTriad. Selain paket
instalasi instan, XAMPP juga memberikan fasilitas pilihan penggunaan
PHP4 atau PHP5. Sama halnya PHP, XAMPP bersifat free atau gratis untuk
digunakan. XAMPP adalah suatu langkah mudah untuk menginstal
distribusi apache yang memiliki fitur program MySQL, PHP, dan Perl.
Wahana Komputer (Wahana, 2009, p. 30)
72
2.13.4 PhpMyAdmin
Dalam buku yang berjudul “Kitab Suci Web Programming“
disebutkan bahaw, PhpMyAdmin merupakan aplikasi web yang dibuat oleh
phpmyadmin.net. PhpMyAdmin digunakan untuk administrasi database
MySQL. Beberapa fitur administrasi yang digunakan pada PhpMyAdmin
yaitu pembuatan database, mengubah database, pembuatan tabel,
mengubah tabel, menambah data (record), menampilkan data (record),
mengubah data (record), menghapus data (record), membuat view,
menghapus view, membuat index kolom dan menghapus index kolom.
(Sibero & Alexander, 2011, p. 376)
Gambar 2.19 Halaman Utama PhpMyadmin
2.13.5 Adobe Dreamweaver
Menurut buku yang berjudul Panduan lengkap Adobe Dreamweaver,
Adobe Dreamweaver merupakan produk software Adobe yang digunakan
sebagai HTML editor professional untuk mendesain web secara visual dan
dapat juga digunakan untuk mengelola situs atau halaman web. Madcoms
(2009, p. 1)
73
2.13.6 Balsamiq Mockup
Dalam buku yang berjudul Balsamiq Wireframes Quickstart Guide
karya Scott Faranello (2012), meyebutkan untuk memahami balsamiq adalah
dengan memahami wireframing. Wireframing adalah, membuat sketsa ide
untuk produk atau web antarmuka dalam bentuk kerangka, menggambarkan
pada tingkat tinggi apa yang akan dilakukannya, bagaimana nanti terlihat,
dan bagaimana hal itu akan berfungsi. (Faranello, 2012)
Balsamiq menawarkan hal-hal sebagai berikut:
- Kemudahan penggunaan: Anda akan menciptakan wireframes saat
setelah anda membuka aplikasi
- Alat-alat sederhana: balsamiq diisi dengan mudah untuk memahami alat
visual yang akan membantu anda untuk mentransfer ide-ide anda dari
kepala anda ke layar dengan cepat dan jelas.
- Portabilitas: file balsamic dapat dengan mudah berbagi di antara rekan-
rekan anda dan klien sama. Dengan balsamiq, Anda akan merancang dan
berbagi pekerjaan anda di beberapa sistem operasi dan dengan siapapun
yang anda inginkan melalui e-mail, cetak, atau secara online.
- Keterjangkauan: balsamiq memberikan perancangan yang sangat baik
bagi anda.
(Faranello, 2012)
74
2.14 Network Management
2.14.1 Simple Network Management Protocol (SNMP)
Simple Network Management Protocol (SNMP) merupakan suatu
standart internet untuk melakukan pengawasan dan mengelola perangkat
yang terhubung atau pada intranet. Tujuan utama dari manajemen jaringan
adalah untuk meningkatkan sistem secara uptime. Setiap orang didalam
perusahaan membutuhkan kejelasaan pemahaman dalam struktur
manajemen jaringan, penentuan jumlah waktu, dan usaha dalam meraih
tujuan utama. Manajemen jaringan merupakan suatu alat yang sangat baik
untuk mengelola setiap jaringan dan mengumpulkan peringatan / tanda.
(Bates, 2000, p. 576)
2.14.1.1 Network Mapping
Manajemen Jaringan (Network management) sebagian besar
jaringan dan terutama LAN tidak pernah benar-benar dirancang, (itu hanya
tumbuh). Bagaimana fungsi pemetaan bekerja dan informasi apa yang
tersedia dari peta lebih penting daripada peta itu sendiri. Fungsi pemetaan
dari vendor berbeda dengan berbagai tingkat keberhasilan. Ada dua cara
dasar untuk melaksanakan fungsi pemetaan. Sistem manajemen jaringan
dapat menggunakan informasi SNMP dari setiap agen, atau dapat
mengamati lalu lintas pada jaringan. Pendekatan SNMP menghasilkan
peta lebih cepat, tapi hanya dapat menampilkan perangkat dikelola.
Dengan demikian, dua poin harus dibuat. Pertama, mengumpulkan
informasi untuk menggambar peta. Tergantung pada ukuran jaringan.
75
Kedua, akurasi peta tergantung pada seberapa luas setiap node pada
jaringan mendukung SNMP. (Bates, 2000, p. 589)
Berikut ini merupakan contoh network mapping
Gambar 2.20 Simple Network Management Protocol
2.14.2 Linking Infrastructure Management to Web Service Management
Mengelola komponen pada infrastruktur IT dimulai dengan
mengelola peralatan (device). Server, disk, workstation, printer, dan lainnya.
Area utama dalam mengelola infrastruktur adalah : (manajemen jaringan,
manajemen sistem, manajemen penyimpanan, dan manajemen aplikasi).
(Graupner, 2005, p. 171)
2.15 Konsep Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis antara lain
adalah sebagai berikut :
76
2.15.1 Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian yang dilakukan bila berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2009):
a. Observasi Partisipan
Dalam kegiatan ini peneliti terlibat langsung dengan objek
penelitian dimana peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan
sumber data, dan merasakan seperti apa yang dirasakan objek
penelitian. Data yang diperoleh dari observasi ini lebih lengkap dan
akurat.
b. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat langsung dan hanya
menjadi pengamat independen.
c. Observasi Terstruktur
Observasi ini dilakukan dengan merancang secara sistematis apa
yang akan diamati, tempat penelitian, dan hal lain yang berkaitan
dengan objek penelitian.
d. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur dilakukan apabila peneliti tidak
mengetahui sama sekali objek penelitian yang akan diamati,
sehingga tidak melakukan persiapan secara sistematis.
77
2.15.2 Wawancara
Wawancara merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam dari responden.
Terdapat dua jenis wawancara (Sugiyono, 2009):
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur dilakukan bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
wawancara ini telah ditentukan pertanyaan secara tertulis yang
alternatif jawabannya telah disiapkan.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara dan
pertanyaan yang diajukan berupa garis besar permasalahan.
2.15.3 Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah
seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik
penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber
kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil
penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai
(internet, koran dll) (Nazir, 2009).
78
2.15.4 Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu teknik pengumpulan data atau
analisis data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu,
tanpa memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau
sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan,
laboratorium atau museum (Nazir, 2009).
Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur hasil dari penelitian yang berkaitan dengan sistem monitoring
dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan berbagai aspek yang ada
sehingga menjadi referensi dan bahan pertimbangan terhadap penelitian.
Adapun literatur yang menjadi referensi penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Prianka Gandi. 2013. Configuration Management and PLM
International Journal of Engineering Research & Technology (IJRT).
Vol. 2 Issue 4 Appril 2013.
Penelitian ini menggambarkan keuntungan dalam
menggunakan konsep manajemen konfigurasi pada PLM (product
lifecycle management). Dalam menghasilkan kualitas kontrol yang
lebih baik pada proses rekayasa produk pada sector aerospace dan
otomotif serta dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan pada saat
kesalahan desain yang diaplikasikan pada proses inisiasi proyek.
Manajemen Konfigurasi biasanya erat kaitanya dengan
Konfigurasi jaringan IT dan sangat berbeda subjek-nya. Manajemen
79
Konfigurasi menjadi semakin populer dengan Teknik dan Proses
manufaktur dan tidak lain adalah untuk menugaskan dari efektivitas
dengan rentang spesifik dan domain untuk produk rekayasa.
konfigurasi semakin banyak industri yang ada untuk melihat
kegunaannya untuk menekan biaya yang dikeluarkan dan manajemen
konfigurasi menggunakannya agar mencapai akar produk yang
superior. Tujuan dari masadepan CM adalah untuk menetapkan
kebijakan CM optimal yang dapat memaksimalkan keluaran produk
Tabel 2.7 Hasil Penelitian Sejenis (1)
Masalah Solusi
Membahas penerapan fungsi
manajemen konfigurasi dengan
product lifecycle management
(PLM) pada jenis industri
aerospace dan otomotif.
Solusi yang dihasilkan adalah
dengan menerapan configuration
management (CM) dapat
menimimalisir kesalahan yang
terjadi dalam proses perancangan
rekayasa suatu produk, dan
mengurangi biaya yang mungkin
dikeluarkan pada proses pembuatan
suatu produk.
Kelebihan Kekurangan
Penerapan manajemen konfigurasi
memberikan kualitas yang baik
akan suatu produk. Karena proses
manajemen konfigurasi
memberikan penekanan kualitas
dari tahap desain produk sampai
dengan produk tersebut jadi.
Tidak dijelaskan secara detail
mengenai perbedaan aturan operasi
dalam sebuah configuration
management (CM), terkait studi
case untuk perusahaan aerospace &
otomotif serta hubunganya dengan
product lifecycle management
80
Manajemen konfigurasi merekam
semua kejadian yang terjadi dengan
produk tersebut, misalnya terjadi
perubahan, dan kejadian-kejadian
lainnya, sehingga manjadi suatu
produk yang berkualitas.
(PLM)
2. Mayang, Kinanti. 2010. Penerapan Best Pratice ITSM Dalam Proses
Improvement IT Configuration Management Pada SMU Don Bosco
Pondok Indah. Magister Thesis. Binus.
Penelitian ini membahas penerapan configuration management
untuk tercapainya IT service management (ITSM). Diharapkan dengan
dijalankan adanya peningkatan dalam proses kerja yang lebih teratur
yang dapat dilakukan oleh setiap karyawan seperti dari para guru yaitu
dapat melakukan grading atau memasukan nilai para murid dan juga
bahan materi yang akan diberikan ketika mengajar kedalam suatu
sistem, kemudian dari pihak karyawan operasional dapat memasukkan
program kerja dan reporting dan dari sisi murid mereka dapat melihat
langsung materi belajar dan nilai mereka bersama orang tua mereka.
Dan juga dapat melakukan proses konfigurasi didalam bagian IT
Support yang selama ini tidak pernah ada.
Tabel 2.8 Hasil Penelitian Sejenis (2)
Masalah Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada
penelitian ini adalah pada SMU
Melakukan penerapan metode
ITSM dengan menggunakan
81
Don Bosco tidak adanya prosedur
untuk melakukan proses konfigurasi
manajemen terhadap hardware,
software yang digunakan,
disebabkan kurang memperhatikan
sisi teknologi dan ahli IT.
framework ITIL V3. Penerapan
yang digunakan yaitu configuration
management dengan incident
management
Kelebihan Kekurangan
Dalam penerapan yang digunakan
menggunakan framework ITIL.
Menggunakan (GAP Analisis),
Goal Question Metrics (GQM)
Pembahasan kurang jelas antara
hubungan (configuration
management & incident
management) dengan penerapan
proses administrasi sekolah
(penilaian, program kerja, materi
ajar, dll).
3. Liu Ying, et al. 2009. Key Issuses for Implementing Configuration
Management. International Symposium and Application. Proceding.
Penelitian ini membahas kunci untuk membangun manajemen
konfigurasi dalam suatu organisasi. Peran RACI matriks dan teknologi
sebagai pedoman IT service management. Dengan
mengimplementasikan CM. RACI Matriks merupakan penugasan
(posisi) yang dibebankan untuk menyelesaikan suatu aktifitas
(Responsible, Accountable, Consulted, dan Informed). Pada penelitian
tersebut dijelaskan user yang bertanggung jawab atas suatu wewenang
dalam manajemen konfigurasi.
82
Tabel 2.9 Hasil Penelitian Sejenis (3)
Masalah Solusi
Banyak manager pada perusahaan
kurang memperhatikan hal dalam
pengelolaan data, seperti item, bill
of material, routing, karena mereka
pikir isu-isu tersebut tidak memiliki
kesulitan teknis
menyarankan fungsi manajemen
konfigurasi terpusat untuk
mendukung dan mempertahankan
CMDB perusahaan yang luas
sehingga CMDB berisi semua
informasi tentang lingkungan IT
dan seakurat mungkin.
Kelebihan Kekurangan
Penerapan konsep proses CMDB
melalui kebijakan, aturan dan
tanggung jawab melalui
pengukuran RACI matriks.
Tidak dijelaskan bagaimana
penerapnnya / implementasi
nantinya kedalam suatu sistem.
4. Aleksandar Aleksic, et al. 2010. Configuration Management and ICT :
A Case Study of Improving Quality of Process by System
Virtualization. 4th
International Quality Conference May 19th
2010.
Center for Quality, Faculty of Mechanical Engineering, University of
Kragujevac.
Pada makalah ini yang dibahas adalah studi kasus tentang
menimbang suatu perubahan pada perusahaan perbankan, pelayanan
yang melibatkan perubahan perangkat keras (hardware) dan
konfigurasi perangkat lunak (software). Satu fingsi yang utama dari
manajemen konfigurasi adalah untuk mengelola data integeritas dan
memberikan akurasi data ketika dibutuhkan
83
Studi kasus dikembangkan dalam kerjasama dengan Bank
Credy. Tim dengan fakultas mengambil bagian dalam studi kelayakan
dilakukan untuk perubahan lengkap hardware dan software hasil yang
hasilnya digunakan di kemudian bekerja untuk mendapatkan pekerjaan
yang berhasil diselesaikan. The Credy tim manajemen bank yang telah
menemukan bahwa konfigurasi hardware mereka dengan klaster
berbasis layanan perangkat lunak tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen dan tren pasar. Hal ini terkait dengan peningkatan
keamanan dan kecepatan pengolahan data dengan layanan pelanggan
yang berkembang baru yang diberikan.
Tabel 2.10 Hasil Penelitian Sejenis (4)
Masalah Solusi
Membahas suatu perubahan pada
perusahaan perbankan, pelayanan
yang melibatkan perubahan
perangkat keras (hardware) dan
konfigurasi perangkat lunak
(software). Studi kasus
dikembangkan dengan Bank Credy.
Tim menemukan bahwa konfigurasi
hardware mereka dengan klaster
berbasis layanan perangkat lunak
tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen dan tren pasar. Hal ini
terkait dengan peningkatan
keamanan dan kecepatan
pengolahan data dengan layanan
Semua entitas sistem informasi
lama yang disurvei pada
Manajemen Konfigurasi meta
database, dan dilakukan dengan
entitas sistem informasi baru.
Semua proposisi dibuat dalam satu
langkah, sehingga tidak ada
masalah yang berkaitan dengan
daftar dokumen yang relevan dan
hubungan timbal balik mereka, dan
implementasi dilakukan. Tidak ada
keterlambatan atau kegagalan
karena instalasi paralel dari sistem
informasi baru. Maksimum
penggunaan alat dan proses yang
84
pelanggan yang berkembang baru
yang diberikan.
ada telah.
Kelebihan Kekurangan
Menjelaskan cukup detail perihal
tahap pengembanagan mulai dari
identifikasi rencana, sampai dengan
audit konfigurasi.
sistem usulan menitik beratkan
pengembangan hardware &
software.
Belum dijelaskan secara lebih detail
proses terkait lainnya dalam CM
yang digunakan.
5. Masasi Iizuka. 2006. Request and Main Problems Regarding
Configuration Management in Open System Development –
Management in Short Term, Congested Developments. FUJITSU Sci.
Tech. J.,42,3, p356-363.
Untuk mengatasi perubahan lingkungan bisnis secara drastis,
perusahaan sangat fokus pada cara untuk mencapai kecepatan yang
berorientasi manajemen, meningkatkan efisiensi manajemen, dan
mengurangi biaya, bahkan pada pengembangan sistem mereka. Untuk
membantu mereka mendapatkan tujuan ini, IT menjadi lebih terbuka
dan memperluas jangkauan aplikasi.
Paper yang dibahas oleh Masashi Lizuka, menggambarkan
model manajemen konfigurasi yang telah dibangun oleh Fujitsu.
Dengan perubahan lingkungan bisnis, ICT sudah bergerak kearah open
source dan pada area teknologi sudah menjadi lebih luas dan secara
signifikan komleks. Paper ini menjelaskan syarat yang dibutuhkan
85
dalam manajemen konfigurasi dan model yang disarankan untuk
mendatangkan beberapa masalah seperti pengeluaran pengeluaran,
improvisasi, hubungan dengan konsumen, operasi pada kondisi stabil
dengan kualitas teknologi informasi, dll.
Kesimpulan pada paper tersebut menggambarkan tantangan
terhadap manajemen konfigurasi terkait arsitektur perubahan sekarang
ini, pengenalan model maajemen konfigurasi yang didibuat fujitshu
sebagai suatu solusi sejalan dengan interoperasi organic dengan
software manajemen konfigurasi yang dibuat oleh fujitsu.
Tabel 2.11 Hasil Penelitian Sejenis (5)
Masalah Solusi
Untuk menghadapi kondisi
perubahan lingkungan bisnis secara
drastis, perusahaan Fujitsu sangat
fokus pada cara untuk mencapai
kecepatan yang berorientasi
manajemen, meningkatkan efisiensi
manajemen, dan mengurangi biaya,
pada pengembangan sistem mereka.
Menggambarkan model manajemen
konfigurasi yang telah dibangun
oleh Fujitsu. Dengan perubahan
lingkungan bisnis, ICT sudah
bergerak kearah open source dan
pada area teknologi sudah menjadi
lebih luas dan secara siknifikan
kompleks. Paper ini menjelaskan
syarat yang dibutuhkan dalam
manajemen konfigurasi dan model
yang disarankan untuk
mendatangkan beberapa masalah
seperti pengeluaran pengeluaran,
improvisasi, hubungan dengan
konsumen, operasi pada kondisi
stabil dengan kualitas teknologi
86
informasi, dll.
Kelebihan Kekurangan
Pengenalan model maajemen
konfigurasi yang didibuat fujitsu
sebagai suatu solusi. Untuk
mengatasi tuntutan perubahan
kebutuhan manajemen dalam
cepatnya perubahan yang dinginkan
oleh konsumen. Fujitsu dan
konsumen dapat dengan cepat
melakukan konstruksi dan
kesatabilan operasional, kualitas
teknologi informasi yang baik.
-
87
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dan informasi serta referensi yang lengkap
sangat mendukung dalam pengembangan sistem. Adapun tahapan dalam
metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
empat tahap, yaitu observasi, wawancara, studi pustaka dan studi literatur.
3.1.1 Observasi
Metode observasi digunakan untuk melakukan pengumpulan data
dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada PT
Radiant utama Interinsco Tbk. Pada tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan
Februari 2014, dilakukan seminggu sekali dan bertempat di PT Radiant
Utama Interinsco Tbk. Jalan Kapten Tendean No. 24 Pela Mampang
Prapatan Jakarta Selatan DKI Jakarta. Hasil yang dicapai adalah melihat
proses bisnis yang terjadi dan segala kegiatan atau mencari data yang
diperlukan untuk penelitian. Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan
dibawah bimbingan Bapak Budi Syarif selaku Manager IT PT Radiant
Utama Interinsco Tbk.
Data yang diperoleh dalam observasi ini meliputi :
1. Form ticket request (IT ticket request)
2. Form logbook (form data item infrastruktur / device)
88
Form data IT service request dijadikan refernsi pada sistem yang
akan dibangun untuk membuat form request ticket pada (request
configuration item, request for change (RFC), dan request incident)
nantinya. Sedangkan form logbook menjadi acuan dalam membuat form data
configuration item record, kedua-dua form entry data tersebut akan
disesuaikan sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun. Bukti dan
hasil observasi (form ticket IT service request, dan form logbook) terlampir
pada halaman lampiran.
3.1.2 Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan user secara tidak terstruktur
dengan mengajukan beberapa pertanya untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan terkait informasi utama yang dibutuhkan dalam membangun
sistem nantinya. Berikut merupakan daftar pertanyaan yang diajukan
Pertanyaan wawancara dibuat untuk mengetahui sejumlah data dan
informasi terkait dengan penelitian. Berikut adalah beberapa contoh
pertanyaan yang diajukan, yaitu :
1. Apakah diperusahaan ini sudah memiliki sistem yang digunakan untuk
melakukan pengelolaan infrastuktur IT ?
2. Seperti apakah proses yang berjalan saat ini, bagaimana prosesnya Pak
?
3. Bisa jelaskan gambaran dari proses pengelolaan infrastruktur IT dan
mungkin dengan bagian-bagaian terkait lainnya ?
Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran.
89
3.1.3 Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka dengan tujuan mencari sumber
referensi atau teori yang membahas terkait dengan tema pembahasan yaitu
Configuration Management, definisi-definisi lainnya yang diperlukan dalam
penyusunan penelitian ini. Bahan yang digunakan penulis dalam melakukan
proses ini adalah dengan membaca buku atau e-book, melihat website,
ataupun sumber-sumber referensi lainnya baik cetak maupun elektronik.
Hasil dari tahap ini tertuang dalam BAB II pada landasan teori sedangkan
sumber referensi dapat dilihat dalam daftar pustaka.
3.1.4 Studi Literatur
Sumber literatur digunakan penulis untuk melihat hasil penelitian
sejenis berkaitan langsung dengan Configuration Management,
Configuration Management Database (CMDB) baik yang berkaitan secara
langsung ataupun tidak langsung penulis gunakan sebagai bahan referensi
penulis dalam membangun sebuah Configuration Management System
(CMS). Bahan yang digunakan penulis adalah dengan membaca berbagai
jurnal penelitian, jurnal ilmiah, hasil seminar, thesis, skripsi, hasil riset
(paper). Hasilnya tertuang secara detail pada BAB II, sedangkan pada BAB
ini hanya dicantumkan secara singkat informasi penulis dengan judul
penelitiannya saja seperti dibawah ini. Berikut daftar penelitian sejenis yang
dijadikan referensi dalam studi literatur:
90
Tabel 3.12 Hasil Penelitian Sejenis
No Peneliti Penelitian Sejenis
1 Prianka Gandi. 2013.
International Journal of
Engineering Research &
Technology (IJRT) Vol. 2
Issue 4 April2013.
Configuration Management and
PLM. International Journal of
Engineering Research &
Technology.
2 Mayang, Kinanti. 2010.
Magister Thesis
Penerapan Best Practice ITSM
Dalam Proses Improvement IT
Configuration Management Pada
SMU Don Bosco Pondok Indah.
3 Liu Ying, et all. 2009.
Intenational Symposium on
Web Information System and
Application. Proceeding.
Key Issuses for Implementing
Configuration Management.
4 Aleksandar Aleksic, et all.
2010. 4th
International Quality
Conference May 19th
2010.
Center for Quality, Faculty of
Mechanical Engineering,
University of Kragujevac
Configuration Management and
ICT : A Case Study of Improving
Quality of Processes by System
Virtualization.
5 Masashi Iizuka, 2006
FUJITSU Sci. Tech.
J.,42,3,p356-363.
Request and Main Problems
Regarding Configuration
Management in Open System
Development – Management in
Short Term, Congested
Developments.
91
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk pembangunan
ini adalah Extreme Programming (XP). Dalam penyusunan skripsi ini,
metode pengembangan sistem menggunakan Extreme Programming (XP)
dan mengunakan tools Unified Modeling Languange (UML) untuk
menggambarkan diagram use case, activity, class & sequence. Tahapan
metodologi pembangunan sistem dengan Extreme Programming yang
dilakukan pada PT. Radiant Utama Interinsco Tbk dibatasi menjadi 4 fase
yaitu exploration, planning, iterations dan productionizing.
3.2.1 Fase Eksplorasi (Exploration Phase)
Exploration phase atau fase explorasi merupakan tahap
pengumpulan kebutuhan informasi terkait sistem yang akan dibangun,
dimana tahap ini memiliki beberapa proses, antara lain:
1. Profile Perusahaan
Tujuannya adalah mengetahui informasi profil perusahaan
(sejarah perusahaan berdiri), visi dan misi perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, maupun struktur organisasi dari IT & Shared
Knowledge Management Division, dan job description bagian
tersebut. Informasi yang yang didapatkan terkait poin-poin tersebut
didapatkan dari dokumen internal, dan juga dokumen annual report
pada tahun 2012. Bukti dokumen terlampir pada halaman lampiran.
92
2. Identification Vision
Dalam tahap ini penulis melakukan mengidentifikasi vision atau
menganalisa sistem yang berjalan, melalui proses analisis sistem
berjalan berdasarkan hasil wawancara dengan user. Dalam
menggambarkan proses tersebut, penulis menggunakan bantuan
dengan menggunakan rich picture. Setelah membuat rich picture
sistem berjalan, kemudian akan didapatkan vision statement.
3. Mendefinisikan Lingkup Sistem yang akan dibangun
Dalam tahap ini, penulis mengidentifikasi lingkup sistem yang
akan dibangun nantinya. Dimana untuk pemenuhan kebutuhan
lingkup didapatkan dari user story, hasil identifikasi ruang lingkup
dan kebutuhan sistem akan tertuang dalam sebuah system metaphor
dan user story case yang menggambarkan Configuration Management
System (CMS).
4. Analisis PIECES
Dalam tahap ini, penulis melakukan proses analisa yang lebih
mendalam untuk mendapatkan suatu sistem yang akan diusulkan
dalam pembangunan Configuration Management System (CMS)
dengan menggunakan bantuan Analisa PIECES, yang mengacu pada
beberapa kategori (performance, information, economic, control,
efficiency, dan service). Sehingga hasil akhirnya akan digambarkan
dalam rich picture sistem usulan.
93
5. Identifikasi Metadata
Dalam tahap ini penulis melakukan identifikasi metadata atau
informasi yang akan mencatat setiap configuration items, atributnya,
atau service yang akan tersedia dalam Configuration Management
System (CMS) nanti. Proses identifkasi metadata menggunakan
pendekatan Top–Down Approach, dimana pendekatan ini menekankan
pada penentuan aspek-aspek apa saja yang akan diambil dalam
membangun Configuration Management System (CMS) seperti yang
telah disebutkan sebelumnya.
6. Menentukan Requirement material / Teknologi
Dalam tahap ini penulis menentukan requirement material (tools
& teknologi) dalam membangun Configuration Management System
(CMS), yaitu dengan alat bantu berupa PHP sebagai bahasa
pemrogaman yang akan digunakan, sedangkan MySQL akan
digunakan sebagai media penyimpanan (database).
3.2.2 Fase Perencanaan (Planning Phase)
Dalam fase Planning, kegiatan ini berorientasi kepada
perencanaan dalam pembangunan Configuration Management System
(CMS). Diaman didalamnya nanti terdapat beberapa tahapan seperti
menentukan batasan & prioritas (fungsionalitas sistem), identifikasi
pekerjaan, memebuat rencana peluncuran, dan mempersiapkan uji
penerimaan, yang akan dijelaskan masing-masing dibawah ini.
94
1. Menentukan batasan dan Prioritas
Dalam tahap ini penulis melakukan prioritas yang
ditentukan dari vision statement dan user story base. Proses ini
menggunakan tabel high level feature & user story card, yang
nanti hasilnya akan menghasilkan pemecahan user story base
sesuai dengan kebutuhan.
2. Identifikasi Pekerjaan
Dalam tahap ini penulis menterjemahkan proses kebutuhan
sistem yang telah dibuat berdasarkan user story base yang
nantinya akan di trasfrom kedalam sebuah task card. Hasil dari
tahap ini menghasilkan task card berdasarkan user story.
3. Membuat Rencana Peluncuran
Dalam tahap ini Dalam tahap ini penulis membuat rencana
peluncuran sistem, dengan membuat tabel rencana peluncuran,
dan menghasilkan estimasi rencana penyelesaian berdasarkan
proses iterasi sesuai dengan kebutuhan.
4. Mempersiapkan Uji Penerimaan
Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan untuk
melakukan uji penerimaan, tahap yang dilakukan nantinya
dengan mempersiapkan pengujian yang menggunakan metode
black box testing, dan menuliskan dalam tabel kriteria yang akan
95
diuji nantinya. Sehingga hasil akhir nanti akan didapatkan tabel
black box testing.
3.2.3 Fase Itarasi (Iteration Phase)
Dalam fase iteration, kegiatan ini dibagi kedalam beberapa
tahap yaitu mempersiapkan kriteria pengujian, identifikasi aktor dan
usecase, desain proses, desain database, desain interface, implementasi
(coding), melakukan uji penerimaan, melacak kemajuan, dan
menentukan penerimaan. Dari masing-masing tahapan tersebut akan
dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Kriteria Pengujian
Dalam tahap ini penulis mempersiapkan kriteria pengujian
dimana proses ini mengacu pada user story base dan hasilnya
berisi poin-poin langkah pengujian .
2. Identifikasi Aktor & Identifikasi Usecase
Dalam tahap ini penulis mengidentifikasi aktor yang akan
menggunakan Configuration Management System (CMS)
nantinya, dan juga menentukan identifikasi usecase. Alat bantu
yang digunakan penulis dalam menentukan hasil tersebut
dengan menggunakan tabel identifikasi user & usecase.
Hasilnya didapatkan adalah :
a. Tabel identifikasi aktor
b. Tabel identifkasi usecase
96
3. Desain Proses
Dalam tahap ini penulis melakukan desain sistem (proses),
tools yang digunakan penulis yaitu menggunakan Unified
Modelling Languange (UML), dan hasil yang didapatkan berupa
(usecase diagram, activity diagram, dan sequence diagram).
yang akan dibuat nantinya, yaitu mendesain :
c. Usecase diagram
d. Activity diagram
e. Sequence diagram
4. Desain Database
Dalam tahap ini penulis melakukan desain database dengan
tools bantuan tabel potensial objek, matriks CRUD, dan Unified
Modeling Languange (UML). Hasil yang didapatkan pada tahap
ini berupa :
a. Daftar potensial objek,
b. Class diagram
c. Matriks CRUD
d. Mapping class
e. Spesifikasi database.
5. Desain interface
Dalam tahap ini penulis melakukan proses perancangan
user interface menggunaan tools bantuan Balsamiq Mockup,
97
sehingga hasil yang didapatkan nantinya berupa desain interface
tampilan sistem, form entry data, dan report.
6. Implementasi
Dalam tahap ini penulis melakukan proses penbangunan
sistem dengan menggunakan tools bantuan Adobe Dreamweaver
& PHP MyAdmin, untuk menghasilkan suatu pemrogaman, dan
hasilnya adalah pembuatan suatu database dan beberapa modul,
yaitu (modul configuration management, change control, dan
problem & incident). Hasil coding sistem terlampir pada
halaman lampiran.
7. Mempersiapkan Uji Penerimaan
Dalam tahap ini penulis mempersiapkan uji penerimaan
sistem dengan tools pembantu black box testing, dan hasilnya
nanti akan didapatkan tabel kriteria pengujian sistem.
8. Melacak Kemajuan
Dalam tahap ini penulis melacak kemajuan sistem,
berdasarkan acuan dari user story dan juga task card. Hasil
setalah dari proses ini pembangunan sistem dapat dilanjutkan
kepada tahap selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
98
9. Menentukan Penerimaan
Dalam tahap ini dalam menentukan penerimaan penulis
mengacu pada hasil kriteria pengujian yang telah dibuat
sebelumnya. Setelah proses ini selesai proses dapat berlanjut
pada tahap iterasi berikutnya.
3.2.4 Fase Produksi (Productioning Phase)
Pada tahap ini merupakan proses akhir setelah semua proses
sebelumnya dilakukan, karena pada tahap Iterasi pada sub-proses sudah
dilakukan proses pengujian dengan metode black box testing, maka
pada proses ini hanya memberikan prerelease sistem .
1. Uji Prerelease
Uji prerelease ini dilakukan untuk memberikan gambaran
bagaimana sistem ini nantinya hasil screen shoot sistem
yang sudah bisa digunakan.
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir penelitian dapat diilustrasikan dengan
99
Start
Metode pengumpulan data
Metode pengembangan sistem Extreme Programming (XP)
(Abrahamsson)
Exploration
Planning
Iteration
Melakukan uji penerimaan
Struktur rancangan menu sistem
Selesai
Analisis sistem berjalan, Identifikasi Vision
Identifikasi Pekerjaan
Membuat Rencana Peluncuran
Productioning
Rich Picture
Mendefinisikan sistem yang akan dibangun
User Story
Tabel Analisis PIECES
Meentukan Batasan & Prioritas (fungsionalitas sistem)
Mempersiapkan uji penerimaan
Implementasi Adobe Dreamweaver &
PHP MyAdmin
Desain databasePotensial Objek, Matriks
CRUD, & UML
Refine Plan
Multiple
Mengetahui Profile Perusahaan
Identifikasi Metadata Top – Down Approach Hasilnya menentukan data pada Configuration
Items, atribut pada (Storage control, change control, dan reporting)
Analisis PIECES
Unified Modeling Language (UML)
Menentukan Requirement Material(Technology)
Task Card
System Metaphor & User story case
Profile perusahaan, (Visi & Misi, Struktur Organisasi, Struktur Divisi IT Knowledge &
Share Service)
Desain Proses
Uji Prerelease
Melacak Kemajuan
Menetukan Penerimaan
Mempersiapkan Kriteria Pengujian
Studi pustaka(Nazir, 2009)
Studi literatur(Nazir, 2009)
Wawancara (Sugiyono, 2009)
Mencari definisi terkait tema pembahasan Configuration Management, metodologi
Extreme Programming (XP), dll.
Mencari Penelitian sejenis (terkait dengan Tema pembahasan mengenai Configuration
Management)
Melakukan wawancara dengan user
Observasi (Sugiyono, 2009)
Melakukan pengamatan langsung terkait proses yang berjalan, mendapatkan data
yang terkait
Sistem berjalan (Vision Statement)
Rich pictureSistem usulan
PHP & MySql Platform sistem yang akan dibangun nantinya
Table High level feature & User story card
Tabel rencana peluncuran
Tabel black box testing
Pemecahan user story base 1, dan user story base 2
Tahap pembangunan dalam dua proses iterasi
Identifikasi aktor & Identifkasi usecase
Desain interface Balsamiq Mockup
Tabel identifikasi User & usecase
Black box testing
User story & Kriteria pngujian
Hasil Kriteria pengujian Pada black box testing
Kriteria pengujian & kriteria keberhasilan
Aktor dalam sistem & Daftar usecase
Usecase diagram, narasi usecase, activity diagram, sequence diagram
Objek potensial, class diagram, matriks CRUD, mapping class, skema database,
spesifikasi database
Desain interface (tampilan sistem, form entry data, report)
Coding PHP & database MySql
Hasil kriteria pengujian
Poin-poin pengujian Black box testing
Tampilan screen shoot aplikasiConfiguration Management System (CMS)
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Exploration Phase
4.1.1 Kebutuhan Informasi
Pada tahap ini penulis melakukan proses eksplorasi atau
pengumpulan semua informasi yang dibutuhkan terkait dengan sistem
yang akan dibuat yaitu Configuration Management System pada
perusahaan PT Radiant Utama Interinsco TBK.
4.1.1.1 Profil Perusahaan
PT Radiant Utama Interinsco Tbk didirikan pada tanggal 22
Agustus 1984. Perusahaan ini telah memiliki pengalaman dalam
industri Minyak dan Gas Indonesia selama lebih dari 35 tahun dalam
menyediakan jasa teknis penunjang untuk sektor minyak dan gas dari
hulu sampai hilir, serta industri terkait lainnya. Seiring berjalannya
waktu, PT Radian membuktikan keunggulannya melalui komitmen
untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini dicapai
melalui pengelolaan usahanya secara bertanggung jawab, selalu
mengutamakan pelanggan dan terpercaya. Di bidang Inspeksi dan
Sertifikasi, PT Radiant memperoleh akreditasi sebagai badan
Inspeksi dan Sertifikasi resmi dari beberapa instansi berwenang
seperti: Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; Direktorat
101
Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi; Direktorat Jenderal
Listrik dan Pemanfaatan Energi; dan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Pada tahun 2006, saham Perseroan pertama kali ditawarkan
kepada masyarakat dan efektif tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak
12 Juli 2006 dengan jumlah saham yang tercatat sebanyak
770,000,000 lembar saham. Pada tahun 2008, perusahaan memasuki
bisnis hulu migas dengan mengakuisisi 100% kepemilikan pada
Radiant Bukit Barisan yang memiliki 51% kepemilikan atas blok
migas South West Bukit Barisan di Sumatera Barat. Pada tahun
2011, perusahaan telah mengakuisisi asset berupa Mobile Offshore
Production Unit (MOPU) dari Maleo MOPU Producer Inc. senilai
US$ 35 juta.
PT. Radiant Utama Interinsco sebagai kelompok perusahaan
dengan ribuan karyawan dan operasi di seluruh negeri, memiliki
prioritas utama untuk menawarkan layanan kelas dunia terhadap
bisnis berbasis energi dan sumber daya di Indonesia. Radiant Utama
Group didirikan pada tahun 1975, berawal sebagai perusahaan yang
menyediakan pengujian untuk industri minyak dan gas. Perusahaan
semakin berkembang menjadi sebuah kelompok yang lebih besar
menawarkan keahlian luas di sektor energi. Kini bidang keahlian
perusahaan yang terus menerus diperpanjang ke arah hulu dan hilir
minyak dan gas bumi serta industri lainnya. Perusahaan percaya
102
bahwa melalui komitmen, tekad dan semangat untuk bertumbuh,
ditambah kesempatan menjadikan perusahaan ini semakin maju dan
berkembang
4.1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Tekad untuk menjadi perusahaan unggul melalui insan-insan
professional, finansial yang tangguh, pertumbuhan
berkelanjutan, dan kepuasan pelanggan.
b. Misi Perusahaan
Menyelenggarakan dan mengembangkan usaha-usaha
eksplorasi, eksploitasi, dan jasa-jasa penunjang di sektor
energi dan sumber daya dengan inovasi teknologi, serta
berkomitmen pada Mutu, Keselamatan, Kesehatan dan
Lindung Lingkungan berstandar Internasional.
103
c. Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Radiant Utama Interinsco
Nama Perusahaan : PT. Radiant Utama Interinsco Tbk
Alamat : Jl. Kapten Tendean No. 24
Mampang Prapatan Jakarta
Selatan. Jakarta 12720 – Indonesia
Kegiatan Usaha : Service Migas (Inspection &
Certification)
Telepon : 021 - 7191020
Website : www.radiant.co.id
4.1.1.3 Struktur Organisasi
104
a. Struktur Organisasi Perusahaan
Chairman
Commissioner Commissioner
Board of Commissioner
Head of Directorate
Service Directorate
Investment & Risk Directorate
Financial Directorate
Oeratore Directorate
Human Capital & Social Responsibility
Division Head
Compliance Division Head
ProcurementDivision Head
Asset Management & Genaral Service Division Head
IT & Knowledge Management Division
Head
HR Service Dept. Head
People Development Dept. Head
CSR & Culture Dept. Head
TSA HR PArtner
Inspection HR Partner
Energy HR Partner
Offshore HR Partner
Agency HR Partner
Construction HR Partner
Compliance Dept. Head
Purchasing & Procurement Dept. Head
Procurement
Purchasing RUI System
Pruchasing SPC System
Asset & Warehouse Dept. Head
General Affair Dept. Head
Asset & Warehouse Coordinator
Building Management & General Service
IT Development Dept. Head
Shared Service & Knowledge Management
Dept. Head
Inventment & Risk Division Head
Planning Performance Control Dept. Head
Risk Management Dept. Head
Finance Division Head
Accounting & Tax Division Head
Finance Accounting & Tax Deputy
Finance Dept. Head
Accounting Dept. Head
PCC & BUdget Control Dept. Head
TAX Dept. Head
Technical Support Service
Business Unit
InspectionBusiness Unit
Energy Business Unit
Offshore Business Unit
Agency Business Unit
Marketing Dept. Head
Operation Optimization
Technical Support Service Deputy
Head
Construction Business Unit
Operation 1
Operation 2
Operation 3
Operation 4
Inscpection Business Head
NDT Dept. Head
OCTG Dept. Head
Training Dept. Head
Environmental Analysis Dept. Head
SID Dept. Head
VID & Maintenance Dept. Head
SME
RBB
MOPU
Dreding
SDW
Agency Proposal Engineering Marketing
Project Engineering
Project Coordinator
Procurement Coordinator
Gambar 4.2 Sturktur Organisasi PT Radiant Utama Interinsco
105
Perusahaan yang bersifat terbuka kekuasaan tertinggi
ada pada rapat umum penggemgang saham (RUPS). PT
Radiant Utama Interinsco di pimpin oleh Board of
Commissioner dan Board of Directors, yang memiliki tugas
atau wewenang yang berbeda-beda, tugas dan tanggung
jawabnya adalah seperti berikut ini :
- Melakukan investment committee, nomination &
remuneration committee, dan melakukan audit committee.
- Memberikan kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan
perusahaan.
- Memberikan petunjuk terhadap berbagai rencana
kebijakan perusahaan.
Sedangkan tugas dan wewenang dari Board of
Directors seperti berikut ini :
- Melakukan internal audit, business development,
corporate legal, dll.
- Memberikan informasi terkait dengan perusahaan yang
diperlukan oleh dewan komisaris dalam rangka
menjalankan tugas mereka.
- Membuat rencana kebijakan dan strategi operasional
perusahaan.
- Menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
106
- Membuat rencana kebijakan dan strategi operasional
perusahaan.
b. Struktur Organisasi Divisi IT & Knowledge Management
Untuk struktur organisasi Divisi IT & Knowledge
Management, PT Radiant Utama Interinsco Tbk adalah
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi IT & Knowledge
Management
(Sumber: Dokumen internal)
Tugas setiap departemen dalam divisi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Position Shared Service and Knowledge Management Dept.
Head :
107
- Menyediakan layanan IT yang dapat menunjang kegiatan
operasional perusahaan agar berjalan secara optimal
- Memastikan bahwa seluruh kegiatan di IT Dept. dilakukan
sesuai dengan prosedur yang berlaku dan mematuhi standar
manajemen kualitas (Quality Management) dan manajemen
K3L (SHE Management) dan SNI 17020 yang ditetapkan oleh
perusahaan.
- Mengacu kepada SKD tentang batas otorisasi kewenangan
keuangan.
- Menyusun rencana kerja tahunan departemen IT.
- Menyusun design IT perusahaan secara keseluruhan.
- Mengkoordinasikan kegiatan pada bidang IT.
- Memastikan apikasi IT berjalan dengan baik.
- Server beroperasi secara optimal dan tidak mengalami shut
down lebih dari 4 jam kerja.
- Masalah-masalah karyawan terkait IT dapat diselesaikan secara
cepat dan tuntas.
2. Posisi System Support Staf :
- Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan sistem IT
dalam perusahaan.
- Membantu memecahkan permasalahan dalam penggunaan
sistem informasi yang dihadapi user.
- Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
108
- Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem informasi.
- Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
- Melakukan internal testing software aplikasi.
- Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
- Membuat laporan aktivitas secara periodik dan dilaporkan ke
Section Head.
- Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
- Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik, handal
serta dapat memenuhi kebutuhan operasional bisnis
perusahaan.
3. Position System Support Section Head :
- Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan system IT
dalam perusahaan.
- Membuat rencana penyelesaian pemeliharaan program aplikasi.
- Membantu memecahkan permasalahan dalam penggunaan
sistem informasi yang dihadapi user.
- Membantu IT cabang dalam memecahkan permasalahan yang
terjadi.
- Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
- Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem informasi.
- Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
109
- Melakukan internal testing software aplikasi.
- Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
- Membuat laporan aktivitas secara periodik dan dilaporkan
kepada Dept. Head.
- Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
- Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik, handal
serta dapat memenuhi kebutuhan operasional bisnis
perusahaan.
4. Position System Support Supervisor :
- Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan sistem IT
dalam perusahaan.
- Membantu memecahkan permasalahan dalam penggunaan
sistem informasi yang dihadapi user.
- Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
- Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem informasi.
- Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
- Melakukan internal testing software aplikasi.
- Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
- Membuat laporan aktivitas secara periodik dan dilaporkan ke
Section Head.
- Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
110
- Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik, handal
serta dapat memenuhi kebutuhan operasional bisnis
perusahaan.
5. Position Server & Network Staf :
- Membantu para karyawan menyelesaikan masalah di bidang IT
(seperti install program, menangani virus, dsb) secara cepat
dan efektif agar kinerja perusahaan berjalan dengan optimal.
- Memastikan tersedianya semua layanan sistem informasi.
- Bertanggung jawab atas tersedianya back up data dan
menyimpannya dalam lemari tahan api.
- Memastikan tersedianya sistem keamanan data dan jaringan.
- Memastikan spesifikasi peralatan sistem informasi dan
telekomunikasi sesuai dengan PO.
- Memonitor aktivitas server.
- Maintenance server dan peralatan pendukung secara periodik.
- Melakukan perbaikan perangkat komputer dan peralatan
pendukung.
- Menangani permasalahan perangkat teknologi informasi yang
dihadapi user.
- Membuat laporan aktivitas secara periodik dan dilaporkan
kepada Section Head.
- Server beroperasi secara optimal dan mengalami shut down
selama jam kerja maksimum 4 jam.
111
- Masalah-masalah karyawan terkait IT dapat diselesaikan secara
cepat dan tuntas.
4.1.2 Identification Vision
4.1.2.1 Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan proses bisnis yang berjalan pada perusahaan,
dapat digambarkan prosesnya seperti pada gambar dibawah ini:
Database Administrator
Current System Runs
Logbook information
2a. Write manually item configuration / device
related (hardware,software,etc)
Report
3. Submit data to Admin
5. Input data & Make Report
6. Review
4. Manage / update Any changed
All logbook document collection
Staff
IT Manager
Staff
2b. Other staff check in Storage place / repository (hardware, software, etc)
1. request item configuration (ITSR)
Gambar 4.4 Prosedur sistem yang berjalan
Berikut ini merupakan tahapan dari proses berjalan :
1. User atau staf akan melakukan pendataan item configuration /
device yang mereka miliki dengan mengisi lembar / form yang
dinamakan logbook.
2. Disamping itu staf lainnya melakukan pendataan setiap
configuration items (infrastruktur IT lainnya) dan melakukan hal
yang sama pada poin pertama. Untuk staf khusus departemen IT
akan melakukan pendataan yang lebih banyak karena harus
112
mendata berbagai item infrastruktur lainnya tidak hanya
perangkat PC/Laptop yang dimilikinya, yaitu juga mendata
seperti server, printer, dan item-item lainnya.
3. Setelah dokumen / informasi terkumpul, kemudian dikumpulkan
menjadi satu file atau dalam buku besar yang berisi informasi
tersebut (All logbook).
4. Setelah itu staf melakukan pendataan yang disimpan kedalam
sebuah komputer (dalam bentuk ms.excel).
5. Apabila ada perubahan informasi terhadap setiap item
configuration staf langsung melakukan perubahan.
6. Selanjutnya staf tersebut melakukan pendataan atau rekap
informasi setiap item apabila dibutuhkan oleh manager untuk
melakukan pelaporan (review) biasanya dilakukan untuk proses
audit infrastrutur IT perusahaan.
Berdasarkan hasil dari informasi yang berikan tersebut,
perusahaan dapat mengetahui apa saja infrastruktur yang dimiliki
oleh organisasi. Berdasarkan prosedur pada sistem yang berjalan saat
ini dapat diketahui beberapa kekurangan yang terjadi didalamnya,
antara lain sebagai berikut :
1. Dari sisi performance proses lama kurang efektif karena proses
request masih menjadi satu dengan IT service request, selain itu
proses pengelolaan infrastruktur menggunakan logbook menjadi
kurang maksimal karena harus mengecek terlebih dahulu setiap
113
item insfratruktur dalam lembar logbook, dan mencocokan
dengan data yang sudah tersimpan, proses ini cukup menyulitkan
untuk dapat selalu up to date terhadap informasi setiap item
infrastruktur.
2. Data infrastruktur IT sering terjadi ketidak sesuaian, karena
apabila terjadi perubahan terkait suatu item user akan langsung
mengganti informasi terkait item tersebut, karena belum adanya
fasilitas pencataan informasi setiap perubahan dengan baik.
Akibatnya sulit dilakukan pelacakan kapan misalnya terjadi
perubahan
3. Level layanan masih terbatas pada penggunaan IT service
request, selain itu banyak infrastruktur = banyak logbook
4. Untuk melakukan control dengan infrastruktur yang banyak
dapat menimbulkan resiko waktu dan biaya yang dikeluarkan
5. Penggunaan logbook kurang efisien karena hanya mampu
menyipan informasi yang sedikit, proses lain terkait didalamnya
belum ter-cover seperti relasi antara setiap items, incident
maupun perubahan items tersebut.
6. Proses service belum adanya pengelompokan sesuai kebutuhan
tertentu, dan belum adanya skala prioritas dalam setiap
penanganannya.
114
4.1.2.2 Vision Statement
Identifikasi Vision dibuat untuk memberikan pandangan
umum tentang kebutuhan inti sistem. Vision menangkap kebutuhan
dan keharusan desain pengembangan sistem, guna memberikan
pemahanan tentang sistem Configuration Management System
(CMS) yang akan dibangun. Vision tertuang kedalam vision
statement yang menyediakan sebuah dasar dalam penguraian sistem.
Berikut ini merupakan vision statement untuk membangun
configuration management system :
Vision Statement
Date
Menilai dari kebutuhan perusahaan akan suatu sistem yang dapat
mengelola berbagai infrastruktur IT (configuration items)
perusahaan, diperlukan suatu sistem yang dapat melakukan kegiatan
pengelolaan tersebut dengan baik, sehingga peusahaan dapat
memberikan pelayanan IT dengan baik dan dan cepat kepada setiap
user yang membutuhkan.
4.1.3 Mendefinisikan Sistem yang Dibangun
Ruang lingkup dan kebutuhan sistem untuk Configuration
Management System (CMS) akan tertuang dalam user story.
115
4.1.3.1 System Metaphor
Berikut ini merupakan gambar dari sistem metaphor :
System Metaphor
Date
Secara singkat menggambarkan visi dari sebuah proyek dibangun.
Tujuan dibuatnya CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM
(CMS) PADA PT RADIANT UTAMA INTERINSCO TBK adalah
untuk membantu organisasi dalam mengelola infrastruktur IT
(configuration items). Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat
memberikan pelayanan Informasi dan Teknologi (IT) yang
maksimal kepada setiap user ataupun stakeholder dengan baik.
Sistem ini diharapkan mampu memberikan kebutuhan informasi
secara komprehensif, mudah diaplikasikan atau pengelolaannya,
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan organisai, sehingga dapat
memberikan hasil yang memuaskan, selain itu juga dapat
memberikan kinerja yang maksimal seperti menyusun kebutuhan IT
perusahaan untuk user, dan juga mengkoordinasikan kegiatan pada
bidang IT lainnya agar tepat sasaran.
Gambar 4.5 System Methapor
4.1.3.2 User Stories
User Story yang berisi penjelasan non-teknis dari
kebutuhan sistem yang ditulis secara singkat oleh client
dalam hal ini. Jika terdapat kebutuhan yang belum
116
didefinisikan, pengguna dapat menambahkannya pada user
story dasar (base story) atau membuat user story baru sebagai
penambahan untuk base story. Sehingga user story digunakan
sebagai salah satu alat komunikasi antara pengguna dan
pengembang sistem. User story dasar adalah sebagai berikut:
User Story Base
Story No. : 1 Date Started ____
Developer : Ridwan Attaufiq Date Completed ____ ____
Organisasi membutuhkan fasilitas untuk mengelola infrastruktur IT
(configuration items) perusahaan. Fasilitas tersebut adalah sistem
yang terkomputerisasi berupa Configuration Management System
(CMS). Sistem ini harus memiliki beberapa fitur / modul tertentu
agar tercapainya sasaran atau tujuan organisasi dalam mengelola
infrastruktur IT (configuration items) secara komprehensif.
Gambar 4.6 User Story Base
Pada Configuration Management System (CMS) yang
akan dibangun nanti, ruang lingkupnya adalah pada proses
configuration management, change control, problem &
incident, document & procedure, dan juga report dimana
semuanya akan dijelaskan lebih terperinci lagi pada proses
selanjutnya, yaitu pada user strory case yang berdasarkan
fungsionalitas sistem nantinya dibuat.
117
4.1.4 Analisis PIECES
Untuk memaksimalkan hasil penelitian pembangunan
Configuration Management System (CMS), penulis melakukan
analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian,
efisiensi, dan pelayanan terhadap proses yang ada.
Analisis ini dilakukan pada proses yang lama, sehingga dapat
diketahui sistem yang akan diusulkan baru layak atau tidak, karena
beberapa aspek ini harus mengalami peningkatan ukuran yang lebih
baik dari proses sebelumnya.
Tabel 4.1 Tabel Analisis PIECES
Jenis
Analisis
Kelemahan proses lama Kelebihan proses baru
Performance
Proses request setiap event
terkait infrastruktur yang
masih menjadi satu dengan
IT service request, membuat
proses menjadi lama, untuk
penanganan suatu ticket
request pun bisa memakan
waktu paling tidak satu
sampai dua hari, bahkan bisa
lebih, tergantung dari tingkat
service yang di request.
Ditambah lagi organsasi
belum memiliki sistem yang
digunakan untuk mengelola
infrastruktur IT atau
Configuration Management
System (CMS) yang
dibangun berbasis web
sehingga mudah untuk
diakses, mudah
dioperasikan, mampu
menyimpan banyak data
terkait informasi
infrastruktur IT /
configuration items (CI).
Proses setiap request pun
dapat dibedakan setiap
fungsinya agar proses
service berjalan maksimal
sesuai dengan ketentuan dan
118
configuration items (CI).
Dalam mengelola
configuration item (CI),
organisasi masih
menggunakan “logbook”
akibatnya pengelolaan
menjadi tidak maksimal,
Karena harus mengecek
terlebih dahulu setiap item
infrastruktur dalam lembar
“logbook” dan mencocokan
dengan data yang sudah
tersimpan kedalam
komputer. Hal ini tentu saja
berpengaruh terhadap
efektifitas waktu
penanganan / service yang
diberikan terhadap setiap
user..
proses menjadi lebih cepat.
Diharapkan sistem mampu
menjadi solusi bagi
organisasi dalam melakukan
pengelolaan infrasturktur IT
atau Configuration Items
(CI) yang dimiliki secara
efektif .
Information
Data infrastrukur atau
configuration item (CI)
sering terjadi
ketidaksesuaian, karena
apabila terjadi perubahan
terkait configuration item
(CI) pendataan tidak
dilakukan secara baik, data
configuration item yang
ingin diubah akan langsung
diganti karena tidak ada
fasilitas pencatatan
Informasi yang disajikan
dalam Configuration
Management System (CMS)
terkait infrastruktur IT /
Configuration Items (CI)
menjadi lebih detail, terkait
status Configuration Items
(CI), komponen
didalamnya, perubahan data,
relasi setiap configuration
items, ataupun masalah
terkait Configuration Items
119
Hal ini diperoleh dari hasil
diskusi / perbincangan
dengan IT manager
berdasarkan teknis
dilapangan, selain itu
berdasarkan analisis
terhadap dokumen
“logbook”.
(CI) lebih komprehensif.
Economic
Level layanan masih
terbatas pada IT service
request selain itu juga
banyaknya infrastrukur yang
dimiliki menyebabkan
banyak kertas yang
dibutuhkan (logbook) untuk
mendata setiap item
configuration.
Level layanan menjadi lebih
bervariasi tidak terbatas
pada IT service request,
sistem CMS mampu
memberikan service terkait
item infrastruktur, service
perubahan, service incident /
problem, dan service
lainnya.
Control
Pengelolaan banyaknya
infrastruktur IT dan
banykanya pelayanan
(service) dengan
menggunakan resource yang
terbatas (ITSR dan logbook)
Dapat menimbulkan resiko
yang cukup signifikan dari
segi waktu, dan biaya yang
dikeluarkan organisasi /
perusahaan.
Penggunanan CMS yang
terpisah dengan service
request lainnya dalam ITSR
membuat proses
pengelolaan infrastruktur
menjadi lebih mudah di
kelola, resiko pengelolaan
waktu yang lama dapat
diminimalisir karena
didalam sistem, proses
pengelolaan request CI,
pengelolaan perubahan, dan
pengelolaan incident /
120
problem sudah terpisah satu
dengan lainnya. Hal ini
dapat memilimalisir biaya
yang dikeluarkan terkait
logbook.
Efficiency
Penggunakan logbook hanya
dapat mendata informasi
infrastruktur IT /
configuration items saja,
proses lain (change,
incident, relasi antara setiap
items ) tidak dapat ter-cover.
Selain itu pendataan dengan
menggunakan logbook
membutuhkan waktu yang
cukup lama apalagi dengan
banyaknya infrastruktur
yang dimiliki perusahaan
Dengan Configuration
Management System (CMS)
proses bisnis lain seperti
management incident,
change, relasi antara setiap
items, problem & support,
manage document, dapat
ter-cover. Selain itu proses
pendataan informasi setiap
item infrastruktur menjadi
lebih mudah, intinya
pencapaian hasil yang
optimum dengan
penggunaan CMS
memberikan kecepatan
waktu dalam pengelolaan
infrastruktur IT beserta
service lainnya .
Proses request service yang
dijalankan saat ini
belum adanya
pengelompokan
sesuai kebutuhan /
permasalahan tertentu.
Proses request ticket juga
Sistem CMS yang dibangun
sudah memiliki
pengelompokan berdasarkan
kebutuhan / permasalahan
tertentu, seperti request
configuration item, request
for change, dan request
121
Service
belum adanya skala prioritas
dalam penangannaya.
Akibatnya dari proses
tersebut, informasi service
masih general (umum) yang
memungkinkan manager
kesulitan dalam
mengevaluasi laporan setiap
request service yang ada.
incident. Disamping itu
proses setiap request juga
sudah memberikan skala
prioritas terhadap suatu
ticket request. Jadi ini dapat
mempermudah bagi
manager dalam melakukan
review / evaluasi setiap
laporan service yang terjadi,
serta meningkatkan kualitas
layanan terhadap service
yang diberikan.
4.1.4.1 Rich Picture Sistem Usulan
Setelah mendapatkan proses lama dan menganalisa dengan
metode PIECES, didapatkan rancangan sistem usulan yang akan
dibangun adalah sebagai berikut:
122
Gambar 4.7 Sistem Usulan
Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Open ticket request merupakan proses yang dilakukan oleh
setiap staf yang ingin melakukan permintaan, misalnya
terhadap item configuration yang baru, permintaan perubahan
data item configuration sebelumnya, ataupun apabila staf
mengalami suatu permasalahan terhadap item configuration
tertentu.
123
2. Melakukan proses / manage data all ticket request (view &
validation ticket configuration item, request for change) dan
ticket incident.
3. Melakukan proses access & manage (edit, delete data ticket
configuration item, request for change, dan incident).
4. Manager juga dapat melakukan proses yang sama dengan
admin yaitu view dan manage data all ticket request (view &
validation ticket configuration item, request for change). Yang
membedakannya adalah pada tingkat eskalasi / urgensi dari
suatu ticket request nantinya.
5. Admin manage data (entry, update, & delete informasi
configuration item).
6. Admin dapat membuat laporan terkait informasi / data ticket
request keseluruhan atau tertentu, kemudian data setiap
infrsatruktur IT / configuration items (CI).
7. Admin melakukan manage data / informasi terkait dokumen,
pelayanan (service), data user, dan lain-lainnya.
8. IT manager / section head bisa melakukan review terhadap
hasil laporan / grafik dari sistem terkait data ticket request
maupun data configuration item.
9. Proses ini dilakukan oleh staf dan juga IT manager / section
head yaitu mengakses informasi terkait progress dari ticket
request.
124
10. Pada proses ini dapat dilakukan oleh staf maupun IT manager /
section head, yaitu mengakses informasi terkait problem &
support, informasi dokumen, atauun service catalog.
4.1.5 Identifikasi (Metadata Configuration Management)
Dalam mengidentifikasi metadata dilakukan berdasarkan
pendekataan dari atas ke bawah (Top-Down Approach) dimana
dalam pendekatan ini ditentukan terlebih dahulu aspek-aspek apa
saja yang akan diambil dalam membangun konfigurasi manajemen
tersebut, yaitu menentukan item konfigurasi yang akan dicatat,
menentukan atribut / informasi yang akan disimpan, dan menentukan
service / pelayanan apa saja yang digunakan dalam sistem. Tahap-
tahap yang dilakukan untuk mendapatkan data ini adalah dengan
mengidentifikasi beberapa poin penting dalam sebuah configuration
management system, seperti ;
4.1.5.1 Identification Storage Control
Identifikasi metadata pada proses Storage Control ini
ditentukan untuk mempermudah pengembang dalam menentukan
data dan informasi apa saja yang harus disimpan dan disajikan agar
dapat memberikan sebuah pengetahuan dan informasi yang berguna
bagi user terkait suatu infrastruktur IT. Informasi atau data yang
akan disimpan berasal dari pelayanan yang mencakup hardware /
peripheral, software / application, service, document. Informasi
yang akan disimpan kedalam database nantinya seputar informasi
125
yang lebih rinci mengenai infrastrukur seperti yang disebutkan diatas
terkait perangkat keras, perangkat lunak / aplikasi, personil,
dokumentasi (dokumen, user guide, atau dokumen lainnya) yang
dibutuhkan. Untuk informasi yang akan disimpan nantinya akan
dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan
berdasarkan masukan dari penulis dan juga Manager IT.
4.1.5.2 Identification Change Control
Identifikasi metadata pada proses Change Control ini
dilakukan untuk menentukan hal apa saja yang harus ada atau
dibutuhkan pada saat melakukan proses pengelolaan perubahan
(update) informasi terkait infrastruktur IT (configuraition items). Ini
berhubungan dengan proses request for change (RFC) agar dapat
ditanggani dengan mudah oleh staf, admininstrator, maupun oleh
manager. Intinya dengan adanya modul dari kontrol perubahan ini
adalah untuk memastikan proses perubahan suatu item konfigurasi
menjadi lebih baik dan terekam dengan baik setiap informasi yang
berhubungan dengan perubahan tersebut (mengapa perubahan
tersebut dilakukan, apa penyebabnya, siapa yang mengajukan
perubahan, apa item CI yang dilakukan perubahan) dapat
terdokumentasi dengan baik.
4.1.5.3 Identification Reporting
Identifikasi metadata pada proses Identification Reporting ini
ditentukan untuk memberikan informasi kepada IT manager agar
126
mempermudah proses view secara cepat dengan melihat grafik,
chart, maupun laporan suatu data dari setiap item infrasturktur.
Penentuan penyajian reporting ini berdasarkan kebutuhan informasi
yang dibutuhkan seorang IT manager.
4.1.6 Requirement Material (Tools & Technology)
Dalam pembangunan sistem Configuration Management
System (CMS) penulis menggunakan pemrograman PHP,
dikarenakan PHP merupakan bahasa pemrograman yang powerfull.
Selain itu MySQL sebagai media penyimpanan data karena MySQL
dapat menyimpan data yang cukup besar sesuai dengan ruang
lingkup sistem yang akan dikembangkan, diharapkan kedepannya
apabila ingin dilakukan pengembangan sistem bisa dengan mudah
dilakukan karena semua sumber daya bersifat open source.. Untuk
mengakses sistem dapat mengunakan berbagai macam tipe web
browser, seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer,
dll. Pada penelitian ini, penulis menggunakan web browser google
chorme dan sistem operasi berbasis Windows.
Dari sisi sumber daya lainnya, sistem yang dibangun
membutuhkan sumber daya antara lain user, hardware, software,
data informasi yang dibutuhkan. Sumber daya tersebut telah tersedia
di PT Radiant Utama Intersinco Tbk. Dari sisi waktu, pembangunan
sistem ini menggunakan metodologi extreme programming (XP),
dirasa cukup tepat karena dapat mempercepat proses pembangunan
127
sistem. Pembangunan sistem ini kurang lebih memakan waktu lima
bulan.
4.2 Planning Phase / Perencanaan
4.2.1 Menentukan Batasan & Prioritas
4.2.1.1 Tabel High Level Feature List
Batasan dan prioritas ditentukan dari vision statement dan user
story base yang telah dibuat. Berikut ini pemecahan story dengan
estimasi waktu penyelesaian.
Tabel 4.2 High-level Feature List
User story Estimate (day)
Management configuration item (CI’s),
Change control, and problem & incident
35
Document & Procedur, Report, other 15
Total 50
4.2.1.2 Pemecahan User Story Case
Penulis memecah base story menjadi dua user story, yang
terdiri dari :
1. Manajemen configuration item, change control, dan problem
& incident.
Story No. : 1 Date Started :
Developer : Ridwan Attaufiq Date Complete :
Priority : 1
128
Story Description :
Configuration Management
Pada modul configuration management merupakan informasi
detail, komponen, dan hubungannya dengan item
configuration lainnya. Dalam sistem yang akan dibuat dapat
menyimpan informasi terkait infrastruktur IT (configuration
items). Selain itu proses open ticket request configuration
items dilakukan dengan mekanisme yang baik, yaitu dengan
adanya proses validasi / approval ticket.
Change Control
Untuk membuat kegiatan manajemen konfigurasi berjalan
dengan baik, diperlukan adanya modul “change control”
tujuannya untuk melakukan proses perubahan dengan baik,
mengetahui lebih detail terkait perubahan yang terjadi,
Proses ini diharapkan dapat menyimpan informasi setiap
perubahan yang terjadi dengan baik beserta dokumentasi
perubahan secara detail dari setiap infrasturktur IT
(configuration items). Selain itu proses request ticket for
change (RFC) juga dilakukan dengan mekanisme yang baik,
dengan proses validasi / approval ticket request for change
(RFC).
129
Problem & Incident
Pada modul ini fasilitas problem & incident ini dibuat untuk
membantu setiap user apabila menghadapi permasalahan
yang berkaitan dengan infrastruktur IT (configuration items),
terkait permasalahan apa yang biasanya muncul tentang suatu
item configuration, bagaiamana mengatasinya (trouble
shooting) atau dokumentasi problem & support, beserta
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Selain itu dengan adanya
faslitas ini membantu manajemen dalam memperbarui
(update) pengetahuan jika terjadi suatu masalah pada suatu
perangkat item konfigurasi tertentu, dan
mendokumentasikannya kedalam sistem tersebut.
Gambar 4.8 User Story 1.1
2. Manajemen document & procedure, report, dan other
Story No. : 2 Date Started :
Developer : Ridwan Attaufiq Date Complete :
Priority : 2
Story Description :
Document & Procedure
Modul document & prosedur dibuat untuk mempermudah
user apabila membutuhkan infromasi seputar dokumen atau
service yang dimiliki oleh item configuration, selain itu
130
service yang diberikan yang nantinya akan disajikan dalam
bentuk service catalog. Dokumen yang di simpan misalnya
seperti user guidelines terkait item konfigurasi. Selain itu
admin juga bisa mengunggah / upload dokumen-dokumen
yang sekiranya dibutuhkan oleh setiap user yang
membutuhkan, nantinya user bisa mengunduh / download
dokumen dan prosedur tersebut. Dokumen atau prosedur
nantinya seperti guidelines, document warranty, dan
dokumen-dokumen lainnya
Report
Untuk mempermudah manager dalam mendapatkan
informasi secara cepat seputar kejadian dari Configuration
Management System (CMS). Informasi yang terdapat dalam
modul ini seputar infrastruktur IT (configuration items), dan
juga request ticket configuration item, ticket request for
change, dan ticket request incident. Jadi dengan adanya
modul “report” ini dapat mempermudah user untuk melihat
perkembangan yang terjadi selama proses berlangsung
Configuration Management System (CMS) berlangsung.
Other
Modul “other” merupakan sebuah fungsi yang dibuat untuk
131
membantu admininstrator dalam mengelola informasi lainnya
seperti “manage user”, dan history login dari setiap user
yang telah mengakses Configuration Management System
(CMS) tersebut.
Gambar 4.9 User Story 1.2
4.2.2 Identifikasi Pekerjaan / Task Card
Identifikasi pekerjaan dituangkan pada task card pada setiap user
story. Task card berguna untuk memberikan petunjuk tahapan pekerjaan
yang akan dilakukan untuk pengimplementasian secara teknis dari setiap
user story. Berdasarkan user story yang terbagi menhadi user story 1.1
sampai dengan user story 1.2 maka dihasilkan dua task card, yaitu :
a. User Story 1.1
Story Number : 1.1 Time Estimate : 6 weeks
Task Description :
Membuat form login untuk user
Membuat database user
Membuat database ticket configuration item, change control
(RFC).
Membuat database configuration item (CI), component, change
control, problem & incident
Membuat form input ticket request configuration item (CI), for
132
change (RFC), dan incident.
Membuat proses validasi ticket configuration item, request for
change (RFC)
Membuat database problem & support
Gambar 4.10 Task Card 1.1
Gambar 4.10 menggambarkan Task Card, dimana task description
yang ditulis adalah hasil penerjemahan pekerjaan dari user story 1.1 akan
dilakukan berdasarkan gambar diatas, user story 1.1 merupakan tahapan
iterasi awal yaitu iterasi 0.
b. User Story 1.2
Story Number : 1.2 Time Estimate : 3 weeks
Task Description :
Membuat modul (management) document & procedure (service
catalog), report (graph), and menu other
Membuat database document, service catalog, report and other
Membuat report / grafik All (all configuration items, all ticket
request)
Membuat management user
Membuat history login user
Gambar 4.11 Task Card 1.2
Gambar 4.11 menggambarkan Task Card, dimana task description
yang ditulis adalah hasil penerjemahan pekerjaan dari user story 1.2 akan
133
dilakukan berdasarkan gambar diatas, user story 1.2 merupakan tahapan
iterasi awal yaitu iterasi 1.
4.2.3 Membuat Rencana Peluncuran
Rencana peluncuran merupakan tahapan perencanaan iterasi dari
pembangunan sistem dengan menggunakan hasil dari tahap batasan dan
prioritas dari user story yang ada. Story yang menjadi prioritas utama akan
menjadi iterasi yang pertama dalam pembangunan sistem. Berdasarkan
batasan dan prioritas user story, dapat dibuat rencana peluncuran sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Tabel Rencana Peluncuran
Story Time Iteration
0
Iteration
1
Manajemen Configuration items,
Change Control, Problem & Incident
6 weeks √
Manajemen document & procedure,
report, & other
3 weeks √
Tabel 4.3 menunjukan bahwa dalam pembangunan sistem
Configuration Management System (CMS) terdapat dua iterasi dan sebuah
iterasi akan terus berjalan sampai dengan seluruh task story selesai dan
kebutuhan client terpenuhi.
134
4.2.4 Mempersiapkan Uji Penerimaan Pengguna
Setelah pembangunan Configuration Management System (CMS)
dilakukan, perlu dilakukan proses pengujian (testing) terhadap sistem yang
telah dibuat. Pengujian yang akan dilakukan yaitu pengujian dengan
memasukan informasi atau data yang dibutuhkan sesuai dengan masing-
masing modul. Pengujian tersebut mengunakan metode black box testing.
4.3 Iteration Phase / Fase Iterasi
Pada proses Iteration Phase ini tahap yang dilakukan adalah dengan
menjelaskan secara terperinci setiap proses (desain) dalam membagun
sebuah Configuration Management System (CMS). Tahap ini memberikan
penjelasan terhadap desain sistem, sampai dengan tahap iteration terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan user.
4.3.1 Iterasi 0
Berdasarkan pada rencana pelepasan pada fase perencanaan, user
story yang akan diimplementasikan pada iterasi 0 adalah user story nomor
1.1. user story nomor 1.1 dilakukan pembuatan modul :
Manajemen Configuration items (CI’s), Change Control, Problem &
Incident
4.3.1.1 Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian yang dibuat adalah sebagai berikut.
1) Uji hak akses berdasarkan level user
135
2) Uji proses open request ticket configuration item, change
(RFC), incident dan validasi ticket request CI, change (RFC),
dan incident.
3) Uji proses manage ticket request & validation ticket
configuration item, change (RFC), dan incident
4) Uji keberhasilan manage data configuration item, add new
configuration, change configuration item
5) Uji keberhasilan manage problem & incident
Untuk mengetahui keberhasilan dari kriteria pengujian yang
dibuat diatas, akan dilakukan beberapa langkah-langkah untuk
mengetahui kriteria keberhasilan. Langkah-langkah pengujian
tersebut sebagai berikut:
Langkah pengujian:
1) Melakukan login berdasarkan level pengguna yaitu admin,
manager dan staf.
2) Masuk pada modul (configuration management, change
control, atau problem & incident) user melakukan uji tes untuk
request open ticket configuration item, change (RFC), atau
request ticket incident. Dimanana user tersebut harus
melakukan proses pengisian data dari masing-masing ticket
request, dan nantinya data ticket request akan tersimpan
136
kedalam masing-masing tabel atau database sesuai dengan
pilihan.
3) Untuk melakukan uji proses manage ticket request dan juga
proses validasi / approval ticket yang dilakukan oleh manager
atau admin berdasarkan prosedur yang ada. Admin atau
manager tersebut akan memilih data, misalnya ticket request
configuration item, kemudian memilih menu detail ticket
request, kemudian data detail ticket muncul dan bisa
memberikan validasi dengan mengubah status ticket request
(approve atau reject). Untuk proses validasi sesuai dengan
kriteria / skala prioritas dalam ticket request, ticket request
yang memiliki skala prioritas normal akan dieksekusi oleh
admin, sedangkan dengan skala prioritas “urgent” maka akan
dieksekusi oleh IT manager.
4) Melakukan proses input data configuration item, edit/update,
dan juga delete, untuk change configuration item dilakukan
apabila ada perubahan informai terkait item configuration,
5) Uji keberhasilan problem & incident untuk memberikan
seputar permasalahan yang terjadi dengan CI, kemudian di
dokumentasikan dan disimpan kedalam sistem. Entry data
problem & support, edit data, dan juga delete data tersebut.
137
Kriteria keberhasilan:
1) Saat login masuk ke dalam sistem setiap modul yang tampil
sesuai dengan hak akses yang dimiliki oleh level user.
2) Untuk kriteria keberhasilan pada proses open ticket request,
untuk semua user setiap ticket tersebut akan otomatis data
ticket request yang akan tersimpan sesuai dengan database dari
ticket request.
3) Untuk kriteria keberhasilan proses manage dan validasi ticket
request proses ini hanya bisa dilakukan oleh administrator dan
manager. Kedua level user tersebut dapat melakukan
perubahan data yang terdapat pada ticket request jika
diperlukan, selain itu juga bisa mennghapus data ticket request
tersebut. Untuk proses ticket request (configuration item, dan
request for change) ticket yang dilakukan proses request akan
tersimpan dengan status default “waiting” artinya ticket
tersebut akan menjadi berubah statusnya hanya bisa dilakukan
oleh administrator, manager, untuk staff tidak dapat melakukan
hal tersebut.
4) Untuk kriteria keberhasilan manage data configuration item
proses ini juga hanya bisa dilakukan dengan status level user
administrator dengan manager saja, sedangkan staf tidak dapat
melakukan proses ini. Proses yang dilakukan adalah melakukan
proses input data item configuration, kemudian melakukan
138
proses edit data tersebut, ataupun menghapus datanya. Selain
itu juga melakukan proses pergantian item configuration yang
lama dengan item yang baru dengan mengakses menu change
configuration item.
5) Pada kriteria keberhasilan untuk manage problem & inident ini
dilakukan oleh level user yang sama yaitu administrator dan
juga manager. Kedua aktor tersebut dapat melakukan entry
data problem dan solusi yang terjadi seputar configuration
item, selain itu user juga dapat melakukan update data support
tersebut, dan juga menghapus data tersebut.
4.3.1.2 Identifikasi aktor dan Identifikasi Usecase
Berikut ini adalah hasil dari identifikasi aktor dan identifikasi
usecase.
A. Identifikasi Aktor
Berikut ini adalah aktor yang terlibat dalam
menggunakan sistem configuration management system
(CMS)
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor
No . Actor Description
1. Admin /
Support Service
Administrator adalah orang yang bertanggung
jawab mengelola dan mengatur configuration
management system (CMS). Admin bertugas untuk
mengelola setiap data ataupun informasi yang
139
berkaitan dengan item infrastruktur IT perusahaan.
Orang yang bertugas untuk melakukan pengelolaan
/ manajemen sistem CMS (mengelola item
configuration, mengelola tiket request, dan proses-
proses lainnya).
2. IT Manager /
Section Head
Orang yang bertanggung jawab dalam
mengevaluasi setiap perkembangan yang terjadi
terkait dengan item infrastruktur dan memberikan
persetujuan tertentu apabila terjadi perubahan
didalamnya.
Orang yang bertanggung jawab untuk melakukan
approval / validasi dari setiap permintaan staf
(user) terkait dengan perubahan terhadap setiap
item device perusahaan. Selain itu juga melakukan
pengecekan terhadap laporan yang dibuat oleh
admin terkait pengelolaan setiap item device dan
perubahan yang terjadi.
3. Staf All Orang yang telah terdaftar dalam sistem yang
hanya dapat melihat informasi terkait item
infratruktur IT, mengajukan tiket penambahan item,
mengajukan tiket untuk perubahan item
configuration, dapat mengunduh dokumen yang
berkaitan dengan prosedur atau user guide ataupun
dokumen lainnya, mengajukan tiket untuk suatu
kejadian yang belum memiliki pernyelesaiannya
(solve) didalam sebuah “problem & incident”.
Orang yang menggunakan sistem CMS dimana
untuk mendata setiap item configuration yang
dimiliki setiap staf harus melakukan open tiket
terlebih dahulu.
140
B. Identifikasi Usecase
Berikut ini adalah hasil identifikasi usecase dari
Configuration Management System (CMS) yang akan dibuat.
Tabel 4.5 Identifikasi Usecase
No. Use Case
Name
Description Actor
1. Login Use case ini menggambarkan proses
input data (emai) sebagai username
dan password untuk dapat masuk ke
dalam sistem dan dapat dilakukan
pada semua aktor.
Administrator,
IT Manager,
Staf
2. Logout
Use case ini menggambarkan proses
user keluar dari sistem.
Administrator,
IT Manager,
Staf
3.
Open Tiket
Configuration
Item
Use case ini menggambarkan proses
staf yang ingin melakukan pendataan
awal untuk item konfigurasi.
Staf
4.
Open Tiket
Request for
Change (RFC)
Use case ini menggambarkan proses
apabila staf ingin melakukan
perubahan terhadap configuration item
tertentu.
Staf
5. Open Tiket
Incident
Use case ini menggambarkan proses
staf untuk menanyakan sesuatu hal
yang berkaitan dengan permasalahan
yang dihadapi staf tersebut, jika
informasi penanganan belum terdapat
dalam menu “problem & support”.
Staf
6. View al
problem &
support
Use case ini menggambarkan proses
setiap user dapat meilhat informasi
yang berhubungan dengan knowledge
problem.
All user
7. View all
Configuration
items
Use case ini menggambarkan proses
view informasi terkait suatu item
configuration.
Staff
8. Manage User Use case ini menggambarkan tentang
proses manage user (mengelola data
yang berhubungan dengan aktor yang
menggunakan sistem CMS, add new
user, update, atau remove user).
Administrator
9. Manage Use case ini menggambarkan proses Administrator
141
Document pengelolaan data/ informasi terkait
suatu dokumen, add, edit, remove
semua dokumen yang berhubungan
dengan CI.
10. Manage
Service
Catalog
Use case ini menggambarkan proses
add, edit, remove semua informasi
yang berkaitan dengan informai setiap
service catalog yang dimiliki oleh
department IT.
Administrator
11. Manage
Problem &
Support
Use case ini menggambarkan proses
add, edit, remove semua informasi
yang berhubungan dengan knowledge
problem.
Administrator
12. Manage
Configuration
Item
Use case ini menggambarkan proses
update atau remove data / informasi
yang berhubungan dengan
configuration item.
Administrator,
13. Add new
configuration
item
Use case ini menggambarkan proses
entry data configuration item
Administrator,
Manager
14. Add Relation Use case ini menggambarkan proses
add / pendataan hubungan antara
configuration item satu dengan
configuration item lainnya.
Administrator,
Manager
15. View all ci
relation
Use case ini menggambarkan proses
view relasi antara ci satu denga ci
lainnya.
All user
16. Manage Ticket
Request for
Change (RFC)
Use case ini menggambarkan proses
pengelolaan data edit, remove
informasi yang berkaitan dengan tiket
change (RFC). Ataupun melihat
informasi detail seputar ticket request
tersebut.
Administrator,
Manager
17. Validation
Ticket Request
for Change
(RFC)
Use case ini menggambarkan proses
validasi untuk perubahan data terkait
item configuration tertentu.
Administrator,
Manager
18. Comment ticket
Change
Use case ini menggambarkan proses
entry komentar terkait perubahan yang
telah di-request oleh user.
All user
19. Manage Ticket
Configuration
Item
Use case ini menggambarkan proses
pengelolaan data edit, remove
informasi yang berkaitan dengan tiket
request configuration item. Ataupun
melihat informasi detail seputar ticket
request tersebut.
Administrator,
Manager
142
20. Validation
Ticket Request
CI
Use case ini menggambarkan proses
validasi untuk proses request item
configuration tertentu yang diminta
oleh user.
Administrator,
Manager.
21. Comment ticket
Configuration
Item
Use case ini menggambarkan proses
entry komentar terkait ticket request
configuration item yang telah di-
request oleh user.
All user
22. Manage Ticket
Incident
Use case ini menggambarkan proses
pengelolaan data edit, remove
informasi yang berkaitan dengan tiket
request incident. Ataupun melihat
informasi detail seputar ticket incident.
Administrator,
Manager.
23. Comment ticket
Incident
Use case ini menggambarkan proses
entry komentar terkait ticket request
configuration item yang telah di-
request oleh user.
All user
24. Edit account Use case ini menggambarkan proses
pengelolaan user account (update
data) akses setiap user, misalnya
update email, password, dll.
All user
25. View History
Login
Use case ini menggambarkan proses
view informasi login history user yang
telah menggunkan sistem CMS ini
Admin, IT
Manager
26. Access Serivce
Catalog
Use case ini menggambarkan proses
user dapat melakukan kegiatan akses
terhadap informasi service catalog
yang dimiliki.
All user
27. Access
Document
Use case ini menggambarkan proses
user dapat melakukan akses terhadap
suatu dokumen tertentu yang
dibutuhkan dan bisa mengunduhnya.
All user
28. View Report
(table &
graph)
Use case ini menggambarkan proses
IT manager dalam memantau
perkembangan sistem CMS secara
umum, manager dapat melihat
rangkuman kejadian yang terjadi
seputar CMS yang beberapa
diantaranya disajikan dengan grafik.
IT Manager,
Administrator
4.3.1.3 Desain Proses
Desain sistem terbagi menjadi beberapa proses, yaitu usecase
diagram, activity diagram, dan sequence diagram.
143
A. Usecase Diagram
Gambar 4.12 Usecase Diagram CMS
System
staff_
administrator_
it_manager_
open tiket request configuration item
open ticket request change (RFC)
open ticket request incident
view all problem support
manage configuration item's
manage usermanage document
manage service catalog
manage ticket configuration item
manage ticket change request [RFC]
manage ticket incident
validation ticket request change RFC
comment ticket incdent
manage problem & support
view history login
view all configuration item's
view report
access service catalog
access document
_login_
_logout_
edit_account
add new configuration item's
<<include>>
<<include>>
validation ticket request ci<<include>>comment ticket CI <<include>>
comment ticket (RFC)
<<include>>
add ci relation
<<include>>
view all ci relation <<include>>
144
B. Narasi Usecase
Narasi use case digunakan untuk mendeskripsikan secara
tekstual interaksi dan langkah-langkah yang terjadi antatara sistem
dengan penggunanya. Berikut ini adalah beberapa nasrasi use case
yang terbentuk dari kegiatan bisnis dan use case diagram yang ada
pada usulan sistem CMS.
Tabel 4.6 Narasi Use case Login
Use case Name Login
Use case ID 1
Actor Admin, manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses input username dan
password oleh user untuk dapat masuk kedalam sistem
(CMS).
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Pilih login system 2. Menampilkan form login
3. Input username dan
password.
4. Klik login 5. Validasi data login.
6. Menampilkan halaman
utama dengan tampilan
sesuai hak akses user.
Alternate
Courses
7. Data login salah sistem menampilkan notifikasi “data
login salah”, kemudian kemoibali ke langkah 1.
Conclusion Aktor berhasil login ke sistem.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.7 Narasi Use Case Logout
Use case Name Logout
Use case ID 2
Actor Admin, manager, staf
Description Proses keluar dari sistem
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
145
Trigger Aktor ingin keluar dari sistem
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Klik tombol logout. 2. Menampilkan halaman
login.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil keluar dari sistem / aplikasi.
Post Condition Keluar dari sistem.
Tabel 4.8 Narasi Use case Open Ticket Request Configuration
Item
Use case Name Open Ticket Request Configuration items
Use case ID 3
Actor Staf
Description Proses entry data ticket request configuration item
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses menu configuration management
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu open
ticket configuration
2. Menampilkan tombol
open ticket request.
3. Memilih ‘open ticket “ 4. Menyimpan isi form
input data ticket request
CI
5. Mengisi data ticket
request CI
6. Klik “submit” 7. Menyimpan data ticket
CI.
Alternate
Courses
6a. Aktor memilih tombol reset
Conclusion Aktor berhasil mengimput data ticket request untuk
configuration item.
Post Condition Menampilkan data ticket request CI.
Tabel 4.9 Narasi Use case Open Ticket Request for Change (RFC)
Use case Name Open Ticket Request for Change (RFC)
Use case ID 4
Actor Staf
146
Description Proses entry data ticket request for change (RFC)
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses menu change control
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu change
control
2. Menampilkan tombol
open ticket change
3. Memilih open ticket 4. Menampilkan isi form
data ticket request
change (RFC)
5. Mengisi data ticket
reqeuest for change
(RFC)
6. Memilih ‘submit“ 7. Menyimpan data ticket
request for change
(RFC)
Alternate
Courses
6a. Aktor memilih tombol reset
Conclusion Aktor berhasil mengimput data ticket request change
(RFC).
Post Condition Menampilakan all data ticket request change (RFC)
Tabel 4.10 Narasi Use Case Open Ticket Incident
Use case Name Open Ticket Incident
Use case ID 5
Actor Staf
Description Proses entry data ticket incident
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses menu problem & incident
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu problem
& incident
2. Menampilkan tombol
open ticket incident
3. Memilih tombol “open
ticket incident”
4. Menampilkan form input
data ticket incident
5. Meng-input data ticket
incident
6. Klik “submit” 7. Menyimpan data ticket
incident
Alternate
Courses
6a. Aktor memlih tombol reset
Conclusion Aktor mengimput data ticket incident
Post Condition Menampilkan all data ticket incident
147
Tabel 4.11 Narasi Use Case View All Problem & Support
Use case Name View All Problem & Support
Use case ID 6
Actor Staf, manager, admin
Description Proses menampilkan informasi support (dukungan) apabila
menghadapi suatu permasalahan yang bersifat teknis
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor memilih menu “problem & incident”
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu “all
problem support”
2. Menampilkan data /
informasi support &
problem
3. Memilih detail informasi
support
4. Menampilkan detail data
/ informasi support.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil menampilkan informasi support (dukungan)
& problem.
Post Condition -
Tabel 4.12 Narasi Use Case View All Configuration items
Use case Name Use case View All Configuration items
Use case ID 7
Actor manager, staf, admin
Description Use case ini menggambarkan proses view informasi terkait
semua data configuration items.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Mengakses menu
“configuration
management”
2. Memilih tombol “all
configuration
management “
3. Menampilkan informasi
semua configuration
management.
4. Memilih data yang
dinginkan
5. Menampilkan data detail
CI
Alternate
Courses
-
148
Conclusion Aktor berhasil melihat informasi tentang semua
configuration items
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.13 Narasi Use Case Manage User
Use case Name Manage User
Use case ID 8
Actor Admin
Description Proses pengelolaan data pengguna sistem (user)
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses menu management user
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu Other,
Pilih menu All User’s
2. Menampilkan data
semua user
3. Pilih tombol id_user
untuk melihat detail
informasi account staf.
4. Menampilkan data
detail staf
5. Pilih tombol “edit” 6. Menampilkan form
account user
7. Admin dapat
memperbarui data terkait
user berupa username,
password, level, dll
8. Klik “save” 9. Menyimpan / meng-
update data user
Alternate
Courses
5A.Memilih fungsi “Add new user” untuk menampilkan
form data user baru.
- Sistem menampilkan form entry data user.
5B.Memilih fungsi “hapus” untuk menghapus data user
- Sistem menampilkan konfirmasi hapus data.
- Untuk data yang berhasil dihapus sistem
menampilkan pesan data berhasil dihapus, untuk data
tidak jadi dihapus kembali ke langkah sebelumnya.
Conclusion Aktor berhasil mengatur data user.
Post Condition Menampilkan data user
149
Tabel 4.14 Narasi Use Case Manage Document
Use case Name Manage Document
Use case ID 9
Actor Admin
Description Proses manage dokumen
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses document & procedure
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu document
& procedure
2. Menampilkan halaman
awal (document &
procedure)
3. Memilih tombol “add
new document”
4. Memilih upload file 5. Menampilkan halaman
form upload document
6. Memilih file yang akan
di-upload
7. Memilih tombol upload 8. Sistem merspon dan
menyimpan upload file,
berhasil
Alternate
Courses
3.a Memilih tombol “edit” untuk men-update document
tertentu.
3.b Memilih tombol “delete” untuk menghilangkan /
menghapus data document tertentu.
3.c Memilih detail untuk melihat informasi secara
keseluruhan data tertentu
Conclusion Aktor berhasil menggatur document
Post Condition -
Tabel 4.15 Narasi Use Case Manage Service Catalog
Use case Name Manage Service Catalog
Use case ID 10
Actor Admin
Description Proses manage service catalog
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor mengakses document & procedure
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu document
& procedure
2. Menampilkan halaman
awal (document &
150
procedure)
3. Memilih tombol “maage
service catalog”
4. Memilih open new
service
5. Menampilkan halaman
form information data
service
6. Mengimput information
yang diinginkan
7. Memilih tombol submit 8. Sistem merspon dan
menyimpan data /
informasi, berhasil
Alternate
Courses
4.a Memilih tombol “edit” untuk men-update service
catalog tertentu.
4.b Memilih tombol “delete” untuk menghilangkan /
menghapus data service catalog tertentu.
4.c Lihat detail data dengan memilih id-dari service catalog
Conclusion Aktor berhasil mengatur service catalog
Post Condition -
Tabel 4.16 Narasi Use Case Manage Problem & Support
Use case Name Use case Manage Problem & Support
Use case ID 11
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan support &
problem. Admin dapat menambahkan data support dan
memperbaharui untuk melakukan support terhadap masalah
yang mungkin dihadapi user.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“problem & incident”.
2. Memilih menu / tombol
“all support problem”
3. Menampilkan isi / data
support & problem.
4. Memilih tombol detail
support & problen
5. Menampilkan isi detail
data support & problem
Alternate
Courses
4.a Memilih tombol “add new support” mengisi data
support & problem baru.
4.b Memilih tombol “edit” untuk men-update support &
problem yang tertentu.
4.c Memilih tombol “delete” untuk menghilangkan /
menghapus data support & problem tertentu.
151
Conclusion Ator berhasil mengatur data support & problem
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.17 Narasi Use Case Add Configuration items
Use case Name Use case Add Configuration items
Use case ID 12
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan data
terkait dengan setiap configuration items (CI). Admin dapat
meng-edit atau menghapus data terkait setiap CI.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“add new configuration
management”
3. Menampilkan all
configuration
management.
4. Memilih form yanh ingin
disimpan data CI-nya.
5. Menampilkan form input
data CI.
6. Memilih tombol
“submit”
7. Sistem menyimpan data
CI
Alternate
Courses
6.a Memilih tombol “reset” data yang telah diisi pada form
input akan terhapus..
Conclusion Ator berhasil menyimpan data configuration items
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.18 Narasi Use Case Manage Configuration items
Use case Name Use case Manage Configuration items
Use case ID 13
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan data dari
(update & delete) dari configuration items.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin memilih menu
152
“configuration items”
2. Pilih menu/ tombol
“manage configuration
item”
3. Menampilkan data setiap
configuation item.
4. Melakukan aksi,
memilih aksi terhadap
data ci
5. Menampilkan data / form
yang dipilih
Alternate
Courses
4.a Memilih “edit” untuk meng-update data CI.
4.b Memilih “delete” untuk menghapus data CI.
4.c Memilih “detail” akan menampilkan informasi CI
keseluruhan
4.d Memilih “add component”, menampilkan form add
component
4.e Memilih “activity / timeline” akan menampilkan form
isian activity
4.f Memilih “change ci”, menampilkan form isian change
item
Conclusion Admin berhasil melakukan proses kelola data CI
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.19 Narasi Use Case Add Relation
Use case Name Use case Add Relation
Use case ID 14
Actor Admin or manager
Description Use case ini menggambarkan proses penyatuan hubungan
antara satu configuration item yang satu dengan
configuration item lainnya.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin / manager
mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“relationship of
configuration items”
3. Menampilkan data dan
menu.
4. Memilih / klik
“relationship”
5. Menampilkan isi / data
configuration item.
6. Memilih configuration
item mana saja yang ingin
dihubungkan setiap satu
7. Data relasi antara setiap
item tersimpan kedalam
database.
153
dengan yang lainnya.
Setelah itu klik tombil
submit.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil mengelola setiap hubungan configuration
item yang satu dengan yang lainnya.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.20 Narasi View CI Relation
Use case Name Use case View CI Relation
Use case ID 15
Actor Admin or manager
Description Use case ini menggambarkan proses view informasi
hubungan yang terdapat pada setiap configuration item
yang satu dengan yang lainnya.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. User mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“fungsi detail”
3. Menampilkan data dan
menu.
4. Memilih / klik “item
change”
5. Menampilkan data /
informasi perubahan
terkait configuration
item yang dimiliki.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil mengelola setiap hubungan configuration
item yang satu dengan yang lainnya.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.21 Narasi Use Case Manage Ticket for Change (RFC)
Use case Name Manage Ticket for Change (RFC)
Use case ID 16
Actor Admin, manager
154
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan (proses
pengecekan & validasi) ticket request for change (RFC),
edit dan juga delete data ticket
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“change control”.
2. Memilih menu / tombol
“manage ticket change
(RFC)”
3. Menampilkan isi / data
ticket request
4. Memilih tombol detail
ticket request
5. Menampilkan isi detail
data ticket
Alternate
Courses
4.a Memilih tombol “edit” apabila ada ticket request yang
harus dilakukan perubahan data.
4.b Memilih “delete” apabila ingin melakukan pengahpusan
data ticket request change.
4.c Memilih tombol “print” kemudian data ticket request
tercetak.
Conclusion Aktor berhasil mengatur data ticket request incident
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.22 Narasi Use Case Validation Ticket for Change (RFC)
Use case Name Use case Validation Ticket for Change (RFC)
Use case ID 17
Actor Admin, manager
Description Use case ini menggambarkan proses persetujaun / approval
pengelolaan ticket request for change (RFC).
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“change control”.
2. Memilih menu / tombol
“manage ticket change
RFC”
3. Menampilkan isi / data
ticket change request.
4. Memilih tombol detail
ticket request
5. Menampilkan isi detail
data ticket request
change
Alternate
Courses
4.a Setelah memilih detail ticket, maka akan menampilkan
isi detail / informasi terkait request yang dinginkan. Admin
155
dan IT manager kemudian check/ review ticket.
4b. Memilih tombol “approve” untuk melakukan
persetujuan terhadap ticket request change tertentu.
Conclusion Aktor berhasil melakukan proses approval ticket reques
change
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.23 Narasi Use Case Comment Ticket (RFC)
Use case Name Use case Comment (RFC)
Use case ID 18
Actor Admin, manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses pemberian komentar
dalam suatu ticket request for change (RFC).
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. User mengakses menu
“change control”.
2. Memilih menu / tombol
“all ticket change RFC”
3. Menampilkan isi / data
ticket request
4. Memilih tombol detail
ticket request
5. Menampilkan isi detail
data ticket
6. Pilih tombol “comment”
input komentar, submit,
7. Komentar kita akan
tersimpan kedalam sistem
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil meng-input pesan / komentar dan masuk
kedalam database.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.24 Narasi Use Case Manage Ticket Configruation Item
Use case Name Manage Ticket Configuration item
Use case ID 19
Actor Admin, manager
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan (proses
pengecekan & validasi) ticket request configuration item,
edit dan juga detele data ticket.
Precondition Membuka halaman website
156
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“manage ticket
configuration item”
3. Menampilkan isi / data
ticket request
4. Memilih tombol detail
ticket request
5. Menampilkan isi detail
data ticket
Alternate
Courses
4.a Memilih tombol “edit” apabila ada ticket request yang
harus dilakukan perubahan data.
4.b Memilih “delete” apabila ingin melakukan pengahpusan
data ticket request change.
4.c Memilih tombol “print” kemudian data ticket request
tercetak.
Conclusion Aktor berhasil mengatur data ticket request incident
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.25 Narasi Use Case Validation Ticket Configuration items
Use case Name Use case Validation Ticket Configuration items
Use case ID 20
Actor Admin, manager
Description Use case ini menggambarkan proses persetujaun / approval
pengelolaan ticket request configuration item
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“manage ticket
configuration item”
3. Menampilkan isi / data
ticket configuration item.
4. Memilih tombol detail
ticket request
5. Menampilkan isi detail
data ticket configuration
item
Alternate
Courses
4a. Setelah memilih detail ticket, maka akan menampilkan
isi detail / informasi terkait request yang dinginkan. Admin
dan IT manager kemudian check/ review ticket.
4b. Memilih tombol “approve” untuk melakukan
157
persetujuan request ticket configuration item tertentu.
Conclusion Aktor berhasil melakukan proses apporval ticket request
incident
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.26 Narasi Use Case Comment Ticket Configuration Item
Use case Name Use case Comment Ticket Configuration Item
Use case ID 21
Actor Admin, manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses pemberian komentar
dalam suatu ticket request configuration item.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. User mengakses menu
“configuration
management”.
2. Memilih menu / tombol
“all ticket configuration
management ”
3. Menampilkan isi / data
ticket request
4. Memilih tombol detail
ticket.
5. Menampilkan isi detail
data ticket
6. Memilih tombol
“comment”
7. Tampil form komentar
8. Isi form komentar 9. Komentar kita tersimpan
kedalam database
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil meng-input pesan / komentar dan masuk
kedalam database.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.27 Narasi Use Case Manage Ticket Incident
Use case Name Manage Ticket Incident
Use case ID 22
Actor Admin, manager
Description Use case ini menggambarkan proses pengelolaan (proses
pengecekan) ticket incident, edit dan juga detele data ticket
158
incident.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses
menu “problem &
incident”.
2. Memilih menu / tombol
“manage ticket
incident”
3. Menampilkan isi / data
ticket incident
4. Memilih tombol detail
ticket incident
5. Menampilkan isi detail
data ticket incident
Alternate
Courses
4.a Memilih tombol “edit” apabila ada ticket request yang
harus dilakukan perubahan data.
4.b Memilih “delete” apabila ingin melakukan pengahpusan
data ticket incident.
4.c Memilih tombol “print” kemudian data ticket request
tercetak.
Conclusion Aktor berhasil mengelola data ticket incident
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.28 Narasi Use Case Comment Ticket Incident
Use case Name Use case Comment Ticket Tncident
Use case ID 23
Actor Admin, manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses pemberian komentar
dalam suatu ticket incident.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. User mengakses menu
“problem & incident”.
2. Memilih menu / tombol
“all ticket incident ”
3. Menampilkan isi / data
ticket incident
4. Memilih tombol detail
ticket.
5. Menampilkan isi detail
data ticket
6. Pilih data “comment” 7. Tampil form komentar
8. Isi form komentar 9. Data komentar tersimpan
kedalam sistem
Alternate
Courses
-
159
Conclusion Aktor berhasil meng-input pesan / komentar dan masuk
kedalam database.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.29 Narasi Use Case View Login History
Use case Name Use case View Login History
Use case ID 24
Actor Admin, manager
Description Use case ini menggambarkan aktor dapat melihat informasi
login akses yang dilakukan oleh setiap user.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Mengakses “other”
2. Memilih menu “history
login”.
3. Menampilkan informasi
history login user.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil melihat informasi history login
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.30 Nrasi Use Case Edit Account
Use case Name Use case Edit Account
Use case ID 25
Actor Semua aktor (admin, manager, staf)
Description Use case ini menggambarkan aktor melakukan update data
yang terkait dengan user account yang dimiliki (update
email / password).
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Mengakses menu
“logout”
2. Memilih menu “my
account”.
3. Menampilkan informasi
data user.
4. Isi data / update data
user account
5. Data berhasil terupdate.
Alternate -
160
Courses
Conclusion Aktor berhasil melakukan update data / user account
miliknya
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.31 Narasi Use Case Access Service Catalog
Use case Name Use case Access Service Catalog
Use case ID 26
Actor manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses akses service catalog
(lihat atau unduh) informasi terkait service yang dibutuhkan
oleh user tersebut.
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Mengakses halaman
document & procedure
2. Memilih “all service
catalog”
3. Menampilkan informasi
awal “service catalog”.
4. Memilih pilihan data
yang ingin dilihat sesuai
dengan keinginan,
service (lalala)
5. Menampilkan informasi
service catalog sesuai
dengan yang dinginkan
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil login ke sistem.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.32 Narasi Use Case Access Document
Use case Name Access Document
Use case ID 27
Actor manager, staf
Description Use case ini menggambarkan proses akses dokumen (lihat
atau unduh) suatu dokumen tertentu, yang berkaitan dengan
informasi CI, dan sebagainya yang dibutuhkan oleh user
tersebut.
Precondition User login ke sistem
Trigger Aktor mengakses halaman login
161
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Mengakses halaman
document & procedure
2. Memilih all document
support
3. Menampilkan isi awal
semua dokumen.
4. Memilih pilihan data
dokumen yang
dinginkan, dokumen
(Gurantee Licence,
Guidelines, Business &
Project, atau
Presentation)
5. Menampilkan informasi
dokumen detail sesuai
dengan pilihan.
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil melihat informasi dokumen atau mengunduh
dokumen yang diperlukan.
Post Condition Halaman utama sistem.
Tabel 4.33 Narasi Use Case View Graph / Chart & Report
Use case Name View Report
Use case ID 28
Actor Manager
Description Usecase ini mendeskripsikan kegiatan view report yang
ingin dilihat oleh manager. Menager dapat melihat
informasi yang berkaitan dengan perangkat infrastruktur IT
(configuration items), selain itu juga bisa melihat informasi
yang terjadi dengan ticket request (request configuration
item, request for change, dan request incident)
Precondition Aktor melakukan login ke sistem.
Trigger Aktor memilih menu “report”
Typical Course
of Event
Actor Action System Response
1. Memilih menu report 2. Menampilkan pilihan
tombol menu
3. Memilih tombol menu
yang diinginkan.
4. Menampilkan informasi
grafik laporan (all ci, dan
all ticket request)
Alternate
Courses
-
Conclusion Aktor berhasil melihat data report / laporan yang dinginkan
Post Condition Keluar dari sistem.
162
C. Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas yang terjadi
dalam configuration management system (CMS).
1. Activity Diagram Login
Gambar 4.13 Activity Diagram Login
Activity pada gambar diatas menjelaskan mengenai mekanisme
pengguna sistem / aktor yang ingin mengakses sistem sesuai dengan
hak akses yang dimilikinya berdasarkan datanya di sistem. Proses
tersebut menggambarkan proses pemeriksaan data pengguna yang
dimasukankan (entry) kedalam sistem, untuk dicocokkan dengan
basisdata dalam sistem dan selanjutnya menampilkna hak akses sesuai
dengan pengguna tersebut.
user sistem
masuk halaman awal / login menampilkan halaman awal form login
input email & password
masuk / menampilkan halaman utama
proses validasi
valid oke
no valid
163
2. Activity Diagram Logout
Gambar 4.14 Activity Diagram Logout
Activity diatas merupakan proses aktor yang melakukan
logout / keluar dari sistem. Aktor yang melakukan proses di atas
secara otomatis akan keluar dari sistem dan hak aksesnya terhadap
sistem (session user) akan terhapus, dan kembali ke halaman muka
sistem / halaman index / awal (login page).
3. Activity Diagram View All Problem & Support
Gambar 4.15 Activity Diagram View All Problem & Support
user sistem
memilih menu logout menampilkan tombol logout
menampilkan halaman login
staff sistem
halaman utama
memilih menu problem & incident
memilih menu all problem support menampilkan data / informasi support
memilih detail informasi support menampilkan informasi detail support
164
Proses view all support problem digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses view all support problem ini membantu setiap
user (staf) untuk dapat mengetahui bagaimana mengatasi suatu
masalah yang mungkin terhadap setiap CI atau proses bisnis dalam
organisasi lainnya.
4. Activity Diagram View All Configuration items
Gambar 4.16 Activity Diagram View All Configuration items
Proses view all configuration item digambarkan pada
gambar seperti diatas. Proses ini dilakukan apabila user
membutuhkan informasi data / ingin melihat informasi detail dari
configuration item yang ada.
staff sistem
halaman utama
pilih menu configuration item
pilih all configuration item tampil data all configuration item
pilih data detail all configuration item tampil data detail configuration item
165
5. Activity Diagram Add Relation
Gambar 4.17 Activity Diagram Add Relation
Proses add relation digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses ini merupakan proses untuk menghunungan / relasi
antara setiap configuration item yang satu dengan configuration
item lainnya. Jadi dengan proses ini nantinya kita dapat
mengetahui setiap item configuration memiliki hubungan dengan
item mana saja.
admin sistem
halaman utama
pilih menu relationship of configuration management tampil informasi configuration items
pilih relationship tampil data configuration item
pilih (check list) data ci yang diinginkan proses submit
proses add relation berhasil disimpan
halaman awal
166
6. Activity Diagram View History Login
Gambar 4.18 Activity Diagram History Login
Proses history login digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses ini berguna untuk mengetahui data / informasi siapa
saja user yang telah mengakases configuration management system
(CMS) ini.
7. Activity Diagram View CI Relation
Gambar 4.19 Activity Diagram View CI Relation
user system
halaman utama
memilih menu other menampilkan data history login user
admin sistem
halaman utama
pilih menu relation of ci menampilkan menu pilihan
pilih aksi menu show relation
tampil data
167
Proses view ci relation digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses ini merupakan proses bagi user untuk melakukan
aksi view relasi dari setiap configuration item yang dikelola oleh
sistem.
8. Activity Diagram Edit Account
Gambar 4.20 Activity Diagram Edit Account
Proses edit account digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses edit account ini digunakan oleh semua user untuk
melakukan update terhadap data akses pada configuration
management system (CMS) ini.
staff sistem
halaman utama
klik menu other
klik menu "my account" tampil data account
edit data user account proses update
data tersimpan
halaman utama
168
9. Activity Diagram Open Ticket Configuration Item
Gambar 4.21 Activity Diagram Open Ticket Configuration Item
Proses open tiket configuration item digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses request ticket ini mengharuskan setiap staf untuk
mengisi data yang dibutuhkan terkait dengan perangkat CI yang
mereka butuhkan dan nantinya data atau informasi tersebut akan
disimpan pada database sistem.
staff sistem
halaman utana
memilih menu congiguration item tampil menu open ticket request
klik open ticket tampil form input ticket
isi data ticket request
klik submit simpan data ticket request
data berhasil tersimpan
kembali halaman utama
169
10. Activity Diagram Open Ticket Request for Chage (RFC)
Gambar 4.22 Activity Diagram Open Ticket Reques for Change (RFC)
Proses open tiket request for change (RFC) digambarkan pada
gambar seperti diatas. Proses request ticket ini mengharuskan setiap
staf untuk mengisi data yang dibutuhkan terkait perubahan yang akan
diminta (terjadi) terkait suatu perangkat CI.
staff sistem
halaman utana
memilih menu change controltampil menu open ticket request
klik open ticket tampil form input ticket
isi data ticket request
klik submit simpan data ticket request
data berhasil tersimpan
kembali halaman utama
170
11. Activity Diagram Open Ticket Incident
Gambar 4.23 Activity Diagram Open Ticket Reques Incident
Proses open tiket incident digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses request ticket ini mengharuskan setiap staf untuk
mengisi data yang dibutuhkan terkait kejadian atau masalah yang
terjadi pada suatu perangkat CI ataupun masalah lainnya yang
berkaitan dengan infrastruktur IT, maupun bisnis proses organisasi
perusahaan.
staff sistem
halaman utana
memilih menu problem & incidenttampil menu open ticket request
klik open tickettampil form input ticket
isi data ticket request
klik submit simpan data ticket request
data berhasil tersimpan
kembali halaman utama
171
12. Activity Diagram Manage User
Gambar 4.24 Activity Diagram Manage User
Proses manage user digambarkan pada gambar seperti diatas.
Proses manage user ini fungsinya adalah untuk mengelola data-data
user yang menggunakan sistem manajemen konfigurasi, nantinya
admin dapat melakukan proses input data new user ataupun melakukan
proses update dan juga delete data dari setiap user. Apabila memilih
tombol add, maka admin dapat menambah data user, jika edit admin
admin sistem
halaman utama
pilih menu other menampilkan menu pilihan
pilih aksi
edit delete
tampil form / data
entry data / update data
proses simpan
data tersimpan
yes
no / reset
konfirmasi hapus data
delete / hapus
data terimpan sistem
halaman utama
add
172
dapat mengedit data user tertentu, sedangkan remove atau delete akan
menghapus data user.
13. Activity Diagram Manage Document
Gambar 4.25 Activity DiagramManage Document
Proses manage document digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses manage document ini membantu admin dalam
mengelola berbagai dokumen yang diperlukan dalam proses bisnis
berjalanya kegiatan manajemen konfigurasi, dimana admin nantinya
admin sistem
halaman utama
pilih menu manage document menampilkan data all document
pilih aksi
add edit delete detail tampil data
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil form dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan sistem
halaman utama
proses simpan
173
dapat melakukan pendataan dokumen dengan rapi sesuai dengan jenis
dokumen misalnya dokumen gurantee licence, dokumen guidelines,
dan dokumen-dokumen lainnya. Fungsi add digunakan untuk
menambahkan data dokumen, fungsi edit digunakan untuk melakukan
pembaruan data / informasi terkait dokumen, sedangkan fungsi remove
/ delete untuk menghapus data dokumen dari sistem.
14. Activity Diagram Manage Service Catalog
Gambar 4.26 Activity Diagram Service Catalog
admin sistem
halaman utama
pilih menu manage service catalog menampilkan data all service
pilih aksi
add edit delete detail tampil data
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil form dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan sistem
halaman utama
proses simpan
174
Proses service catalog digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses service catalog ini membantu admin untuk dalam
mengelola berbagai service yang dimiliki dalam proses bisnis
berjalanya kegiatan manajemen konfigurasi, dimana admin
nantinya dapat melakukan pendataan service dengan rapi sesuai
dengan jenis service-nya, yaitu business service catalog atau
technical service catalog. Fungsi add digunakan untuk
menambahkan data service, fungsi edit digunakan untuk
melakukan pembaruan data / informasi terkait service, sedangkan
fungsi remove / delete untuk menghapus data service dari sistem.
175
15. Activity Diagram Manage Problem & Support
Gambar 4.27 Activity Diagram Manage Problem & Support
Proses manage problem & support digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses manage problem & support ini membantu admin
dalam mengelola knowledge error yang terjadi dalam proses
berjalannya sistem manajemen konfigurasi. Admin bisa dengan mudah
memberikan pengetahuan yang dapat diakses oleh semua user apabila,
misalnya ada user yang mengalami masalah terhadap suatu
admin sistem
halaman utama
pilih menu manage problem & support menampilkan data all problem & support
pilih aksi
add edit delete detail tampil data
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil form dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan sistem
halaman utama
proses simpan
176
configuration item, service tertentu, ataupun suatu dokumen. Mereka
bisa dengan mudah melihat informasi permasalahan tersebut dan
bagaimana mengatasinya. Fungsi add digunakan untuk menambahkan
data problem, fungsi edit digunakan untuk melakukan pembaruan data
/ informasi terkait problem, sedangkan fungsi remove / delete untuk
menghapus data problem dari sistem.
16. Activity Diagram Add New Configuration items
Gambar 4.28 Activity Diagram Add New Configuration items
Proses Add New Configuration items digambarkan pada
gambar seperti diatas. Proses ini membantu admin ataupun IT
Manager apabila ingin melakukan penambahan data baru tentang
setiap item configuration.
admin sistem
halaman utama
pilih menu add new configuration item menampilkan form pilihan add
pilih menu form add /entry menampilkan form input data
entry data proses simpan
data berhasil disimpan
halaman utama
177
17. Activity Diagram Manage Configuration Items
Gambar 4.29 Activity Diagram Manage Configuration Items
admin sistem
halaman utama
pilih menu manage configuration item menampilkan data all configuration item
pilih aksi
detail edit delete
entry data / update data
tampil form data
proses simpan
data tersimpan
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil data
pilih aksi tambahan
add component add activity / timeline change ci
tampil form entry data pilihan
entry data sesuai pilihan proses simpan data tambahan
data tersimpan
data tersimpan sistem
halaman utama
178
Proses manage configuration items digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses ini adalah proses yang tujuannya untuk
mengelola setiap item configuration secara komprehensif. Secara
komprehensif disini adalah pada menu ini nantinya user yang memiliki
hak akses untuk ini dapat melakukan berbagai kegiatan, diantaranya
(view detail item konfigurasi, kemudian didalamnya dapat melakukan
add component, add activity, atau change configuration item. selain itu
user juga dapat melakukan proses edit, ataupun delete terkait data
configuration item tersebut.
179
18. Activity Diagram Manage Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.30 Activity Diagram Manage Ticket Request for Change (RFC)
Proses manage ticket request for change (RFC) digambarkan
pada gambar seperti diatas. Proses ini membantu admin dalam
mengelola setiap ticket request perubahan yang mungkin terjadi
tentang item konfigurasi. Admin dapat melakukan proses edit ticket
apabila terdapat ketidak-sesuaian informasi yang sudah di request oleh
user / staf, selain itu admin dapat melakukan proses view detail
admin sistem
halaman utama
pilih menu reticket change (RFC) menampilkan menu pilihan
pilih aksi
edit delete detail print data ticket
tampil form / dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan
yes
no / reset
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil data
data terimpan sistem
halaman utama
180
ataupun melakukan proses penghapusan data ticket request tersebut.
Fungsi edit digunakan untuk melakukan pembaruan data / informasi
terkait suatu ticket change (RFC), sedangkan fungsi remove / delete
untuk menghapus data ticket tersebut dari sistem.
19. Activity Diagram Validation Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.31 Activity Diagram Validation Request for Change (RFC)
Proses validation ticket request for change (RFC) digambarkan
pada gambar seperti diatas. Proses validation ticket request for change
(RFC) ini merupakan proses yang bisa dilakukan oleh admin maupun
manager sistem
halaman utana
pilih menu manage ticket change ( rfc) tampil data all ticket request change
pilih detail data (id-ticket change) tampil data ticket change RFC
pilih approve
proses submit
data tersimpan
halaman utama
yes
tampil form approve
entry data approval
no
181
manager dalam memberi persetujuan (approval) suatu ticket request
change. Proses yang dapat dilakukan pada bagian ini adalah admin /
manager dapat melakukan validasi ticket, melihat detail informasi
ticket request, maupun memberikan edit ticket-nya.
20. Activity Diagram Comment Ticket Change (RFC)
Gambar 4.32 Activity Diagram Comment Ticket Change (RFC)
Proses comment ticket change (RFC) digambarkan pada
gambar seperti diatas. Proses ini merupakan proses yang dapat
dilakukan oleh setiap user, tujuannya adalah untuk memberikan
admin sistem
halaman utana
pilih menu manage ticket change (RFC) tampil data all ticket cange (RFC)
pilih detail data ticket change (RFC) tampil data ticket request change (RFC)
pilih comment
proses submit
data tersimpan
halaman utama
yes
tampil form comment
entry data comment
no
182
komentar terhadap suatu ticket request change, misalnya terjadi suatu
hal yang tidak semestinya, contohnya (user bisa memberikan komentar
/ bertanya mengapa proses approval ticket lama, atau kasus-kasus
lainnya).
21. Activity Diagram Manage Ticket Configuration items
Gambar 4.33 Activity Diagram Manage Manage Ticket Configuration
items
admin sistem
halaman utama
pilih menu reticket configuration item menampilkan menu pilihan
pilih aksi
edit delete detail print data ticket
tampil form / dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan
yes
no / reset
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil data
data terimpan sistem
halaman utama
183
Proses manage ticket configuration items digambarkan
pada gambar seperti diatas. Proses ini membantu admin dalam
mengelola ticket request configuration item yang sudah di request
oleh user. Admin dapat melakukan proses edit ticket apabila
terdapat ketidak-sesuaian informasi yang sudah di request oleh
user / staf, selain itu admin dapat melakukan proses penghapusan
data ticket request tersebut. Fungsi edit digunakan untuk
melakukan pembaruan data / informasi terkait ticket request ci,
sedangkan fungsi remove / delete untuk menghapus data ticket
tersebut dari sistem.
184
22. Activity Diagram Validation Ticket Request Configuration items
Gambar 4.34 Activity Diagram Validation Ticket Configuration Item
Proses manage & validation ticket configuration items
digambarkan pada gambar seperti diatas. Proses manage ticket
configuration items ini merupakan proses yang bisa dilakukan oleh
admin maupun manager dalam mengelola suatu ticket request. Proses
yang dapat dilakukan pada bagian ini adalah admin / manager dapat
manager sistem
halaman utana
pilih menu manage ticket configuration item tampil data all ticket configuration item
pilih detail data ticket configuration item tampil data ticket configuration item
pilih approve
proses submit
data tersimpan
halaman utama
yes
tampil form approval
entry data approval
no
185
melakukan validasi ticket, melihat detail informasi ticket request,
maupun memberikan edit ticket-nya.
23. Activity Diagram Comment Ticket Request Configuration items
Gambar 4.35 Activity Diagram Comment Ticket Request Configuration
Items
Proses Comment Ticket Request Configuration items
digambarkan pada gambar seperti diatas. Proses ini menjelaskan
admin sistem
halaman utana
pilih menu manage ticket configuration item tampil data all ticket configuration item
pilih detail data ticket configuration item tampil data ticket configuration item
pilih comment
proses submit
data tersimpan
halaman utama
yes
tampil form comment
entry data comment
no
186
proses pemberikan komentar yang bisa diberikan oleh setiap user pada
setiap detail ticket request configuration item.
24. Activity Diagram Manage Ticket Incident
Gambar 4.36 Activity Diagram Manage Ticket Incident
Proses manage ticket incident digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses ini membantu admin dan manager dalam
mengelola setiap incident yang terjadi seputar proses bisnis / sistem
yang berjalan. Dengan adanya modul ini bertujuan untuk membuat
admin sistem
halaman utama
pilih menu problem & incident menampilkan menu pilihan
pilih aksi
edit delete detail print data ticket
tampil form / dataentry data / update data
proses simpan
data tersimpan
yes
no / reset
konfirmasi hapus data
delete / hapus
tampil data
data terimpan sistem
halaman utama
187
pengelolaan setiap insiden dan knowledge proble (problem & support)
menjadi lebih baik dan rapi.
25. Activity Diagram Comment Ticket Incident
Gambar 4.37 Activity Diagram Comment Ticket Incident
Proses comment ticket incident digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses ini mebantu setiap user dalam memantau apabila
pada proses request incident sudah sejauh mana didapatkan solusinya,
dan ini menjadi sarana interaksi antara setiap user juga.
admin sistem
halaman utana
pilih menu manage problem & incident tampil data all ticket incident
pilih detail data ticket incident tampil data ticket incident
pilih comment
proses submit
data tersimpan
halaman utama
yes
tampil form comment
entry data comment
no
188
26. Activity Diagram Access Service Catalog
Gambar 4.38 Activity Diagram Access Service Catalog
Proses access service catalog digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses ini berguna apabila user ingin mengetaui
informasi yang berkaitan dengan service yang dimiliki oleh
departemen tertentu, disamping itu user juga dapat melakukan proses
unduh dokumen terkait service tersebut.
staff sistem
halaman utama
pilih document & procedure
pilih all service catalog menampilkan data all service
pilih detail data service catalog tampil data detail service
189
27. Activity Diagram Access Document
Gambar 4.39 Activity Diagram Access Document
Proses access document digambarkan pada gambar seperti
diatas. Proses ini berguna untuk semua user apabila user membutujkan
bantusn informasi yang terkait dengan dokumen-dokumen yang
diperlukan dalam proses bisnis, misal dokumen terkait, guarantee
licence, ataupun dokumen guidelines.
staff sistem
halaman utama
pilih document & procedure
pilih all document menampilkan data all document
tampil data detail document
pilih aksi
lihat detail download document proses download document
kembali halaman utama
190
28. Activity Diagram View Graph / Chart & Report
Gambar 4.40 Activity Diagram View Graph / Chart & Report
Proses view graph / chart & report digambarkan pada gambar
seperti diatas. Proses ini membantu IT Manager dalam melihat secara
cepat dan ringkas tentang perkembangan yang terjadi dalam
configuration management system ini nantinya. Pada menu ini akan
memberikan informasi seperti total semua configuration item yang
dimiliki, total ticket reqest (configuration item, change (RFC),
manager sistem
halaman utama
pilih menu report menampilkan data report
pilih aksi
view all configuration item all ticket req ci
all ticket req change all ticket req incident
tampil data reqport / graph
print data report
kembali halaman utama
191
incident) dan juga memberikan beberapa informasi laporan lainnya
yang dapat di cetak untuk dilakukan approval oleh IT Manager
D. Sequence Diagram
Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan dari proses
yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case.
Berikut ini merupakan rancangan sequence diagram pada
configuration management system (CMS).
1) Sequence Diagram Login
Gambar 4.41 Sequence Diagram Login
Gambar 4.41 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses login. Pada sistem ini seluruh aktor (admin, IT
manager, maupun staf) dapat masuk kedalam sistem dengan cara
: staff : form login : login process : user_
1 : akses halaman awal /index()
2 : kirim perintah form login()
3 : tampli form login pada halaman index()
4 : input email & password()
5 : kirim data()
6 : get id_user()
7 : cekdata login akses()8 : kirim konfirmasi gagal()
9 : tampil pesan gagal akses()
10 : kirim konfirmasi berhasil()11 : tampil pesan berhasil login()
12 : tampil halaman utama / home()
192
memasukan email dan username sebagai kunci untuk masuk
kedalam sistem. Lalu sistem akan melakukan pengecekan pada
database “user”, sistem akan menampilkan halaman sesuai dengan
hak akses user, dan apabila user gagal maka sistem akan
menampilkan pesan error dan user dapat mencoba mengakses
kembali sistem dengan memasukan email dan password yang
benar.
2) Sequence Diagram Logout
Gambar 4.42 Sequence Diagram Logout
Gambar 4.42 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses logout. Pada gambar ini dijelaskan semua user
(admin, IT manager, dan staf) memilih tombol “logout” pada
halaman utama. Kemudian setelah berhasil logout maka sistem
akan menampilkan ke halaman index atau login.
: staff : UI / halaman utama : login process
1 : pilih tombol logout()
2 : kirim action()
3 : hapus session user()
4 : menampilkan halaman awal login / index()
193
3) Sequence Diagram View All Problem Support
Gambar 4.43 Sequence Diagram View All Problem Support
Gambar 4.43 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses view all problem & support. Staf atau user
memilih menu problem & incident, kemudian memilih “All
Problem Support”, dan sistem akan merespon dengan
menampilkan seluruh informasi support yang dimiliki.
: staff : form problem & support : control problem_support : problem_support_
1 : pilih menu problem & incident()
2 : get id_problem_support()
3 : cek data()
4 : kirim data()
5 : tampil data problem & support()
194
4) Sequence Diagram View All Configuration items
Gambar 4.44 Sequence Diagram View All Configuration items
Gambar 4.44 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses view all configuration items. Proses ini
menjelaskan proses view configuration items yang bisa dilakukan
oleh semua user yang menggunakan configuration management
system (CMS) ini.
: user : form configuration item's : control configuration item's : ci : user_ : type : _category_
1 : pilih menu all configuration item's()2 : get id_ci()
3 : cek data()
4 : kirim data()
5 : tampil data all configuration item's()
6 : pilih detail data()
7 : send request()8 : get id_ci()
9 : get id_user() 10 : get id_category()11 : get id_type()
12 : cek data detail()
13 : kirim data()
14 : tampil detail data configuration item's()
195
5) Sequence Diagram Add Relation CI
Gambar 4.45 Sequence Diagram Add Relation CI
Gambar 4.45 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses add relation CI. Proses ini dilakukan oleh
admin untuk menghubungan setiap configuration item yang satu
dengan satu lainnya, bertujuan agar user dapat mengetahui
hubungan antara setiap configuration items.
6) Sequence Diagram View History Login
Gambar 4.46 Sequence Diagram View History Login
: user : form cirelation : control ci relation : ci relation : ci1 : pilih menu relationship ci()
2 : get i_ci()
3 : tampil data add relation ci()
4 : pilih ci yang diinginkan()
5 : send request()
6 : get id_ci()
7 : tambah id_ci_relation()
8 : cek data()
9 : data tersimpan()
10 : halaman relationship ci()
: admin, IT manager : form history : conrol login : history_login_ : user_
1 : menu history login()
2 : get id_history()
3 : get id_user()
4 : cek data()
5 : kirim data()
6 : tampil data all user history login()
196
Gambar 4.46 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses view history login. Aktor dapat melihat fungsi
ini untuk mengetahui kapan setiap user mengakses sistem
configuration management system (CMS) ini. Data yang terkait
dengan ini adalah data table history_login dengan table user.
7) Sequence Diagram View CI Relation
Gambar 4.47 Sequence Diagram View CI Relation
Gambar 4.47 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses view relation CI. Proses ini dilakukan oleh user
untuk melihat data setiap configuration item yang memiliki relasi
satu dengan satu lainnya.
: user
: form cirelation : control ci relation : ci relation : ci1 : pilih menu relationship ci()
2 : get i_ci()3 : get id_ci_relation()
4 : tampil data add relation ci()
197
8) Sequence Diagram Edit Account
Gambar 4.48 Sequence Diagram Edit Account
Gambar 4.48 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses edit account. Proses ini dapat dilakukan semua
user, dimana nantinya user dapat meng-update data account akses
untuk sistem manajemen konfigurasi ini.
: user : form user : control user : user_ : department
1 : halaman my account()2 : get id_user()
3 : get id_departement()
4 : tampil data user account()
5 : entry new data()
6 : kirim data()7 : get id_user()
8 : get id_department()
9 : cek data()
10 : update data user account()
11 : halaman my account()
198
9) Sequence Diagram Open Ticket Configuration Item
Gambar 4.49 Sequence Diagram Open Ticket Configuration Item
Gambar 4.49 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses request ticket configuration item yang dapat
dilakukan oleh staf ataupun user lainnya. Proses ini dilakukan
untuk melakukan respon terhadap kebutuhan suatu configuration
items yang dibutuhkan oleh user yang bersangkutan.
: staff : form ticket Ci : control ticket configuration item : Ticket Configuration Item : user_
1 : pilih menu open ticket ci()
2 : pilih open ticket()
3 : tampil form ticket request ci()
4 : input data ticket request()
5 : kirim data()
6 : get id_ticket_ci()
7 : get id_user()
8 : cek data()
9 : simpan ticket ci()
10 : kembali halaman utama()
199
10) Sequence Diagram Open Ticket Request Change (RFC)
Gambar 4.50 Sequence Diagram Open Ticket Request Change
(RFC)
Gambar 4.50 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses ticket request for change (RFC) yang dapat
dilakukan oleh staf ataupun user lainnya. Proses ini dilakukan
untuk apabila staf atau user membutuhkan suatu perubahan
terhadap data informasi configuration items.
: staff : form ticket change (rfc) : cotrol ticket change (rfc) : ticket change : user_
1 : pilih open ticket change()
2 : tampil form ticket change()
3 : isi form ticket change()
4 : kirim data()
5 : tambah id_ticket_change()
6 : get id_user()
7 : cek data()
8 : simpan ticket request change()
9 : all ticket change()
200
11) Sequence Diagram Open Ticket Incident
Gambar 4.51 Sequence Diagram Open Ticket Incident
Gambar 4.51 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses request ticket incident yang dapat dilakukan
oleh staf ataupun user lainnya. Proses ini dilakukan apabila staf
atau user mengalamai suatu permasalahan terhadap configuration
items tertentu, service, ataupun suatu kejadian / permasalahan yang
belum diketahui bagaimana solusi penyelesaiannya (tidak terdapat
pada modul problem & support) user bisa mengajukan pertanyaan
terkait hal tersebut.
: staff : form ticket incident : control ticket incident : ticket incident_ : user_
1 : open ticket incident()
2 : tampil form ticket incident()
3 : isi form ticket incident()
4 : kirim data()
5 : tambah id_incident()
6 : get id_user()
7 : cek data()
8 : simpan ticket incident()
9 : all ticket incident()
201
12) Sequence Diagram Manage User
Gambar 4.52 Sequence Diagram Manage User
Gambar 4.52 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage user. Administrator dapat meakukan
: administrator : form user : control user : user_ : department
1 : pilih menu other()2 : get id_user()
3 : get id_department()
4 : tampil data user()5 : click add new user()
6 : tampil form data user()
7 : input data user()
8 : kirim data user()
9 : tambah id_user()
10 : get id_department()
11 : cek data()
12 : simpan data()
13 : pilih fungsi edit()
14 : tampil halaman form user()
15 : input data user()
16 : kirim data user()17 : update id_user()
18 : get id_departement()
19 : cek data user()
20 : simpan data user()
21 : pilih fungsi delete()
22 : tampil pesan konfirmasi hapus data()
23 : klik "oke"()
24 : send request delete()
25 : hapus data user()
26 : kembali halaman awal manage user()
27 : pilih fungsi detal()
28 : sednd request()29 : get id_user()
30 : get id_department()
31 : tampil data detail()
202
proses penambahan, edit data, dan menghapus data user. Pada
database data user memiliki keterkaitan dengan data department.
13) Sequence Diagram Manage Document
Gambar 4.53 Sequence Diagram Manage Document
: administrator : form document : control document : ci : document
1 : pilih menu document & procedure()
2 : get id_doc()
3 : get id_ci()
4 : tampil data document()
5 : click add new document()
6 : tampil form document()
7 : input data document()
8 : pilih file yang ingin diupload()
9 : kirim data()
10 : tambah id_doc()
11 : get id_ci()
12 : cek data()
13 : simpan()
14 : halaman manage document()
15 : pilih fungsi edit()
16 : tampil form edit document()
17 : edit data document()
18 : kirim data document()
19 : update id_doc()
20 : get id_ci()
21 : cek data()
22 : simpan / update doc()
23 : pilih fungsi delete()
24 : tampil pesan konfirmasi hapus data document()
25 : klik oke()
26 : send request()
27 : delete data document()
28 : tampil halaman all document()
29 : pilih fungsi detail()
30 : send request()
31 : get id_doc()
32 : get id_ci()
33 : tampil detail info document()
203
Gambar 4.53 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage document. Administrator dapat
meakukan proses penambahan, edit data, dan menghapus data
document. Pada database data document memiliki keterkaitan
dengan data ci.
204
14) Sequence Diagram Manage Service Catalog
Gambar 4.54 Sequence Diagram Manage Service Catalog
: administrator : form service catalog : control service catalog : _service_catalog : department
1 : pilih menu document & procedure()2 : get id_service_catalog()
3 : get id_departement()
4 : tampl service catalog()5 : open new service()
6 : tampil form service catalog()
7 : input data service()
8 : kirim data()
9 : tambah id_service_catalog()
10 : get id_departement()
11 : cek data()
12 : simpan data service()
13 : halaman service catalog()
14 : pilih edit()
15 : tampil form edit data()
16 : edit data service catalog()
17 : kirim data service()
18 : update id_service_catalog()
19 : get id_departement()
20 : cek data()
21 : simpan()
22 : pilih delete()
23 : tampil konfirmasi delete()24 : click oke()
25 : send request()
26 : delete data service_catalog()
27 : tampil halaman service catalog()
28 : pilih detail()
29 : send request()
30 : get id_service_catalog()
31 : get id_departement()
32 : tampil detail information service catalog()
205
Gambar 4.54 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage service catalog. Administrator dapat
melakukan proses penambahan, edit data, dan menghapus data
service yang dimiliki. Pada database data service_catalog
memiliki keterkaitan dengan data department.
15) Sequence Diagram Manage Problem & Support
Gambar 4.55 Sequence Diagram Manage Problem & Support
: administrator : form problem & support : control problem_support : problem_support_ : type
1 : pilih menu manage problem & incident()
2 : get id_problem_support()
3 : get id_type()
4 : tampil data problem & support()
5 : klik add new support()
6 : tampil form entry data support()
7 : input data / informasi()
8 : kirim data()9 : tambah id_problem_support()
10 : get id_ype()
11 : cek data()
12 : simpan data()
13 : halaman manage problem & support()
14 : pilih fungsi edit()
15 : tampil form edit data()
16 : edit data support()
17 : kirim data support()18 : update id_problem_support()
19 : get id_type()
20 : cek data()
21 : simpan / update()
22 : pilih fungsi delete()
23 : tampil pesan konfirmasi delete()
24 : click oke()
25 : send request()
26 : delete data support()
27 : halaman manage problem & support()
28 : pilih fungsi detail()
29 : send request()30 : get id_problem_support()
31 : get id_type()
32 : tampil detail problem support()
206
Gambar 4.55 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage problem & support. Administrator
dapat meakukan proses penambahan, edit data, dan menghapus
data problem & support yang ada. Pada database data problem &
support memiliki keterkaitan dengan data type.
16) Sequence Diagram Add New Configuration Item
Gambar 4.56 Sequence Diagram Add New Configuration Item
Gambar 4.56 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses add new configuration items. Administrator
: administrator : form new configuration item : control configuration item : ci : user__ : type : _category_
1 : pilih menu add new configuration item()
2 : tampil menu pilihan data entry ci()
3 : pilih salah satu menu entry ci()
4 : tampil form enrty data()
5 : input data new ci()
6 : kirim data()
7 : tambah data ci()8 : get id_user()
9 : get id_category()
10 : get id_type()
11 : cek data()
12 : simpan data ci()
13 : halaman manage ci()
207
dapat meakukan proses penambahan data configuration items
dimana pada database data ini memiliki memiliki keterkaitan
dengan data-data seperti data (configuration itme’s (CI), user,
category, dan juga type).
208
17) Sequence Diagram Manage Configuration items
Gambar 4.57 Sequence Diagram Manage Configuration items
: administrator : form ci : control ci : ci : component_ : activity/timeline : change_ci
1 : pilih menu manage configuration item()
2 : get id_ci()
3 : tampil all data ci()
4 : pilih fungsi edit()
5 : tampil form edit()
6 : input data edit / update()
7 : kirim data()8 : get id_ci()
9 : cek data ci()
10 : update data ci()
11 : halaman manage configuration item()
12 : pilih fungsi delete()
13 : konfirmasi pesan()14 : klik oke()
15 : send request()
16 : get id_ci()17 : get id_component()
18 : get id_activity()19 : get id_change()
20 : cek data()
21 : delete id_ci()
22 : halaman manage ci()
23 : pilih fungsi detail()
24 : send request() 25 : get id_ci()26 : get id_component()
27 : get id_activity() 28 : get id_change()
29 : halaman manage ci()30 : pilih menu add component()
31 : tampil menu entry data component()
32 : entry data component()33 : send request()
34 : get id_ci()35 : tambah id_component()
36 : cek data()
37 : simpan component()
38 : halaman manage ci()
39 : pilih menu activity/timeline()
40 : tampil form entry()
41 : input data activity()
42 : send request()
43 : get id_ci()
44 : tambah id_activity()
45 : cek data()
46 : simpan activity()
47 : halaman manage ci()
48 : pilih menu change ci()
49 : tampil form entry data change()50 : input data change()
51 : send request()52 : get id_ci()
53 : tambah id_change()
54 : cek data()
55 : tambah id_change()
56 : halaman manage ci()
209
Gambar 4.57 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage configuration items. Administrator
dapat meakukan beberapa macam proses seperti (entry / edit data
configuration items atau component). Melakukan action / timeline
(mendata informasi yang dilakukan terhadap configuration item /
component). Data ini memiliki banyak hubungan dengan table
data-data lainnya, yaitu data ci, data component, dan data
action_timeline.
210
18) Sequence Diagram Manage Ticket Request Change (RFC)
Gambar 4.58 Sequence Diagram Manage Ticket Request Change
(RFC)
Gambar 4.58 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage ticket change (RFC). Aktor dapat
: administrator : form ticket change (RFC) : control tickt change (RFC) : ticket_change : _user
1 : pilih menu change control()
2 : get id_ticket_change()
3 : tampil ticket change()4 : pilih edit()
5 : tampil form edit data()
6 : entry data ticket change()
7 : send request()
8 : get id_ticket_change()
9 : get id_user()
10 : cek data()
11 : update data tcket change()
12 : halaman awal()13 : pilih delete()
14 : tampil konfirmasi delete()
15 : click oke()
16 : send request()
17 : delete id_ticket_change()
18 : tampil halaman awal()19 : pilih detail ticket()
20 : send request()21 : get id_ticket_change()
22 : get id_user()
23 : menampilkan data detail ticket RFC()
24 : pilih print()
25 : tampil data yang ingin di print()
26 : kembali halaman awal()
211
melakukan proses seperti melakukan edit data ticket apabila ada
kesalahan, selain itu aktor juga dapat melakukan hapus data ticket
request for change (RFC).
19) Sequence Diagram Validation Ticket Change (RFC)
Gambar 4.59 Sequence Diagram Validation Ticket Change (RFC)
Gambar 4.59 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses validation ticket change (RFC). Aktor dapat
melakukan proses approval tergantung dari skala prioritas dari
ticket request yang keluar, misalnya sifatnya “urgent” maka yang
akan melakukan approval adalah IT manager. Jika skala prioritas
normal maka yang akan melakukan proses approval adalah admin.
: admin, IT manager : form ticket change (RFC) : control ticket change (RFC) : ticket change (RFC) : user__
1 : pilih menu manage ticket change()2 : get id_ticket_change()
3 : tampil data ticket request change()
4 : pilih fungsi detail()
5 : tampil pilihan menu()
6 : click approve()
7 : tampil form approval()8 : entry data approval()
9 : kirim data()
10 : get id_ticket_change()11 : get id_user()
12 : cek data()
13 : simpan / update data()
14 : halaman manage ticket change()
212
20) Sequence Diagram Comment Ticket Change (RFC)
Gambar 4.60 Sequence Diagram Comment Ticket Change (RFC)
Gambar 4.60 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses comment ticket change request (RFC). User
dapat memberikan komentar jika diperlukan yang mengacu pada
suatu ticket request misalnya jika ingin mengetahui kondisi dari
ticket request change tersebut. Untuk melakukan proses ini user
dapat memilih menu detail ticket kemudian pilih “button
comment”.
: user : form ticket change (RFC) : ticket change (RFC) : control ticket change (RFC) : comment_rfc
1 : pilih menu manage ticket chnge()2 : get id_ticket_change()
3 : tampil data all ticket change()4 : pilih fungsi detail()
5 : pilih comment()
6 : tampil form comment()7 : isi form komentar()
8 : kirim data()9 : get id_ticket_change()
10 : tambah id_comment_change()
11 : cek data()
12 : simpan data komentar()
13 : halaman manage ticket change()
213
21) Sequence Diagram Manage Ticket Configuration Item
Gambar 4.61 Sequence Diagram Manage Ticket Configuration Item
Gambar 4.61 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage ticket configuration items. Aktor dapat
melakukan proses seperti melakukan edit data ticket request ci
: administrator : control ticket configuration item : form ticket configuration item : ticket_configuration_item : _user
1 : pilih menu manage ticket configuration item()
2 : get id_ticket_ci()
3 : tampil data ticket configuration item()
4 : pilih fungsi edit()
5 : tampil form edit()6 : entry data baru()
7 : kirim data()
8 : get id_ticket_ci()
9 : get id_user()
10 : cek data()
11 : simpan / updat data()
12 : halaman awal ticket ci()13 : pilih delete()
14 : tampil pesan konfirmasi()
15 : click oke()
16 : send request()
17 : delete id_ticket_ci()
18 : halaman awal manage ticket ci()19 : pilih menu detail()
20 : send request()21 : get id_ticket_ci()
22 : get id_user()
23 : tampil data detail ticket()
24 : pilih print data()
25 : tampil data yang ingin di-print()
26 : kembali halaman awal()
214
apabila ada kesalahan, selain itu aktor juga dapat melakukan hapus
data ticket request configuration items (CI).
22) Sequence Diagram Validation Ticket Configuration items
Gambar 4.62 Sequence Diagram Validation Ticket Configuration
items
Gambar 4.62 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses validation ticket request configuration items.
Aktor dapat melakukan proses approval tergantung dari skala
prioritas dari ticket request configuration item yang keluar,
misalnya sifatnya “urgent” maka yang akan melakukan approval
: admin, IT manager : form ticket ci : control ticket ci : ticket_configuration_item : user__
1 : menu manage ticket configuration item's()2 : get id_ticket_ci()
3 : tampil data ticket request ci()
4 : pilih fungsi detail()
5 : tampil data & menu pilihan()
6 : pilih menu approval()
7 : tampil form approval()
8 : entry data approval()
9 : kirim data()10 : get id_ticket_ci()
11 : get id_user()
12 : cek data()
13 : update / simpan data()
14 : halaman all ticket request ci()
215
adalah IT manager. Jika skala prioritas normal maka yang akan
melakukan proses approval adalah admin.
23) Sequence Diagram Comment Ticket Configuration Item
Gambar 4.63 Sequence Diagram Comment Ticket Configuration Item
Gambar 4.63 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses comment ticket configuration items (CI). User
dapat memberikan komentar jika diperlukan yang mengacu pada
suatu ticket request misalnya jika ingin mengetahui kondisi dari
ticket request ci tersebut. Untuk melakukan proses ini user dapat
memilih menu detail ticket kemudian pilih “button comment”.
: user : form ticket ci : control ticket ci : ticket_configuration_item : comment_ci
1 : menu all ticket configuration item's()2 : get id_ticket_ci()
3 : tampil data all ticket ci()
4 : pilih fungsi detail()
5 : tampil data & menu pilihan()
6 : pilih "comment"()
7 : tampil form komentar()8 : isi form data()
9 : kirim data()10 : get tcketci()
11 : tambah id_comment_ci()
12 : cek data()
13 : simpan data komentar ticket ci()
14 : halaman all ticket request ci()
216
24) Sequence Diagram Manage Ticket Incident
Gambar 4.64 Sequence Diagram Manage Ticket Incident
Gambar 4.64 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses manage ticket incident. Aktor dapat melakukan
proses seperti melakukan edit data ticket incident apabila ada
: administrator : form ticket_incident : control ticket_incident : ticket_incident_ : _user1 : pilih menu manage ticket incident()
2 : get id_ticket_incident()
3 : tampil data ticket incident()4 : pilih edit()
5 : tampil form data()6 : update data()
7 : send request()
8 : get id_ticket_incident()
9 : get id_user()
10 : cek data()
11 : update / simpan data()
12 : halaman utama()13 : pilih delete()
14 : tampil konformasi delete()
15 : click oke()
16 : send request()
17 : get id_ticket_incident()
18 : halaman manage ticket incident()
19 : pilih menu detail ticket()
20 : send request()21 : get id_ticket_incident()
22 : get id_user()
23 : tampil detail data ticket incident()
24 : pilih print data()
25 : tampil data yang ingin di cetak()
26 : kembali kehalaman awal()
217
kesalahan, selain itu aktor juga dapat melakukan hapus data ticket
incident.
25) Sequence Diagram Comment Ticket Incident
Gambar 4.65 Sequence Diagram Comment Ticket Incident
Gambar 4.65 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses comment ticket incident. User dapat
memberikan komentar jika diperlukan yang mengacu pada suatu
ticket incident. Untuk melakukan proses ini user dapat memilih
menu detail ticket kemudian pilih “button comment”.
: user : form incident : control incident : ticket_incident_ : user__
1 : pilih all ticket incident()
2 : get id_ticket_incident()
3 : tampil all data ticket incident()
4 : pilih fungs detail()
5 : tampil data & menu comment()
6 : pilih menu comment()
7 : tapil form comment()8 : entry komentar()
9 : kirim data()10 : get id_ticket_incident()
11 : tambah id_comment_incident()
12 : cek data()
13 : simpan data comment_incident()
14 : halaman all ticket incident()
218
26) Sequence Diagram Acess Service Catalog
Gambar 4.66 Sequence Diagram Acess Service Catalog
Gambar 4.66 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses acess servie catalog. Proses ini nantinya dapat
diakses oleh aktor untuk mengetahui setiap informasi service yang
dimiliki oleh departemen masing-masing, ataupun terkait
informasi lainnya.
: user : form service catalogue : control service catalogue : service_catalogue_ : department
1 : pilih menu all service catalogue()2 : get id_service_catalogue()
3 : get id_department()
4 : cek data()
5 : kirim data()
6 : tampil data service catalogue()
7 : pilih detail()
8 : tampil detail data service catalogue()
219
27) Sequence Diagram Acess Document
Gambar 4.67 Sequence Diagram Acess Document
Gambar 4.67 Menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses access doeument. Proses ini dapat dilakukan
oleh semua user, dimana proses ini menjelaskan kepada user untuk
dapat mengakses dokumen yang berkaitan dengan item ci, ataupun
dokumen lainnya terhadap sistem. Disamping itu user juga dapat
mengunduh (download) dokumen tersebut, jika diperlukan.
: user : document : form document : control document : ci
1 : pilih menu all dcument()2 : get id_document()
3 : tampil all document()
4 : pilih tipe & detail document()
5 : kirim data()6 : get id_document()
7 : get id_ci()
8 : cek data()
9 : kirim data()
10 : tampil detail data document()
11 : click data file()
12 : download document()
13 : halaman all document()
220
28) Sequence Diagram View Report (Graph)
Gambar 4.68 Sequence Diagram View Report (Graph)
: admin, IT manager : form report / graph : control report : Ticket Configuration Item : ticket change : ticket incident_ : ci : user_
1 : pilih menu report()
2 : kirim data()
3 : tampil pilhan data report()
4 : pilih all configuration item's()
5 : send request()
6 : get id_ci()
7 : get id_user()
8 : cek data()
9 : kirim data()
10 : tampil report configuration item's()
11 : pilih ticket CI()
12 : send request()13 : get id_user()
14 : get id_ticket_ci()
15 : cek data()
16 : kirim data()
17 : tampil report ticket CI()
18 : pilih ticket change()19 : send request() 20 : get id_user()
21 : get id_ticket_change()
22 : cek data()
23 : kirim data()
24 : tampil report ticket change()
25 : pilih ticket incident()
26 : send request()27 : get id_user()
28 : get id_incident()
29 : cek data()
30 : kirim data()
31 : tampil report ticket incident()
221
Gambar 4.68 Menjelaskan rangkaian urutan dalam melakukan
proses view report / graph. Proses ini dilakuna untuk membantu manager /
admin dalam memantau setiap kejadian yang berkaitan dengan proses
bisnis dan sistem configuration management system (CMS) pada
umumnya. Dimana user dapat melihat ringkasan informasi yang disajikan
dalam beberapa grafik dan dapat dilakukan print data tersebut jika
diperlukan.
4.3.1.4 Desain Database
Desain database terbagi menjadi beberapa bagian, mulai dari
potensial objek, class diagram, matriks CRUD, mapping class, dan
spesifikasi database. Untuk perancangan database, penulis menggunakan
class diagram dan skema database. Class diagram untuk menggambarkan
kelas ojek yang menyusun sistem dan juga hubungan antara kelas objek
tersebut. Skema database menggambarkan implementasi teknis dari model
data logis.
A. Potensial Objek
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat class diagram
adalah menentukan daftar potensial objek. Menemukan dan
mengidentifikasi objek bisnis (potensial objek) berdasarkan use case dan
actor.
Tabel 4.34 Daftar Objek Potensial Objek
Potensial object list
admin form ticket request configuration
222
staf
IT manager
Ticket request configuration
item
Ticket request (RFC)
Ticket request incident
stirage_system
peripheral
other device
logout
history_login
change_ci
component
report
comment ticket incident
item
form ticket request change (RFC)
form ticket incident
comment ticket configuration item
comment ticket change RFC
configuration item
user
activity_timeline
computer
software_application
login
password
document
service_catalog
Berdasarkan daftar objek potensial diatas dapat dilakukan analisis
apakah daftar tersebut merupakan objek yang tepat untuk configuration
management system berikut ini merupakan proses identifikasi daftar objek
potensial.
Tabel 4.35 Kandidat Potensial Objek
Nama objek Cek Keterangan
Admin X User
Staf X User
IT manager X User
Ticket request configuration
item
Bagian penting dari sistem
Ticket request for change Bagian penting dari sistem
223
(rfc)
Ticket request incident Bagian penting dari sistem
Dokumen Bagian penting dari sistem
Service catalog Bagian penting dari sistem
Form ticket request
configuration item
X Item potensial interface
Form ticket request for
change (rfc)
X Item potensial interface
Form ticket request incident X Item potensial interface
Comment ticket ci Bagian penting dari sistem
Comment ticket rfc Bagian penting dari sistem
Comment ticket incident Bagian penting dari sistem
Configuration item Bagian penting dari sistem
User Data pengguna sistem
Activity_timeline Bagian penting dari sistem
Storage_system Bagian penting dari sistem
Peripheral Bagian penting dari sistem
Computer Bagian penting dari sistem
Software_application Bagian penting dari sistem
Login X Tidak relevan
Logout X Tidak relevan
History_login Bagian penting dari sistem
Password X Merupakan atribut objek user
Change CI Bagian penting dari sistem
Component Bagian penting dari sistem
Report X Item potensial interface
Keterangan :
= Ya, X = tidak
224
Setelah daftar objek potensial diseleksi dan dianalisis, maka
didapat objek yang akan diusulkan natinya dalam configuration
management system ini.
Tabel 4.36 Daftar Objek yang Diusulkan
Proposed Object List
Configuration item
Ticket request for change (rfc)
Ticket request configuration item
Ticket request incident
Ticket request configuration item
Dokumen
Component
Change_CI
History_login
Software_application
Service_catalog
Computer
Peripheral
Storage_system
Activity_timeline
User
Comment_ticket_incident
Comment_ticket_rfc
Comment_ticket_ci
225
B. Class Diagram
Gambar 4.69 Class Diagram
ticket change
#id_ticket_change: int+from_user: varchar+date_request_change: date+type_service_change: varchar+priority_case: varchar+description_change: text+request_justification: text+status_change: varchar+solution: text+time_finish: date+handler_change: varchar+approve_change: varchar+service_change: varchar
+create()+read()+update()+delete()
ci_change
#id_change: int+type_of_change: varchar+name_item: varchar+resolution: text+realitation: text+date_change: date
+create()+update()+delete()
_user_
#id_user: int+nik: int+nama_pegawai: varchar+email: varchar+password: varchar+foto: varchar+level: varchar
+login()+logout()
_departement_
#id_departement: int+nama_departement: varchar
history login
#id_history: int+action_log: varchar+time_access: time
+login()+logout()
1
1
1..*
1
CI_
#id_ci: int+name_ci: varchar+status_ci: varchar+critical_business: varchar+purchase_date: date+brand: varchar+asset_tag: varchar+warranty_date: date+start_installation: date+description_ci: text
+create()+read()+update()+delete()
1..*1
1..*
1
computer_
#id_comp: int+comp_type: varchar+mod_num_comp: varchar+ip_comp: varchar+mac_add_comp: varchar+ser_num_comp: varchar
storage_system
#id_storage_system: int+storage_type: varchar+mac_address: varchar+serial_number: varchar+model_number: varchar
Peripheral
#id_peripheral: int+peripheral_type: varchar+mac_add_peripheral: varchar+serl_num_peripheral: varchar+mod_num_peripheral: varchar
software_application
#id_soft_app+soft_type: varchar+soft_licence: varchar
category_
#id_category: int+name_category: varchar
+create()+delete()+kirim id_category()
1
1..*
ticket configuration item
#id_ticket_ci: int+user_caller: varchar+date_req: date+priority_ci: varchar+type_of_service_ci: varchar+item_ci: varchar+description_ci: text+status_ticket_ci: varchar+note_request: text+handler_name: varchar+approve_by: varchar+status_service: varchar
+create()+read()+delete()+edit() 1..* 1
ticket incident
#id_ticket_incident: int+title: varchar+from3: varchar+date_incident: date+type_incident: varchar+decription_incident: text
+create()+delete()+read()+update()
comment_incident
#id_comment_incident: int+id_user: int+comment_incident: text+date_comment_incident: date
+create()+read()
1..*
1
1..*
1
service catalog
#id_service_catalog: int+nama_service: varchar+service_category: varchar+type_service: varchar+service_description: text+contact: varchar+base_level_service: text+service_availability: text+service_charge: text
+create()+update()+read()+delete()
_document_
#id_doc: int+date_upload_doc+file_name: varchar+document_type: varchar+file_description: text+file: varchar
+create()+update()+read()+delete()
problem & support
+id_problem_support: int (PK)+picture: varchar+title_prob_supp: varchar+guide_solution: text+other_solution: text+id_category: int (FK)
+create()+read()+update()+delete()+kirim id_category()
1..*
1
1..*
1
1..*
1
comment_rfc
#id_comment_rfc: Int+comment_rfc: text+date_comment_rfc: date
+create()+read()
1..*1
commen_ci
#id_comment_ci: int+comment_ci: text+date_comment_ci: date
+create()+read()
1
1..*
componen
#id_component: int+name_component: varchar+type_component: varchar+detail_component: text+status_component: varchar+date_component: date
+create()+update()+delete()+id_ci()
ci_relation
+id_ci_relation: int (PK)+id_ci: int (FK)+id_ci: int (FK)+status_config: varchar
+view()+update()
type
#id_type: int+name_type: varchar
+create()+delete()
1..*
1
1..*
1
1..* 1
activity_timeline
#id_activity: int+date_activity: date+decription_activity: text
+create()+detele()
1..*
1
1
1..*
1..*
1..*
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
226
C. CRUD Matriks
Tabel 4.37 Matriks CRUD
Location
File – Attribute
Staf Admin IT
Manager
User
id_user CRD CRD
Nik R CRUD CRUD
nama_pegawai CRU CRUD CRUD
email CRU CRUD CRUD
Password CRU CRUD CRUD
level R CRUD CRUD
foto CRU CRUD CRUD
department
id_department R CRUD CRUD
nama_department R CRUD CRUD
ticket_configuration_item
id_ticket_ci R RD RD
user_caller CR CRUD CRUD
date_req CR CRUD CRUD
Priority_ci CR CRUD CRUD
type_of_service_ci CR CRUD CRUD
item_ci CR CRUD CRUD
description_ci CR CRUD CRUD
status_ticket_ci CR CRUD CRUD
note_request CR CRUD CRUD
handler_name R CRUD CRUD
approve_by R CRUD CRUD
status_service CR CRUD CRUD
comment_ci
id_comment_ci CR CR CR
Comment_ci CR CR CR
date_comment_ci CR CR CR
ticket_incident
id_ticket_incident R RD RD
title CR CRUD CRUD
from3 CR CRUD CRUD
date_incident CR CRUD CRUD
type_incident CR CRUD CRUD
description_incident CR CRUD CRUD
comment_incident
id_comment_incident CR CR CR
227
comment_inci CR CR CR
date_comment_incident CR CR CR
ticket_change
id_ticket_change R RD RD
from_user CR CRUD CRUD
date_request_change CR CRUD CRUD
type_service_change CR CRUD CRUD
priority_case CR CRUD CRUD
description_change CR CRUD CRUD
request_justification CR CRUD CRUD
status_change CR CRUD CRUD
solution R CRUD CRUD
date_finish R CRUD CRUD
handler_change R CRUD CRUD
approve_change R CRUD CRUD
service_change CR CRUD CRUD
comment_rfc
id_comment_rfc CR CR CR
comment_rfc CR CR CR
date_comment_rfc CR CR CR
ci_change
id_change R CRUD CRUD
type_of_change R CRUD CRUD
name_item R CRUD CRUD
resolution R CRUD CRUD
realitation R CRUD CRUD
date_change R CRUD CRUD
history_login
id_history R R R
action_log R R R
time_access R R R
service_catalog
id_service_catalog R CRUD CRUD
nama_service R CRUD CRUD
service_category R CRUD CRUD
type_service R CRUD CRUD
service_description R CRUD CRUD
contact R CRUD CRUD
base_level_service R CRUD CRUD
service_availability R CRUD CRUD
service_charge R CRUD CRUD
document
id_doc R CRUD CRUD
date_upload_doc R CRUD CRUD
228
file_name R CRUD CRUD
document_type R CRUD CRUD
File R CRUD CRUD
file_description R CRUD CRUD
ci
id_ci R CRUD CRUD
name_ci R CRUD CRUD
status_ci R CRUD CRUD
critical_business R CRUD CRUD
purchase_date R CRUD CRUD
brand R CRUD CRUD
asset_tag R CRUD CRUD
warranty_date R CRUD CRUD
start_installation R CRUD CRUD
description_ci R CRUD CRUD
activity_timeline
id_activity CR CR CR
description_activity CR CR CR
date_activity CR CR CR
component
id_component R CRUD CRUD
name_component R CRUD CRUD
type_component R CRUD CRUD
detail_component R CRUD CRUD
Status_component R CRUD CRUD
date_component R CRUD CRUD
category
id_category R CRUD CRUD
name_category R CRUD CRUD
type
id_type R CRUD CRUD
name_type R CRUD CRUD
software_application
id_soft_app R CRUD CRUD
soft_type R CRUD CRUD
soft_licence R CRUD CRUD
computer
id_comp R CRUD CRUD
comp_type R CRUD CRUD
mod_num_comp R CRUD CRUD
ip_comp R CRUD CRUD
mac_add_comp R CRUD CRUD
ser_num_comp R CRUD CRUD
peripheral
229
id_peripheral R CRUD CRUD
peripheral_type R CRUD CRUD
mac_add_peripheral R CRUD CRUD
ser_num_peripheral R CRUD CRUD
mod_num_peripheral R CRUD CRUD
storage_system
id_storage_system R CRUD CRUD
storage_type R CRUD CRUD
mac_address R CRUD CRUD
serial_number R CRUD CRUD
model_number R CRUD CRUD
problem_support
id_problem_support R CRUD CRUD
picture R CRUD CRUD
title_prob_supp R CRUD CRUD
guide_solution R CRUD CRUD
other_description R CRUD CRUD
Keterangan : C = Create, R = Read, U = Update, D = Delete
231
232
1. Hubungkan antara table yang satu dengan yang lainnya,
dengan memperhatikan primary key dari tabel utama
(one), yaitu menambahkan foreign key ke dalam tabel
terkait (many), untuk masing-masing table yang memiliki
hubungan satu degan table yang lainnya.
2. Hubungan antara table (ci) dengan (storage_system,
peripheral, computer, software_application) memiliki
hubungan generalisasi, karena hubungan antara table
tersebut bersifat turunan dari table induk ci (super class).
Masing-masing table turunan (sub-class) tetap berdiri
sendiri karena memiliki atribut yang berbeda-beda. Table
induk (super class) ci memiliki primary key id_ci, dimana
id_tersebut manjadi foreign key pada table turunannya
(sub-class) yaitu table (storage_system, peripheral,
computer, software_application).
3. Table ci memiliki sifat hubungan Unary Assosiation (class
yang berhubungan dengan dirinya sendiri). Menghasilkan
sebuah relasi 1..* : 1..* (many to many) pada tabel ci
dengan menghasilkan dua tabel baru yaitu “ci_relation”
233
Gambar 4.70 Mapping Class pada Table ci dengan Table
ci_relation
ci
id_ci
nama_ci
status_ci
critical_business
purchase_date
brand
asset_tag
warranty_date
start_installation
description_ci
id_user
id_category
id_type
ci_relation
id_ci_relation
id_ci1
id_ci
1..*
1..*
ci
id_ci
nama_ci
status_ci
critical_business
purchase_date
brand
asset_tag
warranty_date
start_installation
description_ci
id_user
id_category
id_type
1..*
1
1
1..*
Berubah menjadi
234
E. Skema Database
Skema yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.71 Skema Database CMS
ticket_change
+id_ticket_change: int (PK)+from_user: varchar+date_request_change: date+type_service_change: varchar+priority_case: varchar+description_change: text+request_justification: text+status_change: varchar+solution: text+date_finish: date+handler_change: varchar+approve_change: varchar+status_change: varchar+id_user: in (FK)
ci_change
+id_change: int (PK)+type_of_change: varchar+name_item: varchar+resolution: text+realitation: text+date_change: date+id_ticket_change: int (FK)+id_ci: int (FK)
_user_
+id_user: int PK)+nik: int+nama_pegawai: varchar+email: varchar+password: varchar+foto: varchar+level: varchar+id_departement: int (FK)
_departement_
+id_departement: int (PK)+nama_departement: varchar
history login
+id_history: int (PK)+action_log: varchar+time_access: time+id_user: int int (FK)
11
1..*
1
CI_
+id_ci: int (PK)+name_ci: varchar+status_ci: varchar+critical_business: varchar+purchase_date: date+brand: varchar+asset_tag: varchar+warranty_date: date+start_installation: date+description_ci: text+id_user: int (FK)+id_category: int (FK)+id_type: int (FK)
1..*1
1..*
1
computer_
+id_comp: int (PK)+comp_type: varchar+mod_num_comp: varchar+mac_add_comp: varchar+ser_num_comp: varchar+ip_comp: varchar+id_ci: int (FK)
storage_system
+id_storage_system: PK+storage_type: varchar+mac_address: varchar+serial_number: varchar+model_number: varchar+id_ci: int (FK)
Peripheral
+id_peripheral: int (PK)+peripheral_type: varchar+mac_add_peripheral: varchar+ser_num_peripheral: varchar+mod_num_peripheral: varchar+id_ci: int (FK)
software_application
+id_soft_app (PK)+soft_type: varchar+soft_licence: varchar+id_ci: int (FK)
category_
+id_category: int (PK)+name_category: varchar
1
1..*
ticket configuration item
+id_ticket_ci: int (PK)+user_caller: varchar+date_req: date+type_of_service_ci: varchar+item_ci: varchar+description_ci: text+status_ticket_ci: varchar+note_request: text+handler_name: varchar+approve_by: varchar+status_service: varchar+id_user: int (FK)
1..* 1
ticket incident
+id_ticket_incident: int (PK)+title: varchar+from3: varchar+date_incident: date+type_incident: varchar+description_incident: text+id_user: int (FK)
comment_incident
+id_comment_incident: int (PK)+date_comment_incident: date+comment_inci: text+id_user: int+id_ticket_incident: int (FK)
1..*
1
1..*
1
service catalog
+id_service_catalog: int (PK)+nama_service: varchar+service_category: varchar+type_service: varchar+service_description: text+contact: varchar+base_level_service: text+service_availability: text+service_charge: text+id_departement: int (FK)
_document_
+id_doc: int (PK)+date_upload_doc: date+file_name: varchar+document_type: varchar+file: varchar+file_description: text+id_ci: int (FK)
problem & support
+id_problem_support: int (PK)+title_prob_supp: varchar+guide_solution: text+other_solution: text+id_categoty: int (FK)
1..*
1
1
1..*
1..*
1
1..*
1
comment_rfc
+id_comment_rfc: Int (PK)+date_comment_rfc: date+comment_rfc: text+id_user: int+id_ticket_rfc: int (FK)
1..*
1
commen_ci
+id_comment_ci: int (PK)+date_comment_ci: date+comment_ci: text+id_user: int+id_ticket_ci: int (FK)
11..*
componen
+id_component: int (PK)+type_component: varchar+name_component: varchar+detail_component: text+status_component: varchar+date_component: date+id_ci: int (FK)
type
+id_type: int (PK)+name_type: varchar+id_category: int (FK)
1..*
1
ci_relation
+id_ci_relation: int (PK)+id_ci1: int+id_ci: int (FK)
1..*1
1..*
1
1
1..*
activity_timeline
+id_activity: int (PK)+date_activity: date+description_activity: text+id_user: int (FK)+id_ci: int (FK)
1
1..*
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
235
F. Spesifikasi Database
1. Nama File : user
Isi : Data Pengguna Sistem
Jenis Tabel : Master File
Primary Key : id_user
Foreign Key : id_departement
Tabel 4.38 Spesifikasi Tabel user
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_user int (4) Identitas data pengguna
2 nik varchar (4) Nomor induk karyawan
3 nama_pegawai varchar (30) Username pengguna
4 email varchar (30) Password pengguna
5 password int (60) Identitas data level pengguna
6 foto varchar (100) Foto user / karyawan
7 level Enaum Status / level data pengguna
8 id_departement int (4) Departemen user / pengguna
2. Nama File : departement
Isi : Data departement
Jenis Tabel : Master File
Primary Key : id_departement
Foreign Key : -
Tabel 4.39 Spesifikasi Tabel departement
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_department int (4) Identitas data department
2 name_department varchar (20) Nama-nama department
236
3. Nama File : category
Isi : Data category item configuration
Jenis Tabel : Master File
Primary Key : id_category
Foreign Key : -
Tabel 4.40 Spesifikasi Tabel category
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_category int (6) Identitas data kategori
2 name_category varchar (30) Nama dari setiap kategori
4. Nama File : type
Isi : Data tipe item configuration
Jenis Tabel : Master File
Primary Key : id_type
Foreign Key : id_category
Tabel 4.41 Spesifikasi Tabel type
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_type int (6) Identitas data pengguna
2 name_type varchar (30) Nama dari tiap type CI
3 id_category Int (6) Identitas data kategori
5. Nama File : ci
Isi : Data configuration item
Jenis Tabel : Master File
Primary Key : id_ci
237
Foreign Key : id_user, id_category & id_type
Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel ci
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
2 name_ci varchar (30) Nama setiap configuration item
3 status_ci varchar (30) Status configuration items
4 critical_business varchar (30) Kepentingan (kritis)
configuration items
5 purchase_date date Data tanggal dipesan
6 brand varchar (30) Merek dari configuration item
7 asset_tag varchar (30) Asset Tag / nomor data CI
8 warranty_date date Data / tanggal garansi CI
9 start_installation date Tanggal digunakan pertama
kali
10 description_ci text Informasi / note setiap CI
11 id_user int (4) Idetitias data user
12 id_category int (6) Identitias data kategori CI
13 id_type int (6) Identitas data tipe CI
6. Nama File : ticket_configuration_item
Isi : Data ticket request configuration items
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_ticket_ci
Foreign Key : id_user
Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel ticket_configuration_item
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_ticket_ci int (6) Identitas data ticket request CI
2 user_caller varchar (30) Nama user (requester)
3 date_req date Tanggal request ticket
4 Priority_ci Varchar (30) Priority case request CI
5 type_of_service_ci varchar (30) Tipe service request
238
6 item_ci varchar (30) Data item request
7 description_ci text Item request deacription
8 status_ticket_ci varchar (30) Status ticket request approval
9 note_request text Informasi tambahan terhadap
request
10 handler_name varchar User yang menangani
11 approve_by varchar User yang melakukan approval
12 status_service varchar Status final dari request service
13 id_user int (4) Identitas data user
7. Nama File : comment_ci
Isi : Isi komentar pada ticket request CI
Jenis Tabel : Transcational File
Primary Key : id_comment_ci
Foreign Key : id_ticket_ci & id_user
Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel comment_ci
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_comment_ci int (6) Identitas data komentar
2 comment_ci text Informasi komentar
3 date_comment_ci date Tanggal komentar
4 id_user int (4) Identitas data user
5 id_ticket_ci int (6) Identitas data ticket request CI
8. Nama File : ticket_incident
Isi : Data ticket request incident
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_ticket_incident
Foreign Key : id_user
239
Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel ticket_incident
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_ticket_incident int (4) Identitas data ticket incident
2 title varchar (30) Judul kejadian
3 from3 varchar (30) User requester
4 date_incident date Tanggal kejadian request
5 type_incident varchar (30) Tipe kejadian request
6 description_incident text Deskripsi kejadian
5 id_user int (4) Identitas data user
9. Nama File : comment_incident
Isi : Isi komentar pada ticket request incident
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_comment_incident
Foreign Key : id_user & id_ticket_incident
Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel comment_incident
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_comment_incident int (6) Identitas data komentar
2 comment_incident test Isi komentar
3 date_comment_incident date Tanggal koementar
4 id_user int (6) Identitas data user
5 id_ticket_incident int (6) Identitas data ticket incident
10. Nama File : ticket_change
Isi : Data ticket request change (RFC)
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_ticket_change
Foreign Key : id_level
240
Tabel 4.47 Spesifikasi Tabel ticket_change
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_ticket_change int (6) Identitas data ticket request
change (RFC)
2 from_user varchar (30) User requester
3 date_request_change date Tanggal request change
4 type_service_change varchar (30) Tipe service request
5 priority_case varchar (30) Tipe prioritas ticket request
6 description_change text Deskripsi request change
7 request_justification text Deskripsi request change
8 status_change varchar (30) Status ticket request
9 solution text Isi solusi perubahan
10 date_finish date Tanggal perubahan dilakukan
11 handler_change varchar User yang menangani proses
change
12 approve_change varchar User yang melakukan approval
13 service_change varchar Status final request service
14 id_user int (4) Identitas data user
11. Nama File : comment_rfc
Isi : isi komentar pada ticket request change
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_comment_change
Foreign Key : id_level & nip
Tabel 4.48 Spesifikasi Tabel comment_rfc
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_comment_rfc int (6) Identitas data komentar
2 comment_rfc text Isi komentar
3 date_comment_rfc date Tanggal komentar
4 id_user int (4) Identitas data user
5 id_ticket_change int (4) Identitas data ticket change
(RFC)
241
12. Nama File : ci_change
Isi : Data perubahan setiap configuration items
Jenis Tabel : Trasnactional File
Primary Key : id_change
Foreign Key : id_ci & id_ticket_change
Tabel 4.49 Spesifikasi Tabel ci_change
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_change int (6) Identitas data perubahan
2 type_of_change varchar (30) Tipe / jenis perubahan
3 name_item varchar (30) Nama item yang diubah
4 resolution text Deskripsi solusi perubahan
5 realitation text Deskripsi perubahan
6 date_change date Tanggal perubahan
7 id_ticket_change int (6) Identitas data ticket change
(RFC)
8 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
13. Nama File : history_login
Isi : Data rekam akses user
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_history
Foreign Key : id_user
Tabel 4.50 Spesifikasi Tabel history_login
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_history int (6) Identitas data login
2 action_log varchar (30) User akses
3 time_history date Tanggal dan jam akses
4 id_user int (4) Identitas data user
242
14. Nama File : service_catalog
Isi : Data service
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_service_catalog
Foreign Key : id_departement
Tabel 4.51 Spesifikasi Tabel servce_catalog
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_service_catalog int (6) Identitas data service
2 service_category varchar (30) Service category
3 type_service varchar (30) Tipe / jenis sevice
4 service_description text Deskripsi service
5 nama_service varchar (30) Nama service
6 contact varchar (30) Nama kontak penanggung
jawab
7 base_level_service text Lingkup pekerjaan
8 service_availability text Ketersediaan jenis pelayanan
9 servrvice_charge text Jobdesc / ketergantungan
dengan bagian lainnya
10 id_departement int (4) Identitas data departemen
15. Nama File : document
Isi : Data dokumen
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_doc
Foreign Key : id_ci
Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel docmuent
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_doc int (6) Identitas data dokumen
2 date_upload_doc date Tanggal upload dokumen
243
3 file_name varchar (30) Nama dokumen
4 document_type varchar (30) Tipe / jenis dokumen
5 file varchar (100) Nama file yang di-upload
6 file_description text Deskripsi file / dokumen
7 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
16. Nama File : ci_relation
Isi : Data hubungan (relationship) CI
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_config_ci
Foreign Key : id_ci & id_ci1
Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel ci_config
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_ci_relation int (6) Identitas item configuration
2 id_ci int (6) Identitas CI
3 id_ci1 int (6) Identitas CI relation
17. Nama File : component
Isi : Data komponen configuration items
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_component
Foreign Key : id_ci
Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel component
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_component int (6) Identitas data komponen
2 name_component varchar (30) Nama komponen
3 type_component varchar (30) Tipe / jenis komponen
244
4 detail_component varchar (30) Deskripsi dari komponen
5 status_component varchar (30) Status komponen
6 date_component date Tanggal instalasi awal
7 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
18. Nama File : activity_timeline
Isi : Data aktivitas pada configuration items
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_activity
Foreign Key : id_ci & id_user
Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel activity_timeline
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_activity int (6) Identitas data aktivitas
2 description_activity Text Deskripsi kegiatan berkaitam
configuration items
3 date_activity Date Tanggal kegiatan yang
dikerjakan
4 id_user int (4) Identitas data pengguna
5 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
19. Nama File : problem_support
Isi : Data informasi problem & support
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_problem_support
Foreign Key : id_category
245
Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel user
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_problem_support int (6) Identitas data problem support
2 Picture varchar (30) Foto / gambar yang akan
diupload ke dalam sistem
3 title_prob_supp varchar (30) Judul problem & support
4 guide_solution text Deskripsi penjelasaan solusi
5 other_solution text Deskripsi penjelasan lainnya
6 id_category int (6) Ientitas data kategori
20. Nama File : storage_system
Isi : Data storage system
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_storage_system
Foreign Key : id_ci
Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel storage_system
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_storage_system int (6) Identitas data storage
2 storage_type varchar (30) Tipe storage / penyimpanan
3 mac_address varchar (30) Nomor mac address
4 serial_number varchar (30) Nomor serial number
5 model_number varchar (30) Nomor model
6 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
21. Nama File : peripheral
Isi : Data periheral
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_peripheral
Foreign Key : id_ci
246
Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel peripheral
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_peripheral int (6) Identitas data peripheral
2 peripheral_type varchar (30) Tipe peripheral
4 mac_add_peripheral varchar (30) Nomor mac address peripheral
5 ser_num_peripheral varchar (30) Nomor serial peripheral
6 mod_num_peripheral varchar (30) Nomor model peripheral
7 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
22. Nama File : computer
Isi : Data computer
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_comp
Foreign Key : id_ci
Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel computer
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_comp int (6) Identitas data computer
2 comp_type varchar (30) Tipe / jenis komputer
3 mod_num_comp varchar (30) Model number komputer
4 ip_computer varchar (30) Nomor ip computer
5 mac_add_comp varchar (30) Nomor mac address computer
6 ser_num_comp varchar (30) Serial nomor komputer
7 id_ci int (30) Identitas data configuration
items
23. Nama File : software_application
Isi : Data software / aplikasi
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : id_soft_app
247
Foreign Key : id_ci
Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel software_application
No Nama Field Tipe Data Keterangan
1 id_soft_app int (6) Identitas software / aplikasi
2 soft_type varchar (30) Tipe software / aplikasi
3 soft_licence varchar (30) Data Lisensi software
4 id_ci int (6) Identitas data configuration
items
4.3.1.5 Desain Interface
Hasil analisis task card 1.1 yang telah dibuat dituangkan pada User
Interface Design. User Interface Design ini dibuat menggunakan Software
Balsamiq Mockup. Desain interface ini merupakan bentuk tampilan yang
akan dilihat oleh user. Berdasarkan user story maka dibuat rancangan user
interface design :
1. Halaman Login
Gambar 4.72 Halaman Login awal sistem
248
Gambar 4.72 merupakan gambar form login awal
untuk masuk kedalam sistem configuration management
system (CMS).
2. Halaman Awal Staf
Gambar 4.73 Halaman Awal Staf
Gambar 4.73 merupakan gambar halaman awal
ketika sistem dibuka oleh user (staf). Menampilkan
informasi kalender dengan informasi grafik secara umum
terkait ticket request (configuration items, change (RFC),
dan incident).
249
3. Halaman Admin & IT Manager
Gambar 4.74 Halaman Admin & IT Manager
Gambar 4.74 merupakan gambar halaman awal
ketika user (admin & IT Manager) pertama kali masuk
kedalam sistem CMS. Halaman ini akan menampilkan
informasi kalender dengan informasi grafik secara umum
terkait ticket request (configuration items, change (RFC),
dan incident).
250
4. Form Input Ticket Request Configuration items
Gambar 4.75 Halaman Form Input Ticket Request
Configuration items
Gambar 4.75 merupakan form input ticket request
configuration items. dimana user dapat melakukan proses
request CI dengan mengakses halaman ini.
251
5. Form Input Request Ticket for Change (RFC)
Gambar 4.76 Halaman Form Input Ticket Request for Change
(RFC)
Gambar 4.76 merupakan gambar form input ticket
request for change (RFC). Halaman ini digunakan user
untuk me-request suatu perubahan terhadap configuration
items (hardware, software, & other).
252
6. Form Input Request Ticket Incident
Gambar 4.77 Halaman Form Input Ticket Incident
Gambar 4.77 merupakan gambar form input ticket
incident. Halaman ini digunakan user untuk me-request jika
terjadi suatu kejadian (masalah) terhadap suatu hal tertentu
(hardware, software, service, document, dll).
253
7. Validasi Ticket Request Configuration Item
Gambar 4.78 Validasi Ticket Request Configuration Item
Gambar 4.78 merupakan gambar validasi ticket
request configuration item Halaman ini digunakan admin
atau manager untuk melakukan proses approval /
persetujuan pada proses ticket request configuration item.
254
8. Validasi Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.79 Validasi Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.79 merupakan gambar validasi ticket
request for change (RFC). Halaman ini digunakan admin
atau manager untuk melakukan proses approval /
persetujuan pada suatu perubahan data pada configuration
items.
255
9. Comment Ticket Request
Gambar 4.80 Halaman Comment Ticket Request
Gambar 4.80 merupakan gambar comment ticket
request. Halaman ini digunakan user untuk memberikan
informasi atau komentar terhadap suatu ticket request,
misalnya ingin bertanya tentang progress seputar
permasalahan yang di-request melalui ticket tersebut.
256
10. Add New Data Configuration Item
Gambar 4.81 Halaman Add New Data Configuration Item
Gambar 4.81 merupakan gambar add new data
configuration item. Halaman ini digunakan oleh admin atau
manager memasukan data configuration item baru.
257
11. Add New Relation Configuration Item
Gambar 4.82 Add New Realtion Configuration Item
Gambar 4.82 merupakan gambar add relation
configuration item. Halaman ini digunakan admin untuk
mendata hubungan configuration item yang satu dengan
configuration item lainnya.
258
12. Change Configuration Item
Gambar 4.83 Change Configuration Item
Gambar 4.83 merupakan gambar change
configuration item. Halaman ini digunakan admin untuk
melkukan perubahan data terkait configuration item,
misalnya terjadi perubahan data komponen dari
configuration item tersebut.
259
13. Manage Ticket Request
Gambar 4.84 Halaman Manage Ticket Request
Gambar 4.84 merupakan gambar manage ticket
request. Halaman ini digunakan admin untuk mengelola
data terkait ticket request, baik ticket request configuration
item, ticket change (RFC), dan ticket incident.
260
14. Manage Problem & Incident
Gambar 4.85 Halaman Manage Problem & Sipport
Gambar 4.85 merupakan gambar manage problem
& support. Halaman ini digunakan untuk memasukan setiap
informasi baru yang terkait suatu problem (knowledge
problem) yang telah di-request oleh user. Fasilitas ini
membantu user apabila menghadapi suatu masalah terhadap
suatu configuration item (hardware, software, service,
document, dll).
261
4.3.1.6 Implementasi
Tahapan implementasi kode program yang dibuat berdasarkan
identifikasi kebutuhan sesuai pada tahap iterasi 0. Pada tahap ini maka
akan dibuat kode program dan membuat database, authentikasi user
login, modul configuration management, modul change control, dan
modul problem & incident. Untuk kode program akan dilampirkan
pada bagian lampiran listing code program.
4.3.1.7 Melakukan Uji Penerimaan
Uji penerimaan dilakukan dengan menggunakan pengujian
black box testing, yaitu melakukan pengujian terhadap aplikasi
memeriksa kesesuaian dengan menggunakan tabel pengujian, apakah
hasil yang dinginkan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Aplikasi yang telah dibangun harus diuji terlebih dahulu untuk
memastikan sistem bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
sistem yang diharapkan. Pengujian ini dilakukan dengan berdasarkan
kreiteria pengujian sebelumnya pada 4.3.1.3.0. untuk hasil dari black
box testing dilakukan seperti berikut:
Tabel 4.61 Hasil Black Box Testing Phase 1 Kriteria Pengujian 4.3.1.3.0
No. Test case Hasil yang diharapkan Hasil
Login access
1 Login dengan memasukkan
email dan password yang benar
Masuk kedalam halaman utama,
sesuai dengan level user (admin,
staf, atau manager).
OK
Login dengan memasukkan Muncul OK
262
email yang salah atau password
yang salah
pesan“ErrorPage/PathToYourPag
e/LoginAcess”
Open ticket request ticket all user
2 Open ticket request
configuration item
Sistem akan menampilkan form
input data ticket request
configuration item.
OK
Open ticket request for change
(RFC)
Sistem akan menampilkan form
input data ticket request for
change (RFC).
OK
Open ticket request incident Sistem akan menampilkan form
input data ticket request incident. OK
Manage data all ticket request & validation (configuration item, for change,
incident)
3 Validasi ticket request
configuration item.
Pada ticket request configuration
item akan menampilkan form
(status approval, dan note /
deskripsi) atau keterangan pada
saat proses approval jika
diperlukan.
OK
Valiadasi ticket request for
change (RFC).
Pada ticket request for change
(RFC) akan menampilkan form
(status approval, date finish, dan
solution).
OK
Akses detail ticket request
configuration item.
Pada halaman detail ticket request
configuration item user dapat
melihat informasi secara lengkap
dengan data dari ticket request
tersebut, selain itu juga terdapat
form untuk memberikan komentar
pada setiap ticket request. Form
OK
263
komentar berguna jika sewaktu-
waktu user ingin mengetahui
bagaimana progress dari ticket
request yang diajukannya.
Akses detail ticket request for
change (RFC).
Pada halaman detail ticket request
for change (RFC) user dapat
melihat informasi secara lengkap
dengan data dari ticket request
tersebut, selain itu juga terdapat
form untuk memberikan komentar
pada setiap ticket request change.
Form komentar berguna jika
sewaktu-waktu user ingin
mengetahui bagaimana progress
dari ticket request yang
diajukannya.
OK
Akses detail ticket request
incident.
Pada halaman detail ticket request
incident, user dapat melihat
informasi secara lengkap dengan
data dari ticket request tersebut,
selain itu juga terdapat form
untuk memberikan komentar pada
setiap ticket request. Form
komentar berguna jika sewaktu-
waktu user ingin mengetahui
bagaimana progress dari ticket
request yang diajukannya.
OK
Manage data configuration item
4 Entry data configuration item Pada bagian ini akan
menampilkan form data sesuai OK
264
dengan kategori pilihan user, dan
setelah form terisi data akan
masuk ke dalam database yang
sesuai dengan kategori ketika
user memilih data saat pertama.
Edit data configuration item Data utama / data detail akan
tampil terlebih dahulu, kemudian
setelah user melakukan update
data, data kemudian tersimpan
kembali ke dalam database.
OK
Delete data configuration item Ketika data akan dihapus akan
muncul pesan konfirmasi
“Apakah data akan dihapus”,
setelah melanjutkan proses
submit maka data akan terhapus
dari database sistem.
OK
Add relationship configuration
item
Sistem akan menampilkan pilihan
menu add data yang terdiri dari
add (server, network, user device,
dan other service). Setelah
memilih kemudian melakukan
add data maka data tersebut akan
tersimpan kedalam database, dan
bisa terlihat hubungannya pada
menu view configuration item.
OK
Change – CI (configuration
item)
Sistem akan menampilkan data
detail configuration item terlebih
dahulu, kemudian akan
menampilkan form entry data
change configuration item,
OK
265
setelah itu user dapat melakukan
pengisian data / informasi
perubahan terkait item
configuration.
Manage problem & incident
5 Add new problem & support Sistem akan menampilkan form
entry informasi dari problem &
support, kemudian user mengisi
form tersebut dan data akan
tersimpan kedalam database.
OK
Update data problem & support Sistem akan memanpilkan data
detail dari problem & support,
kemudian user dapat melakukan
edit data tersebut dan data
perubahan akan ter-update
kedalam database kembali.
OK
Delete data problem & support Jika ingin melakukan proses
hapus data sistem akan
memberikan konfirmasi “apakah
data akan dihapus”, setalah
menyetujui proses tersebut, maka
data akan terhapus dalam
database.
OK
4.3.1.8 Melacak Kemajuan
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan iterasi ini adalah
35 hari, dengan menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan
ketentuan pada user story dan task card 1.1. Tahap ini mengacu pada
user story dan rencana peluncuran.
266
4.3.1.9 Menentukan Penerimaan
Berdasarkan pada kriteria sistem pada tahap iterasi 0, sudah
sesuai berdasarkan pada tahap perencanaan (planning) serta hasil
testing sudah sesuai dengan kebutuhan user, maka pengembangan
sistem dapat berlanjut pada proses iterasi selanjutnya yaitu iterasi 1
(satu).
4.3.2 Iterasi 1
Sesuai dengan recana pelepasan pada fase perencanaan, user story
yang diimplementasikan pada iterasi 1 adalah user story nomor 1.2. story
nomor 1.2 dilakukan pembuatan modul mange user, manage document &
procedure, modul pelaporan (report).
4.3.2.1 Membuat Kriteria Pengujian
a. Uji modul manage document & procedure (service catalog)
b. Uji manage user
c. Uji modul report (print / graph)
Untuk dapat mengetahui keberhasilan dari ktiteria pengujian
yang dibuat diatas, akan dilakukan beberapa langkah-langkah untuk
mengetahui kriteria keberhasilan. Langkah-langkah pengujian
tersebut sebagai berikut:
1) Admin atau IT Manager mengakses ke modul manage document
& procedure (service catalog).
267
2) Admin atau IT Manager masuk pada modul manage data user.
Kemudian untuk user dengan level admin atau manager
melakukan entry data new user, edit dan delete data user.
Sedangkan untuk level staf, view detail user dan account akses
user yang bersangkutan. Selain itu User dapat mengakses modul
history login. Untuk level staf hanya bisa melihat akses login
dirinya sendiri, sedangkan admin & manager dapat melihat akses
login semua user..
3) Admin dan IT Manager masuk kedalam modul report, report
data all configuration item, all ticket request configuration item,
all ticket request for change (RFC), dan ticket incident. Masing-
masing fitur tersebut memiliki fasilitas untuk melakukan cetak
data laporan tersebut.
Kriteria keberhasilan yang diinginkan adalah sebagai berikut:
1) Apabila admin dan manager dapat mengakses modul document
& procedure, mereka dapat melakukan proses penambahan data,
edit, ataupun menghapus data terkait. Selain itu user tersebut
juga dapat melakukan upload dokumen terkait jika dibutuhkan
dan menyimpannya sesuai dengan kriteria dokumen. Begitupun
dengan Service catalog dapat melakukan proses demikian serupa
add, edit, maupun delete data service.
2) Hasil pada modul “other” ini user dapat melakukan proses
penambahan data, edit, maupun menghapus data user. Untuk
268
user dengan level staf hanya dapat melihat detail informasi user,
dan view history login sesuai dengan akses login user yang
bersangkutan.
3) Pada modul “report” user dapat mengakses menu ini kemudian
sistem akan menampilkan hasil data baik grafik / pie chart,
kemudian user juga dapat melakukan proses print atau cetak data
laporan sesuai dengan pilihan menu report yang dipilih oleh
user.
4.3.2.2 Identifikasi Aktor & Identifikasi Usecase
Pada tahap ini kebutuhan identifikasi aktor dan identifikasi usecase
sudah terpenuhi pada proses iterasi sebelumnya, yaitu pada proses iterasi
0, pada poin 4.3.1.2 yang sama yaitu (identifikasi aktor & identifikasi
usecase)
4.3.2.3 Desain Proses
Pada tahap ini kebutuhan desain proses sudah terpenuhi pada
proses iterasi sebelumnya, pada poin 4.3.1.3.
4.3.2.4 Desain Database
Pada tahap ini kebutuhan desain proses sudah terpenuhi pada
proses iterasi sebelumnya, pada poin 4.3.1.4.
269
4.3.2.5 Desain Interface
Pada tahap ini desain interface mengacu pada analisis task
card 1.2 yang telah dibuat dituangkan pada User Interface Design.
User Interface Design ini merupakan bentuk tampilan muka yang
akan dilihat oleh user. Berdasarkan user story maka dibuat
rancangan user interface design :
1. Halaman Manage Document
Gambar 4.86 Halaman Manage Document
Gambar 4.86 merupakan gambar manage document,
dalam modul ini user dapat melakukan pengelolaan
informasi terkait dokumen tertentu, misalnya dokumen
Guarantee licence ataupun dokumen guidelines, dan user
juga dapat men-download dokumen tersebut jika
diperlukan.
270
2. Halaman Manage Service Catalog
Gambar 4.87 Halaman Manage Service Catalog
Gambar 4.87 merupakan gambar halaman manage
service catalog. Dimana user dapat mengakses modul ini
untuk mengetahui informasi terkait service yang dimiliki
oleh setiap departement terkait, baik business service,
ataupun technical service.
271
3. Halaman Manage User
Gambar 4.88 Halaman Manage User
Gambar 4.88 merupakan gambar halaman manage
service user. Pada modul ini user dapat mendata siapa saja
user yang dapat mengakses sistem management
configuration system (CMS) ini nantinya, dan melakukan
update, ataupun menghapus data tersebut.
272
4. Halaman Edit Account
Gambar 4.89 Halaman Edit Account
Gambar 4.89 merupakan gambar halaman edit
account. Fasilitas ini memungkinkan user memperbarui
data user account yang mereka miliki.
5. Halaman Access Document
Gambar 4.90 Halaman Acces Document
273
Gambar 4.87 merupakan gambar halaman access
Document. User dapat memgakses fasilitas ini untuk
sekedar mengetaui informasi dokumen apa saja yang
dimiliki, atau juga bisa men-download dokumen tersebut
jika tersedia dan dibutuhkan sewaktu-waktu.
6. Halaman Access Service Catalog
Gambar 4.91 Halaman Access Service Catalog
Gambar 4.91 merupakan gambar halaman accss
service catalog. User dapat memgakses fasilitas ini untuk
mengetaui informasi service apa saja yang dimiliki.
7. Halaman View History Login
Gambar 4.92 Halaman View History Login
274
Gambar 4.92 merupakan gambar halaman view
history login. Fasilitas ini bisa membantu user untuk
mengetaui siapa saja yang telah mengakses sistem
configuration management system (CMS).
8. Halaman View All Configuration items
Gambar 4.93 Halaman View All Configuration items
Gambar 4.93 merupakan gambar halaman view all
configuration items. Modul ini memungkinkan user untuk
dapat mengakses setiap onformasi terkait configuration
items.
275
9. Halaman View Report (graph)
Gambar 4.94 Halaman View Report (graph)
Gambar 4.94 merupakan gambar halaman view
report (graph). Pada modul ini admin dan juga manager
dapat melihat gambaran umum seputar configuration items,
dan juga ticket request dari setiap user (ticket configuration
item, change (RFC), ataupun incident).
4.3.2.6 Implementasi
Tahap implementasi kode program yang dibuat
berdasarkan desain tahap iterasi 0 dan iterasi 1. Pada tahap
ini maka akan dibuat kode program dan membuat database,
modul manage user, modul mange document & procedure,
276
modul edit account, dan modul report (graph). Untuk kode
program akan dilampirkan pada bagian lampiran listing
code program.
4.3.2.7 Melakukan Uji Penerimaan
Uji penerimaan tahap kedua dilakukan dengan menggunakan
pengujian black box testing juga seperti pengujian pada proses
pertama. Pengujian ini dilakukan dengan berdasarkan kriteria
pengujian sebelumnya pada 4.3.1.3.1. untuk hasil dari black box
testing dilakukan seperti berikut:
Tabel 4.62 Hasil Black Box Testing Phase 2 kriteria pengujian 4.3.1.3.1
No. Test case Hasil yang diharapkan Hasil
Manage document
1 User mengakses document &
procedure
Sistem dapat menampilkan
informasi document-procedure,
ataupun informasi service
catalog. User dapat mengunduh
dokumen sesuai dengan informasi
dokumen yang terdapat didalam
sistem.
OK
Admin & manager entry data
document
Sistem menampilkan form input
data dokumen, kemudian user
tersebut mengisi data dan
mengunggah file / dokumen
sesuai dengan keperluan, setelah
itu proses submit maka data dan
dokumen berhasil tersimpan
OK
277
kedalam sistem.
Admin & manager entry data
service catalog
Sistem menampilkan form input
data service catalog, kemudian
tersebut mengisi data setelah itu
proses submit maka data dan
service catalog berhasil tersimpan
kedalam sistem.
OK
Manage account
2 Manage user Untuk user level admin &
manager, sistem akan form entry
data new user, edit dan delete
data user. Sedangkan untuk level
staf, user tersebut hanya dapat
view detail user.
OK
View user account Semua user dapat melihat
informasi tentang data account
aksesnya didalam sistem ini.
OK
View history login Untuk level staf hanya bisa
melihat akses login dirinya
sendiri, sedangkan admin &
manager dapat melihat akses
login semua user.
OK
Menu report
3 View report configuration item Sistem akan menampilkan data
all configuration item, dan user
dapat melakukan proses print data
tersebut.
OK
View report all request ticket
configuration item
Sistem akan menampilkan data
all ticket request configuration
item, dan user dapat melakukan
OK
278
proses print data tersebut.
View report all ticket request
ticket for change (RFC)
Sistem akan menampilkan data
all ticket request for change
(RFC), dan user dapat melakukan
proses print data tersebut.
OK
View report all ticket incident Sistem akan menampilkan data
all ticket request incident, dan
user dapat melakukan proses print
data tersebut.
OK
4.3.2.8 Melacak Kemajuan
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan iterasi ini adalah
15 hari, dengan menyelesaikan semua pekerjaan yang telah ditentukan
pada user story dan task card 1.2.
4.3.2.9 Menetukan Penerimaan
Berdasarkan pada ketentuan pembangunan sistem pada tahap
iterasi 1, sudah sesuai berdasarkan pada tahap perencanaan (planning)
serta hasil pengujian sudah sesuai dengan kebutuhan user berdasarkan
hasil pengujian dengan black box testing. Dengan demikian, maka
pembangunan sistem berlanjut pada fase productionizing.
279
4.3.3 Hasil Uji Akhir
4.2.1.1 Uji Prerelease
Hasil uji prerelease sistem yang dikembangkan menggunakan data
perobaan. Berikut ini adalah struktur menu dari configuration management
system (CMS) yang digambarkan dalam sebuah diagram.
Gambar 4.95 Struktur manu Configuration Management System (CMS)
Gambar 4.95 dari gambar struktur menu configuration
management system (CMS) yang digambarkan, dapat dijelaskan masing-
masing fungsi dari menu yang dibuat sebagai berikut:
Configuration Management System (CMS)
Configuration
Management
Open ticket
request CI
Change
Control
Problem &
Incident
Document &
ProcedureReport Other Logout
Open ticket
request change
(RFC)
Open ticket
request incident
Manage TIcket
CI
Manage
configuration
item's
Relationship CI
Manage ticket
change (RFC)
Manage ticket
incident
Manage change
log CI
Manage problem
& support
Manage
document
Manage service
catalogue
Access service
catalogue
Access
document
All ticket
change (RFC)
All ticket
incident
All ticket
request CI
All configuration
item's
View history
login
Manage user
account
View User's
Account
Logout
Home
Home
Add New Item
CI
280
Home
Gambar 4.96 Tampilan Home Configuration Management System
(CMS)
Home merupakan halaman yang berisi tentang informasi
umum ringkasan proses request berbagai kejadian seputar
konfigurasi manajemen yang disajikan dalam tabel sederhana, dan
juga terdapat calendar.
Configuration Management
Menu ini berfungsi untuk melakukan pross pengelolaan informasi
(manage) seputar data request ticket dan data configuration item.
Dalam menu ini ada pembatasan hak akses tertentu yang tidak dapat
diakses oleh semua user, khusus untuk admin dan manager saja.
Berikut ini merupakan sub-menu yang saling terkait untuk
menjalankan proses configuration management :
281
Open Ticket Configuration Management
Gambar 4.97 Tampilan Open Ticket Request Configuration
Item
Pada menu ini semua user dapat mengaksesnya, karena ini
merupakan merupakan proses request ticket configuration item.
Informasi berisi tentang kebutuhan user akan suatu configuration
item-nya.
282
Manage Ticket Configuration items
Gambar 4.98 Tampilan Manage Ticket Request Configuration
Item
Pada menu ini hanya admin atau manager yang dapat
memgaksesnya. Menu ini berguna untuk melakukan perubahan
data / informasi ticket request jika diperlukan misalnya ada
kesalahan informasi pada ticket request tersebut. Pada fungsi detail
user dapat melihat informasi lengkap dari ticket request, untuk
admin atau manager dapat memberikan informasi tambahan
berupa proses (approve) dan (comment). Selai itu juga dapat
melakukan penghapusan data ticket request yang ada didalam
sistem.
283
Relationship of Configuration Management
Gambar 4.99 Tampilan Relationship of Configuration Item
Pada menu ini menyajikan informasi hubungan
(relationship) yang dimiliki oleh configuration item yang satu
dengan configuration item lainnya.
Add New Configuration Item
Gambar 4.100 Tampilan Add New Configuration Item
284
Pada menu ini menyajikan proses pendataan baru setiap
configuration items yang ingin didata kedalam sistem CMS. Proses
ini dapat dilakukan oleh admin ataupun manager, sedangkan staf
tidak bisa melakukan proses tersebut.
Manage Configuration items
Gambar 4.101 Tampilan Manage Configuration Item
Pada menu ini merupakan proses yang sangat penting
dalam sistem CMS. Pada fungsi detail, user dapat melakukan
beberapa kegiatan seperti (add component, action timeline, chage
configuration change), selain itu user juga dapat melakukan proses
edit data terkait configuration items, dan terakhir user juga dapat
melakukan penghapusan data terkait configuration items tersebut.
285
Change Control
Menu ini berfungsi untuk melakukan proses pengelolaan setiap
perubahan yang terjadi pada configuration items, yaitu perubahan yang
melalui proses ticket request fror change (RFC). Proses ini sangat
bergantung dengan proses sebelumnya yaitu Configuration
Management untuk mengubah informasi data seputar configuration
items tersebut. Dalam change control memiliki sub-menu sebagai
berikut :
Open Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.102 Tampilan Open Ticket Request for Change
(RFC)
Pada menu ini semua user dapat mengaksesnya, karena ini
merupakan merupakan proses request for change (RFC). Suatu
286
proses request terhadap perubahan terkait dengan configuration
items.
Manage Ticket Request for Change
Gambar 4.103 Tampilan Manage Ticket Request for Change
Pada menu ini hanya admin atau manager yang dapat
memgaksesnya. Menu ini berguna untuk melakukan perubahan
data / informasi ticket request for change (RFC) jika diperlukan
misalnya ada kesalahan informasi pada ticket request change
tersebut. Pada fungsi detail, user dapat melihat informasi lengkap
dari ticket request change, untuk admin atau manager dapat
memberikan informasi tambahan berupa proses (approve) dan
(comment). Selai itu juga dapat melakukan penghapusan data ticket
request change yang ada didalam sistem.
287
Change Log – Change Item
Gambar 4.104 Tampilan Change Log – Change Item
Pada menu ini menyajikan informasi perubahan-perubahan
yang telah terjadi pada setiap configuration items. Sedangkan
untuk proses perubahannya terjadi pada modul manage
configuration item.
Problem & Incident
Menu ini berfungsi untuk mengatasi setiap kejadian yang terjadi
seputar proses operasional dari configuration management system
(CMS). Modul ini bertujuan untuk mengelola kejaian sekaligus
menjadi suatu repository untuk knowledge error. Jadi setiap user dapat
melihat berbagai informasi seputar masalah yang terjadi dengan setiap
configuration items, maupun service yang diberikan pada modul ini,
dilengkapi dengan proses request ticket incident apabila problem yang
dihadapi / ditemukan belum terdapat dalam database, user dapat
288
melakukan request untuk kemudian dicari solusinya, dan admin akan
meng-update knowledge error tersebut didalam sistem CMS. Dalam
mdoul ini memiliki beberapa sub-modul yaitu :
Open Ticket Incident
Gambar 4.105 Tampilan Ticket Incident
Pada menu ini semua user dapat mengaksesnya, karena ini
merupakan merupakan proses request incident. Suatu proses
request terhadap kejadian / masalah yang terjadi berkaitan dengan
configuration items ataupun service yang diberikan.
289
Manage All Ticket Incident
Gambar 4.106 Tampilan Manage All Ticket Incident
Pada menu ini hanya admin atau manager yang dapat
memgaksesnya. Menu ini berguna untuk melakukan perubahan
data / informasi ticket incident jika diperlukan misalnya ada
kesalahan informasi pada ticket incident tersebut. Pada fungsi
detail, user dapat melihat informasi lengkap dari ticket request
incident, untuk admin atau manager dapat memberikan informasi
(comment). Selai itu juga dapat melakukan penghapusan data ticket
incident yang ada didalam sistem.
290
Manage Problem & Supoort
Gambar 4.107 Tampilan Manage Problem & Support
Pada menu ini manmpilkan proses pendataan setiap
knowledge error yang terjadi seputar configuration items ataupun
service yang diberikan. Proses ini selain itu juga dapat melakukan
proses edit informasi ataupun delete data tersebut.
Document & Procedure
Menu ini berfungsi untuk melakukan pengelolalan dokumen terkait
dengan configuration items ataupun service yang diberikan.
Didalamnya termasuk dengan service catalog yang berisi informasi
tetang service yang dimiliki oleh setiap departemen terkait dengan
proses bisnis dari CMS.
291
Manage Document
Gambar 4.108 Tampilan Manage Document
Pada menu ini adalah proses pengelolaan setiap dokumen
yang ada dalam sistem atau terkait dengan configuration items.
Pada proses ini juga terdapat proses lainnya seperti edit data dan
delete data dokumen.
Manage Service Catalog
Gambar 4.109 Tampilan Manage Service Catalog
292
Hampir sama pada proses manage document, pada menu ini
merupakan proses pengelolaan setiap data service yang dimiliki
oleh departement yang ada. Pada proses ini juga terdapat proses
lainnya seperti edit data dan delete data service.
Report
Menu ini berfungsi untuk memberikan informasi secara ringkas terkait
dengan configuration items ataupun seputar ticket request (ticket
configuration item, request for change (RFC), ataupun incident) yang
disajikan dengan tampilan berupa grafik ataupun tabel sesuai dengan
kebutuhan, dan dilengkapi juga dengan fitur print report tersebut.
All Configuration items
Gambar 4.110 Tampilan All Configuration items
Pada menu ini menyajikan informasi laporan terkait
configuration items, seperti hardware, peripheral, component, dan
softwere.
293
All Ticket Configuration Item
Gambar 4.111 Tampilan All Ticket Configuration Item
Pada menu ini menyajikan informasi terkait data ticket
request configuration items.
All Ticket Request for Change (RFC)
Gambar 4.112 Tampilan All Ticket Request for Change (RFC)
Pada menu ini menyajikan informasi terkait data ticket
request for change (RFC).
294
All Ticket Incident
Gambar 4.113 Tampilan All Ticket Incident
Pada menu ini menyajikan informasi terkait data ticket
request incident.
Other
Menu ini berfungsi untuk mengelola seputar user account dan juga
history login dari setiap user yang telah mengakses configuration
management system (CMS). Didalam modul ini terdapat sub-modul
yaitu :
Manage User Account
295
Gambar 4.114 Tampilan Manage User Account
Pada menu ini menampilkan proses pengelolan user yang
dapat mengakses sistem CMS ini. Admin atau manager dapat
melakukan pendataan setiap data user, melakukan edit, ataupun
menghapus data user tersebut.
My Account
Gambar 4.115 Tampilan My Account
Pada menu ini akan menyajikan informasi data user
account, dan user dapat melakukan pembaruan / update data akses
mereka terhadap sistem CMS tersebut.
History Login
296
Gambar 4.116 Tampilan History Login
Pada menu ini bagi admin & manager akan menampilkan
informasi login seluruh user yang menggunakan sistem ini,
sedangkan untuk staf akan menampilkan informasi login akses
sesuai dengan akses user tersebut.
Logout
Menu ini berfungsi untuk pelengkap, terdapat sub-menu yaitu menu
home untuk kembali lagi kehalaman awal, dan juga logout untuk
keluar dari sistem configuration management system (CMS).
Home
Pada menu ini akan kembali seperti tampilan pada Gambar
4.96, yaitu ke awal sistem.
Logout
Jika kita memilih menu ini maka sistem akan langsung
otomatis keluar dari configuration management system (CMS),
dan sistem akan menampilkan kembali halaman seperti pada
tampilan gambar pada saat kita melaukan login ke dalam sistem
ini.
Gambar 4.117 Tampilan Awal Sistem
297
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan dari penelitian mengenai Configuration
Management System PT. Radiant Utama Interinsco Tbk adalah sebagai
berikut:
1. Configuration Management System (CMS) yang dibangun berbasis web
sehingga mudah untuk diakses, mudah dioperasikan. Sistem ini
diharapkan dapat membantu organisasi dalam melakukan pengelolaan
infrastruktur IT menjadi lebih cepat (efektif).
2. Informasi yang disajikan dalam Configuration Management System
(CMS) terkait infrastruktur IT / Configuration Items (CI) menjadi lebih
detail, terkait status Configuration Items (CI), komponen didalamnya,
perubahan data, ataupun masalah terkait Configuration Items (CI) lebih
komprehensif.
3. Sistem mampu menyimpan banyaknya data infrastruktur IT /
configuration items (CI) yang dimiliki organisasi.
4. Organisasi menjadi lebih mudah dalam melakukan kontrol setiap
infrastruktur / configuration items (CI), mulai dari request awal
configuration item, permasalahan yang terjadi seputar configuration item
tersebut ataupun perubahan yang harus dilakukan (request for change).
298
5. Dengan Configuration Management System (CMS) proses bisnis lain
seperti management incident, chnge management, problem & support,
manage document, dapat ter-cover membuat proses menjadi lebih efisien
dengan resource yang minimum namun mampu memberikan respon
terhadap pelayanan secara maksimal..
6. User dapat melakukan proses request service manjadi terpisah
(pengelompokan), antara service request configuration items, request for
change, dan request incident.
7. Dalam mambangun Configuration Management System (CMS) proses
identifikasi setiap metadata / configuration items yang akan disimpan
dalam database sangat penting, untuk itu proses identifikasi metadata
(configuration items) terkait data items, komponen, relasi, serta service
lainnya yang terkait menjadi salah satu kunci dalam membangun
Configuration Management System (CMS) yang baik. Untuk tools
pendungkung lainya dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi /
perusahaan terkait (perangkat jalannya sistem (hardware), ataupun
software pendukung lainnya).
1.2 Saran
Pada Configuration Management System (CMS) ini, masih terdapat
keterbatasan dan kekurangan serta memerlukan perbaikan untuk
meningkatkan manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan pada
299
penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Configuration Management System (CMS) ini dapat dikembangkan
untuk menambahkan fitur-fitur lainnya seperti fitur (asset management,
release management, dan membahas informasi terkait jaringan lebih
detail).
2. Configuration Management System (CMS) ini dapat dikembangkan
agar lebih baik lagi dengan menggunakan framework, misalnya seperti
(Information Technology Infrastructure Library (ITIL) ISO, dan
lainnya).
3. Sistem dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi suatu sistem Utility
Performance / Monitoring Performance.
4. Penelitian atau pengembangan sistem bisa menggunakan metodologi
lain dalam Agile Method seperti metode scrum, dsdm, ataupun metode
lainnya untuk mendapatkan hasil dokumentasi pengembangan yang
lebih baik.
300
DAFTAR PUSTAKA
Abrahamsson, O. S. (2002). Agile Software Development Method. Finlandia:
Julkaisija - Utgivare.
Addy, R. (2007). Effective IT Service Management to ITIL and Beyond !
Springler.
Ahuja, A. A. (2007). Developing Web-Enabled Decision Support System Using
Access, VB.Net, and ASP.NET. US: Dynamic Ideas.
Alan Dennis, B. H. (2005). System Analysis and Design with UML Version 2.0.
United States: Wiley.
Aleksic, A. (2010). Configuration Management and ICT: A Case Study of
Improving Quality of Process by System Virtualization. 4th International
Quality Conference.
Alnoukari, A. A. (2012). Business Intelligence and Agile Methodologies for
Knowledge - Based Organizations. United States: IGI GLobel Business
Science Reference.
Ambler, S. (2002). Agile Modelling: Effective Pratices for Extreme Programming
and The Unified Process. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Axel Buecker, J. B. (2013). IT Service Management Best Practise Using IBM
SmartCloud Control Desk. United States America: International Business
Machines Coorporation. IBM Corp.
Bates, R. J. (2000). Network Management SNMP. McGraw-Hill.
Casanova, G. O. (2009). The CMDB Imperative How to Realize The Dream and
Avoid The Nightmares. Boston: Pearson Education.
Chetankumar Patel, a. M. (2009). Story Card Based AgileSoftware Development .
International Journal of Hybrid Information Technology, 3.
Couter, S. P. (2005). Manajemen. New Jersey: Pearson Education .
Dennis A, W. B. (2009). Systems Analysis Design UML Version 2.0 An Object-
Oriented Approach Third Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Faranello, S. (2012). Balsamiq Wireframe Quick Guide . BIrmingham, UK: Packt
Publishing.
Frais, T. (2009). Implementation of ISO/IEC 20000 Standart in IBM Relational
Method COmposer. Brno, autumn: Masaryk University.
301
Galin, D. (2004). Software Quality Assurance From Theory to Implementation.
England: Pearson Education .
Grady Booch, J. R. (2001). Developing Software with UML. The Addison -
Wesley.
Graupner, A. S. (2005). Web Services in The Enterprise Concepts, Standarts,
Solutions, and Management. New York: Springler Science.
Hass, A. M. (2002). Configuration Management Principles and Pratice. Addison
Wesley.
Heschl, G. H. (2008). Aligning Cobit 4.1, ITIL V3 and ISO/IEC 27002 for
Business Benefit. Uinited States of America: IT Governance Institute.
Hunt, J. (2006). Agile Software Construction . United States: Springler.
Jack D. Becker, U. S. (2007). IT Service Management / Governance. ITSM-
Governance.
Jogiyanto. (2004). Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman,
Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: ANDI.
Jogiyanto. (2008). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur,
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2008). Dasar Pemrograman WEB Dinamis menggunakan PHP.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Kristanto, A. (2003). Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Liu Ying, X. L. (2009). Key Issues for Implementing Configuration Managament.
Proceeding of The 2009 International Symposium on Web Information
System and Application (WISA'09), 347-350.
Long, J. O. (2012). ITIL 2011 At A Glance. Springler.
Madcoms. (2009). Panduan Lengkap Adobe Dream Weaver. Yogyakarta: Andi.
Marakas, G. M. (2006). System Analysis Design an Active Approach. United
State: McGraw-hill.
Masasi, I. (2006). Request and Main Problems Regarding Configuration
Management in Open System Development - Management in Short Term.
FUJITSU Sci Conggested Developments , 356-363.
Mathiassen, A. (2000). Object Oriented Analysisi & Design.
McLeod, R. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
302
Menken, I. (2008). Configuration Management Best Pratice Handbook: Building
Running and Managing a Configuration Management Database (CMDB) -
Ready to use supporting document bringing ITIL Therory into Practice.
Emereo Pty Ltd .
Moriera, M. E. (2010). Adapting Configuration Management for Agile Teams.
Glasgow: Wiley.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Norfolk, S. L. (2010). Configuration Management Expert Guidlinece for IT
Service Manager and Practicioners. United Kingdong: BSC The
Chartered Institute for IT UK.
Nugroho, B. (2005). Database Relational dengan MySQL. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
Pekka Abrahamsson, O. S. (2002). Agile Software Development Methods Review
and Analysis. Finland: Julkaisika - Utgivare.
Prianka, G. (2013). Configuration Management and PLM. International Journal
of Engineering Research & Technology (IJRT), Vol 2.
Priestley, M. (2003). Pratical Object - Oriented Design With UML. United
Kingdom: Mc Graw-Hill .
Rizki, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak . Jakarta: PT Prstasi
Pustakaraya.
Shalahudin, R. A. (2011). Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan
Berorientasi Objek). Bandung: Modula.
Sibero, & Alexander, F. (2011). Kitab SUci Web Programming. Yogyakarta:
Mediakom.
Simarmata, J. (2007). Perancangan Basis Data. Yogyakarta: Andi.
Sugiarti, Y. (2013). Analisis dan Perancangan UML (Unified Modeling
Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutabri, T. (2005). Sistem Informasi Manajemen . Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Wahana Komputer. (2009). PHP Programming. Yogyakarta: Andi.
Wahyudi, B. (2008). Konsep Sistem Informasi dari BIT sampai ke database.
Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Watson, K. D. (2006). CMDB in 5 Ssteps A Project Guidline for Implementing A
Configuration Management Database. White Paper iET Solution, 9.
303
Whitten, K. C. (2004). System Analysis and Design Methods. Mc Graw Hill.
304
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Contoh document form IT Service Request (ITSR)
4
4. Contoh Data Aplikasi Divisi IT PT Radiant Utama Interinsco TBK
No Application Name Application Description
1 MPS Payroll System (Desktop
Application)
Aplikasi yg digunakan untuk menghitung dan
memproses gaji karyawan baik karyawan
overhead maupun karyawan project.
2 RUIS204 (Desktop Application)
Aplikasi ERP untuk permintaan
biaya/barang/service di perusahaan Radiant
Utama Interinsco
3 RUIS2012 (Desktop Application)
Aplikasi yang digunakan untuk user melakukan
permintaan tiket pesawat apabila user tersebut
ada kebutuhan/tugas perjalanan dinas ke cabang
4 Microsoft Dynamics AX
(Desktop Application)
Aplikasi ERP untuk permintaan
biaya/barang/service di perusahaan Supraco
Indonesia
5 SUNSystem (Desktop
Application)
Aplikasi jurnal untuk mendukung aplikasi
RUIS204
6 M-Files (Desktop Application)
Aplikasi document management system yang
digunakan oleh semua user untuk
menyimpan/share dokumen
7 Radiant Job Portal (Web
Application) Aplikasi untuk recruitment karyawan baru.
5
5. Strutur Organisasi IT & Knowledge Management Division
Tugas setiap departemen dalam divisi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Position Shared Service and Knowledge Management Dept.
Head :
o Menyediakan layanan IT yang dapat menunjang
kegiatan operasional perusahaan agar berjalan secara
optimal
o Memastikan bahwa seluruh kegiatan di IT Dept.
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan
mematuhi standar manajemen kualitas (Quality
Management) dan manajemen K3L (SHE Management)
dan SNI 17020 yang ditetapkan oleh perusahaan.
o Mengacu kepada SKD tentang batas otorisasi
kewenangan keuangan.
o Menyusun rencana kerja tahunan departemen IT.
6
o Menyusun design IT perusahaan secara keseluruhan.
o Mengkoordinasikan kegiatan pada bidang IT.
o Memastikan apikasi IT berjalan dengan baik.
o Server beroperasi secara optimal dan tidak mengalami
shut down lebih dari 4 jam kerja.
o Masalah-masalah karyawan terkait IT dapat
diselesaikan secara cepat dan tuntas.
2. Posisi System Support Staf :
o Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan
sistem IT dalam perusahaan.
o Membantu memecahkan permasalahan dalam
penggunaan sistem informasi yang dihadapi user.
o Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
o Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem
informasi.
o Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
o Melakukan internal testing software aplikasi.
o Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
o Membuat laporan aktivitas secara periodik dan
dilaporkan ke Section Head.
o Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
o Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik,
handal serta dapat memenuhi kebutuhan operasional
bisnis perusahaan.
3. Position System Support Section Head :
o Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan
system IT dalam perusahaan.
o Membuat rencana penyelesaian pemeliharaan program
aplikasi.
7
o Membantu memecahkan permasalahan dalam
penggunaan sistem informasi yang dihadapi user.
o Membantu IT cabang dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi.
o Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
o Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem
informasi.
o Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
o Melakukan internal testing software aplikasi.
o Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
o Membuat laporan aktivitas secara periodik dan
dilaporkan kepada Dept. Head.
o Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
o Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik,
handal serta dapat memenuhi kebutuhan operasional
bisnis perusahaan.
4. Position System Support Supervisor :
o Melakukan proses pengembangan dan pemeliharaan
sistem IT dalam perusahaan.
o Membantu memecahkan permasalahan dalam
penggunaan sistem informasi yang dihadapi user.
o Melakukan pemeliharaan program aplikasi.
o Melakukan pembelajaran kepada pengguna sistem
informasi.
o Melakukan instalasi dan implementasi penerapan sistem
informasi dan telekomunikasi.
o Melakukan internal testing software aplikasi.
o Membuat berita acara penyerahan software aplikasi.
o Membuat laporan aktivitas secara periodik dan
dilaporkan ke Section Head.
8
o Penyelesaian pembuatan aplikasi tepat waktu.
o Seluruh aplikasi yang terkait IT berjalan dengan baik,
handal serta dapat memenuhi kebutuhan operasional
bisnis perusahaan.
5. Position Server & Network Staf :
o Membantu para karyawan menyelesaikan masalah di
bidang IT (seperti install program, menangani virus,
dsb) secara cepat dan efektif agar kinerja perusahaan
berjalan dengan optimal.
o Memastikan tersedianya semua layanan sistem
informasi.
o Bertanggung jawab atas tersedianya back up data dan
menyimpannya dalam lemari tahan api.
o Memastikan tersedianya sistem keamanan data dan
jaringan.
o Memastikan spesifikasi peralatan sistem informasi dan
telekomunikasi sesuai dengan PO.
o Memonitor aktivitas server.
o Maintenance server dan peralatan pendukung secara
periodik.
o Melakukan perbaikan perangkat komputer dan
peralatan pendukung.
o Menangani permasalahan perangkat teknologi informasi
yang dihadapi user.
o Membuat laporan aktivitas secara periodik dan
dilaporkan kepada Section Head.
o Server beroperasi secara optimal dan mengalami shut
down selama jam kerja maksimum 4 jam.
o Masalah-masalah karyawan terkait IT dapat
diselesaikan secara cepat dan tuntas.
9
6. Hasil wawancara
User : Bpk Budy Syarif
Jabatan : IT Section Head
Hasil Wawancara
Ridwan Apakah diperusahaan ini sudah memiliki sistem yang digunakan
untuk melakukan pengelolaan infrastuktur IT ?
Bpk. Budy Belum, hanya kami coba menangani proses tersebut secara semi
komputer artinya dengan mnggunakan (log-book).
Ridwan Seperti apakah proses yang berjalan saat ini, bagaimana prosesnya
Pak ?
Bpk. Budy Jadi untuk proses pendataan setiap item infrasturktur. Akan didata
menggunakan (log-book), log-book sendiri merupakan form yang
harus diisi untuk dapat mengetahui informasi apa saja yang dimiliki
oleh organisasi terkait setiap item infrasturktur.
Ridwan Dari proses yang sudah berjalan, menurut Bapak, adakah yang
masih kurang dan yang ingin diharapkan nantinya ?
Bpk. Budy Informasi terkait pengelolaan belum dilakukan secara maksimal,
selain itu pada proses pelaporannya juga demikian.
Ridwan Bisa jelaskan gambaran dari proses pengelolaan infrastruktur IT
dan mungkin dengan bagian-bagaian terkait lainnya ?
Bpk. Budy Mula-mulanya adalah, misal. Terjadi permintaan pengantian item
dari user terkait item infrasturktur / device baru. IT Section head
akan melakukan pengecekan terhadap kebutuhan dari user tersebut,
apabila sesuai dengan kebutuhan akan dilanjutkan pada
departement warehouse. Pada departemen tersebut akan dilakukan
pengecekan terlebih dahulu apakah item yang dibutuhkan user
tersedia atau tidak, jika tersedia maka item akan langsung
diserahkan pada bagian IT dan didata menggunakan log-book tadi
seperti penjelasaan sebelumnya. Misalnya tidak ada, maka
departemen warehouse akan melakukan request kebagian purchase,
dari departement tersebut akan dilakukan rapat terlebih dengan
departemen-departemen terkait terlebih dahulu karena menyangkut
faktor financial.
12
9. Source code program
Index.php <?php error_reporting(0); ob_start(); session_start(); include"koneksi.php"; if(!empty($_SESSION["id_user"]) or !empty($_SESSION["nama"])){ header("location:home.php"); }else{ ?> <!DOCTYPE html> <!--[if lt IE 7]> <html class="lt-ie9 lt-ie8 lt-ie7" lang="en"> <![endif]--> <!--[if IE 7]> <html class="lt-ie9 lt-ie8" lang="en"> <![endif]--> <!--[if IE 8]> <html class="lt-ie9" lang="en"> <![endif]--> <!--[if gt IE 8]><!--> <html lang="en"> <!--<![endif]--> <head> <meta charset="utf-8"> <meta http-equiv="X-UA-Compatible" content="IE=edge,chrome=1"> <title>CMS</title> <link rel="stylesheet" href="css/style.css"> <link href="/templates/radianttemplate/favicon.ico" rel="shortcut icon" type="image/vnd.microsoft.icon" /> <link a href="favicon.ico" rel="shortcut icon"> <!--[if lt IE 9]><script src="//html5shim.googlecode.com/svn/trunk/html5.js"></script><![endif]--> </head><body> <div class="login-help"> <p><strong>~ PT Radiant Utama Interinsco Tbk ~</strong></p></strong> <p><strong>Welcome to CMS</strong></strong></p> </div> <section class="container"> <div class="login"> <h1>Configuration Management System</h1> <form method="post" action="cek-login.php"> <p><input type="text" name="email" placeholder="Your Email" required></p><p><input type="password" name="password" placeholder="Password" required></p><p class="submit"><input type="submit" name="submit" value="Login"></p> </form></div> <div class="login-help"> <p><strong>itsupport@radiant.co</strong></p> </div> </section> </body> </html> <?php } ?>
Home.php <?php include "koneksi.php"; include "cek-session.php"; ?> <!DOCTYPE html> <html><head> <meta charset="UTF-8"> <title>RUI ~ CMS</title> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="themes/default/easyui.css"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="themes/icon.css"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="demo.css"> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="css/style1.css" media="screen"/> <link rel="stylesheet" href="css/normalize.css"> <link href="/templates/radianttemplate/favicon.ico" rel="shortcut icon" type="image/vnd.microsoft.icon" /> <link a href="favicon.ico" rel="shortcut icon"> <script type="text/javascript" src="datagrid-detailview.js"></script> <script type="text/javascript" src="jquery-1.8.0.min.js"></script> <script type="text/javascript" src="jquery.easyui.min.js"></script> <script type="text/javascript" src="jquery-1.8.2.min"></script> <script type="text/javascript" src="jquery.min.js" ></script> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"> <style type="text/css"> <style type="text/css"> body,td,th { color: #666; } </style> </head> <body class="easyui-layout"> <div data-options="region:'north',border:false" style="height:60px;background:#489191;padding:10px"><img src="Logo_radiant.jpg" width="450" height="35"></div> <div data-options="region:'west',split:false,collapsed:false,title:'Welcome'" style="width:250px;padding:10px;"> <!--Menu Dropdown Area--> <div class="container"> <?php
13
<ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=allconfig">All Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=ticketci">Ticket CI</a></li> <li><a href="?menu=ticketrfc">Ticket Change RFC</a></li> <li><a href="?menu=ticketincident">Ticket Incident</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Other<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=alluser">Manage User's</a></li> <li><a href="?menu=myaccount">My Account</a></li> <li><a href="?menu=loginhistory">History Login</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Logout<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="http://localhost:8080/new-cms/home.php">Home</a></li> <li><a href="logout.php">Logout</a></li> </ul> </li> </ul> <div class="easyui-calendar" style="width:220px;height:180px;"></div> </div> <?php }else{ ?> <ul> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Configuration Management<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=openticketci">Open Ticket Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=allticketci">All Ticket Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=allci">Relationship of Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=manageci">All Configuration Item's</a></li> </ul> </li>
if(($_SESSION['level'] == "Admin") or ($_SESSION['level'] == "Manager")) { ?> <ul> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Configuration Management<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=openticketci">Open Ticket Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=allticketci">Manage Ticket Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=allci">Relationship of Configuration Item's </a></li> <li><a href="?menu=addnewci">Add New Configuration Item's</a></li> <li><a href="?menu=manageci">Manage Configuration Item's</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Change Control<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=openrfc">Open Ticket Change RFC</a></li> <li><a href="?menu=allrfc">Manage Ticket Change RFC</a></li> <li><a href="?menu=changeci">Change Log - Change Item</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Problem & Incident<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=openincident">Open Ticket Incident</a></li> <li><a href="?menu=allincident">Manage All Ticket Incident</a></li> <li><a href="?menu=allsupport">Manage Problem Support</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Document & Procedure<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=uppdoc">Manage Document</a></li> <li><a href="?menu=uppservice">Manage Service Catalog</a></li>
14
<li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Change Control<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <script src="js/index.js"></script> </div> <div data-options="region:'south',border:false" style="height:40px;background:#489191;padding:10px;"><strong>Copyright © 2014 ridwan.attaufiq. All Rights Reserved</strong></div> <div data-options="region:'center',title:'Hello<?php echo" $_SESSION[nama_pegawai]";?> , you are logged in as <?php echo "$_SESSION[level]"?>'"><?php include"content.php";?> </div> </body> </html> <?php include "koneksi.php" ; include "cek-session.php"; $id_ci = $_POST['computer']; $id_ci1 = $_POST['c']; // Server & Server if ($_POST['computer'] != "" and $_POST['id_ci1'] == ""){ $computer = mysql_query ("SELECT * from computer"); $c = 0 ; $cekdata = "select * from ci_relation where id_ci = '$id_ci' "; $ada = mysql_query($cekdata) or die(mysql_error()); if(mysql_num_rows($ada)>0) { die("Opps, Items Configuration Already Exist !"); } while ($tampil_computer = mysql_fetch_array($computer)){ if ($_POST[$c] != "") { $save = mysql_query ("INSERT into ci_relation (id_ci_relation, id_ci, id_ci1)VALUES(null, '$_POST[computer]', '$_POST[$c]')") or die (mysql_error()); }$c++; } } if($save){ echo " <center><a href =
</ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Report<i class="icon-arrow"></i></a> <li><a href="?menu=openrfc">Open Ticket Change RFC</a></li> <li><a href="?menu=allrfc">All Ticket Change RFC</a></li> <li><a href="?menu=changeci">Change Log</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Problem & Incident<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=openincident">Open Ticket Incident</a></li> <li><a href="?menu=allincident">All Ticket Incident</a></li> <li><a href="?menu=allsupport">All Problem Support</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Document & Procedure<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=uppdoc">All Document </a></li> <li><a href="?menu=uppservice">All Service Catalog</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Other<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="?menu=alluser">All User's</a></li> <li><a href="?menu=myaccount">My Account</a></li> <li><a href="?menu=loginhistory">History Login</a></li> </ul> </li> <li class="dropdown"> <a href="#" data-toggle="dropdown">Logout<i class="icon-arrow"></i></a> <ul class="dropdown-menu"> <li><a href="http://localhost:8080/new-cms/home.php">Home</a></li> <li><a href="logout.php">Logout</a></li> </ul> </li> </ul> <div class="easyui-calendar"
15
home.php?menu=allci>Success to add relation !</center></a>"; //header ("location: addrelation.php?alert=berhasil"); } ?>
style="width:220px;height:180px;"></div> </div> <?php } ?> <?php include "koneksi.php"; include "cek-session.php"; if($_POST['resolution'] == ""){ echo"Change Configuration Item!"; } else{ echo""; } $id_change = $_POST['id_change']; $type_of_change = $_POST['select_type_change']; $name_item = $_POST['name_item']; $resolution = $_POST['resolution']; $realitation = $_POST['realitation']; $id_ticket_change = $_POST['id_ticket_change']; $id_ci = $_POST['id_ci']; $save = "INSERT INTO ci_change (id_change, type_of_change, name_item, resolution, realitation, id_ticket_change, id_ci)VALUES(null, '$type_of_change', '$name_item', '$resolution','$realitation', '$id_ticket_change', '$id_ci')" ; $do_save = mysql_query($save) or die (mysql_error()); if($save){ header("location:home.php?menu=manageci"); } ?>
top related