babiii analisispendekatanprogramarsitekturrepository.unika.ac.id/16229/4/13.11.0154 ryan anggoro...
Post on 08-Jun-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
77
BAB III
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
III.1 Analisa Pendekatan Arsitektur Terminal Penumpang Pelabuhan
III.1.1. Studi Aktivitas
A. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan Utama
Kegiatan Utama Merupakan kegiatan yang berhubungan
langsung dengan proses pemberangkatan dan kedatangan
penumpang kapal.
Tabel III.1 Kelompok Kegiatan Utama
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
JENIS KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFAT KEGIATAN
Pengangkutan
Anjungan Penumpang Turun dari Kendraan
PublikPengantar/Penjemput Menjemput/ Mengantarpenumpang
Loket Penumpang Membeli Tiket Kapal
PublikPenyedia AngkutanKapal
Melayani Pembelian Tiket
Ruang Lapor Diri(check in)
Penumpang Pemeriksaan Barang
Semi Publik
Menukarkan Tiket Kapal
Menyerahkan Baranguntuk Bagasi
Petugas Bea Cukai Memindai Penumpang
Memindai Barang
Petugas AdministrasiMelayani Penukaran TiketKapal
Melayani PenangananBagasi
78
Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi
Ruang TungguKeberangkatan
PenumpangMenungguKeberangakatan Kapal
PrivatPetugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi
Ruang TungguKedatangan
Penumpang Mengambil Bagasi
Privat
Pemeriksaan Barang
Pemindian Penumpang
Petugas Bea Cukai Memindai Penumpang
Memindai Barang
Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Kegiatan Penunjang
Kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan bidang
transportasi yang ada di terminal Pelabuhan
Tabel III.2 Kelompok Kegiatan Penunjang
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFAT
KEGIATAN
PelayananGedung
Anjungan Penumpang Turun dari Kendaraan
Publik
Mencari Informasi
Menelpon
Mngambil Uang
Makan/ Minum
Buang Air
Membeli Majalah
79
Membeli Oleh-oleh
Peilik Tenant Melayani Pembeli
Pengantar/PenjemputMenungguKeberangakatan/Kedatangan Kapal
Petugas Keamanan Memberi Informasi
Menjaga Keamanan
Ruang Lapor Diri(check in)
Penumpang Mencari Informasi
Semi Publik
Menitipkan Bagasi
Periksa Kesehatan
PorterMembawa BarangBagasi
Petugas Kesehatan Memeriksa Kesehatan
Memberi pengobatan
Petugas Karantina Melakukan Karantina
Ruang TungguKeberangkatan
Penumpang Menelpon
Privat
Mngambil Uang
Makan/ Minum
Buang Air
Membeli Majalah
Membeli Oleh-oleh
Menyusui
Merokok
Istirahat
MenungguKeberangakatan Kapal
Pemilik Tenant Melayani Pembeli
Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi
80
Mengarahkan CalonPenumpang
Pintu Darurat Semua Pengguna Jalan/ lari Publik
Sumber : Analisa Pribadi
Kegiatan Pengelola
Kegiatan Pengelola adalah untuk mengatur jalanya kegiatan
pelabuhan dari keselamatan, kenyamanan, hingga tindak pidana di
pelabuhan laut.
Tabel III.3 Kelompok Kegiatan Pengelola
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFATKEGIATAN
PengelolaanPelabuhan
Kantor UPTDPelabuhan
Kepala UPTD Mengelola JalanyaPelabuhan
Semi Publik
Menerima Tamu
Kasubag TataUsaha
Bekerja
Menerima Tamu
WakasubagTata Usaha
Bekerja
Menerima Tamu
Staff Bekerja
Menyimpan Arsip
StaffAdministrasi
Bekerja
Menyimpan Arsip
Memberi INformasi
Kantor Sub Bag. Tata Urusan Keuangan Semi Publik
81
Syahbandar Usaha Kepegawaian danUmum
Hukum dan Humas
SeksiKelaiklautanKapal
Mengawasikelayakan Kapal
seksi Laiklayardan Kelauatan
MengawasiKeselamatan Layar
Menerbitkan IjinLayar
SeksiKetertiban danPatroli
Penyidikan tindakPidana Pelayaran
Memandu Kapal
Kepabeanan
R. Kepala BeaCukai
Kepala KantorKoordinasi KegiatanDirektorat Jenderal
Semi Publik
R. SubbagUmum
TU danKepegawaian
Urusan TU danKepegawaian
Menyusun rencanaKerja
Menyusun LaporanAkuntabilitas
Keuangan Mengurusi Keuangan
KesejahteraanPegawai
Urusan rumahTangga
melakukan urusanRumah Tangga danPerlengkapan
R. Kasi P2 Kasi P2 PencegahanPelanggaran Aturan
Penindakan
82
Pelanggaran Aturan
Penyidikan TindakPidana Pelayaran
R. Bendahara Sie.AdministrasiPenerimaandan Jaminan
Pengadministrasianbea masuk
Pengadministrasianbea keluar
Denda Administrasi
sie.AdministrasiPenagihan danPengembalian
PenagihanKekurangan BeaMasuk
PenagihanKekurangan BeaKeluar
Denda Administrasi
Penyitaan
Pelelangan
sie.AdministrasiManifes
Penerimaan Manifes
PendistribusianManifes
Penyelesaian Manifes
PelayananPengangkutan Barang
R. PelayananKepabeanandan Cukai
Kasi KPC Pelayanan TeknisKepabeanan
Pelayanan fasilitasKepabeanan
R. Penyuluhandan Layanan
Sie.Penyuluhan
PenyuluhanKepabeanan
83
Informasi Sie. LayananInformasi
Pelayanan Informasi
BimbinganKepabeanan
R. KepatuhanInternal
Sie. PelayanandanAdministrasi
PengawasanPelaksanaan Tugas
Evakuasi Kinerja
Sie.Pengawasan
PengawasanPelaksanaan Tugas
Penyidikan danPenindakan TindakPidana
Penjagaan
R. Concierge Concierge Menjalankan AturanComcierge
Semi Publik
Mengatur JadwalKerja Bawahan
Menetapkan Tugasbawahan
Ball Captain Mengawasi KejaBawahan
Melaksnakan Inspeksiterhadap bawahan
PelayananPengelola
R. RapatSeluruhPekerjaPelabuhan
Rapat
PrivatR. Arsip Staff Menyimpan Arsip
Menata Arsip
Mengambil Arsip
R. Fotokopi Seluruh Staff Memfotokopi
Sumber : Analisa Pribadi
84
Kegiatan Service
Tabel III.4 Kelompok Kegiatan Service
KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
JENIS KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFAT KEGIATAN
Teknis
R. CCTV Petugas Keamanan Memantau CCTV
Privat
R. Genset Petugas Lapangan Menyalakan Genset
Mematikan Genset
Teknisi Memperbaiki Genset
Menyalakan Genset
Mematikan Genset
R. Panel Petugas lapangan Menyalakan Panel
Mematikan Panel
Teknisi Memperbaiki Panel
Menyalakan Panel
Mematikan Panel
R. pompa Petugas Lapangan Menyalakan Pompa
Mematikan Pompa
Teknisi Memperbaiki pompa
Menyalakan Pompa
Mematikan Pompa
TPS TerminalPenumpangPelabuhan
Petugas Lapangan Mengecek Kondisi TPS
Mengelola TPS
PetugasKebersiahan
Memindahkan Sampah
Memilah Sampah
Service
Toilet Seluruh Pelaku Buang Air
PublikMusholla/Masjid Seluruh Pelaku Wudhu
Beribadah
Atm Center Seluruh Pelaku Mengambil Uang
85
Tenpat Parkir Petugas Parkir Mengatur Kendaraan Parkir
Pengantar Memarkir Kendaraan
Sumber : Analisa Pribadi
B.Pola Kegiatan
Penumpang Berangkat
Skema III.1 Pola Kegiatan Penumpang Berangkat
Penumpang Turun
Skema III.2 Pola Kegiatan Penumpang Datang
Penumpang Transit
Skema III.3 Pola Kegiatan Penumpang Transit
86
Kru dan Nahkoda Kapal
Skema III.4 Pola Kegiatan Kru dan Nahkoda Kapal
Penyedia Jasa Angkutan Laut
Skema III.5 Pola Kegiatan Penyedia Jasa Angkutan Laut
Pengelola Pelabuhan
Skema III.6 Pola Kegiatan Pengelola Pelabuhan
Petugas Kesehatan
Skema III.7 Pola Kegiatan Petugas Kesehatan
87
Petugas Keamanan
Skema III.8 Pola Kegiatan Petugas Keamanan
Penjual
Skema III.9 Pola Kegiatan Penjual
Penjemput Pengantar
Skema III.10 Pola Kegiatan Pengantar/ Penjemput
88
Taxi / Bus
Skema III.11 Pola Kegiatan Taxi dna Bus
C.Waktu Operasional Gedung Terminal
Tabel III.5 Tabel Waktu Operasional Gedung Berdasarkan Pelaku
NOJENIS
KEGIATANPELAKU
WAKTUOPERASIONAL
1 PenumpangPenumpang Berangkat 24 jam
Penumpang Datang 24 jam
2Pengantar/Penjemput
Pribadi 24 jam
Taxi 24 jam
Bus 6.00-18.00
3Petugas
Pelabuhan
Penyedia Angkutan Laut 24 jam
Petugas Bea Cukai 24 jam
Petugas Keamanan 24 jam
Petugas Kesehatan 24 jam
4 Penunjang Penyewa Tenant 24 jam
5PengelolaPelabuhan
Kepala UPTD Pelabuhan 08.00-16.00
Kasubbag Tata UsahaUPTD
08.00-16.00
Wakasubbag Tata UsahaUPTD
08.00-16.00
89
Staff UPTD
Staff Administrasi UPTD 08.00-16.00
6 Kepabeanan
Subbag Tata UsahaSyahbandar
08.00-16.00
Seksi Kelaiklautan Kapal 08.00-16.00
Seksi Laiklayar danKelauatan
24 jam
Seksi Ketertiban danPatroli
24 jam
7 Bea Cukai
Kepala Kantor Bea Cukai 08.00-16.00
TU dan Kepegawaian 08.00-16.00
Keuangan 08.00-16.00
Urusan Rumah Tangga 08.00-16.00
Kasi P2 24 jam
Sie. AdministrasiPenerimaan dan Jaminan
24 jam
sie. AdministrasiPenagihan danPengembalian
24 jam
sie. Administrasi Manifes 08.00-16.00
Kasi KPC 08.00-16.00
Sie. Penyuluhan 08.00-16.00
Sie. Layanan Informasi 08.00-16.00
Sie. Pelayanan danAdministrasi
08.00-16.00
Sie. Pengawasan 08.00-16.00
8 Service Concierge 08.00-16.00
90
Ball Captain 24 jam
Teknisi 24 jam
Petugas Kebersihan 24 jam
Porter 24 jam
Petugas Parkir 24 jam
Sumber : Analisa Pribadi
III.1.2 Studi Fasilitas Terminal Penumpang Pelabuhan Laut
A. Pendekatan Kebutuhan Gedung Terminal
Fasilitas ruang yang di butuhkan berdasarkan studi
aktivitas pelaku pada terminal penumpang pelabuhan adalah
sebagai berikut.
Tabel III.6 Kelompok Kegiatan Utama
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFATKEGIATAN
INDOOR/OUTDOOR
Pengangkutan
Anjungan Penumpang Turun dariKendaraan
Publik
Indoor
Pengantar/Penjemput
Menjemput/Mengantarpenumpang
Indoor
Loket Penumpang Membeli TiketKapal
Publik
Indoor
PenyediaAngkutanKapal
MelayaniPembelian Tiket
Indoor
Ruang Lapor Penumpang Pemeriksaan Semi Indoor
91
Diri (check in ) Barang Publik
MenukarkanTiket Kapal
Indoor
MenyerahkanBarang untukBagasi
Indoor
Petugas BeaCukai
MemindaiPenumpang
Indoor
MemindaiBarang
Indoor
PetugasAdministrasi
MelayaniPenukaran TiketKapal
Indoor
MelayaniPenangananBagasi
Indoor
PetugasKeamanan
MenjagaKeamanan
Indoor
MemberiInformasi
Indoor
Ruang TungguKeberangkatan
Penumpang MenungguKeberangakatanKapal
Privat
Indoor
PetugasKeamanan
MenjagaKeamanan
Indoor
MemberiInformasi
Indoor
Ruang Tunggu Penumpang Mengambil Privat Indoor
92
Kedatangan Bagasi
PemeriksaanBarang
Indoor
PemindianPenumpang
Indoor
Petugas BeaCukai
MemindaiPenumpang
Indoor
MemindaiBarang
Indoor
PetugasKeamanan
MenjagaKeamanan
Indoor
MemberiInformasi
Indoor
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Tabel III.7 Kelompok Kegiatan Penunjang
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFATKEGIATAN
INDOOR/OUTDOOR
PelayananGedung
Anjungan Penumpang Turun dariKendaraan
Publik
Indoor
MencariInformasi
Indoor
Menelpon Indoor
Mngambil Uang Indoor
Makan/ Minum Indoor
Buang Air Indoor
Membeli Majalah Indoor
93
Membeli Oleh-oleh
Indoor
PeilikTenant
Melayani Pembeli Indoor
Pengantar/Penjemput
MenungguKeberangakatan/Kedatangan Kapal
Indoor
PetugasKeamanan
MemberiInformasi
Indoor
MenjagaKeamanan
Indoor
Ruang LaporDiri (check in)
Penumpang MencariInformasi
Semi Publik
Indoor
MenitipkanBagasi
Indoor
PeriksaKesehatan
Indoor
PorterMembawaBarang Bagasi
Indoor
PetugasKesehatan
MemeriksaKesehatan
Indoor
Memberipengobatan
Indoor
PetugasKarantina
MelakukanKarantina
Indoor
Ruang TungguKeberangkatan
Penumpang Menelpon
Privat
Indoor
Mngambil Uang Indoor
Makan/ Minum Indoor
Buang Air Indoor
94
Membeli Majalah Indoor
Membeli Oleh-oleh
Indoor
Menyusui Indoor
Merokok Indoor
Istirahat Indoor
MenungguKeberangakatanKapal
Indoor
PemilikTenant
Melayani Pembeli Indoor
PetugasKeamanan
MenjagaKeamanan
Indoor
MemberiInformasi
Indoor
MengarahkanCalonPenumpang
Indoor
Pintu DaruratSemuaPengguna
Jalan/ lari Publik Indoor
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Tabel III.8 Kelompok Kegiatan Pengelola
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFAT
KEGIATANINDOOR/OUTDOOR
PengelolaanPelabuhan
KantorUPTDPelabuhan
Kepala UPTD Mengelola JalanyaPelabuhan Semi
Publik
Indoor
Menerima Tamu Indoor
95
Kasubag TataUsaha
Bekerja Indoor
Menerima Tamu Indoor
WakasubagTata Usaha
Bekerja Indoor
Menerima Tamu Indoor
Staff Bekerja Indoor
Menyimpan Arsip Indoor
StaffAdministrasi
Bekerja Indoor
Menyimpan Arsip Indoor
Memberi Informasi Indoor
KantorSyahbandar
Sub Bag. TataUsaha
Urusan Keuangan
SemiPublik
Indoor
Kepegawaian danUmum
Indoor
Hukum dan Humas Indoor
SeksiKelaiklautanKapal
Mengawasikelayakan Kapal
Indoor
seksi LaiklayardanKelauatan
MengawasiKeselamatan Layar
Indoor
Menerbitkan IjinLayar
Indoor
SeksiKetertibandan Patroli
Penyidikan tindakPidana Pelayaran
Indoor
Memandu Kapal Indoor
Kepabeanan
R. KepalaBea Cukai
Kepala KantorKoordinasiKegiatan DirektoratJenderal Semi
Publik
Indoor
R. SubbagUmum
TU danKepegawaian
Urusan TU danKepegawaian
Indoor
96
Menyusun rencanaKerja
Indoor
Menyusun LaporanAkuntabilitas
Indoor
Keuangan MengurusiKeuangan
Indoor
KesejahteraanPegawai
Indoor
UrusanrumahTangga
melakukan urusanRumah Tangga danPerlengkapan
Indoor
R. Kasi P2 Kasi P2 PencegahanPelanggaranAturan
Indoor
PenindakanPelanggaranAturan
Indoor
Penyidikan TindakPidana Pelayaran
Indoor
R.Bendahara
Sie.AdministrasiPenerimaandan Jaminan
Pengadministrasianbea masuk
Indoor
Pengadministrasianbea keluar
Indoor
Denda Administrasi Indoor
sie.AdministrasiPenagihandanPengembalian
PenagihanKekurangan BeaMasuk
Indoor
PenagihanKekurangan BeaKeluar
Indoor
Denda Administrasi Indoor
97
Penyitaan Indoor
Pelelangan Indoor
sie.AdministrasiManifes
PenerimaanManifes
Indoor
PendistribusianManifes
Indoor
PenyelesaianManifes
Indoor
PelayananPengangkutanBarang
Indoor
R.PelayananKepabeanandan Cukai
Kasi KPC Pelayanan TeknisKepabeanan
Indoor
Pelayanan fasilitasKepabeanan
Indoor
R.PenyuluhandanLayananInformasi
Sie.Penyuluhan
PenyuluhanKepabeanan
Indoor
Sie. LayananInformasi
PelayananInformasi
Indoor
BimbinganKepabeanan
Indoor
R.KepatuhanInternal
Sie.PelayanandanAdministrasi
PengawasanPelaksanaan Tugas
Indoor
Evakuasi Kinerja Indoor
Sie.Pengawasan
PengawasanPelaksanaan Tugas
Indoor
Penyidikan danPenindakan TindakPidana
Indoor
98
Penjagaan
R.Concierge
Concierge MenjalankanAturan Comcierge
SemiPublik
Indoor
Mengatur JadwalKerja Bawahan
Indoor
Menetapkan Tugasbawahan
Indoor
Ball Captain Mengawasi KejaBawahan
Indoor
MelaksnakanInspeksi terhadapbawahan
Indoor
PelayananPengelola
R. RapatSeluruhPekerjaPelabuhan
Rapat
Privat
Indoor
R. Arsip Staff Menyimpan Arsip Indoor
Menata Arsip Indoor
Mengambil Arsip Indoor
R. Fotokopi Seluruh Staff Memfotokopi Indoor
Tabel III.9 Kelompok Kegiatan Service
KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
JENISKEGIATAN
FASILITAS PELAKU KEGIATANSIFATKEGIATAN
INDOOR/OUTDOOR
Teknis
R. CCTVPetugasKeamanan
Memantau CCTV
Privat
Indoor
R. Genset PetugasLapangan
MenyalakanGenset
Indoor
MematikanGenset
Indoor
99
Teknisi MemperbaikiGenset
Indoor
MenyalakanGenset
Indoor
MematikanGenset
Indoor
R. Panel Petugaslapangan
Menyalakan Panel Indoor
Mematikan Panel Indoor
Teknisi MemperbaikiPanel
Indoor
Menyalakan Panel Indoor
Mematikan Panel Indoor
R. pompa PetugasLapangan
MenyalakanPompa
Indoor
MematikanPompa
Indoor
Teknisi Memperbaikipompa
Indoor
MenyalakanPompa
Indoor
MematikanPompa
Indoor
TPS TerminalPenumpangPelabuhan
PetugasLapangan
Mengecek KondisiTPS
Outdoor
Mengelola TPS Outdoor
PetugasKebersiahan
MemindahkanSampah
Outdoor
Memilah Sampah Outdoor
R. AHU Teknisi Menyalakan AHU Indoor
100
MempperbaikiAHU
Indoor
Service
ToiletSeluruhPelaku
Buang Air
Publik
Indoor
Musholla/Masjid
SeluruhPelaku
Wudhu Indoor
Beribadah Indoor
Atm CenterSeluruhPelaku
Mengambil Uang Indoor
TempatParkir
PetugasParkir
MengaturKendaraan Parkir
Outdoor
Pengantar MemarkirKendaraan
Outdoor
Drop Off Outdoor
R. TungguKendaraan
MobilPribadi
Antri Outdoor
SepedaMotor
AntriOutdoor/Indoor
Bus Antri Outdoor
Truk Antri Outdoor
Dari tabel Kegiatan diatas maka ruang-ruang yang di butuhkan
adalah sebagai berikut :
Tabel III. 10 Kebutuhan Ruang
1 Anjungan 22 R. Subbag Umum
2 Loket 23 R. Kasi P2
3 Ruang Lapor Diri (check in) 24 R. Bendahara
4 Ruang Tunggu 25 R. CCTV
101
Keberangkatan
5 R. Kesehatan 26 R. Genset
6 R. Karantina 27 R. Panel
7 R. Merokok 28 R. Pompa
8 R. Menyusui 29 R. Bagasi
9 Tenant 30 TPS Terminal PenumpangPelabuhan
10 Tempat Bermain 31 Toilet
11 Ruang Tunggu Kedatangan 32 Musholla/ Masjid
12 R. Kepala UPTD 33 Atm Center
13 R. Kasubag Tata UsahaUPTD
34 Tempat Parkir
14 R.Wakasubbag Tata UsahaUPTD
35 R. Tunggu Kendaraan
15 R. Staff UPTD 36 R. Pelayanan Kepabeanan danCukai
16 R. Staff Administrasi UPTD 37 R. Penyuluhan dan LayananInformasi
17 R. Kepala Syahbandar 38 R. Kepatuhan Internal
18 R. Sub Bag. Tata UsahaSyahbandar
39 R. Concierge
19 R. Seksi Kelaiklautan Kapal 40 R. Rapat
20 R. Seksi Laiklayar danKelauatan
41 R. Arsip
21 R. Seksi Ketertiban danPatroli
42 R. Fotokopi
22 R. Kepala Bea Cukai 43. R. AHU
103
C. Besaran Ruang Terminal Penumpang Pelabuhan Laut
Tanjung Kendal
Area Gedung Terminal
Perhitungan luas area gedung terminal penumpang harus
memperhatikan proyeksi jangka kedepan. Terminal
penumpang Kendal dianggap akan menggantikan peran
seluruh kegiatan bongkar muat penumpang antar provinsi
atau skala nasional. Perhitungan luas gedung melihat
kecenderungan peningkatan jumlah penumpang Pelabuhan
Tanjung Emas hingga 15 tahun mendatang.
Berikut data arus penumpang di Pelabuhan Tanjung
Emas dari tahun 2006 hingga tahun 2010
Tabel III.12 Data Arus Penumpang di Pelabuhan Tanjng Emas tahun 2006hingga 2010
URAIAN SATUAN TH. 2007 TH.2008 TH. 2009 TH. 2010s/d JAN2011
LUARNEGERI
DEBARKASI/TURUN
Orang 5.825 3.625 8.771 7.351 501
EMBARKASI/ NAIK Orang - - - - -
DALAMNEGERI
DEBARKASI/TURUN
Orang 158.489 152.496 164.412 203.642 14.396
EMBARKASI/ NAIK Orang 207.946 243.767 210.652 238.652 16.925
JUMLAH PENUMPANG Orang 372.25 399.917 383.635 449.645 31.882
Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas
Dari data tersebut maka dapat di proyeksikan
pertumbuhan penumpang untuk 15 tahun mendatang hingga
104
tahun 2031. pertumbuhan penumpang di dasarkan
peningkatan rasional. Untuk lebih jelasnyaa dapat di lihat
pada tabel berikut :
Tabel III.13 Proyeksi Pertumbuhan Penumpang Tanjung Emas
TAHUN
URAIAN
TOTALPENUMPANG
DALAM NEGERI
DEBARKASI/NAIK
EMBARKASI/NAIK
2007 158,489 207,946 366,435
2008 152,498 243,767 396,265
2009 154,412 210,652 365,064
2010 203,642 238,652 442,294
2011 206,961 242,542 449,503
2012 210,335 246,495 456,830
2013 213,763 250,513 464,276
2014 217,248 254,597 471,845
2015 220,789 258,747 479,536
2016 224,388 262,964 487,352
2017 228,045 267,251 495,296
2018 231,762 271,607 503,369
2019 235,540 276,034 511,574
2020 239,379 280,533 519,912
2021 243,281 285,106 528,387
2022 247,247 289,753 537,000
105
2023 251,227 294,276 545,503
2024 255,373 299,276 554,649
2025 259,535 304,154 563,689
2026 263,766 309,112 572,878
2027 268,065 314,151 582,216
2028 272,434 319,271 591,705
2029 276,875 324,475 601,350
2030 261,388 329,764 591,152
2031 285,975 335,139 621,114
Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas
Berdasarkan proyeksi tersebut denga pertumbuhan yang
dianggap wajar, maka di temukan jumlah penumpang pada
tahun 2031 mencapai 621.114 orang. Dari data tersebut maka
dapat dihitung besaran ruang dengan asumsi waktu kerja
efektif 360 hari adalah 621.114/360 hari = 1.725,31. Maka di
temukan jumlah penumpang Pelabuhan Tanjung Emas pada
tahun 2031 mencapai 1.725,31 orang perhari.
1) Ruang Umum (Public Hall)
Rumus perhitungan ruang umum (public hall)
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A1 = n x f1
(A1) ruang umum
106
(n) jumlah penumpang
Ruang Umum (f1) 3
A1 = 1.725,31 x 3
= 5.175,93 m2
2) Ruang Pelaporan ( Check In )
Rumus perhitungan ruang pelaporan ( check In )
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A2 = n x f2
(A2) ruang pelaporan
(n) jumlah penumpang
Ruang Pelaporan (f2) 0.5
A2 = 1.725,31 x 0.5
= 862,65 m2
3) Ruang Tunggu Keberangkatan
Rumus perhitungan ruang tunggu keberangkatan
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A3 = n x f3
(A3) ruang tunggu keberangkatan
(n) jumlah penumpang
107
Ruang tunggu keberangkatan (f3) 1.5
A3 = 1.725,31 x 1.5
= 2.587,9 m2
4) Ruang Tunggu Kedatangan
Rumus perhitungan ruang tunggu kedatangan
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A4 = n x f4
(A4) ruang tunggu kedatangan
(n) jumlah penumpang
Ruang tunggu keberangkatan (f4) 1
A4 = 1.725,31 x 1
= 1.725,31 m2
5) Area Konsesi ( kios )
Rumus perhitungan ruang konsesi (kios) berdasarkan
Badan Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan
Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar
dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A5 = 25% x (A1+ A3) + 10% x A4
(A5) area konsesi (A1) ruang umum
(A3) ruang tunggu keberangkatan
(A4) ruang tunggu kedatangan
108
A5 = 25% x (5.175,93 + 2.587,9) + 10% x 1.725,31
= 1.939,45 + 172,5
= 2111,95 m2
6) Ruang Utiltas
Rumus perhitungan ruang utilitas berdasarkan Badan
Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan
Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar
dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A6 = 10% x ( A1+A2+A3 ) + 25% x A4
(A6) ruang utilitas
(A1) ruang umum (A2) ruang pelaporan
(A3) ruang tunggu keberangkatan
(A4) ruang tunggu kedatangan
A6 = 10% x ( 5.175,93 + 862,65 + 2.587,9 ) + 25%
x 1.725,31
= 1.380,213 + 431,3
= 1.181,5 m2
7) Luas Gedung Terminal
Dari perhitungan ruang- ruang diatas, maka dapat di
temukan luas area Gedung Terminal Penumpang
Pelabuhan dengan rumus sebagai berikut :
A = A1 + A2+ A3 + A4 + A5 + A6
( A ) luas area gedung terminal penumpang
109
(A1) ruang umum
(A2) ruang pelaporan
(A3) ruang tunggu keberangkatan
(A4) ruang tunggu kedatangan
(A5) area konsesi
(A6) ruang utilitas
A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
= 5.175,9 + 862,6 + 2.587,9 + 1.725,3 + 2111,9
+ 1.181,5
= 13.645,1 m2
Area Pengelola
Tabel III.14 Analisa Kebutuhan Ruang Pengelola
RUANG PENGELOLA
NAMA RUANGJML
RUANGKAPASITAS ANALISIS BESARAN ( m2 )
LUAS( m )
R. KEPALA UPTD 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
27.5
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENERIMA TAMU ( 4,1 X2,9 )
11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X1.3 )
3.16
MENGAMBIL AIR MINUM( 0.37 X 0.92 )
0.29
+ SIRKULASI 30 %
110
R. KASUBBAG TATAUSAHA
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
7.9
MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. WAKASUBBAGTATA USAHA
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
6.75
MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R STAFFADMINISTRASI
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
6.13
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. STAFF 1 3
MENULIS LAPORAN ( 3 ( 1.2 X1.4 ))
1.689.58
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALASYAHBANDAR
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
27.5
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENERIMA TAMU ( 4,1 X2,9 )
11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X1.3 )
3.16
111
MENGAMBIL AIR MINUM( 0.37 X 0.92 )
0.29
+ SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG TATAUSAHA SYAHBANDAR
1 3
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
8.32
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 ))
2.56
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. SEKSI KELAIKLAUTAN KAPAL
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
4.99MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. SEKSI LAIK LAYARDAN KELAUTAN
1 3
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
11.1
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 ))
2.56
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
BID. KETERTIBANDAN PATROLI
1 2
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X1.4 ))
3.36
8.9
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALA BEA CUKAI 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
27.5MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
112
MENERIMA TAMU ( 4,1 X2,9 )
11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X1.3 )
3.16
MENGAMBIL AIR MINUM( 0.37 X 0.92 )
0.29
+ SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG UMUM 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X1.4 ))
3.36
10.5
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
2.56
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. KASI P2 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
8.8
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 ))
2.56
MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. BENDAHARA 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X1.4 ))
3.36
12.25
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
2.56
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. PELAYANANKEPBEANAN DAN
1 4MENULIS LAPORAN ( 3 ( 1.2 X1.4 ))
5.04 17.95
113
CUKAI MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
2.56
MENERIMA TAMU ( 3 (1.5 X0.9 ))
4.05
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. PENYULUHAN DANLAYANAN INFORMASI
1 2
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
9.8
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
2.56
MENERIMA TAMU (1.6 X1.3 )
2.08
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALA KANTORKESEHATAN
1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
27.5
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENERIMA TAMU ( 4,1 X2,9 )
11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X1.3 )
3.16
MENGAMBIL AIR MINUM( 0.37 X 0.92 )
0.29
+ SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG TATAUSAHA KESEHATAN
PELABUHAN1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
22.75
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 2 ( 0.8 X 1.1 )
1.76
MENYIMPAN BERKAS ( 5 ( 1.5X 1.2 )
9
MENYIMPAN BARANG ( 2( 1.5 X 1.3 )
3.9
114
+ SIRKULASI 30 %
R. Concierge 1 9
MENULIS LAPORAN ( 9 ( 1,8 X1,6 ))
25.9
36.4MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 % 28.06
R. RAPAT 1 45
MEJA KERJA ( 45 ( 1.6 X 1.6 )) 115.2
154.4
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.2 X 1.2 )
1.4
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. ARSIP 1 1
RAK BESI (4 ( 1.6 X 1.2 )) 15.36
16.5
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 1.2 X 1.2 )
1.4
+ SIRKULASI 30 %
R. FOTOKOPI 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
8.8
MEMFOTOKOPI ( 2 ( 1.3 X1.3 ))
1.7
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
2.16
+ SIRKULASI 30 %
Area Penunjang
Tabel III.15 Analisa Kebutuhan Ruang Penunjang
RUANG PENUNJANG
NAMA RUANGJML
RUANGKAPASITAS ANALISIS BESARAN ( m2 ) BESARAN
R. LOKET 2 6 MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKAN
10.24 17.6
115
KOMPUTER ( 4 ( 1.6 X 1.6 ))
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2X 1.4 ))
3.36
+ SIRKULASI 30 %
R. MENYUSUI 3 2 Permenkes no 15 th. 2013 12 12
R. MEROKOK 2 16
DUDUK MERKOK ( 16 ( 0.6 X0.9 ))
8.64
11.23
+ SIRKULASI 30 %
R. POLIKLINIK 1 2
MENULIS RESEP ( 1,8 X 1,6 ) 2.88
31.1
MENERIMA PASIEN (1.5 X0.9 )
1.35
MENGAMBIL ALAT ( 0.8 X1.2 )
0.96
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
1.8
MENYIMPAN ALATPELINDUNG DIRI ( 1.5 X1.25 )
1.875
MEMERIKSA PASIEN ( 2.0 X1.3 )
2.6
MENCUCI TANGAN ( 1.15 X0.65 )
0.75
MENUNGGU ANTREAN ( 10( 0.9 X 0.6 ))
11.7
+ SIRKULASI 30 %
R. OBAT 1 -
MEJA RACIK OBAT ( 2.5 X3.6 )
9
40.2
MENYIMPAN OBAT ( 2 ( 1.5 X1.3 ))
1.95
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
3.6
MENCUCI TANGAN ( 1.15 X0.65 )
0.75
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKAN
2.56
116
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
MENERIMA PASIEN (1.5 X0.9 )
1.35
MENUNGGU ANTREAN ( 10( 0.9 X 0.6 )
11.7
+ SIRKULASI 30 %
R. PELAYANANUMUM DANDOKUMENKESEHATANTERPADU
1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X1,6 )
2.88
5.5MENERIMA TAMU (1.5 X0.9 )
1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. ISOLASI 3 1
MEMERIKSA PASIEN ( 2.0 X1.3 )
2.6
120.9
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X1.4 )
1.68
MENERIMA PASIEN (1.5 X0.9 )
1.35
TOILET ( 1.5 x 2.4 ) 3.6
R. GANTI ALAT PELINDUNG( 3 x 2,5 )
6.25
TEMPAT DESINFEKTAN 15.48
+ SIRKULASI 30 %
R. PERAWAT 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2X 1.4 ))
3.36
7.85
MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 0.8 X 1.1 )
0.88
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X1.2 )
1.8
+ SIRKULASI 30 %
117
Area Service
Tabel III.16 Analisa Kebutuhan Ruang Service
RUANG SERVICE
NAMA RUANGJML
RUANGKAPASITAS ANALISIS BESARAN ( m2 ) BESARAN
R. CCTV 1 4
MENULIS LAPORAN +MENGOPERASIKANKOMPUTER ( 4 ( 1.6 X 1.6 ))
10.2413.3
+ SIRKULASI 30 %
R. GENSET 1 1 EKSISTING 81 81
R. PANEL 1 - 2 UNIT @ 9 9 9
R. POMPA 1 - eksisting 12 12
R. BAGASI 1 600 ( c ) 0.9 c (+ 10%) 594 594
ATM CENTER 1 10
MENGAMBIL UANG DI ATM( 10 ( 0.6 X 1.25 )
7.59.75
+ SIRKULASI 30 %
MASJID1
40
SHOLAT ( 40 ( 1.2 X 0.6 ))37.5
43.75+ SIRKULASI 30 %
10 kran per 60cm 6.25
+ SIRKULASI 30 %
TOILET WANITA 3 20
KAMAR MANDI ( 20 ( 0.9 x2.9 ))
52.5
321.4MENCUCI TANGAN ( 40( 1.15 X 0.65 )
29.9
+ SIRKULASI 30 %
TOILET PRIA 3 10
KAMAR MANDI ( 10 ( 0.9 x2.9 ))
26.25
175.5MENCUCI TANGAN ( 20( 1.15 X 0.65 )
9.75
URINOIR (20 ( 0.9 x 0.5 )) 9
+ SIRKULASI 30 %
TOILET DIFABEL 3 3 SNI @ 1.5 x 1.5 22.5 6.75
118
R. AHU 2 1
Ukuran AHU terbesar @ 3 x3
912.6
+ sirkulasi 40%
PANTRY 1 5
MEMASAK ( 1.7 X 1.2 ) 2.04
12.2
MENCUCI TANGAN ( 1.15 X0.65 )
0.75
MAKAN DI MEJA ( 1.8 x 2 ) 3.6
MENYIMPAN MAKANAN( 1.2 X 0.6 )
0.72
MENCUCI PIRING ( 1.8 X1.2 )
2.28
+ SIRKULASI 30 %
TEMPATPEMBUAGANSAMPAH
1 9 m 3 x 3 x1 m 9 9
R. SEWAGE WATERTREATMENT
3
-UNIT DLOT FAST ( 1 x 1 x1,5 )
1
7.54
- Unit FLOATASI ( 1 x 1 x 1,5 ) 1
- UNIT SEDIMEN ( 1 X 1 X 1,5 ) 1
-UNIT IN OUT AREA/TRIKLING 2 ( 1 X 0,4 X 0,75 )
0.8
-UNIT DISCHANSE/ABSORBER ( 1 X 1 X 0.75 )
1
-UNIT AERASI SUPER NATAN( 1 X 1 X 0,75 )
1
+ SIRKULASI 30 %
Parkir
Rumus perhitungan ruang ruang berdasarkan Badan
Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan Peralatan di
Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang
adalah sebagai berikut :
119
A = E x f x h
( A ) Luas Ruang Parkir
( E ) Jumlah Penumpang dalam Satu Kali Keberangkatan
( h ) Kebutuhan Lahan Parkir Kendaraan ( 25 m2 )
( f ) Jumlah Kendaraan per Penumpang ( 0.5 )
A = 345 x 0.5 x 25
A = 4312,5 m2
Jika di tambah dengan sirkulasi 100% maka luas lahan
parkir yang di butuhkan adalah 4312,5 + ( 100/100 x 4132,5 )
= 8.625 m2
Ruang Tunggu Kendaraan
Luas ruang tunggu kendaraan di hitung berdasarkan hari
tersibuk pada pelabuhan. Di asumsikan hari tersibuk adalah 5
kali keberangakatan kapal per hari. Di asumsikan ukuran tiap
kapal adalah 3000 GT dengan kapasitas 18 bus dan truk, dan
60 mobil. Jika satu haru ada 5 pelayaran,
Maka akan ada 90 bus dan truk, dan 300 mobil yang
berpeluang mengatri pada hari yang sama.
Bus dan Truk = 90 x 11.5 x 2.4
= 2484 m2
Mobil = 300 x 2.5 x 5
= 1500 m2
120
Maka, luas total ruang tunggu kendaraan 2484m2 +
1500m2 adalah 3984m2. Hasil tersebut akan di tambah
dengan jalur sirkulasi kendaran sebesar 100 % maka
( 100/100 x 3984 ) + 3984 = 7968 m2
Kebutuhan Ruang Keseluruhan
Tabel III.17 Kebutuhan Ruang Gedung
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
AREA GEDUNG TERMINAL 13645.1
AREA PENGELOLA 471.82
AREA PENUNJANG 246.38
AREA SERVICE 1307.79
+ SIRKULASI ANTAR RUANG 30%
TOTAL 20.372,5
Tabel III.18 Kebutuhan Ruang Parkir dan Ruang Tunggu Kendaraan
Tabel III.19 Total Kebutuhan Seluruh Ruang
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
PARKIR 8625
RUANG TUNGGU KENDARAAN 7968
TOTAL 16.593
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
Ruang Gedung 20.372,5
121
Maka kebutuhan tapak untuk bangunan terminal
penumpang pelabuhan Tanjung Kendal adalah :
KDB = 60%
KLB = 0,4
a) Luas Lahan
= Luas Bersih Bangunan : KLB
= 20.372,5 m2 : 0,4
= 50.931,25 m2
b) Luas Maksimum Lantai Dasar Bangunan
= Luas Lahan x KDB
= 50.931,25 m2 x 60%
= 30.558,75 m2
D. Studi Ruang Khusus
Apron
Apron adalah tempat diantara tempat tambat kapal dan
bangunan terminal. Biasanya apron berfungsi utuk bongkar
muat barang dan penumpang dan untuk pengisian bahan
bakar.
Ruang Parkir 16.593
TOTAL 36.965,5
122
Gambar III.1 Sketsa Gedung Terminal Penumpang
Luas Apron yang baik harus memadai antara muka
dermaga dan titik terluar gedung terminal untuk memastikan
keselamatan bongkar muat barang dan penumpang. Berikut
tabel standar lebar apron dalam satuan meter :
Tabel III.20 Standar Minimum Lebar Apron
KEDALAMAN DERMAGA ( Dp )LEBAR APRONMINIMUM
Dp < 4,5 10
4,5 < Dp < 7,5 15
Dp > 7,5 20
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Ruang Karantina
Ruang Karantina merupakan ruang pengasingan untuk
mencegah tersebarnya hama dan virus penyakit baik untuk
123
manusia, hewan, atau tumbuhan34. Beberapa standar yang
harus di penuhi oleh ruang karantina antara lain :
a) Tekanan udara harus dipastikan pada tekanan negative
b) Perbedaan tekanan antar ruangan kurang lebih 15 Pa
c) Ventilasi menggunakan single sistem unit
d) Exhaust fan diarahkan keluar
e) Pembuangan udara tidak boleh membahayakan ruang
di luar
f) Sistem pembuangan udara harus terpisah dengan
ruang yang lain
g) Tersedia tempat cuci tangan di depan ruangan
h) Mempunyai Label ruang dengan tekanan negative
Berikut ini merupakan sketsa denah ruangan karantina
Gambar III.2 Sketsa Denah R. Karantina
34 Menkes Republik Indonesia, Pedoman Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana,dan Prasarana di LingkunganKantor Kesehatan Pelabuhan, Kemenkes RI, Jakarta:2010Hlm 5
124
Drop Off Pengguna Khusus
Curb Side merupakan area dimana pengantar atau
penjemput menaikkan atau menurunkan penumpang atau
biasa di sebut drop off. Area drop off bagi pengguna khusus
harus didesain khusus bagi kaum disabilitas. Apa bila curb
side menggunakan desain 2 ( dua ) lantai untuk area
keberangkatan dan kedatangan yang terpisah, maka harus di
sediakan elevator untuk menghubungkan keduanya. Setiap 1
( satu ) pintu mask atau keluar harus di sediakan area drop off
pengguna khusus. Jarak antar area dropp off prngguna
khusus adalah antara 10 m -30m.35
Gambar III.3 Drop Off Pengguna Khusus
Ruang Lapor Diri ( check in ) Pengguna Khusus
Ruang check in adalah ruang untuk meproses tiket dan
penangan bagasi penumpang. Setiap perusahaan penyedia
35 SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,Badan Standar Nasional Indonesia hlm 4
125
angkutan wajib menyediakan setidaknya satu counter desk
untuk penumpang berkebutuhan khusus. Apabila tidak
memungkinkan, maka wajib ada petugas untuk membantu
penumpang dengan kebutuhan khusu tersebut.36
Gambar III.4 Meja Check In Pengguna Khusus
Ruang Pemeriksaan dan Administrasi Pengguna Khusus
Bagian ini merupakan area pemerikasaan administrasi
penumpang. Setiap terminal penumpang wajib menyediakan
fasiltas ini setidaknya 1 ( satu ) buah untuk mengakomodasi
penumpang berkebutuhan khusus. Jarak antar meja imigrasi
minimal 90cm agar pengguna kursi roda bisa lewat. Terminal
penumpang juga wajib menyediakan setidaknya 1 ( satu )
ruang khusus apabila ada periksaan lebih lanjut untuk
penumpang berkebutuhan khusus.37
36 SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,Badan Standar Nasional Indonesia hlm 6 & 737
126
Gambar III.5 Meja Imigrasi Pengguna Khusus.
Gambar III.6 Ruang Pemeriksaan Penumpang Berkebutuhan Khusus
Ruang Tunggu Keberangkatan ( Gate Lounge )
Ruang tunggu keberangakatan di gunakan penumpang
untuk menunggu keberangkatan kapal setelah check in. Area
ini d letakkan sedekat mungkin dengan posisi kapal. Sebelum
memasuki ruang ini penumpang harus melewati
pemeriksaaan oleh petugas. Di dalam ruang tunggu terdapat
ruang penunjang seperti toilet, ruang kesehatan, dan kios.
127
Lebar pintu minimal adalah 90 cm dan kemiringan ram
maksimal 8%. Ruang tunggu keberangakatn wajib memiliki
pendingin udara untuk menjaga suhu tetap di bawah 270c dan
kelembapan antara 50-80%. ruang tunggu keberangkatan
juga wajib mengakomodasi penumpang berkebutuhan khusus.
Ruang tunggu bagi penumpang berkebutuhan khusus adalah
sedekt mungkin dengan pintu keluar menuju Kapal.38
Gambar III.7 Ruang Tunggu Bagi Pengguna Khusus.
Ruang Menyusui
Ruang menyusui adalah ruang penunjnag bagi ibu yang
sedang menyusui anak bayinya dan untuk melakukan
perawatan bayinya seperti mengganti popok, dan membuat
susu. Menurut Peraturan Presiden No.13 tahun 2013 tentang
kewajiban adanya ruang menyusui pada tempat publik dan
swasta.
38 SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,Badan Standar Nasional Indonesia hlm 7
128
Standar persyaratan R. Menyusui yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan adalah sebagi berikut39 :
1) Tersedianya ruang khusus dengan ukuran minimal
3x4m².
2) Ada pintu yang dapat dikunci, mudah dibuka dan
ditutup.
3) Sirkulasi udara yang cukup dan Bebas polusi
4) Tersedianya wastafel
5) Lantai keramik/ karpet.
Berikut ini adalah fasilitas alat yang harus ada pada ruang
menusui :
1) Lemari pendingin Kursi Menyusui
2) Meja Tulis
3) Lemari Penyimpanan Alat
4) Dispenser air dingin dan air panas
5) Tempat Sampah
6) Penyejuk Ruangan
7) Bantal Penopang saat menyusui
39 Menteri Kesehatan RI, Permen No. 15 Th. 2013 tentangTata cara Penyediaan fasilitasKhusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu, Kemenkes RI, Jakarta: 2013 hlm 5 &6
129
Gambar III.8 Denah Ruang Menyusui
E. Proteksi Kapal yang akan Berlabuh di Pelabuhan
Tanjung Kendal
1) K.M Dharma Kencana
Gambar III.9 KM. Dharma Kencana
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 4114 GT
Panjang 90,52 m
Lebar 16 m
Kapasitas 600 org
Tujuan Kumai
130
2) K.M Egon
Gambar III.10 KM Egon
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 4651 GT
Panjang 94,3 m
Lebar 16 m
Kapasitas 1000
Tujuan Banjarmasin
3) KM. Satya Kencana III
Gambar III.11 KM. Satya Kencana
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2825 GT
Panjang 76.86 m
Lebar 14m
Kapasitas 600 org
Tujuan Ketapang
131
4) KM. Marissa Nusantara
Gambar III.12 KM. Marissa Nusantara
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 3898 GT
Panjang 85 m
Lebar 16 m
Kapasitas -
Tujuan Banjarmasin
5) KM. Kirana III
Gambar III.13 KM Kirana III
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2635 GT
Panjang 78,4 m
Lebar 13,64 m
Kapasitas 600 org
Tujuan Sampit
132
6) KM. Kalibodri
Gambar III.14 KM. Kalibobdri
Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2129GT
Panjang 62,25 m
Lebar 14 m
Kapasitas 400 org
Tujuan Kumai
F. Studi Citra Arsitektural
Pada umumnya kawasan pelabuhan sangat lekat
dengan stigma kekumuhan, premanisme, dan kekerasan.
Dengan adanya pembangunan terminal Penumpang
Pelabuhah Laut Tanjung Kendal ini, di harapkan akan
mengubah stigma tersebut menjadi kawasan termnal
penumpang yang ramah bagi semua pengunjung dan nyaman.
Bebrapa hal yang di lakukan untuk mengubah stigma tersebut
antara lain :
Pemeriksaan lebih ketat pada calon penumpang untuk
mencegah penyelundupan dan tindak kejahatan lainya
133
Pemeriksaan bagasi yang lebih ketat untuk mencegah
terjadinya kelebihan muatan pad kapal.
Pemishanan alur antara penumpang datang dan
berangkat agar tidak terjadi kekacauan sirkulasi.
Penyediaan fasilitas untuk penumpang berkebutuhan
khusus agar bangunan terminal penumpang pelabuhan
ramah untuk semua pengunjung.
Penyediaan fasilitas kesehtan dan karantina yang layak
untuk memberi pertolongan pertama dan perwatan bagi
seluruh pengguna terminal penumpang pelabuhan.
Penggunaan struktur bentang lebar sebagai elemen
estetis modern pada bangunan.
III.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan Gedung Terminal
Penumpang Pelabuhan Laut
IIII.2.1 Studi Sistem dan Ecnclosure
Sistem struktur dan enclosure merupakan faktor yang
sangat berpengaruh pada sebuah bangunan. Faktor ini
berpengaruh pada keandalan bangunan dari segi fisik
bangunan. Seperti halnya dengan bagunan lain, Bangunan
Terminal Pnumpang Pelabuhan Tanjung Kendal ini juga
sangat bergantung pada sistem struktur dan enclosurenya.
Berikut untuk penjelasan lebih mendalamnya :
1. Studi Sistem Struktur
134
Bangunan Gedung Terminal Penumpang Pelabuhan
Tanjung Kendal ini direncanakan memiliki 2 – 3 lantai
bangunan. Berdasarkan letaknya, sistem struktur yang
digunakan pada bangunan ini dibagi menjadi tiga jenis
yakni :
Struktur Bawah (Sub Structure)
Struktur Tengah (Mid Structure)
Struktur Atas (Upper Structure)
Pemilihan struktur pada bangunan ini didasari oleh
beberapa faktor seperti jenis bangunan yang
berpengaruh pada pembebanan, kondisi tanah (daya
dukung tanah dan kestabilan tanah), kondisi iklim
setempat, dan kualitas bahan (kekuatan, ketahanan, dan
maintenance).
Struktur Bawah ( Sub Structur )
Merupakan sistem struktur di kaki atau dasar dari
sebuah bangunan yang disebut pondasi. Struktur
bertugas menerima keseluruhan beban bangunan dari
lantai, dinding, atap yang semua ditopang oleh struktur
bagian bawah yaitu pondasi. Sehingga sangat
diharuskan pondasi ini sampai ke tanah keras ataupun
jika tidak ditemukan tanah keras, maka haruslah ada
perbaikan tanah berupa pemadatan. Berikut merupakan
pilihan struktur bawah yang dapat dipilih :
Tabel III.21 Sistem Substructur
135
STRUKTUR BAWAH
PONDASI BATU BELAH
Gambar III. 15 Pondasi Batu Belah
Sumber : Ilmusipil.com
Sebagai penerus beban yag adadi muka tanah
Sering di jumpai pada bangunanrumah 1 lantai
Merupakan jenis pondasi dangkal
Bahan utamanya adalah batubelah
KELEBIHAN KEKURANGAN
Pembuatan mudah Batu belah di bebrapa tempatsulit di temui
Pelaksanana pembuatan cepat Bila batu belah sulit di cari, makabiaya menjadi besar
Bahan udah di dapat Biaya menjadi lebih mahalapabila di terapkan untukbangunan 2 lantai atau lebih
PONDASI FOOT PLAT
Gambar III.16 Pondasi Footplat
Merupakan jenis pondasi dangkal
Biasanya di gunakan padabangunan bertingkat rendah ( 1 -3 lantai )
Seabagai penopang bebanbangunan dari kolom struktur
Cocok pada tanah berdayadukung >2kg/ cm2
Bahan dasarnya beton bertulang
136
Sumber : Ilmusipil.com
KELEBIHAN KEKURANGAN
Biaya lebih murah apabiladitinjau dari segi biaya
Harus dipersiapkan bekistinglebih dahulu
Galian tanah lebih sedikitPengerjaan lebih lama karenamenunggu beton kering
Lebih handal untuk bangunanbertingkat daripada pondasi batubelah
Tidak semua tukang bisamngerjakan
Di butuhkan pemahamanterhadap ilmu struktur
Pngerjaan rangka besi di kerjakandi awal dn harus selesai setelahdi lakukan penggalian
PONDASI PANCANG BAJA
Gambar III.17 Pancang Baja
Sumber : Buku Perencanaan
Pelabuhan
Berbentuk tabung memanjang
Berbahan beton bertulangdilapisibaja
Meneruskan beban bangunan ketanah yang memiliki daya dukungkuat
Kedalaman air tidak lebih dari 15meter
Untuk mendukung pondasibangunan yang permukaantanahnya mudah tergerus air.
KELEBIHAN KEKURANGAN
137
Pemasangan atau prosespengeboran bor pile tidakmenimbulkan gangguan suaradan getaran yangmembahayakan bangunansekitarnya.
Akan terjadi tanah runtuh jikatindakan pencegahan tidakdilakukan, maka dipasangtemporary casing untukmencegah terjadinyakelongsoran.
Mengurangi kebutuhan betondan tulangan dowel pada pelatpenutup tiang (pile cap).
Pengeboran dapatmengakibatkan gangguankepadatan, bila tanah berupapasir atau tanah yang berkerikil.
Kedalaman tiang dapatdivariasikan ( mengikuti datalapangan )
Pengecoran menyesuaikankondisi cuaca
Bored pile dapat dipasangmenembus batuan ( kerikil ataupadas muda ), sedang tiangpancang akan kesulitan bilapemancangan menembuslapisan batuan.
PONDASIMINI PILE
Gambar III.18 Pondasi Mini Pile
Sumber : Data Pribadi
Menggunakan beton pracetak
Mutu beton minimal k500
Pemancangan harus benar-benarlurus
Tidak boleh ada tiang yang rusak
Dimensi antara 0,2 x 0,2 sampai0,4 x 0,4
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mutu beton teruji karenamerupakan beton pracetak
Proses pengangkutan tidak bisamasuk gang kecil
Bisa mencapai daya dukung Hanya ada di daerah kota atau
138
tanah yang paling keras sekitar kota
daya dukung tidak terdapat disekeliling tiang
Pemancangan menimbulkangetaran
PONDASI RAKIT
Gambar III.19 Pondasi Rakit
Sumber : Ilmusipil.com
Pondasi ini termasuk jenis pondasidangkal yang berbentuk pelat yangsangat lebar dan masiv denganketebalan tertentu.
Dalam satu bangunan pondasi rafttersebut menjadi satu kesatuansehingga berbentuk pelat raksasa.
Terbuat dari beton bertulang
KELEBIHAN KEKURANGAN
Kekuatan dan kualitas pondasidapat disesuakan melaluikomposisi cor beton, diametertulangan, dll
Beban yang dapat di dukungrelatif ringan (3 – 5 lantai)
Penurunan lantai bangunanterjadi secara serentak, sehinggameminimalisir terjadinyakeretakan.
Relative lebih mahal dari segibiaya pengangkutan dan hargabahan.
Membutuhkan pelaksanalapangan yang terlatih.
PONDASI SUMURAN
Dicor di tempat denganmenggunakan komponen betondan batu belah sebagaipengisinya.
Kedalaman pondasi ini dapatmencapai 8 meter.
139
Gambar III.20 Pondasi Sumuran
Sumber : Ilmusipil.com
Penggunanaan di tempat yangtidak memungkinkan dilakukantransportasi untuk mengangkuttiang pancang.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Alternatif penggunaan pondasidalam, jika material batu banyakdan bila tidak dimungkinkanpengangkutan tiang pancang.
Bagian dalam dari hasil pasanganpondasi tidak dapat di kontrol(Karena batu dan adukandilempar/ dituang dari atas)
Tidak diperlukan alat berat. Pemakaian bahan boros.
Biayanya lebih murah untuktempat tertentu.
Tidak tahan terhadap gayahorizontal (karena tidak adatulangan).
Untuk tanah lumpur, pondasi inisangat sulit digunakan karenasusah dalam menggalinya
Struktur Tengah (Middle Structure)
Sistem struktur bagian tengah ini merupakan
penyalur beban dari struktur atase ke struktur bawah.
Yang ada pada bagian ini seperti rangka (kolom,
balok), dinding pemikul, dll. Berikut adalah macam
alternative sruktur yang dapat digunakan :
Tabel III.22 Sistem Struktur Tengah
STRUKTUR TENGAH
STRUKTUR RANGKA BETON
Terdiri atas komposisi darikolomkolom dan balok-balok
140
Gambar III.21 Struktur Rangka
Sumber : Ilmusipil.com
Kolom sebagai unsur vertikalberfungsi sebagai penyalurbeban dan gaya menuju tanah
Balok berfungsi sebagaipemegang dan media pembagianbeban dan gaya ke kolom.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih mudah di buat karenaumum di masyarakat
Memiliki gaya lateral yang sangattinggi, sehingga pada kasus highrise building harus menggunakan
bracing / belting.
Biaya Murah
Kekuatan dapat di sesuaikantergantung dimensi
Tahan terhadap kebakaran
STRUKTUR DINDING SEJAJAR
Gambar III.22 Dinding Sejajar
Sumber : Analisa Pribadi
Terdiri dari unsur-unsur bidangvertikal yang di pra-tekan olehberatnya sendiri
Dapat menyerap gaya aksi lateralsecara efisien
KELEBIHAN KEKURANGAN
Biaya relative murah Tidak cocok untuk bangunanyang memiliki kebutuhan ruang
Lebih kuat menahan beban
141
bebas yang luaslateral
STRUKTUR DINDING MASIF
Gambar III.23 Dinding Masif
Sumber : Analisa Pribadi
Dinding sebagai penopang beban
Empat sisi dinding bertemusehingga membentuk formasiyang kaku
KELEBIHAN KEKURANGAN
Melindungi terhadap radiasimatahari
memungkingkan hanya sedikitbukaan
Melindungi terhadap angin
Sebagai penangkal suara /kebisingan
Struktur Atas (Upper Structure)
Struktur ini biasa disebut atap bangunan. Struktur
ini berfungsi untuk menaungi bangunan baik dari
terpaan angin maupun hujan. Alternative struktur
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel III.23 Struktur Atas
UPPER STRUCTURE
TRUSS BAJA
Rangka batang 2 dimensiumumnya terdiri dari bagianatas (top chord), bagian bawah
142
Gambar III.24 Struktur Truss
Sumber : Ilmusipil.com
(bottom chord) dan bagiantengah yang biasa disebutdengan web
Susunan elemen linier ygmembentuk segitiga ataukombinasi segitiga shgmembentuk rangka stabil
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih ringa daripada strukturbeton
Untuk menghitung kekuatanyadiperlukan ahli struktur
Mudah di pahami oleh tukang
biaya relative murah
SPACE FRAME
Gambar III.25 Space Frame
Sumber : Buildersengineer.com
Model struktur ini seringdigunakan pada atap bentangpanjang
kontruksi rangka ruang denganmenggunakan sistem sambunganantar batang.
Batang-batang tersebutdisambungkan menggunakan bolabaja atau ball joint.
Sistem sambungan space frameakan membentuk segitiga denganjoint-joint bola baja.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih mudah di pasang Harga relative mahal
Waktu pengerjaan lebih cepat tenaga ahlinya maih sedikit
Bentuk lebih fleksibel Tidak tahan api
Tidak memerlukan kolom
143
penopang di tengah
lebih menarik dari estetika
MEMBRAN
Gambar III.26 Membrane
Sumber : ilmusipil.com
struktur yang mempunyaipermukaan fleksibel tipis yangmemikul beban terutamamelalui proses tegangan tarik
Menggunakan prinsip prategang
Prinsip prinsip pada strukturmembran antara lain selalumengalami gaya tarik danmemerlukan struktur lain untukmempertahankan bentukpermukaanya.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa digunakan untuk membuatbentukan-bentukan mulai dariyang sederhana sampai yangkompleks
Sangat peka terhadap efekaerodinamika sehingga mudahmengalami getaran
Ringan
Bisa untuk bentang lebar
CANGKANG
Gambar II.27 Shell Structure
Sumber : buildersengineer.com
bentuk structural tigadimensional yang kaku dan tipisyang mempunyai permukaanlengkung.
Permukaan cangkang dapatmempunyai sembarang bentuk.
Bahan utamanya betonbertulang
144
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bentang lebar maxsimal100meter
Mahal
Hemat kolom Pengerjaan lama
Estetika indah Butuh ahli khusus
DAAK BETON
Gambar III.28 Daak Beton
Sumber : Ilmusipil.com
Umumnya berbentuk datar
Bahan campuran antara pasir,semen, tulangan dan batu pecah
Diperkuat dengan balok dibawahnya
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa di fungsikan sebagai lantai pengerjaanya rumit
kuat dan tidak mudah rusak Biaya relative mahal
Mampu menahan panas denganbaik
membutuhkan bekisting padapembuatan
Hemat perawatan Sulit di bongkar
Kedap terhadap air kurang baik untuk daerah tropis
2. Studi Sistem Enclosure
Bangunan Terminal Penumpang Pelabuhan difungsikan
tidak hanya untuk manusia, namun juga peralihan
antarmoda transportasi darat dan laut. Hal ini tentu akan
menimbulkan dampak polusi pada terminal. Untuk itu
pemilihan material yang tepat diharapkan dapat
145
meminimalisir dampak negatif dari tingginya tingkat aktivitas
yang terjadi di area terminal. Alternatif material untuk projek
Gedung Terminal Pelabuhan :
Tabel III.24 Bahan Penutup Lantai
PENUTUP LANTAI
KERAMIK
Gambar III.29 Keramik
Sumber :
granitmurah.wordpress.com
Memiliki beragam tekstur, motif,dan ukuran
Memiliki fleksibilitas tinggi
Terbuat dari tanah liat yangdilapisi glazure
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mudah di sesuaikan sesuaikonsep
Memiliki nat yag sulit dibersihkan
daya serap air rendah Mudah retak dan pecah sebelumpemasangan
Banyak di pasaran
Kuat dan tahan lama
GRANIT
Gambar III.30 Lantai Granit
Sumber : Desainraya.com
Terbuat dari batu granit yangdipoles mengkilat
Memiliki daya tahan bebanhingga 500 kg
Kepadatan batu sekitar 2,70gr/cm
146
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih awet, anti gores, dan tidakmudah pecah
Corak dan motif terbatas
Memiliki nat yang kecil Harga relative mahal
Lebih presisi Membutuhkan pisau pemotongkhusus
LANTAI PARKET KAYU
Gambar III.31 Parket Kayu
Sumber : Rajawaliparket.com
Terbuat dari tekstur kayu
Ukuran Parket stdandar 5cm x 20cm, 5cm x 25 cm, 5cm x 30cm
Ukuran parket flooring 9cm x45cm
KELEBIHAN KEKURANGAN
Menimbulkan kesan alami danringan
Mudah tergores
Pemasangan mudah tidak tahan dengan udar lembab
Harga relative mahal
LANTAI MARMER
Gambar III.32 Lantai Marmer
Sumber : marmermarmer.com
Terbuat dari bebatuan alam
Terdiri dari serpihan bebatuabalam yang di satukan dengantekanan tertentu
Motif tidak mudah berubah
Bersifat isolator
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tidak ada batas ukuran, biasanya Biaya mahal
147
maksimal 60cm x60cm
Sambungan nat kecil Perawatan relative sulit
Tampak lebih luasMembutuhkan pisau pemotongkhusus
LANTAI VINYL
Gambar III.33 Lantai Vinyl
Sumber : Lantaivinylbangunan.com
Berbahan utama PVC yang lentur
Bersifat isolator
Mempunyai berbagai macamukuran
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap air Tidak tahan api
mudah dipotong dan di bentukmemiliki daya beban yangrendah
Garis nat sangat kecil harga relative mahal
KARPET LANTAI
Gambar III.34 Lantai Karpet
Sumber : hargasatuan .com
Memiliki bahan dari karet dankain yang lentur
Bersifat isolator
memiliki motif yang beranekamacam
KELEBIHAN KEKURANGAN
tidak terdapat nat Harga relative mahal
148
Tahan terhadap panas Mudar terbakar
mudah dipotong dan di bentuk Menyerap air dan debu
Tabel III.25 Bahan Penutup Dinding
PENUTUP DINDING
BATU BATA
Gambar III.35 Batu Bata
Sumber : Indotrading.com
Salah satu materila pembuatdinding
terbuat dari tanah liat yang dibakar hingga berwarnakemerahan
Memiliki tekstur yang kasar
Memiiki sifat padat
KELEBIHAN KEKURANGAN
Harga relative murah Tidak tahan dengan kelembapantinggi
Pemasangan mudah Membtuhkan waktu lama dalampemasangan
Bahan baku mudah
Tahan terhadap kebakaran
KALSIBOARD
Terbuat dari campuran semen,silika, dan serat selulosa
ketebalan antara 3.5mm hingga12mm
149
Gambar III.36 Kalsi board
Sumber : Surabayateknik
Merupakan bahan fabrikasi
Bersifat isolator
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap rayap Tidak kedap suara
Memiliki durbilitas tinggi Mudah terbakar
Pemasangan mudah dan cepat Tidakbisa memikul beban
PARTISI KACA
Gambar III.37 Kaca Tempered
Sumber : 2bp.com
Terbuat dari kaca
Merupakan bahan fabrikasi
Bersifat tembus pandang
KELEBIHAN KEKURANGAN
memiliki estetika yang indah Tidak tahan goncangan
Tahan terhadap perubahan suhu memasukan Panas matahari
Perwatan relative mudah Harga relative mahal
ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
Gambar III.38 ACP
Campuran antara platalumunium dan bahan composite
Ketebalan umum 4mm
Sebagai pelapis dinding outdoor/indoor
150
Sumber : alusignacp.com Ukuran ACP umumnya 1,22m x2,44m
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki bobot yang ringan Harga relative mahal
Tahan terhadap karat Retan terhadap beban samping( angin )
Kedap air
Memiliki berbgai macam warna
HEBEL ( BATA RINGAN )
Gambar III.39 Hebel
Sumber :kontraktorsamarinda.wordpress.com
Merupakan bahan fabrikasi
Terbuat dari pasir kwarsa,semen, kapur, sedikit gypsum
Daya tekan > 4,0 N/mm2
Berat jenis normal 650 kg/m3
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih cepat pemasanganyakarena memiliki dimensi yanglebih luas
Karena ukuran Lebih ebar, makauntuk ukura tanggungmembuang sisa cukup banyak
Kedap terhadap suaraHarga lebih mahal daripda batabiasa
Kuat tekanan tinggi Mendapatkanya relative sulit
Tabel III.26 Bahan Penutup Plafond
PLAFOND
GYPSUM BOARD
Terbuat dari bahan utamagypsum dan dilapisi kertas
151
Gambar III.40 Papan Gypsum
Sumber : arresscaffolding.com
Memilii banyak tipe
Biasa digunakan untk plafondmaupun dinding partisi
material gypsum mudahditempelakn dengan perekat danpaku
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki estetika yang indah Tidak tahan air
Perawatan mudahtidak tahan terhdap benturankeras
Tahan terhadap rayap Harga relative mahal
PVC BOARD
Gambar III.41 Panel PVC
Sumber : jadhomes.com
erbuat dari bahan utamapolyvinyl chloride.
Merupakan bahan fabrikasi
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tampilanya bagus Mudah pecah bila terkena beban
Instalasinya lebih mudah Pemasangan list kurang rapat
Tahan terhadap rayap
152
Tabel III.27 Bahan Penutup Atap
PEUTUP ATAP
DAAK BETON
Gambar III.42 Daak Beton
Ilmusipil.com
Umumnya berbentuk datar
Bahan campuran antara pasir,semen, tulangan dan batu pecah
Diperkuat dengan balok dibawahnya
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa di fungsikan sebagai lantai pengerjaanya rumit
kuat dan tidak mudah rusak Biaya relative mahal
Mampu menahan panas denganbaik
membutuhkan bekisting padapembuatan
Hemat perawatan Sulit di bongkar
Kedap terhadap air kurang baik untuk daerah tropis
METAL DECK
Gambar III.43 Metal Deck
Sumber : canam-construction.com
Terbuat dari bahan utamapolyetthylene dan aluminium.
Merupakan bahan fabrikasi
Ukuran metal deck umumnya1,22m x 2,44m
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap perubahan suhu Harga relative mahal
153
lebih mudah dibentuk karenafleksibel
Lemah terhadap tekanan angin
Bobot ringan
III.2.2 Studi Sistem Utilitas Terminal Penumpang Pelabuhan
Laut
Sistem Distribusi Air Bersih
Sumber air bersih pada lingkungan terminal penumpang
Pelabuhan Tanjung Kendal adalah dari pasokan PDAM dan
juga bersumber dari sumur artetis sesuai kondisi eksisting.
Sistem pendistribusian air akan menggunakan Down Feed
Sistem.
Pada sistem air dai sumber akan di tampung pada ruang
ground tank. Ruang ground tank adalah ruang penampung air
di buat dari beton yag ukuranya di sesuaikan berdasarkan
hitungan kebutuhan. Setalah itu air akan di pompa ke tandon
atas dengan mesin pompa yang bertenaga besar. sebelum di
distribusikan keseluruh bangunan dengan mengandalkan
gaya gravitasi.
154
Gambar III.44 Down Feed System
Sumber : doc. Google
Sistem Pencahayaan
Ruang Umum
Ruang umum merupakan ruang yang di gunakan oleh
semua pihak baik dari penumpang, pengantar/ penjemput,
maupun petugas pelabuhan. Penerangan diruangan ini
direncanakan dengan intensitas setara dengan
pencahayaan umum untuk interior dengan tingkat minimum
sebesar 100-150 lux. Sumber penerangan utama pada
siang hari menggunakan cahaya alam, sedangkan pada
malam hari menggunakan lampu dengan cahaya putih
alami (daylight). 40
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang umum
40 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia hlm 18
155
Luas ruangan = 2157,9m2
Kebutuhan = diambil nilai tengah, maka 125 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
Lampu TL 54 watt/ 4050lumen
Rumus : N = E . A / F . llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
N = 125 x 5175,5 / 4050 x 0,7 x 0,8
= 285,2
Jadi, jumlah lampu TL dengan intensitas 54 watt/ 4050
lumen yang di gunakan adalah 285 buah. Maka jumlah watt
yang diperlukan pada ruang tersebut adalah 285 x 54 =
15.390 watt
Ruang Semi Steril
Pada bagian ini terdapat segala aktivitas persiapan
keberangkatan penumpang seperti pemeriksaan
penumpang, penanganan bagasi, dan lapor kehadiran
penumpang. Penerangan menggunakan lampu dengan
cahaya putih alami (daylight) dengan intensitas setara
156
dengan pencahayaan setingkat dengan pencahayaan ruang
untuk pekerjaan rutin administrasi sebesar 250 lux. 41
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang Semi Steril
Luas ruangan = 86269m2
Kebutuhan = 250 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
Lampu Halogen 250 watt/ 18.740 lumen
Rumus : N = E . A / F . llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
N = 250 x 862,6 / 18.750 x 0,7 x 0,8
= 20,5
Jadi, jumlah lampu Lampu Downlight 250 watt/ 18.740
lumen yang di gunakan adalah 20 buah. Maka jumlah watt
yang diperlukan pada ruang tersebut adalah 20 x 250 =
5000 watt
41 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia hlm 19
157
Ruang Steril
Ruang steril digunakan penumpang yang akan menaiki
kapal, transit, dan yang baru turun dari kapal. Ruang steril
biasa di sebut ruang tunggu keberangkatan dan ruang
tunggu kedatangan. Penerangan menggunakan kombinasi
cahaya alam dan lampu dengan intensitas setara dengan
pencahayaan umum untuk interior dengan tingkat minimum
sebesar 100-150 lux. Khusus untuk toilet menggunakan
tingkat pencahayaan 50-100 lux dan smoking room tingkat
pencahayaan 100-150 lux.42
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang Semi Steril
Luas ruangan = 4313,2 m2
Kebutuhan = diambil nilai tengah, maka 125 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
Lampu downlight Halogen 50 watt/ 3750 lumen
Rumus : N = E . A / F . llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
42 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia hlm 20
158
N = 125 x 4323,2 / 3750 x 0,7 x 0,8
= 256,7
Jadi, jumlah lampu Lampu downlight Halogen 50 watt/
3750 lumen yang di gunakan adalah 257 buah. Maka
jumlah watt yang diperlukan pada ruang tersebut adalah
257 x 125 = 32125 watt
Sistem Utilitas Supply Udara Bersih
Untuk ruang steril dan semi steril, tata udara di ruang
tersebut digunakan sistem pengatur suhu (air conditioner
system) dengan suhu udara maksimal 27°C dan kelembaban
antara 50-80%. Untuk ruang umum, apabila di ruang umum
tersebut dibuat anjungan pengantar/penjemput maka tata
udara di ruang umum dirancang menggunakan aliran udara
alami yang diatur menggunakan kisi-kisi atau pengaturan
panel dinding dengan bukaan yang memadai untuk sirkulasi
udara. Untuk ruang umum yang berupa hall tanpa sekat tidak
diatur tata udara43. Berikut ni bebrapa jenis ac yang dapat
diaplikasikan ke dalam gedung terminal penumpang :
Standing Floor AC
Ac ini merupakan ac portabel yang mudah di pindah-
pindah. Pemasanganya pun tidak perlu menggunakan
tukang ac. Ac jenis ini cocok di untuk di tambahkan ke
43 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia
159
dalam area tunggu penumpang karena mudah dipindah-
pindah sesuai kebutuhan
Gambar III.45 Standing Floor AC
Sumber : www.lg.com
Ceiling Cassette AC
AC Ceiling Cassette ini di pasang di plafond ruangan.
Ac ini di gunakan pada ruang yang luas karena lebih
cepat mendinginkan untuk ruang yang luas, ac ini cocok
diaplikasikan ke area ruang tunggu kedatangan dan
keberangkatan penumpang. Karena letaknya di plafon,
maka ac ini akan terlihat menyatu pada ruangan.44
Gambar III.46 Ceiling Cassette AC
Sumber : www.daikinindia.com
44 Author, Jenis dan Tipe Air Conditioner, diakses dari http://www.hargaac.co.id/jenis-tipe-air-conditioner-ac-yang-perlu-kamu-ketahui/ , pada 17 Juli 2017
160
AC Split
Ac split biasanya di tempatkan untuk ruangan yang
tidak terlalu besar. Ac jenis ini nantinya akan di
aplikasikan di ruang-ruang pengelola dan ruang yang
bersifat privat lainya agar mudah diatur oleh pengguna
ruangan. Area pengelola biasanya ac tidak harus
beroprasi selama 24 jam.
Gambar III.47 AC Split
Sumber : 4bp.com
Manajemen Sampah dan Air Limbah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 18
tahun 2008, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Pengelolaan sampah sangat penting dimana bangunan
publik pasti akan menghasilkan banyak sampah. Banyaknya
161
sampah yang menumpuk akan menimbulkan berbagai
masalah seperti kesehatan dan bau tak sedap. Pemisahan
sampah menjadi kunci utama pengelolaan sampah. Sampah
di pisah berdasarkan jenisnya.
Sampah dari tiap-tiap ruang diambil oleh petugas
kebersihan. Setelah itu sampah dikumpulkan pada pos 1.
setelah sampah terkumpul di pos 1, kemudian sampah di
pindah ke pos 2 untuk dilakukan daur ulang sebelum akhirnya
diangkut menuju TPA45.
Untuk pengelolaan air limbah, air sebelum di buang akan
diolah terlebih dahulu menggunakan pengolahan air terlebuh
dahulu melaui sistem STP, dan untuk grey water akan diolah
oleh grey water recyler. Sehingga bisa diapakai lagi untuk air
penyiram wc, urinoir, dan tanaman.
Skema III.12 Pengolahan Limbah Terminal Penumpang
Sumber : Studi Pengelolaan Sampah Bandara Hasanudin
45 Leoni, Yemima Agnes, Studi Pengelolaan Sampah Bandara Hasanuddin, JurnalMahasiswa S1 Unhas.
162
Koridor Penumpang
Jalur koridor merupakan jalur penghubung antara gedung
terminal penumpang menuju ke dermaga ataupun sebaliknya.
Jalur ini memandu penumpang menuju kapal yang akan
dinaiki sesuai boarding pass. Koridor ini di lengkapi dengan
penutup atap agar calon penumpang tidak kepanasan dan
kehujanan. Untuk siang hari digunakan pencahayaan alami,
dan untuk malam hari digunakan penerangan buatan denan
kekuatan 100-150 lux46.
Berikut ini persyaratan teknis koridor :
a) Ukuran lebar koridor minumal 75cm, sebaiknya lebih dari
120cm.
b) Dilengkapi pagar pengaman di kedua sisinya
c) Ketinggian handrail minimum 110cm
d) Lantai terbuat dari bahan anti slip
e) Kemiringan koridor maksimum 12%, sebaiknya antara 5-
8%
Sistem Pengumuman Publik
Sistem pengumuman pada gedung terminal penumpang
harus di rancang dengan baik untuk operasional gedung
terminal maupun dalam keadaan gawat darurat. Jumlah alat
pengeras suara harus dalam jumlah yang cukup diletkkan di
46 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia Hlm 21
163
setiap bagian dari bangunan atau harus sesuai intensitas
yang cukup. Sistem pengumuman publik harus bisa di
tangkap dengan jelas oleh penumpang di gedung terminal47.
Berikut ini adalah tabel tingkat intensitas suara yang
harus dipenuhi :
Tabel III.28 Intensitas Suara Pengumuman Publik di Terminal Penumpang
Sumber : SNI Fasilitas dan peralatan di pelabuhan untuk pelayanan kapal
pesiar dan penumpang internasional
Fire Fighting System
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan sistem pengamanan
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan dijelaskan
bahwa: Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah
upaya mencegah terjadinya musibah kebakaran atau
meluasnya area kebakaran ke ruangan lain, atau upaya
pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau
bangunan lainnya.
47 SNI, Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelaayanan Kapal Pesiar danPenumpang, Badan Standar Nasional Indonesia. Hlm 41
164
Berikut ini peralatan yang di gunakan untuk upaya
pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran :
Sprinkler System
Sistem ini menggunakan sistem dengan pipa berisi air
bertekanan dengan head sprinkler diujung untuk
menyemburkan air. Tekanan air di dalam pipa senantiasa
selalu dijaga. Apabila tekanan menurun maka jockey pump
akan dengan otomatis menstabilkan tekanan air didalam
pipa. Jika tekanan masih terus menurun, maka pompa
elektrik akan bekerja menggantikan tugas jockey pump.
Jika pompa elektrik kembali gagal menstabilkan tekanan,
maka pompa disesl cadangan akan bekerja menstabilkan
tekanan air di dalam pipa.48
Sprinkler
Gambar III.48 Sprinkler System Scheme
Sumber : www.bromindo.com
Sistem Hydrant dan Hydrant Pilar
48 Bromindo, Sistem Kerja Fire Hydrant, diakses dari https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-hydrant/ pada 17 Juli 2018
165
Sistem ini pemipaanya mirip dengan sistem
pemipaan yang ada di rumahan. Yang membedakan
sistem hydrant dengan sistem pompa air biasa adalah
pompa hydrant menggunakan pompa khusus hydrant.
Rata-rata pompa hydrant mampu menghasilkan
kekuatan antara 9-10 bar keatas49. Prinsip kerja pompa
hydrant adalah sebagai berikut :
o Di perlukan tandon atau reservoir tank untuk
menyimpan pasokan air yang cukup
o Fire hydrant pump yang meliputi diesel pump,
electrical pump, dan jockey pump.
o Air yang berada di reservoir tank di pompa oleh fire
hydranr pump selama minimal 30 menit sebelum
akhirnya bisa di gunakan oleh pemadam kebakaran.
o Air yang telah dipompa dari reservoir tank akan
mengalir ke fire house. Pada fire house dibutuhkan
tambahan nozzle untuk memaksimalkan pancaran ke
titik api.
Detektsi Kebakaran
Untuk mendeteksi kebakaran digunakan alat
bernama smoke detctor. Smoke detector bekerja jika
dipicu oleh adanya asap. Smoke detector di tempatkan
49 Bromindo, Sistem Kerja Fire Hydrant, diakses dari https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-hydrant/ pada 17 Juli 2018
166
pada daerah-daerah rawan kebakaran. Prinsip kerja
alat ini adalah adanya pantulan cahaya dari lampu LED
pada alat terhadap photodiode akibat asap, inilah yang
membuat detektor bereaksi50.
Gambar III.49 Smoke Detector
Sumber : Bromindo.com
Sistem Kelistrikan
Sumber daya listrik yang di gunakan pada gedung
terminal penumpang pelabuhan ini akan mengandalkan suplai
dari Perusahaan Listrik Negaara (PLN) dan sistem generator
set sebagai cadangan. Tegangan yang di butuhkan oleh
gedung terminal pelabuhan adalah tegangan rendah.
Listrik yang di hasilkan oleh PLN adalah listrik
tegangan tinggi, maka harus diubah terlebih dahulu menjadi
listrik bertegangaan rendah oleh trafo. Setalah diubah menjadi
tegangan rendah, listrik akan di didtibusikan ke panel utama
dan di teruskan ke sub panel sebelum akhirnya didistribusikan
ke panel-panel peralatan.
50 Bromindo, Sistem Kerja Fire Hydrant, diakses dari https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-hydrant/ pada 17 Juli 2018
167
Skema III.13 Sistem Kelistrikan Gedung
Sirkulasi Vertikal
Ramp
Fungsi ramp adalah selain untuk jalur troli bagasi, juga
direncakan untuk memfasilitasi bagi pengguna
berkebutuhan khsusus. Kemiringan sudut ramp maksimum
adalah 8% atau dengan rasio tidak lebih dari 1:12. untuk
lebar minimum ramp adalah 95 cm.
Lift / Elevator
Lift adalah salah satu alat transportasi vertikal untuk
mengangkut orang ataupun barang. Lift umum dipasang
untuk bangunan bertingkat 3 (tiga) atau lebih. Dalam
perencanaan lift akan di gunakan pada area tunggu
kedatangan dan area tunggu keberangkatan. Pada
perhitungan jumlah penumpang, diproyeksikan gedung
terminaal penumpang akan melayani sebanyak 1725 orang
perhari. Pengguna lift pada bangunan gedung terminal
diasumsikan adalah 3% dari seluruh jumlah penumpang.
168
Untuk melayani jumlah tersbut, maka di tentukan rumus
jumlah lift yang ideal adalah sebaagai berikut :
T = (2h + 4s)(n-1) + s (3m+4)
S
(T) jumlah waktu yang diperlukan
(h) Jarak antar lantai(m)
(s) kecepatan rata-rata lift(3,5 m/sec)
(n) jumlah lantai yang dilayani lift
(m) daya angkut lift
T = (2 x 6 + 4 x 3,5)(3-1) + 3,5 (3 x 26 + 4)3,5
= 3393,5
= 96,8 detik
Perhitugan Jumlah Lift
N = T / WT~
(WT) waktu ideal = 70 detik
(N) jumlah lift yang diperlukan
N = 96,8 / 70
= 1,38~ 2 lift
Maka, lift yang diperlukan untuk ruang tunggu
kedatangan dan ruang tunggu keberangkatan masing-
masing 2(buah) lift.
Eskalator
169
Eskalator adalah tangga otomatis yang digunakan
untuk memindahkan barang atau penumpang secara
diagonal dari lantai atas ke lantai bawah atau sebaliknya.
Gambar III.50 Tangga Berjalan
Sumber : /thangmaydaithiena.com
Tangga dan Tangga Darurat
Tangga digunakan oleh penumpang untuk berpindah
antara satu lantai ke lantai yang lain secara diagonal. Lebar
tangga minimum 60cm, lebih baik diatas 120cm. Tangga
juga harus dilegkapi dengan handrail setinggi minimum
70cm. Tinggi tiap anak tangga tidak boleh melebihi 19cm.
Sedangkan tangga darurat adalah tangga yang digunakan
untuk mengevakuasi atau menyelamaatkan pengunjung
dari bahaya. Letak tangga darurat adalah berhubungn
dengan bangunan paling luar bangunan agar memberikan
akses langsung ke luar bangunan. Ruang tangga darurat
hasrus selalu tertutup dan tahan terhadap api minimal
selama 2 jam.
170
III.2.3 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Kualitas Udara dan Kebisingan
Jenis Dampak Penting
Penurunan kualitas udara melaui kandungan debu,
SO2, NO2, timbal (Pb) dan hidrokarbon. Serta terjadinya
peningkatan bising akibat kegiatan yang ada di
pelabuhan51.
Sumber Dampak Penting
Berasal dari kegiatan transportasi darat dan laut
( transportasi pengangkutan hasil bongkar muat barang
dan petikemas), penggunaan alat-alat berat untuk
keperluan bongkar muat barang kawasan pelabuhan,
operasional genset dan aktivitas kegiatan industri yang
ada di sekitar Pelabuhan52.
Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
Kep- 48/MENLH/11/1996, Keputusan Gubemur Provinsi
Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2000, Keputusan Gubemur
Provinsl Jews Tengah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Baku Motu Sumber rldak Bergerak, Keputusan Gubemur
51 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 6652 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 66
171
Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2004 dan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006.
Bobot dampak dinilai dengan seberapa jauh kualltas
udara dan bising melampaui baku mutu udara ambien
dan seberapa besar pengaruhnya terhadap lingkungan
serta berupaya memenuhi ketentuan yang berlaku53
Pengolahan Dampak Penting
Pengaspalan jalan yang dilalui kendaraan dalam
pelabuhan
Pembuatan taman dengan pohon pelindung umtuk
menetralisisr gas pencemaran.
Penyiraman lokasi rawan debu.
Penggunaan ruang kedap suara untuk runag genset.
b) Lingkungan Biologi
Jenis Dampak Penting
Perubahan jumlah jenis dan kelimpahan flora dan
fauna darat yang berada dalam kawasan pelabuhan.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak paling potensial ada dalam kawasan
pelabuhan bersumber dari gas buang kapal dan
53 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 66
172
kendaraan-kendaraan yang keluar masuk daerah
pelabuhan54.
Tolak Ukur Dampak Penting
Tolak ukur dampak penting adalah besarnya
perbedaan julmlah jenis dan kelimpahan flora dan fauna
darat yang ada pada kawasan pelabuhan55
Pengelolaan Dampak
Mengatur kepadatan kendaraan yang keluar dan
masuk pelabuhan.
Melakukan penanaman pohon/ tanaman hias pada
lokasi yang tidak terpakai dalam kawasan pelabuhan.
III.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi
Mesin X-ray
Mesin x-ray adalah mesin pemandai barang-barang
penumpang. Barang yang melalui tunnel mesin X-ray akan
terdeteksi oleh sensor Light Barrier. Ketika ada barang
terdeteksi oleh sensor Light Barrier, sensor akan mengirimkan
informasi untuk menghidupkan sinar X-ray. X-ray yang akan
menembus objek di atas konveyor. X-ray yang ditembakkan
akan diserap oleh objek yang diperiksa dan sisa dari X-ray
yang dipancarkan tersebut akan mengenai detektor-detektor
54 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 6755 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 67
173
yang bebentuk seperti huruf L. mesin X-ray berguna untuk
mendeteksi jenis barang yang di bawa oleh calon penumpang
untuk menghindari tindakan seperti penyelundupan dan
tindakan kriminal lainya56. Skema gambar mesin x-ray seperti
berikut :
Gambar III.51 Prinsip Kerja Mesin X-ray
Sumber : 1bp.com
Untuk menentikan Jumlah Mesin X ray di gunakan rumus berikut :
Jumlah Penumpang dijam sibuk : 300
Maka,
431,25 : 300 = 1,4 ~ 2 buah
Metal Detector
Metal detector adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi barang semua jenis metal. Sebelum penumpang
melaporkan diri ke meja lapor, penumpang di wajibkan
melalui mesin pendeteksi metal ini. Alat ini menggunakan
teknologi gelombang elektromagnetik. Apabila terjadi
56 Xray Indonesia, Cara Kerja Xray di Bandara, diakses darihttp://www.xrayindonesia.com/article/detail/163/cara-kerja-xray-di-bandara, pada 18 Juli2017
174
perubahan gelombang elktromagnetik, maka akan di deteksi
sebagai metal pengganggu. Hal ini untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan seperti senjata tajam57.
Untuk menentukan Jumlah Metal Detector di gunakan rumus
berikut :
Jumlah Penumpang dijam sibuk : 300
Maka,
431,25 : 300 = 1,4 ~ 2
Gambar III.52 Metal Detector
Sumber : doc. Google
Dimming Led Occupancy Cencor
Dimming led occupancy cencor adalah sistem instalasi
lampu pada bangunan. Sistem ini menggunakan dimmer
untuk mendeteksi kegiatan yang ada di dalam ruangan.
57 Xray Indonesia, Seberapa Tahukah Kita Mengenai Metal Detector, diakses darihttp://www.xrayindonesia.com/article/detail/129/seberapa-tahukah-pemahaman-kita-mengenai-metal-detector, pada 18 Juli 2017
175
Lampu akan menyala jika sensor mendeteksi adanya
kegiatan di dalam ruangan. Waktu time out lampu bisa diatur
dalam durasi 5-15 detik. Jadi lampu akan mati secara
otomatis beberapa detik sesuai yang telah diatur. Lampu juga
dapat di matikan dengan menggunakan saklar apabila lampu
ingin di matikan walaupun ada kegiatan di dalam ruangan.
Gambar III.53 Alat Dimmer
Sumber : www.intech.com
176
III.3 Analisa Konteks Lingkungan
III.3.1 Analisis Pemilihan Lokasi
a) Data Administrasi
Gambar III.54 Peta Kabupaten Kendal
Sumber : Kendalkab.go.id
Kordinat :
1090 40’ – 1100 18’ Bujur Timur dan 60 32’ – 70 24’
Lintang Selatan.
Luas : 1.002,23 km2
Penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2016 mencapai
961.969 jiwa dengan kepadatan 960,04 jiwa/km2..
Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu :
daerah pegunungan yang terletak di bagian paling selatan
177
dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl.
Suhu berkisar antara 250 C. Kemudian daerah perbukitan
berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai
di sebelah utara dengan ketinggian antara 0 s/d 10 m dpl
dan suhu berkisar 270 C.
Kecamatan Kaliwungu adalah kecamatan yang memiliki
ketinggian terendah di atas permukaan laut yaitu 22 m di
atas permukaan laut.
Musim kemarau di wilayah Kendal terjadi pada sekitar bulan
Juli dan Agustus. Data ini diperoleh dari jumlah curah hujan
yang hanya berkisar 25 mm di bulan Juni dan 30 mm di
bulan September58.
Batas Wilayah
Utara : Laut Jawa.
Timur : kota Semarang.
Selatan : Temanggung.
Barat : Kabupaten Batang.
Di Kabupaten Kendal di bagi menjadi 19 Kecamatan yang di
jelaskan pada tabel berikut :
58 bps Kab. Kendal, Kendal dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kab. Kendal, Kendal2012. Hlm 1 & 2
178
Tabel III. 29 Wilayah Kecamatan dan Luas di Kabupaten Kendal
Sumber : bppd.jatengprov.go.id
Jenis Tanah di Kabupaten Kendal
Tabel III.30 Jenis Tanah di Kabupaten Kendal
Jenis Tanah Kecamatan
Andosol Limbangan
Latosol Kecamatan
Singorojo
Patean
Sukorejo
179
Pageruyung
Plantungan
Alluvial Kendal
Kangkung
Cepiring
Weleri
Brangsong
Kaliwungu
Sumber : bappeda.kendalkab.go.id
b) Potensi
Sektor Pertanian dan Perkebunan
Antara lain : padi, tembakau, bawang merah,
durian,jagug, singkong, kacang tanah, jambu klutuk
merah, pisang, teh, tebu, karet, kelapa dalam, kopi,
mlinjo, aren, jambu mete, kakao, lada, palawija, jamur
tiram, sayur mayur dan lain-lain.
Sektor Peternakan dan Perikanan
Antara lain : ayam pedaging, ayam ras petelur (broiler),
ayam buras, itik, sapi perah dan sapi pedaging (masih
minim peminat), kambing, lele, belut, udang, bandeng,
teri nasi, rajungan, ikan panggang, ikan olahan lain
hasil tangkapan laut, dan lain-lain. (Ulasan lebih
lengkap edisi berikutnya)
180
Sektor Pariwisata
Antara lain : Curug Sewu Patean, Pantai Sendang
Sikucing Weleri, Pantai Ngebum Kaliwungu, Pantai
Muara Kencan Patebon, Pantai Komplek LDS, Gua
Kiskenda Boja, Pemandian Air Hangat Gonoharjo Limut,
dan wisata religius Kaliwungu.
Sektor UKM
Antara lain : kerajinan tas di Truko Kangkung, konveksi
jeans di Cepiring dan Bulak Kec. Rowosari, Konveksi
jas wanita di Pandes Cepiring, batu bata merah di
Botomulyo Cepiring, Bordir di Krajan Kulon Kaliwungu,
pengolahan kapuk / pembuatan kasur / kasur lantai di
Sidomukti Weleri, kompor minyak tanah di Patebon,
mainan mobil-mobilan di Purwosari Patebon, Cornella
di Kaliwungu, Maket dan model mainan kapal laut Pinisi
dari Desa Blorok Brangsong, produksi krupuk
menyebar di Kaliwungu, Kendal, Weleri, dll, produksi
tahu tempe di Weleri, Sukorejo, Kaliwungu dan lain-lain,
pembuatan emping mlinjo di Plantungan dan
Pageruyung, Jahe instan di Penyangkringan Weleri,
181
Jamur tiram di Gemuhblanten, Sojomerto Kec. Gemuh,
dan lain-lain.59
III.3.2 Terminal Kendal dalam RTRW Kabupaten Kendal
Lokasi Pelabuhan Kendal tepat berada pada kawasan
yang direncanakan sebagai kawasan strategis ekonomi
dimana kawasan ini memiliki nilai komersil yang sangat
menguntungkan apabla dikembangkan pelabuhan terutama
untuk pendukung pelabuhan penyeberangan yang ada saat
ini60.
Gambar III.55 Posisi Pelabuhan Kendal Terhadap Rencana Tata Ruang
Sumber : Peraturan Menteri no. 18 th 2013
Rencana pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
merupakan salah satu yang dapat meningkatkan
59 BKPM, Kabupaten Kendal, dikses darihttps://regionalinvestment.bkpm.go.id/sipid_new/front/daerah/332460 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 37
182
perekonomian wilayah. KSE Kendal merupakan merupakan
salah satu kawasan yang di teteapkan sebagai kawasan
strategis Provinsi Jawa Tengah dalam sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi.
Penetapan batas wilayah kawasan strategis ekonomi
Kendal di dasarkan pada Peratura Daerah Kabupaten Kendal
nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Industri Kaliwungu Kendal. Berdasarkan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Industri Kabupaten Kendal telah
di rencanakan Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) yang
merupakan bagian dari pengembangan area yang terapat di
Kawasan Industri Kaliwungu Kendal. Kawasan ini
dialokasikan berada ddi selatan kaewasan pelabuhan Kendal.
Adanya pemabngunan Kawasan Strategis Ekonomi nantinya
akan mendorong daya saing industri di Kawasan Industri
Kaliwungu sehingga kawasan ini akan cepat berkembang.
Kawasan STrategis Ekonomi ini menempati ruang seluas
1.000 Ha.
Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) Kendal merupakan
kawasan strategis Provinsi, karena peran dan fungsinya
sebagai salah satu simpul perekonomian antara Wilayah
Regional, Nasional, bahkan Internasional. Secara
administrasif terletak di Kabupaten Kendal yang merupakan
183
bagian dari Kawasan Kedungsepur. Pengembangan
Kawasan Strategis Ekonomi ini sesuai dengan tata ruang
wilayah provinsi Jawa Tengah yang tercantum dalam perda
Provinsi No.6 Tahun 2010. Kawasan ini merupakan kawasan
strategis provinsi, diman dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah
Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Kendal seluas 1.000
Ha berada di dala kawasan pelabuhan dan kawasan industri
Kabupaten Kendal dengan luas lahan 2.830 Ha61.
III.3.3 Kondisi Eksisting Terminal Pelabuhan Tanjung Kendal
A. Studi Kondisi Eksisiting Tapak
Lokasi Pelabuhan Tanjung Kendal berada di kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Gambar III.56 Peta Kecamatan Kaliwungu
Sumber : bappeda.kendal.go.id
61 Menteri Perhubungan, Pm No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk PelabuhanTanjung Emas Semarang, Kemenetrian Perhubungan, Jakarta : 2013. Hlm 37
184
Secara Geografis Kecamatan Kaliwungu berada
diwilayah administrasi Kabupaten Kendal Propinsi Jawa
Tengah berkisar antara 6 0 55’ 30” - 6 0 59’ 10” Lintang
Selatan dan 110 0 14’ 00” - 1100 18’ 00” Bujur timur. dengan
ketinggian tanah 4.5 meter di atas permukaan air laut , Batas
wilayah Kecamatan Kaliwungu sebelah utara berbatasan
dengan laut Jawa sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Brangsong sebelah selatan dengan Kecamatan
Kaliwungu selatan dan sebelah timur berbatasan dengan
Kota Semarang62.
Pelabuhan Tanjung Kendal adalah Pelabuhan Perintis
yang masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang sebagai pelabuhan pengumpul.
Gambar III.57 Masterplan Kawasan Pelabuhan Kendal
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas Penunjang PelabuhanTerminal Kendal
62 bps Kab. Kendal, Kendal dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kab. Kendal, Kendal2012. Hlm 1 & 2
185
Gambar III.58 Site Plan Kawasan Terminal Penumpang PelabuhanKendal
Sumber : Gambar DED Dermaga Dermaga dan Hasilitas Penunjang PelabuhanTerminal Kendal
Gambar III.59 Tampak Selatan dan Utara Gedung TerminalPenumpang
Gambar III.60 Tampak Timur Dan Barat Gedung TerminalPenumpang
186
Luas Lahan : 57 Ha
Luas Bangunan Gedung Terminal : 600m2
Kapasitas : 500 penumpang
Luas Toilet : 36m2
Luas Musholla : 36m2
Luas Kantor Pengelola : 220m2
Kedalaman Kolam : -3 m
Kecepatan Angin
Pagi : 3 km/jam dari Arah Utara
Sore : 13 km/jam dari Timur Laut
Kemiringan Tanah : 2% (landai)
B. Studi Regulasi dan Fungsi Kota
Terminal Penumpang Pelabuhan Laut Tanjung Kendal
berada di desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu Kendal.
Dalam rencana RDTRK Kabupaten Kendal tahun 2011-2013,
kecamatan Kaliwungu merupakan daerah pelayanan sebagai
pusat industri, kawasan ekonomi strategis, perdagangan dan
jasa. Dalam rencana RDTRK Kabupaten Kendal tahun 2011-
2031 sesuai perda Kabupaten Kendal No 20 tahun 2011,
pengembangan fasilitas perkotaan di Kaliwungu adalah
fasilitas dasar kawasan industri, pusat perdagangan dan jasa
skala regional, dan fasilitas pelayanan transportasi laut skala
nasional. Rencana pengembangan transportasi laut yang
187
dimaksud adalah pengembangan pelabuhan penumpang
nerada di Kecamatan Kaliwungu. Pelabuhan yang dimaksud
akan digunakan untuk melayani penyeberangan laut dan
angkutan penyeberangan63.
C. Amenitas Buatan di Terminal Pelabuhan Kendal
Sistem Struktur
Sistem struktur pada bangunan Terminal Penumpang
Pelabuhan Laut Tanjung Kendal adalah menggunakan
sistem rangka beton. Pondasi menggunakan pondasi foot
plat dengan mini pile. Sedangkan konstruksi atap
menggunakan kayu dengan penutup genteng tanah Liat.
Gambar III.61 Perspektif Bangunan Terminal Penumpang PelabuhanKendal
63 Bupati Kendal, Perda No. 20 Th. 2011 tentang Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Kendal Tahun 2011-2031, Hlm 19
188
Gambar III.62 Potongan Gedung Terminal
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
Gambar III.63 Detail Pondsi Bangunan Terminal
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
189
Utilitas Kawasan Terminal Pelabuhan Kendal
Air bersih
Untuk sumber air bersih eksisting pada kawasan
terminal pelabuhan kendal adalah sumur artetis. Air dari
sumur artetis di tampung pada tandon bawah. Kemudian
air di pompa dengan mesin pompa ke tandon atas
sebelum di distibusikan ke seluruh Kawasan Terminal
Pelabuhan Kendal.
Gambar III.64 Gambar Kerja Sumur Artetis
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
Genset
Sebagai cadangan daya untuk listrik PLN, kawasan
pelabuhan terminal Kendal menyediakan satu buah
genset. Rumah genset seluas 81m2 terletak di sebelah
barat bangunan gedung pengelola.
190
Gambar III.65 Denah Rumah Genset
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
Gambar III.66 Potongan Rumah Genset
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
Gambar III.67 Tampak depan Rumah Genset
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
191
Hydrant
Sesuai dengan standar yang di tetapkan untuk
bangunan publik, terminal pelabuhan kendal juga
menyiapkan beberapa titik hydrant untuk mengantisipasi
bahaya terjadinya kebakaran. Sumber air untuk hydrant
berupa sumur artetis yang di tampung oleh ground tank
Gambar III.68 Denah Pipa Hydrant
Sumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas PenunjangPelabuhan Terminal Kendal
Fasiltas Terminal Penumpang Pelabuhan Kendal
Terminal Penumpang Pelabuhan Kendal sudah
dilengkapi dengan gedung terminal seluas 600m2. Gedung
terminal penumpang kendal memiliki fasilitas antara lain
ruang kesehatan, ruang karantina, ruang tunggu penumpang,
musholla berukuran 3x3m, dan juga cafe dan kantin di
dalamnya.
192
Gambar III.69 Ruang Tunggu Terminal Penumpang
Tampak Interior ruang tunggu Terminal Penumpang
Kendal. Tidak ada pemisahan antara ruang tunggu
kedatangan dan keberangakatan. Pada area bangunan
terminal juga sangata minim rambu petunjuk. Bangunan
terminal ini di lengkapi dengan 4 ruang kamar mandi yang di
bagi menjadi dua untuk laki-laki dan perempuan.
Gambar III.70 Tangga Menuju Lantai 2
Bangunan ini sebenarnya memiliki 2 lantai. Namun pada
penggunaanya hanya 1 lantai yang di gunakan. Terlihat akses
193
menuju lantai 2 di tutup menggunakan tali karena tangga
sangat curam dan berbahaya.
Gambar III.71 Kemiringan Tangga sangat Curam
Kondisi pada tapak cukup gersang karena kurangnya
vegetasi. Kondisi berdebu tidak dapat dihindarkan karena
tapak berada di dekat lokasi pembangunan kawasan Industri.
Gedung pengelola dan Gedung terminal penumpang, dan
Genset terletak terpisah.
Gambar III.72 Jalan Menuju Terminal Penumpang Pelabuhan
194
Gambar III.73 Fasilitas Musholla
Pada Kawasan Terminal Penumpang Pelabuhan Kendal
juga terdapat fasilitas musholla berukuran 36m2 yang terletak
terpisah dengan gedung terminal penumpang.
Gambar III.74 Gedung Pengelola Pelabuhan
Gambar III.75 Halte Bus
195
Meskipun belum ada trayek yang melayani tujuan ke
pelabuhan Kendal, namun Terminal Pelabuhan Kendal telah
menyediakan fasilitas halte bus penumpang.
D. Alasan dilakukan Redesain
Redesain adalah proses perencanaan dan
perancangan kembali sebuah bangunan yang telah ada
namun dinilai kurang tepat guna. Redesain dapat dilakukan
dengan mengubah, menambah, dan mengurangi unsur
bangunan.
Terminal pelabuhan laut Tanjung Kendal mulai
dibangun tahun 2002 sebagai pelabuhan perintis yang
melayani rute Kendal - Kumai. Namun pada tahun 2013
muncul Peraturan Menteri yang menjelaskan bahwa
pelabuhan Tanjung Kendal difungsikan untuk menunjang
kebeadaan Pelabuhan Ranjung Emas yang melayani
seluruh kegiatan penyeberangan kapal Ro - Ro dari Jawa
Tengah..
1) Analisa Pengguna
a) Penumpang
Pelabuhan Tanjung Kendal di bangun sebagai
pelabuhan perintis. Terminal penumpang Pelabuhan
Kendal dibangun untuk memenuhi kapasitas 500
penumpang.
196
Gambar III.76 Gedung Terminal Penumpang Pelabuhan Kendal
Hal ini karena Terminal Penumpang Pelabuhan
Kendal dibangun sebelum muncul peraturan menteri
PM No. 18 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Tanjung Emas. Dalam peraturan tersebut
terminal Kendal difungsikan untuk melayani
penyeberangan kapal Ro-Ro dari dan menuju Jawa
Tengah. Jika melihat dari proyeksi jumlah
penumpang kapal laut yang naik dan turun di Jawa
Tengah, maka Terminal Kendal diperkirakan akan
melayani lebih dari 1700 penumpang. Maka dari itu
perlu dilakukan penambahan kapasitas bangunan
gedung terminal penumpang untuk mencukupi
kebutuhan tersebut.
b) Pengelola
Ada beberapa instansi yang ada pada pelabuhan.
Antara lain, kepabeanan, pengelola pelabuhan,
197
syahbandar atau perhubungan laut, dan petugas
kesehatan. Jumlah petugas pengelola pada
pelabuhan menurut analisa adalah mencapai 130
orang. Maka dari itu diperlukan kantor yang lebih luas
dan layak untuk menunjang kinerja pengelola pada
pelabuhan.
Gambar III.77 Kantor Pengelola Pelabuhan Kendal
Gambar III.78 Interior Kantor Pengelola
Pelabuhan Kendal
2) Analisa Program Ruang
a) Kebutuhan Ruang
Untuk menunjang keamananan dan kenyaman
pelayaran, terminal penumpang pelabuhan laut
Tanjung Kendal membutuhkan beberapa ruang yang
198
belum tersedia di gedung terminal penumpang yang
telah ada. Pada bangunan yang baru, akan ada
penambahan ruang seperti ruang check in, ruang
karantina yang lebih layak, dan area konsesi. Ruang
karantina yang telah ada pun hanya dibangun
seadanya sehingga memerlukan ruang karantina
baru sesuai spesifikasi yang diperlukan.
b) Besaran Ruang
Semakin bertambahnya jumlah penumpang,
maka luas bangunan dan fasiitas yang di butuhkan
juga akan meningkat. Saat ini gedung terminal
penumpang Pelabuhan Tanjung Kendal memiliki luas
600 m2 untuk menampung 500 penumpang.
Gambar III.78 Denah Terminal Penumpang Pelaabuhan KendalSumber : Gambar DED Dermaga dan Fasilitas Penunjang Pelabuhan
Terminal Kendal
199
Jika melihat tren kenaikan jumlah penumpang
dan rencana pemindahan kegiatan kapal Ro-Ro dari
dan menuju Jawa Tengah ke pelabuhan Tanjung
Kendal, maka terminal Kendal akan melayani
penumpang mencapai 1700 penumpang tiap harinya.
Dari analisa hasil perhitungan, maka seharusnya
gedung terminal penumpang Pelabuhan Tanjung
Kendal harus memiliki gedung seluas mencapai
20.000 m2 untuk melayani lebih dari 1700
penumpang setiap harinya.
c) Sirkulasi dalam Bangunan
Semakin tingginya jumlah penumpang yang akan
melakukan perjalanan melalui terminal Kendal, maka
perlu diatur juga sirkulasi dalam bangunan gedung
terminal penumpang pelabuhan Tanjung Kendal.
Saat ini belum diberlakukan sistem sirkulasi yang
teroganisir di gedung terminal penumpang pelabuhan
Tanjung Kendal. Pada desain yang baru, sirkulasi
penumpang yang akan pergi melalui gedung terminal
penumpang pelabuhan Tanjung Kendal akan diatur
sedemikian rupa, karena pada gedung terminal
penumpang yang baru akan di berlakukan sistem
pengamanan yang berlapis sehingga para calon
200
penumpang harus melalui beberapa tahapan
pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menaiki kapal.
3) Analisa Sistem Pelayanan
a) Area Parkir
Ruang parkir yang tersedia pada bangunan
eksisting memang sudah cukup luas, namun apabila
ada penambahan jumlah penumpang dan jumlah
kapal, maka diperlukan juga ruang tunggu kendaraan
sebelum memasuki kapal. Pintu masuk mobil menuju
kawasan pelabuhan akan di pertahankan, namun
akan ada penambahan ruang untuk kendaraan
menunggu sebelum memasuki kapal.
Gambar III.79 Jalan Akses masuk Kawasan Pelabuhan
b) Penunjang
Pada gedung terminal penumpang yang telah
ada sudah dilengkapi dengan beberapa cafetaria,
namun hal ini kurang mencukupi kebutuhan
penunjang untuk memenuhi kebutuhan penumpang.
201
Maka dari itu sekain cafetaria, gedung erminal
penumpang juga akan dilengkap dengan atm center,
ruang menyusui, ruang khusus merokok, toko
majalah, dan area bermain anak.
4) Analisa Utilitas
a) Air Bersih
Sistem air bersih pada kawasan terminal
penumpang pelabuhan laut Tanjung Kendal
meggunakan sistem down feed. Air bersumber dari
dalam tanah menggunakan sumur artetis yang di
tampu g terlebih dahulu pada ground tank, kemudian
air di pompa menuju tandon atas sebelum akhirnya
didistribusikan ke seluruh area terminal penmpang
Pelabuhan Kendal. Sistem ini akan di pertahankan
untuk mensuplai kebutuhan air bersih kawasan
terminal penumpang Tanjung Kendal.
Namun kapasitas pada tangki atas akan di
tambah menyusul bertambahnya jumlah penumpang
yang akan di layani oleh gedung terminal penumpang
pelabuhan Kendal.
b) Air Kotor
Belum ada penanganan khusus air kotor pada
gedung terminal penumpang pelabuhan Tanjung
202
Kendal saat ini. Maka dari itu perlu direncanakan lagi
sistem pengolahan air kotor. Pada bangunan baru,
grey water akan diolah dengan grey water recycler.
Grey water akan melalui beberapa tahapan
penyaringan dalam sewage treatment plan, kemudian
air akan di tampung pada sumur resapan untuk bisa
di gunakan kembali sebagai penyiram tanaman dan
toilet sebelum akhirnya di buang ke saluran kota.
c) Pemadam
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan sistem
pengamanan kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan dijelaskan bahwa: Pengelolaan sistem
pencegahan kebakaran adalah upaya mencegah
terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area
kebakaran ke ruangan lain, atau upaya
pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau
bangunan lainnya.
Maka dari itu perlu direncakan juga sistem
pengaman terhadap kebakaran khususnya bangunan
publik. Pada kawasan terminal penumpang
Pelabuhan Kendal sendiri sudah terdapat beberapa
titik hydran pilar, namun di dalam gedung belum ada
top related