bab ii landasan teori - bina sarana informatika · public relation, personal selling, direct...
Post on 22-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller dalam Wibowo (2017:233) mengemukakan
bahwa, “Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan pemegang kepentingan”.
Menurut Prisgunanto (2014:213) mengatakan bahwa, “Pemasaran adalah
sebuah proses terencana terukur dan dapat mencapai obyektif yang diinginkan
sesuai dengan apa yang sudah digariskan oleh perusahaan dari kebijakan yang
dihasilkan”.
Menurut W Stanton dalam Priangani (2013:2) mengatakan bahwa,
“Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial”.
Dari definisi diatas bahwa pemasaran merupakan proses yang membentuk
hubungan antara produsen dengan individu dalam menyampaikan produk maupun
jasa, guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk
yang berkualitas.
13
2.1.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dalam Hermawan (2015:152) berpendapat bahwa, “Bauran
Pemasaran adalah sebagai seperangkat alat pemasaran teknis yang dapat
dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan dalam pasar sasaran”.
Menurut Tandjung, Prayogo, dan Prabowo (2013:11) mengatakan bahwa,
“Bauran pemasaran adalah satu cara untuk memengaruhi pelanggan untuk membeli
suatu produk atau jasa”.
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran
merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan
dalam pemasaran dan sebagian besar memusatkan pada empat komponen kunci
yaitu Product, Price, Promotion, dan Place. Penjabaran mengenai komponen 4P
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Produk (Product) “Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen”.
2. Harga (Price) “Sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa harga yang
dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual”.
14
3. Promosi (Promotion) “Aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.
4. Tempat (Place) “Tempat operasinya semua kegiatan-kegiatan organisasi”.
2.2 Komunikasi Pemasaran
Menurut Prigusnanto (2014:205) mengemukakan bahwa, “Komunikasi
pemasaran adalah segala sarana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen
agar terpengaruh dan percaya dengan produk yang ditawarkan”.
Menurut Hutomo (2017:174) mengatakan bahwa, “Komunikasi pemasaran
adalah kegiatan pemasaran yang menggunakan teknik-teknik komunikasi yang
bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan
tercapai, yaitu peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian
produk yang ditawarkan”.
Menurut Soegoto dalam Fadilah (2017:113) mengatakan bahwa,
“Promotion Mix (bauran promosi) adalah kombinasi media yang dapat digunakan
untuk mempromosikan diri tersebut”.
Menurut Kotler dalam Farid, Ghalib, dan Utomo (2014:37) kegiatan
komunikasi pemasaran itu mencakup:
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi nonpersonal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
15
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar
ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
4. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi nonpersonal mengenai
pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi
atau berita tentangnya untuk membangun citra yang bagus, menangani
rumor atau berita yang tidak menguntungkan (pada umumnya bersifat
ilmiah).
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian
konsumen.
6. Pemasaran Melalui Internet (Internet Marketing), yaitu sisi pemasaran dari
E-Commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk
mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan
jasa melalui internet.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bauran promosi
merupakan rangkaian yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar produk yang
dipasarkan dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas.
2.2.1 Kedudukan Periklanan Sebagai Alat Komunikasi Pemasaran Terpadu
Periklanan merupakan salah satu bagian penting dari pemasaran karena
terletak pada salah satu unsur utama bauran promosi yang terdiri atas Periklanan,
Public Relation, Personal Selling, Direct Marketing dan Sales Promotion.
16
Menurut Mawara (2013:830) mengatakan bahwa, “Periklanan adalah
segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh
suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”.
Menurut Suhandang dalam Mawara (2013:830) mengatakan bahwa,
“Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor
tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media
massa atas penyiaran iklannya”.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kedudukan
peiklanan sebagai alat komunikasi pemasaran adalah bahwa periklanan merupakan
media yang tepat untuk mempromosikan suatu barang atau jasa sehingga
masyarakat dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan sehingga mempermudah
kedua belah pihak yaitu produsen dan konsumen untuk mendapatkan suatu hasil
yang mereka inginkan, produsen mendapatkan peningkatan penjualan dan
konsumen menjadi mudah mencari tahu produk yang mereka inginkan.
2.3 Periklanan
2.3.1 Pengertian Periklanan
Menurut Etika dalam Azizah (2013:39) mengatakan bahwa, “Periklanan
adalah pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu
produk yang disampaikan melalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang
dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat”.
17
Menurut Shimp dalam Prasetya dan Widyawati (2016:4) mengatakan
bahwa, “Periklanan adalah bentuk komunikasi berbayar dan termediasi dari sumber
yang jelas, didesain untuk mempengaruhi penerimaan supaya melakukan sesuatu
sekarang atau dimasa yang akan datang”.
Menurut Suhandang dalam Mawara (2013:830) mengemukakan bahwa,
“Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor
tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media
massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program siaran televisi dan media
cetak”.
Dari uraian definisi diatas maka disimpulkan bahwa periklanan merupakan
cara menjual melalui penyebaran informasi dengan memberikan penjelasan
mengenai nama suatu merek produk, dengan demikian maka periklanan merupakan
proses komunikasi lanjutan yang membawa para khalayak ke informasi terpenting
yang perlu khalayak ketahui.
Adanya kegiatan periklanan sering juga mengakibatkan terjadinya
penjualan dengan segera meskipun juga penjualan terjadi pada saat yang akan
mendatang hal ini menandakan bahwa iklan yang baik terkait dengan perubahan
sikap dan perilaku yang membawa pada perubahan tindakan hanya saja perubahan
itu tidak terjadi dengan segera.
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Karena
periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik
kesadaran, menanamkan informasi, membangun sikap, atau mengharapkan adanya
suatu tindakan yang menguntungkan bagi pemasang iklan.
18
2.3.2 Jenis-jenis Periklanan
Menurut Supriadi (2013:49) mengatakan bahwa jenis iklan terbagi menjadi
dua bagian, antara lain:
1. Jenis Iklan Berdasarkan Isi Pesan
a. Iklan Komersial
Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye
suatu produk atau jasa. Tujuannya yakni sebagai media pemasaran
produk hampir sebagian besar iklan yang dimuat diberbagai media
adalah iklan bagian promosi, baik untuk memperkenal sebuah produk,
mendorong untuk membeli, meningkatkan konsumen, maupun
menanamkan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk.
b. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat merupakan iklan non komersial dengan
maksud mengajak, mendidik, mengarahkan, atau menghimbau
masyarakat sebagai warga negara maupun warga dunia. Komunikan
dalam iklan layanan masyarakat biasanya lembaga-lembaga pemerintah
atau lembaga swadaya.
c. Iklan Politik
Iklan politik bisa disebut juga media kampanye yang bertujuan untuk
kepentingan partai politik. Tujuan dari iklan politik sangat beragam,
mulai dari memperkenalkan partai baru, membangun citra partai,
memperkenalkan program kerja partai, hingga memenangkan pemilu.
Di Indonesia, iklan politik lazimnya ramai dilakukan saat berlangsung
kampanye terbuka dalam pilkada maupun pilpres.
19
2. Jenis Iklan Berdasarkan Sasaran
Setiap produk atau jasa yang dibuat memiliki segmentasi konsumen
yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menentukan variasi sasaran iklan
berdasarkan siapa konsumen yang sebenarnya. Sasaran iklan diantaranya,
orangtua (rumah tangga), dewasa, remaja, dan anak-anak. Sasaran ini pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap isi pesan iklan serta ragam media yang
dipilih.
Didalam keluarga, seorang ayah, ibu, atau anggota keluarga lainnya,
memiliki pengaruh dalam perilaku konsumen. Mereka memiliki motif dan
kepercayaan masing-masing berkaitan dengan suatu produk yang akan
dikonsumsi. Begitu pula dengan sasaran orang dewasa, pesan dan tujuan
konsumsi produk iklan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
orang dewasa. Sementara itu, iklan remaja merupakan iklan yang sasaran
produk dan jasanya ditujukan bagi remaja. Dalam usia yang sedang
berkembang ini, remaja memiliki gejala psikologis yang khas sehingga iklan
pun dikemas agar dapat mempresentasikan kondisi psikologi mereka. Anak-
anak sebagai salah satu konsumen, juga tidak lepas dari sasaran iklan produk
dan jasa. Selain sebagai konsumen, mereka dijadikan sebagai aktor dalam
periklanan, karena itu keberadaan anak dalam dunia periklanan sangat
diperhatikan.
20
2.4 Peran Periklanan
Menurut Strong dalam Lukitaningsih (2013:125) mengatakan bahwa, “Iklan
berperan sebagai penarik perhatian, sehingga konsumen tertarik, timbul keinginan
untuk membeli dan memutuskan pembelian”.
2.5 Manfaat Periklanan
Menurut Kasali dalam Fadilah (2017:114) manfaat periklanan ada tiga,
yaitu:
1. Iklan memperluas alternative bagi konsumen, maksudnya dengan adanya
iklan konsumen dapat mengetahui adanya berbagai macam produk dan jasa
yang ditawarkan.
2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumen. Iklan
yang ditampilkan dihadapan masyarakat dengan frekuensi ukuran logo dan
brand yang besar diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan yang tinggi
dan menciptakan perusahaan dan produk yang bermutu dan bonafit.
3. Iklan membuat orang mengenal dan selalu mengingat. Dengan beriklan
konsumen diharapkan mengetahui suatu produk atau jasa, selanjutnya
konsumen diharapkan selalu mengingat dan mengkonsumsi produk atau
jasa tersebut.
21
2.6 Proses Komunikasi Periklanan
Hakikat komunikasi menurut Muhammad dalam Sikumbang (2014:64)
mengatakan bahwa, “Komunikasi merupakan pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah
laku”.
Menurut Hakim dalam Fadilah (2017:115) mengatakan bahwa, “Proses
komunikasi periklanan pesan iklan terletak pada rumus SUPER “A” yakni Simple,
Unexpected, Persuasive, Entertaining, Relevant, Acceptable”. Pengertian diatas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Simple, yakni sederhana, untuk brand baru kesederhanaan ini dipahami
sebagai “dapat dimengerti sekali lihat”.
2. Unexpected, artinya tidak terduga, ditengah derasnya arus iklan yang dilihat
setiap harinya, iklan yang baik adalah iklan yang idenya tidak terduga, di
luar bayangan sehingga akan berdecak kagum.
3. Persuasive, disebut juga dengan daya bujuk, yang berarti mempunyai
kemampuan menyihir orang untuk melakukan sesuatu. Iklan yang persuasif
mampu menggerakkan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand
dan tertarik untuk mencobanya.
4. Entertaining, mempunyai sifat penghibur mampu memainkan emosi
konsumen untuk tertawa, menyanyi, menari, menangis, atau terharu. Iklan
seperti itu mampu mengangkat simpati konsumen terhadap brand yang
diiklankan.
22
5. Relevant, iklan yang baik harus dapat dipertanggung jawabkan, harus tetap
terdapat di rasionalisasi, harus ada hubungan dengan brand dari produk
yang kita iklankan, iklan harus relevan dengan brand, baik brand
positioning, maupun brand personality.
6. Acceptable, iklan yang diterima oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya
setempat, kode etik periklanan dan undang-undang tentang perlindungan
konsumen merupakan kesepakatan yang mencerminkan kepentingan
masyarakat.
2.6.1 Kriteria Periklanan Yang Efektif
Menurut Monlee dalam Fadilah (2017:114) mengatakan bahwa, “Kriteria
periklanan yang efektif adalah proses perencanaan periklanan sebuah proses
tersendiri didalam fungsi pemasaran”. Ini terdiri dari enam langkah utama yang
dirinci sebagai berikut:
1. Mengulas Rencana Pemasaran
Manajer periklanan pertama-tama mengulas rencana pemasaran untuk
memahami kearah mana arah perusahaan, cara apa yang diniati, dan peran
yang akan dimainkan periklanan dalam bauran pemasaran.
2. Analisis Situasi Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis-analisis situasi internal dan eksternal secara ringkas
menyatakan kembali situasi perusahaan sekarang, pasar-pasar target,
tujuan-tujuan pemasaran jangka pendek dan jangka panjang, serta
keputusan-keputusan menyangkut posisi produk di pasar, tahapnya dalam
siklus kehidupan, dan bauran pemasaran yang terkait.
23
3. Menentukan Tujuan Periklanan
Tujuan-tujuan periklanan hendaknya dinyatakan secara jelas, tepat dan
dalam lingkup-lingkup yang terukur. Ketepatan dan daya ukur
memungkinkan para pengiklan mengevaluasi kesuksesan periklanan pada
akhir kampanye periklanan, menilai apakah tujuan-tujuannya telah
dipenuhi. Tujuan-tujuan periklanan dapat berorientasi penjualan atau
berorientasi komunikasi.
4. Mengembangkan dan Melaksanakan Strategi Periklanan atau Kreatif
Tujuan-tujuan periklanan menyatakan dimana pengiklan ingin berada
dalam kaitannya dengan pangsa pasar dan kepekaan publik.
5. Mengembangkan dan Melaksanakan Strategi Media
Media menyertakan metode-metode tradisional seperti koran, majalah,
televisi, radio, dan papan reklame, serta media pelengkap seperti periklanan
yellow pages, periklanan internet, dan periklanan khusus.
6. Mengevaluasi Efektivitas Periklanan
Dalam mengelola kampaye iklannya, sebuah perusahaan hendaknya
secara teliti mengevaluasi efektivitas iklan-iklan sebelumnya dan
menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk memperbaiki kualitas iklan di
masa mendatang.
24
2.7 Strategi Kreatif Iklan
Menurut Kriyantono (2013:16) mengatakan bahwa, “Strategi kreatif adalah
keputusan atau tahap membuat pesan-pesan iklan. Kreatif dalam periklanan
merupakan kemampuan membangkitkan berbagai ide segar, unik, dan pantas yang
digunakan sebagai solusi terhadap masalah-masalah komunikasi”.
Menurut Wijatno dalam Fadilah (2017:115) mengatakan bahwa, “Iklan
merupakan komunikasi nonpersonal yang disiarkan melalui televisi, radio,
majalah, surat kabar, internet atau media lainnya”.
Menurut Fadilah (2017:115) menyimpulkan bahwa:
Strategi Kreatif Iklan adalah bagaimana merancangkan pesan iklan dengan
kekuatan, kelemahan pesaing menjadi spesialisasi, dengan cara mencari ide-
ide baru atau gagasan-gagasan baru untuk membangkitkan kesadaran
konsumen akan adanya suatu produk atau merek yang menjelaskan
keunggulan suatu produk atau merek.
2.8 Pengertian Teoritis dari Judul Karya
2.8.1 Perancangan
Definisi Perancangan menurut Sari, Tresnawati, dan Hakim (2014:2)
menjelaskan bahwa, “Perancangan adalah tahap membuat spesifikasi mengenai
arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program”.
2.8.2 Iklan Media Cetak
Menurut Ardhi (2013:36):
Iklan Media Cetak merupakan iklan yang sering ditemui dalam surat
kabar, majalah tabloid karena memiliki segmentasi pembaca yang sama
dengan target audience yang ingin dicapai, iklan ini biasanya ditempatkan
di spot-spot tertentu yang dilewati pembaca misalnya pada halaman pertama
atau bisa juga mapun halaman terakhir dan memiliki karakteristik sirkulasi
yang luas dan segmentasi pembaca yang jelas, namun informasi yang
dimuat tidak bertahan lama karena selalu ada edisi berikutnya (kecuali untuk
beriklan dalam jangka waktu tertentu).
25
2.8.3 Media Cetak
Menurut Jaiz (2014:89) mengatakan bahwa, ”Media cetak adalah suatu
dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang
ditangkap sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan
sebagainya”.
2.8.4 Memperkuat
Memperkuat berasal dari kata kuat, menurut Waridah dan Suzana
(2014:315) mengatakan bahwa, “Memperkuat adalah upaya untuk
mempertahankan dan mempererat pendirian atau ikatan”.
2.8.5 Brand
Menurut Jerry McLaughlin dalam Wibowo (2017:234) mengemukakan
bahwa, “Brand adalah persepsi yang dipegang seseorang terhadap sebuah produk,
jasa, maupun suatu organisasi, penyebab atau suatu ide”.
2.8.6 Awareness
Menurut Jaiz (2014:44) mengatakan bahwa, “Awareness adalah
membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenal produk ke
audience”.
2.8.7 Brand Awareness
Brand Awareness menurut Hermawan dalam Wibowo (2017:235)
“Kemampuan dari seseorang calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali
(recognize) atau mengingat (recall) suatu merek yang merupakan bagian dari suatu
kategori produk”.
26
Sedangkan menurut Utomo (2017:79) menyimpulkan bahwa, “Brand
Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenal atau
mengingat kembali suatu merek dari banyak merek yang ditawarkan pesaing
berdasarkan pengalaman sebelumnya”.
Berikut adalah tingkatan dari brand awareness:
1. Unaware of Brand merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida
kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu
merek.
2. Brand Recognition merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal
ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat
melakukan pembelian. Pengakuan merek, didasarkan suatu tes pengingatan
kembali lewat bantuan. Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari
kesadaran merek, hal ini penting khususnya ketika seorang pembeli memilih
suatu merek pada saat pembelian.
3. Brand Recall Pengingatan kembali merek didasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tersebut dalam suatu kelas produk. Hal
ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda
dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan
merek tersebut.
4. Top of Mind merupakan tingkat tertinggi dari kesadaran merek. Apabila
seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia
dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak
disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran, dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam
27
benak konsumen. Posisi pengingatan kembali yang lebih kuat dari
kesadaran puncak pikiran adalah merek dominan, yaitu merek yang
menempati posisi sebagai satu-satunya merek yang diingat kembali oleh
responden dengan presentase tinggi.
2.8.8 Deodorant
Menurut Azhary, Rum, Mardhiani, dan Jannati (2017:53) mengatakan
bahwa, “Deodorant adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap
keringat dan mengurangi bau badan”.
2.8.9 Deodorant Powder
Menurut Miani mengatakan bahwa, “Deodorant Powder adalah deodorant
yang berbentuk bedak bubuk berwarna putih” (cewekbanget.grid.id).
2.8.10 Produk
Menurut Saladin dalam Riyono dan Budiharja (2016:98) mengatakan
bahwa, “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan”.
2.8.11 Cepat Menyerap
Menurut Waridah (2017:236) mengatakan bahwa, “Cepat Menyerap
adalah masuk dan melekat benar-benar kedalam hati, tubuh, dan sebagainya”.
28
2.8.12 Keringat
Menurut Waridah (2017:139) mengatakan bahwa, “Keringat adalah cairan
yang keluar melalui pori-pori tubuh karena kelelahan, kepanasan, dan sebagainya”.
Dalam penjelasan mengenai teori diatas penulis memberi judul Tugas Akhir
ini yaitu, “PERANCANGAN IKLAN MEDIA CETAK DALAM
MEMPERKUAT BRAND AWARENESS DEODORANT POWDER MBK
SEBAGAI PRODUK YANG CEPAT MENYERAP KERINGAT”.
top related