bab ii kajian teori a. efektivitas pembelajaranrepository.ump.ac.id/1015/3/bab ii.pdf ·...
Post on 13-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas
berasal dari kata dasar efektif yang artinya dapat membawa hasil atau berhasil
guna. Mulyasa (2010: 173) menyatakan bahwa efektivitas adalah kesesuaian
antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan
bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber
daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas berkaitan
dengan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya
kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Masalah yang berkaitan dengan efektivitas biasanya berkaitan dengan
perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
direncanakan. Dari pengertian–pengertian efektivitas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keberhasilan terhadap usaha atau
tindakan dalam mencapai tujuan operasional yang sudah di tetapkan.
Trianto (2012: 17) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang di harapkan. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang di
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
8
rancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Hamzah (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan
terfokusnya siswa melalui penggunaan prosedur yang tepat. Definisi ini
mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dua hal yang
penting yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru
untuk membelajarkan siswanya. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil baik, jika kegiatan belajar-mengajar tersebut dapat membangkitkan
proses belajar. Penentuan atas ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak
pada hasilnya.
Pembelajaran efektif merupakan tolak ukur keberhasilan guru dalam
mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa
dapat terlibat secara aktif. Sebab dalam proses pembelajaran, aktivitas yang
menonjol ada pada siswa. Untuk mengetahui keefektifan mengajar yaitu
dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi
berbagai aspek proses pengajaran.
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
9
Jadi, efektivitas pembelajaran adalah suatu keberhasilan yang dicapai
yang dihasilkan dari usaha sadar guru untuk membuat siswa belajar, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga siswa mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan memiliki sikap dan perilaku yang baik. Pembelajaran dapat
dikatakan efektif jika tujuan dari pembelajaran bisa di capai secara tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Mulyasa (2010: 174 – 175) menyatakan bahwa indikator efektivitas
yaitu :
1) Indikator input, indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas dan
perlengkapan untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.
2) Indikator process, indikator process meliputi perilaku administratif,
alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik. Dalam indikator
process ini meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru, peserta didik, dan
alokasi waktu selama proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh
guru, peserta didik, dan waktu disesuaikan dengan langkah – langkah
model pembelajaran yang digunakan dan berpedoman pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru.
3) Indikator output, indikator output ini meliputi hasil yang berhubungan
dengan prestasi belajar, dan hasil yang berhubungan dengan perubahan
sikap, serta hasil yang berhubungan dengan keadilan dan kesamaan.
4) Indikator outcome, indikator outcome ini meliputi jumlah lulusan ke
tingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih
tinggi, pekerjaan serta pendapatan.
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
10
Berdasarkan pemaparan di atas, indikator efektivitas yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1) Indikator input
Input dalam penelitian ini meliputi fasilitas pembelajaran dan
perangkat pembelajaran. Fasilitas pembelajaran berdasarkan peraturan
pendidikan nasional No 24 tahun 2007 yang diamati pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
a. Ruang kelas
Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat mempengaruhi
belajar siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran keefektifan
lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal
dalam pengelolaan kelas seperti jumlah siswa dan besarnya ruang
kelas. Berdasarkan peraturan pendidikan nasional No 24 tahun 2007
untuk ukuran ruang kelas yaitu 9 m × 7 m. Kapasitas maksimum ruang
kelas 32 peserta didik dan rasio minimum luas ruang kelas 2
m2/peserta didik. Selain ruang kelas dan jumlah siswa, hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam ruang kelas yaitu lampu, jendela, ventilasi
yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku dan udara yang masuk ke ruang kelas cukup.
b. Posisi tempat duduk siswa
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan
oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses
pembelajaran di kelas di sekolah formal. Tempat duduk dapat
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
11
mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya
bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi
panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka siswa akan merasa
nyaman dan dapat belajar dengan tenang. Dalam menentukan posisi
tempat duduk siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Untuk
metode diskusi biasanya menggunakan posisi setengah lingkaran atau
berhadapan. Fasilitas kursi dan meja peserta didik harus kuat, stabil,
dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan
kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur
tubuh yang baik. Untuk kursi desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar. Untuk meja peserta didik desain
memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
c. Posisi papan tulis
Dalam mengatur posisi papan tulis harus memperhatikan
ruangan dan jarak dengan siswa. Jarak antara posisi papan tulis dengan
tempat duduk siswa adalah 2 m dan ukuran minimum 90 cm × 200cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik
melihatnya dengan jelas.
d. LCD pembelajaran
LCD proyektor yang digunakan harus dalam keadaan layak
pakai, dapat digunakan dengan baik dan ditempatkan diposisi yang
tepat yaitu menggantung LCD proyektor dilangit-langit dalam suatu
ruangan. Guru bisa bergerak secara bebas ke sana kemari tanpa harus
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
12
terganggu dengan sorotan lampu LCD proyektor. Untuk posisi LCD
proyektor agar selama pembelajaran berlangsung dengan baik maka
posisinya berada di sebelah kanan ruang kelas, sehingga tidak
menganggu guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan
papan tulis.
Selain fasilitas pembelajaran, dalam indikator input mengamati
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi :
a) Silabus
Silabus harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam silabus
terdapat identitas sekolah (Nama satuan pendidikan dan kelas),
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian , alokasi waktu dan
sumber belajar.
b) RPP
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan
pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa
yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. RPP disusun
berdasarkan silabus yang telah ditentukan sesuai dengan KTSP.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat identitas sekolah,
identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
13
materi pembelajaran, model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat
dan sumber belajar, dan penilaian.
c) Buku ajar siswa
Buku ajar siswa digunakan sebagai acuan belajar siswa. Buku ajar
siswa harus sesuai dengan materi dan kurikulum yang berlaku yaitu
kurikulum KTSP.
d) LKS
LKS yang dibuat disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan
cara pengerjaan LKS disesuaikan dengan pembelajaran yang
digunakan.
2) Indikator process
Indikator Process yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran model Learning Cycle 7E .
Aktivitas siswa dan aktivitas guru disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran model Learning Cycle 7E.
3) Indikator output
Indikator Output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil
tes kemampuan koneksi matematis siswa. Tes kemampuan koneksi
matematis disesuaikan dengan indikator kemampuan koneksi matematis.
Indikator output dikatakan efektif apabila rata-rata nilai siswa mencapai ≥
70 dalam kriteria baik.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika pada setiap tahapan-
tahapan input – process – output tersebut dapat menghasilkan hasil yang
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
14
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau sudah mampu
mewujudkan tujuan dalam aspek yang telah ditentukan.
B. Kemampuan Koneksi Matematis
Koneksi berasal dari kata dalam bahasa inggris Connection, yang
berarti hubungan atau kaitan. Kemampuan koneksi matematis dapat diartikan
sebagai kemampuan menghubungkan atau mengaitkan matematika. Menurut
(Lappan,2002), kemampuan koneksi matematis adalah suatu kegiatan
pembelajaran dimana siswa dapat menjelaskan bagaimana cara untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dan ide-ide matematika yang saling
berhubungan ke dalam bentuk model matematika serta dapat menerapkan
pengetahuan yang diperoleh untuk menyelesaikan suatu masalah. Siswa yang
mampu menjelaskan cara penyelesaian dari suatu permasalahan dan mampu
menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari berarti
mempunyai kemampuan koneksi matematis yang bagus.
Kemampuan koneksi perlu dilatihkan kepada siswa sekolah. Apabila
siswa mampu mengkaitkan ide-ide matematika maka pemahaman
matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama karena mereka mampu
melihat keterkaitan antar topik dalam matematika, dengan konteks selain
matematika, dan dengan pengalaman hidup sehari-hari (NCTM, 2000:64).
Bruner (Dahar, 2006) menyatakan bahwa tidak ada konsep atau
operasi dalam matematika yang tidak terkoneksi dengan konsep atau operasi
lain dalam suatu sistem, karena suatu kenyataan bahwa esensi matematika
merupakan sesuatu yang selalu terkait dengan sesuatu yang lain. Membuat
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
15
koneksi merupakan cara untuk menciptakan pemahaman dan sebaliknya
memahami sesuatu berarti membuat koneksi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
koneksi matematis adalah Kemampuan yang mengharuskan siswa dapat
memperhatikan hubungan dan mengaitkan antar topik materi matematika,
antar topik matematika dengan disiplin ilmu lain, dan antara topik matematika
dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut NCTM (2000:64) indikator kemampuan koneksi matematis
diantaranya: (1) Mengenali dan menggunakan hubungan antar ide-ide dalam
matematika (2) Memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk
ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang
menyeluruh (3) Mengenali dan mengaplikasikan matematika baik dalam
matematika dan lingkungan di luar matematika.
Mousley (2004:1) mengembangkan koneksi matematis menjadi tiga
diantaranya: a) Koneksi antara pengetahuan matematika baru dengan
pengetahuan matematika yang sudah ada sebelumnya b) Koneksi antar
konsep-konsep matematika c) Koneksi antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
indikator kemampuan koneksi matematis yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
16
a. Menerapkan hubungan antar topik matematika
Pada indikator ini siswa dapat melihat konsep-konsep matematika
yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam penelitian ini, materi yang
akan diteliti adalah sistem persamaan linear dua variabel, sehingga yang
dimaksud mampu menerapkan hubungan antar topik matematika adalah
menghubungkan konsep-konsep pada materi SPLDV dengan konsep-
konsep pada materi lain.
b. Menerapkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari
Menerapkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari
meliputi kegiatan dapat mengenali dan menggunakan keterkaitan atau
hubungan dari konsep-konsep SPLDV dengan kehidupan sehari-hari.
C. Model PembelajaranLearning Cycle 7E(Elicit, Engage, Explore, Explain,
Elaborate, Evaluate, Extend)
Model Learning Cycle patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori
belajar piaget, yaitu teori belajar yang berbasis konstruktivisme. Teori
konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, belajar dan pembelajaran harus
dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan penerima pengetahuan. Guru
dapat memfasilitasi proses ini dengan menggunakan cara-cara yang membuat
sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa sehingga siswa
dapat menemukan mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri.
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
17
Pengembangan fase-fase Learning cycle dari 3 fase menjadi 5 fase pun
masih tetap berkorespondensi dengan teori piaget. Fase engagement dalam
learning cycle 5E termasuk dalam proses asimilasi, sedangkan fase evaluation
masih merupakan proses organisasi.
Model learning cycle 7E yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran yang menyajikan perencanaan kegiatan belajar
bertahap atau bersiklus yaitu elicit, engage, explore, explain, elaborate,
evaluate, extend. Dapat kita lihat bahwa model learning Cycle 7E muncul
diawali dengan penambahan-penambahan fase siklus belajar, tujuannya adalah
untuk menyempurnakan model Learning Cycle, karena pada awal
pembelajaran siswa tidak dengan sendirinya langsung mengeksplorasi
pengetahuannya. Tetapi harus diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat mengetahui tujuan
dan manfaat yang akan dipelajari. Fase ini dinamakan Elicit.
Pada fase akhir yaitu Extend, yaitu proses pembelajaran siswa tidak
hanya menerapkan suatu konsep, tetapi dapat memperluas konsep tersebut
dengan cara mengaitkan konsep tersebut dengan konsep yang telah dipelajari
maupun konsep baru, serta mengkoneksikan konsep tersebut dengan
kehidupan sehari-hari agar dapat melatih kemampuan koneksi matematis
siswa.
Seperti yang diungkapkan Eisenkraft, ketujuh fase itu meliputi :
1) Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), yaitu fase untuk
mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran
yang akan dipelajari denganmemberikan pertanyaan-pertanyaan yang
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
18
merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran
siswa serta menimbulkan kepenasaran tentangjawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan
mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan
mengambil contoh yang mudah diketahui siswa seperti kejadian sehari-
hari yang secara umum memang terjadi.
2) Engage(ide, rencana pembelajaran dan pengalaman), yaitu fase dimana
siswa dan guru akan saling memberikaninformasi dan pengalaman tentang
pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberitahukan siswa tentang ide dan
rencanapembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat
untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase
ini dapat dilakukan dengandemonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas
lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan
mengembangkan rasa keingin tahuan siswa.
3) Explore(menyelidiki), yaitu fase yang membawa siswa untuk memperoleh
pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan
konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan
menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan
sebelumnya.
4) Explain (menjelaskan), yaitu fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap
siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang
mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
19
konsep yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju
konsep dan definisi yang lebih formal.
5) Elaborate (menerapkan), yaitu fase yang bertujuan untuk membawa siswa
menjelaskan definisi-definisi, konsep-konsep dan keterampilan-
keterampilan pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
contoh dari pelajaran yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
6) Evaluate (menilai), yaitu fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah
dilakukan pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal
dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi
dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya
untuk menilai tingkat pengetahuan dan atau kemampuannya, kemudian
melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya.
7) Extend (memperluas), yaitu siswa mengembangkan hasil Elaborate dan
menyampaikan kembali untuk melatih siswa bagaimana mentransfer
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk berfikir,
mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang
telah dipelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum dipelajari.
Ketujuh fase tersebut merupakan hal-hal yang harus dilakukan guru
dan siswa untuk menerapkan Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas.
Guru dan siswa memiliki peran masing-masing dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan fase Learning Cycle 7E.
Dalam beberapa fase Learning Cycle 7E siswa dilatih untuk
mengembangkan kemampuan koneksinya. Hal ini dapat dilihat dari fase
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
20
pertama yaitu Elicit, pada awal pembelajaran siswa dilatih untuk mengaitkan
matematika dengan kehidupan sehari-hari. Pada fase Explore, siswa
mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara mengaitkan antar konsep
matematika. Pada fase Elaborate, siswa menerapkan konsep yang didapat
dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Pada tahap terakhir yaitu Extend, siswa dituntut untuk
mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep yang lain yang
sudah atau belum mereka pelajari dalam menyelesaikan masalah kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa Learning Cycle 7E dapat
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan koneksi matematis,
karena secara garis besar pada tahap-tahapan Learning Cycle 7E siswa dilatih
untuk mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah dipelajari
sebelumnya (pada tahap Explore dan Extend) dan dilatih untuk mengaitkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari (pada tahap Elicit dan Elaborate).
D. Materi
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP tahun
2006), salah satu pokok bahasan matematika di SMP adalah Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Pada bahasan ini diajarkan pada
kelas VIII semester I. Pada pokok bahasan SPLDV yang akan dipelajari dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
21
Standar Kompetensi :
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
E. Pencapaian Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran Learning cycle 7E dikatakan efektif jika mencakup
ketiga indikator efektivitas berikut.
a) Input, indikator input dalampenelitian ini diamati melalui fasilitas dan
perangkat pembelajaran. Fasilitas merupakan faktor penunjang suatu
kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal, seperti ruang
kelas, posisi tempat duduk, posisi papan tulis dan posisi LCD. Perangkat
pembelajaran berupa silabus, RPP , LKS dan buku ajar.
b) Process, indikator process dalam penelitian ini diamati melalui aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang
dilakukan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran harus sesuai
dengan langkah – langkah model Learning cycle 7E dan berpedoman pada
rencana proses pembelajaran yang telah disusun.
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
22
c) Output, indikator output berupa ketercapaian dari nilai tes kemampuan
koneksi matematis. Indikator output dikatakan efektif apabila rata-rata
nilai siswa mencapai ≥ 70 dalam kriteria baik.
Efektivitas Pembelajaran Model..., Aditya Wulandari, FKIP, UMP, 2017
top related